THEINFLUENCEOF ACCOUNTING INCOMEAND DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TO CASH DIVIDENDS ON RETAIL COMPANY LISTED ON
THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
SKRIPSI
DiajukanUntukMenempuhSalahSatuSyaratUjianSidang GunaMemperolehGelarSarjanaEkonomi
Program StudiAkuntansi
DisusunOleh :
RINA MAYANTI
21110227
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
NIM : 21110227
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
JenisKelamin : Perempuan
TempatTanggalLahir : Bandung, 05 Mei 1993
Agama : Islam
Alamat : Komp.Kopo Permai II Blok A5/7
E-mail :akurinamayanti@yahoo.com
Data Pendidikan :
Pendidikan Formal
1. Tahun 1998-2004 : SDN 04 Cangkuang Kulon Bandung 2. Tahun 2004-2007 : MTS Nurul Iman Bandung
vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
MOTTO
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian.………....…………... .. 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 6
1.2.1 Identifikasi Masalah... ... 6
1.2.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... ... 7
1.3.1 Maksud Penelitian ... 7
1.3.2 Tujuan Penelitian... 7
1.4 Kegunaan Penelitian ... 8
1.4.1 Kegunaan Akademis ... 8
1.4.2 Kegunaan Praktisi ... 8
1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Laba ... 10
2.1.1.1 Laba Akuntansi ... 11
vii
2.1.3.1 Jenis – jenis Dividen ... 17
2.1.3.2 Dividen Kas ... 18
2.2 Kerangka Pemikiran ... 19
2.2.1 Hubungan Laba Akuntansi dengan Dividen Kas. ... 21
2.2.2 Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) dengan Dividen Kas ... 23
2.3 Hipotesis ... 27
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 29
3.2 Metode Penelitian ... 29
3.2.1 Desain Penelitian ... 30
3.3 Operasionalisasi variabel ... 33
3.4 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 35
3.4.1 Sumber Data ... 35
3.4.2 Teknik Penentuan Data ... 35
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 39
3.6 Metode Pengujian Data ... 41
3.6.1 Rancangan Analisis ... 41
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 45
3.6.2.1 Hipotesis Penelitian ... 45
3.6.2.2 Hipotesis Statistik ... 46
3.6.2.3 Penetapan Tingkat Signifikansi ... 46
3.6.2.4 Penarikan Kesimpulan ... 48
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 50
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 50
4.1.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 50
4.1.1.2 Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia ... 67
viii
4.1.2 Analisis Deskriptif ... 72
4.1.2.1 Laba Akuntansi pada Perusahaan bidang industri ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 72
4.1.2.2 Debt to Equity Ratio pada perusahaan bidang industri ritel yang terdaftar di bursa efek Indonesia ... 76
4.1.2.3 Dividen Kas pada Perusahaan Bidang industri retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 80
4.1.3 Analisis Verifikatif ... 83
4.1.3.1 Pengujian Asumsi Analisis Regresi ... 83
4.1.3.2 Analisis Regresi Berganda ... 88
4.1.3.3 Pengujian Hipotesis ... 93
4.2 Pembahasan ... 96
4.2.1 Pembahasan Laba Akuntansi dan Dividen Kas ... 96
4.2.2 Pembahasan Debt to Equity Ratio dan Dividen Kas ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 100
5.2 Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 103
DAFTAR PUSAKA
Aliminsyah dan Padji, Akuntansi Keuangan, Jogjakarta: Ekonisia, 2007.
Andi Supangat. 2007. Statistika Dalam Kajian Deskriftif, Inferensi Dan Nonparametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft Indonesia.
Ardiyos, 2008. Kamus Besar Akuntansi, Citra Harta Prima: Jakarta
Ariadi, 2009, Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Arus Kas Pendanaan, Debt To Equity Ratio, Current Ratio Dan Koefisien Variasi Terhadap Return Saham.
Belkoui, Ahmed Riahi, Accounting Theory, Edisi Keenam, Terjemahan, Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Brigham, Eugene F. Dan Joel F.Houston. 2006. Manajemen Keuangan Buku I. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Cecep Taofiqkurochman dan Win Konadi, 2012, Analisis Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Sektor Industri Konsumsi Periode 2000- 2010, Jurnal Kebangsaan, Volume 1, Nomor 1.
Dafid Irawan Nurdhiana, 2012, Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada PerusahaanYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2010, Jurnal Kajian Akuntansi Dan Bisnis, vol 1, Nomor 1.
Darsono, Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Yogyakarta : Indonesia.
Diah Andarini. 2007. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Resiko
Dwi Purwanti, Dampak Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen, Jurnal bisma, vol 3 no.2.
Hery, 2012, Akuntansi Dan Rahasia Di Baliknya, Jakarta : Pt Bumi Aksara.
Husein Umar, 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akauntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Iswadi dan Yunina, 2006, Pengaruh laba Akuntansi, Finance Leverage, dan Tingkat Inflasi terhadap Harga Saham (Studi pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia), Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 7, Nomor 1.
Jogianto, 2008, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi 5, Yogyakarta: BPFE.
Lisa Marlina Dan Clara Danica. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Manajemen Bisnis, Volume 2, Nomor 1, Hal : 1-6
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : Rajawali Pers.
Marlina, Lisa, and Clara Danica, 2009, Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, dan Return On Assets terhadap Dividend Payout Ratio, Jurnal manajemen bisnis, no.1.
Martono Dan D Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. Cetakan Ketujuh.Yogyakarta: Ekonisia.
Murtanto Dan Feby Feiruza Yuridya, Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas, Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing& Informasi, Vol.4, No.1, April, 2006, Hal. 85-105.
Mohammad Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Neny tikana, Susi handayani, 2011, Pengaruh arus kas operasi, laba bersih dan hutang terhadap kebijakan dividen (dividen payout ratio) pada perusahaan manufaktur yang go publik di bursa efek indonesia tahun 2005-2009, Jurnal Bisma, Bisma Dan Manajemen, Vol 4, No 1.
Nia Febrianti . 2010 . Dampak Laba Akuntansi Terhadap Pembagian Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi Makanan Dan Minuman Yang Telah Go Publik Di Bursa Efek Indonesia.
Purba Fransiska, 2012, Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan, Dan Umur Perusahaan Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan
Infrasrtucture, Utilities And Transportation Dan Real Estate And Property
Yang Terdaftar Di Bei.
Rose And Peter S, 2000, Money And Capital Markets : Financial Institutions And Invesment In A Global Market Place, 7 Edition, The Mcgraw-Hill
Companies, Inc, New York.
Sofyan Syafri Harahap, 2007, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sofyan Syafri Harahap, 2010, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sri Hermuningsih, 2007, Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Parout Ratio Pada Perusahaan Yang Go Publik Di Indonesia, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol 4 No 2.
