ABSTRACT
BRAINSTORMING METHOD AND DISCUSSION METHOD TO
INCREASING SOCIAL SKILL BY STUDENTS LEARNING ENVIRONMENT AT ECONOMIC SUBJECT GRADE XI SOSIAL STUDIES
AT SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG
BY
DIAN RAMAHWATI
The objectives of the research is to know differenciate increasing social skill with concerned to the students learning environment among students interaction and
between students’- teacher interaction that teaching learning uses brainstorming method and discussion. This research use quasi experiment with factorial design. The sample of the research were all the students of grade XI sosial studies at SMA Persada Bandar Lampung in year 2014/2015. There were 48 students. There were 48 students. The interpretation sampling is probability sampling use cluster random sampling. The colects data use documentation, interviews, and social skill observation sheets. The first and sixth hypothesis testing is using two way variants while for second, third, fourth, fifth, an seventh is using t-test. The result of the research showed that there are differenciates increasing in social skills by observing the students learning environment seen from the students interaction among the students and between students and teacher who using brainstorming method and discussion.
ABSTRAK
METODEBRAINSTORMINGDAN DISKUSI DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS
DI SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG
Oleh
DIAN RAMAHWATI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiperbedaan peningkatan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dari interaksi siswa dengan siswa dan interaksi siswa dengan guruyang pembelajarannnya menggunakan metode brainstorming dan diskusi.Metodepenelitianmenerapkaneksperimensemu (quasi eksperimen) dengan desain faktorial.Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak dua kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 48 siswa.Teknik pengambilan sampel yaitu probability sampling dengan menggunakan cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara, dan lembar pengamatan keterampilan sosial. Pengujian hipotesis pertama dan keenam menggunakan analisis varian dua jalan sedangkan untuk hipotesis kedua, ketiga, keempat, kelima, dan ketujuh menggunakan t-test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dari interaksi siswa dengan siswa dan interaksi siswa dengan guru yang pembelajarannnya menggunakan metodebrainstormingdan diskusi.
METODEBRAINSTORMINGDAN DISKUSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG
Oleh
DIAN RAMAHWATI Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Magister Pendidikan IPS Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
METODEBRAINSTO KETERAMPILAN SOS
BELAJAR SISWA P IPS DI S
FAKULTAS
ORMINGDAN DISKUSI DALAM MENIN OSIAL DENGAN MEMPERHATIKAN LIN
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI K I SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG
(Tesis)
Oleh
DIAN RAMAHWATI
AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
INGKATKAN INGKUNGAN I KELAS XI
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Identifikasi Masalah ... 9
1.3.Pembatasan Masalah... 10
1.4.Rumusan Masalah ... 10
1.5.Tujuan Penelitian... 11
1.6.Manfaat Penelitian ... 13
1.7.Ruang Lingkup Penelitian ... 14
2. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS . 19 2.1.Tinjauan Pustaka ... 19
2.1.1. Teori-Teori Belajar ... 19
2.1.2. PendekatanScientific... 32
2.1.3. Keterampilan Sosial... 34
2.1.4. Lingkungan Belajar Siswa... 48
2.1.5. Teori Vygotsky tentang Pengaruh Lingkungan Sosial Siswa terhadap kemampuan kognitif ... 54
2.1.6. MetodeBrainstormingdalam Pembelajaran ... 59
2.1.7. Metode Diskusi... 71
2.1.8. Metodebrainstormingdan metode diskusi dapat meningkatkan keterampilan sosial ... 78
2.1.9. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 82
2.1.10. Pembelajaran Ekonomi di Tingkat SMA/MA ... 87
Halaman
2.3.Hipotesis ... 96
2.4.Penelitian yang relevan ... 97
3. METODE PENELITIAN... 100
3.1. Metode Penelitian ... 100
3.2. Desain Penelitian ... 101
3.3. Prosedur Penelitian ... 106
3.4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 109
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ... 109
3.5.1. Populasi Penelitian ... 109
3.5.2. Sampel Penelitian ... 110
3.6. Variabel Penelitian... 110
3.7. Definisi Operasional Variabel... 112
3.8. Teknik Pengumpulan Data... 126
3.9. Uji Persyaratan Instrumen... 127
3.9.1. Uji Validitas Instrument ... 127
3.9.2. Uji Reliabilitias Instrument ... 128
3.10. Uji Persyaratan Analisis Data ... 129
3.10.1. Uji Normalitas... 129
3.10.2. Uji Homogenitas ... 130
3.11. Teknik Analisa Data ... 131
3.11.1. T-Test Dua Sampel Independen... 131
3.11.2. Analisis Varians Dua Jalur... 132
3.12. Hipotesis Statistik ... 133
4. HASIL DAN PEMBAHASAN... 137
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 137
4.1.1. Sejarah Berdirinya SMA Persada... 137
4.1.2. Visi dan Misi SMA Persada... 138
4.2. Situasi dan Konsidi SMA Persada... 139
4.3. Jumlah Siswa SMA Persada ... 144
4.4. Pelaksanaan Penelitian ... 144
Halaman
4.6. Hasil Penelitian ... 154
a. Identitas Siswa Kelas XI SMA Persada... 154
b. Kondisi Pelaksanaan Pembelajaran ... 155
c. Keterampilan Sosial dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa ... 166
d. Perbandingan Peningkatan Keterampilan Sosial dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 229
4.7. Pengujian Hipotesis ... 231
4.8. Pembahasan Hasil Penelitian... 245
4.9. Temuan Penelitian ... 292
4.10. Keterbatasan Peneliti ... 306
5. KESIMPULAN DAN SARAN... 308
5.1. Kesimpulan... 308
5.2. Saran ... 312
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen Menggunakan Metode
Brainstorming(XI IPS 1) ... 320
2. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol Menggunakan Metode Diskusi (XI IPS 2)... 321
3. Daftar Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen Menggunakan MetodeBrainstorming(XI IPS 1) ... 322
4. Daftar Pembagian Kelompok Kelas Kontrol Menggunakan Metode Diskusi (XI IPS 2) ... 323
5. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial dengan Menggunakan MetodeBrainstorming ... 324
6. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial dengan Menggunakan Metode Diskusi ... 328
7. Lembar Pengamatan Lingkungan Belajar Siswa Dilihat Dari Interaksi Siswa dengan Siswa dan Interaksi Siswa dengan guru... 332
