UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III
MEDAN
PENERAPAN PSAP (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN)PERNYATAAN NO. 1 TENTANG PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA.
SKRIPSI MINOR
Diajukan oleh :
Nama : Desi Susanti
N I M : 052102140
Jurusan : D III Akuntansi
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Medan
Lembar Persembahan
“
-( QS, Ali – Imran Ayat 18 )
“
-( H. R. Bukharri dan Muslim )
-KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT , yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan satu
karya kecil ini. Serta salawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Penulisan skripsi minor ini merupakan salah satu syarat dalam akhir
perkuliahan dalam bidang keuangan yang selama ini kami terima di perkuliahan.
Walaupun demikian, penulis menyadari bahwasannya masih banyak kekurangan
yang ada pada penulisan skripsi ini, karena tidak ada gading yang tak retak .
Pembuatan serta penulisan skripsi minor ini tidak akan terlaksana dengan
baik tanpa adanya bantuan dan dukungan baik material maupun spiritual dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku ketua Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing Penulis, yang
masukan-masukan yang bermanfaat dalam menghadapi masa depan yang
kami hadapi nantinya.
4. Bapak Muhammad Simba Sembiring, SE. Selaku Kasubag Pendidikan
Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
5. Seluruh staff dan pegawai Pemerintahan Kabupaten Langkat bagian keuangan
yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi minor ini.
6. Teristimewa untuk kedua Orang Tua tercinta Ayahanda M. Rusdi dan Ibunda
Sunarsih dalam mencurahkan rasa dan cinta kepada Ananda, serta dukungan
baik material dan spiritual. Tak lupa juga untuk Kakakku Sri Mulyani
tersayang dan Nenekku tercinta yang begitu banyak berkorban baik material
dan spiritual dan adikku tersayang Fauzan Akbar yang telah memberi
perhatian dan do’a nya.
7. Rekan sekaligus teman seperjuangan Ade, Ira, Melva, Rina, Sirma, Suci,
Novi, Yuni, dan Yuli yang telah banyak memberi semangat, motivasi, dan
perhatian dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi minor ini. Terima
kasih telah menjadi temanku, terima kasih telah menemani dan mengisi
hari-hariku selama masa perkuliahan.
8. Anak- anak Mushalla Ika, Ida, Paryani, Yuni dan anak-anak Berdikari 59
special kak Vevy teman seperjuangan riset.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2005 group A, B, dan C. Terima kasih
atas bantuan dan dorongannya.
Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari dikarenakan adanya
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, skripsi minor ini masih jauh
dari sempurna, karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan
hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca. Kritik yang membangun sangat
penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada
khususnya.
Medan, 16 Mei 2008
Penulis
Desi Susanti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………i
DAFTAR ISI………..iv
DAFTAR GAMBAR……….vi
DAFTAR LAMPIRAN………vii
DAFTAR TABEL……… viii
BAB I PENDAHULUAN………1
A. Alasan Pemilihan Judul………1
B. Perumusan Masalah……….4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………4
D. Metodelogi Penelitian………..5
E. Sistimatika Pembahasan………...6
BAB II PEMERINTAHAN KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA………..8
A. Sejarah Singkat Pemerintahan Kabupaten Langkat……….8
B. Struktur Organisasi (bagian Keuangan)……….10
C. Visi dan Misi ……….17
D. Penyajian Laporan Keuangan………17
2. Penyusunan Laporan Keuangan Kabupaten Langkat………..22
3. Penyajian Laporan Keuangan Kabupaten Langkat…………..24
BAB III ANALISA DAN EVALUASI………...50
A. Pengertian Laporan Keuangan………..50
B. Penjelasan PSAP Pernyataan No. 1………...51
C. Tujuan Laporan Keuangan……….58
\BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ………... 60
A. Kesimpulan………60
B. Saran………...60
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul
1.1 Struktur Organisasi Pemerintahan
Hal
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
1 Laporan Arus Kas
2 Laporan Perhitungan APBD
DAFTAR TABEL
Tabel judul hal
1 klasifikasi Pendapatan Daerah... 19
2 klasifikasi Pembiayaan Daerah... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Dizaman reformasi yang semakin transparan seperti saat sekarang ini,
dibutuhkan adanya pembuktian dan pertanggungjawaban pemerintah mengenai
Laporan Keuangannya, baik itu pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten,
seperti yang dinyatakan pada PP No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Memang, laporan keuangan yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan
dapat dipahami merupakan syarat utama dalam melaporkan Laporan Keuangan
seperti yang tercantum pada Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2004 No.
32 pasal 66 poin 1 bahwa “keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efesien, ekonomis, efektif, transparandan
bertanggung jawab dengan memperhatikan kepatuhan dan manfaat untuk
masyarakat” dan tentunya hal ini merupakan yang terpenting dalam
menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan dunia internasional atas Pengelolaan
Laporan Keuangan suatu kepemerintahan.
Bidang Akuntansi Pemerintah pada saat ini semakin mendapat tantangan.
Besarnya anggaran yang dikelola dalam pemerintahan yang hampir 80% anggaran
bidang ini dipertanggujawabkan oleh pemerintah merupakan alasan pertama
mengapa bidang ini penting.
Berdasarkan peraturan tersebut, Manajemen keuangan Daerah diera
reformasi memiliki karakteristik yang berbeda dari pengelolaan keuangan daerah
diera pra reformasi, salah satu karakteristik tersebut adalah bentuk laporan
pertanggung jawaban akhir tahun anggaran terdiri dari Laporan Perhitungan
APBD, nota perhitungan APBD, Laporan Aliran Kas, dan Neraca Daerah.
Peraturan-paraturan tersebut mengakibatkan adanya perubahan mendasar
dalam pengelolaan Anggaran Daerah seperti dalam UU pasal 33 Tahun 2004 pasal
81 bahwa ”Pemda menyampaikan Rancangan Pemerintahan Daerah tentang
pertanggung jawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa Laporan
Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksaan Keuangan paling lambat
6 bulan berakhirnya tahun anggaran”.
Hal ini merupakan suatu rujukan bahwa Pemerintah Daerah dituntut
melaksanakan “akuntansi” dalam pengelolaan Keuangan Daerah oleh Pemerintah
daerah baik Provinsi, maupun kabupataten/ kota, bukannya “pembukuan” seperti
yang dilaksanakan selama ini, disamping itu juga selama ini perbendaharaan jauh
lebih dipentingkan daripada pembukuan. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
kursus yang diadakan untuk para bendaharawan dari pada yang diadakan untuk
para tenaga pembukuan, padahal pembukuan inilah yang menangani proses
menghasilkan informasi sebagaimana yang telah dituntut itulah maka sistem
Keuangan Daerah berpindah menuju Akuntansi.
Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Langkat sendiri pengelolaan
Laporan Keuangan Daerah ini diusahakan sudah mengikuti Standar Akuntansi
Pemerintahan. Namun, sulit bagi pegawai Pemerintahan tersebut dalam
menyelesiakan hal tersebut dikarenakan keterbatasan Sumber Daya Manusia
dibidang keuangan. Mereka mengusahakan ahli dari luar dibidang ini, yang
pastinya tidak terlepas dari pengawasan pihak intern Pemerintah.
Dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan didasarkan pada
Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah ditetapkan oleh komite Standar
Akuntansi Pemerintahan seperti yang dikatakan pasal 33 UUD N0. 81 tahun 2004
“bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban APBD seperti yang dimaksud ayat
(1) dan ayat (2) disusun dan disajiakn sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah”. Mengingat hal ini maka penulis perlu membahas secara nyata
bagaimana penerapannya dilapangan agar lebih yakin dan tahu akan Peraturan
Pemerintahan ini benar-benar dijalankan untuk itu penulis memilih judul
“Penerapan PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan)
Pernyataan No. 1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Pada
B. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang dapat diambil dari pembahasan yang akan dibahas
dalam penulisan paper ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana Pemerintah Kabupaten Langkat
menyajikan Laporan Keuangan Daerah yang transparansi.