Suherli dan Sofyan S Harahap. 2004. Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Dividen. Jakarta:Sjurnal Media Riset Akuntansi, Auditing, Dan Informasi, Volume 4 Nomor 1.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (12th Ed). Bandung: Alfabeta.
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : Bpfe.
Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Jakarta, Salemba Empat.
Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, & Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi Dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi Unikom. Bekasi: Genesis.
Van Horne, James C. And John M. Wachowicz, Jr., 1998, Fundamental Of Financial Management, Tenth Edition, Prentice Hall International, Inc. New Jersey.
Winwin Yadiati, 2010, Teori Akuntansi,Kencana, Jakarta.
Zaki Baridwan, 1992, Intermediate Accounting, Yogyakarta, BPFE.
Zuwina Miraza, 2013, Pengaruh Dividen Terhadap Hubungan Antara Return On Assets, Debt To Equity Ratio, dan Current Ratio Dengan Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI, jurnal e-maksi Harapan, vol 1 no.1.
iii
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah – nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Laba Akuntansi dan Debt to Equity
Ratio terhadap Dividen Kas pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia” ini untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi S – 1 pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak
sekali bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril, materil, doa, serta
bimbingan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.SC., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,AK., selaku ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer ndonesia.
4. Wati Aris Astuti.,SE.,M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
iv
membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.
6. Inta Budi Setyanusa, SE. M.Ak., selaku Dosen Wali 4 AK 5 Universitas
Komputer Indonesia.
7. Seluruh Dosen Tetap maupun Dosen Tidak Tetap Akuntansi yang telah
memberikan dukungan selama peneliti menimba ilmu di Universitas
Komputer Indonesia.
8. Seluruh Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Ibu Dona dan Ibu
Senny).
9. Ayahku (Alm. Tarmidzi), Ibuku (Nurhayati), Kakaku (Nia Febrianti),
adikku (Benyamin) dan Bikmu tercinta atas doa serta dukungannya kepada
penulis selama ini, semoga dilimpahkan perlindungan, kesehatan, dan
keselamatan dari ALLAH SWT.
10. Rahmat Zaenal tercinta yang telah memberikan banyak dukungan moril
dalam penyusunan Skripsi ini.
11. Sahabat – sahabat terkasih (Nelly, Lestari, Susilawati) yang memberikan
masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi ini materi maupun susunan tata bahasanya. Hal ini
mengingat kemampuan penulis dalam menyusun skripsi ini sangat terbatas. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak guna
v
Bandung, Juli 2014
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Salah satu tulang punggung perekonomian di Indonesia dalam rangka untuk
membangun sistem perekonomian yang lebih baik adalah perusahaan, dengan
semakin banyak perusahaan yang tumbuh dan berkembang akan memberikan
pengaruh positif terhadap pengembangan pemulihan perekonomian Indonesia.
(Cecep Taofiqkurochman dan Win Konadi ; 2012)
Pada berita yang dipos kan oleh Rina Hutajulu pada October 16 2013 lalu
menurutnya Pengusaha di Indonesia tampaknya lebih jeli melihat peluang bisnis.
Setidaknya terdapat 88 persen pengusaha berminat membuka bisnis baru. Angka itu
lebih tinggi ketimbang presentase pengusaha secara global yang berdasar temuan
riset Global Entrepreneur Indicator 2013 hanya mencapai 84 persen memiliki minat
akan merintis bisnis baru. Ini bisa menjadi kabar baik bagi perkembangan
perekonomian indonesia untuk tahun yang akan datang. (sumber :
www.the-marketeers.com)
Dalam mengelolah suatu usaha hal yang patut di perhatikan adalah
permasalahan – permasalahan dalam keuangan yang amat penting untuk
dana didapatkan dan penggunaannya bagi perusahaan, karena jika semakin efisien
penggunaan dan pengelolaan dana dan sumber daya maka bagi perusahaan akan
semakin baik dan agar kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi, maka haruslah ada
kebijakan dalam memutuskan pengelolaan dan penentuan sumber dana yaitu apakah
dari modal sendiri atau dari modal luar. (Nia Febrianti ; 2010) beliau juga
mengatakan bahwa, perusahaan – perusahaan besar pada dasarnya mencari dana
modal tambahan dengan menerbitkan surat hutang di pasar modal maupun di pasar
uang kepada masyarakat atau biasa di sebut go public. Perusahaan – perusahaan go
public adalah perusahaan yang menjual saham perusahaannya ke para investor dan
membiarkan saham tersebut diperdagangkan di pasar saham. Dengan menerbitkan
dan menjual saham di BEI melalui pialang sebagai perantara antara emiten dan
investor, saham yang terjual akan menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk
membayar dividen kepada para investor atau pemegang saham yang telah
menanamkan dananya pada perusahaan, dividen yang dibagikan merupakan
proporsi laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham berdasarkan
banyaknya saham yang dimiliki.
Kebijakan dan pembayaran dividen pada perusahaan yang go publik
mempunyai dampak yang sangat penting baik bagi para investor maupun bagi
perusahaan yang akan membayar dividennya, karena pada umumnya para investor
mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan
mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain, namun disatu sisi
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan sekaligus juga harus memberikan
kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. (Sri
Hermuningsih ; 2007) Selanjutnya Sri Hermuningsih mengatakan bahwa hal
tersebut menjadi unik, karena disatu sisi kebijakan dividen adalah sangat penting
untuk memenuhi harapan para pemengang saham terhadap dividen dan di sisi lain
bagaimana kebijakan dividen ini bisa dilakukan tanpa harus menghambat
pertumbuhan perusahaan.
Terdapat beberapa macam dividen, salah satunya adalah dividen kas yaitu
dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai. Pembayaran dividen kas lebih banyak
disukai oleh para investor karena dapat membantu mengurangi ketidakpastian
investor dalam aktivitas investasinya pada perusahaan demikian pula stabilitas
dividen yang dibayarkan juga akan mengurangi ketidakpastian dari profitabilitas
perusahaan, maka kebijakan dividen sangat penting bagi perusahaan, apakah
keuntungan perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar dividen atau
sebaliknya. (Nia Febrianti ; 2010) Menurut Nia febrianti juga dalam penetapan
kebijaksanaan mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian
manajemen perusahaan adalah besarnya laba akuntansi yang di hasilkan perusahaan
karena laba akuntansi dijadikan sebagai ukuran kinerja akuntansi perusahaan,
namun sering kali perusahaan juga mempertimbangkan laba bersih yang pada
dasarnya merupakan laba akuntansi setelah diperhitungkan dengan beban – beban
Menurut sofyan syafri harahap (2007:299) mengatakan bahwa “Accounting
income atau laba akuntansi adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang
berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu”.
