• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP SIKAP SOPAN SANTUN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANGKALAN SUSU T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP SIKAP SOPAN SANTUN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANGKALAN SUSU T.A 2015/2016."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK

DISKUSI TERHADAP SIKAP SOPAN SANTUN SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 PANGKALAN SUSU

T.A 2015/2016

SKRIPSI

Oleh:

DESI ERMIDAYANTI

NIM: 1123351003

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK

DISKUSI TERHADAP SIKAP SOPAN SANTUN SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 PANGKALAN SUSU

T.A 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada JurusanPsikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh:

DESI ERMIDAYANTI

NIM: 1123351003

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

DATA PRIBADI

Nama : Desi Ermidayanti

Tempat/Tanggal Lahir : T.Sakti, 18 Desember 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Ayadi

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Irma Iriana

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua : Dsn II Tungkam Sakti Desa. Pangkalan Siata Kec.

Pangkalan Susu Kab. Langkat

RIWAYAT PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SDN 056401

T.A 1999 s/d 2005

Sekolah Menengah Pertama : SMP Swasta OSNI

T.A 2006 s/d 2009

Sekolah Menengah Atas : SMA Negri 1 Pangkalan Susu

T.A 2009 s/d 2012

PENGALAMAN KULIAH

1. Pernah melaksanakan PPLT di SMP Swasta Dharma Patra P. Berandan

2. Melakukan Penelitian di SMA Negeri 1 Pangkalan Susu

Hormat saya,

(8)

ABSTRAK

DESI ERMIDAYANTI. NIM : 1123351003. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Terhadap Sikap Sopan Santun Siswa di SMA Negeri 1 Pangkalan Susu T.A 2015/2016. Skripsi, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2016.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap sikap sopan santun siswa kelas X SMA Negeri 1 Pangkalan Susu T.A 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap sikap sopan santun siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain pre-test dan post-pre-test. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 yang berjumlah 7 orang siswa. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan instrument pengumpulan data dengan menggunakan angket sikap sopan santun sebanyak 25 butir item (valid) yang terlebih dahulu diujicobakan dan dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan angket yang valid dan reliable. Instrument diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi. Teknik analisis data mengunakan uji wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi berpengaruh terhadap peningkatan sikap sopan santun siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Pangkalan Susu Tahun ajaran 2015-2016. Hal ini tergambar dengan hasil Uji Wilcoxon yang dilakukan dengan hasil diperoleh Jhitung= 0, dengan α = 0,05 dan n=7, maka berdasarkan daftar, Jtabel =2. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung lebih kecil Jtabel, maka hipotesis Ho ditolak hal ini diperkuat dengan persamaan rumus Z. Karena nilai Zhitung adalah-2,366 dan lebih kecil dari nilai Ztabel -1,96. Dengan demikian sikap sopan santun siswa lebih tinggi setelah diberi perlakuan bimbingan kelompok teknik diskusi.

(9)

ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan manusia

dengan penciptaan yang paling sempurna. Dia-lah yang melengkapi manusia

dengan akal sehingga manusia berpikir dan mempunyai hasrat untuk senantiasa

mencari kebenaran, senantiasa belajar sepanjang hayatnya, senantiasa berpikir

sepanjang rentang kehidupannya agar menjadi pribadi yang bermakna serta

mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Atas berkat rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan

skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Layanan Bimbingan

Kelompok Teknik Diskusi Terhadap Sikap Sopan Santun Siswa Kelas X

SMA Negeri 1 Pangkalan Susu T.A 2015/2016”.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan

dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha dan kerja

keras yang maksimal dan bantuan dari segala pihak terutama kepada Dosen

Pembimbing Skripsi Ibu Dra. Pastiria Sembiring M.Pd. Kons yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penulisan skripsi sampai skripsi ini selesai dan memberikan kesempurnaan pada

skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

(10)

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED.

