• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Sistem Automasi Pađa Perpustakan Universitas HKBP Nommensen Medan Menggunakan Kerangka PIECES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Sistem Automasi Pađa Perpustakan Universitas HKBP Nommensen Medan Menggunakan Kerangka PIECES"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I

PEDOMAN WAWANCARA

1. Konsep automasi perpustakaan sesuai dengan tujuan perpustakaan 2. Sistem automasi dapat meningkatkan kinerja perpustakaan

3. Sistem automasi dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan 4. Sistem automasi dapat menghemat biaya operasional dari

perpustakaan

5. Pernah terjadi pembajakan atau pencurian pada perpustakaan 6. Cara staf mengontrol sistem automasi

7. Komunikasi dengan pemustaka perpustakaan

8. Sistem automasi yang ada dapat memberikan efisiensi infrastruktur pada perpustakaan

9. Fasilitas layanan dari sistem automasi dapat membangun interaksi antara pustakawan dan pemustaka

10.Kendala perpustakaan dalam penerapan sistem automasi jika sistem tersebut tidak berjalan dengan baik.

1. Konsep automasi perpustakaan sesuai dengan tujuan perpustakaan 2. Sistem automasi dapat meningkatkan kinerja perpustakaan

3. Pernah terjadi pembajakan atau pencurian pada perpustakaan 4. Sistem automasi yang ada dapat memberikan efisiensi infrastruktur

pada perpustakaan

5. Pemustakaan sistem automasi dapat memudahkan kinerja pustakawan

6. Fasilitas layanan dari sistem automasi dapat membangun interaksi antara pustakawan dan pemustaka.

7. Kendala perpustakaan dalam penerapan sistem automasi jika sistem tersebut tidak berjalan dengan baik.

Kepala Perpustakaan

(2)

1. Konsep automasi perpustakaan sesuai dengan tujuan perpustakaan 2. Sistem automasi dapat meningkatkan kinerja perpustakaan

3. Pernah terjadi pembajakan atau pencurian pada perpustakaan 4. Sistem automasi yang ada dapat memberikan efisiensi infrastruktur

pada perpustakaan

5. Pemustakaan sistem automasi dapat memudahkan kinerja pustakawan

6. Fasilitas layanan dari sistem automasi dapat membangun interaksi antara pustakawan dan pemustaka.

7. Kendala perpustakaan dalam penerapan sistem automasi jika sistem tersebut tidak berjalan dengan baik.

1. Sistem automasi dapat meningkatkan kinerja perpustakaan

2. Sistem automasi dapat menghemat biaya operasional dari perpustakaan

3. Cara staf mengontrol sistem automasi

4. Sistem automasi yang ada dapat memberikan efisiensi infrastruktur pada perpustakaan

5. Fasilitas layanan dari sistem automasi dapat membangun interaksi antara pustakawan dan pemustaka.

6. Kendala perpustakaan dalam penerapan sistem automasi jika sistem tersebut tidak berjalan dengan baik.

Sub Divisi Sirkulasi

(3)

DAFTAR LAMPIRAN PERTANYAAN WAWANCARA Konsep automasi perpustakaan sesuai dengan tujuan perpustakaan

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu dengan konsep sistem automasi pada perpustakaan HKBP Nommensen, apakah sesuai dengan tujuan perpustakaan?

Sistem automasi dapat meningkatkan kinerja perpustakaan

2. Menurut Bapak/Ibu, apakah sistem automasi pada perpustakaan HKBP Nommensen dapat meningkatkan kinerja dari perpustakaan?

Sistem automasi dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan pemustaka perpustakaan

3. Menurut Menurut Bapak/Ibu, apakah informasi yang tersedia pada sistem automasi perpustakaan HKBP Nommensen telah memenuhi kebutuhan pemustaka?

4. Menurut Bapak/Ibu, Apakah sistem menyediakan informasi yang berkualitas bagi pemustaka (up to date)?

5. Menurut Bapak/Ibu, Bagaimana komunikasi yang dibangun kepada pemustaka dengan sistem automasi yang telah open access, apakah pemustaka dapat memberikan respon terhadap perpustakaan?

Sistem automasi dapat menghemat biaya operasional dari perpustakaan

6. Menurut Bapak/Ibu, apakah sistem automasi yang sekarang ini lebih menghemat biaya operasional perpustakaan di banding dengan sistem automasi terdahulu?

Pernah terjadi pembajakan atau pencurian pada perpustakaan

7. Menurut Bapak/Ibu, Apakah pernah terjadi pembajakan sistem automasi perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan?

Cara staf mengontrol sistem automasi

8. Menurut Bapak/Ibu, Apakah sistem menawarkan kontrol (pengendalian) untuk mengatasi kecurangan-kecurangan dan untuk menjamin keakuratan dan keamanan data.

(4)

10.Menurut Bapak/Ibu, apa kendala yang dihadapi oleh perpustakaan HKBP Nommensen dalam penerapan sistem automasi yang ada?

Sistem automasi yang ada dapat memberikan efisiensi infrastruktur pada perpustakaan

11.Menurut Bapak/Ibu, Apakah konsep sistem automasi dengan layanan open access ini dapat memberikan efisiensi infrastruktur kepada perpustakaan HKBP Nommensen?

Fasilitas layanan dari sistem automasi dapat membangun interaksi antara pustakawan dan pemustaka

12.Menurut Bapak/Ibu, Apakah sistem automasi yang sekarang dapat menjangkau pemustaka lebih dekat dengan perpustakaan?

13.Menurut Bapak/Ibu, Apakah sistem automasi yang sekarang fleksibel dan mudah untuk dikembangkan?

14.Menurut Bapak/Ibu, Apakah sistem automasi perpustakaan HKBP Nommensen ini dapat membangun interaksi antara pustakawan dengan pemustaka?

15.Menurut Bapak/Ibu, Apakah sistem automasi yang ada menyediakan fasilitas kepada pemustaka untuk memberikan kritik dan saran?

16.Menurut Bapak/Ibu, Apakah pemustaka pernah mengeluh terhadap sistem automasi yang ada sekarang ini?

Kendala perpustakaan dalam penerapan sistem automasi jika sistem tersebut tidak berjalan dengan baik.

(5)

LAMPIRAN II

HASIL TRANSKRIP WAWANCARA 1. Hasil Transkrip Wawancara Informan I

Wawancara ini diambil pada tanggal 21 september 2015, pukul 14.13 wib. Bertempat di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan tepatnya di ruang kepala perpustakaan perpustakaan UHN. Kondisi wawancara dilakukan dengan santai, dikarenakan informan sedang tidak menjalankan aktivitas apapun. Topik yang akan ditanyakan kepada informan adalah mengenai kinerja sistem automasi, informasi yang dihasilkan, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan informan disimbolkan dengan I1.

P: “selamat siang bu”

I1: “siang juga, ada keperluan apa ya dengan saya?”

P: “perkenalkan terlebih dahulu, saya juli mahasiswa dari usu bu, saya akan mengadakan penelitian disini mengenai sistem automasi perpustakaan uhn. Saya ingin bertanya kepada ibu selaku kepala perpustakaan mengenai sistem automasi yang berjalan disini.

I1: “oh, begitu.”

P: “bila boleh tau saya dengan ibu siapa?”

I1: “saya ibu tiarma selaku kepala perpustakaan uhn”. P: “ibu tiarma boleh kita mulai wawancara nya?” I1: “silahkan”.

P: “ini bu kertas beberapa perihal yang akan saya tanyakan mengenai sistem automasi uhn?

I1: “oke, ada 10 perihal yang kamu jadikan sebgaai indikator?”

P: “iya bu. Saya akan mulai dengan pertanyaan pertama, bagaimana menurut ibu dengan konsep sistem automasi pada perpustakaan hkbp nommensen, apakah sesuai dengan tujuan perpustakaan?

I1: “sistem automasi uhn sesuai serta mendukung visi dan misi dari perpustakaan.

(6)

I1: “pasti ada pembaharuan terhadap sistem. Karena, sistem yang sekarang pastinya belum sempurna.”

P: “menurut ibu, apakah sistem automasi pada perpustakaan hkbp nommensen dapat meningkatkan kinerja dari perpustakaan?”

I1: “pastinya, karena sistem dibangun sesuai dengan kebutuhan atau

permintaan dari perpustakaan hkbp nommensen.”

P: “peningkatan kinerja seperti apa yang dirasakan perpustakaan?”

I1: “pekerjaan staf dalam mengolah informasi lebih mudah dengan sistem automasi yang sekarang, kalau dulu sistem automasi kan masih kerja sama dan berbasis lan yang sekarang sistem automasi sendiri dan berbasis internet.”

P: “bagaimana koleksi yang dilayankan kepada pemustaka, apakah koleksi yang dilayankan up to date?”

I1: “ya, setiap ada koleksi baru langsung di olah dan dilayankan kepada pemustaka.”

