• Tidak ada hasil yang ditemukan

Customer Services Dan Kepuasan Nasabah (Study Korelasional Antara Aktivitas Customer Service Dan Kepuasaan Nasabah di Bank Syariah Bank Mandiri Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Customer Services Dan Kepuasan Nasabah (Study Korelasional Antara Aktivitas Customer Service Dan Kepuasaan Nasabah di Bank Syariah Bank Mandiri Medan)"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

CUSTOMER SERVICE DAN KEPUASAAN NASABAH

(Study Korelasional Antara Aktivitas Customer Service Dan

Kepuasaan Nasabah di Bank Syariah Bank Mandiri Medan)

Disusun Oleh :

RATIH WULANDARI 030904001

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul COSTUMER SERVICE DAN KEPUASAN NASABAH sebuah studi korelasional tentang hubungan antara aktivitas customer service dan kepuasan nasabah di PT. Bank Syariah Mandiri. Masalah dalam penelitian ini adalah Sejauhmanakah pengaruh Customer Service PT. Bank Syariah Mandiri dapat memberi kepuasan kepada nasabah ?”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana kepuasan yang dirasakan nasabah Bank Syariah Mandiri Medan dan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh antara Customer Service dalam memberikan kepuasan kepada nasabah di Bank Syariah Mandiri Medan. Penelitian dilakukan terhadap 875 nasabah Bank Syariah Mandiri dan dengan berdasarkan rumus Taro Yamane, serta menggunakan teknik penarikan sampel purposive sampling akhirnya diperoleh sampel sebanyak 90 orang

Berdasarkan hasil penelitian diketahui Aktivitas customer service bank Syariah Mandiri dapat dikategorikan baik, hal ini karena baiknya pelaksanaan pemberian informasi melalui tatap muka dan melalui telepon. Customer service mampu menjelaskan dengan baik bagaimana prosedur menjadi nasabah, mampu menawarkan produk baru dengan baik, dan mampu menyelesaikan masalah / keluhan nasabah. Di samping itu dalam melayani nasabah penampilan customer service bersikap baik.

secara umum nasabah paham akan jenis produk yang ada di Bank Syariah Mandiri, nasabah juga merasa puas atas pelayanan customer service karena pelayanan yang baik dan sikap baik terhadap nasabah dan selalu dapat menyelesaikan masalah nasabah.

(3)

KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRROHMANIROHIM

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, dengan Rahmat dan

karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan, meskipun masih ada kekurangan dan

kelemahan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian guna

memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan

Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada pihak-pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung yang

telah membantu memudahkan penyusunan skripsi ini, mulai dari tahap persiapan

sampai pada tahap penyusunan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepada Orang tua Penulis Ayahanda Sumantari BA dan Ibunda Ritha

Naida Harahap yang telah membesarkan dan memberikan pendidikan serta

semangat yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

2. Ketua Departemen Komunikasi FISIP USU Bapak Drs. Amir Purba, MSi.

3. Dosen pembimbing penulis, Dra. Farma Wardy Lubis, M.A yang telah

bersusah payah dalam memberikan bimbingan dan pengajaran selama

penyusunan skripsi.

4. Keluarga besar penulis : Adik-adikku m. Tondi R dan Dzaky Fauzan, serta

Opung, Nenek, Jing Fat, lang Len, Mba Eka, Bude Besar, Te Ros, Om

(4)

satu persatu, semua kebahagiaan yang telah kalian berikan akan penulis

ingat sepanjang masa.

5. Mas Anda, Ibu dan Shelvy, penulis ucapkan banyak terima kasih atas

perhatian dan semangat yang diberikan kepada penulis.

6. Teman-teman seperjuangan penulis : Itjoet, Khairi Mizz Phot, Lia, Jing

Nizli, QQ, Pian Re, tomi, Adit, Dody, Derith, Yola dan teman-teman

komunikasi 03 lainnya. Terima kasih buat semangatnya, hari-hari yang

kita lewat bersama tidak akan pernah akan tergantikan. Juga buat sahabat

penulis : Astrie, Yenny, makasih atas semangat dan perhatiannya.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna kelak dan

penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Apabila terdapat

kesalahan penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Medan, September 2007

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ………. iv

DAFTAR TABEL ……….. vi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. viii

BAB I. PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar belakang Masalah ……… 1

B. Perumusan Masalah ……… 5

C. Pembatasan Masalah ……….. 6

D. Tujuan dan Manfat Penellitian ……… 6

E. Kerangka Teori ……….. 7

F. Kerangka Konsep ……….. 14

G. Model Teoritis ………. 16

H. Operasioanl Variabel ……….. 16

I. Defenisi Variabel ……….. 17

J. Hipotesa ……….. 20

BAB II URAIAN TEORITIS ………. 21

A. Komunikasi Pemasaran ………. 21

B. Komunikasi Antar Pribadi ……… 25

C. Customer Service ……….. 28

D. Kepuasan Tentang Nasabah dan Uraian Tentang Bank ……… 31

E. SOR Teory ………. 36

(6)

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……….. 39

B. Metode Penelitian ………. 46

C. Populasi dan Sampel ……….. 46

D. Tekhnik Penarikan Sampel ………. 47

E. Teknik Pengumpulan Data ………. 48

F. Tekhnik Analisis Data ……….. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 51

A. Analisa Tabel Tunggal ……….. 51

B. Analisa Tabel Silang ……… 66

C. Analisa Korelasi ……… 72

D. Uji Hipotesa ……… 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 75

A. Kesimpulan ………. 75

B. Saran ……….. 76

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel J u d u l Hal

1. Operasional variabel ……….……… 16

2. Jenis kelamin responden ………. 51

3. Usia responden ……….. 52

4. Jenjang pendidikan ……… 53

5. Pekerjaan responden ……… 54

6. Penghasilan perbulan ………. 54

7. Lama menjadi nasabah ……….. 55

8. Alasan menjadi nasabah bank syariah mandiri ………. 56

9. Pendapat nasabah tentang penjelasan customer service memberikan informasi secara kontak langsung (tatap muka) ……….. 58

10. Pendapat nasabah tentang penjelasan customer service ketika memberikan informasi melalui telepon ……….. 58

11. Pendapat nasabah tentang penjelasan customer service dalam menawarkan produk baru ………. 59

12. Pendapat nasabah tentang penjelasan customer service dalam menjelaskan prosedur menjadi nasabah ……… 60

13. Petugas customer service dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh nasabah ………. 61

14. Cara bersikap petugas customer service …………..………. 62

15. Cara berpenampilan customer service ……….……….. 62

16. Cara bertutur kata customer service .………. 63

17. Pengetahuan Nasabah Tentang Produk Bank Syariah Mandiri ………….. 64

18. Pemahaman Nasabah Mengenai Produk Yang Ditawarkan Customer Service ………. 65

(8)

20. Perasaan nasabah Terhadap Pelayanan Customer Service ……….. 66

21.Minat nasabah Menggunakan Fasilitas Lain ……… 67

22. Hubungan Antara Penjelasan Customer Service Bank Syariah Ketika …… 68 Memberikan Informasi Secara Kontak Langsung (Tatap Muka) Dengan Pemahaman Nasabah Terhadap Produk-Produk Bank Syariah Mandiri

23. Hubungan Antara Penjelasan Customer Service Bank Syariah Mandiri Melalui Telepon Dengan Pemahaman Nasabah Terhadap Produk-Produk

BSM ……….……… 69

24. Hubungan Antara Penyelesaian Masalah Oleh Petugas Customer Service BSM Dengan Kepuasan Pelayanan Petugas Customer Service BSM ……. 70

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Skor Hasil Kuesioner Variabel X

Lampiran 3. Skor Hasil Kuesioner Variabel Y

Lampiran 4. Hasil perhitungan Koefisien Korelasi dan Nilai R

(10)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul COSTUMER SERVICE DAN KEPUASAN NASABAH sebuah studi korelasional tentang hubungan antara aktivitas customer service dan kepuasan nasabah di PT. Bank Syariah Mandiri. Masalah dalam penelitian ini adalah Sejauhmanakah pengaruh Customer Service PT. Bank Syariah Mandiri dapat memberi kepuasan kepada nasabah ?”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana kepuasan yang dirasakan nasabah Bank Syariah Mandiri Medan dan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh antara Customer Service dalam memberikan kepuasan kepada nasabah di Bank Syariah Mandiri Medan. Penelitian dilakukan terhadap 875 nasabah Bank Syariah Mandiri dan dengan berdasarkan rumus Taro Yamane, serta menggunakan teknik penarikan sampel purposive sampling akhirnya diperoleh sampel sebanyak 90 orang

