RIWAYAT HIDUP
Nama : Rei Riyaddeawan
Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 14 Desember 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Fakultas : Desain dan Seni
Program Studi : Desain Komunikasi Visual
Jenjang : S-1
Alamat : Jl. Cikaret kp.jawa no 30 Rt 03 Rw 01 kecamatan ciomas, Bogor Selatan
Telp : 087872241666
Email : ryddwn@gmail.com
Instagram : @reiriyaddeawan
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN MEDIA ARSIR MENGGUNAKAN TEKNIK STIPPLING MELALUI BUKU INTERAKTIF
DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016
oleh:
Rei Riyaddeawan NIM. 51911251
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan πrahmat-Nya lah sehingga perancangan tugas akhir yang berjudul “Perancangan media menggambar menggunakan meggunakan teknik Stippling melalui buku interaktif” ini dapat diselesaikan. Tugas akhir ini dibuat guna sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa/i yang telah menempuh pendidikan pada Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain di Universitas Komputer Indonesia.
Pada kesempatan ini, penulis sekaligus ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan dari berbagai pihak sehingga tugas akhir ini dapat disusun dan dapat diselesaikan dengan tepat waktu, terutama kepada pembimbing Bapak Wantoro, M.Ds, dosen wali yang selalu memberikan arahan dan nasihatnya Bapak Deni Albar, M.Ds. Dan kepada kedua orang tua penulis yang atas kasih sayangnya selama ini selalu mendorong dan mengingatkan akan pentingnya pendidikan formal maupun non formal, terlebih lagi agama bagi kehidupan anak-anaknya. Tak lupa mengucapkan terimakasih kepada sahabat, dan kerabat penulis, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Atas semua dukungan, motivasi dan semangat yang selalu diberikan.
Akhir kata, semoga perancangan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca.
Bandung, Juli 2016
vi
II.1.2 Jenis Dan Teknik Ilustrasi Visual ... 4
II.2.5 Stippling Sebagai Pointilisme Hitan Putih ... 7
II.2.6 Alat Dan Media Teknik Stippling ... 8
II.2.7 Cara Menggambar Menggunakan Teknik Stippling ... 9
II.3 Analisis Masalah ... 9
II.3.1 Pengertian Analisis ... 9
II.3.2 Psikologi ... 9
II.3.3 Laporan Hasil Kuisioner ... 10
II.4 Solusi ... 14
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 15
III.1 Strategi Perancangan ... 15
III.1.7 Strategi Distribusi Dan Waktu Penyebaran Media ... 19
viii
IV.2.1 Media Utama ... 29
IV.2.2 Aplikasi Media ... 31
IV.2.2.1 Packaging Box ... 31
IV.2.2.2 Drawing Pen ... 31
IV.2.2.3 X-Banner ... 32
IV.2.2.4 Sticker Pack ... 34
IV.2.2.5 T-Shirt ... 35
IV.2.2.6 Flagchain ... 35
IV.2.2.7 Poster ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 38
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Chandrawienata, Nicholas F. (2015). Fantasia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Simmons, Gary. (1992). The Technical Pen. New York: Watson Guptill.
Internet:
Al Faruq, Habibullah. (2015). Jenis-Jenis Gambar Ilustrasi. Diambil dari:
http://www.habibullahurl.com/2015/08/jenis-jenis-gambar-ilustrasi.html
(6 April 2016).
Amazine. co (2016). Sejarah Dan Karakteristik Aliran Seni Lukis Pointilisme.
Diambil dari:
http://www.amazine.co/22368/sejarah-karakteristik-aliran-seni-lukis-pointilisme/ (24 Maret 2016).
Beritagar. Id (2015). Fenomena Buku Mewarnai Selama 2015. Diambil dari:
https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/fenomena-buku-mewarnai-di-2015
(17 Mei 2016).
Bi Haqqi, Inkaana. (2014). Teknik, Bahan Dan Medium Seni Rupa 2 Dimensi (Seni
Ilustrasi). Diambil dari:
http://www.slideshare.net/inkaanabi/teknik-bahan-dan-medium-seni-rupa-2-dimensi (2 April 2016).
Bimbingan. org. (2016). Kelebihan Dan Kekurangan Buku. Diambil dari:
http://www.bimbingan.org/kelebihan-dan-kekurangan-buku.htm (7 April
2016).
Cosmopolitan.co.id. (2016). 8 Alasan Kenapa Anda Harus Mewarnai Adult
Coloring books. Diambil dari:
http://www.cosmopolitan.co.id/article/read/12/2015/9460/8-alasan-kenapa-anda-harus-mewarnai-adult-coloring-books ( 12 Agustus 2016).
