• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM REALITY SHOW "INDONESIA MENCARI BAKAT" di TRANS TV TERHADAP EKSPLORASI BAKAT PADA REMAJA. (Studi pada siswa SMKN 4 Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM REALITY SHOW "INDONESIA MENCARI BAKAT" di TRANS TV TERHADAP EKSPLORASI BAKAT PADA REMAJA. (Studi pada siswa SMKN 4 Malang)"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM REALITY SHOW

“INDONESIA MENCARI BAKAT” di TRANS TV TERHADAP

EKSPLORASI BAKAT PADA REMAJA

(Studi pada Siswa SMK Negeri 4 Malang)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatakan Gelar Sarjana (S-1)

USWATUN KHASANAH 06220266

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : USWATUN KHASANAH

NIM : 06220266

JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM

REALITY SHOW “INDONESIA MENCARI

BAKAT” di TRANS TV TERHADAP

EKSPLORASI BAKAT PADA REMAJA

(Studi pada Siswa SMKN 4 Malang)

Di setujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Nasrullah S.sos M.si) (Nurudin S.sos M.si)

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(3)

iii LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Uswatun Khasanah

NIM : 06220266

Konsentrasi : Audio Visual

Judul Skrpsi : PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM REALITY SHOW

“INDONESIA MENCARI BAKAT” di TRANS TV TERHADAP EKSPLORASI BAKAT PADA REMAJA (Studi pada Siswa SMKN 4 Malang)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammdiyah Malang

Dan dinyatakan

LULUS

Pada Hari : Jumat

Tanggal : 08 April 2011 Tempat : Ruang 605

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

DR. Wahyudi Winaryo, M.Si

Dewan Penguji:

1. M.Himawan Sutanto, M.Si Penguji I ( )

2. Sugeng Winarno, MA Penguji II ( )

3. Nasrullah, M.Si Penguji III ( )

(4)

iv PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Uswatun Khasanah

Tempat/Tgl Lahir : Malang, 23 Agustus 1987

NIM : 06220266

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul :

PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM REALITY SHOW “INDONESIA MENCARI BAKAT” di TRANS TV TERHADAP EKSPLORASI BAKAT

PADA REMAJA

(Studi pada Siswa SMKN 4 Malang)

Adalah bukan karya tulis (skripsi) orang lain baik sebagian atau seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 15 Maret 2011 yang menyatakan,

(5)

v BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Uswatun Khasanah

2. Nim : 06220266

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Jurusan : Ilmu Komunikasi

5. Konsentrasi : Audio Visual

6. Judul Skripsi : Pengaruh Daya Tarik Program Reality Show

“Indonesia Mencari Bakat” di Trans Tv Terhadap Eksplorasi Bakat Pada Remaja

(Studi pada Siswa SMKN 4 Malang)

7. Pembimbing : 1. Nasrullah S.sos M.si

2. Nurudin S.sos M.si

8. Kronologi Bimbingan :

Paraf Pembimbing Tanggal

Pembimbing I Pembimbing II

Keterangan

2 Nov 2010 Acc. Judul

21 Des 2010 Acc. Proposal

28 Des 2010 Seminar Proposal

21 Jan 2011 Acc. BAB I

16 Feb 2011 Acc. BAB II

3 Mart 2011 Acc. BAB III

3 Mart 2011 Acc. BAB IV

9 Mart 2011 Acc. Seluruh Naskah

Malang, 15 Maret 2011 Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah hirobbil allamin….terimakasih ya Allah karena akhirnya aku bisa menyelesaikan skripsi ini.

Kedua orang tuaku tercinta, Ibu dan Bapak terimakasih selalu mendoakan dan memberiku semangat untuk menyelesaikan skripsi.

Kakakku “Dian Putri” moga masa depanmu lebih baik, dengan hidup yang baru

Adekku yang nakal “Munir”, belajar yang rajin biar Lulus SMA truz kuliah

kayak mbakmu ini 

Orang tersayang yang selalu mendampingiku selama 5th & selamanya (amien…) “Ivan Febriandy”

terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang kau berikan. Dari SMA sampai kuliah kita selalu berjuang bersama,

akhirnya kita bisa wisuda barengan juga.

Calon mertua dan kakak iparku di Gadang terimakasih atas doa dan dukungannya.