8. Silabus ... 334
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 335
10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 348
11. Panduan Penerapan Metode Diskusi ... 361
12. Panduan Penerapan MetodeBrainstorming ... 370
13. Daftar Pertanyaan dan Jawaban dalam Wawancara dengan Guru Mengenai Metode Pembelajaran yang Digunakan Di Kelas ... 379
14. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Siswa Untuk Kategori Baik Pada Kelas Eksperimen ... 382
Halaman 16. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Guru
Untuk Kategori Baik Pada Kelas Eksperimen ... 383 17. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Guru
Untuk Kategori Kurang Baik Pada Kelas Eksperimen... 383 18. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Siswa
Untuk Kategori Baik Pada Kelas Kontrol ... 384 19. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Siswa
Untuk Kategori Kurang Baik Pada Kelas Kontrol ... 384 20. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Guru
Untuk Kategori Baik Pada Kelas Kontrol ... 385 21. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Guru
Untuk Kategori Kurang Baik Pada Kelas Kontrol ... 385 22. Hasil Uji Coba Lembar Pengamatan Tentang Lingkungan Belajar ... 386 23. Pengamatan Pertama Keterampilan Sosial Siswa dengan Menggunakan
MetodeBrainstormingKelas XI IPS 1 ... 387 24. Pengamatan Kedua Keterampilan Sosial Siswa dengan Menggunakan
MetodeBrainstormingKelas XI IPS 1 ... 389 25. Pengamatan Ketiga Keterampilan Sosial Siswa dengan Menggunakan
MetodeBrainstormingKelas XI IPS 1 ... 391 26. Pengamatan Pertama Keterampilan Sosial Siswa dengan Menggunakan
Metode Diskusi Kelas XI IPS 2 ... 393 27. Pengamatan Kedua Keterampilan Sosial Siswa dengan Menggunakan
Metode Diskusi Kelas XI IPS 2 ... 395 28. Pengamatan Ketiga Keterampilan Sosial Siswa dengan Menggunakan
Metode Diskusi Kelas XI IPS 2 ... 397 29. Analisa Kriteria Ketercapaian Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen
Pada Pengamatan Pertama... 399 30. Analisa Kriteria Ketercapaian Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen
Pada Pengamatan Kedua ... 401 31. Analisa Kriteria Ketercapaian Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen
Pada Pengamatan Ketiga ... 403 32. Analisa Kriteria Ketercapaian Keterampilan Sosial Kelas Kontrol
Pada Pengamatan Pertama... 405 33. Analisa Kriteria Ketercapaian Keterampilan Sosial Kelas Kontrol
Pada Pengamatan Kedua ... 407 34. Analisa Kriteria Ketercapaian Keterampilan Sosial Kelas Kontrol
Halaman
35. Pengamatan Pertama Tentang Lingkungan Belajar Siswa Kelas
Eksperimen ... 411
36. Pengamatan Kedua Tentang Lingkungan Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 412
37. Pengamatan Ketiga Tentang Lingkungan Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 413
38. Pengamatan Pertama Tentang Lingkungan Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 414
39. Pengamatan Kedua Tentang Lingkungan Belajar Siswa Kelas Kontrol... 415
40. Pengamatan Ketiga Tentang Lingkungan Belajar Siswa Kelas Kontrol... 416
41. Uji Reliabilitas Instrument Keterampilan Sosial ... 417
42. Uji Validitas Instrument Keterampilan Sosial... 418
43..Uji Validitas Instrument Lingkungan Belajar Siswa... 424
44. Uji Reliabilitas Instrument Lingkungan Belajar Siswa ... 425
45. Uji Normalitas Keterampilan Sosial Siswa ... 426
46. Uji Homogenitas Keterampilan Sosial Siswa ... 426
47. Anova Dua Jalur ... 427
48. T-Test (IPS 1 dan IPS 2 Interaksi Siswa dengan Siswa Kategori Baik) ... 428
49. T-Test (IPS 1 dan IPS 2 Interaksi Siswa dengan Siswa Kategori Kurang Baik) ... 429
50. T-Test (IPS 1 dan IPS 2 Interaksi Siswa dengan Guru Kategori Baik) ... 430
51. T-Test (IPS 1 dan IPS 2 Interaksi Siswa dengan Guru Kategori Kurang Baik) ... 431
52. T-Test (Efektivitas Pembelajaran)... 432
53. Tabel Harga Kritis Distribusi F pada α = 5%... 433
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.HasilObservasiTentangKeterampilanSosial ... 5
2. Penjabaran Dimensi dan Indikator Keterampilan Sosial ... 37
3. KI dan KD Mata PelajaranEkonomiKelasXI DalamKurikulum 2013 ... 90
4. PemetaanKompetensiEkonomidanKeterkaitanPembelajaranEkonomi... 92
5. DesainEksperimen Penelitian Metode PembelajaranMetode BrainstormingdanMetodeDiskusiuntuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa... 102
6. DesainMetodeBrainstormingdanMetodeDiskusiuntuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa denganMemperhatikan Lingkungan Belajar Siswa... 103
7. JumlahSiswaKelas XI IPS SetiapKelas .... ... 109
8. Kriteria Reliabilitas Lembar Pengamatan... 129
9. Hasil Uji Normalitas... 130
10. RumusAnavaDuaJalur ... ... 132
11. Jumlah dan Jenis Ruangan SMA Persada... 140
12. Pembagian Jadwal Pembelajaran SMA Persada ... 143
13. Data Jumlah Siswa SMA Persada Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 144
Tabel Halaman
15. Distribusi Frekuensi Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen ... 147
16. Kategori Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen ... 147
17. Distribusi Frekuensi Keterampilan Sosial Kelas Kontrol... 148
18. Kategori Keterampilan Sosial Kelas Kontrol ... 149
19. Distribusi Frekuensi Interaksi Siswa dengan Siswa Kelas Eksperimen... 150
20. Kategori Interaksi Siswa dengan Siswa Kelas Eksperimen ... 150
21. Distribusi Frekuensi Interaksi Siswa dengan Guru Kelas Eksperimen ... 151
22. Kategori Interaksi Siswa dengan Guru Kelas Eksperimen... 151
23. Distribusi Frekuensi Interaksi Siswa dengan Siswa Kelas Kontrol ... 152
24. Kategori Interaksi Siswa dengan Siswa Kontrol ... 153
25. Distribusi Frekuensi Interaksi Siswa dengan Guru Kelas Kontrol... 154
26. Kategori Interaksi Siswa dengan Guru Kelas Kontrol ... 154
27. Indentitas Siswa Kelas XI IPS SMA Persada... 155
28. Dimensi Keterampilan Dasar Berinteraksi dengan Indikator Berbagi Informasi ... 169
29. Dimensi Keterampilan Berkomunikasi dengan Indikator Mendengar dan Berbicara Secara Bergiliran... 173
30. Dimensi Keterampilan Berkomunikasi dnegan Indikator Menyampaikan Pendapat ... 177
31. Dimensi Keterampilan Membangun Tim/Kelompok dengan Indikator Bekerja Sama... 181
32. Dimensi KeterampilanMembangun Tim/Kelompok dengan Indikator Saling Menolong ... 185
33. Dimensi Keterampilan Menyelesaikan Masalah dengan Indikator Menyelesaikan Masalah dengan Diskusi... 189
