• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESIS DAN KARAKTERISASI PEREKAT POLIURETAN DENGAN VARIASI JENIS PEG (POLY ETHYLENE GLYCOL) MENGGUNAKAN MINYAK BIJI KARET ALAM (HAVEA BRASILIENSIS) DAN MDI (4,4’-METHYLENE DIPHENYL DIISOCYANATE).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SINTESIS DAN KARAKTERISASI PEREKAT POLIURETAN DENGAN VARIASI JENIS PEG (POLY ETHYLENE GLYCOL) MENGGUNAKAN MINYAK BIJI KARET ALAM (HAVEA BRASILIENSIS) DAN MDI (4,4’-METHYLENE DIPHENYL DIISOCYANATE)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Fauzi Anugraha NIM. 4123210015 Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI PEREKAT POLIURETAN DENGAN VARIASI JENIS PEG (Poly Ethylene Glycol) MENGGUNAKAN

MINYAK BIJI KARET ALAM (Havea brasiliensis) DAN MDI (4,4’ -Methylene Diphenyl Diisocyanate)

FAUZI ANUGRAHA (NIM. 4123210015)

Abstrak

Penelitian dilakukan untuk mengetahui bahwa minyak biji karet alam (Havea brasiliensis) dapat digunakan sebagai sumber poliol dalam sintesa perekat poliuretan dengan MDI (4,4-Diphenilmethane diisosianat) serta mengetahui jenis dan variasi komposisi polietilen glikol (PEG) yang digunakan untuk menghasilkan perekat poliuretan yang memiliki sifat perekat paling optimum. Jenis polietilen glikol yang digunakan adalah PEG 400, 600, dan 1000. Hasil polimerisasi poliuretan kemudian dikarakterisasi dengan spektrofotometer inframerah dan uji sifat mekanik meliputi kekuatan tarik dan perpanjangannya. Polimerisasi perekat poliuretan dilakukan dengan memvariasikan perbandingan PEG (400, 600, dan 1000), sumber poliol alami (minyak biji karet) dan MDI pada temperatur kamar selama 5 menit, dan dialiri gas nitrogen selama reaksi polimerisasi berlangsung. Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa komposisi paling maksimal yaitu pada PEG jenis PEG 400 dengan perbandingan PEG:SP:MDI sebesar 1:1:1 menghasilkan kekuatan tarik sebesar 595,09x10-4 N/m2 dan perpanjangannya 18,7%. Semakin banyak komposisi PEG yang digunakan, hasil kekuatan tarik semakin rendah. Karakteristik sifat fisik perekat poliuretannya yaitu kental, berwarna kuning susu dan cepat mengeras dan perekat poliuretan yang dihasilkan telah sesuai dengan standar SNI 06-0060-1987. Sedangkan karakterisasi gugus fungsi dilakukan dengan uji FTIR dengan hasil penelitian sesuai dengan gugus fungsi minyak dan gugus fungsi poliuretan.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang

direncanakan.

Skripsi berjudul “Sintesis Dan Karakterisasi Perekat Poliuretan Dengan

Variasi Jenis PEG (Poly Ethylene Glycol) Menggunakan Minyak Biji Karet Alam

(Havea brasiliensis) Dan MDI (4,4’-Methylene Diphenyl Diisocyanate)disusun

untuk memperoleh gelar Sarjana Sain Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan serta saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian

sampai selesainya penelitian dan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si., Bapak Dr. Ayi Darmana,

M.Si., dan Ibu Nora Susanti, S.Si., M.Sc., Apt. yang telah banyak memberikan

masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr.

Simson Tarigan, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik, Bapak dan Ibu Dosen

yang telah mendidik penulis selama melakukan studi di kampus Unimed dan juga

staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada Kepala

Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Instrumen Unimed, Kepala

Laboratorium Penelitian Teknik Kimia dan Laboratorium Farmasi USU dan

segenap instansi yang telah turut melancarkan keberhasilan penelitian ini.

