ii
59
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Gifari Firdaus
Tempat & Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 13 Mei 1992 Nim : 51910718
Tingkat Semester : 8 Fakultas : Desain
Program Studi : Desain Komunikasi Visual Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam
Alamat : Perum PWS blok AF 23 No. 11 Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Nomor Telepon : 087772723563
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN INFORMASI KELINCI HOLLAND LOP MELALUI MEDIA BUKU BERGAMBAR
DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016
oleh:
Gifari Firdaus NIM. 51910718
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, Atas karunia-Nya serta kebesaran-Nya. Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan menyusun Laporan Pengantar Tugas Akhir, berisi tentang uraian penelitian yang berjudul tentang “PERANCANGAN INFORMASI KELINCI HOLLAND LOP MELALUI MEDIA BUKU BERGAMBAR” sebagai salah satu untuk memperoleh gelar sarjana pada program studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia di Bandung.
Penulis menyadari laporan Tugas Akhir ini masih kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada orangtua yang memberikan doa, dukungan, dan perhatian kepada penulis dalam melaksanakan menyusun laporan Tugas Akhir berjalan dengan lancar, tepat waktu dengan baik.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Asep Sutisna selaku narasumber dan ahli pakar pemilik usaha di Peternakan Assep Rabbit selama penulis melakukan observasi penelitian khususnya kelinci jenis Holland Lop. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Wantoro, M.Ds selaku pembimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun laporan Tugas Akhir dan serta terimakasih kepada Taufan Hidayatullah, M.Ds selaku dosen wali dan seluruh dosen yang memberikan pengajaran ilmu selama perkuliahan.
Sekian dan terimakasih.
Bandung, 4 Agustus 2016 Penulis,
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……….…... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS……….… ii
KATA PENGANTAR………...…..… iii
ABSTRAK………..… iv I.1 Latar Belakang Masalah……… 1
I.2 Identifikasi Masalah………...… 2
I.3 Rumusan Masalah………..… 2
I.4 Pembatasan Masalah………..… 3
I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan………..… 3
BAB II. KELINCI HOLLAND LOP II.1 Kelinci………...………. 4
II.1.1 Definisi Kelinci………..………... 4
II.2 Jenis Jenis Kelinci Family Lop……… 4
II.2.1 Fuzzy Lop………... 4
II.2.2 French Lop……….……… 5
II.2.3 Kelinci English Lop………... 6
II.3 Kelinci Holland Lop ……… 6
II.3.1 Sejarah Kelinci Holland Lop………. 7
II.3.2 Profil Kelinci Holland Lop………...…. 7
II.3.3 Penyempurnaan Kelinci Holland Lop……… 7
vii
II.3.5 Siklus Perkembangbiakan Kelinci Holland Lop……… 10
II.3.6 Manfaat Memelihara Kelinci Holland Lop……… 11
II.3.7 Cara Merawat Kelinci Holland Lop…….…….……….… 12
II.3.8 Metode Berternak Kelinci Holland Lop……… 13
II.3.9 Cara Mengawinkan Kelinci Holland Lop………..…… 14
II..3.10 Penyakit Pada Kelinci Holland Lop……… 15
II.3.11 Pengobatan Pada Kelinci Holland Lop……… 16
II.3.12 Bibit Pakan Yang Baik Kelinci Holland Lop……….. 18
II.3.12.1 Ransum Pakan……….…….. 18
II.3.12.2 Pro Feed Rabbit Pellet……….… 19
II.3.12.3 E-Sellen Vitamin Kelinci………...… 20
II.4 Analisa ………..……… 20
II.4.1 Pengumpulan Data Dengan Kuesioner……….. 20
II.4.2 Pengumpulan Data Dengan Wawancara……… 21
II.5 SWOT……… 21
II.6 Resume……….………. 23
BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN III.1 Strategi Perancangan……… 24
III.1.1 Khalayak Sasaran……….……….… 24
III.1.2 Tujuan Komunikasi………... 25
III.1.3 Pendekatan Komunikasi Visual dan Verbal………. 25
III.1.3.1 Pendekatan Visual………..… 25
III.1.3.2 Pendekatan Verbal………. 26
III.1.4 Materi Pesan……….…. 26
III.1.5 Mandatory……….… 27
III.1.5.1 Gramedia……… 28
III.1.6 Strategi Kreatif………..… 28
III.1.6.1 Teknik Fotografi………. 28
viii
III.1.6.3 Storyline……….… 29
III.1.6.4 Storyboard……….… 30
III.1.7 Komposisi Layout Buku Kelinci Holland Lop……….…… 31
III.1.8 Anatomi SampulBuku………. 32
III.1.9 Strategi Media……….…….…… 33
III.1.10 Media Utama Buku Kelinci Holland Lop………..…… 33
III.1.11 Media Pendukung………..…….… 33
III.1.12 Strategi Distribusi………..…. 35
III.2 Konsep Visual……….. 36
III.2.1 Format Desain………..…….… 37
III.2.2 Tataletak………... 38
III.2.3 Huruf……… 38
III.2.4 Ilustrasi………. 39
III.2.5 Warna……… 40
BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI IV.1 Teknis Media Utama……… 41
IV.1.1 Sketsa Kasar……….… 41
IV.1.2 Teknik Proses Pengolahan Visual………. 42
IV.1.2.1 Media Utama Buku Kelinci Holland Lop………. 42
IV.2 Teknis Produksi……… 45
IV.3 Media Pendukung………... 45
ix
DAFTAR PUSTAKA……….…. 52
LAMPIRAN……….... 55
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……… 58
x DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kelinci Fuzzy Lop.……….….… 5
Gambar II.2 Kelinci French Lop………..… 5
Gambar II.3 Kelinci English Lop……… 6
Gambar II.4 Kelinci Holland Lop………..… 8
Gambar II.5 Lokasi Budidaya dipeternakan Asep Rabbit Project………….…… 10
Gambar II.6 Pengolahan kotoran dan urin kelinci Holland Lop.……… 12
Gambar II.7 Masuknya sinar matahari agar kandang tidak lembab………….….. 13
Gambar II.8 Vagina Kelinci Betina Siap Kawin………. 14
Gambar II.9 Proses Kawin Kelinci……….……… 14
Gambar II.10 Penyakit Kudis Pada Kelinci……….…… 15
Gambar II.11 Penyakit Perut Kembung Pada Kelinci………. 16
Gambar II.12 Pemberian Antibiotic Alami Mengatasi Diare………..… 16
Gambar II.13 Pemberian Suntikan Cairan Wormectine……… 17
Gambar II.14 Pemberian obat Intermectine……….… 17
Gambar II.15 Pembuatan Pakan Pellet Kelinci………..………..…… 18
Gambar II.16 Pakan Pellet Kelinci……….…….. 19
Gambar II.17 Butir/Pil Makanan Kelinci………. 19
Gambar II.18 E-Selen Vitamin Kelinci……… 20
Gambar III.1 Contoh Referensi Pendekatan Visual……… 26
Gambar III.2 Teknik Memotret Kelinci Holland Lop……….. 29
Gambar III.3 Format Ukuran Buku Kelinci Holland Lop……… 37
Gambar III.4 Format Isi Halaman Pada Buku Kelinci Holland Lop………..…… 37
Gambar III.5 Sampul Buku Kelinci Holland Lop……… 38
Gambar III.6 Gambar Ilustrasi Kelinci Holland Lop……… 39
Gambar III.7 Warna Pada Buku Kelinci Holland Lop……… 40
Gambar IV.1 Capture Sketsa……… 41
Gambar IV.2 Capture Sampul Editing Adobe Photoshop………...… 42
xi
Gambar IV.4 Sampul Belakang Buku Kelinci Holland Lop……… 43
Gambar IV.5 Bagian Isi Buku Kelinci Holland Lop……… 44
Gambar IV.6 Poster……….… 45
Gambar IV.7 X-Banner……… 46
Gambar IV.8 Papper Bag……… 47
Gambar IV.9 Brosur……… 48
Gambar IV.10 Sticker………..… 49
Gambar IV.11 Pin……… 50
xii DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Hasil Data Lapangan Kuesioner……….….…… 21
