• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Minuman Teh Siap Minum (Ready to Drink) Merek Teh Botol Sosro di Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Minuman Teh Siap Minum (Ready to Drink) Merek Teh Botol Sosro di Jakarta Timur"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO

DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

Oleh :

NOVA RESKI SEPTINA K A14104117

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS

KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO

DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO” ADALAH KARYA SENDIRI DAN BELUM DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN. SUMBER INFORMASI YANG BERASAL ATAU DIKUTIP DARI KARYA YANG DITERBITKAN MAUPUN TIDAK DITERBITKAN DARI PENULIS LAIN TELAH DISEBUTKAN DALAM TEKS DAN DICANTUMKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA DI BAGIAN AKHIR SKRIPSI INI.

Bogor, 24 April 2007

(3)

RINGKASAN

Nova Reski Septina Kartikawati. Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Minuman Teh Siap Minum (Ready To Drink) Merek Teh Botol Sosro di Jakarta Timur. Dibawah bimbingan Lusi Fausia.

Agroindustri merupakan salah satu subsektor industri pengolahan hasil pertanian. Salah satu komoditas pertanian yang digunakan sebagai bahan baku utama dalam agroindustri adalah teh. Teh merupakan salah satu produk penghasil minuman yang memiliki prospek cukup bagus dalam menunjang perekonomian nasional sebagai penghasil devisa negara dari subsektor tanaman perkebunan.

Teh merupakan minuman yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat penetrasi pasar untuk teh mencapai lebih dari 95 persen. Seiring dengan perkembangan perekonomian, kemajuan pendidikan masyarakat, arus informasi yang semakin baik, dan perubahan gaya hidup membuat pola konsumsi masyarakat berubah. Termasuk konsumsi masyarakat terhadap minuman teh. Perusahaan yang memproduksi minuman teh mengembangkan berbagai produk guna memenuhi keinginan konsumen yang menginginkan kepraktisan. Salah satu produk yang dimaksud adalah minuman teh dalam kemasan kotak atau tetra pack.

Teh Botol Sosro merupakan pelopor minuman teh dalam kemasan siap minum. Kesuksesan Teh Botol Sosro diikuti perusahaan-perusahaan baru dalam industri minuman teh dalam kemasan dengan berbagai inovasi produk. Produk Teh Botol Sosro telah berada pada fase mature, tidak mempunyai variasi rasa, dan pertumbuhan pasarnya kalah dengan pesaingnya, yaitu Frestea yang mengalami pertumbuhan hingga 12 persen lebih sedangkan Teh Botol Sosro hanya 10 persen. Berkembangnya bisnis minuman teh dalam kemasan menyebabkan persaingan industri teh di Indonesia semakin kompetitif. Persaingan yang kompetitif membuat pelanggan lebih mudah untuk berpindah ke perusahaan pesaing. Perpindahan ke perusahaan pesaing sangat erat hubungannya dengan tingkat kepuasan pelanggan. Beragamnya merek dan varian produk yang ditawarkan dapat secara tidak langsung menyebabkan loyalitas konsumen terhadap suatu produk berkurang. Untuk mengantisipasi hal tersebut PT. Sinar Sosro perlu untuk selalu meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen dengan didukung adanya strategi pemasaran yang tepat dan efektif sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan daya beli konsumen.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen Teh Botol Sosro.(2) Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut dan loyalitas konsumen terhadap produk Teh Botol Sosro.(3) Merumuskan rekomendasi strategi permasaran untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen Teh Botol Sosro.

(4)

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Judgement Sampling. Sampel diambil sebanyak 100 responden. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, Customer Satisfaction Index (CSI), dan Importance Performance Analysis (IPA). Loyalitas dianalisis berdasarkan kriteria switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, committed buyer, dan

Brand Switching Pattern Matrix.

Karakteristik konsumen Teh Botol Sosro yang menjadi responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, berusia antara 25-34 tahun, sebagian besar suku Jawa, pendidikan sarjana (S1), menempati rumah sendiri, sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta, pengeluaran konsumen untuk konsumsi minuman ringan non alkohol sebesar Rp. 150.000 hingga Rp. 199.999 per bulan. Responden mendapatkan informasi Teh Botol Sosro dari iklan televisi, biasanya responden melakukan pembelian Teh Botol Sosro di warung, rata-rata konsumsi Teh Botol Sosro tidak tentu berdasarkan inisiatif sendiri dan tidak direncanakan sebelumnya.

Hasil dari indeks kepuasan konsumen, Teh Botol Sosro memuaskan 72,2 persen harapan konsumennya. Berdasarkan hasil analisis Importance Performance Analysis (IPA), atribut yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki adalah bahan pengawet, dapat diminum kapan saja, harga, jaminan produk steril dan aman untuk dikonsumsi, ketersediaan layanan informasi untuk kemudahan akses, dan tanggal kadaluarsa. Responden Teh Botol Sosro memiliki loyalitas lemah hal ini karena piramida loyalitas responden semakin keatas cenderung semakin lebar tapi pada puncak piramida jumlah responden menjadi menyempit. Hasil analisis

brand switching pattern matriks menunjukkan tingkat perpindahan merek dari Teh Botol Sosro sangat besar dan sebagian besar responden yang tidak loyal terhadap Teh Botol Sosro.

Rekomendasi untuk produk dapat dilakukan dengan memperbaiki atribut pada kuadran I, yaitu memperjelas tulisan label tanpa bahan pengawet, menempatkan atribut ini pada posisi yang dapat dilihat oleh konsumen, memberikan keterangan bahwa produk steril dan aman dikonsumsi, memperjelas tulisan tanggal kadaluarsa pada kemasan, mengkomunikasikan bahwa Teh Botol Sosro dapat diminum disegala suasana ,menyantumkan layanan informasi pada produk. Rekomendasi strategi harga adalah mempertahankan harga yang ditambah peningkatan kualitas produk dan analisis sensitivitas harga. Rekomendasi strategi promosi dapat dilakukan dengan membuat iklan yang memiliki nilai edukasi bagi masyarakat, menjadi sponsor kegiatan tertentu, membuat acara dengan melibatkan masyarakat, dan membuat fasilitas umum. Rekomendasi strategi tempat atau distribusi dapat dilakukan dengan menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan distributor, memberikan insentif yang layak kepada wiraniaga, dan penerapan rewarding loyalty partner.

Saran yang dapat direkomendasikan adalah perusahaan sebaiknya melakukan turning buyer into beliver, pihak perusahaan sebaiknya membuat promosi atau iklan yang mempunyai nilai edukasi, perusahaan perlu memberikan

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Nova Reski Septina K

NRP : A14104117

Judul : Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap

Minuman Teh Siap Minum (Ready to Drink) Merek Teh Botol Sosro di Jakarta Timur

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Ir. Lusi Fausia, MEc NIP 131578845

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP 131 124 019

(6)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK)

MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

Oleh :

NOVA RESKI SEPTINA K A14104117

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bantul, Yogyakarta pada tanggal 30 Agustus 1986 dari ayah bernama Puji Sulkartiyana dan ibu bernama Wiwin Purbowati. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Negeri I Kebumen dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur SPMB. Penulis memilih Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Minuman Teh Siap Minum (Ready to Drink) Merek Teh Botol Sosro (Kasus di Jakarta Timur)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen Teh Botol Sosro di wilayah Jakarta Timur, menganalisis tingkat kepuasan dan tingkat loyalitas konsumen terhadap atribut produk Teh Botol Sosro sehingga hasil analisis tersebut digunakan untuk menyusun rekomendasi strategi permasaran perusahaan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen Teh Botol Sosro. Namun, dibalik itu semua, penulis menyadari masih terdapat kelemahan dalam skripsi ini. Hal tersebut karena keterbatasan yang dihadapi oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, 24 April 2008

(9)

DAFTAR ISI

(10)

ii

6.1 Penilaian Kepentingan dan Kinerja Atribut Teh Botol Sosro ... 91

6.2 Indeks Kepuasan Konsumen ... 92

6.3 Prioritas Perbaikan Atribut : Analisis metode IPA ... 94

6.4 Tingkat Loyalitas Konsumen ... 104

6.5 Brand Switching Pattern Matrix ... 110

VII. REKOMENDASI STRATEGI PEMASARAN ... 112

7.1 Strategi Produk... 113

7.2 Strategi Harga ... 115

7.3 Strategi Promosi ... 116

7.4 Strategi Tempat atau Distribusi ... 117

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan ... 119

8.2 Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 123

(11)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO

DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

Oleh :

NOVA RESKI SEPTINA K A14104117

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS

KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO

DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO” ADALAH KARYA SENDIRI DAN BELUM DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN. SUMBER INFORMASI YANG BERASAL ATAU DIKUTIP DARI KARYA YANG DITERBITKAN MAUPUN TIDAK DITERBITKAN DARI PENULIS LAIN TELAH DISEBUTKAN DALAM TEKS DAN DICANTUMKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA DI BAGIAN AKHIR SKRIPSI INI.