Teristimewa kepada kedua orang tua yang sangat penulis banggakan serta

penulis sayangi, Ayah (M. Syukur) dan Ibu (Rohani) yang telah mengasuh,

membimbing, memberi kasih sayang, dan selalu mendoakan penulis. Serta kepada

abang dan kakak yang telah memberikan motivasi dan mendukung selama

(5)

Salam sukses juga untuk teman-teman atas doa, motivasi, kerjasama dan

sebagai penyemangat dalam menjalani perkuliahan serta seluruh teman-teman di

Kimia NK 2012 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih

juga kepada kakak stambuk Putri Jumairah yang telah memberi pengarahan

mengenai penelitian yang dilakukan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis sadar masih banyak kekurangan serta kelemahan pada

skripsi yang penulis buat, baik itu dari segi tata bahasa ataupun dari segi

penulisan. Penulis berharap isi dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Medan, Juni 2016 Penulis,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Batasan Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Polimer 6

2.2. Polimerisasi 6

2.3. Klasifikasi Polimer 7

2.4. Poliuretan 9

2.5. Perekat Poliuretan 12

2.6. Perekat (Adhesive) 13

2.7. Isosianat 15

2.8. Makroglikol dan PEG 15

2.9. Senyawa Poli Hidroksi Alkohol (Poliol) 16

2.10. Biji Karet Alam 18

2.11. Minyak Biji Karet 19

2.12. Karakterisasi Poliuretan 20

2.12.1. Analisis Spektrofotometri Infra Merah 21

2.12.2. Uji Tarik 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24

3.2. Alat dan Bahan 24

3.3. Prosedur Penelitian 24

3.3.1. Pengambilan Minyak Biji Karet 24

(7)

