( TEMA : ARSITEKTUR TROPIS )
LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2012/2013
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
THOMMY JOHN PIETER SITEPU 08 0406 042
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
( TEMA : ARSITEKTUR TROPIS )
LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2012/2013
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
THOMMY JOHN PIETER SITEPU 08 0406 042
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
( TEMA : ARSITEKTUR TROPIS )
Oleh :
THOMMY JOHN PIETER SITEPU
08 0406 042
Medan, April 2013
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur Ir. Basaria Talarosha, M.T.
NIP: 196501091995012001
Wahyu Abdillah, S.T.
NIP: 197308102002121001
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. N. Vinky Rahman, M.T.
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A)
Nama : Thommy John Pieter Sitepu
Nim : 080406042
Judul Proyek Akhir : Pusat Wisata Kopi Sidikalang
Tema Proyek Akhir : Arsitektur Tropis
Rekapitulasi Nilai :
Nilai A B+ B C+ C D E
`
Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :
Waktu Paraf Paraf Koordinator
TKA-490
No Status Pengumpulan
Laporan
Pembimbing I
Pembimbing II
1 LULUS
LANGSUNG
2 LULUS
MELENGKAPI
3 PERBAIKAN
TANPA SIDANG
4 PERBAIKAN
DENGAN SIDANG
5 TIDAK LULUS
Medan, April 2013
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490
Ir.N.Vinky Rahman, M.T. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc
Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-migas yang kini banyak
dikembangkan di berbagai daerah. Obyek wisata yang paling lama berkembang
adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek
wisata oleh Pemerintah telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor
non-migas. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi
wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap. Indonesia sendiri sebagai negara
agraris memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Berbagai jenis hasil pertanian
dapat dijumpai disetiap daerah, mengingat iklim tropis di Indonesia mendukung
pertumbuhan komoditas pertanian. Rangkaian kegiatan pertanian dari budidaya
sampai pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan pariwisata.
Dengan menggabungkan kegiatan agronomi dengan pariwisata banyak
perkebunan-perkebunan besar di Indonesia dikembangkan menjadi obyek wisata
agro. Diantara berbagai jenis agrowisata yang ada di Indonesia salah satu yang
paling menarik untuk dikembangkan adalah kopi. Kopi merupakan salah satu
komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa
Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki
kontribusi yang cukup tinggi. Komoditi kopi juga merupakan komoditi yang
dikonsumsi di dalam negeri. Selain itu, kopi merupakan salah satu komoditas
ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan
banyak sektor. Sebagai daerah yang memiliki tanah yang subur, panorama yang
indah, dan salah satu penghasil biji kopi terbaik didunia, Sidikalang mempunyai
potensi yang sangat besar untuk pengembangan konsep agrowisata kopi. Manfaat
lain yang dapat dipetik dari mengembangkan agrowisata kopi ini adalah
disamping dapat menjual jasa dari wisata agro kopi, daya tarik keindahan alam,
seni dan budaya, sekaligus menuai hasil dari penjualan produk olahan kopi
sehingga disamping memperoleh pendapatan dari sektor jasa dan penjualan
produk olahan kopi sekaligus lebih menambah wawasan, pengalaman dan
pengetahuan tentang kopi.
Tourist attraction is the non-oil foreign exchange earner that is now being
developed in various regions. Tourist attraction is the longest growing tourist
attraction that features natural beauty, arts and culture. A tourist attraction by the
Government has been recognized as the largest foreign exchange earner of the
non-oil sector. Given the natural beauty to be a strong attraction for tourists, the
potential is exciting to be tilled. Indonesia itself as an agricultural country has a
vast farmland. Various types of agricultural products can be found in each area,
given the tropical climate in Indonesia to support the growth of agricultural
commodities. A series of agricultural activities to post-harvest cultivation can be
used as a main attraction for tourism activity. By combining with many tourism
activities agronomic large plantations in Indonesia developed into agro tourism.
Among the various types of agro-tourism in Indonesia one of the most attractive
for development is coffee. Coffee is one of the important commodity traded in the
world wide. For Indonesia, coffee is one of the commodity trade has contributed
to high. Commodity coffee is also a commodity that is consumed domestically. In
addition, coffee is one of the export commodity that can create employment,
involving many sectors. As a region that has fertile soil, beautiful scenery, and
one of the biggest's best coffee beans in the world, Sidikalang has huge potential
for the development of agro-tourism concept of coffee. Another benefit to be
gained from developing agrotourism this coffee is in addition to selling the
services of the coffee agro tourism, attraction natural beauty, arts and culture, as
well as reap the proceeds from the sale of processed coffee products so that in
addition to earn income from the service sector and refined product sales of coffee
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat
dan Karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tersusun tepat pada
waktunya. Laporan ini berisikan penjelasan mengenai proyek Tugas Akhir dari penulis
yang berjudul “ Pusat Wisata Kopi Sidikalang “. Pada tahapan ini terdapat latar belakang, deskripsi proyek , elaborasi tema , analisa dan konsep dari perancangan
bangunan “Pusat Wisata Kopi Sidikalang“ ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dosen pembimbing I Ibu Ir. Basaria Talarosha, M.T., selaku dosen pembimbing 1
atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi, masukan-masukan dan
motivasi yang diberikan kepada penulis.
2. Dosen pembimbing II Bapak Wahyu Abdillah, S.T., selaku dosen pembimbing 2
atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi, masukan-masukan dan
motivasi yang diberikan kepada penulis.
3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT. selaku Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara dan bapak Imam Faisal Pane,S.T., M.T. selaku
Sekretaris Departemen Arsitektur , Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
yang telah memfasilitasi Tugas Akhir penulis dari awal hingga akhir.
4. Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc selaku koordinator Tugas Akhir, Departemen
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah mengkordinir
seluruh peserta Tugas Akhir agar dapat tepat waktu menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
6. Orang tua saya yang tercinta, Bapak dr. D. Sitepu, Sp. PD dan Ibu S.S. Tarigan,
atas segala doa, support, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini.
7. Kepada kakak-kakak saya, drg. Sylvia Fransisca Sitepu, drg. Meity O.H.
Sitepu,Sp.Ort dan Corry Julyanti Sitepu, S.Psi yang telah memberikan semangat
sangat besar kepada saya dalam hal waktu, pikiran dan tenaga.
9. Kepada teman - teman stambuk 2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara yang telah bersama dengan penulis melewati suka duka
selama kurang lebih 5 tahun ini.
10.Semua teman – teman Studio Tugas Akhir Semester A TA 2012 / 2013, terutama
bulsem, falex, eka, mora ndut, saprik, dan ite yang ikut mengalami penderitaan
Tugas Akhir ini bersama-sama dengan penulis, semoga akan menjadi kenangan
yang abadi dan tak terlupakan.
