• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 5 METRO PUSATTAHUN PELAJARAN 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 5 METRO PUSATTAHUN PELAJARAN 2010/2011"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWAPADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 5 METRO PUSATTAHUN

PELAJARAN 2010/2011

Oleh

HERU SETYAWAN

Penelitian ini dilatar belakangioleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat dengan menggunakan metode problem solving.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknikpengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes hasil belajar. Alat pengumpulan data berupa panduan obsevasi dan soal-soal tes. Data yang terkumpul kemudian dianalisisdengananalisiskualitatifdankuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatkan persentase aktivitas dan rata-rata hasil belajar siswa setiap siklus. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 57,98%, meningkat pada siklus II menjadi65,85%, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 80,43%. Begitu pula rata-rata hasil belajar siswa yang selalu meningkat dari 56,71 pada siklus I, menjadi 70,53 pada siklus II, dan81,18 pada siklus III. Berdasarkan hasil PTK yang dilaksanakan dari siklus I, II, dan III dapat disimpulkan bahwa penerapan metode problem solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat.

(2)
(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek utama dalam pembentukan moral suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan, kecakapan, ketelitian, keuletan, ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik. Pelaksanaan pendidikan juga tidak terlepas dari tiga pilar utama pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

(4)

Menurut Sanjaya (2010: 135) pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun kedewasaan moral. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak didik.

Sebagai suatu proses psikologis, pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar, termasuk diantaranya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial (Kurikulum 2006).

Adapun tujuan IPS menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yaitu (1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan paedagogis dan psikologis; (2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial; (3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional, maupun global.

Untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan IPS tersebut harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa (Azis Wahab dalam Darsono, 2007: 1). Kualitas dan keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh kompetensi dan ketepatan guru memilih dan menggunakan metode pembelajaran.

(5)

akan berpengaruh terhadap proses, dan hasil belajar siswa, karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran yang dilakukan (Azis Wahab dalam Darsono, 2007: 2).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa yang dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat pada hari Senin tanggal 7 Januari 2011 dan Sabtu tanggal 12 Januari 2011, diperoleh data nilai rata-rata mata pelajaran IPS kelas VA yaitu 50,67. Nilai tersebut tergolong rendah bila dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 60.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga kuat akibat: pola pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered), dan masih bersifat monoton. Guru hanya berceramah dengan menggunakan buku paket sebagai satu-satunya sumber belajar. Guru tidak mempergunakan alat dan media pembelajaran dalam menyampaikan materi. Kurangnya penguasaan kelas, guru hanya berada di depan kelas tidak berkeliling untuk memperhatikan siswa sehingga siswa sering ribut dan kurang memperhatikan. Siswa kurang aktif, setiap diberi pertanyaan siswa kurang percaya diri untuk menjawab atau mengeluarkan pendapatnya dan tidak ada siswa yang bertanya setiap diberi kesempatan bertanya. Motivasi, minat, dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah, siswa tidak dilatih mengemukakan permasalahan dan mencari alternatif pemecahan masalah, dan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran.

(6)

problem solving dapat melatih siswa agar mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi

secara sistematis dan logis (Sanjaya, 2010: 213).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat judul Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPS Kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut:

1. Pembelajaran masih bersifat monoton, guru hanya berceramah dengan menggunakan buku paket sebagai satu-satunya sumber belajar.

2. Guru tidak mempergunakan alat dan media pembelajaran dalam menyampaikan materi. 3. Kurangnya penguasaan kelas, guru hanya berada di depan kelas tidak berkeliling untuk

memperhatikan siswa sehingga siswa sering ribut dan kurang memperhatikan.

4. Siswa kurang aktif, setiap diberi pertanyaan siswa kurang percaya diri untuk menjawab atau mengeluarkan pendapatnya dan tidak ada siswa yang bertanya setiap diberi kesempatan bertanya.

5. Siswa tidak dilatih mengemukakan permasalahan dan mencari alternatif pemecahan masalah.

6. Hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat pada mata pelajaran IPS kurang dariKKM yang diharapkan yaitu 60.

