• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendidikan Jepang Setelah Perang Dunia Ke II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pendidikan Jepang Setelah Perang Dunia Ke II"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1

SISTEM PENDIDIKAN JEPANG SETELAH PERANG DUNIA KE II

DAI II SEKAI TAISEN NO ATO NO NIHON NO KYOIKU SEIDO

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

NIM : 122203042

MINNARIA I BARUTU

PROGRAM STUDI D-III BAHASA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

2

SISTEM PENDIDIKAN JEPANG SETELAH PERANG DUNIA KE II

DAI NI SEKAI TAISEN NO ATO NO NIHON NO KYOUIKU SEIDO

KERTAS KARYA

Kertas karyaini diajukan kepada panitia uiian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Program Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan OLEH:

NIM : 122203042 MINNARIA I BARUTU

Pembimbing, Pembaca,

Dr.Siti Muharami Malayu,M.Hum

NIP. 196106282006042 001 NIP. 19600822 198803 1 002 Drs.Nandi S

PROGRAM STUDI D-III BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

3

PENGESAHAN

Diterima Oleh:

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat tugas akhir Diploma III dalam program Studi

Bahasa Jepang

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Dekan,

NIP.19511013 1976 03 1 001 Dr.Syahron Lubis.M.A

Panitia Tugas Akhir:

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi,SS,M.Hum ( )

2. Dr.Siti Muharami Malayu,M.Hum ( )

(4)

4 Disetujui Oleh:

Program Diploma Sastra Dan Budaya

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi D-III Bahasa Jepang

Ketua,

NIP. 19670807 2004 01 1 001 Zulnaidi,SS,M.Hum

(5)

i KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa , karena berkat rahmat dan hidayah-NYA , sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, sebagai syarat untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Kertas Karya ini berjudul “SISTEM PENDIDIKAN JEPANG SETELAH PERANG DUNIA KE II (DAI NI SEKAI TAISEN NO ATO NO NIHON NO KYOUIKU SEIDO)”.

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa apa yang telah tertulis dalam Kertas Karya ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi dan pembahasan masalah. Demi kesempurnaan, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk kearah perbaikan.

Dalam Kertas Karya ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang cukup bernilai harganya. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi, SS.,M.Hum. selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang D3 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr.Siti Muharami Malayu,M.Hum selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan juga arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Kertas Karya ini.

(6)

ii

5. Seluruh staf pengajar pada program studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, atas didikannya selama masa perkuliahan.

6. Dari semuanya, yang teristimewa untuk orang tua, Ayahanda Dongan barutu dan Ibunda tercinta Mida , yang telah memberikan semangat, dukungan , doa, serta kasih sayang yang begitu besar kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik juga terima kasih buat keluarga besar saya yang sudah membantu dan mengsuport saya.

7. Terima kasih buat kakak,abang dan adek-adek saya dan terutama tante Sida yang telah memberikan semangat,doa,dukungan yang luar biasa dalam menyelesaikan kertas karya ini.

8. Untuk teman-teman Tanti,Wenny, Kak Helen,Margaret,Kak Butong,Kak Siti,Desima yang sudah menjadi sahabat dalam 3 tahun ini,dalam susah dan senang.

9. Untuk teman-teman angkatan 2012 yang telah membuat penulis selalu semangat dalam menjalani hidup ini dan terima kasih sudah banyak membantu.

10. Untuk kak Ame,inaguda,dan juga adek-adek kost yang telah mensuport penulis dalam penyelesaian kertas karya ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kertas karya ini, sehingga kritik dan saran diharapkan oleh penulis.

(7)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ....iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Metode Penulisan ... 3

BAB II SEKILAS TENTANG PENDIDIKAN DI JEPANG ... 4

2.1 Ciri-Ciri Pendidikan Jepang ... 4

2.2 Pendidikan Sistem Lama ……….8

2.3 Kebijakan Baru dalam Sistem Pendidikan ………..11

BAB III SISTEM PERUBAHAN PENDIDIKAN JEPANG ... 14

3.1 Latar Belakang Perubahan ... 14

3.2 Filsafat Pendidikan Yang Baru ... 14

3.3 Struktur sistem Yang Baru ... 15

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...17

4.1 Kesimpulan………...17

4.2 Saran ... 17

(8)

18 ABSTRAK

Setelah perang dunia ke II, bangsa Jepang mengalami kemiskinan dan keterpurukan. Akan tetapi bangsa jepang tidak putus asa, namun bangkit. Pemerintah menyusun berbagai kebijakan.Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Pendidikan pada masa itu pun di rombak. Pengerombakan yang dilakukan terhadap pendidikan jepang itu bertujuan agar tidak jatuh dalam kemiskinan.

