• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Informasi Bordir Manual Tasikmalaya Melalui Media Buku Bergambar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Informasi Bordir Manual Tasikmalaya Melalui Media Buku Bergambar"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Faisal Gumilar NIM : 51911051

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karya orang lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, .../.../ ...

Faisal Gumilar NIM. 51911051 Materai

(4)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Faisal Gumilar

Tempat/Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 02 Juli 1992

Jenis Kelamin ` : Laki - Laki

Agama : Islam

Tinggi Badan : 165 cm

Alamat : Komp.Islamic Centre V blok B Rt 03/RW 04

Kel.Cikadut Kec.Cimenyan Bandung

Hp : 085220639236

Email : faisalgumilar22@gmail.com

DATA PENDIDIKAN

1. SDN 2 Panyandaan 1998 – 2004 2. SMP PGII 2 Bandung 2004 – 2007

3. SMK Kartika Siliwangi Bandung 2007 – 2010

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BORDIR MANUAL TASIKMALAYA MELALUI BUKU BERGAMBAR

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Faisal Gumilar NIM. 51911051

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengantar Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Media Informasi Bordir Manual Tasikmalaya”. Penulisan ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi jumlah sks pada Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Penulis sadar bahwa laporan pengantar Tugas Akhir ini masih jauh dari kata „sempurna‟ tetapi dengan usaha dan doa, akhirnya penulis bisa menyelesaikan laporan ini dengan hasil maksimal. Laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu melalui tulisan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya terutama kepada Allah SWT yang telah memberikan ridho-Nya dan memberikan kesabaran selama menyelesaikan laporan ini, serta kepada Orang tua yang tercinta yang selalu mendukung baik moril dan materil, Ibu Reni selaku pemiliki Keyart butik dan Nova colletion yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Kepada bapak Deni Albar, S.Sn., M.Ds. selaku pembimbing yang telah membantu selama proses bimbingan serta semua teman dan semua pihak yang telah berkenan dan membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih

Bandung, 18/08/2016 Penulis,

(7)

i I.1 Latar Belakang Masalah ... I.2 Identifikasi Masalah ... I.3 Rumusan Masalah ... I.4 Batasan Masalah ... I.5 Tujuan Dan Manfaat Perancangan ...

(8)

ii BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN... III.1 Strategi Perancangan...

(9)

i DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Dkk, Budiyono. (2009). Kriya Tekstil Untuk Smk Jilid 2 . Depok: CV. Arya Duta.

Jumanta. (2005). Belajar Bordir, Yogyakarta:ANDI.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta.

Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenadamedia Group

Suhersono, Hery. (2005). Desain Bordir Motif Geometris. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sumber Jurnal Internet

Murni Ambarwati Putri,. (2012). Kualitas Hasil Bordir Antara Yang Menggunakan Mesin Jahit Umum Dengan Mesin Bordir Pada Kain Katun

Paris. Semarang: Thesis. Diambil dari: http://lib.unnes.ac.id/19190/ (04

Mei 2016)

Soemantri, V.M. Bambang. (2005). Diambil dari

(10)

ii Sumber Artikel Internet

Raharjo, Budi. (2012). Semua Tentang Bordir, Sejarah Bordir Dan Perkembangannya. Diambil dari: www.budi.insan.co.id/articles/riau-it.doc.

(31 Maret 2016).

Sumber Internet

Bahasa Indonesia. (2016). Arti Pattern. Diambil dari: http://www.bahasaindonesia.net. (28 Juli 2016).

Dishubkominfo, (2013). Website Resmi Pemeritah Kota Tasikmalaya. Di posting 03, September 2013. Diambil dari: http://www.tasikmalayakota.go.id/statis-91-sejarah.html. (31 Maret 2016).

(11)

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Bordir merupakan teknik menjahit pada kain dengan menggunakan mesin. Cara pembuatan bordir saat ini terbagi menjadi dua yaitu, cara bordir manual (mesin jahit) dan cara bordir otomatis (mesin komputer). Salah satu kota yang menjadi penghasil kerajian hias bordir di Indonesia adalah kota Tasikmalaya. Industri bordir di kota Tasikmalaya berkembang pesat terutama di daerah sentra industri di daerah Kawalu tepatnya di desa Tanjung.

Berkembangnya bordir kawasan ini tidak lepas dari kemajuan teknologi. Munculnya mesin bordir komputer tidak hanya berpengaruh terhadap berkembangnya usaha bordir, namun berpengaruh juga terhadap pengrajin bordir manual. Proses yang cepat jadi kelebihan dari mesin bordir komputer ini, menurut ibu Reni tahun 2016 pengusaha bordir kawalu, mesin bordir komputer ini membuat keahlian pengrajin bordir manual kurang dibutuhkan, dan tidak hanya itu saja, tahap-tahap bordir manual pun mulai ditinggalkan. Kondisi ini bisa mengancam keberadaan bordir manual dan cara pembuatannya.

Kehadiran mesin bordir komputer membawa dampak terhadap pengrajin bordir manual yang kalah bersaing dalam hal kecepatan produksi. Idealnya cara bordir manual harusnya tidak ditinggalkan begitu saja, menurut Hj Enok tahun 2016 pengusaha bordir Tanjung mengatakan, meski dalam proses pembuatan bordir manual lebih lama dan jumlah sedikit, tapi kualitas yang dihasilkan lebih baik dibanding bordir komputer, selain itu hasil rekatan benang lebih rekat, kuat, dan tidak mudah terburai. Pengaruh munculnya mesin bordir otomatis tentu saja mempengaruhi atau mengancam kelangsungan bordir manual.

(12)

manual merupakan bagian dari warisan seni budaya turun temurun yang harus tetap lestari dan diketahui oleh masyarakat umum, khususnya bagi pengrajin pemula yang akan terjun dalam seni kerajian ini.

1.2 Identifikasi Masalah :

Berikut adalah masalah yang teridentifikasi dari latar belakang diatas, masalah – masalah tersebut diantaranya:

 Tahapan pembuat bordir manual Kawalu mulai ditinggalkan.

 Kelestarian bordir manual Kawalu susah dipertahankan.

 Pengrajin bordir manual kalah bersaing dengan mesin bordir komputer dalam hal kecepatan produksi.

1.3 Rumusan Masalah :

Dari uraian identifikasi masalah diatas, maka rumusan permasalahan sebagai berikut :

 Bagaimana menginformasikan mengenai bordir manual kawalu sebagai salah satu kekayaan teknik membordir agar terdokumetasikan ?

1.4 Batasan Masalah

Agar Perancangan lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud, dalam makalah ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

 Perancangan dilakukan di kota Tasikmalaya tepatnya di daerah Kawalu, Desa Tanjung, karena desa ini adalah salah satu sentra bordir kota Tasikmalaya. Perancangan ini hanya membahas tentang bordir manual saja, karena mulai ditinggalkan.

