NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM KESENIAN
MUSIK GAMELAN JAWA PADA MASYARAKAT MELAYU
DI KOTA TANJUNG BALAI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MAYA NINGSIH LUBIS
NIM. 2103340036
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Maya Ningsih Lubis NIM 2103340036. Nilai-Nilai Multikulturalisme Dalam Kesenian Musik Gamelan Jawa Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai. Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyajian musik campur sari dan gamelan jawa, mendeskripsikan peran orang Melayu dalam kesenian musik gamelan jawa dan mendeskripsikan nilai-nilai multikultural dalam kesenian musik gamelan jawa pada masyarakat Melayu di kota Tanjungbalai.
Penelitian ini berdasarkan landasan teoritis yang menggunakan teori multikultural menurut Lawrence Blum. Untuk mendukung penelitian penulis juga menggunakan teori nilai, teori masyarakat, teori musik, teori instrument musik, musik gamelan dan pengertian penyajian.
Penelitian ini di laksanakan di Group Langen Hidayah Jati yang berada di Jalan Hj. Adlin N0. 14 kota Tanjungbalai. Waktu penelitian dan proses penelitian pada bulan November 2014 sampai dengan Januari 2015. Populasi penelitian ini berjumlah 17 orang.Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif., ditafsirkan dan dirumuskan antara data satu dengan data yang lain agar data tersebut akurat dan cermat. Teknik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penyajian musik campursari yang di pertunjukan pada saat acara pesta rakyat adalah lagu melayu iyolah molek yang di iringi dengan musik gamelan jawa. Masyarakat Melayu di kota Tanjungbalai dapat menerima musik gamelan jawa begitu juga dengan suku Jawa. Peran masyarakat Melayu dalam pertunjukan musik gamelan jawa tidak hanya sebagai penonton tetapi masyarakat Melayu juga belajar dan ikut serta dalam memainkan alat musik gamelan jawa di Group Langen Hidayah Jati. Nilai-nilai multikultural yang terkandung dalam kesenian musik gamelan jawa yaitu, nilai memahami, nilai menghargai dan nilai menghormati dengan adanya nilai-nilai multikultural masyarakat Melayu di kota Tanjungbalai dapat memahami, menghargai dan menghormati kesenian dari suku Jawa.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Nilai-Nilai Multikulturalisme Dalam Kesenian Musik Gamelan Jawa Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjung Balai” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun penyampaian ide penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan juga saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis juga mengalami berbagai kesulitan. Namun berkat doa dan juga bantuan moril maupun material dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Pada kesempatan ini dengan segenap ketulusan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
4. Drs. Basyaruddin, M.Pd selaku Wakil Dekan II Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
5. Dr. Daulat Saragi, M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
6. Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan, sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi II
7. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Musik Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan,.
8. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
iii
10.Ki Dalang Darmo Carito selaku Ketua Group Langen Hidayah Jati yang telah memberikan izin penelitian dan seluruh anggota Group Langen Hidayah Jati yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan penulis 11.Teristimewa kepada kedua Orang tua saya tercinta, ayahku tersayang
Syawaludin Lubis, dan ibuku tersayang Anismar Nasution terimakasih untuk doa, kesabaran, perhatian, kasih sayang, dukungan dan pengorbanan baik moral maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga sampai kepada skripsi.
12.Untuk sahabat Academyku tersayang, Seluruh teman-teman stambuk 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah membuat masa kuliahku indah dan berwarna.
13.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Skripsi ini.
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan dalam khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang Pendidikan Musik . Mudah-mudahan juga dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti lain yang tertarik pada bidang yang sama.