Berdasarkan hasil penelitian diketahui Aktivitas customer service bank Syariah Mandiri dapat dikategorikan baik, hal ini karena baiknya pelaksanaan pemberian informasi melalui tatap muka dan melalui telepon. Customer service mampu menjelaskan dengan baik bagaimana prosedur menjadi nasabah, mampu menawarkan produk baru dengan baik, dan mampu menyelesaikan masalah / keluhan nasabah. Di samping itu dalam melayani nasabah penampilan customer service bersikap baik.

secara umum nasabah paham akan jenis produk yang ada di Bank Syariah Mandiri, nasabah juga merasa puas atas pelayanan customer service karena pelayanan yang baik dan sikap baik terhadap nasabah dan selalu dapat menyelesaikan masalah nasabah.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan salah satu faktor yang sangat mendukung didalam

kehidupan sehari-hari. Komunikasi tidak hanya dijadikan sebagai sarana

pertukaran pesan dari seorang komunikator kepada komunikan namun juga untuk

saling berinteraksi dan berhubungan antara seseorang dengan orang yang lain.

Untuk menjalin hubungan antara yang lainnya tidak terbatas pada sekelompok

orang tertentu saja. Namun semua orang yang hidup di dunia saling berhubungan

dengan lingkungannya (rekan, teman, orang tua, anak, saudara, dll).

Komunikasi yang tepat bukan hanya komunikasi yang melibatkan

komunikator dan komunikan sebagai pemberi dan penerima pesan, namun juga

bagaimana seorang komunikan dapat menafsirkan pesan yang disampaikan oleh

komunikator serta bagaimana seorang komunikator dapat menyampaikan pesan

yang dimengerti oleh komunikan. Seperti dikemukakan oleh Thomas M. Scheidel

bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas

diri untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita dan untuk

mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir atau berprilaku seperti yang kita

inginkan (Mulyana, 2001 : 4)

Begitu pentingnya sebuah komunikasi mendorong setiap pengusaha untuk

dapat meraih sukses dan merebut pangsa pasar yang seluas-luasnya dengan

menutupi jurang yang terbentang antara pihak pengusaha dengan masyarakat

sebagai publiknya guna membina hubungan yang lebih baik. Khusus di bidang

(12)

bermunculan bank-bank, baik bank nasional maupun bank asing yang berusaha

memberikan pelayanan di bidang keuangan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena

itu bila bank ingin tetap bertahan di era globalisasi ini, maka dunia perbankan

harus mampu tampil professional, sehat dan punya daya saing kuat.

Bank yang dalam kamus “Bahasa Indonesia Modren” berarti tempat

menyimpan uang dimana bank merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat (Ali, 1980 : 26). Maka inti dari usaha dunia perbankan

adalah masyarakat (nasabah). Karenanya sebuah bank dikatakan kuat apabila

memiliki kepercayaan dari masyarakat. namun sekuat apapun bank yang

dimaksud, jika masyarakat (nasabah) kehilangan kepercayaan, bank apapun

namanya dan dimana pun tempatnya di dunia serta siapapun pemiliknya tidak

akan dapat bertahan hidup. Dalam hal ini bank juga harus menyadari apa yang

menjadi tugas utamanya, yaitu memenuhi kebutuhan nasabah-nasabahnya dan

berusaha memuaskan mereka. Selain itu juga bank harus pula membina hubungan

baik yang dinamis dan harmonis selain itu juga diperlukan komunikasi yang

efektif. Dan untuk bisa berkomunikasi dengan efektif, selain melalui publikasi

lewat media massa, salah satu caranya adalah dengan membentuk “Customer

Service” yang dapat menjadi jembatan untuk mempererat hubungan dengan pihak

luar perusahaan (publik atau nasabah) demi terciptanya opini publik yang

menguntungkan perusahaan.

Customer Service (pelayanan pelanggan) adalah kualitas perlakuan yang

diterima oleh pelanggan selama berlangsungnya kontrak bisnis dengan

perusahaan, dan pelayanan yang baik adalah pelayanan yang mengenai sasaran

(13)

tersebut. Maka dari itu terhadap tuntutan para nasabah tersebut, diantaranya

melalui aktivitas Customer service yang bertugas melayani, memberi informasi

tentang produk-produk bank dan fasilitas-fasilitas apa saja yang dimiliki oleh

Bank Syariah Mandiri serta menciptakan hubungan yang harmonis dengan para

nasabah atau calon nasabah. Dengan adanya hubungan baik tersebut akan dapat

menarik minat dan perhatian masyarakat untuk menabung di Bank Syariah

Mandiri Jend Ahmad Yani Medan. Akan tetapi tumbuhnya minat dan perhatian

masyarakat untuk menabung tidak akan muncul dengan sendirinya jika tidak

terdapat “kepuasan” dihati masyarakat atau nasabah tersebut akibat pelayanan

yang diberikan oleh Customer Service dibank manapun termasuk bank Syariah

Mandiri. Sebagai seorang Customer service tentu telah ditetapkan fungsi dan

tugas yang harus diembannya. Customer service juga harus bertanggung jawab

dari awal sampai dengan selesainya suatu pelayanan nasabah. Fungsi dan

tugas-tugas customer service harus benar-benar dipahami sehingga dapat menjalankan

tugasnya secara prima. Dalam praktiknya fungsi Customer service adalah sebagai

berikut (kasmir, 2005 : 182) :

 Sebagai Resepsionis

Artinya sebagai penerima tamu yang datang ke Bank. Tamu yang

dimaksud adalah nasabah yang datang ke bank. Fungsinya dalam hal

melayani pertanyaan yang diajukan nasabah dan memberikan informasi

yang diinginkan selengkap mungkin.

 Sebagai Deskman

Artinya sebagai orang yang melayani berbagai macam aplikasi yang

(14)

 Sebagai Salesman

Artinya sebagai orang yang menjual produk perbankan,maksudnya

menawarkan produk bank kepada setiap calon nasabah yang datang ke

bank.

 Sebagai Customer Relation Officer

Yaitu sebagai seseorang yang dapat membina hubungan baik dengan

seluruh nasabah, termasuk merayu atau membujuk agar nasabah tetap

bertahan tidak lari dari bank yang bersangkutan.

 Sebagai Komunikator

Artinya sebagai orang yang menghubungi nasabah dan memberikan

informasi tentang segala sesuatu yang ada hubungannya antara bank

dengan nasabah.

Peningkatan pelayanan kepada para nasabah adalah hal yang sangat

penting dalam usaha meningkatkan kepuasan para nasabah, karena para nasabah

sangat besar peranannya dalam konstribusi pendapatan secara langsung maupun

secara tidak langsung dalam mendukung eksistensi perusahaan Bank Syariah

Mandiri.

Untuk meningkatkan kepuasan nasabah, customer service dalam

berhubungan dengan para nasabah selalu berusaha agar menarik perhatian dan

mempengaruhi konsumen. Dimana unsur persuasif sedang berlangsung ketika

seorang customer serevice mendekatkan diri dan meyakinkan konsumen agar

tertarik menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri. Komunikasi yang dilakukan

antara customer service dengan nasabah adalah komunikasi antar pribadi yang

(15)

berkomunikasi dengan konsumen secara langsung berhadap-hadapan dan dalam

bentuk percakapan. Kepuasan nasabah yang dimaksudkan disini adalah rasa puas,

rasa senang, rasa nyaman dan aman yang didapatkan oleh nasabah atas perlakuan

dan informasi yang diberikan oleh customer service mengenai hal yang berkaitan

dengan produk-produk yang ditawarkan oleh bank, ataupun terhadap segala

macam bentuk cara penyelesaian masalah yang dihadapi oleh konsumen dapat

diselesaikan dengan baik.