1.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan

(13)
(14)

BAB II. BORDIR MANUAL TASIKMALAYA

II.1 Definisi Bordir

Di dalam kamus bahasa Indonesia bordir memiliki arti hiasan rajutan benang pada kain. Bordir adalah pengembangan teknik menjahit pada kain dengan menggunakan mesin. Menurut (Suhersono, 2005 : h.7) Istilah bordir diambil dari bahasa inggris Embroidery yang artinya sulaman, karena itu bordir identik dengan sulam, oleh karena itu masyarakat lebih mengenal istilah bordir dari pada sulam. Istilah bordir ini mulai dikenal masyarakat sejak berkembangnya teknologi dan meningkatnya penggunaan alat bantu mesin jahit. Bordir merupakan kerajian hiasan yang awalnya dikerjakan dengan tangan saja, dengan hanya menggunakan jarum dan benang. Selain benang, hiasan untuk bordir dapat dipadu dengan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet. Hiasan bordir bisa dikatakan sebagai karya seni, karena keindahan dari komposisi benang pada kain yang tersusun dan membentuk pola tertentu. Seni hiasan bordir ini terus berkembang mengikuti perubahan zaman dan perkembang dunia mode.

II.2 Jenis Bordir

Berkembangnya teknologi sangatlah banyak mempengaruhi pada tumbuh kembangnya berbagai cara pembuat dan teknik bordir saat ini, terutama setelah banyaknya jenis mesin yang digunakan. Menurut (Suhersono, 2005 : h.7) ragam hias ini menitikberatakan pada komposisi benang pada dengan bantuan alat mesin jahit atau mesin jahit komputer. Ada pun jenis bordir ini terbagi menjadi dua cara pengerjaan, yaitu Bordir manual (mesin jahit) dan Bordir otomatis (bordir komputer).

(15)

memang dalam hal kecepatan terbilang lama, untuk mempercepat proses penjahit sekarang mesin jahit ini ditambahkan dinamo. Berkembangnya zaman membuat mesin jahit tersebut dialihfungsikan untuk membordir. Jenis pekerjaan ini sebenarnya masih digolongkan manual, walau menggunakan alat bantu mesin. Sebab dalam penempatan teknik perpaduan benang di atas kain atau pada medium yang hendak kita bordir masih di dominasi oleh kemahiran dan keterampilan tangan. Pengerjaan secara manual lebih menonjolkan nilai artistik dan kualitasnya lebih bagus dibandingkan dengan pengerjaan menggunakan mesin bordir komputer.

Gambar II.1 Mesin jahit manual Sumber:Dokumen Pribadi (14/05/2016)

(16)

 Bordir otomatis (bordir komputer) adalah cara menjahit dengan menggunakan mesin sebagai alat bantu dalam proses pengerjaannya. Seiring berkembangnya teknologi mesin jahit pun meningkat dan mengalami pengembangan, yaitu sistem komputerisasi bordir atau sering disebut dengan mesin bordir komputer Mesin komputer ini bekerja secara otomatis yang sebelumnya diatur oleh seorang operator yang betugas mengendalikan dan mengawasi. Keuntungan dari bordir komputer ini produksi lebih banyak dengan cepat dan rapi dibandingkan dua mesin bordir sebelumnya. Pembordir akan lebih efektif dan efisien dalam pembuatan bordiran Untuk tahap pengerjaan bordir komputer pertama-tama yakni pembuatan program gambar yang biasanya disebut dengan film pancing, lalu film pancing disimpan dalam file kecil dengan nama tertentu dengan format tertentu sesuai dengan mesin. Setelah film pancing selesai kemudian film tersebut dimasukkan kedalam head mesin bordir komputer, dan operator mesin akan menyesuaikan dan mengatur margin ,warna benang serta letak bahan yang akan dibordir lalu proses bordir kemudian dilakukan.

(17)

Gambar II.3 Mesin bordir komputer dengan 12 kepala Sumber: Dokumen Pribadi (16/05/2016)

Mesin bordir komputer ini memang membawa keuntungan sendiri bagi para pengusaha bordir dalam hal peningkatan jumlah produksi, serta proses pengerjaan lebih cepat menjadi kelebihan lain mesin bordir komputer ini, karena dalam satu mesin bordir komputer memiliki banyak jumlah kepala yang beragam mulai dari 12 sampai 24 kepala. Meski dalam proses pengerjaan lebih cepat dan dengan kemampuan produksi banyak, harga dari mesin bordir ini bisa mencapai ratusan juta. Mesin bordir komputer ini cocok untuk digunakan pada jumlah produksi besar. Cara ini akan lebih efektif dan efisien dalam pembuatan bordiran. Berikut adalah hasil dari tekni bordir komputer yang diaplikasikan pada ragam hias seperti kebaya, rancangan motif untuk mukena, koko, dan taplak meja.

II.3 Perbandingan Bordir manual dan Bordir Komputer

(18)

mempengaruhi hasil dari bordir manual dan bordir komputer adalah penggunaan alat atau mesin yang dipakai dalam proses pembuatannya. Karena mesin bordir manual dan komputer memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara bordir manual dan bordir komputer.

Tabel II.1 perbandingan antara bordir manual dan bordir komputer Sumber : Dokumen pribadi

No Bordir Manual (mesin kejek) Bordir komputer 1. Produksi terbatas. Produksi besar (mass product). 2. Proses Pengerjaan lebih lama. Proses pengerjaan cepat.

3.

Waktu pengerjaan untuk 1 produk membutuhkan waktu 2-3 hari tergantung tingkat kerumitan desain motifnya.

Waktu pengerjaan untuk 1 produk membutuhkan waktu 1 hari tergantung tingkat kerumitan desain motifnya.

4. Kualitas jahitan lebih kuat dan halus.

Kualitas jahitan mudah terburai dan dibahan tertentu jahit menempel kuat.

Tabel di atas menunjukkan perbedaan dalam hal jumlah produksi, proses pengerjaan, dan kualitas dari mesin manual dan komputer. Proses pengerjaan bordir manual lebih lama namun hasilnya pun lebih kuat dan halus dari jahitannya. Sementara bordir komputer proses pengerjaan lebih cepat dan jumlahnya produksi besar, hasil jahitnya pun mudah terburai karena benang yang dijahit tidak terpasang dengan kuat.

II.4 Bordir Manual Tasikmalaya

(19)

yaitu embroidery (in-broide) yang artinya adalah sulaman. Namun masih banyak orang yang menggangapnnya berbeda, karena dilihat proses pengerjaan yang beda antara sulam dan bordir. Meskipun demikian, produk kesenian ragam hiasan bordir manual ini tetap menjadi produk yang disukai masyarakat. Karena produk bordir manual Tasikmalaya kerancangannya terlihat sangat halus, rekat, cantik, detail, dan memuaskan. Proses pengerjaan yang tidak sebentar dan membutuhkan ketelitian serta kesabaran lebih dan didukung keterampilan yang dimiliki pengrajin ini yang membual hasil memuaskan.

Dalam proses pembuatan agar hasil baik serta maksimal hasil bordirnya, maka ada dua jenis mesin jahit yang perlu digunakan untuk mendukung proses bordir yaitu:

Gambar II.4 Mesin Jahit Manual

Sumber:Dokumen Pribadi (14/05/2015)

1. Mesin jahit manual, adalah mesin jahit yang sistem kerjanya masih digerakkan dengan kaki. Mesin jahit ini mempunyai dua fungsi yaitu untuk menjahit biasa dan untuk membuat hiasan sulam (bordir).

