ABSTRAK
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
NIA PUSPITA SARI
Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kurangnya keaktifan siswa serta kurangnya variasi dalam menggunakan model pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) jika dikaitkan dengan kemampuan awal yang dimiliki siswa pada mata pelajaran ekonomi. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw digunakan di kelas eksperimen dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada kelas kontrol. Pada kedua kelas yang menjadi sampel penelitian tersebut terdapat siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah.
cluster random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan teknik tes. Pengujian hipotesis 1 dan 4 menggunakan rumus analisis varians dua jalan dan pengujian hipotesis 2 dan 3 menggunakan rumus t-test separated varians.
Hasil penelitian menunjukan (1) pada pengujian hipotesis pertama diperoleh Fhitung 9,351 dan Ftabel 4,02, menunjukan bahwa Fhitung > Ftabel , maka hipotesis
diterima. (2) pada pengujian hipotesis kedua diperoleh thitung 3,437 dan ttabel 2,048, menunjukan bahwa thitung > ttabel , maka hipotesis diterima. (3) pada pengujian hipotesis ketiga diperoleh thitung 1.706 dan ttabel 2,048, menunjukan bahwa thitung < ttabel , maka hipotesis ditolak . (4) pada pengujian hipotesis
keempat diperoleh Fhitung 0,310 dan Ftabel 4,02, menunjukan bahwa Fhitung < Ftabel berarti hipotesis ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2. Rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal
tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
3. Rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
4. Tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi.
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER ( NHT)
PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
NIA PUSPITA SARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ( NHT) PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER ( NHT)
PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
Oleh
NIA PUSPITA SARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ( NHT) PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP
DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN DIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar ... 13
2. Prosedur Penelitian... 52
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 54
2. Sampel ... 55
C. Variabel Penelitian ... 56
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 57
E. Teknik Pengumpulan Data ... 60
F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas ... 61
2. Uji Reliabilitas ... 63
3. Taraf Kesukaran ... 64
4. Daya Pembeda ... 65
G. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 66
2. Uji Homogenitas ... 67
H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Varians Dua Jalan ... 67
2. T-Test Dua Sampel Independen ... 69
3. Pengujian Hipotesis ... 70
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Metro ... 73
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 2 Metro ... 74
3. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 2 Metro ... 77
B. Deskripsi Data 1. Data Hasil Tes Kemampuan Awal ... 81
2. Data Hasil Tes Kemampuan Awal pada Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 85
3. Data Tes Hasil Belajar ... 94
4. Data Tes Hasil Belajar pada Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 99
C. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 110
2. Uji Homogenitas ... 111
D. Hasil Belajar Ekonomi di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…... ... 112
E. Pengujian Hipotesis ... 116 F. Pembahasan
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT ... 118 2. Rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang
memiliki kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ... 122 3. Rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ... 124 4. Tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif
dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran
ekonomi... 125
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan . ... 129 B. Saran ... . ... 130
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai UTS Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil
SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 3
2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 23
3. Penelitian yang Relevan ... 42
4. Definisi Operasional Variabel ... 59
5. Interpretasi Koefisien Korelasi ... 62
6. Tingkatan Besarnya Reliabilitas ... 63
7. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan ... 68
8. Keadaan Sarana Dan Prasarana SMA Negeri 2 Metro ... 77
9. Jumlah Peserta Didik Tahun 2011/2012 ... 79
10.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ... 82
11.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 84
12.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen ... 86
13.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen ... 88
14.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol ... 90
15.Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas Kontrol ... 93
16.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 95
17.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 97
18.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen ... 100
19.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen ... 103
20.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol ... 106
21.Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Rendah di Kelas Kontrol ... 108
22.Hasil Uji Normalitas Sampel Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 110
23.Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 111
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ... 82
2. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 84
3. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen ... 87
4. Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen ... 89
5. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol ... 91
6. Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas Kontrol ... 93
7. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 95
8. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 98
9. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen ... 101
10.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Berkemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen ... 104
11.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Berkemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol ... 106
12.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Berkemampuan Awal Rendah Di Kelas Kontrol ... 109
13.Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 113
14.Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 114
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Metro 2. Denah Ruang Kelas SMA Negeri 2 Metro
3. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012
4. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen/X5 (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw)
5. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol/ X6 (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT)
6. Silabus
7. RPP Kelas Eksperimen 8. RPP Kelas Kontrol
9. Kisi-Kisi Soal Tes Uji Coba Kemampuan Awal 10.Soal+Jawaban Tes Uji Coba Kemampuan Awal 11.Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Awal
12.Soal+Jawaban Tes Kemampuan Awal 13.Tes Hasil Belajar I, II dan III
14.Kisi-Kisi Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar 15.Soal+Jawaban Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar 16.Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar
17.Soal+Jawaban Soal Tes Hasil Belajar 18.Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen 19.Pembagian Kelompok Kelas Kontrol
20.Rekapitulasi Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen 21.Rekapitulasi Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol
22.Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal dan Hasil Belajar Kelas Eksperimen pada Siswa Berkemampuan Awal Tinggi dan Rendah
23.Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal dan Hasil Belajar Kelas Kontrol pada Siswa Berkemampuan Awal Tinggi dan Rendah
24.Tabel Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 25.Bobot Nilai Uji Coba Tes Kemampuan Awal
26.Uji Validitas Tes Kemampuan Awal
27.Uji Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Awal 28.Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Awal 29.Daya Beda Tes Kemampuan Awal
32.Uji Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar 33.Tingkat Kesukaran Soal Tes Hasil Belajar 34.Daya Beda Tes Hasil Belajar
35.Hasil Perhitungan Uji Normalitas 36.Hasil Perhitungan Uji Homogenitas 37.Hasil Perhitungan Anava Dua Jalan
38.Hasil Perhitungan T-test Dua Sampel Independen 39.Tabel r Product Moment
40.Tabel Harga Kritis Distribusi t 41.Rencana Judul Skripsi
42.Surat Penelitian Pendahuluan 43.Surat Izin Penelitian
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Tedi Rusman, M.Si ...