3.3.1.2. Ekstraksi Minyak Biji Karet Alam Metode Sokletasi 25

3.3.2. Pembuatan Perekat Poliuretan 25

3.3.3. Pembuatan Spesimen Uji Poliuretan 26

3.4. Karakteristik Poliuretan 27

3.4.1. Uji Inframerah 27

3.4.2. Uji Tarik 27

3.4.3. Uji Kenampakkan 27

3.4.4. Uji Keasaman 27

3.4.5. Uji Sisa Penguapan 28

3.5. Diagram Alir Penelitian 28

3.5.1. Pengambilan Minyak Biji Karet Alam 28

3.5.1.1. Preparasi Biji Karet Alam 28

3.5.1.2. Ekstraksi Minyak Biji Karet Alam Metode Sokletasi 29

3.5.2. Pembuatan Perekat Poliuretan 30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Preparasi Sumber Poliol 31

4.2. Minyak Biji Karet Alam 31

4.3. Pembuatan Perekat Poliuretan 32

4.4. Proses Pembuatan Spesimen Uji 35

4.5. Perhitungan Uji Tarik 36

4.6. Analisa Uji Kekuatan Tarik Perekat Poliuretan 37

4.7. Analisa Gugus Fungsi Dengan FTIR 40

4.7.1. Analisa Gugus Fungsi Minyak Biji Karet Alam 41 4.7.2. Analisa Gugus Fungsi Perekat Poliuretan 42

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan 44

5.2. Saran 44

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Syarat Mutu Perekat 14

Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Biji Karet 20

Tabel 4.1. Sifat Fisik Poliuretan yang Dihasilkan dari PEG 400, 600,

dan 1000 32

Tabel 4.2. Perekat yang Dihasilkan Berdasarkan SNI 06-0060-1987 34

Tabel 4.3. Data Uji Tarik Poliuretan 37

Tabel 4.4. Data Uji Tarik Beberapa Produk Perekat Komersil 38

Tabel 4.5. Data Gugus Fungsi Minyak Biji Karet 41

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Polimer Linear 8

Gambar 2.2. Polimer Bercabang 9

Gambar 2.3. Polimer Jaringan Tiga Dimensi 9

Gambar 2.4. Reaksi Umum Pembentukan Poliuretan 11

Gambar 2.5. Struktur Polietilen Glikol 16

Gambar 2.6. Pohon, Biji, dan Getah Karet 19

Gambar 3.1. Spesimen Kayu Uji Tarik 26

Gambar 3.2. Diagram Alir Preparasi Biji Karet Alam 28

Gambar 3.3. Diagram Alir Ekstraksi Minyak Biji Karet Metode Sokletasi 29

Gambar 3.4. Diagram Alir Penelitian 30

Gambar 4.1. Reaksi Pembentukan Poliuretan 35

Gambar 4.2. Pengaruh Variasi PEG Terhadap Kekuatan Tarik Perekat

Poliuretan 39

Gambar 4.3. Pengaruh Variasi Jenis PEG Terhadap Persen Perpanjangan

Perekat Poliuretan 40

Gambar 4.4. Spektrum Gugus Fungsi Minyak Biji Karet Alam 41

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan Kekuatan Tarik 48

Lampiran 2. Perhitungan Persen Perpanjangan 51

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian 54

Lampiran 4. Surat Keterangan Dosen PS 62

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian 63

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Biji karet berpotensi menjadi produk samping dari perkebunan karet yang

tersebar luas di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet

alam terbesar di dunia. Indonesia mempunyai total areal perkebunan karet sebesar

3.338.162 ha dengan proporsi tanaman karet yang menghasilkan adalah 2.035.058

ha (61%) (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006).

Selama ini biji karet hampir tidak memiliki nilai ekonomis sama sekali dan

hanya dimanfaatkan sebagai benih generatif pohon karet. Pada faktanya biji karet

mengandung minyak nabati dan dimanfaatkan menjadi input yang berharga pada

berbagai industri. Biji karet mengandung sekitar 40-50% (b/b) minyak nabati

dengan komposisi asam lemak yang dominan adalah asam oleat dan asam linoleat,

sementara sisanya berupa asam palmitat, asam stearat, asam arachidat dan asam

lemak lainnya (Setyawardhani et al., 2010).

Penelitian mengenai pemisahan minyak biji karet dilakukan dengan

metode pengempaan (pressing) dan ekstraksi pelarut. Metode yang lebih umum

digunakan adalah pengempaan secara mekanik. Namun metode ini membutuhkan

energi yang relatif besar dibandingkan dengan ekstraksi. Selain itu pengempaan

masih menyisakan minyak dalam bungkil biji karet sekitar 10%. Metode ekstraksi

dengan pelarut menjadi alternatif memberikan hasil yang lebih baik. Pengempaan

dilakukan dengan kempa hidrolik. Ekstraksi dilaksanakan dengan mencampurkan

biji karet dengan pelarut dalam wadah berpengaduk. Biji karet mengalami

perlakuan awal terlebih dulu, yang meliputi pembuangan kulit dan penyerpihan.

Percobaan terdiri dari dua bagian, yaitu pengempaan dan ekstraksi pelarut.

Ekstraksi pelarut/ leaching dengan menggunakan heksana pada berbagai

temperatur memberikan yield 66,3% sampai 70,4%. Sedangkan pengempaan yang

dilakukan dengan kempa hidrolik pada tekanan maksimal 370 bar memberikan

(12)

2

demikian, dalam pemisahan minyak biji karet metode ekstraksi pelarut lebih

efektif dibandingkan dengan metode pengempaan (Susanto, 2001).

Poliuretan adalah jenis polimer yang sangat unik dan luas pemakaiannya.

Poliuretan ditemukan pada tahun 1937 oleh Prof. Otto Bayer sebagai pembentuk

serat yang didesain untuk menandingi serat nylon. Tetapi penelitian lebih lanjut

menunjukkan bahwa poliuretan bukan saja bisa digunakan sebagai serat, tetapi

dapat juga digunakan untuk membuat busa (foam), bahan elastomer

(karet/plastik), lem, pelapis (coating), dan lain-lain (Nazarudin, 2007).