Penulis percaya laporan yang disusun masih jauh dari sempurna, namun inilah hasil
yang telah di rangkum untuk laporan penulis, berisi berbagai pembahasan yang diperlukan
untuk rancangan bangunan yang akan dibuat. Semoga dengan adanya laporan ini dapat
memberikan informasi dan gambaran yang cukup jelas mengenai proyek dan tema yang
dipilih. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna bagi pihak yang
membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, April 2013
Hormat saya,
Thommy John Pieter Sitepu
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR DIAGRAM ... x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ... 3
1.3. Sasaran ... 4
1.4. Masalah Perancangan ... 4
1.5. Pendekatan ... 5
1.6. Lingkup dan Batasan ... 6
1.7. Asumsi ... 6
1.8. Kerangka Berfikir... 7
1.9 Sistematika Penulisan ... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Agrowisata ... 10
2.1.1. Definisi dan Prinsip Agrowisata ... 10
2.1.2. Prasyarat Kawasan Agrowisata ... 11
2.1.3. Prinsip-prinsip Pengembangan Agrowisata ... 11
2.2. Tinjauan tentang Kopi ... 13
2.2.1. Sejarah Kopi ... 13
2.2.2. Proses Pengolahan Kopi ... 15
2.2.3. Jenis Olahan Kopi ... 21
2.3. Studi Banding Agrowisata ... 22
2.3.1. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran ... 22
2.3.2. Taman Mekar Sari, Bogor ... 27
2.3.4. Britt Coffee Tour (Costa Rica) ... 31
2.3.5. Agrowisata Kopi Sailand, Bali ... 33
2.4. Tinjauan Tema : Arsitektur Tropis ... 36
2.4.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ... 36
2.4.2. Pengertian Tema ... 37
2.4.2.1. Pengertian Arsitektur ... 37
2.4.2.2. Pengertian Tropis ... 38
2.4.2.3. Pengertian Arsitektur Tropis ... 38
2.4.3. Studi Banding Tema Sejenis ... 40
2.4.3.1. Institutes of Higher Learning oleh Adrian Lo ... 40
2.4.3.2. Alam Sutra Residence / Wahana Cipta Selaras ... 42
2.4.3.3. Khayangan Villa/Estate ... 44
2.4.3.4. The Michael Resorts ... 45
BAB 3 TINJAUAN PROYEK 3.1. Deskripsi Proyek ... 48
3.1.1. Terminologi judul ... 48
3.2. Lokasi Proyek ... 49
3.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 50
3.2.2. Alternatif Pemilihan Lokasi ... 52
3.2.3. Penilaian Lokasi ... 53
3.3. Fungsi dan Kegiatan Proyek ... 55
3.3.1. Deskripsi Fungsi ... 55
3.3.2. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 56
3.3. Tema perancangan ... 68
3.3.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ... 68
3.3.2. Interpretasi Tema ... 69
3.4. Program Ruang ... 75
BAB 4 ANALISA PUSAT WISATA KOPI SIDIKALANG 4.1. Analisa Tapak... 82
4.3. Analisa View ... 90
4.4. Analisa Kawasan Sekitar Tapak... 91
4.5. Analisa Vegetasi, Angin, dan Matahari ... 92
4.6. Analisa Bentukan Massa ... 92
4.7. Struktur ... 97
4.8. Material ... 102
4.9. Utilitas ... 105
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Bentukan Massa ... 110
5.2. Zoning ... 110
5.3. Konsep Tata Ruang Luar ... 111
5.4. Konsep Sirkulasi dan Pencapaian ... 113
5.4.1. Enterance ... 113
5.4.2. Kendaraan roda 2 & 4 ... 114
5.4.3. Pejalan Kaki ... 114
5.5. Konsep Parkir ... 115
5.6. Konsep Vegetasi... 115
5.7. Konsep Perancangan Bangunan ... 116
5.7.1. Organisasi Ruang ... 116
5.7.2. Penerapan Tema terhadap Bangunan ... 117
5.8. Konsep Utilitas ... 119
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Pengeringan alami ... 16
Gambar 2.2. Pengeringan buatan ... 17
Gambar 2.3. Tangki penerima ... 17
Gambar 2.4. Alat pulping ... 18
Gambar 2.5. Proses pencucian ... 19
Gambar2.6. Metode pengeringan ... 19
Gambar 2.7. Mesin huller... 20
Gambar 2.8. Proses sortasi ... 20
Gambar 2.9. Ruang penyimpanan ... 21
Gambar 2.10. Struktur pengolahan bubuk kopi ... 21
Gambar 2.11. Kereta wisata ... 23
Gambar 2.12. Flying Fox ... 23
Gambar 2.13. Kolam Renang ... 24
Gambar 2.14. Coffee House ... 24
Gambar 2.15. Taman Bermain ... 25
Gambar 2.16. Camping Ground ... 25
Gambar 2.17. Griya Robusta ... 25
Gambar 2.18. Wisata Mekar Sari ... 28
Gambar 2.19. Padang Buah INAGRO ... 30
Gambar 2.20. Workshop Britt Coffee Tour ... 31
Gambar 2.21. Workshop Britt Coffee Tour ... 32
Gambar 2.22. Jalan Setapak Britt Coffee Tour ... 32
Gambar 2.23. Agrowisata Kopi Bali ... 34
Gambar 2.24. Agrowisata Kopi Sailand,Bali ... 34
Gambar 2.25. Agrowisata Kopi Sailand,Bali ... 35
Gambar 2.26. Agrowisata Kopi Sailand,Bali ... 35
Gambar 2.27. Intitutes Of Higher Learning ... 40
Gambar 2.28. Intitutes Of Higher Learning ... 40
Gambar 2.29. Intitutes Of Higher Learning ... 41
Gambar 2.31. Intitutes Of Higher Learning ... 41
Gambar 2.32. Intitutes Of Higher Learning ... 42
Gambar 2.33. Denah Alam Sutra Residence ... 43
Gambar 2.34. Interior Alam Sutra Residence ... 43
Gambar 2.35. Exterior Alam Sutra Residence ... 43
Gambar 2.36. suasana tropis pada kolam renang resort ... 44
Gambar 2.37. suasana tropis bangunan ... 45
Gambar 2.38. Bentuk Bangunan Hotel Resort Tropis. ... 46
Gambar 3.1. Peta Kabupaten Dairi ... 49
Gambar 3.2. Lokasi Site 1 ... 52
Gambar 3.3. Lokasi Site 2 ... 52
Gambar 3.4. Lokasi Site 3 ... 53
Gambar 4.1. Eksiting Tapak... 82
Gambar 4.2. Analisa eksisting tapak ... 83
Gambar 4.3. Analisa Sirkulasi kendaraan ... 84
Gambar 4.4. Konsep Sirkulasi kendaraan ... 85
Gambar 4.5. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ... 86
Gambar 4.6. Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki ... 86
Gambar 4.7. Streetscape ... 87
Gambar 4.8. Aplikasi Streetscape ... 88
Gambar 4.9. analisa pencapaian ... 89
Gambar 4.10. konsep pencapaian... 89
Gambar 4.11. analisa keluar tapak ... 90
Gambar 4.12. analisa view kedalam tapak ... 91
Gambar 4.13. analisa Vegetasi, Angin, dan Matahari ... 92
Gambar 4.14. analisa Bentuk ... 92
Gambar 4.15. Skema sun pocket pada siklus sinar matahari. ... 94
Gambar 4.16. Skematik desain berdasarkan potensi sinar matahari dan angin. 95 Gambar 4.17. konstruksi sistem bentuk struktur bangunan dan angin. ... 102
Gambar 4.18. Material dinding Batu Alam ... 103
Gambar 4.19. Material Beton Alam ... 104
Gambar 4.21. Material dinding Kayu ... 105
Gambar 5.1. Gubahan Massa ... 110
Gambar 5.2. Zoning tapak ... 111
Gambar 5.3. Konsep Tata Ruang Luar... 113
Gambar 5.4. Enterance ... 113
Gambar 5.5. Sirkulasi kendaraan 2 & 4 pengunjung ... 114
Gambar 5.6. Sirkulasi kendaraan 2 & 4 karyawan dan pengelola ... 114
Gambar 5.7. Sirkulasi manusia di enterance utama ... 114
Gambar 5.8. Sirkulasi manusia di enterance kedua ... 114
Gambar 5.9. konsep parkiran enterance utama ... 115
Gambar 5.10. konsep parkiran enterance kedua ... 115
Gambar 5.11. konsep vegetasi ... 115
Gambar 5.12. Denah Rancangan PWKS... 116
Gambar 5.13. detail penghawaan ... 117
Gambar 5.14. detail kemiringan atap ... 117
Gambar 5.15. Lebar teritisan Atap ... 118
Gambar 5.16. bukaan pada bangunan ... 118
DAFTA TABEL
Tabel 3.1. Syarat Pemilihan Lokasi ... 50
Tabel 3.2. Penilaian Lokasi ... 53
Tabel 3.3. Deskripsi Kegiatan Utama ... 56
Tabel 3.4. deskripsi kegiatan Penunjang ... 57
Tabel 3.5. Deskripsi kegiatan Utama yang terjadi di PWKS ... 58
Tabel 3.6. Deskripsi Kegiatan penunjang yang terjadi PWKS ... 59
Tabel 3.7 Deskripsi kebutuhan ruang PWKS ... 62
Tabel 3.8. Program Ruang unit Agrowisata ... 75
Tabel 3.9. Program Ruang Unit Rekreasi ... 76
Tabel 3.10. Program Ruang Unit Pengelola... 77
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1. Struktur Kerangka Berfikir ... 7
Diagram 3.1. diagram tujuan utama Pengunjung PWKS ... 55
Diagram 3.2. diagram tujuan utama PWKS ... 55
Diagram 3.3. pola kegiatan pengunjung ... 60
Diagram 3.4. pola kegiatan pengelola ... 61
Diagram 3.5. pola kegiatan teknisi/karyawan ... 61
Diagram 4.1. Diagram Elektrikal ... 106
Diagram 4.2. Diagram air kotor ... 107
Diagram 4.3. Diagram air bersih ... 108
Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-migas yang kini banyak
dikembangkan di berbagai daerah. Obyek wisata yang paling lama berkembang
adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek
wisata oleh Pemerintah telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor
non-migas. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi
wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap. Indonesia sendiri sebagai negara
agraris memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Berbagai jenis hasil pertanian
dapat dijumpai disetiap daerah, mengingat iklim tropis di Indonesia mendukung
pertumbuhan komoditas pertanian. Rangkaian kegiatan pertanian dari budidaya
sampai pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan pariwisata.