(9)

19

Dan untuk memperoleh asal usul yang kongkrit dalam perombakan sistem pendidikan,maka pemerintah pendudukan Jepang mendatangkan 27 orang ahli pendidikan bangsa Amerika ke Negara Jepang.Ahli-ahli tersebut dikenal dengan sebutan misi pendidikan Amerika Serikat ke Jepang. Dalam misi itu berisi tentang “membentangkan dengan amat jelas filsafat yang menjadi dasar perombakan yang akan dilaksanakan dimana tujuan pemerintah pendudukan adalah membantu jepang mengembangkan suatu pendidikan baru yang cocok sekali dengan masyarakat demokrasi liberal. Dalam misi tersebut juga mengakui adanya suatu filsafat pendidikan ”nilai dan martabat individu”dan” menyiapkan individu menjadi anggota masyarakat yang baik lagi bertanggung jawab”.Dan tujuan pendidikannya adalah ”mengembangkan orang seutuhnya, berusaha sekuat-kuatnya mendidik rakyat supaya sehat rohaniah maupun jasmaniah, mencintai kebenaran dan keadilan, mnghormati nilai individu, menghormati kerjadan mempunyai kesadaran akan tanggungjawab sedalam-dalamnya serta berjiwa bebas sebagai Pembina suatu negara dan masyarakat yang penuh kedamaian”.

Kemudian, untuk mewujudkan filsafat pendidikan tersebut,misi pendidikan Amerika Serikat Serikat mendesak diadakannya suatu struktur baru bagi pendidikan di jepang.Ciri-ciri pokoknya adalah sebagai berikut:

1. Sekolah dasar wajib selama enam tahun dan tidak memungut biaya.

2. Hendaknya sesudah sekolah dasar itu ada sekolah lanjutan pertama tiga tahun lamanya buat semua siswa laki-laki maupun perempuan dengan kurikulum yang pada dasarnya sama buat semua siswa.

(10)

20

4. Laporan pada Universitas. Universitas terbuka bagi orang banyak, bukan hanya bagi sekelompok orang.

Rekomendasi-rekomendasi itu, diterima dan dimasukkan dalam undang-undang pendidikan sekolah tahun 1947 praktis tanpa perubahan.Generasi muda masyarakat jepang selalu diasah dan berupaya dengan rajin,tekun dalam belajar dari kecil. Sehingga kebijakan-kebijakan yang diciptakan pun membuahkan hasil.

(11)
(12)

22

4.大学 に 報告。大学 は たくさん人にあいて、グループの人 に ではな

い。

その レコメンダションは変化がないで、1947年に 教育 の 法律

に はいて もらった、小さい 時、日本人のわかい人はいつも 磨いてまじめ

に 努力 していっしょけんめいに勉強する。だからちしき のりそうすることも

成果 がある。

日本は今とても進んでいる国の一つである。すれば科学面だけで区,経済面

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Perjalanan kisah sejarah Jepang terdiri atas beberapa periode, yang masing-masing memiliki perjalanan sejarah dan kebijakan yang berbeda-beda dalam mewujudkan kemajuan Negara. Salah satu periode sejarah Jepang itu ialah zaman Meiji, atau yang dikenal dengan sebutan Restorasi Meiji. Disebut demikian karena merupakan awal pembaharuan Jepang. Pada umumnya zaman ini disebut sebagai zaman “perubahan” atau yang juga lazim disebut dengan istilah kindaika (modernisasi).

(14)

2

Eropa dan Amerika. Selain itu, melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan yang di terima oleh rakyat secara merata, dapat menjadi suatu kekuatan negara untuk menciptakan kemajuan dalam berbagai sektor kehidupan.

Pada zaman Meiji pemerintah membuat kebijakan pendidikan dasar wajib, dan kebijakan sampai pada tingkatan universitas, yang berlaku bagi seluruh rakyat Jepang. Kebijakan Pendidikan baru yang dibuat oleh Pemerintah Meiji ini memberikan kesempatan bagi seluruhrakyat untuk dapat mengecam pendidikan setinggii-tingginya, dan khususnya pada tingkat yang dasar.