Download.portalgaruda.org (2016). Perancangan Buku Interaktif Pengenalan Dan
Pelestarian Sugar Glider Di Indonesia Bagi Anak 7-12 Tahun. Diambil
dari:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=194980&val=6515
39 Pelestarian%20Sugar%20Glider%20di%20Indonesia%20Bagi%20Anak
%207-12%20Tahun (12 Agustus 2016).
E-Jurnal. (2013). Pengertian Ilustrasi. Diambil dari:
http://www.e-jurnal.com/2013/04/pengertian-ilustrasi.html (3 April 2016).
Humaniora. (2014). Menggambar Dengan Media Pena (Part 1). Diambil dari:
http://dkv.binus.ac.id/2014/10/22/menggambar-dengan
media-pena-part-1/ (25 Januari 2015).
Idseducation.com. (2015). Arti Fotografi Menurut Para Ahli. Diambil dari:
http://www.idseducation.com/articles/fotografi-menurut-para-ahli/ (20
Mei 2016).
Kinerjaaktif.com. (2015). Pengertian Seni Lukis Menurut Para Ahli Dan Contoh
Gambarnya. Diambil dari:
http://kinerjaaktif.com/pengertian-seni-lukis-menurut-para-ahli-dan-gambarnya/ (22 Mei 2016).
Kopi Keliling. com. (2013). Pointilisme, Seurat, Dan Cap Tanggal. Diambil dari:
http://kopikeliling.com/news/pointilisme-seurat-dan-cap-tanggal.html (24
Maret 2016).
Kamus Besar Bahasa indonesia (KBBI). (2012). Arti Fotografi. Diambil dari:
http://kbbi.web.id/fotografi (20 Mei 2016).
Rani, Ulfah. (2016). Teknik Gambar Ilustrasi. Diambil dari:
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Ilustrasi yang baik adalah ilustrasi yang bisa membantu dan merangsang untuk berimajinasi juga berfungsi untuk memperjelas, memperkuat, memperindah, memperkaya, mempertegas. Pada saat ini ilustrasi sangat bermanfaat bagi perkembangan periklanan khususnya pada media cetak dan televisi. Ilustrasi menjadi berkembang dan menjadi sebuah fenomena yang mewarnai dunia periklanan bersamaan dengan elemen-elemen lain seperti tipografi, layout, advertising, dan lainnya. Ilustrasi merupakan cara yang dipakai untuk memberikan penjelasan atau maksud tertentu secara audio atau visual. Baik hitam putih maupun berwarna yang mempunyai fungsi untuk memperjelas arti dari suatu teks atau naskah/cerita yang menyertainya (Bi Haqqi, I. 2014, para 2).
Dikutip dari Ulfah Rani (2016, para 5), saat ini ilustrasi semakin berkembang
dengan banyaknya software yang mempermudah pembuatan ilustrasi, namun
ilustrasi konvensional yang dibuat dengan tangan tetap memiliki nilai yang tinggi.
Ilustrasi dengan menggunakan tangan atau manual sangat banyak jenis dan tekniknya. Jenis-jenis gambar manual seperti karikatur, kartun, komik, ilustrasi karya sastra, dan vignette (Al Faruq, H. 2015, para 2), Adapun teknik-teknik untuk ilustrasi manual sepeti teknik arsir, dussel, teknik basah, teknik kering, dan pointilisme (Rani, Ulfah. 2016, para 11).
Pointilisme merupakan teknik gambar yang menggunakan arsiran titik, seniman yang terkenal menggunakan teknik pointilisme adalah Georges-Pierre Seurat, diikuti oleh Paul Signac yang melahirkan gaya melukis ini pada tahun 1886 (Kopikeliling.com, 2013). Dikutip dari Amazine.co (2016, para 15) teknik pointilisme hitam putih disebut stippling. Teknik arsiran titik (stippling) adalah cara menggambar yang menyusun titik-titik sehingga membentuk objek tertentu, kesan gelap dan terang ditentukan oleh jumlah titik dalam satu area, Semakin banyak titik yang digunakan semakin kuat kesan gelap terang. Saat ini teknik
2
komunitas gambar karena teknik ini membutuhkan waktu banyak untuk menghasilkan satu gambar sampai hasil akhir. Selain waktu, kesabaran dan ketelitian menjadi syarat untuk menggambar menggunakan teknik stippling. Jika tidak teliti dan sabar akan cepat merasa bosan karena harus menyusun titik-titik pada akhirnya hasil gambar tidak maksimal dan juga bisa berujung tidak selesai.