2. Bapak Dr. Nasrun, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan. Serta Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S. selaku

Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Dr. Aman Simare-mare, M.S.

selaku Wakil Dekan II Bidang Keuangan, dan Bapak Drs. Edidon

Hutasuhut, M.Pd. selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, Kons Selaku Ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan yang telah memberi

masukan yang bermanfaat untuk menyelesaikan skripsi ini. Serta Ibu Dra.

Nur Arjani, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Pastiria Sembiring M.Pd Kons Selaku Dosen Pembimbing

Akademik dan Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

membimbing penulis selama ini.

5. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS, Kons, S.Psi, Dra. Ibu Nur Arjani, M.Pd

dan Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah

banyak memberi masukan dan mengkoreksi dalam menyempurnakan

skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas

Negeri Medan.

7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha

(11)

iv

8. Pegawai Perpustakaan FIP Universitas Negeri Medan dan Pegawai

Perpustakan Digital Library Universitas Negeri Medan.

9. Drs. Nano Prihatin, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pangkalan Susu

beserta wakilnya, guru-guru di SMA Negeri 1 Pangkalan Susu khususnya

guru BK serta pegawai SMA Negeri 1 Pangkalan Susu yang telah banyak

membantu penulis.

10.Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Ayadi dan

Ibunda Irma Iriana. Melalui mereka lah saya temukan dan rasakan

nikmatnya Cinta-Mu yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan

dukungan baik itu moril maupun materil. Ayah dan Ibu adalah inspirasi

dan penopang semangat saya dalam menyelesaikan studi ini serta

motivasi-motivasi yang beliau berikan kepada saya membuat saya siap dan

kuat dalam menghadapi kehidupan ini. Tak lupa juga adikku tersayang,

Arif Ermawan dan untuk kekasihku Mas Ugi yang selalu memberikan

motivasi dan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi. Terima

kasih atas doa, semangat dan dukungannya selama ini kepada penulis agar

penyelesaian skripsi berjalan dengan baik.

11.Terima kasih sebesar-besarnya kepada Abangda Ponimin, Mhd Sukri

S.Kom, kakak tercinta Rini Susilawati, Lely Syahfitri yang telah banyak

memberi motivasi dan selalu mendoakan yang terbaik untuk penulis.

12.Dinda desira, Simi andriani, Sisca yanti, Erlina, Khairunissa, Nurfaddilah,

Nursakinah, Riski yusrina, manja utami, aminatun zuriah terima kasih

sahabat-sahabatku yang telah saling mendoakan, memberikan masukan,

(12)

13.Seluruh Mahasiswa BK Reguler dan Ekstensi terkhusus kelas Ekstensi

stambuk 2012, dan teman-teman PPLT SMP Swasta Dharma Patra

Pangkalan Berandan yang telah memberikan semangat dan dukungan

dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik tata bahasa. Untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca

demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2016

(13)

vi

B. Pengertian sopan santun ... 11

C. Faktor yang mempengaruhi perilaku sopan santun siswa ... 12

D. Macam-macam sopan santun/kesopanan ... 13

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi lunturnya nilai-nilai kesopanan ... 14

F. Peran orang tua dalam pemeliharaan karakter sopan santun pada anak ... 15

(14)

H. Strategi pembudayaan sopan santun atau rasa hormat

di sekolah ... 17

2.1.2 Pengertian Moral ... 18

A. Penalaran Moral ... 19

B. Ciri-ciri individu bermoral ... 24

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi penalaran moral ... 25

D. Hubungan Moral Dengan Sikap Sopan Santun ... 26

2.1.3. Konsep bmbingan Kelompok ... 29

2.1.3.1 Defenisi bimbingan kelompok ... 29

2.1.3.2 Tujuan layanan bimbingan kelompok ... 30

2.1.3.3 Bentuk-bentuk layanan bimbingan kelompok ... 31

2.1.3.4 Tahap-tahap pelaksanaan layanan bimbingan kelompok... 33

2.1.4 Diskusi Kelompok ... 36

2.1.4.1 Pengertian teknik diskusi kelompok ... 36

2.1.4.2 Tujuan bimbingan kelompok ... 37

2.1.4.3 Kelemahan teknik diskusi kelompok... 37

2.1.4.4 Kelebihan teknik diskusi kelompok ... 38

2.1.4.5 Meningkatkan sopan santun siswa melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi ... 39

2.2 Kerangka Konseptual ... 40

2.3 Hipotesis ... 42

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 43

3.2 Desain Penelitian ... 43

3.3 Subjek Penelitian ... 44

(15)