Sistem pendidikan pada zaman Meiji ini jauh lebih terbuka dibandingkan dengan sistem pendidikan yang pernah dimiliki Jepang sebelumnya. Pada awal zaman ini, pemerintah mengirimkan beberapa orang cendikiawan untuk mengadakan pengamatan dan mempelajari segala aspek pendukung kemajuan negara-negara barat. Sehingga sistem dan lembaga pendidikan yang dibuat oleh pemerintah berpedoman pada negara barat. Kesempatan ini pun berlaku bagi semua golongan,sehingga memperoleh kesempatan untuk bersekolah, dan merasa yakin akan dapat menduduki jabatan tertinggi dalam pemerintahan atau perusahaan jika mempunyaikemampuan akademis. Sehingga dalam hal ini pendidikan mampu mengurangi perbedaan kelas yang diwariskan dari zaman Edo yang masih ada pada awal zaman Meiji.Penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai sistem pendidikan di jepang, sehingga penulis mengambil

judul “ Sistem Pendidikan Jepang Setelah Perang Dunia ke II”.

1.2 Tujuan Penulisan

(15)

3

1. untuk mengetahui ciri-ciri pendidikan di Jepang.

2. untuk mengetahui perubahan sistem pendidikan yang lama ke sistem yang baru. 3. Untuk mengetahui filsafat pendidikan yang baru.

1.3Pembatasan Masalah

Dilihat dari permasalahan-permasalahan yang ada,maka perlu adanya ruang lingkup dalam pembatasan masalah tersebut dalam penulisan, penulis membahas mengenai ciri-ciri pendidikan jepang dan perubahan sistem pendidikan yang lama ke sistem yang baru,dan mengenai filsafat pendidikan yang baru dan struktur sistem yang baru.

1.4Metode Penulisan

(16)

4

BAB II

SEKILAS TENTANG PENDIDIKAN DI JEPANG

2.1Ciri-Ciri Pendidikan Jepang

Sejak perang dunia ke II sistem sekolah terbagi menjadi sekolah dasar yag lamanya enam tahun, kemudian sekolah menengah pertama tiga tahun,kemudian sekolah menengah atas juga tiga tahun lamanya,sesudah itu bermacam –macam pendidikan yang terpusat pada universitas.

Di jepang memiliki ciri-ciri pendidikan yang berhasil merombak masyarakat,antara lain:

1. Perhatian pada pendidikan datang dari bermacam-macam Pihak

Jepang sebagai Negara yang memakai pendidikan sebagai alat guna memajukan bangsa dan Negara. Menurut Pemerintah Pusat dan golongan elite dalam bisnis memandang pendidikan sebagai suatu jalan untuk melatih tenaga kerja menjadi tenaga yang terampil dan ahli,untuk mencari calon-calon elite dan untuk mengajarkan suatu kebudayaan bagi seluruh rakyat.Menurut Persatuan Guru Jepang dengan tegas menyatakan bahwa sisitem pendidikan sanggup mengembangkan tokoh-tokoh yang besar serta kemampuan berfikir yang kritis.

2. Sekolah jepang tidak mahal

(17)

5

pengumuman. Dengan pekerjaan yang dilakukan guru dan siswa maka pemerintah jepang tidak mengeluarkan biaya untuk membayar karyawan khusus.Jadi pemerintah jepang mempunyai uang lebih banyak untuk keperluan gedung.

3. Di jepang tidak ada diskriminasi terhadap sekolah

Sesudah perang dunia ke II pemerintah pusat memperkecil biaya setiap tahun yang dikeluarkan untuk tiap siswa. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan . Diantaranya, kelompok sosial tidak mampu,undang-undangnya memberikan subsidi kepada anak keluarga miskin buat makan siang di sekolah,ekskursi dan kegiatan rutin lainnya,undang-undang peraturan menciptakan kondisi yg sama bagi anak-anak yag tinggal didaerah terpencil,anak-anak yang tinggal di pulau diberi subsidi naik perahu ke sekolah di daratan,dan guru-guru yang mau bekerja di tempat jauh diberi tunjangan”kesukaran”(Mentri pendidikan,1971:92-109).

4. Kurikulum sekolah jepang amat berat

Karena pendapatan sekolah untuk menutupi kebutuhannya dari pemerintah pusat, maka pemerintah pusat merancang jalur studi yang sangat terperinci,yakni menentukan apa yang harus diajarkan dan memeriksa buku-buku pelajaran yang dijual untuk menjamin isi-isi buku sesuai dengan standar resmi. Dengan cara ini maka siswa diseluruh negeri mendapat pengetahuan yag sama isinya dan dalam urutan yang sama.

Kurikulum jepang amat berat ,oleh karena itu pemerintah mengharuskan sekolah member pelajaran sekurang-kurangnya 240 hari setahun.

5. Sekolah sebagai unit pendidikan

(18)

6

Para guru selalu memperhatikan semua siswa,baik siswa yang berkelakuan kurang baik akan ditengur oleh guru bila masih berada dalam halaman sekolah. Dalam rapat guru mengambil keputusan terpenting untuk mewujudkan program sekolah. Selain itu, para guru juga merancang kegiatan pada musim semi yang akan dilakukan di sekolah.Dan guru sama-sama menilai kemajuan sekolah.

6. Guru terjamin tidak akan kehilangan jabatan

Jabatan guru di jepang jabatan yang terhormat. Guru mempunyai status sosial dan mendapat gaji yang layak. Kebanyakan ingin tetap menjadi guru seumur hidup,sebagai pengabdi masyarakat maka secara otomatis mereka tetap berhak atas jabatannya. Guru sekarang tidak perlu takut akan dipecat semata-mata atas alasan guru tidak menjalankan tugasnya dengan baik,karena lebih kurang tiga perempat dari jumlah segenap guru telah menjadi anggota perserikatan guru,dan perserikatan ini siap memperjuangkan hak guru atas pekerjaan.

7. Guru jepang penuh dedikasi

Di sekolah ada sejumlah mekanisme yang menyebabkan guru bekerja sebaik-baiknya. Disetiap sekolah guru menyediakan banyak waktu buat membicarakan pengajaran pada umumnya dalam pertemuan setiap pagi dan pertemuan staf seminggu sekali serta pertemuan penelitian dua pekan sekali dan seminar umum tiap tiga bulan sekali. Disamping itu,guru yang mengajar pada tingkat yang sama berkumpul setiap ada soal yang dikerjakan bersama-sama. Pengaruh timbal- balik ini yang diharapkan adanya pengajaran yang baik di sekolah.

(19)

7

guru dan orangtua siswa saling membantu dalam mengetahui keadaan siswa dan perilaku siswa di sekolah maupun di luar sekolah.

8. Guru jepang merasa wajib memberikan pendidikan”orang seutuhnya”

Persaingan dalam ujian yang sangat ditakuti dan perhatian orangtua terhadap perkembangan kongnitif anak menjadi sebuah tuntutan-tuntutan bgi guru-guru di jepang dalam mengembangkan “orang seutuhnya”.

Tujuan sekolah menurut guru-guru yaitu membentuk anak mempunyai hati yang bersih dan lapang,jasmani yang kuat dan sehat ,memajukan nafsu ingi tahudan mempunyai prestasi yang intelektual,membantu setiap anak menyadari bahwa kesanggupaannya melengkapi kesanggupan teman-teman sekelasnya. Kesediaan guru mengembangkan orang seutuhnya merupakan faktor yang penting buat mendatangkan perubahan dalam menanggai pola tingkah laku yang ada di masyarakat.

Selain itu kurikulum yang diajarkan para guru berupa kurikulum yang akademisnya baku dan kurikulum dalam sistematis kesenian,musik,olahraga,dan pendidikan moral.

9. Guru jepang bersikap adil

Sejak dahulu pemerintah memendang pendidikan sebagai alat buat menentukan bakat dan mengembangkan bakat. Sebab itu,dianjurkan para guru mengetahui bakat siswa dan memberikan matapelajaran menurut bakat dalam kelompok .Akan tetapi perserikatan guru menentang pengelompokan itu karena akan merusak keserasian kelas dan persatuan yang telah terpupuk.

(20)

8

maupun yang lemah ,melainkan guru-guru membimbing siswa menyelesaikan kurikulum skolah dalam waktu yang sudah ditentukan.