Dengan menggabungkan kegiatan agronomi dengan pariwisata banyak
perkebunan-perkebunan besar di Indonesia dikembangkan menjadi obyek wisata
agro. Diantara berbagai jenis agrowisata yang ada di Indonesia salah satu yang
paling menarik untuk dikembangkan adalah kopi. Kopi merupakan salah satu
komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa
Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki
kontribusi yang cukup tinggi. Komoditi kopi juga merupakan komoditi yang
dikonsumsi di dalam negeri. Selain itu, kopi merupakan salah satu komoditas
ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan
banyak sektor. Sebagai daerah yang memiliki tanah yang subur, panorama yang
indah, dan salah satu penghasil biji kopi terbaik didunia, Sidikalang mempunyai
potensi yang sangat besar untuk pengembangan konsep agrowisata kopi. Manfaat
lain yang dapat dipetik dari mengembangkan agrowisata kopi ini adalah
disamping dapat menjual jasa dari wisata agro kopi, daya tarik keindahan alam,
seni dan budaya, sekaligus menuai hasil dari penjualan produk olahan kopi
sehingga disamping memperoleh pendapatan dari sektor jasa dan penjualan
produk olahan kopi sekaligus lebih menambah wawasan, pengalaman dan
pengetahuan tentang kopi.
Tourist attraction is the non-oil foreign exchange earner that is now being
developed in various regions. Tourist attraction is the longest growing tourist
attraction that features natural beauty, arts and culture. A tourist attraction by the
Government has been recognized as the largest foreign exchange earner of the
non-oil sector. Given the natural beauty to be a strong attraction for tourists, the
potential is exciting to be tilled. Indonesia itself as an agricultural country has a
vast farmland. Various types of agricultural products can be found in each area,
given the tropical climate in Indonesia to support the growth of agricultural
commodities. A series of agricultural activities to post-harvest cultivation can be
used as a main attraction for tourism activity. By combining with many tourism
activities agronomic large plantations in Indonesia developed into agro tourism.
Among the various types of agro-tourism in Indonesia one of the most attractive
for development is coffee. Coffee is one of the important commodity traded in the
world wide. For Indonesia, coffee is one of the commodity trade has contributed
to high. Commodity coffee is also a commodity that is consumed domestically. In
addition, coffee is one of the export commodity that can create employment,
involving many sectors. As a region that has fertile soil, beautiful scenery, and
one of the biggest's best coffee beans in the world, Sidikalang has huge potential
for the development of agro-tourism concept of coffee. Another benefit to be
gained from developing agrotourism this coffee is in addition to selling the
services of the coffee agro tourism, attraction natural beauty, arts and culture, as
well as reap the proceeds from the sale of processed coffee products so that in
addition to earn income from the service sector and refined product sales of coffee
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan
secara luas di dunia. Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi
perdagangan yang memiliki kontribusi yang cukup tinggi. Komoditi kopi juga
merupakan komoditi yang dikonsumsi di dalam negeri. Selain itu kopi merupakan
salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja
dengan melibatkan banyak sektor.
Selama ini di Indonesia lebih dikenal sebagai penghasil Kopi Robusta
terbesar didunia, meskipun kontribusi Kopi Arabika Indonesia dalam perdagangan
kopi dunia secara kuantitatif kecil namun secara kualitatif sangat disukai
konsumen dengan keanekaragaman jenis serta cita rasa yang spesifik. Menurut
International Coffee Organization (ICO) konsumsi kopi di dunia meningkat dari
tahun ke tahun sehingga peningkatan produksi kopi di Indonesia memiliki peluang
besar untuk mengekspor kopi ke negara-negara pengonsumsi kopi utama dunia
seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Biji kopi Indonesia juga dipasok
ke gerai-gerai penjual kopi (coffee shop) seperti Starbucks dan Quick Check yang
berlokasi di Indonesia maupun yang berada di luar negeri.
Produksi kopi Indonesia sebagian besar diekspor yaitu antara 50%-80%.
Ekspor kopi Indonesia hampir seluruhnya dalam bentuk biji kering dan hanya
sebagian kecil (kurang dari 0,5%) dalam bentuk hasil olahan. Dalam data
Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian tahun 2004,
negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia adalah Jerman, Jepang, Amerika
Serikat, Korea Selatan dan Italia.
Perkembangan kegiatan perkebunan kopi di berbagai provinsi di Indonesia
menunjukkan trend yang meningkat. Berdasarkan pusat data dan informasi
pertanian, secara umum pola perkembangan luas areal kopi di Indonesia pada
periode tahun 1970-2008 cenderung mengalami peningkatan sebesar 395 hektare
terdapat enam provinsi sentra produksi kopi yang memberikan kontribusi besar
terhadap total produksi kopi di Indonesia.
Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung merupakan provinsi sentra
produksi kopi terbesar yang berkontribusi masing-masing sebesar 22,32% dan
21,65% terhadap total produksi kopi di Indonesia. Disusul berturut-turut provinsi
Bengkulu, Sumatera Utara, Jawa Timur dan NAD. Hal ini berkaitan dengan
semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap perkebunan kopi rakyat dan
semakin luasnya pangsa pasar kopi.
Sumatera Utara yang berada pada posisi keempat sebagai provinsi sentra
produksi kopi terdiri dari beberapa kabupaten yang menghasilkan kopi sebagai
hasil perkebunan utama. Salah satunya adalah Kabupaten Dairi. Menurut Data
BPS (2010) Kabupaten Dairi merupakan daerah dengan total produksi paling
besar untuk Kopi Arabika. Tanaman Kopi Arabika dapat dengan mudah dijumpai
hampir di seluruh daerah di Kabupaten Dairi. Sebagian besar penduduk yang ada
di Kabupaten Dairi memiliki areal penanaman kopi di areal pemukimannya.
Di Kabupaten Dairi, kopi merupakan komoditas perkebunan rakyat yang
cukup berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian rakyat setempat. Berdasarkan
Badan Pusat Statistik (2007), Kabupaten Dairi berada di peringkat pertama
sebagai penghasil kopi terbesar di Sumatera Utara dengan hasil produksi 9.437,80
ton . Luas lahan kopi yang menghasilkan biji kopi tanduk basah di daerah ini
seluas 6.904 hektare dengan produktivitas 1,36 ton setiap hektarnya. Hal ini
menunjukkan Kabupaten Dairi berkontribusi besar dalam peningkatan ekspor kopi
ke berbagai negara dari Sumatera Utara.
Kabupaten Dairi merupakan salah satu daerah kabupaten di provinsi
Sumatera Utara yang terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera Utara berada
pada ketinggian antara 250-1700 meter di atas permukaaan laut (mdpl). Topografi
dan kontur tanah yang beraneka ragam yaitu yang tergolong datar, miring, landai
dan terjal (BPS, 2010). Berdasarkan letak geografis dan iklim ada beberapa jenis
komoditas perkebunan rakyat yang dikelola masyarakat setempat seperti kopi,
jagung, sayur-mayur, pisang, nangka jeruk, kentang, dan terong belanda.
Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-migas yang kini banyak
adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek
wisata ini oleh Pemerintah telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari
sektor non-migas. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi
wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap. Indonesia sebagai negara agraris
memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Rangkaian kegiatan pertanian dari
budidaya sampai pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan
pariwisata. Dengan menggabungkan kegiatan agronomi dengan pariwisata banyak
perkebunan-perkebunan besar di Indonesia dikembangkan menjadi obyek wisata
agro.
Pengertian Agrowisata dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian
dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor:
204/KPTS/HK/050/4/1989 dan Nomor KM. 47/PW.DOW/MPPT/89 Tentang
Koordinasi Pengembangan Wisata Agro, didefinisikan “sebagai suatu bentuk
kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan
tujuan untuk memperluas pengetahuan, perjalanan, rekreasi dan hubungan usaha
di bidang pertanian".