viii

3.7 Teknik Analisis Data ... 52

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 53

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 54

4.2 Jadwal Penelitian ... 55

4.3 Persiapan Penelitian ... 55

4.4 Pengujian Persyaratan Analisis ... 56

4.5 Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

4.6 Pengujian Hipotesis ... 63

4.7 Pembahasan hasil Penelitian ... 64

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 71

(16)
(17)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 3.1 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 49

3.2 Kisi-kisi Angket sikap sopan santun siswa ... 49

4.1 Kisi-kisi Angket Setelah Validitas ... 57

4.2 Hasil data aktivitas siswa pertama... 58

4.3 Hasil data aktivitas siswa kedua ... 58

4.4 Hasil data aktivitas siswa ketiga... 59

4.5 Hasil data aktivitas siswa keempat ... 59

4.6 katagori distribusi tergolong ... 60

4.7 Hasil Pre-Test ... 61

4.8 Hasil Post-Test ... 62

4.9 Hasil Perbandingan ... 62

5 Uji Validitas ... 74

6 Perhitungan Validitas ... 77

7 Varians Butir Angket Sikap Sopan Santun Siswa ... 83

8 Data Pre-Test ... 93

9 Data Post-Test ... 96

10 Uji Jenjang Bertanda Wilcoxon ... 99

11 Nilai Kritis Uji Wilcoxon ... 103

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Petunjuk Pengisian Angket ... 74

2 Sebaran Uji Validitas ... 77

3 Perhitungan Validitas Angket ... 78

4 Perhitungan Reliabilitas ... 81

5 Lembar Observasi aktivitas siswa ... 86

6 Instrument Angket ... 86

7 Sebaran Data Pre-Test ... 90

8 Perhitungan Harga Rata-rata, Standar Deviasi Pre-Test ... 78

9 Sebaran Data Post-Test ... 80

10 Perhitungan Harga Rata-rata, Standar Deviasi Post-Test ... 81

11 Uji Hipotesis ... 83

12 Nilai Kritis Uji Wilcoxon ... 87

13 Perhitungan Katagori Sikap Sopan Santun siswa ... 88

14 Perhitungan Peningkatan sopan santun siswa... 91

15 RPL Bimbingan Kelompok ... 92

16 Laiseg ... 143

17 Laijapen ... 144

18 Laijapan ... 145

19 Alat Penilaian ... 146

20 Daftar Hadir Bimbingan Kelompok ... 154

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana

untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

Sistem Pendidikan Nasional (dalam Hasbullah, 2005 : 23) menyatakan bahwa

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara”.

Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-undang Sisdiknas yang dijabarkan

dalam UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-undang No. 20

tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

(20)

2

Dari pengertian dan tujuan pendidikan yang dijelaskan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang tua

maupun guru secara sadar dan terencana untuk membentuk karakter dan

mengembangkan kemampuan yang dimiliki siswa agar menjadi lebih baik dan

berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan

diberikan kepada anak agar dapat memiliki karakter yang baik. Dengan karakter

yang baik maka anak akan dapat diterima dimanapun berada, baik dalam

lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Mendidik anak bukan hal yang mudah, guru dan orang tua harus paham benar

dengan kondisi, perilaku dan karakter anak dengan baik. Menurut Papalia dan

Olds (dalam Jahja, 2011) “masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara

masa kanak – kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau

13 tahun dan berakhir pada usia belasan tahun atau awal dua puluh tahun”.