Bogor, 24 April 2007

(13)

RINGKASAN

Nova Reski Septina Kartikawati. Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Minuman Teh Siap Minum (Ready To Drink) Merek Teh Botol Sosro di Jakarta Timur. Dibawah bimbingan Lusi Fausia.

Agroindustri merupakan salah satu subsektor industri pengolahan hasil pertanian. Salah satu komoditas pertanian yang digunakan sebagai bahan baku utama dalam agroindustri adalah teh. Teh merupakan salah satu produk penghasil minuman yang memiliki prospek cukup bagus dalam menunjang perekonomian nasional sebagai penghasil devisa negara dari subsektor tanaman perkebunan.

Teh merupakan minuman yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat penetrasi pasar untuk teh mencapai lebih dari 95 persen. Seiring dengan perkembangan perekonomian, kemajuan pendidikan masyarakat, arus informasi yang semakin baik, dan perubahan gaya hidup membuat pola konsumsi masyarakat berubah. Termasuk konsumsi masyarakat terhadap minuman teh. Perusahaan yang memproduksi minuman teh mengembangkan berbagai produk guna memenuhi keinginan konsumen yang menginginkan kepraktisan. Salah satu produk yang dimaksud adalah minuman teh dalam kemasan kotak atau tetra pack.

Teh Botol Sosro merupakan pelopor minuman teh dalam kemasan siap minum. Kesuksesan Teh Botol Sosro diikuti perusahaan-perusahaan baru dalam industri minuman teh dalam kemasan dengan berbagai inovasi produk. Produk Teh Botol Sosro telah berada pada fase mature, tidak mempunyai variasi rasa, dan pertumbuhan pasarnya kalah dengan pesaingnya, yaitu Frestea yang mengalami pertumbuhan hingga 12 persen lebih sedangkan Teh Botol Sosro hanya 10 persen. Berkembangnya bisnis minuman teh dalam kemasan menyebabkan persaingan industri teh di Indonesia semakin kompetitif. Persaingan yang kompetitif membuat pelanggan lebih mudah untuk berpindah ke perusahaan pesaing. Perpindahan ke perusahaan pesaing sangat erat hubungannya dengan tingkat kepuasan pelanggan. Beragamnya merek dan varian produk yang ditawarkan dapat secara tidak langsung menyebabkan loyalitas konsumen terhadap suatu produk berkurang. Untuk mengantisipasi hal tersebut PT. Sinar Sosro perlu untuk selalu meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen dengan didukung adanya strategi pemasaran yang tepat dan efektif sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan daya beli konsumen.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen Teh Botol Sosro.(2) Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut dan loyalitas konsumen terhadap produk Teh Botol Sosro.(3) Merumuskan rekomendasi strategi permasaran untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen Teh Botol Sosro.

(14)

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Judgement Sampling. Sampel diambil sebanyak 100 responden. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, Customer Satisfaction Index (CSI), dan Importance Performance Analysis (IPA). Loyalitas dianalisis berdasarkan kriteria switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, committed buyer, dan

Brand Switching Pattern Matrix.

Karakteristik konsumen Teh Botol Sosro yang menjadi responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, berusia antara 25-34 tahun, sebagian besar suku Jawa, pendidikan sarjana (S1), menempati rumah sendiri, sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta, pengeluaran konsumen untuk konsumsi minuman ringan non alkohol sebesar Rp. 150.000 hingga Rp. 199.999 per bulan. Responden mendapatkan informasi Teh Botol Sosro dari iklan televisi, biasanya responden melakukan pembelian Teh Botol Sosro di warung, rata-rata konsumsi Teh Botol Sosro tidak tentu berdasarkan inisiatif sendiri dan tidak direncanakan sebelumnya.

Hasil dari indeks kepuasan konsumen, Teh Botol Sosro memuaskan 72,2 persen harapan konsumennya. Berdasarkan hasil analisis Importance Performance Analysis (IPA), atribut yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki adalah bahan pengawet, dapat diminum kapan saja, harga, jaminan produk steril dan aman untuk dikonsumsi, ketersediaan layanan informasi untuk kemudahan akses, dan tanggal kadaluarsa. Responden Teh Botol Sosro memiliki loyalitas lemah hal ini karena piramida loyalitas responden semakin keatas cenderung semakin lebar tapi pada puncak piramida jumlah responden menjadi menyempit. Hasil analisis

brand switching pattern matriks menunjukkan tingkat perpindahan merek dari Teh Botol Sosro sangat besar dan sebagian besar responden yang tidak loyal terhadap Teh Botol Sosro.

Rekomendasi untuk produk dapat dilakukan dengan memperbaiki atribut pada kuadran I, yaitu memperjelas tulisan label tanpa bahan pengawet, menempatkan atribut ini pada posisi yang dapat dilihat oleh konsumen, memberikan keterangan bahwa produk steril dan aman dikonsumsi, memperjelas tulisan tanggal kadaluarsa pada kemasan, mengkomunikasikan bahwa Teh Botol Sosro dapat diminum disegala suasana ,menyantumkan layanan informasi pada produk. Rekomendasi strategi harga adalah mempertahankan harga yang ditambah peningkatan kualitas produk dan analisis sensitivitas harga. Rekomendasi strategi promosi dapat dilakukan dengan membuat iklan yang memiliki nilai edukasi bagi masyarakat, menjadi sponsor kegiatan tertentu, membuat acara dengan melibatkan masyarakat, dan membuat fasilitas umum. Rekomendasi strategi tempat atau distribusi dapat dilakukan dengan menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan distributor, memberikan insentif yang layak kepada wiraniaga, dan penerapan rewarding loyalty partner.

Saran yang dapat direkomendasikan adalah perusahaan sebaiknya melakukan turning buyer into beliver, pihak perusahaan sebaiknya membuat promosi atau iklan yang mempunyai nilai edukasi, perusahaan perlu memberikan

(15)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Nova Reski Septina K

NRP : A14104117

Judul : Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap

Minuman Teh Siap Minum (Ready to Drink) Merek Teh Botol Sosro di Jakarta Timur

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Ir. Lusi Fausia, MEc NIP 131578845

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP 131 124 019

(16)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK)

MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

Oleh :

NOVA RESKI SEPTINA K A14104117

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bantul, Yogyakarta pada tanggal 30 Agustus 1986 dari ayah bernama Puji Sulkartiyana dan ibu bernama Wiwin Purbowati. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Negeri I Kebumen dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur SPMB. Penulis memilih Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian.