2. Mengetahui sejauh mana kepatuhan Pemerintah Daerah Kabupaten
Langkat tehadap Peraturan Pemerintah No.24 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan pernyataan No. 01 (Penyajian Laporan
Keuangan).
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Pemerintah Daerah
telah menerapkan PP No. 24 Tahun 2005 khususnya masalah penyajian Laporan
keuangan Daerah.
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang dipelajari dikampus
dengan prakteknya dilapangan mengenai Akuntansi Pemerintahan.
2. menambah wawasan tentang penyajian Laporan Keuangan Daerah
Kabupaten Langkat.
D. METODELOGI PENELITIAN
1. Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua
jenis, yaitu:
a. Sumber Data Primer, yaitu sumber data pook dalam penulisan yang
diperoleh secara langsung dari responden yang ada di Pemda Langkat
Sumatera Utara.
b. Sumber Data Sekunder, yaitu data pokok dalam penulisan yang
diambil dari buku-buku bacaan sebagai penunjang dalam penelitian ini.
2. Teknik Pengumpulan Data
Sedangkan teknik pengumpilan data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Library Research (Penelitian Keperpustakaan), yaitu suatu cara
mendapatkan
data-data atau keterangan untuk mendapatkan suatu landasan teoritis
dengan mempelajari dan mencatat literatur-literatur , serta sumber-sumber
lainnya yang bersifat teoritis.
b. Field Research (Penelitian Lapangan), yaitu suatu cara untuk
memperoleh keterangan atau data-data yang diperlukan sebagai bahan
penulis dalam paper ini dengan cara mengadakan penelitian dan
wawancara dengan beberapa orang yang dianggap mengetahui masalah
untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan Penerapan
PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Pernyataan No. 1
Tentang Penyajian Laporan Keuangan.
E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk penyajian yang lebih sistematis dan mudah dimengerti, penulis
menyajiakan paper ini dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang alasan pemilihan judul, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika pembahasan.
BAB II PEMERINTAHAN KABUPATEN LANGKAT SUMATERA
UTARA
Pada bab ini penulis menerangkan tentang hasil penelitian pada
instansi pemerintahan yang meliputi: Sejarah Singkat Pemerintahan
Kabupaten Langkat, struktur Pemerintahan Kabupaten Langkat, Visi
dan Misi Pemerintahan Kabupaten Langkat, penjelasan PSAP
(Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Pernyataan No. 1
tentang Penyajian Laporan Keuangan, undang-Undang tentang
Laporan Keuangan Daerah, Penyajian Laporan Keuangan, dan
BAB III ANALISA DAN KESIMPULAN
Pada bab ini berisikan tentang : Analisa dan Evaluasi Struktur
Pemerintahan Kabupaten Langkat Sumatera Utara, Analisa dan
Evaluasi Teori Penyajian Laporan Keuangan, Analisa dan Evaluasi
tentang undang-undang Laporan Keuangan Daerah, Analisa dan
Evaluasi Penyajian Laporan Keuangan.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis mencoba memberikan kesimpulan dari hasil-hasil
yang diperoleh dan memberikan saran-saran yang dirasa perlu untuk
A. SEJARAH LANGKAT
Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus
keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang
disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten.
Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang
orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang-orang-orang asli (pribumi) berada ditangan
pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut dijabat oleh:
1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892
2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik
Rakhmatsyah 1893-1927
3. Sultan Mahmud 1927-1945/46
Dibawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur
pemerintahan disebut LUHAK dan dibawah luhak disebut Kejuruan (Raja kecil)
dan Distrik, secara berjenjang disebut Penghulu Balai (Raja kecil Karo) yang
berada didesa. Pemerintahan luhak dipimpin secara Pangeran, Pemerintahan
Kejuruan dipimpin seorang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin seorang kepala
Distrik, dan untuk jabatan kepala kejuruan/Datuk harus dipegang oleh penduduk
Awal 1942, Kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda beralih ke
Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan,
hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh Syucokan.
Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco Kekuasaan Jepang ini
berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal
17-08-1945.
Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera dipimpin oleh
seorang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap
dengan status keresidenadengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya
dijabat oleh Tengku Amir Hamzah,yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis
dengan sebutan Bupati. Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I,
dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera
Timur (NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan
Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di
Pangkalan Berandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah.
Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat
menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganyasendiri dengan
B. STRUKTUR PEMERINTAHAN KABUPATEN LANGKAT
SUMATERA UTARA ( Bagian Keuangan)
Gambar 1.1
Sumber: Pemerintah kabupaten Langkat
BUPATI
WAKIL BUPATI
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LANGKAT
ASISTEN
ADMINISTRASI MUM
BAGIAN KEUANGAN
SUB BAGIAN PERBENDAHARAAN
SUB BAGIAN ANGGARAN
SUB BAGIAN PEMBUKUAN DAN
Suatu struktur organisasi merinci pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana berbagai tingkatan aktivitas berkaitan satu sama lain sampai tingkat
tertentu. Ini juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur wewenang serta
memperlihatkan hubungan Pelapornya. Struktur tersebut memberikan stabilitas
dan aktivitas yang memungkinkan organisasai tetap hidup serta
mengkoordinasikan hubungan lingkungan.
Menurut Keputusan Bupati Langkat Nomor. 4 Tahun 2005 tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Langkat (2005:1) :
”Untuk melaksanakan ketentuan pasal 2 ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 10
Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi, kedudukan, Tugas dan Fungsi
Perangkat Daerah Kabupaten Langkat perlu menetapkan Penjabaran Tugas dan
Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten dan Sekretariat DPRD Kabupaten Langkat”.
Adapun penjabaran tugas dan fungsi Sekretaris Daerah Kabupaten dan
Sekretariat DPRD Kabupaten Langkat lebih lanjut adalah:
BUPATI DAN WAKIL BUPATI
Menurut Keputusan Bupati Langkat No.4 tahun 2005 (2005:5) bahwa:
“Kepala Daerah adalah Bupati Langkat”.
”Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Bupati langkat”.
Kepala Daerah mempunyai wewenang:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD,
b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah,
c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang,
d. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran,
e. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
daerah,
f. Menatapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan
piutang daerah,
g. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik
daerah,
h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran.
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
Sekretaris Daerah kabupaten mempunyai tugas membantu Kepala Daerah
dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintah, administrasi, organisasi
dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh
ASISTEN ADMINISTRASI UMUM
Asisten Administrasi Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris
Daerah dalam melaksanakan tugas penyelenggara umum dan perlengkapan,
keuangan, kearsipan dan perpustakaan serta pengolahan data elektronik dan sandi
telekomunikasi.
BAGIAN KEUANGAN
Bagian keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan peyusunan
anggaran, perubahan dan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), mengolah dan membina administrasi keuangan serta melaksanakan
pembayaran gaji PNS dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Langkat.
Bagian Keuangan mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan penyusunan anggaran, perubahan dan peritungan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
b. Melakukan administrasi dan pembukuan keuangan daerah Pemerintahan
Kabupaten Langkat.
c. Menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis penyusunan APBD
pemerintah Langkat serta pengesahan APBD Pemerintahan Kabupaten
Langkat.
d. Melakukan pengkajian kebenaran penagihan penerbitan Surat Perintah
e. Menyiapkan bahan pelaksanaan APBD pemerintah Kabupaten Langkat.
f. Menyiapkan bahan keputusan Bendaharawan.
g. Menyiapkan rencana, program, evaluasi, dan Laporan Kegiatan bagian
Keuangan.
h. Menyiapkan Restra (Rencana Strategik), Renja (Rencana Kerja), dan
Lakip (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) bagian
keuangan.