Selain karena dilatar belakangi dari uraian diatas tentang masalah

pelayanan yang diberikan oleh PT Bank Syariah Mandiri, Jl. Jend Ahmad Yani

Medan kepada para nasabah dan calon nasabah, alasan lainnya yang membuat

saya tertarik untuk meneliti tentang hal ini adalah dikarenakan letak Bank Syariah

Mandiri yang terletak di tengah kota Medan. Di jalan yang mana setiap harinya

selalu padat di lalui kendaraan bermotor dan orang yang hilir mudik. Dan diantara

bank-bank konvensional lainnya, mengapa para nasabah mengunakan jasa yang

ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri, apakah ada hubungannya dengan

pelayanan yang diberikan oleh customer servicenya atau tidak.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan masalah

sebagai berikut :

“Sejauhmanakah pengaruh Customer Service PT. Bank Syariah Mandiri

(16)

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih

jelas dan terarah dan tidak meluas. Karena itu skripsi ini membatasi masalah

sebagai berikut :

a. Layanan Customer Service dalam memberikan informasi.

b. Layanan Customer Service dalam membantu prosedur menjadi nasabah

Bank Syariah Mandiri Jl. Jend. Ahmad Yani No. 100 medan.

c. Layanan Customer Service dalam menyelesaikan masalah / keluhan

nasabah.

d. Yang menjadi objek penelitian adalah nasabah aktif Bank Syariah

Mandiri.

e. Penelitian dimulai bulan Februari – April 2007

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D.1 Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh antara Customer Service

dalam memberi kepuasan kepada nasabah di Bank Syariah Mandiri

Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimana kepuasan yang dirasakan nasabah Bank

Syariah Mandiri Medan.

D.2 Manfaat Penelitian.

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu untuk memperkaya

khasanah penelitian dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan

(17)

2. Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP

USU khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya

bahan penelitian dan sumber bacaan.

3. Secara praktis, melalui penelitian ini dapat diketahui apakah terdapat

hubungan antara layanan Costumer service dengan peningkatan

kepuasan nasabah.

E. Kerangka Teori.

Kerangka teori adalah serangkaian asumsi, konsep, defenisi dan proposisi

untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara

merumuskan hubungan antar konsep (Nawawi, 1995 : 39 – 40).

Pengetahuan tentang teori dan konsep bersumber dari yang dikemukakan

dalam uraian kerangka teori. Kerangka-kerangka inilah yang menjadi landasan

teoritis dalam mengerjakan dan membahas penelitian ini. Untuk itu dalam

penelitian ini penulis menggunakan teori-teori tentang :

1. Komunikasi Pemasaran

Untuk meraih pelanggan sebanyak – banyaknya, suatu perusahaan

membutuhkan suatu kegiatan yang disebut dengan pemasaran. Jadi pemasaran

merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan

pertukaran. Tetapi, pemasaran bukanlah suatu cara yang sederhana sekedar untuk

menghasilkan penjualan. Sebenarnya, pemasaran itu dilakukan baik sebelum

maupun sesudah penjualan.

Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran perlu kiranya ada komunikasi.

(18)

pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat di dalam pemasaran agar

tercapainya sasaran yang dituju untuk itu komunikasi pemasaran dapat membantu

mempertemukan pembeli dan penjual (pelanggan dan perusahaan) bersama-sama

dalam suatu hubungan pertukaran lebih efesien dan memungkinkan semua pihak

untuk mencapai persetujuan pertukaran yang memuaskan.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran

memudahkan / membantu pembelian dan penjualan (pelanggan dan perusahaan)

dengan :

b. Menciptakan hubungan pertukaran.

c. Mempertahankan arus informasi yang memungkinkan terjadinya

pertukaran

d. Menciptakan kesadaran serta memberitahu pembeli dan penjual agar

mereka dapat melakukan pertukaran secara lebih memuaskan.

e. Memperbaiki pengambilan keputusan dibidang pemasaran sehingga

seluruh proses pertukaran lebih efektif dan efesien.

Berdasarkan berbagai pengertian diatas, maka dapat diambil suatu

kesimpulan, bahwa pemasaran produk perbankan adalah suatu proses yang terus

menerus yang meliputi pelaksanaan, perencanaan, dan pengawasan.

Berdasarkan pengertian-perngertian yang telah diuraikan, perusahaan

harus dapat mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran yang kompleks, yaitu

dengan berkomunikasi dengan konsumennya dan dengan masyarakat luas. Jika

komunikasi dilakukan dengan efektif, diharapkan agar penjualan produk dapat

(19)

Selain daripada menggunakan komunikasi pemasaran dalam hubungan

antara nasabah dengan petugas customer service dalam memberikan pelayanan

dan informasi juga digunakan komunikasi antar pribadi, hal ini dikarenakan

komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan proses dimana orang – orang

yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi . sebagaimana yang diungkapkan

oleh De Vito (1976) bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman

pesan – pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang

dengan efek dan umpan balik yang langsung.

Dari penjelasan tersebut diatas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwa sebuah komunikasi antar pribadi antara petugas customer service dan

nasabah adalah sebuah hal yang sangat penting , karena melalui komunikasi antar

pribadi ini juga dapat menentukan apakah nasabah yang telah berhubungan

dengan petugas customer service tersebut merasa puas atau tidak akan pelayanan

atau informasi yang didapatnya.

2. Customer Service

Secara etimologi, customer service terdiri dari kata customer dan service.

Customer berarti pelanggan yang selalu memerlukan pelayanan (service). Dan

yang menjadi sasaran atau kebutuhan utama pelanggan itu adalah pelayanan.

Customer service sebagai ujung tombak perusahaan dalam melayani

pelanggan atau nasabah dan menjual produk atau jasa yang ditawarkan,

merupakan divisi terdepan dalam memberikan service kepada pelanggan /

nasabah, customer service harus dapat memelihara komunikasi yang cepat dan

(20)

suatu ruangan yang strategis sehingga memudahkan pelanggan untuk mencari atau

mendapatan informasi.

Dalam hal pemasaran jasa perbankan, untuk menarik nasabah baru dan

mempertahanlan nasabah lama, pihak bank harus meningkatkan pelayanan

(service). Seorang customer service dalam berhubungan langsung dengan nasabah

harus selalu bersikap ramah, sopan, bersedia mendengarkan apa yang dikatakan

dan dinyatakan nasabah, sabar dalam melayani, dan tidak menangguhkan suatu

pelayanan yang segera dapat dilakukan. Selain itu seorang customer service juga

harus mampu melayani setiap pertanyaan nasabah. Dengan demikian diharapkan

dia dapat mempertahankan nasabah yang sudah tetap, juga dapat mengajak

mereka yang belum menjadi nasabah agar menjadi nasabah.

Dalam hal ini apa yang dilakukan oleh para Customer service ketika ia

sedang berkomunikasi dengan para nasabah adalah ketika custumer service dan

nasabah terlibat dalam komunikasi itu sebenarnya telah mengirimkan suatu pesan,

karena pesan mepunyai kekuatan bermakna dengan mengandung nilai informatif.

Pemahaman terhadap pesan dipengaruhi pula oleh faktor denotatif dan konotatif

suatu kata dalam pesan (Liliweri, 1991 : 19).

3. Kepuasan Nasabah dan Uraian Tentang Bank

Kegiatan komunikasi yang dilakukan petugas pemasaran haruslah menitik

beratkan kepada pemenuhan kebutuhan dari konsumen atau nasabah sehingga

perusahaan tersebut dapat berjalan baik dan dapat meningkatkan penjualan dan

(21)

Yang dimaksud pengertian “puas” adalah merasa senang (lega, gembira,

dan sebagainya) karena sudah terpenuhi hasrat hati. Kepuasan adalah perihal

(yang bersifat) puas, kesenangan, kelegaan, dan sebagainya (Ali, 1980 : 326)

Kepuasan konsumen atau nasabah dilihat dari pengertian Engel Blackwell

dan Miniard, yaitu : “kepuasan / ketidakpuasan pelanggan atau nasabah

merupakan penilaian pembelian dimana alternatif yang dipilih

sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan / nasabah. Jadi pengertian

kepuasan pelanggan / nasabah berarti bahwa kinerja suatu barang sekurang-

kurangnya sama dengan apa yang diharapkan.