(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Minuman Teh Siap Minum (Ready to Drink) Merek Teh Botol Sosro (Kasus di Jakarta Timur)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen Teh Botol Sosro di wilayah Jakarta Timur, menganalisis tingkat kepuasan dan tingkat loyalitas konsumen terhadap atribut produk Teh Botol Sosro sehingga hasil analisis tersebut digunakan untuk menyusun rekomendasi strategi permasaran perusahaan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen Teh Botol Sosro. Namun, dibalik itu semua, penulis menyadari masih terdapat kelemahan dalam skripsi ini. Hal tersebut karena keterbatasan yang dihadapi oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, 24 April 2008

(19)

DAFTAR ISI

(20)

ii

6.1 Penilaian Kepentingan dan Kinerja Atribut Teh Botol Sosro ... 91

6.2 Indeks Kepuasan Konsumen ... 92

6.3 Prioritas Perbaikan Atribut : Analisis metode IPA ... 94

6.4 Tingkat Loyalitas Konsumen ... 104

6.5 Brand Switching Pattern Matrix ... 110

VII. REKOMENDASI STRATEGI PEMASARAN ... 112

7.1 Strategi Produk... 113

7.2 Strategi Harga ... 115

7.3 Strategi Promosi ... 116

7.4 Strategi Tempat atau Distribusi ... 117

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan ... 119

8.2 Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 123

(21)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Peranan PDB Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2003-2006 (persen) ... 2

Tabel 2. Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Teh Indonesia Tahun 1995-2005 ... 3

Tabel 3. Tingkat Konsumsi Teh Masyarakat Indonesia Tahun 2000-2005 ... 3

Tabel 4. Perusahaan Teh dan Jenis Merek Teh dalam Kemasan yang Dihasilkan di Indonesia Tahun 2004 ... 8

Tabel 5. Kandungan dalam Teh ... 16

Tabel 6. Produksi, Luas Panen, dan Produktifitas Teh Indonesia Tahun 2001-2005 ... 17

Tabel 7. Penentuan Contoh Sampling Frame Masing – Masing Kecamatan di Jakarta Timur Menurut Umur ... 54

Tabel 8. Dimensi Dasar Kualitas pada Minuman Teh Botol Sosro ... 58

Tabel 9. Skor/Nilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan ... 61

Tabel 18. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi ... 87

Tabel 19. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Pembelian ... 87

Tabel 20. Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-Rata Konsumsi... 89

Tabel 21. Karakteristik Responden Berdasarkan Kepentingan Pembelian ... 90

Tabel 22. Karakteristik Responden Berdasarkan Pemberi Pengaruh ... 90

Tabel 23. Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja ... 92

Tabel 24. Perhitungan Customer Satisfaction Indeks ... 94

(22)

iv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(23)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini kondisi perekonomian di Indonesia mengalami perkembangan.

Menurut Badan Pusat Statistik (2007), adanya perkembangan ekonomi dan

meningkatnya permintaan konsumen akan produk barang jadi dan setengah jadi

baik di pasar domestik maupun internasional, telah mendorong sektor industri

pengolahan menjadi peringkat pertama dalam pembentukan Produk Domestik

Bruto (PDB), yaitu sebesar 28 persen. Selain itu sektor pertanian juga mempunyai

kontribusi yang cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu

sebesar 12,98 persen dari sektor lainnya1. Produk Domestik Bruto (PDB)

merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang cukup penting untuk

mengetahui peranan dan kontribusi yang diberikan suatu sektor terhadap

pendapatan nasional. Besarnya kontribusi yang diberikan sektor industri

pengolahan dan sektor pertanian terhadap PDB perlu mendapat perhatian

sungguh-sungguh. Secara keseluruhan, struktur perekonomian Indonesia tahun

2003-2006 dapat dilihat pada tabel 1 halaman 2.

(25)

Tabel 1. Peranan PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2003-2006 (persen)

No Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006

1 Pertanian, peternakan, kehutanan dan

perikanan.

15,2 14,3 13,1 12.9

2 Pertambangan dan penggalian 8,3 8,9 11,1 10,6

3 Industri pengolahan 28,3 28,1 27,7 28,0

4 Listri, gas dan air bersih 1,0 1,0 1,0 0,9

5 Konstruksi 6,2 6,6 7,0 7,5

6 Perdagangan, hotel dan restoran 16,6 16,1 15,4 14,9

7 Pengangkutan dan komunikasi 5,9 6 ,2 6,5 6,9

8 Keuangan, reak estat dan jasa perusahaan 8,6 8,5 8,3 8,2

9 Jasa-jasa 9,9 10,3 9,9 10,1

PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) 100 100 100 100

PDB Non Migas 91,4 90,7 88,6 89,2

Sumber : Badan Pusat Statistik 2007

Agroindustri merupakan salah satu subsektor industri pengolahan hasil

pertanian. Agroindustri ini merupakan subsektor penting karena mampu

meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, mendorong munculnya industri lain,

meningkatkan pemerolehan devisa negara, dan menyerap tenaga kerja

(Soekartawi, 2005).

Salah satu komoditas pertanian yang digunakan sebagai bahan baku utama

dalam agroindustri adalah teh. Teh merupakan salah satu produk penghasil

minuman yang memiliki prospek cukup bagus dalam menunjang perekonomian

nasional sebagai penghasil devisa negara dari subsektor tanaman perkebunan.

Dari tabel 2 halaman 3 dapat dilihat bahwa dalam dua tahun terakhir volume

ekspor teh mengalami peningkatan dan nilai yang didatangkan dari ekspor

(26)

Tabel 2. Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Teh Indonesia Tahun 2000-

Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan, 2007.

Teh merupakan minuman yang dapat diterima oleh seluruh lapisan

masyarakat. Menurut hasil lembaga riset antara lain AC Nielsen, Mars dan Swa,

sejak tahun 1999 hingga kini tingkat penetrasi pasar untuk teh mencapai lebih dari

95 persen2. Hal ini menunjukkan bahwa setiap anggota masyarakat Indonesia

nyaris telah atau pernah mengkonsumsi minuman teh. Data dari Food And Agriculture Organization Of Teh United Nations (FAO) tahun 2007 menujukkan bahwa konsumsi masyarakat atas teh cenderung mengalami peningkatan pada

tahun 2000-2005 3. Tingkat konsumsi teh masyarakat Indonesia dapat dilihat pada

tabel 3.

Tabel 3. Tingkat Konsumsi Teh Masyarakat Indonesia Tahun 2000- 2005

Tahun Konsumsi (per 1000 ton)

2000 70,84

Sumber : Food And Agriculture Organization Of Teh United Nations, 2007

2

Minuman Teh dalam Kemasan Terus Mengalir.Kontan.http//:www.kontan-online.com/artikel/teh, diakses tanggal 5 November 2007

(27)

Seiring dengan kemajuan pendidikan masyarakat dan arus informasi yang

semakin baik menyebabkan masyarakat sangat memahami bahwa produk

minuman dari teh merupakan bahan yang penting bagi tubuh. Minuman teh dapat

bermanfaat untuk penyerapan bahan-bahan yang berbahaya atau toksik dalam

tubuh. Konsumsi teh dalam jumlah yang cukup akan memberi kesegaran dan

pertahanan tubuh terhadap timbulnya berbagai penyakit.

Adanya perkembangan perekonomian dan perubahan gaya hidup

masyarakat sekarang ini membuat pola konsumsi masyarakat berubah. Termasuk

konsumsi masyarakat terhadap minuman teh. Perubahan pola konsumsi ke hal

yang lebih praktis ini mengakibatkan berkembangnya industri teh. Perusahaan

yang memproduksi produk minuman dari teh mengembangkan berbagai produk

guna memenuhi keinginan konsumen yang menginginkan kepraktisan. Salah satu

produk yang dimaksud adalah minuman teh dalam kemasan kotak atau tetra pack. Data survei majalah SWA tahun 2005, dalam satu tahun masyarakat Indonesia

dapat mengkonsumsi 705.000.000 liter minuman teh dalam kemasan. Pembagian

pasar kategori besar industri minuman adalah industri air mineral meraih 40

persen pasar, teh meraih 30 persen pasar dan minuman ringan berkarbonasi

sebanyak 20 persen pasar serta lainnya seperti jus meraih 10 persen pasar

(SWA,2005).

PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

industri teh. Perusahaan ini merupakan perusahaan pelopor minuman teh dalam

botol. Perusahaan ini memproduksi dan memperkenalkan teh botol pada tahun

1970 dengan merek Teh Cap Botol. Pada tahun 1974, terjadi pergantian disain

(28)

kemasan kotak merek Teh Botol Sosro diluncurkan pada tahun 1981. Pada tahun

2004, di lingkungan domestik PT Sinar Sosro memegang pangsa pasar sebesar 90

persen (SWA, 2005).

Kesuksesan yang diraih oleh Teh Botol Sosro pada saat itu diikuti dengan

munculnya pemain baru dalam industri minuman teh dalam kemasan baik

produsen lokal maupun perusahaan multinasional. Akibatnya banyak merek teh

dalam kemasan botol muncul dan timbul persaingan antar produsen. Namun hal

itu dapat diatasi oleh PT. Sinar Sosro dengan membangun merek, membangun

komunikasi, melakukan inovasi kemasan dan melakukan regenerasi. Salah satu

inovasi yang dilakukan yaitu membuat dan memasarkan produk kemasan kotak

atau tetra pack dengan merek Teh Botol Sosro. Teh Botol Sosro kemasan tetra pack merupakan inovasi produk yang diluncurkan ditengah persaingan industri teh dalam kemasan siap minum. Kemasan tetra pack memiliki keunggulan kepraktisan yang lebih tinggi dibandingkan kemasan botol beling, antara lain

mudah dibawa ringan dan lebih praktis sehingga memudahkan konsumen untuk

mengkonsumsi. Segmentasi pasar untuk Teh Botol Sosro adalah untuk semua usia

dan Teh Botol Sosro dapat diminum disegala suasana. Didukung oleh saluran

distribusi yang bagus dan pengelolaan merek yang baik pada tahun 2004 PT.

Sinar Sosro meraih pangsa pasarnya dari Teh Botol Sosro sebesar 70 persen

(SWA,2005).

Saat ini Teh Botol Sosro kemasan tetra pack menghadapi persaingan dalam pasar minuman teh dalam kemasan. Pesaing lainnya antara lain Teh Kotak,

(29)

Green. Selain itu Teh Botol Sosro kemasan tetra pack juga harus menghadapi persaingan dari merek-merek minuman ringan lainnya.

Meningkatnya jumlah dalam persaingan perusahaan minuman kemasan

dalam kategori teh menyebabkan produsen harus bersaing untuk mendapatkan,

mempertahankan dan berusaha memenuhi kebutuhan konsumen dengan inovasi

yang disukai mereka. Tujuan utama produsen adalah mempengaruhi konsumen

agar memilih dan membeli produknya untuk dikonsumsi secara kontinyu. Teh

merek Teh Botol Sosro sebagai produk yang sudah lama di pasaran dan

menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi harus memperhatikan

konsumennya agar konsumen Teh Botol Sosro tidak berpindah ke merek lain

yang menjadi pesaingnya. Menghadapi kondisi di atas maka perlu dikaji

mengenai tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen Teh Botol Sosro kemasan

tetra pack. Informasi ini nantinya digunakan dalam penyusunan kebijakan strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan keinginan konsumen.

1.2 Perumusan Masalah

Perkembangan ekonomi, peningkatan aktivitas dan perubahan gaya hidup

masyarakat telah mempengaruhi perubahan pola konsumsi masyarakat termasuk

dalam mengkonsumsi teh. Adanya perubahan pola konsumsi teh mendorong

pertumbuhan industri teh siap minum. Tuntutan konsumen akan kepraktisan

membuat industri ini semakin berkembang dan melakukan berbagai inovasi untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya.

Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai pilihan produk dan merek

(30)

menggunakan berbagai kriteria dalam membeli barang dan merek yang sesuai

dengan kebutuhannya, selera dan daya belinya. Persaingan yang ketat antar merek

akan menjadikan konsumen memiliki posisi yang semakin kuat dalam posisi

tawar menawar.

Produk minuman teh dalam kemasan siap minum sekarang banyak

melakukan inovasi produk termasuk inovasi kemasan tetra pack. Berkembangnya bisnis minuman teh dalam kemasan menyebabkan persaingan industri teh di

Indonesia semakin kompetitif. Persaingan ini juga dihadapi oleh PT. Sinar Sosro

yang merupakan produsen pertama minuman teh dalam kemasan yang

memperkenalkan minuman teh dalam botol dengan merek Teh Botol Sosro.

Dilihat dari siklus hidupnya, produk Teh Botol Sosro telah berada pada fase

mature4. Dilihat dari rasa Teh Botol Sosro tidak mempunyai variasi rasa. Rasa Teh Botol Sosro cenderung sama dengan teh yang dibuat di rumah. Menurut

SWA (2005), penggemar Teh Botol Sosro cenderung orang dewasa ke arah tua.

Jika konsumen tidak diperhatikan, maka pengemar Teh Botol Sosro akan habis

karena penggemarnya akan semakin tua dan anak muda jika tidak diperhatikan

bisa dikuasai oleh perusahaan pesaing yang menawarkan produk dengan beragam

variasi dan rasa. Dilihat dari pertumbuhan pasar, dalam lima tahun terakhir ini

pertumbuhan pasar Teh Botol Sosro lebih dari 10 persen. Namun, pertumbuhan

pasar Frestea terus mengalami kenaikan pertumbuhan hingga 12 persen5.

Banyaknya pesaing yang masuk dalam pasar teh siap minum ini harus

mendapat perhatian dari PT. Sinar Sosro. Simon Jonatan, CEO Brand Maker,

4 Cara Sosro Meracik Informasi. Republika.http://www.republika-online.go.id/aktual/teh diakses tanggal 5 November 2007

(31)

menilai strategi pemasaran yang dilakukan oleh Teh Botol Sosro selama ini hanya

mengakuisisi konsumen dengan mencari market share tanpa melakukan edukasi pasar. Pernyataan di atas menyebutkan bahwa Teh Botol Sosro hanya berorientasi

memperbesar pasar dengan melakukan promosi-promosi juga memperkuat tujuan

untuk meningkatkan penjualan. PT. Sinar Sosro sebagai pemimpin pasar

minuman teh dalam kemasan dinilai terlalu bersemangat dalam mengerjakan pasar

baru sehingga tidak memperhatikan loyalitas konsumen yang kini mempunyai

banyak alternatif pilihan6.

Masuknya pesaing baru dalam industri minuman teh dalam kemasan

membuat produsen harus selalu berorientasi kepada konsumen. Beragamnya

merek, varian produk seperti kemasan, rasa, dan harga yang ditawarkan dapat

secara tidak langsung menyebabkan loyalitas konsumen terhadap suatu produk

dapat berkurang. Pada tabel 4 dapat dilihat perusahaan teh dan jenis merek teh

dalam kemasan yang dihasilkan di Indonesia tahun 2004 yang di produksi di

kawasan Jakarta dan sekitarnya.

Tabel 4. Perusahaan Teh dan Jenis Merek Teh dalam Kemasan yang Dihasilkan di Indonesia Tahun 2004

Nama Perusahaan Lokasi Pabrik Merek

PT Sinar Sosro Jakarta Teh Botol Sosro, Fruit Tes,

S – tee, Tebs

PT. Tiga Naga Mulia Cirebon Teh Botol Upet

PT. Ultra Jaya Milk Industri Bandung Teh Kotak

Sumber : Indocomersial dalam Rusni, 2004

(32)

Persaingan yang kompetitif membuat pelanggan akan lebih mudah untuk

berpindah ke perusahaan pesaing. Perpindahan ke perusahaan pesaing sangat erat

hubungannya dengan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk, jasa atau

harga yang ditawarkan perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut PT. Sinar

Sosro perlu untuk selalu meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen dengan

didukung adanya strategi pemasaran yang tepat dan efektif sesuai dengan

keinginan, kebutuhan, dan kemampuan daya beli konsumen karena konsumen

merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan perusahan.

