• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dukungan orang tua dan sikap terhadap membaca kaitannya dengan minat membaca pada siswa/siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dukungan orang tua dan sikap terhadap membaca kaitannya dengan minat membaca pada siswa/siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta"

Copied!
225
0
0

Teks penuh

(1)

i

SISWI MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

TITI WIDYAWATI

NIM : 204070002443

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ii

PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

TITI WIDYAWATI NIM : 204070002443

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing 1 Pembimbing II

(3)
(4)

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Titi Widyawati

NIM : 204070002443

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Dukungan Orang Tua dan Sikap Terhadap Membaca Kaitannya dengan Minat Membaca pada Siswa/ siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta ” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 30 November 2011

Titi Widyawati NIM : 204070002443

(5)

v (B) 2011

(C) Titi Widyawati

(D) Dukungan Orang Tua dan Sikap Terhadap Membaca Kaitannya dengan Minat Membaca Pada Siswa/Siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta (E) xiv + 84 halaman + lampiran

(F) Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting,terlebih lagi pada usia remaja guna meningkatkan intelektualitas. Disinilahperlu ditumbuhkan minat membaca. Terdapat gambaran minat membaca yang rendah pada siswa/siswi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi minat membaca, diantaranya dukungan orang tua dan sikap terhadap membaca.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah adakaitanyang signifikanantaradukungan orang tua dan sikap terhadap membaca dengan minat membaca pada siswa/ siswi MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dukungan orang tua adalah merupakan suatu proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu.Minat membaca adalah kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku, didorong oleh rasa keinginan yang kuat sehingga mau membaca. Penelitianinimenggunakanpendekatan kuantitatif.Penelitian dilaksanakandi MTs Pembangunan UIN Jakarta. Jumlahsampelsebanyak88siswa yang diambildengansimple random sampling. Tehnikpengolahandananalisa data yang diambildengananalisastatistikdenganmenggunakansoftwareSPSS 17danmenggunakanmultiple regressionuntukpengujianhipotesispenelitian. Alat ukur dukungan sosial dalam penelitian ini menggunakan “Social Prevision Scale” modifikasi dari Cutrona & Russell (1987), dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,972, alat ukur sikap terhadap membaca dalam penelitian ini menggunakan “Rhody Secondary Reading Attitude Assesment Items” modifikasi dari Tulluck-Rhody & Alexander (1980), dengan nilai alpha cronbach 0,979 dan skala minat terhadap membaca mengggunakan skala yang disusun berdasarkan teori Crow & crow.

(6)

vi

nurturance memberikan kontribusi sebesar 2,4%.sedangkan variabel sikap terhadap membaca mempengaruhi sebesar 68,4% terhadap minat membaca. Sedangkan hasil T-tes aspek demografi pada minat membaca yaitu jenis kelamin, menunjukkan tidak ada perbedaan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan terhadap minat membaca siswa/siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya disarankan untuk mengkaji variabel lain seperti intelegensi, kemampuan membaca ketersediaan bacaanstatus sosial ekonomi, latar belakang etnis, yang mungkin menjadi faktor yang dapat mempengaruhi minat membaca.

(7)

vii

Alhamdulillahirobbilalamin. Rasa syukur yang luar biasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dukungan Orang Tua Terhadap Minat Membaca Kaitannya dengan Minat Membaca pada Siswa/ Siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta”. Salawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jahja Umar, Ph.D. Berkat bimbingan, arahan, nasihat dan cerita-cerita beliau mengenai hal-hal yang baru bagi penulis, membuat penulis termotivasi untuk terus belajar dan berjuang.

2. Pembimbing Skripsi Dra, Zahrotun Nihayah, MSi, serta Zulfa Indira Wahyuni, M.Psi, atas segala bimbingan, saran, dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Pembimbing Akademik Bambang Suryadi, Phd, atas bimbingannya selama penulis menjalani perkuliahan.

4. Pembimbing seminar proposal skripsi Yunita Faela Nisa, M.Psi , atas segala bimbingan, dan sarannya.

5. Para dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk memberikan ilmu kepada penulis.

6. Para staf akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan penuh kerelaan dan kesabaran mau berbagi informasi akademik.

7. Kepala Sekolah MTs Pembangunan UIN Jakarta, bapak Rusli Ishaq M.Pd yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian di MTs Pembangunan UIN Jakarta

8. Seluruh Siswa-siswi Kelas IX MTs Pembangunan UIN Jakarta, yang telah memberikan bantuan serta kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian di MTs Pembangunan UIN Jakarta.

9. Yang paling penulis hormati dan kasihi setelah Allah dan Rasul-Nya, Ayahku, Sairi (Almarhum), Ibuku tercinta Maryati, serta seluruh keluarga besarku yang tak pernah putus memberikan dorongan, doa, cinta dan kasih sayang yang tulus kepada penulis.

(8)

viii

bosan mengerjakan skripsi dalam Perpustakaan & terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya dalam proses pengerjaan skripsi penulis.

13.Via dan Adyo yang selalu siap dan tak bosan membantu dalam penyelesaian bab 3 dan 4.

14.Semua teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas motivasi, dukungan, dan doanya.

Semoga Allah memberikan ridho yang tak henti-hentinya, sebagai balasan atas segala kebaikan dan bantuan yang di berikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini memberi manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang terkait.

Jakarta, 30 November 2011

(9)

ix

memberi”

Fokuskan tercapianya cita- cita dan harapan hanya

kepada Allah. (Ibnu Ahaillah)

Optimisme merupakan sikap cerdas secara

emosional. (Daniel Goleman)

Karya sederhana ini ku

persembanhkan untuk ayah

dan Ibuku tercinta, Keluargaku

(10)

x

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 9

1.2.1 PembatasanMasalah ... 9

1.2.2 RumusanMasalah ... 10

1.3 TujuanPenelitian ... 11

1.4 ManfaatPenelitian ... 12

1.4.1ManfaatTeoritis... 12

1.4.2 ManfaatPraktis ... 12

1.5 Sistematika Penulisan ... 13

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minat membaca ... 15

2.1.1 Pengertianminat ... 15

2.1.2 Pengertian membaca ... 20

(11)

xi

2.2.1 PengertianDukungan orang tua ... 27

2.2.2 Jenis- jenis dukungan orang tua ... 31

2.2.3 Dukungan orang tua pada Remaja ... 33

2.3 Sikap ... 36

2.3.1 Pengertian sikap ... 36

2.3.2 Komponen sikap... . 37

2.3.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap... 37

2.3.4 Sikap terhadap membaca... ... 40

2.4 Kerangka Berpikir... ... 41

2.5 Hipotesis penelitian... ... 45

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan jenis penelitian ... 47

3.2 Variabel penelitian ... 48

3.2.1 Identifikasi variabel penelitian ... 48

3.2.2 DefinisiKonseptualvariabel ... 48

3.2.3 DefinisiOperasional variabel ... 49

3.3 Populasi dan sampel ... 50

3.3.1 Populasi ... 50

3.3.2 Sampel... ... 50

3.3.3.Teknik pengambilan sampel... ... 50

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.4.1 Metode Pengumpulan Data ... 51

(12)

xii

3.5.3Uji Regresi ... 55

3.6 Hasil Uji Instrumen Penelitian... ... 55

3.6.1 Uji Validitas Instrumen ... 56

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 58

3.7 Prosedur Penelitian ... 58

3.7.1 Persiapapn Penelitian... 58

3.7.2 Tahap Pengambilan Data ... 58

3.7.3 Tahap Pengolahan Data ... 58

3.7.4 Tahapa Pembahasan ... 60

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 GambaranUmumResponden ... 61