1.2 Pendidikan Sistem Lama

Menurut Tsuneichi dalam buku William K. Cummings (1984:21) Pada tahun 1868 para pejuang muda jepang menyadari pentingnya pendidikan dan pengetahuan yang tinggi bagi khalayak ramai untuk tujuan mencapai modernisasi. Maka dikeluarkan sumpah piagam yang berisi “mencari pengetahuan kemana-mana di seruruh dunia”. Sesudah mengkokohkan satuan pemerintahan tradisional ,maka pada tahun 1872 mereka mulai menyusun sistem pendidikan modern .Undang-undang pndidikan pokok yang dikeluarkan menyatakan “Di masa mendatang tidak boleh ada komunita dengan kluarga yang buta huruf ,tidak ada keluarga yang salah satu anggota keluarganya buta huruf. Tiap wali harus membesarkan anak-anaknya dengan rasa penuh sayang dan akan menyekolahkannya” (Passin dalam buku William K. Cummings,1984:21).

Pada tahap pembentukan ini pemerintah memandang pendidikan sebagai alat untuk mempersatukan kesetiaan yang sudah ada pada berbagai golongan feudal dan buat melatih suatu golongan elite teknik.akan tetapi ada berbagai golongan dalam pemerintahan yang tidak setuju dengan prinsip-prinsip dasar dari filsafat pendidikan. Setelah sepuluh tahun lamanya melakukan eksprimen yang sia-sia dengan gagasan liberal dari dunia barat maka,sejak awal dekade berikutnya mereka mengganti konsep elite yang lebih tradisional dan pragmatis.

Mori Arinori adalah menteri pendidikan tahun 1885-1889 yang pada saat itu memainkan peranan utama dalam merumuskan kerangka pendidikan di jepang.

Beberapa ciri khas terpenting dalam sistem pendidikan menurut Mori Arinori yaitu:

(21)

9

Semua pemuda di seluruh negeri diharuskan sedikitnya empat tahu lamanya belaja disekolah dasar, dan belajar keterampilan dan kongnitif dasar dan azas-azas moral bangsa.salah satu tema dalam kurikulum itu adalah bagaimana orang laki-laki dan orang perempuan memberikan sumbangan bagi tujuan nasional. Golongan laki-laki tegas-tegas disuruh menduduki tempatnya dalam dunia pekerjaan sedangkan kaum perempuan dalam rumah tangga seperti memasak,menjahit,dan merangkai bunga.Mereka setelah tamat dari sekolah wajib tidak didorong masuk perguruan tinggi. Perguruan terbuka bagi kaum wanita tidak sederajat dengan perguruan tingg kaum laki-laki. Perguruan tinggi kaum wanita bertujuan “ membentuk watak kaum wanita dan menanamkan yang sengaja diarahkan untuk menghasilkan seeorang istri yang baik dan seorang ibu yang bijaksana,dapat memberikan sumbangannya untuk mendatangkan kedamaian dan kebahagiaan bagi keluarganya” (Fujita dalam buku William K. Cummings 1984:24).

2. Integrasi bangsa

(22)

10

Tetapi sebelum ada kebijaksanaan dominasi oeh Negara itu sudah banyak golongan partikelir yang mendirikan sekolah modern di berbagai lembaga yang punya nama baik, disokong oleh kau Kristen. Untuk menghindari antagonisme dengan Negara barat, maka pemerintah Meiji mengijinkan sekolah-sekolah misi itu melanjutkan usahanya, tetapi pada pergantian abad, pemerintah mengambil berbagai langkah yang sangat mengurangi daya tarik sekolah swasta sebagai tempat menuntut ilmu bagi pemua jepang (Burnstein, 1967). Ada peraturan yang mempersulit murid tamatan swasta turut ujian pada sekolah pemerintah yang lebih tinggi pada universitas, karena kelulusan dari sekolah pemerintah dan universitas menjadi syarat untuk menduduki berbagai jabatan sipil, maka langkah-langkah itu menyekat masa depan siswa-siswa tamatan swasta.

3. Memilih golongan elite berdasarkan prestasi

Pada sistem pendidikan yang lama ada Imperial University setelah tahun 1897 yang mmpunyai tugas mmilih golongan elite bangsa dan memberikan kepadanya pendidikan luas yang cocok dengan peranan golongan elite. Berlainan dengan sekolah dasar yang bersifat wajib maka anggota Imperial University yang tidak ada pembatasan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan atau riset. Siapa saja bisa masuk golongan elite, apa bila telah lulus dalam ujian dan telah menamatkan dirinya dengan baik pada perguruan dari tingkat tertentu.