P: “bagaimana dengan skripsi dan disertasi, apakah semua telah diolah?” I1: “untuk skripsi dan disertasi belum sih. Tapi, nanti pasti akan di input ke

database.”

P: “bagaimana komunikasi yang dibangun kepada pemustaka dengan sistem automasi yang telah open access, apakah mereka dapat memberikan respon?”

I1: “pemustaka dapat memberikan kritik dan saran kepada perpustakaan melalui web yang terhubung dengan sistem automasi”

P: “bagaiama respon dari perpustakaan terhadap kritik dan saran dari pemustaka?”

I1: “masih agak lama. Ketika saya membuka web baru pertanyaan di jawab. Sistem automasi berada dikendali saya sebagai kepala perpus.” P: “menurut pendapat ibu apakah sistem automasi ini dapat menghemat

biaya operasional dari peprustaakaan?” I1: iyah menghemat biaya.

P: “tidak ada peningkatan biaya dengan sistem automasi sekarang?”

(7)

atau kerusakan, perubahan modul, perpustakaan harus memanggil programmer yang mengeluarkan biaya cukup besar.”

P: “apakah pernah terjadi pembajakan sistem automasi yang dimiliki oleh perpustakaan ?”

I1: “pernah terjadi penyelewengan. Staf perpustakaan tidak menyimpan login mereka, sehingga digunakan oleh pihak lain.”

P: “bagaimana cara pengelola mengontrol sistem automasi yang ada diperpustakaan?”

I1: “sistem control berada ditangan kepala perpustakaan. Saya dapat mengontrol pekerjaan seluruh staf dari jarak jauh kecuali bagian pengadaan dan pengolahan. Staf perpustakaan harus login ketika mereka bekerja sehingga pekerjaan mereka dapat saya pantau dengan jarak yang jauh. Password setiap staf berbeda.

P: “untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka bagimana layanan yang disediakan perpustakaan?”

I1: “selain layanan koleksi di perpustakaan, perpustakaan menyedikaan layanan online seperti opac yang dapat diakses dari luar. Kemudian e-jurnal dll.”

P: “untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka bagimana layanan yang disediakan perpustakaan?”

I1: “selain layanan koleksi di perpustakaan, perpustakaan menyedikaan layanan online seperti opac yang dapat diakses dari luar. Kemudian e-jurnal dll.”

P: “apakah pernah terjadi error pada sistem automasi?”

I1: “pernah. Pernah terjadi kerusakan pada sistem automasi yang menyebabkan data pepustakaan hilang terutama utuk data sirkulasi, jadi dilakukan input ulang.”

P: “apakah konsep sistem automasi yang ada dapat memberikan efisiensi infrastruktur kepada pemustaka dan perpustakaan?”

I1: “iya sistem automasi memberikan efisiensi layanan kepada pemustaka. Automasi perpustakaan telah berbasis internet. Jadi pemustaka dapat mengakses diluar perpustakaan. Opac kita sudah online, ada di web perpustakaan”

(8)

I1: “sistem automasi dapat menjangkau pemustaka lebih dekat terhadap perpustakaan. Hanya saja, masih sering terjadi kerusakan atau kendala dalam sistem autoamsi yang menyebabkan sistem sering terjadi error.” P:“ apakah sistem automasi dengan layanan open access dapat

membangun interaksi dengan pemustaka?”

I1: iya, pemustaka dapat memberikan kritik dan saran kepada perpustakaan.”

P: “apakah pemustaka pernah mengeluh terhadap pelayaann sistem automasi yang ada di perpustakaan “

I1: “ada beberapa pemustaka yang mengeluh tentang layanan dan juga kinerja staf perpustakaan. Pemustaka mengeluh dengan layanan yang terkadang lambat atau error sistem ketika menelusur.”

P: “baiklah bu sekian wawancara untuk hari ini. Bila ada kekurangan informasi untuk penelitian saya, saya bisa bertemu dan meminta bantuan ibu kembali.”

I1: “dengan senang hati ibu akan membantu.” P: “terimakasih banyak bu atas bantuannya” I1: “selamat siang bu”

(9)

2. Hasil Transkrip Wawancara Informan II

wawancara ini diambil pada tanggal 21 september 2015, pukul 13.00 wib. Bertempat di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan tepatnya di ruang bagian pengadaan UHN. Kondisi wawancara dilakukan dengan santai, dikarenakan informan sedang tidak menjalankan aktivitas apapun. Topik yang akan ditanyakan kepada informan adalah mengenai kinerja sistem automasi, informasi yang dihasilkan, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan informan disimbolkan dengan I2.

P: “selamat siang kak” I2: “iya.”

P: “saya juli dari mahasiswa usu ingin bertanya sedikit mengenai sistem automasi di bagian pengadaan.”

I2: “oh, begitu. Iya, iya silahkan duduk” P: “bila boleh tau saya dengan kaka siapa?” I2: “saya kak gusti.”

P: “kakak lagi sibuk.”

I2: “gak terlalu. Lagi gak banyak kerjaan kok.”

P: “ini kak kertas beberapa perihal yang akan saya tanyakan mengenai sistem automasi uhn?

I2: “oke say abaca bentar.”

P: “ada beberapa pertanyaan yang akan berkaitan dengan 7 perihal sistem automasi yang yang ada di kertas.

I2: “oke. Iya,iya.”

P: bagaimana menurut ibu dengan konsep sistem automasi pada perpustakaan hkbp nommensen, apakah sesuai dengan tujuan perpustakaan?

I2: “iya sesuai.”

P: “apakah akan ada pembaharuan pada sistem automasi yang disesuaikan dengan visi dan misi perpustakaan?”

I2: “ada pembaharuan disesuaikan denga kebutuhan perpustakaan.”

(10)

I2: “ada peningkatan kinerja yang saya rasakan. Sistem automasi yang sekarang lebih memudahkan saya dalam melakukan pekerjaan dibandingkan dengan yan dulu.”

P: “lebih cepat juga pekerjaan kaka?”

I2: “iya lebih cepat. Kalo sistem dulu kan harus nunggu dulu kalo mau input data. Kalo sekrang gak lagi. Udah gitu lebih mudah dipahami sistem yang sekarang.”

P: “bagaimana koleksi yang dilayankan kepada pemustaka, apakah koleksi yang dilayankan up to date?”

I2: “koleksi buku sudah up to date. Namun, skripsi dan disertasi belum” P: “bagaimana komunikasi yang dibangun kepada pemustaka dengan

sistem automasi yang telah open access, apakah mereka dapat memberikan respon?”

I2: “pemustaka dapat memberikan respon di web perpustakaan” P: “bagaiama staf menaggapi respon dari pemustaka?”

I2: “kurang tau, karena kendali ada di kepala perpustakaan.”

P: “apakah pernah terjadi pembajakan sistem automasi yang dimiliki oleh perpustakaan ?”

I2: pembajakan dalam hal apa maksudnya ya dek?”

P: “pernah terjadi penyelewengan terhadap akun dari staf perpus atau koleksi pernah dicuri begitu?

I2: “untuk pencurian koleksi setau saya tidak ada. Cuma untuk akun staf yang dipakai oleh pemustaka lain pernah.”

P: “kira-kira kenapa itu bisa terjadi ya kak?”

I2: “staf perpus kan login pake komputer perpus. Nah, lupa dikeluarin. Terus waktu pemustaka menelusur menggunakan komputer perpus terpakailah akun staf perpus.”

P: “bagaimana perpustakaan uhn mengontrol sistem automasi yang ada diperpustakaan?”

I2: “sistem control berada ditangan kepala perpustakaan dibantu dengan programmer.

(11)

I2: fleksibel. Bisa kok dek dikembangkan. Kalo mau penambahan modul baru panggil programmer untuk masukin modul yang di inginkan. P: “manggil programer bayar lagi kak?”

I2: “iya dek.”

P: “apakah pernah terjadi error pada sistem automasi?”

I2: “pernah. Waktu mau dilakukan perubahan pada sistem, waktu mau nambahi modul baru nah psi dan konfirmasi sama perpus. Jadi terjadi error. Terus data kami yang baru hilang.”

P: “sampai sekarang itu kak?”

I : “enggakla. Udah diperbaiki, sekarang udah bagus.” P: “ada gak tempat penyimpnan lain untuk data perpus?”

I2: “ada. Cuma kan nyimpannya dibatasi. Jadi gak semuanya data perpus disimpan.”

P: “pernah gak jaringan perpustakaan rusak?’’ I : “pernah si dek”

P: “jadi gimana pekerjaan di perpustakaan?’’

I: “bila jaringan rusak, perpustakaan bekerja tidak maksimal. Hanya bagian sirkulasi pengembalian yang berjalan.”

P: “apakah konsep sistem automasi yang ada dapat memberikan efisiensi infrastruktur kepada pemustaka dan perpustakaan?”