Berdasarkan hasil kuisioner yang sudah disebarkan kepada komunitas gambar dan masyarakat umum di kota Bandung pada tanggal 2 April 2016, dari 50 responden terdapat 80% mengetahui teknik stippling dan 20% tidak mengetahui. Kegiatan menggambar dan mewarnai identik dengan aktivitas anak-anak, tetapi saat ini di Indonesia sedang marak fenomena sarana mewarnai untuk dewasa karena dianggap sebagai aktivitas menyenangkan serta merangsang area otak yang berhubungan dengan keterampilan motorik, indra, dan kreatifitas. Bisa juga sebagai terapi atau penghilang jenuh maupun stres, selain itu di era serba digital seperti sekarang mewarnai dianggap sebagai penghilang rindu bagi para masyarakat dewasa untuk mengingat masa kecil. dikutip dari Beritagar.id (2015, para 9) grafis komputer terasa dingin dan tidak berjiwa, sementara hasil gambar tangan mampu menangkap energi dan karakter yang tidak bisa direplikasi oleh piksel.
I.2 Identifikasi Masalah
Berikut adalah yang teridentifikasi dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya, diantaranya:
• Berdasarkan hasil kuisioner, saat ini teknik stippling hanya digunakan oleh orang-orang tertentu saja yang tergabung dalam komunitas gambar.
• Teknik stippling membutuhkan waktu banyak untuk menghasilkan satu gambar sampai selesai, jika tidak teliti dan sabar akan cepat merasa bosan pada akhirnya hasil gambar tidak maksimal dan juga bisa berujung tidak selesai.
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan, bagaimana cara agar teknik stippling tidak hanya digunakan oleh orang-orang tertentu saja, agar tidak membutuhkan waktu terlalu lama, dan kegiatan menggambar tidak dianggap sebagai aktivitas anak-anak saja.
I.4 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan, didapat bahwa teknik
stippling hanya digunakan oleh orang-orang tertentu saja karena teknik stippling
membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan satu gambar dan kegiatan menggambar sering dianggap sebagai aktivitas anak-anak. Maka dari itu permasalahan hanya dibatasi pada alternatif media yang ditujukan untuk masyarakat umum di Indonesia.
I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan Tujuan dan manfaat dari perancangan ini ialah :
• Memberikan kemudahan kepada masyarakat umum untuk mengarsir menggunakan teknik stippling.
• Memberikan pandangan bahwa teknik stippling tidak hanya digunakan oleh orang-orang tertentu saja, dan kegiatan menggambar bukan hanya aktivitas anak saja.
• Memberikan pandangan bahwa mengarsir menggunakan teknik stippling
bukan kegiatan yang membosankan tetapi suatu hal yang menyenangkan, memberikan tantangan, serta penghilang jenuh maupun stres.
4 BAB II. TEKNIK ARSIR TITIK (STIPPLING)
II.1 Ilustrasi
Ilustrasi adalah proses penggambaran objek, baik visual maupun audio dan lain-lain (Balai Pustaka, 1996). Komunikasi visual merupakan suatu komunikasi melalui wujud yang dapat diserap oleh indera pengelihatan. Pada media komunikasi, khususnya media cetak, terdiri atas beberapa unsur yaitu warna, tipografi, ilustrasi, layout, fotografi, dan lain sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996), ilustrasi dibagi menjadi dua jenis yaitu ilustrasi audio
dan ilustrasi visual. Ilustrasi audio berarti musik yang mengiringi suatu pertunjukan sandiwara di pentas, radio atau musik yang melatari sebuah film. Wojirsch (1995) berpendapat, ilustrasi merupakan gambaran pesan yang tak terbaca yang dapat menguraikan cerita, berupa gambar dan tulisan, yaitu bentuk
grafis informasi yang memikat. Sehingga dapat menjelaskan makna yang terkandung didalam pesan tersembunyi.
II.1.1 Ilustrasi Visual
Ilustrasi visual atau yang lebih dikenal dengan kata lain ilustrasi yaitu gambar dapat berupa foto atau lukisan untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya. Dapat juga bermakna gambar, desain, diagram untuk penghias halaman sampul.