Sopan santun sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, karena saat

ini banyak ditemukan kasus dimana siswa sudah berlaku tidak sopan terhadap

orang tuanya sendiri, kepada guru disekolah, kepada orang yang lebih tua, bahkan

kepada sesama teman. Dalam kehidupan modern, perilaku siswa cenderung

kehilangan sopan santun kepada orang tua. Berbagai kejadian buruk sering

dilaporkan bahwa siswa membentak orang tua atau anak kandung menyumpahi

orang tuanya. Bahkan sering terjadi siswa memukul orang tua, lebih miris siswa

membunuh orang tua.

Perilaku sopan santun dalam lingkungan formal telah diajarkan. Misalnya

(21)

3

bersikap. Siswa menjadi lebih kritis tetapi sering tidak pada tempatnya serta lebih

emosional. Siswa juga cenderung kurang menghargai teman, orang tua, bahkan

gurunya disekolah. Beberapa orang tua sekarang juga mengalami kesulitan

dirumah dalam mendidik anak-anaknya dalam hal tata krama dan menanamkan

nilai kesantunan. Sifat dan perilaku yang ditunjukkan oleh peserta didik sering

kali dianggap cerminan dari bagaimana orang tuanya mendidiknya. Jika siswa

nakal dan tidak sopan, maka mungkin orang akan menyangka bahwa orang tuanya

tidak bagus dalam mendidiknya. Begitu pula jika anak itu tumbuh sopan dan

cerdas, orang tua akan bangga terhadap anaknya. Hal ini tergantung dari

bagaimana sikap kita dalam mendidik anak sejak dini, agar siswa pada saat ini

dapat memahami bagaimana berperilaku sopan santun yang baik di sekolah,

khusus nya di SMA Negeri 1 Pangkalan Susu.

Sopan santun merupakan cerminan akhlak yang dapat dicapai melalui proses

pembelajaran anak di sekolah. Teransfer pengetahuan saja seperti yang diukur

dengan nilai tugas masih kurang mampu membentuk peribadi yang beraklak

mulia. Tetapi justru bergantung pada bagaimana proses pembinaan akhlak anak.

Azyumardi (2006:34) menyatakan bahwa” keberhasilan pendidikan harus

diarahkan indikatornya kepada perubahan kualitas perilaku anak, misalnya prilaku

berfikir, prilaku sosial, prilaku pribadi, prilaku sopan santun, perilaku menghadapi

dan menyelesaikan masalah, perilaku menyikapi keadaan dan prilaku kemandirian

anak.

Kecenderungan negatif didalam kehidupan remaja dewasa ini, sering terjadi

perkelahian, tawuran, dikalangan anak-anak SMA, siswa melawan pada guru,

(22)

4

melanggar batasan tentang norma-norma kesopanan terhadap teman sebaya dan

lain sebagainya. Untuk mengatasi masalah di atas maka diperlukan sebuah

pemahaman sikap sopan santun yang harus diberikan dan diajarkan pada siswa

supaya siswa dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan tata tertib yang ada

disekolah dan norma-norma yang berlaku didalam keluarga maupun didalam

masyarakat. Dengan ditanamkannya sikap sopan santun disekolah diharapkan

dapat mengajarkan tentang sikap siswa yang baik, sebab orang tua sangat

mengandalkan nilai moral yang baik pada anak-anknya (Zuriah 2008:11).

Hasil interview dengan guru BK pada tanggal 19 Februari 2016 bahwa

kenyataan sehari-hari seringkali terjadi pelanggaran terhadap peraturan sekolah,

masih banyak siswa yang bertingkah laku kurang baik dan kurang benar serta

tidak dapat mengendalikan dorongan dirinya yang selalu berubah-ubah. Terdapat

30% siswa yang melakukan pelanggaran terhadap sikap sopan santun. Banyak

siswa yang mengalami pelanggaran peraturan sekolah dalam hal pembinaan ahlak.

Mencemohkan guru, menyanyi dalam kelas pada saat jam pelajaran, menganggap

guru sebagai teman seumuran, bahkan memberikan julukan untuk guru yang tidak

disenanginya, Kurangnya menghargai orang yang lebih tua terutama kepada

pendidik dengan sikap meremehkan. hal ini merupakan kesenjangan etika dan

moral siswa.