Tabel II.2 Strategi Analisis SWOT………..…… 22
Tabel III.1 Organisasi APKIN……….…… 27
Tabel III.2 Media Distribusi………. 35
52 DAFTAR PUSTAKA.
Sumber Buku
Faiz, Manshur (1990). Kelinci Pemeliharaan Secara Ilmiah, Tepat, dan Terpadu. Bandung: Nuansa.
Gregorius, Agung (2015). Lancar Menggunakan Photoshop. Jakarta: Gramedia.
Kanda, Y Muhammad (2013). Hewan Kesayangan. Jakarta: Penebar Swadaya Informasi Dunia Perternakan.
Reyhan, Friza (2013). Photoshop Untuk Fotografer. Jakarta Selatan: Mediakita. Laksamana (2012), Desain Fantasi dan Special Efek dengan Photoshop. Yogyakarta:
Baduose Media.
Willsen, Lea (2014). Mahir dan Professional Digital Painting. Yogyakarta: Cv Andi Offset.
Wahana, Komputer (2014). Tip dan Trik Adobe Photoshop CS6. Yogyakarta: Cv. Andi Offset.
Sumber Jurnal Internet
Bastudin (2013). Mengenal Anatomi Buku, Maret 2013. Di akses dari:
http://bastudin.blogspot.co.id/2013/03/mengenal-anatomi-buku.html (19Juli 2016).
Beliarizki, Ariani (2008). Kelinci Dengan Berbagai Manfaat. Januari 2008. Diakses dari: https://citijournal.wordpress.com/2008/01/12/kelinci-dengan-berbagai-manfaat/ (13 Agustus 2016)
Pramono, Cahyo (2009). X-Banner. Juli 2009. Di akses dari: http://www.cahyopramono.com/2009/07/x-banner.html
53 Dotnet, Vauzi. (2014). Pengertian Distribusi Secara Umum dan Menurut Para Ahli, Maret2014.Diaksesdari:https://vauzidotnet.wordpress.com/2014/03/07/pengerti an-distribusi-secara-umum-dan-menurut-para-ahli/ (7 Agustus 2016).
Fotografi, Myviola (2016). Pengertian Fotografi Menurut Para Ahli, Maret 2016. Diaksesdari:http://myviolafotografi.blogspot.co.id/2016/03/pengertianfotografi-menurut- para-ahli.html
Hendra, Wibowo. (2012). Tentang Kelinci Holland Lop, Oktober 2012. Di akses dari: http://tabosrabbit.blogspot.co.id/2012/10/tentang-kelinci-holland-lop.html (29 Januari 2016).
Hendra, Wibowo. (2012). Cara Mengawinkan Kelinci, Juli 2012. Di akses dari: http://tabosrabbit.blogspot.co.id/2012/07/cara-mengawinkan-kelinci.html. (07 April 2016).
Lukmanulkim. (2012). Tata Letak Layout, Maret 2012. Di akses dari: https://loekmanulkim.wordpress.com/2012/03/19/tata-letak-layout/ (19 Juli 2016).
Perternakan, Info. (2015). Berbagai Jenis Kelinci Lop Beserta Cirinya Masing Masing,Februari 2015. Di akses dari: http://www.infopeternakan.com/berbagai-jenis-kelinci-lop-beserta-cirinya-masing- masing.html. (12 April 2016).
Pecinta, Binatang (2014). 5 Penyakit yang Sering Menyerang Kelinci, Oktober 2014. Di akses dari:http://www.binatangpeliharaan.org/penyakit/5-penyakit-yang-sering-menyerang-kelinci/ (07 April 2015)
54 Sutisna, Asep. (2009). Bagaimana Kursus Ternak Kelinci, April 2009. Di akses dari:
https://kelinci.wordpress.com/2009/04/09/bagaimana-kursus-ternak-kelinci/ (29 Januari 2016).
Sumber Ahli Pakar
1 BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Kelinci merupakan hewan mamalia dari family Leporidae (pemakan tumbuhan hijau). Dahulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu). Asal kata kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu “konijntje” yang berarti “anak kelinci”. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat nusantara mulai mengenali kelinci saat masa kolonial, padahal di pulau Sumatera ada satu spesies asli kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri) yang baru ditemukan pada tahun 1972. (Mutiaradhuhana, 2013).
Salah satu jenis kelinci hias adalah Holland Lop. Karakter kelinci Holland Lop tidak agresif, karakternya pendiam, daun telinganya panjang menjuntai kebawah, dan kepala bulat mirip bulldog yang sulit ditemukan pada kelinci lainnya. Habitat Kelinci Holland Lop meliputi padang rumput, hutan, padang pasir dan lahan basah. Makanan kelinci secara alami meliputi rerumputan, sayur segar, biji bijian, buah-buahan. Tetapi untuk kelinci yang dipelihara dirumah seperti kelinci Holland Lop, perlu pengawasan nutrisi agar kelinci dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
2 Kelinci Holland Lop merupakan kelinci unik, langka dan mahal dikarenakan kelinci hias, yang saat ini jumlahnya sangat minim dan kisaran harga indukan Rp.8.000.000,- dan kelinci anakan kisaran Rp.1.500.000,- sampai harga Rp.2.000.000,-. Kelinci Holland Lop pertama kali masuk ke wilayah Indonesia tahun 1980 – 1995. Bahwa di Lembang ada peternakan kelinci Holland Lop di Asep Rabbit Project. Kelinci Holland Lop merupakan kelinci impor dari Belanda, saat ini masih minimnya media informasi tentang kelinci Holland Lop, membuat sebagian masyarakat yang kurang mengenal jenis kelinci Holland Lop. Oleh karena itu diperlukan upaya menyampaikan sebuah informasi agar kelinci tersebut dapat dikenal di kalangan masyarakat dan dapat menarik perhatian masyarakat. (Asep Sutisna, 2016).
