LAPORAN LATIHAN KERJA PROFESI
DI APOTEK BUHAMALA
OLEH
Asmarini S.Farm
(063202003)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN LATIHAN KERJA PROFESI
OLEH : Asmarini S.Farm
(063202003)
Diketahui dan disetujui oleh :
Dra. Tuty Roida Pardede., M.Si, Apt. Pembimbing
Disahkan oleh ;
Dekan Fakultas Farmasi USU Medan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Latihan Kerja Profesi Apoteker di Apotek Buhamala Medan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti program Pendidikan Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga atas bimbingan dan arahan selama melakukan Latihan Kerja Profesi Apoteker di Apotek Buhamala. Penghargaan ini dipersembahkan kepada :
1. Ibu Dra. Tuty Roida Pardede M.Si, Apt selaku Apoteker Pengelola Apotek Buhamala dan selaku pemilik sarana Apotek Buhamala yang telah memberikan fasilitas kepada penulis serta sebagai pembimbing dalam pelaksanaan Latihan Kerja Profesi Apoteker di Apotek Buhamala.
2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisaputra, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan.
3. Bapak Drs. Syafruddin, M.Sc, Apt selaku koordinator Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan.
4. Karyawati Apotek Buhamala selaku Asisten Apoteker di Apotek Buhamala yang telah banyak memberikan bantuan dan arahan selama penulis mengikuti Latihan Kerja Profesi Apoteker di Apotek Buhamala. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dibidang Farmasi.
Medan, Februari 2007
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
BAB II. TINJAUAN UMUM APOTEK ... 3
2.1. Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek ... 3
2.2. Pengelolaan Apotek ... 4
2.2.1. Perencanaan (planning) ... 5
2.2.2. Pengorganisasian (organizing) ... 5
2.2.3. Kepemimpinan (actuating) ... 5
2.2.4. Pengawasan (controling) ... 6
2.3. Studi Kelayakan ... 6
2.4. Pengelolaan Obat/Perbekalan Farmasi ... 8
2.4.1. Pembelian ... 8
2.4.2. Penyimpanan ... 9
2.4.3. Penjualan/Pelayanan ... 9
2.4.4. Administrasi ... 10
2.5. Perpajakan ... 11
2.5.1. Pajak Penghasilan (PPh pasal 21) ... 11
2.5.2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 11
BAB III. TINJAUAN KHUSUS APOTEK BUHAMALA ... 12
3.1. Letak ... 12
3.2. Struktur Organisasi dan Personalia ... 12
3.3. Pembelian ... 12
3.3.1. Perencanaan Pembelian ... 12
3.3.2. Pelaksanaan Pembelian ... 13
3.4. Penyimpanan ... 14
3.5. Penjualan ... 14
3.5.1. Pelayanan Resep ... 14
3.5.2. Pelayanan Penjualan Bebas ... 15
3.6. Administrasi ... 15
BAB IV. PEMBAHASAN ... 16
BAB V. KESIMPULAN ... 18
5.1. Kesimpulan ... 18
5.2. Saran ... 18
DAFTAR PUSTAKA ... 19
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Pesanan Obat Ke PBF ... 20
Lampiran 2. Formulir Surat Pesanan Psikotropika ... 21
Lampiran 3. Formulir Surat Pesanan Narkotika ... 22
Lampiran 4. Laporan Penggunaan Narkotika ... 23
Lampiran 5. Laporan Penggunaan Psikotropika ... 25
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam undang-undang kesehatan RI No. 23 tahun 1992, yang dimaksud dengan upaya kesehatan adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Dalam upaya kesehatan ini diperlukan sumber daya kesehatan. Yang termasuk sumber daya kesehatan adalah tenaga kesehatan, sarana kesehatan, perbekalan kesehatan, pembiayaan kesehatan, pengolahan kesehatan, serta penelitian dan pengembangan kesehatan.
Apotek termasuk salah satu sarana kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/MenKes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek, yang dimaksud apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Seorang apoteker dalam melakukan pelayanan kesehatan di apotek sangat dituntut keahliannya, tidak hanya dari segi teknis kefarmasian saja, melainkan juga keahlian dalam bidang manajemen. Hal ini dikarenakan sebuah apotek mempunyai fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Apoteker Pengelola Apotek mempunyai tanggung jawab dalam menjaga keseimbangan dua fungsi tersebut.
Bentuk pelayanan dan tanggung jawab apoteker dalam pekerjaan kefarmasian di apotek tidak hanya berorientasi pada pelayanan produk apotek (Product Oriented), tetapi juga lebih berorientasi pada pelayanan kefarmasian kepada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (Patient
Oriented)
Seorang apoteker yang profesional juga hendaknya harus memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengolah SDM, menempatkan diri sebagai pimpinan, memberi pendidikan serta memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan. Ini semua bertujuan untuk memantapkan peranannya dalam manajemen dan pemasaran di bidang farmasi.
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek
Apotek adalah suatu tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (Kepmenkes RI No. 1027/MenKes/SK/IX/2004). Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional, perbekalan kesehatan dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Ketentuan pemberian izin apotek adalah sebagai berikut :
1. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan kegiatan.
3. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-lambatnya 6 (enam) hari setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat. 4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
tidak dilaksanakaan, apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi.
5. Dalam jangka waktu 12 hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (3) atau pernyataan dimaksud ayat (4) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan surat izin.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 hari kerja mengeluarkan surat penundaan.
7. Terhadap surat penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), Apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat penundaan.
Untuk mendapatkan izin apotek, Apoteker atau Apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
Apotek kemudian akan diberikan Surat Izin Apotek (SIA) yang merupakan izin untuk penyelenggaraan apotek disuatu tempat tertentu. Apoteker yang dimaksud adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai seorang apoteker.
Seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan 2. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker 3. Memiliki Surat Penugasan (SP) dari Menteri
4. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker
5. Tidak bekerja disuatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di apotek lain.
2.2 Pengelolaan Apotek
Pengelolaan apotek menurut Kepmenkes No.1332/Menkes/SK/X/2002 yaitu :
1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.
Apotek dapat berjalan dengan baik apabila seluruh aktivitas seperti pengadaan, penyimpanan, pelayanan, keuangan dan administrasi ditata dengan baik. Pengelolaan perbekalan di apotek akan mempengaruhi kelengkapan obat, persediaan obat dan keuangan, hal tersebut akan menunjukkan citra dari suatu apotek (Hartono, 1987). Karena itu apoteker sebagai salah satu tenaga profesional kesehatan dalam mengelola apotek juga dituntut dari segi manajemen.
Apoteker sebagai seorang pengelola apotek harus memiliki kemampuan dalam 4 hal yaitu :
1. Perencanaan (planning) 2. Pengorganisasian (organizing) 3. Kepemimpinan (actuating) 4. Pengawasan (controling) 2.2.1. Perencanaan (planning)
Sebelum menjalankan suatu usaha sebaiknya dibuat suatu perencanaan. Tanpa perencanaan yang baik tidak akan tercapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan ini mencakup pemilihan lokasi, studi kelayakan, perhitungan sumber modal dan waktu Return of Investment (ROI).
2.2.2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah fungsi yang mempersatukan sumber-sumber daya yang ada dengan sistem yang teratur dalam suatu pola yang harmonis sehingga dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Kemampuan mengorganisir meliputi pembagian aktivitas-aktivitas pada setiap karyawan, penentuan tugas tiap-tiap kelompok, pemilihan orang-orang sesuai dengan tingkat pendidikan, pendelegasian wewenang, pemberian tanggung jawab dan pengkoordinasian macam-macam aktivitas.
2.2.3. Kepemimpinan (actuating)
2.2.4. Pengawasan (controling)
Semua fungsi diatas tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya pengawasan. Pengawasan adalah proses pengamatan, penelitian, penilaian dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi yang sedang atau telah berjalan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi utama dari pengawasan adalah memastikan apakah semua sudah berjalan dengan memuaskan sesuai dengan arah tujuan.
2.3. Studi Kelayakan
Studi kelayakan merupakan suatu kajian sebagai bagian dari perencanaan yang dilakukan menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan investasi, dimana resikonya belum jelas. Melalui studi kelayakan, berbagai hal yang diperkirakan dapat menyebabkan kegagalan dapat diantisipasi lebih awal. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan studi kelayakan mendirikan apotek adalah :
1. Analisis lokasi 2. Penentuan tipe lokasi
3. Membuat analisis pembelanjaan 4. Menentukan target yang akan dicapai
Selain itu untuk melakukan studi kelayakan mendirikan apotek dilakukan analisis Break Even Point (BEP/Analisis Impas) yaitu suatu analisis yang dilakukan untuk menetapkan titik dimana hasil penjualan akan menutupi jumlah biayanya, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel. Analisis impas ini adalah suatu teknik analisis yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara penjualan, biaya dan laba.
Rumus umum yang digunakan untuk menentukan titik impas adalah :
Omzet
Barang yang terjual. HPP : Harga Pokok Penjualan.
Omzet : Jumlah hasil penjualan pada kurun waktu tertentu.
Setelah mendapatkan nilai titik impas, kita akan mengetahui posisi kita dalam suatut usaha ataupun sasaran (target) yang akan dicapai. Untuk menjaga kelangsungan hidup apotek, target yang direncanakan harus tercapai. Pencapaian target ditentukan oleh kebijakan apoteker dalam melakukan upaya-upaya pengelolaan apotek. Upaya yang dilakukan dapat berupa manajemen personil, pengadaan perbekalan farmasi, menekan biaya pengeluaran seminimal mungkin, memberikan pelayanan yang baik sehingga meningkatkan volume penjualan.
Dalam pendirian suatu apotek juga membutuhkan modal. Sumber modal yang dibutuhkan dapat diperoleh dari :
1. Modal sendiri, yaitu modal yang tidak mempunyai jangka waktu pengembalian, misalnya modal milik apoteker sendiri atau keluarga.
2. Modal kredit, yaitu modal yang diperoleh dari pemberi kredit (kreditur) kepada penerima kredit (debitur). Dalam hal ini ada hubungan kepercayaan antara kedua pihak bahwa dimasa mendatang debitur akan sanggup memenuhi segala sesuatu sesuai perjanjian. Sumber-sumber modal kredit ini antara lain adalah bank, teman sejawat, PBF yang umumnya berupa sediaan farmasi Fast Moving.
Dalam mengelola suatu apotek, kegagalan dapat saja terjadi pada berbagai tahap, yaitu pada saat pendirian apotek atau pada saat apotek melakukan kegiatan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses pendirian apotek antara lain :
APA tidak memahami tentang bidang usaha perapotekan
2.4. Pengelolaan Obat/Perbekalan Farmasi
Pengelolaan obat/perbekalan farmasi merupakan pekerjaan yang mengarah pada terjaminnya ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya dengan kualitas yang benar, termasuk juga sistem pengendalian keuangan berserta sumber daya manusiannya.
Perencanaan pengadaan obat/perbekalan farmasi lainnya, akan lebih terarah dan efisien bila dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan didukung oleh wawasan-wawasan ilmu yang terkait. Dilapangan, perencanaan pengadaan perlu didukung oleh data analisis pasar antara lain jumlah penduduk, kondisi sosial ekonomi dan geografis, masalah kesehatan dilingkungan sekitar, persepsi masyarakat terhadap kesehatan dan pola pengunaan obat.
