Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Guru DPK MA DarulUlum Purwogondo Kalinyamatan Jepara
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas XII Bahasa yang berjumlah 39 siswa yang terdiri dari 18 laki laki dan 21 perempuan. Penelitian dilaksanakan melalui dua siklus. Prosedur yang dilakukan dalam setiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil refleksi dari setiap siklus dijadikan sebagai perencanaan perbaikan untuk siklus berikutnya. Analisis data dari hasil belajar, dianalisis dengan deskriptif komparatif sedangkan data hasil observasi dianalisis dengan deskriptif kualitatif kemudian dikategorikan Tinggi, Sedang, Rendah. Hasil penelitian diperoleh prosentase ketuntasan dalam proses pembelajaran sebagai berikut : Siklus I (pertama) mencapai 55% 2). Siklus II (dua) mencapai 85% kategori baik.
© 2015 Didaktikum
Kata Kunci: model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa.
PENDAHULUAN
Tujuan pendidikan adalah pembentukan manusia yang bukan hanya dapat menyesuaikan diri hidup di dalam masyarakatnya, melainkan lebih dari itu, mampu menyumbang bagi penyempurnaan masyarakat itu sendiri. Para lulusan bukan hanya menghayati dan menginternalisasi nilai-nilai yang hidup di dalam masyakat, akan tetapi juga apabila perlu mampu mendeteksi kekurangannya sehingga memungkinkan penyempurnaannya. Perubahan-perubahan yang terjadi di sekeliling kita , terutama yang diakibatkan oleh Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan pesatnya sehingga “bekal” pendidikan yang diterima siswa tidak akan memadai, sebab mereka harus menghadapi dunia yang pada hakikatnya telah berbeda karakternya apabila dibandingkan dengan keadaan sebelumnya (J.J. Hasibuan dkk., 2000: 9).
Ada tiga bagian penting dalam dalam proses pendidikan yaitu meliputi input, proses, dan output. Input atau masukan terdiri dari siswa, guru, media. Proses adalah interaksi dalam kegiatan belajar mengajar dan output adalah hasil yang diinginkan setelah mengalami proses belajar mengajar. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor intern yang berupa inputnya maupun ekstern yang mempengaruhi selama proses belajar mengajar. Untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dapat dilihat dari nilai yang diperoleh maupun kemampuan bersosialisasi dalam masyarakat.
pembelajaran. Dalam hal ini guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu siswa berkenaan dengan kesulitan belajar yang sedang dihadapi. Begitu pula dalam proses pembelajaran guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, guru bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar aktif dan dinamis (Slameto,1995:97).
Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan oleh dikuasainya materi pelajaran oleh siswa. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dinyatakan dengan nilai. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran Sejarah menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya motivasi belajar, tentu guru perlu mereleksi diri untuk dapat mengetahui faktor faktor penyebab ketidakberhasilan siswa dalam pelajaran Sejarah. Sebagai guru yang baik dan profesional, permasalahan ini perlu ditanggulangi dengan segera.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penerapan model pembelajaran konstruktivisme menjadi alternatif untuk meningkatkan pemahaman siswa mata pelajaran Sejarah, pada materi pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap masyarakat.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran Sejarah, sehingga kemungkinan akan dapat mempengaruhi hasil belajar Sejarah. 2. Terbatasnya kompetensi yang dimiliki guru,menyebabkan proses penyampaian materi Sejarah
tidak tepat sasaran.
3. Rendahnya hasil belajar Sejarah kelas XII Bahasa menunjukkan rendahnya motivasi belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas.
Tujuan diadakan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi belajar,pada pembelajaran Sejarah, materi Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap masyarakat dapat meningkatkan pemahaman siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada mata pelajaran Sejarah kelas XII Bahasa semester genap. Subyek dalam dalam penelitian ini adalah kelas XII Bahasa dengan jumlah siswa sebanyak 39 terdiri dari 18 laki-laki dan 21 perempuan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menggunakan sumber data Siswa Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar, guru untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi model pembelajaran konstruktivisme, kolaborator sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif baik dari siswa maupun guru.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas mata pelajaran Sejarah kelas XII Bahasa semester genap KD Menganalisis pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap masyarakat, dilakukan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi siswa kelas XII Bahasa berjumlah 39 siswa yang terdiri dari 18 laki laki dan 21 perempuan, sebagian besar siswa kelas XII Bahasa tingkat pemahaman terhadap mata pelajaran Sejarah rendah.