I.2 Identifikasi Masalah.
Berdasarkan di Latar Belakang Masalah, maka indentifikasi masalahnya sebagai berikut:
• Holland Lop merupakan kelinci hias yang saat ini jumlahnya minim. • Holland Lop merupakan kelinci langka dan jarang ditemukan. • Kurangnya informasi terkait dengan kelinci Holland Lop.
• Sebagian masyarakat belum mengetahui budidaya kelinci Holland Lop.
I.3 Rumusan Masalah.
Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
3 I.4 Pembatasan Masalah.
Perancangan ini mencakup informasi membahas mengenalkan profil kelinci Holland Lop, cara budidaya dan cara merawat kelinci Holland Lop. Waktu perancangan ini dilakukan 19 Desember 2015 sampai 31 Juli 2016.
I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan.
4 BAB II. KELINCI HOLLAND LOP
II.1 Kelinci
Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat di temukan di banyak bagian Bumi. Dulunya hewan ini adalah hewan liar yang hidup di daratan Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha, Ordo ini di bedakan menjadi 2 family, yaitu Ochtonidae (jenis pika) dan Leporidae ( termasuk kelinci & terwelu). (Mutiaradhuhana, 2013).
II.1.1 Definisi Kelinci
Kelinci merupakan hewan liar. Tetapi karena terjadi peristiwa domestikasi kelinci menjadi hewan yang bermanfaat bagi kehidupan. Kelinci dikelompokan kelinci hias dan kelinci pedaging, berarti kelinci dapat dipelihara dan diambil manfaatnya. Selanjutnya kelinci dinamakan hewan ternak karena dalam kehidupan kelinci melibatkan tangan manusia. Baik pakan, tempat tinggal, perkembangbiakkan serta manfaatnya diatur dan diawasi manusia. (Asep Sutisna, 2016).
II.2 Jenis-Jenis Kelinci Family Lop.
Menurut Asep Sutisna (2016). Jenis jenis kelinci yang dikategorikan dalam family
lop adalah kelinci jenis hias dan unggulan, kelinci berbulu tebal dan lebat, maka jenis
jenis kelinci yang termasuk family lop sebagai berikut:
II.2.1 Fuzzy Lop.
5 Lop adalah muka yang pesek dan lebar, bulu woll yang lebat di tubuhnya, dan telinga pendek yang menggantung. Berat standarnya adalah 1,5 kg. (Sanjaya, 2013).
Gambar II.1 Kelinci Fuzzy Lop
Sumber Dokumentasi Pribadi (07-Oktober-2015)
II.2.2 French Lop.
French Lop, jenis ini pertama kali dikenal di Prancis pada tahun 1850, jenis ini merupakan hasil persilangan antara English lop dengan Giant Normande, untuk cirinya sendiri memiliki tubuh yang kuat, bagian atas kepalanya terlihat kotak dan menunduk, telinganya terlihat tebal dan juga menggantung ke bawah. Jenis ini bisa hidup antara 5 sampai 7 tahun dengan bobot bisa mencapai 6 kg. (Sanjaya, 2013).
Gambar II.2 Kelinci French Lop.
6 II.2.3 Kelinci English Lop.
Kelinci jenis ini bisa dikatakan asal usul dari kelinci lop yang ada saat ini, karena di dalam naskah kuno Hierogliph Mesir yang pertama kali diketahui adalah Narmer Palette (1890), terdapat gambar kelinci lop ini jadi bisa diambil kesimpulan bahwa kelinci lop ini memang ada sudah sejak lama. English Lop sebenarnya merupakan kelinci lokal yang berasal dari daratan Afrika tepatnya di Aljazair, ciri dari kelinci English Lop ini telinganya yang panjang, tipis serta menggantung ke bawah, berat dari kelinci ini bisa mencapai 4.5 kg atau bahkan bisa lebih. (Sanjaya, 2013).
Gambar II.3 Kelinci English Lop.
Sumber : http://www.situs-peternakan.com/2013/01/ciri-ciri-kelinci-lop.html (07-Oktober-2015)
II.3 Kelinci Holland Lop
7 II.3.1 Sejarah Kelinci Holland Lop
Sejarah kelinci Holland Lop yang berawal di Belanda pada tahun 1951 dari seorang peternak bernama Adrian De Cock.Merupakan mengawinkan kelinci pejantan French Lop dengan kelinci betina Nederland Dwarf. Pada tahun 1964 Holland Lop mendapat pengakuan dari badan standarisasi di Belanda. Selanjutnya Holland Lop disempurnakan lagi pada tahun 1970, yaitu untuk bobot badannya. Berkembang biak diakui oleh Belanda “Pemerintahan Dewan Kelinci pada tahun 1964 dan Amerika Kelinci Peternak Association pada tahun 1979”. Kelinci Holland Lop memasuki wilayah Indonesia pada tahun 1980-2010. (Hendra Wibowo, 2012)
II.3.2 Profil Kelinci Holland Lop
Menurut Sanjaya (2013). Kelinci Holland Lop merupakan kelinci langka dan memiliki keunikan yang berbeda dengan kelinci lainnya:
• Kepala kelinci yang bulat telinga yang menjuntai kebawah • Memiliki badan yang padat dan gemuk.
• Panjang tubuh dapat mencapai 12-23 cm
• Variasi bulu warna cream, abu, coklat, hitam, putih, dan coklat muda. • Memiliki warna mata merah atau coklat.
II.3.3 Penyempurnaan Kelinci Holland Lop.
Menurut Hendra Wibowo (2012). Setelah sebagai ras baru, kelinci Holland Lop
menjadi sangat populer dan diekspor ke berbagai negara di Eropa dan Indonesia.
Namun perjalanan kelinci Holland Lop belum berhenti hingga disitu, pada tahun
1970, Adrinan De Cock dan 12 peternak awal kelinci ini ingin kembali me-minikan
kelinci ini hingga mempunyai bobot 1,5kg. Dan bobot standar inilah yang dipakai
untuk jenis kelinci Holland Lop hingga sekarang. Penyempurnaan yang dilakukan
8 Gambar II.4 Kelinci Holland Lop
Sumber : Dokumentasi Pribadi (07 Oktober 2015)
II.3.4 Budidaya Kelinci Holland Lop.
Menurut Riana (2015). Kelinci hias memang merupakan salah satu hewan yang banyak dipelihara karena bentuknya lucu dan menggemaskan. Hal ini membuat peluang usaha ternak kelinci hias sangat menjanjikan. Salah satu jenis kelinci hias yang terbilang baru dan memiliki demand tinggi berasal dari jenis kelinci Holland Lop. Kelinci Holland Lop sudah bisa dikawinkan ketika memasuki umur 5–6 bulan. Agar dapat mengawinkan kelinci, faktor kesiapan betina sangat mempengaruhi. Biasanya betina yang sudah siap kawin atau birahi memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat diamati. Seperti tingkah laku yang sering mengelus–elus dagu ke kandang dan tempat makan, bulu yang rontok, dan untuk lebih memastikannya dapat dilihat dari alat kelamin yang sudah memerah.