Pengelolaan obat/perbekalan farmasi di apotek akan mempengaruhi kelengkapan, harga, pelayanan dan persediaan obat serta keuangan yang pada akhirnya akan menentukan citra suatu apotek.
2.4.1. Pembelian
Secara umum komoditi di apotek dapat berupa obat, bahan obat dan alat kesehatan yang pengadaannya dilakukan sewaktu pembelian. Pembelian perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang mengalami hambatan.
Dalam pengadaan perbekalan farmasi penting dipertimbangkan pemilihan distributor meliputi legalitas, harga yang kompetitif, pelayanan yang cepat, potongan harga yang diberikan, tenggang waktu pembayaran yang ditawarkan serta dapat membeli dalam jumlah sedikit.
Dalam penerimaan barang dari pemasok, perlu dilakukan pemeriksaan di apotek. Tujuan pemeriksaan adalah untuk memastikan bahwa barang yang masuk sesuai dengan faktur dan pesanan pembelian, tanggal kadaluarsanya dan kondisi barang yang dibeli dalam keadaan baik.
2.4.2. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan di gudang maupun diruang peracikan. Tujuan penyimpanan perbekalan farmasi ini untuk memelihara mutu perbekalan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan persediaan serta memudahkan dalam pencarian dan pengawasan. Secara umum sistem penyimpanan barang diapotek dilakukan dengan sistem FIFO (First In
First Out) yaitu barang yang terlebih dahulu masuk akan lebih dahulu
dikeluarkan. Dapat juga dilakukan dengan sistem FEFO (First Expired First Out) yakni barang yang akan lebih dahulu habis waktu kadaluarsanya akan lebih dahulu dikeluarkan. Dengan sistem ini perputaran pengeluaran barang di apotek lebih teratur dan menjamin tidak terjadinya penumpukan barang yang lama.
2.4.3. Penjualan/Pelayanan
Pelayanan apotek antara lain :
1. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dokter hewan dan pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek. Dalam melayani resep harus sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesi apoteker dengan dilandasi kepentingan masyarakat.
2. Apotek wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan pada pasien.
3. Apotek melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen baik obat bebas, obat bebas terbatas, kosmetika, alat kesehatan dan perbekalan farmasi lainnya.
4. Di Apotek, Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti diizinkan menjual obat keras yang termasuk Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA) tanpa resep.
barang yang hampir kosong. Disamping itu ia juga bertugas melayani konsumen, memberikan informasi kepada konsumen, memelihara kebersihan dan kerapian etalase.
2.4.4. Administrasi
Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang dilaksanakan oleh suatu apotek. Administrasi sangat diperlukan dalam pengelolaan suatu apotek untuk memperoleh sumber informasi yang dapat dipercaya dalam rangka pengambilan keputusan oleh Apoteker Pengelola Apotek. Oleh sebab itu, diperlukan strategi khusus yang terencana dengan mantap sehingga proses pengelolaan bisa berjalan dengan baik. Administrasi yang biasa dilakukan apotek meliputi antara lain :
1. Administrasi pembukuan, yaitu mencatat keluar masuk uang disertai bukti-bukti pengeluaran dan pemasukan.
2. Administrasi penjualan, yaitu pelayanan resep, penjualan bebas, langganan dan pembayaran secara tunai atau kredit.
3. Administrasi pembelian, yaitu mencatat pembelian harian secara tunai atau kredit dan dicatat dari mana, kepada siapa dan jumlah apotek terhutang. 4. Administrasi pergudangan, yaitu mencatat penerimaan dan pengeluaran
barang, masing-masing diberi kartu stok.
5. Administrasi piutang, yaitu pencatatan penjualan kredit, kepada siapa, kapan pelunasan hutang dan penagihan sisa piutang.
6. Administrasi kepegawaian, yaitu dilakukan dengan mengadakan absensi karyawan dan masalah lainnya yang menyangkut kepegawaian.
2.5. Perpajakan
Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian kekayaannya atau penghasilannya kepada negara menurut peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat.
Jenis-jenis pajak di apotek antara lain : 1. Pajak yang dipungut oleh daerah yaitu :
Pajak Reklame/Iklan (papan nama apotek) SKITU (Surat Keterangan Izin Tempat Usaha) 2. Pajak yang dipungut oleh negara (pemerintah pusat) yaitu :
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak Penghasilan (PPh)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 2.5.1. Pajak Penghasilan (PPh pasal 21)
PPh pasal 21 adalah pajak atas gaji/upah/honorarium, imbalan jasa dan lainnya yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang oleh pemberi kerja (majikan, bendaharawan pemerintah, perusahaan dan lain-lain) sehubungan dengan pekerjaan, jabatan dan hubungan kerja lainnya yang dilakukan di Indonesia.
2.5.2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
BAB III
TINJAUAN KHUSUS APOTEK BUHAMALA
3.1. Letak
Apotek Buhamala berlokasi di jalan Sei Mencirim No. 8B Medan. Lokasi apotek Buhamala tergolong strategis karena merupakan daerah dekat pusat perbelanjaan, pemukiman penduduk dan ditepi jalan sehingga mudah dijangkau dan dilalui oleh kendaran umum juga terdapat beberapa tempat praktek dokter disekitarnya.
3.2. Struktur Organisasi dan Personalia
Apotek Buhamala dikelola oleh Apoteker Pengelola Apotek yang membawahi 3 orang yaitu 1 orang asisten apoteker, 1 orang kasir/penjualan bagian depan dan 1 orang bagian administrasi merangkap bagian pembelian. Struktur organisasi apotek dapat dilihat pada gambar 1
Gambar 1. Struktur Apotek Buhamala Asisten Apoteker Administrasi Kasir
APA
3.3. Pembelian
3.3.1. Perencanaan Pembelian
Perencanaan pembelian di apotek Buhamala dilakukan sesuai dengan kebutuhan ruang peracikan dan penjualan bebas. Barang yang sudah habis atau stok yang sedikit dapat dilihat pada buku penjualan dan pada kotak tempat penyimpanan obat dan kemudian dicatat ke dalam buku barang kosong/pesanan. Jumlah barang yang akan dibeli disesuaikan dengan sifat barang, fast moving atau
3.3.2. Pelaksanaan Pembelian
Pembelian di apotek Buhamala dilakukan setiap pagi hari kecuali hari libur. Petugas pembelian memperlihatkan buku pesanan pada petugas distributor. Petugas distributor menyebutkan barang apa yang disediakan sesuai dengan pesanan.