34. Dimensi Keterampilan Menyelesaikan Masalah dengan Indikator Respek Terhadap Pendapat yang Berbeda ... 193
Tabel Halaman
36. Hasil Analisis Ketercapaian Dimensi dan Indikator Keterampilan Sosial dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol Pada Pengamatan Kedua ... 208 37. Hasil Analisis Ketercapaian Dimensi dan Indikator Keterampilan Sosial
dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol Pada Pengamatan Ketiga... 219 38. PeningkatanKeterampilan Sosial Siswa di Kelas Eksperimen dan Kelas
MOTO
Berharaplahdengankebaikan, pasti kalian akanmendapatkannya (SabdaRasulullah Saw)
Sesungguhnyasesudahkesulitanituadakemudahanmakaapabilakamu telahselesai (darisesuatuurusan) kerjakanlahdengansungguh
sungguhurusan lain
(Al Insyirah:6-7)
Seseorangdengantujuan yang
jelasakanmembuatkemajuanwalaupunmelewatijalan yang sulit.Seseorang yang
tanpatujuan, tidakakanmembuatkemajuan walaupuniaberada di jalan yang mulus
(Thomas Carlyle)
Apabilakitatakutgagal, ituberartikitatelahmembatasi kemampuankita
(Henry Ford)
Biasakanlahuntukberpikirbahwasukseshanyatinggalselangkahlagida npastiakandiraih, niscayamasadepan yang cerah
akanada di depanAnda
(Andrew Carnegie) Kesabaran adalah obat terbaik dari segala kesulitan yang kita
PERSEMBAHAN
DenganmenyebutNama ALLAH Yang
MahaPengasihLagiMahaPenyayangAlhamdulillah
Hirobbil alaminsebagaiungkapansyukur, terimakasih,
kupersembahkankaryasederhanakuiniuntuk
orang orang terkasihku;
AyahandadanIbundatercinta,
terimakasihuntukdukungannyadancintajugakasihsayangnya yang
tulusikhlasmembesarkandanmendidikkudengan
penuhkesabarandanperjuangan, dansenantiasamemberikandoanya
untukkeberhasilanku;
MbakYuniarti, S. Pd., yang
telahmemberikandoadanjugasemangatnyauntukkeberhasilanku;
Yang terhormatparapendidikku yang
telahikhlasmemberikanilmupengetahuankepadaku;
Semuasahabatku yang dengansenanghatidantulusikhlasmemberikandoa,
motivasi, dansemangatnya;
Seseorang yang kelak ALLAH pilihkanuntukmenjadiimamku;
Penulisdi ikemahasiswaan di H 2009 – 2010 sebaga Students(ASSETS) ta
RIWAYAT HIDUP
nulisdilahirkan di Bandar Lampung padata 1990.Penulismerupakananakkeduadariduabersaudar
idariBapakSupardidanIbuSumarni, S.Pd.Sd.
yang telahdiselesaikanpenulisadalah:
ak-kanak Among Putra yang diselesaikanpadata sarNegeri 2 Surabaya yang diselesaikanpadatahun 2001 njutan Tingkat PertamaNegeri 12 Bandar
npadatahun 2004 di HimpunanMahasiswaPendidikanSosial (HIMA
gaistafdanus, OrganisasiAssosiation of Econom ) tahun 2007–2008 sebagaianggota di bidangp
PadaTahun 2013 Penulisterdaftarsebagaimahasiswa Magister Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.Penulisjugatelahbekerja di SMA Persada Bandar Lampung daritahun 2011 sampaidengansekarang.
Penulis,
xii
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,karena berkat karunia,rahmat dan hidayahnya tesis penelitian pengembangan ini berhasil diselesaikan.Tesis yang berjudul“Metode Brainstormingdan Diskusi dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Di SMA Persada Bandar Lampung” ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Pascasarjana Magister Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.
Penulis menyadari terselesainya tesis ini atas karunia Allah SWT dan bantuan dari berbgai pihak baik langsung maupun tidak langsung.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;
2. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Lampung;
xii
4. Ibu Dr. Hj. Trisnaningsih, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini;
5. Ibu Dr. Pujiati, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini;
6. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Pengujiyang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian tesis ini;
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Pendidikan IPS FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis;
8. Ibu Dra. Sutirah, M.M., selaku kepala sekolah, Ibu/Bapak guru, yang telah membantu mengumpulkan data penelitian dan staf pengajar SMA Persada Bandar Lampung;
9. Bapakdan Mamak tersayang, terimakasih atas semua yang telah diberikan untukku, doa, senyum, airmata, bahagia, kasih sayang, dan semua pengorbanan mu untukku yang tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun. Semoga kelak Allah menyediakan jannahnya untuk Bapak dan Mamak. Amin Allahumma Amin;
10. Seluruhkeluarga,Kakak-kakakku Bambang Sujarwo, S.Pd, Yuniarti S.Pd,.Terima kasih atas dukungan, keceriaan dan pengorbanannya selama ini; 11. Rahman Maulana, S.Kep., yang selalu memberikan motivasi dan
xii
12. Teman-temanMagister Pendidikan IPS angkatan 2013Ana, Arga, Devi, Panca, Royan, Mulat, Rahmat, dan semua angkatan 2013terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Suka dan duka kita bersama saat mencari ilmu untuk masa depan kita kelak dan tentunya untuk mencapai ridho Allah SWT; 13. Seluruh rekan-rekan Magister Pendidikan IPS,Serta kakak-kakak tingkatku
2011, 2012 dan adik-adik tingkatku 2014;
14. Anak-anak didikku di SMA Persada Bandar Lampung.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bandar Lampung,Juni2015 Penulis,
1
I. PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini akan membahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian.
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai butir-butir tujuan pendidikan tersebut perlu didahului oleh proses pendidikan yang memadai. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik, maka semua aspek yang dapat mempengaruhi belajar siswa hendaknya dapat berpengaruh positif bagi diri siswa, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
2
pengembangan materi ajar dan sebagainya, namun pada kenyataannya belum menampakkan hasil yang menggembirakan.Guru merupakan salah satu komponen utama yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pandangan modern tentang guru, yakni guru bukan hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak sebagai fasilitator dalam proses belajar. Dengan demikian guru seyogyanya menciptakan situasi dan kondisi yang tepat agar memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa dengan mengarahkan segala sumber dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, yang meliputi pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang spesifik. Kemampuan guru dalam memilihmodel dan metode pembelajaran serta menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran turut mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran.