(7)

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah penerapan metode problem solving dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat? Pokok permasalahan tersebut lebih lanjut penulis merinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakahpenerapan metodeproblem solvingdapat meningkatkan aktivitas siswakelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat dalam pembelajaran IPS?

2. Apakahpenerapan metodeproblem solvingdapat meningkatkan hasil belajar siswakelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat dalam pembelajaran IPS?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk:

a. Meningkatkan aktivitas siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving.

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat memiliki manfaat:

(8)

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswakelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat. b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswakelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat.

2. Bagi Guru

Guru dapat memperluas wawasan dan pengetahuan sosial di sekolah dasar mengenai metode-metode pembelajaran IPS sehingga mampu menggunakannya untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai dengan kurikulum.

3. Bagi Sekolah

Dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.

4. Bagi Penulis

(9)
(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi

edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar adalah kegiatan yang dialami oleh setiap

manusia mulai dari lahir hingga dewasa dalam kehidupan.

Belajar adalah suatu proses psikologis, yaitu perubahan perilaku peserta didik, baik

berupa pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan. Burton (Suwarjo, 2008: 33)

mengemukakan belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

Sedangkan menurut Skiner (Wahyudin, dkk 2006: 3.31) belajar adalah suatu perubahan

perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, apabila

seseorang tidak belajar, maka responnya cenderung menurun.

Winkel (Kurnia, 2007: 1.3) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental

pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya,

sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Gagne (Suwarjo, 2008: 33) mendefinisikan belajar merupakan suatu proses yang

terorganisasi sehingga terjadi perubahan perilaku pembelajar akibat pengalaman. Gagne

(11)

”Belajar merupakan proses dari yang sederhana ke yang kompleks. Oleh sebab itu, proses belajar selalu bertahap mulai dari belajar melalui tanda (signal), kamudian melalui rangsangan-reaksi (stimulus), belajar berangkai (chaining), belajar secara verbal, belajar membedakan (discrimination), belajar konsep, sampai kepada belajar cara prinsip dan belajar untuk pemecahan masalah”.

Menurut Sanjaya (2010: 107) belajar adalah proses berfikir. Belajar berfikir menekankan

kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antar individu dengan

lingkungan. Sedangkan menurut pandangan Piaget (Wahyudin, dkk 2006: 3.31) belajar itu

bersifat individual. Artinya proses belajar merupakan interaksi individu dengan

lingkungannya.

Sesuai definisi-definisi tentang belajar yang telah dikemukakan di atas, terdapat berbagai

teori belajar yang menjadi dasar dalam model maupun metode pembelajaran. Salah satu

teori belajar yang mendukung metode problem solving adalah teori belajar konstuktivistik. Konstuktivistik adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur

kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pandangan filsafat konstuktivistik tentang hakikat

pengetahuan mempengaruhi konsep tentang proses belajar , bahwa belajar bukanlah sekedar

menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman (Sanjaya, 2010:

257).

Dari beberapa pengertian tentang belajar yang telah dikemukakan di atas, penulis

menyimpulkan bahwa belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa guna

membangun pengetahuannya untuk memperoleh pengalaman dan perubahan tingkah laku.

2. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan mencatat

saja. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka proses

(12)

Aktivitas adalah segala perbuatan yang sengaja dirancang oleh guru untuk memfasilitasi

kegiatan belajar siswa (Sanjaya, 2010: 176). Menurut Gagne (Suwarjo, 2008: 33) belajar

akan terjadi dengan baik apabila dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang baik.

Aktivitas belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal siswa.

Menurut Rohani (2003: 6) belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas,

baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat dan aktif dengan

anggota badan sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya dan jiwanya bekerja

sebanyak-banyaknya atau banyak fungsi dalam kegiatan pembelajaran.