Sodara-sodaraku “BIGFAM” (Anne, Alet, Nanak, Bayu, Vita, Dony, Rizta, Catoer) kalian bukan sekedar teman atau sahabat,

tapi kalian adalah keluargaku. Banyak prestasi yang kita raih bersama (2x Film Terbaik, Penata Suara Terbaik, Juara III & Favorit Iklan ADV) kenangan indah, luchu maupun sedih, kebersamaan itu takkan terlupakan.

Foto2 kita yang mpe ribuan n ngabisin memori 10Gb jadi saksi kebersamaan kita.

Bpk dosen pembimbing (Pak Naz n Pak Nur) terimakasih sudah membimbing saya sampai skripsi ini selesai.

(7)

vii ABSTRAK

USWATUN KHASANAH, 06220266

PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM REALITY SHOW “INDONESIA MENCARI BAKAT” di TRANS TV TERHADAP EKSPLORASI BAKAT PADA REMAJA.

(Studi pada siswa SMKN 4 Malang)

Pembimbing : Nasrullah S.Sos M.Si dan Nurudin S.Sos M.Si

(xvi 79 + 33 tabel + 2 gambar + 11 lampiran)

Kata Kunci : Daya tarik program reality show “Indonesia Mencari Bakat”, Eksplorasi Bakat

Latar belakang dari penelitian ini adalah munculnya program reality show bertema talent seacrh yaitu “Indonesia Mencari Bakat” yang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Indonesia Mencari Bakat adalah sebuah ajang pencarian bakat anak bangsa tanpa memandang jenis kelamin dan batasan usia, baik perorangan maupun group. Siapapun bisa tampil asalkan mempunyai bakat untuk menghibur orang lain serta memiliki nilai entertainment. Peserta diperbolehkan mempertunjukkan bakatnya dalam bentuk apapun seperti tarian, vokal, atraksi, music, sulap dan lainnya. Walaupun target audience program acara ini adalah masyarakat luas baik anak-anak, remaja dan orang dewasa, peneliti menjadikan kalangan remaja sebagai respondennya. Kemunculan reality show ini membuat masyarakat khususnya remaja yang masih duduk dibangku sekolah berlomba-lomba mengeksplorasi bakat mereka. Dimana usia remaja masih melakukan pencarian dan pengembangan potensi dalam diri. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui adakah pengaruh daya tarik program reality show “Indonesia Mencari bakat” di Trans TV terhadap eksplorasi bakat pada remaja yaitu siswa SMKN 4 Malang.

Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) oleh Albert Bandura yang menyatakan bahwa belajar terjadi dengan cara menunjukkan tanggapan (response)

dan mengalami efek-efek yang timbul. Selain itu teori proses selektif juga digunakan dalam penelitian ini. Dimana orang-orang cenderung melakukan

selective exposure (terpaan selektif). Mereka menolak pesan yang berbeda dengan kepercayaan mereka. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif, karena hendak mengukur variabel-variabel dan tingkat hubungan pengaruh variable daya tarik program reality show ”Indonesia Mencari Bakat” di Trans TV terhadap variable eksplorasi bakat pada remaja. Sedangkan populasinya adalah siswa-siswi kelas X SMKN 4 Malang, dengan pengambilan sampel secara acak dan berstrata secara proporsional (proportionate stratified random sampling). Pengumpulan data menggunakan kuesioner atau angket yang disebarkan kepada 252 siswa-siswi sebagai sampel. Analisis data yang digunakan yaitu korelasi product moment dan untuk menguji hipotesis menggunakan Uji F. Berdasarkan hasil perhitungan Uji F diketahui bahwa Fhitung 95.547 > Ftabel 5%,

(8)

viii

pengaruh daya tarik program “Indonesia mencari Bakat” terhadap eksplorasi bakat pada remaja dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,526 berada pada rentang 0,40 - 0,599 yang berarti berada pada kategori sedang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daya tarik program “Indonesia Mencari Bakat” mempengaruhi remaja untuk mengeksplorasi bakatnya.

Malang, 9 Maret 2011 Peneliti

Uswatun Khasanah

Di Setujui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(9)

ix

(Study to students of SMKN 4 Malang)

Advisors : Nasrullah S.Sos M.Si and Nurudin S.sos M.si

(xv 79 + 33 tables + 2 figures + 11 attachments)

Keywords :The Influence Of Reality Show Program “Indonesia Mencari Bakat”, Talent Exploration

The background of this research is because the show up of reality program “Indonesia mencari Bakat” as a talent search were having the power attraction to the society. Indonesia Mencari Bakat is a talent search for the Indonesian people without looking genders or even ages, for single or group. Everyone can show their talent as long as they can entertain audiences. The participants were allowed to show their talent like dance, singing, attraction, music, magic, etc. Even the audience’s target of the program is children, teenagers, and adults, the observer using teenagers as the respondent. The appearance of this reality show makes society as specially teenagers who still study at school were competing to explore their talents. Were the teenagers age are still searching and developing their potential. By using this background, the observer wants to know the influence of the reality show program ”Indonesia Mencari Bakat” at Trans TV to the teenagers talent exploration which is State Vocational High School 4 of Malang (SMKN 4)’s students.