Khusus untuk pembelian narkotik, pemesanan dilakukan langsung ke PBF Kimia Farma Medan dengan menggunakan Surat Pesanan Narkotik (Formulir N-9) rangkap 4 yang ditanda tangani Apoteker Pengelola Apotek yaitu satu lembar pesanan untuk satu item pesanan narkotika dan untuk pembelian psikotropika digunakan Surat Pesanan Psikotropika.
3.3.3. Pemantauan Hasil Pembelian
Barang yang telah dipesan oleh petugas apotek akan diantar siang atau sore harinya. Petugas penerima barang (Asisten Apoteker) melakukan pemantauan hasil pembelian sebagai berikut :
Memeriksa faktur yang diterima terhadap kelengkapan barang yang sudah dipesan dan diparaf.
Memeriksa barang yang diterima secara fisik seperti jumlah, ukuran, jenis, registrasi, label, tanggal daluarsa dan bentuk barang, apakah sesuai atau tidak.
Apoteker Pengelola Apotek melakukan pemantauan hasil pembelian pada malam harinya, meliputi :
Memeriksa faktur-faktur yang diterima terhadap kelengkapan barang yang sudah dipesan serta kebenaran harga atau diskon yang disepakati.
Membuat catatan untuk diberitahukan kepada pemasok besok paginya jika ada harga atau diskon harga barang yang tidak sesuai dengan perjanjian dan meminta segera dikoreksi.
3.4.Penyimpanan
Apotek Buhamala tidak mempunyai gudang khusus untuk penyimpanan barang. Stok barang dalam jumlah yang banyak disimpan dalam rak-rak lemari tertentu. Penyusunan barang di Apotek Buhamala dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, secara alfabetis dan menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Obat-obat diruang racikan ditempatkan pada kotak-kotak yang mencantumkan nama obat dan harga obat.
Obat-obatan golongan narkotika disimpan dalam lemari khusus narkotika yang terpisah dari obat-obat lain dan terkunci. Obat-obat psikotropika disimpan dalam lemari tersendiri sedangkan obat-obat seperti suppositoria, vaksin dan serum disimpan dalam lemari pendingin.
3.5.Penjualan
Pelayanan penjualan di Apotek Buhamala meliputi pelayanan resep, pelayanan obat bebas, kosmetika, alat-alat kesehatan, suplemen makanan, susu dan beberapa jenis perlengkapan rumah tangga.
3.5.1. Pelayanan Resep
Pelayanan resep dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Petugas menerima resep dari pasien dan memeriksa apakah obat-obat yang tertulis pada resep ada atau tidak, skrining resep.
2. Apabila obat-obat yang tertulis pada resep ada, kemudian ditetapkan harga obat-obat pada resep dan harga tersebut diinformasikan kepada pasien. 3. Apabila pasien setuju dengan harga obat yang diberikan, maka obat
disediakan/diracik, diberi etiket, diperiksa apakah obat dan etiket yang diberi telah sesuai dengan resep, lalu obat tersebut dikemas.
4. Obat diberikan kepada petugas penjualan/apoteker untuk diperiksa kembali dan kemudian apoteker tersebut menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan pemberian informasi yang diperlukan..
7. Resep yang mengendung narkotika dan psikotropika harus diperhatikan kelengkapannya. Resep tersebut disimpan secara terpisah untuk memudahkan pelaporannya.
3.5.2. Pelayanan Penjualan Bebas
Pelayanan penjualan bebas dilakukan sebagai berikut :
1. Petugas penjualan menerima permintaan barang dari pasien dan menginformasikan harga.
2. Jika pasien datang dengan keluhan menderita penyakit maka Apoteker Pengelola Apotek/Asisten Apoteker membantu memilihkan obat yang sesuai dengan penyakit yang dikeluhkan dan disertai dengan informasi tentang obat yang digunakannya serta informasi kesehatan yang berkenan. 3. Bila harga sesuai maka barang diserahkan dan pasien membayarnya. 3.6.Administrasi
Pengelolaan administrasi di apotek harus dilakukan dengan baik dan benar sehingga apabila suatu saat diperlukan, dokumen tersebut dapat ditunjukkan sebagai bahan pengawasan, pertanggung jawaban dan sebagai bahan pembantu bagi Apoteker Pengelola Apotek dalam pengambilan keputusan.
Petugas administrasi melaksanakan pencatatan :
1. Administrasi pembukuan arus uang dan arus barang terdiri dari :
Buku pembelian, mencatat semua barang yang diterima dari pemasok
Buku penjualan, mencatat omzet penjualan barang baik dari resep maupun dari penjualan bebas
Buku pesanan barang, mencatat barang yang diperlukan untuk dipesan kepada pemasok.
2. Administrasi pelaporan yaitu pelaporan narkotika dan psikotropika.
BAB IV
PEMBAHASAN
Apotek Buhamala merupakan apotek yang masih tergolong baru dan sedang dalam tahap perkenalan. Apotek Buhamala terletak dilokasi yang cukup strategis yaitu didaerah yang mudah dijangkau kendaraan, berada dipinggir jalan, memiliki tempat parkir yang cukup dan aman, dekat dengan lokasi pasar, serta berdekatan dengan beberapa tempat praktek dokter. Hal ini merupakan potensi bagi Apotek Buhamala untuk dapat meningkatkan penjualan.