Faktor lain yang mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan dalam
membagikan dividen kepada para investor adalah besar kecilnya penggunaan
hutang pada perusahaan. Menurut Suharli yang dikutip oleh Nasim (2011)
mengatakan bahwa “Perusahaan yang leverage operasi atau keuangannya tinggi
akan memberikan dividen yang rendah, hal ini sesuai dengan pandangan bahwa
perusahaan yang beresiko akan membayar dividen yang rendah, dengan maksud
untuk mengurangi ketergantungan akan pendanaan secara eksternal. Ukuran yang
dipakai dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER) yang merupakan
rasio hutang terhadap modal.
Tingkat Debt to equity ratio (DER) yang tinggi menunjukkan komposisi
total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar
apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak
pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur).
(Ariadi ; 2009), sehingga tingkat DER yang tinggi akan mempengaruhi kebijakan
manajemen perusahaan dalam membagikan dividen kepada para investor karena
semakin besar hutang perusahaan maka akan semakin besar pula beban perusahaan
Permasalahan yang terjadi pada PT Matahari Depatemen Store Tbk (LPPF)
telah melakukan penundaan pembayaran dividen kepada investor, penundaan
tersebut terjadi pada tahun 2012 dan pada tahun 2013. Dari data yang ada pada
tahun 2012 PT Matahari Depatemen Store Tbk (LPPF) tidak akan membagikan
dividen. Menurut Direktur LPPF richard Gibson pada rapat umum pemegang saham
tahunan telah diputuskan bahwa laba bersih tahun 2011 akan digunakan untuk
membayar utang perseroan kepada bank CIMB Niaga sebesar Rp 350 miliar.
(sumber : www.Kontan.com)
Dan pada tahun 2013, PT Matahari Departemen Store Tbk (LPPF) kembali
memutuskan tidak akan membagikan dividen kepada investor, menurut Miranti
Hadisusilo yaitu juru bicara PT Matahari Departemen Store Tbk (LPPF)
memutuskan tidak membagi keuntungan pada buku tahunan 2012. Padahal,
diketahui bahwa pada tahun 2012 lalu, PT Matahari Departemen Store Tbk (LPPF)
mencatat laba sebesar Rp 770,9 miliar. (sumber : www.Tempo.co bisnis)
Adapun kondisi yang terjadi, diindikasikan bahwa PT Matahari Depatemen
Store Tbk (LPPF) memiliki tingkat ratio hutang yang tinggi, hal ini di perkuat
dengan adanya ungkapan Janson Nasril (2010), analis pasar modal dari AmCapital
Indonesia yang mengungkapkan bahwa, PT Matahari Depatemen Store Tbk (LPPF)
akan melakukan pelunasan utang kepada grup lippo le CVC capital partners.
(sumber : www.INILAH.com)
Hutang yang tinggi dapat menimbulkan risiko yang besar apabila
perusahaan yang memiliki hutang yang besar cenderung dihindari oleh investor
karena besarnya cost of capital atas hutang sehingga berpengaruh terhadap harga
saham. (Iswandi dan Yunina ; 2009)
Dengan melihat permasalahan yang terjadi di lapangan, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian hubungan laba akuntansi terhadap dividen kas dan
hubungan antara debt to equity ratio (DER) terhadap dividen kas, dengan melihat
seberapa kuat pengaruhnya antar variabel – variabel tersebut. Oleh karena itu
penulis melakukan penelitian dengan judul :
“Pengaruh Laba Akuntansi Dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Dividen Kas”.
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Untuk menyelesaikan fenomena yang ada, perlu di adakannya
pengindentifikasi masalah sehingga selanjutnya hasil analisa dapat terarah. Dilihat
dari uraian latar belakang penelitian diatas, beberapa pokok permasalahan yang di
identifikasi dengan rumusannya adalah sebagai berikut :
1. Laba PT Matahari Departemen Store Tbk (LPPF) mengalami
peningkatan namun perusahaan tidak membagikan dividen.
2. Ratio hutang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio pada PT Matahari
Departemen Store Tbk (LPPF) tinggi sehingga menyebabkan perusahaan
1.2.2 Rumusan Masalah
Penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Seberapa besar berpengaruhnya Laba Akuntansi tehadap Dividen Kas
pada perusahaan bidang ritel yang telah go publik di BEI?
2. Seberapa besar berpengaruhnya Debt To Equity Ratio (DER) tehadap
Dividen Kas pada perusahaan bidang ritel yang telah go publik di BEI?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Dengan perumusan masalah diatas, penelitian ini di lakukan untuk dapat
melihat adanya pengaruh dari laba akuntansi dan debt to equity ratio (DER)
terhadap dividen kas pada perusahaan bidang ritel yang telah go publik di BEI.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Di lihat dari latar belakang yang ada penelitian diatas bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui berpengaruhnya laba akuntansi tehadap dividen kas
pada perusahaan bidang ritel yang telah go publik di BEI.
2. Untuk mengetahui berpengaruhnya debt to equity ratio (DER) tehadap
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Akademis
Kegunaan akademis dalam penelitian ini adalah untuk menambahkan
wawasan bagi yang membutuhkan informasi tentang laba akuntansi dan debt to
equity ratio (DER) serta pengaruhnya terhadap dividen kas pada perusahaan bidang
ritel yang telah go publik di BEI.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan berguna untuk :
1. Bagi perusahaan diharapkan dapat memberi masukan mengenai laba
akuntansi dan debt to equity ratio (DER) serta pengaruhnya terhadap
dividen kas pada perusahaan bidang ritel yang telah go publik di BEI di
masa yang akan datang.
2. Investor maupun calon investor, sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan untuk membeli, menjual atau menahan saham
berdasarkan harapan atas dividen kas yang di bagikan menggunakan
informasi laba akuntnasi perusahaan serta kebijakan debt to equity ratio
(DER).
3. Emiten maupun calon emiten, sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dividen agar memaksimumkan nilai
1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penulis melaksanakan penelitian pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
beralamat di Indonesia Stock Exchange Building, Tower 1. Jl. Jend. Sudirman Kav,
[image:23.612.86.561.217.703.2]52 – 53 Jakarta.
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Maret 2014 April 2014 Mei 2014 Juni 2014 Juli 2014 Agustus 2014 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pra Survei :
a. Persiapan Judul b. Persiapan teori c. Pengajuan Judul d. Mencari Perusahaan 2 Usulan Penelitian:
a. Penulisan UP
b. Bimbingan UP
c. Seminar UP
d. Revisi UP
3 Pengumpulan
Data
4 Pengolahan Data
5
Penyusunan Skripsi:
a. Bimbingan Skripsi
b. Sidang Skripsi
c. Revisi Skripsi
d. Pengumpulan draf skripsi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Laba
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu
ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seseorang investor
sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya – biaya yang
berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk didalamnya biaya
kesempatan), sementara itu laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih
antara harga penjualan dengan biaya produksi. (sumber : id.wikipedia.org)
Menurut Suwardjono (2008:464) yang menyatakan bahwa :
“Laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan barang dan jasa”.