II.1.2 Jenis dan Teknik Ilustrasi Visual
II.1.2.1 Fotografi
Menurut International Design School (2015, Para 1) fotografi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Fos” yang artinya cahaya dan “Grafo” yang artinya melukis atau menulis. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012) arti fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Fotografi adalah ilmu pengetahuan dan praktik menciptakan gambar yang tahan lama dengan merekam cahaya atau radiasi elektromagnetik
II.1.2.2 Lukis
Lukisan menurut Muhammad Syafiq (2015, Para 2) yakni sebuah karya yang dibuat dengan cara memulaskan cat memakai alat seperti kuas lukis, pisau palet atau perataan yang lainnya. Pemulasan cat dengan beragam warna dan nuansa gradasi warna dengan kedalaman yang tertentu dan dapat dikomposisi warna yang tertentu pula, dari bahan warna pigmen warna dalam pelarut dan gen pengikat untuk pengencer air. Lukis juga bisa berupa gambar manual dengan menggunakan tinta, pena dan sejenisnya. bisa juga berupa digital dengan proses menggunakan software komputer yang biasa disebut digital imaging.
II.2 Arsir Titik (Stippling)
II.2.1 Karakter Pointilisme
Dalam gambar pointilisme mungkin terlihat pemandangan warna-warni yang merupakan paduan berbagai macam warna-warna cerah. Saat melihat dekat, akan terlihat bahwa warna cerah tersusun dari banyak titik-titik kecil berwarna kuning, hijau, dan biru. Dengan mengubah paduan titik-titik warna primer, pelukis pointilisme menciptakan ilusi sehingga terlihat menggunakan banyak warna. Kumpulan titik-titik warna primer ini akan menghasilkan warna lebih cerah dibandingkan saat pelukis mencampur warna pada palet untuk kemudian digunakan melukis dikutip dari Amazine.co (2016, Para 1-4).
Gambar II. 1 : Karakter Pointilisme (Stippling). Sumber:
6 II.2.2 Perkembangan Pointilisme
Penjelasan pada Amazine.co (2016, para 1-5) gambar di majalah dan surat kabar dicetak dengan metode yang mirip pointilisme. Titik-titik kecil dari tiga atau empat warna menciptakan ilusi sebuah gambar memiliki berbagai warna lain. Layar elektronik seperti TV menggunakan teknik yang sama. Layar menampilkan titik atau piksel merah, biru, dan hijau pada intensitas yang berbeda. Mata dan otak lantas menafsirkan kumpulan titik ini sebagai gambar dengan berbagai warna. Setiap gambar di Photoshop, koran, majalah, atau mosaik ubin merupakan berbagai penerapan pointilisme modern. Komunitas menggambar saat ini banyak sekali seniman didalamnya yang menggunakan teknik stippling.
II.2.3 Pengertian Stippling
Teknik stippling adalah cara menggambar yang menyusun titik-titik sehingga
membentuk objek tertentu, kesan gelap dan terang ditentukan oleh jumlah titik
dalam satu area, Semakin banyak titik yang digunakan semakin kuat kesan gelap
terang. Menurut Gary Simmons (1992, h. 63) Stippling menjadi saingan teknik
garis silang yang dominan menggunakan pena dan tinta, teknik ini mulai
dikembangkan oleh seniman-seniman baru karena sangat efektif untuk gradasi
dan tekstur yang halus.
Terlihat sederhana tapi teknik ini membutuhkan waktu yang lama dan ketelitian
untuk menghasilkan gambar yang benar-benar bisa dinikmati. Pengerjaan gambar
harus lebih sabar karena sulit untuk menempatkan titik-titik secara konsisten dan
tidak menciptakan gumpalan titik-titik yang terlihat seperti tekstur, untuk
membuat bayangan lebih gelap membutuhkan penempatan lebih hati-hati dari
titik-titik untuk menjaga ketidak rataan dari warna abu-abu.
Titik juga sangat berguna sebagai garis, dapat membuat garis putus-putus halus di
sekitar bentuk utama dari gambar. Garis putus-putus juga dapat memberikan tepi
awal dan garis dalam gambar tanpa membuat itu menonjol. Dikutip dari Gary
tergantung pada kecocokan gambar yang dibuat tanpa menghilangan konsisten
titik.