(20)

Gambar II.5 Mesin bordir listrik Sumber: Dokumen pribadi (10/01/2016)

II.5 Teknik Dasar Bordir Manual

Dasar teknik manual ini adalah ahli tidak seorang penjahit dalam menggunakan mesin jahitnya, akan tetapi ketika sudah mahir menggunaakan mesin jahit, tetapi tanpa mengerti akan teknik dasarnya maka akan sulit untuk mengembangan variasi jahitan. Teknik dasar bordir manual adalah dasar dari teknik yang ada dalam bordir manual teknik harus menjadi hal yang wajib dikuasai, karena dengan menguasai teknik ini hasil jahitan hiasan lebih bervariasi. Hasil jahitan tergantungan dari Keterampilan pengrajin, ini sangat menentukan hasil akhir dari hiasan yang dibuat, semakin mahir pengrajin hasilnya makin rapih, halus, detail dan memuaskan. Teknik dasar ini ada beberapa macam seperti teknik lompat, teknik lompat serong, tusuk granit. Namun ternyata teknik dasar tidak hanya itu saja menurut Jumanta (2005: 11) beberapa jenis teknik dalam membuat bordir menggunakan mesin jahit atau sering disebut dengan teknik dasar bordir adalah sebagai berikut :

 Tusuk Suji Cair

(21)

Gambar II.6 Tusuk Suji Cair Kosong Sumber: Jumanta,( 2005: 11)

Tusuk ini merupakan tusuk yang sederhana dalam membordir dengan mesin, karena cara mengerjakannya sederhana yaitu seperti menjahit. Besar kecilnya setikan dalam membordir dengan suji cair ini tergantung dari kelincahan tangan dalam menggerakan ram. Motif dan benang yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan benda yang dibuat. Tusuk suji cair ini dibuat dengan hanya mengikuti garis-garis motif.

2. Tusuk Suji ½ isi

Gambar II.7 Tusuk Suji ½ isi Sumber: Jumanta, (2005: 11)

(22)

3. Tusuk Suji Cair Penuh

Gambar II.8 Tusuk Cair penuh Sumber: Jumanta, (2005: 11)

Cara mengerjakan tusuk suji cair penuh ini sama dengan cara mengerjakan suji cair gantung tetapi motif hiasannya diisi penuh dan padat sampai kain pada motif tertutup semua. Oleh karena itu motif hiasannya dipilih motif yang tidak terlalu besar, sebab bila terlalu besar akan memberikan kesan kurang bagus.

 Tusuk Lompat

Tusuk Lompat ada enam macam diantaranya adalah :

(23)

Gambar II.9 Tusuk lompat pendek Sumber: Jumanta, (2005: 11)

Untuk membuat tusuk lompat ini membutuhkan keseimbangan gerak tangan dalam menggunakan ram agar memberikan hasil yang bagus. Bordir dengan tusuk lompat dapat menghasilkan lompat pendek, lompat panjang, lompat serong, dan variasi diantaranya.

2. Tusuk Lompat Panjang

Gambar II.10 Tusuk lompat pendek Sumber: Jumanta, (2005: 11)

(24)

3. Tusuk Lompat Serong

Gambar II.11 Tusuk lompat serong Sumber: Jumanta, (2005: 11)

Tusuk ini sama dengan tusuk lompat pendek / panjang di atas hanya arah tusuknya serong. Tusuk lompat serong adalah tusuk lompat panjang yang dibuat dengan arah serong. Biasanya tusuk lompat serong ini motifnya diisi dengan tusuk biasa, sehingga akan dihasilkan hiasan yang bentuknya bagus.

4. Tusuk Lompat Berhimpit

Gambar II.12 Tusuk lompat berhimpit Sumber: Jumanta, (2005: 11)

Tusuk ini merupakan variasi dari tusuk lompat. Pada dasarnya tusuk ini sama dengan tusuk lompat biasa, namun tusuknya dibuat saling berhimpit. Pemilihan benangnya bisa bertingkat atau sewarna, tergantung bentuk motif. Jadi untuk motif ini mungkin saja setiap bunga atau daun terdiri dari beberapa tusuk lompat yang berhimpitan.

(25)

Gambar II.13 Tusuk Isi Benang Kord Sumber: Jumanta, (2005: 11)

Tusuk lompat isi benang kord adalah hiasan yang dibuat dengan diisi benang kord/ benang besar benang kasur yang diatasnya dibuat tusuk lompat halus.Ciri dari tusuk lompat ini adalah bentuknya seperti motif hiasan timbul. Benang kord nya tidak boleh kelihatan. Untuk motif hiasan ini dipilih oleh motif-motif yang tidak terlalu lebar, karena kalau lebar akan kesulitan di dalam membuat tusuk lompatnya. Di dalam membuat hiasan ini bisa digunakan/dipilih benang yang polos maupun benang kombinasi (obar-abir). Bordir ini sebenarnya hampir sama kelihatannya dengan tusuk lompat panjang/besar, hanya saja hasilnya agak terlihat timbul.

 Tusuk Granit/Uter/Pasir

(26)

Granit adalah salah satu teknik membordir yang dikerjakan dengan mengatur langkah jarum, dengan cara diputar, tetapi gerakan tangan pada waktu membuat putaran diusahakan agar sama besar bulatannya.

II.5.1 Alat dan Bahan

Alat yang dibutuhkan dalam membuat sulam (bordir) merupakan bagian yang sangat penting, sebab masing-masing alat antara yang satu denganyang lainnya saling berkaitan. Adapun alat-alat yang perlu disediakandalam membuat bordir adalah sebagai berikut:

Bahan merupakan faktor yang sangat penting dalam membuat sulam, karena kualitas sulam salah satunya akan tergantung pada bahannya, dan sebagai penunjang bahan yang dibutuhkan dalam membuat adalah:

 Kain

Kain merupakan jenis bahan tekstil yang diolah sedemikian rupa dengan menyilangkan benang lusi dan benang pakan. Serat tekstil dapat dikelompokkan atas dua yaitu serat alam dan serat buatan

Gambar II.15 Macam kain

Sumber:http://www.debusana.com/img/cms/221115/Viscose.jpg

(Diakses pada 12/04/2016)

(27)

kain yang digunakan diantaranya adalah kain, katun, blacu, siffon, tissue, sutra, dan yang lainnya.

1. Benang

Benang bordir ada berbagai macam dan variasi, baik warna maupun jenisnya. Warna benang ada yang polos serta ada pula warna kombinasi dalam satu gulungan, sehingga kita dapat memilih sesuai dengan kebutuhan. Dalam memilih benang sebaiknya dipilih benang yang tidak mudah putus karena akan mempengaruhi hasil bordiran. Beberapa jenis benang yang digunakan untuk menjahit dan menghias busana di antaranya yaitu :

2. Benang jahit ialah benang yang digunakan untuk menjahit. Halus kasar

benang ditentukan menurut nomor benang. Makin tinggi nomor benang makin halus benang tersebut.

3. Benang mouline yaitu benang yang berlainan warna di sering/dipilin jadi satu sehingga benang mouline disebut juga benang pelangi. Benang ini digunakan untuk menghias pakaian atau kain.