Sementara menurut Aliminsyah dan Padji (2007:222) mengatakan bahwa :
“Laba adalah setiap keuntungan keuangan, laba, atau manfaat/kelebihan
pendapat atas biaya”.
Menurut Baridwan (1992:31) berpendapat bahwa :
“Pengertian Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari
transaksi yang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian
lain yang mempengaruhi badan usaha selama 1 periode kecuali yang timbul dari
Berdasarkan pengertian – pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa laba merupakan keuntungan dari suatu usaha atau kelebihan pendapatan diatas biaya yang ada sebagai imbalan atas kegiatan perusahaan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:304) mengatakan bahwa terdapat
empat pendapat mengenai laba menurut konsep akuntansi, yaitu:
1. Pemikiran klasik yang berpedoman pada Postulat Unit Of Measure dan prinsip Historical Cost yang sering disebut Historical Cost Accounting atau
Conventional Accounting, dinamakan konsep laba Accounting Income; 2. Pemikiran neo klasik yang mengubah Postulat Unit Of Measure dengan
menerapkan perhitungan perubahan tingkat harga umum (General Price Level) dan tetap mempertahankan Prinsip Historical Cost, yang ini dikenal dengan istilah General Price Level Adjusted Historical Cost Accounting
(GPLA Historical Accounting), dan perhitungan labanya disebut GPLA Accounting Income;
3. Pemikiran radikal yang memilih harga sekarang (Current Value) sebagai dasar penilaian bukan Historical Cost lagi, di mana konsep ini dikenal dengan Current Value Accounting, sedangkan perhitungan labanya disebut
Current Income;
4. Pemikiran neo radikal yang menggunakan Current Value, tetapi disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum, yang disebut GPLA Current Value Accounting, sedangkan perhitungan labanya disebut Adjusted Current Income.
2.1.1.1 Laba Akuntansi
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:305) dalam bukunya mengatakan
bahwa :
“Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi itu adalah
perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode
Winwin Yadiati (2010:92) dalam bukunya beliau berpendapat bahwa :
“Secara sintaktis kita mengenal istilah accounting income atau laba
akuntansi yang merupakan hasil penandingan antara pendapatan dan beban, atau
selisih antara pendapatan dan beban yang berdasarkan pada prinsip realisasi dan
aturan matching yang memadai”.
Informasi dalam laba akuntansi mengandung keunggulan dan manfaat,
seperti yang di kemukakan dalam SFAC Nomor 1, yang mana telah dikutip oleh
Winwin Yadiati (2010:92) bahwa :
“Informasi tentang earnings perusahaan dan komponen – komponen yang
diukur dengan dasar accrual accounting, umumnya menyediakan indikasi yang
terbaik tentang kinerja perusahaan dari pada informasi tentang penerimaan dan
pembayaran cash sekarang (current receipts and payments)”.
Secara lebih spesifik, menurut Winwin Yadiati (2010:92) mengatakan
bahwa pelaporan laba akuntansi mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Sebagai alat ukur efisiensi manajemen; 2. Untuk membedakan antara modal dan laba;
3. Memberikan informasi yang dapat dipakai untuk memprediksi dividen; 4. Sebagai alat untuk mengukur keberhasilan manajemen dan pedoman
bagi pengambilan keputusan manajemen;
5. Sebagai salah satu dasar untuk penentuan pajak; dan 6. Sebagai dasar untuk pembagian bonus dan kompensasi.
Menurut Belkaoui (dalam Sofyan Safri Harahap, 2007) menyebutkan bahwa
definisi tentang laba akuntansi mengandung lima sifat sebagai berikut :
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodic” laba itu, artinya
merupakan presentasi perusahaan itu pada periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu. 5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi
biaya yang di terima / dikeluarkan dalam periode yang sama.
Sofyan Safri Harahap (2007:305) mengungkapkan bahwa laba akuntansi
memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1. Laba akuntansi menggunakan konsep periodik.
2. Laba akuntansi diperluas bukan hanya transaksi dan termasuk seluruh nilai fenomena dan periode yang dapat diukur.
3. Laba akuntansi mengizinkan agregasi ke dalam kategori berupa input dan output.
4. Oleh karena itu, perbandingan input dan output akan menghasilkan sisa.
Memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal adalah
tujuan dari manajemen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan serta
kemakmuran pada suatu perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa laba
akuntansi merupakan hasil penandingan antara pendapatan dan beban, atau selisih
antara pendapatan dan beban, yang mana Informasi tentang earnings perusahaan
dan komponen – komponen yang diukur dengan dasar accrual accounting tersebut,
umumnya menyediakan indikasi yang terbaik tentang kinerja perusahaan.
Dengan begitu, berikut unsur-unsur dari Laba akuntansi adalah:
Sumber : Jerry J. Weygand (2008 : 200)
Dimana:
Penjualan = Jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa
HPP = Harga Pokok Penjualan
Beban Operasional = Biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pokok perusahaan
Pendapatan lain-lain = Pendapatan yang berasal dari sumber-sumber diluar kegiatan utama perusahaan, tidak termasuk dalam pendapatan operasi.
Beban Pajak = Pajak yang dibebankan kepada perusahaan dan bersifat wajib untuk dibayar
2.1.2 Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Kasmir (2008 : 166) yang menyatakan pendapatnya bahwa :
“Debt to Equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total modal dengan total aktiva”.
Sementara menurut Diah Andarini (2007 : 20) mengatakan bahwa :
“Debt to Equity Ratio di pergunakan untuk mengukur penggunaan utang
terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan”.
Sedangkan menurut Darsono (2005 : 54) mengatakan bahwa :
“Debt Equity Ratio menunjukan persentase penyediaan dana oleh pemilik
saham terhadap pemberi pinjaman”.
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya
ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar
“Debt to equity ratio menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi utang – utang kepada pihak luar, yang mana jika semakin kecil rasio ini
maka akan semakin baik bagi perusahaan”. hal ini didukung oleh pendapat yang
diungkapkan oleh Brigham (dalam Suherli & Harahap, 2004) yang mengungkapkan
bahwa :
“Semakin besar leverage perusahaan maka cenderung untuk membayar
dividennya lebih rendah dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada
pendanaan secara eksternal”.
Sehingga semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur
modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya yang
akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan. Hutang pada
gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para
pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima, karena kewajiban tersebut
lebih diperioritaskan dari pada pembagian dividen. Jika beban hutang semakin
tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan dari perusahaan tersebut untuk
membagikan dividen akan semakin rendah.