Jelas bahwa kepuasan bagi konsumen / nasabah merupakan hal yang dapat

atau tidak terpenuhinya harapan-harapan konsumen serta tingkat kwalitas dari

produk atau jasa yang ditawarkan.

Oleh karena itu seorang Customer Service harus dapat memberikan

pelayanan yang baik kepada calon nasabah. Sehingga nasabah merasa puas

terhadap pelayanan Customer Service

Kita dapat membedakan tiga tingkat kepuasan pelanggan / nasabah (Yoeti,

2003 : 31) yaitu :

1. Menemukan kebutuhan pokok pelanggan / nasabah.

2. Mencari tahu apa sebenarnya yang menjadi harapan dari pelanggan,

sehingga mereka mau kembali datang kepada kita.

3. Selalu memperhatikan apa yang menjadi harapan pelanggan, lakukan

melebihi apa yang diharapkan pelanggan.

Selain dari pada penjelasan mengenai kepuasan nasabah disini saya juga

(22)

lagi merupakan istilah bahasa asing, tetapi telah masuk dalam perbendaharaan

kata bahasa Indonesia. Pada umumnya orang mudah menyebut bank ini, bank itu,

tetapi masih jarang yang mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan bank

itu.

Didalam bank tidak dujumpai kesibukan memindahkan barang jadi (hasil

produksi) dari pabrik ke gudang atau dari gudang ke para langganan. Demikian

juga tidak terdapat adanya arus barang (bahan baku) yang masuk ke kantor atau ke

gedung bank itu.

Pengertian bank, tidak tinggal tetap begitu saja dari dahulu hingga

sekarang, seperti juga pengertian-pengertian lain.

Pada masa sekarang pengertian bank itu telah berkembang sedemikian

rupa, sehingga perumusannya dalan undang-undang pokok perbankan No.14

tahun 1967, menjadi sebagai berikut : “ Bank adalah lembaga keuangan yang

usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran

dan peredaran uang”

Selain dari pada pengertian bank tersebut diatas juga ada pengertian bank

syariah, karena skripsi ini mengambil tempat penelitian adalah bank syariah maka

pengertian Bank Syariah adalah “Bank yang dalam aktivitasnya, baik

penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan

mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil

(Susilo, 1999 : 110)

Prinsip utama operasional bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah

hukum Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadist. Perbedaan utama

(23)

pada dasarnya terletak pada sistem pemberian imbalan atau jasa dari dana. Dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya, bank yang berdasarkan prinsip syariah

tidak menggunakan sistem bunga dalam menentukan imbalan atas dana yang

digunakan atau dititipkan oleh suatu pihak. Penentuan imbalan terhadap dana

yang dipinjamkan maupun dana yang simpan dibank didasarkan pada prinsip bagi

hasil sesuai dengan hukum islam. Perlu diakui bahwa ada sebagian masyarakat

yang berpendapat bahwa sistem bunga yang diterapkan oleh bank konvensional,

yaitu imbalan pengguna dana dalam jumlah persentase tertentu pada jangka waktu

tertentu, merupakan pelanggaran terhadap prinsip syariah. Dalam hukum Islam

bunga adalah riba dan diharamkan. Ditunjau dari sisi pelayanan terhadap

masyarakat dan pemasaran, adanya bank atas dasar prinsip syariah merupakan

usaha untuk melayani dan mendayagunakan segmen pasar perbankan yang tidak

setuju atau tidak menyukai sistem bunga.

4. S-O-R Theory

penelitian ini didukung oleh teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Response).

Yang beranggapan bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada

kondisi stimulus pula. Jadi efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap

stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan

kesesuaian antara pesan dan reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga

seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan

reaksi komunikasi. Adapun unsur dari model ini adalah :

• Pesan atau stimulus

• Komunikasi atau organisme

(24)

Menurut Effendi perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi

pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan

mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian

dari komunikan. Dan proses berikutnya adalah si komunikan mengerti.

Kemampuan si komunikan ini lah yang akan melanjutkan proses berikutnya.

Setelah komunikan mengolah dan dan menerimanya maka akan terbentuk sikap

terhadap pelayanan yang diberikan, dalam hal ini oleh custome service.

Teori ini dapat dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan yakni

mengenai pelayanan customer service dan kepuasan nasabah. Maka dapat

ditentukan bahwa :

• S (Pesan) : Layanan Customer Service

• O (Komunikan) : Nasabah Bank Syariah Mandiri

• R (Respon) : Kepuasan yang di dapat oleh nasabah.

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian

yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai

dan dapat menghantarkan penelitian pada perumusan hipotesa (Nawawi, 1995 :

40)

Konsep adalah gambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti

yakni, istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak

kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu

(25)

Jadi kerangka konsep merupakan hasil pemikiran yang rasional dalam

menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah

yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka

harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

1. Variabel Bebas (X)

Merupakan gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau

mempengaruhi ada atau gejala atau faktor atau unsur lain yang pada gilirannya

gejala atau faktor atau unsur yang kedua itu disebut variabel terikat. (Nawawi,

1995 : 56) variabel bebas dalam penelitian ini adalah : layanan customer service

2. Variabel Terikat (Y)

Merupakan sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau

muncul, dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1995 :

57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : kepuasan nasabah

3. Variabel Antara (Z)

Merupakan sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat

diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas maka mengakibatkan

variable terikat yang muncul tidak murni, sehingga perlu diketahui seberapa besar

pengaruh variabel ini (Nawawi, 1995 : 58). Adapun variabel antara dalam

(26)

G. Model Teoritis

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Layanan customer

Service Kepuasan Nasabah

Variabel Antara (Z) Karakteristik responden

H. Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas maka dibuat

operasional variabel yang berfungsi untuk keamanan dan kesesuaian dalam

penelitian sebagai berikut :

Tabel 1. Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X)

Layanan customer

Service

Aktivitas Customer Service

a. Memberikan

Informasi melalui kontak langsung (tatap muka)

b. Memberikan

n masalah / keluhan nasabah.

Pelayanan Customer service

Menampilkan standart pelayanan bank antara lain :

• Cara bersikap

• Cara berpenampilan

(27)

• Etika bertutur kata

2. Variabel Terikat (Y)

Kepuasan Nasabah

Para nasabah :

a. Perhatian nasabah terhadap Bank dan produk bank yang ditawarkan

b. Pemahaman nasabah terhadap bank dan produk bank yang ditawarkan.

c. Memanfaatkan fasilitas Bank yang ditawarkan.

d. Perasaan nasabah terhadap pelayanan dan produk bank

e. Sikap nasabah terhadap pelayanan dan produk bank.

3. Variabel Antara (Z)

Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin

b. usia

c. Jenjang Pendidikan

d. Pekerjaan

e. Penghasilan perbulan

f. Lamanya menjadi nasabah

g. Alasan menjadi nasabah

I. Defenisi Variabel Operasional

Merupakan unsur penelitian yang memberitahu bagaimana caranya

mengukur suatu variabel. Dengan kata lain defenisi operasional adalah suatu

informasi ilmiah yang sangat membentu peneliti lain yang ingin menggunakan

variabel yang sama (Singarimbun, 1995 : 46)

Dalam defenisi operasional akan disampaikan beberapa pengertian

diantaranya:

1. Customer service, secara etimologi terdiri dari kata “customer” dan

(28)

2. Memberikan informasi secara langsung (tatap muka), maksudnya adalah

para petugas customer service memberikan informasi kepada para nasabah

secara langsung (tatap muka)

3. memberikan informasi melalui pesawat telepon, maksudnya adalah para

petugas customer service memberikan penjelasan informasi melalui

telapon.

4. Menjelaskan prosedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan apabila

ingin menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri, apakah informasi yang

disampaikan itu sangat jelas, atau jelas atau tidak dimengerti oleh calon

nasabah.

5. Menangani masalah / keluhan nasabah, apakah solusi atau pemecahan

yang dilakukan agar masalah atau keluhan para nasabah dapat ditangani

atau terselesaikan.