Sekertaris : Drs. Hi. Nurdin, M.Si ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Yon Rizal, M.Si ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok Mahasiswa
Program Studi
Jurusan
Fakultas
Pembimbing I,
Drs. Tedi Rusman, M.Si
NIP. 19600826 198603 1 001
Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si
NIP. 19560108 198503 1 002
: STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
NUMBERED HEADS TOGETHER
PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO PELAJARAN 2011/2012
:
Nia Puspita Sari
ahasiswa : 0813031040
: Pendidikan Ekonomi
: Pendidikan IPS
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing II
Rusman, M.Si Drs. Hi. Nurdin, M.
19600826 198603 1 001 NIP. 19600817 198603
2. Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi
Asyik, M.Si Drs. Hi. Nurdin,
0108 198503 1 002 NIP. 19600817 198603
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PENGGUNAAN
KOOPERATIF DAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SEMESTER 2 METRO TAHUN
Pembimbing II,
Nurdin, M.Si
19600817 198603 1 003
Ketua Program Studi Ekonomi,
Nurdin, M.Si
MOTTO
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
(Q.S Al Baqarah: 286)
Sesungguhnya semua urusan (perintah) apabila Allah menghendaki segala sesuatunya, allah hanya berkata “Jadilah”,
maka jadilah
(Q.S Yasin: 82)
Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap kita tepat, dan tidak ada yang
bisa menolong bila sikap kita salah
(Mario Teguh )
Tidak ada seorangpun yang mampu berdiri di tempat yang sama selamanya dan tidak ada Siapapun di dunia ini yang
mampu menjadi nomor 1 untuk selamanya. Jangan pernah berhenti berusaha dan
percayalah semua akan indah pada waktunya
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan hidayah-Nyalah
skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak terlupa shalawat dan salam kepada
Rasullulah Nabi Muhammad SAW atas penunjuk jalan kebenaran
bagi umat manusia di muka bumi.
Skripsi ini kupersembahkan
kepada:
Ayahandaku tersayang Husin Rd. Kemas (Alm) dan Ibundaku tercinta Masiyah, yang senantiasa memberikan cinta dan kasih sayangnya, perhatiannya dan selalu memberiku
do’a, semangat, motivasi dan dukungan demi keberhasilanku
Adik-adikku tersayang Ratna Permata Sari, Dewi Sartika dan Mery Febriana yang selalu memberikan do’a, keceriaan, mendukungku dan menantikan keberhasilanku.
Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan motivasi demi keberhasilanku.
Seseorang yang selalu memberikan semangat dan motivasi untukku
Sahabat-sahabat yang kusayangi
Para pendidik yang kuhormati
Keluarga Besar KOPMA UNILA
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Asahan Kec. Jabung Kab. Lampung Timur
pada tanggal 17 Agustus 1990, merupakan anak pertama dari
empat bersaudara, putri dari pasangan Bapak Husin Rd. Kemas
(Alm) dan Ibu Masiyah.
Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah :
1. SD Negeri 1 Asahan dan selesai tahun 2002
2. SMP Negeri 1 Jabung dan selesai pada tahun 2005
3. SMA Negeri 2 Metro selesai pada tahun 2008
Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan Studi Banding dengan
tujuan Solo – Yogyakarta – Semarang – Bandung – Jakarta yang dilaksanakan
pada tanggal 23 Januari 2011 sampai 29 Januari 2011. Kemudian penulis
mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Argomulyo Banjit Way
Kanan dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Madrasah Aliyah (MA)
Pengalaman organisasi penulis diantaranya yaitu menjadi anggota Koperasi
Mahasiswa Universitas Lampung (KOPMA UNILA) pada tahun 2008, Staf
Keuangan Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung (KOPMA UNILA) di
Periode Kepengurusan tahun 2009 dan menjadi Bendahara Usaha Koperasi
Mahasiswa Universitas Lampung (KOPMA UNILA) Periode Kepengurusan
SANWACANA
Alhamdulilah, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam atas segala limpahan
nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam Nabi dan Murobbi terbaik umat
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa
mengikuti ajaran dan sunnah-Nya. Atas izin Allah penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Studi perbandingan hasil belajar ekonomi melalui
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together ( NHT) pada siswa kelas X Semester
Genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila;
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila;
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial FKIP Unila;
6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi FKIP Unila sekaligus sebagai pembimbing II. Terima kasih atas
bimbingan, motivasi, arahan serta tausiyah yang berarti bagi kehidupan
penulis;
7. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si selaku pembimbing akademik sekaligus
sebagai pembimbing I yang telah banyak memberikan ilmu, motivasi, arahan
dan bimbingan kepada penulis;
8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si, yang telah bersedia menjadi pembahas penulis.