Sikap sopan santun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah sistem

nilai yang digunakan siswa sebagai kerangka normatif dalam mengatur

bentuk-bentuk interaksi dengan orang lain seperti cara berbicara yang baik, cara

(23)

5

sopan santun yang ada sebagai norma dasar yang mengatur hubungan mereka

dengan orang lain, baik dengan orang yang lebih tinggi statusnya, lebih rendah

statusnya, lebih tua, sebaya, ataupun lebih muda.

Penelitian terdahulu dari Sari Fitriana (2011) sebagai upaya dalam membentuk

perilaku sopan santun pada siswa sebagai wujud pendidikan karakter. Pada

penelitian ini membentuk perilaku sopan santun yaitu dengan memberikan aturan

tata tertib sekolah yang bersifat membentuk perilaku, menyisipkan perilaku sikap

sopan santun dalam materi pelajaran, menerapkan budaya baris bersalaman cium

tangan, berdoa bersama dan pemberian contoh perilaku pada siswa. Pemahaman

sikap sopan santun sebagai pendidikan moral kepada siswa melalui tata tertib

diawali oleh sekolah dengan memberikan keteladanan dalam mematuhi dan

melaksanakan tata tertib sekolah.

Pendidikan bertujuan untuk memberikan bekal yang diperlukan oleh peserta

didik dalam mengarungi kehidupan sehari-hari. Melalui pendidikan sesorang

diharapkan mampu membangun sikap dan tingkah laku serta pengetahuan dan

keterampilan yang perlu dan berguna bagi kelangsungan dan kemajuan diri dalam

masyarakat, bangsa dan negara.

Seseorang dikatakan bermoral jika memiliki kesadaran moral yaitu dapat

menilai hal-hal yang baik dan buruk, hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh

dilakukan serta hal-hal yang etis dan tidak etis. Orang yang bermoral dengan

sendirinya akan nampak dalam penilaian atau penalaran moralnya serta pada

perilaku yang baik, benar dan sesuai degan etika. Artinya, ada kesatuan antara

penalaran moral dengan prilaku moralnya. Dengan kata lain betapa pun

(24)

6

perilaku tersebut tidak disertai dan didasarkan pada penalaran moral, maka

perilaku tersebut belum dapat dikatakan sebagai perilaku yang mengandung nilai

moral.

Berdasarkan uraian di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa penalaran

atau pemikiran moral dalam sikap sopan santun merupakan faktor penentu yang

melahirkan perilaku yang mengarah ketindakan etika dan moral. Perilaku moral

akan begitu sempit jika hanya dibatasi pada prilaku moral yang terlihat saja.

Penalaran untuk membuat suatu keputusan dalam melakukan suatu tindakan

moral adalah prilaku moral yang tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditelusuri dan

dapat diukur.

Setelah mempelajari jenis layanan bimbingan konseling yang ada, yang

dianggap mampu dalam membantu siswa untuk menghadapi masalah peningkatan

sikap sopan santun siswa yang perlu ditinggkatkan yaitu melalui bimbingan

kelompok dengan teknik diskusi. Bimbingan kelompok adalah salah satu teknik

dalam bimbingan konseling untuk memberikan bantuan kepada peserta

didik/siswa yang dilakukan oleh seorang pembimbing/konselor melalui kegiatan

kelompok yang dapat berguna untuk mencegahkan masalah-masalah yang

dihadapi anak. Sedangkan diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa

memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.

Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan suatu masalahnya.

Dalam melakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentu seperti pemimpin

diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian

(25)

7

Dari uraian di atas peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Tehadap Sikap Sopan

Santun Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pangkalan Susu T.A 2015/2016”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Masih banyak siswa yang kurang kesadaran akan makna sikap sopan

santun

b. Siswa kurang mengerti akan pentingnya menghargai orang yang lebih tua,

terutama pendidik

c. Bertingkah laku kurang baik dan benar serta tidak dapat mengendalikan

dorongan yang ada dalam dirinya

d. Siswa berkelakuan kurang baik dengan cara berbicara, berbusana dan tidak

menghormati orang yang lebih tua.