(10)

x Malang, 9 March 2011 Researcher

Uswatun Khasanah

Approved by

Advisor 1 Advisor 2

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Azza Wa Jalla pemilik segala ilmu yang hanya atas kasih sayang – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang. Berkat bimbingan dari Bapak dan Ibu Dosen pembimbing dan dengan usaha penulis yang sungguh-sungguh, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini dengan judul:

PENGARUH DAYA TARIK PROGRAM REALITY SHOW “INDONESIA MENCARI BAKAT” di TRANS TV TERHADAP EKSPLORASI BAKAT

PADA REMAJA

(Studi pada siswa SMKN 4 Malang)

Karya yang sederhana ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dan lewat tulisan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:

1. DR. Muhadjir Effendy, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. DR. Wahyudi Winaryo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

4. M.Himawan Sutanto, M.Si selaku Dewan Penguji I. 5. Sugeng Winarno, MA selaku Dewan Penguji II.

6. Nasrullah, M.Si selaku Dewan Penguji III dan sekaligus berperan sebagai Dosen Pembimbing I yang telah mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi ini.

7. Nurudin, M.Si selaku Dewan Penguji IV dan sekaligus berperan sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan solusi terhadap penelitian yang penulis lakukan.

Semoga setiap bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang membangun, peneliti harapkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan penulian-penulisan berikutnya menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 08 April 2011 Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Pernyataan Orisinalitas ... iv

Berita Acara Bimbingan ... v

E. Manfaat Penelitian... 7

F. Tinjauan Pustaka ... 8

F.1 Komunikasi Massa ... 8

F.2 Televisi... 9

F.3 Format Acara televisi... 11

F.4 Program Acara Televisi ... 13

F.5 Reality Show ... 15

F.6 Bakat Remaja ... 16

F.7 Eksplorasi Bakat ... 17

F.8 Remaja... ... 18

G. Kajian Teori... 20

G.1 Teori Belajar Sosial... 20

G.2 Teori Proses Selektif ... 22

H. Definisi Konseptual ... 22

I. Definisi Operasional... 23

J. Metode Penelitian ... 26

J.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

J.2 Pendekatan dan Jenis penelitian... 26

J.3 Populasi dan Sampel dan Teknik sampling. ... 27

K. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 31

K.1 Uji Validitas... 31

K.2 Uji Reliabilitas ... 32

L. Teknik Pengumpulan Data ... 33

L.1 Angket/Kuesioner... 33

L.2 Dokumentasi ... 33

M. Teknik Analisis Data... 33

(13)

xiii

M.2 Korelasi Pearson Product Moment... 34

M.3 Regresi Sederhana ... 36

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum SMKN 4 Malang... 37

A.1 Sejarah Singkat SMKN 4 Malang ... 37

A.2 Sekilas Tentang SMKN 4 Malang ... 39

A.3 Keadaan Siswa Kelas X SMKN 4 Malang... 40

B. Gambaran Umum Program Indonesia Mencari Bakat . 44 B.1 Sekilas Tentang Trans TV ... 44

B.2 Gambaran Umum Program Indonesia Mencari Bakat .. 45

B.3 Profil Program Indonesia Mencari Bakat ... 46

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Pengujian Instrument……… 50

A.1 Uji Validitas ... 50

A.2 Uji Reliabilitas ... 51

B. Deskripsi Jawaban Responden... 52

B.1 Variabel Program Indonesia Mencari Bakat ………… 53

B.2 Variabel Eksplorasi Bakat... 63

C. Analisis Pengaruh Daya Tarik Program “IMB” di Trans TV terhadap Eksplorasi Bakat pada Remaja... 70

C.1 Uji F ... 70

C.2 Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 71

C.3 Analisis Regresi Sederhana ... 73

D. Interpretasi Hasil Penelitian ... 75

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ………. 78

B. Saran ……… 79 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah penggolongan siswa perjurusan ………... 27

Tabel 1.2 Jumlah Populasi……...………... 28

Tabel 2.1 Jenis kelamin siswa-siswi………….………. 40

Tabel 2.2 Jenis penggolongan siswa perjurusan………... 41

Tabel 2.3 Jenis Pekerjaan orang tua siswa ……… 42

Tabel 3.1 Uji validitas variabel daya tarik program Indonesia Mencari Bakat (x)……… 49