4.1.1Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

4.2HasilujiHipotesis ... 62

4.2.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian Dukungan Orang Tua dan Sikap Terhadap Minat Membaca ... 62

4.2.2 Analisis Regresi Variabel Dukungan Orang Tua Terhadap Minat membaca ... 64

(13)

xiii

4.2.5 Hasil Uji Demografi Jenis Kelamin. ... 71

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 73

5.2 Diskusi ... 75

5.3 Saran ... 79

5.3.1 SaranTeoritis ... 79

5.3.2 SaranPraktis ... 80

(14)

xiv

Tabel 3.2 Blue Print Skala Minat Membaca………... 62

Tabel 3.3 Blue Print Skala Dukungan Orang Tua .. ………. 62

Tabel 4.1 Distribusi Populasi Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel 4.2 Tabel Anova Dukungan Orang Tua dan Sikap Terhadap Minat Membaca ... 69

Tabel 4.3 Tabel R square Dukungan Orang Tua dan Sikap Terhadap Minat Membaca ... 70

Tabel 4.4 Tabel R square Dukungan Orang Tua Terhadap Minat ... 70

Tabel 4.5 Tabel Hasil Anova Dukungan Orang Tua Terhadap Minat ………... .... 71

Tabel 4.6 Tabel Rsquare Variabel Sikap Terhadap Minat Membaca ... 71

Tabel 4.7 Tabel Anova Variabel Sikap Terhadap Minat Membaca ... 72

Table 4.8 Tabel Sikap Terhadap Minat . ... 72

Tabel 4.9 Tabel Koefisien Regresi . ... 73

Tabel 4.10 Perhitungan Proporsi Varians Minat Membaca . ... 76

(15)

15

Lampiran 2

Field Test Dukungan Orang Tua Terhadap dan Sikap dengan Minat Membaca

Lampiran 3

Kuisioner Penelitian

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang mengapa perlu dilakukan

penelitian minat membaca, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan fungsi tertinggi otak manusia. Dari semua makhluk di dunia

ini hanya manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan salah satu fungsi

yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar

didasarkan pada kemampuan membaca (Doman, 1998).

Membaca berperan penting dalam kehidupan individu. Tarigan (2008)

menyatakan bahwa bacaan dapat memperkenalkan dan mengakrabkan kita pada

hal-hal baru. Bacaan lebih dapat memancing dan melatih kemampuan abstraksi

seseorang dibandingkan bentuk media interaksi lainnya, seperti menonton televisi,

berbincang-bincang, dan lain sebagainya. Membaca juga memenuhi kebutuhan

emosional dan spiritual (Harris & Sippay,1975).

Leonhard(1995)mengatakan bahwa apabila seorang anak gemar membaca,

maka akan mampu mengembangkan pola pikir kreatif dalam diri mereka, mereka

tidak hanya mendengarkan informasi, tetapi juga belajar untuk mengikuti

argumen-argumen yang kaya dan mengingat alur pemikiran yang beragam.

(17)

memasukkan kemampuan membaca ke dalam salah satu tugas perkembangan

anak di usia sekolah. Artinya untuk dapat memenuhi kebutuhan anak di masa

mendatang, sangat penting baginya untuk memiliki kemampuan membaca.

Dengan membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat

bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar,sosial, dan emosionalnya.

Jika melihat manfaat dan dampak positif kegiatan membaca diatas maka

minat membaca jelas perlu untuk ditumbuhkan. Lalu, bila melihat hal tersebut

dalam konteks yang lebih kecil, yaitu pelajar, sebenarnya bagaimana gambaran

minat baca pada siswa/siswi?

Ismail (dalam Purnawan, 2001) menempatkan persoalan minat baca pada

tingkat pertama dari empat belas persoalan yang dihadapi dunia sastra Indonesia

dalam tiga sampai empat dekade terakhir ini. Hardjoprakoso (dalam Purnawan,

2001) mengatakan bahwa dewasa ini minat baca generasi muda/baru tidak lebih

baik daripada generasi sebelumnya bahkan cenderung menurun.

Padahal generasi muda sebagai generasi penerus diharapkan oleh

masyarakat agar menjadi semakin baik dibandingkan dengan generasi

sebelumnya. Orang yang disebut generasi muda pada sekarang ini adalah para

anak dan remaja serta orang dewasa yang memiliki potensi yang masih dapat

dikembangkan hingga batas maksimal.

Biro Pusat Statistik (dalam Fitria, 2006) mengadakan pendataan terhadap

aksesbilitas anak usia 10 tahun ke atas terhadap berbagai media Indonesia.Pada

tahun 2000, presentase anak yang membaca surat kabar dan majalah hanya

(18)

mendengarkan Radio masing- masing 87,97% dan 43,72%. Rendahnya tingkat

aktivitas anak dengan bahan bacaan ini mengindikasikan rendahnya minat

membaca anak Indonesia.

Salah satu bidang garapan pengajaran bahasa di sekolah dasar adalah

keterampilan membaca yang didasari oleh kemampuan membaca. Mampu

membaca tidak berarti secara otomatis terampil membaca. Akan tetapi terampil

membaca tidak mungkin tercapai tanpa memiliki kemampuan membaca dan minat

membaca yang tinggi. Tanpa memiliki kemampuan dan minat membaca yang

memadai sejak dini, siswa juga akan mengalami kesulitan belajar di kemudian

hari. Kemampuan dan minat membaca menjadi dasar utama tidak saja bagi

pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi mata pelajaran lain. Membaca bagi

manusia sebenarnya merupakan kebutuhan mendasar seperti kebutuhan manusia

akan makan, pakaian, dan lain sebagainya.

Berdasarkan riset lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in

International Reading Literacy Study, yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD),

menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel

penelitian. Indonesia hanya lebih baik dari Qatar, Kuwait, Maroko, dan Afrika

Selatan PIRLS (2011).

Di Indonesia, tiap bulan September diperingati sebagai Bulan Gemar

Membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan. Melalui peringatan itu diharapkan

masyarakat menjadi gemar membaca, sebab membaca adalah kunci untuk

(19)

yang tinggi adalah modal dasar untuk keberhasilan anak dalam berbagai mata

pelajaran.

Pada anak SMP minat membaca penting untuk menambah wawasan dan

pengetahuan. Remaja seharusnya sudah berada pada tahap operasional formal dan

sudah mampu berfikir abstrak, logis, rasional, serta mampu memecahkan

persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis. Oleh karena itu, setiap keputusan

yang mereka terima harus dilandasi oleh dasar pemikiran yang masuk akal. Masa

SMP juga merupakan masa peralihan dari anak-anak, mereka sudah meninggalkan

peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang

unik dan tidak tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan

terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan

teman sebaya. Konformitas pada remaja mempengaruhi perkembangannya, karena

masa remaja lebih banyak berada diluar rumah bersama dengan teman-teman

sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh

teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih

besar dari pada pengaruh keluarga.

Remaja yang masih duduk dibangku sekolah lanjutan bisa dikatakan

mereka berstatus sebagai seorang pelajar dimana mereka diharuskan untuk belajar

entah itu belajar formal disekolah ataupun non formal dan informal seperti

mengikuti kursus-kursus ataupun belajar dari pengalaman disekitar mereka.