Gambar II.16 Benang Mouline

Sumber:https://butikkaffah.files.wordpress.com/2013/12/edab0-benangwool.jpg

(28)

4. Benang yaspis yaitu benang yang dipilin dari dua benang yang belum dipilin sehingga bentuknya berupa satu benang bulat. Digunakan untuk menghias pakaian.

5. Benang logam yaitu benang yang terbuat dari logam berlapis plastik atau

plastik berlapis logam. Bentuk benang berkilau, ada yang warna perak dan adayang warna emas. Digunakan untuk menghias pakaian atau lenan rumah tangga dan juga digunakan sebagai bahan untuk tenunan seperti tenun songket.

Gambar II.17 Benang Logam

Sumber:https://butikkaffah.files.wordpress.com/2013/12/edab0-benangwool.jpg

(Diakses pada 12/04/2016)

6. Benang sulam/suji yaitu benang yang digunakan untuk menyulam/menghias pakaian. Benang suji tersedia dalam aneka warna. Ada yang hanya satu warna dan ada juga yang palang atau warna bertingkat.

(29)

 Midangan.

Gambar II.18 Midangan Sumber:

https://s1.bukalapak.com/img/5/4/3/5/0/9/5/6/large/MKB_Midangan_Kayu_tanggung_be sar_merk_Anggrek_Biru.JPG

(Diakses pada 12/04/2016)

Midangan digunakan untuk meregangkan kain, agar permukaan kain menjadi rata dan licin, sehingga memudahkan pada saat membordir. Pembidangan/ring/ram bordir berbentuk bulat melingkar seperti gelang rangkap dua digunakan sebagai perentang kain agar kain membentang dan tidak mengkerut agarmenghasilkan bordiran yang bagus.

 Jarum mesin.

(30)

 Sekoci mesin

Gambar II.19 Sekoci Mesin

Sumber:

https://ecs7.tokopedia.net/img/product-1/2015/8/15/217716/217716_76fde8ca-4317-11e5-9b86-740187772fba.jpg (Diakses pada 12/04/2016)

Sekoci mesin bordir berbeda dengan mesin jahit biasa. Sekoci mesin bordir memiliki per kecil yang berfungsi untuk mengatur tarikan benang. Spol mesin bordir memiliki bentuk yang lebih tipis dibanding dengan spol mesin jahit biasa.

 Gunting.

(31)

 Pendedel

Gambar II.20 Pededel

Sumber: https://fitinline.com/data/article/20140809/Pendedel-000.jpg (Diakses pada 12/04/2016)

Pendedel atau cukit digunakan untuk melepas jahitan yang salah. Bentuknya seperti garpu tetapi hanya memiliki dua tusuk. Tusuk satu berbentuk runcing, tusuk satunya berbentuk tumpul. Disela-sela kedua tusuk itu terdapat lekungan yang runcing dan tajam guna memotong benang atau kain tertentu. Misalnya untuk memotong benang bertiras, atau melubangi tengahan kain, dan lain-lain.

 Solder

Solder digunakan untuk membuat lubang/krawangan/kerancang pada bordir.

 Setrika listrik

Seterika listrik digunakan untuk menyetrika hasil bordir yang sudah jadi dan kain yang hendak disulam agar hasil bordiran menjadi lebih rapi dan kain tidak kusut.

 Alat pelengkap

(32)

1. Alat tulis.

alat tulis yang terdiri dari pensil. spidol, rapido dan pensil warna digunakan untuk membuat desain dan mempola motif ke atas kain sebelum kain dibordir.

2. Kertas

Kertas disini adalah kertas yang digunakan untuk membuat motif bordir sebelum dipindah dan dijiplak diatas kain.

3. Kertas karbon.

Kertas karbon berfungsi sebagai alat bantu untuk memindahkan motif yang ingin dibordir dari kertas ke bahan yang akan dibordir, sehinngga motif atau desain yang dijiplak pada kertas dapat sama persis dengan motif.

4. Metlin/alat ukur

Metlin digunakan untuk mengukur benda yang akan dibuat atau mengukur motif maupun jarak motif terutama motif-motif yang memerlukan ukuran / jarak yang sama.

5. Jarum pentul

Jarum pentul digunakan untuk merekatkan kertas motif pada karbon dan kain dengan tujuan agar pada proses penjiplakan motif hasilnya sesuai dengan motif pada kertas dan tidak berubah.

II.5.2 Tahapan Pembuatan Bordir Manual

(33)

1. Tahap awal dalam pembuatan hiasan bordir ialah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Lalu ditahap kedua membuat desain motif pada kertas untuk diaplikasi bordir. 3. Selanjutnya jiplak motif pada kain menggunakan kertas karbon, agar motif

yang tidak rusak saat dijiplak tutup motif dengan plastik transparan.

4. Setelah motif selesai dibuat, kain dipasangkan pada pamidangan (pembidang). 5. Selanjutanya milih benang yang akan dipakai, setelah itu atur benang pada

mesin jahit.

6. Sebelum menggunakan mesin periksa mesin dan pasti mesin pada keadaan baik saat akan digunakan. Lalu jalankan mesin.

7. Pakailah teknik bordir yang sesuai dengan kain yang dibordir.

8. Tahap akhirnya mengunting sisa benang yang melekat dibalik permukaan, serta merendam, menjemur, dan menyetrikan hasil agar terlihat rapi.

Untuk lebih memperkuat pernyataan di atas menurut Hery Suhersono (2004) tahapan-tahapan pembuatan sulam (bordir) adalah antara lain sebagai berikut: Proses pembuatan bordir melalui beberapa tahapan. Mulai dari persiapan sampai dengan penyelesaian akhir, berikut tahapan pembuatannya :

1. Menyediakan dan menyiapkan bahan alat yang dibutuhkan. 2. Merancang motif bordir

3. Memola / memindahkan motif bordir pada kain.

4. Memasang kain yang sudah ada motifnya pada midangan. 5. Memilih benang dan membordir dengan berbagai jenis tusuk.

6. Finishing (membersihkan sisa benang, mencuci dan menyeterika).

II.5.3 Contoh Hasil Hiasan Bordir Manual

(34)

berbentuk mukena atau jilbab, taplak meja, sarung bantal dan guling, tas, sandal atau sepatu dan lain-lain. Berikut beberapa contoh hasil dari pembuatan kerajinan dari teknik bordir manual yang diaplikasikan pada macam bentuk :

Gambar II.21 Hasil Bordir Manual Taplak Meja Dengan Bahan Benang

Sumber:https://jilbabpitasulam.files.wordpress.com/2012/02/dsci19701.jpg

(Diakses pada 04/05/2016)

Taplak meja diatas dibuat dengan teknik bordir manual, taplak dengan motif bunga dengan bahan benang dan dipadukan dengan benang pita.

Gambar II.22 Hasil Bordir Manual Kebaya Kerancangan

Sumber:https://jilbabpitasulam.files.wordpress.com/2012/02/dsci19701.jpg

(Diakses pada 04/05/2016)

(35)

motif bunga. Kerancangan dan motif bunga merupakan ciri dari khasnya dari hasil kerajianan kota Tasikmalaya. Ciri dari khasnya kerancangan dan motif ini bisa diaplikasikan diberbagai kerajianan sesuai kebutuhannya.

II.5.4 Daftar harga bordir

Kerajian hias bordir kota tasik memiliki bermacam jenis hasil kerajian hiasnya. Dengan hasil kerajian yang terkenal akan kecantikan dan warna yang berani dan mencolok, tentu harganya akan bervariasi mulai dari yang murah sampai dengan yang mahal. Berikut adalah tabel daftar harga bordir yang didapat dari hasil wawancara dengan salah satu pengusaha bordir kawalu.

Tabel II.2 Daftar harga bordir Sumber :Dokumen pribadi

(36)

zaman dan tuntutan kerja yang sebar cepat, dan hal positifnya untuk meningkatkan hasil produksinya. Hal Ini diketahui dari hasil tanya dan jawab dengan masyarakat di lapangan.

II.7 Analisa Permasalahan

Metode analisa yang digunakan dalam menentukan masalah dari permasalahan ini adalah 5W + 1H yang ditemukan oleh Rudyard Kipling menurut situs anazdesign.wordpress.com. Analisa ini untuk mengetahui masalah yang terjadi pada Bordir Manual Tasikmalaya.

(37)

II.6 Resume dan Solusi

Bordir adalah pengembangan teknik menjahit pada kain dengan menggunakan mesin. Di dalam kamus bahasa Indonesia bordir memiliki arti hiasan rajutan benang pada kain. Berkembangnya teknologi sangatlah banyak mempengaruhi pada tumbuh kembangnya berbagai cara pembuat dan teknik bordir saat ini, terutama setelah banyaknya jenis mesin yang digunakan. Jenis bordir ini pun terbagi menjadi dua cara pengerjaan, yaitu bordir manual dan bordir otomatis. Bordir manual adalah, teknik menjahit benang pada kain yang cara kerjanya masih menggunakan bantuan kaki Bordir manual Tasikmalaya sudah dikenal oleh semua kalangan masyarakatnya sendiri, sebagai kerajian seni ragam hias yang sudah sejak lama berkembang. Namun berkembangnya teknologi bordir komputer berpengaruh terhadap pengrajin bordir manual, mesin bordir komputer ini membuat keahlian pengrajin bordir manual mulai tergantikan oleh keberadaan mesin bordir komputer. dan tidak hanya itu saja, cara bordir manual pun mulai ditinggalkan. Kondisi ini bisa mengancam keberadaan bordir manual dan cara pembuatannya. Opini di masyarakat perkembangan bordir manual ini beragam, masyarakat ada yang beropini ini merupakan sebagai hal yang biasa mengikuti perkembangan zaman, sebagian masyarakat lain ada yang beropini ini hal yang tidak biasa karena meninggalkan kebiasaan yang turun temurun diwariskan.

(38)

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Dalam menyampaikan informasi atau pesan ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Salah satu cara diantaranya membuat perancangan media yang di dalamnya dapat merangkum dan memuat informasi mengenai hal yang disampaikan. Informasi yang akan disampaikan dalam media ini adalah mengenai tahap-tahap pembuatan dari tahap persiapan sampai tahap akhir. Media ini diambil dari beberapa sumber referensi yang mengenai informasi bordir manual. Perancangan media ini akan dikemas dengan konten yang menarik dan isi media yang mudah dipahami orang agar yang menggunakan media ini tidak bosan.

III.1.1 Khalayak Sasaran

media ini adalah mengenai tahap-tahap pembuatan dari tahap persiapan sampai tahap akhir bordir manual ini ditujukan untuk beberapa segmentasi masyarakat. Adapun segmentasi ini terbagi dalam beberapa segmen diantaranya :

 Demografi

Jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Usia : Remaja rentang usia 12-20 tahun

Pendidikan : SMP dan SMA

Ekonomi : Masyarakat menengah

 Psikografi

Gaya hidup : Senang dengan budaya

Kepribadian : Bersemangat, keingintahuan yang tinggi.

 Geografis

(39)

Budaya : Sunda Dan Jawa

Insight

Hope : Setiap orang ingin bisa menguasai bordir manual, tapi tidak

semua orang memiliki suatu keterampilan dan keahlian. Setiap orang ingin memiliki mesin bordir manual, tapi tidak semua mampu untuk membelinya.

Myth : Orang yang ahli bordir manual adalah orang yang sukses dan

berhasil.

Hidden Truth : Orang yang mahir dan terampil dalam memakai bordir manual

dia bisa mendapatkan penghasilan dan membuka lapangan pekerjaan.

Behavior : Masyarakat saat ini milih sesuatu barang yang lebih moderen

dan canggih.

Esence : Orang yang mahir menggunakan bordir manual adalah orang

yang ahli dan terampil.

Journey

Journey adalah catatan kegiatan sehari-hari dari target audien, dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi. Journey digunakan untuk mengetahui tempat dan benda-benda yang sering dijumpai oleh target khalayak sasaran. Adapun journey dari

(40)

Tabel III.1 Journey kegiatan remaja sekolah sehari-hari. 3. 06.00 Beres-beres kamar Kamar tidur Kasur, Bantal, Guling, Selimut,

Kamar tidur Meja, buku, tas, topi, jaket.

7. 07.00 Berangkat sekolah Jalan Helm, Motor, mobil, jalan raya, spanduk, 9. 09.00 Istirahat, jajan Kantin Handphone, Penjual,

Jajanan, makanan, minuman, Teman, keramaian. 10. 10.00 Masuk kelas,

belajar

(41)

12. 13.30 Tiba di rumah,

Diluar rumah Handphone, Penjual, Jajanan, makanan,

minuman, Teman, keramaian 15. 17.00 Pulang ke rumah,

mandi

rumah Tv, tempat duduk, meja, lemari,

(42)

20. 04.45 Bangun tidur, Kamar tidur Kasur, Bantal, Guling, Selimut, Meja, Lemari, Kursi,

Handphone, Alarm Hiasan Dinding.

Hasil dari journey diatas diperoleh informasi tentang kegitan serta hal yang sering dijumpai oleh anak remaja. Tempat dan benda tersebut adalah tempat tinggal, ruang belajar, buku catatan, dan media sosial. Benda dan tempat tersebut memungkinkan untuk dijadikan sebagai media informasi.

III.1.2 Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi merupakan suatu rencana untuk mengkomunikasikan suatu informasi agar tepat sasaran dengan bahasa yang sesuai dan dapat diterima oleh penerima dengan baik. Strategi komunikasi yang akan digunakan adalah melalui pendekatan verbal dan pendekatan visual. Adapun konsep mengenai pendekatan verbal dan pendekatan visual sebagai berikut :

 Pendekatan verbal

Pendekatan verbal yang akan digunakan dalam media buku informasi ini mengunakan bahasa yang baku, bahasa yang sedehana dan mudah dipahami. Bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, karena target sasaran berada di Indonesia. Bentuk komunikasinya mengunakan kata atau kalimat yang bertujuan untuk memberitahu atau mengarahkan. Sifat bahasa sendiri bersifat formal, karena materi yang disampaikan dalam media ini berupa informasi yang merujuk pada bahasa pendidikan.