Terima kasih atas motivasi dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini;
9. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi
Pendidikan Ekonomi terima kasih atas bantuan dan bimbingannya serta tiada
henti-hentinya mengingatkan penulis untuk terus belajar dan belajar;
10. Bapak Hartanto, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 2 Metro dan seluruh Bapak
dan Ibu Guru SMA Negeri 2 Metro yang telah mengizinkan dan membantu
dalam proses penelitian;
11. Bapak Triyatno, S.Pd selaku Waka Kurikulum dan Ibu Iik Atikah, S.Pd,
M.Pd selaku guru mitra dalam melaksanakan penelitian;
12. Ayahanda Husin Rd. Kemas (Alm) dan Ibunda Masiyah, terima kasih atas
semua yang telah diberikan untukku, doa, senyum, air mata, bahagia, kasih
sayang, dan semua pengorbanan untukku yang tiada pernah bisa dinilai dari
segi apapun. Semoga kelak Allah menyediakan Jannahnya untuk Ayahanda
13. Adik-adikku Ratna, Dewi dan Mery serta semua Keluarga Besarku yang
telah mendukung dan menyayangi serta berdoa untuk keberhasilanku;
14.
Seseorang yang selalu memberi semangat dan motivasi demikeberhasilanku;
15.
Untuk sahabatku Eis Sumiati dan Woro Astriandini terima kasih atasmotivasi dan dukungan kalian;
16. Untuk teman-teman seperjuanganku ECOUTION 2008 REGULER (Dini, Iis,
Uwo (Fajaria), Bay (Selvina), Chitty, Ulan, Aulia, Metra, Nesti, Ratih IW,
Ria, Sri, Santi, Citra, Desi, Devy, Dinar, Dyah, Eka N, Elda, Ellysa, Dila,
Endryan, Ferli, Fiqih, Freddy, Galih, Gika, Kiki, Lisa, Udin, Marsel, Maya,
Meyta, Pepi, Puji, Rahma, Fani, Rosi, Rudi, Ewa, Evo, Windy, Dani, Yana,
Anggia,dan Yuli), terimakasih atas do’a dan dukungannya;
17. Untuk teman seperjuanganku ECOUTION 2008 MANDIRI (Andrea, Angga,
Ayu, Dede, Desi S, Durotul, Eka R, Ela, Ernia, Iin, Ika P, Joko, Acc, Meli,
Ana, Nur KD, Osie, Ratih CN, Mai, Rachma, Suryo, Wina, Andrian, Aris,
Chintya, Desi MS, Ucil, Dwinta, Zie, Ika N, Ivan, Kris, Lia, Meri, Mina,
Ony, Mitha, Rahmat, Rini, Sigit, Siti Ruhibah, Vita dan Yenni), terimakasih
atas do’a dan dukungannya;
18. Keluarga besar UKM KOPMA UNILA, Teman-teman Satu Kepengurusan
Tahun 2010 (Ka’ Taat, Mb Wina, Ncuz, Ka’ Oki, Mb Desy, Aan, Laura,
Ronald, Ka’Irfan, Hermanto, Ka’ Zul, Ka’ Ilham, dan Mbak Ledy), Kakak
Senior (Ka’ Apri, Ka’ Iwan, Ka’ Fadly, Ka’ Duki, Ka’Aji, Ka’ Doni, Ka’ MJ,
Ka’ Banda, Mb NS, Mb Tika, Mb Iis, Mb Dwi, Mb Atik, Mb Santi, Mb Imaz,
Rahmat, Rima, Novi, Yana, Desti, Intan, Bayu, Ian, Anggi, Manda, Kafi,
Nisa, Wirda, Eka dan KOPMANERS lainnya yang tidak dapat disebutkan
satu persatu terima kasih atas kebersamaannya, SEMANGAT PAGI!!! ;
19. Teman-temanku di Asrama Putri Lada (APL), Dewi, Dian Ty, Yayan, Hesty,
Butet (Efin), Mala, Yusi, Wina, Tika, Cia, Evi, Yuni, Mb Diah, Yunda Rizka,
Lati Mira, Mb Titi, Mb Binti, Nisa, Mb Rita, Neng Ratna, Fera, Atu, Uni
Maya, Cudo Eti, Uhti Sundi dan Mb Eka. Terima kasih untuk dukungan dan
kebersamaannya;
20. Seluruh Kakak tingkat serta adik-adik tingkat 2007, 2009, 2010 dan 2011
yang sudah berkarya maupun yang masih berusaha berkarya semoga sukses;
21. Rekan-rekan seperjuangan KKN dan PPL di MA GUPPI Banjit Way Kanan,
untuk Teteh Beti, Tante Cindi, Mahfudz, Eda, Toro, Dirman, Andre, dan Elia.
semoga jalinan ukhuwah kita tetap tersimpul erat;
22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas sumbangan
pemikiran dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan doa yang diberikan kepada
penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:
1. Nama : Nia Puspita Sari
2. NPM : 0813031040
3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi
4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/ FKIP Unila
5. Alamat : RT 003/ RW 001 Desa Asahan Kec. Jabung
Kab.Lampung Timur, 34184
Telp. 085768404993
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandar Lampung, Mei 2012
Yang membuat pernyataan
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, Renny. 2009. Studi Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan Kooperatif Tipe STAD dengan Memperhatikan Kemampuan Awal. Skripsi, FKIP.