Analisis kepuasan dan loyalitas konsumen membantu menjelaskan

bagaimana konsumen memperoleh kepuasan. Kepuasan pelanggan sangat

bergantung pada kualitas produk atau jasa. Kepuasan yang didapat konsumen dari

suatu produk dapat menjadikan konsumen untuk melakukan pembelian ulang

bahkan konsumen dapat loyal terhadap produk tersebut yang dianggap dapat

memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Karena itu, penting bagi produsen untuk

memahami dan mengetahui hal yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen

dan sejauh mana loyalitas konsumen.

Teh Botol Sosro kemasan tetra pack merupakan suatu inovasi produk Teh Botol Sosro yang diluncurkan ditengah persaingan industri teh dalam kemasan

siap minum. Kemasan tetra pack ini memiliki keunggulan kepraktisan yang lebih tinggi dibandingkan kemasan botol beling, antara lain lebih praktis, ringan,dan

mudah dibawa sehingga memudahkan konsumen untuk mengkonsumsi. Teh Botol

Sosro kemasan kotak ini dapat dikonsumsi oleh semua golongan usia. Minuman

teh dalam kemasan kotak biasanya dikonsumsi oleh mereka yang membutuhkan

(33)

Jakarta merupakan wilayah yang potensial dalam memasarkan produk

terutama produk yang memiliki nilai tambah seperti kepraktisan karena tingkat

aktivitas penduduk Jakarta lebih tinggi dibanding penduduk di wilayah lainnya.

Jakarta Timur merupakan salah satu wilayah di Jakarta yang merupakan salah satu

pangsa pasar utama dari Teh Botol Sosro karena jumlah penduduk Jakarta Timur

relatif lebih banyak dari penduduk di kota-kota lain di provinsi DKI Jakarta

sehingga merupakan pasar yang potensial bagi pemasaran produk, mempunyai

jumlah penduduk bekerja yang besar, dan di daerah Jakarta Timur produk pesaing

Teh Botol Sosro cukup mudah ditemukan, sehingga persaingan produk pun

menjadi sangat tinggi.

Karakteristik konsumen Teh Botol Sosro penting untuk diketahui karena

dapat memberikan gambaran umum tentang bagaimana keadaan sebenarnya

konsumen yang menjadi sasaran utama. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari

segi pengeluaran per bulan, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, tempat tinggal,

pengetahuan tentang Teh Botol Sosro, dan proses pembelian Teh Botol Sosro.

Dari uraian di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana karakteristik konsumen Teh Botol Sosro di Jakarta Timur?

2. Bagaimana tingkat kepuasan terhadap atribut dan loyalitas konsumen Jakarta

Timur terhadap produk Teh Botol Sosro di Jakarta Timur ?

3. Bagaimanakah rekomendasi strategi permasaran untuk meningkatkan

(34)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen Teh Botol Sosro di Jakarta Timur.

2. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut dan loyalitas

konsumen terhadap produk Teh Botol Sosro di Jakarta Timur.

3. Merumuskan rekomendasi strategi permasaran untuk meningkatkan kepuasan

dan loyalitas konsumen Teh Botol Sosro di Jakarta Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan informasi untuk

PT. Sinar Sosro. Pihak perusahaan, khususnya bagian pemasaran, akan

memperoleh masukkan sehingga dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat

untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumennya. Bagi institusi

pendidikan, hasil kajian ini dapat dijadikan bahan studi kepustakaan untuk

penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini memfokuskan untuk menganalisis tingkat

kepuasan terhadap atribut produk dan loyalitas konsumen terhadap merek Teh

Botol Sosro. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada pihak

perusahaan untuk mengevaluasi strategi pemasarannya, sehingga dapat

meminimalisasikan konsumen yang tidak puas terhadap merek Teh Botol Sosro

dan meningkatkan loyalitas konsumen sehingga tidak diakuisisi oleh merek

(35)

mengacu pada hasil analisis metode Importance Performance Analysis (IPA),

Customer Satisfaction Index (CSI), dan analisis loyalitas. Produk yang diteliti adalah Teh Botol Sosro kemasan kotak atau tetra pack. Pemilihan kemasan ini karena Teh Botol Sosro kemasan tetra pack mudah didapati dan paling diminati oleh konsumen yang membutuhkan kepraktisan. Atribut yang digunakan mengacu

pada atribut minuman ringan dalam kemasan siap minum kategori teh.

Pengumpulan data dilakukan di Jakarta Timur pada bulan Januari 2008 sampai

(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Teh

Teh merupakan tanaman perkebunan yang berupa perdu. Teh berasal dari

perbatasan negara-negara Cina bagian selatan (Yunan), Laos Barat Laut,

Muangthai Utara, Burma Timur, dan India Timur Laut. Tanaman teh yang masuk

ke Indonesia berasal dari biji teh yang dibawa dari Jepang. Teh dikenal di

Indonesia sejak tahun 1686 ketika seorang Belanda bernama Dr. Andreas Cleyer

membawanya ke Indonesia yang pada saat itu penggunaannya hanya sebagai

tanaman hias. Baru pada tahun 1728, pemerintah Belanda mulai memperhatikan

Teh dengan mendatangkan biji-biji Teh secara besar-besaran dari Cina untuk

dibudayakan di pulau Jawa. Usaha tersebut tidak terlalu berhasil dan baru berhasil

setelah pada tahun 1824 Dr.Van Siebold seorang ahli bedah tentara Hindia

Belanda yang pernah melakukan penelitian alam di Jepang mempromosikan usaha

pembudidayaan dengan bibit teh dari Jepang. Usaha perkebunan teh pertama

dipelopori oleh Jacobson pada tahun 1828 dan sejak itu menjadi komoditas yang

menguntungkan pemerintah Hindia Belanda, sehingga pada masa pemerintahan

Gubernur Van Den Bosh, teh menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam

rakyat melalui politik Tanam Paksa ( Culture Stetsel ). Pada masa kemerdekaan,

usaha perkebunan dan perdagangan Teh diambil alih oleh pemerintah RI.

Sekarang, perkebunan dan perdagangan Teh juga dilakukan oleh pihak swasta.

Klasifikasi botani tanaman teh adalah sebagai berikut :

(37)

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Keluarga : Transtroemiaceae

Genus : Camellia

Spesies : Camellia sinensis

2.2 Karakteristik Tanaman Teh

Teh ditanam pada daerah yang memiliki curah hujan tidak kurang dari

2.000 mm/tahun, suhu udara 130-250 C, dengan kelembaban udara kurang dari 70

persen. Tanaman teh memerlukan sinar matahari yang cukup cerah namun tidak

menyebabkan tanaman kekeringan. Jenis tanah yang cocok untuk tempat tumbuh

teh adalah andosol, regosol, dan latosol. Derajat keasaman tanah berkisar antara

4,5-6,0.

Tanaman teh dapat tumbuh subur pada daerah dengan ketinggian 200

sampai 2000 meter di atas permukaan air laut. Perbedaan ketinggian tempat

menyebabkan perbedaan pertumbuhan dan kualitas teh. Berdasarkan ketinggian

tempat tersebut, kebun teh di Indonesia dibagi menjadi 2 daerah yaitu dataran

rendah (sampai 800 mdpl), dataran sedang (800-1.200 mdpl) dan dataran tinggi

(lebih dari 1.200 mdpl). Dilihat dari persyaratan tumbuh tanaman ini maka di

Indonesia daerah yang menjadi sentra perkebunan teh antara lain berada di Pulau

(38)

Menurut ketinggian penanamannya, teh digolongkan dalam lima golongan

yaitu :

1. High Grow, untuk tanaman teh dari perkebunan dengan ketinggian diatas 1.500 meter, misalnya : perkebunan Sinimbra, perkebunan Sperata di Jawa Barat.