Penelitian untuk mendapatkan poliuretan sebagai perekat dilakukan oleh

Erlinda (2008) dengan mencampurkan minyak jarak, PEG 400, dan MDI dengan

memvariasikan suhu reaksi polimerisasi. Sutiani, dkk, (2008-2009) dan Putri

(2010) melakukan proses pembuatan perekat poliuretan dengan proses alkoholisis

minyak jarak terlebih dahulu sebelum direaksikan dengan glikol maupun

isosianat. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa poliuretan yang dihasilkan

sudah dapat dijadikan sebagai perekat untuk substrat kayu dan plastik, akan tetapi

memiliki kestabilan termal yang relatif rendah. Penelitian lainnya (Sutiani, dkk,

2010-2011) tentang pembuatan perekat poliuretan dari sumber poliol alami yang

berasal dari karbohidrat murni yang berupa monosakarida maupun disakarida

dengan PEG dan MDI diperoleh hasil bahwa secara sifat mekanik, poliuretan ini

memenuhi kualitas standar sebagai perekat.

Selain itu, perekat poliuretan telah diperoleh dengan memvariasikan

komposisi sukrosa, PEG 1000 dan MDI dengan komposisi maksimal PEG 1000 :

Sukrosa : MDI sebesar 1:1:2 (Pangabean, 2011), sedangkan variasi komposisi

gliserol, PEG 1000 dan MDI diperoleh komposisi yang paling maksimal pada

perbandingan PEG 1000 : Gliserol : MDI sebesar 3:1:2 (Sutiani dan Bidza, 2013).

Penelitian lainnya dilakukan oleh Rinaldhy (2012) dengan mereaksikan sari tebu

dengan PEG dan MDI, diperoleh nilai kekuatan tarik paling maksimum pada

perbandingan sari tebu : PEG 1000 : MDI sebesar 1:1:2 sedangkan nilai kekuatan

lentur paling maksimum pada perbandingan 1:2:3.

Penelitian pembuatan poliuretan telah berhasil dilakukan dengan

(13)

berupa toluen diisosianat (Sutiani, dkk, 2004) maupun dengan menggunakan 2,4

diphenilmetan diisosianat (Sutiani, dkk, 2005). Dari hasil penelitian diketahui

bahwa poliuretan yang dihasilkan memiliki sifat rapuh sehingga hanya dapat

diaplikasikan sebagai elastomer dan tidak dapat dijadikan sebagai perekat.

Sintesis poliuretan telah dilakukan (Prasetya, 2008) dengan menggunakan

monomer 4,4’-MDI : PEG 400 : minyak kelapa, dan 4,4’-MDI : 1,4-butanadiol :

minyak kelapa pada perbandingan masing-masingnya adalah 6:3:1 (b/b). Hasil

yang diperoleh terdapat kecenderungan bahwa poliuretan yang disintesis dari 4,4’

-MDI : PEG 400 : minyak kelapa me miliki rapatan ikatan silang yang lebih tinggi

dibandingkan poliuretan yang disintesis dari 4,4’-MDI : 1,4-butanadiol : minyak

kelapa pada perbandingan 6:3:1 (b/b).

Sedangkan penelitian berikutnya dilakukan oleh Putri (2014) dan Raudah

(2015) dengan mencampurkan minyak biji karet, PEG 1000, PEG 600 dan MDI

dengan penambahan sumber poliol alami berupa minyak dari biji karet yang

memiliki gugus poliol sehingga terjadi reaksi polimerisasi antara isosianat dan

poliol. Penelitian ini menunjukan apakah poliol dari minyak biji karet dapat

digunakan untuk membuat perekat poliuretan dan mengetahui jenis PEG

(Polietilen Glikol) yang lebih baik juga mengetahui variasi komposisi yang paling

optimum.