Sanjaya (2010: 132) mengemukakan bahwa aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik

saja, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

Menurut Abdurrahman (2003: 34) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah seluruh

kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung kegiatan

belajar.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan individu baik fisik maupun non-fisik

yangdipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal siswa, melalui interaksi antar

individu dan antara individu dengan lingkungannya. Aktivitas belajar yang dimaksud disini

lebih ditekankan kepada siswa, yaitu melakukan interaksi antar siswa melalui kegiatan

merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,

menguji hipotesis, sampai merumuskan pemecahan masalah.

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

(13)

prosespenilaian terhadap hasil belajar yang dapat memberikan informasi kepada guru

tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui kegiatan

belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina

kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Menurut pemikiran Bloom (Usman, 1995: 34) belajaradalah sesuatu yang dicapai oleh

siswa yang dikelompokkan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sementara menurut Sudjana (2004: 22) hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: (1)

Keterampilan dan kebiasaan; (2) Pengetahuan dan pengertian; dan (3) Sikap dan cita-cita

yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.

Sedangkan menurut Hamalik (2001: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang dialami

oleh individu setelah melakukan kegiatan belajar yang mencakup tiga ranah, yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotor yang diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar.

B. Pembelajarandan Tujuan IPS SD

1. Pengertian IPS

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan hanya sekedar menyajikan

materi-materi yang memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih jauh, kebutuhannya sendiri dan

sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran IPS harus

mampu menggali materi-materi yang bersumber dari masyarakat (Sumaatmaja, 1984: 18).

(14)

pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, humaniora, yang diorganisir dan disajikan secara

psikologis dan ilmiah untuk tujuan pendidikan.

Kosasih (Darsono, 1999: 22) pembelajaran pendidikan IPS adalah reka upaya membina

dan mengembangkan interaksi proses belajar mengajar yang terarah, terkendali melalui

berbagai media pembelajaran, sehingga menciptakan hasil belajar yang diharapkan. Kosasih

(Darsono, 1999: 27) menyatakan bahwa: ”Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah

Dasar lebih menitikberatkan pada bagaimana mendidik siswa untuk mengenal, memahami,

dan mampu mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, nilai dan moral dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara”.

IPS di sekolah dasar adalah mata pelajaran yang mempelajari manusia dalam semua

aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. Tujuan pengajaran IPS adalah

memperkenalkan siswa kepada pengetahuan tentang kehidupan masyarakat manusia secara

sistematis (Darsono, 1999: 26).

Dari beberapa pengertian tentang IPS yang telah dikemukakan di atas, penulis

menyimpulkan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia

baik selaku individu maupun kelompok dan mengkaji tentang peristiwa, fakta, konsep, dan

generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial dan kewarganegaraan yang terjadi dalam

kehidupan masyarakat.

2. Tujuan IPS SD

Tujuan IPS menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yaitu (1)

Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan

kewarganegaraan melalui pendekatan paedagogis dan psikologis; (2) Mengembangkan

(15)

sosial; (3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan; (4) Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, baik secara nasional, maupun global.

C. Problem Solving

1. Metode Problem Solving

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam

menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno, 2007: 2).

Pemecahan masalah (problem solving) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara

ilmiah (Sanjaya, 2010: 215).

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) atau yang dinamakan metode

pemecahan masalah (problem solving) oleh John Dewey, memiliki 3 ciri yaitu: (1) Problem

solving merupakan serangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasinya ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. Siswa tidak hanya sekedar mendengarkan,

mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi siswa harus aktif berfikir,

berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan; (2) Aktivitas

pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Masalah merupakan kata kunci dari

proses pembelajaran, artinya tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran;

(3) Problem solving dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah. Proses berfikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya melalui

tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan

(16)

2. Keunggulan Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Menurut Sanjaya (2010: 220) keunggulan problem solvingadalah sebagai berikut:

a. Problem solving merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

b. Problem solving dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

c. Problem solving dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

d. Problem solving dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

e. Problem solving dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk malakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

f. Melalui problem solving bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.

g. Problem solving dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

h. Problem solving dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis.

i. Problem solving dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

j. Problem solving dapat mengembangkan minat siswa secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