6. Menampilkan standart pelayanan, maksudnya adalah bagaimana para

customer service itu bersikap, berpenampilan dan cara mereka menerima

telepon dari para nasabah.

7. Menawarkan atau memberi informasi mengenai produk-produk yang

dimiliki oleh bank Syariah Mandiri bank yaitu :

a. Tabungan berencana

b. Deposito BSM

c. Pajak On-Line BSM

d. Setra Bayar BSM

e. Pembayaran Edukasi BSM

f. BSM Investasi Cendikia

g. Giro BSM

(29)

i. BSM Mobile Banking

j. Tabungan Mabrur BSM

k. Pembiayaan Griya BSM

8. Perhatian nasabah terhadap bank dan produk bank yang ditawarkan,

apabila nasabah tertarik dengan apa yang telah disampaikan oleh para

customer service maka ia akan mencurahkan perhatiannya kepada produk

yang ditawarkan.

9. Pemahaman nasabah terhadap bank dan produk bank, maksudnya adalah

bahwa nasabah mengerti akan apa yang disampaikan oleh para customer

service.

10. Memanfaatkan fasilitas Bank yang ditawarkan, para nasabah dapat

mempergunakan berbagai macam fasilitas yang ada untuk memudahkan

keperluan mereka.

11. Jenis kelamin : Pria / Wanita

12. Usia responden, berapa rata – rata usia para nasabah yang menjadi nasabah

di Bank Syariah Mandiri

13. Jenjang Pendidikan, yaitu pendidikan terakhir ataupun pendidikan apa

yang sedang dijalani oleh nasabah.

14. Pekerjaan, pekerjaan apa yang sedang digeluti atau dijalani oleh nasabah.

15. Penghasilan, berapa penghasilan bulanan yang diterima oleh nasabah.

16. Lama menjadi nasabah, sudah berapa lama nasabah tersebut menjadi

nasabah di bank Syariah Mandiri.

17. Alasan menjadi nasabah, apa yang membuatnya tertarik menjadi nasabah

(30)

J. Hipotesa

Hipotesa adalah kesimpulan yang masih harus dibuktikan dan diuji lagi

kebenarannya dengan kata lain hipotesis diartikan sebagai dugaan pemecahan

masalah yang bersifat sementara yakni pemecahan masalah yang mungkin benar,

mungkin salah. (Nawawi , 1995 : 44)

Hipotesa dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara aktivitas customer service terhadap

kepuasan nasabah.

Ha : Terdapat hubungan antara aktivitas customer service terhadap

(31)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Komunikasi Pemasaran

Proses komunikasi pada hakekatnya merupakan proses penyampaian

pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain. Proses komunikasi terbagi

menjadi dua tahap (Onong, 2004 : 11) yang meliputi :

a. Proses komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi ini adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi ini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.

b. Proses komunikasi Secara Sekunder

Proses komunikasi ini adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Proses komunikasi secara sekunder ini menggunakan media yang dapat diklarifikasikan sebagai media massa (surat kabar, siaran radio, siaran TV, film) dan media nirmassa atau media nonmassa (surat, telepon, poster, dll)

Banyak komunikasi yang terjadi dan berlangsung tetapi terkadang tidak

tercapai kepada sasaran tentang apa yang dikomunikasikannya, karenanya untuk

mencapai keefektifan komunikasi diharapkan terjalinnya komunikasi yang baik

antara pemberi pesan dan penerima pesan.

Demikian juga dengan kegiatan pemasaran di dalam suatu perusahaan,

dibutuhkan apa yang dinamakan keefektifan komunikasi. Selain dari pada itu juga

(32)

kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen

mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan.

Adapun pengertian pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial

yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk

yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997 : 8). Konsep pemasaran sebagai

pertukaran merupakan konsep inti dari pemasaran yaitu bahwa seluruh aktivitas

yang dilakukan oleh satu individu dengan individu lainnya merupakan pertukaran,

tidak ada seorang individu pun yang mendapatkan sesuatu tanpa memberi sesuatu

baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga alasan terjadinya adalah

untuk memuaskan kebutuhan.

Selain itu juga terdapat pengertian pemasaran sosial lainnya, yaitu

pemasaran sosial adalah reka bentuk, kaedah pelaksanaan dan kawalan program

yang dihitung bagi mempengaruhi penerimaan suatu ide sosial dan amalan,

memperkirakan rancangan produk, harga pasaran, komunikasi dan penyelidikan

pemasaran. Pemasaran sosial dapat dikenali sebagai pemasaran komunikasi (Wok,

2004 : 141)

Di dalam buku Saodah Wok terdapat 5 unsur dalam strategi pemasaran, yaitu (Wok, 2004 : 139) :

1. Produk : Barang yang ingin dipasarkan haruslah mepunyai kelebihan daripada barang yang lain, yaitu bermutu, berprestasi, menunjukkan image dan unik.

2. Harga : Harga yang berpatutan tetapi dapat dihargai dan dihormati sebagai barang yang patut dimiliki.

3. Tempat : saluran yang digunakan untuk mempromosikan barang yaitu TV, Internet, Radio, Papan iklan (billboard), dll.

(33)

5. Kedudukan : pertalian antara unsur-unsur pemasaran. Nama barang yang melambangkan kemewahan ataupun ekonomik lebih mendapat perhatian pembeli.

Menurut Saodah Wok ada 4 unsur pemasaran sosial, yaitu :

T (Time)

I (Idea)

M (Management and Money)

E (Evaluation)

Yang mana ke empat unsur di atas digunakan dalam strategi pemasaran

sosial yang merangkumi delapan tujuan yaitu :

1. Bertujuan untuk membujuk.

2. Melibatkan strata populasi secara menegak. 3. Melibatkan penerima yang pasif.

4. Bergantung kepada media elektronik dan media massa untuk melakukan tugasnya.

5. Memberi tumpuan kempen.

6. Melibatkan individu dengan mengharapkan tindakan individu sebagai sasaran.

7. Bertujuan mengubah perlakuan individu yaitu dengan membujuk mereka supaya melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan. 8. Melibatkan pertukaran pengalaman dengan mengetahui lebih

mendalam lagi amalan dan teori orang lain (Wok, 2004 : 141 – 142).

Selain memiliki strategi dan unsur pemasaran juga memiliki fungsi

pemasaran menurut David J. Rachman (Winardi, 1991 : 39) , adapun aktivitas

tersebut adalah :

1. Tindakan mengumpulkan informasi pasar.

Adapun tujuan fungsi ini yakni untuk menetapkan kebutuhan / keinginan konsumen, memperkirakan kemampuan untuk membeli dan prilakunya sehubungan dengan pembelian produk atau jasa yang bersangkutan.

2. Mengembangkan rencana pemasaran.

(34)

3. Menetapkan product mix (ramuan produksi).

Hal yang tercakup didalamnya adalah menginisiasi produk baru, peninjauan kembali produk lama, dan menetapkan kebutuhan akan service yang menyertainya.

4. Aktivitas komunikasi.

Didalamnya tercakup aktivitas – aktivitas : Manajemen para tenaga penjual (sales force), pengiklanan, dan pameran – pameran.

5. Menjalankan manajemen aktivitas distribusi secara fisik. Dalam hal ini terbagi menjadi dua macam akitivitas, yaitu :

 Memasarkan produk perusahaan melalui lembaga.

 Melalui suatu proses penanganan yang mencakup persoalan pilihan alat transport, kebutuhan gudang dan penyimpanan barang.

Setelah diuraikan mengenai apa yang dimaksud pemasaran dan pentingnya

pemasaran di dalam suatu perusahaan, pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa

pemasaran memerlukan komunikasi yang memegang peranan penting dalam

pertukaran. Peran komunikasi tidak hanya mendukung transaksi dengan

menginformasikan, membujuk, mengingat dan membedakan produk, tetapi juga

menawarkan sarana pertukaran itu sendiri. Hal inilah yang dinamakan komunikasi

pemasaran. Dimana komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk

menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai

keberadaan produk di pasaran. Komunikasi pemasaran memegang peranan yang

penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara

keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi

pemasaran juga menyedot anggaran yang sangat besar, oleh karena itu pemasar

harus secara hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana

komunikasi pemasaran. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi

akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran

(35)

B. Komunikasi Antar Pribadi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari

kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.