Universitas Lampung.
A. M. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta. 224 hlmn.
A. M. Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta. 233 hlm.
Ayu Mirnasari, Rosi. 2010. Studi perbandingan hasil belajar akuntansi siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas XI SMA Negeri 4 Kotabumi tahun pelajaran 2009/2010. Skripsi, FKIP. Universitas Lampung.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bumi Aksara: Jakarta. 310 hlmn.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta. 370 hlmn
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian.Rineka Cipta: Jakarta. 506 hlmn
B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. 297 hlm
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta: Jakarta.302 hlmn.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. 226 hlmn.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta. 241 hlm
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual;Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama: Bandung
Koestoro, Budi dan Basrowi. 2006. Stategi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yayasan Kampusina: Surabaya. 451 hlmn.
Purnamasari, Lora. 2010. Penggunaan Animasi Multimedia Dengan
Pembelajaran Tipe Jigsaw dan TSTS Terhadap Penguasaan Materi Pokok Sistem Pencernaan Pada Manusia Dan Hewan. Skripsi, FKIP. Universitas Lampung.
Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajagrafindo Persada: Jakarta. 421 hlm
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. 195 hlm
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara: Jakarta. 140 hlmn.
Subekti, Fajar. 2010. Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Tipe STAD (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi, FKIP. Universitas Lampung.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 488 hlmn
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito: Bandung. 505 hlmn.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung. 335 hlmn.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung. 540 hlmn.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung. 456 hlmn
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.
Suryosubroto, 1997. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Rineka Cipta: Jakarta
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Prenada Media. Jakarta. 371 hlm
(sumber:http://www.eazhull.org.uk/ncl/Numbered Heads.htm). ) diambil tanggal 15 November 2011
(http://gurupkn.wordpress.com/category/pembelajaran/model-model/page/3/) diambil tanggal 15 November 2011
(http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/). ) diambil tanggal15 November 2011
(http://onrongmarokinarisal.blogspot.com/2011/06/kelebihan-dan-kelemahan-model.html) diambil tanggal 15 November 2011
(http://resolusirijal.blogspot.com/2011/04/kemampuan-awal-prior-knowledge.html) ) diambil tanggal 15 November 2011
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi seperti saat ini, sistem pendidikan nasional menghadapi
tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) yang mampu bersaing. Upaya yang tepat untuk menyiapkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang
dipandang dan seyogyanya berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM
yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Tanpa adanya pendidikan suatu
negara tidak akan pernah maju dan berkembang.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah telah
menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada
berbagai jenis dan jenjang, antara lain penyempurnaan kurikulum, pengadaan
buku, pengadaan alat pelajaran, pelatihan guru, peningkatan kualifikasi guru,
dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Namun fakta di lapangan belum
menunjukan hasil yang memuaskan.
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) pada
dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak
2
memprihatinkan. Proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan
dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya.
Saat ini metode langsung (ceramah disertai tanya jawab) masih merupakan
metode yang dipilih oleh para pengajar, termasuk dalam mata pelajaran
ekonomi. Walaupun memiliki banyak kelemahan, metode langsung banyak
diterapkan karena dianggap lebih sederhana dan mudah untuk dilaksanakan,
tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep
yang ada pada buku ajar atau referensi lain.
Pengajaran langsung adalah suatu model pembelajaran yang bersifat teacher
centered atau pembelajaran berpusat pada guru. Pembelajaran teacher
centered membuat siswa menjadi lebih pasif karena dalam pembelajaran
siswa lebih banyak mendengar dan mencatat materi yang disampaikan oleh
guru, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana
belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal
aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Jika
metode ini diterapkan secara terus menerus maka dikhawatirkan dapat
menghambat atau bahkan mematikan kreatifitas siswa yang nantinya akan
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan penelitian pendahuluan dan wawancara dengan guru ekonomi
kelas X di SMA Negeri 2 Metro, kondisi hasil belajar ekonomi kelas X
3
Tabel 1. Nilai UTS Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012
No Kelas 0 - 73 Interval Nilai ≥ 73 - 100 Jumlah Siswa
Sumber: Guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 2 Metro
Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas,terlihat bahwa hasil belajar
ekonomi yang diperoleh siswa pada ujian tengah semester masih tergolong
rendah. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang berlaku di SMA Negari 2 Metro yaitu 73 hanya
sebanyak 29siswa dari 212 siswa atau hanya 13,68%. Sedangkan siswa yang
belum tuntas belajar sebanyak 183 siswa atau mencapai 86,32%. Hasil belajar
dikatakan baik jika siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 60% - 75%.
Tabel 1 juga dapat memperlihatkan bahwa ketujuh kelas tersebut mempunyai
kemampuan akademis yang relatif sama. Kurang maksimalnya hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri Metro menunjukkan
bahwa proses pembelajaran kurang efektif. Ketidakefektifan tersebut diduga
disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang kurang sesuai.
Apabila kita ingin meningkatkan prestasi, tentunya tidak akan terlepas dari
4
dengan cara merubah paradigma pembelajaran yakni orientasi pembelajaran
yang semula berpusat pada guru (teacing centered) beralih berpusat pada
murid (student centered). Perubahan ini dimaksudkan untuk memperbaiki
mutu pendidikan baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.
Satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan ditemukan dan
diterapkannya model-model pembelajaran yang dengan tepat mampu
mengembangkan dan menggali pengetahuan peserta didik secara konkret dan
mandiri. Sebagai upaya untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam
pembelajaran yang kemudian berdampak pada pencapaian hasil belajar yang
lebih baik adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta
didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran peserta didik
perlu belajar berpikir, memecahkan masalah dan belajar untuk
mengaplikasikan pengetahuan, konsep, dan keterampilannya kepada peserta
didik yang membutuhkan dan peserta didik merasa senang menyumbangkan
pengetahuannya kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model
pembelajaran kooperatif lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran, jadi
siswa dapat berperan dominan dalam pembelajaran sehingga akan terkondisi
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Model pembelajaran kooperatif ada beberapa macam, diantaranya
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, Numbered Heads Together (NHT),
5
Think Pair Share (TPS), dan Teams Games Tournament (TGT). Tiap-tiap
model pembelajaran memiliki langkah-langkah, kelebihan-kelebihan dan
kekurangan-kekurangannya masing-masing. Guru hendaknya bisa
memilah-milah model pembelajaran mana yang tepat diterapkan dalam pembelajaran,
tentunya penerapan model pembelajaran yang bervariasi akan membuat siswa
tidak merasa jenuh dan tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
Diantara beberapa model pembelajaran inovatif dipilih yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT. Kedua model kooperatif tersebut memiliki langkah-langkah yang
sedikit berbeda namun tetap dalam satu jalur yaitu pembelajaran dalam
kelompok yang berpusat pada siswa (student centered) dan guru berperan
sebagai fasilitator.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah bentuk model dimana
siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota
bertanggungjawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang
diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang
lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menitikberatkan pada
aktivitas siswa dan siswa cenderung terlibat dalam kegiatan belajar yang akan
mendorong mereka untuk tidak hanya belajar bersama namun juga
mengajarkan satu sama lain sehingga kemampuan siswa untuk mengingat
6
adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa secara
optimal. Pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dibagi dalam
beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari 5 orang. Setiap siswa dalam
kelompok mendapat nomor (number card), guru memberikan tugas dan
masing-masing kelompok mengerjakannya, kelompok mendiskusikan
jawaban yang benar dan memastikan jawabannya, guru memberikan
pengarahan secukupnya. Kemudian guru memanggil salah satu nomor siswa
untuk melakukan presentasi secara bergiliran. Lalu guru membantu siswa
untuk menyimpulkan materi yang telah didiskusikan. Dalam pembelajaran
kooperatif tipe NHT terdapat penomoran sehingga siswa tidak dapat
bergantung kepada sesama anggota dan menimbulkan rasa tanggungjawab
pada diri siswa. Sintaks dari berbagai model pembelajaran mempunyai
komponen-komponen yang sama, tetapi juga mempunyai perbedaan.
Perbedaan-perbedaan inilah yang harus dipahami oleh guru, jika
model-model pembelajaran tersebut ingin dilaksanakan dengan efektif dan efesien.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi iklim, kondisi,
dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru sehingga
pembelajaran akan berlangsung efektif dan melibatkan peran aktif siswa.
Dalam memilih suatu model pembelajaran, seorang guru juga harus memiliki
pertimbangan-pertimbangan, misalnya materi pelajaran, tingkat
perkembangan kognitif siswa (kemampuan awal) dan sarana atau fasilitas
yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat
7
proses pembelajaran. Kemampuan awal sangat dipengaruhi oleh pengalaman
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
perbedaan lingkungan dapat mengakibatkan perbedaan kemampuan awal.
Perbedaan kemampuan awal mengakibatkan perbedaan kemampuan untuk
mengelaborasi informasi baru untuk membangun struktur
kognitif. Pengetahuan tentang kemampuan awal siswa diperlukan oleh guru
untuk menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajarannya di kelas. Dengan memahami kemampuan awal siswa ini
guru dapat membantu siswa memperlancar proses pembelajaran yang
dilakukan dan memperkecil peluang kesulitan yang dihadapi siswa.
Adakalanya satu materi tertentu memerlukan prasyarat pengetahuan
sebelumnya. Jika pengetahuan prasyarat ini belum dikuasi dan guru sudah
melanjutkan pada materi berikutnya bisa dipastikan bahwa siswa akan
kesulitan mengikuti pelajaran. Hal ini bisa dideteksi melalui perilaku siswa.
Siswa yang tidak dapat mengikuti materi yang sedang dibahas oleh guru
cenderung berperilaku “menyimpang” seperti: melamun, menulis atau
menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, berbicara
sendiri atau kegiatan-kegiatan lain yang tidak terkait dengan isi pembelajaran.
Berdasarkan kondisi di atas, maka perlu suatu penelitian yang bersifat
reflektif yaitu tindakan-tindakan yang direncanakan. Tindakan-tindakan
melalui penelitian dalam pembelajaran ekonomi adalah dikembangkan suatu
perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai dengan model
pembelajaran yang dikembangkan dengan melihat perbedaan kemampuan
8
Bertolak dari rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 2
Metro pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 maka peneliti memilih
kemampuan awal sebagai variabel moderator dan memilih menggunakan
model pembelajaran yang inovatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
( NHT).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis bermaksud
mengadakan penelitian yang berjudul : “Studi perbandingan hasil belajar
ekonomi melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) pada siswa kelas X Semester Genap SMA Negeri 2 Metro Tahun
Pelajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Mutu dan hasil pembelajaran ekonomi masih tergolong rendah, hal ini
tampak dari tidak tercapainya ketuntasan belajar.