Medan, Januari 2015
Penyusun
Maya Ningsih Lubis
DAFTAR ISI
ABSTRAK. ... i
KATA PENGANTAR. ... ii
DAFTAR ISI. ... iv
DAFTAR TABEL. ... vi
DAFTAR GAMBAR. ... vii
BAB IPENDAHULUAN . ... 1
A. LatarBelakangMasalah. ... 1
B. IdentifikasiMasalah. ... 4
C. PembatasanMasalah. ... 5
D. RumusanMasalah ... 6
E. TujuanPenelitian ... 6
F. ManfaatPenenlitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL. ... 9
A. LandasanTeoritis ... 9
1. Teori Multikulturalisme ... 10
2. Teori Nilai. ... 11
3. Masyarakat ... 14
4. Teori Musik. ... 17
5. Unsur-Unsur Musik. ... 18
6. Teori Instrument Musik... 19
7. Musik Gamelan. ... 22
8. Pengertian Penyajian. ... 24
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ... 28
A. MetodologiPenelitian... 28
B. LokasidanWaktuPenelitian. ... 28
C. PopulasidanSampel. ... 29
1. Populasi. ... 29
2. Sampel ... 29
D. TeknikPengumpulanData . ... 30
1. Observasi. ... 30
2. Studi Pustaka ... 31
3. Wawancara ... 33
4. Dokumentasi ... 33
E. TeknikAnalisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN. ... 35
A. Letak Geografis Kota Tanjungbalai ... 35
B. Sejarah Group Langen Hidayah Jati ... 36
C. Penyajian Musik Campursari Dan Gamelan Jawa Di Kota Tanjungbalai ... 38
D. Peran Masyarakat Melayu Dalam Kesenian Musik Gamelan Jawa Di Kota Tanjungbalai ... 54
E. Nilai-Nilai Multikultural Dalam Kesenian Musik Gamelan Jawa Pada Masayarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran. ... 62
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Kota Tanjungbalai. ... 35
Gambar 4.2 Bonang Barus dan Bonang Penerus. ... 45
Gambar 4.3 Kendang. ... 46
Gambar 4.4 Gambang. ... 47
Gambar 4.5 Gender. ... 48
Gambar 4.6 Gong. ... 49
Gambar 4.7 Kempul. ... 50
Gambar 4.8 Saron... 51
Gambar 4.9 Slentem. ... 52
Gambar 4.10 Ketuk. ... 53
Gambar 4.11 Kenong. ... 54
Gambar 4.12 Masyarakat Melayu Memeinkan Musik Gamelan. ... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki banyak budaya yang ada pada berbagai suku.Suku
Melayu yang berada di Pulau Sumatera adalah Pesisir Timur Sumatera Utara,
Riau, Jambi, Sumatera Selatan. Sedangkan suku Melayu yang berada di Sumatera
Utara mencakup: Kabupaten Langkat, Kota Binjai, Kota Medan, Kabupaten Deli
Serdang, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Asahan,
Kabupaten Labuhan Batu dan Kota Tanjungbalai. Kota Tanjungbalai merupakan
daerah yang mayoritas masyarakatnya bersuku Melayu dan sampai saat ini masih
memegang erat tradisi dan kebudayaan mereka.
Tradisi dan kebudayaan yang ada di kota Tanjungbalai tumbuh dan
berkembang dipengaruhi oleh kesenian, salah satu bentuk kesenian tersebut
adalah musik. Musik dapat mencerminkan nilai-nilai dan prinsip umum yang
mendasari suatu kebudayaan dan menghidupkan kebudayaan tersebut secara
menyeluruh, seperti halnya pada masyarakat Melayu yang menggunakan musik
dalam kebudayaan atau tradisi mereka. Tradisi-tradisi tersebut dilakukan pada saat
anak lahir, penabalan nama anak, turun tanah, mengayun, berkhitan, pernikahan,
dan lain sebagainya.
Kota Tanjungbalaimemilikibanyak suku pendatang salah satunya adalah
suku Jawa.Suku Jawa adalah suku yang banyak menyebar di Kota Tanjungbalai.
2
adalah salah satu pulau di Indonesia yang berpenduduk terpadat, akibatnya lahan
pertanian semakin sedikit, kemiskinan meningkat dan peningkatan penduduk
tidak merata. Selain itu kedatangan suku Jawa di kota Tanjungbalai dikarenakan
alasan dinas dalam pekerjaan dan juga kemauan sendiri sebagai perantau karena
alasan ingin mencari peruntungan hidup serta merubah nasib dengan menjadi
pedagang, petani, pegawai swasta, PNS dan lain-lain.
Suku Jawa yang ada di kota Tanjungbalai dapat berinteraksi sosial dengan
baik di kota Tanjungbalai, yang merupakan mayoritas masyarakat Melayu.