Dari hasil pengamatan omzet penjualan Apotek Buhamala masih kecil, seperti pada umumnya apotek yang lainnya yang baru buka. Selain itu terdapat apotek-apotek lain disekitarnya yang tentunya sudah memiliki pelanggan terlebih dahulu.
Sebagai apotek yang masih relatif baru, Apotek Buhamala harus ekstra kerja keras untuk mendapatkan pembeli, dengan cara memberikan pelayanan yang baik, seperti melangkapi obat-obatan yang ada baik dari informasi obat yang sering diresepkan dokter disekitarnya, obat-obat yang sering dipakai masyarakat , maupun dari catatan permintaan obat bulan sebelumnya yang belum dapat dipenuhi.
Kondisi daerah Apotek Buhamala pada malam hari sepi dari lalu-lintas kendaraan maupun masyarakat yang berlalu-lalang sehingga apotek cepat tutup. Hali ini tentunya akan mengurangi peluang untuk meningkatkan penjualan apotek, karena pada umumnya praktek dokter buka sore sampai malam hari. Sebaiknya apotek tetap buka walaupun jalan sudah sepi karena kemungkinan penjualan akan semakin besar.
BAB V
KESIMPULAN
5.1.Kesimpulan
1. Pelayanan yang dilakukan di Apotek Buhamala Medan mencakup pelayanan resep , penjualan obat bebas dan swamedikasi.
2. Pelayanan di Apotek Buhamala sudah cukup baik, namun perlu ditingkatkan lagi agar apotek dapat semakin berkembang.
3. Pelaksanaan KIE di Apotek Buhamala kurang berjalan dengan baik, dimana pasien belum merasakan pentingnya peran seorang apoteker di apotek.
4. Lokasi Apotek Buhamala sangat strategis, karena mudah dijangkau, dekat dengan pasar tradisional dan swalayan, dekat dengan pemukiman penduduk dan memiliki areal parkir yang luas.
5. Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Buhamala dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, alphabetis dan disusun menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out)
5.2 Saran
1. Sebaiknya sarana promosi seperti display, timbangan, brosur, ataupun informasi yang berguna bagi kesehatan masyarakat dapat dilengkapi. 2. Untuk meningkatkan pelayanan sebaiknya item obat semakin dilengkapi
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. (2000).Prinsip dan Dasar Manajemen : Pemasaran Umum dan
Farmasi. Cetakan pertama. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
Anief, M. (2001).Manajemen Farmasi. Cetakan ketiga. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
DepKes RI. Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992.
DepKes RI Peraturan MenKes No. 1332/MenKes/SK/X/2002. tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MenKes/SK/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
DepKes RI Peraturan MenKes No. 1027/MenKes/SK/IX/2004. Standar
Pelayanan Farmasi di Apotek.
Hartono, Hdw. (2003). Manajemen Apotek. Depot Informasi Obat. Jakarta.
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. (2005). ISO Indonesia. Volume 40. PT. Anem Kosong Anem. Jakarta
Lampiran 1. Surat Pesanan Obat ke PBF
Apotek : Buhamala Medan, ... SIA No. : ... Kepada Yth.
Nama APA : Dra. Tuty Roida Pardede, Msi.,Apt Pimpinan PBF ... SIK No. : ... ... Alamat : Jl.Sei Mencirim No.8B Jl. ...
Tlp. (061)4146058 Medan Medan
SURAT PESANAN No : ... Dengan hormat,
Bersama ini kami memesan obat sebagai berikut
No Nama Obat Satuan Jumlah Obat Keterangan
Demikian dan terima kasih atas perhatian Saudara.
Hormat Kami, Apoteker Pengelola Apotek
Lampiran 2. Formulir Surat Pesanan Psikotropika
Nomor : ...
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dra. Tuty Roida Pardede, Msi., Apt Alamat : Jl. Sei Mencirim No. 8B Medan
Jabatan : Apoteker
Mengajukan Permohonan Kepada :
Nama Perusahaan :
Alamat :
Jenis Psikotropika sebagai berikut : 1.
2. 3.
Untuk keperluan : Apotek Buhamala
Jl. Sei Mencirim No. 8B Medan
Medan, ...20
Dra. Tuty Roida Pardede, Msi., Apt
Lampiran 3. Formulir Surat Pesanan Narkotika
Rayon : Model N. 9
No. S.P : Lembar ke 1/ 2 / 3 / 4
SURAT PESANAN NARKOTIKA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ... Jabatan : ...
Alamat Rumah: ... Mengajukan Pesanan Narkotika kepada :
Nama distributor : ... Alamat & No. Telepon : ... ...
Sebagai berikut :
Narkotika tersebut akan dipergunakan untuk keperluan
Apotek ... Lembaga
Medan, ...20 Pemesan
Lampiran 4. laporan Penggunaan Narkotika.
APOTEK BUHAMALA
Jl. Sei Mencirim No. 8 B Medan Tlp. (061) 4146050
Apoteker Pengelola Apotek : Dra. Tuty Roida Pardede Msi, Apt
No : Medan, ...20....
Lamp :
Hal : Laporan Pemakaian Narkotika Kepada Yth. Bapak :
Ka. Dinas Kesehatan Kota Medan Di
Medan
Dengan Hormat,
Bersama ini kami kirimkan laporan pemakaian Narkotika untuk : Bulan Januari 2007
Apotek : Buhamala
Alamat : Jl. Sei Mencirim No. 8 B Medan APA : Dra. Tuty Roida Pardede., Msi, Apt.
Demikian laporan ini disampaikan, atas perhatian bapak kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Apoteker Pengelola Apotek
Dra. Tuty Roida Pardede., Msi, Apt.
SIK : ...