Rendahnya pemahaman terhadap mata pelajaran Sejarah, pada materi pengaruh Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap masyarakat menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya motivasi belajar siswa dan rendahnya guru dalam mengelola pembelajaran. Untuk mengetahui penyebab rendahnya pemahaman siswa pada materi pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terrhadap masyarakat, tentu guru perlu mereleksi diri untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswa dalam pembelajaran Sejarah. Permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera.
Berdasarkan hal tersebut, penggunaan model pembelajaran konstruktivisme menjadi alternatif untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Tindakan siklus 1 dilaksanakan terdiri atas 4 (empat) tahapan. Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi.
Adapun hasil dari sikuls I adalah sebagai berkut:
Tabel 1. Kategori Hasil Belajar Siklus I
Kategori Nilai Jumlah siswa Prosentase Ketuntasan
Baik 70-100 21 55 Tuntas
Cukup 50-69 18 45 Belum Tuntas
Kurang 10-49 0 0 -
Jumlah 39 100%
Grafik 1. Kategori Hasil Belajar Siklus I
0 10 20 30 40 50 60 70 80
1 2 3
Series2
Pada pembelajaran siklus I, sebelum mengerjakan tugas guru hanya menyampaikan pokok materi dengan peta konsep, maka motivasi siswa masih rendah,ini terlihat dari keaktifan siswa untuk memberikan tanggapan atau menjawab ketika mempresentasikan tugas, siswa masih didorong guru untuk aktif, baik dalam mengajukan pertanyaan atau menanggapi pertanyaan dari temannya. Hal ini berpengaruh terhadap hasil tes akhir pembelajaran siklus I dari 39 siswa,siswa yang tuntas hanya 21 siswa ( 55 %)
Adapun Siklus II dilaksanakan dilakukan tahapan yang sama selayaknya pada siklus I, dan dihasilkan sebagai berikut:
Tabel 2. Kategori Hasil Belajar Siklus II
Kategori Nilai Peserta didik Presentase (%) Ketuntasan
Baik 70-100 33 85 Tuntas
Cukup 50-69 6 15 Belum Tuntas
Kurang 10-49 0 0 -
Jumlah 39 100
Grafik 2. Kategori Hasil Belajar Siklus II
Pada pembelajaran siklus II setelah guru menyampaikan materi dengan Peta Konsep kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video yang mengambarkan hasil Ilmu pengetahuan dan Teknologi pada masa lampau, sehingga mampu menarik siswa dalam proses pembelajaran, dapat membangkitkan motivasi, tanggapan dan pertanyaan terus bermunculan saat siswa mempresentasikan tugas. Hal ini berpengaruh terhadap hasil tes akhir pembelajaran pada siklus II, dari analisis hasil belajar menunjukkan adanya peningkatan, pada siklus I siswa yang tuntas 21 siswa (55 %). Pada siklus II yang tuntas 33 siswa (85%).
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan siklus I dan siklus II yang telah dilakukan peneliti,maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran Sejarah,KD Menganalisis perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia,materi Pengaruh Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar dari siklus I
0 20 40 60 80 100 120 140
1 2 3
Series2
meningkatkan motivasi belajar siswa, aktivitas dan partisipasi dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran konstruktivisme dalam mata pelajaran Sejarah dapat menjadikan proses belajar mengajar berpusat pada siswa dan lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat PLP. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Leraning (CTL)). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Driver, R. (1988). Changing conceptions. Centre for Student in Science and Mathematics Education, University of Lees
Fosnot, C.T. (1989). Equiring Teacher Equiring Learners. A Constructivist Approach for Teaching. New York: Teachers Colloge Press
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara
Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. 2000. Proses Belajar Mengajar. Bandung :PT Remaja Rosdakarya.