2. Guru masih menggunakan metode pembelajaran langsung, sehingga siswa
kurang terlibat dalam pembelajaran, guru menjelaskan kemudian siswa
mendengarkan sambil mencatat materi pelajaran.
3. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), sehingga
9
4. Keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat kurang sehingga siswa tidak
dapat menggali potensi diri.
5. Belum digunakannya model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran
ekonomi.
6. Belum diketahuinya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang meningkatkan
prestasi untuk materi tertentu pada di bidang studi ekonomi.
7. Kemampuan awal siswa masih belum dijadikan dasar dalam
pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kajian membandingkan antara
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan
memperhatikan variabel moderator yaitu kemampuan awal siswa. Pokok
bahasannya yaitu “Memahami Kebijakan Pemerintah dalam Bidang
Ekonomi“.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan siswa yang
10
2. Apakah rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki
kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT?
3. Apakah rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih rendah dibandingkan yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT?
4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan
kemampuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
2. Untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang
memiliki kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
3. Untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang
11
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih rendah dibandingkan yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
4. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran
kooperatif dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
a. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang penelitian yang
menekankan pada penerapan model pembelajaran yang berbeda pada
mata pelajaran ekonomi.
b. Untuk melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori
yang telah diperoleh sebelumnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan
rujukan yang bermanfaat bagi perbaikan mutu pembelajaran.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam
pemilihan alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan
hasil belajar ekonomi siswa yang disesuaikan dengan kemampuan awal
siswa.
c. Bagi siswa, sebagai tambahan wawasan untuk meningkatkan hasil
belajar melalui model pembelajaran yang melibatkan siswa secara
12
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :
1. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Subjek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro
semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
3. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Metro.
4. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
13
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
Belajar merupakan proses untuk mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki manusia dan merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan manusia. Pada hakikatnya, belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai
hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti
berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan,
keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain
yang ada pada individu yang belajar.
Menurut Slameto (2003: 2),” belajar adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. Rusman (2011:134) juga berpendapat bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari
pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan
14
dalam diri seseorang. Djamarah (2006: 38) juga mengungkapkan bahwa
belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi didalam diri
seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada
kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya,
perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya.
Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu
menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil
menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta
bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri (Trianto, 2009:9).
Sedangkan Hamalik (2001: 27-29) mengungkapkan bahwa Belajar
merupakan proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan baik
menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi
segenap aspek organisme atau pribadi. Belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman, juga merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.
Belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan
suatu proses untuk mencapai tujuan.
Prinsip-prinsip belajar menurut Sardiman (2001: 24) adalah sebagai
berikut.
a. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka
menentukan isi pembelajaran.
b. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi
kemampuan belajar yang bersangkutan.
c. Belajar melalui praktek atau mengalami secara langsung akan lebih
15
d. Belajar sedapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka ragam tugas,
sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.
Menurut Slameto (2003:54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
adalah :
1. Faktor-faktor internal
a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan)
c. Kelelahan
2. Faktor-faktor eksternal
a. Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan)
b. Sekolah ( metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)
c. Masyarakat ( kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan definisi tersebut di atas, belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan, bukan dari
penurunan gen. Ada beberapa hal pokok dalam belajar antara lain, belajar
merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, belajar merupakan suatu
perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, belajar
merupakan perubahan yang relatif mantap, dan tingkah laku yang dialami
karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik psikis maupun
fisik seperti perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah,
16
2. Hasil Belajar
Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil pembelajaran
yang didapatkan mengalami peningkatan atau perubahan. Kegiatan belajar
mengajar yang bagaimanapun, juga ditentukan dari baik atau tidaknya
program pengajaran yang telah dilakukan, dan akan berpengaruh terhadap
tujuan yang akan dicapai. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), menyatakan
bahwa “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Menurut Hamalik (2001:
30) bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah
laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
tidak mengerti menjadi mengerti.
Gagne dalam Dimyati dan Midjiono (2006:10) menyatakan bahwa hasil
belajar diperoleh seseorang setelah belajar berupa keterampilan,
pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya keterampilan, pengetahuan,
sikap dan nilai berasal dari interaksi pebelajar dengan lingkungan dan
peroses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Selanjutnya, Soparsono
dalam Sardiman (2005: 38) menyatakan “Hasil belajar dipengaruhi oleh
pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil
belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek
belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan
17
Hasil belajar siswa tidak akan optimal, jika siswa tidak belajar dengan
sungguh-sungguh. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh peran guru itu
sendiri, selain beberapa faktor lainnya. Agar hasil belajar dapat tercapai
secara optimal maka pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan
terorganisir. Sardiman (2005: 19) mengungkapkan bahwa agar
memperoleh hasil belajar yang optimal, maka proses belajar dan
pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisir
secara baik. Sehubungan dengan hal tersebut Sardiman (2005: 49)
mengemukakan bahwa hasil pengajaran itu dikatakan betul-betul baik,
apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut .
a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.