3
Mata pelajaran Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS.Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.
4
Berdasarkan uraian tersebut maka seharusnya pembelajaran ekonomi di sekolah merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang disenangi, menantang dan mempunyai makna tersendiri bagi siswa. Namun selama ini sering terjadi di sekolah termasuk pada SMA PERSADA Bandar Lampung,pembelajaran ekonomi kurang dikemas dengan metode pembelajaran yang menarik, menantang dan menyenangkan, sehingga pembelajaran ekonomi cenderung membosankan dan pada akhirnya menyebabkan pembelajaran ekonomi menjadi tidak efektif. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti kepada guru dan beberapa siswa kelas XI IPS SMA PERSADA mengenai proses pembelajaran ekonomi pada bulan Januari 2014.
5
beradaptasi,toleransi, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
Tabel 1.Hasil Observasi tentang KeterampilanSosialPada MataPelajaran EkonomiSiswadi Semester GanjilBulan Januari Tahun Pelajaran 2014/2015
Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015
6
ditunjukkan dengan skor persentase antara 41% - 70%, dan (3)kriteria keterampilan sosial baik ditunjukkan dengan skor persentase antara 71% - 100%. Mengetahui hal tersebut guru harus berusaha bagaimana caranya meningkatkan keterampilan sosial siswa. Peran guru dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa adalah memberikan contoh dan memberikan bimbingan kepada siswa agar mampu memecahkan masalah yang dihadapi, selain itu juga untuk meningkatkan keterampilan sosial yang diselenggarakan dalam proses pembelajaran mungkin dapat dilakukan dengan meningkatkan frekuensi atau dengan mencobakan teknik-teknik pembelajaran dalam metode pembelajaran, diantaranya adalah metode brainstormingdan metode diskusi. Hal ini senada dengan pendapat Maryani (2011:21) yang menyatakan bahwa “keterampilan sosial dapat dicapai melalui
proses pembelajaran.Dalam menyampaikan materi guru mempergunakan berbagai metode misalnya bertanya, berdiskusi, bermain peran, investigasi, kerja kelompok, atau penugasan.Sumber pembelajaran dapat mempergunakan
lingkungan sekitar”.Penyampaian materi dengan menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi dapat membantu siswa agar lebih mudah mengingat pesan yang disampaikan oleh guru sehingga siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan.
Metode brainstorming dan diskusi merupakan metode pembelajaran yang biasa digunakan pada saat menerapkan model pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Davidson dan Warsham (Isjoni, 2011:28), “pembelajaran
7
menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektivitas yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik”.Salah satu metode mengajar IPS yang dipandang efektif dalam proses belajar mengajar dewasa ini adalah metode
brainstorming, inquiry, discovery, dan problem solving (pemecahan masalah).
Sebenarnya metode ini sudah digunakan sejak dahulu, namun sering diabaikan. Pada
umumnya guru-guru dalam mengajar masih menggunakan metode yang bersifat
instructur centered, yaitu guru memegang peran utama menentukan sepenuhnya
jalannya pelajaran. Gurulah yang lebih aktif menetapkan perencanaan, pelaksanaan
dan pengelolaan proses pembelajaran, seperti menentukan tujuan, isi, dan cara
belajar. Siswa dalam keadaan pasif dan hanya menerima informasi dari guru,
sehingga kegiatan siswa lebih banyak duduk, diam, mendengar, dan mencatat, untuk
kemudian diingat atau diproduksi menjelang ulangan.Di dalam pengajaran IPS
metode yang bersifat instructur centered nampaknya tidak cocok. IPS yang
bermaterikan masalah-masalah sosial sangat perlu menggunakan cara pendekatan
yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
8
pemaparan tersebut metodebrainstormingdan metode diskusi merupakan metode yang digunakan pada saat menerapkan pembelajaran kooperatif yang dapat membuka kesempatan siswa untuk ikut berpartisipasi dan berfikir kritis dalam kegiatan pembelajaran.
Metode brainstorming adalah teknik mengajar yang dilaksanakan guru dengan cara melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab, menyatakan pendapat, atau memberi komentar sehingga memungkinkan masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru. Secara singkat dapat diartikan sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak/berbagai ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Aqib, 2013: 118).Sedangkan metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali, memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu (Aqib, 2013: 107).
9
Pada hakekatnya belajar merupakan suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan rangsangan terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi ini dapat terjadi perubahan tingkah laku pada individu, untuk itu lingkungan yang berada di sekitar kita dan yang mempengaruhi proses pembelajaran disebut lingkungan belajar. Lingkungan belajar tergolong dalam tiga aspek yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan belajar akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik, oleh sebab itu kondisi lingkungan belajar peserta didik harus diperhatikan oleh semua pihak agar hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan pemaparan tersebut hendak dikaji lebih lanjut tentang“
MetodeBrainstorming dan Diskusi Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Di SMA PERSADABandar Lampung”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka diperoleh beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan, sebagai berikut.
1. Kurangnya pemahaman guru mengenai model dan metode pembelajaran. 2. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.
3. Kegiatan belajar masih berpusat pada guru.
10
5. Siswa masih kurang berani dan tidak percaya diri untuk mengemukakan pendapat.
6. Keterampilan sosial siswa masih tergolong kurang baik.
1.3.Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada efektivitas penerapan metode brainstorming dan metode diskusi dalam meningkatkan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA PERSADA Bandar Lampung.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswadalam pembelajaran ekonomi yang menggunakan metode brainstorming dibandingkan dengan pembelajaran ekonomi yang menggunakan metode diskusi?
2. Apakah ada perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan siswa berkategori baikyang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi?
11
yang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi?
4. Apakah ada perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan guru berkategori baikyang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi?
5. Apakah ada perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan guru berkategori kurang baik yang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi?
6. Apakah ada interaksi antara metode brainstorming dan diskusi terhadap keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi antar siswa dan interaksi antara siswa dengan guru yang berkategori baik dan kurang baik?
7. Apakah ada perbedaan efektivitas keterampilan sosial yang pembelajarannya menggunakan metodebrainstormingdan diskusi?
1.5.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui.
12
2. Perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan siswa berkategori baikyang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi.
3. Perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan siswa berkategori kurang baikyang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi.
4. Perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan guru berkategori baikyang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi.
5. Perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dari siswa dengan guru berkategori kurang baikyang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi.
6. Interaksi antara metodebrainstormingdan diskusi terhadap keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi antar siswa dan interaksi antara siswa dengan guru yang berkategori baik dan kurang baik.