Interaksi sosial terjadi jika dua orang bertemu, kemudian ia saling menegur sapa,
berjabat tangan, saling berbicara, bahkan sampai terjadi perkelahian, pertengkaran
dan sebagainya. Suku Jawa pada hakekatnya mempunyai watak yang berusaha
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mementingkan keharmonisan tetapi
tidak pernah melupakan adat dan istiadat yang mereka miliki. Seiring dengan
perpindahan tersebut secara tidak langsung suku Jawa juga membawa kebudayaan
dan kesenian tradisional Jawa ketempat dimana mereka tinggal seperti : wayang
wong (wayang orang), gamelan, wayang golek, wayang kulit, musik campursari
dan masih banyak lagi. Masyarakat suku Jawa sering mengadakan pertunjukan
kesenian tradisional sebagai pengobat rindu terhadap kampung halamannya dan
juga memperkenalkan kesenian tradisional itu kepada anak dan cucu mereka agar
tidak lupa terhadap kesenian leluhur mereka. Untuk melestarikan kesenian
tradisional jawa, mereka mendirikan sebuah sanggar yang di beri nama Group
Wayang Kulit Langen Hidayah Jati Pujakesuma (Putera Jawa kelahiran
3
memperkenalkan wayang kulit, gamelan, musik campursari dan tarian tradisional
Jawa di Kota Tanjungbalai. Masyarakat Melayu yang berada di Kota Tanjungbalai
pada umumnya dapat menerima masuknya kesenian musik gamelan jawa di Kota
Tanjungbalai. Musik campursari adalah bagian dari kesenian suku Jawa yang
mendapat apresiasi dari masyarakat Melayu hal ini dapat dilihat dari partisipasi
masyarakat Melayu yang ikut belajar di sanggar wayang kulit Langen Hidayah
Jati. Pada saat pesta rakyat atau disebut juga dengan pesta kerang, kesenian musik
gamelan jawa dari Group Langen Hidayah Jati dipertunjukan untuk menjadi
musik penghibur.Pesta kerang adalah acara tahunan yang diadakan untuk
memperingati hari jadi Kota Tanjungbalai serta menyambut tahun baru di Kota
Tanjungbalai.
Keragaman keragaman yang ada, sering disebutkan dengan istilah yang
berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhammad Yusri (2008: 1) yang
menyatakan bahwa:
“ada tiga istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan masyarakatyang terdiri dari, agama, ras, bahasa, dan budaya yang berbeda, yakni (plurality), keragaman (diversity), dan multikultural (multicultural). Ketiga-tiganya sama-sama mempersentasikan hal sama yaitu keadaan lebih dari satu atau jamak”.
Keragaman itu berpengaruh terhadap tingkah laku. Sikap, dan pola pikir
manusia, sehingga manusia memiliki cara-cara, kebiasan, aturan-aturan bahkan
adat istiadat yang berbeda satu sama lain. Bilamana keadaan di atas tidak dapat
dipahami dengan baik oleh pihak satu dan lainnya, maka akan sangat rawan
4
dimana masyarakat Melayu yang berada di Kota Tanjungbalai ikut serta dalam
memainkan alat musik Gamelan Jawa.
Kesenian musik gamelan jawa merupakan bagian dari tradisi yang ada
padasuku Jawa namun Kesenian musik gamelan jawa dapat di terima oleh
masyarakat Melayu di kota Tanjungbalai dan menjadi salah satu kesenian yang
ditampilkan pada hari besar di kota Tanjungbalai. Berdasarkan fakta-fakta di atas
penulis tertarik untuk menjadikan nilai-nilai multikultural sebagai topik penelitian
ilmiah yang berjdul “ Nilai-Nilai Multikulturalisme Dalam Kesenian Musik Gamelan Jawa Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai”.
B. Identifikasi masalah
Dalam penelitian perlu dilakukan identifikasi masalah, agar penelitian
terarah. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Sugiyono (2008:52) “Setiap
penelitian yang akan dilakukanharus selalu berangkat dari masalah, walaupun
diakui bahwa masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam
proses penelitian”. Dengan adanya suatu identifikasi masalah, penulis akan lebih
mudah mengenal permasalahan yang akan diteliti sehingga penulisan akan
mencapai sasaran yang tepat. Untuk itu dari uraian latar belakang yang ada diatas,
penulis membuat identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum orang Melayu dan orang Jawa di Kota
Tanjungbalai?