Sama disini maksudnya adalah sama makna.

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya sistematis untuk

merumuskan secara tegas asas – asas penyampaian informasi serta pembentukan

pendapat dan sikap (Onong, 2004 :10).

Effendi (1986b) mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar

pribadi (penulis, pribadi) adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang

komunikan. Komunikasi jenis ini di anggap paling efektif dalam upaya mengubah

sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sikapnya yang dialogis, berupa

percakapan. Arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tangggapan

komunikan ketika itu juga pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator

mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau

tidak. Jika tidak ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya

seluas – luasnya (Alo, 1991 : 12)

Ada beberapa ciri – ciri komunikasi antar pribadi yang dirumuskan dari

para pakar seperti Barnlund (1986), Reardon (1987), De Vito (1976), dan Evert M

Rogers (1988). Ciri – ciri komunikasi antar pribadi itu adalah (Alo, 1991 : 13):

1. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan terjadi sambil lalu saja (umumnya tatap muka)

2. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu. 3. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan diantara peserta

yang tidak mempunyai identitas yang jelas.

4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun tidak disengaja.

(36)

6. Komunikasi antar pribadi mengkehendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan.

7. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan hasil.

8. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang – lambang bermakna.

Apa yang dilakukan oleh dua orang ketika mereka sedang berkomunikasi,

kedua orang yang telah melaukukan komunikasi itu sebenarnya telah

mengirimkan suatu pesan, karena pesan mempunyai kekuatan bermakna dan

mengandung nilai informatif. Semua pesan terdiri dari sekumpulan lambang –

lambang. Lambang – lambang itu merupakan kata – kata verbal, gerakan anggota

tubuh, berbagai bunyi, dan bau yang disebut non verbal. Lambang – lambang itu

diucapkan, diperagakan sehingga bermanfaat kalau seseorang seseorang

menggunakannya untuk melukiskan persetujuannya terhadap pikirannya,

pendapatnya, perasaanya, sikapnya terhadap obyek, orang lain, kejadian yang

ditujukannya. Berdasarkan pengertian tersebut maka suatu pesan harus

dipersiapkan, di dalamnya kita harus menentukan jenis pesan apa yang

disampaikan. Ini bisa merupakan informatial massage (pesan yang mengandung

informasi), instructional massage ( pesan yang mengandung perintah),

motivational massage (pesan yang berusaha mendorong). Setiap manusia dalam

komunikasi antar pribadi, satu terhadap lainnya berhak menginterpretasi rujukan

dengan pikiran – pikirannya. Dan hanya denga suatu pesan yang utuh, pesan

tersebut dapat mewakili sesuatu dalam perlambangan maka kebersamaan makna

dapat dipersentasikan secara lebih mengena di dalam komunikasi antar pribadi.

(37)

Selain dari pada hal tersebut diatas, pemahaman terhadap pesan juga

dipengaruhi juga oleh faktor denotatip dan konotatip suatu kata dalam pesan.

Salah satu rintangan terbesar dalam pertukaran informasi komunikasi antar pribadi

adalah betapa sering pihak penerima menafsirkan arti suatu pesan dengan arti

yang lain yang sama sekali tidak dimaksudkan oleh si komunikator. Maksud dari

suatu pesan komunikator akan dibentuk oleh komunikan yang menangkap suatu

pesan bukan semata – mata terletak pada kata – kata verbal yang diungkapkannya.

Jika hal ini yang terjadi (hanya menafsirkan secara verbal) maka dapatlah terjadi

perbedaan terhadap pesan yang diwakili oleh lambang yang sebenarnya sama dan

membawa pesan pada arti denotatip dan konotatip (Alo, 1991 : 23).

Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antar dua

orang merupakan komunikasi antar pribadi dan bukan komunikasi lainnya yang

terangkum dari pendapat – pendapat Reardon (1987), Effendy (1986a), Porter dan

Samovar (1982).

Sifat – sifat komunikasi antar pribadi itu adalah (Alo, 1991: 23)

1. Komunikasi antar pribadi melibatkan didalamnya prilaku verbal dan verbal.

2. Komunikasi antar pribadi melibatkan perilaku yang spontan, scripted, dan contrived.

3. Komunikasi antar pribadi sebagai suatu proses yang berkembang.

4. Komunikasi antar pribadi harus menghasilkan umpan balik, mempunyai interaksi dan kohesi.

5. Komunikasi antar pribadi biasanya diatur dengan tata aturan yang bersifat intrisik dan ekstrinsik.

6. Komunikasi antar pribadi menunjukkan adanya suatu tindakan. 7. Komunikasi antar pribadi merupakan persuasi antar manusia.

Kemudian Halloran (1980) mengemukakan bahwa manusia sebenarnya

berkomunikasi dengan orang lain karena beberapa faktor, yaitu (Alo, 1991 : 48) :

(38)

2. Manusia meskipun merupakan mahluk utuh namun tetap memiliki

kekurangan.

3. Adanya perbedaan motivasi antar manusia.

4. Kebutuhan akan harga diri yang harus mendapat pengakuan dari orang

lain.

Komunikasi antar pribadi tidak dapat dielakkan dalam kehidupan

bermasyarakat. Suatu kesadaran akan kekurangan yang dimiliki, suatu perbedaan

kesadaran akan adanya perbedaan yang hakiki antar pribadi, perbedaan dalam

motif (dorongan untuk mencapai kebutuhan yang berbeda baik kebutuhan biologis

maupun sosiologis) keinginan untuk mendapat pengakuan dari orang lain

menyebabkan seseorang mencari relasi dengan orang lain.

Maka kita dapat berkesimpulan bahwa keinginan berkomunikasi antar

pribadi disebabkan karena dorongan pemenuhan kebutuhan yang belum atau tidak

dimiliki seseorang sebelumnya atau belum layak dihadapannya.

C. Customer Service.

Perbankan umumnya adalah penyedia produk dan jasa untuk melayani

transaksi – transaksi keuangan para nasabahnya. Ditengah – tengah persaingan

yang sangat ketat dewasa ini, perbankan diharuskan menerapkan sistem pelayanan

yang berkualitas tinggi pada seluruh unit produk dan jasa perbankan. Tanpa

pelayanan serta produk dan jasa yang berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan

nasabah maka bank tersebut akan ditinggalkan oleh para nasabahnya dan

berakibat fatal pada bank tersebut. Guna memuaskan kebutuhan pelanggan berarti

perusahaan harus memberikan pelayanan berkualitas (Service Quality) kepada

(39)

Bank seperti halnya toko atau hotel mempunyai langganan yang disebut

nasabah. Nasabah bagi setiap bank adalah raja yang harus dihormati dan diberikan

pelayanan yang baik. Bank tidak boleh mempunyai anggapan bahwa nasabah

yang membutuhkannya, tetapi sebaliknya, banklah yang membutuhkan nasabah

(Simorangkir, 2000 : 91)

Pelayanan nasabah dapat diberikan oleh berbagai pihak baik customer

service , teller, maupun public relation. Namun istilah customer service digunakan

secara khusus untuk dunia perbankan. Artinya memang ada bagian yang khusus

melayani nasabah dengan nama customer service.

Secara umum pengertian customer service adalah setiap kegiatan yang

diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan nasabah melalui

pelayanan yang diberikan seseorang. Jadi intinya customer service melayani

segala keperluan nasabah secara memuaskan. Pelayanan yang diberikan termasuk

menerima keluhan atau masalah yang sedang dihadapi dengan nasabah. Customer

service harus pandai dalam mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapi oleh nasabahnya.

Customer sevice memegang peranan sangat penting di berbagai

perusahaan. Dalam dunia perbankan tugas utama seorang customer service adalah

memberikan pelayanan dan membina hubungan dengan masyarakat. Secara umum

peranan customer service bank adalah (Kasmir, 179 – 181) :

1. Mempertahankan nasabah lama agar tetap setia menjadi nasabah bank kita

melalui pembinaan hubungan yang lebih akrab dengan nasabah.