Tembusan :
1. Dinas Kesehatan (Ex. Kanwil DepKes Prop. SU) 2. Ka. Badan POM – SU
LAPORAN LATIHAN KERJA PROFESI
APOTEK BUHAMALA
RESEP DAN SWAMEDIKASI
OLEH
Asmarini S.Farm
(063202003)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
1. Resep I
R/ Lapimox kaplet No IX S 3 dd 1 kapl R/ Lapistan kaplet No VI
S 1 dd 1 kapl
Dari komposisi obat yang diresepkan dan asal resep dari dokter gigi maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien baru operasi cabut gigi.
II. Spesialite Obat pada resep
No Nama Obat
Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
III. Rasionalitas Obat
Resep rasional karena semua obat sudah ditujukan untuk penyakit yang diderita pasien, yaitu sakit gigi dan gusi.
IV. Pelayanan Informasi Obat
A. Lapimox
1. Kegunaan : mengobati dan mencegah infeksi kulit dan jaringan lunak. 2. Bentuk Sediaan : Kaplet
3. Aturan pakai : 3 x sehari 1 kaplet 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Obat ini harus diminum sampai habis, jangan dihentikan walaupun telah merasa sembuh.
Jika terjadi reaksi seperti mual dan gatal-gatal segera konsultasikan ke dokter.
Simpan di tempat yang kering dan jauh dari jangkauan anak-anak. B. Lapistan
1. Kegunaan : Analgetik untuk mengatasi nyeri, dalam hal ini pasien menderita sakit gigi.
2. Bentuk sediaan : Kaplet
3. Aturan pakai : 1 x sehari 1 kaplet 4. Hal yang perlu diinformasikan :
Obat digunakan pada saat nyeri saja, jika tidak nyeri tidak usah digunakan Simpan di tempat yang kering dan jauh dari jangkauan anak-anak.
C. Becom C
1.Kegunaan : Suplemen vitamin untuk mengatasi dan mencegah kekurangan vitamin B Kompleks dan vitamin C.
2.Bentuk sediaan : Kaplet
3. Aturan pakai : 1 x sehari 1 kaplet 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Pemakaian obat sebaiknya dilakukan 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
2. Resep II
Dari komposisi obat yang diresepkan dan resep tersebut berasal dari dokter gigi, maka dapat diambil kesimpulan pasien tersebut baru menjalani operasi pencabutan gigi.
II. Spesialite Obat pada resep
III. Rasionalitas Obat
Resep rasional karena semua obat sudah ditujukan untuk penyakit pasca operasi cabut gigi. Theranex untuk pencegahan pendarahan, amoxan untuk mencegah infeksi pada gusi dan pondex untuk mengatasi nyeri.
IV. Pelayanan Informasi Obat
A. Theranex
1. Kegunaan : Pencegahan pendarahan pasca operasi gigi. 2. Bentuk Sediaan : Kapsul
3. Aturan pakai : 3 x sehari 1 kapsul (500 mg) 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Obat ini digunakan untuk mencegah pendarahan pasca operasi gigi.
Jika terjadi reaksi mual, muntah, anoreksia, dan sakit kepala segera konsultasikan ke dokter.
Simpan pada suhu kamar dan jauh dari jangkauan anak-anak. B. Amoxan
1. Kegunaan : Infeksi saluran nafas, saluran urogenital; kulit dan jaringan lunak. 2. Bentuk sediaan : Kapsul
3. Aturan pakai : 3 x sehari 1 kapsul 4. Hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dengan aturan pakai dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Gunakan obat sampai habis.
Jika terjadi efek samping, segera konsultasikan ke dokter.
Simpan pada suhu kamar dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Keterangan : Penggunaan Amoxan dapat mengakibatkan efek samping ruam pada kulit, gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare.
C. Pondex
1.Kegunaan : Analgetikum ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi, reumatik, nyeri otot, demam dan nyeri pada persalinan.
2.Bentuk sediaan : Kaplet
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
3. Kasus III
R/ Ciprofloxacin 500 mg No. X S 2 dd tab 1
R/ Metronidazole 500 mg No. X S 2 dd tab 1
Dari komposisi obat yang diresepkan dapat diambil kesimpulan pasien tersebut menderita penyakit infeksi pada saluran kemihnya.
II. Spesialite Obat pada resep
No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
1 Ciprofloxacin
(Kimia
Farma)
Ciprofloxacin Bernoflox(Bernofarm) Baquinor(Sanbe
2 Metronidazol
3 Asam
III. Rasionalitas Obat
Resep tersebut rasional karena semua obat yang diberikan pada pasien sesuai dengan pengobatan penyakit yang diderita pasien yang mengalami infeksi pada saluran kemih.
IV. Pelayanan Informasi Obat
A. Ciprofloxacin
1. Kegunaan : Infeksi pada saluran kemih, saluran pernafasan, saluran cerna, kulit. 2. Bentuk Sediaan : Tablet
3. Aturan pakai : 2 x sehari 1 tablet 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan obat sesuai aturan pakai dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Jangan menghentikan pemakaian obat sebelum habis, walaupun telah merasa sembuh.
Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui. Dianjurakan untuk banyak minum air putih.
Jika terjedi efek samping, segera konsultasikan ke dokter. Simpan pada suhu kamar dan jauh dari jangkauan anak-anak. B. Metronidazole
1. Kegunaan : Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh protozoa dan bakteri, infeksi kuman anaerob, vaginitis karena trichomonas vaginalis.
2. Bentuk sediaan : Tablet
4. Hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dengan aturan pakai dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Gunakan obat sesudah makan.
Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui. Obat diminum sampai habis.
Jika warna kencing anda menjadi agak gelap tidak perlu dirisaukan. Jika terjadi efek samping, segera konsultasikan ke dokter.
Simpan pada suhu kamar dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Keterangan : Penggunaan Metronidazol dapat mengakibatkan efek samping gangguan saluran pencernaan, mulut kering, pusing, air kemih akan berwarna gelap.