13
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Secara teoritis, penelitian ini berguna sebagai sumbangan bagi pengembangan ilmu dalam bidang pendidikan dan memperkaya ilmu pengetahuan bagi peneliti pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
2. Secara praktis, penelitian ini berguna a. Bagi guru
1. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kerampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa khususnya untuk interaksi siswa ke arah yang lebih baik.
2. Sebagai bahan referensi guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi agar hasil belajar siswa dalam aspek kognitif dan aspek afektif dapat meningkat.
3. Sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki kualitas guru yang profesional dalam meningkatkan mutu pendidikan.
b. Bagi siswa
1. Sebagai nuansa baru tentang metode pembelajaran dalam proses belajar.
2. Membantu dan memudahkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar yang lebih baik dan optimal.
14
d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dan informasi bagi para peneliti yang ada kaitannya dengan penelitian ini dan dapat mendukung penelitian lain yang berkaitan dengan kependidikan.
1.7. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini akan difokuskan pada ruang lingkup sebagai berikut.
1.7.1. Ruang Lingkup Objek
Ruang lingkup objek yang diteliti akan difokuskan dalam ruang lingkup penerapan metode brainstorming dan diskusi dalam meningkatkan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa kelas XI IPS.
1.7.2. Ruang Lingkup Subjek
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA PERSADA Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
1.7.3. Ruang lingkup Waktu
Waktu penelitian ini adalah semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. 1.7.4. Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat yang diteliti adalah SMA PERSADA Bandar Lampung. 1.7.5. Ruang Lingkup Ilmu
15
masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Oleh karena itu pembelajaran IPS perlu diupayakan secara optimal dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran IPS Stahl dalam Solihatin(2008:2) adalah.
(1) Social studies teaching and learning are powerful when they are meaningful. (2) Social studies teaching and learning are powerful when they are integrative. (3) Social studies teaching and learning are powerful when they are value-based. (4) Social studies teaching and learning are powerful when they are challenging. (5) Social studies teaching and learning are powerful when they are active.
Pembelajaran IPS akan meningkat jika guru mengunakan pendekatan pembelajaran yang diakses dari pendekatan kontekstual,cooperative learning dan konstruktivisme serta bahan yang digunakan berasal dari bahan-bahan yang diajarkan di sekolah, dan juga diperoleh dari agen-agen pendidikan seperti di lingkungan rumah (family), masyarakat (community), pers (press), radio (radio) berbagai gambar bergerak dan televisi (motion picture and television) yang mempengaruhi pandangan sosial dan perilaku siswa. Prinsip pembelajaran IPS yang digunakan dalam penelitian ini adalah prinsip pembelajaran IPS yang ketiga yang bermakna “social studies teaching and learning are powerful when they are value-based”. Dalam proses belajar guru harus menyisipkan nilai-nilai karakter, pengetahuan, sikap, dan keterampilan (termasuk keterampilan sosial).
Metode pembelajaran merupakan cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh
guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan
yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat
16
pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pembelajaran dan jenis mata pelajaran
menentukan metode atau metode-metode apa yang sebaiknya digunakan. Setiap mata
pelajaran mempunyai metode tertentu sesuai dengan kekhususan mata pelajaran
tersebut. Oleh karena itu guru hendaknya dapat menentukan metode apa yang paling
efisien bagi mata pelajarannya sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara
maksimal dan efektif. Berkaitan dengan hal ini, metode pembelajaranekonomi pada pokok bahasan pengangguran dan ketenagakerjaan diharapkan dapat efisien dengan menggunakan metodebrainstormingmaupun metode diskusi.
17
Selain itu, kita mengenal lima tradisi dari IPS antara lain (1) IPS sebagai transmisi kewarganegaraan; (2) IPS sebagai ilmu-ilmu sosial; (3) IPS sebagai penelitian mendalam (4) IPS sebagai kritik kehidupan sosial (5) IPS sebagai pengembangan pribadi individu (Sapriya, 2009: 14). Sementara kajian ilmu IPS terdapat 10 tema utama yang berfungsi sebagai mengatur alur untuk kurikulum sosial di setiap tingkat sekolah, kesepuluh tema tersebut terdiri dari, (1) budaya, (2) waktu, kontinuitas dan perubahan, (3) orang, tempat dan lingkungan, (4) individu, pengembangan dan identitas, (5) individu, kelompok dan lembaga, (6) kekuasaan, wewenang dan pemerintahan, (7) produksi, distribusi, dan konsumsi, (8) sains, teknologi dan masyarakat, (9) koneksi global dan (10) cita-cita dan praktik warganegara (National Council for The Social Studies, 1994: 19).
Mata pelajaran ekonomi di tingkat persekolahan merupakan suatu ilmu yang bermanfaat langsung dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran ekonomi erlaku sebagai bagian integral dari IPS. Sedangkan menurut Supardan (2015: 94) pada tingkat menengah (khususnya SMA) mata pelajaran ekonomi memiliki tujuan sebagai berikut:
1. memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masaah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara;
2. menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi;
3. membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi dirinya, rumah tangga, masyarakat, dan negara;
18
Tujuan pembelajaran IPS adalah membekali peserta didik agar mampu berfikir kritis, kreatif dan inovatif.Sikap dan perilaku menunjukan disiplin dan tanggung jawab selaku dan individual, warga masyarakat, dan warga negara.Mampu berkomunikasi, bekerjasama, memiliki sikap toleran, empati dan berwawasan multikultur dengan tetap bebasis keunggulan lokal.Memiliki keterampilan holistik, integrative dan transdisipliner dalam memecahkan masalah-masalah sosial.Pembelajaran IPS diharapkan mampu mengantarkan dan mengembangkan kompetensi peserta didik kearah kehidupan bermasyarakat dengan baik dan fungsional, memiliki kepekaan sosial dan mampu berpartisipasi dalam mengatasi masalah-masalah sosial sesuai dengan usianya (Maryani, 2011:02).
9
II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Peneliti akan menyampaikan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan dalam kajian pustaka ini. Teori-teori ini diharapkan dapat melandasi seluruh rangkaian penelitian yang akan dilaksanakan. Penjelesan selengkapnya akan diuraikan sebagai berikut.
2.1 Tinjauan Pustaka
Pada tinjauan pustaka dikemukakan pengertian teori-teori belajar, keterampilan sosial, lingkungan sekolah siswa, teori Vygotsky tentang pengaruh lingkungan sosial siswa terhadap kemampuan kognitif, metode brainstorming, metode diskusi, pengertian IPS, dan mata pelajaran ekonomi.
2.1.1 Teori-Teori Belajar
✁ ✂ yang menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu.
Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal. Dalam setiap proses pembelajaran, siswa dituntut untuk bisa berperan secara aktif dan bisa mengkonstruksi pengetahuannya dengan mengkaitkanberbagai sumber belajar termasuk media pembelajaran. Sebaliknya, jika dalam proses pembelajaran siswa berperan secara pasif, siswa hanya dapat menerima informasi-informasi secara sepihak, sehingga informasi-informasi tersebut tidak bisa disimpan dalam memori otaknya secara permanen atau bersifat labil dan mudah dilupakan.
Menurut Slameto (2010: 3) “belajar merupakan suatu proses usaha seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Hasil
belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor ekternal).
✄ ☎ itu, dalam setiap proses pembelajaran, siswa dituntut untuk bisa berperan secara aktif dan bisa mengkonstruksi pengetahuannya dengan mengkaitkan berbagai sumber belajar termasuk media pembelajaran serta metode pembelajaran.
Pembelajaran merupakan sistem yang terdiri dari berbagai komponen.Pembelajaran terdiri dari berbagai komponen tujuan, komponen materi atau bahan, komponen strategi, komponen media, komponen evaluasi, serta komponen metode pembelajaran.Dari sini tampak bahwa metode merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran. Sehingga kedudukan metode tidak hanya sekedar sebagai alat bantu mengajar, tetapi sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik dilibatkan ke dalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga pelajar mengalir dalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta mendorong prakarsa siswa
✆✆ langsung seperti berpikir, mengingat, merasa (Sani, 2013: 2). Teori-teori belajar yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Teori BelajarBehaviorisme(Perilaku)
Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.Teori behaviorisme menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.Teori ini menggunakan model hubungan stimulus-respons dan menempatkan peserta didik sebagai individu yang pasif. Hubungan stimulus dan repon ini jika diulang akan menjadi sebuah kebiasaan.
✝ ✞ Ciri-ciri impelementasi teori behavioristik menurut Sani (2013:7-8) adalah sebagai berikut:
1. mementingkan pengaruh lingkungan; 2. mementingkan bagian-bagian;
3. mementingkan peranan reaksi;
4. mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respons;
5. mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya; 6. mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar;
7. hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan; 8. mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu;
9. mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan; 10. menggunakan teknik coba-coba (trial and error) dalam penyelesaian
masalah.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan teori behaviorisme lebih menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.Perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret.Perubahan terjadi melalui stimulus yang menimbulkan respon yang tepat seperti yang diinginkan.
b. Teori BelajarKonstruktivismeSosial
✟ ✠ Konstruktivisme sosial dikembangkan oleh Lev.Semenovich Vygotsky yang menyatakan bahwa pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif terbentuk melalui internalisasi/penguasaan proses sosial (Sani, 2013: 19). Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.Implikasi teoriKonstrutivismesosial dalam pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman tertentu.
2. Peserta didik belajar dengan mengkonstruksi (menambah, merevisi, atau memodifikasi) pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman lama menjadi pengetahuan, pemahaman, kecakapan dan pengalaman yang baru. 3. Guru berperan memfasilitasi terjadinya proses konstruksi pengetahuan (Sani,
2013: 21).
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
✡ ☛ hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya.Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi (bentukan) kita sendiri, bukan imitasi dari kenyataan, bukan gambaran dunia kenyataan yang ada.pengetahuan selalu merupakan akibat dari konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktivitas seseorang (siswa). Siswa membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan. Pengetahuan bukanlah tentang hal-hal yang terlepas dari pengamat, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia yang dialaminya, proses pembentukan ini berjalan terus menerus, dan setiap kali terjadi reorganisasi atau rekonstruksi karena adanya pengalaman baru.Peran guru dalam pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai fasilitator atau moderator.
c. Teori BelajarHumanisme
☞6 proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bias kita amati dalam dunia keseharian. Menurut teori humanisme, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia pun mampu mencapai aktualisai diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenali diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.Prinsip belajar humanistik menurut Sani (2013:25) adalah sebagai berikut.
1. Manusia mempunyai cara belajar alami.
2. Belajar terjadi secara signifikan jika materi pelajaran dirasakan mempunyai relevansi dengan maksud tertentu.
3. Belajar menyangkut perubahan dalam persepsi mengenai diri peserta didik. 4. Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya.
5. Belajar akan berjalan lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar. Belajar yang melibatkan peserta didik dapat membantu memberikan hasil yang mendalam.
6. Kepercayaan pada diri peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri.
7. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
✌ ✍ dapat mengemukakan pendapatnya masing-masing di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila kurang mengerti terhadap materi yang diajarkan.
d. Teori Kognitif Sosial Bandura
Teorikognitifsosial(socialcognitivetheory) yang dikemukakan oleh Albert Banduramenyatakanbahwafaktorsosialdan kognitif serta faktor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran.Faktor kognitif berupa ekspektasi/penerimaan
siswa untuk meraih keberhasilan, faktor sosial
mencakuppengamatansiswaterhadap
perilakuorangtuanya.AlbertBanduramerupakansalahsatu perancangteori kognitif sosial.Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapatmerepresentasikan atau mentrasformasipengalamanmereka secara kognitif.Bandura mengembangkan modeldeterministicresipkoralyangterdiridaritigafaktorutamayaituperilaku,
person/kognitifdanlingkungan.Faktorinibisasalingberinteraksidalamprosespembel ajaran.
Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhilingkungan,faktorperson/kognitif mempengaruhi perilaku.FaktorpersonBanduratidak
punyakecenderungankognitifterutamapembawaanpersonalitasdantemperamen.Fak torkognitifmencakupekspektasi,keyakinan,strategipemikirandankecerdasan.
✎8 diri.Reivich dan Shatté (2002:201) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuandiri sendiriuntukmenghadapidan memecahkanmasalah denganefektif.Efikasidirijugaberartimeyakinidirisendirimampuberhasildansukses.I ndividudenganefikasidiritinggimemilikikomitmendalammemecahkanmasalahnyad antidak
akanmenyerahketikamenemukanbahwastrategiyangsedangdigunakanitutidakberha sil.Menurut Banduraindividuyangmemilikiefikasidiriyangtinggiakansangat mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu karena iamemilikikepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya. Individu ini
menurut Banduraakancepatmenghadapimasalahdanmampu
bangkitdarikegagalanyangia alami.
✏9 mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu.
Teori pembelajaran sosial berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar daripada tingkah laku manusia adalah diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori–teori sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul dan kurang memperhatikan bahwa banyak peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantaraan orang lain. Maksudnya, sewaktu melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.
Menurut Bandura dalamhttp://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/teori-belajar-sosial-albert-bandura/ ada empat proses yang penting agar belajar melalui observasi dapat terjadi, yakni.
