• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pusat Wisata Kopi Sidikalang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pusat Wisata Kopi Sidikalang"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

( TEMA : ARSITEKTUR TROPIS )

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2012/2013

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

THOMMY JOHN PIETER SITEPU 08 0406 042

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

(2)

( TEMA : ARSITEKTUR TROPIS )

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2012/2013

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

THOMMY JOHN PIETER SITEPU 08 0406 042

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

(3)

( TEMA : ARSITEKTUR TROPIS )

Oleh :

THOMMY JOHN PIETER SITEPU

08 0406 042

Medan, April 2013

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur Ir. Basaria Talarosha, M.T.

NIP: 196501091995012001

Wahyu Abdillah, S.T.

NIP: 197308102002121001

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. N. Vinky Rahman, M.T.

(4)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A)

Nama : Thommy John Pieter Sitepu

Nim : 080406042

Judul Proyek Akhir : Pusat Wisata Kopi Sidikalang

Tema Proyek Akhir : Arsitektur Tropis

Rekapitulasi Nilai :

Nilai A B+ B C+ C D E

`

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

Waktu Paraf Paraf Koordinator

TKA-490

No Status Pengumpulan

Laporan

Pembimbing I

Pembimbing II

1 LULUS

LANGSUNG

2 LULUS

MELENGKAPI

3 PERBAIKAN

TANPA SIDANG

4 PERBAIKAN

DENGAN SIDANG

5 TIDAK LULUS

Medan, April 2013

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490

Ir.N.Vinky Rahman, M.T. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc

(5)

Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-migas yang kini banyak

dikembangkan di berbagai daerah. Obyek wisata yang paling lama berkembang

adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek

wisata oleh Pemerintah telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor

non-migas. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi

wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap. Indonesia sendiri sebagai negara

agraris memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Berbagai jenis hasil pertanian

dapat dijumpai disetiap daerah, mengingat iklim tropis di Indonesia mendukung

pertumbuhan komoditas pertanian. Rangkaian kegiatan pertanian dari budidaya

sampai pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan pariwisata.

Dengan menggabungkan kegiatan agronomi dengan pariwisata banyak

perkebunan-perkebunan besar di Indonesia dikembangkan menjadi obyek wisata

agro. Diantara berbagai jenis agrowisata yang ada di Indonesia salah satu yang

paling menarik untuk dikembangkan adalah kopi. Kopi merupakan salah satu

komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa

Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki

kontribusi yang cukup tinggi. Komoditi kopi juga merupakan komoditi yang

dikonsumsi di dalam negeri. Selain itu, kopi merupakan salah satu komoditas

ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan

banyak sektor. Sebagai daerah yang memiliki tanah yang subur, panorama yang

indah, dan salah satu penghasil biji kopi terbaik didunia, Sidikalang mempunyai

potensi yang sangat besar untuk pengembangan konsep agrowisata kopi. Manfaat

lain yang dapat dipetik dari mengembangkan agrowisata kopi ini adalah

disamping dapat menjual jasa dari wisata agro kopi, daya tarik keindahan alam,

seni dan budaya, sekaligus menuai hasil dari penjualan produk olahan kopi

sehingga disamping memperoleh pendapatan dari sektor jasa dan penjualan

produk olahan kopi sekaligus lebih menambah wawasan, pengalaman dan

pengetahuan tentang kopi.

(6)

Tourist attraction is the non-oil foreign exchange earner that is now being

developed in various regions. Tourist attraction is the longest growing tourist

attraction that features natural beauty, arts and culture. A tourist attraction by the

Government has been recognized as the largest foreign exchange earner of the

non-oil sector. Given the natural beauty to be a strong attraction for tourists, the

potential is exciting to be tilled. Indonesia itself as an agricultural country has a

vast farmland. Various types of agricultural products can be found in each area,

given the tropical climate in Indonesia to support the growth of agricultural

commodities. A series of agricultural activities to post-harvest cultivation can be

used as a main attraction for tourism activity. By combining with many tourism

activities agronomic large plantations in Indonesia developed into agro tourism.

Among the various types of agro-tourism in Indonesia one of the most attractive

for development is coffee. Coffee is one of the important commodity traded in the

world wide. For Indonesia, coffee is one of the commodity trade has contributed

to high. Commodity coffee is also a commodity that is consumed domestically. In

addition, coffee is one of the export commodity that can create employment,

involving many sectors. As a region that has fertile soil, beautiful scenery, and

one of the biggest's best coffee beans in the world, Sidikalang has huge potential

for the development of agro-tourism concept of coffee. Another benefit to be

gained from developing agrotourism this coffee is in addition to selling the

services of the coffee agro tourism, attraction natural beauty, arts and culture, as

well as reap the proceeds from the sale of processed coffee products so that in

addition to earn income from the service sector and refined product sales of coffee

(7)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat

dan Karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tersusun tepat pada

waktunya. Laporan ini berisikan penjelasan mengenai proyek Tugas Akhir dari penulis

yang berjudul “ Pusat Wisata Kopi Sidikalang “. Pada tahapan ini terdapat latar belakang, deskripsi proyek , elaborasi tema , analisa dan konsep dari perancangan

bangunan “Pusat Wisata Kopi Sidikalang“ ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Dosen pembimbing I Ibu Ir. Basaria Talarosha, M.T., selaku dosen pembimbing 1

atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi, masukan-masukan dan

motivasi yang diberikan kepada penulis.

2. Dosen pembimbing II Bapak Wahyu Abdillah, S.T., selaku dosen pembimbing 2

atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi, masukan-masukan dan

motivasi yang diberikan kepada penulis.

3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT. selaku Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara dan bapak Imam Faisal Pane,S.T., M.T. selaku

Sekretaris Departemen Arsitektur , Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

yang telah memfasilitasi Tugas Akhir penulis dari awal hingga akhir.

4. Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc selaku koordinator Tugas Akhir, Departemen

Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah mengkordinir

seluruh peserta Tugas Akhir agar dapat tepat waktu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

6. Orang tua saya yang tercinta, Bapak dr. D. Sitepu, Sp. PD dan Ibu S.S. Tarigan,

atas segala doa, support, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini.

7. Kepada kakak-kakak saya, drg. Sylvia Fransisca Sitepu, drg. Meity O.H.

Sitepu,Sp.Ort dan Corry Julyanti Sitepu, S.Psi yang telah memberikan semangat

(8)

sangat besar kepada saya dalam hal waktu, pikiran dan tenaga.

9. Kepada teman - teman stambuk 2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara yang telah bersama dengan penulis melewati suka duka

selama kurang lebih 5 tahun ini.

10.Semua teman – teman Studio Tugas Akhir Semester A TA 2012 / 2013, terutama

bulsem, falex, eka, mora ndut, saprik, dan ite yang ikut mengalami penderitaan

Tugas Akhir ini bersama-sama dengan penulis, semoga akan menjadi kenangan

yang abadi dan tak terlupakan.

Penulis percaya laporan yang disusun masih jauh dari sempurna, namun inilah hasil

yang telah di rangkum untuk laporan penulis, berisi berbagai pembahasan yang diperlukan

untuk rancangan bangunan yang akan dibuat. Semoga dengan adanya laporan ini dapat

memberikan informasi dan gambaran yang cukup jelas mengenai proyek dan tema yang

dipilih. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna bagi pihak yang

membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, April 2013

Hormat saya,

Thommy John Pieter Sitepu

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 3

1.3. Sasaran ... 4

1.4. Masalah Perancangan ... 4

1.5. Pendekatan ... 5

1.6. Lingkup dan Batasan ... 6

1.7. Asumsi ... 6

1.8. Kerangka Berfikir... 7

1.9 Sistematika Penulisan ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Agrowisata ... 10

2.1.1. Definisi dan Prinsip Agrowisata ... 10

2.1.2. Prasyarat Kawasan Agrowisata ... 11

2.1.3. Prinsip-prinsip Pengembangan Agrowisata ... 11

2.2. Tinjauan tentang Kopi ... 13

2.2.1. Sejarah Kopi ... 13

2.2.2. Proses Pengolahan Kopi ... 15

2.2.3. Jenis Olahan Kopi ... 21

2.3. Studi Banding Agrowisata ... 22

2.3.1. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran ... 22

2.3.2. Taman Mekar Sari, Bogor ... 27

(10)