Dari latar belakang masalah dan uraian tentang penelitian terdahulu,

maka dari penelitian ini peneliti melakukan penelitian lanjutan pada minyak biji

karet yang direaksikan dengan polietilen glikol (PEG) dan diisosianat berupa

4,4-diphenilmethane diisosianate (MDI) dengan variasi komposisi dan jenis PEG,

mengenai variasi PEG yang dihasilkan untuk mengetahui dan membandingkan

jenis dan komposisi mana yang menghasilkan perekat poliuretan paling baik dan

uji perekat poliuretan yang dilakukan dengan uji mekanik, seperti uji tarik dan uji

kekuatan lentur pada spesimen kayu. Dalam melakukan uji mekanik terhadap

perekat tersebut bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan perekat poliuretan

(14)

4

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini diberikan

batasan masalah sebagai berikut :

1. Bahan dasar polimerisasi adalah minyak biji karet alam dan Polietilen Glikol

(PEG) yang direaksikan dengan Metilen-4,4’-Diphenildiisosianat (MDI).

2. Jenis PEG yang digunakan adalah PEG 400, PEG 600, dan PEG 1000.

3. Komposisi PEG yang digunakan adalah 1 ml, 2 ml, dan 3 ml.

4. Karakterisasi perekat yang dilakukan adalah dengan uji sifat mekanik dan uji

Infrared (IR).

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah sumber alami poliol dari minyak biji karet dapat digunakan untuk

menghasilkan perekat poliuretan?

2. Pada jenis Polietilen Glikol (PEG) manakah dihasilkan perekat poliuretan

dengan sifat perekat yang paling maksimal?

3. Pada komposisi Polietilen Glikol (PEG) manakah dihasilkan perekat

poliuretan dengan sifat perekat yang paling maksimal?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui apakah minyak dari biji karet alam dapat dijadikan sebagai

sumber poliol untuk menghasilkan perekat poliuretan, bila direaksikan

dengan PEG dan MDI.

2. Mengetahui jenis polietilen glikol (PEG) manakah yang menghasilkan

perekat poliuretan yang memiliki sifat perekat paling maksimal.

3. Mengetahui komposisi manakah yang menghasilkan perekat poliuretan yang

(15)

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi mengenai pemanfaatan minyak biji karet alam dalam

sintesis pembuatan perekat poliuretan.

2. Sebagai salah satu alternatif dalam pembuatan perekat poliuretan yang dapat

di produksi dengan efektif dengan menggunakan bahan dasar yang dapat

diperoleh dengan mudah.

3. Mengetahui jenis Polietilen Glikol yang menghasilkan perekat poliuretan

(16)

44

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan minyak biji karet dalam reaksi polimerisasi pembentukan perekat

poliuretan dengan PEG dan MDI berhasil dilakukan.

2. Perekat poliuretan dengan variasi jenis PEG menunjukkan bahwa penggunaan

PEG 400 menghasilkan sifat perekat paling optimum daripada penggunaan

PEG 600 dan PEG 1000.

3. Perekat poliuretan yang memberikan kekuatan tarik paling optimum adalah

pembentukan perekat dengan variasi komposisi PEG:SP:MDI (1:1:1) untuk

setiap jenis variasi PEG.

5.2. Saran

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka perlu dilakukan

penelitian lanjutan mengenai pengaruh lama penyimpanan spesimen uji perekat

poliuretan sebelum melakukan uji mekanik terhadap perekat tersebut sehingga

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2016), Poliuretana, https://id.wikipedia.org/wiki/Poliuretana, (Diakses pada 8 Januari 2016).

Billmeyer, F.W., (1984), Textbook of Polymer Science, John Willey & Sons., New York, USA.

Cowd, M. A., (1991), Kimia Polimer, terjemahan Firman H., ITB, Bandung.

Dire Bruins, P. F., (1969), Polyurethan Technology, Interscience Publisher, John Willey & Sons, New York.