b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil
proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah metode pembelajaran. Setiap metode yang dipilih dan digunakan akan berpengaruh langsung (dalam waktu dekat ) maupun tidak langsung (dalam waktu yang relatif lama ) terhadap pencapaian hasil yang diharapkan. Dampak langsung adalah tujuan yang secara langsung akan dicapai melalui pelaksanaan program pengajaran yang
dilaksanakan guru setelah selesai suatu pertemuan peristiwa interaksi edukatif. Hasil yang akan dicapai biasanya berkenaan dengan cognitif domain (pengetahuan) dan psychomotor domain (keterampilan). Sedangkan dampak tidak langsung adalah hasil pengajaran yang tidak langsung dapat diukur dan tidak mesti dicapai ketika berakhirnya suatu pertemuan peristiwa interaksi edukatif, tetapi hasilnya
18
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah
yang dihadapi adalah sampai dimana prestasi (hasil) belajar yang telah
dicapai. Sehubungan dengan hal ini, Djamarah (2006: 107)
mengungkapkan bahwa keberhasilan proses mengajar itu terbagi atas
beberapa tingkatan atau taraf, yaitu,
1. Istimewa/ maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan
dapat dikuasai oleh siswa.
2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%
s.d. 75% saja dikuasai oleh siswa.
4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%
dikuasai oleh siswa.
Bagi siswa hasil belajar dapat memberikan informasi tentang sejauh mana
mereka menguasai bahan pelajaran yang disampaikan guru. Bagi guru,
hasil belajar dapat digunakan sebagai petunjuk efektif tidaknya metode
mengajar yang digunakan. Dengan demikian dapat dijadikan umpan balik
pembelajaran sehingga proses pembelajaran semakin baik dan optimal.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan bukti adanya proses
belajar mengajar antara guru dan siswa yang dijadikan sebagai tolak ukur
keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Tingkat keberhasilan
siswa di dalam menguasai pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
simbol angka dan diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi
19
3. Model Pembelajaran
Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang
digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal (Trianto,2009 : 21).
Menurut Arends dalam Trianto (2009 : 22) mengatakan, “the term
teaching model refers to a particular approach to instruction that includes
its goals, syntax, environment, and management system. “ Istilah model
pembelajaran mengarahkan pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu
termasuk tujuannya, sintaknya, lingkungannya, dan sistem pengolahannya.
Sedangkan menurut Rusman (2011: 133) model merupakan pola umum
perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Menurut Joyce dalam Trianto (2009 : 22), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lainnya. Adapun Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2009 : 22) juga menyatakan bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi,
metode dan teknik. Konsep model pembelajaran lahir dan berkembang
dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang
dilakukan. Trianto (2009 : 23) menyebutkan model pembelajaran
mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode
atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah :
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau
20
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai);
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil; dan
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Menurut Nieveen dalam Trianto (2009 : 24-25) suatu model
pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Valid (Sahih), yaitu model yang dikembangkan didasarkan pada
rasional yang kuat dan terdapat konsistensi internal.
b. Praktis, yaitu para ahli dan praktisi menyatakan bahwa model tersebut
dapat dikembangkan dan diterapkan.
c. Efektif, yaitu secara operasional model tersebut memberikan hasil
sesuai dengan yang diharapkan.
Arends meyeleksi enam model pembelajaran yang sering dan parktis
digunakan guru dalam mengajar, yaitu: presentasi, pengajaran langsung,
pembelajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis
masalah (problem-based learning), dan diskusi kelas. Arends
berpendapat, bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik
diantara yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat
dirasakan baik, apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi
pelajaran tertentu. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi)
tertentu harus dipilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran
harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya, materi pelajaran,
tingkat perkembangan kognitif siswa (kemampuan awal), dan sarana atau
fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
21
para pengajar untuk mempelajari dan menambah wawasan tentang model
pembelajaran yang telah diketahui.
4. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok
untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
Jadi, Hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek
utama dalam pembelajaran kooperatif.
Menurut Rusman (2011: 202) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Artzt dan Newman dalam (Trianto, 2009: 56) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggungjawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.
Hal senada diungkapkan oleh Etin Sholehatin (2008: 4)
cooperative learning merupakan sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Menurut Johnson & Johnson dalam Rusman (2011: 204) menyatakan
bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar
siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara
individu maupun secara kelompok. Berkenaan dengan pengelompokan
22
1. Minat dan bakat siswa
2. Latar belakang kemampuan siswa
3. Perpaduan antara minat dan bakat siswa dan latar kemampuan siswa.
Menurut Johnson & Johnson dan Sutton dalam (Trianto,2009: 60),
terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu :
1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.
Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses.
2. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat.
Seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompoknya akan mempengaruhi suksesnya kelompok.
3. Tanggungjawab individual.
Tanggungjawabnya dapat berupa: a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan; b) siswa tidak dapat hanya sekedar “membonceng pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.
4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil.
Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan seseorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya.
5. Proses kelompok.
Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.
Slavin dalam Trianto (2009: 63) menyebutkan bahwa belajar kooperatif
dapat berbeda dalam banyak cara, tetapi dapat dikategorikan sesuai dengan
sifat berikut, (1) tujuan kelompok; (2) tanggung jawab individual;
(3) kesempatan yang sama untuk sukses; (4) kompetensi kelompok;
23
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik,
penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.
( Rusman, 2011: 209).
Kemampuan atau prestasi setiap anggota kelompok sangat menentukan
hasil pencapaian belajar kelompok. Untuk itu penguasaan materi pelajaran
setiap siswa sangat ditekankan dalam strategi pembelajaran kooperatif.
Guru melakukan pemantauan terhadap kegiatan belajar siswa,
mengarahkan keterampilan kerjasama dan memberikan bantuan pada saat
diperlukan. Aktivitas belajar berpusat pada siswa, guru berfungsi sebagai
fasilitator dan dinamisator. Dengan sistem ini diharapkan siswa dapat
mengembangkan semua potensinya secara optimal dengan cara berfikir
aktif selama proses belajar.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah itu
ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 2. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dpelajari dan memotivasi siswa belajar.
Tahap-2
24
Tahap-3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.
Tahap-4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Tahap-5
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Tahap-6
Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Sumber : Rusman (2011: 211)
Adapun kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif, sebagai
berikut :
1) Kelebihan pembelajaran kooperatif
Kelebihan model pembelajaran kooperatif terdiri atas:
a. Dapat mengurangi rasa kantuk dibanding belajar sendiri
Jika belajar sendiri sering kali rasa bosan timbul dan rasa kantuk pun datang. Apalagi jika mempelajari pelajaran yang kurang menarik perhatian atau pelajaran yang sulit. Dengan belajar bersama, orang punya teman yang memaksa aktif dalam belajar. Demikian pula ada kesempatan bersenda gurau sesedikit mungkin untuk mengalihkan kebosanan.
b. Dapat merangsang motivasi belajar
Melalui kerja kelompok, akan dapat menumbuhkan perasaan ada saingan. Jika sudah menghabiskan waktu dan tenaga yang sama dan ternyata ada teman yang mendapat nilai lebih baik, akan timbul minat mengejarnya. Jika sudah berada di atas, tentu ingin mempertahankan agar tidak akan dikalahkan teman-temannya.
c. Ada tempat bertanya
Kerja secara kelompok, maka ada tempat untuk bertanya dan ada orang lain yang dapat mengoreksi kesalahan anggota kelompok. Belajar sendiri sering terbentur pada masalah sulit terutama jika mempelajari sejarah. Dalam belajar berkelompok, seringkali dapat memecahkan soal yang sebelumnya tidak bisa diselesaikan sendiri. Ide teman dapat dicoba dalam menyelesaikan soal latihan. Jika ada lima orang dalam kelompok itu, tentu ada lima kepala yang
25
Pada saat membahas suatu masalah bersama akan ada ide yang saling melengkapi.
d. Kesempatan melakukan resitasi oral
Kerja kekompok, sering anggota kelompok harus berdiskusi dan menjelaskan suatu teori kepada teman belajar. Inilah saat yang baik untuk resitasi. Akan dijelaskan suatu teori dengan bahasa sendiri. Belajar mengekspresikan apa yang diketahui, apa yang ada dalam pikiran ke dalam bentuk kata-kata yang diucapkan.
e. Dapat membantu timbulnya asosiasi dengan perisitwa lain yang
mudah diingat
Melalui kerja kelompok akan dapat membantu timbulnya asosiasi dengan peristiwa lain yang mudah diingat. Misalnya, jika
ketidaksepakatan terjadi di antara kelompok, maka perdebatan sengit tak terhindarkan. Setelah perdebatan ini, biasanya akan mudah mengingat apa yang dibicarakan dibandingkan masalah lain yang lewat begitu saja. Karena dari peristiwa ini, ada telinga yang mendengar, mulut yang berbicara, emosi yang turut campur dan tangan yang menulis. Semuanya sama-sama mengingat di kepala. Jika membaca sendirian, hanya rekaman dari mata yang sampai ke otak, tentu ini dapat kurang kuat.
2) Kelemahan model pembelajaran kooperatif
Kelemahan penerapan model pembelajaran kooperatif dalam suatu
pembelajaran di sekolah yaitu:
a. Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip
Kelemahan yang senantiasa terjadi dalam belajar kelompok adalah dapat menjadi tempat mengobrol. Hal ini terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti datang terlambat, mengobrol atau bergosip membuat waktu berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.
b. Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok
Debat sepele ini sering terjadi di dalam kelompok. Debat sepele ini sering berkepanjangan sehingga membuang waktu percuma. Untuk itu, dalam belajar kelompok harus dibuatkan agenda acara. Misalnya, 25 menit mendiskusikan bab tertentu, dan 10 menit mendiskusikan bab lainnya. Dengan agenda acara ini, maka belajar akan terarah dan tidak terpancing untuk berdebat hal-hal sepele.
c. Bisa terjadi kesalahan kelompok
26
lain belum mengetahui, cari konfirmasi dalam buku untuk pendalaman.
(http://onrongmarokinarisal.blogspot.com/2011/06/kelebihan-dan-kelemahan-model.html)
Dari uraian tinjauan tentang pembelajaran kooperatif ini, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tersebut memerlukan
kerjasama antarsiswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian
tugas, tujuan, dan penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini tergantung
dari keberhasilan individu dalam kelompok, dimana keberhasilan tersebut
sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam belajar
kelompok. Guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai
jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi. Guru tidak
hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun
pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka.
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Metode Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan
teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman-teman-teman
di Universitas John Hopkins (Trianto, 2009: 73).
Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang
menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun
potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil