• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

NIA PUSPITA SARI

Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kurangnya keaktifan siswa serta kurangnya variasi dalam menggunakan model pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) jika dikaitkan dengan kemampuan awal yang dimiliki siswa pada mata pelajaran ekonomi. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw digunakan di kelas eksperimen dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada kelas kontrol. Pada kedua kelas yang menjadi sampel penelitian tersebut terdapat siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah.

(2)

cluster random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan teknik tes. Pengujian hipotesis 1 dan 4 menggunakan rumus analisis varians dua jalan dan pengujian hipotesis 2 dan 3 menggunakan rumus t-test separated varians.

Hasil penelitian menunjukan (1) pada pengujian hipotesis pertama diperoleh Fhitung 9,351 dan Ftabel 4,02, menunjukan bahwa Fhitung > Ftabel , maka hipotesis

diterima. (2) pada pengujian hipotesis kedua diperoleh thitung 3,437 dan ttabel 2,048, menunjukan bahwa thitung > ttabel , maka hipotesis diterima. (3) pada pengujian hipotesis ketiga diperoleh thitung 1.706 dan ttabel 2,048, menunjukan bahwa thitung < ttabel , maka hipotesis ditolak . (4) pada pengujian hipotesis

keempat diperoleh Fhitung 0,310 dan Ftabel 4,02, menunjukan bahwa Fhitung < Ftabel berarti hipotesis ditolak.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2. Rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal

tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

3. Rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

4. Tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi.

(3)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER ( NHT)

PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

NIA PUSPITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ( NHT) PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

(4)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER ( NHT)

PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

NIA PUSPITA SARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ( NHT) PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP

(5)

DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN DIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar ... 13

(6)

2. Prosedur Penelitian... 52

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 54

2. Sampel ... 55

C. Variabel Penelitian ... 56

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 57

E. Teknik Pengumpulan Data ... 60

F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas ... 61

2. Uji Reliabilitas ... 63

3. Taraf Kesukaran ... 64

4. Daya Pembeda ... 65

G. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 66

2. Uji Homogenitas ... 67

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Varians Dua Jalan ... 67

2. T-Test Dua Sampel Independen ... 69

3. Pengujian Hipotesis ... 70

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Metro ... 73

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 2 Metro ... 74

3. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 2 Metro ... 77

B. Deskripsi Data 1. Data Hasil Tes Kemampuan Awal ... 81

2. Data Hasil Tes Kemampuan Awal pada Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 85

3. Data Tes Hasil Belajar ... 94

4. Data Tes Hasil Belajar pada Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 99

C. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 110

2. Uji Homogenitas ... 111

D. Hasil Belajar Ekonomi di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…... ... 112

E. Pengujian Hipotesis ... 116 F. Pembahasan

(7)

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT ... 118 2. Rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang

memiliki kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ... 122 3. Rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki

kemampuan awal rendah yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ... 124 4. Tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif

dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran

ekonomi... 125

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan . ... 129 B. Saran ... . ... 130

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai UTS Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil

SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 3

2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 23

3. Penelitian yang Relevan ... 42

4. Definisi Operasional Variabel ... 59

5. Interpretasi Koefisien Korelasi ... 62

6. Tingkatan Besarnya Reliabilitas ... 63

7. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan ... 68

8. Keadaan Sarana Dan Prasarana SMA Negeri 2 Metro ... 77

9. Jumlah Peserta Didik Tahun 2011/2012 ... 79

10.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ... 82

11.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 84

12.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen ... 86

13.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen ... 88

14.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol ... 90

15.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas Kontrol ... 93

16.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 95

17.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 97

18.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen ... 100

19.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen ... 103

20.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol ... 106

21.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Rendah di Kelas Kontrol ... 108

22.Hasil Uji Normalitas Sampel Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 110

23.Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 111

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ... 82

2. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 84

3. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen ... 87

4. Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen ... 89

5. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol ... 91

6. Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas Kontrol ... 93

7. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 95

8. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 98

9. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen ... 101

10.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Berkemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen ... 104

11.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Berkemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol ... 106

12.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Berkemampuan Awal Rendah Di Kelas Kontrol ... 109

13.Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 113

14.Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 114

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Metro 2. Denah Ruang Kelas SMA Negeri 2 Metro

3. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012

4. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen/X5 (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw)

5. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol/ X6 (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT)

6. Silabus

7. RPP Kelas Eksperimen 8. RPP Kelas Kontrol

9. Kisi-Kisi Soal Tes Uji Coba Kemampuan Awal 10.Soal+Jawaban Tes Uji Coba Kemampuan Awal 11.Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Awal

12.Soal+Jawaban Tes Kemampuan Awal 13.Tes Hasil Belajar I, II dan III

14.Kisi-Kisi Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar 15.Soal+Jawaban Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar 16.Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar

17.Soal+Jawaban Soal Tes Hasil Belajar 18.Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen 19.Pembagian Kelompok Kelas Kontrol

20.Rekapitulasi Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen 21.Rekapitulasi Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol

22.Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal dan Hasil Belajar Kelas Eksperimen pada Siswa Berkemampuan Awal Tinggi dan Rendah

23.Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal dan Hasil Belajar Kelas Kontrol pada Siswa Berkemampuan Awal Tinggi dan Rendah

24.Tabel Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 25.Bobot Nilai Uji Coba Tes Kemampuan Awal

26.Uji Validitas Tes Kemampuan Awal

27.Uji Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Awal 28.Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Awal 29.Daya Beda Tes Kemampuan Awal

(12)

32.Uji Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar 33.Tingkat Kesukaran Soal Tes Hasil Belajar 34.Daya Beda Tes Hasil Belajar

35.Hasil Perhitungan Uji Normalitas 36.Hasil Perhitungan Uji Homogenitas 37.Hasil Perhitungan Anava Dua Jalan

38.Hasil Perhitungan T-test Dua Sampel Independen 39.Tabel r Product Moment

40.Tabel Harga Kritis Distribusi t 41.Rencana Judul Skripsi

42.Surat Penelitian Pendahuluan 43.Surat Izin Penelitian

(13)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Tedi Rusman, M.Si ...

Sekertaris : Drs. Hi. Nurdin, M.Si ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Yon Rizal, M.Si ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003

(14)

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa

Program Studi

Jurusan

Fakultas

Pembimbing I,

Drs. Tedi Rusman, M.Si

NIP. 19600826 198603 1 001

Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si

NIP. 19560108 198503 1 002

: STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

NUMBERED HEADS TOGETHER

PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO PELAJARAN 2011/2012

:

Nia Puspita Sari

ahasiswa : 0813031040

: Pendidikan Ekonomi

: Pendidikan IPS

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing II

Rusman, M.Si Drs. Hi. Nurdin, M.

19600826 198603 1 001 NIP. 19600817 198603

2. Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi

Asyik, M.Si Drs. Hi. Nurdin,

0108 198503 1 002 NIP. 19600817 198603

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PENGGUNAAN

KOOPERATIF DAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SEMESTER 2 METRO TAHUN

Pembimbing II,

Nurdin, M.Si

19600817 198603 1 003

Ketua Program Studi Ekonomi,

Nurdin, M.Si

(15)

MOTTO

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

(Q.S Al Baqarah: 286)

Sesungguhnya semua urusan (perintah) apabila Allah menghendaki segala sesuatunya, allah hanya berkata “Jadilah”,

maka jadilah

(Q.S Yasin: 82)

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap kita tepat, dan tidak ada yang

bisa menolong bila sikap kita salah

(Mario Teguh )

Tidak ada seorangpun yang mampu berdiri di tempat yang sama selamanya dan tidak ada Siapapun di dunia ini yang

mampu menjadi nomor 1 untuk selamanya. Jangan pernah berhenti berusaha dan

percayalah semua akan indah pada waktunya

(16)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan hidayah-Nyalah

skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak terlupa shalawat dan salam kepada

Rasullulah Nabi Muhammad SAW atas penunjuk jalan kebenaran

bagi umat manusia di muka bumi.

Skripsi ini kupersembahkan

kepada:

Ayahandaku tersayang Husin Rd. Kemas (Alm) dan Ibundaku tercinta Masiyah, yang senantiasa memberikan cinta dan kasih sayangnya, perhatiannya dan selalu memberiku

do’a, semangat, motivasi dan dukungan demi keberhasilanku

Adik-adikku tersayang Ratna Permata Sari, Dewi Sartika dan Mery Febriana yang selalu memberikan do’a, keceriaan, mendukungku dan menantikan keberhasilanku.

Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan motivasi demi keberhasilanku.

Seseorang yang selalu memberikan semangat dan motivasi untukku

Sahabat-sahabat yang kusayangi

Para pendidik yang kuhormati

Keluarga Besar KOPMA UNILA

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Asahan Kec. Jabung Kab. Lampung Timur

pada tanggal 17 Agustus 1990, merupakan anak pertama dari

empat bersaudara, putri dari pasangan Bapak Husin Rd. Kemas

(Alm) dan Ibu Masiyah.

Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah :

1. SD Negeri 1 Asahan dan selesai tahun 2002

2. SMP Negeri 1 Jabung dan selesai pada tahun 2005

3. SMA Negeri 2 Metro selesai pada tahun 2008

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan Studi Banding dengan

tujuan Solo – Yogyakarta – Semarang – Bandung – Jakarta yang dilaksanakan

pada tanggal 23 Januari 2011 sampai 29 Januari 2011. Kemudian penulis

mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Argomulyo Banjit Way

Kanan dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Madrasah Aliyah (MA)

(18)

Pengalaman organisasi penulis diantaranya yaitu menjadi anggota Koperasi

Mahasiswa Universitas Lampung (KOPMA UNILA) pada tahun 2008, Staf

Keuangan Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung (KOPMA UNILA) di

Periode Kepengurusan tahun 2009 dan menjadi Bendahara Usaha Koperasi

Mahasiswa Universitas Lampung (KOPMA UNILA) Periode Kepengurusan

(19)

SANWACANA

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam atas segala limpahan

nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam Nabi dan Murobbi terbaik umat

Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa

mengikuti ajaran dan sunnah-Nya. Atas izin Allah penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Studi perbandingan hasil belajar ekonomi melalui

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together ( NHT) pada siswa kelas X Semester

Genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012” sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan,

bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila;

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila;

(20)

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial FKIP Unila;

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi FKIP Unila sekaligus sebagai pembimbing II. Terima kasih atas

bimbingan, motivasi, arahan serta tausiyah yang berarti bagi kehidupan

penulis;

7. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si selaku pembimbing akademik sekaligus

sebagai pembimbing I yang telah banyak memberikan ilmu, motivasi, arahan

dan bimbingan kepada penulis;

8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si, yang telah bersedia menjadi pembahas penulis.

