UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
SKRIPSI
PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP AKTIVA TETAP TANAMAN MENGHASILKAN DAN PENERAPAN METODE DEPRESIASI
PADA PT BETAMI
OLEH :
NAMA : PUTRI WAHYUNI
NIM : 080522140
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perlakuan
Akuntansi Terhadap Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan dan Penerapan Metode
Depresiasi Pada PT Betami”, adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang
dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain
dalam konteks penulisan skripsi Program Ekstensi Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang telah diperoleh telah dinyatakan
jelas, benar dan apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar,
saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 11 Januari 2011
Yang membuat pernyataan,
Putri Wahyuni
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Skripsi ini ditulis guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Departemen Akuntansi Program S-1 Ekstensi.
Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil wawancara dengan Head Of Accounting
and Finance dan Head Of Agronomy.
Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Jhon Tafbu Ritonga, Mec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M. Si, Ak, selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Mutia Ismail MM, Ak., selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku Dosen Pembimbing penulis
yang telah memberikan masukan dan saran serta membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak, selaku Dosen Penguji dan
6. Bapak Drs. Firman Syarif, Msi, Ak, Selaku Dosen Penguji dan
Pembanding II penulis.
7. Bapak Boy Hermansyah, Director PT Betami.
8. Bapak Sabrikum, Head Of Operation PT Betami.
9. Bapak Arif Hartono, Head of Accounting and Finance PT Betami.
10.Teman – teman yang telah memberikan semangat dan bantuan kepada
penulis, Arin, Dinda, Inda dan Echi. Sahabat penulis, Marini, Dhea,
Putri, Tika serta teman – teman penulis lainnya.
11.Kak Tuti, kak Ria, kak Dewi, kak Lia, kak Reni, Siti, Dina, tante Melan,
Andry, Bobby, Isman, bang Erwan, bang Herman, pak Tahir, bang
Suriono, bang Edi, pak Indra, pak Yani, pak Aman Aritonang, pak
Julaina dan seluruh staff dan karyawan PT Betami yang telah membantu
penulis dan memberikan support yang sangat luar biasa.
12.Nyakmi Ilyus Nurvita, Paman Ilwan Firnanda, Nenek Nurma, Nenek
Rahimi, Atok Zakaria, Alm. Kakek Ilyas, Bunda Ida, Nyanyak dan
Keluarga Besar penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua penulis yaitu
Bapak Mudiarto dan Ibu Ilviani Nuria dan kepada Abang dan Adik penulis, Ali
Putra Rahmadhan dan Syafriani Putri yang telah mendoakan penulis sehingga
Skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Skripsi ini masih
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga Allah SWT melimpahkan rizki
dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan pembaca dan penulis.
Medan, Januari 2011
Penulis
Putri Wahyuni
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan dan penerapan metode depresiasi yang digunakan PT Betami apakah telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 16.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder, Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif.
Penggolongan aktiva tetap PT Betami berupa tanaman, bangunan, jalan jembatan dan saluran air, kendaraan, mesin dan instalasi, alat berat dan inventaris & alat pertanian. Tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan dimasukkan kedalam golongan aktiva tetap. Aktiva tetap PT Betami diperoleh dengan cara dibeli tunai, dibeli dengan cara kredit, dibangun sendiri dan dibeli dengan cara leasing. Tanaman belum menghasilkan dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan sampai tanaman tersebut menghasilkan. Metode penyusutan yang digunakan oleh PT Betami yaitu metode garis lurus (Straight Line Method) dan metode saldo menurun (Diminishing Balance Method). Metode penyusutan yang digunakan untuk tanaman menghasilkan adalah metode garis lurus (Straight Line
Method). Pengeluaran untuk perbaikan atau perawatan aktiva tetap untuk
menjaga manfaat ekonomis dimasa akan datang dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Penyempurnaan yang menambah nilai (kegunaan) dan masa manfaat serta penambahan dalam jumlah yang besar dikapitalisir kedalam aktiva tetap. Penyajian aktiva tetap dineraca sebesar biaya. Biaya pemeliharaan aktiva tetap dicatat sebagai biaya tidak langsung atau biaya umum dalam laporan laba rugi.
Perlakuan akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan PT Betami telah sesuai Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16.
ABSTRACT
This research aim to know accounting treatment of fixed asset macture and applying of depreciation method used PT Betami has as according to Financial Accounting Standart No. 16.
Data type collected is primary data and secondary data. Data collecting technique done is interview and documentation. Data analytical technique used descriptive method.
Classification of fixed asset PT Betami in the form of crop, building, bridge road and drainnase, vehicle, machine and installation, heavy equipment and furniture and fixtures & tools of agriculture. Macture and immacture in fixed asset. Acquirement of fixed asset PT Betami with cash, credit, built and leasing. Immacture confessed equal to cost released until the plant macture . Depreciation method applied by PT Betami is straight lLine method and diminishing balance method. Depreciation method applied for macture is straight line method. Disbursement for repair or treatment of fixed asset for useful life becomes cost in income statement current period. Disbursement for adding value or usefulness and big expenditure enterred in fixed asset. Fixed asset in balance sheet confessed equal to cost. Maintenance expenses fixed assets as indirect expenses or general expense in income statement.
Accounting treatment of fixed assets macture PT Betami has according to Financial Accounting Standart No. 16.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan... 6
B. Penggolongan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 7
C. Perolehan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 8
D. Pengeluaran Selama Penggunaan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 12
F. Penghentian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 17
G. Penyajian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan dalam Laporan Keuangan ... 21
H. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22
I. Kerangka Konseptual ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25
B. Jenis Data ... 25
C. Teknik dan Pengumpulan Data ... 25
D. Teknik Analisis Data ... 26
E. Jadwal Penelitian ... 26
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 28
2. Struktur Organisasi ... 32
3. Penggolongan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan .. 35
4. Perolehan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 39
5. Pengeluaran Selama Penggunaan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 43
6. Penyusutan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 48
7. Penghentian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 51
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Penggolongan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan .. 53
2. Perolehan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 54
3. Pengeluaran Selama Penggunaan Aktiva Tetap Tanaman
Menghasilkan ... 55
4. Penyusutan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 56
5. Penghentian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 57
6. Penyajian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
dalam Laporan Keuangan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 59
B. Saran ... 61
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22
3.2 Jadwal Penelitian ... 26
4.3 Dosis Pemupukan Sawit Menurut Umur ... 42
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
1. Struktur Organisasi
2. Laporan Ha Tanaman Karet
3 Laporan Ha Tanaman Sawit
4. Laporan Tanaman Menghasilkan
5. Daftar Aktiva Tetap dan Akumulasi Penyusutan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan dan penerapan metode depresiasi yang digunakan PT Betami apakah telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 16.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder, Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif.
Penggolongan aktiva tetap PT Betami berupa tanaman, bangunan, jalan jembatan dan saluran air, kendaraan, mesin dan instalasi, alat berat dan inventaris & alat pertanian. Tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan dimasukkan kedalam golongan aktiva tetap. Aktiva tetap PT Betami diperoleh dengan cara dibeli tunai, dibeli dengan cara kredit, dibangun sendiri dan dibeli dengan cara leasing. Tanaman belum menghasilkan dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan sampai tanaman tersebut menghasilkan. Metode penyusutan yang digunakan oleh PT Betami yaitu metode garis lurus (Straight Line Method) dan metode saldo menurun (Diminishing Balance Method). Metode penyusutan yang digunakan untuk tanaman menghasilkan adalah metode garis lurus (Straight Line
Method). Pengeluaran untuk perbaikan atau perawatan aktiva tetap untuk
menjaga manfaat ekonomis dimasa akan datang dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Penyempurnaan yang menambah nilai (kegunaan) dan masa manfaat serta penambahan dalam jumlah yang besar dikapitalisir kedalam aktiva tetap. Penyajian aktiva tetap dineraca sebesar biaya. Biaya pemeliharaan aktiva tetap dicatat sebagai biaya tidak langsung atau biaya umum dalam laporan laba rugi.