9 kelinci jantan terlihat jatuh dari punggung betina atau menghentak–hentakkan kaki, menandakan proses perkawinan berhasil. Setelah itu, betina dipisahkan dari jantan.
Menurut Asep Sutisna (2016). Kelinci jantan bisa dibedakan dari betina dengan menekan alat kelaminnya. Kelinci yang bunting dapat diraba pada bagian perutnya (palpasi). Jika terasa benjolan seperti kelereng, berarti janin sudah terbentuk. Masa bunting kelinci Holland Lop selama satu bulan. Kelinci yang bunting memerlukan kebutuhan pakannya yang cukup, agar anak kelinci yang lahir dapat normal. Kandang betina sebaiknya disediakan kotak yang terbuat dari kayu untuk tempat lahirnya anak–anak kelinci (nest box). Maka tempat nest box minimal seminggu sebelum akan melahirkan. Satu kali masa melahirkan, betina Holland Lop bisa beranak lima ekor kelinci.
Proses kawin kelinci tidak sampai 3 menit. Jika kelinci jantan sudah jatuh, itu tandanya proses kawin berhasil. Lalu kemudian jantan pisahkan dan langsung catat tanggal kawinnya, nanti sebulan kemudian betina sudah melahirkan. Untuk meyakinkan proses kawin berhasil atau tidak peternak biasanya melakukan palpasi, diraba janin betinanya.
Setelah melahirkan, betina harus diberi makanan yang rutin dan teratur. Saat memasuki umur tiga minggu, anak kelinci masih menyusui dan mulai makan mengikuti induknya. Setelah anak kelinci berusia 2 bulan, baru dapat makan secara mandiri. Anak kelinci dapat dilepas dari induknya setelah berusia 45–60 hari.Induk kelinci dapat dikawinkan kembali setelah anak kelinci siap disapih. Kelinci yang layak dijual di pasaran umurnya telah mencapai dua bulan. Karena pada umur tersebut, kelinci sudah bisa makan secara mandiri.
10 kelinci Holland Lopsesuai dengan target. Meskipun akan memakan waktu bertahun-tahun, namun hasilnya bisa diprediksi phenotype kelinci Holland Lop yang memenuhi standar.
Gambar II.5 : Lokasi Budidaya di Peternakan Asep Rabbit Project. Sumber : Dokumentasi Pribadi. (08 Oktober 2015)
II.3.5 Siklus Perkembangbiakan Kelinci Holland Lop.
Menurut Asep Sutisna (2016). Perkembangbiakan kelinci Holland Lop dapat diatur dengan merencanakan kelahiran. Mengatur jarak kelahiran akan mempercepat proses kelahiran selanjutnya. Ini data secara sistematis sebagai berikut :
1. Masa hidup: 5 - 10 tahun 2. Masa produksi: 1 - 3 tahun
3. Masa bunting : 28-35 hari (rata-rata 29 - 31 hari) 4. Masa penyapihan : 6-8 minggu
5. Umur dewasa: 4-10 bulan 6. Umur dikawinkan: 5-6 bulan
11 9. Masa perkawinan setelah beranak (calving interval): 1 minggu setelah Anak
disapih.
10.Berat :1,5 Kg- 2,5 Kg
11.Siklus kelamin : Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali bunting 12.Siklus berahi: Sekitar 2 minggu
13.Sex Ratio : 1 Pejantan : 10 Betina 14.Periode estrus : 11 - 15 hari
15.Ovulasi: Terjadi pada hari kawin (9 - 13 jam kemudian) 16.Fertilitas: 1 - 2 jam sesudah kawin
17.Jumlah kelahiran: 4- 10 ekor (rata-rata 6 - 8) 18.Volume darah: 40 ml/kg berat badan
II.3.6 Manfaat Memelihara Kelinci Holland Lop.
12 Gambar II.6 Pengolahan kotoran dan urin kelinci Holland Lop
Bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Sumber: Dokumentasi Pribadi (07 April 2015).
II.3.7 Cara Merawat Kelinci Holland Lop.
13 Gambar II.7 Masuknya sinar matahari agar kandang tidak lembab
Sumber:http://ternakkelinci.net/wp-content/uploads/2016/02/kandang-kelinci-ternak.jpg. (07 April 2015)
II.3.8 Metode Beternak Kelinci Holland Lop
Menurut Asep Sutisna (2016). Maka jika akan memulai berternak kelinci, sebaiknya menyiapkan ukuran kandang kelinci sebagai berikut:
• Memasukan kelinci pejantan ke dalam kandang betina yang sudah birahi dan siap kawin. Waktu yang baik untuk proses kawin pada pagi hari dan sore hari.
• Kandang penjantan T.50 cm, L.60 cm, P.60 cm.
• Kandang kelinci bunting (Induk). T.50 cm, L.70 cm, P.80 cm.
Masa kelamin betina umur 5-6 bulan. Pejantan 6-8 bulan sudah dapat dipergunakan sebagai pejantan. Tanda kelinci betina sudah birahi, dagu mengelus pada kandang, air kencing keruh, di kandang gelisah, nafsu makan berkurang, kemaluannya bengkak, dan berwarna merah tegas.
14 Gambar II.8 : Vagina Kelinci Betina Siap Kawin.
Sumber:http://tabosrabbit.blogspot.co.id/2012/07/cara-mengawinkan- kelinci.html (07 April 2015)
II.3.9 Cara Mengawinkan Kelinci Holland Lop
Waktu yang baik, pagi hari biasanya pada waktu tersebut kelinci dalam keadaan subur. Cara mengawinkan dengan memasukan kelinci betina kedalam kandang pejantan, tunggu sampai kawin 2 kali sesudahnya betina kembali semula. Lamanya bunting umumnya 1 bulan ada kalanya lebih atau kurang 1-2 hari. Pada masa kebuntingan kelinci jangan ganggu / dipindahkan dari kandang. Kelinci harus diberi makanan yang lebih dari biasanya. 5 hari sebelum melahirkan di sediakan peti berukuran P.60 cm, L.30 cm, T.15 cm. diberi alas rumput kering.
Gambar II.9 : Proses Kawin Kelinci.
15 II.3.10 Penyakit Pada Kelinci Holland Lop
Jenis penyakit pada kelinci Holland Lop hampir sama dengan kelinci lainnya. Sistem organ kelinci yang paling sensitif dan sering mengalami penyakit adalah organ pencernaan. Selain gangguan pencernaan yang penyebabnya sangat kompleks, kelinci Holland Lop juga sering mengalami scabies atau kudis. Berikut akan dibahas secara rinci mengenai penyakit diare, scabies dan kembung pada kelinci.
• Diare atau Mencret.