Berikut unsur-unsur dari Debt to Equity Ratio (DER) adalah:
Sumber : Rusdin (2006:131)
Dimana:
Total Hutang = Jumlah dari hutanglancar dan hutang jangka panjang Total Equitas = Total aktiva dikurangi total pasiva
2.1.3 Dividen
Salah satu daya tarik perusahaan agar investor melirik dan menanamkan
dananya pada perusahaan adalah adanya pembagian dividen yang di lakukan oleh
perusahaan kepada investor.
Menurut Yoon dan Starks (dalam Hery, 2012:151) mengatakan bahwa :
“Dividen adalah sebagian pembayaran kepada pemilik perusahaan yang di
ambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai”.
Sedangkan Stice dkk (dalam Hery, 2012:151) mengartikan dividen sebagai :
“Dividen adalah Pembagian laba kepada pemegang saham secara
proposional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing –
masing pemilik”.
Namun menurut IAI dalam PSAK No.21 (dalam Hery, 2012:151) tentang
akuntansi ekuitas merumuskan bahwa :
“Dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dividen adalah distribusi bagian laba
atau pendapatan yang merupakan hasil kinerja operasional perusahaan yg mana
digunakan untuk dibagikan kepada para pemegang saham sesuai dengan proporsi
Berikut unsur-unsur dari Dividenadalah:
Sumber : Brigham Dan Houston (2006:79)
Dimana:
Saldo Kas = Saldo uang tunai yang dimiliki perusahaan dan saldo simpanan
Total Laba Ditahan = Jumlah laba yang tidak dibagi oleh perusahaan
2.1.3.1 Jenis – jenis Dividen
Jenis – jenis dividen menurut Ahmed Raihi dan Belkouli (2006:265) yaitu
sebagai berikut :
a. "Cash Dividen ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
b. Script Deviden adalah suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang tertentu yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Surat ini berbunga sampai dengan dibayarkannya uang tersebut kepada yang berhak. Script dividen seperti ini biasanya dibuat apabila pada waktu para pemegang saham mengambil keputusan tentang pembagian laba, dimana perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan uang kas yang cukup untuk membayar cash dividen.
c. Property Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun (modal) saham perusahaan). Contoh dividen barang adalah dividen berupa persediaan atau saham yang merupakan investasi perusahaan pada perusahaan lain.
d. Liquidating Dividen adalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham, dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai pembayaran bagi lana (Cash Dividen), sedangkan sebagian lagi
dimaksudkan sebagai pengembalian modal yang ditanamkan
Dividen = Saldo Kas
(diinvestasikan) oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan tersebut. e. Stock Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. Di Indonesia saham yang dibagikan sebagai dividen tersebut disebut saham bonus. Dengan demikian para pemegang saham mempunyai jumlah lembar saham yang lebih banyak setelah menerima Stock Dividen. Dividen saham dapat berupa saham yang jenisnya sama maupun yang jenisnya berbeda".
2.1.3.2 Dividen Kas
Dividen kas adalah dividen yang paling banyak di sukai dan diminati oleh
para investor atau pemegang saham, pembayaran dividen kas dilakukan setahun
sekali.
Menurut Hery (2012:152) mengatakan bahwa :
“Deviden kas adalah bentuk pembagian keuntungan yang paling sering
dilakukan. Tiga hal penting yang membuat perusahaan dapat membayar dividen
kas, yaitu tersedianya saldo laba, cukup uang kas, dan adanya tindakan resmi dari
dewan direksi”.
Menurut Hery (2012:151) dalam bukunya mengatakan bahwa :
“Umumnya, dividen yang diberikan adalah berupa uang kas atau saham biasa. Dividen ini merupakan salah satu daya tarik yang membuat investor mau menginvestasikan uangnya ke dalam saham perseroan. Dalam praktiknya, dividen tunai adalah bentuk pembagian keuntungan yang paling sering dilakukan”.
Menurut Hery (2012:153) dalam bukunya iya mengatakan bahwa, ada 3
tanggal penting sehubungan dengan pembagian dividen tunai ini, yaitu :
kepemilikan sahamnya, san jumlah lembar saham yang beredar selama kurun waktu tersebut seharusnya tetap sama.
2. Tanggal pencatatan. Di tanggal pencatatan, perusahaan mengidentifikasi siapa saja para investornya yang akan menerima dividen berdasarkan kepemilikan atas jumlah lembar saham yang beredar, bukan untukmenentukan jumlah kewajiban dividen. Pada tanggal pencatatan ini, tidak ada ayat jurnal yang diperlukan, karena jumlah kewajiban dividen yang telah dilakukan pada tanggal pengumuman tidaklah mengalami perubahan.
3. Tanggal Pembayaran, adalah tanggal pada saat dividen dibayarkan. Pada saat yang sama perusahaan mencatat pengeluaran kas untuk pembayaran dividen, sekaligus mengeliminasi utang dividen yang diakui pada saat tanggal pengumuman. Selama kurun waktu antara tanggal pencatatan dan tanggal pembayaran, saham biasanya akan di jual tanpa dividen.
2.2 Kerangka Pemikiran
Perusahaan – perusahaan besar pada dasarnya mencari dana modal
tambahan dengan menerbitkan surat hutang di pasar modal maupun di pasar uang
kepada masyarakat. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor
yaitu pihak yang berkelebihan dana dengan perusahaan yang membutuhkan dana
baik dengan memperdagangkan saham, obligasi, maupun jenis surat berharga
lainnya.
Menurut Jogianto (2008:25) menyatakan bahwa dalam pasar modal
merupakan :
“Suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya bank – bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat – surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu pasar yang disiapkan guna memperdagangkan saham – saham, obligsi – obligasi, dan jenis surat berharga lainnya milik pihak yang kekurangan dana kepada pihak yang kelebihan dana atau investor dengan
Pemodal akan membeli atau menanamkan modalnya yaitu berinvestasi di
perusahaan disebut investor. Investor biasanya melakukan penelitian sebelum
membeli surat berharga dengan menganalisis bagaimana laporan keuangan pada
suatu perusahaan. karena hal ini menyangkut masa depan perusahaan tersebut
dimana dengan kinerja manajemen perusahaan yang akan tercermin pada laporan
keuangan, investor dapat mengetahui bagaimana prospek perusahaan dimasa yang
akan datang serta dimasa lalu, bonafiditas perusahaan, serta bagaimana kebijakan
perusahaan dalam membagikan dividennya.
Dalam memperoleh dividen menurut Martono dan Agus Harjito (2008:3)
mengungkapkan bahwa perusahaan harus bijak dalam membagi laba yang
dihasilkannya untuk kegiatan perusahaannya dan untuk dividen bagi pemegang
sahamnya, jika laba meningkat maka dividen dan kas perusahaanpun akan
meningkat.