Terima kasih atas motivasi dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini;

9. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi

Pendidikan Ekonomi terima kasih atas bantuan dan bimbingannya serta tiada

henti-hentinya mengingatkan penulis untuk terus belajar dan belajar;

10. Bapak Hartanto, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 2 Metro dan seluruh Bapak

dan Ibu Guru SMA Negeri 2 Metro yang telah mengizinkan dan membantu

dalam proses penelitian;

11. Bapak Triyatno, S.Pd selaku Waka Kurikulum dan Ibu Iik Atikah, S.Pd,

M.Pd selaku guru mitra dalam melaksanakan penelitian;

12. Ayahanda Husin Rd. Kemas (Alm) dan Ibunda Masiyah, terima kasih atas

semua yang telah diberikan untukku, doa, senyum, air mata, bahagia, kasih

sayang, dan semua pengorbanan untukku yang tiada pernah bisa dinilai dari

segi apapun. Semoga kelak Allah menyediakan Jannahnya untuk Ayahanda

(21)

13. Adik-adikku Ratna, Dewi dan Mery serta semua Keluarga Besarku yang

telah mendukung dan menyayangi serta berdoa untuk keberhasilanku;

14.

Seseorang yang selalu memberi semangat dan motivasi demi

keberhasilanku;

15.

Untuk sahabatku Eis Sumiati dan Woro Astriandini terima kasih atas

motivasi dan dukungan kalian;

16. Untuk teman-teman seperjuanganku ECOUTION 2008 REGULER (Dini, Iis,

Uwo (Fajaria), Bay (Selvina), Chitty, Ulan, Aulia, Metra, Nesti, Ratih IW,

Ria, Sri, Santi, Citra, Desi, Devy, Dinar, Dyah, Eka N, Elda, Ellysa, Dila,

Endryan, Ferli, Fiqih, Freddy, Galih, Gika, Kiki, Lisa, Udin, Marsel, Maya,

Meyta, Pepi, Puji, Rahma, Fani, Rosi, Rudi, Ewa, Evo, Windy, Dani, Yana,

Anggia,dan Yuli), terimakasih atas do’a dan dukungannya;

17. Untuk teman seperjuanganku ECOUTION 2008 MANDIRI (Andrea, Angga,

Ayu, Dede, Desi S, Durotul, Eka R, Ela, Ernia, Iin, Ika P, Joko, Acc, Meli,

Ana, Nur KD, Osie, Ratih CN, Mai, Rachma, Suryo, Wina, Andrian, Aris,

Chintya, Desi MS, Ucil, Dwinta, Zie, Ika N, Ivan, Kris, Lia, Meri, Mina,

Ony, Mitha, Rahmat, Rini, Sigit, Siti Ruhibah, Vita dan Yenni), terimakasih

atas do’a dan dukungannya;

18. Keluarga besar UKM KOPMA UNILA, Teman-teman Satu Kepengurusan

Tahun 2010 (Ka’ Taat, Mb Wina, Ncuz, Ka’ Oki, Mb Desy, Aan, Laura,

Ronald, Ka’Irfan, Hermanto, Ka’ Zul, Ka’ Ilham, dan Mbak Ledy), Kakak

Senior (Ka’ Apri, Ka’ Iwan, Ka’ Fadly, Ka’ Duki, Ka’Aji, Ka’ Doni, Ka’ MJ,

Ka’ Banda, Mb NS, Mb Tika, Mb Iis, Mb Dwi, Mb Atik, Mb Santi, Mb Imaz,

(22)

Rahmat, Rima, Novi, Yana, Desti, Intan, Bayu, Ian, Anggi, Manda, Kafi,

Nisa, Wirda, Eka dan KOPMANERS lainnya yang tidak dapat disebutkan

satu persatu terima kasih atas kebersamaannya, SEMANGAT PAGI!!! ;

19. Teman-temanku di Asrama Putri Lada (APL), Dewi, Dian Ty, Yayan, Hesty,

Butet (Efin), Mala, Yusi, Wina, Tika, Cia, Evi, Yuni, Mb Diah, Yunda Rizka,

Lati Mira, Mb Titi, Mb Binti, Nisa, Mb Rita, Neng Ratna, Fera, Atu, Uni

Maya, Cudo Eti, Uhti Sundi dan Mb Eka. Terima kasih untuk dukungan dan

kebersamaannya;

20. Seluruh Kakak tingkat serta adik-adik tingkat 2007, 2009, 2010 dan 2011

yang sudah berkarya maupun yang masih berusaha berkarya semoga sukses;

21. Rekan-rekan seperjuangan KKN dan PPL di MA GUPPI Banjit Way Kanan,

untuk Teteh Beti, Tante Cindi, Mahfudz, Eda, Toro, Dirman, Andre, dan Elia.

semoga jalinan ukhuwah kita tetap tersimpul erat;

22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas sumbangan

pemikiran dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan doa yang diberikan kepada

penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis

(23)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:

1. Nama : Nia Puspita Sari

2. NPM : 0813031040

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi

4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/ FKIP Unila

5. Alamat : RT 003/ RW 001 Desa Asahan Kec. Jabung

Kab.Lampung Timur, 34184

Telp. 085768404993

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Mei 2012

Yang membuat pernyataan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Renny. 2009. Studi Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan Kooperatif Tipe STAD dengan Memperhatikan Kemampuan Awal. Skripsi, FKIP.

Universitas Lampung.

A. M. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta. 224 hlmn.

A. M. Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta. 233 hlm.

Ayu Mirnasari, Rosi. 2010. Studi perbandingan hasil belajar akuntansi siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas XI SMA Negeri 4 Kotabumi tahun pelajaran 2009/2010. Skripsi, FKIP. Universitas Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bumi Aksara: Jakarta. 310 hlmn.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta. 370 hlmn

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian.Rineka Cipta: Jakarta. 506 hlmn

B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. 297 hlm

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta: Jakarta.302 hlmn.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. 226 hlmn.