1. Perhatian (attention process): Sebelum meniru orang lain, perhatian harus dicurahkan ke orang itu. Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan modelnya, sifat model yang atraktif, dan arti penting tingkahlaku yang diamati bagi si pengamat.
✑ ✒ 3. Peniruan tingkah laku model(behavior production process):Pemerhatian harus berupaya melakukan semula tingkah laku yang ditirunya. Apabila seseorang tahu bagaimana sesuatu tingkah laku ditunjukkan dan mengingat ciri-ciri atau langkah-langkah dia mungkin belum boleh melakukannya dengan lancar. Seseorang itu memerlukan latihan yang banyak, mendapat maklum balas dan bimbingan tentang perkara-perkara penting sebelum boleh menghasilkan tingkah laku model. Diperingkat penghasilan latihan menjadikan tingkah laku lebih lancar dan mahir.
4. Motivasi dan penguatan (motivationand reinforcement process): Kita mungkin telah memperoleh satu kemahiran atau tingkah laku baru melalui pemerhatian, tetapi kita mungkin tidak dapat melakukan tingkah laku itu sehingga ada sesuatu bentuk motivasi atau insentif untuk melakukannya. Peneguhan boleh memainkan beberapa peranan dalam pembelajaran pemerhatian. Seandainya kita mengharapkan untuk mendapat peneguhan dengan meniru tindakan seseorang model, kita mungkin menjadi lebih bermotivasi untuk menumpukan perhatian, mengingat dan menghasilkan semula tingkah laku. Selain itu, peneguhan penting untuk mengekalkan pembelajaran. Seseorang yang mencoba menunjukkan tingkah laku baru tidak akan mengekalkanya tanpa peneguhan.
✓ ✔ dampaknya tidak otomastis sejalan dengan konsekuensi respon.Konsekuensi dari suatu respon menurut Salkind (2004:222) mempunyai tiga fungsi, yaitu.
1. Pemberi informasi
Memberi informasi mengenai dampak dari tingkahlaku, informasi ini dapat disimpan untuk dipakai membimbing tingkahlaku pada masa yang akan datang. 2. Memotivasi tingkahlaku yang akan datang
Menyajikan data sehingga orang dapat membayangkan secara simbolik hasil tingkahlaku yang akan dilakukannya, dan bertingkahlaku sesuai dengan peramalan-peramalan yang dilakukannya. Dengan kata lain, tingkahlaku ditentukan atau dimotivasi oleh masa yang akan datang, di mana pemahaman mengenai apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang itu diperoleh dari pemahaman mengenai konsekuensi suatu tingkahlaku.
3. Penguat tingkah laku
✕ ✖ 2.1.2 PendekatanScientific
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada diemensi pedagogik modern, dimana proses pembelajarannya menggunakan pendekatan ilmiah sebagai perangkat utama. Pendekatan ilmiah diyakini dapat membantu mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam konsep pendekatan scientificyang disampaikan oleh Kementrian Pendidikam dan Kebudayaan, ada tujuh kriteria dalam pendekatan scientific. Ketujuh kriteria tersebut sebagai berikut.
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, atau dongeng.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, persamaan, dan keterkaitan satu sama lain dari materi pembelajaran.
✗✗ 6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empriris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajarannya dirumuskan secara sederhana dan jelas, tetapi menarik dalam sistem penyajiannya.
Proses pembelajaran scientific merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013: 139). Tujuan pembelajaran scientific lebih menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga dilingkungan sekolah dan masyarakat. Menurut Maria Varelas dan Michael Ford (2008: 31) pendekatan scientific memudahkan para guru untuk memperbaiki proses pembelajaran, yaitu dengan memecah proses ke dalam langkah-langkah secar terperinci yang memuat instruksi untuk siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran.
✘ ✙ ingin tahu, tidak mudah membuat prasangka, dan selalu optimis (Kemendikbud, 2013: 141). Selanjutnya, secara sederhana pendekatan scientific merupakan sautu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah.
2.1.3 Keterampilan Sosial
a. Pengertian Keterampilan Sosial
Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, manusia juga diberikan kemampuan yang berupa akal pikiran yang berkembang.Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk bergaul dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Kecenderungan untuk berkelompok dan bekerja sama dengan manusia lain juga didorong oleh naluri untuk memenuhi kebutuhannya baik secara lahiriah maupun batiniah. Manusia melalui akalnya menciptakan suatu pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan kemudian digunakan sebagai alat untuk beradaptasi dengan lingkungan.Usaha mengembangkan suatu pengetahuan dan keterampilan yang optimal dan efektif dapat dilakukan melalui proses pendidikan.
✚ ✛ kondisi yang ada pada saat itu, dimana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari,sesorang yang memiliki keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain. Keterampilan sosial membawa seseorang untuk lebih berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi dan sekaligus menemukan penyelesaian yang adaptif, sehingga mereka tidak mencari pelarian ke hal-hal lain yang justru dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Hal ini senada dengan pendapat Merrel (2008:25) memberikan pengertian keterampilan sosial (Social Skill) sebagai perilaku spesifik, inisiatif, mengarahkan pada hasil sosial yang diharapkan sebagai bentuk perilaku seseorang.Hargie et.al (1998:88) memberikan pengertian keterampilan sosial (Social Skill) sebagai kemampuanindividu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari.Keterampilan sosial (Social Skill)akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain.
✜6 kemampuan mengendalikan diri,adaptasi, toleransi, berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
Keterampilan sosial sangat diperlukan dalam mengajar.Mengajar hanya bukan sekedar mengembangkan keterampilan akademik melainkan meningkatkan keterampilan sosial. Hal yang sangat penting dalam meningkatkan keterampilan sosial adalah mendiskusikan sesama guru atau orang tua tentang keterampilan sosial apa yang harus menjadi prioritas, memilih salah satu keterampilan sosial, memaparkan pentingnya keterampilan sosial, mempraktikkan, merefleksi, dan mereview dan seterusnya sampai peserta didik dapat menguasai keterampilan sosial yang akan ditingkatkan.Menurut Maryani (2011:20) dimensi keterampilan sosial dikelompokkan menjadi 4 bagian yang saling berkaitan, yaitu:
1. keterampilan dasar berinteraksiadalah keterampilan berusaha untuk saling mengenal, ada nya kontak mata, berbagi informasi, dan berbagi material;
2. keterampilan komunikasiadalah keterampilan untuk mendengar dan berbicara secara bergiliran, melembutkan suara (tidak membentak), menyakinkan orang untuk dapat mengemukakan pendapat, mendengarkan sampai orang tersebut menyelesaikan pembicaraannya;
3. keterampilanmembangun tim/kelompok adalah keterampilan untuk mengakomodasi pendapat orang lain, bekerjasama, saling menolong, dan saling memperhatikan;
✢ ✣ Berdasarkan 4 (empat) dimensi keterampilan sosial tersebut, maka dapat dijabarkan indikator dan sub indikator dari ke-empat dimensi keterampilan sosial pada tabel berikut.