Direktorat Jenderal Perkebunan, (2006), Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat di Indonesia 1995-2003 [Online], Diperoleh dari www.deptan.go.id, (Diakses pada 21 Desember 2015).

Erlinda, (2008), Pembuatan Poliuretan Dari Campuran Minyak Jarak, Glikol Dan Diisosianat Dengan Variasi Suhu Reaksi., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Haris, U., Hardjosuwito, B., Hermansyah., dan Bagya., (1995), Pemanfaatan Biji Karet Secara Komersial, Suatu Analisis Potensi dan Kelayakan, Warta Pusat Penelitian Karet 14(1): 1-9.

Hartomo, A. J., Rusdiharsono, A., dan Hardianto, D., (1992), Memahami Polimer dan Perekat, Andi Offset, Yogyakarta.

Hepburn, C., (1991), Polyurethane Elastomers, Secound Edition, Elsevier Apllied Science, New York and London.

Hummel, D. O., (1985), Infrared Spectra Polymer In The Medium And Long Wavelength Regions, John Willey & Sons, London.

Nazaruddin, H. H., (2007), Poliuretan, Polimer Serba Bisa, http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/poliuretan_polimer_serba_bisa/

Narrine, S.S., Kong, X., Bauzidi, L., dan Sporus, P., (2007), Physical Properties Of Polyurethanes Produced from Polyol from Seed Oils, Elastomer, JAOCS, Vol. 84, 55-63.

Odian, G., (1991), Principles of Polymerization, John Wiley & Sons, Inc., New York.

(18)

46

Putri, S.A., (2010), Pengaruh Variasi MDI (Metilen-4,4-diphenil diisosianat) Dalam Pembuatan Perekat Poliuretan Dengan Campuran PEG (Polietilen Glikol) 1000 Dan Minyak Jarak., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Putri, J., (2014), Sintesis Dan Karakterisasi Perekat Poliuretan Dari Campuran Minyak Biji Karet Alam, MDI, Dan PEG, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. Prasetya, (2008),Sintesis dan Karakterisasi Perekat Poliuretan dari Metilen

4.4’-Diphenil Diisosianat (4,4’-MDI) : Polietilen Glikol 400 (PEG400) : Minyak Kelapa dan Metilen 4.4’-Diphenil Diisosianat (4,4’-MDI) : 1,4-Butadinol : Minyak Kelapa, Skripsi, FMIPA, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Rahmaniar, dan Prasetya, H.A., (2011), Minyak Biji Karet Epoksi Sebagai Bahan Pelunak Untuk Pembuatan Seal Radiator Epoxided Rubber Seeds Oil As A Softener A Gent For Radiator Seal, Jurnal Riset Industri 5(1) : 71-78.

Randall, O., dan Lee, S., (2002), “The Polyurethane Book”, John Wiley & Sons, LTD, Everberg, Belgium.

Rinaldhy, M.A., (2012), Sintesis dan Karakterisasi Perekat Poliuretan dari Campuran Bahan Alami Sari Tebu dan MDI (4,4-diphenil methane diisosianate) dengan PEG (Polietilen Glikol), Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Rohaeti, E., (2005), Kajian Tentang Sintesis Poliuretan dan Karakterisasinya, Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, FMIPA UNY, Yogyakarta, K1-K9.

Rohaeti, E., dan Senam., (2008), Efek Minyak Nabati pada Biodegradasi Poliuretan Hasil Sintesis dari PEG400 dan MDI, Laporan Penelitian Dikti, Jakarta.

Setyawardhani, D.A., Distantina, S., Henfiana, H., dan Dewi, A.S., (2010), Pembuatan Biodiesel Dari Asam Lemak Jenuh Minyak Biji Karet, Prosiding Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses 2010, Teknik Kimia, UNDIP, Semarang.