Sebagai daerah yang memiliki tanah subur, panorama indah,
pengembangan agrowisata di Sidikalang akan mempunyai manfaat ganda apabila
dibandingkan hanya mengembangkan pariwisata dengan obyek dan daya tarik
keindahan alam, seni dan budaya. Manfaat lain yang dapat dipetik dari
mengembangkan agrowisata, yaitu disamping dapat menjual jasa dari obyek, daya
tarik keindahan alam, seni dan budaya, sekaligus akan menuai hasil dari penjualan
budidaya tanaman agro, sehingga disamping akan memperoleh pendapatan dari
sektor jasa sekaligus akan memperoleh pendapatan dari penjualan komoditas
pertanian.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan merancang Pusat Wisata Kopi Sidikalang adalah :
1. Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang kopi.
2. Sebagai salah satu tujuan wisata dari rangkaian wisata yang ada di
Kab. Dairi.
1.3. Sasaran
Sasaran utama Pusat Wisata Kopi Sidikalang adalah :
1. Menjadi sarana rekreasi agro bagi wisatawan.
2. Membantu petani dan pengusaha kopi dalam upaya memasarkan
produk kopi Sidikalang di dalam dan luar negeri.
1.4. Masalah Perancangan
Masalah perancangan adalah kendala atau hambatan yang akan dihadapi
dalam perencanaan dan perancangan proyek. Dengan mengetahui masalah yang
akan dihadapi, maka akan diupayakan untuk mencari solusi untuk mengatasi
masalah-masalah yang akan terjadi. Dengan demikian, diharapkan dalam proses
perancangan dapat bejalan dengan baik dan lancar.
Dalam kasus proyek Agrowisata ini, masalah perancangan yang muncul adalah :
Bagaimana cara menata ruang luar dan ruang dalam kawasan Pusat Wisata kopi Sidikalang, dimana manusia dapat berekreasi dengan cara
melihat dan mengamati proses pengolahan kopi yang telah matang dan
merasakan kenikmatan kopi hasil proses pengolahan kopi ini secara
langsung sebelum dibawa pulang.
Bagaimana menggabungkan fungsi-fungsi bangunan yang berbeda menjadi suatu komplek wisata bisnis, yang dapat mewadahi seluruh
kegiatan pengunjung dan memberikan rasa nyaman bagi pengunjung.
Pusat Wisata Kopi merupakan penggabungan rekreasi ruang dalam dan luar (indoor and outdoor recreation), dimana pengunjung
menikmatinya sambil berjalan, sehingga diperlukan adanya pengaturan
sirkulasi dan bagaimana penyelesaian sirkulasi terbaik didalam lokasi
yang dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
Bagaimana membedakan sirkulasi pengunjung dengan pegawai pabrik kopi yang berada dalam satu site.
Bagaimana penataan ruang luar dengan menggunakan pola, warna, bentuk yang mengarah pada kesan alami dan tidak menimbulkan
perubahan total pada kondisi tapak eksistingnya.
Bagaimana penataan ruang luar dengan ruang dalam sehingga tercipta suatu keterkaitan yang harmonis
Bagaimana menemukan suatu bentuk arsitektur yang menarik yang dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung.
Penenerapan tema (Arsitektur Tropis) kedalam desain sehingga tema dapat mendukung fungsi-fungsi yang di buat menjadi lebih bagus.
1.5. Pendekatan
Untuk memberikan dan memperjelas gambaran serta pemahaman tentang
kriteria perancangan Pusat Wisata Kopi Sidikalang ini, dilakukan metode
pembahasan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut:
Pusat Wisata Kopi sebagai wadah rekreasi, pengenalan, pengembangan, pengolahan, penjualan, pendidikan dan penelitian kopi
yang konteks dengan lingkungan dan pengunjungnya
Studi lokasi, data, wawancara dan survey untuk lebih memahami tentang karakteristik dan potensi lokasi, permasalahan dan lain-lain
yang bermanfaat bagi proses perancangan Pusat Wisata Kopi ini.
Penerapan Arsitektur Hijau sebagai tema perancangan melalui Definisi yang paling umum yaitu melibatkan adanya reduksi dari keseluruhan
pengaruh dan proses dari desain melalui konstruksi serta operasional
bangunan pada penggunakan kembali dari struktur dan
elemen-elemennya, diantaranya : efisiensi penggunaan site, ruang,
bahan-bahan dan energi. Mereduksi pencemaran baik internal maupun
eksternal bangunan, pemborosan, kesehatan lingkungan, memperbaiki
produktifitas pekerja, dan perlindungan kesehatan seluruh penghuni.
1.6. Lingkup dan Batasan
Adapun batasan dan lingkup kajian perencanaan proyek ini adalah
bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan
merancang sebuah Pusat Wisata Kopi.
Lingkup perencanaannya ialah :
Memperkenalkan Wisata agro yang sepenuhnya belum berkembang di Kab. Dairi
Mengembangkan potensi alam di Kab. Dairi, khususnya kota Sidikalang.
Memperkenalkan salah satu hasil sumber daya alam unggulan Kab. Dairi yaitu Kopi Sidikalang.
Menelusuri pengetahunan segala sesuatu yang berhubungan dengan Kopi.
Batasan Perencanaan ialah:
Mencari solusi dari masalah-masalah perencanaan dan menjadikannya sebuah kriteria dalam merancang lansekap dan bangunan pendukung
sebagai fasilitas rekreasi.
Membahas peranan fasilitas-fasilitas yang akan dibangun sebagai bagian dari agrowisata kopi dan sebagai tempat rekreasi yang syarat
dengan hiburan.
1.7. Asumsi
Dengan mempertimbangkan bahwa kasus proyek bersifat fiktif, maka
dibutuhkan asumsi-asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan proyek,
diantaranya :
1. Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik swasta
2. Kondisi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan layak untuk
didirikan bangunan dengan peruntukkan lahan sesuai dengan RUTRK
1.8. Kerangka Berfikir
Diagram 1.1. Struktur Kerangka Berfikir
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan Landasan program Perencanaan dan Perancangan
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, Maksud dan tujuan, manfaat, Perumusan Masalah,
metode perumusan masalah , sistematika Laporan dan alur pikir.
BAB 2 DESKRIPSI PROYEK
membahas mengenai terminologi judul, pemilihan lokasi, deskripsi
kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan
fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.
BAB 3 ELABORASI TEMA
berisikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, keterkaitan tema
dengan judul dan studi banding arsitektur yang mempunyai tema sejenis.
BAB 4ANALISIS PERANCANGAN
Pendekatan Program Perencanaan Dan Perancangan Analisa-analisa yang
berkaitan dengan pendekatan obyek fisik dan nonfisik, seperti analisa
kegiatan, tapak, bangunan, ruang dan analisa sistem struktur.
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN
Berisikan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan
sebagai alternatif pemecahan masalah. Konsep yang dibahas meliputi
konsep perencanaan dan perancangan bangunan Pusat Wisata Kopi
Sidikalang.
BAB 6 HASIL PERANCANGAN
berisi akan hasil rancangan berupa site plan, denah, tampak, potongan,
hingga suasana baik eksterior maupun interior.
LAMPIRAN
merupakan hasil keluaran berupa Gambar hasil Perancangan Arsitektur
DAFTAR PUSTAKA
berisi daftar pustaka yang dugunakan sebagai literature selama proses
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Tentang Agrowisata
2.1.1. Definisi dan Prinsip Agrowisata
Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris,
agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan.
Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas
mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Pengembangan agrowisata atau desa wisata akan membangun komunikasi
yang intensif antara petani dengan wisatawan. Harapannya petani bisa lebih
kreatif mengelola usaha taninya sehingga mampu menghasilkan produk yang
menyentuh hati wisatawan. Bila hasil pertanian (buah, sayur, bunga, daging, ikan)
bisa diserap oleh hotel dan restoran dengan harga yang memadai tentu akan sangat
membantu peningkatan pendapatan petani.
Yoeti (2000:143) dalam bukunya “Ekowisata, Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup” mengatakan bahwa agrowisata merupakan salah satu
alternatif potensial untuk dikembangkan di desa. Kemudian batasan mengenai
agrowisata dinyatakan bahwa agrowisata adalah suatu jenis pariwisata yang
khusus menjadikan hasil pertanian, peternakan, perkebunan sebagai daya tarik
bagi wisatawan.
Menurut Arifin (1992) agrowisata adalah salah satu bentuk aktivitas wisata
yang dilakukan di kawasan pertanian dan aktivitas didalamnya seperti persiapan
lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai
dalam bentuk siap dipasarkan, dan wisatawan dapat membeli produk pertanian
tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata juga ikut melibatkan wisatawan dalam
aktivitas-aktivitas pertanian.