5
Tanjungbalai?
3. Bagaimana peran orang Melayu dalam kesenian musik gamelan Jawa di Kota
Tanjungbalai?
4. Apakah yang di maksud dengan multikulturalisme?
5. Nilai-nilai multikultural apa yang terkandung dalam kesenian musik gamelan
Jawa pada masyarakat Melayu di Kota Tanjungbalai?
6. Apakah yang membuat orang Melayu dapat menerima kesenian musik gamelan
Jawa?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi serta keterbatasan
waktu, dana, dan kemampuan teoritis, maka peneliti merasa perlu mengadakan
pembatasan masalah untuk memudahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian.
Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan
dangan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja
yang termasuk kedalam ruang lingkup permasalahan dan faktor mana yang tidak
bisa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2009:30) yang menyatakan bahwa:
“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti.Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum ke dalam beberapa pertanyaan yang jelas”.
Beradasarkan pendapat tersebut, penulis membatasi masalah penelitian
6
Tanjungbalai?
2. Bagaimana peran orang Melayu dalam kesenian musik gamelan Jawa di kota
Tanjungbalai?
3. Nilai-nilai multikultural apa yang terkandung dalam kesenian musik gamelan
Jawa pada masyarakat Melayu di Kota Tanjungbalai?
D. Perumusan Masalah
Dalam sebuah penulisan, sebelum melakukan pengumpulan data di lapangan,
diperlukan rumusan dari topik atau kajian yang mejadi dasar dalam pelaksanaan
penelitian berdasarkan dari batasan masalah yang sudah di tentukan.
Berdasarkan uraian di atas, Hal ini sejalan dengan pendapat Maryeani (2005:14)
yang menyatakan bahwa:
“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya.Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan”.
Berdasarkan dari uraian latar belakang maasalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah, maka dapat diperoleh rumusan masalah yang menjadi kajian
penulisan sebagai berikut : “Nilai-Nilai Multikulturalisme Dalam Kesenian Musik
Gamelan Jawa Pada Masyarakat Melayu Di Kota Tanjungbalai”.
E. Tujuan Penelitian
7
jelas maka arah kegiatan tidak terarah, karena tidak tahu apa yang diinginkan atau
yang dicapai dari kegiatan tersebut. Tujuan penelitian diungkapkan dalam bentuk
kata kerja Ikbar (2012:131) menyatakan bahwa: “berhasil tidaknya suatu penelitian
yang dilakukan terlihat dari tercapai tidaknya tujuan penelitian”. Tujuan penulisan
yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :
1. Mendeskripsikanpenyajian musik campursari dan gamelan Jawa di Kota
Tanjungbalai.
2. Mendeskripsikan peran orang Melayu dalam kesenian musik gamelan Jawa di
Kota Tanjungbalai.
3. Mendeskripsikan nilai-nilai multikultural yang terkandung dalam kesenian
musik gamelan Jawa pada masyarakat Melayu di kota Tanjungbalai.
F. Manfaat Penelitian
Setiap penulisan pastilah memiliki manfaat baik secara langsung maupun
tidak, karena penelitian dilakukan untuk menambah pengetahuan dan menjawab
berbagai petanyaan yang telah di rumuskan oleh penulis. Setelah penulisan ini
selesai di lakukan, akan didapat hasil penulisan yang akan memberi manfaat
sebagai berikut :
1. Dapat mendorong dan memberikan kesempatan kepada generasi-generasi muda
terutama pada suku Jawa untuk dapat melestarikan kesenian-kesenian yang
mereka miliki dimanapun mereka berada.
8
3. Sebagai penambah wawasan kepada seluruh masyarakat luas yang membaca
tulisan ini.