I2: “iya sistem automasi memberikan efisiensi layanan kepada pemustaka.” P: “bagaimana sistem automasi yang ada di perpustakaan, apakah dapat

menjangkau pemustaka lebih dekat dengan perpustakaan?”

I2: “iya. Cumma kadang kalau dari luar perpus atau universitas sistem layanan open access nya sering gak kebuka karena masalah jaringan.” P:“ apakah sistem automasi dengan layanan open access dapat

membangun interaksi dengan pemustaka?”

I2: iya, pemustaka dapat memberikan kritik dan saran kepada perpustakaan.”

P: “apakah pemustaka pernah mengeluh terhadap pelayaann sistem automasi yang ada di perpustakaan “

(12)

P: “baiklah kak sekian wawancara untuk hari ini. Bila ada kekurangan informasi untuk penelitian saya, saya bisa bertemu dan meminta bantuan kaka kembali.”

I2: “bisa kok dek datang aja kesini.”

P: “terimakasih banyak ya kak atas bantuannya”

I2: “iya dek. Kami senang semoga hasil penelitian adek dapat kami jadikan bahan untuk evaluasi sistem kami”

P: “aminn. Semoga hasilnya dapat membantu perpus uhn menjadi lebih baik. Terimakasih ya kak, selamat siang.”

I2: siang dek

(13)

4. Hasil Transkrip Wawancara Informan III

Wawancara ini diambil pada tanggal 23 september 2015, pukul 14.00 wib. Bertempat di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan tepatnya di bagian sirkulasi perpustakaan UHN. Kondisi topik yang akan ditanyakan kepada informan adalah mengenai kinerja sistem automasi, informasi yang dihasilkan, kontrol, efisiensi dan servis Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan informan disimbolkan dengan I3.

P: “selamat siang bu” I1: “iya, ada apa ya?”

P: “perkenalkan saya juli mahasiswa dari usu bu, saya akan mengadakan penelitian disini mengenai sistem automasi perpustakaan uhn. Saya ingin bertanya kepada ibu yang bekerja dibagian sirkulasi mengenai sistem automasi yang berjalan disini.

I1: “iya, silahkan duduk dek.”

P: “bila boleh tau saya dengan ibu siapa?” I1: “ibu ramora”

P: “ boleh saya mulai wawancaranya dengan ibu?” I1: “silahkan”.

P: “ini bu kertas beberapa perihal yang akan saya tanyakan mengenai sistem automasi uhn?

I1: “iya.”

P: “saya akan mulai dengan pertanyaan pertama, bagaimana menurut ibu dengan konsep sistem automasi pada perpustakaan hkbp nommensen, apakah sesuai dengan tujuan perpustakaan?

I1: “ya pastinya sesuai.”

P: “apakah akan ada pembaharuan pada sistem automasi yang disesuaikan dengan visi dan misi perpustakaan?”

I1: “pasti ada pembaharuan terhadap sistem menuju sistem yang lebih baik.”

(14)

I1: “iya, sistem memudahkan pekerjaan pustakawan sehingga kinerjaa perpustakaan juga meningkat.”

P: “peningkatan kinerja seperti apa yang ibu rasakan dengan sistem automasi ini?”

I1: “banyak yah. Sekarang tinggal scan aja gak usah mencatat.” P: “cepat gak bu pekerjaan sirkulasi yang dilakukan?”

I1: “cepat. Kan tinggal scan aja.”

P: “bagaimana koleksi yang dilayankan kepada pemustaka, apakah koleksi yang dilayankan up to date?”

I1: “ya, up to date.”

P: “bagaimana dengan skripsi dan disertasi, apakah semua telah diolah?” I1: “untuk skripsi dan disertasi belum. Hanya sedikit ya sudah dimasukan.” P: “bagaimana komunikasi yang dibangun kepada pemustaka dengan

sistem automasi yang telah open access, apakah mereka dapat memberikan respon?”

I1: “komunikasi dengan pemustaka dengan pemberian kritik dan saran.” P: “apakah pernah terjadi pembajakan sistem automasi yang dimiliki oleh

perpustakaan ?” I1: “saya kurang tau.”

P: “bagaimana cara pengelola mengontrol sistem automasi yang ada diperpustakaan?”

I1: “sistem control berada ditangan kepala perpustakaan. Kami sih cuma login aja pake password kami masing-masing

P: “untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka bagaimana layanan yang disediakan perpustakaan?”

I1: “kadang pemustaka sering mengeluh engan layanan sirkulasi yang lambat. Soalnya kadang sistem rusak, ya kami jadi kembali manual.” P: “apakah pernah terjadi error pada sistem automasi?”

(15)

I1: “ada. Tapi data terbaru belum sempat d simpan. Jadi gak ada pertinggalnya.”

P: “menurut ibu, apakah sistem fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan?

I1: “ya. Karena perpustakaan dapat melakukan perubahan pada modul.” P: “apakah konsep sistem automasi yang ada dapat memberikan efisiensi

infrastruktur kepada pemustaka dan perpustakaan?”

I1: “iya sistem automasi memberikan efisiensi layanan kepada pemustaka. P: “bagaimana sistem automasi yang ada di perpustakaan, apakah dapat

menjangkau pemustaka lebih dekat dengan perpustakaan?”

I1: “sistem automasi dapat menjangkau pemustaka lebih dekat terhadap perpustakaan.”

P:“ apakah sistem automasi dengan layanan open access dapat membangun interaksi dengan pemustaka?”

I1: iya, pemustaka dapat memberikan kritik dan saran kepada perpustakaan.”

P: “apakah pemustaka pernah mengeluh terhadap pelayaann sistem automasi yang ada di perpustakaan “

I1: “ada beberapa pemustaka yang mengeluh tentang layanan dan juga kinerja staf perpustakaan. Pemustaka mengeluh dengan layanan yang terkadang lambat atau error sistem ketika menelusur.”

P: “baiklah bu sekian wawancara untuk hari ini. Bila ada kekurangan informasi untuk penelitian saya, saya bisa bertemu dan meminta bantuan ibu kembali.”

I1: “dengan senang hati ibu akan membantu.” P: “terimakasih banyak bu atas bantuannya” I1: “selamat siang bu”

(16)

5. Hasil Transkrip Wawancara Informan IV

Wawancara ini diambil pada tanggal 24 september 2015, pukul 11.00 wib. Bertempat di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan tepatnya di bagian Pusat Sistem Automasi. Topik yang akan ditanyakan kepada informan adalah mengenai kinerja sistem automasi, informasi yang dihasilkan, kontrol, efisiensi dan servis Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan informan disimbolkan dengan I3.

P: “selamat siang pak” I1: “iya, ada apa ya?”

P: “perkenalkan saya juli mahasiswa dari usu ingin mengadakan penelitian disini mengenai sistem automasi perpustakaan uhn. Saya ingin bertanya kepada bapak sedikit tentang perpustakkan terutama mengenai automasi perpus. Sedikit banyak pastiperpustakaan membutuhkan bantuan dari psi.

I1: “iya, silahkan duduk dek dulu.”

P: “bila boleh tau saya dengan bapak siapa?” I1: “bapak parulian”

P: bapak selaku bagian yang bekerjasam dengan perpus, menurut bapak sistem automasi perpus sesuai gaksama tujuan universitas uhn itu sendiri?

I1: “sesuai.”

P: “apakah akan ada pembaharuan yang terjadi pada sistem automasi perpus uhn?”

I1: “pasti ada pembaharuan terhadap sistem menuju sistem yang lebih baik.”

P: “apakah pernah terjadi pembajakan sistem automasi yang dimiliki oleh perpustakaan ?”

I1: “saya kurang tau.”

P: “bagaimana cara pengelola mengontrol sistem automasi yang ada diperpustakaan?”

(17)

P: “apakah pernah terjadi error pada sistem automasi?”

I1: “pernah. Waktu itu kami kurang komunikasi dengan perpus. Perpus ingin penambahan modul pada opac. Terus langsung di ubah aja di psi gak lapor dulu. Akhirnya terjadi errordandata perpus sebahagian ilang.” P: “untuk jaringan yang disediakan psi bagaimana?”

I1: “jaringan menggunakan wifi dan itu untuk seluruh universitas bukan hanya perpustakaan. Ya terkadang, jaringan kami rusak kegiatan perpus jadi terganggu.”

P:“ apakah sistem automasi dengan layanan open access dapat membangun interaksi dengan pemustaka?”

I1: iya, setau saya pemustaka dapat memberikan kritik dan saran kepada perpustakaan.”