Laba bersih akuntansi biasanya diakui untuk mengidikasikan kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen. Dikemukakan oleh Rose (2000:65)
menurutnya “Stocks is ownership shares in a corporation, giving the holder claim
to any dividends from current earning”. Kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar dividen sangat tergantung pada laba yang diperoleh dan ketersediaan
dana kas perusahaan.
Namun Faktor lain yang mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan
dalam membagikan dividen kepada para investor adalah besar kecilnya penggunaan
kewajibannya ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan
untuk membayar hutang. Sofyan syafri (2010:303) mengungkapkan bahwa
menurutnya “Debt to equity ratio menggambarkan sejauh mana modal pemilik
dapat menutupi utang – utang kepada pihak luar, yang mana jika semakin kecil
rasio ini maka akan semakin baik bagi perusahaan”.
Menurut Brigham (dalam Suherli & Harahap, 2004) menyatakan bahwa
menurutnya “Semakin besar leverage perusahaan maka cenderung untuk membayar
dividennya lebih rendah dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada
pendanaan secara eksternal”.
Dalam menentukan apakah sebuah perusahaan memiliki utang yang besar
atau kecil, cara yang paling umum digunakan adalah dengan membandingkannya
dengan modalnya. Dalam perhitungan analisis fundamental, perbandingan antara
utang (debt) dengan modal (equity) dikenal dengan istilah Debt To Equity Ratio
(DER).
2.2.1 Hubungan Laba Akuntansi dengan Dividen Kas
Menurut Warren dkk (dalam Hery 2012:151) mengatakan bahwa :
“Perusahaan yang memiliki tingkat neto yang cukup baik dari satu periode
ke periode berikutnya biasanya memiliki potensi untuk dapat membagikan sebagian
dari laba neto tersebut kepada pemilik perusahaan (pemegang saham)”.
“Dividen merupakan suatu distribusi laba kepada para pemegang saham
perseroan terbatas yang sebanding dengan lembar saham yang dimilikinya”.
Kemampuan perusahaan untuk membayar dividen sangat tergantung pada
laba yang diperoleh dan ketersediaan dana kas perusahaan. Dan menurut Murtanto
dan feby feiruza yuridya (2006) dalam penelitiannya tentang Analisis Hubungan
antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Dividen Kas. Dalam penelitiannya
mereka menganalisis perusahaan industri barang konsumsi pada tahun 1999, 2000
dan 2001. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa adanya hubungan yang
kuat antara laba akuntansi terhadap dividen kas.
Selanjutnya Neny tikana, Susi handayani (2011) dalam penelitiannya
Pengaruh arus kas operasi, laba bersih dan hutang terhadap kebijakan dividen
(dividen payout ratio) pada perusahaan manufaktur yang go publik di bursa efek
indonesia tahun 2005-2009, mengatakan bahwa ada pengaruh secara simultan arus
kas operasi, laba bersih, dan utang terhadap kebijakan dividen (dividen payout
ratio).
Dari beberapa teori penghubung yang telah di kemukakan diatas, dapat kita
simpulkan bahwa secara tidak langsung laba akuntansi sebagai laba bersih yang
dihasilkan oleh perusahaan berpengaruh terhadap seberapa besarnya pembagian
2.2.2 Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) dengan Dividen Kas
Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajiban yang ditunjukan oleh beberapa bagian modal sendiri
yang digunakan untuk membayar hutang.
Seperti yang telah di kemukakan oleh Sutrisno (2009:267) mengatakan
bahwa :
“Semakin banyak hutang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping itu dengan jatuh temponya hutang, berarti dana hutang tersebut harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa dengan mencari hutang baru atau meroll-over hutang, dan juga bisa dengan sumber dana intern dengan cara memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan memperkecil
dividend payout ratio”.
Menurut Brigham (dalam Suherli & Harahap, 2004) menyatakan bahwa :
“Semakin besar leverage perusahaan maka cenderung untuk membayar
dividennya lebih rendah dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada
pendanaan secara eksternal”.
Selanjutnya menurut Marlina, Lisa, and Clara Dnica (2009) dalam
penelitiannya tentang Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, dan
Return On Assets terhadap Dividend Payout Ratio, mengatakan bahwa The result
of research indicate that the fundamental ratio which is consist of cash position,
Debt to Equity Ratio and Return On Assets are together have significant effect to
Dividend Payout Ratio.
Dan Zuwina Miraza (2013) dalam penelitiannya mengenai Pengaruh
Current Ratio Dengan Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di
BEI, mengatakan bahwa The result shows that: current ratio, return on assets, and
debt to equity ratio simultaneously and significantly effect dividend.
Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba
bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan
diterima, karena kewajiban membayar utang tersebut lebih di perioritaskan dari
pada pembagian dividen. Oleh karena itu semakin rendah DER semakin tinggi
[image:39.612.106.548.392.694.2]kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajibannya.
Tabel 2.1
Jurnal Penelitian Sebelumnya
No Peneliti dan Tahun
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Murtanto dan feby feiruza yuridya, Jurnal media riset akuntansi, auditing dan informasi, vol 4, no.1, april, 2005, hal 85-105.
Analisis Hubungan antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Dividen Kas.
Dalam penelitiannya mereka menganalisis perusahaan industri barang konsumsi pada tahun 1999, 2000 dan 2001. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa adanya hubungan yang kuat antara laba akuntansi terhadap dividen kas.
2 Neny tikana, Susi handayani, Jurnal bisma, bisma dan manajemen, vol 4 no.1, 2011.
Pengaruh arus kas operasi, laba bersih dan hutang terhadap kebijakan dividen (dividen payout ratio) pada perusahaan manufaktur yang go publik di bursa efek indonesia tahun
2009. 3 Dafid Irawan
Nurdhiana, jurnal kajian akuntansi dan bisnis, vol 1no.1, 2012.
Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada PerusahaanYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2010.
The analysis tool used was
multiple linear regression analysis. From the results of testing that has been done in all companies
listed in the Indonesia Stock Exchange 2009-2010 got the results that simultaneously Net Income (X1)
and Operating Cash Flow (X2) had influence on dividend policy (Ŷ). This was proved from the value of F count (6.362) was greater than the value of F table (3.12). In partial regression test (t-test), Net Income variable (X1) had positive effect on dividend policy with t value (3.444) was greater than the value of t table (1.9930). Meanwhile Operating cash flow variable (X2) had no positive influence on
Dividend Policy with t count (-0.153) was greater than t-table value (-1.9930)
4 Marlina, Lisa, and Clara Danica, Jurnal
manajemen bisnis, 2009, no.1.
Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, dan Return On Assets terhadap
Dividend Payout Ratio.
The result of research indicate that the fundamental ratio which is consist of cash position, Debt to Equity Ratio and Return On Assets are together have significant effect to Dividend Payout Ratio.
5 Dwi Purwanti, Jurnal bisma, vol 3 no.2.
Dampak Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen.