(40)

Pelayanan itu diberikan kepada dua macam pelanggan, yaitu Internal

Customer dan External costumer. Internal customer adalah orang – orang yang

terlibat dalam proses produksi produk dan jasa yang kita hasilkan. Sedangkan

external customer adalah yang secara relatif mudah di identifikasi. Mereka adalah

orang – orang yang berada diluar organisasi suatu perusahaan, yang menerima

barang – barang atau jasa dari perusahaan (Yoeti, 2003 : 9).

Seperti yang kita ketahui bahwasannya tugas yang diemban oleh seorang

petugas customer service amat berat. Oleh sebab itu sebelum ditugaskan customer

service terlebih dulu memiliki persyaratan tertentu. Persyaratan ini mutlak untuk

dipenuhi sehingga mampu mengemban tugas yang diberikan kepadanya kelak.

Adapun syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh seorang customer service adalah

sebagai beikut (kasmir, 2000 : 194) :

 Persyaratan fisik

 Persyaratan mental

 Persyaratan kepribadian

 Persyaratan sosial

Selain dari pada hal tersebut diatas masalah pelayanan tidak terlepas dari

sopan santun (etiket) dan etika perbankan. Cara penerimaan setiap nasabah

ataupun tamu menentukan hubungan baik antara nasabah dan bank. Karyawan

bank yang kasar atau sombong akan membahayakan nama baik bank.

Bank yang baik mendidik setiap karyawan untuk menghayati etiket dan

etika perbankan. Yang dimaksud dengan etika perbankan adalah kebiasaan yang

baik atau peraturan – peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis dalam dunia

(41)

memberikan keterangan – keterangan kepada siapapun tentang keuangan

nasabahnya dan hal – hal lain yang harus dirahasiakan menurut kelaziman dunia

perbankan.

D. Kepuasan Nasabah dan Uraian Tentang Bank.

Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik

dipasar domestik (nasional) maupun dipasar internasional (global). Untuk

memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepuasan

kepada para pelanggannya, misalnya dengam memberikan produk yang mutunya

baik, harganya murah, penyerahan produk yang lebih cepat dan pelayanan yang

lebih baik dari pada pesaingnya.

Kata pelanggan adalah istilah yang sangat akrab dengan dunia bisnis di

Indonesia, mulai dari pedagang kecil hingga pedagang besar, baik dalam skala

nasional maupun internasional mengerti arti kata pelanggan. Secara tradisional

pelanggan diartikan sebagai orang yang membeli dan menggunakan produk.

Dalam perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelanggan adalah orang yang

menggunakan jasa pelayanan. Dalam dunia perbankan pelanggan diartikan

sebagai nasabah.

Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat

kepuasan pelanggan atau nasabah penerima layanan. Kepuasan penerima layanan

dicapai apabila penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang

dibutuhkan dan diharapkan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan tingkat

kepuasan pelanggan, keputusan MENPAN No. 63 tahun 2004 mengamanatkan

agar setiap penyelenggara pelayanan secara berkala melakukan indeks kepuasan

(42)

Setiap pimpinan unit penyelengara pelayanan publik wajib menyelesaikan

setiap laporan atau pengaduan mengenai ketidakpuasan dalam memberi pelayanan

sesuai dengan kewenangannya. Untuk menampung pangaduan masyarakat

tersebut, unit pelayanan menyediakan loket / kotak pengaduan. Dalam

menyelesaikan pengaduan masyarakat (Ratminto, 2005 : 28-29).

Hal yang menjadi titik awal timbulnya kepuasan pada pelanggan adalah

melalui pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Kepuasan pelayanan adalah

hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang

diberikan oleh aparatur penyelenggara pelayanan publik (Ratminto, 2005 : 224).

Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan erat hubungannya dengan mutu

produk (barang / jasa). Pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi pimpinan bisnis

yaitu (Supranto, 1997 : 3) :

1. Mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya proses

bisnis.

2. Mengetahui dimana harus melakukan perubahan dalam upaya

melakukan perbaikan secara terus – menerus untuk memuaskan

pelanggan, terutama untuk hal – hal yang dianggap penting oleh para

pelanggan.

3. Menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah keperbaikan

(improvement).

Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam

penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sebagai variabel penyusun indeks

(43)

Adapun yang temasuk kedalam unsur pelayanan tersebut adalah

(Ratminto, 2005 : 225 – 227) :

 Prosedur pelayanan

 Persyaratan pelayanan

 Kejelasan petugas pelayanan

 Kedisiplinan petugas pelayanan

 Tanggung jawab petugas pelayanan

 Kemampuan petugas pelayanan

 Kecepatan pelayanan

 Keadilan mendapatkan pelayanan

 Kesopanan dan keramahan petugas pelayanan

Pelanggan memang harus dipuaskan, sebab kalau mereka tidak puas maka

akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing, hal ini akan

menyebabkan penurunan penjualan dan pada gilirannya akan menurunkan laba

dan bahkan kerugian. Selain dari segi pelayanan, tingkat kepuasan pelanggan juga

sangat tergantung dari mutu suatu produk.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui atau yang perlu dilakukan oleh perusahaan agar pelanggan puas adalah (Yoeti, 2003 : 59) :

 Falsafah kepuasan pelanggan

 Kebutuhan kepuasan pelanggan

 Ukuran dan standart kepuasan pelanggan

 Orientasi karyawan

 Training

 Keterlibatan karyawan

 Penghargaan

Kegunaan dari pengukuran kepuasan pelanggan tersebut adalah pelanggan

dilibatkan dalam pengembangan produk atau jasa dengan cara mengidentifikasi

apa yang dibutuhkan oleh pelanggan. Tujuan untuk melibatkan pelanggan dalam

pengembanan produk dan jasa adalah agar perusahaan dapat memenuhi harapan

pelanggan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan merupakan faktor

kunci bagi konsumen dalam melakukan pembelian ulang. Memberikan kepuasan

(44)

yang diinginkan oleh pelanggan. Hal inilah juga yang dilakukan oleh PT Bank

Syariah Mandiri.

Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sitem keuangan

negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi

perusahaan, badan – badan pemerintah dan swasta maupun perorangan

menyimpan dana – dananya. Menurut ketentuan pasal 1 angka (3) UU No. 10

tahun 1998 “Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Pengertian jasa dalam lalu lintas

pembayaran menunjukkan bahwa bank umum menjalankan usaha di bidang jasa

yang dapat bersifat umum meliputi seluruh jasa perbankan sebagai lembaga

keuangan. Untuk menjalankan usahanya si bidang jasa perbankan bank umum

menerapkan dua cara yaitu (Muhammad, 2000 : 41) :

a) Konvensional : artinya menjalankan usaha di bidang jasa perbankan

menurut cara yang lazim atau biasa, dengan memperoleh keuntungan

berupa bunga.

b) Prinsip Syariah : artinya menjalankan usaha di bidang jasa perbankan

menurut aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam, dengan

memperoleh keuntungan bukan berupa bunga.

Pengertian bank merupakan rumusan khusus yang konkret yang mencakup

dua aspek utama, yaitu :

 Badan usaha bank (corporate company)

(45)

Perpustakaan Inggris kuno menjelaskan arti bank secara singkat sebagai

berikut “tugas perbankan adalah menghimpun uang pihak ketiga”. Menurut UU

Pokok perbankan 1967 pasal 1a, bank adalah lembaga keuangan yang usaha

pokoknya memberikan kredit dan jasa – jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

peredaran uang (Simorangkir, 2000 : 9 - 10).

Sebagai lembaga yang menjalankan usaha dibidang jasa keuangan, bank

bukanlah sembarangan badan usaha melainkan yang secara hukum memiliki

status yang kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan

masyarakat, dipercaya oleh masyarakat. Berdasarkan rumusan atas bank dapat

dipahami pula bahwa kegiatan usaha bank pada pokoknya meliputi tiga bentuk

kegiatan yaitu (Muhammad, 2000:34): menghimpun dana, menyalurkan dana dan

memberikan jasa keuangan.

Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, untuk pertama

sekali di Indonesia bank umum beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil. Dalam

praktik perbankan syariah yang bersifat universal atau berdasarkan bagi hasil yang

beroperasi berdasarkan ajaran Islam. Disini imbalan bagi hasil antara bank sebagai

penyalur dan si penyimpan dana. Dana yang dipercayakan masyarakat oleh bank

disalurkan untuk membiayai modal kerja dan investasi dengan harapan

memperoleh laba. Tugas bank berdasarkan prinsip bagi hasil adalah memperoleh

dana masyarakat dan menyalurkan kepada yang membutuhkannya atau jual beli

(46)

E. S – O – R Theory.

Adapun teori yang sesuai dengan penelitian ini adalah teori S – O – R.

Teori S – O – R sebagai singkatan dari Stimulus – Organism – Response ini

semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikaasi

tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi

adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen – komponen sikap,

opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Karena penelitian ini lebih

menekankan pada refleksi dalam bertingkah laku didalam komunikasi. Model

teori S – O – R ini didasarkan pada pemikiran bahwa bagaimana penerimaan atau

penolakan suatu pesan oleh komunikasi sangat ditentukan oleh keuntungan

komunikasi apabila menerima anjuran tersebut. Keuntungan ini dapat berbentuk

pengelakan sesuatu hal yang tidak sesuai atau pencapaian yang tidak diinginkan.

Menurut stimulus respons ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus

terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

memperkirakan kesesuaian antara perasaan dan reaksi komunikan. Menurut model

ini organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu.

Maksudnya keadaan internal organism berfungsi menghasilkan respon tertentu

jika ada stimulus respon tertentu pula. Jadi unsur – unsur model ini adalah :

a. Pesan (Stimulus, S)

b. Komunikan (Organism, O)

c. Efek (Response, R)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek

“how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how

(47)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya

jika stimulus yang menerpa benar – benar melebihi semula. Dalam menelaah

sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu :

a. Perhatian.

b. Pengertian

c. Penerimaan

Proses komunikasi dalam teori S – O – R ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada

proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada

komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada

perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah komunikan mengerti.

Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah

komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk

mengubah sikap.

Maka setelah terjadinya proses – proses di dalam diri komunikan, maka Organisme :

• Penelitian

• Pengertian

• Penerimaan Stimulus

(48)

1. Perubahan kognitif, pada perubahan ini pesan ditujukan kepada

komunikan, bertujuan hanya untuk mengubah pikiran komunikan.

2. Perubahan afektif, dalam hal ini adapun tujuan komunikator bukan

hanya saja untuk diketahui oleh komunikan, melainkan diharapkan

adanya timbul suatu bentuk perasaan tertentu seperti rasa iba, sedih,

terharu, gembira, puas dan lain sebagainya.

3. Perubahan behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan

dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

Pada penelitian ini, perubahan sikap yang akan diteliti adalah perubahan afektif,

yaitu adanya perasaan puas di dalam diri nasabah terhadap pelayanan dan

(49)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah, Perkembangan dan Produk –Produk PT Bank Syariah Mandiri Jend Ahmad Yani Medan.

Krisis moneter dan ekonomi sejak juli 1997 yang di susul dengan krisis

politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional.

Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh

bank – bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan

tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk

merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank – bank di Indonesia.

PT. Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan kesejahteraan Pegawai

(YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya keluar dari

krisis 1997 – 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah – langkah menuju

merger sampai akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan

modal dari pemilik. PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung

sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi

bank syariah, sejalan dengan keinginan PT. bank Mandiri (Persero) untuk

membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah anggaran dasar tentang

nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Sakinah berdasarkan akta

notaris : Ny. Machrani M. S. SH, No. 29 tanggal 19 mei 1999. kemudian melalui

akta No. 23 tanggal 8 september 1999 Notaris : Sutjipto , SH nama PT. Bank

(50)

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan

hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah

Mandiri merupakan sebuah usaha bersama dari perintis bank syariah di PT. Bank

Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya

kehadiran bank syariah dilingkungan PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank

Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha

dengan nilai – nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme

usaha dan nilai – nilai rohani inilah yang menjadi salah satu unggulan PT. Bank

Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.

Untuk cakupan wilayah Medan, Bank Syariah Mandiri memiliki 5 buah

kantor cabang, 6 kantor cabang pembantu, 2 unit pelayanan syariah, 4 kantor kas,

5 kantor layanan syariah, dan 4 payment poin. Yang mana setiap kantor atau

bagian memiliki bagian dan tugasnya masing – masing.

Bank Syariah Mandiri cabang Utama Jl. Jend Ahmad Yani memiliki

setidaknya 72 orang karyawan yang menjalankan proses beroperasinya Bank

Syariah Mandiri ini. Yang mana terdiri atas Kepala Cabang, Manajer Marketing,

Senior Analist, Marketing Officer, Assisten Marketing Officer, Analisist Officer,

SDI / Umum, Back Office, Costumer Service, Teller, Operator, Driver, Cleaning

Service, dan satpam. Jam beroperasinya bank ini dimulai pada pukul 08.00 Wib,

tetapi setiap harinya pada pukul 07.30 Wib para seluruh karyawan sudah datang

dan berkumpul di bank yang terletak di Jl. Jend Ahmad Yani No.100 Medan

untuk melakukan doa bersama sebelum melaksanakan aktivitas perbankan.

Kemudian layanan perbankan berakhir pada pukul 15.30 Wib. Dan para pegawai

(51)

Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip

syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap

akhlaqul karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima pilar yang

disingkat dengan SIFAT, yaitu :

Siddiq (Integritas)

Menjaga martabat dengan integritas. Awali dengan niat dan hati tulus, berfikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan.

Istiqomah (Konsistensi)

Konsistensi adalah kunci menuju sukses. Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri.

Fathanah (Profesionalisme)

Professional adalah gaya kerja kami. Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil.

Amanah (Tanggung Jawab)

Terpercaya karena penuh tanggung jawab. Menjadi percaya, cepat tanggap, obyektif, akurat dan disiplin.

Tabligh (Kepemimpinan)

Kepemimpinan berlandaskan kasih sayang. Selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif dan memberdayakan.

Rumusan nilai – nilai budaya SIFAT tersebut merupakan penyempurnaan

oleh tim pengembangan budaya SIFAT (TPBS) (www.syariahmandiri.co.id)

Selain dari pada memiliki budaya perusahaan, PT. Bank Syariah Mandiri

juga memiliki Visi dan Misi perusahaan.

Adapun visi dari PT. Bank Syariah Mandiri adalah :

“Menjadi Bank Syariah terpercaya pilihan mitra usaha”

Sedangkan misi perusahaan ini adalah :

• Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik.

• Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas.

Gambar

Tabel 1. Operasional Variabel
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada
Tabel 2 Jenis Kelamin Responden
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Suatu produk dapat dibedakan dari produk lainnya dari segi merek (brand). Merek dapat dipakai sebagai alat untuk menciptakan pandangan tertentu dari para pembeli baik

Hasil ini sesuai dengan pernyataan Sivetz dan Foote (1963) yang menyatakan bahwa kadar air kopi bubuk akan semakin rendah ketika konsentrasi Saccharomyces

Terhadap ekstrak pekat etil asetat (11 g) dilakukan pemisahan menggunakan metode KCV dengan silika gel yang dielusi dengan campuran n -heksana, etil asetat, dan metanol

terlihat bahwa jumlah jenis tanaman pada tanah bekas injakan banteng lebih sedikit dibandingkan pada tanah yang tidak diinjak, sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa

Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dilakukan maka perusahaan dapat melihat segmen pengguna berdasarkan gaya hidup serta pengaruh gaya hidup, produk inovasi

Tahapan pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan penelitian pendahuluan terhadap blotong. Penelitian ini dilakukan dengan menguji kadar air, kadar abu, dan

Adanya pengaruh kepemimpinan Store Manajer terhadap kinerja karyawan CGS Mall Sby jika hubungan antara SM dan karyawan berjalan dengan baik dengan memberikan arahan motivasi

Keadaan sinyal yang dihasilkan kembali ke aslinya tidak akan sama dengan sinyal yang dikirimkan.perbedaan antara sinyal output decoder engan sinyal input encoder