Perlakuan akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan PT Betami telah sesuai Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16.
ABSTRACT
This research aim to know accounting treatment of fixed asset macture and applying of depreciation method used PT Betami has as according to Financial Accounting Standart No. 16.
Data type collected is primary data and secondary data. Data collecting technique done is interview and documentation. Data analytical technique used descriptive method.
Classification of fixed asset PT Betami in the form of crop, building, bridge road and drainnase, vehicle, machine and installation, heavy equipment and furniture and fixtures & tools of agriculture. Macture and immacture in fixed asset. Acquirement of fixed asset PT Betami with cash, credit, built and leasing. Immacture confessed equal to cost released until the plant macture . Depreciation method applied by PT Betami is straight lLine method and diminishing balance method. Depreciation method applied for macture is straight line method. Disbursement for repair or treatment of fixed asset for useful life becomes cost in income statement current period. Disbursement for adding value or usefulness and big expenditure enterred in fixed asset. Fixed asset in balance sheet confessed equal to cost. Maintenance expenses fixed assets as indirect expenses or general expense in income statement.
Accounting treatment of fixed assets macture PT Betami has according to Financial Accounting Standart No. 16.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perusahaan yang semakin cepat akan memacu perusahaan
untuk mengembangkan usaha. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dagang
dan industri harus meningkatkan produktivitas dan menghasilkan barang dan jasa.
Untuk mencapai tujuan dan mengembangkan usahanya, dibutuhkan faktor-faktor
produksi yang berupa: tenaga kerja, modal maupun aktiva tetap. Aktiva tetap
mempunyai peranan yang cukup besar dalam kegiatan perusahaan.
Pengeluaran biaya setelah perolehan awal aktiva tetap dapat dicatat sebagai
beban dan ada yang menambah masa manfaat atau nilai aktiva tetap. Aktiva tetap
dapat diperoleh dengan cara dibeli tunai, mencicil, dibeli dengan saham, dibangun
sendiri, hadiah dan pertukaran. Aktiva tetap harus disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. Penyajiannya sebesar
biaya perolehan yang terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN
masukan dan setiap biaya yang dikeluarkan secara langsung berhubungan dengan
perolehan Aktiva tetap sampai ke kondisi yang membuat aktiva tetap tersebut
dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan perusahaan, setiap potongan
Perlakuan akuntansi aktiva tetap yang tepat dan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan sangat dibutuhkan untuk menghindari salah saji dalam
laporan keuangan. Aktiva tetap merupakan salah satu unsur neraca yang
mempunyai nilai yang material. Dalam laporan laba rugi biaya penyusutan juga
memberikan kontribusi biaya yang cukup besar.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 (2009:2) aktiva tetap
adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif dan diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
Pengeluaran setelah perolehan awal dapat diakui sebagai beban saat terjadi,
menambah masa manfaat atau nilai aktiva tetap. Metode penyusutan berdasarkan
SAK yaitu metode garis lurus, metode saldo menurun dan metode jumlah unit.
Suatu aktiva tetap dilepaskan atau ditarik dari penggunaannya karena tidak ada
masa manfaat aktiva tetap, ditukar dengan aktiva tetap lain atau dijual.
Aslina Manurung (2005) melakukan penelitian tentang penerapan PSAK
No. 16 & PSAK No. 17 atas aktiva tetap, hasil penelitian tersebut adalah
penggolongan, penyusutan dan penyajian aktiva tetap di neraca telah sesuai
dengan PSAK No. 16 & PSAK No. 17. Hanya saja dalam penentuan pengeluaran
selama masa manfaat aktiva tetap, perusahaan belum membuat batasan - batasan
yang jelas antara pengeluaran modal dengan pengeluaran biaya.
Penelitian lain yang berhubungan dengan aktiva tetap dilakukan oleh
Hafizah (2007). Hasil penelitian tersebut adalah penggolongan, pembelian dan
Penyusutan menggunakan metode garis lurus, kriteria pengeluaran modal dan
pendapatan berdasarkan jaminan life time.
PT Betami adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, yang
dalam kegiatan sehari-hari membutuhkan aktiva tetap untuk kegiatan operasional.
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksud untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 tahun. Aktiva tetap yang digunakan PT Betami seperti
tanaman baru, tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan, kendaraan,
alat berat, mesin dan instalasi, gedung meja kerja, kursi kerja, komputer, alat
elektronik dan lain-lain.
Aktiva tetap tanaman menghasilkan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Penerapan metode penyusutan yang
berbeda pada tanaman menghasilkan akan memberikan pengaruh yang berbeda
pula bagi perusahaan karena mempengaruhi nilai bersih aktiva tetap dan
mempengaruhi laba perusahaan. Penyajian Aktiva tetap tanaman menghasilkan di
Neraca mempunyai kotribusi yang sangat besar. Hal ini perlu menjadi perhatian
manajemen dalam menerapkan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 terhadap
aktiva tetap tanaman menghasilkan dan menetapkan metode depresiasi yang
sesuai sehingga tidak menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana
penerapan akuntansi terhadap Aktiva tetap tanaman menghasilkan di PT Betami
telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, sehingga penulis memilih judul
“Perlakuan Akuntansi Terhadap Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan dan Penerapan Metode Depresiasi Pada PT Betami”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah perlakuan
akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan dan penerapan metode depresiasi
pada PT Betami sudah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No.
16?”.
C. Batasan Masalah
Masalah pokok yang akan dibahas oleh penulis mengenai penggolongan,
perolehan, pengeluaran biaya setelah perolehan awal aktiva, metode penyusutan
yang digunakan, dan penghentian aktiva tetap pada PT Betami. Penulis hanya
membahas tentang aktiva tetap berwujud. Aktiva tetap berwujud PT Betami yang
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan
akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan dan penerapan metode
depresiasi yang digunakan PT Betami apakah telah sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan No. 16.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Memberikan wawasan pengetahuan kepada penulis dalam
menerapkan perlakuan akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan
dan metode depresiasi yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan No. 16.
b. Memberikan informasi kepada pembaca tentang perlakuan akuntansi
dan metode depresiasi aktiva tetap tanaman menghasilkan pada PT
Betami.
c. Sebagai masukan kepada PT Betami tentang perlakuan akuntansi
aktiva tetap tanaman menghasilkan dan metode depresiasi yang
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 16.
d. Sebagai bahan pertimbangan atau referensi bagi berbagai pihak dan
sebagai masukan bagi penelitian sejenis untuk menyempurnakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman
menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Menurut Soemarso (2003:20) aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang masa
manfaatnya lebih dari satu tahun yang digunakan dalam kegiatan perusahaan,
dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan yang
nilainya cukup besar.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 (2009:2) aktiva tetap
adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif dan diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
Dari defenisi diatas, karakteristik aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1. Dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk
dijual sebagai bagian dari operasi normal.
2. Aktiva berwujud.
3. Aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen.
4. Nilainya material.
Menurut Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (No.
dipanen lebih dari satu kali yang telah menghasilkan secara komersial. Tanaman
keras merupakan tanaman yang memerlukan waktu pemeliharaan lebih dari satu
tahun sebelum dapat dipanen secara komersial pertama kali. Contoh tanaman
keras antara lain adalah kelapa sawit, karet dan coklat.