Disekolah sebagai seorang siswa mereka dipersiapkan untuk menempuh jenjang

(20)

Pada masa sekolah, siswa seharusnya dibiasakan untuk membaca karena

mereka dihadapkan pada pelajaran yang semakin sulit. Selain buku pelajaran

mereka juga dianjurkan untuk membaca buku pengetahuan lainnya untuk

meningkatkan intelektualitas. Bacaan saat ini juga sudah sangat beragam, dari

buku komik, novel, buku ilmiah, majalah, media massa sampai buku berbahasa

asing yang mulai banyak digemari terutama dikalangan akademis. Buku-buku

tersebut juga ada batasan umurnya, sehingga kita dapat memilih bacaan mana

yang pantas dan cocok untuk anak sekolah.

Remaja juga tengah berada pada fase krisis identitas atau ketidaktentuan,

mereka amat memerlukan teladan tentang norma-norma yang mapan untuk

diidentifikasi. Perwujudan norma-norma yang mantap itu tentunya menuntut

orangtua sebagai pelopor norma. Dengan demikian, faktor keteladanan dari sosok

pribadi orangtua menjadi amat penting bagi variasi perkembangan sosial remaja

pada keluarga yang bersangkutan. Menurut Kasler (dalam Ali & Asroro 2009),

remaja sangat memerlukan keteladanan dari orangtua dan orang dewasa lainnya.

Pentingnya faktor keteladanan dikuatkan oleh Fauzia Aswin dan Soetjipto (1991)

bahwa orangtua harus dapat menjadi panutan dan jangan menerapkan orientasi

(parent-oriented) orangtua serba benar, memiliki privilege, dan menekankan

otoritas. Berangkat dari sinilah maka diperlukan dukungan orang tua dalam hal

minat membaca agar dapat terarahkan dengan baik.

Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan anggota keluarganya

gemar belajar dan membaca akan memberikan dukungan yang positif terhadap

(21)

bacaan dan tidak senang membaca tidak akan mendorong anak-anaknya untuk

senang belajar (Sukmadinata,2003)

Taylor (1995) mengungkapkan bahwa dukungan yang dimiliki oleh

seorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi.

Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi dan

mengatasi masalahnya dibanding dengan yang tidak memiliki dukungan.

Ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah RI. No 21 tahun 1994

mengenai penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga salah

satunya mempunyai fungsi sosialisasi dan pendidikan yang memberikan peran

kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian

dengan alam kehidupan dimasa yang akan datang.

Dalam hal ini dukungan orangtua menjadi sangat penting dalam proses

belajar membaca anak. Orangtua memandang kemampuan membaca sebagai

suatu hal yang sangat penting dan tentu saja memang penting, karena membaca

merupakan pintu kearah pembelajaran di semua bidang ilmu (Guthrie,2003).

Orang tua dapat menjadi contoh di rumah dengan membiasakan membaca

apa saja (koran, majalah, tabloid, buku, dsb) menyediakan bahan-bahan bacaan

yang menarik dan mendidik, mengajak anak berkunjung ke pameran buku

sesering mungkin dan memasukkan anak menjadi anggota perpustakaan.

Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan anggota keluarganya

gemar belajar dan membaca akan memberikan dukungan yang positif terhadap

(22)

sumber bacaan dan tidak senang membaca tidak akan mendorong anak-anaknya

untuk senang belajar (Sukmadinata,2003)

Taylor (1995) mengungkapkan bahwa dukungan yang dimiliki oleh

seorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi.

Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi dan

mengatasi masalahnya dibanding dengan yang tidak memiliki dukungan.

Wiener (dalam Sutardi, 1997), mencatat pendapat yang dikemukakan oleh

Ravitch dalam Comission on Reading of the National Academy of Education

tahun 1985 yang mengutarakan bahwa orangtua seharusnya mendukung program

sekolah dengan membantu anaknya belajar di rumah. Belajar dengan orangtua ini

dapat membantu anaknya dalam meningkatkan minat membaca dan juga prestasi

belajar membaca disekolah. Orangtua dapat melakukannya dengan cara mengajak

anaknya berbicara, mendiskusikan pengalaman yang mereka alami sehari-hari,

agar anak memahami pentingnya kata-kata dalam mengutarakan maksud dan

membangun latar belakang pengetahuan.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Fitria (2006) menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara kombinasi jenis kelamin dan sikap ibu terhadap

perilaku membaca anak dengan minat membaca anak. Namun, faktor jenis

kelamin sendiri tidak memiliki hubungan dengan minat membaca. Hampir tiap

tahun orang tua diingatkan untuk menanamkan dan menumbuhkan minat

membaca anak melalui media massa, namun keluhan bahwa minat membaca anak

tetap rendah masih selalu terdengar. Nampaknya belum ditemukan cara yang

(23)

membaca. Belum banyak diteliti mengenai faktor-faktor yang menentukan

bagaimana cara melibatkan orang tua untuk meningkatkan minat membaca

anak.Pemahaman terhadap faktor-faktor tersebut dapat digunakan untuk

mengembangkan intervensi yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan orang

tua dalam menumbuhkan minat membaca anak di keluarga masing-masing.

Selain dari sisi dukungan orang tua, terdapat juga sisi lain yang

berpengaruh terhadap minat membaca seperti dikatakan Bandura dalam

(PIRLS,2006), sebuah studi yang melakukan komparasi hampir di 50 negara,

menyatakan bahwa siswa yang memiliki sikap positif terhadap membaca, rata-rata

memiliki prestasi membaca yang bagus pula. Artinya ada hubungan yang positif

antara sikap terhadap membaca dengan prestasi membaca.

Progres of International Reading Literacy Study atau PIRLS (2006)

melaporkan bahwa siswa yang memiliki sikap positif, kemungkinan besar

menjaga konsistensi mereka dalam berusaha serta memiliki keinginan untuk

terlibat dalam mengerjakan tugas, sehingga mempengaruhi prestasi membaca.

Ditambah lagi bahwa sikap terhadap membaca dan sikap terhadap konsep

membaca sehat merupakan tujuan dari kurikulum membaca di setiap negara.

Siswa yang senang membaca dan yang mempersepsikan diri mereka sebagai

pembaca yang baik, menambah frekuensi membaca mereka. Selanjutnya, akan

memperluas wawasan mereka serta memperbaiki pemahaman membaca mereka.

Umar (2009) menemukan bahwa sikap terhadap membaca tidak secara

langsung berpengaruh terhadap prestasi membaca. Adapun sikap terhadap

(24)

Self-efficacy, kemudian meningkatkan prestasi membaca. Artinya sikap terhadap

membaca merupakan moderator variabel dari prestasi membaca. Hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh Wahid (2010), menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh

yang signifikan sikap terhadap membaca terhadap pemahaman membaca.Sikap

tidak selalu berpengaruh terhadap minat namun demikian, minat melibatkan sikap

yang dimiliki individu (Harris & Sippay, 1975).

Berdasarkan permasalahan yang disebutkan maka peneliti tertarik untuk

meneliti dukungan orang tua dan sikap terhadap membaca kaitannya dengan

minat membaca pada siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta.

1.2Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar penelitian tidak mengalami pelebaran dan perluasan masalah, maka penulis

membatasi penelitian ini pada permasalahan-permasalahan berikut:

1. Dukungan orang tua terhadap minat membaca adalah keberadaan, kesediaan,

kepedulian, dari orang tua yang dapat diandalkan, menghargai dan

menyayangi kita, yang bertujuan untuk membantu kita dalam mengatasi atau

menghadapi suatu masalah pada situasi tertentu atau peristiwa yang

menekan, serta membuat kita menjadi lebih berarti. Dalam penelitian ini

dukungan orang tua yang dimaksud adalah reliable alliance, reassurance of

worth, attachment, guidance, social integration dan opportunity for

(25)

2. Sikap terhadap membaca adalah kecenderungan individu untuk

mengevaluasi kegiatan membaca secara positif ataupun negatif.(McKenna,

1994 dalam Baccuss,2004)

3. Minat membaca adalah kekuatan yang mendorong untuk memperhatikan,

merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka

mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. (Crow &

Crow, 2005)

4. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi MTs Pembangunan UIN

Jakarta kelas IX.