 Pendekatan visual

(43)

ditampilkan dalam buku ini merujuk pada buku pendidikan sekolah menengah kejuruan. Isi tiap halaman dalam buku ini dibuat dengan layout dan pattern yang berbeda, agar target sasaran tertarik dan tidak bosan. Penambahan pattern ini dimaksudkan agar tampilan terkesan tidak kaku dan moderen.

III.1.3 Mandatory

Perancangan media bordir Kota Tasikmalaya ini tersusun atas bantuan dari beberapa pihak. Pihak-pihak tersebut mendukung perancangan media ini dengan memberikan bantun berupa pemberian data-data, informasi, dan hal-hal yang mendukung pada materi yang ada dalam media ini. Adapun pihak-pihak yang mendukung dalam perancangan buku ini adalah, butik Key Art dan Nova Collection. Untuk penerbitan dari buku ini pihat PT. Gramedia Pustaka Utama siap untuk bekerja sama dan membantu dalam pencetakan dan penerbitannya.

III.1.4 Strategi Kreatif

Strategis kreatif merupakan ide yang dikeluarkan untuk menunjang perancangan yang telah direncanakan. Dalam merancangan media ini diperlukan strategi kreatif yang menarik dan baik, agar isi pesan tersebut dapat sampai dan diterima dengan tepat oleh target sasaran, serta mampu mencapai tujuan komunikasi yang ditetapkan. Fokus utama pada strategi kreatif ini difokus pada bagaimana mengemas produk agar bisa menarik perhatian dari target sasaran. Beberapa hal yang dilakukan dalam strategi kreatif adalah sebagai berikut:

 Kerangka media

(44)

Gambar III.1 kerangka Buku Bordir Kota Tasikmalaya. Sumber : Dokumen pribadi

Bagan kerangka ini merupakan susunan dari bagian dalam media. Susunan media ini dibuat berdasar dari sumber buku kriya tekstil. Bagian pertama dari media ini adalah sampul bagian depan, selanjut bagian dalamnya sama dengan yang digambarkan pada kerangka di atas. Ditiap perpindahan dari konten satu ke konten lainnya diberikan pembatas. Pembatas ini dimaksudkan untuk beri jeda bagi pembaca agar mata tidak lelah melihat isi buku yang banyak menampilkan gambar dan foto.

Prakata

Penulis

Pengenalan bordir

Dasar bordir

Alat dan bahan

Tahap pembuatan

Contoh hasil bordir

Daftar pustaka Daftar isi sampul/judul

(45)

III.1.5 Strategi Media

Untuk perancangan media ini akan terbagi dua jenis yaitu media utama dan media pendukung. Adapun konsep dari media utama dan media pendukung sebagai berikut :

 Media utama

Buku adalah media cetak tulis pada kertas yang tersusunan menjadi satu dengan tujuan sebagai sumber informasi dan referensi. Media utama yang akan dibuat berupa buku informasi mengenai tahap-tahap pembuatan dari tahap persiapan sampai tahap akhir. Pengambilan media buku dipilih karena media ini praktis dalam penggunaanya. Pemilihan media ini dipilih karena merujuk pada keadaan target sasaran yang gaya hidupnya sedehana. Selain itu buku-buku yang membahas tentang materi seperti ini saat ini jarang ditemuin dan sulit didapatkan.

 Media pendukung

Media pendukung berfungsi sebagai pelengkap media utama yang dirancang untuk media informasi mengenai media utama dan sebagai bagian dari mercendais. Adapun media pendukung yang dipilih sebagai berikut :

Sticker

Sticker atau gambar kertas yang ditempel ini dibuat sebagai media pendukung. Sticker ini dibuat untuk menyampaikan pesan pada target sasaran bahwa bordir asik dan dapat membuat target audien menjadi mempunyai keterampilan. Sticker ini merupakan bagian dari merchendise.

 Pembatas Buku

(46)

 Kemeja

Kemeja ini dibuat sebagai salah satu mercendaise. Selain sebagai mercendaise tujuan lainnya juga untuk menyampaikan pesan pada target sasaran masyarakat umum, memungkinkan informasi lebih cepat diketahui, bahwa bordir Tasik dan dapat membuat target audien menjadi mempunyai keterampilan.

 Buku Catatan

Buku catatan merupakan bagian yang penting sebagai tempat menuangkan ide-ide dalam membuat sebuah karya atau desain motif bordir. Ukuran buku yang tidak terlalu besar memudahkan buku catatan ini dibawa kemana saja. Buku catatan ini merupakan media pendukung dari media utama.

 Flayer

Flayer ini dibuat sebagai salah satu media untuk mempromosi media utama pada khalayak. Flayer ini disebar secara langsung pada masyarakat dipinggir jalan agar informasinya bisa cepat diketahui.

 Poster

Poster ini dibuat sebagai salah satu media untuk mempromosi media utama pada khalayak. Poster ini disebar dibeberapa tempat yang memungkinkan orang untuk melihatinya. Selain itu poster ini pun disebar di media social untuk penyebaran informasi yang lebih luas.

 Akun Media Sosial

(47)

X-banner

banner ini dibuat untuk mempromosi media utama pada target audien.

X-banner ini di ditempatkan bersama buku saat promosi. Didalam x-X-banner ini memuat beberapa hal seperti harga dan konten dari buku.

 Kotak Alat jahit

Kotak alat jahit ini merupakan mercendais yang dapat diperoleh saat pembelian media utama.

Untuk menyampaikan pesan melalui media kepada target khalayak sasaran dibutuhkan strategi komunikasi yang baik. AISAS merupakan singkatan dari Atention, Interest, Search, Action dan Share. Adapun strategi AISAS dalam menyampaikan pesan melalui media adalah sebagai berikut:

Attention

Tahap pertama atention digunakan untuk menarik perhatian masyarakat. Ditahap ini masyarakat akan dibuat untuk merasa bingung dan penasaran, hal ini supaya masyarakat merasa penasaran terhadap apa yang mereka lihat.

Interest

Tahap kedua interest digunakan untuk menarik minat masyarakat terhadap sebuah produk. Interest berisikan informasi yang berkaitan dengan keinginan, mitos dan kebiasaan yang ada di benak target audien. Interest juga bisa berisikan informasi mengenai keunggulan dan manfaat produk.

Search

(48)

Action

Setelah target audien mendapat informasi produk di tahapan empat, maka target audien akan timbul rasa ingin memiliki terhadap produk. Aksi yang dilakukann selanjutnya oleh target audien adalah akan mencoba, meminjam, meminta, membeli hingga bisa merasakan produk.

Share

Tahap terakhir dari strategi komunikasi ini adalah share, Share merupakan proses apresiasi, tanggapan atau penilaian terhadap sebuah produk. Target audien akan membuat informasi tentang kritik, saran atau dukungan terhadap produk. Target audien akan berbagi informasi kepada orang lain. Informasi biasa dibagi lewat pembicaraan atau di share pada media sosial.