Menurut Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (No.
SE-02/PM/2002) tanaman perkebunan terdiri dari tanaman belum menghasilkan dan
tanaman menghasilkan.
B. Penggolongan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Menurut Earl K. Stice dkk (2009) Properti yang berwujud dan bersifat
relatif permanen yang digunakan dalam operasi bisnis dimasukkan dalam
kelompok aset tetap. Jika aset seperti tanah dimiliki untuk tujuan spekulasi, maka
seharusnya diklasifikasikan sebagai investasi. Jika nilai sekarang dari properti
berwujud lebih kecil dari nilai biaya perolehan yang dikurangi penyusutan, maka
aset tersebut mengalami penurunan manfaat atau nilai (impairment).
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 (2009:2)
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenaan
dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Penggolongan aktiva tetap :
1. Dapat disusutkan
Aktiva tetap akan makin berkurang kemampuannya untuk
memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa factor
keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang
diminta dan keterbelakangan teknologi. Contoh aktiva tetap yang dapat
disusutkan adalah bangunan, peralatan, mesin, kendaraan dan lain - lain.
2. Tidak dapat disusutkan
Aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan karena
a. Harga aktiva tetap tersebut tidak menurun selama berjalannya
waktu.
b. Selama penggunaaan tidak akan mengurangi kemampuan aktiva
tetap tersebut.
Contoh aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan adalah tanah.
Tanaman perkebunan direklasifikasi kedalam golongan aktiva tetap tanaman
menghasilkan pada saat tanaman siap untuk menghasilkan. Jika tanaman tersebut
belum menghasilkan tergolong dalam aktiva lain-lain. Dalam akuntansi secara
umum, tanaman belum menghasilkan hampir sama seperti aktiva dalam
penyelesaian atau bangunan dalam penyelesaian. Dari penggolongan aktiva tetap
diatas, tanaman menghasilkan tergolong kedalam aktiva tetap yang dapat
disusutkan.
C. Perolehan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Biaya historis merupakan dasar yang biasa digunakan untuk membeli
property, pabrik dan peralatan. Biaya histories diukur oleh kas atau harga
ekuivalen kas untuk memperoleh aktiva dan membawanya ke lokasi serta kondisi
penjualan, dan biaya instalasi aktiva produktif dianggap sebagai bagian dari biaya
aktiva.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 (2009:2) biaya
perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajara dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat
perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan
ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam
PSAK lain.
Tanaman menghasilkan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu semua
biaya-biaya yang dikeluarkan sampai tanaman tersebut dapat menghasilkan.
Tanaman belum menghasilkan dicatat sebesar biaya-biaya yang terjadi sejak saat
penanaman sampai saat tanaman tersebut siap untuk menghasilkan secara
komersial.
Aktiva tetap diperoleh dengan berbagai macam cara, yaitu :
1. Dibeli tunai
2. Dibeli dengan mencicil
3. Dibeli dengan menerbitkan saham
4. Dibangun sendiri
5. Pertukaran
1. Dibeli tunai
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap
sampai tiba di tempat dan siap digunakan harus dimasukkan sebagai
bagian dari harga perolehan aktiva yang bersangkutan. Termasuk dalam
harga perolehan adalah biaya pengiriman, asuransi, pemasangan dan
biaya langsung lainnya. Aktiva yang dibeli secara tunai dicatat sebesar
jumlah uang yang dikeluarkan mencakup semua biaya yang terjadi.
Apabila beberapa aktiva dibeli sekaligus dan harga perolehan dari
masing-masing aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan, ditentukan
dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva yang bersangkutan.
2. Dibeli dengan mencicil
Pembelian aktiva dengan mencicil (angsuran), dalam kontrak
pembelian disebutkan bahwa pembayaran yang akan dilakukan, jumlah
saldo yang belum dibayar dan pembayaran setiap angsuran beserta
bunga yang dikenakan.
3. Dibeli dengan menerbitkan saham
Apabila aktiva tetap diperoleh dengan menerbitkan saham, maka
biaya perolehan aktiva tetap tersebut sama dengan nilai pasar wajar
saham yang diterbitkan atau nilai pasar wajar aktiva tetap tersebut jika
4. Dibangun sendiri
Jika menggunakan jasa kontraktor (diborongkan), maka harga
perolehan aktiva bangunan diakui sebesar nilai kontraknya. Jika
dibangun sendiri, maka harga perolehan aktiva diakui sebesar seluruh
pengeluaran atas pembangunan tersebut.
5. Pertukaran
a. Pertukaran Non Moneter Asset (Pertukaran Aktiva tetap tidak
sejenis)
Biaya aktiva non moneter yang diperoleh dari pertukaran aktiva
non moneter yang tidak sama biasanya dicatat pada nilai wajar aktiva
yang diberikan, dan keuntungan atau kerugian diakui. Nilai wajar
aktiva yang diterima harus digunakan hanya jika terdapat bukti yang
lebih jelas dari nilai wajar aktiva yang diberikan.
b. Pertukaran Similar Asset (Pertukaran Aktiva tetap sejenis)
Aktiva non moneter yang sama adalah aktiva yang memiliki jenis
umum serupa, atau yang melakukan fungsi serupa, atau yang
digunakan pada lini bisnis yang sama.
Tiga kondisi yang akan terjadi saat pertukaran aktiva tetap
sejenis yaitu:
1) Jika mengalami kerugian harus diakui
2) Jika tidak ada kas yang diterima, keuntungan yang didapat
3) Jika ada kas yang diterima, keuntungan dari pertukaran aktiva
tetap sejenis diakui.
6. Hadiah (Donasi)
Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar
harga taksiran atau harga pasar yang layak.
Tanaman perkebunan diperoleh dengan cara dibangun sendiri (ditanam).
Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh tanaman perkebunan seperti biaya
pembukaan lahan, pembelian bibit, biaya pra persemaian, biaya persemaian
utama, biaya pemeliharaan persemaian, biaya penanaman dan semua biaya yang
berkaian dengan tanaman perkebunan sampai tanaman perkebunan rusak atau
tidak produktif lagi.
D. Pengeluaran selama Penggunaan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Biaya historis merupakan dasar biaya yang digunakan untuk melaporkan
biaya perolehan aktiva tetap di neraca. Biaya historis biasanya diukur dari sebesar
kas/setara kas yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap tersebut dan
membawanya kelokasi dan membuatnya pada kondisi sesuai dengan tujuan
penggunaannya (siap digunakan). Setelah perolehan, masih terdapat biaya-biaya
yang muncul selama penggunaan aktiva tetap. Pengeluaran itu dapat dicatat
sebagai pengeluaran modal (Capital Expenditure) dan pengeluaran pendapatan
1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan
dicatat sebagai peningkatan aktiva dan memberikan manfaat lebih dari
satu periode akuntansi. Pengeluaran modal dapat dikapitalisasi untuk
menambah umur manfaat atau menambah nilai total aktiva. Pengeluaran
modal akan mempengaruhi beban penyusutan lebih dari satu periode.
Jurnal untuk mencatat pengeluaran modal untuk menambah nilai total
aktiva:
Aktiva Tetap xxx
Kas xxx
Jurnal untuk mencatat pengeluaran modal untuk menambah umur
manfaat aktiva :
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Kas xxx
2. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran yang dilakukan untuk
memperoleh manfaat hanya dalam periode berjalan dimana pengeluaran
itu dilakukan. Pengeluaran modal dicatat sebagai beban.