[image:40.612.103.543.111.694.2]value (PBV) has no effect on cash dividend.
6 Zuwina Miraza, jurnal e-maksi Harapan, vol 1 no.1, februari 2013
Pengaruh Dividen Terhadap Hubungan Antara Return On Assets, Debt To Equity Ratio, dan Current Ratio
Dengan Harga Saham Perusahaan
Pertambangan yang terdaftar di BEI
The result shows that: current ratio, return on assets, and debt to equity ratio simultaneously and significantly effect dividend.
[image:41.612.106.547.332.587.2]Berikut skema kerangka pemikiran digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Perusahaan Pasar Modal Investor
Investasi
Laporan Keuangan
Laba Akuntansi Debt to Equity Ratio
(DER)
Berdasarkan pada penjabaran kerangka pemikiran diatas, maka dibuat
paradigma penelitiannya adalah sebagai berikut:
Murtanto dan feby feiruza yuridya dan
Neny tikana, Susi handayani
Marlina, Lisa, and Clara Dnica dan
Zuwina Miraza
Gambar 2.2
Paradigma Pemikiran
2.3 Hipotesa
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu hypo yang artinya di bawah dan
thesis yang artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.
Menurut Sugiyono (2010:51) mengatakan bahwa :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian”.
Dari pengertian diatas, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang
digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mana dalam penggunaannya sering
disebut hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
pada penelitian. Laba Akuntansi
Debt to Equity Ratio (DER)
Maka dari hasil penelitian diatas penulis menarik kesimpulan sementara
bahwa :
1. Laba Akuntansi berpengaruh positif terhadap Dividen Kas pada
perusahaan Retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap Dividen Kas
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian.
Menurut Husain Umar (2005:303) menjelaskan bahwa :
”Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan hal –hal lain jika perlu”.
Dalam penelitian ini objek yang akan di teliti penulis yaitu akan meneliti
tentang Laba Akuntansi dan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai variabel bebas
dan Dividen Kas sebagai variabel terikatnya.
3.2 Metode Penelitian
Istilah metode penelitian Sugiyono (2009:6) menjelaskan bahwa :
“Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah”.
Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat
kuantitatif maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, interaktif
Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati, Sri Dewi, dan Linna Ismawati
(2010:29), metode deskriptif adalah:
“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu
hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Menurut Mashuri (dalam penelitian Devi, 2009:33) mengatakan bahwa :
“Pengertian metode verifikasi adalah memeriksa benar tidaknya apabila
dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah
dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan
kehidupan”.
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriftif analisis dan verifikatif
dengan metode penelitian, objek yang diteliti pun memiliki hubungan antar variabel
yang signifikan, akan lebih jelas sehingga dalam menarik kesimpulan akan
memperinci gambaran mengenai objek yang diteliti.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya perancangan
penelitian atau desain penelitian agar dalam pengerjaan suatu penelitian dapat
berjalan dengan baik dan efektif.
Menurut pandangan Moh.Nazir (2003 : 84) mengatakan bahwa :
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
Menurut Umi Narimawati (2010:30) mengutarakan bahwa terdapat langkah
– langkah pada desain penelitian yaitu :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian;
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;
4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori; 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan;
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data;
8. Melakukan analisis data;
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berikut ini penjelasan mengenai langkah-langkah desain penelitian:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian. Dalam penelitian ini permasalahan
yang akan diteliti adalah pengaruh Laba Akuntansidan Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap Dividen Kas pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. Banyak faktor yang
mempengaruhi dividen kas. Dalam penelitian ini yang diambil adalah Laba
Akuntansidan Debt to Equity Ratio (DER)
3. Menetapkan rumusan masalah. Dalam penelitian ini rumusan masalahnya
yaitu seberapa besar pengaruh Laba Akuntansi dan Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap Dividen Kas pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa
4. Menetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu
ingin menganalisis seberapa besar pengaruh Laba Akuntansi dan Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap Dividen Kas pada perusahaan retail yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Laba Akuntansi dan Debt to Equity
Ratio (DER) berpengaruh terhadap Dividen Kas.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Laba Akuntansi dan
Debt to Equity Ratio (DER) sedangkan yang menjadi variabel terikatnya
adalah Dividen Kas.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan
keuangan, teknik penentuan sampelnya terdiri dari populasi dan sampel.
Populasinya laporan laba rugi pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI), sedangkan sampelnya yaitu laporan keuangan teknik
pengumpulan data diperoleh dengan mengunjungi situs website BEI di
www.idx.co.iddan studi kepustakaan.
8. Melakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
3.3 Operasional Variabel
Operasional variabel diperlukan untuk penarikan batasan yang lebih
menjelaskan ciri – ciri spesifik untuk menentukan jenis dan indikator dari setiap
variabel yang terkait pada penelitian ini.
1.Variabel Independent (X)
Variabel independent sebagai variabel bebas adalah variabel yang
menyebabkan perubahan atau mempengaruhi keberadaan variabel dependent (Y).
Variable Independen akan memberi peluang kepada perubahan variabel terikat/
dependen yaitu sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen.
Dalam penelitian ini sesuai dengan judulnya, variabel bebas adalah Laba Akuntansi
dan Debt to Equity Ratio (DER), karena variabel tersebut dapat saling berdiri
sendiri dan akan berpengaruh kuat terhadap Dividen Kas.
2.Variabel Dependent (Y)
Variabel dependent disebut juga variabel terikat atau variabel tergantung
adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh keadaan – keadaan yang
mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah Dividen Kas,
variabel tersebut dapat dipengaruhi oleh Laba Akuntansi dan Debt to Equity Ratio
(DER) karena dapat berpengaruh kuat terhadap Dividen Kas.
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel / Sub Variabel
Konsep Indikator Skala
Laba
Akuntansi
(X1)
“Menurut akuntansi yang dimaksud dengan
laba akuntansi itu adalah perbedaan antara
revenue yang direalisasi yang timbul dari
transaksi pada periode tertentu dihadapkan
dengan biaya – biaya yang dikeluarkan pada
periode tersebut”.
Sofyan Syafri Harahap (2007:305)
Laba akuntansi dalam hal ini
Laba bersih =
Penjualan-HPP-Beban Operasional +
Pendapatan lain-lain – beban
pajak.
Jerry j. Weygand (2008:200)
Rasio
DER
(X2)
“Debt to Equity ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perbandingan
antara total modal dengan total aktiva”.
Kasmir (2008:166)
Total Utang DER =
Total Ekuitas
Rusdin (2006:131)
Rasio
Dividen Kas
(Y)
Dividen merupakan distribusi atas hasil
kinerja operasional perusahaan dalam bentuk
kas, saham, atau dalam bentuk lainnya kepada
pemegang saham sebesar proporsi dan jumlah
saham yang dimilikinya.