1.3Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti lebih jelas terarah, maka peneliti perlu membatasi

permasalahan dalam penelitian ini, dan hanya saya batasi pada “ Pengaruh

Layanan bimbingan Kelompok Teknik diskusi terhadap sikap sopan santun Siswa

Kelas X-2 SMA Negeri 1 Pangkalan Susu T.A 2015/2016”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi rumusan

masalah, di dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh layanan bimbingan

kelompok teknik diskusi terhadap sikap sopan santun siswa kelas X SMA Negeri

(26)

8

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah “untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi

terhadap sikap sopan santun siswa kelas X SMA Negeri 1 Pangkalan Susu T.A

2015/2016”.

1.6 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang peneliti ajukan maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

A. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini untuk mengembangkan dan menambah

pengetahuan dalam ilmu pendidikan, khususnya dalam bidang bimbingan dan

konseling mengenai pengaruh Layanan bimbingan kelompok teknik diskusi

terhadap sikap soan santun siswa.

B. Manfaat Praktis

1. Bagi siswa

Menjadi masukan bagi siswa agar berusaha meningkatkan kesadaran untuk

menerapkan perilaku sopan santun dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi kepala sekolah

Memberikan masukan kepada kepala sekolah untuk selalu menumbuh

kembangkan serta memberikan dukungan yang baik kepada seluruh

siswa-siswinya agar mereka tetap berperilaku dan bersikap baik dan memiliki kesadaran

(27)

9

3. Bagi guru BK

Memberikan masukan bagi guru untuk berperan aktif dalam penanaman sikap

sopan santun siswa melalui tata tertib sekolah, karena guru BK merupakan guru

yang mengajarkan tentang kepribadian siswa yang baik.

4. Bagi Mahasiswa

Memberikan masukan bagi mahasiswa untuk menumbuh kembangkan bersikap

sopan santun dan bertingkah laku sesuai dengan ajaran yang baik dan benar.

5. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan keterampilan mengubah sopan santun siswa melalui

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan

bimbingan kelompok teknik diskusi mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap sikap sopan santun siswa di SMA Negeri 1 pangkalan susu. Hal ini

terlihat dengan adanya peningkatan sopan santun setelah mendapatkan

pengalaman layanan bimbingan kelompok. Seperti siswa mampu menghormati

guru dan orang tua, bersosialisasi baik terhadap teman sebaya, dan berbahasa

dengan santun.

Dari hasil perhitungan pada kelompok perlakuan diperoleh Jhitung = 0,

Dengan α = 0,05 dan n = 7 maka berdasarkan daftar Jtabel = 2. Dari data tersebut

terlihat bahwa Jhitung < Jtabel, maka Hipotesis Ho ditolak hal ini diperkuat dengan

persamaan rumus Z. Karena nilai Z hitung adalah -2.366 dan itu lebih kecil dari

nilai Z tabel yaitu -1,96. Maka H0 ditolak berarti sikap sopan santun siswa lebih

tinggi setelah diberi perlakuan layanan bimbingan kelompok dari pada

sebelumnya dan perlakuan yang diberikan memberi efek positif terhadap sikap

(29)

71

5.2 Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini

disarankan hal-hal sebagai berikut:

1) Bagi siswa

Diharapkan siswa lebih serius dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok di

sekolah yang diberikan oleh guru BK, agar siswa dapat mengantisipasi

permasalahan yang berhubungan dengan sikap sopan santun siswa.

2) Bagi kepala sekolah

Diharapkan pencegahan yang dilakukan sejak dini juga tidak hanya dilakukan

oleh para siswa di sekolah, namun juga seluruh tenaga pendidik sehingga tujuan

pendidikan dapat tercapai melalui anak-anak yang tidak memiliki permasalah

yang bersumber dari rendahnya sikap sopan santun siswa.

3) Bagi guru Bk

Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada siswa yang disebabkan

oleh sikap sopan santun siswa, diharapkan para pendidik khususnya guru BK

dapat memaksimalkan pelayanan dalam berbagai layanan dalam bimbingan

konseling terkhusus pada layanan bimbingan kelompok. Dengan berbagai

layanan, diharapkan juga para guru BK di sekolah untuk dapat terus berinovasi

untuk menciptakan kreasi-kreasi baru dalam layanan bimbingan kelompok.

4) Bagi peneliti selanjutnya

Semoga dapat menjadi bahan refrensi dan menambah wawasan dalam melakukan

penelitian selanjutnya, serta melakukan penelitian lebih lanjut tentang perilaku

(30)

72

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi) Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bambang Daroeso (1986) Dasar dan Konsep pendidikan Moral Pancasila, Surabaya: Aneka Ilmu

Bertens,K.2007.Etika.Gramedia Jakarta

Burdiningsih,C A. (2004) Pembelajaran moral, berpijak pada karakteritik dan

budayanya. Jakarta: Rineka Cipta.

Chazawi Adami, 2007. Tindak Pidana Kesopanan. Jakarta: Rajawali Pers.

Damayanti, N. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Araska

Duska Ronal & Whelan Mariellen,(1982) Perkembangan moral. yogyakarta:

yayasan kanisius

Feldman olds papalia, (2009) Human Development. Jakarta: salemba Humanika

Hartinah, S. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung : Rafika Aditama.

http://indteacher.wordpress.com/2009/05/06/ di akses pada tanggal 20 Maret 2016.

http://garasikeabadian-info.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-karakter-santun. html diakses pada tanggal 20 Maret 2016.

Kokohlberg, lawrence. (1995) Tahap-tahap perkembangan moral, Jogjakarta:

Erlangga

Kuraesin.1975. Masyarakat Sopan. Bandung: Tarate.

Mahardi, Dedi. 2013. The Power Of Care. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

(31)

73

Menanti, Asih. (2013).Penelitian Eksperimen.Medan

Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Santrock. Johan W, (2007) Remaja. Jakarta: Erlangga

Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta :Rineka Cipta

Supriyanti, 2008. Sopan Santun dalam Pergaulan Sehari – hari. Semarang : CV. Ghyyas Putra

Suwito,(2008). Character Bulding, Yogjakarta:Tiara wacana

Taufik. 2012. Empati Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah.Jakarta :Raja

Grafindo

Ujiningsih.2010. Pembudayaan Sikap Sopan Santun di Rumah dan di Sekolah Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Karakter Siswa. http///pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding/fkip201034.pdf diakses 2 Februari 2016).

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman Moh.Uzer (2002).Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Widyastuti, Retno. 2010. Kebaikan Aklak dan Budi pekerti. Semarang: sindur

press

Winkel, W.S dan Hastuti, Sri. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan moral dan budi pekerti dalam perspektif

Gambar

TABEL 3.1 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert  .................... 49

Referensi

Dokumen terkait

Tanpa adanya pemeliharaan maka umur pakai dari mesin-mesin tersebut tidak akan mencapai umur pemakaian semestinya atau bahkan terjadi kerusakan hanya pada beberapa kali

Despite its problems; the novel's thrilling plot, the great acting and the superb score (by Hans Zimmer) make the movie an enjoyable experience, and while it definitely could had

[r]

Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan

Maka hal ini menunjukkan bahwa model yang dapat memberikan hasil peramalan untuk ketinggian curah hujan terbaik untuk lokasi Tumpang, Pujon, dan Batu adalah model VAR-NN dengan 1

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan secara mendalam proses komunikasi interpersonal antara dokter dan pasien dalam pelaksanaan HIV Voluntary Counseling and

Di atas telah disebutkan perihal hubungan timbal balik antara kompetensi penerjemahan dan kualitas terjemahan. Jika kompetensi penerjemahan yang dimiliki seseorang

Praise to Allah SWT the lord of the world, who has given mercy and blessing so that this thesis with a title THE DESIGN OF HOT MIXTURE THIN SURFACING CONTAINING ASBUTON