Tabel 3.2 Uji validitas variabel eksplorasi bakat (y)...………. 50

Tabel 3.3 Uji reliabilitas variabel daya tarik program Indonesia Mencari Bakat (x)……… 51

Tabel 3.4 Uji reliabilitas variabel eksplorasi bakat (y)... 51

Tabel 3.5 Penampilan kontestan secara fisik cantik dan tampan (X1)... 52

Tabel 3.6 Kontestan ekspresif dan menarik (X2)... 53

Tabel 3.7 Kontestan berkualitas dengan gerakan yang unik dan atraktif (X3)... 54

Tabel 3.8 Kontestan mampu menyesuaikan kostum panggung (X4)…… 55

Tabel 3.9 Properti panggung yang menunjang penampilan kontestan (X5)... 56

Tabel 3.10 Kolaborasi yang unik antara bintang tamu dengan kontestan (X6)... 57

Tabel 3.11 Host/MC yang bergaya humoris (X7)... 58

Tabel 3.12 Komunikasi interaktif untuk menilai penampilan kontestan via sms (X8)... 59

Tabel 3.13 Juri yang memiliki kemampuan dan dapat dipercaya dalam memberikan komentar pada peserta (X9)... 60

Tabel 3.14 Susunan acara yang menarik dan tidak membosankan (X10).. 61

Tabel 3.15 Memiliki bakat tertentu (Y1)……….... 62

Tabel 3.16 Menyadari bakat yang dimiliki (Y2)... 63

Tabel 3.17 Melatih bakat yang dimiliki(Y3)………..………. 63

Tabel 3.18 Mengeksplorasi/menggali bakat (Y4)... 64

Tabel 3.19 Merasa percaya diri (Y5)……….. 65

Tabel 3.20 Mempunyai kelebihan (Y6)……….. 65

Tabel 3.21 Berfikir kreatif (Y7)... 66

Tabel 3.22 Senang mencoba hal baru (Y8)... 67

Tabel 3.23 Berani menampilkan bakatnya (Y9)... 67

Tabel 3.24 Bangga dengan bakat yang dimiliki (Y10)... 68

Tabel 3.25 Uji F ……….………. 70

Tabel 3.26 Koefisien korelasi……….. 71

Tabel 3.27 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi……….. 72

(15)

xv DAFTAR GAMBAR

(16)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Distribusi Jawaban Responden Lampiran 3. Hasil Uji Validitas

Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 5. Hasil Analisis Korelasi

(17)

xvii DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Effendy, Uchjana, O. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press.

Hudaniah, Tri Dayakisni. 2006. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Wahyudi, J.B. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Grasindo.

Komala, Lukiati dan Elvinaro Ardianto. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Munandar, S.C Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Grasindo.

Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta : Grasindo.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Sarwono, Wirawan, Sarlito. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Binis. Bandung: CV. Alfabeta.

(18)

xviii

Winarso, Heru, Puji. 2005. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Wirodono, Sunardian. 2006. Matikan TV-mu Teror Media Televisi Indonesia. Yogyakarta : Resist Book

Non Buku :

http://indonesiamencaribakat.transtv.co.id/ (diakses 15 Oktober 2010 pkl 12.04)

http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Mencari_Bakat (diakses 15 Oktober 2010 pkl 12.15)

http://id.wikipedia.org/wiki/SMK_Negeri_4_Malang (diakses 4 Januari 2011pkl 13.17)

http://media-fatwa.blogspot.com/2010/06/mengembangkan-minat-dan-bakat-remaja.html(diakses 12 April 2011 pkl 16.18)

http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=16244.0 (diakses 12 April 2011 pkl 16.30)

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

Menurut Joseph A. Devito komunikasi didefinisikan sebagai proses

pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau kelompok dengan

beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi dapat

dilakukan dalam berbagai hal dan bentuk. Seperti komunikasi melalui media

massa yang bertujuan memberi informasi kepada masyarakat luas dengan

media massa cetak maupun elektronik (Winarso, 2005:5).

Komunikasi berkaitan erat dengan perkembangan teknologi. Dimana

melalui teknologi, masyarakat bisa mendapatkan berbagai informasi. Salah

satu contoh teknologi komunikasi dibuktikan dengan perkembangan media

massa di tanah air. Seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, buku dan

sebagainya.