4. Tenaga kerja dengan kecakapan teknis

Mori Aninori telah menciptakan bermacam-macam perguruan antara sekolah dasar dan Imperial University. Perguruan itu merupakan suatu sistem yang beraneka ragam di atas sekolah- wajib. Siswa yang masuk sekolah perguruan juga mendapat pendidikan spiritual.

(23)

11

Berbagai kebijakan telah diambil demi kepentingan negara dan golongan elite dalam pemerintahan. Kebijakan-kebijakan tersebut dimaksudkan untuk memajukan integrasi nasional,pendidikan spiritual,mengembangan inti ahli-ahli tehnik yang cakap dan seleksi golongan elite bangsa berdasarkan prestasi. Mori sebagai menteri pendidikan kerab kali berkata “Pendidikan bukan untuk kepentingan siswa melainkan untuk kepentingan Negara. Mori dan yang lain pun melaksanakan kebijakan yang dirancang dan ditetapkan oleh pusat pemerintahan bukan menanggapi kebutuhan yang dirasa rakyat. Berbagai kebijakan dalam pendidikan yang dilakakan antara lain :

1.Pendaftaran pada sekolah dasar

Pada tahun 1972 pemerintah pusat menyatakan mewajibkan anak-anak jepang masuk sekolah dasar. Akan tetapi karena membayar uang sekolah,maka jumlah anak yang sekolah pun drastis menurun. Setelah pemerintah mengetahui keadaan tersebut, maka pemerintah pusat memberikan subsidi wajib-belajar.

2.Pendidikan spiritual

(24)

12 4.Pendidikan tehnik

Pemerintah telah bertekad mengembangkan tenaga tehnik, akan tetapi pelaksanaannya lambat dan tidak merata.Setelah tahun 1903 pemerintah mengeluarkan perintah khusus mengenai sekolah dan mulai menjalankan program secara sistematis untuk mendidik insinyur dan ahli-ahli tehnik dan program resmi untuk mendidik buruh.sekolah-sekolah kejuruan pun didirikan oleh pemerintah.

5.Meritokrasi

(25)

13

BAB III

SISTEM PERUBAHAN PENDIDIKAN JEPANG

3.1 Latar Belakang Perubahan

Dalam sistem pendidikan lama di jepang, memang banyak mengalami perubahan dalam masyarakat terutama pada kaum penerus bangsa.Pendidikan yang wajib ditempuh merupakan salah satu usaha yang dilakukan pemerintahan dalam mewujudkan kesejahteraan. Akan tetapi pendidikan sistem lama diatur dengan sistem rentetan dekrit kerajaan dan sIstem pemerintahan dimana undang-undang dasar Meiji berbunyi “undang-undang dasar damai”.

Perubahan pun mulai dilakukan oleh tentara pendudukan yaitu salah satunya dengan menghapus semua pengaruh militer dan ultranasionalisme. Pemerintah pendudukan pun pertama-tama meletakkan dasar pemerintahan yang demokratis dan merancang sebuah konstitusi baru yang disahkan pada bulan November 1946.

Jadi, lahirlah sistem pendidikan baru yang didasarkan kepada UUD dan UU yang disahkan dan diusulkan oleh DPR .

3.2 Filsafat Pendidikan yang Baru

(26)

14

Dalam filsafat pendidikan baru struktur pendidikan baru terdiri dari satu tipe, pengawasan yang didesentralisasikan dan perbaikan kedudukan guru.Untuk melaksanakan misi tersebut, dibentuklah suatu Dewan pembaharuan pendidikan resmi yang setingkat dengan Menteri Pendidikan. Tugas Dewan tersebut adalah membuat pernyataan mengenai filsafat sistem baru dimana spesifik pendidikan baru hendaknya dimasak lebih lanjut oleh masyarakat setempat, dewan sekolah dan sekolah-sekolah yang lebih tau akan keinginan rakyat setempat, akan salahlah apabila hal-hal tersebut ditetepkan oleh pusat. Akan tetapi walau pun dmikian ,dalam undang-undang pokok pendidikan yang dirancang oleh Dewan pada waku bekerja harus dengan jelas menyatakan tujuan pendidikan baru teersebut.