Bagian Keuangan terdiri dari:
a. Sub bagian Perbendaharaan dan Gaji,
b. Sub bagian Anggaran,
c. Sub bagian Pembukuan.
Sub bagian Perbendaharaa dan Gaji
Tugas:
a. Menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis administrasi keuangan,
ketentuan dibidang keuangan dan penertiban Surat Perintah Penagihan,
penerimaan, membayar uang serta menguji memverifikasi (meneliti
kebenaran) nya,
b. Menyiapkan bahan penyusunan dan petunjuk teknis administrasi dan
Fungsi:
a. Menertibkan dan memeriksa Surat Perintah Penagihan/penerimaan dan
surat Perintah membayar uang dan mengumpulkan bahan penyusunan
Laporan APBD,
b. Menertibkan dan memeriksa SPMU dan mengumpulkan bahan
penyusunan Laporan anggaran Belanja Pegawai,
c. Megumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan dan pembinaan
petunjuk teknis perbendaharaan dan tata usaha pelaksanaan pembayaran
gaji,
d. Melakukan tata usaha dan penyusunan perhitungan kenaikan gaji berkala
pegawai secara otomatis kedalam daftar gaji untuk dapat dibayar kepada
pegawai setiap bulannya dan berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian
Daerah,
e. Melakukan tata usaha dan penyusunan perhitungan serta pelaksanaan
pembayaran yang berkenaan dengan kenaikan gaji, tunjangan lain-lain,
f. Meminta pertanggung jawaban uang kepada pengguna anggaran serta
Sub bagian Anggaran
Sub bagian ini mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan Rencana
APBD dan perubahan APBD, serta Nota Keuangan yang akan disampaikan
kepada DPRD Kabupaten Langkat dan petunjuk pelaksanaan APBD.
Fungsi:
a. Mengumpulkan bahan dan penyusunan serta perhitungan APBD,
b. Mengumpulkan bahan dan penyusunan serta perhitungan perencanaan dan
perubahan APBD,
c. Menyiapkan bahan dan penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan APBD,
d. Menertibkan Surat Keterangan Otorisasi (SKO).
Sub bagian Pembukuan
Sub bagian ini mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan untuk
melakukakan pembukuan.
Fungsi
a. Melakukan tata usaha pembukuan dan penyusunan perhitungan APBD,
b. Melakukan verifikasi dan meneliti keabsahan SPJ dari unit kerja pamakai
C. VISI DAN MISI PEMERINTAH KABUPATEN LANGKAT
Visi
“Terwujudnya Langkat yang maju dan sejahtera”
Misi
1. Mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan yang baik (Good
Govermance),
2. Mewujudkan kehidupan sosial, Budaya politik yang sehat, stabil, dan
demokratis,
3. Meningkatkan peran masyarakat dalam pembangunan daerah yang
berwawasan lingkungan,
4. Meningkatkan pemanfaatan seluruh Sumber Daya Daerah menuju
ekonomi kerakyatan.
D. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
1.Komponen-komponen Laporan Keuangan Kabupaten Langkat
Menurut Peraturan Bupati Langkat No.3 Tahun 2007 (2007:103)
komponen-komponen Laporan Keuangan Daerah kabupaten Langkat adalah:
a. Laporan Realisasi Anggaran b. Neraca
c. Laporan Arus Kas
Laporan Realisasi Anggaran
Pemerintah Kabupaten Langkat sendiri telah menyesuaikan pernyataan
diatas yakni mengenai unsur-unsur yang dicakup dalam Laporan Realisasi
Anggaran terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Adapun formatnya
juga disesuaikan dengan PSAP, yang menyajikan ikhtisar daerah, alokasi da
pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang
menggambar perbandingan antara realisasi dan anggaran dalam satu periode
pelaporan.
a. Pendapatan Daerah
struktur APBD Kabupaten Langkat sendiri diklasifikasikan menurut
urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang bertanggung jawab
melaksanakan urusan pemerintahan tersebut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pendapatan daerah dikelompokkan atas:
a. Pendapatan asli daerah,
b. Dana perimbangan,
a. Pendapatan Daerah
Tabel 1
Klasifikasi Pendapatan Daerah
No. Klasifikasi pendapatan daerah
Pendapatan asli Daerah Dana perimbangan Lain-lain pendapatan daerah yang sah
1. Pajak Dana bagi hasil seperti bagi hasil pajakdan bukan pajak
Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan,
2. Retribusi daerah Dana alokasi umum seperti objek pendapatan dana alokasi umum,
Jasa giro
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
Dana alokasi khusus dirinci menurut objek pendapatan menurut kegiatan yang ditetapkan oleh pemerintah
Pendapatan bunga
4. Lain-lain pendapatan asli yang sah.
Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah,
Penerimaan kas, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan dan/atau jasa oleh daerah,
Penerimaaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,
Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
Pendapatan denda pajak Pendapatan denda retribusi
Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan,
Pendapatan dari pengembalian Fasilitas sosial dan fasilitas umum
b. Pembiayaan Daerah
Tabel 2
Klasifikasi Pembiayaan Daerah
No. Pembiayaan Daerah
Penerimaan pembiayaan Pengeluaran pembiayaan
1. SILPA (Sisa Lebih perhitungan
Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya)
Penanaman modal
2. Perencanaan dana cadangan Pembentukan dana cadangan
4. Penerimaan kembali pemberian
pinjaman
Pemberian pinjaman daerah
5. Hasil penjualan kekayaan daerah
c. Belanja daerah
Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan
pemerintahan, urusan pilihan dan urusan yang menanganinya dalam bagian atau
bidang tertentu. Biaya penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Adapun klasifikasi
Tabel 3
Klasifikasi Belanja
No Klasifikasi Belanja
Menurut urusan
1. pendidikan Pertanian Pelayanan umum Belanja
pegawai
Belanja pegawai
2. Kesehatan kehutanan Ketertiban dan
ketentraman
Bunga Belanja barang
dan jasa
3. Pekerjaan umum Energi dan
sumber daya mineral
Ekonomi Subsidi Belanja modal
4. Perumahan rakyat Pariwisata Perumahan dan
fasilitas umum
Hibah
5. Penataan ruang Kelautan dan
perikanan
Kesehatan Bantuan sosial
6. Perencanaan pembangunan
Perdagangan Pariwisata dan
budaya
Belanja bagi hasil
7. Perhubungan Perindustrian Pendidikan Bantuan
keuangan
8. Lingkungan hidup Transmigrasi Perlindungan Belanja tidak terduga
9. Pertanahan Perlindungan sosial
10. Kependudukan dan
catatan sipil 11. Pemberdayaan
perempuan
12. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera 13. Sosial
14. Tenaga kerja
15. Koperasi dan usaha kecil menengah 16. Penanaman modal
17. Kebudayaan
18. Pemuda dan olah raga
19. Kesatuan bangsa dan politik dalam negri 20. Pemerintah umum
21. Kepegawaian
22. Pemberdayaan masyarakat dan desa
23. Statistik
24. Arsip
Neraca
Neraca Pemerintahan Kabupaten Langkat menggambarkan posisi
keuangan pemerintahan daerah megenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada
tanggal tertentu.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas pemerintahan Kabupaten Langkat menyajikan informasi
megenai sumber penggunaan dan perubahan kas selama satu periode akuntansi
kerja serta kas pada tanggal pelaporan. Adapun penerimaan kas itu sendiri yakni
semua aliran kas yang masuk ke kas daerah, dan pengeluaran kas adalah semua
aliran kas yang keluar dari kas daerah.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Pemerintahan Kabupaten Langkat menyajikan Catatan Atas Laporan
keuangan diantaranya penjelasan naratif seperti informasi tentang ekonomi makro,
kebijakan fiskal/keuangan dan pencapaian target Perda APBD, berikut kendala
dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target, analisis atau daftar terinci
atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, neraca dan
Laporan Arus Kas seperti penyajian ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun
pelaporan.
2. Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan Pemerintah Daerah Langkat disusun untuk
transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah selama satu periode pelaporan.
Laporan keuangan Pemerintah Daerah Langkat terutama digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengna anggaran yang telah
ditetapkan, menilai kondisi keuangan, melalui efektifitas dan efesiensi Pemerintah
Daerah Langkat dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan khususnya masalah Standar Akuntansi Pemerintahan yakni
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005.
Laporan keuangan Pemerintan Daerah Langkat disusun setelah melewati
beberapa proses yakni pengumpulan, pengikhtisaran, serta pelaporan keuangan,
yang disebut dengan Sistem Akuntansi Pemerintahan. Proses tersebut
didokumentasikan dalam bentuk buku jurnal, dan buku besar, apabila diperlukan
ditambah dengan buku besar pembantu.
Sistem Akuntansi Pemerintahan ini terdiri dari beberapa prosedur:
a. prosedur Akuntansi penerimaan Kas, yang dilaksanakan oleh PPK-
SKPD,
b. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas, yang dilaksanakan oleh PPK-
SKPD, berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas,
c. Prosedur aset tetap/barang milik negara, yamg dilaksanakan oleh PPK-
SKPD sepertii pejabat pengurus dan penyimpan barang SKPD,
bukti –bukti kas.
3. Penyajian Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Langkat
diidentifikasikan secara jelas dan setiap halamannya menyajikan informasi
diantaranya:
a). Nama entitas pelaporan, misalnya Pemerintahan Kabupaten Langkat, b). Cakupan laporan keuangan, misalnya Laporan Arus Kas,
c). Tanggal pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan,
misalnya per 31 Desember 2006 pada Neraca, hal ini juga harus
disesuaikan dengan komponen-komponen laporan keuangan,
d) Mata uang pelaporan disudut kanan atas, namun dalam hal ini Laporan
yang disajikan Pemerintah Kabupaten langkat tidak mencantumkannya,
e). Tingkat ketepatan angka-angka dalam laporan keuangan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
1. Latar Belakang Penyusunan Neraca
Sebagai perwujudan atas pelaksanaan Peraturan Pemerintahan No.32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan No. 33 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan/Tata cara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah
per 31 Desember 2006 sebagai unsur dari Laporan Pertanggung jawaban Bupati
Langkat.
Mengingat sistem yang diterapkan selama ini belum dapat menjembatani
penyusunan Laporan Keuangan, maka dilakukan pendekatan yaitu
mengumpulkan, menganalisa, mencatat anggaran dan realisasi serta data lainya
kedalam pos-pos neraca.
Tujuan penyusunan Laporan Keuangan Daerah adalah untuk memberikan
gambaran keuangan yang lebih kepada masyarakat, serta dimaksudkan juga dapat
digunakan untuk:
a. Akuntabilitas.
Mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya serta untuk
pelaksanan kebijakan yang dipercayakan kepada Pemerintah Kabupaten
Langkat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui
laporan keuangan Pemerintah secara periodik.
b. Manajerial.
Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan
pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan pengendalian yang
c. Transparansi
Menyediakan informasi yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka
mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik.
2. Kebijakan Akuntansi
1. Laporan Keuangan pemerintah Langkat disusun dengan mengacu pada
format yang disajikan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
2. Masa pembukuan adalah satu tahun anggaran yang dimulai 1 Januari
dan berakhir 31 Desember.
3. Mata uang yang digunakan adalah Rupiah, valuta asing dikonversikan
berdasarkan nilai kurs tengah, dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal Neraca.
4. Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang dipergunakan dalam Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Langkat adalah:
a. Basis Kas untuk pengakuan Pendapatan, Belanja, dan pembiayaan.
b. Basis Akrual untuk pengakuan Aset, Kewajiban dan Ekuitas.
5. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Umum Daerah Kabupaten
yang menjadi hak Pemerintahan Kabupaten Langkat, yang tidak perlu
dibayar kembali oleh Pemerintahan Kabupaten Langkat,
a. Pendapatan diakui pada saat diterima Kas Umum Daerah kab. Langkat
b. Pembukuan pendapatan dilaksanakan dengan, menggunakan Azas
Bruto, yakni dengan membukukan penerimaan bruto atas pendapatan,
c. Pengembalian/koreksi sebagai pengurangan pendapatan, sedangkan
pengurangan pendapatan sebelumnya dibukukan sebagai pengurang
ekuitas dana lancar.
6. Belanja
a. Belanja adalah semua pengeluaran Kas Umum Daerah Kabupaten
Langkat yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode
Laporan Keuangan yangn tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali (menjadi beban) Pemerintah Kabupeten Langkat,
b. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Umum
Daerah Kabupaten Langkat. Khusus pengeluaran kepada pemegang
Kas diakui pada saat dipertanggung jawabkan,
c. Belanja dalam Laporan Keuangan diklasifikasikan kedalam
Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dam Pemeliharaan,
d. Koreksi atas pengeluaran (penerimaan kembali belanja) yang
terjadi pada periode pengeluaran belanja, dibukukan sebagai
pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya,
koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam ekuitas dana
lancar.
7. Surplus adalah selisih antara pendapatan dan belanja sedangkan
Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja.
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuanan pemerintah Kabupaten
Langkat, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar
kembali atau akan diterima kembali yang dimaksudkan untuk menutup
defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
8 . Sisa lebih/kurang perhitungan anggaran adalah akumulasi
surplus/defisit dengan pembiayaan neto.
9.Aset dalam Neraca pada saat diterima atau diserahkan hak
kepemilikannya dan /atau pada saat penguasaannya berpindah.
10. Persediaan
a. Persediaan adalah barang pakai habis yang diperoleh dengan
maksud untuk mendukung kegiatan operasional Pemerintahan
Kabupaten Langkat dan barang-barang yang dimaksudkan untuk
b. Pesediaan dicatat pada akhir tahun buku berdasarkan atas
inventaris fisik,
c. Persediaan, dinilai dalam neraca dengan cara:
o Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian
o Harga standar bila memperoleh dengan memproduksi sendiri
o Harga wajar atrau harga estimasi apabila diperoleh dengan cara lainnya, seperti donasi/rampasan.
11. Investasi Permanen
a. Investasi Permanen dinilai berdasarkan harga perolehan (Historical
Cost) termasuk didalamnya biaya tambahan lainnya yang terjadi
untuk memperoleh investasi Permanen.
b. Harga perolehan dalam Valuta Asing dalam mata uang rupiah
dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia)
yang berlaku pada saat tanggal transaksi.