Jurnal untuk mencatat pengeluaran pendapatan:
Beban xxx
Kas xxx
Seluruh pengeluaran untuk tanaman perkebunan baik itu tanaman belum
Pengeluaran selama tanaman masih menghasilkan yaitu berupa biaya pemupukan,
pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, pengelolaan tanaman
penutup tanah dan biaya – biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tanaman
perkebunan.
E. Penyusutan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Aktiva tetap merupakan aktiva yang memberikan manfaat operasi lebih dari
satu periode akuntansi. Oleh karena pemakaian nilai aktiva akan berkurang
bersamaan dengan jalannya waktu. Penyusutan aktiva adalah pengalokasian
harga perolehan aktiva tetap untuk periode-periode aktiva tersebut digunakan.
Menurut Jerry J. Weygant dkk (2007) depresiasi (penyusutan) adalah alokasi
biaya dari aset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara
yang sistematis dan rasional. Depresiasi merupakan proses alokasi biaya, bukan
proses penilaian aset.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 (2009:2) penyusutan
adalah alokasi jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur
manfaatnya.
Tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban
penyusutan yang diakui setiap periode. Ketiga faktor itu adalah biaya awal aktiva
tetap, estimasi nilai sisa dan umur manfaat.
1. Biaya Perolehan (Cost)
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat
diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali
diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.
2. Nilai sisa (Residual Value)
Nilai sisa adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh entitas
saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan,
jika aset tersebut telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada
akhir umur manfaatnya. Dalam menghitung penyusutan, jika terdapat
nilai sisa maka nilai yang dapat disusutkan adalah harga perolehan
dikurangi nilai sisa.
3. Umur Manfaat (Useful Life)
Umur manfaat adalah suatu periode dimana aset diharapkan akan
digunakan oleh entitas atau jumlah produksi atau unit serupa yang
diharapkan akan diperoleh dari aset tersebut oleh entitas.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 (2009:11) ada
beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan yaitu :
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
2. Metode Saldo Menurun (Diminishing Balance Method)
3. Metode Jumlah Unit (Sum of the Unit Method)
Perusahaan dapat menggunakan lebih dari satu metode penyusutan untuk
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang
sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Dasar
perhitungan satu – satunya adalah waktu.
Perhitungan penyusutan metode garis lurus yaitu:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x (Harga Perolehan–Nilai Sisa)
Atau
Manfaat Umur
Sisa Nilai -Perolehan Harga
Penyusutan
Beban =
Jurnal untuk mencatat beban penyusutan setiap tahun adalah sebagai
berikut:
Beban Penyusutan xxx
Akumulasi Penyusutan xxx
2. Metode Saldo Menurun (Diminishing Balance Method)
Metode saldo menurun menghasilkan beban depresiasi tahunan yang
terus menurun selama masa manfaat aset. Metode ini dinamakan saldo
menurun karena periode depresiasi didasarkan atas nilai buku aset yang
terus menurun. Pembebanan yang makin menurun didasarkan pada
anggapan bahwa semakin tua kapasitas aktiva tetap dalam memberikan
jasa semakin menurun jumlah beban penyusutannya. Besarnya tarif
penyusutan yang digunakan adalah dua kali tarif metode garis lurus.
Beban penyusutan dihitung seperti berikut ini:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Nilai Buku
3. Metode Jumlah Unit (Sum of the Unit Method)
Dalam metode jumlah unit, masa manfaat dinyatakan dalam total
unit produksi atau tingkat penggunaaan aset, dan bukan dalam satuan
waktu.. Jumlah beban penyusutan setiap tahun berfluktuasi sesuai
dengan perubahan volume produksi / jasa.
Perhitungan beban penyusutan sebagai berikut:
jasa umur / produktif output Estimasi Sisa Nilai -Perolehan Harga jasa / produksi unit per Penyusutan
Tingkat =
Tanaman perkebunan dapat menggunakan metode penyusutan yang ada.
Tetapi pada umumnya tanaman menghasilkan menggunakan metode garis lurus
((Straight Line Method) atau metode Jumlah Unit (Sum of the Unit Method).
F. Penghentian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Penghentian aktiva tetap dapat dilakukan dengan :
1. Penjualan
Pada dasarnya, tidak satupun perusahaan bermaksud dan
merencanakan untuk menjual aktiva tetapnya, karena aktiva tetap dibeli
dimaksudkan untuk dipergunakan selama umur ekonomisnya untuk
menjaga kelangsungan usahanya. Akan tetapi ada kondisi-kondisi
tertentu yang menyebabkan perusahaan menjual aktiva tetapnya, antara
lain:
a. Karena perusahaan kekurangan supply dana
c. Karena perusahaan berganti teknologi
d. Karena perusahaan akan ditutup
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjualan suatu aktiva
tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi.
Jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
Beban Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
(Untuk mencatat beban penyusutan aktiva tetap yang dijual sampai
tanggal penjualan aktiva tetap)
a. Jika dijual dibawah nilai buku aktiva tetap
Kas/Piutang xxx
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Rugi Penjualan Aktiva Tetap xxx
Aktiva Tetap xxx
(Untuk mencatat penjualan aktiva tetap)
b. Jika dijual diatas nilai buku aktiva tetap
Kas/Piutang xxx
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Laba Penjualan Aktiva Tetap xxx
Aktiva Tetap xxx
2. Pertukaran
Jika suatu aktiva tetap dipertukarkan untuk suatu aktiva yang serupa
yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan
memiliki suatu nilai wajar serupa, biaya perolehan aktiva yang diperoleh
adalah sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada
keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.
3. Hilang (rusak)
Aktiva tetap yang rusak dan hilang juga merupakan salah satu
alasan penghentian aktiva tetap. Sangat mungkin salah satu atau lebih
dari aktiva tetap yang telah dibukukan hilang (tercuri). Dalam hal ini
aktiva yang hilang tentunya harus dihapus dari buku (catatan)
perusahaan. Kerusakan aktiva tetap bisa disebabkan oleh:
a. Kelalaian pihak perusahaan sendiri
b. kerusakan akibat bencana alam (Force Majeur)
Jurnal untuk mencatat kerusakan atau aktiva tetap yang hilang adalah
sebagai berikut:
Beban Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
(Untuk mencatat beban penyusutan aktiva tetap yang hilang/rusak
sampai tanggal kehilangan/kerusakan aktiva tetap)
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Rugi kehilangan Aktiva Tetap xxx
(Untuk mencatat penghapusan aktiva tetap yang hilang/rusak)
4. Pembuangan.
Suatu aktiva tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila
aktiva secara permanen ditarik dari penggunaannya dan tidak ada
manfaat keekonomian masa yang akan datang diharapkan dari
pelepasannya.
Jurnal untuk mencatat penghapusan aktiva tetap yang sudah habis masa
manfaatnya adalah sebagai berikut:
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Aktiva Tetap xxx
Penghentian tanaman menghasilkan jika tanaman tersebut rusak. Perlakuan
akuntansi tanaman rusak adalah perhitungan secara fisik berapa tanaman yang
rusak dikalikan dengan harga satuan aktiva tetap. Dengan dibuat berita acara
pemusnahan tanaman rusak, daftar aktiva tetap tanaman menghasilkan dapat
dikoreksi nilainya.
Jurnal untuk mencatat penghapusan tanaman rusak adalah sebagai berikut:
Biaya Tanaman Rusak xxx
G. Penyajian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan dalam Laporan Keuangan
Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi
akumulasi penyusutan. Dalam neraca, aktiva tetap dirinci menurut jenisnya.