C. Asam Mefenamat
1.Kegunaan : Analgetikum ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi, reumatik, nyeri otot, demam dan nyeri pada persalinan.
2.Bentuk sediaan : Tablet
3. Aturan pakai : 3 x sehari 1 tablet
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
4. Kasus IV
R/ Amoxan 250 mg No. XV S 4 dd 1
R/ Acyclovir 350 mg M. f dtd pulv XV S 3 dd 1
R/ Rhinofed syrup I S 3 dd cth 1 Pro : Jeffri Aruan I. Kasus
Berdasarkan formula yang diberikan pada resep, diperkirakan pasien menderita cacar air, diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi oleh bakteri pada kulitnya, untuk alergi dan gatal-gatal diberikan anti alergi.
II. Spesialite Obat pada resep
III. Rasionalitas Obat
Berdasarkan komposisinya, resep tersebut rasional karena semua obat yang diberikan pada pasien sesuai dengan pengobatan penyakit yang diderita pasien. IV. Pelayanan Informasi Obat
A. Amoxan
1. Kegunaan : Infeksi saluran nafas, saluran urogenital; kulit dan jaringan lunak. 2. Bentuk sediaan : Kapsul
3. Aturan pakai : 4 x sehari 1 kapsul 4. Hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dengan aturan pakai dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Gunakan obat sampai habis.
Jika terjadi efek samping, segera konsultasikan ke dokter.
Simpan pada suhu kamar dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Keterangan : Penggunaan Amoxan dapat mengakibatkan efek samping ruam pada kulit, gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare.
B. Acyclovir
1. Kegunaan : Mengobati infeksi virus Herpes Simplex 2. Bentuk sediaan : serbuk
3. Aturan pakai : 3 x sehari 1 bungkus 4. Hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dengan aturan pakai dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan ginjal atau hati. Jika terjadi efek samping, segera konsultasikan ke dokter.
Simpan pada suhu kamar dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. C. Rhinofed
1.Kegunaan : Mengobati Rhinitis alergi, alergi pada kulit. 2.Bentuk sediaan : Sirop, Tablet
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Hati-hati pemakaian obat pada penderita kardiovaskuler, gangguan fungsi hati.
5. Kasus V
R/ Claritin Sirup I S 1 dd cth R/ Sanmol Sirup I
S 3 dd cth
Pro : Lucky Tesalonika Umur : 5 tahun 5 bulan I. Kasus
Berdasarkan formula yang diberikan pada resep, diperkirakan pasien menderita demam dan disertai dengan alergi seperti bersin-bersin dan pilek.
II. Spesialite Obat pada resep
No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
III. Rasionalitas Obat
IV. Pelayanan Informasi Obat
A. Claritin
1. Kegunaan : Pengobatan Rhinitis alergi seperti bersin, pilek, rasa gatal pada hidung.
2. Bentuk sediaan : Sirop
3. Aturan pakai : 1 x sehari 1 sendok teh 4. Hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dengan aturan pakai dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Jika terjadi efek samping, segera konsultasikan ke dokter.
Simpan pada suhu kamar dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. B. Sanmol
1. Kegunaan : Mengatasi demam disertai influenza, demam setelah imunisasi, rasa saakit termasuk sakit kepala dan gigi.
2. Bentuk sediaan : Sirop
3. Aturan pakai : 3 x sehari 1 sendok teh 4. Hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dengan aturan pakai dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan ginjal atau hati. Jika terjadi efek samping, segera konsultasikan ke dokter.
SWAMEDIKASI, KOMUNIKASI, INFORMASI
DAN EDUKASI
OLEH
Asmarini S.Farm
NIM : 063202003
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTAMA
MEDAN
PELAYANAN SWAMEDIKASI
1. KASUS I
Seorang pria dewasa datang ke apotek dan mengeluh mengalami hidung mampat dan sering bersin. Dia juga merasa kepalanya agak berat, Kemungkinan pasien menderita flu. Maka pasien diberikan Sanaflu kaplet.
SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
No Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat
W Meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat & bersin-bersin
PELAYANAN INFORMASI
1. Kegunaan : Meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin.
2. Bentuk Obat : Kaplet
3. Cara Pemakaian : 3 x sehari 1 kaplet. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dengan petunjuk dan aturan pakai serta jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
2. KASUS II
Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan nyeri haid, maka obat yang diberikan adalah Feminax.
SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
No Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1 Feminax
(Konimex)
- Parasetamol
500mg dan
ekstrak
hiosiamin 19mg
W Mengurangi rasa sakit pada waktu haid
PELAYANAN INFORMASI
1. Kegunaan : Mengurangi rasa sakit pada waktu haid. 2. Bentuk Obat : Tablet.
3. Cara Pemakaian : 3 x sehari 1-2 tablet. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dengan petunjuk dan aturan pakai serta jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Bila nyeri sudah hilang segera hentikan pemakaian. Bila sakit berlanjut hubungi dokter.
3. KASUS III
Seorang bapak datang ke apotek dan mengeluh sering sukar dan nyeri bila buang air besar. Ia jarang sekali buang air besar. Akibatnya dia merasa tidak nyaman pada perutnya. Kemungkinan pasien mengalami sembelit, maka pasien diberikan Dulcolax tablet.
SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
No Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1 Dulcolax
tablet (Boehringer Ingelheim)
Laxamex(Konimex) Stolax
(SanbeFarma) Melaxan(Mecosin)
Bisakodil W Mengatasi semua bentuk sembelit, menghilangkan nyeri pada saat buang air besar
PELAYANAN INFORMASI
1. Kegunaan : Mengatasi semua bentuk sembelit, menghilangkan rasa nyeri pada saat buang air besar.
2. Bentuk Obat : Tablet
3. Cara Pemakaian : 1 x sehari 2 tablet. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dengan petunjuk dan aturan pakai serta jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Digunakan pada malam hari sebelum tidur.