(25)

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta. 241 hlm

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual;Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama: Bandung

Koestoro, Budi dan Basrowi. 2006. Stategi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yayasan Kampusina: Surabaya. 451 hlmn.

Purnamasari, Lora. 2010. Penggunaan Animasi Multimedia Dengan

Pembelajaran Tipe Jigsaw dan TSTS Terhadap Penguasaan Materi Pokok Sistem Pencernaan Pada Manusia Dan Hewan. Skripsi, FKIP. Universitas Lampung.

Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajagrafindo Persada: Jakarta. 421 hlm

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. 195 hlm

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara: Jakarta. 140 hlmn.

Subekti, Fajar. 2010. Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Tipe STAD (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi, FKIP. Universitas Lampung.

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 488 hlmn

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito: Bandung. 505 hlmn.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung. 335 hlmn.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung. 540 hlmn.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung. 456 hlmn

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Suryosubroto, 1997. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Rineka Cipta: Jakarta

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Prenada Media. Jakarta. 371 hlm

(26)

(sumber:http://www.eazhull.org.uk/ncl/Numbered Heads.htm). ) diambil tanggal 15 November 2011

(http://gurupkn.wordpress.com/category/pembelajaran/model-model/page/3/) diambil tanggal 15 November 2011

(http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/). ) diambil tanggal15 November 2011

(http://onrongmarokinarisal.blogspot.com/2011/06/kelebihan-dan-kelemahan-model.html) diambil tanggal 15 November 2011

(http://resolusirijal.blogspot.com/2011/04/kemampuan-awal-prior-knowledge.html) ) diambil tanggal 15 November 2011

(27)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi seperti saat ini, sistem pendidikan nasional menghadapi

tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya

manusia (SDM) yang mampu bersaing. Upaya yang tepat untuk menyiapkan

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang

dipandang dan seyogyanya berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM

yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Tanpa adanya pendidikan suatu

negara tidak akan pernah maju dan berkembang.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah telah

menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada

berbagai jenis dan jenjang, antara lain penyempurnaan kurikulum, pengadaan

buku, pengadaan alat pelajaran, pelatihan guru, peningkatan kualifikasi guru,

dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Namun fakta di lapangan belum

menunjukan hasil yang memuaskan.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) pada

dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak

(28)

2

memprihatinkan. Proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan

dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk

berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya.

Saat ini metode langsung (ceramah disertai tanya jawab) masih merupakan

metode yang dipilih oleh para pengajar, termasuk dalam mata pelajaran

ekonomi. Walaupun memiliki banyak kelemahan, metode langsung banyak

diterapkan karena dianggap lebih sederhana dan mudah untuk dilaksanakan,

tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep

yang ada pada buku ajar atau referensi lain.

Pengajaran langsung adalah suatu model pembelajaran yang bersifat teacher

centered atau pembelajaran berpusat pada guru. Pembelajaran teacher

centered membuat siswa menjadi lebih pasif karena dalam pembelajaran

siswa lebih banyak mendengar dan mencatat materi yang disampaikan oleh

guru, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana

belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal

aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Jika

metode ini diterapkan secara terus menerus maka dikhawatirkan dapat

menghambat atau bahkan mematikan kreatifitas siswa yang nantinya akan

berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan penelitian pendahuluan dan wawancara dengan guru ekonomi

kelas X di SMA Negeri 2 Metro, kondisi hasil belajar ekonomi kelas X

(29)

3

Tabel 1. Nilai UTS Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas 0 - 73 Interval Nilai ≥ 73 - 100 Jumlah Siswa

Sumber: Guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 2 Metro

Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas,terlihat bahwa hasil belajar

ekonomi yang diperoleh siswa pada ujian tengah semester masih tergolong

rendah. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang berlaku di SMA Negari 2 Metro yaitu 73 hanya

sebanyak 29siswa dari 212 siswa atau hanya 13,68%. Sedangkan siswa yang

belum tuntas belajar sebanyak 183 siswa atau mencapai 86,32%. Hasil belajar

dikatakan baik jika siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 60% - 75%.

Tabel 1 juga dapat memperlihatkan bahwa ketujuh kelas tersebut mempunyai

kemampuan akademis yang relatif sama. Kurang maksimalnya hasil belajar

siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri Metro menunjukkan

bahwa proses pembelajaran kurang efektif. Ketidakefektifan tersebut diduga

disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang kurang sesuai.

Apabila kita ingin meningkatkan prestasi, tentunya tidak akan terlepas dari

(30)

4

dengan cara merubah paradigma pembelajaran yakni orientasi pembelajaran

yang semula berpusat pada guru (teacing centered) beralih berpusat pada

murid (student centered). Perubahan ini dimaksudkan untuk memperbaiki

mutu pendidikan baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.

Satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan ditemukan dan

diterapkannya model-model pembelajaran yang dengan tepat mampu

mengembangkan dan menggali pengetahuan peserta didik secara konkret dan

mandiri. Sebagai upaya untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam

pembelajaran yang kemudian berdampak pada pencapaian hasil belajar yang

lebih baik adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta

didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.

Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran peserta didik

perlu belajar berpikir, memecahkan masalah dan belajar untuk

mengaplikasikan pengetahuan, konsep, dan keterampilannya kepada peserta

didik yang membutuhkan dan peserta didik merasa senang menyumbangkan

pengetahuannya kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model

pembelajaran kooperatif lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran, jadi

siswa dapat berperan dominan dalam pembelajaran sehingga akan terkondisi

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Model pembelajaran kooperatif ada beberapa macam, diantaranya

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, Numbered Heads Together (NHT),

(31)

5

Think Pair Share (TPS), dan Teams Games Tournament (TGT). Tiap-tiap

model pembelajaran memiliki langkah-langkah, kelebihan-kelebihan dan

kekurangan-kekurangannya masing-masing. Guru hendaknya bisa

memilah-milah model pembelajaran mana yang tepat diterapkan dalam pembelajaran,

tentunya penerapan model pembelajaran yang bervariasi akan membuat siswa

tidak merasa jenuh dan tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

Diantara beberapa model pembelajaran inovatif dipilih yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT. Kedua model kooperatif tersebut memiliki langkah-langkah yang

sedikit berbeda namun tetap dalam satu jalur yaitu pembelajaran dalam

kelompok yang berpusat pada siswa (student centered) dan guru berperan

sebagai fasilitator.

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah bentuk model dimana

siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan

memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota

bertanggungjawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang

diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang

lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menitikberatkan pada

aktivitas siswa dan siswa cenderung terlibat dalam kegiatan belajar yang akan

mendorong mereka untuk tidak hanya belajar bersama namun juga

mengajarkan satu sama lain sehingga kemampuan siswa untuk mengingat

(32)

6

adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa secara

optimal. Pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dibagi dalam

beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari 5 orang. Setiap siswa dalam

kelompok mendapat nomor (number card), guru memberikan tugas dan

masing-masing kelompok mengerjakannya, kelompok mendiskusikan

jawaban yang benar dan memastikan jawabannya, guru memberikan

pengarahan secukupnya. Kemudian guru memanggil salah satu nomor siswa

untuk melakukan presentasi secara bergiliran. Lalu guru membantu siswa

untuk menyimpulkan materi yang telah didiskusikan. Dalam pembelajaran

kooperatif tipe NHT terdapat penomoran sehingga siswa tidak dapat

bergantung kepada sesama anggota dan menimbulkan rasa tanggungjawab

pada diri siswa. Sintaks dari berbagai model pembelajaran mempunyai

komponen-komponen yang sama, tetapi juga mempunyai perbedaan.

Perbedaan-perbedaan inilah yang harus dipahami oleh guru, jika

model-model pembelajaran tersebut ingin dilaksanakan dengan efektif dan efesien.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi iklim, kondisi,

dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru sehingga

pembelajaran akan berlangsung efektif dan melibatkan peran aktif siswa.

Dalam memilih suatu model pembelajaran, seorang guru juga harus memiliki

pertimbangan-pertimbangan, misalnya materi pelajaran, tingkat

perkembangan kognitif siswa (kemampuan awal) dan sarana atau fasilitas

yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat

(33)

7

proses pembelajaran. Kemampuan awal sangat dipengaruhi oleh pengalaman

individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu,

perbedaan lingkungan dapat mengakibatkan perbedaan kemampuan awal.

Perbedaan kemampuan awal mengakibatkan perbedaan kemampuan untuk

mengelaborasi informasi baru untuk membangun struktur

kognitif. Pengetahuan tentang kemampuan awal siswa diperlukan oleh guru

untuk menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajarannya di kelas. Dengan memahami kemampuan awal siswa ini

guru dapat membantu siswa memperlancar proses pembelajaran yang

dilakukan dan memperkecil peluang kesulitan yang dihadapi siswa.

Adakalanya satu materi tertentu memerlukan prasyarat pengetahuan

sebelumnya. Jika pengetahuan prasyarat ini belum dikuasi dan guru sudah

melanjutkan pada materi berikutnya bisa dipastikan bahwa siswa akan

kesulitan mengikuti pelajaran. Hal ini bisa dideteksi melalui perilaku siswa.

Siswa yang tidak dapat mengikuti materi yang sedang dibahas oleh guru

cenderung berperilaku “menyimpang” seperti: melamun, menulis atau

menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, berbicara

sendiri atau kegiatan-kegiatan lain yang tidak terkait dengan isi pembelajaran.

Berdasarkan kondisi di atas, maka perlu suatu penelitian yang bersifat

reflektif yaitu tindakan-tindakan yang direncanakan. Tindakan-tindakan

melalui penelitian dalam pembelajaran ekonomi adalah dikembangkan suatu

perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai dengan model

pembelajaran yang dikembangkan dengan melihat perbedaan kemampuan

(34)

8

Bertolak dari rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 2

Metro pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 maka peneliti memilih

kemampuan awal sebagai variabel moderator dan memilih menggunakan

model pembelajaran yang inovatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

( NHT).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis bermaksud

mengadakan penelitian yang berjudul : Studi perbandingan hasil belajar

ekonomi melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) pada siswa kelas X Semester Genap SMA Negeri 2 Metro Tahun

Pelajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Mutu dan hasil pembelajaran ekonomi masih tergolong rendah, hal ini

tampak dari tidak tercapainya ketuntasan belajar.

2. Guru masih menggunakan metode pembelajaran langsung, sehingga siswa

kurang terlibat dalam pembelajaran, guru menjelaskan kemudian siswa

mendengarkan sambil mencatat materi pelajaran.

3. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), sehingga

(35)

9

4. Keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat kurang sehingga siswa tidak

dapat menggali potensi diri.

5. Belum digunakannya model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran

ekonomi.

6. Belum diketahuinya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang meningkatkan

prestasi untuk materi tertentu pada di bidang studi ekonomi.

7. Kemampuan awal siswa masih belum dijadikan dasar dalam

pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kajian membandingkan antara

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan

memperhatikan variabel moderator yaitu kemampuan awal siswa. Pokok

bahasannya yaitu “Memahami Kebijakan Pemerintah dalam Bidang

Ekonomi“.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan siswa yang

(36)

10

2. Apakah rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT?

3. Apakah rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki

kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih rendah dibandingkan yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT?