5. Jenis kelamin adalah perbedaan anatomi tubuh yang mengklasifikasikan

jenisnya menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan.

1.2.2Perumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua terhadap

membaca dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN

Jakarta ?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan Relliable Alliance

dari orang tua dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN

Jakarta ?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan Reassurance of

worthdariorang tua dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan

(26)

4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan Attachment

dariorang tua dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN

Jakarta ?

5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan Guidance dariorang

tua dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta ?

6. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan Social Integration

dariorang tua dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN

Jakarta ?

7. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan Opportunity

dariorang tua dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN

Jakarta ?

8. Apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap membaca

dengan minat membaca siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta ?

9. Apakah ada perbedaan yang signifikan minat membaca pada siswa laki-laki

dan perempuan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan

orangtua (reliable alliance, reassurance of worth, attachment, guidance, social

integration, opportunity for nurturance), sikap terhadap membaca, dan jenis

kelamin dengan minat membaca pada siswa-siswi MTs Pembangunan UIN

(27)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat secara teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan

dalam bidang psikologi pendidikan, khususnya mengenai minat membaca anak

hubungannya dengan dukungan orangtua terhadap minat membaca dan sikap

terhadap membaca.

1.4.2Manfaat secara praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk:

1. Para orangtua, penelitian ini dapat menambah wawasan baru bagaimana

hendaknya orangtua berperan dalam proses belajar anak khususnya dalam

belajar membaca.

2. Para guru, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang bagaimana

karakteristik anak-anak dalam hal minat membaca serta dapat menjadi

referensi untuk memberikan arahan terhadap orangtua siswa mengenai

bagaimana hendaknya mendukung kegiatan belajar membaca, sehingga

terjalin hubungan yang baik antara guru dan orangtua dalam menciptakan

kesuksesan belajar anak.

3. Anak, penelitian ini dapat memacu anak-anak dalam pengambilan sikap

guna meningkatkan minat membacanya.

(28)

Agar dalam penyusunan penelitian ini lebih terarah dan sistematis, maka penulis

membuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pengertian

membaca, teori minat, teori membaca, teori minat membaca,

faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca, pengertian

dukungan orang tua, jenis-jenis dukungan, dukungan orang tua

pada remaja, pengertian sikap, komponen sikap, faktor- faktor

sikap, fungsi sikap, dan sikap terhadap membaca.

BAB III : METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai ; pendekatan

dan jenis penelitian, variabel penelitian(identifikasi variabel

penelitian, definisi konseptual variabel, definisi operasioanl

variabel), populasi dan sampel (sampel, populasi),teknik

pengambilan sampel, pengumpulan data (metode pengumpulan

data, instrumen pengumpulan data), teknik uji instrumen

penelitian (uji validitas, uji reliabilitas, uji regresi)

BAB IV : HASIL PENELITIAN

(29)

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan, diskusi, dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

(30)

BAB 2

KAJIAN TEORI

Pada bab ini akan dipaparkan tentang pengertian membaca, teori minat,

teori membaca, teori minat membaca, faktor-faktor yang mempengaruhi minat

membaca, pengertian dukungan orang tua, jenis-jenis dukungan, dukungan orang

tua pada remaja, pengertian sikap, komponen sikap, faktor- faktor sikap, fungsi

sikap, dan sikap terhadap membaca.

2.1 Minat Membaca

2.1.1 Pengertian Minat

Meichati (1972) dalam Sandjaja mengartikan minat adalah perhatian yang kuat,

intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu

aktivitas.

Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak

berperan juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan belajar

seorang murid. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi

dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang

mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang (Stiggins, 1994).

Dimensi aspek afektif mencakup tiga hal penting, yaitu (1) berhubungan

dengan perasaan mengenai objek yang berbeda; (2) Perasaan-perasaan tersebut

(31)

positif dan titik negatif; (3) Berbagai perasaan memiliki intensitas yang berbeda,

yang dimulai dari kuat ke sedang ke lemah (Stiggins,1994).

Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarahkan

kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi

kepuasan kepadanya (satisfiers). Definisi ini menjelaskan bahwa minat berfungsi

sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan

tertentu yang spesifik. Motivasi adalah sumber untuk mempertahankan minat

terhadap kegiatan dan menjadikan kegiatan sangat menyenangkan (excitement).

Minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang

dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan

dalam diri seseorang. Minat dan motivasi memiliki hubungan dengan segi kognisi,

namun minat lebih dekat pada perilaku. Minat sebagai pendorong yang kuat

(Hurlock, 1992). Aspek kognitif didasarkan atas konsep atau pengetahuan yang

dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat.

Dari uraian tentang minat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah

tingkat kesenangan yang kuat (excitement) dari seseorang dalam melakukan suatu

kegiatan yang dipilih karena kegiatan tersebut menyenangkan dan memberi nilai

baginya.

Minat sebagai suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang

berorientasi kepada objek, kegiatan, atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan

tersebut antara individu yang satu dengan individu yang lain tidak sama

intensitasnya (Crow &Crow, 2005). Menurut Muhibbin (2004), minat (interest)

(32)

terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian suatu hal dalam

bidang-bidang tertentu.

Minat mengarahkan pada satu tujuan dan merupakan dorongan bagi

perbuatan itu, dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif- motif) yang

mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar (manipulate and

exploring motive) dalam diri manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif

menggunakan dan menyelidiki dunia luar itu, lama kelamaan timbulah minat

terhadap sesuatu pada diri seseorang (Purwanto, 1992).

Menurut Crow & Crow (2005) minat merupakan kekuatan pendorong

yang menyebabkan individu memberi perhatian kepada seseorang, sesuatu atau

aktivitas tertentu. Menurut Sabri(2007)minat erat hubungannya dengan sikap dan

perasaan senang terhadap sesuatu, oleh karena itu minat diartikan sebagai sikap

senang kepada sesuatu atau kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan

mengingat sesuatu secara terus menerus.

Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak

berperan juga dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang

mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan

kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang (Stiggins, 2001).

Dimensi afektif mencakup tiga hal penting, yaitu

1. Berhubungan dengan perasaan mengenai objek yang berbeda.

2. Perasaan-perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik netral ke

(33)

3. Berbagai perasaan memiliki intensitas yang berbeda yang dimulai dari kuat

ke sedang ke lemah (Stiggins, 2001)

Aiken (1997) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap

kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-

nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya. Minat juga

merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran antara

perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-

kecenderungan lain.

Sama dengan perangkat mental lainnya minat dapat dilihat dari respon

yang dihasilkan (Aiken, 1997). Minat adalah suatu keadaan mental yang

menghasilkan respon terarahkan kepada suatu situasi atau objek tertentu yang

menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfiers). Definisi ini

menjelaskan bahwa minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan

seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik. Motivasi adalah sumber

untuk mempertahankan minat terhadap kegiatan yang menjadikan kegiatan sangat

menyenangkan (excitement).

Minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang

dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan

dalam diri seseorang. Minat dan motivasi memiliki hubungan dengan segi kognisi,

namun minat lebih dekat pada perilaku. Minat sebagai hasil tindakan yang

memberi kepuasan (satisfiers), hal ini mengandung arti minat tidak hanya

(34)

Dalam kamus psikologi, Chaplin (2001) menyebutkan bahwa interest atau

minat dapat diartikan sebagai:

1. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada

perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek

minatnya.

2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu

berharga atau berarti bagi individu.

3. Suatu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku

menuju satu arah tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat diambil pengertian minat

adalah:

Perasaan sadar dan suka dari individu terhadap suatu objek atau aktivitas karena

adanya anggapan bahwa objek atau aktivitas tersebut memuaskan dan bermanfaat

bagi dirinya sehinga individu tersebut terus memperhatiakan dan melakukan

aktivitas yang berhubungan dengan objek atau aktivitas tersebut.

Crow & Crow (2005) menjelaskan, minat berhubungan dan dipengaruhi

oleh dorongan dari dalam diri, motif sosial, dan reaksi emosional:

1. Dorongan dari dalam

Merupakan komponen yang mengandung unsur kognisi ( mengenal), dimana

minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang

dituju oleh minat tersebut yang kemudian mendorong rasa ingin tahu

seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru dan lebih menantang atas

(35)

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu yang didasari rasa keingintahuan. Minat merupakan

kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberi perhatian kepada

seseorang, sesuatu atau aktifitas.

2. Motif sosial

Merupakan komponen yang mengandung unsur konasi (kehendak,

kecenderungan untuk melakukan sesuatu) yang diwujudkan dalam bentuk

kemauan atau hasrat untuk melakukan suatu aktifitas dalam memenuhi

dorongan kebutuhannya, yaitu kebutuhan untuk diakui atau mendapatkan

penghargaan dari lingkungannya.

3. Reaksi emosional

Merupakan komponen yang berkaitan dengan unsur emosi (perasaan) karena

dalam partisipasi atau pengalaman minat itu disertai dengan perasaan puas

(biasanya perasaan senang). Minat berfungsi sebagai daya penggerak yang

mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik. Motivasi

adalah sumber untuk mempertahankan minat terhadap kegiatan yang sangat

menyenangkan.

2.1.2 Pengertian Membaca

Membaca merupakan proses kompleks yang memiliki banyak definisi. Harris

(1975) menyebutkan bahwa membaca merupakan persepsi visual dari bentuk kata

dan artinya menuju sebuah proses elaborasi arti atau pemikiran yang berkaitan

(36)

Sedangkan dalam kamus Longman (2001) membaca didefinisikan sebagai

sebuah kegiatan melihat atau memahami sesuatu yang tercetak atau tertulis.

Membaca menurut Tarigan (1986) merupakan suatu proses yang dilakukan oleh

seorang untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

media kata- kata atau bahasa tertulis. Esensi dari membaca adalah transaksi antara

kata dari penulis dan pikiran pembaca, ketika sebuah makna dibangun. Artinya,

tujuan dari pembelajaran membaca adalah pemahaman membaca.

Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi

beberapa huruf dan kata. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang

mampu membuat intisari dari bacaan.

Oleh karena itu, membaca dapat disimpulkan sebagai suatu proses yang

melibatkan penglihatan dan tanggapan untuk memahami bahan bacaan yang

bertujuan untuk memperoleh informasi atau mendapatkan kesenangan.

2.1.3 Bahan Bacaan

Dalam aktivitas membaca terdapat bahan bacaan yang menjadi objek bacaan.

Bahan bacaan yang dibaca pada aktivitas membaca untuk kesenangan adalah

bacaan-bacaan yang menghibur dan biasa dibaca pada waktu luang. Hurlock

(1978) menyebutkan bahwa terdapat tiga media bacaan yang populer di kalangan

anak-anak, yaitu buku, majalah, dan koran. Kesukaan anak untuk membaca koran

dan majalah dapat dikaitkan dengan pernyataan Bond dan wagner (1960) bahwa

anak-anak menyukai bahan-bahan bacaan yang faktual.

Menurut Sanderson (2001), waktu untuk membaca surat kabar (majalah dan

(37)

sekali orang di dunia. Salah satu alasannya adalah di dalam surat kabar terdapat

berbagai materi yang beragam. Beragamnya materi yang terkandung dalam satu

eksemplar surat kabar, memungkinkan adanya hal yang bernilai atau menarik

perhatian seorang pembaca.Pada penelitian ini tidak dibatasi jenis bacaan yang

diminati siswa.

2.1.4 Pengertian Minat Membaca

Secara operasional Lilawati (1988) dalam Sandjaja, mengartikan minat membaca

anak adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan

senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca

dengan kemauannya sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan

membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah

buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.

Sinambela (1993) dalam Sandjaja, mengartikan minat membaca adalah

sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas

membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat membaca meliputi

kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.

Berdasar pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat

membaca adalah kekuatan yang mendorong untuk memperhatikan, merasa tertarik

dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan

aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi

(38)

2.1.5 Faktor- faktor yang mempengaruhi minat membaca

Ada dua kelompok besar faktor yang mempengaruhi minat membaca, yaitu faktor

personal dan faktor institusional (Purves dan Beach, dalam Harris dan Sipay,

1975). Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang, yaitu

meliputi usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan

kebutuhan psikologis. Sedangkan faktor institusional adalah faktor-faktor di luar

diri seseorang, yaitu meliputi ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan

jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis, kemudian

pengaruh orang tua, guru dan teman sebaya .

1. Faktor Personal

Faktor personal merupakan faktor – faktor dalam diri yang dapat mempengaruhi

minat membaca bervariasi antar individu.

a. Usia

Minat baca tidak tetap, melainkan berubah seiring dengan bertambahnya

usia (Harris, 1975).

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin mempengaruhi minat baca seseorang (Harris & sippay,

1975).

c. Inteligensi

Harris & Sippay (1975) menyatakan bahwa sebenarnya belum ada

hubungan yang jelas antara inteligensidengan minat membaca.

Meskipun demikian, minat membaca berpengaruh dalam pemahaman

(39)

d. Kemampuan membaca

e. Sikap Terhadap Membaca

Sikap tidak selalu berpengaruh terhadap minat, namun demkian minat

melibatkan sikap yang dimiliki individu (Harris & Sippay, 1975).

Apabila membaca memenuhi suatu kebutuhan, biasanya sikap positif

terhadap membaca akan berkembang. Meskipun demikian, sikap positif

terhadap membaca tidak berarti membuat seseorang menjadi aktif

membaca.

f. Kebutuhan Psikologis

Minat membaca seseorang akan meningkat ketika kegiatan membaca

dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya. Menurut Dechand (1969),

ketika kegiatan membaca diasosiasikan dengan pemenuhan kebutuhan

seseorang, maka kegiatan membaca menjadi sesuatu yang bermakna.

Pengulangan aktivitas ini akan mendorong perkembangan minat

membaca yang akan bertahan lama. Pada tahap ini, membaca menjadi

motif kebiasaan dan dapat mendorong seseorang untuk melakukan

aktivitas lain yang berhubungan dengan membaca.