Dibandingkan media massa lainnya televisi mempunyai daya tarik

yang kuat bagi masyarakat. Televisi merupakan gabungan dari media dengar

dan gambar yang bisa bersifat informative, hiburan dan pendidikan, atau

bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut (Kuswandi,1996:8). Point penting

inilah yang menjadikan televisi sangat digemari oleh masyarakat. Berbeda

(20)

2

Dahulu masyarakat hanya mempunyai satu chanel televisi seperti

Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang merupakan televisi nasional atau

milik pemerintah. Setelah diizinkannya pemancar televisi swasta untuk

mengudara muncullah berbagai macam stasiun televisi, diantaranya RCTI,

SCTV, TPI yang saat ini berganti nama MNC TV, ANTV, Indosiar, Metro

TV, Trans TV, Global TV, TV One dan Trans 7.

Dalam kemunculannya, stasiun televisi swasta memberi warna

tersendiri bagi dunia pertelevisian di Indonesia. Semakin banyaknya stasiun

televisi di Indonesia, menghadirkan sajian atau tayangan yang berbeda-beda

dan menarik bagi masyarakat. Televisi yang dulunya mempunyai visi dan misi

untuk membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, akhirnya beralih fungsi sebagai ajang untuk mencari keuntungan semata.

Persaingan antar stasiun televisi swasta merupakan persaingan dalam meraih

jumlah pemirsa sebanyak mungkin (rating), yang bersumber pada program

acara yang disajikan dan pemilihan jam tayang untuk suatu program acara.

Hal ini dikarenakan untuk menarik perhatian pemirsa agar menonton

program-program acara yang disajikan oleh stasiun televisi swasta tersebut.

Tak jarang sering terjadi adanya program acara televisi yang hampir

sama dari segi tema tayangan program. Sebuah acara di satu stasiun televisi

yang dianggap sukses dan mampu menarik perhatian masyarakat luas dengan

rating yang tinggi, akan dibuat tandingan serupa oleh stasiun televisi lain.

(21)

3

tidak lepas dari awal kemunculan reality show “Indonesia Mencari Bakat”

atau yang lebih dikenal dengan IMB yang tayang di Trans Tv. “Indonesia

Mencari Bakat”, reality show yang tayang setiap hari Sabtu dan Minggu pukul

19.00-21.00, diklaim sebagai tayangan yang menarik jumlah penonton paling

banyak. Acara ini ditayangkan pada jam prime time dimana waktu yang paling

sesuai bagi pemirsa untuk menonton acara TV adalah diluar waktu yang

digunakan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari (seperti diluar waktu

kerja, waktu sekolah, tidur dan lain-lain). Periode Prime Time merupakan

waktu yang paling potensial agar banyak penontonnya dan kesempatan

terbesar untuk bersaing dengan stasiun lainnya.

Indonesia Mencari Bakat merupakan program reality show yang berbeda dengan program reality show lain yang hampir sama. Misalnya

Indonesian Idol, Idola Cilik (RCTI), AFI, Mamamia (Indosiar), KDI (TPI).

Acara tersebut hanya menampilkan satu bakat yaitu dari segi suara atau

menyanyi, selain itu terdapat batasan usia peserta. Berbeda dengan Indonesia

Mencari Bakat yang merupakan sebuah ajang pencarian bakat anak bangsa

tanpa memandang jenis kelamin dan batasan usia, baik perorangan maupun

group. Siapapun bisa tampil asalkan mempunyai bakat untuk menghibur orang

lain. Peserta diperbolehkan mempertunjukkan bakatnya dalam bentuk apapun

seperti tarian, vokal, atraksi, music, sulap dan lainnya.

Dengan gaya Omesh yang kocak dan lugas sebagai pembawa acara

(22)

4

Cartwright, Titi Sjuman, dan Tantowi Yahya yang dalam kelanjutannya

digantikan oleh Addie MS, membawa “Indonesia Mencari Bakat” yang

diadakan oleh Trans TV sukses meraih perhatian masyarakat. Selain juri tetap

seperti yang disebutkan diatas, terkadang ada pergantian juri yang disebut

sebagai juri tamu. Pergantian ini juga merupakan salah satu strategi agar

masyarakat tidak merasa bosan.