12. Aset Tetap
a. Aset Tetap yang diperoleh hingga 22 September 2003 dinilai
berdasarkan harga pasar yang penilaiannya telah dilakukan oleh
Konsultan PT. Surveyor Indonesia Medan, Aset tetap perolehannya
(Historical Cost) termasuk didalamnya biaya tambahan lainnya
yang terjadi untuk perolehan memperoleh Aset Tetap.
b. Harga Perolehan aset tetap yang dibangun secara swakelola
meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku dan biaya
tidak langsung, termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,
tenaga listrik, sewa peralatan dan semua biaya yang berhubungan
hungga aset tersebut siap digunakan.
c. Aset Tetap dalam pengerjaan dinilai dalam neraca sebesar realisasi
biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut.
d. Nilai Aset Tetap bertambah apabila terjadi penambahan dan
berkurang nilainya apabila terjadi penghapusan yang telah
ditetapkan oleh Bupati Langkat.
e. Nilai Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Langkat dalam neraca
tidak disusutkan.
f. Nilai Aset Tetap dalam Neraca Pemerintah Kabupaten Langkat
tidak termasuk Aset Tetap dalam Neraca Pemerintah Kabupaten
Langkat tidak termasuk Aset Tetap yang dipisahkan (Aset Tetap
BUMN/BUMD dan Perusahaan lainnya).
13. Aset lainnya
b. Bangunan berdasarkan kemitraan dengan pihak ketiga dinilai
berdasarkan nilai perolehan pada saat bangunan tersebut telah
selesai dibangun.
c. Dana cadangan dinilai sebesar akumulasi dana yang berasal dari
pembentukan dana cadangan yang tercantum dalam APBD
(nominal) ditambah dengan hasil yang diperoleh.
14. Kewajiban
a. Hutang adalah kewajiban pihak ketiga sebagai akibat transaksi
keuangan masa lalu,
b. Hutang dikelompokkan menjadi hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang,
c. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat
kewajiban timbul,
d. Kewajiban dalam valuta asing dikonversikan kedalam mata uang rupiah
berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada tanggal
PENJELASAN POS-POS NERACA
ASET
1. ASET LANCAR
a. Kas di Kas Daerah Rp. 74.390.829.053,55
Jumlah kas di kas Daerah adalah selisi antara SiLPA Tahun Berjalan
sebesar Rp 76.033.811.726,55 dengan tangihan lain-lain (Kwitansi
panjar) sebesar Rp 1.642.982.673,00, yang terdiri dari:
- a/n CV.Citra prasetia Rp. 100.000.000,00
- a/n Muliadi Hasibuan Rp. 12.123.287,00
- a/n Rahmad P Hasibuan Rp. 100.000.000,00
- a/n Upah pungut PBB 2006 Rp. 1.430.859.386,00
Jumlah kas di kas Daerah merupakan saldo giro bank dan saldo kas tunai
milik Pemerintah Kabupaten Langkat per 31 Desember 2006 yang dikelola
oleh pemengang Kas daerah, dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah Perbedaan antara Saldo Kas di Kas Daerah dengan Saldo Giro Bank dan
Uang tunai sebesar Rp105.222.150.289,11 terdiri dari:
- SPM yang diterbitkan per tanggal 29Desember Rp 105.222.150.189,81
2006 yang masih belum dicairkan s.d. 31
Desember 2006
- Saldo lebih uang kas karena ketiadaan uang Rp. 99,30
Kecil
1.2 Kas di Pemegang Saham Rp. 0,00
Tidak ada saldo kas di pemegang kas yang belum disetor hingga 31
Desember 2006.
1.3 Piutang Dana Bagi Hasil Dari Provinsi Rp. 4.485.092.229,05
Piutang Dana Bagi Hasil Dari Provinsi Pemerintahan Kabupaten
langkat per 31 Desamber 2006 terdiri dari :
1. PKB Triwulan IV 2006 Rp. 1.381.541.880,00 2. BBN-KB Triwulan IV 2006 Rp. 969.270.940,00
3. PBB-KB Triwulan IV 2006 Rp. 1.926.601.344,99
4. ABT/APU Triwulan IV 2006
Jumlah Rp. 4.485.092.229,05
1.4 Piutang PAD
Piutang Pemerintah Kabupaten Langkat per 31 Desember 2006 sebesar
Rp.2.008.497.703,00 berupa tunggakan pendapatan pajak dan retribusi
daerah yang telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)
namun belum diterima pembayarannya sampai dengan 31 Desember
2006 terdiri dari:
Pajak Daerah:
1. Pajak Hotel Rp. 13.588.000,00
2. Pajak Restoran Rp. 146.906.700,00
3. Pajak Reklame Rp. 190.274.076,00
4. Pajak Penerangan Jalan Non PLN Rp. 514.499.027,00
5. Pajak Bahan Galian Gol.C Rp. 333.410.875,00
6. Pajak Parkir Rp. 4.168.025,00
7. Pajak Hiburan
Jumlah I
Rp. 2.155.080,00
Retribusi Daerah
1. Retribusi Izin Gangguan (DIPENDA) Rp. 571.255.000,00
2. Retribusi Izin Usaha Industri dan TDI Rp. 5.850.000,001
3. Retribusi Tanda Pendaftaran Gudang Rp. 6.100.000,00
4. Retribusi Izin Pengelolaan ABT/APU Rp. 13.000.000,00
5. Retribusi Surat Izin Tempat Usaha Rp. 92.380.000,00
6. Retribusi Tanda Daftar Perusahaan Rp. 9.880.000,00
7. Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair Rp. 12.375.000,00
8. Retribusi Izin Gangguan Pertambangan Rp. 9.600.000,00
9. Retribusi Penggunaan Jalan Kabupaten Rp. 9.263.420,00
10. Retribusi Izin Usaha Rp. 7.500.000,00
11. Retribusi Izin Listrik non PLN Rp. 1.162.500,00
12. Retribusi Izin Jasa Konstruksi Rp. 5.550.000,00
13. Retribusi Izin Usaha Perdagangan Rp. 57.450.000,00
14. Retribusi Izin Kilang Padi
Jumlah II
Rp. 2.130.000,00
Rp. 803.409.925,00
1.5 Piutang Pajak Penerangan Jalan PT.PLN Rp. 1.162.504.805,00
Piutang Pajak Penerangan PT. PLN Kabupaten Langkat per 31
Desember 2006 sebesar Rp. 1.162.504.805,00 merupakan tunggakan
pendapatan PPJ yang telah dipungut PLN namun belum diterima
pembayarannya sampai dengan 31 Desember 2006 terdiri dari:
1. Kekurangan tagihan PPJ bulan Oktober 2006 Rp. 336.871.060,00
2. Tagihan PPJ bulan November 2006 Rp 812.557.365,00
3. Kelebihan Setoran 2005
Jumlah
Rp. 13.076.380,00
Persediaan Pemerintah Kabupaten Langkat per 31 Desember 2006
sebesar Rp. 3.464.367.156,00 berupa barang pakai habis yang
diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional
Pemerintah Kabupaten Langkat dan barang-barang yang dimaksudkan
Rp. 1.162.504.806,00
1.6 Biaya Dibayar Dimuka Rp. 1.430.859.386,00
Jumlah Biaya dibayar dimuka per 31 Desember 2006 sebesar
Rp.1.430.856.386,00 merupakan pembayaran upah pungut yang telah
dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat atas
penerimaan PBB Tahun 2006.