2. Faktor Institusional

Faktor institusional merupakan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi minat

membaca seseorang. Faktor- faktor institusional minat membaca antara lain:

a. Ketersediaan buku

Menurut Harris & Sippay (1975), akses dan ketersediaan buku memiliki

(40)

bacaan di rumah seorang memiliki hubungan yang nyata dengan kebiasaan

seseorang dalam membaca. Seseorang akan membaca apapun yang tersedia.

b. Status ekonomi dan latar belakang etnis

Sebagian besar penelitian menunjukan bahwa status ekonomi seseorang

tidak terpengaruh secara signifikan terhadap minat membaca (Harris &

Sippay, 1975). Meskipun demikian, Hurlock (2005) menyatakan bahwa

anak-anak berasal dari kelompok keluarga sosial ekonomi yang lebih baik

menghabiskan lebih banyak waktu untuk membaca. Hal ini karena

anak-anak ini memiliki lebih banyak bahan bacaan yang tersedia di rumah

mereka dan mereka juga menerima lebih banyak dorongan untuk membaca

untuk kesenangan.

Disisi lain, penelitian tentang pengaruh latar belakang etnis terhadap

minat membaca masih menunjukkan keberagaman penemuan. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada

minat membaca seseorang yang berasal dari etnis yang berbeda pada semua

tingkat usia (Harris & Sippay, 1975).

c. Pengaruh teman sebaya, orang tua, dan guru

Lingkungan anak meliputi orang tua, teman sebaya, dan guru mempengaruhi

minat membaca melalui rekomendasi yang diberikan. Pengaruh lain

diberikan pada saat pemberian tugas-tugas membaca untuk anak. Selain itu,

orang tua dan guru juga secara tidak langsung menjadi contoh bagi anak

(41)

juga dapat memberikan pengaruh yang penting dalam pengembangan minat

membaca.

d. TV dan Film

Pengaruh media lain terhadap minat membaca sangat kompleks (Harris &

Sippay, 1975). TV sering kali diangap sebagai penyebab menurunnya

aktivitas membaca apabila anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu

untuk menonton program yang hanya menghibur, tidak mendidik (Sangkeo,

1999 dalam Sandjaja).Waktu luang anak diperebutkan oleh kegiatan

membaca dan bersaing dengan kegiatan rekreasional lainnya serta dengan

kegiatan belajar. Harris dan Sippay (1975) mengungkapkan bahwa

anak-anak yang tidak suka membaca akan menemukan hal lain untuk dilakukan

dalam waktu luangnya. Sebaliknya, anak yang memang suka membaca akan

menemukan waktu untuk membaca seberapa menarikpun saingan yang ada.

Apabila anak menemukan bahwa membaca adalah hal yang mudah,

menarik, dan dapat diakses, tidak perlu lagi menyalahkan media lain yang

dianggap mengalihkan perhatian anak untuk membaca.

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi minat baca anak yang telah

disebutkan diatas, penelitian ini akan fokus pada dua faktor untuk dilihat

lebih jauh hubungannya terhadap minat membaca anak. Faktor-faktor yang

akan diteliti meliputi: pengaruh orangtua (dukungan orangtua), sikap

terhadap membaca, dan jenis kelamin.

Munandar (1986) menemukan ada perbedaan minat anak terhadap isi

(42)

anak menyukai buku cerita yang berisi mengenai binatang dan orang–orang di

sekitar anak. Pada masa ini anak bersikap egosentrik sehingga mereka menyukai

isi cerita yang berpusat pada kehidupan di seputar dirinya. Mereka juga menyukai

cerita khayal dan dongeng. Pada usia 8–12 tahun anak menyukai isi cerita yang

lebih realistik.

Munandar juga menemukan ada perbedaan umum antara minat membaca

anak laki-laki dan perempuan dalam sifat dan tema cerita, walaupun perbedaan ini

tidak bersifat pilah sama sekali; artinya anak-anak perempuan juga menikmati

bacaan anak-anak laki-laki dan sebaliknya. Pada umumnya anak-anak perempuan

menyukai buku cerita dengan tema kehidupan keluarga dan sekolah. Anak

laki-laki lebih menyukai buku cerita mengenai pertualangan, kisah perjalanan yang

seram dan penuh ketegangan, cerita kepahlawanan dan cerita humor.

2.2 Dukungan Orangtua Dalam Membaca

2.2.1 Pengertian Dukungan Orangtua

Keluarga sebagai tempat yang pertama kali dikenal oleh individu, keluarga

mempunyai peran yang cukup penting bagi individu dalam bersosialisasi di

masyarakat. Oleh karena itu, dukungan orangtua sangat penting bagi individu

dalam menjalani kehidupannya. Dukungan orangtua itu sendiri merupakan bagian

dari dukungan sosial. Seperti dikatakan Sarafino (1994) bahwa sumber dukungan

sosial meliputi: orang-orang disekitar individu (keluarga, teman dekat,atau rekan),

(43)

Adapun definisi dukungan sosial menurut Sarafino (1994) yaitu bentuk

penerimaan dari seseorang atau sekelompok rang terhadap individu yang

menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai

dan ditolong. Hal senada juga disampaikan oleh Taylor (2003), bahwa:

“Sosial support has been defined as information from others that one is loved and

cared for, asteemed and valued, and part of a network of communication and

mutual obligations from parens, a spouse or lover, other relatives, friends social

and comunity contacts (such as churches or clubs), or even a devoted pet”.

Dukungan sosial merupakan bentuk pemberian informasi serta merasa

dirinya dicintai dan diperhatikan, terhormat dan dihargai, serta merupakan bagian

dari jaringan komunikasi dan kewajiban timbal-balik dari orangtua, kekasih atau

kerabat, teman, jaringan lingkungan sosial serta dalam lingkungan masyarakat.

Sedangkan Gottlieb (1983) mendefinisikan dukungan sosial, sebagai berikut:

“Social Support consist of the verbal and or non-verbal information or advice,

tangible aid, or action that is proffered by social intimates or inferred by their

presence and has benefical emotional or behavioral effect on the recipient.”

Dukungan sosial terdiri dari informasi verbal atau non verbal atau nasehat,

bantuan yang nyata atau terlihat, atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-

orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya dan hal-hal yang

dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku

(44)

secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan

yang menyenangkan pada dirinya.

Sarason (2001) yang mengatakan bahwa dukungan sosial adalah

keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan,

menghargai dan menyayangi kita.

Brehm dan Kassin (1993) mengemukakan empat definisi dukungan sosial,

yaitu:

1. Berdasarkan kontak sosial

Dukungan sosial dilihat dari banyaknya kontak sosial yang dilakukan oleh

individu. Pengukuran kontak sosial dalam konteks ini dilihat dari status

perkawinan, hubungan saudara atau teman, keanggotaan dalam organisasi

informal.

2. Berdasarkan jumlah pemberian dukungan

Dukungan sosial diartikan sebagai jumlah individu yang memberikan bantuan

kepada seseorang yang membutuhkan. Semakin banyak individu memberikan

bantuan, semakin sehat kehidupan individu tersebut.

3. Berdasrkan kedekatan hubungan

Dukungan sosial disini didasarkan pada kualitas hubungan yang terjalin antara

pemberi dan penerima dukungan, bukan kuantitas pertemuan.

4. Berdasarkan tersedianya pemberi dukungan

Individu yang yakin bahwa akan ada orang yang akan membantunya bila ia

(45)

individu yang tidak merasa yakin bilamana ada orang bersedia membantunya.

Hal ini senada dengan Sarason (2001) yang menyatakan dukungan sosial

merupakan tersedianya sumber yang dapat dipanggil seketika bila dibutuhkan

untuk memberi dukungan.

Weiss (dalam Cutrona, 1994) mengemukakan dukungan sosial sebagai

hubungan dari orang-orang yang dapat diandalkan, bimbingan serta kedekatan

emosional terhadap suatu individu membuat dirinya mendapatkan pengakuan.