2.3.4. Britt Coffee Tour (Costa Rica) ... 31

2.3.5. Agrowisata Kopi Sailand, Bali ... 33

2.4. Tinjauan Tema : Arsitektur Tropis ... 36

2.4.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ... 36

2.4.2. Pengertian Tema ... 37

2.4.2.1. Pengertian Arsitektur ... 37

2.4.2.2. Pengertian Tropis ... 38

2.4.2.3. Pengertian Arsitektur Tropis ... 38

2.4.3. Studi Banding Tema Sejenis ... 40

2.4.3.1. Institutes of Higher Learning oleh Adrian Lo ... 40

2.4.3.2. Alam Sutra Residence / Wahana Cipta Selaras ... 42

2.4.3.3. Khayangan Villa/Estate ... 44

2.4.3.4. The Michael Resorts ... 45

BAB 3 TINJAUAN PROYEK 3.1. Deskripsi Proyek ... 48

3.1.1. Terminologi judul ... 48

3.2. Lokasi Proyek ... 49

3.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 50

3.2.2. Alternatif Pemilihan Lokasi ... 52

3.2.3. Penilaian Lokasi ... 53

3.3. Fungsi dan Kegiatan Proyek ... 55

3.3.1. Deskripsi Fungsi ... 55

3.3.2. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 56

3.3. Tema perancangan ... 68

3.3.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ... 68

3.3.2. Interpretasi Tema ... 69

3.4. Program Ruang ... 75

BAB 4 ANALISA PUSAT WISATA KOPI SIDIKALANG 4.1. Analisa Tapak... 82

(11)

4.3. Analisa View ... 90

4.4. Analisa Kawasan Sekitar Tapak... 91

4.5. Analisa Vegetasi, Angin, dan Matahari ... 92

4.6. Analisa Bentukan Massa ... 92

4.7. Struktur ... 97

4.8. Material ... 102

4.9. Utilitas ... 105

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Bentukan Massa ... 110

5.2. Zoning ... 110

5.3. Konsep Tata Ruang Luar ... 111

5.4. Konsep Sirkulasi dan Pencapaian ... 113

5.4.1. Enterance ... 113

5.4.2. Kendaraan roda 2 & 4 ... 114

5.4.3. Pejalan Kaki ... 114

5.5. Konsep Parkir ... 115

5.6. Konsep Vegetasi... 115

5.7. Konsep Perancangan Bangunan ... 116

5.7.1. Organisasi Ruang ... 116

5.7.2. Penerapan Tema terhadap Bangunan ... 117

5.8. Konsep Utilitas ... 119

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pengeringan alami ... 16

Gambar 2.2. Pengeringan buatan ... 17

Gambar 2.3. Tangki penerima ... 17

Gambar 2.4. Alat pulping ... 18

Gambar 2.5. Proses pencucian ... 19

Gambar2.6. Metode pengeringan ... 19

Gambar 2.7. Mesin huller... 20

Gambar 2.8. Proses sortasi ... 20

Gambar 2.9. Ruang penyimpanan ... 21

Gambar 2.10. Struktur pengolahan bubuk kopi ... 21

Gambar 2.11. Kereta wisata ... 23

Gambar 2.12. Flying Fox ... 23

Gambar 2.13. Kolam Renang ... 24

Gambar 2.14. Coffee House ... 24

Gambar 2.15. Taman Bermain ... 25

Gambar 2.16. Camping Ground ... 25

Gambar 2.17. Griya Robusta ... 25

Gambar 2.18. Wisata Mekar Sari ... 28

Gambar 2.19. Padang Buah INAGRO ... 30

Gambar 2.20. Workshop Britt Coffee Tour ... 31

Gambar 2.21. Workshop Britt Coffee Tour ... 32

Gambar 2.22. Jalan Setapak Britt Coffee Tour ... 32

Gambar 2.23. Agrowisata Kopi Bali ... 34

Gambar 2.24. Agrowisata Kopi Sailand,Bali ... 34

Gambar 2.25. Agrowisata Kopi Sailand,Bali ... 35

Gambar 2.26. Agrowisata Kopi Sailand,Bali ... 35

Gambar 2.27. Intitutes Of Higher Learning ... 40

Gambar 2.28. Intitutes Of Higher Learning ... 40

Gambar 2.29. Intitutes Of Higher Learning ... 41

(13)

Gambar 2.31. Intitutes Of Higher Learning ... 41

Gambar 2.32. Intitutes Of Higher Learning ... 42

Gambar 2.33. Denah Alam Sutra Residence ... 43

Gambar 2.34. Interior Alam Sutra Residence ... 43

Gambar 2.35. Exterior Alam Sutra Residence ... 43

Gambar 2.36. suasana tropis pada kolam renang resort ... 44

Gambar 2.37. suasana tropis bangunan ... 45

Gambar 2.38. Bentuk Bangunan Hotel Resort Tropis. ... 46

Gambar 3.1. Peta Kabupaten Dairi ... 49

Gambar 3.2. Lokasi Site 1 ... 52

Gambar 3.3. Lokasi Site 2 ... 52

Gambar 3.4. Lokasi Site 3 ... 53

Gambar 4.1. Eksiting Tapak... 82

Gambar 4.2. Analisa eksisting tapak ... 83

Gambar 4.3. Analisa Sirkulasi kendaraan ... 84

Gambar 4.4. Konsep Sirkulasi kendaraan ... 85

Gambar 4.5. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ... 86

Gambar 4.6. Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki ... 86

Gambar 4.7. Streetscape ... 87

Gambar 4.8. Aplikasi Streetscape ... 88

Gambar 4.9. analisa pencapaian ... 89

Gambar 4.10. konsep pencapaian... 89

Gambar 4.11. analisa keluar tapak ... 90

Gambar 4.12. analisa view kedalam tapak ... 91

Gambar 4.13. analisa Vegetasi, Angin, dan Matahari ... 92

Gambar 4.14. analisa Bentuk ... 92

Gambar 4.15. Skema sun pocket pada siklus sinar matahari. ... 94

Gambar 4.16. Skematik desain berdasarkan potensi sinar matahari dan angin. 95 Gambar 4.17. konstruksi sistem bentuk struktur bangunan dan angin. ... 102

Gambar 4.18. Material dinding Batu Alam ... 103

Gambar 4.19. Material Beton Alam ... 104

(14)

Gambar 4.21. Material dinding Kayu ... 105

Gambar 5.1. Gubahan Massa ... 110

Gambar 5.2. Zoning tapak ... 111

Gambar 5.3. Konsep Tata Ruang Luar... 113

Gambar 5.4. Enterance ... 113

Gambar 5.5. Sirkulasi kendaraan 2 & 4 pengunjung ... 114

Gambar 5.6. Sirkulasi kendaraan 2 & 4 karyawan dan pengelola ... 114

Gambar 5.7. Sirkulasi manusia di enterance utama ... 114

Gambar 5.8. Sirkulasi manusia di enterance kedua ... 114

Gambar 5.9. konsep parkiran enterance utama ... 115

Gambar 5.10. konsep parkiran enterance kedua ... 115

Gambar 5.11. konsep vegetasi ... 115

Gambar 5.12. Denah Rancangan PWKS... 116

Gambar 5.13. detail penghawaan ... 117

Gambar 5.14. detail kemiringan atap ... 117

Gambar 5.15. Lebar teritisan Atap ... 118

Gambar 5.16. bukaan pada bangunan ... 118

(15)

DAFTA TABEL

Tabel 3.1. Syarat Pemilihan Lokasi ... 50

Tabel 3.2. Penilaian Lokasi ... 53

Tabel 3.3. Deskripsi Kegiatan Utama ... 56

Tabel 3.4. deskripsi kegiatan Penunjang ... 57

Tabel 3.5. Deskripsi kegiatan Utama yang terjadi di PWKS ... 58

Tabel 3.6. Deskripsi Kegiatan penunjang yang terjadi PWKS ... 59

Tabel 3.7 Deskripsi kebutuhan ruang PWKS ... 62

Tabel 3.8. Program Ruang unit Agrowisata ... 75

Tabel 3.9. Program Ruang Unit Rekreasi ... 76

Tabel 3.10. Program Ruang Unit Pengelola... 77

(16)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1. Struktur Kerangka Berfikir ... 7

Diagram 3.1. diagram tujuan utama Pengunjung PWKS ... 55

Diagram 3.2. diagram tujuan utama PWKS ... 55

Diagram 3.3. pola kegiatan pengunjung ... 60

Diagram 3.4. pola kegiatan pengelola ... 61

Diagram 3.5. pola kegiatan teknisi/karyawan ... 61

Diagram 4.1. Diagram Elektrikal ... 106

Diagram 4.2. Diagram air kotor ... 107

Diagram 4.3. Diagram air bersih ... 108

(17)

Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-migas yang kini banyak

dikembangkan di berbagai daerah. Obyek wisata yang paling lama berkembang

adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek

wisata oleh Pemerintah telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor

non-migas. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi

wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap. Indonesia sendiri sebagai negara

agraris memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Berbagai jenis hasil pertanian

dapat dijumpai disetiap daerah, mengingat iklim tropis di Indonesia mendukung

pertumbuhan komoditas pertanian. Rangkaian kegiatan pertanian dari budidaya

sampai pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan pariwisata.