Diare sebenarnya merupakan suatu gejala atau manifestasi dari gangguan yang terjadi pada salah satu organ pencernaan kelinci. Bisa diakibatkan oleh makanan kotor dan busuk.
• Kudis (Scabies).
Kudis atau scabies merupakan penyakit kulit yang terjangkit pada kelinci Holland Lop, Penyakit ini juga disebut kudis sarcoptic, dan disebabkan oleh tungau, gejala yang tampak pada kelinci yang mengalami scabies diawali dengan gatal pada kulit. Adanya kerak berwarna terang yang membentuk diwilayah luar telinga, wajah, dan jari kaki.
Gambar II.10 : Penyakit kudis pada kelinci.
16 • Perut Kembung.
Perut kembung atau perut bengkak itu dikarenakan salah makan atau pemberian pakan pellet yang berlebihan yang terdapat didalam pencernaannya yang sulit dicerna atau bisa juga masuk angin.
Gambar II.11 Penyakit perut kembung pada kelinci.
Sumber: http://bukausaha12.blogspot.co.id/2015/09/penyakit-kembung-dan-mencret-pada.html(07 April 2015)
II.3.11 Pengobatan Pada Kelinci Holland Lop.
Cara pengobatan atau pencegahan pada gejala penyakit kelinci Holland Lop, maka diperlukan langkah langkah sebagai berikut:
• Diare atau mencret.
Cara pengobatan diberikan pakan buatan yang ada kandungan antibiotic alami.
17 • Kudis (Scabies).
Cara pengobatan atau penanganan disuntikan cairan wormectin dengan dosis 1ml/20kg berat tubuh kelinci Holland Lop.
Gambar II.13 Pemberian suntikan cairan wormectin pada kelinci Holland Lop. Sumber:
http://www.infopeternakan.com/cara-mengobati-kudis-pada-kelinci-dengan-mudah.html (20Juli 2016)
• Perut Kembung.
Pengobatan dengan minyak adas 1 bag dan minyak kelapa 4 bag (dioleskan atau diminumkan), atau dengan obat intermectin.
Gambar II.14 Pemberian obat intermectin untuk perut kembung.
18 II.3.12 Bibit Pakan Yang Baik Kelinci Holland Lop.
Hewan peliharaan seperti jenis kelinci Holland Lop akan selalu sehat, jika didukung dengan pakan yang baik, jadi manajemen pakan yang diterapkan harus diatur sedemikian sehingga kelinci Holland Lop tidak kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi pada kelinci Holland Lop dapat menyebabkan sakit, bahkan terserang penyakit. Asep Sutisna (2016).
II.3.12.1 Ransum Pakan.
Pakan diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore hari). Pagi diberi makanan penguat (butiran pellet khusus kelinci) Sore diberikan hijauan (rumput atau sayuran). Pakan yang berserat diberikan pada ternak kelinci. Makanan pokok terdiri dari macam-macam rumputan dan sayuran, diberikan dalam keadaan layu (tidak berair). Makanan penguat terdiri dari pellet khusus kelinci. Rumputan yang tidak boleh diberikan: Alang-alang, Jelantir, Rumput embun, Dedaunan, yang berbulu kasar. Pellet khusus untuk kelinci sangat menunjang efektivitas peternakan dan menjamin produktivitas induk.
19 Gambar II.16 Pakan Pellet Kelinci.
Sumber: Dokumentasi Pribadi (16 Desember 2015)
II.3.12.2 Pro Feed Rabbit Pellet. Details Description.
Makanan Kelinci nutrisi makanan adalah suatu makanan lengkap untuk kelinci hias untuk sesuai dengan kebutuhan kelinci. Ingredients African star grass meals, wheat grass middling, soybean hulls, soybean meal, feeding oat meal, cane moalases, vegetable oil.
20 II.3.12.3 E-Selen Vitamin Kelinci.
Nutrisi asupan vitamin kelinci agar sistem kekebalan tubuh kelinci tetap terjaga dan terhindar dari gejala sakit. Vitamin kelinci ini suplement agar meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi stress. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh buat kelinci agar kelinci tetap segar, meningkatkan fertilitas dan menurunkan resiko kelainan reproduksi pada kelinci.
Gambar II.18 E-Selen Vitamin Kelinci. Sumber: Dokumentasi Pribadi (16 Desember 2015)
1I.4 Analisa
Mengkaji Permasalahan dengan menggunakan metode pengumpulan data lapangan dengan melakukan kuesioner secara random (acak) kepada 25 responden sebagian masyarakat umum. Dan melakukan dengan wawancara terbuka kepada Asep Sutisna selaku ahli pakar di Peternakan Asep Rabbit Project, pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai sumber dari Ahli Pakar dan sumber sumber referensi buku tentang mengkaji persoalan jenis kelinci Holland Lop.
II.4.1 Pengumpulan Data Dengan Kuesioner
21
Gambar Tabel II.1 Hasil Data Lapangan Kuesioner. Sumber : Dokumentasi Pribadi (12 April 2016)
Hasil dari kuesioner 25 responden, yaitu:
9% sebagian masyarakat mengetahui kelinci Holland Lop.
16% sebagian masyarakat belum mengetahui kelinci Holland Lop.
II.4.2 Pengumpulan Data dengan Wawancara.
Pengumpulan Data dengan wawancara terbuka kepada Asep Sutisna di peternakan Asep Rabit Project, menanyakan point-point penting terkait dengan kelinci Holland Lop, kurangnya sebagian masyarakat mengetahui kelinci Holland Lop, dan minimnya media informasi khususnya kelinci Holland Lop di peternakan Asep Rabbit Project.
II.5 SWOT
Analisis metode SWOT yang digunakan untuk menganalisa kelinci Holland Lop, untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).
22 Tabel II.2 Strategi Analisis SWOT
Sumber: Asep Rabbit Project (2016). Internal
Kelinci Holland Lop tidak liar, kelinci Holland Lop mempunyai ciri khas
Kelinci unik dapat menarik perhatian sebagian masyarakat.
Didalam Analisis kelinci Holland Lop, maka kesimpulannya sebagai berikut:
Kelinci Holland Lop merupakan kelinci hias, dan populasinya masih langka dan perlu memberikan perawatan yang efektif agar kelangsungan kehidupan kelinci Holland Lop tetap terjaga, melalui informasi tentang kelinci Holland Lop agar menarik perhatian masyarakat.
Faktor Internal:
Strength (Kelinci Holland Lop tidak liar, Kelinci Holland Lop mempunyai ciri khas tersendiri. Hewan kesayangan (peliharaan).
Weaknesses (Kelemahan): Populasi masih sedikit, kelinci Langka.
Opportunities (Peluang): Kelinci unik dapat menarik perhatian sebagian masyarakat.