P: “terimakasih ya pak atas info yang bapak berikan. Untuk saat ini sekian dari saya, bila ada yang kurang saya bole bertanyapada bapak lagi?” I1: “boleh.silahkan saja”

(18)

LAMPIRAN III DOKUMENTASI GAMBAR

Wawancara dengan narasumber perpustakaan UHN Medan

(19)

Sub divisi koleksi skripsi perpustakaan UHN Medan

(20)

Melakukan penelusuran pada OPAC perpustakaan UHN Medan

(21)

Koleksi buku padaperpustakaan UHN Medan

(22)

Ruang baca perpustakaan UHN Medan

(23)
(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi Offset:Yogyakarta, 2003 Al fatta, Hanif. 2007. Analisis dan perancangan system informasi untuk

keunggulan perusahaan dan organisasi kelas dunia, Andi offset –STMIK AMIKOM , Yogyakarta.

Ajie, Miyarso Dwie. (2009). Sistem Otomasi Perpustakaan. Hand Out 1 pada Perkuliahan UPI, Bandung..

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

. 2009. Ed. Revisi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bantley.L.D & Whitten J.L. 2007. System Analysis & Design for The Global Enterprise.7th Edition. McGraw-Hill Irwin.

Corbin, John. 1985. Managing the Library Automation Project. Canada: Oryx Press

Crawford, John. 2000. Ed. 2. Evaluation of Libraries and Information Services. London: Aslib, the association for information management and information management international

Djaali dan M. Pudji. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Duval, Beverly K ; Main, Linda. 1992. Automated Library Systems : a Librarian’s Guide and Teaching Manual, Meckler, London.

Echols, John M and Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Fransiskus – SlideShare

(25)

Hasugian, Jonner.2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.

.Penerapan Teknologi Informasi Pada Sistem Krumahtanggaan Perpustakaan Perguruan Tinggi.

James A Hall. 2001.Sistem Informasi Akuntansi, Buku satu. Jakarta : Salemba

Empat.

Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Yogyakarta: ANDI.

Keen, Peter G.W. 1995. Every Managers Guide to Information Technoloy, Boston: Harvard Business School.

Longley, Dennis ; Shain, Michael. Dictionary of Information Techonology, Macmillan, London, 1993.

Matthews, Joseph R. The evaluation and measurement of library services. London : Libraries unlimited West post, Connecticut.

McLeod, Jr., George Schell. 2001.SistemInformasi. Andi Offset. Yogyakarta Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Rasiman. 2009. Pengantar Automasi Perpustakaan.

Rusina Sjahrial-Pamuntjak. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta: Djambatan.

Salmon, Stephen R. 1985. Library Automation Systems, Marcel Dekker, Newyork.

Sugiyono. 2006. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

. 2008. Metode penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

(26)

Tedd, Lucy A. An Introduction to Computer-based Library Systems, 3rd ed. John Wiley & Sons, 1993.

Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Widodo. Studi Kasus Dalam Implemtasi Otomasi Perpustakaan: Pengalaman Membangun Database Bibliografis di UPT Perpustakaan UNS. Makalah Disampaikan pada Technical Assistance di UPT Perpustakaan UNILA, tanggal 22 s.d. 25 Agustus 2005.

<http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1956775-evaluasi dalam-islam/> 1 Maret 2015

Yunanda, Martha. 2009.Evaluasi dalam Islam

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum

Perpustakaan HKBP Nommensen Medan didirikan pada tahun 1962 di jalan Sutomo Nomor 4A Medan, Sumatera Utara. Pada awal berdiri perpustakaan menggunakan sistem layanan closed access (layanan tertutup) dalam menjalankan kegiatan kerumahtanggaan perpustakaan. Sistem automasi perpustakaan awalnya bernama SPEKTRA. Namun, sejak tahun 2008 perpustakaan HKBP Nommensen Medan mengganti sistem automasi mereka dann diberi nama Sistem Informasi HKBP Nommensen dengam menerapkan layanan open access (layanan terbuka).

Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan memiliki visi, misi dan tujuan sebagai berikut :

Visi perpustakaan

Menjadi perpustakaan perguruan tinggi terbaik dan terkemuka di Indonesia dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk menghasilkan sumberdaya manusia bermutu, beriman dan berakhlak, yang tanggap terhadap tantangan local dan global.

Misi Perpustakaan

1. Menggunakan cara-cara inovatif dan kreatif dalam pelayanan dengan memberi kesempatan luas bagi berkembangnya

(28)

Tujuan Perpustakaan

1. Menyediakan fasilitas informasi untuk mendukung fungsi pendidikan universitas HKBP Nommensen Meda

2. Menyeimbangkan pelayanan di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat guna meningkatkan taraf hidup dan memperkaya khasana budaya nasional

3. Meningkatkan kemampuan agar pelayanan perpustakaan disediakan secara efektif.

Koleksi perpustakaan HKBP Nommensen Medan berjumlah 54.968 eksemplar dan 30.750 judul buku. Untuk koleksi skripsi atau tugas akhir berjumlah 2.750 judul, majalah 8 judul berlangganan, jurnal 10 judul, CDR 567 keping.

Fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan terdiri dari wifi yang dapat diakses mahasiswa selama berada di perpustakaan, 4 unit komputer yang dapat digunakan mahasiswa dalam menelusur, dua buah OPAC perpustakaan. Dengan penerapan sistem digital, dapat memudahkan pengguna mencari bahan pustaka yang mereka inginkan yaitu dengan membuka situs perpustakaan HKBP Nommensen Medan. http://perpustakaan.nommensen.ac.id

(29)

sistem, baik sistem yang akan di buat maupun sistem yang telah berjalan. Masalah yang akan diteliti menggunakan kerangka PIECES meliputi kinerja sistem automasi, kemudahan pencarian automasi, pendanaan sistem automasi, fungsi control perpustakaan dalam manajemen organisasi, efisiensi penggunaan serta peningkatan layanan.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai sistem automasi perpustakaan. penelitian ini berusaha mengunngkapakan dan menjelaskan adanya kenyataan, gejala, fakta dan yang ditemukan padalatar alamiah.

Menurut (Moleong 2006, 6), “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan”. Sedangkan menurut (Sugiyono 2008, 16) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci. Pada penelitian kualitatif biasanya lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Dalam pendekatan deskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar bukan angka-angka. Data tersebut bisa berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.

3.3 Lokasi Penelitian

(30)

3.4 Proses Penelitian

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan, maka ada beberapa proses yang harus dilakukan, adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.4.1 Mengidentifikasi Informan

Dalam menetapkan informan penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan

[image:30.595.120.499.486.688.2]

pertimbangan tertentu yang di anggap berkompetensi dibidang automasi perpustakaan atau peneliti mengumpulkan informasi dengan melakukan observasi dan wawancara terhadap pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan sistem automasi. Dalam teknik purposive sampling ini dipilih 4 orang pengelola perpustakaan HKBP Nommensen Medan sebagai informan.

Tabel 3.1 Identifikasi Informan

Informan (I) Jabatan

I1 Kepala Perpustakaan HKBP Nommensen Medan

I2 Bagian Pengadaan dan Pengolahan

I3 Kepala Bagian Sirkulasi

(31)

3.4.2 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Metode observasi (Pengamatan)

Arikunto (2006, 156) mengemukan bahwa ‘’observasi atau juga yang disebut dengan pengamatan adalah suatu kegiatan yang meliputi pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki dengan menggunakan seluruh alat indera’’.

Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan dengan mengamati langsung sistem automasi perpustakaan HKBP Nommensen Medan observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu non pertisipatif , observasi ini dapat digunakan apabila keterlibatan peneliti dibatasi seminimal mungkin dengan alasan keterbatasan orang luar untuk mengetahui perincian pendanaan yang mungkin menjadi rahasia perpustakaan HKBP Nommensen Medan. Peneliti dalam observasi hanya mengamati sistem automasi yang ada di perpustakaan.

b. Interview (wawancara)

Menurut Moleong (2006, 186), wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu antara pewawancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee) dengan maksud tertentu.

(32)

penelitian, pedoman wawancara juga disusun berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan untuk mendukung wawancara ini akan menggunakan alat bantu berupa Pedoman wawancara, alat perekam suara, contoh kerangka PIECES.

3.4.3 Analisis Data

Menurut (Sugiyono, 2008, 217), analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh secara sistematis, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting mana yang perlu dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Adapun tahapan analisis data dalam penelitian ini, menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing Data

Editing data adalah pengecekan data yang telah diperoleh secara

berulang-ulang. Pengecekan ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas data yang diperoleh. b. Kategorisasi

(33)

c. Penafsiran Data

Dalam penelitian kualitatif, tujuan penafsiran data ialah untuk mencapai teori subtantif. Adapun yang dimaksud dengan teori subtantif adalah suatu teori dasar, dimana peneliti harus menampakkan atau menjabarkan metafora atau rancangan yang telah dikerjakannya dalam analisis dengan bahasanya sendiri. (Moleong 2006, 251)

Dengan kata lain, penafsiran data adalah penulisan teori setelah menyelesaikan tahap penyusunan kategori dan hipotesisi kerja dengan disiplin bahasa masing-masing peneliti. Menurut Moleong, ada beberapa penulisan teori yaitu cara argumentasi, deskripsi, perbandingan, analisis proses, analisis sebab-akibat, dan pemanfaatan analogi. Pada penafsiran data kali ini, peneliti menggunakan cara deskripsi.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer, yaitu hasil dari wawancara dan pengamatan penulis, seperti sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data.