Dengan menggabungkan kegiatan agronomi dengan pariwisata banyak

perkebunan-perkebunan besar di Indonesia dikembangkan menjadi obyek wisata

agro. Diantara berbagai jenis agrowisata yang ada di Indonesia salah satu yang

paling menarik untuk dikembangkan adalah kopi. Kopi merupakan salah satu

komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa

Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki

kontribusi yang cukup tinggi. Komoditi kopi juga merupakan komoditi yang

dikonsumsi di dalam negeri. Selain itu, kopi merupakan salah satu komoditas

ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan

banyak sektor. Sebagai daerah yang memiliki tanah yang subur, panorama yang

indah, dan salah satu penghasil biji kopi terbaik didunia, Sidikalang mempunyai

potensi yang sangat besar untuk pengembangan konsep agrowisata kopi. Manfaat

lain yang dapat dipetik dari mengembangkan agrowisata kopi ini adalah

disamping dapat menjual jasa dari wisata agro kopi, daya tarik keindahan alam,

seni dan budaya, sekaligus menuai hasil dari penjualan produk olahan kopi

sehingga disamping memperoleh pendapatan dari sektor jasa dan penjualan

produk olahan kopi sekaligus lebih menambah wawasan, pengalaman dan

pengetahuan tentang kopi.

(18)

Tourist attraction is the non-oil foreign exchange earner that is now being

developed in various regions. Tourist attraction is the longest growing tourist

attraction that features natural beauty, arts and culture. A tourist attraction by the

Government has been recognized as the largest foreign exchange earner of the

non-oil sector. Given the natural beauty to be a strong attraction for tourists, the

potential is exciting to be tilled. Indonesia itself as an agricultural country has a

vast farmland. Various types of agricultural products can be found in each area,

given the tropical climate in Indonesia to support the growth of agricultural

commodities. A series of agricultural activities to post-harvest cultivation can be

used as a main attraction for tourism activity. By combining with many tourism

activities agronomic large plantations in Indonesia developed into agro tourism.

Among the various types of agro-tourism in Indonesia one of the most attractive

for development is coffee. Coffee is one of the important commodity traded in the

world wide. For Indonesia, coffee is one of the commodity trade has contributed

to high. Commodity coffee is also a commodity that is consumed domestically. In

addition, coffee is one of the export commodity that can create employment,

involving many sectors. As a region that has fertile soil, beautiful scenery, and

one of the biggest's best coffee beans in the world, Sidikalang has huge potential

for the development of agro-tourism concept of coffee. Another benefit to be

gained from developing agrotourism this coffee is in addition to selling the

services of the coffee agro tourism, attraction natural beauty, arts and culture, as

well as reap the proceeds from the sale of processed coffee products so that in

addition to earn income from the service sector and refined product sales of coffee

(19)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan

secara luas di dunia. Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi

perdagangan yang memiliki kontribusi yang cukup tinggi. Komoditi kopi juga

merupakan komoditi yang dikonsumsi di dalam negeri. Selain itu kopi merupakan

salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja

dengan melibatkan banyak sektor.

Selama ini di Indonesia lebih dikenal sebagai penghasil Kopi Robusta

terbesar didunia, meskipun kontribusi Kopi Arabika Indonesia dalam perdagangan

kopi dunia secara kuantitatif kecil namun secara kualitatif sangat disukai

konsumen dengan keanekaragaman jenis serta cita rasa yang spesifik. Menurut

International Coffee Organization (ICO) konsumsi kopi di dunia meningkat dari

tahun ke tahun sehingga peningkatan produksi kopi di Indonesia memiliki peluang

besar untuk mengekspor kopi ke negara-negara pengonsumsi kopi utama dunia

seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Biji kopi Indonesia juga dipasok

ke gerai-gerai penjual kopi (coffee shop) seperti Starbucks dan Quick Check yang

berlokasi di Indonesia maupun yang berada di luar negeri.

Produksi kopi Indonesia sebagian besar diekspor yaitu antara 50%-80%.

Ekspor kopi Indonesia hampir seluruhnya dalam bentuk biji kering dan hanya

sebagian kecil (kurang dari 0,5%) dalam bentuk hasil olahan. Dalam data

Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian tahun 2004,

negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia adalah Jerman, Jepang, Amerika

Serikat, Korea Selatan dan Italia.

Perkembangan kegiatan perkebunan kopi di berbagai provinsi di Indonesia

menunjukkan trend yang meningkat. Berdasarkan pusat data dan informasi

pertanian, secara umum pola perkembangan luas areal kopi di Indonesia pada

periode tahun 1970-2008 cenderung mengalami peningkatan sebesar 395 hektare

(20)

terdapat enam provinsi sentra produksi kopi yang memberikan kontribusi besar

terhadap total produksi kopi di Indonesia.

Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung merupakan provinsi sentra

produksi kopi terbesar yang berkontribusi masing-masing sebesar 22,32% dan

21,65% terhadap total produksi kopi di Indonesia. Disusul berturut-turut provinsi

Bengkulu, Sumatera Utara, Jawa Timur dan NAD. Hal ini berkaitan dengan

semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap perkebunan kopi rakyat dan

semakin luasnya pangsa pasar kopi.

Sumatera Utara yang berada pada posisi keempat sebagai provinsi sentra

produksi kopi terdiri dari beberapa kabupaten yang menghasilkan kopi sebagai

hasil perkebunan utama. Salah satunya adalah Kabupaten Dairi. Menurut Data

BPS (2010) Kabupaten Dairi merupakan daerah dengan total produksi paling

besar untuk Kopi Arabika. Tanaman Kopi Arabika dapat dengan mudah dijumpai

hampir di seluruh daerah di Kabupaten Dairi. Sebagian besar penduduk yang ada

di Kabupaten Dairi memiliki areal penanaman kopi di areal pemukimannya.

Di Kabupaten Dairi, kopi merupakan komoditas perkebunan rakyat yang

cukup berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian rakyat setempat. Berdasarkan

Badan Pusat Statistik (2007), Kabupaten Dairi berada di peringkat pertama

sebagai penghasil kopi terbesar di Sumatera Utara dengan hasil produksi 9.437,80

ton . Luas lahan kopi yang menghasilkan biji kopi tanduk basah di daerah ini

seluas 6.904 hektare dengan produktivitas 1,36 ton setiap hektarnya. Hal ini

menunjukkan Kabupaten Dairi berkontribusi besar dalam peningkatan ekspor kopi

ke berbagai negara dari Sumatera Utara.

Kabupaten Dairi merupakan salah satu daerah kabupaten di provinsi

Sumatera Utara yang terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera Utara berada

pada ketinggian antara 250-1700 meter di atas permukaaan laut (mdpl). Topografi

dan kontur tanah yang beraneka ragam yaitu yang tergolong datar, miring, landai

dan terjal (BPS, 2010). Berdasarkan letak geografis dan iklim ada beberapa jenis

komoditas perkebunan rakyat yang dikelola masyarakat setempat seperti kopi,

jagung, sayur-mayur, pisang, nangka jeruk, kentang, dan terong belanda.

Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-migas yang kini banyak

(21)

adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek

wisata ini oleh Pemerintah telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari

sektor non-migas. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi

wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap. Indonesia sebagai negara agraris

memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Rangkaian kegiatan pertanian dari

budidaya sampai pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan

pariwisata. Dengan menggabungkan kegiatan agronomi dengan pariwisata banyak

perkebunan-perkebunan besar di Indonesia dikembangkan menjadi obyek wisata

agro.

Pengertian Agrowisata dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian

dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor:

204/KPTS/HK/050/4/1989 dan Nomor KM. 47/PW.DOW/MPPT/89 Tentang

Koordinasi Pengembangan Wisata Agro, didefinisikan “sebagai suatu bentuk

kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan

tujuan untuk memperluas pengetahuan, perjalanan, rekreasi dan hubungan usaha

di bidang pertanian".

Sebagai daerah yang memiliki tanah subur, panorama indah,

pengembangan agrowisata di Sidikalang akan mempunyai manfaat ganda apabila

dibandingkan hanya mengembangkan pariwisata dengan obyek dan daya tarik

keindahan alam, seni dan budaya. Manfaat lain yang dapat dipetik dari

mengembangkan agrowisata, yaitu disamping dapat menjual jasa dari obyek, daya

tarik keindahan alam, seni dan budaya, sekaligus akan menuai hasil dari penjualan

budidaya tanaman agro, sehingga disamping akan memperoleh pendapatan dari

sektor jasa sekaligus akan memperoleh pendapatan dari penjualan komoditas

pertanian.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan merancang Pusat Wisata Kopi Sidikalang adalah :

1. Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang kopi.

2. Sebagai salah satu tujuan wisata dari rangkaian wisata yang ada di

Kab. Dairi.

(22)

1.3. Sasaran

Sasaran utama Pusat Wisata Kopi Sidikalang adalah :

1. Menjadi sarana rekreasi agro bagi wisatawan.

2. Membantu petani dan pengusaha kopi dalam upaya memasarkan

produk kopi Sidikalang di dalam dan luar negeri.

1.4. Masalah Perancangan

Masalah perancangan adalah kendala atau hambatan yang akan dihadapi

dalam perencanaan dan perancangan proyek. Dengan mengetahui masalah yang

akan dihadapi, maka akan diupayakan untuk mencari solusi untuk mengatasi

masalah-masalah yang akan terjadi. Dengan demikian, diharapkan dalam proses

perancangan dapat bejalan dengan baik dan lancar.

Dalam kasus proyek Agrowisata ini, masalah perancangan yang muncul adalah :

 Bagaimana cara menata ruang luar dan ruang dalam kawasan Pusat Wisata kopi Sidikalang, dimana manusia dapat berekreasi dengan cara

melihat dan mengamati proses pengolahan kopi yang telah matang dan

merasakan kenikmatan kopi hasil proses pengolahan kopi ini secara

langsung sebelum dibawa pulang.

 Bagaimana menggabungkan fungsi-fungsi bangunan yang berbeda menjadi suatu komplek wisata bisnis, yang dapat mewadahi seluruh

kegiatan pengunjung dan memberikan rasa nyaman bagi pengunjung.

 Pusat Wisata Kopi merupakan penggabungan rekreasi ruang dalam dan luar (indoor and outdoor recreation), dimana pengunjung

menikmatinya sambil berjalan, sehingga diperlukan adanya pengaturan

sirkulasi dan bagaimana penyelesaian sirkulasi terbaik didalam lokasi

yang dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung.

 Bagaimana membedakan sirkulasi pengunjung dengan pegawai pabrik kopi yang berada dalam satu site.

(23)

 Bagaimana penataan ruang luar dengan menggunakan pola, warna, bentuk yang mengarah pada kesan alami dan tidak menimbulkan

perubahan total pada kondisi tapak eksistingnya.

 Bagaimana penataan ruang luar dengan ruang dalam sehingga tercipta suatu keterkaitan yang harmonis

 Bagaimana menemukan suatu bentuk arsitektur yang menarik yang dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung.

 Penenerapan tema (Arsitektur Tropis) kedalam desain sehingga tema dapat mendukung fungsi-fungsi yang di buat menjadi lebih bagus.

1.5. Pendekatan

Untuk memberikan dan memperjelas gambaran serta pemahaman tentang

kriteria perancangan Pusat Wisata Kopi Sidikalang ini, dilakukan metode

pembahasan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut:

 Pusat Wisata Kopi sebagai wadah rekreasi, pengenalan, pengembangan, pengolahan, penjualan, pendidikan dan penelitian kopi

yang konteks dengan lingkungan dan pengunjungnya

 Studi lokasi, data, wawancara dan survey untuk lebih memahami tentang karakteristik dan potensi lokasi, permasalahan dan lain-lain

yang bermanfaat bagi proses perancangan Pusat Wisata Kopi ini.

 Penerapan Arsitektur Hijau sebagai tema perancangan melalui Definisi yang paling umum yaitu melibatkan adanya reduksi dari keseluruhan

pengaruh dan proses dari desain melalui konstruksi serta operasional

bangunan pada penggunakan kembali dari struktur dan

elemen-elemennya, diantaranya : efisiensi penggunaan site, ruang,

bahan-bahan dan energi. Mereduksi pencemaran baik internal maupun

eksternal bangunan, pemborosan, kesehatan lingkungan, memperbaiki

produktifitas pekerja, dan perlindungan kesehatan seluruh penghuni.

(24)

1.6. Lingkup dan Batasan

Adapun batasan dan lingkup kajian perencanaan proyek ini adalah

bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan

merancang sebuah Pusat Wisata Kopi.

Lingkup perencanaannya ialah :

 Memperkenalkan Wisata agro yang sepenuhnya belum berkembang di Kab. Dairi

 Mengembangkan potensi alam di Kab. Dairi, khususnya kota Sidikalang.

 Memperkenalkan salah satu hasil sumber daya alam unggulan Kab. Dairi yaitu Kopi Sidikalang.

 Menelusuri pengetahunan segala sesuatu yang berhubungan dengan Kopi.

Batasan Perencanaan ialah:

 Mencari solusi dari masalah-masalah perencanaan dan menjadikannya sebuah kriteria dalam merancang lansekap dan bangunan pendukung

sebagai fasilitas rekreasi.

 Membahas peranan fasilitas-fasilitas yang akan dibangun sebagai bagian dari agrowisata kopi dan sebagai tempat rekreasi yang syarat

dengan hiburan.

1.7. Asumsi

Dengan mempertimbangkan bahwa kasus proyek bersifat fiktif, maka

dibutuhkan asumsi-asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan proyek,

diantaranya :

1. Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik swasta

2. Kondisi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan layak untuk

didirikan bangunan dengan peruntukkan lahan sesuai dengan RUTRK

(25)

1.8. Kerangka Berfikir

Diagram 1.1. Struktur Kerangka Berfikir

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan Landasan program Perencanaan dan Perancangan

(26)

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, Maksud dan tujuan, manfaat, Perumusan Masalah,

metode perumusan masalah , sistematika Laporan dan alur pikir.

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK

membahas mengenai terminologi judul, pemilihan lokasi, deskripsi

kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan

fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

BAB 3 ELABORASI TEMA

berisikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, keterkaitan tema

dengan judul dan studi banding arsitektur yang mempunyai tema sejenis.

BAB 4ANALISIS PERANCANGAN

Pendekatan Program Perencanaan Dan Perancangan Analisa-analisa yang

berkaitan dengan pendekatan obyek fisik dan nonfisik, seperti analisa

kegiatan, tapak, bangunan, ruang dan analisa sistem struktur.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Berisikan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan

sebagai alternatif pemecahan masalah. Konsep yang dibahas meliputi

konsep perencanaan dan perancangan bangunan Pusat Wisata Kopi

Sidikalang.

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

berisi akan hasil rancangan berupa site plan, denah, tampak, potongan,

hingga suasana baik eksterior maupun interior.

LAMPIRAN

merupakan hasil keluaran berupa Gambar hasil Perancangan Arsitektur

(27)

DAFTAR PUSTAKA

berisi daftar pustaka yang dugunakan sebagai literature selama proses

(28)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Agrowisata

2.1.1. Definisi dan Prinsip Agrowisata

Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris,

agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan.

Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas

mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Pengembangan agrowisata atau desa wisata akan membangun komunikasi

yang intensif antara petani dengan wisatawan. Harapannya petani bisa lebih

kreatif mengelola usaha taninya sehingga mampu menghasilkan produk yang

menyentuh hati wisatawan. Bila hasil pertanian (buah, sayur, bunga, daging, ikan)

bisa diserap oleh hotel dan restoran dengan harga yang memadai tentu akan sangat

membantu peningkatan pendapatan petani.

Yoeti (2000:143) dalam bukunya “Ekowisata, Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup” mengatakan bahwa agrowisata merupakan salah satu

alternatif potensial untuk dikembangkan di desa. Kemudian batasan mengenai

agrowisata dinyatakan bahwa agrowisata adalah suatu jenis pariwisata yang

khusus menjadikan hasil pertanian, peternakan, perkebunan sebagai daya tarik

bagi wisatawan.

Menurut Arifin (1992) agrowisata adalah salah satu bentuk aktivitas wisata

yang dilakukan di kawasan pertanian dan aktivitas didalamnya seperti persiapan

lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai

dalam bentuk siap dipasarkan, dan wisatawan dapat membeli produk pertanian

tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata juga ikut melibatkan wisatawan dalam

aktivitas-aktivitas pertanian.

R.S. Damardjati (1995:5) dalam bukunya “Istilah-istilah Dunia

Pariwisata” mengatakan bahwa yang dimaksud dengan agrowisata adalah wisata

pertanian dengan objek kunjungan daerah pertanian atau perkebunan yang

(29)

yang terkait dengan jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu telah menimbulkan

motivasi dan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Aspek-aspek itu

antara lain jenis tanaman yang khas, cara budidaya dan pengelolaan produknya,

penggunaan teknik dan teknologi, aspek kesejarahannya, lingkungan alam dan

juga sosial budaya disekelilingnya.

2.1.2. Prasyarat Kawasan Agrowisata

Pengembangan kawasan agrowisata menurut BAPPENAS (2004) harus

memenuhi beberapa prasyarat dasar yaitu :

1. Memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk

mengembangkan komoditi pertanian yang akan dijadikan komoditi

unggulan.

2. Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung

pengembangan sistem dan usaha agrowisata, sepert: jalan, sarana

irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal, jaringan

telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan

agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil pertanian, dan fasilitas

umum serta fasilitas sosial lainnya.

3. Memiliki sumberdaya manusia yang berkemauan dan berpotensi untuk

mengembangkan kawasan agrowisata.

4. Pengembangan agrowisata tersebut mampu mendukung upaya-upaya

konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup bagi kelestarian

sumberdaya alam, kelestarian sosial budaya maupun ekosistem secara

keseluruhan.

2.1.3. Prinsip-prinsip Pengembangan Agrowisata

Perencanaan pengembangan kawasan agrowisata menurut BAPPENAS

(2004) harus memenuhi prinsip-prinsip berikut :

1. Pengembangan kawasan agrowisata harus mempertimbangkan

penataan dan pengelolaan wilayah dan tata ruang yang berkelanjutan

(30)

a. Mempertimbangkan RTRWN yang lebih luas sebagai dasar

pengembangan kawasan.

b. Mendorong apresiasi yang lebih baik bagi masyarakat luas.

c. Pentingnya pelestarian sumber daya alam yang penting dan

karakter social budaya.

d. Menghargai dan melestarikan keunikan budaya, lokasi dan

bangunanbangunan bersejarah maupun tradisional.

2. Pengembangan fasilitas dan layanan wisata yang mampu memberikan

kenyamanan pengunjung sekaligus memberikan benefit bagi

masyarakat setempat.

a. Memberikan nilai tambah bagi produk-produk lokal dan

meningkatkan pendapatan sektor agro.

b. Merangsang tumbuhnya investasi bagi kawasan agrowisata

sehingga menghidupkan ekonomi lokal.

c. Merangsang tumbuhnya lapangan kerja baru bagi penduduk lokal.

d. Menghidupkan gairah kegiatan ekonomi kawasan agrowisata dan

sekitarnya.

e. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya lokal.

3. Pengembangan kawasan agrowisata harus mampu melindungi sumber

daya dan kekayaan alam, nilai-nilai budaya dan sejarah setempat.

Pengembangan kawasan agrowisata ini tidak hanya memenuhi

kebutuhan pasar semata, tetapi harus dalam koridor melindungi dan

melestarikan aset-aset yang menjadi komoditas utama pengembangan

kawasan. Penggalian terhadap nilai-nilai, lokasi, kegiatan, atraksi

wisata yang unik ditujukan untuk mendorong pertumbuhan kawasan

agrowisata secara berkelanjutan.

4. Diperlukan studi dan kajian yang mendalam, berulang (repetitif) dan

melibatkan pihak-pihak yang relefan baik dari unsur masyarakat,

swasta maupun pemerintah. Dengan demikian diharapkan perencanaan

& pengembangan kawasan semakin baik dari waktu ke waktu serta

(31)

2.2. Tinjauan tentang Kopi

2.2.1. Sejarah Kopi

Kopi dalam bahasa arab disebut sebagai “Qahwahin” yang berasal dari

bahasa Turki “Kahveh” yang kemudian menyebar ke daratan lainnya menjadi kata kopi yangsekarang kita kenal. Dalam bahasa Jerman disebut sebagai “Kaffee”,

Inggris “Coffee”,Perancis “Café”, Belanda “Koffie” dan Indonesia “Kopi”. Sejarah tentang kopi pada dasarnya memang belum bisa dipastikan. Beberapa ahli

berusaha menelusuri jejak perjalanan kopi dan mereka mendapatkan bahwa kopi

padaawalnya tumbuh di dataran Afrika Timur (Ethiopia). Pada masa itu, muncul

legenda bahwa kopi ditemukan oleh para penggembala kambing yang mereka

sebut sebagai “Kaldi”. Mereka curiga dengan kotoran kambing yang memakan buah dan keluar bijinya. Akhirnya mereka mencoba sendiri memakan buah itu.

Dan merasakan adanya tambahan energi, sehingga berita itu menyebar sampai ke

mana-mana.

Kopi kemudian dibawa ke wilayah Arab, dan mulai ditanam pertama kali

di Yaman. Setelah itu kopi mulai masuk ke Turki, dari sini kopi mulai di bakar

dan di tumbuk untuk dibuat minuman seperti yang kita kenal sekarang ini.

Beberapa ahli meyakini bahwa kopi berasal dari Ethiopia yang kemudian dibawa

ke Arab, yang kemudian menjadi minuman para sultan untuk di minum malam

hari sebagai pencegah rasa ngantuk di tenda-tenda. Mereka menyebut minuman

kopi sebagai “Qahwa” yang berarti pencegah rasa ngantuk.

Kopi setelah beratus-ratus tahun kemudian menyebar ke Konstantinopel

(wilayah Turki sekarang) yang kemudian menjadi awal pembukaan kedai kopi di

dunia. Penanaman kopi di Yaman dimulai pada sekitar abad 15 dan 16 Masehi di

dekat Laut Merah. Konsumsi yang meningkat akhirnya menyebar sampai ke

Eropa pada abad 17 dan mengilhami kerajaan Belanda untuk menanam kopi di

wilayah jajahannya.

Pada tahun 1714 Perancis berhasil membawa potongan pohon kopi dan

menanam kopi diwilayah India dan Asia selatan lainnya. Kopi yang dibawa dari

Belanda pada awalnya ditanam di Sri Lanka, kemudian pedagang Belanda (VOC)

(32)

menyebar ke semua wilayah jajahan Hindia Belanda di Indonesia. Sementara

untuk wilayah Timor dan Flores, kopi dikembangkan oleh Portugis, karena pada

saat itu wilayah ini masih dikuasai oleh Portugis.

Dalam sejarahnya, Indonesia bahkan pernah menjadi produsen kopi

Arabika terbesar didunia, walaupun tidak lama akibat munculnya serangan hama

karat daun. Serangan hama yang disebabkan cendawan hemileia vastatrix tersebut

menyerang tanaman kopi di Indonesia sekitar abad ke-19. Serangan hama ini

banyak terjadi di wilayah jajahan Hindia Belanda, sementara wilayah Jajahan

Portugis (Flores dan Timor) tidak terkena serangan hama. Hal ini kemungkinan

karena interaksi antara pihak Hindia Belanda dan Portugis yang kurang baik,

sehingga tidak terjadi transfer hama akibat interaksi kedua belah pihak.

Pemerintah Hindia Belanda mengganti kopi Arabika di Jawa dengan kopi

Liberika, beberapa tanaman masih bisa ditemukan di wilayah Jawa Timur,

kemudian setelah itu banyak tanaman kopi Liberika diganti dengan kopi Robusta.

Pada masa penjajahan sampai dengan perang kemerdekaan, peranan

pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda,

terutama pelabuhan dan jalur kereta api, sangat membantu dalam pengiriman

komoditi, seperti teh, gula, tembakau, kopi dan merica untuk bisa diperdagangkan

ke luar pulau. Perkebunan kopi peninggalan pemerintah Hindia Belanda bisa

ditemukan di beberapa daerah, misalnya perkebunan kopi Kayumas, Blawan,

Kalisat/Jampit di Bondowoso, Jawa Timur. Ngrangkah dan Pawon di Kediri,

Bangelan di Malang, Malangsari dan Kali Selogiri di Banyuwangi, dan daerah

pegunungan Jember sampai Banyuwangi terdapat banyak perkebunan kopi

Arabika dan Robusta.

Untuk wilayah di luar Jawa, sisa perkebunan kopi Arabika masih bisa

dijumpai di tanah tinggi Tana Toraja (Sulsel), dan lereng bagian atas pegunungan

Bukit Barisan (Sumatera), seperti Mandailing, Lintong dan Sidikalang (Sumut)

serta dataran tinggi Gayo (Aceh)dan Papua. Dewasa ini perkebunan kopi terluas

di Indonesia adalah di Sumatera, yang membentang mulai dari kawasan Gayo

Aceh sampai ke wilayah Lampung. Kopi telah diproduksi disumatera sejak tahun

1700an. Pulau Sumatera sangat cocok untuk penanaman kopi, jenis Arabika bisa

(33)

yang biasa disebut sebagai Bukit Barisan. Di bagian selatan kebanyakan ditanam

di daerah gunung Kelinci dan di Bengkulu yang lebih dominan untuk

kopiRobusta, karena wilayah yang lebih rendah.

Kopi adalah tanaman tropis, pada dasarnya ada sekitar 30 jenis spesies dari

genus ini dan sampai saat hanya tiga jenis kopi, yaitu Robusta, Arabika dan

Liberika. Tanaman kopi bisa mencapai 4-6 meter pada usia yang matang. Pada

awal masa berbuah, bungaakan tumbuh selama sekitar 6 sampai 7 bulan yang

kemudian menjadi buah kopi. Biji buah kopi yang hijau lama-kelamaan berubah

menjadi merah dan siap untuk dipetik. Kopi bisa tumbuh baik di beberapa belahan

dunia di Negara tropis seperti di AsiaSelatan, Amerika Tengah dan Selatan,

Afrika dan Indonesia. Di Indonesia, tanaman kopi banyak ditemukan di Sumatera,

Jawa, Nusa Tenggara sampai Papua.

2.2.2. Proses Pengolahan Kopi

Menurut Ciptadi dan Nasution dalam buku yang berjudul “Pengolahan Kopi”, sebelum disajikan sebagai minuman, biji kopi harus menjalani serangkaian

proses pengolahan yang dibagi atas dua bagian, yaitu metode pengolahan kering

dan metode pengolahan basah. Berikut adalah penjelasannya.

1. Metode Pengolahan Kering

Metode pengolahan cara kering banyak dilakukan mengingat

kapasitas olah kecil, mudah dilakukan, peralatan sederhana dan dapat

dilakukan di rumah petani. Tahapan pengolahan kopi cara kering secara

urut yaitu: panen, sortasi buah, pengeringan, pengupasan kopi, sortasi

biji kering, pengemasan dan penyimpanan biji kopi

Metode ini sangat sederhana dan sering digunakan untuk kopi

robusta dan juga 90 % kopi arabika di Brazil, buah kopi yang telah

dipanen segera dikeringkan terutama buah yang telah matang.

Pengeringan buah kopi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Pengeringan Alami

Pengeringan alami yaitu pengeringan dengan menggunakan

(34)

peralatan dan biaya yang besar tetapi memerlukan tempat

pengeringan yang luas dan waktu pengeringan yang lama karena

buah kopi mengandung gula dan pectin.

Pengeringan biasanya dilakukan di daerah yang bersih,

kering dan permukaan lantai yang rata, yaitu berupa lantai plester

semen atau tanah urug yang telah diratakan dan dibersihkan.

Ketebalan pengeringan 30-40 mm, terutama pada awal kegiatan

pengeringan untuk menghindari terjadinya proses fermentasi. Panas

yang timbul pada proses ini akan mengakibatkan perubahan warna

dan buah menjadi masak. Pada awal pengeringan buah kopi yang

masih basah harus sering dibalik dengan blat penggaruk.

Gambar 2.1. pengeringan alami

b. Pengeringan buatan

Keuntungan pengeringan buatan dapat menghemat biaya dan

juga tenaga kerja. Hal yang perlu diperhatikan adalah pengaturan

suhunya. Pengeringan yang baik adalah pada suhu rendah yaitu

55°C karena akan menghasilkan buah kopi yang berwarna merah

dan tidak terlalu keras. Untuk buah kopi kering dengan kadar air

rendah dikeringkan dengan suhu tidak terlalu tinggi sehingga tidak

akan terjadi perubahan rasa. Peralatan pengeringan yang biasa

digunakan : mesin pengering static dengan alat penggaruk mekanik,

mesin pengering dari drum yang berputar dan mesin pengering

(35)

Gambar 2.2. pengeringan buatan

2. Metode Pengolahan Basah

Metode pengolahan basah meliputi : penerimaan, pulping,

klasifikasi, fermentasi, pencucian, pengeringan, pengawetan dan

penyimpanan.

a. Penerimaan

Hasil panen harus secepat mungkin dipindahkan ke tempat

pemerosesan untuk menghindari pemanasan langsung yang

mengakibatkan kerusakan (seperti perubahan warna buah kopi dan

pembusukan). Hasil panen dimasukkan kedalam tangki penerima

yang dilengkapi dengan air untuk memindahkan buah kopi yang

mengambang dan terkena penyakit (antestatia, stephanoderes) dan

biasanya diproses dengan pengolahan kering. Sedangkan buah kopi

yang tidak mengambang (non floating) dipindahkan menuju bagian

pencacah (pulper).

(36)

b. Pulping (Pemisahan)

Pulping bertujuan untuk memisahkan kopi dari kulit

terluarnya. Prinsip kerjanya adalah melepaskan kulit buah dan

selaput buah dengan proses yang dilakukan didalam air mengalir.

Proses ini menghasilkan kopi hijau kering dengan jenis yang

berbeda-beda. Alat yang sering digunakan di Indonesia adalah Vis

Pulper dan Raung Pulper. Perbedaan pokok kedua alat ini adalah

Vis Pulper berfungsi sebagai pengupas kulit sehingga hasilnya harus

difermentasi dan dicuci lagi sedangkan Raung Pulper berfungsi

sebagai pencuci sehingga kopi yang keluar dari mesin tidak perlu

difermentasi dan dicuci lagi tetapi masuk ke tahap pengeringan.

Gambar 2.4. alat pulping

c. Fermentasi

Proses fermentasi bertujuan untuk melepaskan daging buah

berlendir yang masih melekat pada kulit tanduk sehingga pada

proses pencucian kulit akan mudah terlepas (terpisah) dan

mempermudah proses pengeringan.

d. Pencucian

Pencucian secara manual dilakukan pada biji kopi dari bak

fermentasi dilarkan dengan air melalui saluran dalam bak pencucian

yang segera diaduk dengan tangan atau di injak-injak dengan kaki.

Selama proses ini, air di dalam bak dibiarkan terus mengalir keluar

dengan membawa bagian-bagian yang terapung berupa sisa-sisa

(37)

Pencucian biji dengan mesin pencuci dilakukan dengan

memasukkan biji kopi tersebut kedalam suatu mesin pengaduk yang

berputar pada sumbu horizontal dan mendorong biji kopi dengan air

mengalir. Pengaduk mekanik ini akan memisahkan lapisan lendir

yang masih melekat pada biji dan lapisan lendir yang masih melekat

pada biji dan lapisan lendir yang telah terpisah ini akan terbuang

lewat aliran air yang mengalir.

Gambar 2.5. proses pencucian

e. Pengeringan

Pengeringan bertujuan mengurangi kandungan air biji kopi

dari 60 – 65 % menjadi maksimum 12,5 %. Pengeringan dilakukan

dengan cara penjemuran, mekanis, dan kombinasi keduanya

Gambar2.6. metode pengeringan

f. Hulling (Pelepasan Kulit Tanduk)

Pelepasan biji dan kulit tanduk ada dua cara yaitu

(Notodimedjo, 1989):

 Bila hasil kopi tersebut hanya sedikit, cukup ditumbuk seperti menumbuk padi, cara ini biasanya dilakukan oleh petani.

(38)

dipergunakan oleh perusahaan/perkebunan besar. Pada mesin

Huller ini biji-biji itu dilepaskan dari kulit tanduk dan kulit ari,

dimana biji dan kulit dapat dipisahkan.

Gambar 2.7. mesin huller

g. Sortasi

Sortasi berarti memisah-misahkan kopi beras yang telah

dikupas dari pesawat huller. Hal ini bertujuan untuk

mengklasifikasikan : besar/kecilnya beras kopi, warnanya, yang

pecah/remuk, yang kena hama bubuk dan yang kotor.

Gambar 2.8. proses sortasi

h. Penyimpanan

Buah kopi disimpan dalam bentuk buah kopi kering dalam

gudang penyimpanan dengan kadar air biji kopi 11 % dan RH udara

tidak lebih dari 74 %, sehingga pada kondisi tersebut pertumbuhan

jamur (Aspergilus niger, A. oucharaceous, dan Rhizopus sp) akan

(39)

Gambar 2.9. ruang penyimpanan

Berikut secara singkat proses pengolahan bubuk kopi yang terrangkum pada

bagan dibawah ini:

Gambar 2.10. struktur pengolahan bubuk kopi

2.2.3. Jenis Olahan Kopi

Kopi juga dapat diolah menjadi beberapa jenis minuman:

 Kopi hitam, merupakan hasil ektraksi langsung dari perebusan biji kopi yang disajikan tanpa penambahan perisa apapun.

 Espresso, merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi menggunakan uap panas pada tekanan tinggi.

 Latte (coffee latte), merupakan sejenis kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara susu dan kopi 3:1.

 Café au lait, serupa dengan caffe latte tetapi menggunakan campuran kopi hitam.

(40)

dengan rasio antara kopi dan susu 4:1.

 Cappuccino, merupakan kopi dengan penambahan susu, krim, dan serpihan cokelat.

 Dry cappuccino, merupakan cappuccino dengan sedikit krim dan tanpa susu.

 Frappé, merupakan espresso yang disajikan dingin.

 Kopi instan, berasal dari biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi.

 Kopi Irlandia (irish coffee), merupakan kopi yang dicampur dengan wiski.

 Kopi tubruk, kopi asli Indonesia yang dibuat dengan memasak biji kopi bersama dengan gula.

 Melya, sejenis kopi dengan penambahan bubuk cokelat dan madu.

 Kopi moka, serupa dengan cappuccino dan latte, tetapi dengan penambahan sirup cokelat.

 Oleng, kopi khas Thailand yang dimasak dengan jagung, kacang kedelai, dan wijen.

Selain itu, kopi juga telah diolah menjadi jajanan seperti permen,

dipadukan dengan coklat menjadi coklat rasa kopi, dan kopi juga sudah

diekstraksi untuk produk kecantikan, seperti body cream, body butter, masker

rambut, dan produk kecantikan salon lainnya.

2.3. Studi Banding Agrowisata

2.3.1. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran

Merupakan salah satu Wisata Agro yang dimiliki oleh PT. Perkebunan

Nusantara IX (Persero), Terletak di Areal Perkebunan Kopi Kebun Getas Afdeling

Assinan tepatnya Jl. Raya Semarang – Solo Km. 35 dengan ketinggian 480 –

600m dpl dengan suhu udara cukup sejuk antara 23ºC - 27º C.

Fasilitas utama berupa bangunan untuk menikmati sedapnya kopi

(41)

Gathering, Coffee Walk, Out Bound Games, Kolam Renang, Gasebo, Taman

Buah, Gedung Pertemuan, Flying Fox, Jelajah Kebun dengan ATV.

Lokasi wisata agro ini di tengah areal perkebunan kopi robusta, persis di

tepi jalan Semarang-Salatiga atau satu kilometer dari Terminal Bawen. Kopi

robusta olahan Banaran sudah memasuki pasar ekspor sejak dulu, tidak hanya

disukai di kawasan Asia, tetapi juga di Eropa.

Wisata unggulan di Kampoeng Kopi Banaran adalah:

 Kereta Wisata

Mengelilingi hamparan kebun kopi diselingi pemandangan Rawa Pening

yang dilatarbelakangi gugusan Gunung.

Gambar 2.11. kereta wisata

 Flying Fox

Meluncur bagaikan rubah dengan ketinggian 50 meter dan panjang 145

meter.

(42)

 Kolam Renang

Dengan 3 tipe kedalaman, masing-masing 30 cm, 50 cm, dan 150 cm.

Nikmati kesegaran dan keakraban keluarga.

Gambar 2.13. Kolam Renang

 Coffee House

Resto yang menyajikan aneka makanan dan minuman segar. Disajikan

panas maupun dingin dengan citarasa yang menggugah selera.

(43)

 Taman dan Gazebo

Tempat beristirahat dan bercengkrama dengan teman, kerabat, serta

keluarga. Dilengkapi dengan sarana bermain untuk anak-anak.

Gambar 2.15. Taman Bermain

 Camping Ground

Hamparan rumput hijau nan sejuk selus 1 Hectare dilengkapi sarana

penerangan untuk lokasi camping.

Gambar 2.16. Camping Ground

 Griya Robusta

Gedung pertemuan berkapasitas 750 orang. Dilengkapi dengan AC dan

ruang yang lapang untuk berbagai macam acara.

(44)

Berawal dari sebuah keresahan yang disebabkan oleh harga komoditi Kopi

yang terus menurun mulai tahun 1998 sampai dengan tahun 2001. Tahun 2002,

direksi PTPN IX (persero) melakukan sebuah terobosan dengan menerapkan pola

bisnis hulu hilir, komoditi Kopi tidak hanya saja dapat diperoleh hasilnya dengan

menjual biji kopi (green bean) akan tetapi dapat juga memperoleh hasil /

pendapatan yang lebih, dengan memberikan nilai tambah berupa perubahan

bentuk ke arah hilir. Komoditi Kopi yang tadinya dijual dalam bentuk biji (green

bean), diolah sebagian menjadi Kopi Bubuk dengan memberikan label/ nama

dagang Banaran Coffee.

Untuk lebih meningkatkan proses penetrasi/ pengenalan produk kepada

khalayak umum, Pada tahun 2002, tepatnya tanggal 20 Agustus, dibangunlah

sebuah coffeeshop dengan tujuan sebagai etalase dari produk hilir yang berfungsi

untuk memperkenalkan produk hilir yang diproduksi oleh PTPN IX (persero).

Pengenalan produk hilir dilakukan dengan memajang produk dalam bentuk

kemasan siap saji. Selain itu, proses penetrasi dilakukan dengan bentuk sajian

kopi maupun yang disajikan hangat maupun dingin.

Seiring dengan bergulirnya waktu, minat konsumen pun semakin

bertambah, berbagai masukan dari konsumen ditanggapi secara positif oleh

direksi, penambahan variasi menu berbahan dasar kopi dan teh terus dilakukan.

Tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Tahun 2005, tepatnya tanggal 28 Agustus

direksi melakukan terobosan dengan merubah kebun percontohan aneka tanaman

perkebunan dan buah koleksi di Afdeling Assinan, tepatnya dipinggir jalan Raya

Bawen – Solo Km 1,5 Bawen Kabupaten Semarang menjadi sebuah Kawasan

Agrowisata yang kemudian lebih dikenal sebagai Agrowisata Kampoeng Kopi

Banaran. Kawasan Agrowisata ini terus dikembangkan dengan memberikan

berbagai macam tambahan fasilitas penunjang, difrensiasi produk dan jasa terus

dihasilkan melalui inovasi baik produk maupun jasa.

Kawasan Agrowisata Kampoeng Kopi merupakan sebuah kawasan yang

unik, dimana tidak ada sebuah kawasan dimuka bumi ini yang memiliki

keindahan pemandangan kebun Kopi yang terawat dengan baik, bahkan dapat

dikatakan kebun Kopi terbaik di Asia, mungkin untuk Jenis Kopi Robusta terbaik

(45)

Nama Kampoeng Kopi Banaran merupakan sebuah nama yang dihasilkan

dari pemikiran yang dalam dan panjang. Pengambilan nama Kampoeng Kopi

Banaran didasarkan oleh proses dasar kopi, Banaran merupakan sebuah dusun di

sebuah desa, tepatnya di desa Gemawang kecamatan Jambu Kabupaten Semarang,

yaitu tempat dimana berdiri Pabrik Pengolahan Kopi tempat buah kopi merah

diolah menjadi biji kopi siap ekspor (green bean). Sedangkan Kampoeng Kopi

merupakan kawasan perkebunan Kopi yang terletak di Desa Assinan Kecamatan

Bawen Kabupaten Semarang.

2.3.2. Taman Mekar Sari, Bogor

 Data Fisik Nama : Taman Buah Mekarsari

 Pemilik : Yayasan Purna Bhakti Pertiwi

 Pengelola : PT Mekar Unggul Sari Pemrakarsa

 Pembangunan : Ibu Tien Soeharto ( Ketua YPBP )

 Pelaksana Pembangunan : PT. Exotica, Jakarta

 Mulai Pembangunan : 1991

 Peresmian : 14 Oktober 1995 ( Hari Pangan Sedunia )

 Diresmikan Oleh : Presiden RI ke-2 Bpk. H. M. Soeharto

 Lokasi : Kecamatan Cileungsi, Kab. Bogor-Jawa Barat ( Meliputi desa Mekarsari, Cileungsi Kidul, Gandoang, Dayeuh, dan Mampir )

 Luas : 264 Ha

 Kebun Buah : 88 Ha

 Lansekap : 20 Ha

 Kebun Sayur dan Sawah : 10 Ha

 Kebun Bibit : 5 Ha - Rumah Plastik 12 unit : 2 Ha

 Bangunan dan Sarana Jalan : 20 Ha - Danau Cipicung : 20 Ha

 Areal Pengembangan : 99 Ha

 Ketinggian Tempat : + 70 meter di atas permukaan laut

(46)

Gambar 2.18. Wisata Mekar Sari

Koleksi Plasma Nutfah : Terdiri dari 43 Famili, 200 Spesies, dan 669

Varietas tanaman. ( Tidak termasuk tanaman hias yang berada di Landscape dan

tanaman sayur-sayuran dan palawija di areal Sawah dan Pengembangan ).

Keistimewaan : -Kebun koleksi buah-buahan terbesar di dunia -Koleksi Plasma

Nutfah terbanyak -Diresmikan bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia dan

sebagai persembahan pada HUT Emas ( 50 tahun ) Republik Indonesia ( The

Golden Anniversary ).

Fasilitas yang disediakan antara lain:

 Gerbang Candi Bentar Gerbang Selamat Datang yang berbentuk candi dengan gaya arsitektur Bali.

 Gerbang Lamtoro Gerbang yang berbentuk daun Lamtoro, tanaman yang mendasari falsafah Taman Buah Mekarsari. Pada tiap kaki

gerbang terdapat ornamen buah-buahan sehingga menjadi sebuah

Monumen Buah Tropis.

 Graha Krida Sari Gedung pengelola, dimana Divisi Agrowisata yang melayani pengunjung berada. Di gedung ini terdapat Information

Center dan hall tempat memajang foto-foto kegiatan.

 Shelter Kereta Di tempat ini Anda dapat naik kereta untuk menikmati tamasya keliling kebun buah, berakhir di Danau Cipicung, dan kembali

lagi. Anda cukup menunjukkan tiket tanda masuk.

 Kebun Buah Di areal kebun buah ditanam sekitar 650 varietas tanaman buah, sebuah koleksi yang besar yang menjadi pelestarian plasma

nutfah tanaman buah tropis. Kebun buah terdiri dari 5 blok yang

(47)

 Menara Pandang Dari menara setinggi lebih kurang 30 m Anda dapat menikmati pemandangan alam Taman Buah Mekarsari. Selain tangga,

disediakan pula elevator (lift) untuk menuju ke puncak menara.

 Teater Dewi Sri Di Teater dewi Sri Anda dapat menyaksikan penayangan film dokumenter tentang Taman Buah Mekarsari dengan

masa tayang lebih kurang 30 menit.

 Rumah Plastik dan Hidroponik Rumah Plastik adalah tempat budidaya tanaman yang sebenarnya tidak sesuai dengan agroklimat di Taman

Buah Mekarsari, sedangkan Hidroponik adalah suatu teknologi

budidaya yang tidak menggunakan media tanah, melainkan air.

 Jembatan Gantung Jembatan untuk menuju ke pulau kecil di tengah Danau Cipicung. Lokasi jembatan ini sangat bagus untuk membuat foto

kenang-kenangan di Taman Buah Mekarsari.

 Arena Bermain Arena bermain yang luas untuk anak-anak, dilengkapi dengan peralatan luncuran, setimbang, ayunan, dan lain-lain. Lokasi ini

dapat juga digunakan sebagai arena perlombaan atau festival.

 Plaza Air Mancur Sebuah taman bermain yang luas dengan air mancur berbentuk bunga Lamtoro Gung di tengah-tengah. Di sekeliling taman

terdapat berbagai pola tanam-tanaman hias.

 Puri Tirto Sari Disebut juga Bangunan Air Terjun (BAT). Bangunan ini melambangkan suatu keindahan alam yang sekaligus memberikan

rezeki dengan adanya air untuk kehidupan.

2.3.3. Padang Buah INAGRO

 Deskripsi Proyek :

 Pengelola : PT INTIDAYA AGROLESTARI

 Lokasi : Jl. Raya Jampang Karihkil Km 7, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia.

 Fasilitas : menara pandang, kolam pemancingan, akomodasi ( Guest House ), parking space, Mesjid, Telekomunikasi, tennis court, jogging

(48)

Gambar 2.19. Padang Buah INAGRO

Berangkat dari komitmen, mengembangkan pertanian yang berteknologi,

padat karya, berwawasan lingkungan dan menyehatkan. PT INAGRO memadukan

berbagai aktivitas yang ada dengan keindahan serta keasrian lingkungan dalam

satu paket Agrowisata Ilmiah. Didukung dengan fasilitas yang lengkap dan

pelayanan yang profesional, kegiatan wisata Anda lebih bernilai tambah karena

Anda sekaligus dapat mengetahui perkembangan bioteknologi di dunia pertanian

nasional. Semua fasilitas yang dimiliki dapat juga digunakan untuk seminar, rapat

kerja, atau pertemuan formal dan informal lainnya.

Pemancingan dan Sarana Olahraga

Bagi yang gemar memancing, tersedia juga kolam pemancingan, lapangan

tenis dan jogging track yang disediakan bagi Anda yang ingin berolahraga sambil

berwisata.

Laboratorium

Laboratorium produksi dengan bioteknologi dapat Anda kunjungi untuk

menambah wawasan Anda tentang dunia pertanian.

Auditorium

Auditorium berkapasitas 200 orang dengan interior yang nyaman dan

fasilitas lengkap dapat Anda gunakan untuk seminar atau pertemuan lainnya.

Pendopo

Pendopo dengan kapasitas 150 orang memberikan keleluasaan bagi Anda

untuk menerima tamu sambil beramah tamah.

(49)

Penginapan berkapasitas 150 orang dengan nuansa alam dilengkapi

fasilitas dan pelayanan yang profesional menambah kenyamanan Anda.

Padang Buah

Padang buah seluas 75 Ha memberikan kepuasan bagi Anda untuk melihat

dan mencicipi aneka ragam buah-buahan.

Situ

Beberapa buah situ ( danau ) melengkapi keindahan dan kesejukan padang

buah.

2.3.4. Britt Coffee Tour (Costa Rica)

Terletak didaerah san jose, Negara Kosta Rika, Britt Coffee Tour

menawarkan beberapa paket tur wisata kopi untuk wisatawan,diantaranya :

1. Classic Coffee Tour

Paket ini memandu wisatawan tentang bagaimana siklus hidup kopi, mulai

dari pembibitan, tumbuh kembang hingga pemilihan biji kopi terbaik. Juga

mempelajari tentang iklim kosta rika yang unik sehingga memberikan kondisi

pertumbuhan yang sempurna bagi biji kopi.

Wisatawan juga diajari cara dan teknik memanggang biji kopi yang berbeda untuk

menghasilkan aroma dan rasa yang berbeda dan juga teknik mencium aroma kopi

untuk mengidentifikasi karaktersitik dan kelas kopi.

Wisatawan juga dimanjakan dengan panorama alam yang indah yang digabung

dengan musik tradisional sembari menikmati makanan dan kopi terbaik kami.

Begitu juga tersedia beberapa souvenir dan kopi segar yang mengingatkan anda

untuk kembali lagi kesini.

(50)

2. Coffee Lovers Tour

Paket ini ditawarkan kepada wisatawan fanatik kopi yang ingin menambah

pengalaman dan menikmati pendidikan kopi lebih luas. Paket ini meliputi semua

manfaat coffee tour classic dengan tambahan informasi dari para ahli kopi kami

dan sesi tentang proses penanaman kopi dan menyeduh. Wisatawan akan diajak

ke pabrik kopi sehingga wisatawan dapat melihat secara langsung proses produksi

kopi kami.

gambar 2.21. workshop Britt Coffee Tour

3. Coffe and Nature Tour

Paket ini menggabungkan paket coffee classic dengan tur wisata alam,

dimana belajar tentang flora dan fauna, spesies endemik Negara Kosta Rika. Tur

ini juga mengajak wisatawan untk mempelajari spesifikasi tanaman kopi,

sifat-sifat tanaman kopi dan kebudayaan Kosta Rika.

gambar 2.22. jalan setapak Britt Coffee Tour

Ruangan-ruangan yang terdapat di Britt Coffee Tour :

Gambar

Gambar 2.1. pengeringan alami
Gambar 2.2. pengeringan buatan
Gambar 2.5. proses pencucian
Gambar 2.7. mesin huller
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan prestasi belajar mahasiswa meningkat. Dengan demikian Penerapan Web based Learning pada mata kuliah Komputer dapat

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah web server pada jaringan intranet sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna sistem yang menginginkan agar sistem

Sebagai hasilnya, jika Anda memilih untuk menggunakan M600 dalam salah satu bahasa yang tidak didukung, bahasa aplikasi Polar pada jam tangan pintar Anda akan menjadi English

Pertumbuhan organisasi dan peningkatan optimalisasi pelayanan terhadap peserta diklat pada umumnya akan berimplikasi pada bertambahnya kebutuhan sumber daya

Gagal jantung adalah sindroma klinis yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung.Fungsi jantung berfungsi sebagai alat atau organ pemompa darah pada

Hasil penelitian menunjukkan penambahan asap cair pada perlakuan konsentrasi asap cair kayu karet 10% (K10G0) dapat meningkatkan mutu bokar yang dihasilkan, hal ini

Hati hati dengan budget iklan anda, jika baru coba coba buat saja budget perharinya Rp 10.000,- kemudian analisa dan coba lagi Buat iklan semenarik mungkin untuk diKlik misalnya

Peserta mengerti dan setuju bahwa Kami dapat memotong pembayaran kepada Peserta; atau Kami dapat menunda atau mengakhiri Program Pensiun atas diri Peserta tersebut (“Program