3. Kelemahan Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Sanjaya (2010: 221) selain keunggulan, problem solvingjuga memiliki kelemahan yaitu:

a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan enggan untuk mencoba.

b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solvingmembutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Pemecahan Masalah

(Problem Solving)

John Dewey (Sanjaya, 2010: 217) menjelaskan 6 langkah problem solving, yaitu: a) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan. b) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai

(17)

c) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

d) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

e) Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.

f) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas maka penulis

menyimpulkan bahwa pemecahan masalah merupakan sesuatu yang dilakukan oleh

seseorang ketika menghadapi suatu masalah atau kesenjangan antara kenyataan dengan

harapan. Pemecahan masalah juga merupakan proses berfikir tingkat tinggi dan mempunyai

peranan yang penting danbermanfaat untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam

mengidentifikasi, mengembangkan kemampuan berpikir, dan kemampuan mengambil

keputusan dalam pembelajaran IPS.

D. HIPOTESIS

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis Penelitian Tindakan Kelas

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dikenal dengan

Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2008: 1.4).

Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam PTK, yaitu (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Tahapan tersebut dapat

dilihat pada gambar berikut:

(19)

B. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat.

b. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011

selama lima bulan.

c. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipasif antara peneliti dengan guru

kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat. Adapun subjek penelitian tindakan kelas adalah

guru dan siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat yang berjumlah 38 anak, dengan

rincian 23 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

C. Alat Pengumpul Data

Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan data yang lengkap dan valid serta dapat mendukung keberhasilan dalam

penelitian ini. Alat pengumpulan data yang digunakan antara lain:

1) Lembar observasi, instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas VA.

Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan

aktivitas siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS di kelas VA

(20)

2) Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk memperoleh data mengenai peningkatan

hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat khususnya mengenai penguasaan

terhadap materi yang diberikan dengan menerapkan metode problem solving.

D. Teknik Pengumpulan Data

Observasi, dilaksanakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru

selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan cara memberikan skor pada setiap aspek

yang telah ditentukan pada lembar observasi.

Tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai dengan cara

memberikan soal-soal guna mengetahui hasil belajar siswasetelah menggunakan metode

problem solvingpada siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif

dan analisis kuantitatif.

a. Analisis kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan dinamika

proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan

permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, aktivitas siswa, dan interaksi

pembelajaran yang bersumber dari data observasi. Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh

(21)

= n

x

Keterangan:

= nilai rata-rata yang dicari

x

= jumlah nilai

n = jumlah aspek yang dinilai

Diadopsi dari Muncarno (2010: 15)

b. Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan dinamika

hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Data kuantitatif diperoleh dari

hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara deskriptif. Persentase aktivitas belajar

setiap siswa diperoleh dengan rumus :

x SM

R

NP 100

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum dari tes yang ditentukan 100 = bilangan tetap

Diadopsi dari Purwanto (2008: 102)

F. Indikator keberhasilan

Penelitian ini dikatatakan berhasil apabila:

a. Peningkatan persentase aktivitas belajar siswa mencapai ≥ 70%.

b. Rata-rata nilai hasil belajar siswa mencapai ≥ 70% dari KKM yang telah ditentukan yaitu

(22)

G. UrutanPenelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur

siklus yang terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu (1)

perencanaan (planning); (2) pelaksanaan (acting); (3) pengamatan (observing);dan (4) refleksi(reflecting).

SIKLUS I

1. Perencanaan

a. Menetapkan materi pelajaran yang disampaikan, yaitu materi IPS mengenai

“Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan” kelas VA semester II sesuai dengan

kurikulum yang berlaku di SD Negeri 5 Metro Pusat.

b. Menyusun rencana perbaikan pembelajaranyang mengacu pada kurikulum.

c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses

pembelajaran di kelas.

d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama

proses pembelajaran IPS berlangsung.

e. Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes esai untuk setiap siklus.

2. Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses pembelajaran

(23)

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan guru memotivasi siswa untuk

mem-bangun suasana belajar yang penuh semangat dengan cara menyanyikan sebuah lagu

yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Melakukan apersepsi dengan

cara memberikan pertanyaan atau permasalahan yang berkaitan dengan

konsep/materi yang akan diberikan, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1. Penyajian Materi

Penyajian materi dilakukan secara klasikal dalam waktu 15 menit sampai dengan

20 menit dari waktu yang tersedia. Penyajian materi meliputi pokok-pokok materi

secara garis besar. Dalam hal ini guru tidak secara penuh menjelaskan tetapi guru

juga melakukan tanya jawab dengan siswa, sehingga siswa ikut berperan aktif

dalam pembelajaran.Sebelum siswa bekerja dengan lembar kerja, guru membagi

siswa dalam beberapa kelompok.

2. Belajar dalam kelompok

Siswa membentuk kelompok yang telah ditentukan. Setiap kelompok terdiri 4-5

orang. Masing-masing kelompok diberi lembar kerja kelompok (LKK) dan

membahas LKK yang berisi permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa

dengan cara bekerjasama dan berdiskusi dalam kelompoknya.

(24)

a) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan

dipecahkan.

b) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis

dari berbagai sudut pandang.

c) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai

kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

d) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan

informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

e) Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan

kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang

diajukan.

f) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa

menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil

pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Selama pembelajaran berlangsung, guru mengawasi kegiatan siswa dan

memberikan bimbingan atau arahan untuk meluruskan hal-hal yang belum

dipahami oleh siswa.

4. Presentasi kelas

Pada tahap ini guru secara acak menunjuk perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan siswa dari kelompok lain

menanggapinya. Kelompok lain yang berbeda pendapat, diminta untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Setelah itu guru dan siswa

(25)

5. Menyimpulkan Materi

Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang baru saja mereka pelajari. Guru

memberikan umpan balik beserta penguatan kepada siswa untuk menghadapi

tugas-tugas berikutnya.Guru memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai

hal yang belum dimengerti.

6. Tes

Guru memberikan tes formatif kepada siswa. Tes ini diberikan untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

Hasil tes ini berupa nilai hasil belajar siswa.

c. Penutup

Dalam kegiatan penutup guru menegaskan kembali kesimpulan yang telah dibuat

secara bersama-sama dengan siswa. Gurumemotivasi siswa untuk lebih giat belajar.

3. Observasi

Observasidilaksanakan bersamaandenganpelaksanaantindakan. Aspek-aspek

yangdiamatiadalahperilakusiswadanguruselama prosespembelajaranberlangsung.Alat

yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.

4. AnalisisdanRefleksi

Hasilobservasidianalisissehinggadiperolehhasil refleksi kegiatanyang telah

dilakukan. Hasil analisisdatayangdilaksanakan dalamtahapiniakandigunakan

sebagaiacuanuntukmerencanakansiklusberikutnya.

SIKLUS II

(26)

Tahap perencanaan pada siklus II sama dengan siklus I. Materi yang akan

disampaikan pada siklusII adalah ”Agresi Militer Belanda terhadap Indonesia”.

2. Tindakan

Berdasarkan dari refleksi pada siklus I, guru melaksanakan tindakan pembelajaran

pada siklus II denganKompetensi Dasar 2.4Menghargai perjuangan para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II sama

dengan langkah-langkah pada siklus I.

3. Observasi

Observasidilaksanakan bersamaandenganpelaksanaantindakan. Aspek-aspek

yangdiamatiadalahperilakusiswadanguruselama prosespembelajaranberlangsung.Alat

yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.

4. AnalisisdanRefleksi

Hasilobservasidianalisissehinggadiperolehhasil refleksi kegiatanyang telah

dilakukan.Hasil analisisdatayangdilaksanakan dalamtahapiniakandigunakan

sebagaiacuanuntukmerencanakansiklusberikutnya.