Faktor Eksternal:
23 II.6 Resume (Solusi)
24 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN
III.1 Strategi Perancangan
Untuk memberikan pemahaman tentang kelinci Holland Lop maka dibutuhkan strategi perancangan, dengan menginformasikan mengenalkan jenis kelinci Holland Lop kepada khalayak sasaran target audiens. Maka strategi yang dilakukan membuat buku kelinci Holland Lop dengan tahap merancang desain sampul dan isi buku kelinci Holland Lop agar meningkatkan daya tarik terhadap khalayak sasaran khususnya Dewasa 24-30 Tahun.
III.1.1 Khalayak Sasaran
Sebagai sasaran yang ditujukan tercapai kepada target audiens agar informasi tentang kelinci Holland Lop dapat diterima dengan baik di sebagian kalangan masyarakat umum.
Demografis
Jenis Kelamin : Laki Laki dan Perempuan. Kelompok Umur: 24-30 Tahun
Ekonomi :Masyarakat untuk menengah ke atas.
Geografis
25 Psikografis
Ditujukan untuk masyarakat Dewasa karena sudah memasuki masa usia produktif, dikarenakan mempunyai penghasilan yang cukup untuk mempunyai kelinci Holland Lop dan untuk cara budidaya kelinci Holland Lop, serta masyarakat yang mempunyai rasa ketertarikan hobi dengan hewan peliharaan jenis kelinci Holland Lop.
III.1.2 Tujuan Komunikasi
Tujuan Komunikasi agar tersampainya pesan secara informatif dan jelas agar pesan gagasan dapat diterima dengan baik, serta memberikan pemahaman kepada target audiens, maka tujuan komunikasinya sebagai berikut:
• Mengenalkan jenis kelinci Holland Lop
• Memberikan pemahaman cara budidaya kelinci Holland Lop secara rinci dan jelas. • Agar kelinci Holland Lop dapat dikenal di kalangan Masyarakat.
III.1.3 Pendekatan Komunikasi Visual dan Verbal
Didalam menyampaikan suatu gagasan, dibutuhkan suatu bentuk komunikasi dari komunikator kepada komunikan (target audiens) Sebuah pesan yang mudah memberikan pemahaman kepada target audiens yang ditujukan. Salah satunya bentuk komunikasi visual dan verbal.
III.1.3.1 Pendekatan Visual
26 Gambar III.1 Contoh referensi pendekatan referensi visual.
Sumber: Penebar Swadaya (2016)
III.1.3.2 Pendekatan Verbal
Pendekatan verbal yaitu pesan yang disampaikan secara lisan, ucapan secara informatif menggunakan bahasa formal (bahasa Indonesia). Gaya bahasa biasa sehari-hari agar bertujuan bahasa tidak kaku, dan tersampainya pesan dengan baik dan mudah di pahami oleh khalayak sasaran yang ditujukan dan dapat merangsang fikiran sebagian masyarakat khususnya dewasa usia 24 – 30 tahun.
III.1.4 Materi Pesan
27 III.1.5 Mandatory
Apkin (Assosiasi Peternakan Kelinci di Indonesia) didirikan pada tahun 2010, merupakan organisasi peternakan kelinci, berbagai jenis-jenis kelinci lainnya. mencakup jenis kelinci pedaging maupun kelinci hias, salahsatunya kelinci hias dari jenis kelinci Holland Lop. Selain itu pula organisasi ini harus mengatur dan menjaga ketertiban dan kekeluargaan perkelincian Indonesia, meningkatkan taraf hidup dan menggairahkan perekonomian masyarakat Indonesia melalui perkelincian, serta menjalin kerjasama yang baik dan bijaksana dengan organisasi-organisasi dan asosiasi-asosiasi perkelincian di dunia serta pemerintah. Nama dari organisasi ini adalah Asosiasi Peternak Kelinci Indonesia (APKIN). Asosiasi Peternak Kelinci Indonesia (APKIN) berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Tabel III.1 Organisasi APKIN. Sumber : Asep Rabbit Project (2016) Ketua Umum Asep Sutisna
Sekretaris Ir. Budi Erwinsyah. Dewan Pembina Rieke Diah Pitaloka
Mindosiamipat
Dr. Makmur Surya Atmaja Department Pertanian Tri Maharani
Pelatihan Penyuluhan Dr. Bram Litbang
Kabid I Keanggotaan dan Keorganisasian Kabid II Doni Gahral
Kabid III Ir Rizky Banggsaratu Kabid IV Faris Mansyur
28 III.1.5.1 Gramedia
Gramedia sebagai penerbit yang mendistribusikan sebuah buku informasi tentang kelinci Holland Lop. Karena Gramedia tingkat values nya sangat tinggi mencakup lebih luas dalam mendistribusikan buku kelinci Holland Lop.
III.1.6 Strategi Kreatif
Didalam proses mengolah karya sebagai acuan media utama maupun media pendukung, maka langkah-langkah yang digunakan dengan metode sketsa manual, foto objek, sebagai point utama, serta teknik mengolah ilustrasi sebagai elemen-elemen didalam buku kelinci Holland Lop dan didalam teknik mengolahnya menggunakan langkah langkah fotografi, storyline, storyboard dan elemen elemen visualisasi.
III.1.6.1 Teknik Fotografi
29 Gambar III.2 Teknik memotret kelinci Holland Lop.
Sumber: Dokumentasi Pribadi (02 Juni 2016)
III.1.6.2 Copywriting
Dalam merancang informasi sebuah buku bergambar dengan headline judul “Kelinci Holland Lop” dan tagline “kelinci hias, unik, dan langka”, dengan 22 isi halaman dan target sasaran audiens Dewasa
III.1.6.3 Storyline
Agar lebih terfokuskan dan sistematis runtutan alur cerita yang akan dipaparkan didalam sebuah buku bergambar dengan judul “Kelinci Holland Lop” dengan runtutan alur sebagai berikut:
1. Kelinci Holland Lop.
2. Sejarah kelinci Holland Lop. 3. Profil kelinci Holland Lop.
4. Variasi Warna kelinci Holland Lop.
5. Siklus perkembangbiakan kelinci Holland Lop. 6. Jenis Kandang.
30 8. Manfaat Memelihara Kelinci Holland Lop.
9. Cara Merawat Kelinci Holland Lop 10.Metode Berternak Kelinci Holland Lop. 11.Cara Budidaya Kelinci Holland Lop. 12.Cara Mengawinkan Kelinci Holland lop. 13.Menyimpan Pakan
Agar sebuah ide gagasan visual lebih relevan dan sistematis, maka runtutan alur gambar sebagai berikut:
31 Halaman No. 3 Halaman No. 4
Gambar: Profil Kelinci Holland Lop Gambar: Variasi Warna Kelinci Holland Lop
III.1.7 Komposisi Layout Buku Kelinci Holland Lop.
Menurut Lukmanul Hakim (2012). Pengertian layout atau tataletak. Layout didalam bahasa memiliki arti tata letak. Sedangkan menurut istilah, layout merupakan usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan elemen elemen atau unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel) menjadikan komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik.