4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan

kemampuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT.

2. Untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang

memiliki kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

3. Untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang

(37)

11

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih rendah dibandingkan yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

4. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran

kooperatif dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

a. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang penelitian yang

menekankan pada penerapan model pembelajaran yang berbeda pada

mata pelajaran ekonomi.

b. Untuk melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori

yang telah diperoleh sebelumnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan

rujukan yang bermanfaat bagi perbaikan mutu pembelajaran.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam

pemilihan alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan

hasil belajar ekonomi siswa yang disesuaikan dengan kemampuan awal

siswa.

c. Bagi siswa, sebagai tambahan wawasan untuk meningkatkan hasil

belajar melalui model pembelajaran yang melibatkan siswa secara

(38)

12

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :

1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

2. Subjek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

3. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Metro.

4. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

(39)

13

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar

Belajar merupakan proses untuk mengembangkan potensi-potensi yang

dimiliki manusia dan merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam

kehidupan manusia. Pada hakikatnya, belajar adalah suatu proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai

hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti

berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan,

keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain

yang ada pada individu yang belajar.

Menurut Slameto (2003: 2),” belajar adalah proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”. Rusman (2011:134) juga berpendapat bahwa

belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari

pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan

(40)

14

dalam diri seseorang. Djamarah (2006: 38) juga mengungkapkan bahwa

belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi didalam diri

seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada

kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya,

perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya.

Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu

menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil

menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta

bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri (Trianto, 2009:9).

Sedangkan Hamalik (2001: 27-29) mengungkapkan bahwa Belajar

merupakan proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan baik

menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi

segenap aspek organisme atau pribadi. Belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman, juga merupakan suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.

Belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan

suatu proses untuk mencapai tujuan.

Prinsip-prinsip belajar menurut Sardiman (2001: 24) adalah sebagai

berikut.

a. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka

menentukan isi pembelajaran.

b. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi

kemampuan belajar yang bersangkutan.

c. Belajar melalui praktek atau mengalami secara langsung akan lebih

(41)

15

d. Belajar sedapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka ragam tugas,

sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.

Menurut Slameto (2003:54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

adalah :

1. Faktor-faktor internal

a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesiapan)

c. Kelelahan

2. Faktor-faktor eksternal

a. Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan)

b. Sekolah ( metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)

c. Masyarakat ( kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Berdasarkan definisi tersebut di atas, belajar dapat diartikan sebagai

perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan, bukan dari

penurunan gen. Ada beberapa hal pokok dalam belajar antara lain, belajar

merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, belajar merupakan suatu

perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, belajar

merupakan perubahan yang relatif mantap, dan tingkah laku yang dialami

karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik psikis maupun

fisik seperti perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah,

(42)

16

2. Hasil Belajar

Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil pembelajaran

yang didapatkan mengalami peningkatan atau perubahan. Kegiatan belajar

mengajar yang bagaimanapun, juga ditentukan dari baik atau tidaknya

program pengajaran yang telah dilakukan, dan akan berpengaruh terhadap

tujuan yang akan dicapai. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), menyatakan

bahwa “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar

dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan

proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Menurut Hamalik (2001:

30) bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah

laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari

tidak mengerti menjadi mengerti.

Gagne dalam Dimyati dan Midjiono (2006:10) menyatakan bahwa hasil

belajar diperoleh seseorang setelah belajar berupa keterampilan,

pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya keterampilan, pengetahuan,

sikap dan nilai berasal dari interaksi pebelajar dengan lingkungan dan

peroses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Selanjutnya, Soparsono

dalam Sardiman (2005: 38) menyatakan “Hasil belajar dipengaruhi oleh

pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil

belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek

belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan

(43)

17

Hasil belajar siswa tidak akan optimal, jika siswa tidak belajar dengan

sungguh-sungguh. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh peran guru itu

sendiri, selain beberapa faktor lainnya. Agar hasil belajar dapat tercapai

secara optimal maka pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan

terorganisir. Sardiman (2005: 19) mengungkapkan bahwa agar

memperoleh hasil belajar yang optimal, maka proses belajar dan

pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisir

secara baik. Sehubungan dengan hal tersebut Sardiman (2005: 49)

mengemukakan bahwa hasil pengajaran itu dikatakan betul-betul baik,

apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut .

a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.

b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil

proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah metode pembelajaran. Setiap metode yang dipilih dan digunakan akan berpengaruh langsung (dalam waktu dekat ) maupun tidak langsung (dalam waktu yang relatif lama ) terhadap pencapaian hasil yang diharapkan. Dampak langsung adalah tujuan yang secara langsung akan dicapai melalui pelaksanaan program pengajaran yang

dilaksanakan guru setelah selesai suatu pertemuan peristiwa interaksi edukatif. Hasil yang akan dicapai biasanya berkenaan dengan cognitif domain (pengetahuan) dan psychomotor domain (keterampilan). Sedangkan dampak tidak langsung adalah hasil pengajaran yang tidak langsung dapat diukur dan tidak mesti dicapai ketika berakhirnya suatu pertemuan peristiwa interaksi edukatif, tetapi hasilnya

(44)

18

Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah

yang dihadapi adalah sampai dimana prestasi (hasil) belajar yang telah

dicapai. Sehubungan dengan hal ini, Djamarah (2006: 107)

mengungkapkan bahwa keberhasilan proses mengajar itu terbagi atas

beberapa tingkatan atau taraf, yaitu,

1. Istimewa/ maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan

dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan

pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.