Siahaan, S., Setyaningsih, D., dan Heriadi., (2011), Potensi Pemanfaatan Biji Karet (Havea Brasiliansis Muell. Arg) Sebagai Sumber Energi Alternatif Biokerosin, Jurnal Teknologi Industri Pertanian 19(3): 145-151.

Suparno, O., Kartika, I.A., Muslich, Andayani, G.N., dan Sofyan, K., (2010), Optimisasi Pengeringan Biji Karet (Hevea Brasiliensis) Pada Ekstraksi Minyak Biji Karet Untuk Penyamakan Kulit, Vol. 19(2), 107-114, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.

(19)

Sutiani, A., Dibyantini, R.E., Nauli, R., (2004), Sintesis dan Karakterisasi Plastik Poliuretan yang Bersifat Biodegradabel dari Bahan Baku Minyak Jarak, Laporan Penelitian Dosen Muda, Dirjen Dikti, Depdiknas, Jakarta.

Sutiani, A., Dibyantini, R.E., Nauli, R., (2005), Studi Biodegradasi Plastik Poliuretan dari Minyak Jarak Sebagai Plastik Ramah Lingkungan, Laporan Penelitian Dosen Muda, Dirjen Dikti, Depdiknas, Jakarta.

Sutiani, A., Dibyantini, R.E., Sitorus, M., (2008-2009), Pembuatan Poliuretan dengan Bahan Baku Minyak Jarak Teralkoholisis Sebagai Alternatif Bahan Perekat, Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Dirjen Dikti, Depdiknas, Jakarta.

Sutiani, A., Dibyantini, R.E., Sitorus, M., (2010-2011), Pembuatan Perekat Poliuretan Menggunakan Berbagai Bahan Alami Sebagai Sumber Poliol, Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Dirjen Dikti, Depdiknas, Jakarta.

Sutiani, A., dan Bidza, K.R., (2013), Pengaruh Variasi Komposisi Gliserol, PEG1000 dan MDI Terhadap Sifat Mekanik Perekat Poliuretan, Jurnal Prosiding Semirata 2013 FMIPA Universitas Lampung, Jurusan Kimia, FMIPA, Unimed, Medan, Hal: 23-28.

Tano, E., (1997), Pedoman Membuat Perekat Sintesis, Cetakan Pertama, PT. Rhineka Cipta, Jakarta.

Teterissa, J.J., dan Marpaung, D., (1985), Potensi Limbah Tanaman Karet di Indonesia, Kantor Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Pangan, Jakarta.

Gambar

Tabel 2.1. Syarat Mutu Perekat

Referensi

Dokumen terkait

• Komunikasi pemimpin adalah mengarah kepada manfaat (  purpose directed  ), yang mengarahkan perhatian setiap orang kepada visi, nilai-nilai dan hasil yang diinginkan kelompok

Proses jalannya penelitian ini, mendapatkan data-data sementara yang diperoleh dari interviu awal dengan pengasuh dan dewan pengurus serta observasi partisipatif.

Praktek sekarang ini, Cover Note notaris ini dibuat sebagai pegangan Bank, bahwa benar-benar telah dilakukan penandatanganan semua akta (proses secara notarial)

1. Allah dzat yang Maha merahasiakan dan Maha menutupi adalah makna asmaul khusna yang diterangkan dalam sifat……….. Allah swt yang menganugrahkan petunjuk atau

Hasil penelitian pada kelas XI MIPA 3 SMA Batik 1 Surakarta melalui modifikasi peraturan dan peralatan dapat disimpulkan bahwa: (1) adanya peningkatan partisipasi siswa

Pengaruh Penggunaan Metode Simulasi Sosiodrama terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Candirejo 02 Kec.. Salatiga : Fakultas

10. pendidik mengajak pesdik mengamati benda- benda yang biasa mereka gunakan saat malam hari. Benda-benda ini dapat ditugaskan pada siswa untuk membawanya dari

Apakah tata cara transaksi yang digunakan pada aplikasi DealMedan mudah dilakukana. Sangat