1. Layout Sampul Buku Kelinci Holland Lop
Dalam merancang desain sampul buku kelinci Holland Lop, didalamnya menggunakan prinsip kesederhanaan, menempatkan ilustrasi kelinci di center, serta text headline melengkung agar terkesan estetis serta memakai ilustrasi pita untuk memberikan efek timbul agar memberikan kesan menarik penglihatan khalayak sasaran untuk membacanya. serta menempatkan ilustrasi rumput dedaunan sebagai ciri khas habitat kelinci Holland Lop.
2. Isi (Body Text)
32 III.1.8 Anatomi SampulBuku.
• Sampul
Sampul sangat penting untuk menarik minat pembeli. John Cremer dalam Putra (2007:46) menyebutkan “You sell a book by its cover.” Orang kadang timbul minat membeli buku dengan melihat halaman sampulnya. Kalau mengamati buku-buku yang beredar di toko-toko buku sekarang, maka tampilan sampulnya sangat bervariasi dan menarik. Hal itu semuanya bertujuan untuk menarik daya minat pembeli agar membeli buku tersebut. Selanjutnya kalau di perhatikan cover (sampul) buku, maka umumnya cover buku terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu sampul depan, punggung buku, dan sampul belakang.
• Sampul Depan
Sampul depan buku biasanya terdiri dari judul, nama penulis, penerbit dan edisi. Bagian yang penting dari sampul buku adalah judul buku. Judul buku memegang peranan penting karena menggambarkan sekilas isi buku. Judul berarti nama yang diberikan untuk menunjukkan sebuah buku. Judul terdiri atas tiga jenis, yaitu judul umum, judul bab dan sub-bab. Judul umum tampak pada halaman sampul. Judul bab umumnya dapat dilihat di dalam buku.
• Punggung Buku
Punggung buku terdiri atas judul buku, nama penulis dan logo penerbit
• Sampul Belakang
33 III.1.9 Strategi Media
Strategi Media merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak sasaran yang ditujukan, agar mudah dipahami yang sangat penting pada pengaplikasian sebuah karya visual.
III.1.10 Media Utama Buku Kelinci Holland Lop.
Merupakan sebuah bentuk informasi media cetak berbentuk sebuah buku tentang “Kelinci Holland Lop” didalam sebuah buku lebih menginformasikan mengenalkan kelinci jenis Holland Lop. Dengan mengenalkan kelinci Holland Lop agar menanamkan sebuah gagasan pesan di fikiran masyarakat serta dapat memahami.
III.1.11 Media Pendukung
Sebagai penunjang media utama, maka media pendukungnya sebagai berikut: • Brosur
Menurut definisi yang dikemukan oleh Cutlip, Center, and Broom dalam bukunya Effective Public Relations (1994 : 263-273), memgemukakan bahwa: Brosur adalah publikasi singkat yang terdiri beberapa halaman yang berisi keterangan singkat yang berisi tentang organisasi atau perusahaan untuk diketahuiumum. Brosur itu sendiri dapat juga disebut dengan Booklets, yaitu media untuk mempromosikan atau menginformasikan tentang organisasi atau perusahaan yang disajikan dalam bentuk buku kecil yang biasanya tidak dijilid, biasanya pemakaian warna-warna yang menarik dan menjadikan salah satu daya tarik dari brosur tersebut. Dengan melalui selembaran brosur ini menyampaikan suatu produk buku kelinci Holland Lop kepada khalayak sasaran
target audiens.
• Poster
34 untuk masyarakat. Maka diperlukannya membuat poster ini bertujuan memberikan stimulus atau rangsangan dipemikiran khalayak sasaran (masyarakat) untuk mengenalkan jenis kelinci Holland Lop dan dapat menarik perhatian masyarakat.
• X-Banner
Menurut Cahyo Pramono (2009). Standing banner atau sebagian orang menyebutnya dengan X-banner, kini menjadi pajangan yang lazim diberbagai tempat. Karena harganya menjadi terjangkau, X-Banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk Banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa berdiri sendiri. Isi X-Banner di-desain semenarik dan se-sederhana mungkin dimaksudkan agar audience tertarik tanpa harus mengerti dulu maksud dari isi X Banner tersebut. X Banner biasanya dipasang di bagian depan toko, perusahaan, event, atau tempat-tempat yang perlu pengenalan agar orang tertarik dan mendatangi tempat tersebut. Dengan melalui media X-Banner ini agar menarik minat masyarakat untuk mengunjungi pemasaran buku informasi kelinci Holland Lop.
• Papper Bag
Papper Bag merupakan tas yang terbuat dari kertas artpaper tebal yang dilaminasi doff. Secara umum, tas dapat digunakan sebagai menaruh, menyimpan, atau membawa sesuatu. Maka papper bag, ini sebagai wadah untuk menaruh buku kelinci Holland Lop.
• Sticker
35 • Pin
Pin merupakan media promosi yang berbentuk fisik yang menempel dipakaian maupun tas, bisa sebagai tanda pengenal untuk suatu produk, biasanya pin ini sebagai merchandise atau cenderamata dalam promosi pembelian buku kelinci Holland Lop.
• Mug
Mug merupakan wadah minum yang akan di berikan sebagai merchandise ketika promosi pembelian buku kelinci Holland Lop.
III.1.12 Strategi Distribusi
Menurut Winardi (1989). Distribusi merupakan sekumpulan perantara yang terhubung erat antara satu dengan yang lainnya dalam kegiatan penyaluran produk-produk kepada konsumen (pembeli). Oleh karena itu diperlukan strategi distribusi untuk menyalurkan promosi penjualan buku Kelinci Holland Lop kepada pihak konsumen. Maka strategi distribusi media utama maupun media pendukung sebagai berikut:
Tabel III.2 Media Distribusi
Sumber : Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2016)
No Media Penyebaran
1 Buku Kelinci Holland Lop Akan dipasarkan di toko buku. 2 Brosur Akan disebar di setiap jalan raya. 3 Poster Akan dipasang di tembok perpustakaan.
4 X-Banner Akan dipasang didepan Gramedia.
5 Papper Bag Akan diberikan sebagai merchandise sebagai wadah menaruh buku kelinci Holland Lop.
6 Sticker Akan dibagikan sebagai merchandise promosi
36 7 Pin Akan dibagikan sebagai merchandise ketika
promosi pembelian buku kelinci Holland Lop. 8 Mug Akan dibagikan sebagai merchandise ketika
promosi pembelian buku kelinci Holland Lop.
Tabel III.3 Jadwal Media Distribusi Sumber : Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2016)
No Media
Tahun 2016
Oktober November Desember
Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Ilustrasi lebih menggunakan konsep visual tanaman penghijauan lebih diartikan kelinci Holland Lop, merupakan hewan leporidae (pemakan tumbuhan hijau). Konsep desain mengutamakan foto kelinci Holland Lop dan mengolah elemen elemen ilustrasi seperti wortel, sayuran, dan kebun yang menjadi ciri khas habitat kelinci Holland Lop.
