i
PENGARUH CARA BELAJAR DAN FASILITAS
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
EKONOMI SISWA KELAS XI SMA
MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Ragil Damayani NIM 7101409038
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Syamsu Hadi, M.Si Dr. Widiyanto, MBA., M.M
NIP. 195212121978031002 NIP. 196302081998031001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi,
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Dr. Kardoyo, M.Pd
NIP. 196205291986011001
Anggota I Anggota II
Drs. Syamsu Hadi, M.Si Dr. Widiyanto, MBA., M.M
NIP. 195212121978031002 NIP. 196302081998031001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Juli 2013
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Jadikanlah sabar dan sholat itu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (QS. Al Baqarah:153).
Persembahan
1. Bapak Yunus Adi Sudarno dan ibu Sulbiyani.
vi
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, pertolongan, dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “ Pengaruh Cara Belajar Dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas Xi SMA Muhammadiyah 1” dapat
diselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini ditujukan sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang, atas kesempatan yang telah diberikan untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang;
2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan pelayanan dan kesempatan mengikuti progam S1 di Fakultas Ekonomi Univerasitas Negeri Semarang;
3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan selama masa studi di Jurusan Pendidikan Ekonomi;
vii
5. Dr. Widiyanto, MBA., M.M. pembimbing skripsi II yang dengan sabar telah membimbing dan memberikan arahan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan;
6. Dr, Kardoyo, M.Pd penguji skripsi utama yang dengan sabar telah membimbing dan memberikan arahan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan;
7. Kepala SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga yang telah memberikan ijin penelitian;
8. Fauzi, S.Pd, guru mata pelajaran ekonomi SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga yang telah membimbing dan terlaksananya penelitian skripsi ini.
9. Seluruh Siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga yang telah bersedia mengisi angket penelitian;
10. Mamah, Bapak, Kakak made, Kakak Puput, Kakak Shanty, dan Keluargaku yang tak henti-hentinya memberikan do’a dan semangat untuk menyeleseikan skripsi ini.
11. Teman-teman, Uju Sugi, Nina, Widya A, Iyut, Ayu, Eva, Shinta, Fitra, Scopita, khayi, zuli, nova, yang selalu memberikan semangat untuk menyeleseikan skripsi ini.
12. Temen-temen kost Talhenta terimakasih atas semangatnya dan kebersamaannya.
viii
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini;
Semoga amal dan segala kebaikan mendapat balasan dan rahmat yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat.
Semarang, Agustus 2013
ix
SARI
Damayani, Ragil. 2013. ”Pengaruh Cara Belajar dan Fasilitas Belajar terhadap
Hasil Belajar Ekonomi siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Syamsu Hadi, M.Si. Pembimbing II. Dr. Widiyanto, M.BA.,M.M.
Kata kunci : cara belajar, fasilitas belajar, dan hasil belajar ekonomi
Berdasarkan hasil observas di SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga bahwa pencapaian hasil belajar siswa kelas XI masil belum optimal. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah cara belajar dan fasilitas belajar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh cara belajar dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga baik secara simultan dan parsial.
Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga yang berjumlah 106 siswa, sampel dalam penelitian ini berjumlah 84 siswa, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah random sample. Variabel yang diteliti yaitu cara belajar , fasilitas belajar dan hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis regresi linier berganda, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t dengan menggunakan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara cara belajar dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga. Secara simultan maupun parsial yang dibuktikan dari hasil uji Simultan (F) yang diperoleh sebesar signifikasi 0,000 (kurang dari 0,05) dan secara parsial dibuktikan dengan uji t yang diperoleh signifikasinya kurang dari 0,05. Maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara cara belajar, fasilitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi sebesar 53,8 % sedangkan 46,2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... ... 1
1.2 Rumusan masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Hasil Belajar ... 10
2.1.1 Pengertian belajar ... 10
2.1.1.1 Pengertian hasil belajar ... 11
2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 12
2.2 Cara belajar ... 15
2.2.1 Pengertian cara belajar ... 16
2.2.1.1 Cara belajar efektif ... 16
2.2.1.2Indikator cara belajari ... 17
2.3 Fasilitas belajar siswa ... 18
2.3.1 Pengertian Fasilitas belajar siswa ... 18
2.3.2 Macam-macam fasilitas belajar ... 20
xi
2.4 Penelitian Terdahulu ... 21
2.5 Kerangka Berpikir ... 22
2.6 Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN... 27
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
3.1.1 Populasi penelitian ... 28
3.1.2 Sampel penelitian ... 29
3.2 Variabel Penelitian ... 30
3.2.1 Variabel Bebas ... 30
3.2.2 Variabel Terikat ... 30
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 30
3.4 uji kualitas angket penelitian ... 32
3.4.1 Validitas Instrumen ... 32
3.4.2 Reliabilitas Instrumen ... 35
3.5 Metode Anlisis Data ... 36
3.5.1 Analisis deskriptif presentase ... 36
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 38
3.5.2.1 Uji Multikolinearitas ... 38
3.5.2.2 Uji Heterokesdaitas ... 39
3.5.2.3 Uji Normalitas data ... 39
3.5.3 Analisis Regresi Berganda ... 40
3.5.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 41
3.5.4.1 Uji Hipotesis Partial ... 41
3.5.4.2 Uji Hipotesis Simultan ... 41
3.5.5 Koefisien Determinasi ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
4.1 Hasil Penelitian ... 43
4.1.1 Deskriptif Presentase ... 43
4.1.2 Uji Persyaratan Regresi ... 60
4.1.3 Uji Asumsi Klasik. ... 64
xii
4.1.5 Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar ... 66