Tujuan pendidikan tersebut yaitu ”mengembangkan orang seutuhnya, berusaha sekuat-kuatnya mendidik rakyat supaya sehat rohaniah maupun jasmaniah, mencintai kebenaran dan keadilan, mnghormati nilai individu, menghormati kerjadan mempunyai kesadaran akan tanggungjawab sedalam-dalamnya serta berjiwa bebas sebagai Pembina suatu negara dan masyarakat yang penuh kedamaian “(Anderson dalam buku William K. Cummings 1984:41). 3.3 Struktur Sistem Baru

Untuk mewujudkan filsafat pendidikan demokratis yang baru, maka misi pendidikan Amerika Serikat mendesak diadakannya suatu struktur baru bagi pendidikan di jepang. Ciri-ciri pokoknya adalah sebagai berikut:

1. Sekolah dasar wajib selama enam tahun dan tidak memungut biaya yang bertujuan untuk menyiapkan anak menjadi warga yang sehat, aktif, menggunakan fikirannya dan ingin mengembangkan kemampuan pembawaannya.

(27)

15

dalam masyarakat. Dan dalam sekolah lanjutan pertama hendaknya ada kesempatan untuk belajar bekerja.

3. Setelah sekolah lanjutan pertama hendaknya ada sekolah lanjutan atas 3 tahun dan dapat dimasuki oleh barang siapa sajayang mau masuk,baik laki-laki maupun perempuan.dengan demikian, siswa diajarkan matapelajaran untuk masuk perguruan tinggi dan memperoleh keterampilan kerja.

4. Laporan memberi tekanan pada peranan potensial dari setiap universitas untuk memupuk pikiran –pikiran liberal mendesak supaya setiap universitas, terbuka bagi orang banyak, bukan hanya bagi sekelompok orang dan mengemukakan bahwa universitas dengan suasana yang liberal memberikan suatu tempat yang lebih baik.

(28)

16

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan

Setelah membahas pendidikan pada zaman Meiji pada perang dunia ke II,maka dapat disimpulkan bahwa:

Sistem pendidikan pada masa itu memang mengalami perombakan pada masyarakat,akan tetapi pendidikannya pada masa itu masih terlalu sangat dikekang

pemerintah dalam menyangkut semua hal dalam sistem pendidikan tersebut. Oleh karena itu tentara pemerintah pendudukan pun melakukan perubahan yang lebih bersifat adil sehingga semua golongan dalam masyarakat jepang memperoleh pendidikan.Dengan adanya

perubahan yang dilakukan pemerintahan pendudukan,maka lahirlah filsafat pendidikan baru yang didasari pada system pendidikan yang baru yang didasarkan pada undang-undang dasar dan undang-undang yang disahkan dan diatur oleh Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR),sehingga dengan perubahan tersebut,muncullah partai-partai politik.

4.1Saran

Sebagai Negara maju pada masa ini, jepang merupakan salah satu negara yang dulunya juga sangat miskin dan terpuruk pada masa perang dunia ke II ,akan tetapi negara jepang mampu bangkit dan bersaing pada zaman modern sekarang .Itu karena jepang sangat

(29)

17

DAFTAR PUSTAKA

Akuto,Hiroshi, dkk. 1972.Shakai Hendoki no Nihon Shakai( Merubah Masyarakat

Jepang).Tokyo:Nihon Hoso Shuppan Kyokai.

Anderson,Ronald S. 1975. Education in Japan .Washington,D.C. :U.S. Government Printing Office :A Century of Modern Development.

Aso, Makoto. 1967. Erito to Kyoiku (Golongan Elite dan Pendidikan).Tokyo: Fukumura Shuppan.

Cummings William K. 1984.Pendidikan dan Kualitas Manusia Di Jepang. Yogyakarta :UGM.

Referensi

Dokumen terkait

Orang tua dituntut untuk memberikan semangat dan tidak membebani pikiran anaknya dan mengatur waktu anaknya agar tidak terbuang percuma dengan kegiatan-kegiatan yang

Pemerintahan Jepang menganggap sistem keluarga tradisional ie tidak dapat lagi dipakai pada era zaman baru karena masyarakat tidak lagi banyak yang hidup bertani di desa

Menurut Yamada (1999:8-11) seorang sosiolog dari Universitas Tokyo Gakusei melalui buku yang beliau keluarkan yang berjudul The Age of Parasite Singles yang terbit pada tahun