2. Good Medium, untuk teh dari perkebunan didaerah antara 1.200-1500 m, misalnya : perkebunan Malabar, Kertanamanah, Gunung Mas, Goalpara di

Jawa Barat.

3. Medium, untuk teh dari perkebunan di daerah antara 1.000-1.200 m, misalnya : perkebunan Wonosari di Jawa Timur, Pangheotan di Jawa Barat.

4. Low Medium, untuk teh dari perkebunan di daerah antara 800-1.000 m, seperti : perkebunan Pasir Nangka, Cikopi Selatan dan lainnya di jawa Barat.

5. Common, untuk teh dari perkebunan di daerah di bawah 800 m, seperti : perkebunan Gunung Raung.

Menurut perdagangan internasional jenis teh pada dasarnya hanya terdiri

dari 3 kelompok utama :

a) Black Tea ( Teh Hitam ), adalah jenis teh yang dalam pengolahannya, melalui proses fermentasi secara penuh.

b) Oolong Tea ( Teh Oolong ), adalah jenis teh yang dalam pengolahannya hanya melalui setengah proses fermentasi.

c) Green Tea ( Teh Hijau ), adalah jenis teh yang dalam pengolahannya tidak melalui proses fermentasi.

Di Indonesia, jenis teh yang paling populer adalah Jasmine Tea (Teh Wangi Melati) yaitu teh hijau yang dicampur bunga melati sehingga menimbulkan

(39)

teh hijau adalah teh hitam mengalami proses fermentasi (proses pemeraman) yang

merupakan ciri khasnya, sedangkan teh hijau tidak mengenal fermentasi dalam

proses pengolahannya. Teh hitam juga tidak mengandung unsur-unsur lain di luar

pucuk teh, sedangkan teh hijau karena baunya tidak hilang harus dikompensasi

dengan wangi-wangian dari bahan non teh. Teh Oolong merupakan suatu

perkawinan antara teh hitam dan teh hijau, yakni mengalami setengah

fregmentasi.

2.3 Manfaat Teh

Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI dalam Edwin

Tatakomara (2004) bahwa dalam 1000 gram teh terdapat kandungan bahan-bahan

yang penting bagi tubuh. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kandungan dalam The per 1000 gram.

Kandungan Berat

Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 2005

Daun teh mengandung senyawa yang bermanfaat seperti polifenol,

tehofilin, flavonoid/metixantin, tanin, vitamin C dan vitamain E, catechin, serta

sejumlah mineral seperti Zn, Se, Mo, Ge, dan Mg.

Zat flavonoid yang terkandung dalam teh berfungsi sebagai penangkal

(40)

pemicu kanker. Kehadiran polifenol, tehofilin, dan senyawa lainnya dalam daun

teh membantu untuk menghambat perkembangan virus ataupun kelainan yang

menimbulkan kanker.

2.4 Kondisi Teh Di Indonesia

Dilihat pada tahun 2001-2005 luas panen teh di Indonesia cenderung

mengalami penurunan setiap tahunnya. Namun hal ini berkebalikan dengan

produksi per ton teh dan produktivitas per kilogram tiap hektarnya yang

mengalami kecenderungan peningkatan. Produksi teh tertinggi dicapai pada tahun

2003 dengan produksi sebanyak 169.821 ton dan produktivitas sebesar 1.182,54

kg/ha dengan luas panen 143.604 hektar8 . Keadaan ini dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6 : Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Teh Indonesia Tahun 2001 – 2005

No. Tahun Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produktivitas (kg/ha)

1 2001 166.867 150.872 1.106,01

2 2002 165.194 150.707 1.096,13

3 2003 169.821 143.604 1.182,54

4 2004 167.136 143.965 1.160,95

5 2005 167.276 140.538 1.190,25

Rata-rata 167.259 145.937 1.146,10

Sumber : Departemen Pertanian, 2007, diolah.

2.5 Minuman Ringan Dalam Kemasan

Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,

merupakan olahan dalam bentuk bubuk atau bentuk cair yang mengandung bahan

makanan dan atau bahan tambahan lainnya baik menggunakan bahan alami

maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan sehingga dapat langsung

(41)

dikonsumsi. Dilihat dari jenisnya, minuman ringan dapat dibagi menjadi dua,

yaitu minuman berkarbonasi dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman

ringan berkarbonasi adalah minuman ringan yang dibuat dengan mengabsorpsikan

karbondioksida ke dalam air minum, contohnya Coca Cola, Tebs, Sprite, dan

Fanta. Minuman ringan tanpa karbonasi adalah minuman ringan selain minuman

ringan dengan karbonasi, contohnya minuman sari buah dan teh.

Macam jenis kemasan yang digunakan untuk mengemas minuman ringan

antara lain botol gelas, botol plastik, kaleng, dan tetra pack. Masing-masing kemasan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain :

1. Botol gelas

Kemasan botol gelas dapat digunakan lagi tanpa mengalami pengolahan

dan perubahan bentuk, akan tetapi sebelum digunakan kembali harus melalui

proses pencucian dan sterilisasi dengan menggunakan deterjen atau soda kaustik.

2. Botol plastik

Kemasan ini dapat didaur ulang dengan pengolahan fisik atau kimiawi

untuk menghasilkan produk yang sama atau bisa dibuat bentuk lain.

3. Kaleng

Kemasan kaleng dapat melindungi produk dari cahaya, mencegah adanya

kandungan produk yang mudah teroksidasi karna cahaya maupun udara. Kemasan

ini relatif lebih mahal karena terbuat dari bahan korosi misalnya dari plat baja

dengan lapisan timah atau aluminium.

4. Tetra pack

Kemasan ini lebih rendah kekuatan mekanisnya dan umur produk pun

(42)

2.6 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Manuhutu (2003) dengan judul “Analisis Ekuitas

Merek-Merek Teh Dalam Botol” bertujuan untuk mengetahui ekuitas dari merek-merek

yang ada di pasaran dan dan implikasinya terhadap strategi bauran pemasaran

perusahaan. Secara umum hasil menunjukkan bahwa merek-merek dengan ekuitas

yang kuat adalah Teh Botol Sosro, disusul Tekita, Fruit Tea, Frestea, Teh 2-Tang,

Teh Giju, dan S-Tee. Hasil penelitian menggunakan tabulasi sederhana

menunjukkan bahwa Teh Botol Sosro merupakan merek yang tingkat kesadaran

mereknya paling baik, dengan kata lain Teh Botol Sosro paling dikenal di

kalangan mahasiswa di Bogor. Sementara itu hasil uji Chochran menunjukkan teh

botol paling banyak atribut yang berasosiasi dengannya yaitu atribut perusahaan,

teh dalam botol sesungguhnya, rasa enak, pelepas dahaga seketika, dibuat dari

bahan alami, tanpa pengawet, dan warna teh menarik. Menurut hasi survey, merek

Teh 2-Tang dikesankan paling berkualitas bagi konsumnnya berdasarkan analisis

multiatribut. Menurut pendekatan sikap yang dilakukan oleh penulis diketahui

bahwa Frestea adalah merek yang paling loyal. Berbeda dengan pendekatan

perilaku ,bahwa Fruit Tea adalah merek yang kesetiaanya paling tinggi. Penelitian

ini menyimpulkan bahwa konsumen tidak selalu bersikap rasional dalam

keputusan pembeliannya. Ini juga membuktikan bahwa bagi responden, keputusan

pembelian produk teh tergolong rendah keterlibatannya, sehingga seluruh merek

yang diteliti belum ada yang memiliki tingkat kesetiaan yang cukup kuat di

segmen responden di Bogor.

