ABSTRAK
PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 5 METRO PUSATTAHUN
PELAJARAN 2010/2011
Oleh
HERU SETYAWAN
Penelitian ini dilatar belakangioleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat dengan menggunakan metode problem solving.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknikpengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes hasil belajar. Alat pengumpulan data berupa panduan obsevasi dan soal-soal tes. Data yang terkumpul kemudian dianalisisdengananalisiskualitatifdankuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatkan persentase aktivitas dan rata-rata hasil belajar siswa setiap siklus. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 57,98%, meningkat pada siklus II menjadi65,85%, dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 80,43%. Begitu pula rata-rata hasil belajar siswa yang selalu meningkat dari 56,71 pada siklus I, menjadi 70,53 pada siklus II, dan81,18 pada siklus III. Berdasarkan hasil PTK yang dilaksanakan dari siklus I, II, dan III dapat disimpulkan bahwa penerapan metode problem solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek utama dalam pembentukan moral suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan, kecakapan, ketelitian, keuletan, ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik. Pelaksanaan pendidikan juga tidak terlepas dari tiga pilar utama pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Menurut Sanjaya (2010: 135) pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun kedewasaan moral. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak didik.
Sebagai suatu proses psikologis, pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar, termasuk diantaranya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial (Kurikulum 2006).
Adapun tujuan IPS menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yaitu (1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan paedagogis dan psikologis; (2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial; (3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional, maupun global.
Untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan IPS tersebut harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa (Azis Wahab dalam Darsono, 2007: 1). Kualitas dan keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh kompetensi dan ketepatan guru memilih dan menggunakan metode pembelajaran.
akan berpengaruh terhadap proses, dan hasil belajar siswa, karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran yang dilakukan (Azis Wahab dalam Darsono, 2007: 2).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa yang dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat pada hari Senin tanggal 7 Januari 2011 dan Sabtu tanggal 12 Januari 2011, diperoleh data nilai rata-rata mata pelajaran IPS kelas VA yaitu 50,67. Nilai tersebut tergolong rendah bila dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 60.
Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga kuat akibat: pola pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered), dan masih bersifat monoton. Guru hanya berceramah dengan menggunakan buku paket sebagai satu-satunya sumber belajar. Guru tidak mempergunakan alat dan media pembelajaran dalam menyampaikan materi. Kurangnya penguasaan kelas, guru hanya berada di depan kelas tidak berkeliling untuk memperhatikan siswa sehingga siswa sering ribut dan kurang memperhatikan. Siswa kurang aktif, setiap diberi pertanyaan siswa kurang percaya diri untuk menjawab atau mengeluarkan pendapatnya dan tidak ada siswa yang bertanya setiap diberi kesempatan bertanya. Motivasi, minat, dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah, siswa tidak dilatih mengemukakan permasalahan dan mencari alternatif pemecahan masalah, dan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran.
problem solving dapat melatih siswa agar mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi
secara sistematis dan logis (Sanjaya, 2010: 213).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat judul Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS Kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut:
1. Pembelajaran masih bersifat monoton, guru hanya berceramah dengan menggunakan buku paket sebagai satu-satunya sumber belajar.
2. Guru tidak mempergunakan alat dan media pembelajaran dalam menyampaikan materi. 3. Kurangnya penguasaan kelas, guru hanya berada di depan kelas tidak berkeliling untuk
memperhatikan siswa sehingga siswa sering ribut dan kurang memperhatikan.
4. Siswa kurang aktif, setiap diberi pertanyaan siswa kurang percaya diri untuk menjawab atau mengeluarkan pendapatnya dan tidak ada siswa yang bertanya setiap diberi kesempatan bertanya.
5. Siswa tidak dilatih mengemukakan permasalahan dan mencari alternatif pemecahan masalah.
6. Hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat pada mata pelajaran IPS kurang dariKKM yang diharapkan yaitu 60.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah penerapan metode problem solving dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat? Pokok permasalahan tersebut lebih lanjut penulis merinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakahpenerapan metodeproblem solvingdapat meningkatkan aktivitas siswakelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat dalam pembelajaran IPS?
2. Apakahpenerapan metodeproblem solvingdapat meningkatkan hasil belajar siswakelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat dalam pembelajaran IPS?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk:
a. Meningkatkan aktivitas siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving.
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat memiliki manfaat:
a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswakelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat. b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswakelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat.
2. Bagi Guru
Guru dapat memperluas wawasan dan pengetahuan sosial di sekolah dasar mengenai metode-metode pembelajaran IPS sehingga mampu menggunakannya untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai dengan kurikulum.
3. Bagi Sekolah
Dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
4. Bagi Penulis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar adalah kegiatan yang dialami oleh setiap
manusia mulai dari lahir hingga dewasa dalam kehidupan.
Belajar adalah suatu proses psikologis, yaitu perubahan perilaku peserta didik, baik
berupa pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan. Burton (Suwarjo, 2008: 33)
mengemukakan belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Sedangkan menurut Skiner (Wahyudin, dkk 2006: 3.31) belajar adalah suatu perubahan
perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, apabila
seseorang tidak belajar, maka responnya cenderung menurun.
Winkel (Kurnia, 2007: 1.3) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental
pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya,
sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Gagne (Suwarjo, 2008: 33) mendefinisikan belajar merupakan suatu proses yang
terorganisasi sehingga terjadi perubahan perilaku pembelajar akibat pengalaman. Gagne
”Belajar merupakan proses dari yang sederhana ke yang kompleks. Oleh sebab itu, proses belajar selalu bertahap mulai dari belajar melalui tanda (signal), kamudian melalui rangsangan-reaksi (stimulus), belajar berangkai (chaining), belajar secara verbal, belajar membedakan (discrimination), belajar konsep, sampai kepada belajar cara prinsip dan belajar untuk pemecahan masalah”.
Menurut Sanjaya (2010: 107) belajar adalah proses berfikir. Belajar berfikir menekankan
kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antar individu dengan
lingkungan. Sedangkan menurut pandangan Piaget (Wahyudin, dkk 2006: 3.31) belajar itu
bersifat individual. Artinya proses belajar merupakan interaksi individu dengan
lingkungannya.
Sesuai definisi-definisi tentang belajar yang telah dikemukakan di atas, terdapat berbagai
teori belajar yang menjadi dasar dalam model maupun metode pembelajaran. Salah satu
teori belajar yang mendukung metode problem solving adalah teori belajar konstuktivistik. Konstuktivistik adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur
kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pandangan filsafat konstuktivistik tentang hakikat
pengetahuan mempengaruhi konsep tentang proses belajar , bahwa belajar bukanlah sekedar
menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman (Sanjaya, 2010:
257).
Dari beberapa pengertian tentang belajar yang telah dikemukakan di atas, penulis
menyimpulkan bahwa belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa guna
membangun pengetahuannya untuk memperoleh pengalaman dan perubahan tingkah laku.
2. Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan mencatat
saja. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka proses
Aktivitas adalah segala perbuatan yang sengaja dirancang oleh guru untuk memfasilitasi
kegiatan belajar siswa (Sanjaya, 2010: 176). Menurut Gagne (Suwarjo, 2008: 33) belajar
akan terjadi dengan baik apabila dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang baik.
Aktivitas belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal siswa.
Menurut Rohani (2003: 6) belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas,
baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat dan aktif dengan
anggota badan sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya dan jiwanya bekerja
sebanyak-banyaknya atau banyak fungsi dalam kegiatan pembelajaran.
Sanjaya (2010: 132) mengemukakan bahwa aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik
saja, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
Menurut Abdurrahman (2003: 34) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah seluruh
kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung kegiatan
belajar.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan individu baik fisik maupun non-fisik
yangdipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal siswa, melalui interaksi antar
individu dan antara individu dengan lingkungannya. Aktivitas belajar yang dimaksud disini
lebih ditekankan kepada siswa, yaitu melakukan interaksi antar siswa melalui kegiatan
merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, sampai merumuskan pemecahan masalah.
3. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
prosespenilaian terhadap hasil belajar yang dapat memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui kegiatan
belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina
kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Menurut pemikiran Bloom (Usman, 1995: 34) belajaradalah sesuatu yang dicapai oleh
siswa yang dikelompokkan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sementara menurut Sudjana (2004: 22) hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: (1)
Keterampilan dan kebiasaan; (2) Pengetahuan dan pengertian; dan (3) Sikap dan cita-cita
yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.
Sedangkan menurut Hamalik (2001: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang dialami
oleh individu setelah melakukan kegiatan belajar yang mencakup tiga ranah, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor yang diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar.
B. Pembelajarandan Tujuan IPS SD
1. Pengertian IPS
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan hanya sekedar menyajikan
materi-materi yang memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih jauh, kebutuhannya sendiri dan
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran IPS harus
mampu menggali materi-materi yang bersumber dari masyarakat (Sumaatmaja, 1984: 18).
pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, humaniora, yang diorganisir dan disajikan secara
psikologis dan ilmiah untuk tujuan pendidikan.
Kosasih (Darsono, 1999: 22) pembelajaran pendidikan IPS adalah reka upaya membina
dan mengembangkan interaksi proses belajar mengajar yang terarah, terkendali melalui
berbagai media pembelajaran, sehingga menciptakan hasil belajar yang diharapkan. Kosasih
(Darsono, 1999: 27) menyatakan bahwa: ”Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah
Dasar lebih menitikberatkan pada bagaimana mendidik siswa untuk mengenal, memahami,
dan mampu mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, nilai dan moral dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara”.
IPS di sekolah dasar adalah mata pelajaran yang mempelajari manusia dalam semua
aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. Tujuan pengajaran IPS adalah
memperkenalkan siswa kepada pengetahuan tentang kehidupan masyarakat manusia secara
sistematis (Darsono, 1999: 26).
Dari beberapa pengertian tentang IPS yang telah dikemukakan di atas, penulis
menyimpulkan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia
baik selaku individu maupun kelompok dan mengkaji tentang peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial dan kewarganegaraan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat.
2. Tujuan IPS SD
Tujuan IPS menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yaitu (1)
Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan melalui pendekatan paedagogis dan psikologis; (2) Mengembangkan
sosial; (3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan; (4) Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, baik secara nasional, maupun global.
C. Problem Solving
1. Metode Problem Solving
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam
menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno, 2007: 2).
Pemecahan masalah (problem solving) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara
ilmiah (Sanjaya, 2010: 215).
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) atau yang dinamakan metode
pemecahan masalah (problem solving) oleh John Dewey, memiliki 3 ciri yaitu: (1) Problem
solving merupakan serangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasinya ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. Siswa tidak hanya sekedar mendengarkan,
mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi siswa harus aktif berfikir,
berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan; (2) Aktivitas
pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Masalah merupakan kata kunci dari
proses pembelajaran, artinya tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran;
(3) Problem solving dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah. Proses berfikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya melalui
tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan
2. Keunggulan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Menurut Sanjaya (2010: 220) keunggulan problem solvingadalah sebagai berikut:
a. Problem solving merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
b. Problem solving dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Problem solving dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d. Problem solving dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Problem solving dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk malakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
f. Melalui problem solving bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
g. Problem solving dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
h. Problem solving dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis.
i. Problem solving dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j. Problem solving dapat mengembangkan minat siswa secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
3. Kelemahan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Sanjaya (2010: 221) selain keunggulan, problem solvingjuga memiliki kelemahan yaitu:
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solvingmembutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
4. Langkah-langkah Pembelajaran Pemecahan Masalah
(Problem Solving)
John Dewey (Sanjaya, 2010: 217) menjelaskan 6 langkah problem solving, yaitu: a) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan. b) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai
c) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
d) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
e) Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
f) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas maka penulis
menyimpulkan bahwa pemecahan masalah merupakan sesuatu yang dilakukan oleh
seseorang ketika menghadapi suatu masalah atau kesenjangan antara kenyataan dengan
harapan. Pemecahan masalah juga merupakan proses berfikir tingkat tinggi dan mempunyai
peranan yang penting danbermanfaat untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
mengidentifikasi, mengembangkan kemampuan berpikir, dan kemampuan mengambil
keputusan dalam pembelajaran IPS.
D. HIPOTESIS
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis Penelitian Tindakan Kelas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dikenal dengan
Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2008: 1.4).
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam PTK, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Tahapan tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:
B. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat.
b. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011
selama lima bulan.
c. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipasif antara peneliti dengan guru
kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat. Adapun subjek penelitian tindakan kelas adalah
guru dan siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat yang berjumlah 38 anak, dengan
rincian 23 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
C. Alat Pengumpul Data
Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data yang lengkap dan valid serta dapat mendukung keberhasilan dalam
penelitian ini. Alat pengumpulan data yang digunakan antara lain:
1) Lembar observasi, instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas VA.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan
aktivitas siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS di kelas VA
2) Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk memperoleh data mengenai peningkatan
hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat khususnya mengenai penguasaan
terhadap materi yang diberikan dengan menerapkan metode problem solving.
D. Teknik Pengumpulan Data
Observasi, dilaksanakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru
selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan cara memberikan skor pada setiap aspek
yang telah ditentukan pada lembar observasi.
Tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai dengan cara
memberikan soal-soal guna mengetahui hasil belajar siswasetelah menggunakan metode
problem solvingpada siswa kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat.
E. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif.
a. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan dinamika
proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan
permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, aktivitas siswa, dan interaksi
pembelajaran yang bersumber dari data observasi. Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh
= n
xKeterangan:
= nilai rata-rata yang dicari
x
= jumlah nilain = jumlah aspek yang dinilai
Diadopsi dari Muncarno (2010: 15)
b. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan dinamika
hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Data kuantitatif diperoleh dari
hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara deskriptif. Persentase aktivitas belajar
setiap siswa diperoleh dengan rumus :
x SM
R
NP 100
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum dari tes yang ditentukan 100 = bilangan tetap
Diadopsi dari Purwanto (2008: 102)
F. Indikator keberhasilan
Penelitian ini dikatatakan berhasil apabila:
a. Peningkatan persentase aktivitas belajar siswa mencapai ≥ 70%.
b. Rata-rata nilai hasil belajar siswa mencapai ≥ 70% dari KKM yang telah ditentukan yaitu
G. UrutanPenelitian Tindakan Kelas
Prosedur penelitian yang dilakukan adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur
siklus yang terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu (1)
perencanaan (planning); (2) pelaksanaan (acting); (3) pengamatan (observing);dan (4) refleksi(reflecting).
SIKLUS I
1. Perencanaan
a. Menetapkan materi pelajaran yang disampaikan, yaitu materi IPS mengenai
“Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan” kelas VA semester II sesuai dengan
kurikulum yang berlaku di SD Negeri 5 Metro Pusat.
b. Menyusun rencana perbaikan pembelajaranyang mengacu pada kurikulum.
c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses
pembelajaran di kelas.
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama
proses pembelajaran IPS berlangsung.
e. Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes esai untuk setiap siklus.
2. Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses pembelajaran
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan guru memotivasi siswa untuk
mem-bangun suasana belajar yang penuh semangat dengan cara menyanyikan sebuah lagu
yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Melakukan apersepsi dengan
cara memberikan pertanyaan atau permasalahan yang berkaitan dengan
konsep/materi yang akan diberikan, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1. Penyajian Materi
Penyajian materi dilakukan secara klasikal dalam waktu 15 menit sampai dengan
20 menit dari waktu yang tersedia. Penyajian materi meliputi pokok-pokok materi
secara garis besar. Dalam hal ini guru tidak secara penuh menjelaskan tetapi guru
juga melakukan tanya jawab dengan siswa, sehingga siswa ikut berperan aktif
dalam pembelajaran.Sebelum siswa bekerja dengan lembar kerja, guru membagi
siswa dalam beberapa kelompok.
2. Belajar dalam kelompok
Siswa membentuk kelompok yang telah ditentukan. Setiap kelompok terdiri 4-5
orang. Masing-masing kelompok diberi lembar kerja kelompok (LKK) dan
membahas LKK yang berisi permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa
dengan cara bekerjasama dan berdiskusi dalam kelompoknya.
a) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan
dipecahkan.
b) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis
dari berbagai sudut pandang.
c) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai
kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
d) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
e) Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang
diajukan.
f) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil
pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengawasi kegiatan siswa dan
memberikan bimbingan atau arahan untuk meluruskan hal-hal yang belum
dipahami oleh siswa.
4. Presentasi kelas
Pada tahap ini guru secara acak menunjuk perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan siswa dari kelompok lain
menanggapinya. Kelompok lain yang berbeda pendapat, diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Setelah itu guru dan siswa
5. Menyimpulkan Materi
Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang baru saja mereka pelajari. Guru
memberikan umpan balik beserta penguatan kepada siswa untuk menghadapi
tugas-tugas berikutnya.Guru memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai
hal yang belum dimengerti.
6. Tes
Guru memberikan tes formatif kepada siswa. Tes ini diberikan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
Hasil tes ini berupa nilai hasil belajar siswa.
c. Penutup
Dalam kegiatan penutup guru menegaskan kembali kesimpulan yang telah dibuat
secara bersama-sama dengan siswa. Gurumemotivasi siswa untuk lebih giat belajar.
3. Observasi
Observasidilaksanakan bersamaandenganpelaksanaantindakan. Aspek-aspek
yangdiamatiadalahperilakusiswadanguruselama prosespembelajaranberlangsung.Alat
yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.
4. AnalisisdanRefleksi
Hasilobservasidianalisissehinggadiperolehhasil refleksi kegiatanyang telah
dilakukan. Hasil analisisdatayangdilaksanakan dalamtahapiniakandigunakan
sebagaiacuanuntukmerencanakansiklusberikutnya.
SIKLUS II
Tahap perencanaan pada siklus II sama dengan siklus I. Materi yang akan
disampaikan pada siklusII adalah ”Agresi Militer Belanda terhadap Indonesia”.
2. Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada siklus I, guru melaksanakan tindakan pembelajaran
pada siklus II denganKompetensi Dasar 2.4Menghargai perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II sama
dengan langkah-langkah pada siklus I.
3. Observasi
Observasidilaksanakan bersamaandenganpelaksanaantindakan. Aspek-aspek
yangdiamatiadalahperilakusiswadanguruselama prosespembelajaranberlangsung.Alat
yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.
4. AnalisisdanRefleksi
Hasilobservasidianalisissehinggadiperolehhasil refleksi kegiatanyang telah
dilakukan.Hasil analisisdatayangdilaksanakan dalamtahapiniakandigunakan
sebagaiacuanuntukmerencanakansiklusberikutnya.
SIKLUS III
Tahapan yang dilaksanakan pada siklus III, pada dasarnya sama dengan siklus-siklus
sebelumnya. Namun materi pembelajarannya yang berbeda kemudian mengadakan
atau pemfokusan perhatian pada aspek yang masih rendah ketercapaiannya pada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VA mata pelajaran
IPS SDNegeri5 Metro Pusat, dapat disimpulkan :
1) Penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas VA SDNegeri5 Metro Pusat.Hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan persentase aktivitas belajar siswa disetiap siklus. Persentase
aktivitas belajar siswa siklus I yaitu 57,98%, meningkat pada siklus II menjadi
65,85%, dan siklus III meningkat menjadi 80,43%.
2) Penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VA kelas SDNegeri5 Metro Pusat. Hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa disetiap siklus. Rata-rata nilai
hasil belajar siswa siklus I yaitu 56,71 meningkat pada siklus IImenjadi70,53 dan
nilai rata-rata siklus III meningkat menjadi 81,18.
1. Kepada siswa, supaya lebih ditingkatkan prestasi belajar yang telah diraih dan dapat
memaknai pentingnya arti belajar. Dengan begitu motivasi dan kesadaran untuk
belajar akan terbangu dalam diri sehingga mencapai hasil yang maksimal.
2. Kepada guru, untuk senantiasa menggunakan metode yang sesuai dalam proses
pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar lebih bervariasi sehingga aktivitas dan
hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
3. Kepada Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang masih belum ada
agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar dapat
meningkat.
4. Bagi peneliti berikutnya, peneliti dapat bekerja sama dengan guru sehingga dapat
mengetahui permasalahan atau kesulitan belajar yang terjadi dalam proses belajar
PENERAPANMETODEPROBLEM SOLVING UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA MATA PELAJARAN IPSKELAS VA SD NEGERI 5 METRO PUSATTAHUN
PELAJARAN 2010/2011
(Skripsi)
Oleh
HERU SETYAWAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENERAPANMETODEPROBLEM SOLVING UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA MATA PELAJARAN IPSKELAS VA SD NEGERI 5 METRO PUSATTAHUN
PELAJARAN 2010/2011
Oleh
HERU SETYAWAN
Skripsi
Sebagai salah satu syaratuntuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Prosedur PTK menurut Arikunto ... 18
4.1 Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Per-Siklus ... 57
4.2 Grafik Rekapitulasi Kinerja Aktivitas Guru Per-Siklus ... 60
DAFTAR ISI
2. Pengertian Aktivitas Belajar ... 10
3. Pengertian Hasil Belajar ... 11
B. Pembelajaran dan Tujuan IPS SD 1. Pengertian IPS SD... 12
2. Tujuan IPS SD ... 13
C. Problem Solving 1. Metode Problem Solving ... 14
2. Keunggulan Pemecahan Masalah (Problem Solving) ... 15
3. Kelemahan Pemecahan Masalah (Problem Solving) ... 16
G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian ... 28
1. DeskripsiAwal... 28
2. RefleksiAwal... 28
3. Persiapan Pembelajaran ... 29
B. Siklus I ... 30
C. Siklus II ... 39
D. Siklus III ... 48
E. Pembahasan ... 56
1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 56
2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 58
3. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka cipta. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.Bumi Aksara. Jakarta.
BSNP Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. BSNP Depdiknas. Jakarta.
.2007. Peninggkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa melalui Model Role Playing dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Kelas Va SDN 5 Metro Barat Tahun 2007. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar.PT Bumi Aksara. Jakarta.
Kurnia, Igridwati, Dkk. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.
Muncarno. 2010. Bahan Ajar Statistik Pendidikan. Metro.
Purnomo, Edy. 2010. Modul 27 Asesmen. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda. Bandung.
Rohani, Ahmad. 2003. Pengelolaan Pengajaran. PT Rineke Cipta. Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. PT Kencana. Jakarta.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo. Bandung.
Suherman. 2008. Upaya meningkatkan aktivitas siswa yang berdampak pada hasil belajar menggunakan metode master learning-discovery berbasis komik matematika. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sumaatmadja, Nursid. 1984. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Penerbit Alumni. Bandung.
Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Surya Pena Gemilang. Malang.
Tim Penyusun. 2009. Permendiknas 2006 tentang SI & SKL. Sinar Grafika. Jakarta.
Tim Penyusun. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Usman, Moh Uzer. 1995. Menjadi Guru yang Profesional. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Wahyudin, Dinn, dkk. 2006. Pengantar Pendidikan. Universitas Terbuka. Jakarta.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ...33
4.2 Data Aktivitas Afektif Siswa Siklus I ... 34
4.3 Data Aktivitas Psikomotor Siswa Siklus I ... 35
4.4 Data Kinerja Guru Siklus I ... 37
4.5 Daftar DistribusiNilai Hasil Belajar Siswa(post test) Siklus I ... 38
4.6 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 42
4.7 Data Aktivitas Afektif Siswa Siklus II... 43
4.8 Data Aktivitas Psikomotor Siswa Siklus II ... 44
4.9 Data Kinerja Guru Siklus II ... 45
4.10 Daftar Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa(post test) Siklus II ... 46
4.11 Aktivitas Belajar Siswa Siklus III ... 51
4.12 Data Aktivitas Afektif Siswa Siklus III ... 51
4.13 Data Aktivitas Psikomotor Siswa Siklus III ... 52
4.14 Data Kinerja Guru Siklus III ... 54
4.15 Daftar Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa(post test) Siklus III ... 55
4.16 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Per-Siklus ... 56
4.17 Rekapitulasi Kinerja Aktivitas Guru Per-Siklus ... 59
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Mahasiswa : Heru Setyawan
NPM : 0713053031
Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lokasi Penelitian : SD Negeri 5 Metro Pusat
Menyatakan dengan sesunggunya bahwa skripsi saya yang berjudul:
”Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2010/2011” tersebut adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri. Tercantumnya kutipan dalam skripsi ini sesuai dengan kode etik karya ilmiah.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Apabila berdasarkan fakta ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Metro, 20 September 2012 Yang membuat pernyataan,
KATA PERSEMBAHAN
DenganmengucapkanBismillahhirahmaannirrahiim
Segalapuji syukurbagiAlloh SWT, yang telahmelimpahkanrahmat, hidayah, dan karunia- Nya.
Kupersembahkankaryaini
Sebagaiungkapan rasa syukurdanbanggakepada:
BapakdanIbukutercinta
Yang telahmendidikkusejakkecildantiadapernahkenallelahmemberisemangatbaik moral maupun material dansenantiasa mendoakandemi keberhasilan saya,
Adikku tersayang
M. Ridwan Setyadi yang memberikan keceriaan untukku melalui canda tawa cerianya,
BapakdanIbudosenbesertastaf
Yang telahmembekalikudenganilmu agama maupunilmupengetahuan,
Serta
Judul Penelitian : PENERAPAN METODEPROBLEM SOLVINGUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJARSISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 5 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Nama : Heru Setyawan
NPM : 0713053031
Program Studi : S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
Dra. Asmaulkhair, M. Pd.
NIP. 19520919 197803 2 002
Dosen Pembimbing II
Drs. Siswantoro, M. Pd.
NIP. 195409291984031001
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji:
Ketua Dra. Asmaulkhair, M. Pd. ...
Sekretaris Drs. Siswantoro, M. Pd. ...
Penguji Utama Dr. Hi. Darsono, M. Pd. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
NIP. 196003151985031003
MOTTO
”Kebanggaankita yang terbesaradalahbukantidakpernahgagal, tetapibangkitkembalisetiap kali kitajatuh”.
(Confusius)
“Menyadarikesalahandanmaumemperbaiki, itulahkebijaksanaan”. (Fred Smith)
“Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, asalkan kita mau berusaha, semangat,dan berdo’a pasti bisa meraihnya”.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Margorejo, Kecamatan Metro Selatan,
Kota Metro pada tanggal 15 Mei 1988 sebagai anak pertama dari dua
bersaudara pasangan Bapak Sujarnodan Ibu Sutarni.
Penulis menempuh Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di
TK Aisyah, Bantul, Kota Metro diselesaikan pada tahun 1994. Sekolah
Dasar (SD) di SD Negeri 03 Margorejo, Kota Metro diselesaikan pada
tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 3 Metrodiselesaikan pada tahun
2003, dan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Muhammadiyah 2 Metro diselesaikan pada
tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis mengikuti program pelatihan pendidikan D.1 Komputer di
DCC Kampus Metro selesai tahun 2007.
Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi S.1 Pendidikan Guru
SANWACANA
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia rahmad, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul ”Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat Tahun
Pelajaran 2010/2011” merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penyusunanskripsiini, tentunya tidak terlepas daribantuan, bimbingan, motivasi, doa, dan
saran-saran dariberbagaipihak. Olehkarenaitu, penulismengucapkanterimakasihkepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Dr.Hi. Darsono, M. Pd., selaku ketua Program Studi S.1 PGSD sekaligus Dosen
dan Pembahas.
4. Ibu Dra. Asmaulkhair, M. Pd., selaku Ketua UPP PS S.1 PGSD Metro sekaligus Dosen
dan Pembimbing I.
5. Bapak Drs. Siswantoro, M. Pd., selaku Dosen dan Pembimbing II.
6. Ibu Dra.Nelly Astuti , M. Pd., selaku Dosen dan Pembimbing Akademik.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro.
8. Ibu Imriati, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 5 Metro Pusat atas izinnya peneliti
9. IbuHeri Mulyani, S. Pd., selaku teman sejawat serta para guru SD Negeri 5 Metro Pusat
atas bimbingan dan kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
10.Siswa-siswi kelas VA SD Negeri 5 Metro Pusat atas partisipasi aktif sehingga penelitian
ini dapat terlaksana dengan baik.
11.Bapak Sujarno dan Ibu Sutarni selaku orang tua peneliti yang telah memberikan
dorongan moral dan material.
12.Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa Program S.1 PGSD angkatan
2007,yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
13.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak
membantu peneliti, memberikan dorongan dan informasi serta pendapat yang sangat
bermanfaat bagi peneliti.
Semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara-saudara mendapat balasan dari Allah SWT.
Tegur, kritik, dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas skripsi ini di masa
mendatang sangat penulis harapkan.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
yang selalu menghadapi tantangan seiring dengan tuntutan zaman, khususnya para guru sebagai
acuan dalam pengembangan pembelajaran di kelas dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.
Penulis,