Adapun komponen-komponen menurut Weiss dapat berdiri sendiri, namun satu

sama lain saling berhubungan, dan Weiss membaginya kedalam jenis-jenis

dukungan sosial yaitu reliable alliance, reassurance of worth, attachment,

guidance, socialintegration dan opportunity for nurturance.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial

adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian, dari orang-orang yang dapat

diandalkan, menghargai dan menyayangi kita, yang bertujuan untuk membantu

kita dalam mengatasi atau menghadapi suatu masalah pada situasi tertentu atau

peristiwa yang menekan, serta membuat kita lebih berarti.

Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan

sosial yang berasal dari keluarga khususnya orang tua, karena orang tua

merupakan orang terdekat yang berperan penting dalam proses membaca anak.

2.2.2 Jenis-jenis dukungan orang tua

Menurut Sarafino (1998) membagi dukungan sosial menjadi 5 bentuk, yaitu :

(46)

Dukungan emosional adalah suatu bentuk dukungan yang diekpresikan

melalui empati, perhatian, kasih sayang dan kepedulian terhadap individu

lain. Bentuk dukungan ini dapat menimbulkan rasa nyaman, perasaan

dilibatkan dan dicintai pada individu yang bersangkutan. Dukungan ini juga

meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia

mendengarkan keluh kesah orang lain.

2. Dukungan penghargaan (esteem support)

Dukungan penghargaan adalah suatu bentuk dukungan yang terjadi melalui

ekspresi seseorang dengan menunjukkan suatu penghargaan positif terhadap

individu, dukungan atau persetujuan tentang ide-ide atau perasaan dari

individu tersebut dan perbandingan positif dari individu dengan oranglain

yang keadaannya lebih baik atau lebih buruk. Bentuk dukungan ini bertujuan

untuk membangkitkan perasaan berharga atas diri sendiri, kompeten dan

bermakna.

3. Dukungan instrumental (instrumental support)

Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan langsung yang diwujudkan

dalam bentuk bantuan material atau jasa yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah-masalah secara praktis. Contoh dukungan ini seperti

pinjaman atau sumbangan uang dari orang lain, penyediaan layanan

penitipan anak, penjagaan dan pengawasan rumah yang merupakan bantuan

(47)

4. Dukungan informasi ( information support)

Dukungan informasi adalah suatu dukungan yang diungkapkan dalam

bentuk pemberian nasehat atau saran, penghargaan, bimbingan atau

pemberian umpan balik, mengenai apa yang dilakukan individu, guna untuk

memecahkan masalah yang dihadapi.

5. Dukungan jaringan sosial (network support)

Dukungan yang berasal dari jaringan ini merupakan bentuk dukungan

dengan memberikan rasa kebersamaan dalam kelompok serta berbagi dalam

hal minat dan aktifitas sosial.

Weiss dalam (Cutrona, 1994), membagi dukungan sosial kedalam 6 bagian

yang berasal dari hubungan dengan individu lain yaitu :

1. Reliable aliance (hubungan yang dapat diandalkan)

Pengetahuan yang dimiliki individu bahwa individu dapat mengandalkan

bantuan yang nyata yang dibutuhkan, individu yang menerima bantuan ini

akan merasa tenang karena individu menyadari ada orang yang dapat

diandalkan untuk menolong bila individu menghadapi kesulitan

2. Guidance (bimbingan)

Dukungan sosial berupa nasehat dan informasi dari sumber yang dapat

dipercaya.

3. Reassurance of Worth (adanya pengakuan)

Dukungan sosial ini berbentuk pengakuan atau penghargaan terhadap

(48)

merasa dihargai dan diterima, misalnya memberikan pujian kepada individu

karena telah melakukan sesuatu yang baik.

4. Attachment ( kedekatan emosional)

Dukungan ini berupa pengekpresian dari kasih sayang dan cinta yang

diterima individu, yang dapat memberikan rasa aman kepada individu yang

menerimanya,

5. Soscial integration (integrasi sosial)

Dikaitkan dengan dukungan yang dapt menimbulkan perasaan memiliki

pada individu karena menjadi anggota didalam kelompok dalam hal ini

dapat membagi minat, serta aktifitas sosialnya sehingga individu merasa

dirinya dapat diterima oleh kelompok tersebut.

6. Opportunity to nurturance ( kesempatan untuk mengasuh)

Dukungan ini berupa perasaan bahwa individu dibutuhkan oleh orang lain,

jadi dalam hal ini subjek merupakan sumber dukungan bagi orang yang

mendukungnya.

2.2.3 Dukungan Orang Tua pada Remaja

Dukungan sosial yang didapatkan individu dari orangtuanya dapat diandalkan

individu didalam kehidupan sehari-harinya, dimana individu dapat

mempersepsikan bentuk dukungan orangtua yang ia terima, yaitu dalam hal

kepedulian yang dialami, menyayangi, menghargai, memberikan berbagai

informasi, dan menumbuhkan kepercayaan diri pada individu tersebut.

Hubungan remaja dengan orang yang lebih dewasa, khususnya orangtua,

(49)

agar sampai pada tingkat orang dewasa, menjadi masalah yang paling serius

sepanjang kehidupan dan membuatnya sangat sulit beradaptasi. Keinginan untuk

bebas pada diri remaja ini tidak dibarengi oleh kemampuannya untuk

beradaptasi yang baik, sehingga orangtua seringkali mengintervensi dunianya,

padahal yang dibutuhkan oleh remaja adalah suasana rumah yang baik (dalam

Al-Mighwar, 2006).

Para ahli kesehatan mental berpendapat bahwa rumah yang baik adalah

rumah yang memperkenalkan segala kebutuhan remaja berikut tantangannya

agar bisa bebas, lalu membantu dan memotivasinya secara maksimal, dan

memberikan kesempatan serta nasehat yang mengarah pada kebebasan. Lebih

dari itu, remaja juga harus dimotivasi agar berani bertanggung jawab,

mengambil keputusan, dan merencanakan masa depannya. Semua itu harus

dilakukan keluarga melalui berbagai upaya positif dan konstruktif, secara

sengaja dan terencana, sehingga remaja berusaha sebaik-baiknya dan

semaksimal mungkin untuk memperkuat kematangan dirinya. Menghormati

kecenderunganya untuk bebas merdeka tanpa mengabaikan perhatian padanya

dianggap sebagai strategi paling bagus dan tepat, karena selain bisa

menimbulkan saling percaya antara orangtua dan anak, juga membukakan jalan

kearah adaptasi yang baik agar mampu mengurangi kecenderungan kenakalan

pada remaja (dalam Al-Migwar, 2006).

Hubungan yang dekat dengan orangtua juga penting dalam perkembangan

(50)

dibawa terus dari waktu ke waktu untuk mempengaruhi pembentukan hubungan

baru (Santrock, 2003).

Burns (1984) mengungkapkan tujuh hal yang dapat dilakukan orang tua

dalam rangka membantu kegiatan belajar membaca anak dirumah:

1. Menjaga hubungan dengan anak dalam program belajar membaca dengan

rajin menanyakan perkembangan belajar membacanya

2. Menjadi pendengar dan penanya yang baik

3. Mendukung anak untuk menyelesaikan tugas membaca buku

4. Membantu menyediakan ruangan, waktu dan peralatan yang dibutuhkan

untuk belajar

5. Mendukung anak untuk berpartisipasi dalam pameran buku atau kegiatan

membaca lainnya

6. Membantu anak saat dia menemui kesulitan dalam membaca

7. Memberikan penilaian yang baik terhadap pekerjaan rumah dan

mengekspresikan antusiasme ketika anak bertanya.