III.1.6 Strategi Distribusi

Strategi distribusi untuk menyalurkan produk kepada konsumen dan memaksimalkan promosi yang dilakukan melalui beberapa tahapan. Strategi distribusi yang telah dirancang ini dibuat untuk memudah untuk promosi produk buku Bordir Kota Tasikmalaya. Pendistribusian produk ini akan di mulai dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2017, terbilang lima bulan waktu pendistribusiannya. Untuk mempromosikan buku digunakan metode AISAS, yaitu Attention, Interest, Search, Action dan Share. Adapun strategi distribusi yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut:

Tabel III.2 Jadwal Pendistribusian Media Bulan Agustus - Desember 2017 Sumber : Dokumen Pribadi

No Media Bulan Agustus - Desember 2017

Agustus September Oktober November Desember Attention

(49)

2. Sticker

(50)

dari target sesuai dengan apa yang diharapkan, maka masuk tahap selanjutnya yaitu action dan share. Di taap action ini target audien bisa langsung mendapatkan produk

yang diinginkan. Tahap share ini media sosial akan menjadi tempat untuk para target audien kritik, saran atau dukungan terhadap produk. Target audien akan berbagi informasi dengan orang sekitarnya tentang produk, maka secara tidak langsung tahap share telah dilakukan.

III.2 Konsep Desain

(51)

III.2.1 Format Desain

Format desain Rancangan media ini dibuat dengan format yang disesuaikan dengan konsep. Desain pun dibuat dengan format desain sebagai berikut:

Gambar III.1 Format Rancangan Media Buku

Sumber : Dokumen pribadi

Media : Buku

Ukuran : 14,8 x 21 cm (A5)

Bahan :Cover (Art paper tebal) halaman buku (Art paper tipis) Teknis produksi :Digital Prnting

21 cm

(52)

Alasan buku ini akan dibuat dalam ukuran 14,8 x 21 cm (A5) tersebut karena, dengan ukuran tersebut agar buku bisa dibawa kemana-mana.

III.2.2 Tata Letak

Tata letak layout dibuku ini dibuat tidak beraturan karena, disetiap bab halamannya layoutnya berbeda. Menurut (Kusrianto, 2007,276) dalam desain tata letak tidak

dikenal aturan-aturan yang berlaku secara menyeluh atau yang bersifat universal. Meski layoutnya siap bab halamannya berbeda namun tata letaknya sama. Tata letak layout pada buku ini dibagi menjadi 2 kolom, kolom gambar dan kolom teks. Tahap awal dari pembuatan adalah membuat sketsa tata letak layoutnya. Hal ini untuk mempermudah pada proses digitalnya. Pembuatan layout dibuat pada kertas menggunakan pensil dan penggaris. Gambar ini tata letak layout ini masih berupa sketsa pada kertas. Seperti yang dibahas diatas tata letaknya terbagi menjadi 2 kolom gambar dan teks.

Gambar III.3 Sketsa Tata Letak Layout Pada Kertas

(53)

Arti pattern dalam situs bahasaindonesia.net ialah pola, susunan gambar dan warna. Penambahan pattern pada halaman buku ini dimaksudkan agar buku ini memiliki kesan yang tidak membosankan. Ditambah dengan penggunaan warna yang cerah pada pattern setiap halamannya menambah kesan yang menarik, selain itu penggunaan warna ini disesuaikan dengan target audien yaitu kalang anak remaja.

Gambar III.4 Bentuk Pattern

(54)

Untuk menunjang tata letak layoutnya diambillah beberapa sumber referensi buku. Tata letak layout ini dibuat dengan mengikuti referensi agar mendapat kesan seperti pada konsep desain. Untuk membuat buku ini menarik penggunaan bentuk pattern dengan tambahan outline gambar bunga melati.

Gambar III.5 Referensi Visual

Sumber : https://id.pinterest.com (Diakses pada 18/06/2016)

Referensi visual ini menjadi bahan yang dipakai untuk membuat media buku “ Bordir Kota Tasikmalaya”. Tata letak layout dan kolom yang beraturan dipadukan dengan penggunaan pattern, maka tata letak layout ini akan sesuai dengan konsep desain.

III.2.3 Huruf

(55)

 Mohave

Huruf ini memikili kesan yang agak moderen, meskipun demikian juga font ini masih memiliki juga kesan formal.Huruf termasuk font san serif. Bentuk huruf terlihat kuat dan kokoh, ini cocok untuk menggambarkan bahwa bordir ini kuat dan bisa bertahan. Selain itu font ini terkesan yang tidak terlihat kaku. Font ini digunakan pada sampul buku, headline dan sub headline.

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

0123456789.,;:/?&[]!#$%()*<>

 Caneletter Script Personal Use

Huruf Caneletter Script Personal Use gunakan pada bagian cover depan buku pada kata manual. Huruf ini dipilih untuk menunjukan keindahan dan keterampilan karena font ini termasuk kedalam jenis font handwriting.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUV

WXYZ.,;:/?&[]!#%()*<>

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz.,;:/?

&[]!#%()*<>

 Helvetica Neue

(56)

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

0123456789.,;:/?&[]!#$%()*<>

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

0123456789.,;:/?&[]!#$%()*<>

III.2.4 Warna

(57)

: Energi, keseimbangan, kehangatan.

: Kepercayaan, keamanan, teknologi.

: Alami, kesehatan, pembaruan.

: Kekuatan, bertenaga, kehangatan

Gambar III.6 Referensi Warna Dari Hiasan Bordir Kota Tasik Sumber : Dokumen pribadi

Gambar III.7 Skema Warna Yang Digunakan Pada Buku Sumber : Dokumen pribadi

(58)

Gambar III.8 Arti warna Sumber : Dokumen pribadi

III.2.5 Ilustrasi

Ilustrasi dalam situs kbbi.web.id memiliki arti gambar (foto,lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku, karangan dan sebagainya. Menurut (Adi Kusrianto, 2007, 110)

Illustrasi dapat digunakan untuk menampilkan banyak hal secara fungsi antara lain. Untuk ilustrasinya pada buku berupa gambar dan foto. Objek Gambar dan foto adalah objek nyata bukan palsu. Hal ini untuk memudah target audien untuk memahami isi buku dan mengetahui bentuk asli dari pada objek yang dijelaskan.

Gambar III.9 Ilustrasi pada gambar sampulbuku depan

(59)

Seperti yang terlihat pada Sampul depan terdapat beberpa objek seperti hasil bordiran, mesin jahit manual, dan gapura jalan. Objek tersebut adalah objek nyata berupa hasil foto kamera digital. Foto kebaya dan mukena ditampilkan pada sampul depan untuk menunjukan hasil dari mesin bordir manual. Pada sampul foto dibuat menyamping dibuat untuk menampilkan kesan kekinian. Sementara mesin jahit ditampilkan pada sampul depan untuk memperlihatkan kondisi dari objek sebenarnya, dan garupa jalan ditampilkan untuk menunjukkan terletak tempat bordir Tasik berada. Foto tidak terlalu banyak editan agar objek bisa terlihat jelas. Pada buku ini terdapat beberapa bagian elemen yang sengaja ditambahkan.

(60)
(61)

BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Deskripsi Media

Media utama berupa buku informasi bergambar. Buku berjudul Bordir Kota Tasikmalaya berisikan tentang tahap pembuatan bordir dari tahap awal sampai akhir. Buku ini berisi 15 halaman.