(34)

3.6 Keabsahan Data

Penelitian kualitatif harus mengungkap penelitian yang objektif. Oleh karena keabsaahan data dalam sebuah penelitiansangatlah penting. Melalui proseskeabsahan data makavaliditas penelitian dapat tercapai. Dalam penelitianini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Menurut Moleong (207,330) “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu atau keperluanpengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Triangulasi dilakukan berdasarkan wawancara dengan informan. Teknik pengumpulan data juga dilakukan untuk melengkapi data primer dan data sekunder. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara dan hasil dokumentasi. Penulis mewawancarai staf atau pustakawan perpustakaan HKBP Nommensen Medan. Penulis juga melakukan kegiatan pengumpulan berbagai informasi dandata dari beberapa dokumen yaitu melalui buku , majalah,jurnal, hasilseminar maupun artikel.

2. Triangulasi Teori

(35)

3. Triangulasi Metode

(36)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

[image:36.595.121.519.354.579.2]

Informan dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan serta staf pegawai yang bekerja pada setiap divisi perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Adapun karakteristik informan penelitian pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Informan

(I)

Jabatan Lokasi Pendidikan

I1 Kepala Perpustakaan HKBP Nommensen Medan

Perpustakaan Univeritas HKBP Nommensen Medan

Sarjana (S1)

I2 Bagian Pengadaan dan Pengolahan

Perpustakaan Univeritas HKBP Nommensen Medan

Sarjana (S1)

I3 Bagian Sirkulasi Perpustakaan Univeritas HKBP Nommensen Medan

Sarjana (S1)

I4 Bagian PSI Pusat Sistem Informasi Universitas HKBP Nommensen Medan

Sarjana (S1)

(37)

4.1.1 Deskripsi Data

Data diperoleh dari sumber data, yaitu informan utama yang telah ditentukan. Data hasil wawancara dan observasi diolah berdasarkan kategori yang telah dibuat oleh peneliti yaitu dengan menggunakan kerangka PIECES. Kerangka PIECES terdiri dari Peformance, Information, Economy, Control, Efficiency dan

Service. Analisis menggunakan PIECES dilakukan guna mengetahui sistem

automasi yang ada pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan sesuai atau tidak dengan kebutuhan perpustakaan.

4.1.2 Temuan Penelitian

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di perpustakaan Universitas HKBP Nommesen Medan, peneliti menemukan hasil bahwa sistem automasi yang diterapkan oleh perpustakaan HKBP Nommensen Medan belum berjalan optimal terlihat dari masih ada koleksi yang belum masuk ke dalam OPAC terutama skripsi, kelengkapan input data dalam database, biaya operasional yang cukup mahal serta feed back untuk memberikan informasi kepada pemustaka masih lambat.

4.2 Hasil Analis

(38)

1. Peformance (Kinerja) 2. Information (Informasi)

3. Economy (Ekonomi)

4. Control (Kontrol/Keamanan)

5. Efficiency (Efisiensi) 6. Service (Layanan)

4.2.1 Peformance (Kinerja)

Indikator pertama yang digunakan ialah performance. Performance merupakan kinerja yang dilakukan oleh pustakawan untuk dapat mencapai tujuan sasaran dari perpustakaan dalam waktu tertentu. Setiap perpustakaan memiliki targetan yang harus dicapai, bukan hanya visi dan misi perpustakaan melainkan juga visi dan misi dari lembaga yang menaunginya. Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan memiliki visi dan misi yang sesuai dengan visi dan misi dari lembaga yang menaunginya. Hal ini terlihat dari gambaran umum perpustakaan HKBP Nommensen Medan.

Performance merupakan bagian yang terpenting di dalam perpustakaan.

(39)

“Sistem automasi sesuai serta mendukung visi dan misi perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan.”

Sistem automasi perpustakaan Universitas HKBP Nommensen di bangun untuk mendukung kinerja perpustakaan. Namun, sistem automasi ini masih belum sempurna. Hal ini terbukti dari pernyataan informan I1 yang merupakan stecholder perpustakaan Universitas HKBP Nommensen yang menyatakan

bahwa:

“Kondisi sistem automasi perpustakaan Universitas HKBP Nommensen masih belum sempurna.”

Ketidaksempurnaan sistem perpustakaan Universitas HKBP Nommensen saat ini bukan hal yang berdampak negatif. Ketidaksempurnaan sistem automasi tersebut tetap menjadi perhatian perpustakaan, untuk lebih diperbaiki melalui pembaharuan sistem yang mengikuti dengan perkembangan dan kebutuhan pemustaka pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen. Untuk itu, ketidaksempurnaan sistem automasi yang telah dicanangkan pihak perpustakaan untuk diperbaharui memiliki sisi positif bagi perpustakaan. Perpustakaan akan terus memperbaiki sistem automasi perpustakaan Universitas HKBP Nommensen, guna peningkatan kinerja perpustakaan dan pelayanan kepada penggguna ke arah yang lebih baik lagi sehingga sesuai dengan visi dan misi perpustakaan. Kondisi sistem automasi yang akan diperbaiki dan diperbaharui dinyatakan oleh informan I1, I2, I3 dan I4:

(40)

Pambaharuan sistem automasi yang dilakukan perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan berdampak terhadap peningkatan kinerja perpustakaan. Hal ini terlihat dari kegiatan kerumahtanggan perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan yang dilakukan oleh staf perpustakaan menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh informan I1, I2, I3 dan I4 yang menyatakan bahwasannya sistem automasi dapat mempermudah pekerjaan pustakawan sehingga kinerja perpustakaan semakin meningkat.

Dari pernyataan informan diatas maka tampak jelas bahwa terjadi peningkatan pada kinerja pustakawan. Peningkatan ini terjadi karena sistem automasi yang ada pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen dibangun dan disesuaikan dengan kebutuhan serta permintaan perpustakaan. Hal ini terbukti dari pernyataan informan oleh I1, I2, I3 dan I4 yang menyatakan bahwasannya sistem automasi dibangun sesuai dengan kebutuhan atau permintaan dari perpustakaan HKBP Nommensen.

Pernyataan informan di atas menunjukkan bahwa perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan mengalami peningkatan kinerja dengan sistem atomasi yang digunakan. Hal ini terlihat dari staf perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan yang dapat bekerja lebih efektif dan efisien guna tercapainya tujuan perpustakaan dan lembaga yang menaunginya.

(41)

atau kinerja yaitu pada bagian pengadaan dan pengolahan. Sedangkan untuk kinerja dalam pemberian pelayanan kepada pemustaka, perpustakaan masih belum cepat dan tanggap.

4.2.2 Information (Informasi)

Indikator kedua ialah Information (Informasi). Informasi berkaitan dengan akurasi dan relevansi informasi yang diberikan oleh perpustakaan maupun yang diterima perpustakaan. Informasi dapat menjadi bias atau menyesatkan bila informasi yang diberikan tersebut tidak akurat atau sumbernya tidak jelas. Informasi yang relevan dapat bermanfaat bagi pihak pemustaka maupun pihak pengelola. Pengorganisasian data, pembajakan dan keamanan data harus dikelola dengan baik agar data atau informasi yang dimiliki perpustakaan dapat tersimpan dengan baik.

Informasi yang dilayankan oleh perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan kepada pemustakanya relevan dan sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Hal ini terbukti dengan koleksi yang dilayankan perpustakaan seperti koleksi tercetak, artikel, jurnal, majalah, buku, skripsi, dan lain-lain serta koleksi elektronik seperti e-jurnal. Hal ini terlihat dari informan I1, I2, dan I3 yang menyatakan bahwa :

“Koleksi yang diadakan oleh perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan disesuaikan oleh kebutuhan pemustaka perpustakaan.”

(42)

pernyataan informan I1 sebagai stakeholder pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen bahwasannya Koleksi yang dilayankan pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan telah up to date.

Namun, pernyataan I1 berbeda dengan pernyataan I2, dan I3. Menurut mereka, koleksi yang dilanyakan memang telah up to date hanya saja untuk koleksi skripsi belum. Hal ini terlihat dari jawaban I2 dan I3 yang menyatakan bahwa koleksi skripsi dan disertasi belum diinput.

I1: “Koleksi telah masuk kedalam OPAC. Hanya skripsi yang belum.”

[image:42.595.125.498.421.684.2]

I2: “Setiap koleksi baru langsung di upload. Cuma untuk skripsi memang agak lambat untuk input datanya.”

(43)

Dari jawaban diatas maka dapat diketahui bahwa ada perbedaan pernyataan antara I1, dan I2, I3. Hal ini dikarenakan kontrol terhadap bagian pengadaan dan pengolahan yang masih kurang.

[image:43.595.113.522.368.692.2]

Pada kenyataannya bukan hanya koleksi yang dilayankan oleh perpustakaan HKBP Nommensen Medan masih belum up to date. Pada layanan web perpustakaan, koleksi skripsi juga belum diinput. Hal ini terlihat ketika dilakukan penelusuran skripsi pada web perpustakaan Univeristas HKBP Nommensen Medan yang tampil di layar hanya Nama, NIM, dan Judul skripsi. Sedangkan dokumen atau file skripsinya tidak ditemukan.

(44)

Gambar diatas jelas menunjukan bahwa kelengkapan data yang di input pada web perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan belum lengkap. Dokumen atau file skripsi tidak tercantum. Dengan demikian, banyak pemustaka yang merasa kesulitan dalam pencarian informasi yang dibutuhkan.

(45)
[image:45.595.119.507.117.633.2]
(46)

Gambar di atas jelas menunjukann bahwasannya kelengkapan informasi yang dilayankan perpustakaan kepada pemustaka belum maksimal. Judul koleksi belum dicantumkan. Padahal judul merupakan bagian penting bagi pemustaka dalam melakukan penenlusuran di OPAC. Hal ini jelas nantinya akan menyulitkan pengguna dalam temu kembali informasi.

4.2.3 Economy (Ekonomi)

Indikator ketiga ialah Economy (Ekonomi). Penilaian terhadap segi ekonomi mencangkup biaya dan keuntungan yang didapat dari sistem yang ada. Sistem dapat memberikan penghematan operasional dan keuntungan bagi instansi yang menerapkannya. Demikian juga halnya dengan sistem automasi perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Sistem automasi dapat menghemat biaya operasional dan memberikan keuntungan bagi perpustakaan. Sehubungan dengan hal ini, dapat dilihat jawaban dari informan I1 menyatakan bahwa:

“Untuk biaya operasional terjadi penghematan.”

(47)

maupun perubahan modul. Perpustakaan harus memanggil programmer dari luar. Berikut pernyataan informan I1 :

“Ada pengeluaran biaya tak terduga yang cukup mahal, dikarenakan setiap terjadi kesalahan atau kerusakan dan ketika ingin melakukan penambahan modul, perpustakaan harus memanggil programmer yang mengeluarkan biaya cukup besar. Sistem automasi dbangun berdasarkan keinginan perpustakaan.”

Sistem automasi tidak menjamin penghematan biaya pada perpustakaan. Sistem automasi yang berjalan dapat menghemat biaya namun tidak terlalu signifikan. Ini berarti tidak banyak penghematan atau keuntungan yang diperoleh dari sistem automasi yang ada.

4.2.4 Control (Keamanan)

Indikator keempat ialah control (keamanan). Fungsi kontrol lebih ditekankan kepada pengelola sistem automasi perpustakaan. Analisis ini meliputi pengawasan dan pengendalian dari sistem yang diterapkan. Sistem automasi Universitas HKBP Nommensen Medan tentunya memiliki sistem keamanan sendiri, pengelola harus dapat mengendalikan sistem dari kejahatan data seperti pembajakan, serangan virus yang dapat merusak data/informasi, serta kemudahan akses untuk pengamanan sistem.

(48)

Economy. Apabila fungsi Control dari perpustakaan belum maksimal maka

berdampak pada sistem lainnya. Pada perpustakaan Universitas HKBBP Nommensen Medan pernah terjadi pembanjakan akun staf perpustakaan yang dinyatakan oleh informan I1 :

“Pernah terjadi penyelewengan pada akun staf.”

Penyelewengan merupakan bagian dari pembajakan. Penyelewengan dapat terjadi karena berbagai alasan. Salah satunya karena kurangnya ketelitian dari staf perpustakaann. Hal ini terbukti dari pernyataan I1 bahwa penyelewengan terjadi karena staf tidak menyimpan login mereka, sehingga digunakan oleh pihak lain.

Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen melakukan fungsi pengawasan dan pengendalian terhadap sistem automasi mereka yang dipegang oleh kepala perpustakaan. Keamanan sistem automasi yang dibangun hanya dapat diketahui oleh pengelola saja tidak diorientasikan kepada pemustaka. Hal ini bersifat privasi dan tertutup karena merupakan bagian pengawasan dan pengendalian dari sistem yang diterapkan. Seperti peryataaan informan I1 yang menyatakan :

“Sistem control berada ditangan kepala perpustakaan. Saya dapat mengontrol pekerjaan seluruh staf dari jarak jauh kecuali bagian pengadaan dan pengolahan. Staf perpustakaan harus login ketika mereka bekerja sehingga pekerjaan mereka dapat saya pantau dengan jarak yang jauh. Password setiap staf berbeda.”

(49)

“Kontrol perpustakaan dipegang oleh kepala perpustakaan. Kami hanya memfasilitasi jaringan dan server penyimpanan saja. kontrol sistem automasi ada pada kepala perpusstakaan.”

Setiap membangun sistem yang baru tentu memiliki kendala bagi setiap instansi termasuk perpustakaan. Membangun sistem automasi tentunya juga menyiapkan server dan hardware yang sesuai. Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan tidak luput dari kendala dalam penerapan sistem automasi mereka. Seperti pernyataan I1, bahwa kendala utama perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan ialah server dan jaringan. Kendala tersebut terjadi karena server dan jaringan perpustakaan sama dengan server dan jaringan lembaga yang menaunginya. Hanya ada satu server untuk seluruh aktivitas yang ada dibagian PSI. Hal ini dijelaskan oleh I1 yang menyatakan sebagi berikut :

“Kendala yang sering dihadapi ialah jaringan. Ketika terjadi kerusakan di bagian PSI , maka perpustakaan tidak dapat menjalankan sistem automasi/ sistem kerumahtanggan. Selain itu, server perpustakaan dan universitas hanya memiliki 1 server yang ada di bagian PSI.”

Kendala ini sangat mengganggu aktifitas dari perpustakaan. Apabila jaringan rusak, maka perpustakaan tidak dapat melaksanakan aktifitasnya dengan maksimal. Hanya divisi pengembalian yang dapat menjalankan pekerjaannya. Hal ini dibenarkan dengan pernyataan informan I2 yang menyatakan sebagai berikut :

“Bila jaringan rusak, perpustakaan bekerja tidak maksimal. Hanya bagian sirkulasi pengembalian yang berjalan.”

(50)

memperlihatkan, bahwa perpustakaan tidak dapat bekerja secara optimal dikarenakan perpustakaan tidak memiliki server dan jaringan sendiri. Sehingga, dalam melakukan input, proses dan output mereka terkendala.

Sementara itu, masalah lain yang ditemukan pada perpustakaan HKBP Nommensen Medan ialah sering terjadi kerusakan pada sistem atau error sistem yang menyebabkan kegiatan kerumahtanggaan perpustakaan menjadi terhambat. Staf perpustakaan HKBP Nommensen Medan mengetahui hal tersebut, namun tidak memperbaiki kerusakan yang terjadi. Hal ini bukan karena perpustakaan tidak ingin memperbaiki kerusakan yang terjadi melainkan, karena perpustakaan tidak mempunyai staf yang ahli dalam menangani masalah ini. Perpustakaan harus memanggil programmer dari luar, yang menyebabkan perpustakaan memerlukan waktu yang cukup lama dalam memperbaiki kerusakan yang terjadi.

4.2.5 Efficiency (Efisiensi)

Indikator ke empat yaitu Efficiency (Efisiensi). Efisiensi merupakan sebuah langkah penghematan yang dilakukan oleh sebuah instansi atau perpustakaan dalam penerapan sistem automasi. Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber tersebut dapat digunakan secar optimal. Analisis ini dapat merangkum dari kelima analisis lainnya, yaitu Performance, Information,

Economy, Control dan Service. Efisiensi yang paling utama ialah efisinensi

(51)

pengguna. Infrastruktur perpustakaan salah satunya dengan pengadaan sistem yang terotomasi.

Sistem automasi pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan memberikan effisiensi kepada pemustakanya. Hal ini terlihat dari jawaban I1, I2, I3 dan I4 yang menyatakan bahwa sistem autoamsi memberikan efisiensi layanan kepada pemustaka dengan layanan automasi perpustakaan yang telah open access.