R.S. Damardjati (1995:5) dalam bukunya “Istilah-istilah Dunia
Pariwisata” mengatakan bahwa yang dimaksud dengan agrowisata adalah wisata
pertanian dengan objek kunjungan daerah pertanian atau perkebunan yang
yang terkait dengan jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu telah menimbulkan
motivasi dan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Aspek-aspek itu
antara lain jenis tanaman yang khas, cara budidaya dan pengelolaan produknya,
penggunaan teknik dan teknologi, aspek kesejarahannya, lingkungan alam dan
juga sosial budaya disekelilingnya.
2.1.2. Prasyarat Kawasan Agrowisata
Pengembangan kawasan agrowisata menurut BAPPENAS (2004) harus
memenuhi beberapa prasyarat dasar yaitu :
1. Memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk
mengembangkan komoditi pertanian yang akan dijadikan komoditi
unggulan.
2. Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung
pengembangan sistem dan usaha agrowisata, sepert: jalan, sarana
irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal, jaringan
telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan
agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil pertanian, dan fasilitas
umum serta fasilitas sosial lainnya.
3. Memiliki sumberdaya manusia yang berkemauan dan berpotensi untuk
mengembangkan kawasan agrowisata.
4. Pengembangan agrowisata tersebut mampu mendukung upaya-upaya
konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup bagi kelestarian
sumberdaya alam, kelestarian sosial budaya maupun ekosistem secara
keseluruhan.
2.1.3. Prinsip-prinsip Pengembangan Agrowisata
Perencanaan pengembangan kawasan agrowisata menurut BAPPENAS
(2004) harus memenuhi prinsip-prinsip berikut :
1. Pengembangan kawasan agrowisata harus mempertimbangkan
penataan dan pengelolaan wilayah dan tata ruang yang berkelanjutan
a. Mempertimbangkan RTRWN yang lebih luas sebagai dasar
pengembangan kawasan.
b. Mendorong apresiasi yang lebih baik bagi masyarakat luas.
c. Pentingnya pelestarian sumber daya alam yang penting dan
karakter social budaya.
d. Menghargai dan melestarikan keunikan budaya, lokasi dan
bangunanbangunan bersejarah maupun tradisional.
2. Pengembangan fasilitas dan layanan wisata yang mampu memberikan
kenyamanan pengunjung sekaligus memberikan benefit bagi
masyarakat setempat.
a. Memberikan nilai tambah bagi produk-produk lokal dan
meningkatkan pendapatan sektor agro.
b. Merangsang tumbuhnya investasi bagi kawasan agrowisata
sehingga menghidupkan ekonomi lokal.
c. Merangsang tumbuhnya lapangan kerja baru bagi penduduk lokal.
d. Menghidupkan gairah kegiatan ekonomi kawasan agrowisata dan
sekitarnya.
e. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya lokal.
3. Pengembangan kawasan agrowisata harus mampu melindungi sumber
daya dan kekayaan alam, nilai-nilai budaya dan sejarah setempat.
Pengembangan kawasan agrowisata ini tidak hanya memenuhi
kebutuhan pasar semata, tetapi harus dalam koridor melindungi dan
melestarikan aset-aset yang menjadi komoditas utama pengembangan
kawasan. Penggalian terhadap nilai-nilai, lokasi, kegiatan, atraksi
wisata yang unik ditujukan untuk mendorong pertumbuhan kawasan
agrowisata secara berkelanjutan.
4. Diperlukan studi dan kajian yang mendalam, berulang (repetitif) dan
melibatkan pihak-pihak yang relefan baik dari unsur masyarakat,
swasta maupun pemerintah. Dengan demikian diharapkan perencanaan
& pengembangan kawasan semakin baik dari waktu ke waktu serta
2.2. Tinjauan tentang Kopi
2.2.1. Sejarah Kopi
Kopi dalam bahasa arab disebut sebagai “Qahwahin” yang berasal dari
bahasa Turki “Kahveh” yang kemudian menyebar ke daratan lainnya menjadi kata kopi yangsekarang kita kenal. Dalam bahasa Jerman disebut sebagai “Kaffee”,
Inggris “Coffee”,Perancis “Café”, Belanda “Koffie” dan Indonesia “Kopi”. Sejarah tentang kopi pada dasarnya memang belum bisa dipastikan. Beberapa ahli
berusaha menelusuri jejak perjalanan kopi dan mereka mendapatkan bahwa kopi
padaawalnya tumbuh di dataran Afrika Timur (Ethiopia). Pada masa itu, muncul
legenda bahwa kopi ditemukan oleh para penggembala kambing yang mereka
sebut sebagai “Kaldi”. Mereka curiga dengan kotoran kambing yang memakan buah dan keluar bijinya. Akhirnya mereka mencoba sendiri memakan buah itu.
Dan merasakan adanya tambahan energi, sehingga berita itu menyebar sampai ke
mana-mana.
Kopi kemudian dibawa ke wilayah Arab, dan mulai ditanam pertama kali
di Yaman. Setelah itu kopi mulai masuk ke Turki, dari sini kopi mulai di bakar
dan di tumbuk untuk dibuat minuman seperti yang kita kenal sekarang ini.
Beberapa ahli meyakini bahwa kopi berasal dari Ethiopia yang kemudian dibawa
ke Arab, yang kemudian menjadi minuman para sultan untuk di minum malam
hari sebagai pencegah rasa ngantuk di tenda-tenda. Mereka menyebut minuman
kopi sebagai “Qahwa” yang berarti pencegah rasa ngantuk.
Kopi setelah beratus-ratus tahun kemudian menyebar ke Konstantinopel
(wilayah Turki sekarang) yang kemudian menjadi awal pembukaan kedai kopi di
dunia. Penanaman kopi di Yaman dimulai pada sekitar abad 15 dan 16 Masehi di
dekat Laut Merah. Konsumsi yang meningkat akhirnya menyebar sampai ke
Eropa pada abad 17 dan mengilhami kerajaan Belanda untuk menanam kopi di
wilayah jajahannya.
Pada tahun 1714 Perancis berhasil membawa potongan pohon kopi dan
menanam kopi diwilayah India dan Asia selatan lainnya. Kopi yang dibawa dari
Belanda pada awalnya ditanam di Sri Lanka, kemudian pedagang Belanda (VOC)
menyebar ke semua wilayah jajahan Hindia Belanda di Indonesia. Sementara
untuk wilayah Timor dan Flores, kopi dikembangkan oleh Portugis, karena pada
saat itu wilayah ini masih dikuasai oleh Portugis.
Dalam sejarahnya, Indonesia bahkan pernah menjadi produsen kopi
Arabika terbesar didunia, walaupun tidak lama akibat munculnya serangan hama
karat daun. Serangan hama yang disebabkan cendawan hemileia vastatrix tersebut
menyerang tanaman kopi di Indonesia sekitar abad ke-19. Serangan hama ini
banyak terjadi di wilayah jajahan Hindia Belanda, sementara wilayah Jajahan
Portugis (Flores dan Timor) tidak terkena serangan hama. Hal ini kemungkinan
karena interaksi antara pihak Hindia Belanda dan Portugis yang kurang baik,
sehingga tidak terjadi transfer hama akibat interaksi kedua belah pihak.
Pemerintah Hindia Belanda mengganti kopi Arabika di Jawa dengan kopi
Liberika, beberapa tanaman masih bisa ditemukan di wilayah Jawa Timur,
kemudian setelah itu banyak tanaman kopi Liberika diganti dengan kopi Robusta.
Pada masa penjajahan sampai dengan perang kemerdekaan, peranan
pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda,
terutama pelabuhan dan jalur kereta api, sangat membantu dalam pengiriman
komoditi, seperti teh, gula, tembakau, kopi dan merica untuk bisa diperdagangkan
ke luar pulau. Perkebunan kopi peninggalan pemerintah Hindia Belanda bisa
ditemukan di beberapa daerah, misalnya perkebunan kopi Kayumas, Blawan,
Kalisat/Jampit di Bondowoso, Jawa Timur. Ngrangkah dan Pawon di Kediri,
Bangelan di Malang, Malangsari dan Kali Selogiri di Banyuwangi, dan daerah
pegunungan Jember sampai Banyuwangi terdapat banyak perkebunan kopi
Arabika dan Robusta.
Untuk wilayah di luar Jawa, sisa perkebunan kopi Arabika masih bisa
dijumpai di tanah tinggi Tana Toraja (Sulsel), dan lereng bagian atas pegunungan
Bukit Barisan (Sumatera), seperti Mandailing, Lintong dan Sidikalang (Sumut)
serta dataran tinggi Gayo (Aceh)dan Papua. Dewasa ini perkebunan kopi terluas
di Indonesia adalah di Sumatera, yang membentang mulai dari kawasan Gayo
Aceh sampai ke wilayah Lampung. Kopi telah diproduksi disumatera sejak tahun
1700an. Pulau Sumatera sangat cocok untuk penanaman kopi, jenis Arabika bisa
yang biasa disebut sebagai Bukit Barisan. Di bagian selatan kebanyakan ditanam
di daerah gunung Kelinci dan di Bengkulu yang lebih dominan untuk
kopiRobusta, karena wilayah yang lebih rendah.
Kopi adalah tanaman tropis, pada dasarnya ada sekitar 30 jenis spesies dari
genus ini dan sampai saat hanya tiga jenis kopi, yaitu Robusta, Arabika dan
Liberika. Tanaman kopi bisa mencapai 4-6 meter pada usia yang matang. Pada
awal masa berbuah, bungaakan tumbuh selama sekitar 6 sampai 7 bulan yang
kemudian menjadi buah kopi. Biji buah kopi yang hijau lama-kelamaan berubah
menjadi merah dan siap untuk dipetik. Kopi bisa tumbuh baik di beberapa belahan
dunia di Negara tropis seperti di AsiaSelatan, Amerika Tengah dan Selatan,
Afrika dan Indonesia. Di Indonesia, tanaman kopi banyak ditemukan di Sumatera,
Jawa, Nusa Tenggara sampai Papua.
2.2.2. Proses Pengolahan Kopi
Menurut Ciptadi dan Nasution dalam buku yang berjudul “Pengolahan Kopi”, sebelum disajikan sebagai minuman, biji kopi harus menjalani serangkaian
proses pengolahan yang dibagi atas dua bagian, yaitu metode pengolahan kering
dan metode pengolahan basah. Berikut adalah penjelasannya.
1. Metode Pengolahan Kering
Metode pengolahan cara kering banyak dilakukan mengingat
kapasitas olah kecil, mudah dilakukan, peralatan sederhana dan dapat
dilakukan di rumah petani. Tahapan pengolahan kopi cara kering secara
urut yaitu: panen, sortasi buah, pengeringan, pengupasan kopi, sortasi
biji kering, pengemasan dan penyimpanan biji kopi
Metode ini sangat sederhana dan sering digunakan untuk kopi
robusta dan juga 90 % kopi arabika di Brazil, buah kopi yang telah
dipanen segera dikeringkan terutama buah yang telah matang.
Pengeringan buah kopi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Pengeringan Alami
Pengeringan alami yaitu pengeringan dengan menggunakan
peralatan dan biaya yang besar tetapi memerlukan tempat
pengeringan yang luas dan waktu pengeringan yang lama karena
buah kopi mengandung gula dan pectin.
Pengeringan biasanya dilakukan di daerah yang bersih,
kering dan permukaan lantai yang rata, yaitu berupa lantai plester
semen atau tanah urug yang telah diratakan dan dibersihkan.
Ketebalan pengeringan 30-40 mm, terutama pada awal kegiatan
pengeringan untuk menghindari terjadinya proses fermentasi. Panas
yang timbul pada proses ini akan mengakibatkan perubahan warna
dan buah menjadi masak. Pada awal pengeringan buah kopi yang
masih basah harus sering dibalik dengan blat penggaruk.
Gambar 2.1. pengeringan alami
b. Pengeringan buatan
Keuntungan pengeringan buatan dapat menghemat biaya dan
juga tenaga kerja. Hal yang perlu diperhatikan adalah pengaturan
suhunya. Pengeringan yang baik adalah pada suhu rendah yaitu
55°C karena akan menghasilkan buah kopi yang berwarna merah
dan tidak terlalu keras. Untuk buah kopi kering dengan kadar air
rendah dikeringkan dengan suhu tidak terlalu tinggi sehingga tidak
akan terjadi perubahan rasa. Peralatan pengeringan yang biasa
digunakan : mesin pengering static dengan alat penggaruk mekanik,
mesin pengering dari drum yang berputar dan mesin pengering
Gambar 2.2. pengeringan buatan
2. Metode Pengolahan Basah
Metode pengolahan basah meliputi : penerimaan, pulping,
klasifikasi, fermentasi, pencucian, pengeringan, pengawetan dan
penyimpanan.
a. Penerimaan
Hasil panen harus secepat mungkin dipindahkan ke tempat
pemerosesan untuk menghindari pemanasan langsung yang
mengakibatkan kerusakan (seperti perubahan warna buah kopi dan
pembusukan). Hasil panen dimasukkan kedalam tangki penerima
yang dilengkapi dengan air untuk memindahkan buah kopi yang
mengambang dan terkena penyakit (antestatia, stephanoderes) dan
biasanya diproses dengan pengolahan kering. Sedangkan buah kopi
yang tidak mengambang (non floating) dipindahkan menuju bagian
pencacah (pulper).
b. Pulping (Pemisahan)
Pulping bertujuan untuk memisahkan kopi dari kulit
terluarnya. Prinsip kerjanya adalah melepaskan kulit buah dan
selaput buah dengan proses yang dilakukan didalam air mengalir.
Proses ini menghasilkan kopi hijau kering dengan jenis yang
berbeda-beda. Alat yang sering digunakan di Indonesia adalah Vis
Pulper dan Raung Pulper. Perbedaan pokok kedua alat ini adalah
Vis Pulper berfungsi sebagai pengupas kulit sehingga hasilnya harus
difermentasi dan dicuci lagi sedangkan Raung Pulper berfungsi
sebagai pencuci sehingga kopi yang keluar dari mesin tidak perlu
difermentasi dan dicuci lagi tetapi masuk ke tahap pengeringan.
Gambar 2.4. alat pulping
c. Fermentasi
Proses fermentasi bertujuan untuk melepaskan daging buah
berlendir yang masih melekat pada kulit tanduk sehingga pada
proses pencucian kulit akan mudah terlepas (terpisah) dan
mempermudah proses pengeringan.
d. Pencucian
Pencucian secara manual dilakukan pada biji kopi dari bak
fermentasi dilarkan dengan air melalui saluran dalam bak pencucian
yang segera diaduk dengan tangan atau di injak-injak dengan kaki.
Selama proses ini, air di dalam bak dibiarkan terus mengalir keluar
dengan membawa bagian-bagian yang terapung berupa sisa-sisa
Pencucian biji dengan mesin pencuci dilakukan dengan
memasukkan biji kopi tersebut kedalam suatu mesin pengaduk yang
berputar pada sumbu horizontal dan mendorong biji kopi dengan air
mengalir. Pengaduk mekanik ini akan memisahkan lapisan lendir
yang masih melekat pada biji dan lapisan lendir yang masih melekat
pada biji dan lapisan lendir yang telah terpisah ini akan terbuang
lewat aliran air yang mengalir.
Gambar 2.5. proses pencucian
e. Pengeringan
Pengeringan bertujuan mengurangi kandungan air biji kopi
dari 60 – 65 % menjadi maksimum 12,5 %. Pengeringan dilakukan
dengan cara penjemuran, mekanis, dan kombinasi keduanya
Gambar2.6. metode pengeringan
f. Hulling (Pelepasan Kulit Tanduk)
Pelepasan biji dan kulit tanduk ada dua cara yaitu
(Notodimedjo, 1989):
Bila hasil kopi tersebut hanya sedikit, cukup ditumbuk seperti menumbuk padi, cara ini biasanya dilakukan oleh petani.
dipergunakan oleh perusahaan/perkebunan besar. Pada mesin
Huller ini biji-biji itu dilepaskan dari kulit tanduk dan kulit ari,
dimana biji dan kulit dapat dipisahkan.
Gambar 2.7. mesin huller
g. Sortasi
Sortasi berarti memisah-misahkan kopi beras yang telah
dikupas dari pesawat huller. Hal ini bertujuan untuk
mengklasifikasikan : besar/kecilnya beras kopi, warnanya, yang
pecah/remuk, yang kena hama bubuk dan yang kotor.
Gambar 2.8. proses sortasi
h. Penyimpanan
Buah kopi disimpan dalam bentuk buah kopi kering dalam
gudang penyimpanan dengan kadar air biji kopi 11 % dan RH udara
tidak lebih dari 74 %, sehingga pada kondisi tersebut pertumbuhan
jamur (Aspergilus niger, A. oucharaceous, dan Rhizopus sp) akan
Gambar 2.9. ruang penyimpanan
Berikut secara singkat proses pengolahan bubuk kopi yang terrangkum pada
bagan dibawah ini:
Gambar 2.10. struktur pengolahan bubuk kopi
2.2.3. Jenis Olahan Kopi
Kopi juga dapat diolah menjadi beberapa jenis minuman:
Kopi hitam, merupakan hasil ektraksi langsung dari perebusan biji kopi yang disajikan tanpa penambahan perisa apapun.
Espresso, merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi menggunakan uap panas pada tekanan tinggi.
Latte (coffee latte), merupakan sejenis kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara susu dan kopi 3:1.
Café au lait, serupa dengan caffe latte tetapi menggunakan campuran kopi hitam.
dengan rasio antara kopi dan susu 4:1.
Cappuccino, merupakan kopi dengan penambahan susu, krim, dan serpihan cokelat.
Dry cappuccino, merupakan cappuccino dengan sedikit krim dan tanpa susu.
Frappé, merupakan espresso yang disajikan dingin.
Kopi instan, berasal dari biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi.
Kopi Irlandia (irish coffee), merupakan kopi yang dicampur dengan wiski.
Kopi tubruk, kopi asli Indonesia yang dibuat dengan memasak biji kopi bersama dengan gula.
Melya, sejenis kopi dengan penambahan bubuk cokelat dan madu.
Kopi moka, serupa dengan cappuccino dan latte, tetapi dengan penambahan sirup cokelat.
Oleng, kopi khas Thailand yang dimasak dengan jagung, kacang kedelai, dan wijen.
Selain itu, kopi juga telah diolah menjadi jajanan seperti permen,
dipadukan dengan coklat menjadi coklat rasa kopi, dan kopi juga sudah
diekstraksi untuk produk kecantikan, seperti body cream, body butter, masker
rambut, dan produk kecantikan salon lainnya.
2.3. Studi Banding Agrowisata
2.3.1. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran
Merupakan salah satu Wisata Agro yang dimiliki oleh PT. Perkebunan
Nusantara IX (Persero), Terletak di Areal Perkebunan Kopi Kebun Getas Afdeling
Assinan tepatnya Jl. Raya Semarang – Solo Km. 35 dengan ketinggian 480 –
600m dpl dengan suhu udara cukup sejuk antara 23ºC - 27º C.
Fasilitas utama berupa bangunan untuk menikmati sedapnya kopi
Gathering, Coffee Walk, Out Bound Games, Kolam Renang, Gasebo, Taman
Buah, Gedung Pertemuan, Flying Fox, Jelajah Kebun dengan ATV.
Lokasi wisata agro ini di tengah areal perkebunan kopi robusta, persis di
tepi jalan Semarang-Salatiga atau satu kilometer dari Terminal Bawen. Kopi
robusta olahan Banaran sudah memasuki pasar ekspor sejak dulu, tidak hanya
disukai di kawasan Asia, tetapi juga di Eropa.
Wisata unggulan di Kampoeng Kopi Banaran adalah:
Kereta Wisata
Mengelilingi hamparan kebun kopi diselingi pemandangan Rawa Pening
yang dilatarbelakangi gugusan Gunung.
Gambar 2.11. kereta wisata
Flying Fox
Meluncur bagaikan rubah dengan ketinggian 50 meter dan panjang 145
meter.
Kolam Renang
Dengan 3 tipe kedalaman, masing-masing 30 cm, 50 cm, dan 150 cm.
Nikmati kesegaran dan keakraban keluarga.
Gambar 2.13. Kolam Renang
Coffee House
Resto yang menyajikan aneka makanan dan minuman segar. Disajikan
panas maupun dingin dengan citarasa yang menggugah selera.
Taman dan Gazebo
Tempat beristirahat dan bercengkrama dengan teman, kerabat, serta
keluarga. Dilengkapi dengan sarana bermain untuk anak-anak.
Gambar 2.15. Taman Bermain
Camping Ground
Hamparan rumput hijau nan sejuk selus 1 Hectare dilengkapi sarana
penerangan untuk lokasi camping.
Gambar 2.16. Camping Ground
Griya Robusta
Gedung pertemuan berkapasitas 750 orang. Dilengkapi dengan AC dan
ruang yang lapang untuk berbagai macam acara.
Berawal dari sebuah keresahan yang disebabkan oleh harga komoditi Kopi
yang terus menurun mulai tahun 1998 sampai dengan tahun 2001. Tahun 2002,
direksi PTPN IX (persero) melakukan sebuah terobosan dengan menerapkan pola
bisnis hulu hilir, komoditi Kopi tidak hanya saja dapat diperoleh hasilnya dengan
menjual biji kopi (green bean) akan tetapi dapat juga memperoleh hasil /
pendapatan yang lebih, dengan memberikan nilai tambah berupa perubahan
bentuk ke arah hilir. Komoditi Kopi yang tadinya dijual dalam bentuk biji (green
bean), diolah sebagian menjadi Kopi Bubuk dengan memberikan label/ nama
dagang Banaran Coffee.
Untuk lebih meningkatkan proses penetrasi/ pengenalan produk kepada
khalayak umum, Pada tahun 2002, tepatnya tanggal 20 Agustus, dibangunlah
sebuah coffeeshop dengan tujuan sebagai etalase dari produk hilir yang berfungsi
untuk memperkenalkan produk hilir yang diproduksi oleh PTPN IX (persero).
Pengenalan produk hilir dilakukan dengan memajang produk dalam bentuk
kemasan siap saji. Selain itu, proses penetrasi dilakukan dengan bentuk sajian
kopi maupun yang disajikan hangat maupun dingin.
Seiring dengan bergulirnya waktu, minat konsumen pun semakin
bertambah, berbagai masukan dari konsumen ditanggapi secara positif oleh
direksi, penambahan variasi menu berbahan dasar kopi dan teh terus dilakukan.
Tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Tahun 2005, tepatnya tanggal 28 Agustus
direksi melakukan terobosan dengan merubah kebun percontohan aneka tanaman
perkebunan dan buah koleksi di Afdeling Assinan, tepatnya dipinggir jalan Raya
Bawen – Solo Km 1,5 Bawen Kabupaten Semarang menjadi sebuah Kawasan
Agrowisata yang kemudian lebih dikenal sebagai Agrowisata Kampoeng Kopi
Banaran. Kawasan Agrowisata ini terus dikembangkan dengan memberikan
berbagai macam tambahan fasilitas penunjang, difrensiasi produk dan jasa terus
dihasilkan melalui inovasi baik produk maupun jasa.
Kawasan Agrowisata Kampoeng Kopi merupakan sebuah kawasan yang
unik, dimana tidak ada sebuah kawasan dimuka bumi ini yang memiliki
keindahan pemandangan kebun Kopi yang terawat dengan baik, bahkan dapat
dikatakan kebun Kopi terbaik di Asia, mungkin untuk Jenis Kopi Robusta terbaik
Nama Kampoeng Kopi Banaran merupakan sebuah nama yang dihasilkan
dari pemikiran yang dalam dan panjang. Pengambilan nama Kampoeng Kopi
Banaran didasarkan oleh proses dasar kopi, Banaran merupakan sebuah dusun di
sebuah desa, tepatnya di desa Gemawang kecamatan Jambu Kabupaten Semarang,
yaitu tempat dimana berdiri Pabrik Pengolahan Kopi tempat buah kopi merah
diolah menjadi biji kopi siap ekspor (green bean). Sedangkan Kampoeng Kopi
merupakan kawasan perkebunan Kopi yang terletak di Desa Assinan Kecamatan
Bawen Kabupaten Semarang.
2.3.2. Taman Mekar Sari, Bogor
Data Fisik Nama : Taman Buah Mekarsari
Pemilik : Yayasan Purna Bhakti Pertiwi
Pengelola : PT Mekar Unggul Sari Pemrakarsa
Pembangunan : Ibu Tien Soeharto ( Ketua YPBP )
Pelaksana Pembangunan : PT. Exotica, Jakarta
Mulai Pembangunan : 1991
Peresmian : 14 Oktober 1995 ( Hari Pangan Sedunia )
Diresmikan Oleh : Presiden RI ke-2 Bpk. H. M. Soeharto
Lokasi : Kecamatan Cileungsi, Kab. Bogor-Jawa Barat ( Meliputi desa Mekarsari, Cileungsi Kidul, Gandoang, Dayeuh, dan Mampir )
Luas : 264 Ha
Kebun Buah : 88 Ha
Lansekap : 20 Ha
Kebun Sayur dan Sawah : 10 Ha
Kebun Bibit : 5 Ha - Rumah Plastik 12 unit : 2 Ha
Bangunan dan Sarana Jalan : 20 Ha - Danau Cipicung : 20 Ha
Areal Pengembangan : 99 Ha
Ketinggian Tempat : + 70 meter di atas permukaan laut
Gambar 2.18. Wisata Mekar Sari
Koleksi Plasma Nutfah : Terdiri dari 43 Famili, 200 Spesies, dan 669
Varietas tanaman. ( Tidak termasuk tanaman hias yang berada di Landscape dan
tanaman sayur-sayuran dan palawija di areal Sawah dan Pengembangan ).
Keistimewaan : -Kebun koleksi buah-buahan terbesar di dunia -Koleksi Plasma
Nutfah terbanyak -Diresmikan bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia dan
sebagai persembahan pada HUT Emas ( 50 tahun ) Republik Indonesia ( The
Golden Anniversary ).
Fasilitas yang disediakan antara lain:
Gerbang Candi Bentar Gerbang Selamat Datang yang berbentuk candi dengan gaya arsitektur Bali.
Gerbang Lamtoro Gerbang yang berbentuk daun Lamtoro, tanaman yang mendasari falsafah Taman Buah Mekarsari. Pada tiap kaki
gerbang terdapat ornamen buah-buahan sehingga menjadi sebuah
Monumen Buah Tropis.
Graha Krida Sari Gedung pengelola, dimana Divisi Agrowisata yang melayani pengunjung berada. Di gedung ini terdapat Information
Center dan hall tempat memajang foto-foto kegiatan.
Shelter Kereta Di tempat ini Anda dapat naik kereta untuk menikmati tamasya keliling kebun buah, berakhir di Danau Cipicung, dan kembali
lagi. Anda cukup menunjukkan tiket tanda masuk.
Kebun Buah Di areal kebun buah ditanam sekitar 650 varietas tanaman buah, sebuah koleksi yang besar yang menjadi pelestarian plasma
nutfah tanaman buah tropis. Kebun buah terdiri dari 5 blok yang
Menara Pandang Dari menara setinggi lebih kurang 30 m Anda dapat menikmati pemandangan alam Taman Buah Mekarsari. Selain tangga,
disediakan pula elevator (lift) untuk menuju ke puncak menara.
Teater Dewi Sri Di Teater dewi Sri Anda dapat menyaksikan penayangan film dokumenter tentang Taman Buah Mekarsari dengan
masa tayang lebih kurang 30 menit.
Rumah Plastik dan Hidroponik Rumah Plastik adalah tempat budidaya tanaman yang sebenarnya tidak sesuai dengan agroklimat di Taman
Buah Mekarsari, sedangkan Hidroponik adalah suatu teknologi
budidaya yang tidak menggunakan media tanah, melainkan air.
Jembatan Gantung Jembatan untuk menuju ke pulau kecil di tengah Danau Cipicung. Lokasi jembatan ini sangat bagus untuk membuat foto
kenang-kenangan di Taman Buah Mekarsari.
Arena Bermain Arena bermain yang luas untuk anak-anak, dilengkapi dengan peralatan luncuran, setimbang, ayunan, dan lain-lain. Lokasi ini
dapat juga digunakan sebagai arena perlombaan atau festival.
Plaza Air Mancur Sebuah taman bermain yang luas dengan air mancur berbentuk bunga Lamtoro Gung di tengah-tengah. Di sekeliling taman
terdapat berbagai pola tanam-tanaman hias.
Puri Tirto Sari Disebut juga Bangunan Air Terjun (BAT). Bangunan ini melambangkan suatu keindahan alam yang sekaligus memberikan
rezeki dengan adanya air untuk kehidupan.
2.3.3. Padang Buah INAGRO
Deskripsi Proyek :
Pengelola : PT INTIDAYA AGROLESTARI
Lokasi : Jl. Raya Jampang Karihkil Km 7, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Fasilitas : menara pandang, kolam pemancingan, akomodasi ( Guest House ), parking space, Mesjid, Telekomunikasi, tennis court, jogging
Gambar 2.19. Padang Buah INAGRO
Berangkat dari komitmen, mengembangkan pertanian yang berteknologi,
padat karya, berwawasan lingkungan dan menyehatkan. PT INAGRO memadukan
berbagai aktivitas yang ada dengan keindahan serta keasrian lingkungan dalam
satu paket Agrowisata Ilmiah. Didukung dengan fasilitas yang lengkap dan
pelayanan yang profesional, kegiatan wisata Anda lebih bernilai tambah karena
Anda sekaligus dapat mengetahui perkembangan bioteknologi di dunia pertanian
nasional. Semua fasilitas yang dimiliki dapat juga digunakan untuk seminar, rapat
kerja, atau pertemuan formal dan informal lainnya.
Pemancingan dan Sarana Olahraga
Bagi yang gemar memancing, tersedia juga kolam pemancingan, lapangan
tenis dan jogging track yang disediakan bagi Anda yang ingin berolahraga sambil
berwisata.
Laboratorium
Laboratorium produksi dengan bioteknologi dapat Anda kunjungi untuk
menambah wawasan Anda tentang dunia pertanian.
Auditorium
Auditorium berkapasitas 200 orang dengan interior yang nyaman dan
fasilitas lengkap dapat Anda gunakan untuk seminar atau pertemuan lainnya.
Pendopo
Pendopo dengan kapasitas 150 orang memberikan keleluasaan bagi Anda
untuk menerima tamu sambil beramah tamah.
Penginapan berkapasitas 150 orang dengan nuansa alam dilengkapi
fasilitas dan pelayanan yang profesional menambah kenyamanan Anda.
Padang Buah
Padang buah seluas 75 Ha memberikan kepuasan bagi Anda untuk melihat
dan mencicipi aneka ragam buah-buahan.
Situ
Beberapa buah situ ( danau ) melengkapi keindahan dan kesejukan padang
buah.
2.3.4. Britt Coffee Tour (Costa Rica)
Terletak didaerah san jose, Negara Kosta Rika, Britt Coffee Tour
menawarkan beberapa paket tur wisata kopi untuk wisatawan,diantaranya :
1. Classic Coffee Tour
Paket ini memandu wisatawan tentang bagaimana siklus hidup kopi, mulai
dari pembibitan, tumbuh kembang hingga pemilihan biji kopi terbaik. Juga
mempelajari tentang iklim kosta rika yang unik sehingga memberikan kondisi
pertumbuhan yang sempurna bagi biji kopi.
Wisatawan juga diajari cara dan teknik memanggang biji kopi yang berbeda untuk
menghasilkan aroma dan rasa yang berbeda dan juga teknik mencium aroma kopi
untuk mengidentifikasi karaktersitik dan kelas kopi.
Wisatawan juga dimanjakan dengan panorama alam yang indah yang digabung
dengan musik tradisional sembari menikmati makanan dan kopi terbaik kami.
Begitu juga tersedia beberapa souvenir dan kopi segar yang mengingatkan anda
untuk kembali lagi kesini.
2. Coffee Lovers Tour
Paket ini ditawarkan kepada wisatawan fanatik kopi yang ingin menambah
pengalaman dan menikmati pendidikan kopi lebih luas. Paket ini meliputi semua
manfaat coffee tour classic dengan tambahan informasi dari para ahli kopi kami
dan sesi tentang proses penanaman kopi dan menyeduh. Wisatawan akan diajak
ke pabrik kopi sehingga wisatawan dapat melihat secara langsung proses produksi
kopi kami.
gambar 2.21. workshop Britt Coffee Tour
3. Coffe and Nature Tour
Paket ini menggabungkan paket coffee classic dengan tur wisata alam,
dimana belajar tentang flora dan fauna, spesies endemik Negara Kosta Rika. Tur
ini juga mengajak wisatawan untk mempelajari spesifikasi tanaman kopi,
sifat-sifat tanaman kopi dan kebudayaan Kosta Rika.
gambar 2.22. jalan setapak Britt Coffee Tour
Ruangan-ruangan yang terdapat di Britt Coffee Tour :