Gambar II.2 Contoh Stippling
Sumber: https://cs.nyu.edu/~ajsecord/npar2002/html/stipples-img50.png (3 April 2016)
II.2.4 Sejarah Stippling
Pada tahun 1886, Seurat adalah salah satu pelopor pointilisme. Paul Signac adalah seorang pelopor lainnya. Seniman lain yang menggunakan teknik ini Vincent van Gogh, Henri-Edmond Cross, John Roy, dan Henri Delavallee. Pointilisme pertama kali disebut divisionisme, Sebagian orang masih menggunakan istilah divisionisme untuk menyebutkan lukisan yang mirip dengan pointilisme. Namun label ini lebih akurat digunakan untuk menekankan teori warna teknis yang digunakan. Sementara pointilisme menggunakan titik-titik kecil untuk menciptakan bentuk dan struktur, divisionisme menciptakan kesan warna yang unik dengan menyandingkan titik-titik warna yang berbeda sesuai dengan prinsip-prinsip warna (kopikeliling.com, 2013, Para 1).
II.2.5 Stippling Sebagai Pointilisme Hitam Putih
8 pointilisme hitam putih ini disebut sebagai stippling. Arsiran titik (stippling) adalah teknik menggambar yang dikembangkan dari pointilisme, seiring berkembangnya zaman para seniman yang menggunakan teknik ini mencoba menggambar menggunakan warna hitam dan putih dengan pena dan tinta dikutip dari Amazine.co (2016, Para 1-2).
Gambar II.3 Contoh gambar Stippling
Sumber: https://id.pinterest.com/godbold0258/pointallism/ ( 16 Agustus 2016)
II.2.6 Alat dan media Teknik Stippling
Alat-alat untuk teknik stippling tidak berbeda dengan teknik lainnya, yaitu pensil, drawing pen, isograph pen, tinta, dan sejenisnya. Media untuk menggambarnya pun tidak berbeda seperti kanvas, kertas, dan sejenisnya.
II.2.7 Cara Menggambar Menggunakan Teknik Stippling
Cara menggambar menggunakan teknik stippling dengan menyusun titik-titik, semakin banyak titik-titik dalam satu area semakin kuat kesan gelap terangnya. Pertama-tama menggunakan pensil untuk sketsa awal lalu setelah sketsa selesai masuk proses mendetail menggunakan pena atau sejenisnya. Teliti dan kesabaran menentukan hasil dari gambar yang dibuat.
II.3 Analisis Masalah
II.3.1 Pengertian Analisis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012) menyebutkan pengertian analisis sebagai sebuah proses menguraikan sebuah pokok masalah atas berbagai bagiannya. Penelahaan juga dilakukan pada bagian tersebut dan hubungan antar bagian guna mendapatkan pemahaman yang benar serta pemahaman masalah secara menyeluruh.
Pengertian analisis menurut para ahli diatas memberikan sebuah pengetahuan bahwa analisis memiliki fungsi tersendiri. Dalam penelitian, analisis memiliki fungsi yang sangat penting. Analisis merupakan tahap akhir sebelum penarikan kesimpulan terhadap data yang telah diambil dan ditelaah. Kegiatan analisis data proses dan hasil dilakukan meliputi mengorganisasikan data dan mengelompokan data serta klarifikasi data, memaparkan data, dan menarik kesimpulan.
II.3.2 Psikologi
Dikutip dari Cosmopolitan.co.id (2016, para 5-7) menurut Leslie Marshall mewarnai dan menggambar dapat melatih untuk menyingkirkan hal lain sesaat dan fokus pada satu hal yaitu menyelesaikan gambar.
10 II.3.3 Laporan Hasil Kuisioner
Pada hasil kuisioner yang dilakukan pada tanggal 2 April 2016 dilakukan dengan
cara menyebarkan 8 pertanyaan secara langsung kepada komunitas gambar di kota
Bandung dengan jumlah sample 50 responden, didapat 40 responden atau 80%
mengetahui menggambar menggunakan teknik arsir titik (stippling), Akan tetapi
berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebar sebanyak 27 responden atau 54%
sulit mendapatkan informasi mengenai teknik arsir titik (stippling).
Berikut adalah pemaparan hasil kuisioner yang dilakukan pada tanggal 2 April
2016
Tabel II.1 Identifikasi responden yang mengetahui Stippling Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Bedasarkan hasil data diatas menunjukan bahwa dari total 50 responden, 40
responden atau 80% mengetahui teknik menggambar stippling dan 10 responden
Tabel II.2 Identifikasi responden yang mengetahui artis atau ilustrator Stippling Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Hasil data diatas menunjukan bahwa 29 responden atau 58% mengetahui artis
atau ilustrator yang menggunakan teknik Stippling, dan 21 responden atau 42%
tidak mengetahui.