Persamaan penelitian yang ditulis Manuhutu dengan penulis adalah produk

(43)

pemasaran, namun perbedaan yang mendasar adalah mengenai tujuan penelitian

yang dilakukan. Tujuan dari Manuhutu adalah untuk menganalisis ekuitas

merek-merek teh dalam kemasan botol sedangkan penulis mempunyai tujuan untuk

mengidentifikasi kepuasan dan loyalitas konsumen Teh Botol Sosro di daerah

Jakarta Timur.

Iskandar (2004) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Nilai Kepuasan

Konsumen Serta Keunggulan Bersaing Teh Botol Sosro” bertujuan untuk

mempelajari tanggapan konsumen terhadap atribut Teh Botol Sosro dan Tekita

sebagai pesaing utamanya, menganalisis nilai dan kepuasan konsumen dan

keunggulan bersaing Teh Botol Sosro dengan studi kasus pada mahasiswa strta 1

Institut Pertanian Bogor. Kesimpulan diperoleh indikator kepuasan yang terjadi

adalah asimilasi negatif Teh Botol Sosro jadi konsumen memberikan toleransi

atas kekurangan kinerja Teh Botol Sosro. Indikator untuk evaluasi kepuasan

terhadap Tekita merupakan suatu yang dilebih-lebihkan, hanya karena Tekita

memiliki volume yang lebih banyak maka kekurangan pada atribut lainnya

seolah-olah diabaikan.

Persamaan skripsi yang dilakukan adalah metode yang digunakan yaitu

Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Indeks. Penulis mengambil variabel-variabel atribut Teh Botol Sosro yang telah diteliti

sebelumnya yaitu rasa manis, kekentalan, volume dan kepraktisan sebagai bahan

referensi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis

adalah penulis menganalisis kepuasan dan loyalitas dari konsumen Teh Botol

(44)

Penelitian yang dilakukan oleh Adityo (2006) yang berjudul “ Analisis

Preferensi Konsumen terhadap Frestea, Tekita dan Teh Botol Sosro Kemasan

Botol di Kota Bogor” mempunyai tujuan untuk mengkaji sikap konsumen

terhadap Frestea, Tekita, dan Teh Botol Sosro, membandingkan sikap konsumen

terhadap Frestea, Tekita, dan Teh Botol Sosro, dan rekomendasi strategi terhadap

bauran pemasaran. Metode yang digunakan untuk untuk pengambilan sampel

adalah convinience sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, model Multiatribut Fishbein, dan Diagram Sematik Differentia. Atribut yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga, rasa manis, ketersediaan,

volume, aroma, dan kemasan. Hasil dari penelitian tersebut adalah penilaian

konsumen terhadap Frestea lebih baik. Diagram Semantik Differentia

menghasilkan suatu strategi bauran pemasaran mengenai strategi harga, produk,

distribusi atau tempat dan strategi promosi.

Persamaan skripsi yang dilakukan adalah penulis menggunakan atribut

harga, rasa manis, ketersediaan, volume, aroma, dan kemasan dalam penelitian

Adityo yang sebelumnya sudah diteliti dan salah satu produk yang diteliti hampir

sama yaitu Teh Botol Sosro sehingga penulis dapat melihat karakteristik Teh

Botol Sosro. Perbedaan penelitian Adityo dengan penulis adalah tujuan yang

berbeda, lokasi penelitian yang berbeda dan atribut yang digunakan penulis tidak

semua mutlak diambil dari penelitian tersebut.

Suryana (2007), melakukan penelitian tentang analisis tingkat kepuasan

dan loyalitas konsumen terhadap produk minuman isotonik pocari sweat. Tujuan

dari penelitian tersebut adalah mengidentifikasi karakteristik konsumen Pocari

(45)

terhadap produk Pocari Sweat, serta merumuskan strategi untuk meningkatkan

kepuasan dan loyalitas konsumen Pocari Sweat di lingkungan mahasiswa Strata 1

Institut Pertanian Bogor. Dalam metode pengolahan data adalah (1)Analisis

deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik dan loyalitas konsumen,

(2)Importance Performance Analysis (IPA) untuk prioritas perbaikan terhadap kualitas produk, (3)Customer Satisfaction Index(CSI) untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen, (4)Brand Switching Pattern Matrix untuk menghitung kemungkinan perpindahan merek dari merek yang diteliti. Menurut hasil indeks

kepuasan secara kesluruhan yang dapat berhasil dicapai produk pocari sweat

sebesar 77,71 persen, berarti indeks kepuasan konsumn secara keseluruhan

berdasarkan atribut produk berada pada kriteria puas. Berdasarkan hasil

Importance Performance Analysis (IPA) yang berkaitan dengan tingkat kepentingan dan pelaksanaan atribut terdapat tiga atribut kinerja yang perlu

diperbaiki yaitu atribut untuk kesehatan, menambah tenaga, dan rasa. Konsumen

pocari sweat termasuk pelanggan yang cukup loyal hal ini dilihat dari bentuk

piramida melebar ke atas. Tingkatan loyalias merek, responden yang merupakan

switcher buyer sebesar 24 persen, habitual buyer 21 persen, satisfied buyer 91 peren, lingking the brand 71 persen dan commited buyer 55 persen. Dilihat dari brand switching pattern matrix kemungkinan perpindahan merek dari Pocari Sweat yaitu 189,7 persen dan konsumen yang tidak loyal terhadap produk tersebut

sebesar 85 persen.

Keterkaitan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah tujuan

dalam menganalisis tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen, selain itu metode

(46)

melakukan pengolahan data. Perbedaan dalam penelitian ini adalah produk yang

(47)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran teoritis dari berbagai

penelusuran teori-teori relevan dan metode-metode atau teknik yang akan

digunakan dalam penelitian ini yang bersangkutan dengan masalah penelitian.

3.1.1 Konsumen

Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu

konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli

barang atau jasa yang akan digunakan oleh dirinya pribadi atau akan digunakan

oleh anggota keluarganya. Konsumen individu mungkin juga membeli barang dan

jasa untuk hadiah teman, saudara, atau orang lain. Konsumen individulah yang

langsung mempengaruhi kemajuan dan kemunduran perusahaan. Produk sebaik

apapun tidak akan ada artinya bagi perusahaan jika tidak dibeli oleh konsumen

individu. Konsumen individu adalah tulang punggung perekonomian nasional,

sebagian besar pabrik dan perusahaan serta sektor pertanian menghasilkan produk

atau jasa yang digunakan oleh konsumen akhir. Konsumen akhir memiliki

keragaman yang menarik untuk dipelajari karena meliputi seluruh individu dari

berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial lainnya.

Jenis yang kedua adalah konsumen organisasi, yang meliputi organisasi bisnis,

yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya. Semua jenis

organisasi ini harus membeli peralatan dan jasa lainnya untuk menjalankan

(48)

Konsumen didefinisikan sebagai setiap orang yang memakai barang dan

atau jasa yang tersedia di masyarakat, baik dalam kepentingan sendiri, keluarga,

oran lain maupun makhluk hidup lain, dan tidak untuk diperdagangkan

(Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen)8.

Menurut Kotler (2001), mendefinisikan konsumen sebagai individu atau

kelompok yang berusaha untuk memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa

untuk kehidupan pribadinya atau kelompoknya. Saat ini konsumen telah menjadi

pusat perhatian, karena konsumenlah yang memutuskan untuk melakukan

pembelian atau tidak terhadap barang atau jasa tertentu.

3.1.2 Perilaku Konsumen

Keinginan dan kebutuhan konsumen merupakan hal yang sangat penting

untuk diperhatikan oleh produsen karena perilaku manusia dalam melakukan

pembelian cukup sulit untuk didefinisikan. Salah satu tujuan dari produsen adalah

mempengaruhi pembeli agar calon pembeli atau pembeli bersedia untuk memilih

dan membeli produk yang dihasilkannya dan tujuan dari manajemen pemasaran

adalah mendeteksi dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara

kontinu. Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan ini sangat penting bagi seorang

produsen untuk mengetahui pola pembelian dan perilaku konsumen sehingga

produsen dapat mengembangkan produk, menentukan harga, melakukan promosi

dan melakukan perencanaan distribusi produknya agar efektif.

(49)

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004), perilaku konsumen

memperlihatkan bagaimana konsumen dalam pencarian, pembelian, penggunaan,

pengevaluasian, dan kecenderungan terhadap barang atau jasa dimana barang atau

jasa tersebut diharapkan memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen fokus

tentang bagaimana individu membuat keputusan untuk membelanjakan

sumberdaya yang dimilikinya yaitu waktu, uang dan usaha untuk konsumsi

barang atau jasa. Perilaku konsumen menurut Engel, et al (1994) didefinisikan sebagai tindakan yang teribat langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

menyusuli tindakan ini. Dalam Kotler (2005) dijelaskan perilaku konsumen

merupakan cara individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai,

serta memanfaatkan barang, jasa dan gagasan, atau pengalaman dalam rangka

memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Sementara itu, Loundon dan Bitta

dalam Umar (2005) lebih menekankan perilaku konsumen sebagai suatu proses

pengambilan keputusan. Mereka mengatakan, perilaku konsumen adalah proses

pengambilan keputusan yang mengisyaratkan aktivitas individu untuk

mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa. Dari

beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah

semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan

tersebut pada rencana pembelian, ketika melakukan pembelian, menggunakan,

menghabiskan barang atau jasa setelah melakukan pengevaluasian.

Orang memiliki kepentingan khusus atas perilaku konsumen karena

adanya hasrat untuk mempengaruhi atau mengubah perilaku tersebut, termasuk

(50)

dan perlindungan konsumen, serta kebijakan umum. Memahami perilaku

konsumen, mengenal pola pembelian konsumen dan mengenal konsumen

merupakan masalah yang sulit karena mungkin para pelanggan mungkin

menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun mereka bisa bertindak

sebaliknya. Mereka mungkin saja menanggapi pengaruh dari luar yang mengubah

pikiran mereka. Perilaku konsumen atau masyarakat saat ini selalu berubah dan

bergerak sepanjang waktu. Generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas

untuk jangka waktu tertentu, produk, kelompok atau individu tertentu.

Produsen Teh Botol Sosro harus memahami adanya perilaku konsumen

agar mereka dapat memasarkan produk yang mereka buat dengan baik. Pemasar

yang memahami perilaku konsumen akan dapat merancang strategi pemasaran

dengan lebih baik dan juga akan mampu untuk mempengaruhi perilaku tersebut

sehingga sesuai dengan yang diharapkan pemasar.

3.1.3 Karakteristik Konsumen

Karakteristik konsumen dapat mempengaruhi pilihan konsumen terhadap

produk maupun merek yang akan dibeli. Menurut Sumarwan (2004),karakteristik

konsumen meliputi pengalaman dan pengetahuan konsumen, kepribadian

konsumen dan karakteristik demografi. Menurut Sunarto (2006), karakteristik

konsumen berguna untuk mengetahui sebuah segmentasi pasar

Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki konsumen sangat

mempengaruhi dalam pencarian informasi. Konsumen yang berpengetahuan akan

memiliki informasi yang disimpan dalam ingatan mengenai dimensi-dimensi yang

(51)

mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup banyak mengenai produk

atau jasa maka mereka mungkin tidak termotivasi untuk mencari informasi,

karena mereka merasa cukup dengan pengetahuan yang mereka miliki untuk

mengambil keputusan. Konsumen yang punya kebribadian senang dalam mencari

informasi, maka akan meluangkan waktu untuk mencari produk yang ia inginkan.

Karakteristik demografi meliputi beberapa variabel seperti pendidikan,

jenis kelamin, umur, tempat tinggal, pekerjaan, dan lain-lain. Pendidikan adalah

salah satu karakteristik demografi yang penting. Konsumen yang mempunyai

pendidikan akan lebih responsif terhadap informasi, pendidikan juga

mempengaruhi konsumen dalam pilihan produk atau merek. Konsumen yang

berpendidikan tinggi cenderung mencari informasi yang banyak sebelum ia

memutuskan untuk membelinya (Sumarwan, 2004).

Siklus hidup konsumen akan ditentukan oleh usianya. Semua penduduk

berapapun usianya adalah konsumen. Manusia akan terus menjadi konsumen

dengan kebutuhan berbeda-beda sesuai dengan usianya. Perbedaan usia akan

mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek (Sumarwan,

2004). Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi dan

persepsi konsumen dalam proses keputusan untuk menerima sesuatu yang baru,

baik produk maupun jasa.

3.1.4 Karakteristik Produk

Dalam menguraikan suatu produk baik barang atau jasa, konsumen

biasanya menggunakan persyaratan beberapa dimensi atau karakteristiknya.

(52)

dari perasaan kekurangan. Kebutuhan pelanggan merupakan karakteristik atau

atribut dari barang maupun jasa yang mewakili dimensi yang digunakan oleh

pelanggan sebagai dasar pendapat mereka mengenai barang atau jasa. Dimensi

dari produk maupun jasa sangat penting untuk mengetahui bagaimana pelanggan

mendefinisikan kualitas dari barang atau jasa.

Dalam penelitian ini atribut-atribut Teh Botol Sosro kemasan kotak yang

digunakan sesuai dengan dimensi yang mempengaruhi kualitas produk. Irawan

(2004), menyatakan beberapa dimensi yang berpengaruh dalam membentuk

kualitas produk adalah performance, reliability, confermence, durability, dan

features.

a. Performance (kinerja), yaitu fungsi yang terdapat pada karakteristik produk. b. Features (fitur), yaitu jumlah panggilan dan tanda sebagai karakteristik utama

tambahan atau sejumlah atribut yang menyusun suatu produk.

c. Reliability (keandalan), yaitu konsistensi kinerja produk.

d. Durability (usia produk), yaitu umur dari produk tersebut atau rentang waktu produk yang aman untuk dikonsumsi.

e. Confermance to specification (sesuai dengan spesifikasi), yaitu pernyataan setuju akan produk yang menunjukkan tanda produksi.

3.1.5 Kepuasan Konsumen

Setelah mengkonsumsi produk atau jasa, konsumen akan memiliki rasa

puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Kepuasan

akan mendorong konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi ulang produk

(53)

dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi produk tersebut. Kepuasan

konsumen penting bagi perusahaan untuk mempertahankan konsumennya.

Perusahaan-perusahaan terus berkompetisi untuk membuat pelanggannya tetap

setia pada produk yang diciptakan dan tidak berpaling ke produk lain. Untuk

mencapai hal tersebut produsen menciptakan kepuasan pelanggan.

Menurut Sumarwan (2004), kepuasan dan ketidakpuasan konsumen

merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum

pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh oleh konsumen dari produk yang

dibeli tersebut. Ketika konsumen membeli suatu produk, maka ia memiliki

harapan tentang bagaimana produk tersebut berfungsi (product performance). Mowen dan Minor (1998, hal 419) mengartikan kepuasan sebagai “consumer satisfaction is defined as the overall attitude consumers have towards a good or service after they are have acquired and used it. It is a postchoice evaluative judgement resulting from a specific purchase selection and the experience of using/consuming it.

Kepuasan pelanggan bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam

memberikan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Kepuasan adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara

kinerja produk (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang

diharapkan (Kotler, 2005). Engel, et al (1994) mendefinisikan kepuasan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi

atau melebihi harapan. Pelanggan yang merasa puas akan membeli lagi dan

mereka akan memberitahukan kepada orang lain tentang pengalaman baik mereka

Gambar

Tabel 1. Peranan PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2003-2006 (persen)
Tabel 2. Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Teh Indonesia Tahun 2000-
Gambar 1. Diagram Konsep Kepuasan Pelanggan
Gambar 2. Piramida Loyalitas Merek
+7

Referensi

Dokumen terkait