SIKLUS III

Tahapan yang dilaksanakan pada siklus III, pada dasarnya sama dengan siklus-siklus

sebelumnya. Namun materi pembelajarannya yang berbeda kemudian mengadakan

(27)

atau pemfokusan perhatian pada aspek yang masih rendah ketercapaiannya pada

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VA mata pelajaran

IPS SDNegeri5 Metro Pusat, dapat disimpulkan :

1) Penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas VA SDNegeri5 Metro Pusat.Hal ini dibuktikan dengan

adanya peningkatan persentase aktivitas belajar siswa disetiap siklus. Persentase

aktivitas belajar siswa siklus I yaitu 57,98%, meningkat pada siklus II menjadi

65,85%, dan siklus III meningkat menjadi 80,43%.

2) Penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas VA kelas SDNegeri5 Metro Pusat. Hal ini dibuktikan dengan

adanya peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa disetiap siklus. Rata-rata nilai

hasil belajar siswa siklus I yaitu 56,71 meningkat pada siklus IImenjadi70,53 dan

nilai rata-rata siklus III meningkat menjadi 81,18.

(29)

1. Kepada siswa, supaya lebih ditingkatkan prestasi belajar yang telah diraih dan dapat

memaknai pentingnya arti belajar. Dengan begitu motivasi dan kesadaran untuk

belajar akan terbangu dalam diri sehingga mencapai hasil yang maksimal.

2. Kepada guru, untuk senantiasa menggunakan metode yang sesuai dalam proses

pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar lebih bervariasi sehingga aktivitas dan

hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.

3. Kepada Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang masih belum ada

agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar dapat

meningkat.

4. Bagi peneliti berikutnya, peneliti dapat bekerja sama dengan guru sehingga dapat

mengetahui permasalahan atau kesulitan belajar yang terjadi dalam proses belajar

(30)

PENERAPANMETODEPROBLEM SOLVING UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWAPADA MATA PELAJARAN IPSKELAS VA SD NEGERI 5 METRO PUSATTAHUN

PELAJARAN 2010/2011

(Skripsi)

Oleh

HERU SETYAWAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(31)

PENERAPANMETODEPROBLEM SOLVING UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWAPADA MATA PELAJARAN IPSKELAS VA SD NEGERI 5 METRO PUSATTAHUN

PELAJARAN 2010/2011

Oleh

HERU SETYAWAN

Skripsi

Sebagai salah satu syaratuntuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(32)
(33)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Prosedur PTK menurut Arikunto ... 18

4.1 Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Per-Siklus ... 57

4.2 Grafik Rekapitulasi Kinerja Aktivitas Guru Per-Siklus ... 60

(34)

DAFTAR ISI

2. Pengertian Aktivitas Belajar ... 10

3. Pengertian Hasil Belajar ... 11

B. Pembelajaran dan Tujuan IPS SD 1. Pengertian IPS SD... 12

2. Tujuan IPS SD ... 13

C. Problem Solving 1. Metode Problem Solving ... 14

2. Keunggulan Pemecahan Masalah (Problem Solving) ... 15

3. Kelemahan Pemecahan Masalah (Problem Solving) ... 16

(35)

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian ... 28

1. DeskripsiAwal... 28

2. RefleksiAwal... 28

3. Persiapan Pembelajaran ... 29

B. Siklus I ... 30

C. Siklus II ... 39

D. Siklus III ... 48

E. Pembahasan ... 56

1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 56

2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 58

3. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

(36)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.Bumi Aksara. Jakarta.

BSNP Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. BSNP Depdiknas. Jakarta.

(37)

.2007. Peninggkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa melalui Model Role Playing dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Kelas Va SDN 5 Metro Barat Tahun 2007. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar.PT Bumi Aksara. Jakarta.

Kurnia, Igridwati, Dkk. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Muncarno. 2010. Bahan Ajar Statistik Pendidikan. Metro.

Purnomo, Edy. 2010. Modul 27 Asesmen. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda. Bandung.

Rohani, Ahmad. 2003. Pengelolaan Pengajaran. PT Rineke Cipta. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. PT Kencana. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo. Bandung.

Suherman. 2008. Upaya meningkatkan aktivitas siswa yang berdampak pada hasil belajar menggunakan metode master learning-discovery berbasis komik matematika. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sumaatmadja, Nursid. 1984. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Penerbit Alumni. Bandung.

Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Surya Pena Gemilang. Malang.

Tim Penyusun. 2009. Permendiknas 2006 tentang SI & SKL. Sinar Grafika. Jakarta.

Tim Penyusun. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Usman, Moh Uzer. 1995. Menjadi Guru yang Profesional. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Wahyudin, Dinn, dkk. 2006. Pengantar Pendidikan. Universitas Terbuka. Jakarta.

(38)
(39)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ...33

4.2 Data Aktivitas Afektif Siswa Siklus I ... 34

4.3 Data Aktivitas Psikomotor Siswa Siklus I ... 35

4.4 Data Kinerja Guru Siklus I ... 37

4.5 Daftar DistribusiNilai Hasil Belajar Siswa(post test) Siklus I ... 38

4.6 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 42

4.7 Data Aktivitas Afektif Siswa Siklus II... 43

4.8 Data Aktivitas Psikomotor Siswa Siklus II ... 44

4.9 Data Kinerja Guru Siklus II ... 45

4.10 Daftar Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa(post test) Siklus II ... 46

4.11 Aktivitas Belajar Siswa Siklus III ... 51

4.12 Data Aktivitas Afektif Siswa Siklus III ... 51

4.13 Data Aktivitas Psikomotor Siswa Siklus III ... 52

4.14 Data Kinerja Guru Siklus III ... 54

4.15 Daftar Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa(post test) Siklus III ... 55

4.16 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Per-Siklus ... 56

4.17 Rekapitulasi Kinerja Aktivitas Guru Per-Siklus ... 59

(40)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Heru Setyawan

NPM : 0713053031

Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lokasi Penelitian : SD Negeri 5 Metro Pusat

Menyatakan dengan sesunggunya bahwa skripsi saya yang berjudul:

”Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2010/2011” tersebut adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri. Tercantumnya kutipan dalam skripsi ini sesuai dengan kode etik karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Apabila berdasarkan fakta ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, 20 September 2012 Yang membuat pernyataan,

(41)

KATA PERSEMBAHAN

DenganmengucapkanBismillahhirahmaannirrahiim

Segalapuji syukurbagiAlloh SWT, yang telahmelimpahkanrahmat, hidayah, dan karunia- Nya.

Kupersembahkankaryaini

Sebagaiungkapan rasa syukurdanbanggakepada:

BapakdanIbukutercinta

Yang telahmendidikkusejakkecildantiadapernahkenallelahmemberisemangatbaik moral maupun material dansenantiasa mendoakandemi keberhasilan saya,

Adikku tersayang

M. Ridwan Setyadi yang memberikan keceriaan untukku melalui canda tawa cerianya,

BapakdanIbudosenbesertastaf

Yang telahmembekalikudenganilmu agama maupunilmupengetahuan,

Serta

(42)

Judul Penelitian : PENERAPAN METODEPROBLEM SOLVINGUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJARSISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 5 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nama : Heru Setyawan

NPM : 0713053031

Program Studi : S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I

Dra. Asmaulkhair, M. Pd.

NIP. 19520919 197803 2 002

Dosen Pembimbing II

Drs. Siswantoro, M. Pd.

NIP. 195409291984031001

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd.

(43)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji:

Ketua Dra. Asmaulkhair, M. Pd. ...

Sekretaris Drs. Siswantoro, M. Pd. ...

Penguji Utama Dr. Hi. Darsono, M. Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP. 196003151985031003

(44)

MOTTO

”Kebanggaankita yang terbesaradalahbukantidakpernahgagal, tetapibangkitkembalisetiap kali kitajatuh”.

(Confusius)

“Menyadarikesalahandanmaumemperbaiki, itulahkebijaksanaan”. (Fred Smith)

“Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, asalkan kita mau berusaha, semangat,dan berdo’a pasti bisa meraihnya”.