Hery (2012:151)
Dividen = Saldo Kas – total
laba ditahan.
Brigham Dan Houston,
(2006:79)
3.4 Sumber Dan Teknik Penentuan Data
3.4.1 Sumber Data
Dalam penelitian tentang pengaruh laba akuntansi dan Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap pembagian dividen kas ini, jenis data yang digunakan adalah data
sekunder.
Menurut Sugiyono (2009 : 137) mengatakan bahwa :
“Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data”.
Dengan menggunakan data sekunder peneliti mendapatkan informasi dan
mengumpulkannya, informasi tersebut berupa data yang telah diolah oleh pihak –
pihak lain yang berkaitan.
3.4.2 Teknik Penentuan Data
Teknik penentuan data dalam melaksanakan penelitian ini terdapat dua
bagian yakni populasi dan sampel, penjelasan populasi dan sampel adalah berikut
ini :
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011:80) dalam mengartikan pengertian populasi
adalah :
“Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Menurut Andi Supangat (2007 : 3) menyatakan bahwa:
"Populasi adalah sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan
penelitian (penelaahan) dengan ciri mempunyai karakteristik".
Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda – benda lain.
Sifat dan kharakteristik pada populasi dapat membantu dalam penarikan
kesimpulan. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu pada 22
perusahaan ritel yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) dengan laporan
keuangan selama 4 tahun yaitu dari tahun 2010 hingga 2013, dengan jumlah
[image:51.612.169.534.408.699.2]populasi N = 22 x 4 = 88.
Tabel 3.2
Nama populasi perusahaan ritel yang terdaftar di BEI
No Nama Perusahaan
1 Ace Hardware Indonesia Tbk 2 Sumber Alfaria Trijaya Tbk 3 Centrin Online Tbk
11 Matahari Departement Store Tbk 12 Mitra Adiperkasa Tbk
13 Midi Utama Indonesia Tbk 14 Matahari Putra Prima Tbk 15 Ramayana Lestari Sentosa Tbk 16 Supra Boga Lestari Tbk 17 Rimo Catur Lestari Tbk
18 Skybee Tbk
19 Sona Topas Tourism Industri Tbk 20 Tiphone Mobile Indonesia Tbk 21 Permata Prima Sakti Tbk 22 Trikomsel Oke Tbk
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010 : 81) mengatakan bahwa :
“Sampel merupakan bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Menurut Umi Narimawati (2008 : 73) mengemukakan bahwa :
“Sample merupakan bagian dari populasi yang menjadi unit pengamatan
sebuah penelitian”. Dalam penentuan sampel, penulis akan menggunakan
Menurut Sugiyono (2009 : 84) mengatakan bahwa “Sampling purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Sampel dalam penelitian ini yaitu 6 perusahaan yang bergerak dalam
bidang Industri ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, pada tahun 2010
sampai dengan 2013 dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Data yang diambil adalah data laporan keuangan perusahaan selama 5
tahun dari tahun 2010 sampai tahun 2013.
2. Perusahaan industri retail tersebut pernah mendapatkan laba bersih pada
tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
3. Perusahaan industri retail tersebut memiliki tingkat hutang tinggi pada
tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
4. Data yang diambil adalah data berupa laporan keuangan yang sudah
diaudit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
[image:53.612.165.534.527.697.2]Berdasarkan kriteria di atas, berikut tabel penarikan sampel :
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan yang menjadi sampel
No. Perusahaan Kriteria
1 2 3 4
1. Ace Hardware Indonesia Tbk √ √ - √
2. Sumber Alfaria Trijaya Tbk √ √ √ √
3. Centrin Online Tbk - √ - √
4. Catur Sentosa Adiprana Tbk √ √ √ √
5. Electronic City Indonesia Tbk - √ - √
6. Erajaya Swaswmbada Tbk - √ - √
7. Global Teleshop Tbk - √ √ √
8. Golden Retailindo Tbk √ √ - √
9. Hero Supermarket Tbk √ √ √ √
11. Matahari Departement Store Tbk √ √ √ √
12. Mitra Adiperkasa Tbk √ √ √ √
13. Midi Utama Indonesia Tbk √ √ √ √
14. Matahari Putra Prima Tbk √ √ - √
15. Ramayana Lestari Sentosa Tbk √ √ - √
16. Supra Boga Lestari Tbk - √ - √
17. Rimo Catur Lestari Tbk √ √ - √
18. Skybee Tbk √ √ √ √
19. Sona Topas Tourism Industri Tbk √ √ - √ 20. Tiphone Mobile Indonesia Tbk - √ - √
21. Permata Prima Sakti Tbk √ √ √ √
22. Trikomsel Oke Tbk √ √ √ √
Sumber: www.idx.co.id
Berdasarkan tabel penarikan sampel perusahaan retail diatas maka penulis
mendapatkan 10 perusahaan untuk di teliti selama tahun 2010, 2011, 2012 dan
2013. Sehingga dengan laporan keuangan selama 4 tahun, maka jumlah samplenya
yaitu N= 10 x 4 = 40 sample berupa laporan keuangan.
Menurut Uma Sekaran (2006 : 136) mengatakan bahwa acuan umum dalam
menentukan ukuran pada sample adalah :
“Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regrisi berganda), ukuran
sampel adalah 10 kali besar dari jumlah varianel dalam penelitian dan untuk sampel
minimum adalah 30 yang dipecah kedalam subsample adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian”.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik seperti
dengan melakukan penelitian di lapangan (Field Research) dan penelitian
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang menjadi
objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh
dengan cara:
a. Dokumen-dokumen
Dengan melakukan penelitian lapangan, peneliti melakukan penelitian
dengan menggunakan data – data sekunder dilakukan dokumentasi berupa
pengumpulan data – data yang diperoleh dengan dikumpulkannya catatan –
catatan berupa dokumen – dokumen yang berhubungan dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan memperoleh data mengenai
besarnya Laba Akuntansi, Debt To Equity (DER) dan besarnya Dividen
Kas yang dibagikan perusahaan, serta informasi-informasi lain yang
diperlukan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan dengan membaca buku-buku di perpustakaan dan
tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti oleh
penulis. Sementara itu penelitian kepustakaan juga dilakukan guna
mendapatkan data berupa teori – teori yang dapat mendukung penelitian
bahas serta mempelajari catatan – catatan materi perkuliahan dan tulisan yang
lain yang berhubungan dengan fenomena penelitian.
3.6 Metode Pengujian Data
3.6.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dengan observasi lapangan, serta dokumentasi.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah didapatkan dengan
menggunakan metode analisis kuantitatif dengan menggunakan Analisis Regresi
Linier Berganda, Analisis Korelasi Pearson dan Koefisien Determinasi.
1. Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2009:31) , menurutnya analisis kuantitatif adalah:
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik
nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyaj