Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Siti Zulaeha
NIM: 109018200042
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
IMPLEMENTASI PROGRAM KELAS PEMINATAN DI MTS
NEGERI TANGERANG II PAMULANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Selar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh Siti Zulaeha NIM: 109018200042
Mengetahui Dosen Pembimbing
Drs. Masyhuri AM, M.Pd. NIP. 19500518 197803 1 002
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
ABSTRAK
Siti Zulaeha (NIM: 109018200042). Implementasi Program Kelas Peminatan di MTs Negeri Tangerang II Pamulang.
Pengelompokan kelas bagi siswa yang memiliki potensi dan minat pada bidang akademik tertentu dapat menjadi acuan pokok dalam penyelenggaraan pendidikan karena setiap siswa merupakan pribadi yang unik dan memiliki keberagaman potensi dan minat. Oleh karena itu, diperlukan adanya perlakuan khusus atas perbedaan potensi dan minat siswa tersebut agar kemampuan yang dimiliki dapat tersalurkan sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendapatkan gambaran mengenai program peminatan di MTs Negeri Tangerang II Pamulang dalam mengembangkan minat belajar siswa, (2) merumuskan dan menemukan konsep program peminatan yang optimum sebagai pengembang minat belajar siswa, (3) sebagai masukan bagi MTs Negeri Tangerang II Pamulang, (4) manfaat lain dari penelitian ini khususnya tentang pola dan sistem pendidikan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya para penyelenggara pendidikan di tanah air.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis yang menghasilkan data deskriptif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang terlebih dahulu menganalisis kejadiannya, untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang ada. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, dokumentasi, dan observasi.
Berdasarkan hasil penelitian, implementasi program kelas peminatan sudah cukup optimal dalam mengembangkan minat belajar siswa di MTs Negeri Tangerang II Pamulang, walaupun masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut.
Dampak dari penerapan kelas peminatan terlihat adanya kesenjangan terutama bagi kelas Sosial. Siswa di kelas sosial merasa rendah diri karena seringkali nilai mereka berada di bawah bila dibandingkan dengan kelas lain. Namun dalam penyelesaian masalah ini, guru Bimbingan Konseling telah memberikan bimbingan kepada siswa untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka. Selain itu sekolah juga telah membuka program ekstrakurikuler seperti Klub Sains, Klub Bahasa Inggris, Klub TI, dan sebagainya sebagai program pendukung diluar PBM.
ABSTRACT
Siti Zulaeha (NIM: 109018200042). Implementation Program Specialisation Class at MTs Negeri Tangerang II Pamulang Students.
Grouping class for students who have the potential and interest in specific academic fields can be a fundamental reference in education because every student is a unique individual and has a diversity of potentials and interests. Therefore, it is necessary to do a special treatment on these various potential and interest of the students so that capabilities can be distributed in accordance with the talents.
The purpose of this study is to: (1) to get an overview of the specialization program at MTs Negeri Tangerang II Pamulang in fostering student interest in learning, (2) find and formulate the optimum specialization program concept as the developer of student interest in learning, (3) as an input for MTs Negeri Tangerang II Pamulang, (4) the other benefit of this research, especially about the pattern and the system of education would be very beneficial for the reader, especially the education providers in this country.
The method used in this study is a qualitative research method with a descriptive approach that produces descriptive data analysis, a method that aims to describe an activity or specific circumstances that analyze what happened first, and then comparing it with the existing theories. The techniques used in this study are interview techniques, documentation, and observation.
Based on the results of the research, program implementation class is pretty optimal in developing students' interest in learning in MTs Negeri Tangerang II Pamulang, although there are still some things to be improved and developed further.
The impact of the adoption of specialization classes is there are visible gaps, especially for the social class. The students in the social class feel inferior because their grade is often lower compared to the other classes. But for solving this problem, Guidance and counseling teacher has provided guidance for the students to increase their confidence. Besides that, the school also has opened extra-curricular programs such as Science Club, English Club, IT Club, and so on as a support program outside the PBM.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis persembahkan ke hadirat Dzat Yang Maha Pengasih,
atas karunia, rahmat, dan hidayah-Nya diri ini masih menghirup udara segar dan
menatap panorama nan indah. Atas kebesaran-Nya, diri ini masih tabah
menghadang pongahnya kehidupan yang bertabur butiran problematika. Atas
bimbingan-Nya, terbatik rasa sadar bahwa hidup ini adalah sebuah ujian bagi
hamba-hamba-Nya yang beriman. Serta atas pertolongan-Nya, skripsi ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan
umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik akhlak mulia, pembawa
kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam.
Penulis sadar sepenuh hati bahwa skripsi ini hanya sejentik debu jalanan
untuk orang-orang besar. Namun dalam kapasitas penulis yang dikepung dengan
berbagai keterbatasan, skripsi ini rasanya sebuah pencapaian monumental yang
membesarkan perasaan penulis dan mengobarkan bara semangat untuk memburu
pencapaian-pencapaian berikutnya.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari kemuliaan hati berbagai pihak
yang telah memberikan motivasi, bimbingan, kemudahan, pemikiran, dan
kekuatan yang selama ini telah mendorong penulis untuk mampu menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan. 3. Drs. Masyhuri AM, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, perhatian dan pengarahan, saran serta nasehat yang penulis
4. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, Dosen Penasehat Akademik yang telah
memberikan bimbingan, perhatian dan pengarahan, saran serta nasehat
selama penulis menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh Dosen dan Civitas Akademika FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah membimbing dan mendidik penulis dengan memberikan
bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.
6. Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Universitas
Terbuka, dan Perpustakaan Universitas Nasional, yang telah memberikan
pelayanan dalam penyediaan pustaka yang dibutuhkan penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Kepala MTs Negeri Tangerang II Pamulang, Koordinator Kelas Umum dan
Peminatan, guru-guru, serta siswa/i yang telah memberikan informasi kepada
penulis dalam penelitian skripsi.
8. Teristimewa, Ayahanda tersayang (Marzuki) dan Ibunda tercinta (Siti
Maryah) yang telah mendidik penulis sejak buaian hingga sekarang. Terima
kasih atas kesabaran, ketulusan dan perjuangannya yang selalu mendoakan
putrinya sehingga penyusunan skripsi ini terselesaikan. Teruntuk makhluk
Tuhan yang kucinta, Fitri Nurlaela, Akbar Fauzi, dan Viony Azizah. Terima
kasih selama ini telah memberikan doa dan semangatnya. Semoga cita-cita yang kita harapkan dapat terwujud yaa dek
9. Kawan-kawan seperjuangan di Prodi Manajemen Pendidikan angkatan 2009,
Dinda, Devi, Yona, ust. Daus, Wiwit, Bunga, Mimi, Rizam, Aan, Azi, Pipit,
Mba Dewi, Lia, Indah, Dede, Iis, Helmi, Irfai, Nida, Nitta, Ochi, Mella, dan
kawan-kawan MP lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Terima
kasih karena kalian telah menjadi tempat berbagi canda, tawa, senangnya
kehidupan kampus.
10.Untuk sahabat penulis yang telah memilih jalurnya masing-masing, Mala,
Nani, Nia, Momskie Aulia, Ucup Sayudi, Ibnu, Ais. Semoga sukses selalu
menyertai kalian.
11.Kakak dan adik di jurusan, Bang Mediya, Bang Fakih, Bang Eko, Biam,
dan dan kawan-kawan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Terima kasih banyak atas masukan dan motivasinya.
12.Avenged Sevenfold, you are my favorite band. Terima kasih untuk
lagu-lagunya yang selalu menemani dan memberikan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini \m/.
13.Teman-teman A7X Fans Tangerang, Bang Zhawa, Farhan, Yogi, Alvien,
Bang Echez, Bima. Teman-teman A7X Fans Jakarta, Bang Zoelmi, Bang
Chevot, Bang Jay, Ipul, Tebe, Novi, Avita, Revan, Bang Bara, Bang Junot,
dan teman-teman lain di fanbase. Terima kasih telah memupuk semangat dan
memusnahkan kejenuhan. Spesial untuk Trisha yang ikut berperan dalam
pembuatan skripsi ini.
14.Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih
atas bantuan dan motivasinya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala kebaikan tersebut mendapat balasan yang setimpal dari
Allah SWT. Semoga rahmat, taufik, dan hidayah-Nya selalu dilimpahkan pada
kita semua. Aamiin.
Penulis berharap semoga skripsi ini menjadi sumbangan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca.
Jakarta, 28 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORI ... 9
A. Minat Belajar ... 9
1. Pengertian Minat Belajar ... 9
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat ... 12
3. Fungsi Minat ... 13
4. Indikator Minat ... 14
B. Pengelompokan Siswa ... 17
C. Program Kelas Peminatan ... 23
1. Hakekat Peminatan ... 23
2. Pengertian Peminatan Peserta Didik ... 25
3. Langkah Pokok Peminatan ... 26
D. Kerangka Berpikir ... 33
BAB III METODOLOGI ... 35
A. Tujuan Penelitian ... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
C. Metode Penelitian ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
1. Sumber dan Jenis Data ... 36
2. Pengumpulan Data ... 37
E. Triangulasi ... 40
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 42
A. Gambaran Umum MTs Negeri Tangerang II Pamulang ... 42
1. Sejarah berdirinya MTs Negeri Tangerang II Pamulang .. 42
2. Identitas Madrasah ... 44
3. Visi dan Misi MTs Negeri Tangerang II Pamulang ... 44
4. Data Guru MTs Negeri Tangerang II Pamulang ... 45
5. Data Karyawan MTs Negeri Tangerang II Pamulang ... 46
6. Data Siswa MTs Negeri Tangerang II Pamulang ... 47
7. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 48
B. Gambaran Umum Program Kelas Peminatan MTs Negeri Tangerang II Pamulang ... 51
C. Deskripsi dan Analisis Data Penelitian ... 54
1. Penerapan Program Kelas Peminatan ... 54
BAB V PENUTUP ... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 65
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara ... 38
Tabel 4.1 Data Karyawan MTs Negeri Tangerang II Pamulang ... 46
Tabel 4.2 Data Siswa MTs Negeri Tangerang II Pamulang ... 47
Tabel 4.3 Jumlah dan Luas Ruang MTsN Pamulang ... 48
Tabel 4.4 Sumber Belajar ... 50
Tabel 4.5 Struktur Kurikulum MTs Negeri Tangerang II Pamulang ... 63
1
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap siswa memiliki potensi dan minat serta karakteristik diri. Oleh
sebab itulah menyelenggarakan pendidikan yang sesuai potensi, minat dan
karakteristik anak menjadi sebuah keharusan untuk mengembangkan potensi
mereka. Perbedaan individu merupakan aset diri individu yang dapat
dikembangkan agar sesuai dengan takaran kemampuan yang ada pada diri
individu tersebut. Dalam konteks pendidikan, maka dipandang perlu adanya
pelayanan dan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
siswa. Hal ini berarti setiap siswa hendaknya memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan bakat dan potensi dirinya yang tidak mesti sama satu sama
lain.
Penyelenggaraan program tersebut merujuk pada Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab IV bagian kesatu Pasal 5 ayat 4 yang menyatakan, ”warga
negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
mendapatkan pendidikan khusus”. Selanjutnya pada Bab V pasal 12 ayat 1
menegaskan bahwa, ”setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan layanan pendidikan sesuai bakat, minat dan
kemampuannya”.1
Pendidikan yang bermutu harus mencakup dua dimensi yaitu orientasi
akademis dan orientasi keterampilan hidup yang esensial. Berorientasi
akademik berarti menjanjikan prestasi akademik peserta didik sebagai tolak
ukurnya. Sedangkan yang berorientasi keterampilan hidup yang esensial
1
adalah pendidikan yang membuat peserta didik dapat bertahan di kehidupan
nyata.2
Agar sasaran peningkatan kualitas sumber daya ini berhasil guna dan
berdaya guna, diperlukan pendekatan layanan pendidikan yang
mempertimbangkan bakat, minat, kemampuan, dan kecerdasan peserta didik.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan ialah “untuk memberikan kesempatan pada anak didik untuk mengembangkan bakat-bakatnya
seoptimal mungkin, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.”3
Sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya
sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.
Hal ini tercantum dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) no. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang menjelaskan bahwa
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”4
Sejak digulirkannya sistem desentralisasi banyak upaya yang
dilaksanakan daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk dunia
pendidikan. Dalam bidang pendidikan banyak upaya peningkatan mutu
pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Upaya tersebut dilandasi
suatu kesadaran betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan
sumber daya manusia Indonesia. Di setiap daerah berlomba-lomba untuk
memajukan pendidikan. Dengan kata lain, di setiap sekolah atau madrasah
2
Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Berkecerdasan Istimewa (Program Akselerasi). (Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasardan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009), h.2.
3
Utami Munandar, Anak-Anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya. (Jakarta: Rajawali, 1985), Cet.2, h.15.
4
diberi kebebasan dalam mengelola potensi yang ada. ”Pengelolaan
komponen-komponen sekolah oleh sekolah itu sendiri, yang meliputi tujuh
komponen yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan,
kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan
hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus
lembaga pendidikan”.5
Dengan adanya kebebasan setiap sekolah atau madrasah mengelola
potensi yang ada, maka dimungkinkan adanya pelayanan yang optimal
terhadap siswa yang memiliki potensi dan minat tertentu, terutama dalam
bidang akademik. Oleh karena itu, pihak sekolah merespon potensi siswa
yang memiliki kecerdasan tinggi dan bakat khusus dengan menyelenggarakan
berbagai program, seperti program kelas unggulan, kelas akselerasi dan kelas
peminatan.
Untuk menciptakan program pelayanan khusus bagi anak istimewa
dan berbakat, terlebih dahulu perlu diciptakan sekolah unggulan dengan
berbagai ragam program pendidikan yang mengakomodasi berbagai
keragaman potensi siswa.
Sekolah unggulan merupakan sebuah wadah untuk mengembangkan
siswa yang memiliki kecerdasan dan kemampuan di atas rata-rata anak biasa.
Dalam artian, siswa yang diperkenankan belajar pada program unggulan
harus memiliki kriteria tertentu seperti potensi belajar siswa yang beragam.
Sementara itu pelayanan pendidikan secara regular yang dilaksanakan selama
ini masih bersifat klasikal-massal, yaitu penyelenggaraan pendidikan yang
berorientasi pada kuantitas untuk dapat melayani sebanyak-banyaknya
jumlah siswa. Kelemahan yang segera tampak adalah belum terakomodasinya
kebutuhan individual siswa di luar kelompok normal, sehingga belum
optimalnya pembelajaran pada setiap siswa yang memiliki potensi yang
berbeda. Padahal sebagaimana kita ketahui bahwa hakikat pendidikan adalah
5
untuk memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi kecerdasan dan
bakatnya secara optimal.
Manajemen layanan khusus merupakan salah satu komponen penting
yang terdapat di sekolah yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan
proses belajar mengajar. Usaha ini secara tidak langsung berhubungan
dengan proses belajar mengajar di kelas, dan manajemen layanan khusus
hendaknya langsung ditangani oleh kepala sekolah dan membutuhkan
personel khusus dalam pelaksanaannya. Manajemen layanan khusus meliputi
manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Manajemen
komponen-komponen tersebut merupakan bagian penting dari manajemen
sekolah yang efektif dan efisien.
Anak berbakat merupakan aset yang potensial untuk dikembangkan
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu menjadi
kewajiban bagi setiap pendidik untuk berupaya secara optimal memberikan
layanan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik siswa. Perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berlangsung begitu pesat pada
masa sekarang menyebabkan guru tidak bisa lagi melayani kebutuhan
anak-anak akan informasi. Sehingga sulit bagi guru untuk menyesuaikan
pembelajaran yang diberikan di kelas dengan minat yang dimiliki oleh siswa.
Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan
peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang
diperolehnya di kelas melalui belajar mandiri, baik pada waktu-waktu kosong
di sekolah maupun di rumah. Di samping itu, juga memungkinkan guru untuk
mengembangkan pengetahuan secara mandiri, dan juga dapat mengajar
dengan metode bervariasi, misalnya belajar individual.
Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan
keamanan. Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggung
mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap saja, tetapi harus
menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Hal
ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU SPN
bab II pasal 4, yaitu mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu “...
manusia yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani”. Untuk kepentingan
tersebut, di sekolah-sekolah dikembangkan program pendidikan jasmani dan
kesehatan, menyediakan pelayanan kesehatan sekolah melalui usaha
kesehatan sekolah (UKS), dan berusaha meningkatkan program pelayanan
melalui kerjasama dengan unit-unit dinas kesehatan setempat.
Di samping itu, sekolah juga perlu memberikan pelayanan keamanan
kepada peserta didik dan para pegawai yang ada di sekolah agar mereka dapat
belajar dan melaksanakan tugas dengan tenang dan nyaman.
Namun, tidak setiap sekolah memiliki program yang baik untuk
mengembangkan minat yang dimiliki siswa. Akibatnya, tidak semua siswa
dapat mengembangkan minat yang dimilikinya. Hal ini dikarenakan
pembelajaran yang diterima tidak sesuai dengan potensi dan minatnya.
Padahal dengan adanya pengelompokkan kelas bagi siswa yang memiliki
potensi dan minat pada bidang akademik tertentu dapat menjadi acuan pokok
dalam penyelenggaraan pendidikan karena setiap siswa merupakan pribadi
yang unik dan memiliki keberagaman potensi dan minat. Oleh karena itu,
diperlukan adanya perlakuan khusus atas perbedaan potensi dan minat siswa
tersebut agar kemampuan yang dimiliki dapat tersalurkan sesuai dengan bakat
yang dimilikinya. Tetapi tidak semua sekolah/madrasah dapat
menyelenggarakan program seperti itu.
Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang II Pamulang merupakan
salah satu madrasah yang berada di Tangerang Selatan yang
menyelenggarakan Program Unggulan berupa kelas peminatan bagi siswa
yang memiliki potensi dan minat akademik tertentu. MTsN yang memiliki
membuka program kelas peminatan pada tahun pembelajaran 2007/2008
semester genap untuk kelas VII dan kelas VIII, tepatnya mulai Januari 2008,
dan dilanjutkan pada tahun pembelajaran berikutnya. Adapun peresmian
program ini baru dilakukan pada 29 Maret 2008 oleh Kepala Kantor Depag
Wilayah Propinsi Banten yang disaksikan oleh Kabid Mapenda Wilayah,
Kepala Kantor Depag Kabupaten Tangerang, Kasi Mapenda Kabupaten,
Camat Pamulang, Kepala-Kepala MI/SD, MTs/SMP di wilayah Kecamatan
Pamulang, Ciputat, Pondok Aren, dan Serpong, orang tua siswa kelas-kelas
unggulan, dan tamu-tamu undangan dari sekolah-sekolah unggulan. Kelas
peminatan di MTsN Tangerang II Pamulang terdiri atas Kelas Bilingual Arab,
Kelas Bilingual Inggris, Kelas Teknologi Informasi, Kelas Agama, Kelas
Sosial, dan Kelas Sains. Di kelas peminatan inilah siswa diberi pendalaman
materi sesuai dengan potensi dan minat akademiknya.
Namun program kelas peminatan ini tidak sepi dari berbagai kritik,
hal ini menjadi sebuah tantangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
MTs Negeri Tangerang II Pamulang. Dalam kegiatan belajar mengajar
diperlukan berbagai kegiatan penunjang untuk mencapai sasaran dan tujuan
program yang telah ditetapkan. Terdapat berbagai kegiatan penunjang yang
disesuaikan dengan kelas minat yang terdapat di MTs Negeri Tangerang II
Pamulang seperti penelitian sederhana, pecan sains, field trip, berlangganan
media masa berbahasa Inggris dan Arab, English day dan Arabic day, dan
sebagainya. Namun bukanlah sesuatu yang mudah untuk menjalankan
kegiatan tersebut. Terdapat beberapa kendala yang membuat sebagian
kegiatan belum terlaksana dengan baik, bahkan ada juga program yang tidak
terlaksana. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab penerapan program
kelas peminatan belum optimal dalam mengembangkan potensi kecerdasan
dan bakat istimewa siswa.
Oleh karena itu, penulis berminat untuk melakukan penelitian dan
membahasnya dalam bentuk skripsi dengan judul “Implementasi Program
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa
masalah diantaranya:
1. Belum optimalnya pembelajaran pada setiap siswa yang memiliki potensi
yang berbeda.
2. Guru sulit untuk menyesuaikan pembelajaran yang diberikan di kelas
dengan minat yang dimiliki oleh siswa.
3. Belum optimalnya program-program yang ada pada kelas peminatan.
4. Penerapan program kelas peminatan belum optimal dalam
mengembangkan potensi kecerdasan dan bakat istimewa siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan untuk membatasi
penelitian agar lebih fokus, maka penelitian dititikberatkan pada kajian
penerapan program kelas peminatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah yang diangkat
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan program kelas peminatan di MTs Negeri
Tangerang II Pamulang?
2. Bagaimana cara mengoptimalkan pembelajaran pada siswa kelas
peminatan di MTs Negeri Tangerang II Pamulang?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mendapatkan gambaran mengenai program kelas peminatan di
2. Untuk mendapatkan informasi mengenai pembelajaran yang optimal di
MTs Negeri Tangerang II Pamulang.
F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini ialah:
1. Menambah pemahaman tentang program kelas peminatan.
2. Memberikan informasi kepada sekolah yang diteliti dalam
memperhatikan potensi dan minat siswa, serta memberikan perlakuan
yang tepat bagi pendidikan siswa.
3. Meningkatkan pengelolaan program peminatan yang lebih efektif dan
efisien.
4. Sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan, untuk perencanaan
pengembangan lebih lanjut.
5. Manfaat lain dari penelitian ini khususnya tentang pola dan system
pendidikan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya
9
A.
Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Slameto sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr. H. Djaali mengatakan
bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minatnya. Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan
dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang
oleh kegiatan itu sendiri.1 Pendapat tersebut sejalan dengan pengertian minat oleh Hilgard, yaitu sebagai kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.2
Menurut Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab “minat
dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk memberikan perhatian dan
bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari
minat tersebut dengan disertai perasaan senang.” Dalam batasan tersebut
terkandung suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pusat perhatian
subjek, ada usaha (untuk mendekati/mengetahui/menguasai) dari subjek
yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek.3 Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber, minat tidak
1
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet. 5, h. 121.
2
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 27.
3
termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang
banyak dan faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Namun terlepas dari masalah
populer atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang
selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang-bidang studi tertentu4.
Beberapa pengertian di atas terlihat saling melengkapi, sehingga
dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa suka dan perhatian seseorang
terhadap sesuatu baik seseorang, benda ataupun kegiatan yang membuat
orang tersebut merasa terikat dan memberikan perhatian penuh terhadap
objek yang disukainya tanpa ada yang menyuruh. Minat adalah sesuatu
kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan terutama senang
(positif) terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai
kebutuhan dan memberi kepuasan kepadanya, sesuatu itu dapat berupa
aktivitas, orang, pengalaman atau benda yang dapat dijadikan sebagai
stimulus atau rangsangan yang memerlukan respon terarah.
Dari penjelasan sebelumnya yaitu minat secara umum, kemudian
dicoba untuk diterapkan dalam bidang akademik, khususnya untuk
bidang kejuruan. Minat umum - kejuruan yang berkembang dalam diri
seseorang merupakan akumulasi minat yang berkembang, sejalan dengan
pengalaman, sikap, dan keinginannya. Sebagaimana dikatakan oleh
Wayne, hal ini sangat dipengaruhi secara signifikan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
Minat kejuruan adalah kecenderungan seseorang untuk memiliki
prospek pekerjaan atau jabatan tertantu yang sesuai dengan karakteristik
kepribadiannya. Konstelasi tersebut didukung oleh William B. Michael
yang menyebutkan bahwa perpaduan tipe-tipe minat akan
memperlihatkan pola tingkah laku tertentu dalam melaksanakan tugas,
yang disebut kecakapan tugas. Faktor minat kejuruan adalah penting
4
untuk melihat sejauh mana merencanakan seseorang dalam pendidikan
untuk suatu pekerjaan tertantu sesuai dengan bidangnya.5 Jadi, minat kejuruan adalah kecenderungan siswa pada bahan atau mata pelajaran
tertentu yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya sehingga siswa
tersebut merasa terikat dan memberikan perhatian penuh terhadap
pelajaran yang disukainya tanpa ada yang menyuruh.
Tugas atau pekerjaan tidak dapat diselesaikan tanpa pengerahan
usaha, daya, dan tenaga. Semakin sulit tugas, semakin banyak pula
tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan tugas dengan baik.
Generalisasi ini berlaku pula dalam belajar. Penguasaan yang sempurna
terhadap suatu mata pelajaran, memerlukan pencurahan perhatian yang
rinci. Minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran, mungkin
sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga dia bisa menguasai
pelajarannya. Pada gilirannya, prestasi yang berhasil akan menambah
minatnya, yang bisa berlanjut sepanjang hayat.6
Umpamanya seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap
matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa
lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap
materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan
akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru dalam kaitan ini
seyogianya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai
pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang
kurang lebih sama dengan kiat membangun sikap positif.7
Elizabeth B. Hurlock mengatakan bahwa besarnya minat remaja
terhadap bidang akademik sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada
pekerjaan. Kalau remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut
pendidikan tinggi maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan.
Biasanya remaja lebih menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yang
nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.8
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Cukup banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
minat terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu bersumber dari dalam diri individu (misalnya: umur,
jenis kelamin, bobot, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian), dan
yang berasal dari luar yang mencakup (lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat).9 Faktor lingkungan mempunyai pengaruh lebih besar terhadap timbul dan berkembangnya minat
seseorang.
Crow and Crow berpendapat ada tiga faktor yang menjadi
timbulnya minat,
a. Dorongan dari dalam diri individu, misalnya dorongan untuk makan,
ingin tahu seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan minat
untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi
makanan, dan lain-lain.
b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian
timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dan
perhatian orang lain.
c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan erat dengan emosi.
Bila seseorang mendapat kesuksesan pada aktivitas akan
menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat
minat terhadap aktifitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan
menghilangkan minat terhadap hal tersebut.10
8
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Terjemah Istiwidayanti dan Soedjarwo), (Jakarta: Erlangga, 1980), h. 220.
9
Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, op. cit., h.263.
10Ibid
Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka sering
ketiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak
berdiri sendiri, melainkan merupakan perpaduan dari ketiga faktor
tersebut, akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor
manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya suatu minat. Dalam hal
ini, terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
a. Minat pembawaan. Minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungan.
b. Minat yang muncul karena adanya pengaruh dari luar. Minat
seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh lingkungan dan
kebutuhan. Spesialisasi bidang studi yang menarik minat seseorang
akan dapat dipelajari dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika bidang
studi yang tidak sesuai dengan minatnya, tidak mempunyai daya
tarik baginya.11
3. Fungsi Minat
Setelah memahami dari pengertian- pengertian yang diuraikan di
atas tentunya minat itu mempunyai fungsi tersendiri. Minat dikatakan
sebagai salah satu faktor penting yang ikut menentukan berhasil atau
tidaknya belajar siswa. Minatpun dikatakan sebagai aspek kejiwaan
karena ia sangatlah pribadi dan berkembang sejak masa kanak-kanak.
Pada semua usia, minat mempunyai peranan penting dalm kehidupan
seseorang, dan mempunyai dampak yang besar atas prilaku dan sikap.
Hal ini terutama selama masa kanak-kanak, karena setiap aktivitas anak
ditentukan oleh minat yang berkembang selama pertumbuhannya.
Minat berhubungan erat dengan sikap kebutuhan seseorang, dan
mempunyai fungsi yang dikemukakan oleh Elizabeth B Hurlock, yaitu:
11
a. Sumber motivasi yang kuat untuk belajar
Anak yang berminat terhadap sebuh kegiatan baik permainan
maupun pekerjaan akan berusaha lebih keras untuk belajar
dibandingkan dengan anak yang kurang berminat.
b. Minat mempengaruhi bentuk intensitas aspirasi anak
Ketika anak mulai berfikir tentang pekerjaan mereka dimasa
mendatang, misalnya menentukan apa yang mereka ingin lakukan
pada saat mereka dewasa, semakin yakin mereka mengenai
pekerjaan yang diidamkan semakin besar minat mereka dikelas atau
diluar kelas yang mendukung tercapainya aspirasi itu.
c. Menambah kegairahan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang.
Anak-anak berminat terhadap suatu pekerjaan atau kegiatan,
pengalaman mereka jauh lebih menyenangkan daripada bila mereka
bosan.12
Jadi, fungsi dari minat itu sendiri adalah sebagai sumber motivasi
untuk mempengaruhi intensitas aspirasi anak serta sebagai penumbuh
dan penambah kegairahan pada suatu kegiatan sehingga seorang anak
menjadi senang untuk melakukannya, serta sebagai sumber pendorong
atau daya gerak bagi setiap anak untuk bisa mengerjakan sesuatu menjadi
lebih baik.
4. Indikator Minat
Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri
seseorang. Keinginan atau minat sangat mempengaruhi corak perbuatan
yang akan diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu
mengerjakan sesuatu, tetapi bila tidak mempunyai minat, tidak mau, atau
tidak ada keinginan untuk mengerjakan suatu pekerjaan maka ia tidak
akan bisa menyelesaikan suatu pekerjaan walau pekerjaan itu mudah.
12
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, indikator adalah suatu
alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau
keterangan.13 Kaitannya dengan minat siswa adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk kualitas minat. Ada beberapa
indikator minat yang dapat dikenal atau dapat dilihat diantaranya:
a. Keinginan
Keinginan merupakan indikator minat yang datang dari
dorongan/nafsu dirinya, apabila yang dituju itu sesuatu yang
nyata/kongkrit. Sehingga dari dorongan tersebut timbul keinginan
dan minat untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Seorang siswa yang
memiliki keinginan terhadap suatu kegiatan, tentunya ia akan
melakukannya atas keinginan dirinya sendiri. Jadi apabila seorang
siswa memiliki keiginan terhadap kewirausahaan, maka ia akan
mengikuti pembelajaran kewirausahaan dan kegiatan wirausaha atas
keinginannya sendiri.
b. Pengetahuan
Mengetaui berminat atau tidaknya seseorang siswa terhadap
wirausaha dapat dilihat dari pengetahuan yang dimiikinya. Siswa
yang berminat terhadap wirausaha maka ia akan mempunyai
pengetahuan yang luas tentang dunia kewirausahaan dan tentang
manfaat dari adanya wirausaha dalam kehidupan sehari-hari.
c. Berani
Berani adalah tidak takut kepada semua rintangan atau hambatan
yang akan dihadapi, karena sudah memiliki ilmu untuk
menyelesaikan masalah tanpa harus dihindari. Siswa yang berani
walaupun dikasih tugas yang susah di tidak akan merasa takut
ataupun menyerah, tetapi dia akan selalu berusaha untuk
menyelesaikan tugasnya tersebut.
13
d. Yakin/ Percaya
Maksudnya adalah bahwa siswa merasa yakin/percaya terhadap
sesuatu dengan sungguh-sungguh tanpa terpengaruh kepada
interprestasi lain. Siswa yang berminat akan merasa yakin/percaya
dalam mengerjakan sebuah tugas ataupun dalam menjalankan suatu
usaha.
e. Perhatian
Adalah siswa mempunyai perhatian yang lebih ketika mengikuti
pelajaran kewirausahaan dan siswa mempunyai perhatian yang lebih
juga kepada semua bentuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
kewirausahaan.
5. Pengembangan Minat Belajar
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat
dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki
dunia luar (manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan
eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan
timbullah minat terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat seseorang
mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.14
Minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita
untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda atau kegiatan
ataupun bisa sebagai pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab
kegiatan dan sebab partisipasi dalam kegiatan. Arah pikiran kita barulah
terpengaruh kalau minat kita sendiri berhubungan dengan situasi yang
kita temui sendiri.
14
Minat sangatlah erat hubungannya dengan dorongan, motif dan
reaksi emosional. Misalnya, minat terhadap riset ilmiah bisa timbul dari
tindakan atau penyelidikan yang dirangsang oleh keinginannya dalam
memenuhi rasa ingin tahu seseorang dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
Dengan demikian jika melihat pengaruh minat terhadap pembelajaran
matematika, dari adanya kebutuhan ini siswa akan menaruh minat untuk
mempelajari dengan memberikan pemusatan perhatian lebih banyak dari
siswa lainnya yang tidak memiliki minat terhadap pelajaran matematika,
kemudian karena pemusatan perhatian inilah memungkinkan siswa
tersebut untuk lebih giat belajar dan akhirnya mencapai prestasi yang
diinginkan. Oleh karena itu minat atau keinginan yang terpendam dan
menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa akan
menjadikan siswa itu lebih giat belajar, barang siapa yang bekerja dengan
minat yang kuat, ia tidak akan merasa lelah dan tidak cepat bosan.
Oleh sebab itu guru harus berusaha dengan berbagai cara untuk
memelihara minat siswa dan segala yang berkaitan dengan minat.
Metode dan cara mengajar yang baik dan disertai dengan alat peraga
merupakan upaya yang baik agar mampu menimbulkan minat terhadap
siswa dalam mengikuti pelajaran. Selain guru memperhatikan minat atau
keinginan seperti yang diuraikan di atas, guru juga perlu memperhatikan
tujuan pengajaran, karena tujuan itu justru akan membantu guru dalam
mencari bahan yang akan diajarkan.
B.
Pengelompokan Siswa
Pengelompokan atau lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas
pandangan bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan,
juga mempunyai perbedaan. Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta
sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan
pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda.15
Yeager mengemukakan bahwa pengelompokan dapat didasarkan atas
fungsi perbedaan. Pengelompokan menurut fungsi integrasi adalah
pengelompokan yang didasarkan atas kesamaan-kesamaan yang ada pada
didik. Pengelompokan tersebut meliputi, yang didasarkan atas umur, jenis
kelamin, dan sebagainya. Pengelompokan ini melahirkan pembelajaran yang
bersifat klasikal.
Pengelompokan yang didasarkan atas fungsi perbedaan adalah yang
diaksentuasikan pada perbedaan individual peserta didik. Pengelompokan
menurut fungsi perbedaan demikian, melahirkan pembelajaran individual.16 Pengelompokan atau grouping adalah pengelompokan peserta didik
berdasarkan karakteristik-karakteristiknya. Karakteristik demikian perlu
digolongkan agar mereka berada dalam kondisi yang sama. Adanya kondisi
yang sama ini memudahkan pemberian layanan yang sama. Oleh karena itu,
pengelompokan (grouping) ini lazim dengan istilah pengklasifikasian
(clasification).
Pengelompokan bukan dimaksudkan untuk mengkotak-kotakkan
peserta didik, melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat
berkembang seoptimal mungkin. Dengan adanya pengelompokan, peserta
didik juga akan mudah dikenali.
Jika perbedaan antara peserta didik satu dengan yang lain dicermati
lebih mendalam, akan didapati perbedaan antara individu dan perbedaan intra
individu. Yang pertama berkenaan dengan berbedanya peserta didik yang satu
dengan yang lain di dalam kelas, dan yang kedua berkenaan dengan
berbedanya kemampuan masing-masing peserta didik dalam berbagai mata
pelajaran atau bidang studi.
Perbedaan ini mengharuskan layanan pendidikan yang berbeda
terhadap mereka. Oleh karena layanan yang berbeda secara individual
15
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Departemen Pendidikan Nasional; Universitas Negeri Malang, Prodi Manajemen Pendidikan, 2004), h.76.
16Ibid,
demikian dianggap kurang efisien, maka dilakukan pengelompokan
berdasarkan persamaan dan perbedaan peserta didik, agar kekurangan pada
pengajaran secara klasikal dapat dikurangi. Dengan perkataan lain,
pengelompokan adalah konvergensi dari pengajaran sistem klasikal dan
sistem individual.
Pengelompokan kemampuan antar kelas (pembagian) terdiri atas
pengelompokkan siswa-siswa berdasarkan kemampuan atau prestasi mereka.
Pembagian telah lama digunakan di sekolah-sekolah sebagai cara untuk
mengatur siswa terutama di tingkat menengah. Pembagian akan
mempersempit jajaran keterampilan dalam sekelompok siswa yang
selanjutnya akan memudahkan pengajaran. Pembagian dapat dikatakan bisa
mencegah siswa yang kurang mampu “menghambat” siswa yang lebih
berbakat.17
Seorang guru di kelas perlu menyadari bahwa setiap murid yang
dihadapinya berhak mendapatkan pengajaran yang baik, sebagaimana
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 bab XIII pasal 31 bahwa
“Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Tetapi dalam tugasnya sehari-hari guru dihadapkan pada murid yang berbeda-beda.
Walaupun diinginkan agar murid-murid mencapai hasil yang sama, tetapi
jelas bahwa anak-anak di kelas menunjukkan perbedaan dalam fungsi-fungsi
kognitif dan non-kognitif. Ada murid yang dengan cepat dapat memahami
bahan pelajaran tertentu, sedangkan yang lain ternyata lambat.18
Pemerataan kesempatan pendidikan bagi semua peserta didik
menunjuk kepada pengertian bahwa hal ini tidak berarti baik seluruh bahan
maupun pendekatan pendidikan harus sama untuk semua anak, namun bahwa
pemerataan kesempatan pendidikan itu terutama menunjuk kepada
pemerataan kesempatan belajarnya. Selain itu pendidikan harus disesuaikan
17
John W.Santrock, Psikologi Pendidikan, Terj. Diana Angelica, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), ed.3, jilid.1, h.170.
18
baik dengan kebutuhan, tingkat perkembangan maupun kelainan
perkembangan, kondisi minat, dan kecepatan belajar anak, dalam hal ini
terutama kelompok anak berbakat.19
Dalam kelompok pelajar pada tingkat atau sekolah apapun,
perbedaan-perbedaan dalam latar belakang pengalaman dapat diketahui
bahwa ada yang mudah mencapai prestasi ataupun ada yang lambat mencapai
prestasinya tanpa memperhatikan individu untuk menguasai bahannya.
Pengalaman-pengalaman yang diperoleh di rumah nantinya akan
mempengaruhi keinginannya unuk ikut serta dalam situasi belajar yang
sekarang. Minat dan sikap individu terhadap sekolah dan kepada mata
pelajaran tertentu (yang kadang-kadang timbul akibat dari sikapnya di rumah
dan lingkungan sekitarnya), kebiasaan-kebiasaan bekerjasama atau
sebaliknya, kecakapan atau keinginannya untuk memusatkan kepada bahan
yang akan dipelajari, dan kebiasaan-kebiasaan studi yang diperolehnya –
kesemuanya itu – menjadi faktor yang bisa menyebabkan perbedaan di
kalangan pelajar.
Usaha untuk mengatasi perbedaan individual adalah mengadakan
rombongan yang homogen. Usaha ini biasanya dilaksanakan dengan
mendasarkan hasil pengetesan. Faedah dari usaha ini masih merupakan
pertanyaan besar bagi para pendidik. Lagipula rombongan yang benar-benar
homogen itu sebenarnya hanya dapat terjadi dalam bayangan saja walaupun
kita berusaha membentuk rombongan-rombongan atas dasar kecerdasan,
misalnya pada anak-anak yang kita anggap satu golongan itu masih terdapat
variasi-variasi kecerdasan yang luas sekali.20
Jadi, pengelompokan siswa berdasarkan karakteristiknya bukan
bertujuan untuk mengkotak-kotakkan siswa, melainkan justru bermaksud
19
Conny Semiawan, A.S. Munandar, dan S.C. Utami Munandar, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah; Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia, 1987), cet. 2, h.67.
20
membantu mereka agar dapat berkembang seoptimal mungkin. Dengan
adanya pengelompokan, siswa juga akan mudah dikenali, sehingga layanan
pendidikan yang diberikan dapat disesuaikan dengan karakteristiknya.
Perkembangan dan pendidikan menengah pada umumnya, khususnya
bagi anak berbakat seyogyanya dirancang sebagai bagian integral dari garis
lanjut pendidikan kehidupan, dengan lebih banyak memberikan kesempatan
kepada bakatnya yang luar biasa untuk melibatkan diri sepenuhnya dalam
suasana belajar di sekolah, yang berkesinambungan dengan suasana
kehidupan.
Dengan demikian dalam meningkatkan perkembangan bakat dan
minat pada anak berbakat seoptimal mungkin, diperlukan wahana dan sarana
yang bersifat khusus. Di dalamnya tercakup juga pengalaman belajar yang
bersifat mendasar (basic) yang merupakan persamaan pengalaman belajar
yang diperoleh dari kurikulum umum. Kegiatan ini terwujud dalam program
inti, namun di samping itu ada program yang diorientasikan kepada
kepentingan kondisi tuntutan, dan kebutuhan peserta didik yang disebut
program khusus atau program pilihan.
Yang disebut program pilihan, dapat merupakan kurikulum
berdiferensiasi yang diperuntukkan khusus bagi anak berbakat. Istilah
diferensiasi dalam pengertian “kurikulum berdiferensiasi” menunjuk kepada perbedaan dengan kurikulum yang berlaku. Perbedaannya terutama
berkenaan dengan sifat penanjakan yang dinamis dari perkembangan
seseorang yang diperoleh dari seluruh pengalaman belajar, yang drencanakan
dalam kaitan dengan pencapaian tujuan tertentu.21
Fogarty mengatakan bahwa salah satu variasi dari pengelompokan
kemampuan antara kelas adalah program tanpa kelas (lintas usia), dimana
siswa-siswa dikelompokkan menurut kemampuan mereka dalam mata
pelajaran tertentu tanpa memedulikan usia atau tingkat kelas mereka.
21
Pengelompokan kemampuan di dalam kelas melibatkan penempatan para
siswa di dalam dua atau tiga kelompok pada satu kelas untuk
mempertimbangkan perbedaan-perbadaan para siswa.22
Pengelompokan berdasarkan minat (interest grouping) adalah
pengelompokan yang didasarkan atas minat peserta didik. Peserta didik yang
berminat pada pokok bahasan tertentu, pada kegiatan tertentu, pada topik
tertentu atau tema tertentu, membentuk ke dalam satu kelompok.23 Pengelompokan demikian dilakukan, oleh karena tidak semua peserta didik
yang berbakat mengenai sesuatu dan sekaligus juga meminatinya.
Peminatan peserta didik dapat dimaknai sebagai fasilitasi
pengembangan potensi sesuai minat peserta didik sesuai tujuan yang ingin
dicapai dalam tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Layanan
peminatan peserta didik senantiasa melalui proses yang meliputi (1) layanan
informasi tentang peminatan peserta didik (2) layanan pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik, (3) layanan pendampingan melalui
pembelajaran yang mendidik dan layanan bimbingan dan konseling, (4)
pengembangan potensi peserta didik melalui praktik dan pengembangan
potensi peserta didik melalui penyaluran bakat dan minat akademik maupun
non akademik.
Keberhasilan belajar dan karir peserta didik dapat dipengaruhi oleh
pemilihan dan penetapan peminatan secara tepat, pembinaan minat belajar
melalui pembelajaran yang mendidik yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran dan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru
BK/Konselor, serta penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran yang diciptakan bersama oleh guru mata pelajaran bersama
guru BK/Konselor. Peserta didik dalam proses pembelajaran akan melakukan
penyesuaian-penyesuaian terhadap bidang keahlian atau peminatannya dan
22
John W.Santrock, op.cit., h.171-172.
23
kondisi lingkungan yang baru. Hal ini memerlukan pendampingan agar
jangan sampai mengalami kesulitan dan dapat berkembang secara cepat dan
optimal sesuai dengan potensinya.
Peminatan peserta didik dapat dimulai saat peserta didik mengenal
objek dan diberi kesempatan atau ada kesempatan untuk berbuat. Semenjak
anak usia dini yang dikembangan melalui Pendidikan Anak Usia Dini,
dilanjutkan ke Pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat
Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas dan sampai di tingkat Perguruan
Tinggi. Peminatan peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangannya
yang dapat berupa peminatan terhadap mata pelajaran, studi lanjut, keahlian,
pekerjaan, jabatan, dan kehidupan keluarga. Harapan akhir dari pendidikan
adalah peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia, cerdas dan
terampil, serta dapat mencapai kemandirian, kebahagiaan, dan kesejahteraan
yang berlandaskan akhlak mulia.
C.
Program Kelas Peminatan
1. Hakekat Peminatan
Peminatan peserta didik merupakan suatu proses pengambilan
pilihan dan keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian yang
didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada.24 Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan
kapasitas intelektual dan minat yang dimilikinya, melainkan sebagai
sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu
mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab
serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang
dihadapinya.
24
Peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran
merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan
mendalami mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan,
memahami dan memilih arah pengembangan karir, dan menyiapkan diri
serta memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan tinggi sesuai
dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan
masing-masing peserta didik. Upaya mengoptimalkan potensi peserta
didik tersebut menuntut adanya kolaborasi yang baik antara guru mata
pelajaran, guru wali kelas, Guru BK/Konselor atau konselor, kepala
sekolah/madrasah dan orang tua/wali, seperti pelayanan pendalaman
materi yang dilakukan guru mata pelajaran merupakan salah satu bentuk
pengayaan mata pelajaran.
Dengan demikian, penentuan peminatan peserta didik adalah
sebuah proses yang akan melibatkan serangkaian pengambilan pilihan dan
keputusan oleh peserta didik yang didasarkan atas pemahaman potensi diri
dan peluang yang ada di lingkungannya. Permasalahan akan terjadi jika
peserta didik tidak mampu untuk menetukan peminatan kelompok mata
pelajaran dan pilihan mata pelajaran, sehingga akan menghambat proses
pembelajaran. Untuk mencegah terjadinya masalah pada diri peserta didik
maka diperlukan adanya pelayanan BK. Peminatan peserta didik yang
difasilitasi oleh bimbingan dan konseling, tidak berakhir pada penetapan
pilihan dan keputusan bidang keahlian yang dipilih peserta didik,
melainkan harus diikuti layanan pembelajaran yang mendidik, aksesibilitas
perkembangan yang luas, dan penyiapan lingkungan perkembangan
belajar yang mendukung.25
Peminatan adalah proses yang berkesinambungan untuk
memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan pendidikan nasional, dan oleh
karena itu peminatan harus berpijak pada kaidah-kaidah dasar yang secara
eksplisit dan implisit, terkandung dalam kurikulum. Pendalaman mata
25 Program Peminatan Bimbingan Konseling dalam Kurikulum 2013,
pelajaran merupakan aktivitas tambahan dalam belajar yang dilakukan
oleh peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa. Tujuan
pendalaman mata pelajaran adalah untuk meluaskan dan memperdalam
materi mata pelajaran tertentu sesuai dengan arah minatnya. Pendalaman
mata pelajaran merujuk pada isi dan proses. Isi merujuk pada apa yang ada
dalam materi yang diperkaya dan lebih sulit. Proses merujuk pada
prosedur mental pemecahan masalah, pemikiran kreatif, pemikiran ilmiah,
pemikiran kritis, perencanaan, analisis, dan banyak keterampilan
pemikiran lainnya.
2. Pengertian Peminatan Peserta Didik
Istilah penjurusan peserta didik tidak tertuang dalam Kurikulum
2013, istilah yang muncul adalah peminatan peserta didik. Peminatan
peserta didik dapat diartikan (1) suatu pembelajaran berbasis minat
peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam satuan
pendidikan; (2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta
didik pada kelompok mata pelajaran atau bidang kompetensi keahlian
yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3) suatu proses pengambilan
pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan kelompok
mata pelajaran, mata pelajaran, bidang keahlian atau kompetensi keahlian
yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang
diselenggarakan pada satuan pendidikan; (4) dan suatu proses yang
berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai
keberhasilan proses dan hasil belajar serta perkembangan optimal dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.26
Peminatan peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan tidak
sebatas pemilihan dan penetapan saja, namun juga termasuk adanya
langkah lanjut yaitu pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi
dan tindak lanjut. Peserta didik dapat memilih secara tepat tentang
26
peminatannya apabila memperoleh informasi yang memadai atau relevan,
memahami secara mendalam tentang potensi dirinya, baik kelebihan
maupun kelemahanya. Pendampingan dilakukan melalui proses
pembelajaran yang mendidik dan terciptanya suatu kondisi lingkungan
pembelajaran yang kondusif. Penciptaan yang dimaksud paling tidak
dilakukan oleh guru mata pelajaran bersama guru BK/Konselor serta
kebijakan kepala sekolah dan layanan administrasi akademik yang
mendukung. Pengembangan dalam arti bahwa adanya upaya yang
dilakukan untuk penyaluran dan pengembangan potensi peserta didik,
misalnya dilakukan melalui magang, untuk itu diperlukan kerjasama yang
baik antara sekolah dengan pihak lain terkait.
Dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan, peserta didik
diberikan mata pelajaran wajib yang ditempuh selama pendidikan. Di
samping itu, bagi peserta didik diberi kesempatan untuk memilih
peminatan akademik yang di sebut peminatan kelompok mata pelajaran.
Setiap peserta didik wajib memilih sejumlah mata pelajaran yang bersifat
pendalaman atau perluasan bidang keahlian/peminatan yang dipilihnya.
Peserta didik wajib menempuh kelompok mata pelajaran yang ditetapkan,
namun juga diwajibkan memilih bidang keahlian dan mata pelajaran
pilihan yang relevan dengan pilihan bidang keahliannya.27 Kerjasama dan sinergisitas kerja antar personal sekolah secara baik, persiapan/penataan
kerja secara baik pula di setiap satuan pendidikan dapat menjadi fasilitas
pendukung pembelajaran. Penciptaan penghormatan eksistensi bidang
keahlian suatu profesi satu dengan profesi lainnya dalam satuan
pendidikan sangat diperlukan dalam rangka profesionalitas kerja.
3. Langkah Pokok Peminatan
Peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran
dimulai sedini mungkin, yaitu sejak peserta didik menyadari bahwa
27Ibid.,
dirinya berkesempatan memilih jenis sekolah dan/atau mata pelajaran
dan/atau arah karir dan/atau studi lanjutan. Ketika itulah langkah-langkah
peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran secara
sistematik dimulai, mengikuti sejumlah langkah yang disesuaikan dengan
tingkat peminatan tertentu. Dalam kaitan ini penulis ingin
memproyeksikan langkah yang diterapkan bagi siswa SMA sebagaimana
materi Diklat yang diterapkan di tingkat SMA, yaitu sebagai berikut28:
a. Pengumpulan Data
Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang:
1) Data pribadi peserta didik: kemampuan dasar umum (kecerdasan),
bakat dan minat serta kecenderungan potensi.
2) Keluarga
3) Kondisi lingkungan
4) Mata pelajaran wajib dan pilihan
5) Sistem pembelajaran
6) Informasi pekerjaan/karir
7) Bahan informasi karir
8) Bahan informasi pendidikan lanjutan
9) Data kegiatan belajar
10)Data hasil belajar
11)Data khusus tentang peserta didik.
b. Informasi Peminatan
Langkah ini dilakukan pada awal masuk sekolah yaitu pada masa
orientasi studi, memasuki kelas baru, dan menjelang akhir studi,
peserta didik diberikan informasi selengkapnya, sesuai dengan jenis
dan jenjang satuan pendidikan peserta didik, yaitu informasi tentang :
28
a. Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti dan setamat
dari sekolah atau selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang.
b. Kurikulum dan berbagai mata pelajaran baik yang wajib maupun
pilihan yang diikuti peserta didik, terutama berkenaan dengan
pilihan arah minat kelompok mata pelajaran dan pilihan mata
pelajaran, pendalaman mata pelajaran serta lintas mata pelajaran.
c. Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami
dan/atau yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang
sedang ditempuh sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan
vokasi.
d. Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang
ditempuh sekarang.
Layanan informasi tentang berbagai hal di atas dapat dilakukan
melalui layanan klasikal untuk semua peserta didik. Layanan informasi
ini dapat dilengkapi dengan layanan orientasi melalui kunjungan ke
sekolah/madrasah dan/atau lembaga kerja yang sesuai dengan
peminatan/pilihan peserta didik.
c. Identifikasi dan Penetapan Peminatan
Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi
peserta didik dengan syarat-syarat atau tuntutan kelompok mata
pelajaran dan pilihan mata pelajaran pilihan dan/atau
sekolah/madrasah, arah pengembangan karir, kondisi orang tua dan
lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka peminatan
akademik, kejuruan, pendalaman mata pelajaran, lintas minat mata
pelajaran dan studi lanjutan. Keadaan yang diinginkan ialah kondisi
pribadi peserta didik benar-benar cocok atau sejajar, atau
setidak-tidaknya mendekati, dengan persyaratan dan kesempatan yang ada.29 Kecocokan itu disertai dengan tersedianya fasilitas yang ada di sekolah
29Ibid.,
dan cukup memadai, serta dukungan moral dan finansial yang
memadai pula (terutama dari orang tuanya).
Langkah ketiga itu dilaksanakan melalui kontak langsung Guru
BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Wali Kelas dengan
peserta didik melalui penyajian angket ataupun modul. Kontak
langsung ini disertai pembahasan individual, diskusi kelompok dan
kegiatan lain melalui strategi transformasional-BMB3 yang mengajak
peserta didik berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung
jawab atas berbagai aspek pilihan yang tersedia dan keputusan yang
diambil.
Pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran merupakan
layanan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangan
potensinya.30 Ketepatan dalam penetapan peminatan peserta didik memerlukan berbagai macam data atau informasi tentang diri peserta
didik. Data yang dapat digunakan dalam layanan peminatan peserta
didik antara lain prestasi belajar, prestasi non akademik (kejuaraan
kegiatan lomba seni, olah raga, dll.), minat studi lanjut, minat
pekerjaan, minat jabatan, cita-cita kehidupan dimasa depan, perhatian
orang tua, fasilitasi pembelajaran, status sosial ekonomi, harapan orang
tua dalam pilihan peminatan, dan harapan orang tua setelah
putra-putrinya lulus dari sekolah. Teknik memperoleh data untuk peminatan
peserta didik tersebut dapat digunakan teknik non tes, meliputi
teknik-teknik sebagai berikut :
1) Dokumentasi, sebagai teknik untuk memperoleh data prestasi belajar berdasarkan buku raport peserta didik serta nilai ujian
nasional. Data ini dapat digunakan untuk analisis perkembangan
belajar peserta didik yang merupakan cerminan kesungguhan
belajar, kecerdasan umum dan kecerdasan khusus yang
30