Akumulasi penyusutan disajikan sebagai pengurang terhadap aktiva tetap, baik
secara sendiri-sendiri menurut jenisnya atau secara keseluruhan.
Dalam neraca, tanaman menghasilkan masuk kedalam golongan aktiva tetap,
sedangkan tanaman belum menghasilkan masuk kedalam golongan aktiva
lain-lain. Tanaman menghasilkan disajikan sebesar nilai perolehan tanaman
menghasilkan dikurangi akumulasi depresiasi.
Laporan keuangan harus mengungkapkan hal – hal sebagai berikut:
1. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat
bruto. Jika lebih dari satu dasar yang digunakan, jumlah tercatat
bruto untuk dasar dalam setiap kategori harus diungkapkan.
2. Metode penyusutan yang digunakan.
3. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan.
4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode.
5. Suatu rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
memperlihatkan :
a. Penambahan
b. Pelepasan
d. Revaluasi yang dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah
e. Penurunan nilai manfaat keekonomisan
f. Penyusutan
g. Beda nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan
keuangan suatu entitas asing
h. Setiap pengklasifikasian kembali.
H. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa tinjauan terdahulu yang berkaitan dengan akuntansi aktiva tetap.
Tabel 2.1 Jadwal Penelitian
No. Peneliti Judul Hasil Penelitian
1 Aslina
Manurung
(2005)
Penerapan PSAK
No. 16 & PSAK
No. 17 atas aktiva
tetap Pada PT
Buana Estate
Cabang Medan
Penggolongan, penyusutan dan
penyajian aktiva tetap di neraca telah
sesuai dengan PSAK No. 16 & PSAK
No. 17. Hanya saja dalam penentuan
pengeluaran selama masa manfaat
aktiva tetap, perusahaan belum
membuat batasan - batasan yang jelas
antara pengeluaran modal dengan
pengeluaran biaya
2 Nurhasanah
Nasution
Penerapan SAK
No. 16 & No.17
Harga Barang diatas Rp.2.500.000
(2005) tentang akuntansi
aktiva tetap dan
kesesuaiannya dengan Undang-Undang Perpajakan pada PTPN III (Persero) Medan
tetap. Selain tanah yang dibeli
perusahaan, perusahaan tidak mencatat
tanah yang selama ini dikelolanya
kedalam daftar aktiva karena tanah
tersebut milik pemerintah. Metode
penyusutan garis lurus yang digunakan
perusahaan untuk seluruh aktiva
perusahaan. Perusahaan memiliki
aktiva pajak tangguhan dan telah
mengelompokkan perkiraan secara
benar
3 Hafizah
(2007)
Penerapan PSAK
No.16 atas aktiva
tetap dan PSAK
No.17 atas
akuntansi
penyusutan aktiva
tetap pada PT
Mopoli Raya
Penggolongan, pembelian dan
penyajian aktiva tetap dineraca telah
sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan. Penyusutan menggunakan
metode garis lurus, kriteria pengeluaran
modal dan pendapatan berdasarkan
I. Kerangka Konseptual
[image:39.595.111.552.103.441.2]
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Penulis, 2010
Penjelasan:
PT. Betami merupakan perusahaan perkebunan swasta. Tanaman perkebunan
yang dimiliki berupa tanaman kelapa sawit dan karet. Tanaman menghasilkan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
Kerangka konseptual ini menjelaskan bagaimana peneliti melakukan penelitian
untuk mengidentifikasi apakah PSAK No. 16 telah digunakan dalam menerapkan
perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan PT Betami.
PT Betami
Aktiva Tetap
Tanaman Menghasilkan
PSAK No. 16
Penyajian Penggolongan
& Perolehan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah bersifat deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya.
B. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan penulis adalah data primer dan data sekunder,
yang merupakan data yang telah terdokumentasi yang diperoleh dari perusahaan.
Seperti Sejarah Perusahaan, Struktur Organisasi, Company Profil, Laporan Aktiva
Tetap, Laporan Luas Tanaman Menghasilkan dan Tanaman Belum Menghasilkan
dan Laporan Keuangan Perusahaan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan
1. Wawancara
Penulis mengadakan tanya jawab secara langsung kepada kepala
bagian akuntansi tentang akuntansi aktiva tetap yang diterapkan.
2. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari perusahaan.
D. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian, teknik analisis data yang digunakan penulis adalah metode
deskriptif. Metode Deskriptif yaitu mengumpulkan, menguraikan, dan
memaparkan secara jelas data yang diperoleh sehingga permasalahan dalam
penelitian dapat terungkap.
[image:41.595.118.532.567.731.2]E. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
2010
Oktober September Oktober November Desember
1 Pengajuan Proposal
2 Bimbingan dan
Perbaikan Proposal
4 Penulisan Skripsi
dan Bimbingan
Skripsi
5 Penyelesaian
Penulisan Skripsi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah bersifat deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya.
B. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan penulis adalah data primer dan data sekunder,
yang merupakan data yang telah terdokumentasi yang diperoleh dari perusahaan.
Seperti Sejarah Perusahaan, Struktur Organisasi, Company Profil, Laporan Aktiva
Tetap, Laporan Luas Tanaman Menghasilkan dan Tanaman Belum Menghasilkan
dan Laporan Keuangan Perusahaan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan
1. Wawancara
Penulis mengadakan tanya jawab secara langsung kepada kepala
bagian akuntansi tentang akuntansi aktiva tetap yang diterapkan.
2. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari perusahaan.
D. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian, teknik analisis data yang digunakan penulis adalah metode
deskriptif. Metode Deskriptif yaitu mengumpulkan, menguraikan, dan
memaparkan secara jelas data yang diperoleh sehingga permasalahan dalam
penelitian dapat terungkap.
[image:44.595.118.532.567.731.2]E. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
2010
Oktober September Oktober November Desember
1 Pengajuan Proposal
2 Bimbingan dan
Perbaikan Proposal
4 Penulisan Skripsi
dan Bimbingan
Skripsi
5 Penyelesaian
Penulisan Skripsi
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
B. Data Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Perusahaan Perkebunan Industri & Dagang Benih Tamiang disingkat
PT Betami berkedudukan di Lhokseumawe, didirikan pada tanggal 24 Juli
1962 dengan surat keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia adalah
perusahaan swasta nasional berbadan hokum Perseroan Terbatas yang
bergerak dalam bidang agro bisnis yaitu perkebunan karet dan kelapa sawit
yang berada didaerah Rantau Kuala Simpang dan Meulaboh Aceh Barat. PT
Betami telah mengalami beberapa kali perubahan Anggaran Dasar.
Perubahan tersebut tertuang dalam akta notaries Ong Kiem Lian No. 78
tanggal 12 Juni 1965.
Dalam perjalanan dan perkembangan perusahaan terjadi perubahan
anggaran dasar tanggal 11 Maret 1998 No. 73 yang dibuat dihadapan
notaries Djaidir Sarjana Hukum di Medan dan disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya tanggal 26
Oktober 1998 No. 02-22.038.HT.04.TH 98 dan terakhir diubah kembali
dengan akta tanggal 19 Januari 2004 No. 12 yang dibuat dihadapan
Pada tahun 2003, PT Betami diambil alih oleh Bapak Boy Hermansyah,
sesuai dengan hasil lelang/keputusan dari BPPN Jakarta, maka dengan
demikian hutang/kredit di BNI hilang dan dilimpahkan ke Bapak Boy
Hermansyah sebagai pemenang Tender lelang BPPN tersebut.