Tabel II.3 Identifikasi responden yang mengetahui kegunaan teknik Stippling Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Hasil data diatas menunjukan bahwa 26 responden atau 52% mengetahui
kegunaan teknik Stippling untuk diaplikasikan ke dalam gaya visual apa saja, dan
12 Tabel II.4 Identifikasi responden yang kesulitan mencari panduan teknik Stippling
Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Hasil data diatas menunjukan bahwa 27 responden atau 54% mengalami kesulitan
dalam mencari tutorial atau panduan teknik Stippling.
Tabel II.5 Identifikasi responden mempelajari teknik Stippling Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Hasil data diatas menunjukan bahwa hanya sebagian kecil responden yang
mempelajari teknik Stippling dari media cetak.
Tabel II.6 Identifikasi responden menggunakan teknik Stippling Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Hasil data diatas menunjukan bermacam-macam jawaban responden terkait
menggunakan teknik Stippling.
14 Hasil data diatas menunjukan sebagian besar responden menggunakan alat yang
sama untuk menggambar teknik Stippling.
Tabel II.8 Identifikasi responden menggunakan media untuk teknik
Stippling
Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Hasil data diatas menunjukan sebagian besar responden menggunakan media yang
sama untuk menggambar teknik Stippling.
II.4 Solusi
Teknik stippling hanya digunakan oleh orang-orang tertentu saja karena teknik
stippling membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan satu gambar dan
kegiatan menggambar sering dianggap sebagai aktivitas anak-anak. Maka dari itu
perancangan ini sangat diperlukan untuk masyarakat umum khususnya orang
dewasa yang tertarik dengan teknik stippling, membuat pandangan bahwa teknik
stippling mudah untuk dipelajari dan tidak membosankan. Adapun tujuan
perancangan ini untuk menghilangkan kejenuhan dan stres bagi orang dewasa
yang setiap harinya bekerja tanpa diseimbangkan dengan hiburan. Memberikan
tantangan tersendiri, merangsang area otak yang berhubungan dengan
BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Stepanie K (seperti yang dikutip Bernado Periangan 2011) strategi adalah suatu
proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka
panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya agar tujuan tersebut
dapat tercapai. Media ini dibuat untuk perkenalan teknik stippling dan agar buku
mewarnai atau menggambar untuk dewasa lebih variatif sehingga audiens lebih
tertantang untuk mengarsir dengan teknik yang berbeda.
III.1.1 Khalayak Sasaran
Materi atau gambar yang disajikan dalam perancangan media ini disesuaikan
dengan dewasa muda usia 25-35 tahun di Indonesia, karena di usia tersebut bekerja
adalah hal yang wajib dan sudah berkeluarga. Stress sering terjadi dan sangat
memerlukan hiburan atau penghilang jenuh.
III.1.2 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi agar media tepat pada sasaran, adapun tujuan lainnya yaitu
memberikan informasi dan juga memberikan wawasan mengenai teknik stippling.
Melatih ketelitian, kesabaran, serta melatih fokus, dan merangsang kreatifitas.
III.1.2 Pendekatan Komunikasi
• Pendekatan Visual
Pendekatan visual yang digunakan adalah menggunakan gambar ilustrasi
manual atau gambar tangan yang sudah melalui proses scan dan sudah proses
editing melalui media grafis digital imaging. Tidak menggunakan banyak
16 Gambar III.1 Referensi Visual
Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
• Pendekatan Verbal
Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan penyampaian
secara efektif. Kata-kata dibuat seminim mungkin namun masih bisa
menjelaskan dengan benar dan jelas, tidak berbelit-belit atau rumit sehingga
mudah dimengerti.
III.1.3 Materi Pesan
Dalam penyampaiannya, perancangan media ini memerlukan materi yang akan
disampaikan sebagai pesan. Materi yang akan disampaikan adalah:
• Memberikan informasi tentang sebagian fauna yang dilindungi di
Indonesia.
• Memberikan informasi tentang sebagian motif batik khas daerah di
Indonesia.
• Melatih kesabaran dan melatih fokus dalam mengarsir menggunakan teknik
stippling.
III.1.4 Gaya Bahasa
Dalam buku ilustrasi teknik stippling ini, gaya Bahasa yang akan digunakan
baku. Karena gaya Bahasa baku lebih formal untuk orang dewasa, Selain itu
penjelasan yang disajikan minim agar audiens atau pengguna fokus terhadap
gambar yang disediakan.
III.1.5 Strategi Kreatif
Strategi kreatif yang dilakukan dalam perancangan ini adalah dengan
menggunakan buku interaktif dengan nama Stippling Book Fauna Nusantara.
