• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Total Factor Productivity (Tfp) Tanaman Perkebunan Di Indonesia Periode 1990-2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Total Factor Productivity (Tfp) Tanaman Perkebunan Di Indonesia Periode 1990-2010"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS

TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY

(TFP)

TANAMAN PERKEBUNAN DI INDONESIA PERIODE 1990-2010

AYU FRIANKA

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan di Indonesia Periode 1990-2010 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Ayu Frianka

(4)

ABSTRAK

AYU FRIANKA. Analisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman

Perkebunan di Indonesia Periode 1990-2010. Dibimbing oleh SRI HARTOYO.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalis Total Factor Productivity

(TFP) tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 dengan menggunakan Indeks Tornqvist-Theil. Selain itu untuk melihat pengaruh input produksi terhadap output produksi tanaman perkebunan di Indonesia, metode yang digunakan adalah

OLS (Ordinary Least Square) dengan model fungsi Cobb-Douglass. Hasil

penelitian menunjukan bahwa Indeks TFP pada tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 bernilai positif. Hal ini menandakan bahwa penggunaan input dan output dapat dihasilkan secara maksimal. Hasil estimasi dari fungsi Cobb-Douglass untuk melihat pengaruh input terhadap output produksi menunjukan bahwa seluruh penggunaan input seperti kapital, tenaga kerja, dan luas panen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap output produksi.

Kata Kunci: Indeks Tornqvist-Theil, Tanaman perkebunan Indonesia, Total

Factor Productivity.

ABSTRACT

AYU FRIANKA. Analysis of Total Factor Productivity (TFP) in

Indonesian Plantation Period 1990-2010. Supervised by SRI HARTOYO.

The purpose of this study was to analyze the Total Factor Productivity (TFP) of Indonesian plantations during the period 1999-2010 using the Tornqvist-Theil index. In addition to seeing the influence specific inputs have on output production of plantation crops in Indonesia, the methos used is the OLS (Ordinary Least Square) model with Cobb-Douglass function. The results showed that the TFP index in crop plantations in Indonesia during the period studied is positive. This indicates that the use of inputs and outputs can be generated to the fullest. The estimated results of the Cobb Douglass function to see the effect of input to output production showed that the combined use of inputs such as capital, labor, and harvested area have a positive and significant effect on output production.

Keywords: Indonesian Plantation Crops, Tornqvist-Theil Index, Total Factor Productivity.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

ANALISIS

TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY

(TFP) TANAMAN

PERKEBUNAN DI INDONESIA PERIODE 1990-2010

AYU FRIANKA

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan di Indonesia Periode 1990-2010”.Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Total Factor Productivity (TFP)

Tanaman Perkebunan di Indonesia dan pengaruh input terhadap output produksi. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada orang tua dan keluarga penulis, yaitu Ayah Firvastra dan Ibu Iriani Dirdjosudjoko serta adik dari penulis, Ayu Adinda Nursaphala atas segala doa dan dukungan yang selalu diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Sri Hartoyo selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, saran, waktu, dan motivasi dengan sabar sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Lukytawati Anggraeni, Ph.D selaku dosen penguji utama yang telah

memberikan banyak saran yang membangun demi kebaikan karya ini.

3. Bapak Deni Lubis, S.Ag.MA selaku komisi pendidikan yang etlah

memberikan saran dan masukan terkait tata cara penulisan yang baik.

4. Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu

Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk penulis.

5. Sahabat-sahabat terdekat, Afanina Meithasari, Angga Febriawan,

Erlangga Ryansha, Rengganis Risky Arinda, Penny Septina, Habibah dan Nindya Ulfilianjani yang telah memotivasi dan mendukung kelancaran skripsi ini.

6. Sahabat- sahabat terbaik, Muhammad Syarif H, Humairah N Hidayanti,

Luthfi Fajriani dan Gita Rinjani atas segala bentuk dukungan dan semangat yang telah diberikan.

7. Teman-teman satu bimbingan, Fauziah Adzimatinur, Fauzi Ahmad,

Mega Thania, dan Titis Wahyu yang telah banyak memberikan bantuan, kritik, saran, dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga Ilmu Ekonomi 47, dan DPM FEM 2011 atas segala pelajaran,

pengalaman, motivasi, dan dorongan selama ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi

ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, Agustus 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Model Shenggen Fan dan Xiaobo Zhang Fungsi Produksi

Hipotesis 4 6 7

METODE PENELITIAN 7

Jenis dan Sumber Data 7

Metode Analisis Model Penelitian

8 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Perkembangan Tanaman Perkebunan Indonesia 9

Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan 14

Pengaruh Input Terhadap Output Produksi 15

SIMPULAN DAN SARAN 17

Simpulan 17

Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN 20

(10)

DAFTAR TABEL

Volume Ekspor dan Nilai Ekspor Tanaman Perkebunan 2008-2010 2

Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kelapa Sawit 10

Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kopi 11

Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kakao 13

Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan Indonesia periode 1990-2010 (1990=100)

14

Pengaruh Input Produksi terhadap Output Produksi 16

DAFTAR GAMBAR

Agregasi Bias Output 4

Agregasi Bias Input 5

DAFTAR LAMPIRAN

Uji Heterokedasitas 20

Uji Autokolerasi 20

Uji Multikolinearitas 20

Uji Normalitas 20

Analisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan di

Indonesia Periode 1990-2010

21

Pengaruh Input terhadap Output Produksi Tanaman Perkebunan 21

Output Produksi (Q) 22

Input Kapital (K) 24

Tenaga Kerja (L) 29

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang penting dalam perekonomian nasional, hal tersebut dikarenakan sektor pertanian merupakan komoditi lokal yang faktor produksinya tidak tergantung impor. Di indonesia sektor pertanian mempunyai arti luas sehingga dibagi menjadi beberapa subsektor, salah satunya adalah subsektor perkebunan. Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang mengalami pertumbuhan paling konsisten, baik ditinjau dari arealnya maupun produksinya. Pada tahun 2008 sampai 2010, secara keseluruhan luas areal tanam perkebunan di Indonesia meningkat dengan laju pertumbuhan 3,1 persen per tahun dengan total areal tanam pada tahun 2010 mencapai 19,66 juta ha. Selain pertumbuhan areal tanam, produksi perkebunan juga meningkat dengan konsisten pada tahun 2008 hingga 2010 dengan laju 3,9 persen. Total produksi perkebunan mencapai 34,41 juta ton pada tahun 2010 (Ditjenbun 2010). Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu perkebunan yang memiliki nilai produksi yang cenderung meningkat serta luas areal panen untuk komoditas ini mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak tahun 2007 hingga 2010 dengan laju pertumbuhan sebesar 8,75 persen pertahun.

Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang memiliki peran penting dalam penyumbang devisa untuk negara melalui orientasi pasar ekspor dan mempunyai kontribusi yang siginifikan terhadap perekonomian Indonesia. Subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang penting dalam penciptaan nilai tambah yang tercermin dari kontribusinya terhadap PDB. Dari segi nilai absolut berdasarkan harga yang berlaku, PDB terus meningkat dari tahun 2008 hingga tahun 2010 sebesar 349 miliar rupiah menjadi 482 miliar rupiah, atau dengan laju pertumbuhan sebesar 17,45 persen per tahun. Dengan peningkatan tersebut, kontribusi PDB subsektor perkebunan terhadap PDB sektor pertanian sebesar 13 persen sedangkan terhadap PDB nasional sebesar 2,11 persen (Deptan 2011).

Selain itu subsektor perkebunan mampu menyerap tenaga kerja sehingga angka pengangguran bisa berkurang. Sejak tahun 2008 hingga 2010, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh subsektor ini meningkat dari 17,5 juta jiwa hingga pada tahun 2010 mencapai 19,8 juta jiwa. Hal tersebut didukung oleh peningkatan luas areal tanam perkebunan yang mencapai 11 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah lapangan kerja tersebut belum termasuk ke dalam industri hilir perkebunan (Ditjenbun 2011). Subsektor perkebunan menyediakan lapangan pekerjaan di pedesaan dan di daerah terpencil sehingga mempunyai nilai tambah tersendiri dalam penyediaan lapangan kerja. Peran tersebut bermakna strategis karena penyediaan lapangan kerja oleh subsektor ini berlokasi di pedesaan sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi.