4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki
keterkaitan dengan topik ini.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Banyak cara yang dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi yang
dibutuhkan. Salah satunya adalah mengumpulkan data dengan melakukan
penelitian. Sehingga hasil penelitian yang terdapat pada Bab IV, yang telah di
laksanakan di Kota Tanjungbalai dengan pokok penelitian sebagaimana yang
telah dijabarkan, maka penulis membuat kesimpulan di antaranya adalah
sebagai berikut :
1. Geografis Group Langen Hidayah Jati terletak di Kecamatan Datuk
Bandar Jalan Hj. Adlin No 14 Tanjungbalai. Kegiatan Group Langen
Hidayah Jati sebagai pengobat rindu terhadap kampung halamannya dan
juga memperkenalkan kesenian tradisional Jawa kepada anak dan cucu
mereka agar tidak lupa terhadap kesenian leluhur mereka.
2. Penyajian musik campursari dalam acara pesta rakyat di kota
Tanjungbalai yaitu Group Langen Hidayah Jati membawakan lagu
melayu yang berjudul iyolah molek dengan iringan musik gamelan
jawa. Masyarakat Melayu di kota Tanjungbalai dapat menerima musik
gamelan jawa begitu juga dengan suku Jawa.
3. Peran Masyarakat Melayu dalam kesenian musik gamelan jawa yaitu
sebagai penonton dan siswa-siswi yang ingin menyalurkan kreativitas
62
Jati.
4. Nilai-nilai multikultural dalam kesenian musik gamelan jawa yaitu nilai
memahami, menghargai dan menghormati. Masyarakat Melayu di kota
Tanjungbalai memiliki tradisi yang berbeda dari suku Jawa, namun
dengan adanya nilai-nilai multikultural masyarakat Melayu di kota
Tanjungbalai dapat memahami, menghargai dan menghormati kesenian
dari suku Jawa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan di atas, maka penulis dapat
memberikan saran, diantaranya sebagai berikut :
1. Kota Tanjungbalai yang terdiri dari masyarakat asli melayu dan suku
pendatang diharapkan dapat terus menjaga hubungan kekeluargaan
diantara antar suku yang ada di wilayah kota Tanjungbalai dengan cara
saling menghargai dan menghormati.
2. Adat istiadat merupakan cirikhas dari suatu suku oleh sebab itu di
sarankan untuk terus melestarikan budaya dari masing-masing suku
dimanapun mereka berada.
3. Perlu di lakukan pelestarian budaya dengan mengajarkan kepada
generasi muda untuk mengenal budaya sehingga di masa yang akan
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedurpenelitian, Jakarta: Rienekacipta.
Banoe, Pono. 2003. KamusMusik. Yogyakarta: Kanisius.
Pasaribu, Ben.M. 2004. PluralitasMusikEtnik. Medan: Universitas HKBP Nomensen.
Bungin, Burhan. 2007. MetodologiPenelitianKualitatif. Jakarat: Rajagrafindo Persada.
Sugiyono. 2013. MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta, cv
Chris, Jenks. 2008. Kebudayaan. Medan: Bina Media Perintis.
Desyandri.2012. PeranSeniMusikdalamPendidikanMultikultural.Jurnal. Yogyakarta: UniversitasNegeri Yogyakarta.
Djohan. 2005. PsikologiMusik. Yogyakarta: BukuBaik.
Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika: SebuahPengantar. Bandung: masyarakatSeni Pertunjukan Indonesia.
Sembiring,Dermawan.M.Hum. 2013. IlmuSosialBudaya. Medan: Univesitas Negeri Medan.
Siagian,Esther.L.2004. Gong. Jakarta: LembagaPendidikanSeni Nusantara.
Esy, Maestro. 2009. FenomenaMultikuturalismedalamMusik.Jurnal. Padang: UniversitasNegeri Padang.
Idris,Haji. 2004. PemikiranMelayu. Kuala Lumpur: DawanaSdn.Bhd.
Koentjaraningrat. 2004. ManusiadanKebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Rahayu, Tuti. 2013. “Teori Multikultural”,tugas matakuliah bacaan dalam masalah-masalah sosial, Universitas Airlangga Surabaya
64
DesaDaluSepuluh B KecamatanTanjungMorawa Medan KajianTerhadapBentukdanFungsi:Skripsi
Takari. 2009. Nilai-NilaiMultikulturalismedalamKesenianMasyarakat
Kota Medan.Jurnal. Medan: Universitas Sumatera Utara