Di dalam buku ini khalayak di ajak untuk ikut mengarsir dengan menggunakan
teknik stippling berdasarkan contoh yang sudah ada, sehingga audience hanya
tinggal mengikuti contoh yang sudah ada di halaman sebelumnya yang
bermedia kertas kalkir, dengan demikian audience secara langsung bisa
mengetahui dan mencoba mengarsir dengan teknik stippling.
Lalu ada halaman yang menjelaskan informasi tentang fauna dan motif batik
khas daerah di Indonesia. Jadi bukan hanya mengarsir tetapi informasi tentang
muatan lokal pun didapat didalam buku ini. Fauna yang dipilih 8 jenis dari 8
daerah di Indonesia yang dilindungi dan terancam punah yaitu, harimau
Sumatera khas Jambi, bekantan khas Kalimantan Selatan, badak Jawa khas
Banten, nuri raja Ambon khas Maluku, anoa khas Sulawesi Tenggara, beruang
madu khas Bengkulu, komodo khas Nusa Tenggara Timur, dan gajah Sumatera
khas Lampung.
III.1.6 Strategi Media
Strategi media yang dipilih berdasarkan kebutuhan media informasi yang akan
dibuat berdasarkan permasalahan dari objek penelitian:
III.1.6.1 Media Utama
• Buku Interaktif
Buku Interaktif sebagai kertas yang berjilid yang dapat melakukan aksi,
18 Buku Interaktif menjadi media utama karena merupakan media yang
tepat sebagai media penunjang dalam memperkenalkan teknik
menggambar dengan cara stippling. Melalui buku interaktif ini
diharapkan audience bisa lebih mengenal dan bisa langsung merasakan
mengarsir dengan cara teknik stippling.
III.1.6.2 Media Pendukung
• Drawing Pen
Drawing Pen dipakai saat audience mengarsir di buku interaktif
tersebut
• Packaging box
Packaging box merupakan tempat untuk melindungi buku ketika di
jual. Di balam packaging box ini terdapat buku, drawing pen, sticker &
t-shirt.
• T-Shirt
T-Shirt di pilih karena merupakan salah satu media yang sering dipakai
sebagai media yang efektif karena digunakan langsung dan mudah
untuk bisa dilihat oleh orang lain.
• Sticker
Sticker berukuran sedang sebagai media promosi yang bisa di tempel
sehingga bisa dilihat dimana pun bila sticker tersebut ditempel.
• Poster
Poster sebagai media promosi yang berukuran agak besar sehingga bisa
di pasang di tembok saat penjualan buku interkatif ini sehingga bisa
menarik perhatian para pembeli.
• X-Banner
X –Banner juga sebagai media promosi yang akan ditempatkan di
tempat penjualan buku. Dan juga sebagai media promosi yang portable
karena penempatannya dapat di pindah-pindah
Flag Chain sebagai media pendukung promosi penjualan untuk
mempercantik tempat dimana buku ini dijual sehingga dapat menarik
perhatian pembeli.
III.1.7 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media
Dalam perancangan ini informasi harus sampai kepada target audience, maka
diperlukan strategi dalam mendistribusikan Stippling Book Fauna Nusantara
ini. Adapun yang menjadi bagian dari strategi distribusi yaitu media
berdasarkan lokasi penyebaran dan distribusi media berdasarkan waktu
penyebarannya.
Tabel III. 1 Distribusi media berdasarkan lokasi penyebaran Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
No Media Lokasi Penyebaran
1 Stippling Book Fauna
Nusantara Toko Buku
5 Drawing Pen Toko Buku
3 T-Shirt Toko Buku
4 Sticker Toko Buku
5 Poster Toko Buku
6 X-Banner Toko Buku
20 Tabel III. 2 Distribusi media berdasarkan waktu penyebaran
Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
III.2 Konsep Visual
III.2.1 Format Desain
Desain perancangan buku “Stippling Book Fauna Nusantara” ini berukuran 26cm
x 25cm, pemilihan ukuran tersebut bertujuan agar mempermudah dalam
pendetailan pada saat khalayak mengarsir dengan cara teknik Stippling. Selain itu,
pemilihan buku dengan ukuran 26cm x 25cm akan memberikan kesan yang luas
pada media gambar agar dapat terlihat dengan jelas.
25cm
26cm
III.2.2 Tata Letak atau Layout
Tata letak atau layout yang digunakan pada stippling book ini yaitu dengan
mengikuti letak-letak gambar agar mempermudah pada saat pengarsiran, dengan
satu halaman full untuk gambar dan deskripsi di halaman yang berbeda bertujuan
untuk memaksimalkan space agar mempermudah pengarsiran pada objek gambar.