Dapat disimpulkan bahwa dukungan orangtua dalam membaca adalah

segala bentuk bantuan atau sokongan dari orangtua yang dapat diandalkan,

menghargai dan menyayangi kita, yang bertujuan untuk membantu kita dalam

minat membaca sehingga membuat kita menjadi lebih berarti, berupa Reliable

alliance, Reassurance of worth, Attachment, Guidance,Social integratin, dan

(51)

2.3 Sikap

2.3.1 Pengertian sikap

“Attitude toward reading. How an individual person feels about reading,

engaging in reading activities, and receiving materials for reading “

McKenna (dalam Baccuss, 2004)

Sikap terhadap membaca adalah bagaimana seseorang merasa tentang

membaca, terlibat dalam kegiatan membaca, dan menerima materi-materi dari

membaca McKenna (dalam Baccuss, 2004)

Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Sikap

mempengaruhi perilaku individu. Seorang individu yang mempunyai sikap yang

positif terhadap suatu objek akan mendorongnya kepada perilaku yang positif dan

mengarah untuk mendukung sikapnya itu. Demikian pula sebaliknya, seorang

yang mempunyai sikap negatif terhadap suatu objek akan menunjukkan perilaku

negatif terhadap objek itu. Sikap dapat bersumber dari orangtua, guru, dan

anggota kelompok. Pada waktu usia muda, individu memodelkan sikapnya

menurut orang yang dikagumi dan dihormati (significant others). Sikap penting

karena sikap itu mempengaruhi perilaku kerja seseorang.

Dari uraian diatas maka yang dimaksud dengan sikap terhadap membaca

berarti suatu keyakinan, pikiran, perasaan, keinginan, dan tanggung jawab seorang

terhadap membaca, diperlihatkan dalam rasa senang dan mencintai, selalu

(52)

2.3.2 Komponen Sikap

Ada tiga komponen dari suatu sikap yaitu: komponen kognitif, komponen afektif

dan komponen perilaku. Komponen perilaku dari suatu sikap rujukan ke suatu

maksud untuk berperilaku dengan suatu cara tertentu terhadap seseorang atau

sesuatu. Namun istilah sikap (attitude) pada hakekatnya merujuk ke bagian afektif

dari tiga komponen itu (Robbins, 1996).

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja melainkan terbentuk melalui suatu

proses tertentu. Melalui interaksi yang dilakukan individu dengan individu lainnya

atau individu dengan lingkungannya, dalam hubungan ini faktor-faktor yang

mempengaruhi terbentuknya sikap dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

Faktor intern, yaitu faktor–faktor yang terdapat dalam diri individu

diantaranya:

1. Pengalaman pribadi

Apa yang sedang dan telah kita alami akan membentuk dan mempengaruhi

penghayatan kita terhadap stimulasi sosial. Apakah penghayatan itu

kemudian akan membentuk sikap membentuk sikap positif atau negatif

tergantung pada berbagai faktor lain.

2. Faktor emosi

Terkadang suatu bentuk sikap merupakan penataan yang tidak didasari oleh

emosi yang berfungsi sebagai penyalur frustrasi atau pengalihan bentuk

(53)

atau pengalaman pribadi seseorang. Suatu contoh bentuk sikap yang didasari

oleh faktor emosional adalah simpati. Simpati adalah penilaian terhadap

suatu hal berdasarkan perasaan atau ketertarikan kepada orang lain oleh

karena simpati merupakan perasaan maka simpati timbul tidak atas dasar

logis rasional melainkan atas dasar emosi dan atas itulah ia membentuk

sikapnya.

Faktor ekstern, yaitu faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu

tersebut, diantaranya:

1. Orang lain yang dianggap penting

2. Seseorang yang kita anggap penting yang kita harapkan persetujuannya

disetiap gerak langkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita

kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita (significant others).

Akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu

diantaranya: orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman

sebaya, teman dekat, teman kerja, istri, suami dan lain-lain.

3. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap kita. Seorang ahli Psikologi Burrhuss Frederic

Skiner sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan)

dalam membentuk kepribadian seseorang. Menurutnya, kepribadian tidak

lain adalah pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah

(54)

4. Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa baik media massa

cetak maupun elektronik. Mempunyai pengaruh yang besar dalam

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi

sebagai tugas pokoknya media massa membawa pula pesan-pesan yang

berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi

baru mengenai sesuatu memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa

oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat memberi dasar afektif dalam

menilai sesuatu sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. Pengaruh media

massa tidaklah sebesar pengaruh individual dalam proses pembentukan dan

perubahan sikap peranan media massa cukup besar.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai

pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar

pengertian dan konsep moral dalam diri individu, karena konsep moral dan

ajaran agama sangat menentukan sistem maka tidaklah mengherankan kalau

konsep tersebut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap suatu

hal (Azwar, 2003).

Mar’at (2006)menjelaskan ada tiga faktor yang sudah pasti berpengaruh

pada terbentuknya sikap, yaitu kebutuhan seseorang, informasi tentang objek atau

subjek yang dimiliki dan kelompok di mana ia bergabung. Ketiga faktor ini

(55)

atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki dan informasi yang diterima

mengenai hal-hal tertentu. Satu per tiganya merupakan faktor terkait yang

berperan dalam pembentukan sikap adalah kelompok tempat orang tersebut

berada di dalamnya.

2.3.4 Sikap terhadapa Membaca

Sikap dalam Drever (1952) adalah kecenderungan pendapat, ketertarikan atau

tujuan yang melibatkan pengalaman- pengalaman tertentu serta kesiapan dengan

respon yang tepat.

Progres of International Reading Literacy Study atau PIRLS (2006)

melaporkan bahwa siswa yang memiliki sikap positif, kemungkinan besar

menjaga konsistensi mereka dalam berusaha serta memiliki keinginan untuk

terlibat dalam mengerjakan tugas, sehingga mempengaruhi prestasi membaca.

Dalam PIRLS, selanjutnya disebutkan, seperti pada kasus tahun 2001,

siswa kelas lima pada tahun 2006 memiliki sikap positif terhadap membaca. Pada

nilai rata-rata dengan indeks 90 p

Gambar

Tabel 3.1 Skor Pernyataan
Tabel 3.2Blue Print Skala Minat  Terhdap Minat Membaca
Tabel 3.3 Blue Print Skala Dukungan Orangtua  Terhdap Minat Membaca
tabel maka tidak terdapat korelasi antar kedua variabel maka Ho diterima dan H1
+7

Referensi

Dokumen terkait

membaca siswa, sehingga judul dalam penelitian ini ad alah “Kontribusi Manajerial Perpustakaan, Motivasi Orang Tua dan Fasilitas Perpustakaan terhadap Minat.

(4) Hasil perhitungan untuk nilai R 2 sebesar 0.297, berarti 29,69% minat belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi orang tua dan dukungan keluarga, sisanya sebesar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .... KONTRIBUSI SIKAP MANDIRI DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa oleh karena rahmat dan kasih-Nya sehingga Proposal yang berjudul “Hubungan Minat Belajar, Dukungan Orang tua, Sarana

Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe explanatory research yang bertujuan menjelaskan pengaruh pengetahuan, sikap, dukungan guru dan orang tua (dukungan

Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara orientasi masa depan dan dukungan orang tua dengan minat melanjutkan

Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe explanatory research yang bertujuan menjelaskan pengaruh pengetahuan, sikap, dukungan guru dan orang tua (dukungan

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Sikap Orang Tua Tentang Pendidikan Seks Pada Remaja Di RT 04-07, Dusun Kangkungan, Desa Pohijo, Kecamatan Sampung,