Pada tanggal 6 Agustus 2004 bertempat di Desa Kebun Rantau
Kabupaten Aceh Tamiang telah dilangsungkan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa yang Membicarakan rencana pemindahan tempat
kedudukan perseroan dari Lhokseumawe ke Kuala Simpang serta pengalihan
saham tuan Fadly Abdullah kepada Nyonya Adriani Devi Effendi SE.
Perubahan ini dibuat dihadapan Husni Usman Sarjana Hukum notaries di
Medan dengan akta No. 29 tanggal 12 Agustus 2004.
Maksud dan tujuan Pendirian PT Betami adalah menyelenggarakan
usaha-usaha eksploitasi perkebunan dan pertanian dengan jalan memperoleh
hak-hak atas perkebunan dan pertanian baik hak-hak benda maupun
perseroan atas tanah-tanah dengan jalan permohonan dari pihak berwajib,
pembelian, penyewaan maupun dengan jalan-jalan lainnya yang sah.
Untuk menjalankan usaha, perusahaan telah melengkapi perizinan usaha
antara lain:
a. Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor : 01.128.690.3-105-000
b. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas (TDPPT)
Nomor : 01.14.1.51.00216
Tanggal : 15 Juli 2009
Dikeluarkan Oleh : Kepala Kantor Wilayah Departemen Perindustrian
dan Perdagangan Propinsi Daerah Istimewa Aceh
c. Surat Izin Usahaa Perdagangan (SIUP)
Nomor : 055-060/01-14/PB/V/2008.P.I
Tanggal : 29 Mei 2008
Dikeluarkan Oleh : Kepala Kantor Wilayah Departemen Perindustrian
dan Perdagangan Propinsi Daerah Istimewa Aceh
d. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Nomor : 510.1/344/2007
Tanggal : 10 Mei 2007
Dikeluarkan Oleh : Sekretaris Kota Administratif Lhokseumawe
Susunan pengurus sesuai dengan perubahan anggaran terakhir
perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Direktur : Boy Hermansyah
b. Komisaris : Ny. Andriani Devi Effendi, SE
Berdasarkan Akta Pendirian Nomor 170 tanggal 29 September 1961,
disebutkan bahwa Modal Dasar Perseroan berjumlah Rp. 3.000.000,- (tiga
juta rupiah) terbagi atas 30 lembar saham prioriteit masing-masing saham
sebesar Rp. 50.000,- dan 60 lembar saham biasa masing-masing saham
terdiri dari 3000 lember saham dengan nilai nominal tiap lembar saham
seharga Rp. 1.000.000.,- dengan rincian sebagai berikut:
Nama Lembar Saham Nominal Saham
Boy Hermansyah
Andriani Devi Effendi, SE
2.636 Lbr
364 Lbr
2.636.000.000
364.000.000
Jumlah 3.000 Lbr 3.000.000.000
Secara Administratif Lokasi Perkebunan PT Betami terletak di Desa
Alue Manis d/h Desa Kebun Rantau, kecamatan Rantau Kabupaten Aceh
Tamiang, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk mencapai lokasi bila
melalui jalan darat, jarak lokasi dari kota Medan sejauh + 169 km, dengan
ibukota Kabupaten Kuala Simpang berjarak + 14 km, dengan ibukota
Kecamatan RAntau berjarak + 8 km. Lokasi berada di areal HGU
Perkebunan karet PT Betami dengan jalan raya (aspal) kuala Simpang –
Rantau berjarak + 300 m.
Lokasi Perkebunan PT Betami juga terletak di Desa Blang Tengku,
Teuwi Meulesong, Blang Langau, Manjeng, Alue Lhee, Teupin Panah,
Seumantok yang termasuk wilayah Kecamatan Seunagan dan Kaway XVI,
Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
Lahan Area perkebunan PT Betami di Desa Alur Manis ( Kebun Rantau)
seluas 1.652,7 Ha sesuai dengan Sertifikat HGU No. 01.08.13.11.2.00082
01.08.13.11.2.00083 Tanggal 22 Maret 1991 seluas 774.0 Ha. Lahan Area
Perkebunan PT Betami di Desa Teupin Pana (Kebun Meurebo) seluas 5.044
Ha sesuai dengan Sertifikat HGU No. 01.04.05.45.2.00041 Tanggal 19
Desember 2002.
2. Struktur Organisasi
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang
mempunyai perbedaan antara satu dan yang lainnya, tergantung dari tujuan
organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupnya.
Stuktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan diantara fungsi – fungsi, bagian – bagian atau posisi – posisi
maupun orang – orang yang menunjukkan kedudukan, tugas dan wewenang
dan tanggung jawab yang berbeda –beda dalam suatu perusahaan. Dengan
adanya struktur organisasi yang dibuat dapat membantu memberikan
pengertian yang jelas bagaimana pembagian tugas yang ada ddalam
perusahaan tersebut.
Pada dasarnya struktur organisasi PT Betami berbentuk garis, dengan
pemegang wewenang adalah seorang direktur. Struktur organisasi PT
Betami dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Director
Director PT Betami adalah pemegang saham terbesar yang dipegang
b. Head of Operation
Head of Operation diangkat oleh direktur dan komisaris. Head of
Operation bertanggung jawab memimpin perusahaan untuk
mengelola/memelihara kekayaan perusahaan, meningkatkan efektifitas
dan efisiensi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
c. Internal Audit
Internal Audit bertugas untuk membantu director dalam mengontrol
kegiatan didalam perusahaan. Internal audit dipimpin oleh seorang
Head Of Internal Audit. Internal audit terdiri dari 2 wilayah yaitu:
1) Wilayah timur
Auditor wilayah timur bertugas mengontrol kegiatan perkebunan
yang berada didaerah Kuala Simpang.
2) Wilayah barat
Auditor wilayah barat bertugas mengontrol kegiatan perkebunan
yang berada didaerah Meulaboh.
d. Finance and Account
Bagian Finance and Account terdiri dari 3 sub yaitu:
1) Accounting Section
Bagian akuntansi bertanggung jawab atas seluruh pencatatan
mengenai keuangan perusahaan. Membuat laporan keuangan untuk
2) Finance Section
Bagian keuangan bertanggung jawab atas keluar masuknya uang
perusahaan.
3) Commercial Section
Bagian komersil terdiri dari bagian penjualan dan pembelian.
Bagian penjualan bertanggung jawab untuk menjual hasil
perkebunan seperti latex, lumps, slabs dan tbs. Sedangkan bagian
pembelian bertanggung jawab untuk membeli semua kebutuhan
kantor medan dan kebun, mencari supplier – supplier dan melakukan
negosiasi harga.
e. HA & GA
HA & GA bertanggung jawab untuk menseleksi penerimaan
karyawan baru yang sesuai dengan jabatan dan keahlian, menyusun
daftar gaji yang sesuai dengan pangkat dan membuat laporan yang
berhubungan dengan karyawan.
f. Head Of Areal Plantation
Head of Areal Platation bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang
g. Agronomi
Bagian tanaman bertanggung jawab untuk memeriksa hasil produksi
kebun setiap hari, membuat estimasi produksi hasil kebun, membuat
rencana pengembangan kebun, membuat pemetaan areal tanah yang
akan ditanam dan mengontrol ke kebun apakah semua pekerjaan telah
dikerjakan sesuai rencana.
3. Penggolongan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Menurut PT Betami suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi
untuk diakui dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus
diukur berdasarkan biaya perolehan dan masa manfaat.