III.2.3 Huruf atau Tipografi
Huruf yang digunakan dalam perancangan stipppling book ini adalah dengan
menggunakan huruf yang bernama Samedi Demo sebagai font yang digunakan di
desain judul. Font Futura digunakan sebagai sub judul karena karakternya simple
dan hurufnya tegak terkesan kuat, dan Helvetica teks yang digunakan sebagai
paragraf karena nyaman untuk dilihat dan dibaca.
SAMEDI DEMO
ABCDEFHIJKLMNOPQRSTUVWX
YZ
FUTURA
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890
HELVETICA
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
22 III.2.4 Ilustrasi
Ilustrasi berguna untuk menjelaskan isi dari media tersebut. Ilustrasi juga sebagai
pesan yang mewakili tulisan sebagai gambaran dari illustrasi yang diusung dalam
media ini. Ilustrasi yang dibuat berdasarkan hasil referensi yang terdapat dalam
buku mewarnai untuk dewasa, karena berbeda segmentasi maka karakter dibuat
lebih sederhana.
Gambar III.3 Referensi gaya ilustrasi Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Gambar III.4 Aplikasi gaya ilustrasi pada media Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Gambar III.6 Studi dan referensi
Sumber: http://www.getborneo.com/sun-bear-si-beruang-madu-dari-kalimantan/ (12 Agustus 2016)
Gambar III.7 Aplikasi gaya layout pada media Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
III.2.4.1 Desain Judul
Di dalam stippling book fauna nusantara ini menggunakan desain judul untuk
memperkuat perancangan buku ini. Berikut adalah penjelasan tentang desain judul
tersebut.
24 Logo ini menggunakan font Samedi Demo, pemilihan font ini dikarenakan font ini
mempunyai karakter yang liar dan mempunyai karakter yang sesuai dengan tema
fauna nusantara yang merupakan hewan liar.
III.2.4.2 Sketsa Layout
Berikut adalah perubahan dari sketsa dan hasil jadi yang akan dibuat buku interaktif
Gambar III.9 Sampul depan Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Sampul depan merupakan tampilan pertama pada Stippling Book, sampul ini di
desain terliat esklusif agar menarik perhatian pembeli dengan menambahkan
motif-motif dan logo buku yang ditempatkan di posisi tengah buku pada lingkaran motif-motif
emas. Ditambah dengan salah satu binatang khas Indonesia yang diletakan diatas
dan dibawah desain judul yang menambah kesan kuat judul tentang fauna
Gambar III.10 Halaman keterangan hewan Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Halaman keterangan hewan merupakan halaman penjelasan singkat tentang
binatang yang berada pada halaman berikutnya. Isi nya tentang daerah asal binatang
tersebut bagaimana keadaan dan situasi binatang tersebut sekarang serta
populasinya di alam bebas.
Gambar III.11 Halaman keterangan motif Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Halaman keterangan motif merupakan halaman penjelasan tentang motif batik khas
daerah masing-masing hewan yang ada dalam media tersebut. Halaman ini terletak
26
Gambar III.12 Halaman gambar Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Halaman gambar terdiri dari dua halaman, halaman pertama bermediakan kertas
kalkir yang transparan dimana gambarnya sudah diarsir dengan teknik stippling dan
halaman berikutnya bergambar binatang yang masih polos atau hanya outlinenya
saja. Ini adalah halaman dimana nantinya khalayak sasaran dapat mengarsir dengan
teknik Stippling.
Gambar III.13 Sampul belakang Sumber: Dokumen Pribadi (2016)
Seperti buku-buku pada umumnya, sampul bagian belakang berisikan logo
perusahaan penerbit dan barcode. Ditambah dengan sedikit sinopsis tentang
III.2.5 Warna
Warna yang diterapkan dalam buku interaktif Fauna Nusantara ini adalah dengan
menggunakan warna-warna yang elegan agar khalayak sasaran yang umumnya
dewasa muda tertarik minat menggambarnya. Menggunakan RGB karena
merupakan standar industri cetak saat ini, dan CMYK karena menyesuaikan dengan
standar printing.
Warna emas mencerminkan kegembiraan, ilmu pengetahuan, dan konsentrasi jadi
warna pada media ini diharapkan memberi semuanya pada khalayak sasaran.
Warna hitam mencerminkan tegas, solid, dan kuat. Warna putih mencerminkan
elegan, kebebasan, minimalis, dan ketenangan.