1. Alat Tulis Kantor dan Bahan Cetakan Rp. 5.787.095,00
2. Barang Kuasi Rp. 16.094.100,00
3. Alat Kesehatan dan Obat-obatan
Jumlah
Rp. 3.442.486.961,00
1. RSU Tanjung Pura Rp. 856.900,00
Rp. 3.464.367.156,00
Persediaan alat tulis kantor, barang cetakan, barang kuasai dan alat
kesehatan sebesar Rp. 3.464.367.156,00 merupakan sisa persediaan per
31 Desember 2006, untuk mendukung kegiatan operasioanl
Pemerintahan Kabupaten Langkat yang berada di:
2. Dinas Tenaga Kerja Rp. 450.000,00 3. Dinas Kesehatan Rp.3.447.418.461,00 4. Dinas Pendapatan Daerah
Jumlah Rp.3.464.367.156,00
1.8 Bagian Lancar Penjualan Angsuran Rp. 56.672.000,00
Bagian lancar penjualan angsuran adalah tagihan atas penjualan aktiva
yaitu Alat angkutan roda 4 dan roda 2 sebanyak 74 unit, yang dilelang
sesuai SK Bupati No.028-39/SK/2004 Tentang penghapusan
barang-barang Investasi Milik pemerintah Kabupaten Langkat Tanggal 20
Oktober 2004 dan SK Bupati No.028-40/SK/2004 Tentang
Penghunjukan Membeli Kendaraan Bermotor yang Dihapuskan 13
Oktober 2004 dengan uraian berikut:
Jumlah nilai penghapusan barang-barang Rp. 626.572.400,00
Jumlah yang telah dibayar pada tahaun anggaran:
- 2004 Rp. 451.074.000,00 - 2005 Rp. 83.310.000,00 - 2006 Rp. 35.516.400,00
Saldo yang belum dibayar Per 31 Desember 2006
Rp. 569.900.400,0
2. INVESTASI PERMANEN
Rp. 56.672.000,00
1.9 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi Rp. 4.800.000,00
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR), merupakan penerimaan
tagihan ganti rugi atas temuan pemeriksaan yang pelunasanya jatuh
tempo dalam satu tahun. Atas nama Sumarno,SE pada Bagian
Keuangan.
2.1Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Rp.24.102.914.538,00
Jumlah tersebut merupakan realisasi Penyertaan Modal Pmerintahan
Kabupaten Langkat 31 Desember 2006 kepada:
1. PDAM Tirta Wampu sebesar Rp.14.959.534.538,00
2. PT. Bank Sumut sebesar
Jumlah
Rp. 9.134.380.000,00
2.2 Penyertaan Modal pada PDAM Tirta Wamp Rp.14.959.534.538,00
Penyertaan kepada PDAM Tirta Wampu sebesar Rp.
3.319.440.611,00 tersebut merupakan penyertaan 100% (kepemilikan
tunggal) dari modal yang disetor kepada PDAM Tirta Wampu, dengan
rincian sebagai berikut:
- Setoran Modal dari APBD Kabupaten Rp. 2.560.611.011,00 Langkat
- Eks Penyertaan Pemerintahan Pusat melalui DIP Rp. 4.824.988.600,00 Proyek PPSAB Sumatera Utara dan jaringan
Transmisi/distribusi
- Eks Penyertaan Pemerintah Pusat melalui DIP Rp. 6.815.105.327,00 Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih Sumatera Utara
- Pembayaran Utang PDAM Tirta Wampu kepada Rp. 768.829.600,00 Pihak ketiga yang dibayarkan dari APBD Kabupaten
Langkat Tahun 2006 ___________________
Jumlah Rp.14.959.534.538,00
3.ASET TETAP
3.1 Tanah Rp 106.150.911.877,81
Jumlah tersebut merupakan saldo Aset Tetap Tanah per 31 Desember
2006 yang mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh tanah sampai dengan tanah tersebut siap dipakai,
biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan, serta
biaya pembelian yang berkaitandengan pemilikan tanah tersebut:
3.2 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp. 495.952.140.219,19
Jumlah saldo tersebut merupakan saldo Aset Gedung dan Bangunan
per 31 Desember 2006 yang mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai, meliputi
harga beli, biaya pembebasan, biaya pengurusan UMB, notaris dan
pajak, biaya konstruksi yang dicakup oleh kontrak konstruksi meliputi
harga kontrak ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya yang
dikeluarkan sehubungan dengan konstruksi dan dibayar pada pihak lain
selain kontraktor, serta mencakup pula biaya dari pemangunan yang
dilaksanakan secara swakelola.
3.3 Peralatan dan Mesin Rp.78.791.648.452,75
Jumlah tersebut merupakan saldo Aset Peralatan dan Mesin per 31
Desember 2006 yang mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh peralatan dan mesin sampai siap pakai yang meliputi
harga pembelian dan biaya instalasi serta biaya langsung lainnya untuk
mempersiapkannya agar dapat digunakan.
Peralatan dan mesin yang berasal dari hibah dinilai berdasarkan nilai
3.4 Aset Tetap Lainnya
Jumlah tersebut merupakan saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember
mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset
lainnya.
4.ASET LAINNYA
4.1 Tuntutan Ganti Rugi Rp. 311.927.089,00
Jumlah tersebut merupakan bukti tagihan kepada CV. Citra Prasetya,
Saudara Rahmat P.Hasibuan yang permasalahannya telah dilimpahkan
ke Kejaksaan Negri Stabat sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya
dan Sdr Muliadi Hasibuan telah dilimpahkan ke Kejati Sumatera
Utara, sampai dengan tanggal 31 Desember 2006 permasalahan
tersebut belum ada keputusan hukum yang final. Runcian tagihan
kepada yang bersangkutan di Kas Daerah dianggap berupa surat-surat
berharga, sehingga dalam penyusunan Neraca per 31 Desember 2006
ini dikelompokkan menjadi tagihan lain-lain.
5. KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek Rp. 5.001.738.863,00
5.1 Hutang Bunga Bank Rp. 0,00
Tidak adanya pembayaran untuk Hutang Bunga sampai per 31
5.2 Hutang kepada PT. PLN Rp. 1.834.544.387,00
Hutang kepada PT.PLN sebesar Rp. 1.834.544.387,00 merupakan
Hutang Pemkab Langkat atas Pembayaran Rekening Listrik Bulan
November dan Desember 2006 dan upah bulan Oktober dan
November 2006.
5.3 Hutang kepada PT.ASKES
Rp.3.617.194.476,00
Hutang kepada PT.ASKES per 31 Desember 2006 sebesar Rp.
361.194.476,00 merupakan tunggakan iuran ASKES Tahun 2004/2006
yang belum dibayar Pmerintah Kabupaten Langkat sampai dengan 31
Desember 2006.
5.4 Hutang kepada PT.Bakn Sumut Rp. 0,00
Tidak adanya kewajban jangka panjang hingga 31 Desember 2006.
6. EKUITAS DANA
6.1Ekuitas Dana Lancar Rp. 82.001.884.469,00
Jumlah tersebut merupakan selisih antara jumlah nilai aset lancar dengan
- SiLPA Dana Lancar Rp.74.390.829.053,35 - Cadangan piutang Dana Bagi Hasil dari ProvinsiRp. 4.485.092.229,05
- Cadangan untuk Piutang PAD Rp. 2.008.497/703,00
- Cadangan Piutang Pajak Penerangan jalan PT.PLRp. 1.162.504.805,00
- Cadangan Biaya Dibayar Dimuka Rp. 1.430.859.386,00
- Cadangan untuk Persediaan Rp. 3.464.367.156,00
- Bagian Lancar Penjualan Angsuran Rp. 56.672.000,00
- Bagian Lancar TRG Rp. 4.800.000,00
Dikurangi dana yang harus disediakan Rp.(5.001.738.863,00)
Untuk pembayaran hutang jangka pendek
Jumlah sampai dengan 31 Desember 2006
- Diinvestasikan dalam investasi permanen Rp. 24.102.914.538,00
Rp.82.001.883.469,00
6.2 Ekuitas Dana Investasi Rp1.000.388.393.787,00
Jumlah tersebut merupakan jumlah nilai investasi permanen, aset tetap,
dan aset lainnya setelah kewajibana jangka panjang kepada BUMN/D,
dengan rincian sebagai berikut:
- Diinvestasikan dalam aset tetap Rp.975.770.428.873,00
- Diinvestasikan dalam asset lain-lain
Jumlah sampai dengan 31 Desember 2006
Rp. 524.050.376,00
B. Catatan Atas Laporan Kas TahunAnggaran 2006
Laporan Aliran Kas menyediakan informasi kas sehubungan dengan
kegiatan/aktivitas Operasional, Investasi, Pembiayaan dan Non Anggaran.
Laporan Aliran Kas Pemerintah Kabupaten Langkat menggambarkan saldo awal
penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir selama periode 1 Januari 2006 sampai
dengan 31 2006.
Tujuan Pelaporan Aliran Kas adalah menyajikan informasi mengenai
kemampuan Pemerintah Kabupaten Langkat dalam menghasilkan kas dan
menialai kebutuhan Pemerintah Kabupaten Langkat mengalami peningkatan kas
sebesar Rp. 46.005 165.598,34.
Peningkatan tersebut berasal:
- Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi: Rp. 170.407.805.828,34
- Arus kas Bersih dari Aktivitas Investasi Rp.(99.643.810.630,00)
- Arus kas bersih dari Aktivitas Pembayaran Rp.(24.758.829.600,00)
- Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran
Jumlah Kenaikan Kas Rp. 170.407.805.828,34
Rp. 0,00
1. Arus Kas Bersih dari Aktiviats Operasi Rp.170.407.805.823,34
Arus Kas ini merupakan saldo dari aktivitas operasi Pemerintah Kabupaten
Pendapatan Daerah setelah dikurangi Belanja Operasi Kegiatan
pemerintah, dengan rincian sebagai berikut:
1) Arus Kas Masuk
- Pendapatan Asli Daerah Rp.18.640.503.288,44
- Pendapatan Dana Perimbangan dari Pem. PusatRp.645.263.024.866,00
- Pendapatan Bagi Hasil dari Perimbangan ProvinsiRp. 0,00
- Pendapatan Lain-lain yang sah
Jumlah
Rp. 0,00
2) Arus Kas Keluar
Rp663.903.528154,44
- Belanja Pegawai Rp.299.412.148.549,10
- Belanja Barang dan Jas Rp 75.922.587.126,00
- Belanja Pemeliharaan Rp.12.311.869.683,00
- Belanja Perjalanan Dinas Rp.75.873.672.467,00
- Belanja Bagi Hasil Rp.1.962.000.000,00
- Belanja Bantuan Keuangan Rp.28.013.444.500,00
- Belanja Tak Tersangka
Jumlah Arus Kas Keluar
Rp. 0,00
Rp.493.495.722.326,10
2. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Rp.(99.643.810.630,00) Arus Kas ini merupakan saldo dari aktivitas Investasi Pemerintaha
Kabupaten Langkat selama Tahun Anggaran 2006, yang merupakan
realisasi Pendapatan Daerah dari penjualan aset daerah, setelah dikurangi
Belanja Pemerintah Kabupaten Langkat untuk Belanja Modal berupa
pengadaan Barang Inventaris Milik Daerah dalam rangka kegiatan
pemaerintahan termasuk pelayanan aparatur dan pelayanan publik.
Belanja Modal yang telah dikeluarkan oleh Pemerintahan Kabupaten
Langkat selama tahun anggaran, menjadi penambahan Aktiva Tetap dalam
Neraca tahun anggaran yang bersangkutan. Rincian atas Aktivitas
Investasi tahun 2006, sebagai berikut:
1) Arus Kas Masuk
- Penerimaaan dari penjualan Aktiva Tetap Rp. 0,00 - Penerimaan dari Bagian Penjualan Angsuran
2) Arus Kas Keluar
Rp. 0,00
Jumlah Rp. 0,00
- Belanja Peralatan dan Mesin Rp. 3.528.125.466,81
- Belanja Gedung dan Bangunan Rp.18.533.508.480,00
- Belanja Jalan, Irigasidan Jaringan Rp.58.223.153.889,00
- Belanja Aset Tetap Lainnya Rp. 363.671.500,00
Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (1-2) Rp.(99.643.810.630,00)
Arus kas bersih dari aktivitas investasi tahun anggaran 2006 minus
Rp.99.643.810.630,00 menunjukkan bahwa dalam tahun 2006 Pemerintah
Kabupaten Langkat melakukan pelepasan asetnya, namun penambahan aset lebih
besar dari pada nilai pelepasan aset tetap sebesar Rp.99,643.810.630,00
merupakan Barang Inventaris kekayaan Daerah kabupaten Langkat mutasi tambah
dalam Neraca Pemerintah Kabupaten Langkat 31 Desember 2006. Yang
merupakan saldo dari aktivitas Pembiayaan Pemerintah Kabuoaten Langkat
selama tahun anggaran 2006, yang merupakan realisasi Penerimaan Daerah
dikurangi dengan Pengeluaran Daerah, dengan rincian sebagai berikut:
1) Arus Kas Masuk
- Penerimaan Pinjaman Obligasi
Jumlah Rp. 0,00
Rp. 0,00
2) Arus Kas Keluar
- Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Rp. 4.000.000.000,00 - Pembayaran Hutang kepada Bank Sumut
Jumlah Rp.24.758.829.600,00
Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembayaran Rp.(24.758.829.600,00) Arus Kas dari aktivitas Pembiayaan Pemerintahan Kabupaten Langkat selama
tahun Anggaran 2006, adalah Rp. 24.758.829.600,00 yaitu untuk penambahan
Modal Pemerintah Daerah dan Pembayaran Hutang kepada Bank Sumut.
C. Catatan Atas Laporan Perhitungan Anggaran Tahun 2006
1. Pendapatan
Realisasi Pendapatan tahun anggaran 2006 sebesar Rp.663.903.528.154,44
jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2006 sebesar Rp. 646.501.016.019,00
terdapat selisih diatas anggaran sebesar Rp. 17.402.512.135,44 atau 2,69 %
Kenaikan Realisasi anggaran tahun 2006 terjadi pada Pendapatan Dana
Perimbangan dari Pemerintah Pusat berupa Bagi Hasil Pajak dan Bukan
Pajak.Sedangkan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak mencapai
anggaran terutama pada Objek Pendapatan Pajak dan Retribusi.
2.Belanja
Realisasi Belanja tahun anggaran 2006 sebesar Rp. 593.139.532.956,10
jikadengan Target Anggaran tahun 2006 sebesar Rp. 651.117.168.546,00 terdapat
realisasi dibawah anggaransebesar Rp. 57.977.635.589,90 atau 8,90%.
Tidak terealisasinya anggaran belanja tahun 2006 untuk seluruh jenis Belanja
yaitu Belanja Operasi, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan dan
Belanja Tak Tersangka.
3. Pembiayaan
Anggaran dan Realisasi dari Penerimaan Pembiayaan dalam tahun 2006
Terjadi Realisasi Rekening Sisa Lebih Perhitungan Tahun Lalu diatas
Anggaran sebesar 49,93% karena menyesuaikan dengan Sisa Lebih Perhitungan
Tahun 2005 yang menurut Laporan Perhitungan APBD sebesar Rp.
30.028.646.128,21. Sedangkan dalam Tahun Anggaran 2006 Sisa Lebih
Perhitungan Tahun Anggaran 2005 dirinci kedalam Rekening:
- Sisa Lebih Perhitungan tahun lalu Rp.20.028.646.127,00
- Penerimaan Pinkaman dan Obligasi Rp.10.000.000.000,00
Dengan pencatatan Realisasi SiLPA Tahun Anggaran sebesar
Rp.30.028.646.128,21 berarti didalamnya sudah termasuk Realisasi Penerimaan
Pinjaman dan Obligasi Rp.10.000.000.000,00.