3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d. 75% saja dikuasai oleh siswa.

4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%

dikuasai oleh siswa.

Bagi siswa hasil belajar dapat memberikan informasi tentang sejauh mana

mereka menguasai bahan pelajaran yang disampaikan guru. Bagi guru,

hasil belajar dapat digunakan sebagai petunjuk efektif tidaknya metode

mengajar yang digunakan. Dengan demikian dapat dijadikan umpan balik

pembelajaran sehingga proses pembelajaran semakin baik dan optimal.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan bukti adanya proses

belajar mengajar antara guru dan siswa yang dijadikan sebagai tolak ukur

keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Tingkat keberhasilan

siswa di dalam menguasai pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam

simbol angka dan diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi

(45)

19

3. Model Pembelajaran

Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang

digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal (Trianto,2009 : 21).

Menurut Arends dalam Trianto (2009 : 22) mengatakan, “the term

teaching model refers to a particular approach to instruction that includes

its goals, syntax, environment, and management system. “ Istilah model

pembelajaran mengarahkan pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu

termasuk tujuannya, sintaknya, lingkungannya, dan sistem pengolahannya.

Sedangkan menurut Rusman (2011: 133) model merupakan pola umum

perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Menurut Joyce dalam Trianto (2009 : 22), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lainnya. Adapun Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2009 : 22) juga menyatakan bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi,

metode dan teknik. Konsep model pembelajaran lahir dan berkembang

dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang

dilakukan. Trianto (2009 : 23) menyebutkan model pembelajaran

mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode

atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah :

1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau

(46)

20

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai);

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil; dan

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai.

Menurut Nieveen dalam Trianto (2009 : 24-25) suatu model

pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Valid (Sahih), yaitu model yang dikembangkan didasarkan pada

rasional yang kuat dan terdapat konsistensi internal.

b. Praktis, yaitu para ahli dan praktisi menyatakan bahwa model tersebut

dapat dikembangkan dan diterapkan.

c. Efektif, yaitu secara operasional model tersebut memberikan hasil

sesuai dengan yang diharapkan.

Arends meyeleksi enam model pembelajaran yang sering dan parktis

digunakan guru dalam mengajar, yaitu: presentasi, pengajaran langsung,

pembelajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis

masalah (problem-based learning), dan diskusi kelas. Arends

berpendapat, bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik

diantara yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat

dirasakan baik, apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi

pelajaran tertentu. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi)

tertentu harus dipilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran

harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya, materi pelajaran,

tingkat perkembangan kognitif siswa (kemampuan awal), dan sarana atau

fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

(47)

21

para pengajar untuk mempelajari dan menambah wawasan tentang model

pembelajaran yang telah diketahui.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih

mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok

untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.

Jadi, Hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek

utama dalam pembelajaran kooperatif.

Menurut Rusman (2011: 202) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Artzt dan Newman dalam (Trianto, 2009: 56) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggungjawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.

Hal senada diungkapkan oleh Etin Sholehatin (2008: 4)

cooperative learning merupakan sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Menurut Johnson & Johnson dalam Rusman (2011: 204) menyatakan

bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar

siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara

individu maupun secara kelompok. Berkenaan dengan pengelompokan

(48)

22

1. Minat dan bakat siswa

2. Latar belakang kemampuan siswa

3. Perpaduan antara minat dan bakat siswa dan latar kemampuan siswa.

Menurut Johnson & Johnson dan Sutton dalam (Trianto,2009: 60),

terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu :

1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.

Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses.

2. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat.

Seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompoknya akan mempengaruhi suksesnya kelompok.

3. Tanggungjawab individual.

Tanggungjawabnya dapat berupa: a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan; b) siswa tidak dapat hanya sekedar “membonceng pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.

4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil.

Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan seseorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya.

5. Proses kelompok.

Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

Slavin dalam Trianto (2009: 63) menyebutkan bahwa belajar kooperatif

dapat berbeda dalam banyak cara, tetapi dapat dikategorikan sesuai dengan

sifat berikut, (1) tujuan kelompok; (2) tanggung jawab individual;

(3) kesempatan yang sama untuk sukses; (4) kompetensi kelompok;

(49)

23

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik,

penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.

( Rusman, 2011: 209).

Kemampuan atau prestasi setiap anggota kelompok sangat menentukan

hasil pencapaian belajar kelompok. Untuk itu penguasaan materi pelajaran

setiap siswa sangat ditekankan dalam strategi pembelajaran kooperatif.

Guru melakukan pemantauan terhadap kegiatan belajar siswa,

mengarahkan keterampilan kerjasama dan memberikan bantuan pada saat

diperlukan. Aktivitas belajar berpusat pada siswa, guru berfungsi sebagai

fasilitator dan dinamisator. Dengan sistem ini diharapkan siswa dapat

mengembangkan semua potensinya secara optimal dengan cara berfikir

aktif selama proses belajar.

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah itu

ditunjukan pada tabel berikut :

Tabel 2. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dpelajari dan memotivasi siswa belajar.

Tahap-2

(50)

24

Tahap-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.

Tahap-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Tahap-5

Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap-6

Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Sumber : Rusman (2011: 211)

Adapun kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif, sebagai

berikut :

1) Kelebihan pembelajaran kooperatif

Kelebihan model pembelajaran kooperatif terdiri atas:

a. Dapat mengurangi rasa kantuk dibanding belajar sendiri

Jika belajar sendiri sering kali rasa bosan timbul dan rasa kantuk pun datang. Apalagi jika mempelajari pelajaran yang kurang menarik perhatian atau pelajaran yang sulit. Dengan belajar bersama, orang punya teman yang memaksa aktif dalam belajar. Demikian pula ada kesempatan bersenda gurau sesedikit mungkin untuk mengalihkan kebosanan.

b. Dapat merangsang motivasi belajar

Melalui kerja kelompok, akan dapat menumbuhkan perasaan ada saingan. Jika sudah menghabiskan waktu dan tenaga yang sama dan ternyata ada teman yang mendapat nilai lebih baik, akan timbul minat mengejarnya. Jika sudah berada di atas, tentu ingin mempertahankan agar tidak akan dikalahkan teman-temannya.

c. Ada tempat bertanya

Kerja secara kelompok, maka ada tempat untuk bertanya dan ada orang lain yang dapat mengoreksi kesalahan anggota kelompok. Belajar sendiri sering terbentur pada masalah sulit terutama jika mempelajari sejarah. Dalam belajar berkelompok, seringkali dapat memecahkan soal yang sebelumnya tidak bisa diselesaikan sendiri. Ide teman dapat dicoba dalam menyelesaikan soal latihan. Jika ada lima orang dalam kelompok itu, tentu ada lima kepala yang

(51)

25

Pada saat membahas suatu masalah bersama akan ada ide yang saling melengkapi.

d. Kesempatan melakukan resitasi oral

Kerja kekompok, sering anggota kelompok harus berdiskusi dan menjelaskan suatu teori kepada teman belajar. Inilah saat yang baik untuk resitasi. Akan dijelaskan suatu teori dengan bahasa sendiri. Belajar mengekspresikan apa yang diketahui, apa yang ada dalam pikiran ke dalam bentuk kata-kata yang diucapkan.

e. Dapat membantu timbulnya asosiasi dengan perisitwa lain yang

mudah diingat

Melalui kerja kelompok akan dapat membantu timbulnya asosiasi dengan peristiwa lain yang mudah diingat. Misalnya, jika

ketidaksepakatan terjadi di antara kelompok, maka perdebatan sengit tak terhindarkan. Setelah perdebatan ini, biasanya akan mudah mengingat apa yang dibicarakan dibandingkan masalah lain yang lewat begitu saja. Karena dari peristiwa ini, ada telinga yang mendengar, mulut yang berbicara, emosi yang turut campur dan tangan yang menulis. Semuanya sama-sama mengingat di kepala. Jika membaca sendirian, hanya rekaman dari mata yang sampai ke otak, tentu ini dapat kurang kuat.

2) Kelemahan model pembelajaran kooperatif

Kelemahan penerapan model pembelajaran kooperatif dalam suatu

pembelajaran di sekolah yaitu:

a. Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip

Kelemahan yang senantiasa terjadi dalam belajar kelompok adalah dapat menjadi tempat mengobrol. Hal ini terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti datang terlambat, mengobrol atau bergosip membuat waktu berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.

b. Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok

Debat sepele ini sering terjadi di dalam kelompok. Debat sepele ini sering berkepanjangan sehingga membuang waktu percuma. Untuk itu, dalam belajar kelompok harus dibuatkan agenda acara. Misalnya, 25 menit mendiskusikan bab tertentu, dan 10 menit mendiskusikan bab lainnya. Dengan agenda acara ini, maka belajar akan terarah dan tidak terpancing untuk berdebat hal-hal sepele.

c. Bisa terjadi kesalahan kelompok

(52)

26

lain belum mengetahui, cari konfirmasi dalam buku untuk pendalaman.

(http://onrongmarokinarisal.blogspot.com/2011/06/kelebihan-dan-kelemahan-model.html)

Dari uraian tinjauan tentang pembelajaran kooperatif ini, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tersebut memerlukan

kerjasama antarsiswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian

tugas, tujuan, dan penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini tergantung

dari keberhasilan individu dalam kelompok, dimana keberhasilan tersebut

sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam belajar

kelompok. Guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai

jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi. Guru tidak

hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun

pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk

mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka.

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Metode Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan

teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman-teman-teman

di Universitas John Hopkins (Trianto, 2009: 73).

Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang

menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun

potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil

Gambar

Tabel 1.  Nilai UTS  Mata Pelajaran  Ekonomi Siswa  Kelas X  Semester Ganjil  SMA Negeri  2  Metro Tahun Pelajaran 2011/2012
Tabel 2. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Gambar 1 : Ilustrasi yang menunjukan tim Jigsaw (Trianto, 2009:74)
Tabel 3. Penelitian yang Relevan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana kebijakan Dinas Kehutanan dalam menanggulangi upaya menanggulangi pembalakan hutan di wilayah KPH Malang.Ingin

Berdasarkan hasil penelitian penulis melalui angket yang telah dibagikan kepada mahasiswa fakultas hukum UMS tahun angkatan 2003 s/d 2006 selaku responden, sebanyak 100 angket,

Tren  nilai  CPUE  dari  ikan  teri  terlihat  mengalami  peningkatan  yang  sangat  signifikan  sejak  tahun  2006.  Hal  ini  disebabkan  oleh  jumlah  catch

[r]

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Granger untuk menentukan pola hubungan kausalitas antara variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan

Metode spektrofotometri yang dikombinasikan dengan kemometrika kalibrasi multivariat partial least square (PLS) digunakan dalam analisis sediaan farmasi sampel sirup dengan

(3) To find out whether or not learning motivation and vocabulary knowledge simultaneously has a positive correlation with students’ reading competence of the

Peradangan ringan ditandai dengan adanya infiltrasi sel radang neutrofil sedikit dan deskuamasi epitel hingga peradangan berat yang ditandai dengan penebalan mukosa