(12)

Tabel 1 Volum Ekspor dan Nilai Ekspor Tanaman Perkebunan 2008-2010 yang selalu meningkat dari tahun 2008-2010. Kelapa sawit juga merupakan komoditas unggulan yang menjadikan Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan total produksi sebesar 22 juta ton pada tahun 2010. Selain kelapa sawit, komoditi lainnya yang merupakan andalan ekspor dari subsektor perkebunan adalah kopi dan kakao. Kopi merupakan salah satu komoditi yang memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi yaitu sebesar 814 juta USD pada tahun 2010 yang menjadikan indonesia sebagai produsen kopi terbesar setelah Brazil dan Kolombia. Produksi kopi di Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir juga terjadi peningkatan hingga pada tahun 2010 mencapai 684 ribu ton dengan volume ekspor mencapai 433 ribu ton. Walaupun nilai ekspor kopi semakin menurun pada tiga tahun terakhir. Sedangkan untuk komoditas kakao menempati peringkat ketiga sebagai produsen kakao terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana dengan produksi mencapai 844 ribu ton dengan jumlah dan nilai ekspor sebesar 552 ribu ton dan 1,64 milyar USD pada tahun 2010 (Deptan 2011).

Potensi pasar ekspor yang cukup baik mendorong komoditas perkebunan di Indonesia untuk selalu meningkatkan produksinya. Peningkatan produksi akan lebih baik jika disertai dengan peningkatan produktivitas faktor produksinya. Produktivitas ini akan berdampak pada daya saing produk dari komoditas perkebunan baik di pasar domestik maupun internasional. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan studi mengenai produktivitas tanaman perkebunan di Indonesia agar perkembangan produksi tanaman perkebunan dapat terus ditingkatkan dengan penggunaan faktor-faktor produksi yang optimal.

Rumusan Masalah

Perkebunan merupakan subsektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia melalui kontribusi dalam pendapatan nasional, penyediaan lapangan kerja, penerimaan ekspor dan pajak. Permintaan dunia akan komoditas perkebunan meningkat setiap tahunnya, maka secara tidak langsung perlu adanya peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan dunia tersebut. Peningkatan produksi tanaman perkebunan ditentukan oleh penggunaan sumber daya produksi seperti penggunaan input kapital berupa pupuk, bibit, dan pestisida, tenaga kerja, serta luas panen. Peran input tersebut sangat besar terhadap besarnya output produksi tanaman perkebunan. Penggunaan faktor produksi yang efisien akan mencapai produksi tanaman perkebunan yang optimal.

(13)

perkebunan ini masih rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara lain (Deptan 2010). Rendahnya produktivitas tanaman perkebunan ini diakibatkan karena perhitungan produktivitas hanya berdasarkan luas areal panen dan produksi, tidak memasukan faktor produksi lainnya seperti input kapital dan tenaga kerja. Selain itu rendahnya produktivitas tanaman perkebunan Indonesia menggambarkan bahwa penggunaan faktor produksi belum maksimal sehingga produksi yang dihasilkan belum dapat memenuhi permintaan dunia yang cenderung meningkat.

Oleh karena itu penelitian ini akan membahas lebih dalam mengenai produktivitas perkebunan dengan menggunakan input produksi seperti input kapital, tenaga kerja, dan luas panen agar hasil yang didapatkan mengenai pertumbuhan TFP lebih akurat. Selain itu untuk meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan ini diperlukan dukungan pemerintah dalam pengembangan luas areal panen, tenaga kerja serta input kapital (pupuk, bibit, pestisida) sebagai penunjang hasil produksi perkebunan. Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dari penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana perkembangan luas lahan, produksi, dan produktivitas

tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010?

2. Bagaimana pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) tanaman

perkebunan di Indonesia periode 1990-2010?

3. Bagaimana pengaruh input terhadap output produksi tanaman

perkebunan di Indonesia periode 1990-2010?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas

tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010.

2. Menganalisis pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) tanaman

perkebunan di Indonesia periode 1990-2010.

3. Mengetahui pengaruh input terhadap output produksi tanaman

perkebunan periode 1990-2010

Manfaat Penelitian

(14)

Ruang Lingkup

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari berbagai macam sumber dan terbatas hanya pada lingkup tanaman perkebunan (Kopi, Kakao, dan Kelapa Sawit) di Indonesia periode 1990-2010. Penelitian ini dilakukan untuk

menganalisis Total Factor Producitivity (TFP) dan faktor-faktor yang

memengaruhi output produksi tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010. Data yang digunakan berupa input kapital yang berupa pupuk, bibit, dan pestisida, tenaga kerja, luas panen dan output produksi tanaman perkebunan periode 1990-2010.

TINJAUAN PUSTAKA

Model Shenggen Fan dan Xiaobo Zhang

Penelitian oleh Fan dan Zhang (2002), menyatakan bahwa pertumbuhan output pertanian di China sudah mengalami pertumbuhan secara cepat pada

beberapa dekade terakhir. Pertumbuhan pertanian di China dengan gross Value of

Agriculture Output (GVAO) biasanya mengukur dalam harga konstan (atau harga perbandingan sebagai penggambaran oleh sistem statistik China) untuk mewakili total output dalam tahun tertentu, tetapi harga konstan tidak tepat bila digunakan dalam pengagrergatan total output karena perhitungan tingkat pertumbuhan dari harga konstan ini hasilnya tidak seimbang sehingga dapat menimbulkan bias pada estimasi agregat output dan input, khususnya saat harga relatif mengalami perubahan. Menurut Shaggen Fan dan Xiaobo Zhang (2002) TFP dapat digambarkan dengan kurva agregasi bias pada output dan kurva agregasi bias pada input.

Y2 P1 Tb

Ta

P2 b’

b

a’

a

P2

Q0 P1

Y1

(15)

Gambar 1 menjelaskan bahwa potensial bias output terjadi dimana titik Q0

menggambarkan kurva produksi dengan indikasi kombinasi produk pada Y1 dan

menggunakan kuantitas yang sama pada input di Y2. Keuntungan maksimal

produsen diperoleh dari kombinasi perbedaan dasar pada Y1 dan Y2 dengan

menggunakan harga relatif pada dua produk. Produsen dapat menggunakan pada titik a yang menunjukan titik kurva produksi ketika menggunakan harga relatif di P1 dan b terjadi ketika menggunakan harga di P2. Jika total agregat output

menggunakan agregasi linier dengan dua produk yang menggunakan harga di P1,

maka agregat output ada di a (sama untuk output di b’) akan menjadi lebih baik

jika di titik b. Jika harga di P2 maka agregat output terjadi di b ( sama untuk

output di a’) akan menjadi lebih baik jika di titik a. Ukuran perbedaan output dapat diperoleh dengan menggunakan ukuran perbedaan harga.

X2

Gambar 2 Menjelaskan bahwa potensial bias input terjadi dari agregasi

input dimana titik I0 menggambarkan isokuan. Produksi output menggunakan

perbedaan kombinasi input X1 dan X2. Produsen dapat meminimalkan biaya atau

harga dengan dasar kombinasi input pada relatif harga input di W1 dan W2. Jika di

W1 maka didapat kombinasi input secara optimal di poin c. Tetapi jika di W2

maka akan terjadi di poin d. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya efek subtitusi

pada isokuan yang sama. Contoh jika harga relatif di W1, agregat input di d maka

agregat output di d’. Dan jika harga relatif di W2, agregat input di c maka agregat output di c’. Hasil indeks produktivitas menggunakan estimasi bias pada agregat

output dan input.

Beberapa pendekatan telah dibangun untuk meminimalisasi potensial bias yang dikarenakan oleh perubahan harga relatif. Metode yang biasanya digunakan

(16)

(TT). Adapun persamaan TFP indeks dengan menggunakan Indeks

S = jumlah output yang dibagi dari total nilai produksi (nilai fisik)

Y = kuantitas output

W =jumlah input yang di bagi dari total biaya input (nilai fisik)

X = kuantitas input

t =periode waktu

i,j = komoditas

Penggunaan metode Tornqivist-Theil ini telah banyak digunakan dalam beberapa penelitian sebelumnya. Maulana (2010) mengukur TFP dengan metode indeks Tornqvist-Theil pada pertumbuhan produksi padi sawah di Indoensia memnunjukan penurunan yang cukup tajam. Hal tersebut disebabkan oleh stagnansi atau menurunya luas panen dan produktivitas. Selain itu penelitian Kusumastuti (2007) mengenai TFP tanaman pangan di Indonesia tahun 1985-2004 menunjukan bahwa penggunaan input kapital dan luas panen berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi tanaman pangan Indonesia.

Fungsi Produksi

Produksi merupakan semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia. Faktor-faktor produksi adalah sumber-sumber ekonomi yang harus diolah oleh perusahaan untuk dijadikan barang dan jasa untuk kepuasan konsumen sekaligus memberikankeuntungan bagi perusahaan (Sumarni 1998).

Fungsi produksi merupakan hubungan baik antara input yang digunakan dalam proses produksi dengan kuantitas output yang dihasilkan. Secara jenis input, produksi dapat dibedakan menjadi modal (K) dan tenaga kerja (L). Hubungan tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut (Nicholson 2003).

(17)

pendek hanya input variabel yang ndapat diubah-ubah, dengan inpu ttetap pada suatu nilai tertentu yang tetap. Sedangkan pada fungsi produksi jangka panjang, semua input dapat berubah sehingga dapat dikatakan tidak ada input yang tetap.

Dalam menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu tidak ada pengamatan yang bernilai nol. Alasannya, logaritma dari nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui (infinite). Jika menggunakan lebih dari satu model, maka perbedaan model tersebut terletak pada intercept, bukan pada kemiringan garis (slope) model tersebut. Selain itu fungsi produksi memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah fungsi produksi Cobb-Douglas relatif lebih mudah digunakan daripada fungsi lain karena fungsi ini mudah ditransfer ke bentuk linier, masalah heterokedasitas dapat dikurangi, dan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, koefisien pangkat dari fungsi Cobb-Douglass sekaligus menunjukan besarnya elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi yang digunakan terhadap output, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat produksi yang optimum dari pemakaian faktor-faktor produksi (Soekartawi 2002).

Selain itu dari beberapa kelebihan diatas, fungsi Cobb-Douglas juga memiliki keurangan diantaranya adalah elastisitas produksinya dianggap konstan, nilai dugaan elastisitas produksi yang dihasilkan berbias jika faktor produksi yang digunakan tidak tetap, dan tidak dapat digunakan untuk menduga tingkat produksi pada taraf penggunaan faktor produksi sama dengan nol.

Fungsi Cobb-Douglas telah banyak digunakan pada beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan sektor pertanian di Indonesia. Penelitian Sunairo (2008) mengenai faktor-faktor yang memengaruhi produksi kopi di Kabupaten Dairi menemukan bahwa pada taraf nyata 5% produksi kopi kabupaten Dairi dipengaruhi oleh luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, dan pestisida sedangkan pupuk berpengaruh signifikan terhadap output produksi pada taraf nyata 10 %. Output sektor pertanian Indonesia tahun 1980-2011 pada penelitian Kumoro (2013) dipengaruhi oleh TFP. Kontribusi TFP pertanian terhadap pertambahan output di sektor pertanian membrikan kontribusi paling besar untuk pertumbuhan output pertanian.

Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Indeks TFP tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010

bernilai positif.

2. Faktor-faktor produksi yaitu tenaga kerja, luas panen, dan input kapital

berpengaruh positif terhadap output produksi tanaman perkebunan.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

(18)

meliputi perkembangan luas panen, tenaga kerja, produktivitas, produksi, dan penggunaan input kapital produksi berupa pupuk, bibit dan pestisida.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan kondisi tanaman perkebunan di Indonesia serta menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis TFP.

Metode analisis kuantitatif yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan

TFP tanaman perkebunan adalah metode Growth Accounting dengan model

Indeks Tornqvist-Theil serta untuk analisis pengaruh input terhadap output

produksi adalah metode Ordinary Least Square (OLS). Pengolahan data

menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan E-views 6 .

Model Penelitian

Perhitungan Total Factor Productivity (TFP) pada penelitian ini

menggunakan indeks Tornqvist-Theil. TFP dihitung dari hasil agregat output produksi dikurangi agregat input produksi. Input produksi yang digunakan untuk perhitungan adalah luas panen, tenaga kerja dan input kapital. Adapun persamaan pada agregat output dengan menggunakan indeks Tornqvist-Theil (TT) dapat digambarkan sebagai berikut :

( ⁄ ) (4)

Dimana :

ln Qlt = log indeks agregat output

S = kuantitas output yang dibagi dari total nilai produksi (nilai fisik)

Y = kuantitias output

t =periode waktu

Indeks TFP dapat dituliskan menjadi persamaan sebagai berikut :

( ) ( )

( ) ( ) (5)

Dimana :

ln TFPt = log indeks TFP

W = jumlah input yang dibagi dari total biaya input (nilai fisik)

(19)

Model kedua yang digunakan untuk mengetahui pengaruh tingkat input produksi terhadap output produksi menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas yang menggunakan dua variabel atau lebih. Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara input yang digunakan dalam proses produksi dengan kuantitas output yang dihasilkan. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

(6)

Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan maka persamaan

tersebut diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara

melogaritmakan persamaan tersebut. Logaritma dari persamaan diatas adalah:

(7)

Dimana:

Q = indeks agregat output yang dibagi dari total nilai

produksi (nilai fisik)

Input Kapital (K) = kuantitas input dari indeks agregat input produksi

yang berupa bibit, pupuk, dan pestisida Luas Areal Panen (P) = indeks agregat input luas areal panen

Tenaga Kerja (L) = indeks agregat input tenaga kerja

e = error distribunce

Pada persamaan (7) terlihat bahwa walaupun dilogaritmakan namun nilai

dan tidak berubah. Hal ini disebabkan karena dan pada fungsi

produksi Cobb-Douglass menunjukan elastisitas K, P dan L terhadap Q.

Diketahui bahwa output produksi yang dihasilkan secara fisik sangat dipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan. Dalam hal ini. Output (Q) sebagai variabel dependen merespon setiap perubahan input sebagai variabel independen yang berupa input kapital (K), luas panen (P) dan tenaga kerja (L).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Tanaman Perkebunan Indonesia periode 1990-2010

Tanaman perkebunan di Indonesia merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar dari sektor pertanian. Hal ini dikarenakan tanaman perkebunan Indonesia dikhususkan pada orientasi pasar ekspor. Komoditas tanaman perkebunan memiliki nilai ekspor yang tinggi. Selain itu perkembangan produksi, luas panen dan produktivitas tanaman perkebunan Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Beberapa komoditas unggulan tanaman perkebunan di Indonesia adalah kelapa sawit, kopi dan kakao.

Kelapa Sawit

(20)

14 miliar USD dan menjadikan Indonesia sebagai produsen minyak sawit mentah terbesar di dunia (Deptan 2011).

Tabel 2 Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kelapa Sawit Indonesia 1990-2010

Tabel 2 Menggambarkan perkembangan pertumbuhan rata-rata luas panen, produksi dan produktivitas kelapa sawit tahun 1990-2010. Rata-rata pertumbuhan luas panen kelapa sawit tahun 1990-2010 mencapai 14,45 persen. Rata-rata pertumbuhan produksi kelapa sawit tahun 1990-2010 mencapai 12,74 persen, dan rata-rata pertumbuhan produktivitas kelapa sawit tahun 1990-2010 mencapai 3,20 persen.

(21)

bersertifikat dan perkebunan rakyat sudah memasuki umur peremajaan (Ditjenbun 2013).

Oleh karena itu diperlukan beberapa upaya untuk memperbaiki sistem pengelolaan kelapa sawit. Salah satu upaya yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit adalah penyediaan bibit unggul untuk menggantikan bibit palsu yang marak digunakan oleh petani, pemberdayaan petani, pengembangan industri hilir berbasis kelapa sawit dan adanya perbaikan infrastruktur.

Kopi

Kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia yaitu sebagai penyumbang devisa dan kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Indonesia merupakan negara terbesar ketiga penghasil kopi setelah Brazil dan Vietnam (Departemen Pertanian 2013).

Tabel 3 Perkembangan Luas Areal Panen, Produksi, dan Produktivitas Kopi Indonesia Periode 1990-2010

Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas

(22)

berfluktuasi, hingga tahun 2010 hanya mencapai 1,2 juta hektar. Dari luas panen tersebut, 96 persen merupakan lahan perkebunan rakyat dan sisanya 4 persen milik perkebunan swasta dan pemerintah (PTP Nusantara). Kemampuan produksi kopi juga cenderung menurun. Dalam beberapa tahun terakhir harga kopi cenderung berada pada tingkat rendah, karena terjadi kelebihan pasokan di pasar kopi dunia. Hal inilah yang menyebabkan produksi kopi menurun, karena daya saing petani Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain sehingga untuk meningkatkan kualitas dan harga kopi Indonesia masih sangat lemah ( Kustiari 2007).

Faktor lainnya yang menyebabkan produksi kopi menurun beberapa tahun ini adalah kondisi cuaca yang tidak menentu yang mengakibatkan bunga kopi yang seharusnya tumbuh, banyak yang tidak menjadi buah (Ditjenbun). Di sisi lain petani kopi belum mampu untuk merehabilitasi maupun meremajakan perkebunan kopinya yang kebanyakan telah berumur lebih dari 10 tahun. Oleh karena itu perlu dukungan pemerintah melalui program revitalisasi. Program revitalisasi ini diharapkan mampu meningkatkan produksi kopi serta membangun perkebunan kopi yang produktif, berdaya saing dan berkelanjutan.

Produktivitas kopi Indonesia dinilai masih sangat rendah apabila dibandingkan oleh beberapa negara lain seperti Vietnam dan Brazil. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kopi Indonesia adalah belum digunakannya bahan tanam unggul yang sesuai dengan agroekosistem tempat tumbuh kopi,

lemahnya kelembagaan petani, tanaman kopi sudah memasuki waktu peremajaan,

value added yang diterima petani rendah serta penerapan teknologi budidaya

belum sesuai standar GAP (Rubiyo 2011). Untuk itu diperlukan upaya guna

meningkatkan produktivitas dan mutu kopi dengan cara intensifkasi dan ekstensifikasi.

Program ekstensifikasi dapat dilakukan dengan cara pembukaan lahan baru di beberapa wilayah yang sesuai seperti Aceh, Tana Toraja, dan Flores. Sedangkan untuk program intensifikasi dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk yang ramah lingkungan dengan harga terjangkau bagi para petani dan penggantian tanaman tua dengan tanaman bibit unggul.

Kakao

Kakao merupakan salah satu dari lima komoditas unggulan perkebunan yang memberikan sumbangan devisa negara yang sangat besar. Kakao indonesia memiliki kualitas tersendiri yaitu memiliki titik leleh bubuk coklatnya yang tinggi mencapai 33 derajat celsius sehingga baik untuk proses blending.

(23)

Tabel 4 Perekembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kakao Indonesia Periode 1990-2010

Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas

Ha Ton Ton/Ha

Tabel 4 Menggambarkan pertumbuhan rata-rata luas lahan panen, produksi dan produktivitas kakao indonesia periode 1990-2010. Pertumbuhan rata-rata luas lahan panen periode 1990-2010 sebesar 8,35 persen. Pertumbuhan rata produksi periode 1990-2010 sebesar 10,10 persen dan pertumbuhan rata-rata produktivitas periode 1990-2010 sebesar 0,69 persen.

Peningkatan produksi kakao disebabkan oleh meningkatnya jumlah tanaman produktif serta adanya perluasan areal perkebunan kakao yang didominasi oleh perkebunan rakyat. Perkebunan rakyat untuk tanaman kakao mencapai 91 persen dan sisanya merupakan milik swasta dan pemerintah. Potensi untuk meningkatkan luas areal perkebunan kakao masih sangat besar karena sumberdaya lahan masih cukup luas.

(24)

itu dalam Gernas ini terdapat program peremajaan dan pemeliharaan tanaman kakao.

Analisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan Indonesia Periode 1990-2010

Indeks Total Factor Producitvity (TFP) dapat dihitung menggunakan

Index Tornqvist-Theil (TT). Index TTO adalah index agregat output sedangkan index TTI adalah index agregat input. Data TTO menggunakan data pertumbuhan output produksi (Q) dan data TTI menggunakan data penjumlahan input produksi (K) yang berupa pupuk, bibit dan pestisida, luas areal panen (P) dan tenaga kerja (L). Maka nilai TFP didapat dari TTO dikurangi TTI. Secara matematis TFP dapat dituliskan sebagai berikut :

TFP = TTO – TTI

= Q – (K + P + L) (8)

Tabel 5 Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan di Indonesia

Periode 1990-2010 (1990=100)

(25)

Pertumbuhan rata-rata TFP sektor pertanian di Indonesia sebesar 0,98 pada periode 1991-2010 (Fuglie 2010). Nilai pertumbuhan TFP sektor pertanian lebih kecil dari nilai pertumbuhan TFP subsektor perkebunan, hal ini menunjukan bahwa potensi yang dimiliki subsektor perkebunan lebih besar dari sektor pertanian pada periode tersebut, juga dapat diartikan bahwa tanaman perkebunan memiliki kontribusi yang cukup besar bagi sektor pertanian.

Pada tahun 1999 indeks TFP mengalami penurunan sebesar 108,84 dari

tahun sebelumnya yaitu 120,31 atau pertumbuhan TFP menurun sebesar -0,09 persen. Hal ini merupakan dampak dari krisis ekonomi di Indonesia tahun 1998 yang menyebabkan harga-harga dari faktor produksi seperti pupuk, bibit, dan pestisida meningkat sehingga menurunkan jumlah produksi serta produktivitas tanaman perkebunan Indonesia. Sedangkan pada tahun 2001-2010 pertumbuhan TFP meningkat begitu tajam dari periode sebelumnya yaitu sebesar 14,92 persen. Sejumlah faktor seperti peningkatan teknologi dan perluasaan areal perkebunan dinilai sangat berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan TFP.

Pengaruh Input Terhadap Output Produksi Tanaman Perkebunan

Model fungsi Cobb-Douglas pada persamaan (6) digunakan untuk melihat pengaruh input produksi terhadap output produksi tanaman perkebunan. Input produksi yang digunakan adalah input kapital (K), tenaga kerja (L) dan luas panen (P). Sebelum dilakukan estimasi, pada persamaan (6) harus dilakukan transformasi fungsi produksi Cobb-Douglas terlebih dahulu menjadi bentuk logaritma linear seperti pada persamaan (7) untuk memperoleh nilai koefisien masing-masing variabel.

Suatu model ekonometrika dikatakan baik apabila memenuhi kriteria uji ekonometrika, uji statistika, dan uji ekonomi serta bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).

Pengujian heterokedasitas bertujuan untuk melihat apakah variabel bebas memiliki ragam yang sama. Uji heterokedasitas dilakukan dengan menggunakan

White Heteroscedasticity Test. Pada lampiran 1 diperoleh nilai probability Obs*R-squared sebesar 0.4139 lebih besar dari taraf nyata 10 persen, sehingga model ini dapat dikatakan terbebas dari masalah heterokedasitas.

Masalah autokolerasi dapat dideteksi dengan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM. Pada lampiran 2 terlihat bahwa nilai probability Obs*R-squared

sebesar 0.9090 lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Jadi dapat disimpulkan bahwa model ini terbebas dari masalah autokolerasi.

Gejala multikolinearitas merupakan salah satu pelanggaran asumsi OLS. Gejala multikolinearitas dapat dilihat melalui Correlation Matrix. Pada lampiran 3 terlihat bahwa terdapat gejala multikolinearitas antara peubah bebas yaitu lebih besar dari |0.8|. namun, gejala ini dapat diatasi dengan uji Klein, yaitu jika nilai korelasi terbesar antar variabel bebas lebih kecil dari nilai R-squared persamaan tersebut, maka multikolinearitas dapat diabaikan. Nilai R-squared yang diperoleh sebesar 0.983920 lebih besar dari nilai korelasi terbesar antar variabel bebas yaitu 0.979176, dapat disimpulkan bahwa gejala multikolinearitas pada persamaan ini dapat diabaikan.

(26)

nyata yaitu 10 persen. Jadi dapat disimpulkan bahwa data dari input produksi menyebar normal.

Setelah melakukan pengujian ekonometrika maka pada tabel 5 Dapat dilihat output hasil estimasi pengaruh input terhadap output produksi.

Tabel 6 Hasil Estimasi Pengaruh Input Terhadap Output Produksi Variable Dependent: Q

Variable Koefisien t-statistics Probabilitas

C -1153.664 -1.801825 0.0446

Input Kapital (K) 0.851917 6.707276 0.0000

Luas Panen (P) 0.838027 1.472704 0.0796

Tenaga Kerja (L) 0.249557 2.055871 0.0277

R-squared 0.983920 F-statistic 346.7427

Adjusted R-squared 0.981083 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Lampiran 6

Keterangan: signifikan pada taraf nyata 10%

Berdasarkan tabel 6 diperoleh nilai R-squared sebesar 0.983920. Hal ini menunjukan bahwa 98.39 persen keragaman tingkat produksi tanaman perkebunan dapat dijelaskan oleh hubungan linear dengan variabel-variabel input produksi yaitu input kapital, tenaga kerja, dan luas panen. Sedangkan sisanya 1.61 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara serentak berpengaruh pada variabel dependennya. Nilai F-statistic 346.74 dengan probabilitas F sebesar 0.000000. ini menunjukan hasil yang baik karena dari taraf nyata signifikansi 1 persen, nilai probabilitas F-hitung lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan. Hal ini menunjukan keabsahan model yang dibentuk dapat diterima.

Pengujian ini merupakan pengujian satu arah dengan hipotesis semua variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependennya, maka setiap masing-masing nilai probabilitas variabel dibagi dua. Variabel Kapital, L.Panen, dan Tenaga kerja memiliki nilai probabilitas yaitu 0.0000; 0.0277 dan 0.0796 yang nilai nya lebih kecil dari taraf nyata 10 persen maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan dan positif terhadap output produksi.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dilihat bahwa model pengaruh input terhadap output tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 tersebut bebas dari masalah multikolinearitas, autokolerasi, heterokedasitas, dan uji kenormalan sehingga menghasilkan koefisien dugaan terbaik (BLUE). Model persamaan ini berkaitan dengan analisis TFP tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 karena perhitungan indeks TFP hanya menggunakan agregat output dan agregat input sebagai variabel penentu nilai indeks TFP.

(27)

pestisida akan meningkatkan output produksi (Q) tanaman perkebunan sebesar 0.851917 persen, asumsi cateris paribus. Nilai estimasi input kapital yang lebih besar dibandingkan nilai estimasi faktor-faktor produksi laiinya mengindikasikan bahwa produksi tanaman perkebunan lebih peka terhadap perubahan input kapital daripada faktor produksi selain input kapital. Hal ini diduga karena input kapital berupa pupuk, pestisida dan bibit yang digunakan akan berpengaruh terhadap hasil dan mutu produksi tanaman perkebunan.

Selain itu berdasarkan hasil estimasi, variabel luas panen (P) berpengaruh positif dan siginifikan pada taraf nyata 10 persen terhadap output produksi tanaman perkebunan (Q) dengan koefisien sebesar 0.838027. Artinya bahwa peningkatan sebesar 1 persen luas panen (P) akan meningkatkan sebesar 0.838027 persen output porduksi (Q) tanaman perkebunan, asumsi cateris paribus. Luas panen memberikan pengaruh positif dan nyata terhadap produksi tanaman perkebunan hal ini dikarenakan jika luas panen ditingkatkan maka secara tidak langsung akan meningkatkan hasil produksi tanaman perkebunan.

Variabel tenaga kerja (L) berdasarkan hasil estimasi berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 10 persen terhadap output prouduksi (Q) tanaman perkebunan dengan koefisien sebesar 0.249557. Artinya bahwa peningkatan sebesar 1 persen tenaga kerja (L) akan meningkatkan sebesar 0.249557 persen output produksi (Q) tanaman perkebunan, asumsi cateris paribus. Penggunaan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi tanaman perkebunan sangat penting. Hal ini dikarenakan perkebunan Indonesia sangat luas yang artinya membutuhkan tenaga kerja yang lebih besar dari sektor lainnya. Sehingga peningkatan tenaga kerja akan berpengaruh terhadap produksi tanaman perkebunan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pertumbuhan rata-rata perkembangan luas areal, produksi, dan produktivitas tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 cenderung meningkat walaupun berfluktuasi. Peningkatan rata-rata pertumbuhan luas panen, produksi, dan produktivitas tertinggi dialami oleh tanaman kelapa sawit. Hal ini dikarenakan perluasan untuk wilayah areal panen setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan sehingga produksi kelapa sawit yang dihasilkan juga mengalami peningkatan. Sedangkan untuk tanaman kopi dan kakao mengalami peningkatan meskipun sangat kecil.

(28)

yang mempengaruhi peningkatan pertumbuhan TFP adalah perluasan areal tanam perkebunan, peningkatan mutu input kapital yang digunakan, dan peningkatan teknologi setelah krisis moneter pada tahun 1998 untuk meningkatkan produksi serta produktivitas tanaman perkebunan di Indonesia.

Hasil estimasi pengaruh input terhadap output produksi tanaman perkebunan menunjukan bahwa penggunaan input produksi berupa input kapital (K) yang meliputi pupuk, bibit, dan pestisida, tenaga kerja (L), dan luas panen (P) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap output produksi. Selain itu hal ini juga menunjukan bahwa penggunaan faktor produksi sudah optimal karena berada di daerah rasional yaitu daerah dimana kenaikan faktor produksi secra terus menerus akan meningkatkan output dalam jumlah yang semakin menurun, cateris paribus. Penjumlahan nilai koefisien variabel bebas dari faktor produksi secara terus dapat menentukan skala hasil usaha yaitu sebesar 1,93. Nilai tersebut menunjukan bahwa skala hasil usaha tanaman perkebunan di Indonesia berada

pada kondisi increasing return to scale yang artinya proporsi penambahan

masukan produksi akan menghasilakan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar sehingga akan memberikan keuntungan maksimum yaitu pada saat pertambahan output sama dengan pertambahan biaya produksinya.

Saran

Dari hasil penelitian pada tanaman perkebunan di Indonesia perlu adanya peningkatan faktor produksi khususnya input kapital yang digunakan dalam menghasilkan produksi tanaman perkebunan karena koefisien yang dihasilkan input kapital lebih besar yang menunjukan penggunaan input kapital sangat berpengaruh terhadap produksi perkebunan. Selain itu agar kedepannya diharapkan peningkatan produksi juga akan meningkatkan produktivitasnya.

Pertumbuhan rata-rata TFP tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 yaitu sebesar 9,79 persen. Hal ini menunjukan bahwa masih terdapat ruang bagi tanaman perkebunan Indonesia untuk menghasilkan produksi yang lebih besar. Untuk terus meningkatkan produktivitas serta produksi tanaman perkebunan pemerintah perlu mendukung program pembangunan pertanian seperti revitalisasi, peningkatan mutu sarana dan prasarana, penggunaan alat teknologi yang tepat serta meningkatkan kualitas tenaga kerja pada subsektor perkebunan.

Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah menggunakan metode parametrik dalam perhitungan TFP tanaman perkebunan dengan menyertakan variabel independent selain tenaga kerja, luas panen dan input kapital seperti bahan baku, teknologi, modal dan energi. Selain itu disarankan untuk menambahkan komoditas perkebunan lainnya, seperti Tebu, Kelapa dan Teh dll.

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin S. 2007. Analisis Struktur Pasar CPO: Pengaruhnya terhadap Pengembangan Ekonomi Wilayah Sumatera Utara. Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah Vol.2, 3 April 2007. Medan (ID) :USU

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2002. Rata-Rata Upah Pekerja Perkebunan

(29)

Departemen Pertanian. 2011. Tenaga Kerja Pertanian Menurut Status Pekerjaan

Utama Subsektor Pertanian 1990-2010. Jakarta (ID): Deptan.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2010. Perkembangan Luas Areal Tanam,

Rata-Rata Hasil Produksi Tanaman Perkebunan. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Perkebunan.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Kakao 1990-2010.

Jakarta (ID) : Direktorat Jendral Perkebunan..

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Kelapa Sawit 1990-2010. Jakarta (ID) : Direktorat Jendral Perkebunan.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Kopi 1990-2010.

Jakarta (ID): Direktorat Jendral Perkebunan.

Fan S, Zhang Xiaobo.2002. Production And Porductivity Growth in Chinese Agriculture: New National and regional Measures (Journal of Economic Development and Cultural Change: 821-822)

Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series.

Bogor (ID): IPB Press.

Fuglie K. 2010. Indonesia: From Food Security to Market-Led Agricultural

Growth. The Shifting Patterns of Agricultural Production and Productivity Worldwide.The Midwest Agribusiness Trade research and Information Center. Iowa (US) :Iowa State University.

Hadl P, Susilowati S, Rachmat M, Swastika D, Kustiari R, Nuryanti S. 2011.

Outlook Pertanian 2010-2025. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta (ID) : Kementerian Pertanian.

Kannan E. 2001. Total Factor Productivity and Its Determinants in Karnataka Agriculture. Working Paper 265. The Institute for Social and Economics Change.

Kiani Adiqa. 2008. An Analysis Of Productivity Growth and Ate of Return to Research in Agriculture Sector of North West Frotniesr Provience. Sarhad J.Agric.Vol 24,No.3, 2008.

Kusumastuti D. 2007. Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Perkebunan di Indonesia Periode 1985-2004. [Skripsi]. Bogor(ID): IPB

Maulana M. 2002. Peranan Luas Lahan, Intensitas Pertanaman Dan Produktivitas Sebagai Sumber Pertumbuhan Pada Sawah di Indonesia 1980-2001. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.

Maria NS. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kelapa Sawit Pada PT.Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan. [Skripsi]. Medan(ID): USU

Nicholson W. 1994. Teori Ekonomi Mikro, Prinsip Dasar dan

Pengembangannya. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada.

Olavaria J, E Boris. 2000. Total Factor Productivity Growth In the Chilean Crop

Sector: 1961-1996. Latin American Studies Consortium Of New England. Occasional Paper No.18.

Rubiyo. 2011. Perakitan Teknologi Untuk Peningkatan Produksi Dan Mutu Hasil Perkebunan Kopi Rakyat. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Saraswati MK. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan

(30)

Soekartawi. 2002. Bahasan Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta(ID): Rajawali Press.

Suhendi D. 2007. Rehabilitasi Tanaman Kakao: Tinjauan Potensi, Permasalahan Rehabilitasi Tanaman Kakao di Desa Tonggolobibi. Penelitian Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

Sunairo J P. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kabupaten Dairi. [Tesis]. Medan (ID): USU

Triani SP. 2013. Analisis Total Factor Productivity Sektor Industri Pengolahan Beberapa Wilayah di Indonesia.[Skripsi]. Bogor (ID):IPB

Lampiran 1 Uji Heterokedasitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.963466 Prob. F(9,11) 0.5142

Obs*R-squared 9.256941 Prob. Chi-Square(9) 0.4139

Scaled explained SS 6.803285 Prob. Chi-Square(9) 0.6576

Lampiran 2 Uji Autokolerasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.068814 Prob. F(2,15) 0.9338

Obs*R-squared 0.190928 Prob. Chi-Square(2) 0.9090

(31)

Lampiran 5 Analisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan

Lampiran 6 Hasil Estimasi Pengaruh Input Produksi terhadap Output Produksi

Variable Dependent: Q

Variable Koefisien t-statistics Probabilitas

C -1153.664 -1.801825 0.0446

Input Kapital (K) 0.851917 6.707276 0.0000

Luas Panen (P) 0.838027 1.472704 0.0796

Tenaga Kerja (L) 0.249557 2.055871 0.0277

R-squared 0.983920 F-statistic 346.7427

(32)
(33)

Lampiran 7 Output Produksi (Q)

1 2

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

P.vitas L.Kopi Produksi Harga N. Kopi P.vitas Luas Kakao Produksi Harga Nilai Kakao P.vitas Luas Sawit Produksi Harga Nilai Sawit Total N

1 1990 552 1069848 590556096 1350 797250729600 896 357490 320311040 2678 857792965120 3558 773800 2753180400 510 1404122004000 3059165698720

2 1991 541 1119854 605841014 1436 869987696104 865 444062 384113630 2437 936084916310 3800 779033 2960325400 655 1939013137000 3745085749414

3 1992 551 1133898 624777798 1409 880311917382 853 496006 423093118 1373 580906851014 3818 819800 3129996400 728 2278637379200 3739856147596

4 1993 541 1147567 620833747 1972 1224284149084 858 535285 459274530 1265 580982280450 3716 903202 3356298632 694 2329271250608 4134537680142

5 1994 564 1140385 643177140 4295 2762445816300 832 597011 496713152 2591 1286983776832 3833 865290 3316656570 988 3276856691160 7326286284292

6 1995 547 1167511 638628517 4835 3087768879695 889 602119 535283791 2021 1081808541611 3616 992044 3587231104 1275 4573719657600 8743297078906

7 1996 482 1159079 558676078 4960 2771033346880 817 655331 535405427 2281 1221259778987 1583 1146389 1814733787 1148 2083314387476 6075607513343

8 1997 444 1170028 519492432 4998 2596423175136 755 529057 399438035 2932 1171152318620 1658 1296800 2150094400 1424 3061734425600 6829309919356

9 1998 589 1153369 679334341 16362 11115268487442 1190 572553 681338070 8903 6065952837210 3318 1878100 6231535800 3943 24570945659400 41752166984052

10 1999 637 1127277 718075449 10013 7190089470837 896 667715 598272640 6673 3992273326720 2693 1993278 5367897654 2978 15985599213612 27167962011169

11 2000 625 1260687 787929375 13245 10436124571875 891 749917 668176047 7411 4951852684317 2780 4158079 11559459620 2412 27881416603440 43269393859632

12 2001 610 1313383 801163630 12470 9990510466100 956 765401 731723356 7208 5274261950048 2840 4713435 13386155400 2048 27414846259200 42679618675348

13 2002 702 1372184 963273168 11630 11202866943840 924 776900 717855600 8949 6424089764400 2909 5067058 14740071722 2840 41861803690480 59488760398720

14 2003 709 1291910 915964190 14323 13119355093370 1101 964223 1061609523 9749 10349631239727 3045 5283557 16088431065 3299 53075734083435 76544720416532

15 2004 665 1303943 867122095 16626 14416771951470 898 1090960 979682080 9579 9384374644320 2833 5284723 14971620259 3672 54975789591048 78776936186838

16 2005 683 1255272 857350776 10847 9299683867272 921 1167046 1074849366 9421 10126155877086 2925 5453817 15952414725 3421 54573210774225 73999050518583

17 2006 695 1263203 877926085 10850 9525498022250 842 1320820 1112130440 10103 11235853835320 3498 6594914 23069009172 4171 96220837256412 116982189113982

18 2007 673 1279220 860915060 12342 10625413670520 796 1379279 1097906084 13475 14794284481900 2994 6766836 20259906984 7297 147836541262248 173256239414668

19 2008 729 1295110 944135190 14775 13949597432250 889 1425216 1267017024 16357 20724597461568 3424 7363847 25213812128 7924 199794247302272 234468442196090

20 2009 734 1266235 929416490 15351 14267472537990 822 1587136 1304625792 18557 24209940822144 3487 8248328 28761919736 6812 195926197241632 234403610601766

21 2010 779 1268476 988142804 16264 16071154564256 825 1650621 1361762325 20499 27914765900175 3596 8385394 30153876824 7803 235290700857672 279276621322103

Keterangan :

1= Nomor 8= Produktivitas Kakao 15=Produksi Sawit=13*14

2= Tahun 9= Luas Kakao 16= Harga Sawit

3= Produktivitas Kopi 10= Produksi Kakao=8*9 17= Nilai Sawit (NS)=15*16

4= Luas Kopi 11= Harga Kakao 18= Total N= 7+12+17

5= Produksi Kopi= 3*4 12= Nilai Kakao (NA)=10*11 19= S Kopi (NK/Total N)= 7/18

6= Harga Kopi 13=Produktivitas Sawit 20= S Kakao (NA/Total N)= 12/18

7= Nilai Kopi (NK)= 5*6 14=Luas Sawit 21= S Sawit (NS/Total S)= 17/18

No Tahun

PRODUKSI

(34)

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 S Kopi S Kakao S Sawit HS Kopi HS Kakao HS Sawit LN Kopi LN Kakao LN Sawit LN Persamaan 1 Persamaan 2

0,260610509 0,280400949 0,458988542 0 1

0,232301142 0,249950196 0,517748662 0,246455825 0,265175572 0,488368602 0,02555297 0,181645897 0,072542442 0,089893184 0,089893184 1,094057415 0,235386572 0,155328662 0,609284766 0,233843857 0,202639429 0,563516714 0,030778465 0,096653872 0,05573266 0,058189526 0,14808271 1,159608803 0,296111499 0,140519285 0,563369216 0,265749035 0,147923974 0,586326991 -0,006332735 0,082055844 0,069806915 0,051384786 0,199467496 1,220752529 0,377059496 0,175666597 0,447273907 0,336585498 0,158092941 0,505321561 0,035356848 0,078364565 -0,011881551 0,018285483 0,217752979 1,243279913 0,353158408 0,123730045 0,523111547 0,365108952 0,149698321 0,485192727 -0,007097241 0,074784356 0,078423406 0,046654293 0,264407272 1,302658624 0,456091566 0,201010315 0,342898119 0,404624987 0,16237018 0,433004833 -0,133753096 0,000227211 -0,681441842 -0,349150563 -0,084743292 0,918748104 0,380188219 0,171489116 0,448322665 0,418139893 0,186249715 0,395610392 -0,072717596 -0,292965621 0,169572965 -0,017886064 -0,102629356 0,902461404 0,266220158 0,145284743 0,588495099 0,323204188 0,158386929 0,518408882 0,268261166 0,533999968 1,064111071 0,722926379 0,620297023 1,859480268 0,264653251 0,14694784 0,588398909 0,265436704 0,146116291 0,588447004 0,055461237 -0,130012045 -0,149186486 -0,09206377 0,528233253 1,695933374 0,241189525 0,114442386 0,644368088 0,252921388 0,130695113 0,616383499 0,092833815 0,110505112 0,767067783 0,510730059 1,038963312 2,826285518 0,234081531 0,123578001 0,642340469 0,237635528 0,119010194 0,643354278 0,016656748 0,090850831 0,146716877 0,109161341 1,148124653 3,152275751 0,188319052 0,107988294 0,703692654 0,211200291 0,115783148 0,673016561 0,184271827 -0,019134079 0,096348759 0,10154717 1,249671823 3,489197694 0,171394644 0,135210256 0,6933951 0,179856848 0,121599275 0,698543877 -0,050359765 0,391273019 0,087530694 0,099664997 1,34933682 3,85486821 0,183007523 0,119125916 0,697866562 0,177201083 0,127168086 0,695630831 -0,054797478 -0,080313343 -0,07194402 -0,069969945 1,279366875 3,594363322 0,125673016 0,1368417 0,737485284 0,154340269 0,127983808 0,717675923 -0,01133265 0,092707695 0,063453785 0,055655253 1,335022128 3,800080033 0,081426909 0,09604756 0,822525531 0,103549962 0,11644463 0,780005408 0,023715263 0,034096964 0,368879911 0,294154448 1,629176576 5,099673797 0,06132774 0,08538962 0,853282639 0,071377324 0,09071859 0,837904085 -0,019566558 -0,012872685 -0,129846215 -0,111363074 1,517813502 4,562238956 0,059494563 0,088389709 0,852115728 0,060411152 0,086889665 0,852699184 0,092273519 0,143260532 0,218748037 0,204548482 1,722361984 5,59773462 0,060867119 0,10328314 0,835849741 0,060180841 0,095836424 0,843982735 -0,015712407 0,029250913 0,131660336 0,112976768 1,835338751 6,267256828 0,05754565 0,099953823 0,842500528 0,059206384 0,101618481 0,839175134 0,061270267 0,042863438 0,047261219 0,047643748 1,882982499 6,573079862

Keterangan :

22= HSK ( Skopi 1+Skopi 2):2 = (19;1+19;2):2 27= LN Sawit = LN (Produksi Sawit 2 : Produksi Sawit 1) = LN (15;2 :15;1) 23= HSA (Skakao 1 + Skakao 2):2 = (20;1 + 20;2):2 28 = Nilai LN = (22*25)+(23*26)+(24*27)

24= HSS (Ssawit 1 + Ssawit 2):2 = ( 21;1 + 21;2):2 29 = Persamaan 1 = ( 29;1 + 28;2) 25= LN Kopi = LN ( Produksi Kopi 2: Produksi Kopi 1) =LN (5;2 : 5;1) 30 = Persamaan 2 = EXP ( Persamaan 1) 26 = LN Kakao = LN (Produksi Kakao 2 : Produksi Kakao 1) =LN ( 10;2 :10;1)

PRODUKSI

Nilai Share Hasil Share Nilai LN Persamaan

(35)

Lampiran 8 Data Input Produksi (K)

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Pupuk Bibit Pestisida Pupuk Bibit Pestisida Pupuk Bibit Pestisida Pupuk Bibit Pestisida

1 1990 146569176 11814376 3434212 25172322848 9724918320 1486018872 2555338004 433672104 55053463 225950876803 12067247483 4929429610

2 1991 159019268 25914014 2076269 46160381880 14264700252 1935107712 2797017654 356540462 62738773 250222838942 18064993700 6333656306

3 1992 168950802 23293206 2887100 33625438114 11671212114 2289340062 2929778003 283522226 76372934 240037143643 21996732765 7355272974

4 1993 158364234 24378350 3993533 60102674058 12947998461 3026134179 3450916322 419466853 77287033 283642168653 39490309440 8202172055

5 1994 153075055 26300020 2359771 63416809850 13437156455 3434839620 3808456103 334625064 82632536 368522950085 39719877252 9499639032

6 1995 172791692 27883149 3249740 69120153733 15049216790 4030247972 3952735482 307080690 62193282 377733333464 31780106460 10177015338

7 1996 130702771 16431187 2475405 54212442988 11930400147 4519249021 3733519692 453878745 67240505 466818484544 55201390513 10710074533

8 1997 140184314 18861624 2592731 67863964056 12553182204 4904757376 2843736002 329237933 64460197 343950536842 63369402560 11085578131

9 1998 173005352 24821819 3601942 52721650359 13735471421 6036733346 4319630002 487727562 63402755 390687265082 63465015872 14149396940

10 1999 183600653 24236573 3873110 47759344659 11057460093 4202488656 3784203303 347274706 61923019 490670367753 55525254489 21852371895

11 2000 206752664 27598472 4476539 64639204551 12976251291 5526851808 5496228029 564948540 78742215 532658545931 66903078690 25698762478

12 2001 251961723 28116363 5585621 78591525337 18772183219 6281910889 5559378351 572818671 83893216 622217434933 73388019824 27636756136

13 2002 316015643 32819776 5452204 72594499328 20555316320 8249570208 4649626852 591599002 85029910 654173107008 75199261824 29819494600

14 2003 356084250 35806510 4276252 57850437890 17783141150 11729541577 5203221367 673167256 94249432 755438786323 77394279232 35949126109

15 2004 377317627 24756295 3550230 68312269827 23024404089 11780931462 5511807503 652768003 97400252 720704782402 78310021472 42308519760

16 2005 225906782 23316320 3853738 61180702008 25182514840 11657888055 6907233354 770318649 104037979 761770107323 79988357452 45493787172

17 2006 239797342 27318586 3957013 63526963922 26703333269 12674803042 7568513240 836473840 106168229 822754440940 83398128440 54453446140

18 2007 228980382 24428520 4142539 78855632980 26979087060 11640761298 7658436884 982370035 108061908 935554388091 85737002934 65299205697

19 2008 303119805 33067480 5734537 82428187330 27202946130 12730053507 7919640674 1002993454 113320913 956314784320 90403947544 69975255168

20 2009 382857361 42636450 6900938 83668104240 28011867225 13704406530 8344055248 1126390293 114710623 1033846397824 111737400234 79823417984

21 2010 417578872 48598748 7357136 92642418784 29636890304 13733940213 9555670986 1142283743 117476892 1066053613389 115834230796 89783878674

Keterangan :

1 = Nomor 6 = Nilai Pupuk Kopi/Ha 11 = Q Pestisida Kakao/Ha

2 = Tahun 7 = Nilai Bibit Kopi/Ha 12 = Nilai Pupuk Kakao/Ha

3 = Q Pupuk Kopi/ha 8 = NIlai Pestisida Kopi/Ha 13 = Nilai Bibit Kakao/Ha 4 = Q Bibit Kopi/Ha 9 = Q Pupuk Kakao/Ha 14 = Nilai Pestisida kakao 5 = Q Pestisida Kopi/ha 10 = Q Bibit Kakao/Ha

No Tahun

1 2

Input Produksi

Kopi Kakao

(36)

15 16 17 18 19 20 21

Pupuk Bibit Pestisida Pupuk Bibit Pestisida Jumlah Nilai

2433848033 324996035 21308217 390769829394 42046174002 13373585400 725520402732

3679717733 266145132 25902921 431652732941 57352409463 14029605297 840016426493

3803529724 318098062 31893224 567982034720 43295462600 15130228800 943382865792

2999278807 335793234 42385734 649329981824 47408966006 21440209076 1125590613752

3219283420 312645061 43907571 658337025420 48019232480 14954807070 1219342337264

4355972946 445624082 65177292 566482955722 52021110889 21213868896 1147608009264

1479595801 499297932 49726873 755755973129 57460270308 35571304281 1452179589464

1711403230 512920034 53384243 707289451200 65107689040 46201093600 1322325655009

5432486984 529588081 60029054 775102775400 30562321300 77005856200 1423466485920

5684862703 559529602 63494492 897175059760 58388265276 66900389514 1653531002095

6447733644 603539674 75925803 1043406918336 69847591037 201226075126 2022883279248

6743845602 647647302 73521603 1116144193345 51159528706 246720041640 2240911594029

7320041401 705364406 63880722 903444387692 74386897779 240077208040 2078499742799

8327307946 638535313 73023657 1273222149165 73925871184 288677703809 2591971036439

7236556963 765055240 74672299 1297612672944 71588340594 254142329070 2567784271620

8339587624 846297477 87120979 1312547833379 85149612862 291642864075 2674613667166

9530343640 756086144 84276142 974515932934 61722327733 411146723502 2510896099922

8531026968 873750444 86179656 1365580769686 63996553823 436088746020 3069732147589

9647752701 892659234 92975724 1398565477171 53735888035 503613496330 3194970035535

9932022592 932571964 114215429 1469599080104 60384365853 481652865232 3362427905226

10143805878 952393406 116704974 1571150358736 73451852284 530242004196 3582529187376

Keterangan :

15 = Q Pupuk Sawit/Ha 19 = Nilai Bibit Sawit/Ha

16 = Q Bibit Sawit/Ha 20 = Nilai Pestisida Sawit/Ha

17 = Q Pestisida Sawit/Ha 21 = Jumlah Nilai = Nilai Kopi + Nilai Kakao + Nilai Sawit

18 = Nilai Pupuk Sawit/ha

Input Produksi

Total Kuantitas Total Nilai

Sawit

(37)

22 23 24 25 26 27 28 29 30

S Pupuk S Bibit S Pestisida S Pupuk S Bibit S Pestisida S Pupuk S Bibit S Pestisida

0,034695541 0,013404059 0,002048211 0,311432836 0,016632541 0,006794336 0,538606258 0,057953124 0,018433093

0,054951761 0,016981454 0,002303655 0,297878507 0,021505524 0,00753992 0,513862252 0,068275343 0,016701584

0,035643469 0,01237166 0,002426735 0,254442976 0,023316867 0,0077967 0,602069483 0,04589384 0,01603827

0,053396566 0,011503293 0,002688486 0,251994078 0,035084078 0,007286994 0,57687935 0,042119191 0,019047964

0,052009028 0,011020003 0,002816961 0,302230915 0,032574836 0,007790789 0,539911562 0,039381256 0,01226465

0,060229759 0,013113552 0,003511868 0,329148394 0,027692475 0,008868024 0,493620601 0,045330035 0,018485292

0,037331776 0,008215513 0,003112046 0,321460574 0,038012785 0,007375172 0,520428726 0,039568295 0,024495114

0,051321672 0,009493261 0,00370919 0,260110311 0,04792269 0,008383395 0,534882953 0,049237258 0,03493927

0,037037507 0,009649311 0,004240868 0,274461864 0,044584833 0,009940098 0,544517755 0,021470348 0,054097414

0,028883247 0,00668718 0,002541524 0,296740954 0,033579809 0,01321558 0,542581336 0,035311261 0,040459108

0,031953996 0,006414731 0,002732165 0,2633165 0,033073129 0,012704026 0,51580184 0,03452873 0,099474882

0,03507123 0,00837703 0,002803284 0,277662643 0,032749181 0,012332819 0,49807596 0,022829784 0,11009807

0,034926393 0,009889497 0,003969002 0,314733312 0,036179587 0,014346643 0,434661775 0,035788745 0,115505046

0,022319091 0,006860856 0,004525337 0,291453406 0,029859238 0,013869417 0,491217738 0,028521102 0,111373815

0,026603586 0,008966643 0,004587976 0,280671858 0,030497119 0,016476664 0,505343337 0,027879422 0,098973396

0,022874594 0,009415384 0,004358718 0,284815006 0,029906509 0,01700948 0,490742962 0,031836229 0,109041118

0,025300515 0,010634981 0,00504792 0,327673631 0,033214488 0,021686858 0,388114798 0,024581793 0,163745017

0,025688115 0,008788743 0,00379211 0,304767433 0,027929799 0,021271956 0,444853396 0,020847602 0,142060846

0,025799362 0,008514304 0,003984405 0,299318859 0,028295711 0,021901694 0,437739779 0,016818902 0,157626986

0,024883241 0,008330845 0,004075747 0,307470205 0,033231166 0,023739815 0,43706486 0,017958561 0,143245559

0,025859501 0,008272617 0,003833588 0,297570113 0,032333088 0,02506159 0,438558983 0,020502792 0,148007728

Keterangan :

22 = S Pupuk Kopi = Nilai Pupuk Kopi : Jumlah Nilai = 6/21 26 = S Bibit Kakao = Nilai Bibit Kakao : Jumlah Nilai = 13/21 23 = S Bibit Kopi = Nilai Bibit Kopi : Jumlah Nilai = 7/21 27 = S Pestisida Kakao = Nilai Pestisida Kakao : Jumlah Nilai = 14/21 24 = S Pestisida Kopi = Nilai Pestisida Kopi : Jumlah Nilai = 8/21 28 = S Pupuk Sawit = Nilai Pupuk Sawit : Jumlah Nilai = 18/21 25 = S Pupuk kakao = Nilai Pupuk Kakao : Jumlah Nilai = 12/21 29 = S Bibit Sawit = Nilai Bibit Sawit : Jumlah Nilai = 19/21

30 = S Pestisida Sawit = Nilai Pestisida Sawit : Jumlah Nilai = 20/21 Input Produksi

Nilai Share

(38)

31 32 33 34 35 36 37 38 39

HS Pupuk HS Bibit HS Pestisida HS Pupuk HS Bibit HS Pestisida HS Pupuk HS Bibit HS Pestisida

0,044823651 0,015192756 0,002175933 0,304655672 0,019069032 0,007167128 0,526234255 0,063114233 0,017567339

0,045297615 0,014676557 0,002365195 0,276160741 0,022411196 0,00766831 0,557965868 0,057084592 0,016369927

0,044520018 0,011937476 0,00255761 0,253218527 0,029200473 0,007541847 0,589474417 0,044006516 0,017543117

0,052702797 0,011261648 0,002752723 0,277112496 0,033829457 0,007538892 0,558395456 0,040750223 0,015656307

0,056119393 0,012066777 0,003164414 0,315689655 0,030133656 0,008329407 0,516766082 0,042355645 0,015374971

0,048780767 0,010664532 0,003311957 0,325304484 0,03285263 0,008121598 0,507024664 0,042449165 0,021490203

0,044326724 0,008854387 0,003410618 0,290785442 0,042967738 0,007879284 0,527655839 0,044402776 0,029717192

0,04417959 0,009571286 0,003975029 0,267286087 0,046253762 0,009161747 0,539700354 0,035353803 0,044518342

0,032960377 0,008168246 0,003391196 0,285601409 0,039082321 0,011577839 0,543549545 0,028390805 0,047278261

0,030418622 0,006550956 0,002636845 0,280028727 0,033326469 0,012959803 0,529191588 0,034919996 0,069966995

0,033512613 0,00739588 0,002767725 0,270489572 0,032911155 0,012518422 0,5069389 0,028679257 0,104786476

0,034998811 0,009133263 0,003386143 0,296197977 0,034464384 0,013339731 0,466368868 0,029309265 0,112801558

0,028622742 0,008375177 0,004247169 0,303093359 0,033019412 0,01410803 0,462939756 0,032154924 0,113439431

0,024461339 0,00791375 0,004556656 0,286062632 0,030178178 0,015173041 0,498280538 0,028200262 0,105173606

0,02473909 0,009191013 0,004473347 0,282743432 0,030201814 0,016743072 0,49804315 0,029857825 0,104007257

0,024087554 0,010025183 0,004703319 0,306244318 0,031560498 0,019348169 0,43942888 0,028209011 0,136393067

0,025494315 0,009711862 0,004420015 0,316220532 0,030572144 0,021479407 0,416484097 0,022714697 0,152902931

0,025743738 0,008651524 0,003888257 0,302043146 0,028112755 0,021586825 0,441296587 0,018833252 0,149843916

0,025341301 0,008422575 0,004030076 0,303394532 0,030763438 0,022820755 0,437402319 0,017388731 0,150436272

0,025371371 0,008301731 0,003954668 0,302520159 0,032782127 0,024400703 0,437811922 0,019230677 0,145626643

Keterangan :

31 = HS Pupuk Kopi = ( S Pupuk Kopi 1 + S Pupuk Kopi 2) :2 = ( 22;1 + 22;2)/2 35 = HS Bibit Kakao = ( S Bibit Kakao 1 + S Bibit Kakao 2):2 = (26;1 +26;2)/2

32 = HS Bibit Kopi = ( S Bibit Kopi 1 + S Bibit Kopi 2 ):2 = (23;1 + 23;2)/2 36 = HS Pestisida Kakao = ( S Pestisida Kakao 1 + S Pestisida Kakao 2):2 = (27;1 +27;2)/2 33 = HS Pestisida Kopi = (S Pestisida kopi 1 + S Pestisida kopi 2 ):2 = ( 24;1 + 24;2)/2 37 = HS Pupuk Sawit = ( S Pupuk Sawit 1 + S Pupuk Sawit 2):2 = ( 28;1 + 28;2)/2 34 = HS Pupuk Kakao = ( S Pupuk Kakao 1 + S Pupuk Kakao 2):2 = ( 25;1 + 25;2)/2 38 = HS Bibit Sawit = (S Bibit Sawit 1 + S Bibit Sawit 2):2 = (29;1 + 29;2)/2

39 = HS Pestisida Sawit = (S Pestisida Sawit 1 + S Pestisida Sawit 2):2 = (30;1 + 30;2)/2 Input Produksi

Hasil Share

Kopi Kakao Sawit

Gambar

Tabel 1  Volum Ekspor dan Nilai Ekspor Tanaman Perkebunan 2008-2010
Gambar 2 Menjelaskan bahwa potensial bias input terjadi dari agregasi
Tabel 2   Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kelapa Sawit       Indonesia 1990-2010
Tabel 3    Perkembangan Luas Areal Panen, Produksi, dan Produktivitas Kopi        Indonesia Periode 1990-2010
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan produksi industri ban Indonesia lebih ditentukan oleh peningkatan intensitas pemakaian tenaga kerja, bahan baku, energi,

Sedangkan analisis pertumbuhan dari sisi penawaran umumnya mengkaji (1) tingkat efisiensi perusahaan, baik efisiensi teknis, efisiensi relatif, efisiensi alokatif (harga),

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS dan BKPM dengan menggunakan koefisien tenaga kerja, investasi PMA, dan investasi dalam negeri dari hasil estimasi

Bertitik tolak dari model serta teori yang mendasari penelitian ini, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi oleh input

Sumber: Data sekunder diolah, 2014. Pembibitan kopi yaitu berasal dari biji kopi. ketika bibit siap tanam dan disebar kse areal perkebunan, kopi tersebut diakui

Pertumbuhan output sebagaimana juga halnya pertumbuhan ekonomi dapat terjadi karena adanya akumulasi penggunaan input dalam hal ini modal dan tenaga kerja ataupun disebabkan

Dari hasil analisis di atas dapat diambil kesimpulan yaitu: (1) Sektor penggerak utama dan pendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan adalah

Adapun jalur transmisi yang dapat menjelaskan peningkatan indeks tekanan nilai tukar Indonesia pada saat krisis tersebut dapat diketahui melalui estimasi pada variabel pertumbuhan