Pengadaan benda berwujud yang nilainya lebih dari Rp. 500.000 dan
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun diakui sebagai aktiva tetap.
Tanaman PT Betami dapat disusutkan jika tanaman tersebut telah
menghasilkan. Pada umumnya tanaman menghasilkan sawit diakui sebagai
tanaman menghasilkan apabila tanaman tersebut telah berusia 30 bulan atau
36 bulan tergantung kastrasinya. Apabila kastrasi dilakukan pada saat sawit
berusia 24 bulan, maka sawit dapat dipanen pada usia 30 bulan, tetapi
apabila kastrasi dilakukan pada saat sawit berusia 30 bulan maka sawit dapat
dipanen pada usia 36 bulan. Sehingga rendemen ekstrasi tandan buah segar
(TBS) yang dihasilkan tanaman sawit telah tinggi, rendemen berkisar 22 –
Tanaman menghasilkan karet diakui sebagai tanaman menghasilkan
apabila tinggi diameter tanaman karet 45 cm (kira – kira berusia 5 tahun)
baru dapat dideres. Sehingga drc yang ada dalam latex tinggi, drc diatas 20.
Penggolongan aktiva tetap PT Betami sebagai berikut:
a. Tanaman menghasilkan
Tanaman menghasilkan PT Betami terdiri dari:
1) Tanaman sawit
PT Betami memiliki tanaman sawit seluas + 2.032,62
Ha. Rantau estate seluas 861,62 Ha dan Meurebo estate
seluas 1.171 Ha. Luas tanaman menghasilkan 487,55 Ha
untuk Rantau estate dan 20 Ha untuk Meurebo estate.
Tanaman menghasilkan kelapa sawit apabila tanaman
telah berusia 30 bulan atau 36 bulan. Setelah berusia lebih
dari 30 bulan, tanaman sudah berbuah namun buahnya belum
sempurna, setelah berumur + 44 bulan tanaman sawit sudah
menghasilkan buah yang bagus.
2) Tanaman karet
PT Betami memiliki tanaman karet seluas + 714,38 Ha.
Rantau estate seluas 687,38 Ha dan Meurebo estate seluas 27
Ha. Luas tanaman menghasilkan 687,38 Ha untuk Rantau
estate dan 27 Ha untuk Meurebo estate.
Tanaman menghasilkan karet apabila tanaman telah
Data tentang luas lahan tanaman belum menghasilkan sawit
dan tanaman menghasilkan sawit dan karet dapat dilihat pada
lampiran 2 dan lampiran 3
b. Tanaman belum Menghasilkan
Tanaman belum menghasilkan PT Betami adalah tanaman yang
telah ditanam ditanah tetapi belum memberikan hasil. Tanaman belum
menghasilkan sawit berusia dibawah 30 bulan dan tanaman belum
menghasilkan karet berusia dibawah 5 tahun. PT Betami hanya
memiliki tanaman belum menghasilkan sawit saja. Luas tanaman belum
menghasilkan sawit + 1.525,07 Ha. Luas tanaman belum menghasilkan
sawit di Rantau estate 374,07 Ha dan luas tanaman belum menghasilkan
sawit di Meurebo estate 1.151 Ha.
c. Bangunan
Bangunan PT Betami berupa bangunan kantor medan, bangunan
kantor kebun Rantau dan Meurebo, bangunan rumah karyawan,
bangunan mess dan bangunan lainnya yang terdapat di kebun.
d. Jalan, jembatan dan saluran air
Jalan, jembatan dan saluran air yang dimiliki PT Betami adalah
jembatan digunakan untuk pengangkutan latex, lumps, slabs dan tbs.
Saluran air digunakan untuk sumur bor dan mesin – mesin dikebun.
e. Kendaraan
Kendaraan PT Betami berupa:
1) Kendaraan roda dua berupa sepeda motor yang dimiliki oleh
karyawan kebun dan digunakan untuk memperlancar kegiatan
operasional perusahaan.
2) Kendaraan Roda empat berupa mobil, truck dan dump truck.
Mobil dimiliki oleh karyawan kantor medan dan kebun
sedangkan truck dan dump truck dimiliki di kebun yang
digunakan untuk mengangkut hasil kebun.
f. Alat berat
PT Betami memiliki alat berat yang digunakan dikebun. Alat berat
PT Betami seperti Excavator, Bechoe Loader, Greeder, dan lain – lain.
g. Mesin dan instalasi
Mesin dan instalasi yang dimiliki PT Betami digunakan untuk
h. Inventaris dan alat pertanian
Inventaris dan alat pertanian PT Betami digunakan untuk
menunjang kegiatan dikantor medan dan kebun. Inventaris dan alat
pertanian di kebun seperti alat untuk menderes dan lain – lain.
4. Perolehan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Perolehan aktiva tetap PT Betami dicatat sebesar biaya perolehan yaitu
harga beli ditambah dengan biaya – biaya yang dikeluarkan sampai aktiva
tersebut dapat digunakan.
Perolehan tanaman menghasilkan PT Betami dicatat sebesar seluruh
biaya yang dikeluarkan sampai tanaman tersebut menghasilkan.
PT Betami memperoleh aktiva tetap dengan cara: PT Betami
memperoleh aktiva tetap dengan cara:
a. Pembelian Tunai
Biaya perolehan aktiva tetap yang dibeli secara tunai dicatat
sebesar harga beli, termasuk PPN masukan. Pada umumnya PT Betami
mencatat biaya perolehan sebesar harga yang tercantum didalam faktur
pembelian. Pada umumnya biaya ongkos angkut aktiva tetap ke kebun
tidak dimasukkan kedalam harga perolehan aktiva tetap tersebut.
b. Dibeli dengan cara berhutang / kredit
Biaya perolehan aktiva tetap yang dibeli secara berhutang dicatat
c. Dibangun sendiri
Bangunan, jalan jembatan dan saluran air yang dibangun dicatat
biaya perolehannya sebesar seluruh biaya yang dikeluarkan sampai
aktiva tetap tersebut telah siap untuk digunakan/dipakai.
d. Pembelian leasing
Biaya perolehan aktiva tetap secara leasing dicatat sebesar biaya
awal pembelian seperti, uang muka, PPN, biaya pengurusan, angsuran
pertama dan biaya lainnya ditambah dengan angsuran setiap bulan yang
harus dibayarkan perusahaan sampai berakhirnya angsuran tersebut.
Biaya perolehan untuk tanaman dicatat sebesar seluruh biaya yang
dikeluarkan sampai tanaman tersebut menghasilkan buah. Seluruh biaya
yang dikeluarkan dimulai dari biaya awal perolehan tanaman baru yaitu:
a. Biaya memperoleh bibit
Jenis bibit kelapa sawit yang dipakai PT Betami adalah bibit sawit
jenis DXP (Tenera). DXP diperoleh dengan cara dibeli dari PPKS, PT
London Sumatera (Lonsum) dan PT Sofindo. Sedangkan jenis bibit
karet yang dipakai PT Betami adalah bibit GT yang diperoleh dengan
cara membeli dari Balai Penelitian Sungai Putih.
b. Biaya pengecambahan biji
Bibit – bibit yang ada akan ditanam di polybag dan dirawat dengan
baik sampai layak dipindahkan ke tanah perkebunan dalam jangka waktu
c. Biaya persiapan lahan
Pembukaan lahan yang salah tidak saja akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, tetapi juga berpengaruh terhadap tingkat
serangan hama, penyakit, gulma dan kepekaan tanaman terhadap
lingkungan, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan
ongkos produksi. Adapun kegiatan pekerjaan utama yang diperlukan
dalam pembukaan lahan adalah:
1) Mengimas
2) Menumbang
3) Mencincang
4) Merumpuk
d. Biaya pembibitan.