Tabel 2. Penjabaran Indikator dan Sub Indikator Dimensi Keterampilan Soisal Menurut Maryani (2011: 20).
No Dimensi Keterampilan 2. Ada kontak mata 1. Adanya interaksi
2. Saling bertatap mata ketika berbicara 3. Berbagi informasi 1. Bertukar pengetahuan
✤8 Lanjutan Tabel 2 ...
No Dimensi Keterampilan Sosial
Indikator Sub Indikator
2. Melembutkan suara 1. Tidak tergesa-gesa dalam menyampaikan 2. Bekerja sama 1. Saling berkontribusi
2. Tanggung jawab
✥9
1. Mengendalikan diri 1. Mendengarkan pendapat
2. Berbicara bergiliran 3 Menahan emosi 4 Melembutkan suara
dalam berbicara 2. Empati 1. Peduli sesama teman 3. Memikirkan orang
Mu’tadin (2006:69) mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan yang
✦ ✧ bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan sebagainya. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial merupakan kemampuan seseorang untuk berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi sekaligus menemukan penyelesaian yang adaptif, memiliki tanggung jawab yang cukup tinggi dalam segala hal, penuh pertimbangan sebelum melakukan sesuatu, mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan.
b. Keterampilan Sosial dalam Taksonomi Bloom Anderson
Cartledge dan Milburn (1992:143-149) mengemukakan keterampilan sosial sebagai perilaku yang perlu dipelajari, karena memungkinkan individu dapat berinteraksi, memperoleh respon positif atau negatif, karena itu keterampilan sosial merupakan kompetensi yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang termasuk peserta didik, agar dapat memelihara hubungan sosial secara positif dengan keluarga, teman sebaya, masyarakat, dan pergaulan di lingkungan yang lebih luas.
★ ✩ hasil belajar yang baik. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan motorik. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar yang ditunjukkan melalui penguasaan pengetahuan, keterampilan, atau tingkah laku. Benyamin S. Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dalam Hamzah (2008: 52) mengklasifikasikan hasil belajar yang secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai berikut.
a. Ranah kognitif meliputi 6 aspek yaitu.
a. Mengingat, yaitu kata-kata operasional yang digunakan adalah mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi,menamai,menempatkan, mengulangi, menemukan kembali.
b. Memahami, yaitu kata-kata operasional yang digunakan adalah menafsirkan, meringkas mengklasifikasikan,membandingkan, menjelaskan, membeberkan.
c. Menerapkan, yaitu kata-kata operasional yang digunakan adalah melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi.
d. Menganalisis,yaitukata-kata operasional yang digunakan adalah menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan,menyusunoutline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan.
e. Mengevaluasi, yaitu kata-kata operasional yang digunakan adalah menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan, menyalahkan.
f. Berkreasi, yaitu kata-kata operasional yang digunakan adalah merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.
b. Ranah afektif meliputi.
a. Menyimak, yaitu meliputi taraf sadar memperhatikan, kesediaan menerima, dan memperhatikan secara selektif atau terkontrol.
b. Merespon, yang meliputi memperoleh sikap responsive, bersedia merespon atas pilihan sendiri dan merasa puas dalam merespon.
c. Menghargai, yang mencakup meneriman nilai, mendambakan nilai dan merasa wajib mengabdi pada nilai.
✪ ✫ e. Mewatak,yaitu memberlakukan secara umum seperangkat nilai, menjunjung
tinggi dan memperjuangkan nilai. c. Ranah Psikomotor yang meliputi.
a. Persepsi, yang merupakan akibat dari mendengarkan, melihat, meraba, mengecap, dan membau.
b. Kesiapan, meliputi konsentrasi mental, berpose badan, dan mengembangkan perasaan.
c. Gerakan terbimbing, meliputi gerakan menirukan dan mencoba melakukan tindakan.
d. Gerakan yang terbiasa.
e. Gerakan kompleks yang merupakan taraf mahir dan gerak atau keterampilan sudah disertai dengan improvisasi.
f. Penyesuaian pola gerakan.
g. Kreativitas, meliputi keterampilan menciptakan pola yang baru.
Berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom tetap menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari-hari.Menurut Maryani (2011: 21) keterampilan sosial dapat dicapai melalui: (1) proses pembelajaran, (2) pelatihan, (3) penilaian berbasis portofolio atau kinerja.Hasil pertama dari mengembangkan keterampilan sosial adalah perkembangan pribadi dan identitas karena kebanyakan identitas masyarakat dibentuk melalui hubungan dengan orang lain. Keterampilan sosial juga cenderung dapat mengembangkan kemampuan kerja, produktivitas, kesuksesan yang dapat membantu orang lain mengatasi suatu permasalahan,dan yang tak kalah penting keterampilan sosial dapat meningkatkan kesehatan psikologis. Hal ini senada dengan pendapat Johnson dalam Mu’tadin (2006:70) mengemukakan 6 hasil penting dari memiliki
✬ ✭ Hasil studi Davis dan Forsythe (1983:645), terdapat 4 aspek yang mempengaruhi keterampilan sosial dalam kehidupan remaja, yaitu (1) keluarga; (2) lingkungan; (3) kepribadian; (4) meningkatkan kemampuan penyesuaian diri. Keterampilan sosial dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang pertama adalah keluarga.Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama bagi anak untuk mendapatkan pendidikan.
Pendidikan dan kepuasan psikis yang baik dalam keluarga akan sangat mempengaruhi bagaimana anak akan bertindak atau bereaksi terhadap lingkungan. Di sinilah pentingnya peran orang tua untuk memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-hal fisik seperti penampilan atau materi. Orang tua juga harus mengajarkan kepada anak untuk memahami dirinya sendiri (kelebihan dan kekurangan) agar mampu mengendalikan dirinya sendiri sehingga dapat bertindak secara wajar, dapat menyesuaikan diri dengan kelompok, serta dapat menerima orang lain. Hasil Studi Davis dan Forsythe dalam (Mu’tadin, 2006:67) mengemukakan terdapat 4 aspek
yang dapat memengaruhi keterampilan sosial dalam kehidupan remaja, yaitu: (1) keluarga; (2) lingkungan; (3) kepribadian; (4) dan meningkatkan kemampuan penyesuaian diri.