4. Sisa Lebih Perhitungan Tahun Berjalan (SiLPA)
SiLPA Tahun Anggaran 2005 sebesar Rp.30.028.646.128,21
Merupakan perhitungan dari:
- Realisasi Pendapatan Rp.663.903.528.154,4 4 - Realisasi belanja Rp. 593.139.532.956,10
Surplus Rp. 70.763.995.198,34
- Realisasi Pembiayaan Rp . 30.028. 646.128,21 -Penerimaan Rp. 24.758.829.600,00 -Pengeluaran Rp. 24.758.829.600,00
Jumlah neto pembiayaan Rp. 5.269.816.528,21
BAB. III
ANALISA DAN EVALUASI
A. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Beberapa pengertian tentang Laporan Keuangan antara lain:
Menurut Dedi Nordiawan, Iswahyudi Sandi Putra, Maulidah Rahmawati
(2006:151)
“laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban atas
kepengurusan sumber daya ekonomi yang dimiliki suatu entitas.”
Menurut Indra Bastian (2006:97)
“laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, sebagai hasil
akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan menyajikan informasi
berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan”.
Sedangkan menurut PSAP Pernyataan No. 1(2007:71)
“laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi
52
B. PENJELASAN PSAP PERNYATAAN NO.1
Tujuan
Pertanyaan standar ini bertujuan untuk mengatur penyajian Laporan
Keuangan untuk tujuan yang umum (General Purpose Financial statements).
Tujuan umum tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar
pengguna laporan dengan cara menetapkan seluruh pertimbangan dalam rangka
penyajian Laporan Keuangan, pedoman struktur Laporan Keuangan dan
persyaratan minimum isi laporan keuangan. Adapun tujuan umum tersebut
dilakukan dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik
terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas.
Menurut uraian pada Peraturan Bupati Langkat Nomor 03 Tahun 2007,
Bab I bagian Pendahuluan bahwa:
“untuk mencapai pengelolaan keuangan daerah yang transparan, akuntabilitas, dan partisipatif diperlukan adanya suatu peraturan pelaksanaan didaerah yang komperhensif dan terpadu dari berbagai peraturan perundang-undangan yang bertujuan agar memudahkan dalam pelaksanaannya dan tidak menimbulkan multi tafsir dan penerapannya”. Peraturan pelaksanaan dimaksud adalah peraturan Bupati tentang sistem
dan prosedur pengolahan keuangan daerah seperti yang dikehendaki Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 maka dituanglah pemikiran yang mencakup muatan
Peraturan Bupati sebagai berikut:
1. Menyusun Rancangan APBD
3. Pelaksanaan dan penatausahaan penerimaan
4. Akuntansi dan pelaporan penanggungjawab keuangan daerah
Ruang lingkup
Menurut PSAP pernyataan No. 01 (2005:62) bahwa :
“laporan untuk tujuan umum adalah laporan yang dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan penggun, yang dimaksud dengan pengguna adalah
masyarakat, legislatif, lembaga pemeriksa/pengawas, pihak yang memberi
atau laporan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman serta pinjaman
serta pemerintahan”.
Ruang lingkup laporan keuangan daerah kabupaten Langkat meliput i: a. Hak daerah untuk menyelenggarakan pajak daerah dan retribusi daerah
serta melakukan pinjaman,
b. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintah daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga,
c. Penerimaan daerah
d. Pengeluaran daerah
e. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelengaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.
Pemerintahan Daerah kabupaten Langkat telah menetapkan struktur APBD
mereka yang merupakan satu kesatuan terdiri dari:
a. Pendapatan daerah
b. Belanja daerah
c. Pembiayaan daerah
Struktur dan isi
Dalam pernyataan ini dijelaskan bahwa dalam setiap lembaran muka
laporan keuangan maupun catatan atas Laporan Keuangan menggunakan adanya
pengungkapan tertentu, pengungkapan pos-pos lainnya, merekomendasikan
format sebagai lampiran standar dan juga menggunakan istilah pengungkapan
dalam arti yang seluas-luasnya.
Seperti yang termuat dalam lembaran Peraturan Bupati Langkat No.03
tahun 2007 tentang sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah, pada Bab
IX bahwa:
Periode Laporan
Menurut PSAP pernyataan No. 01 (2005:76-77) bahwa:
”laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya dalam sekali setahun.
Namun dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah dan
laporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih
panjang atau lebih pendek dari satu tahun.
Tahun ditetapkan dalam peraturan Bupati Langkat No.03 Tahun 2007
bahwa laporan keuangan SKPD disampaikan kepada Kepala Daerah melalui
PPKD paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun berakhir.
Laporan Realisasi Anggaran
Dalam pernyataan ini dijelaskan bahwa Laporan Realisasi Anggaran
mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat /daerah yang menunjukkan
ketaatan tehadap APBN/APBD.
Menurut PSAP pernyataan No. 01 (2005:78) bahwa:
“laporan Realisasi Anggaran menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur sebagai berikut:
a. Pendapatan b. Belanja c. transfer d. surplus/defisit e. pembiayaan
Pemerintah Kabupaten Langkat sendiri telah menyesuaikan pernyataan
tersebut diatas yakni mengenai unsur-unsur yang dicakup dalam Laporan
Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Adapun
formatnya juga disesuaikan dengan PSAP, yang menyajikan ikhtisar daerah,
alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah
daerah, yang menggambar perbandingan antara realisasi dan anggaran dalam satu
periode pelaporan.
Neraca
Hal yang perlu ditekankan dalam standar ini adalah entitas dari pelaporan
neraca yang mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta
mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan panjang
dalam neraca.
Menurut PSAP pernyataan No. 01 ( 2005:80) ”adapun neraca
mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos berikut:
a. kas dan setara kas b. investasi jangka pendek c. piutang pajak dan bukan pajak d. persediaan
e. investasi jangka panjang f. aset tetap
Format neraca Pemerintahan Kabupaten Langkat menggambarkan posisi
keuangan pemerintahan daerah megenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana
pada tanggal tertentu.
Laporan Arus Kas
Menurut PSAP pernyataan No. 01 (2005:90) bahwa:
”Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non-keuangan, pembiayaan, dan non-anggaran”.
Laporan arus kas pemerintahan Kabupaten Langkat menyajikan informasi
megenai sumber penggunaan dan perubahan kas selama satru periode akuntansi
kerja serta kas pada tanggal pelaporan. Adapun penerimaan kas itu sendiri yakni
semua aliran kas yang masuk ke kas daerah, dan pengeluaran kas adalah semua
aliran kas yang keluar dari kas daerah.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Pernyataan ini menguraikan bagaimana isi dari catatan atas laporan
keuangan agar dapat dipergunakan oleh pengguna dalam memahami dan
membandingkannya dengan Laporan Keuangan entitas lainnya. Adapun
catatan-catatan yang disajikan sebagai berikut:
a. informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian
target undang-undang APBN/perda APBD, berikut kendala dan hambatan
b. ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan,
c. informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih diterapkan atas transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadiann penting lainnya,
d. pengungkapan informasi yang diharuskan oleh pernyataan SAP yang
belum disajikan dalam lembar muka Laporan Keuangan,
e. pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan, belanja dan
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas,
f. informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang
tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan,
g. daftar dan skedul.
Pemerintahan Kabupaten Langkat menyajikan Catatan Atas Laporan
keuangan diantaranya penjelasan naratif seperti informasi tentang ekonomi makro,
kebijakan fiskal/keuangan dan pencapaian target Perda APBD, berikut kendala
dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target, analisis atau daftar terinci
atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, neraca dan
Laporan Arus Kas seperti penyajian ihtisar pencapaian kinerja selama tahun