(45)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Margorejo, Kecamatan Metro Selatan,

Kota Metro pada tanggal 15 Mei 1988 sebagai anak pertama dari dua

bersaudara pasangan Bapak Sujarnodan Ibu Sutarni.

Penulis menempuh Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di

TK Aisyah, Bantul, Kota Metro diselesaikan pada tahun 1994. Sekolah

Dasar (SD) di SD Negeri 03 Margorejo, Kota Metro diselesaikan pada

tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 3 Metrodiselesaikan pada tahun

2003, dan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Muhammadiyah 2 Metro diselesaikan pada

tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis mengikuti program pelatihan pendidikan D.1 Komputer di

DCC Kampus Metro selesai tahun 2007.

Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi S.1 Pendidikan Guru

(46)

SANWACANA

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

karunia rahmad, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul ”Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat Tahun

Pelajaran 2010/2011” merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penyusunanskripsiini, tentunya tidak terlepas daribantuan, bimbingan, motivasi, doa, dan

saran-saran dariberbagaipihak. Olehkarenaitu, penulismengucapkanterimakasihkepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr.Hi. Darsono, M. Pd., selaku ketua Program Studi S.1 PGSD sekaligus Dosen

dan Pembahas.

4. Ibu Dra. Asmaulkhair, M. Pd., selaku Ketua UPP PS S.1 PGSD Metro sekaligus Dosen

dan Pembimbing I.

5. Bapak Drs. Siswantoro, M. Pd., selaku Dosen dan Pembimbing II.

6. Ibu Dra.Nelly Astuti , M. Pd., selaku Dosen dan Pembimbing Akademik.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro.

8. Ibu Imriati, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 5 Metro Pusat atas izinnya peneliti

(47)

9. IbuHeri Mulyani, S. Pd., selaku teman sejawat serta para guru SD Negeri 5 Metro Pusat

atas bimbingan dan kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

10.Siswa-siswi kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat atas partisipasi aktif sehingga penelitian

ini dapat terlaksana dengan baik.

11.Bapak Sujarno dan Ibu Sutarni selaku orang tua peneliti yang telah memberikan

dorongan moral dan material.

12.Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa Program S.1 PGSD angkatan

2007,yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak

membantu peneliti, memberikan dorongan dan informasi serta pendapat yang sangat

bermanfaat bagi peneliti.

Semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara-saudara mendapat balasan dari Allah SWT.

Tegur, kritik, dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas skripsi ini di masa

mendatang sangat penulis harapkan.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

yang selalu menghadapi tantangan seiring dengan tuntutan zaman, khususnya para guru sebagai

acuan dalam pengembangan pembelajaran di kelas dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa.

(48)

Penulis,

Gambar

Gambar 3.1.  Prosedur penelitian tindakan kelas diadopsi dari  Arikunto (2008: 16).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan (1) mengembangkan aplikasi mobile kamus istilah jaringan pada platform android, (2) mengetahui kualitas aplikasi yang dikembangkan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keragaman morfometrik (panjang cangkang, panjang ligamen, tebal cangkang, tinggi cangkang kanan dan kiri,

Konversi biomassa makroalga menjadi biogas dapat dilakukan dengan bantuan inokulum bakteri yang berasal dari kotoran sapi menggunakan alat digester pada kondisi anaerobik..

54 Thun 2010 t ent ang Pengadaan Barang/ Jasa Pem erint ah yang t erak hir diubah dengan Perat uran Presiden No.

Dengan lokasi yang berada di pusat kota, Museum Pusaka Nias. memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat

Telkomsel Jember berdasarkan atribut-atribut yang ditawarkan dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pelanggan dan calon pelanggan dalam menentukan jasa komunikasi

Sekadar contoh, di antara nilai budi pekerti dalam agama Hindu dikenal dengan Tri Marga ( bakti kepada Tuhan, orang tua, dan guru; karma, bekerja sebaik- baiknya

3. Variabel pengendali, yaitu guru yang mengajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama yaitu peneliti sendiri, serta waktu pembelajaran kedua