4. KASUS IV
Seorang pemuda datang ke apotek untuk menanyakan obat untuk penyakit bisul yang dideritanya, maka diberikan Ichtiyol salep.
SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
No Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1 Ichtiyol salap
(Mulia Farma Suci)
- Ichtiyol 10 % B Obat bisul, koreng, borok pada kulit.
PELAYANAN INFORMASI
1. Kegunaan : Obat bisul, koreng, borok pada kulit. 2. Bentuk Obat : Salap
3. Cara Pemakaian : Dioleskan pada kulit yang sakit. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Hanya untuk pemakaian luar.
Bila terjadi iritasi maka hentikan pemakaian.
Jaga kebersihan badan dan pakaian yang dikenakan.
5. KASUS V
Seorang pria kira-kira berumur 30 tahun datang ke apotek dengan keluhan batuk berdahak yang dideritanya. Dari keluhan di atas pasien diberikan Bisolvon sirup.
SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
No Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1 Bisolvon
Sirup (Boehringer Ingelheim)
Mucosalvan (KalbeFarma) Bricasma (Astra Zeneca
Bromhexin HCl
W Mengurangi kekentalan dahak sehingga mudah dikeluarkan
PELAYANAN INFORMASI
1. Kegunaan : Batuk berdahak, mengurangi kekentalan dahak sehingga mudah dikeluarkan.
2. Bentuk Obat : Sirup
3. Cara Pemakaian : 3 x sehari 10-15 ml 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dengan petunjuk dan aturan pakai serta jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Bila dalam gejala tidak membaik, segera hubungi dokter.
6. KASUS VI
Seorang pasien wanita datang untuk membeli obat untuk menghilangkan noda hitam di wajahnya, obat yang diberikan Melanox.
SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
No Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1 Melanox
(Surya Dermanto)
Mediquin (Surya Dermanto) Quitifar (Ifars)
HIdroquinon W Mengobati hiper pigmentasi
PELAYANAN INFORMASI
1. Kegunaan : Pengobatan hiperpigmentasi 2. Bentuk Obat : Krim
3. Cara Pemakaian : Dioleskan pada kulit yang dikehendaki pemutihannya, dipakai pada malam hari.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dengan petunjuk dan aturan pakai serta jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Jangan menggunakan obat ini pada daerah yang luka atau dekat mata. Hanya untuk pemakaian luar.
Segera hentikan pemakaian obat bila timbul warna merah atau terjadi iritasi pada kulit.
7. KASUS VII
Seorang pria datang ke apotek dengan keluhan badannya pegal-pegal sehabis berolahraga. Obat yang diberikan Counterpain.
SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
No Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat
B Meringankan sakit pinggang, otot kaku, pegal dan nyeri punggung, linu karena capek, kaku leher, pegal akibat olahraga atau terkilir
PELAYANAN INFORMASI
1. Kegunaan : Meringankan sakit pinggang, otot kaku, pegal dan nyeri punggung, linu karena capek, kaku leher, pegal akibat olahraga atau terkilir.
2. Bentuk Obat : Krim
3. Cara Pemakaian : 1-3 kali sehari digosokkan pada bagian yang nyeri dan pegal
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan : Jangan digunakan pada luka terbuka. Hanya untuk pemakaian luar
8. KASUS VIII
Seorang ibu datang ke apotek menanyakan vitamin yang bagus untuk menambah nafsu makan anaknya yang berumur 4 tahun. Maka diberikan Cucurma Plus.
SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
No Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat
B Menambah selera makan dan mem- bantu perkem- bangan sel otak dan meningkatkan daya tahan tubuh
PELAYANAN INFORMASI
1. Kegunaan : Menambah selera makan dan membantu perkembangan sel otak serta meningkatkan daya tahan tubuh
2. Bentuk Obat : Sirup botol 60 ml dan 100 ml 3. Cara Pemakaian : 1 x sehari 1 sendok teh (5 ml) 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Minum sesuai petunjuk yang dianjurkan Kocok terlebih dahulu sebelum diminum.
9. KASUS IX
Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan mata merah dan gatal karena debu, maka obat yang dianjurkan adalah Visine.
SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
No Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat
1. Kegunaan : Mengurangi mata merah karena iritasi ringan, seperti debu, asap rokok dan angin
2. Bentuk Obat : Tetes mata
3. Cara Pemakaian : 2 tetes, 2-3 kali sehari pada mata yang sakit. 4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Hanya untuk pemakaian luar
Cara meneteskan obat yaitu cuci tangan terlebih dahulu, dongakkan kepala, tarik kelopak mata bagian bawah sampai terkuak dan terbentuk semacam tadah air, teteskan obat satu tetes, tutup mata secara perlahan, diamkan 1-2 menit. Tunggu beberapa saat, lalu ulangi untuk tetesan kedua Bila dalam 48 jam tidak ada perbaikan, hubungi dokter.
10. KASUS X
Seorang remaja berumur 15 tahun datang ke apotek untuk membeli obat cacing untuknya, maka obat yang diberikan adalah Combantrin tablet 250 mg.
SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
No Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1 Combantrin
Tab 250 mg (Pfizer)
Konvermex (Konimex) Payrantin (Mecosin)
Pirantel Pamoat W Membasmi
cacing tambang, cacing kremi, cacing gelang
PELAYANAN INFORMASI
1. Kegunaan : Membasmi cacing tambang, cacing kremi, cacing gelang.
2. Bentuk Obat : Tablet
3. Cara Pemakaian : Dosis sekali minum, umur 5-9 th : 250 mg ; umur 10-15 th : 375 mg; umur > 15 th : 500 mg.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai aturan pakai, jangan melebihi dosis yang dianjurkan. Diminum sebelum tidur pada malam hari.