4.1.6 Pengaruh Cara Belajar dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar ... 67
4.2 Pembahasan ... 69
BAB V PENUTUP ... 76
5.1 Kesimpulan ... 76
5.2 Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 3.1 Data Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1
Purbalingga ... 28
3.2 Data Populasi dan Sampel Siswa kelas XI IPS ... 29
3.3 Hasil Uji Coba Validitas Angket Cara Belajar Siswa ... 33
3.4 Hasil Uji Coba Validitas Angket Fasilitas Belajar ... 34
3.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 36
3.6 Kriteria Variabel Cara Belajar Siswa ... 38
3.7 Kriteria Variabel Fasilitas Belajar ... 38
4.1 Statistik Deskritif Variabel Cara Belajar ... 43
4.2 Statistik Deskritif Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaanya ... 45
4.3 Statistik Deskritif Membaca dan Membuat Catatan ... 46
4.4 Statistik Deskritif Mengulang Materi Pelajaran ... 48
4.5 Statistik Deskritif Konsentrasi ... 49
4.6 Statistik Deskritif Mengerjakan Tugas ... 51
4.7 Statistik Deskritif Variabel Fasilitas Belajar ... 52
4.8 Statistik Deskritif Ruang Belajar ... 54
4.9 Statistik Deskritif Penerangan ... 55
4.10 Statistik Deskritif Buku-Buku Pegangan ... 57
4.11 Statistik Deskritif Perpustakaan ... 58
4.12 Statistik Deskritip Variabel Hasil Belajar ... 60
xiv
4.14 Uji Linieritas... 63
4.15 Hasil Uji Multikolinieritas ... 64
4.16 Hasil Uji t Cara Belajar... ... 66
4.17 Hasil Uji t Fasilitas Belajar ... 66
4.18 Hasil Uji Cara Belajar dan Fasilitas Belajar ... 67
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ... 27
4.1 Grafik Presentase Cara Belajar ... .. 44
4.2 Grafik Presentase Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaanya ... .. 46
4.3 Grafik Presentase Membaca dan Membuat Catatan ... .. 47
4.4 Grafik Presentase Mengulang Materi Pelajaran ... .. 49
4.5 Grafik Presentase Konsentrasi ... .. 50
4.6 Grafik Presentase Mengerjakan Tugas ... .. 52
4.7 Grafik Presentase Fasilitas Belajar ... .. 53
4.8 Grafik Presentase Ruang... .. 55
4.9 Grafik Presentase Penerangan ... .. 56
4.10 Grafik Presentase Buku-Buku Pegangan ... .. 58
4.11 Grafik Presentase Perpustakaan ... .. 59
4.12 Grafik Histogram Residual ... 61
4.13 Grafik Normal P-plot ... 62
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-Kisi Instrumen ... 82
2. Laporan Uji Coba Instrumen ... 87
3. Daftar Responden Instrument Penelitian ... 94
4. Hasil Validitas Uji Coba Instrumen Variabel Cara Belajar Siswa... 102
5. Hasil Validitas Uji Coba Instrumen Variabel Fasilitas Belajar ... 105
6. Output SPSS Validitas dan Reliabilitas Uji coba Instrumen Penelitian ... 108
7. Tabulasi Kuesioner Penelitian Variabel Cara Belajar Siswa ... 111
8. Tabulasi Kuesioner Penelitian Variabel Fasilitas Belajar Siswa ... 115
9. Analisis Deskritif Persentasi Cara Belajar ... 119
10. Analisis Deskritif Persentasi Fasilitas Belajar ... 123
11. Output SPPS ... 127
12. Foto Penelitian ... 131
1 1.1. Latar Belakang
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/
untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik agar terjadi
perubahan pengetahuan, tingkah laku dan keterampilan.
Dengan demikian pendidikan merupakan sarana utama dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, tanggung jawab terhadap pendidikan tidak hanya oleh satu pihak saja melainkan semua pihak turut andil dalam tanggung jawab pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu lembaga dalam upaya untuk melakukan proses pendidikan sehingga tujuan sistem pendidikan nasional akan tercapai. Usaha tersebut dituangkan melalui lembaga-lembaga formal yaitu sekolah. Sekolah adalah suatu lembaga yang memberikan pembelajaran kepada murid-muridnya. Lembaga pendidikan ini memberikan pengajaran secara formal.
Dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting. Inti dari kegiatan pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan siswa dalam mengikuti program pendidikan di sekolah dilihat berdasarkan hasil belajarnya. Menurut A.J.Romiszowski (1981:217) hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluaranya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Hasil belajar pada intinya adalah kemampun yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap.
sekolah setelah berakhirnya belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan diadakan pengukuran atau evaluasi dan hasil tersebut yang disebut hasil belajar.
SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga merupakan sekolah menengah umum di Purbalingga yang berusaha mencetak lulusan yang siap melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut siswa dibekali dengan keahlian yang sesuai dengan studinya. SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga hanya membuka dua program pengajaran khusus, yaitu program ilmu sosial dan ilmu pengetahuan alam. SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga berkeinginan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, oleh karena itu diharapkan adanya kerjasama antara siswa, guru, orang tua dan masyarakat yang dapat diwujudkan dalam bentuk perhatian terhadap hal-hal yang berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Berdasarkan observasi awal di SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga diketahui bahwa siswa kelas XI hasil belajar mata pelajaran Ekonomi masih belum optimal. Rendahnya hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga dapat dilihat dari nilai ulangan tengah semester (UTS) siswa kelas XI mata pelajaran ekonomi pada tahun ajaran 2010/2011, 2011/2012 dan 2012/2013.
Nilai rata-rata belum mencapai batas kriteria ketuntasan minimum (KKM) sebesar
Tabel 1.1
Data UTS hasil belajar pelajaran ekonomi SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga
No Kelas
Tahun Ajaran 2010/2011 Tahun Ajaran 2011/2012 Tahun Ajaran 2012/2013 Jml.
Sumber : SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga Tahun 2013
Dari tabel diatas data nilai UTS mata pelajaran ekonomi kelas XI SMA
Muhammadiyah 1 Purbalingga belum optimal, hal ini terlihat dari tiga kelas nilai
rata-ratanya belum mencapai KKM 75. Pada tahun ajaran 2010/2011 persentase
ketuntasan rata 54,43%, tahun ajaran 2011/2012 persentase ketuntasan
rata-rata 54,10% sedangkan persentase ketuntasan rata-rata-rata-rata tahun ajaran 2012/2013
hanya47,22%.
siswa maka dapat meningkatkan hasil belajar, sebaliknya jika cara belajar buruk belajar rendah maka hasil belajar akan rendah pula.
Menurut (Gie dalam Siroyudin,2010:34) Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar. Hal ini sejalan dengan
Slameto (2012 : 73), bahwa “Banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak
mendapat hasil yang baik dalam belajar karena tidak mengetahui cara-cara belajar
efektif”. Dari kedua pendapat di atas dapat di simpulkan, bahwa siswa yang
mempunyai cara belajar baik dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang baik. Artinya semakin baik cara belajar, maka akan semakin tinggi pula intensitas usaha dan upaya yang dilakukan untuk memperoleh hasil belajar yang baik.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muh Yusuf,
“Pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar PLC di SMK”. Menunjukan bahwa secara umum cara belajar dan hasil belajar siswa kelas III SMK N Makasar tergolong baik. Dan peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah cara untuk belajar.
belum cukup memuaskan. Hasil pengamatan dan wawancara peneliti kepada siswa khususnya kelas XI IPS pada umumnya mereka sudah memiliki kemauan bekerja keras untuk meraih keberhasilan seperti dengan adanya penambahan jam belajar siswa sebanyak 2 jam dari pukul 14.00 sampai pukul 16.00, adanya ekstra kulikuler yang berkaitan langsung dengan pendidikan dan lain-lain. Mereka mengerjakan tugas dari guru, waktu pelajaran berlangsung mereka berkonsentrasi pada pelajaran, Mereka sudah menfaatkan waktu untuk belajar, tetapi jarang sekali melakukan studi atau belajar secara rutin.
Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Slameto (2012:54) mengemukakan bahwa faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik. Agar mendapatkan hasil belajar yang baik siswa harus belajar dengan baik, siswa harus membuat jadwal belajar, membaca dan membuat catatan mengulang bahan pelajaran (materi), konsentrasi dan mengerjakan tugas-tugas latihan. Siswa yang membuat jadwal belajar dengan baik maka dapat membagi waktu belajar secara teratur,tetapi masih ada beberapa siswa yang tidak membuat jadwal belajar, siswa hanya belajar ketika ada ulangan maupun tugas.
karena fasilitas merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar siswa disekolah. Menurut Dimyati dan Mujiono (1999:249), bahwa prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pengajaran lain. Seprti yang tercantum didalam UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi, Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarna yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosinal, dan kejiwaan peserta didik. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar juga berkontribusi besar terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Fasilitas belajar yang ada di SMA Muhammadiyah 1 purbalingga diantaranya adalah ruang tempat belajar, ruang laboratorium, penerangan, dan perpustakaan, serta dilengkapi juga hotspot area sehingga siswa dapat mengakses jaringan seperti internet melalui laptop atau komputer di lingkungan sekolah. Ruang belajar untuk kelas XI khususnya IPS ada 3 gedung, laboratorium komputer ada 1, laboratorium Bahasa 1, Buku ekonomi yang ada diperpustakaan khusus kelas XI IPS berjumlah 70 buku dengan jumlah siswa yang menggunakan sebanyak 106 orang pada tahun ajaran 2012/2013.
semua tidak terlepas dari fasilitas belajar yang ada di sekolahan tersebut, jika
fasilitas belajar memadai maka siswa akan lebih baik. Kenyataan ini mendorong keinginan penulis untuk meneliti lebih lanjut
dengan judul “Pengaruh Cara Belajar dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil
Belajar Mata Pelajaran Ekonomi,Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengaruh Cara Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA MUHAMMADIYAH 1 Purbalingga ?. 2. Bagaiman Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA MUHAMMADIYAH 1 Purbalingga ?. 3. Seberapa besar Pengaruh Cara Belajar Siswa dan Fasilitas Belajar Terhadap
Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA MUHAMMADIYAH 1 Purbalingga ?.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai
berikut:
2. Untuk mengetahui besarnya Pengaruh Cara Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA MUHAMMADIYAH 1 Purbalingga.
3. Untuk mengetahui besarnya Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA MUHAMMADIYAH 1 Purbalingga
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat toeritis dalam penelitian ini yaitu dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan pengetahuan baru dalam dunia pendidikan terutama pada pembelajaran mata Pelajaran Ekonomi.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu: a. Bagi Sekolah:
Dapat memberikan sumbangan Pemikiran kepada sekolah tentang pembelajaran Ekonomi baik dari segi cara belajar siswa terhadap Pembelajaran Ekonomi maupun dari segi fasilitas belajar
b. Bagi guru:
10 2.1 Hasil Belajar
2.1.1. Pengertian Belajar
“Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan tersebut sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilan, kecakapan, dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan aspek-aspek lain yang ada pada individual (Sudjana, 2009:28) “.
Menurut Hilgard dalam Mulyono ( 2003:35 ), mengemukakan bahwa
“Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang
tidak termasuk latihan”.
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2)”.
adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku.
Djamarah (2002:13) menjelaskan bahwa belajar adalah “serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor”.
Dari beberapa pengertian mengenai belajar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Perubahan tersebut akan ditunjukan melalui tingkah laku dalam rangka mencapai tujuan.
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar
“Hasil belajar adalah kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap (Mulyono, 2003:38)’.
Anni (2010:5) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan “perubahan
yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar”, peroleh
Sudjana (2009:22) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah “ kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang sehari-hari. Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa.
Dengan demikian hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.3. Faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar :
Berhasil atau tidaknya peserta didik dalam belajar dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar, baik yang berasal dari dalam diri peserta didik (faktor internal) maupun dari luar diri peserta didik (faktor ekternal).
Menurut Dalyono (2009:55) menyatakan bahwa terdapat berbagai faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar yaitu sebagai berikut :
a.) Faktor internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi :
1. Kesehatan
Kesehatan jasmani maupun rohani memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kemampuan belajar siswa. Dengan memelihara kesehatan secara jasmani maupun rohani, maka siswa akan memiliki badan dan pikiran yang sehat sehingga dapat memaksimalkan proses belajar dengan baik.
2. Intelegensi dan Bakat
Kemampuan belajar bukan hanya dipengaruhi oleh kesehatan siswa tetapi dapat dipengaruhi oleh intelegensi dan bakat yang dimiliki oleh siswa tersebut. Siswa yang memiliki kecerdasan (intelegensi) yang tinggi, maka kegiatan belajar siswa tersebut akan berlangsung dengan baik sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik, sebaliknya siswa yang memiliki kecerdasan yang rendah, maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam proses belajar sehingga hasil yang diperoleh akan rendah, selain itu bakat yang dimiliki siswa akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Apabila siswa memiliki intelegensi yang tinggi dan memiliki bakat, maka proses belajar siswa tersebut akan berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik. Siswa memiliki kedua-duanya akan lebih unggul dibandingkan dengan siswa yang hanya memiliki salah satunya.
3. Minat dan Motivasi
4. Cara belajar
Cara belajar siswa satu dengan siswa lainnya berbeda. Apabila siswa telah menemukan cara belajar yang baik dan efektif bagi dirinya sndiri, maka kegiatan belajar akan mudah dilakukan oleh siswa tersebut sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang tinggi. Sebaliknya, apabila siswa belum menemukan cara belajar yang baik dan efektif, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menjalankan proses belajar. Dengan demikian, cara belajar memiliki pengaruh yang penting untuk mencapai hasil belajar yang tinggi.
b) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi : 1. Keluarga
Keluarga adalah lingkungan yang sangat dekat dengan siswa. Faktor keluarga terutama orang tua sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa seperti faktor pendidikan, penghasilan, perhatian orang tua dan sebagainya. Besar kecilnya penghaasilan akan mempengaruhi tersedia atau tidaknya fasilitas belajar yang dapat menunjang belajar siswa di rumah.
2. Sekolah
Sekolah merupakan tempat dimana terjadinya kegiatan belajar mengajar. Keadaan sekolah dapat mempengaruhi ketercapaiaan hasil yang tinggi. Tinggi rendahnya kualitas guru dan cara mengajar akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Selain itu faktor kurikulum, kemampuan siswa, fasilitas belajar di sekolah, ruangan kelas, dan tata tertib sekolah juga mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.
3. Masyarakat
Lingkungan masyarkat meerupakan lingkungan tempat tinggal siswa sehingga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Apabila lingkungan masyarakat siswa merupakan lingkungan masyarakat yang berpendidikan tinggi, maka kemungkinan besar siswa akan menempuh pendidikan sampai jenjang pendidikan tinggi. Sebaliknya apabila lingkungan masyarakat siswa merupakan lingkungan masyarakat yang berpendidikan rendah, maka kemungkinan besar siswa tidak akan menempuh pendidikan sampai jenjang pendidikan tinggi.
4. Lingkungan sekitar
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu dalam diri peserta didik (internal) dan dari luar peserta didik (eksternal). Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik adalah faktor internal yaitu cara belajar siswa dan faktor eksternal fasilitas belajar.
2.2 Cara Belajar
2.2.1 Pengertian Cara Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan suatu cara atau strategi yang diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka mencapai hasil yang yang dinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan akan tergambar dalam bentuk prestasi. Cara belajar seseorang akan terlihat dari hasil yang diperoleh oleh siswa tersebut. Hasil belajar yang baik dipengararuhi oleh cara
belajar yang baik pula. Slameto (2010:73) berpendapat bahwa “banyak siswa dan
atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam belajar karena tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif”. Semakin baik siswa dalam mengetahui cara belajar yang baik maka akan baik pula hasilnya.
berbeda antara satu dengan yang lainnya atau tidak akan memperoleh suatu hasil yang sama pula.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.
2.2.2 Cara Belajar Efektif
Menurut Slameto (2010:73) menyatakan bahwa ada dua cara belajar yang efektif yaitu sebagai berikut :
a. Perlunya Bimbingan
Belajar itu sangat kompleks, belum diketahui segala seluk-beluknya. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secara individu. Walaupun demikian kita dapat membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efesien. Hasil lebih baik kalau cara-cara belajar dipraktekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan.
b. Kondisi dan Strategi Belajar
Kondisi internal yaitu kondisi yang ada didalam diri siswa itu sendiri misalnya kesehatan, ketetraman, keamanan, dan sebagainya. Kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada diluar diri pribadi manusia. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin.
2.2.3. Indikator Cara Belajar
Berdasarkan uraian diatas tentang cara belajar, penulis mengambil indikator cara belajar menurut Slameto (2010:82) yaitu:
a. Pembuatan Jadwal Belajar
Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar. Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seseorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur dan disiplin.
b. Membaca dan Membuat Catatan
Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca. Agar dapat belajar dengan baik maka perlulah membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar. Membuat catatan besar pengaruhnya dalam membaca. Catatan yang tidak jelas dan tidak teratur antara materti satu dengan materi lainnya akan menimbulkan rasa bosan dalam belajar, khususnya dalam membaca, karena tidak terjadi kebosanan membaca. Dalam membuat catatan sebaiknya tidak semua yang dikatakan guru itu ditulis, tetapi diambil inti sarinya saja.
c. Mengulang Bahan Pelajaran
Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya
pengulangan (review) ”bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan” akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang
dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Cara ini dapat ditempuh dengan cara membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan ataupun juga dapat dari mempelajari soal jawab yang sudah dibuatnya. Agar dapat mengulang dengan baik maka perlu kiranya disediakan waktu untuk mengulang dan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya.
d. Konsentrasi
e. Mengerjakan Tugas
Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat/mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Mengerjakan tugas itu mempengaruhi hasil belajar. Agar siswa berhasil belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup pekerjaan rumah (PR), menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian, ulangan umum dan ujian.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam belajar sangat ditentukan dari hal-hal yang tercakup dalam indikator cara belajar yang meliputi pembuatan jadwal belajar, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas.
2.3 Fasilitas belajar
2.3.1 Pengertian Fasilitas belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah seegala hal yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan kegiatan, yang dapat memudahkan kegiatan dapat berupa sarana dan prasarana. Menurut Djamarah (2010:95) fasilitas yaitu kelengkapan yang menunjang belajar anak didik disekolah.
pendidik, ruang TU, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, tempat oleh raga, tempat ibadah dan tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran berkelanjutan.
Berdasarkan pengertian fasilitas belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar merupakan penunjang belajar siswa untuk memudahkan dan melancarkan kegiatan belajar disekolah maupun dirumah, fasilitas belajar dapat berupa sumber belajar, ruang dan tempat belajar, media atau alat bantu belajar, perpustakaan dan lain-lain.
Sekolah sebagai tempat lingkungan belajar siswa dituntut agar memiliki fasilitas belajar yang memadai dan mampu menggunakan fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut berkaitan dengan penciptaan kondisi yang baik dan nyaman untuk belajar, mengingat peran penting lingkungan belajar sebagai faktor yang mempengaruhi belajar anak.
Djamarah (2011:149) mengemukakan tentang sumber belajar yaitu sebagai berikut:
a. Manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat) b. Buku/perpustakaan
c. Media massa (majalah, Surat kabar, TV dan lain-lain) d. Alat pelajaran (buku pelajaran/alat tulis,dll.
2.3.2. Macam-macam fasilitas belajar
The Liang Gie dalam feryadi (2002:145) menjelaskan macam-macam fasilitas belajar sebagai berikut :
a. Ruang tempat Belajar
Dengan ruang atau tempat belajar yang memadai dan nyaman untuk belajar maka akan meningkatkan kondisi belajar yang baik.
b. Penerangan
Penerangan yang terbaik adalah sinar matahari karena warnanya putih dan sangat intensif. Namun apabila cuaca tidak baik seharusnya pihak sekolah juga mempunyai alternatif penerangan lain misalnya lampu yang selalu siap dinyalakan.
c. Buku-buku pegangan
Syarat lain dalam kegiatan belajar mengajar yaitu buku-buku pegangan. Buku yang dimaksud disini adalah buku-buku pelajaran yang dapat menunjang pemahaman siswa dalam menerima materi yang disampaikan guru.
d. Kelengkapan peralatan belajar
Selain buku-buku pegangan belajar, faktor yang tak kalah penting adalah tersedianya peralatan penunjang belajar. Peralatan penunjang belajar tersebut meliputi papan tulis, gambar media, LCD, dan lain-lain. Tanpa peralatan yang lengkap belajar tidak bisa berjalan efektif.
2.3.3 Fungsi fasilitas
Fasilitas belajar memiliki fungsi yang penting dalam membantu proses belajar mengajar. Dengan adanya fasilitas belajar yang memadai diharapkan proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Kegiatan belajar mengajar yang terselenggara dengan baik maka menghasilkan hasil belajar yang baik.
Menurut Sardiman (2006:16) fungsi atau kegunaan fasilitas atau sarana belajar secara umum adalah “ sebagai berikut: (a).Menjelaskan penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (hanya dalam bntuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), (b).Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, (c).Menggunakan media atau sarana pendekataan secara tetap dan bervariasi dapat mengatasi sikap positif anak didik, (d). Mengatasi kesulitan yang dialami guru dalam kegiatan belajar mengajar”.
guru dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa sehingga dapat dicapai keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Tersedianya fasilitas belajar mampu membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
2.4. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya menulis adanya pengaruh cara belajar dan fasilitas belajar terhadap hasil yang diperoleh. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat seperti pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh cara belajar dan fasilitas terhadap hasil belajar siswa diberbagai sekolah
No Judul Nama Pengarang
Variabel Indikator Hasil Temuan
Keterampilan positif tetapi tidak berarti terhadap
2.5. Kerangka Berpikir
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru, hasil belajar yang baik merupakan harapan setiap siswa,guru dan orang tua.
2.5.1. Pengaruh Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka mencapai prestasi yang diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan akan tergambar dalam bentuk prestasi. Usaha atau cara belajar seseorang akan terlihat dari prestasi yang diperoleh oleh siswa tersebut. Sehingga hasil belajar yang baik juga dipengaruhi oleh cara belajar yang baik pula.
Siswa yang melaksanakan cara belajar yang efektif, siswa tersebut akan belajar dengan lebih teratur dan disiplin, memperhatikan kesehatan dengan istirahat yang cukup, mudah berkonsentrasi serta memiliki kemauan untuk mengerjakan soa-soal latihan, membaca buku, dan melakukan ketrampilan dengan berlatih mandiri dalam mengulangi materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru secara teori dan praktek di sekolah.
2.5.2. Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar
Salah satu faktor eksteren yang mempengaruhi hasil belajar adalah fasilitas belajar di sekolah. Proses belajar mengajar tidak dilengkapi dengan fasilitas yang baik maka proses belajar mengajar disekolah tersebut tidak akan berjalan dengan maksimal seperti yang dinginkan, begitu pola proses belajar di sekolah yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai diharapkan dapat membantu proses belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
fasilitas belajar merupakan penunjang belajar siswa untuk memudahkan dan melancarkan kegiatan belajar disekolah maupun dirumah, fasilitas belajar dapat berupa sumber belajar, ruang dan tempat belajar, media atau alat bantu belajar, perpustakaan dan lain-lain.
2.5.3. Pengaruh Cara Belajar dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar fasilitas belajar erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena fasilitas belajar yang dipakai oleh guuru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan oleh guru tersebut. Begitu pula dengan fasilitas belajar yang lengkap akan mempermudah untuk siswa dalam menerima pelajaran, sehingga siswa akan lebih giat lagi. Dengan fasilitas yang lengkap siswa akan lebih bersemangat dalam belajar, dengan semangat tersebut siswa akan dengan mudah menerima pelajaran yang diajarkan oleh guru disekolah.
Gambar : 2.1 Skema Kerangka Berfikir
Keterangan: Simultan : Parsial :
Cara belajar (X1), Slameto 2010:82 :
1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya
2. Membaca dan Membuat catatan
3. Mengulang materi 4. konsentrasi
5. Menegerjakan tugas
Fasilitas belajar (X2), The Liang Gie 2002 : 145 :
1. Ruang belajar 2. Penerangan
3. Buku-buku pegangan 4. Perpustakaan
Hasil belajar H3
2.6. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiono, 2010:96). Berdasarkan kerangka berfikir diatas
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 = Ada pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar ekonomi Siswa
Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga Tahun Ajaran
2012/2013.
H2 = Ada pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi
Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga Tahun
Ajaran 2012/2013
H3 = Ada pengaruh cara belajar dan fasilitas belajar terhadap hasil
belajar Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga
Tahun Ajaran 2012/2013
27 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Populasi Penelitian
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu. “Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian” (Suharsimi, 2006: 130).
“Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitas maupun kualitas mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari secara
keseluruhan” (Sudjana, 2005: 6).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga yang terbagi dalam tiga kelas yang berjumlah 106 siswa. Pembagian tersebut seperti pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga
Tahun Ajaran 2012/2013
Sumber: SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga 2013
No Kelas Jumlah Siswa
1 XI IPS1 36
2 XI IPS2 35
3 XI IPS3 35
3.1.2. Sampel Penelitian
Menurut Suharsimi (2006:131) menyatakan bahwa “sampel adalah
sebagian wakil dari populasi”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus Slovin dengan rumus sebagai berikut:
2
1 Ne N n
Dengan Perhitungan menggunakan rumus tersebut, maka sampel dalam penelitian ini diperoleh: jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 84 siswa.
Tekhnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random samping dengan jumlah sampling tiap kelas berbeda, hasilnya dapat dilihat seperti pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Jumlah Populasi dan Sampel kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga
Tahun Ajaran 2012/2013
3.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2006:118). Dalam penelitian variabel yang diungkap yaitu:
3.2.1 Variabel Bebas/variabel independen (X)
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung dari nilai variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini ada dua yaitu yang pertama adalah cara belajar (X1). Indikator dari variabel ini antara lain :
1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaanya 2. Membaca dan membuat catatan 3. Mengulang materi
4. konsentrasi
5. Mengerjakan tugas
Variabel bebas yang kedua adalah fasilitas belajar (X2) dengan indikator sebagai berikut:
1. Ruang belajar 2. Penerangan
3. Buku-buku pegangan 4. Perpustakaan
3.2.2 Variabel terikat/variabel dependen (Y)
3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode Angket (Kuesioner) digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan peneliti berkaitan dengan Cara belajar siswa dan fasilitas belajar siswa.
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang lain yang ia ketahui (Suharsimi,2010:94). Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan kuesioner tertutup yaitu pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Suharsimi, 2006:152). Metode ini digunakan untuk mengetahui cara belajar dan fasilitas belajar pada siswa kelas
XI SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga.
Penggunaan kuesioner diharapkan akan memudahkan bagi responden
dalam memberika jawaban karena responden hanya memberikan tanda cheklist
(√) pada jawaban yang sudah tersedia sehingga untuk menjawabnya hanya perlu
waktu singkat. Penelitian ini menggunakan skala likert, skala pengukuran ini
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2010:93).
Penggunaan cheklist (√) ini diharapkan dapat memudahkan responden dalam memberikan jawaban pada setiap item pernyataan dan disediakan 5 (lima)
kolom ketentuan sebagai berikut:
1. Kolom 1 dengan kriteria selalu (SL) dengan skor 5
2. Kolom 2 dengan kriteria sering (SR) dengan skor 4
4. Kolom 4 dengan kriteria kadang-kadang (KD) dengan skor 2
5. Kolom 5 dengan kriteria tidak pernah (TP) dengan skor 1
3.4 . Uji Kualitas Angket penelitian
Sebelum angket disebarkan pada responden sesungguhnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen (pilot tes) pada beberapa responden sebagai sampel. Hal ini dimaksud untuk menghilangkan pertanyaan yang tidak relevan, mengevaluasi pertanyaan mudah dimengerti oleh responden atau tidak.
Instrumen ditentukan oleh tingkat kesahihan dan keterandalan. Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sehingga dapat diketehui layak tidaknya instrumen tersebut dalam pengambilan data penelitian.
Instrumen yang di uji cobakan adalah instrumen berisi pertanyaan tentang Hasil belajar, cara belajar dan fasilitas belajar. Uji coba instrumen dilakukan dengan pemilihan secara acak pada responden (Siswa) sebanyak 51 orang kemudian dihitung validitas dan reliabilitasnya.
3.4.1. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi, 2006:168). Instrumen dikatakan valid apabila mampu apa yang akan diukur dan dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat.
Menurut Ghozali (2005:50) untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, maka dengan membandingkan antara nilai (rhitung)
dikatakan valid, apabila rhitung <rtabel maka intrumen dikatakan tidak valid.
Perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS For Windows Release 16.0.
Uji coba instrumen dilakukan sebelum angket diberikan kepada responden. Tujuan dari uji coba instrumen adalah untuk menghindari pertanyaan yang kurang jelas, menghilangkan kata-kata yang sulit dipahami, mempertimbangkan penambahan dan pengurangan item.
Dalam menghitung Item Kuesioner yang tidak valid, dilakukan dengan menggunakan Program SPSS.16.00 for windows. Validitas masing-masing Item dihitung dengan cara membandingkan hasil pearson correlation pada perhitungan SPSS dengan r tabel. Untuk jumlah responden uji coba sebanyak 51 responden, dengan signifikasnsi 0,05 maka r tabelnya diperoleh 0,279 (lihat tabel 3.3). Item
kuesioner dikatakan valid apabila R hitung ≥ dari R table, dalam penelitian ini R
hitung ≥0,279. Dari 24 item soal yang dibuat terdapat 4 item soal termasuk ke dalam kategori tidak valid. Item soal tidak valid yaitu no 2, 10, 13, 22.
1. Cara Belajar Siswa
Tabel 3.3
Validitas variabel cara belajar siswa
No soal pearson correlation
(r hitung)
Pearson correlation disyaratkan
(r tabel)
Keterangan
1 0,507 0,279 Valid
2 0,246 0,279 Tidak
3 0,453 0,279 Valid
4 0,439 0,279 Valid
5 0,425 0,279 Valid
6 0,444 0,279 Valid
7 0,443 0,279 Valid
No soal pearson correlation
Sedangkan rekap validitas angket variabel fasilitas belajar dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini. Dengan item soal no 25 sampa 40 pada taraf signifikan 5% dan jumlah uji responden sebanyak 51 menunjukkan 1 item soal yang tidak valid.
2. Fasilitas Belajar Siswa
Tabel 3.4
No soal
pearson correlation (r hitung)
Pearson correlation disyaratkan
(r tabel)
Keterangan
34 0,390 0,279 Valid
35 0,222 0,279 Tidak
36 0,402 0,279 Valid
37 0,385 0,279 Valid
38 0,595 0,279 Valid
39 0,373 0,279 Valid
40 0,421 0,279 Valid
Kondisi item soal diatas yang dinyatakan tidak valid harus dicocokkan dengan indikator soal, apakah soal tersebut merupakan soal yang penting atau tidak, artinya ada tidaknya keterwakilan dalam setiap indikator selain soal yang tidak valid tersebut. Setelah dilakukan pencocokan dengan indikator ternyata soal yang tidak valid belum memiliki keterwakilan dalam satu indikator. Dengan kondisi demikian maka peniliti memutusan mengganti item soal tersebut, dan untuk soal yang tidak valid tetapi memiliki keterwakilan dalam satu indikator maka peneliti memutuskan untuk menghilangkan item soal tersebut.
3.4.2. Reliabilitas Instrumen
Dari hasil uji coba kualitas angket yang dilakukan peneliti diperoleh hasil seperti pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas data No
.
Variabel Crobach
alpha
Crobach alpha yang disyaratkan
Keterangan
1. Cara Belajar 0,861 0,60 Reliabel
2. Fasilitas belajar 0,824 0.60 Reliabel
Dari tabel 3.5 diatas dapat diketahui bahwa kedua variabel yang digunakan peneliti memiliki croanbach alpha diatas cronbach alpha yang disyaratkan sebesar 0,60 ini berarti kedua variabel diatas adalah variabel yang reliabel.
3.5. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan.
3.5.1 Analisis Deskriptif Prosentase
Metode ini digunakan untuk mengetahui secara tepat singkat prosentase skor jawaban dan mendeskripsikan hasil data mengenai keadaan tiap variabel. Untuk mengukur variabel tersebut digunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat tabel distribusi angket
Jawaban Sangat Setuju skor nilainya 5, Jawaban Setuju skor nilainya 4,
Jawaban Cukup Setuju skor nilainya 3, Jawaban Kurang Setuju skor nilainya 2, Jawaban Tidak setuju skor nilainya 1.
c. Memasukan kedalam rumus deskriptif presentase (Sugiyono, 2009:207) sebagai berikut:
% 100 % x
N n P
Keterangan:
n = Nilai yang diperoleh N = Jumlah nilai total P% = Prosentase
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang di peroleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase di konsultasikan dengan tabel kriteria. Menentukan presentase yang diperoleh, maka dibuat tabel kategori yang disusun dengan perhitngan sebagai berikut:
a. Persentase maksimal = x 100 % = 100 % b. Persentase minimal = x 100 % = 20 % c. Rentang Persentase = 100 % - 20 % = 80 % d. Interval Persentase = 80 % : 5 = 16 %
Tabel 3.6
Interval persentase cara belajar
No Interval Kriteria
1 85% - 100% Sangat Tinggi
2 69% - 84% Tinggi
3 53% - 68% Sedang
4 37% - 52% Rendah
5 20% - 36% Sangat Rendah
JUMLAH
Sedangkan tabel untuk variabel fasilitas belajar seperti pada tabel 3.7. Tabel 3.7
Interval persentase fasilitas belajar
3.5.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum menentukan persamaan atau model regresinya, maka persamaan regresi harus memenuhi uji asumsi klasik terlebih dahulu karena akan dijadikan sebagai alat prediksi. Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini BLUE (best linier unbias and estimate) memenuhi asumsi klasik atau tidak. Uji asumsi klasik meliputi:
3.5.2.1. Multikolinieritas
Uji ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna. Salah satu cara untuk
No Interval Kriteria
1 85% - 100% Sangat Tinggi
2 69% - 84% Tinggi
3 53% - 68% Sedang
4 37% - 52% Rendah
5 20% - 36% Sangat Rendah
mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan mengkorelasikan antar variabel dan apabila korelasinya signifikan maka antar variabel bebas tersebut terjadi multikolinieritas.
Pengujian multikolinieritas dapat dilihat dari nilai variance inflatio factor (VIF) dan nilai toleransi. Antara variabel bebas dikatakan tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai toleransi lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF <10 (Ghozali, 2005:91).
3.5.2.2. Heteroskedastisitas
Menurut pendapat Imam Ghozali (2005:105) bahwa uji heterosdastisitas bertujuan untuk mengetahui dan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena gangguan yang berbeda antara satu observasi ke observasi lain, artinya varians dalam model tidak sama atau konstan.
3.5.2.3. Uji Normalitas Data
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Untuk menguji normalitas data salah satu cara yang digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2011:160). Deteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan melihat histogram residualnya.
3.5.3. Analisis Regresi Ganda
Setelah uji prasyarat analisis regresi dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis regresi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh cara belajar dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi. Sedangkan pada penelitin ini analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Adapun tahapan analisis regresi ganda adalah sebagai berikut:
Rumus persamaan regresi berganda sebagai berikut:
2 2 1 1X b X
b a Y
Keterangan:
Y = Variabel dependen (Hasil Belajar pada mata pelajaran Ekonomi)
a = Koefisien regresi (konstanta).
1
2
b = Koefisien regresi Fasilitas Belajar
X1 = Variabel independen (Cara belajar siswa). X2 = Variabel independen (Fasilitas Belajar).
Dengan menggunakan program SPSS, langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu: a) Dari menu utama SPSS, pilih menu Statistic kemudian submenu Regression, lalu pilih linear ; b) Tampak layar windows Linear Regression; c) Pada box Dependent isikan variabel Hasil belajar Ekonomi; d) Pada box Independent isikan variabel cara belajar dan fasilitas belajar; e) Tekan OK (Ghozali, 2011:46).
3.5.4. Pengujian Hipotesis Penelitian
3.5.4.1. Uji Simultan (uji F)
a. Jika nilai signifikasi < (0,05), atau koefisien f hitung sifnifikan pada taraf kurang dari 5 % maka Ha diterima.
b. Jika nilai signifikan < (0,05), atau koefisien f hitung pada taraf lebih dari 5%, maka Ha ditolak.
Hipotesis yang diajukan yaitu:
1. Ha diterima artinya Cara Belajar dan Fasilita Belajar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Hasil belajar pada pelajaran Ekonomi.
3.5.4.2 Uji Parsial (uji t)
a. Jika nilai signifikan < atau koefisien t hitung signifikan pada taraf kurang dari 5%, maka Ha ditolak.
b. Jika nilai signifikan > atau koefisien t hitung signifikan pada taraf lebih dari 5%, maka Ha diterima.
Hipotesis yang diajukan adalah:
1. H2 diterima artinya. Cara Belajar berpengaruh positif signifikan terhadap hasil belajar siswa pelajaran Ekonomi
2. H2 ditolak artinya. Cara Belajar tidak berpengaruh positif signifikan terhadap hasil belajar siswa pelajaran Ekonomi
3. H3 diterima artinya Fasilita Belajar berpengaruh positif signifikan terhadap hasil belajar siswa pelajaran Ekonomi
4. H3 diterima artinya Fasilita Belajar tidak berpengaruh positif signifikan terhadap hasil belajar siswa pelajaran Ekonomi
3.5.5. Koefisien determinasi Koefisien determinasi (R
2
) digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh atau sejauh mana sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen dengan adanya regresi linear berganda. Jika (R
2
43 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Deskriptif Presentase
Analisis Deskriptif Presentase ini digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel bebas (cara belajar dan fasilitas belajar) dan variabel terikat (hasil belajar Ekonomi). adapun hasil perhitungan masing-masing variabel dengan penggunaan SPSS sebagai berikut:
4.1.1.1. Cara Belajar ( Variabel X1)
Cara belajar dalam penelitian ini diukur melalui 5 (lima) indikator, yaitu pembuatan jadwal dan pelaksanaanya, membaca dan membuat catatan, mengulangi materi pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh analisis deskriptif persentasi untuk variabel cara belajar yang dimasukan ke dalam bentuk kriteria yang dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1
Deskriptif Presentase Cara Belajar
No Interval Kriteria frekuensi Presentasi Rata-rata
klasikal
1 88,3 - 105 Sangat Tinggi 18 21,43%
73,32%
2 71,5 - 88,2 Tinggi 44 52,38%
3 54,7 - 71,4 Sedang 14 16,67%
4 37,9 - 54,6 Rendah 8 9,52%
5 21 - 37,8 Sangat Rendah 0 0,00%
Tabel 4.1 menunjukkan sebanyak 18 siswa dengan presentase 21,43% masuk dalam kategori sangat tinggi, 44 siswa dengan persentase 52,38% masuk dalam kategori tinggi, 14 siswa dengan presentase 16,67% masuk dalam kategori sedang dan sisanya sebanyak 8 siswa dengan presentae 9,52% masuk dalam kategori rendah. Sedangkan rata-rata klasikal variabel cara belajar adalah 73,32% yang berada dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator cara belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga termasuk dalam kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut disajaikan diagram batang tentang cara belajar.
Sumber: Data yang sudah diolah,2013
Gambar Diagram 4.1 Deskriptif Presentase Cara Belajar
Secara lebih rinci analisis deskriptif tentang cara belajar siswa ditinjau dari tiap-tiap indikator dapat disajikan sebagai berikut:
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 21.43%
52.38%
16.67%
9.52%
1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaanya
Hasil penelitian berdasarkan jawaban angket dari siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga tentang indikator pembuatan jadwal dan pelaksanaannya adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2
Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaanya
No Interval Kriteria frekuensi Presentasi Rata-rata
klasikal
1 16,9 – 20 Sangat Tinggi 13 15,41%
68,21%
2 13,7 – 16,8 Tinggi 31 36,90%
3 10,5 – 13,6 Sedang 28 33,33%
4 7,3 – 10,4 Rendah 8 9,52%
5 4 – 7,2 Sangat Rendah 4 4,76%
Sumber : Data yang sudah diolah, 2013
Sumber : Data yang diolah,2013
Gambar Diagram 4.2 Deskriptif Presentase Pembuatan jadwal dan Pelaksanaannya
2. Membaca dan Membuat Catatan
Hasil penelitian berdasarkan jawaban angket dari siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga tentang indikator membaca dan membuat catatan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3
Membaca dan Membuat Catatan
No Interval Kriteria frekuensi Presentasi Rata-rata dalam kategori tinggi, 21 siswa dengan presentase 25,00% masuk dalam kategori sedang, 9 siswa dengan presentase 10,71% masuk dalam kategori rendah, dan
sisanya sebanyak 4 siswa dengan presentase 4,76% masuk dalam kategori sangat rendah. Sedangkan rata-rata klasikal variabel cara belajar adalah 73,10% yang berada dalam kategori tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator cara belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga termasuk dalam kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut disjaikan diagram batang tentang cara belajar.
Sumber :Data yang diolah,2013
Gambar Diagram 4.3 Deskriptif Presentase Membaca dan Membuat Catatan 3. Mengulang Materi Pelajaran
Hasil penelitian berdasarkan jawaban angket dari siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga tentang indikator mengulang materi pelajaran adalah sebagai berikut.
0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00%
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 27.38%
32.14%
25.00%
10.71%
Tabel 4.4
Mengulang Materi Pelajaran
No Interval Kriteria frekuensi Presentasi Rata-rata
klasikal
1 13 – 15,4 Sangat Tinggi 28 33,33%
73,10%
2 10.5 – 12.9 Tinggi 24 28,57%
3 8 – 10.4 Sedang 18 21,43%
4 5.5 - 7.9 Rendah 10 11,90%
5 3 – 5,4 Sangat Rendah 4 4,76%
Sumber : Data yang sudah diolah, 2013
Sumber: Data yang sudah diolah,3013
Gambar Diagram 4.4 Deskriptif Presentase Mengulang Materi Pelajaran 4. Konsentrasi
Hasil penelitian berdasarkan jawaban angket dari siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga tentang indikator konsentrasi adalah sebagai berikut: dalam kategori tinggi, 10 siswa dengan presentase 11,90% masuk dalam kategori sedang, 5 siswa dengan presentae 5,95% masuk dalam kategori rendah, dan sisanya sebanyak 2 siswa dengan presentase 2,38% masuk dalam kategori sangat rendah. Sedangkan rata-rata klasikal variabel konsentrasi adalah 79,96% yang
0.00%
berada dalam kategori tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator konsentrasi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga termasuk dalam kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang konsentrasi.
Sumber: Data yang sudah diolah,2013
Gambar Diagram 4.5 Deskriptif Presentase Konsentrasi
5. Mengerjakan Tugas
Hasil penelitian berdasarkan jawaban angket dari siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga tentang indikator mengerjakan tugas adalah sebagai berikut.
Tabel 4.6 menunjukkan sebanyak 23 siswa dengan presentase 27,38% masuk dalam kategori sangat tinggi, 35 siswa dengan persentase 41,67% masuk dalam kategori tinggi, 14 siswa dengan presentase 16,67% masuk dalam kategori sedang, 10 siswa dengan presentase 11,90% masuk dalam kategori rendah, dan sisanya sebanyak 2 siswa dengan presentase 2,38% masuk dalam kategori sangat rendah. Sedangkan rata-rata klasikal variabel mengerjakan tugas adalah 74,43% yang berada dalam kategori tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator mengerjakan tugas siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga termasuk dalam kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang mengerjakan tugas.
.
Sumber; Data yang sudah diolah,2013
Gambar Diagram 4.6 Deskriptif Presentase Mengerjakan Tugas
4.1.1.2 Fasilitas Belajar (Variabel X2)
Fasilitas Belajar dalam penelitian ini diukur melalui 4 (empat) indikator, yaitu ruang belajar, penerangan, buku-buku pegangan dan perpustakaan.
0.00%