Penerapan sistem automasi bertujuan untuk mengoptimalkan interaksi perpustakaan dengan pemustaka. Dengan kemajuan teknologi dan informasi, pemustaka tidak perlu datang lagi keperpustakaan dan pemustaka tidak kesusahan lagi dalam mencari informasi yang ada di perpustakaan. Pemustaka dapat mengakses dari luar perpustakaan melalui web perpustakaan. Hal ini juga diterapkan pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan yang telah memiliki OPAC dan web perpustakaan. Berikut pernyataan informan I1, I2, I3 dan I4 yang menyatakan bahwa:

(52)
[image:52.595.121.508.117.377.2]

Gambar 4.4 Tampilan OPAC perpustakaan UHN

Penerapan sistem automasi yang telah open access memang dapat mengoptimalkan interaksi dengan pemustaka. Selain itu, sistem automasi juga dapat menjangkau pemustaka lebih dekat dengan perpustakaan. Hal ini ditegaskan oleh informan I1, I2, I3 dan I4 bahwasannya sistem automasi dapat menjangkau lebih dekat terhadap perpustakaan.

(53)

“Hanya saja, masih sering terjadi kerusakan atau kendala dalam sistem autoamsi yang menyebabkan sistem sering error.”

Masalah di atas dapat terjadi karena kontrol dari perpustakan yang kurang. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, apabila fungsi Control dari perpustakaan belum maksimal maka berdampak pada sistem lainnya. Control mencangkup semua pekerjaan perpustakaan yang berhubungan kinerja perpustakaan, informasi yang dilayankan serta biaya yang dikeluarkan.

4.2.6 Service (Layanan)

Kategori terakhir ialah Service (Layanan). Peningkatan pelayanan memperlihatkan kategori yang sangat beragam. Penerapan sistem automsi perpustakaan harus dapat meningkatkan pelayanannya sesuai dengan kebutuhan dari pemustaka. Salah satu yang memudahkan pelayanan yaitu dengan mengadakan sistem automasi.

Sistem automasi pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan memberikan kemudahan pelayanan dari perpustakaan kepada pengguna. Seperti yang dibahas sebelumnnya, perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan telah menerapkan sistem automasi dengan layanan open access berbasis internet, yang memudahkan pemustaka untuk mencari informasi yang mereka butuhkan. Selain itu, pemustaka juga dapat berinteraksi dengan perpustakaan melalui web perpustakaan.

(54)

antara perpustakaan dan pemustaka. Komunikasi yang dibangun oleh perpustakaann Universitas HKBP Nommensen Medan dengan pemberian kritik dan saran dari pemustaka melalui fasilitas web perpustakanan. Hal ini dinyatakan oleh informan I1 dan I4 ynag menyatakan bahwa :

“Pemustaka dapat memberikan kritik dan saran kepada perpustakaan

[image:54.595.119.508.293.557.2]

melalui web perpustakaan yang terhubung dengan sistem automasi”

(55)
[image:55.595.115.516.117.391.2]

Gambar 4.6 Tampilan respon pemustaka perpustakaan yang masuk

Interkasi yang dibangun oleh pemustaka telah berjalan di web perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan, namun belum menjadi hal yang utama. Beberapa pemustaka memberikan respon kepada perpustakaan. Untuk pemberian respon terhadap pertanyaan, kritik maupun saran dari pemustaka, perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan akan memberi jawaban melalui e-mail.

(56)

pertanyaan-pertanyaan dari pengguna. Sehingga informasi yang dibutuhkan oleh pengggguna tidak semua dapat terpenuhi.

Ada beberapa pemustaka yang mengeluh akan layanan yang diberikan perpustakaan. Pemustaka mengeluh akan layanan yang terkadang lambat memberikan respon terhadap pertanyaan pengguna, keluhan akan kinerja staf perpustakaan serta keluhan akan sistem yang berjalan lambat dan error sistem yang terjadi pada saat pemustaka menelusur. Hal ini disampaikan oleh informan I1 yang dapat mengontrol seluruh sistem automasi yang menyatakan bahwa:

“Ada beberapa pemustaka yang mengeluh tentang layanan dan juga kinerja staf perpustakaan. Pemustaka mengeluh dengan layanan yang terkadang lambat atau error sistem ketika menelusur.”

Dari jawaban di atas terlihat jelas bahwa layanan yang diberikan perpustakaan belum dapat memberi kepuasan kepada pemustaka. Hal ini terjadi dikarenakan kontrol dari perpustakaan yang masih mengalami masalah, yang menyebabkan pelayanan terhadap pemustaka menjadi terganggu.

(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan observasi yang telah peneliti lakukan, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa evaluasi penerapan sistem automasi pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan cukup baik. Hal ini berdasarkan analisis yang telah peneliti lakukan dengan menggunakan kerangka PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Efficiency dan Service). Namun, masih banyak hal yang perlu ditingkatkan dari penerapan sistem automasi perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan diantaranya fungsi kontrol perpustakaan yang masih kurang.

Berikut kesimpulan hasil analisis yang diperoleh oleh peneliti :

1. Peformance (Kinerja)

Sistem automasi dapat meningkatkan kinerja dari staf perpustakaan Universitas HKBP Nommensen. Staf merasa lebih mudah dalam menjalankan pekerjaanya dengan sistem automasi yang sekarang bernama SIPUHN. Namun, dalam memenuhi kebutuhan pemustakanya kinerja perpustakaan dengan sistem automasi yang ada belum maksimal.

2. Information (Informasi)

(58)

dilayankan belum up to date terutama untuk skripsi. Kelengkapan input data file buku juga kurang.

3. Economy (Ekonomi)

Sistem automasi Universitas HKBP Nommensen Medan tidak menjamin penghematan biaya pada perpustakaan. Ada pengurangan biaya ekononi namun tidak terlalu signifikan.

4. Control (Keamanan)

Sistem automasi Universitas HKBP Nommensen Medan aman digunakan, karena dikendalikan oleh kepala perpustakaan. Namun, dalam pengelolaan informasi fungsi kontrol masih kurang, terlihat dari sering terjadi error dan kerusakan pada sistem ketika pemustaka ingin melakukan penelusuran pada sistem automasi perpustakaan

5. Efficiency (Efisiensi)

Pelayanan yang diberikan pada sistem automasi Universitas HKBP Nommensen Medan Belum optimal. Penyediaan koleksi dan pemberian tanggapan atau umpan balik kepada pemustaka perpustakaan masih lambat. Dari segi ekonomi/keuangan juga belum berdampak signifikan dalam penghematan biaya.

6. Service (Layanan)

(59)

5.2 Saran

Dari kesimpulan pang peneliti lakukan maka peneliti memberikan saran bagi perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan sebagai berikut :

1. Hendaknya perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan membangun komunikasi dua arah melalui web perpustakaan sehingga pemustaka mendapatkan feed back yang cepat.

2. Hendaknya perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan lebih teliti dalam menjaga keamanan sistem automasi

3. Diharapkan perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan memiliki staf yang ahli dalam menjalankan sistem automasi perpustakaan (programer) dan juga server perpustakaan sendiri.

4. Hendaknya Sistem automasi perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan yang sering di upgrate untuk mengurangi terjadinya error pada sistem automasi.

5. Untuk menghemat biaya, waktu dan juga informasi yang dihasilkan diharapkan perpustakaan Universitas HKBP Nommensen dapat meningkatkan fungsi kontrol sistem automasi.

(60)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily 2000, 220). Sedangkan Yunanda (2009, 17), mengemukakan “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.”

Arikunto (2009, 3) bahwa mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (bersifat kuantitatif), menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (bersifat kualitatif), dan evaluasi meliputi kedua langkah tersebut di atas.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Matthews (2007,7) bahwa evaluasi adalah “Proccess of delineating, obtaining and providing useful information for

judging decision alternatives.” Artinya, evaluasi merupakan proses

(61)

(providing), informasi yang berguna (useful information) dan alternatif keputusan (decision alternatives).”

Menurut Djali dan Pudji (2008, 1) evaluasi merupakan “proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi”.

Dari uraian di atas maka pengertian evaluasi ialah sebuah proses penilaian yang terstuktur berdasarkan data kuantitatif yang digunakan sebagai penentuan kebijakan dalam mengambil sebuah keputusan.

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2002, 13), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.Crawford (2000, 30), tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah :

1. Untuk mengetahui apakah tujuan tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.

2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil. 3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.

(62)

2.1.2 Standar Evaluasi

Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama (Umar, 2002, 40), yaitu;

1. Utility (manfaat)

Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.

2. Accuracy (akurat)

Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi.

3. Feasibility (layak)

Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.

2.1.3 Teknik Evaluasi

Terdapat beberapa teknik evaluasi sistem yang dapat dilakukan untuk mengetahui sistemtelah berjalan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan atau tidak. Suatu sistem informasi dapat dievaluasi menurut 3 ukuran (Davis, 1988, 3) yaitu :

1. Evaluasi Teknis

Evaluasi teknis atas aplikasi baru menyelidiki apakah secara teknis layak untuk menjalankan pengolahan informasi yang di usulkan. Banyak aplikasi yang di luar jangkauan kemampuan teknis dari peangkat keras dan perangkat lunak yang tersedia untuk pemakaian.

2. Evaluasi Operasional

Pertimbangan kelayakan operasional bertahan dengan masalah apakah data masukan dapat disediakan dan keluaran dapat diutamakan dan benar dipakai. Misalnya, secara teknis adalah mungkin bagi penjual untuk mengadakan hubungan telepon dengan pebei dalam setiap penjualan, tetapi secara operasional hal ini tidak praktis.

3. Evaluasi Ekonomis

(63)

2.2 Sistem Automasi Perpustakaan

Menurut McLeod (2001, 12), “A System is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving an objective.” Secara garis

besar dapat diartikan bahwa sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Pendapat James Hall (2001, 5), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusufsistem adalah sekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).

Sistem dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Sementara itu, di perpustakaan terdapat istilah sistem automasi. Istilah untuk automasi banyak dipakai untuk menyatakan konsep pemanfaatan Teknologi Informasi di perpustakaan adalah otomasi perpustakaan (library automation). Sistem automasi perpustakaan sering disebut dengan sistem perpustakaan terintegrasi (Integrated Library System) sering juga diistilahkan dengan penggunaan teknologi informasi pada perpustakaan, di mana kegiatan perpustakaan dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi.

Beberapa defenisi dari Otomasi perpustakaan menurut para ahli sesuai kajian Miyarso Dwie Aji :

(64)

(1994:96), pengertian automasi mencakup konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak dan atau swakendali dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut. Salim (1991:1067), Otomasi perpustakaan adalah suatu sistem atau metode yang menggunakan peralatan untuk menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan rutin.

Dari penjelasan diatas maka pengertian automasi ialah proses perubahan dari konvensional menggunakan tenaga manusia kedalam bentuk digital dengan menggunakan alat atau mesin.

2.2.1 Alasan Melakukan Automasi

Setiap perpustakaan memiliki alasan untuk menggembangkan sistem kerumahtanggannya dari sistem konvensional menjadi sistem menggunakan komputer, baik berupa alasan sfesifik maupun alasan yang berlaku umum bagi semua perpustakaan.

(65)

2.2.2 Tujuan Automasi

Automasi perpustakaan diperlukan untuk meningkatkan mutu layanan kepada pengguna dan dapat meningkatkan kemampuan perpustakaan agar dapat mengikuti pertambahan banyaknya koleksi, banyaknya transaksi, dan resource sharing dengan perpustakaan lainnya. Menurut Widodo Adapun tujuan automasi

perpustakaan adalah:

1. Untuk meningkatkan pelayanan, mempercepat, mengefisienkan dan mengakurasi pekerjaan

2. Untuk memberi keleluasaan akses informasi 3. Untuk meningkatkan akses ke perpustakaan lain 4. Untuk memenuhi tuntutan perkembangan TI 5. Untuk meningkatkan prestise/citra

6. Agar perpustakaan tidak terisolasi 7. Untuk menyebarkan informasi

8. Untuk mengembangakan kerjasama dan “resource sharing”

2.2.3 Penerapan Sistem Automasi Perpustakaan

(66)

Para pakar menyatakan TI adalah 3C yaitu Communication, Computer, dan Content. Dalam ruang lingkup perpustakaan TI diartikan sebagai aplikasi

komputer dan teknologi lain untuk pengadaan, pengolahan, penyimpanan, temu kembali, dan penyebaran informasi (Duval, 1992, 245) dalam kajian Hasugian (2009,167). Pemanfaatan komputer pada sistem kerumahtanggaan perpustakaan bukanlah merupakan suaatu fenomena baru.

Pola tradisional atau konvensional untuk mengelola perpustakaan semakin hari semakin dirasakan tidak dapat lagi menghandel ledakan informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pengguna. Pola tradisional mengolah perpustakaan berangsur-angsur harus dialihkan kepada pola pengelolaan yang berorientasi kepada penerapan TI. Di sisi lain, pengguna perpustakaan telah mulai familiar dengn TI khususnya komputer untuk melakukan pencarian informasi yang dibutuhkannya.

(67)

Di sisi lain, ternyata masih banyak perpustakaan yang belum mempunyai pengalaman pada pemanfaatan komputer. Para pustakawan di berbagai jenis perpustakaan diperkirakan masih banyak yang belum memiliki pengetahuan yang memadai dalam bidang ini. Ironisnya, diduga masih ada iantara elit pengelola perpustakaan yang masih merasa alergi dengan TI. Mereka secara konservatif bercokol mempertahankan pola pengelolaan konvensional dengan memunculkan berbagai alasan yang irasional.

Keadaan yang demikian menyebabkan pengembangan perpustakaan dirasa lamban karena pustakawan masih enggan bahkan mungkin tidak mampu berkomunikasi dengan baik dengan para profesional di bidang komputer yang seharusnya menjadi mitra kerja yang dapat diajak bekerjasama untuk pengembangan sistem kerumahtanggaan perpustakaan yang berbasis TI.

(68)

tentang konsep dasar sistem kerumahtanggan perpustakaan, dan faktor pemilihan sistem.

2.2.4 Pemilihan Sistem Automasi

Proses pemilihan sistem adalah salah satu faktor penting yang harus dilalui dalam usaha mengembangkan sistem kerumahtanggaan perpustakaan yang berbasis komputer. Metode pengembangan sistem kerumahtanggaan perpustakaan yang berbasis komputer ini disebut juga sebagai metode automasi perpustakaan. 2.2.4.1 Metode Pemilihan Sistem

Metode adalah cara untuk mencapai suatu tujuan. Automasi perpustakaan pada hakekatnya untuk meningkatkan kualitas perpustakaan kepada pengguna. Untuk mencapai tujuan itu perpustakaan dapat melakukan berbagai cara atau metode dalam pemilihan sistem yang sesuai.

Corbin (1985, 9-14) yang dikutip membagi metode automasi perpustakaan menjadi 4 (empat) yaitu sebagai berikut :

1. Membeli sistem jadi (Turnkey Systems)

2. Mengadaptasi sistem dari perpustakaan lain ( AdaptedSystem) 3. Mengembangkan sistem lokal (locally development )

4. Menggunakan bersama sistem dari perpustakaan lain (shared systems)

(69)

dalam melilih sistem yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan itu sendiri.

2.3 Kerangka PIECES (Framework)

Dalam melakukan evaluasi sistem informasi, terdapat bermacam-macam pengukuran, salah satu diantaranya adalah PIECES. Kerangka kerja PIECES terdiri dari Performance, Information/Data, Economic, Control/Security, Efficiency, Service. Kerangka kerja ini dapat digunakan untuk menganalisa baik

pada sistem manual maupun sistem yang berbasis komputer.

Al fatta (2007,51) menyatakan bahwa analisis PIECES terdiri dari: 1. Kinerja

Adalah kemampuan menyelesaikan tugas pelayanan dengan cepat sehingga sasaran tujuan dapat tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu tanggap. Jumlah produksi adalah jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan selama jangka waktu tertentu. Bagian pemasaran kinerjanya diukur berdasarkan volume pekerjaan atau pangsa pasar yang diraih atau citra perusahaan. Waktu tanggap adalah keterlambatan rata-rata antar

Gambar

Tabel 3.1 Identifikasi Informan
Tabel 4.1 Karakteristik Informan
Gambar 4.1 koleksi skripsi perpustakaan UHN Medan yang belum diinput
Gambar 4.2 Tampilan skripsi pada web perpustakaan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dan pada halaman ini juga akan dijelaskan bagaimana langkah-langkah dalam melakukan proses tambah noise pada citra awal dan melakukan reduksi noise pada citra bernoise

“Pengawasan adalah usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja secara terus- menerus diawasi dan jika manajemen ingin tetap berada dalam

Tujuan dari konvensi ini adalah melindungi dan melestarikan lingkungan laut dari segala bentuk pencemaran yang menimbulkan kewajiban bagi peserta protokol untuk

Berikut adalah peranan amerika Serikat di kawasan Pasifik, yaitu: • Peranan Amerika Serikat di Asia Tenggara Amerika memiliki pengaruh besar di kawasan Asia Tenggara

Pada hemat peribadi saya,punca-punca berlakunya pencemaran alam sekitar di Malaysia yang dominan ialah kerana sikap individu dan organisasi yang tidak bertanggungjawab.Hal ini

Hal ini menunjukkan bahwa pada saat uji lentur beban yang diberikan pada penampang baja utuh dari benda uji balok baja kastela tersalurkan sampai ke bawah atau gaya lintang dari

Pengecualian kategoris dimana usaha tersebut kategoris dikeluarkan dari analisis lingkungan rinci jika memenuhi kriteria tertentu yang agen federal sebelumnya telah ditentukan sebagai

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan kuasanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis skripsi ini dalam memenuhi persyaratan