IV.2 Sktruktur Informasi

Dalam pembuatan buku informasi ini, proses pertama dalam pembuatan adalah penentuan isi halaman dalam buku informasi Bordir Kota Tasikmalya. Berikut urutan halaman buku: 8. Contoh hasil bordir

IV.3 Proses Digitalisasi

(62)

size dengan Adobe illustrator CS6. Gambar dibawah adalah proses menghapus background gambar untuk menghilangkan bagian yang tidak diperlukan dengan software Photoshop.

Gambar IV.1 Proses mengubah background foto atau gambar pada Photoshop

Sumber : Dokumen pribadi

Sama seperti proses gambar diatas proses ini menghapus background pada foto untuk menghilangkan bagian yang tidak diperlukan atau menggangu dengan software Photoshop.

Gambar IV.2 Proses mengubah Size foto atau gambar pada Photoshop

(63)

Gambar dibawah ini adalah proses pembuatan layout buku di Adobe illustrator CS6. Proses masih berupa panel-panel kosong. Panel terdiri dari panel title, subtitle,imge dan teks. Layoutnya tiap babnya dibuat berbeda sesuai seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Gambar IV.3 Proses membuat layout Adobe illustrator CS6

Sumber: Dokumen pribadi

Selanjutnya proses dibawah ini merupakan tampilan layout yang telah berisi materi gambar,foto, teks, dan warna.

Gambar IV.4 Proses menata layout Adobe illustrator CS6

(64)

IV.4 Hasil Akhir

Media : Buku

Ukuran : 14,8 x 21 cm (A5)

Teknis cetak :Jilid softcover laminasi gloosy

(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)

IV.2 Media Pendukung

Media pendukung berfungsi sebagai pelengkap media utama yang dirancang untuk media informasi mengenai media utama dan sebagai bagian dari mercendais. Adapun media pendukung sebagai berikut :

Sticker

Sticker ini didesain dengan gaya emblem. Gaya emblem ini tidak jarang digunakan pada attribut clothing baju, organisasi dan komunitas anak remaja. Bentuk sticker dibuat seperti perisai untuk menunjukkan bordir manual masih bisa bertahan ditengah zaman moderen. Kata “Asik” pada sticker ingin menunjukkan bahwa bordir manual bisa dijadikan alat berkreatifitas. Semakin mahir menguasai bordir manual penggunanya akan terampil pula. Sticker ini dibuat untuk menyampaikan pesan pada target sasaran bahwa bordir manual itu asik. Sticker ini akan dibuat dengan format sebagai berikut:

Gambar IV.5 Sticker Sumber : Dokumen pribadi

(82)

 Pembatas Buku

Desain pembatas buku ini dibentuk persegi panjang agar pembatas buku dapat terlihat dari bagian luar buku saat diselipkan. Warna pembatas buku dibuat mencolok agar, mudah terlihat dan warna ini diambil dari warna pada kain khas kota Tasik yang memakai untuk mencolok. Pembatas buku digunakan untuk memberikan tanda pada halaman saat berhenti membaca. Pembatas buku ini akan dibuat dengan format sebagai berikut:

Gambar IV.6 Pembatas buku Sumber : Dokumen pribadi

(83)

 Kemeja

Kemeja ini dibuat sebagai salah satu mercendaise. Selain sebagai mercendaise tujuan lainnya juga untuk menyampaikan pesan pada target sasaran. Kemaja ini akan dibuat dengan format sebagai berikut:

Gambar IV.7 Kemeja Sumber : Dokumen pribadi

(84)

 Buku Catatan

Buku catatan merupakan bagian yang penting sebagai tempat menuangkan ide-ide dalam membuat sebuah karya atau desain motif bordir. Buku catatan ini akan dibuat dengan format sebagai berikut:

Gambar IV.8 Buku catatan Sumber : Dokumen pribadi

Ukuran : custom

(85)

 Kotak Alat Jahit

Kotak alat jahit ini merupakan mercendais yang dapat diperoleh saat pembelian media utama.

Gambar IV.9 Kotak Alat Jahit Sumber : Dokumen pribadi

Ukuran : P = 12cm L = 21,5 cm T = 4,5 cm Bahan : Plastik

(86)

 Flayer

Flayer ini dibuat sebagai salah satu media untuk mempromosi media utama pada khalayak. Flayer ini disebar secara langsung pada masyarakat dipinggir jalan agar informasinya bisa cepat diketahui.

Gambar IV.10 Flayer Sumber : Dokumen pribadi

(87)

 Poster

Poster ini dibuat sebagai salah satu media untuk mempromosi media utama pada khalayak. Poster ini ditempel ditempat yang memungkinkan orang untuk melihatinya. Poster ini akan dibuat dengan format sebagai berikut:

Gambar IV.11 Poster Sumber : Dokumen pribadi

Ukuran :42cm x 29,7cm (A3) Bahan :Art Paper

(88)

X-banner

banner ini dibuat untuk mempromosi media utama pada target audien.

X-banner ini di ditempatkan bersama buku saat promosi. X-banner ini akan dibuat dengan format sebagai berikut:

Gambar IV.12 X-banner

Sumber : Dokumen pribadi

Ukuran :160cm x 60m

(89)

 Media sosial

Media sosial ini dibuat selain sebagai media pendukung untuk mempromosikan media utama, namun media sosisal ini juga digunakan sebagai media tanya jawab untuk target audien pada penyusun buku tentang hal yang kurang pahami tentang isi buku.

Gambar IV.13 Sosial Media Facebook Sumber : Dokumen pribadi

Ukuran :800 x 800 px Media : Facebook

Gambar

Gambar II.2 Proses Pembuatan Teknik Bordir Komputer Sumber: Dokumen Pribadi (16/05/2016)
Gambar II.3 Mesin bordir komputer dengan 12 kepala Sumber: Dokumen Pribadi (16/05/2016)
Gambar II.6 Tusuk Suji Cair Kosong
Gambar II.8 Tusuk Cair penuh Sumber: Jumanta, (2005: 11)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam media informasi ini foto menjadi penggambaran dari sebuah penjelasan bentuk dan sejarah pada ragam makanan tradisional Cirebon, agar pembaca dapat mengetahui

Memberi pengenalan tentang pijat untuk lebih dalam nya karena sebagian orang hanya mengetahui nama pijat saja dan tidak tau apa efek samping dari pijat

Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan diatas, maka rumusan masalahnya adalah : “Bagaimana merancang media yang mampu membantu menunjang belajar anak,

sasaran dapat mengatahui prosesi acara kesenian Reak serta nilai-nilai hidup yang. terkandung dalam kesenian

Luaran dari penelitian ini menghasilkan sebuah buku cerita bergambar berjudul “Mata Kaca: Darimana Bayi Berasal?” yang ditujukan untuk membantu orang tua

Terdapat bermacam – macam permainan dalam kegiatan outbound yang menarik untuk dibuat menjadi sebuah buku tentang cerita bergambar.. Fun Games permainan pada

Dengan adanya media buku ini, diharapkan dapat membantu ibu dalam memperbaharui penyajian makanan dengan kreativitas serta membangun suasana yang menyenangkan ketika

Sebagai mahluk halus yang ada pada kebudayaan Sunda, Jurig memiliki banyak keragaman dalam pecitraanya oleh masyarakat Sunda, diantaranya ada yang berupa buruk rupa, cantik,