37 III.2.1 Format Desain
Format desain buku tentang kelinci Holland Lop, buku berukuran 20cm x 20cm, dan dijilid hardcover. Bahan material yang digunakan kertas artpaper 120gram, dan dicetak secara masal menggunakan digital printing dan laminasi glossy.
20cm
20cm
Gambar III.3 Format ukuran buku kelinci Holland Lop. Sumber: Dokumentasi Pribadi. (28 Juli 2016)
Gambar III.4 Format isi halaman buku kelinci Holland Lop. Sumber: Dokumentasi Pribadi. (28 Juli 2016)
38 III.2.2 Tata Letak
Tata letak atau layout didalam desain sebuah buku menunjukan kesan dinamis, mengeksplorasi elemen-elemen desain seperti layout (teks), tata letak foto, visual, mengolah warna, agar terkesan menarik.
Gambar III.5 Sampul Buku Kelinci Holland Lop Sumber : Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2016)
III.2.3 Huruf
Tipografi merupakan elemen yang sangat penting dalam penyampaian informasi dalam bentuk tulisan. Tipografi ini teknis penulisan huruf (teks) yang digunakan dalam cover (sampul) judul maupun isi buku. Pemilihan huruf ini font jenis san-serif. Judul
• Hobo Std
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
39 Tagline
• Lucida Bright
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890,./?;:”[]{}!@#$%^&*()_-+=
Isi Buku • Calibri
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890,./?;:”[]{}!@ # %^ &*()_-+=
III.2.4 Ilustrasi
Ilustrasi merupakan elemen-elemen grafis yang sangat penting dalam meningkatkan daya tarik pada sebuah perancangan visual, dalam mengolah visual dari sketsa, dan diolah menjadi data digital. Gaya ilustrasi agar terkesan lebih realistic dalam mengolah foto, serta penempatan elemen elemen ilustrasi sebagai berikut:
40 III.2.5 Warna
Gambar III.7 Warna Pada Buku Kelinci Holland Lop. Sumber: Dokumentasi Pribadi. (28 Juli 2016)
Warna merupakan unsur yang sangat penting dalam desain grafis, RGB (Red, Green, Blue) didalam proses penchayaan seperti input device scanner dan output monitor. Selain itu CMYK (Cyan, Magenta, Yelow, Black) adalah warna pigmen yang digunakan dalam industri pencetakan. Selain itu warna Didalam mengolah warna buku kelinci Holland Lop, proses pengolahan pewarnaan sebagai berikut:
• Coklat
Warna Coklat yang digunakan dalam Judul Headine, sampul Buku Kelinci Holland Lop, karena berkaitan dengan warna kelinci Holland Lop. • Hijau
Warna Hijau yang digunakan dalam Tagline sampul Buku Kelinci Holland Lop, serta elemen ilustrasi seperti tanaman penghijauan berkaitan dengan habitat kelinci Holland Lop.
• Kuning
Warna Kuning yang digunakan sebagai elemen ilustrasi seperti matahari, yang berkaitan dengan lingkungan sekitar kelinci Holland Lop.
• Biru
Warna Biru yang digunakan sebagai elemen ilustrasi seperti awan, yang berkaitan dengan lingkungan sekitar kelinci Holland Lop.
41 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
IV.1 Teknis Media Utama
Dari beberapa tahap perancangan ini dimulai dari pencarian sumber referensi, pengolahan foto objek, pencarian ide visual, membuat rancangan sketsa kasar, lalu dipindai scanning agar menjadi data digital dan diolah ditracing dan pengolahan foto menggunakan dengan software Adobe Photoshop CS6, dan tahap akhir berupa final artwork berupa media buku bergambar “Kelinci Holland Lop” sebagai media utama, dan beberapa media lain sebagai media pendukung.
IV.1.1 Sketsa Kasar
Proses pembuatan gambar ilustrasi biasanya dimulai dengan membuat sketsa kasar dengan menggunakan pensil kayu maupun pensil mekanik di sketchbook. Pembuatan sketsa kasar dimaksudkan sebagai dasar visualisasi untuk menentukan desain karakter beserta aksesori yang menjadi ciri khas kelinci Holland Lop.
42 IV.1.2 Teknik Proses Pengolahan Visual
Agar sketsa visual hasilnya sama dengan hasil digital maka teknik yang digunakan dengan teknik tracing dan diolah dengan software Photoshop CS6, dengan menggunakan komputer.
IV.1.2.1 Media Utama Buku Kelinci Holland Lop.
Gambar IV.2 Capture Sampul editing Adobe Photoshop Sumber: Dokumentasi Pribadi 2016
43 Gambar IV.4 Sampul Belakang Buku
44 Gambar IV.5 Bagian Isi buku kelinci Holland Lop
45 IV.2 Teknis Produksi
Teknis produksi merupakan tahap akhir proses pencetakan secara masal dan diaplikasikan ke beberapa media pendukung. Tahap akhir pengaplikasian media pendukung sebagai berikut:
IV.3 Media Pendukung. IV.3.1 Poster
• Ukuran media 29,7cm x 42cm portrait A3
• Teknis Produksi cetak digital printing artpaper 210gr laminasi glossy Media Pendukung Poster digunakan dalam promosi buku kelinci Holland Lop.
Gambar IV.6 Poster.
46 IV.3.2 X-Banner
• Ukuran Media: 160cm x 60 cm
• Teknis Produksi: cetak offset FL Matte 300gsm
Media Pendukung X-Banner digunakan dalam promosi buku kelinci Holland Lop.
Gambar IV.7 X-Banner
47 IV.3.3 Papper Bag
• Ukuran Media: 59,4cm x 841cm. (A1)
Teknis produksi cetak offset dan laminasi doff.
Media Pendukung Papper Bag, digunakan sebagai merchandise untuk wadah menaruh buku kelinci Holland Lop.
Gambar IV.8 Papper Bag
48 IV.3.4 Brosur
• Ukuran Media: 25cm x 17,6cm.
• Teknis produksi cetak offset artpaper 210gr.
Media pendukung brosur digunakan dalam promosi buku kelinci Holland Lop.
Gambar IV.9 Brosur.
49 IV.3.5 Sticker
• Ukuran Media: 4,75cm x 2,75cm.
• Teknis produksi sticker quantac laminasi doff.
Media Pendukung Sticker sebagai merchandise dalam promosi buku kelinci Holland Lop.
Gambar IV.10 Sticker
50 IV.3.6 Pin
• Ukuran Media: 6cm x 6cm .
• Teknis produksi digital printing .
Media pendukung pin sebagai merchandise dalam promosi buku kelinci Holland Lop.
Gambar IV.11 Pin
51 IV.3.7 Mug
• Ukuran Media: 15cm x 8cm .
• Teknis produksi cetak sablon doff.
Media pendukung mug sebagai merchandise dalam promosi buku kelinci Holland Lop.