Pembibitan dilakukan dalam dua tahap, yaitu Pre nursery dan main
nursery. Tahap pre nursery bibit disusun rapat sedangkan tahap main
nursery bibit disusun dengan jarak 90 x 90 x 90 cm segitiga sama sisi
dengan populasi rata-rata berkisar 16.000 pohon per ha. Seleksi bbit
umumnya dilakukan 4 kali, yaitu pada umur 3 bulan (pada waktu
dipindahkan dari polybag kecil ke polybag besar), pada umur 4 bulan, 8
bulan dan pada waktu akan ditanam di lapangan.
e. Biaya Penanaman di lapangan.
Penanaman seluruhnya sudah harus selesai sebelum berakhirnya
musim penghujan, sehingga tanaman cukup kuat dalam menghadapi
segitiga sama sisi atau dengan kerapatan rata-rata 136 pohon per ha.
Guna mencegah timbulnya pengaruh kekurangan penyinaran matahari
dan melihat bentuk morfologi tanaman kelapa sawit, maka perlu
pengaturan arah barisan tanaman utara-selatan.
f. Biaya pemupukan.
Melaksanakan pemupukan merupakan keharusan guna menjamin
kesinambungan pertumbuhan, meningkatkan produktivitas tanaman serta
[image:60.595.162.515.387.758.2]sebagai kompensasi terhadap keterbatasan kesesuaian lahan.
Tabel 4.3
Dosis Pemupukan Tanaman Sawit Menurut Umur
Umur
Dosis (kg tanaman)
Urea TSP MOP Kies Bo
0 bln lubang - 0,5 - - -
1 bln 0,15 - - - -
2 bln 0,25 - 0,15 0,1 -
5 bln 0,25 0,5 0,15 0,1 -
8 bln 0,35 - 0,25 0,15 0,02
12 bln 0,5 0,75 0,5 0,25 -
Jumlah 1,5 1,75 1,05 0,6 0,02
Tahun 1
16 bln 0,5 - 0,5 0,25 0,03
20 bln 0,5 - 0,5 0,35 -
Jumlah 1,75 1 1,75 1,1 0,08
Tahun 2
28 bln 0,75 1 0,75 0,5 -
32 bln 1 - 1 0,75 -
Jumlah 1,75 1 1,75 1,25 -
Total 5 3,75 4,55 2,95 0,1
Sedangkan biaya untuk tanaman belum menghasilkan seperti biaya
pemupukan, biaya pemeliharaan gulma, gawangan, lalang dan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk membayar gaji tenaga kerja.
5. Pengeluaran Selama Penggunaaan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Suatu pengeluaran selama penggunaan aktiva tetap harus diakui sebagai
beban atau menambah jumlah aktiva tetap tersebut.
a. Setiap pengeluaran biaya setelah perolehan awal aktiva tetap yang
dapat memperpanjang masa manfaat dan biaya yang dikeluarkan
bernilai besar maka akan ditambahkan pada jumlah tercatat aktiva
tetap yang bersangkutan. Penyempurnaan yang menambah nilai
(kegunaan) dan masa manfaat serta penambahan dalam jumlah
yang besar dikapitalisir. Seperti biaya untuk memperbaiki
b. Setiap pengeluaran biaya setelah perolehan awal aktiva tetap yang
tidak dapat memperpanjang masa manfaat dan biaya yang
dikeluarkan tidak begitu besar maka akan diakui sebagai beban
pada periode tersebut. Pengeluaran untuk perbaikan atau
perawatan aktiva tetap untuk menjaga manfaat ekonomis dimasa
akan datang dibebankan pada laporan laba rugi pada saat
terjadinya.
c. Setiap biaya yang dikeluarkan untuk memelihara tanaman
menghasilkan akan diakui sebagai beban pada periode tersebut.
Biaya – biaya yang dikorbankan selama tanaman sawit dan
tanaman karet masih menghasilkan dimasukkan kedalam golongan
biaya langsung dalam laporan harga pokok penjualan.
Biaya langsung tanaman menghasilkan sawit adalah sebagai
berikut:
1) Biaya pengendalian gulma. Biaya tersebut meliputi:
a) Semprot gawangan
b) Dongkel anak kayu
c) Semprot piringan
2) Biaya jalan/jembatan/jalan setapak. Biaya tersebut meliput i:
a) Rawat jalan utama
b) Rawat jalan produksi
c) Rawat pasar pikul
3) Biaya saluran air/parit. Biaya tersebut meliputi:
a) Rawat paret skunder
b) Rawat paret primer
4) Konservasi tanah dan air. Biaya tersebut meliputi: biaya buat
tangga ereng - ereng
5) Biaya survey/pemeliharaan Areal batas kebun. Biaya tersebut
meliputi biaya rawat batas kebun.
6) Stimulasi. Biaya tersebut meliput i:
a) Mandor Ethrell
b) Mengethrell
c) Aplosing Ethrell
7) Pemupukan. Biaya tersebut meliputi:
a) Pemupukan Urea
b) Pupuk Kompos
c) Pemupukan CIRP
d) Menguntil pupuk
Biaya langsung tanaman menghasilkan karet adalah sebagai
berikut:
1) Biaya pengendalian gulma. Biaya tersebut meliputi:
a) Semprot strepan
b) Selective Interow
c) Striping Spraying
2) Biaya jalan/jembatan/jalan setapak. Biaya tersebut meliputi:
a) Rawat jalan utama
b) Rawat jalan produksi
c) Buat titi pikul
d) Buat titi ancak
3) Biaya parit/saluran air. Biaya tersebut meliputi:
a) Rawat paret skunder
b) Rawat paret primer
4) Pemangkasan ranting & kebersihan pohon. Biaya tersebut
meliputi:
a) Rencak rambung tumbang
b) sas
5) Stimulasi. Biaya tersebut meliput i:
a) Mandor Ethrell
b) Mengethrell
6) Pemupukan. Biaya tersebut meliputi: biaya pengolahan pupuk
kompos.
Jurnal untuk mencatat pengeluaran biaya pemeliharaan tanaman
menghasilkan sawit yaitu:
Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan
(Biaya Langsung) xxx
Kas xxx
d. Setiap biaya yang dikeluarkan untuk memelihara tanaman belum
menghasilkan akan diakui sebagai penambahan jumlah tanaman
belum menghasilkan. Biaya-biaya yang termasuk biaya tanaman
belum menghasilkan adalah:
1) Weeding (Menyiang)
Penyiangan (Weeding) terdiri dari penyiangan kacangan dan
penyiangan piringan. Sistem penyiangan terdiri atas kelas
weeding dan rotasi yaitu : untuk membangun kacangan pada
masaa TBM-1, sistem penyiangan pada awalnya dibuat W1/2W.
Apabila pertumbuhan kacangan sudah merata diseluruh areal dan
permukaan tanah sudah tertutupi seluruhnya, rotasi dapat
diperpanjang menjadi W1/3W. Apabila kacangan sudah tebal,
rotasi dapat diperjarang lagi menjadi W1/4W. Penyiangan
meter pada masa TBM - 1 dan 1,5 meter pada TBM - 2 dan TBM
- 3. Rotasi penyiangan piringan adalah 4 minggu.
2) Buru lalang
Pembasmian lalang secara tuntas sudah dilaksanakan
sewaktu land clearing. Buru lalang dimaksudkan adalah untuk
pencegahan