Trans Tv juga mampu menggandeng Supermi sebagai sponsor utama

dalam acara “Indonesia Mencari Bakat”. Dengan iming-iming hadiah ratusan

juta rupiah, mobil, serta kontrak eksklusif adalah salah satu strategi dalam

melakukan promo awal kemunculan program reality show ini. Persyaratan

yang tidak sulit menjadi salah satu faktor untuk masyarakat berbondong-bondong mengikuti acara ini. Sebagai stasiun televisi swasta yang patut

diperhitungkan kreativitas dalam membuat suatu suguhan program acara,

Trans TV mampu menjadi stasiun pelopor dalam ajang pencarian bakat

bervariasi di pertelevisian Indonesia.

Indonesia Mencari Bakat termasuk acara positif yang dapat membantu

masyarakat untuk menggali, mengekspresikan dan menyalurkan bakat

kreatifitas seni mereka. Walaupun target audience program acara ini adalah

masyarakat luas baik anak-anak, remaja dan orang dewasa, peneliti

menjadikan kalangan remaja sebagai respondennya. Kemunculan reality show

ini membuat masyarakat khususnya remaja yang masih duduk dibangku

(23)

5

itulah peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh acara “Indonesia Mencari

Bakat” terhadap eksplorasi bakat pada remaja khususnya Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 4 Malang yang menjadi responden dalam penelitian ini.

Setiap anak memiliki kelebihan dan talenta yang sebagian sudah bisa

tampak atau ditengarai pada usia dini. Namun tidak jarang pula masih ada

kemampuan dan bakat lain yang baru muncul di usia remaja atau bahkan pada

periode perkembangan lebih lanjut. Usia remaja merupakan periode

perkembangan dengan keingintahuan yang tinggi, khususnya untuk berbagai

area yang berkaitan dengan kehidupan remaja. Hal-hal apa dan dengan siapa

remaja bergaul, aktivitas yang ada dalam lingkup kesibukannya sehari-hari

bisa menjadi awal untuk menelusuri dan mengembangkan berbagai minat yang mungkin pada usia lebih muda belum nampak atau belum menjadi fokus

perhatiannya. Rasa ingin tahu remaja seringkali diikuti dengan kebutuhan

untuk mencoba atau melakukannya.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbeda dengan Sekolah

Menengah Atas (SMA). Jika di SMA hanya mengandalkan teori, SMK lebih

pada praktek kejuruan namun diimbangi dengan adanya teori. Secara

psikologis siswa SMK memiliki kelebihan diatas siswa SMA karena telah

memiliki skill tersendiri. Siswa yang memilih masuk SMK sudah memiliki

minat dan sedikit keahlian dalam bidang yang dipilihnya. Oleh karena itu

peneliti lebih memilih SMK sebagai responden dalam penelitian ini.

(24)

6

jurusan, yaitu Produksi Grafika, Persiapan Grafika, Multimedia, Rekayasa

Perangkat Lunak, Animasi, dan Teknik Komputer Jaringan. Selain itu SMKN

4 Malang mempunyai extrakurikuler yang dapat membantu mengembangkan

bakat siswa-siswinya seperti extrakurikuler music, dance, basket, sepak bola,

paskibra, PMI dan karawitan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat di

rumuskan permasalahan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh daya tarik program reality show ”Indonesia Mencari

Bakat” di Trans TV terhadap eksplorasi bakat pada remaja?

2. Jika terdapat pengaruh, maka seberapa besar pengaruh daya tarik program

reality show ”Indonesia Mencari Bakat” di trans TV terhadap eksplorasi

bakat pada remaja?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh daya tarik program reality show

”Indonesia Mencari Bakat” di Trans TV terhadap eksplorasi bakat pada

remaja.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh daya tarik program reality

show ”Indonesia Mencari Bakat” di Trans TV terhadap eksplorasi bakat

(25)

7 D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data

(Sugiyono,1999:51). Dari rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan

jawaban sementara dari permasalahan yang akan diteliti yaitu :

Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan antara daya tarik program reality

show ”Indonesia Mencari Bakat” di Trans TV terhadap Eksplorasi

bakat pada remaja.

H1 : ada pengaruh yang signifikan antara daya tarik program reality show

”Indonesia Mencari Bakat” di Trans TV terhadap Eksplorasi bakat pada

remaja.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

komunikasi konsentrasi audio visual dan dapat dijadikan referensi bagi

peneliti selanjutnya, khususnya tentang penerapan konsep pengaruh daya

(26)

8

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat serta menjadi

pembelajaran bagi remaja agar lebih mengembangkan atau

mengeksplorasi bakatnya.

F. TINJAUAN PUSTAKA

F.1. Komunikasi Massa

F.1.1. Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta

pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba

diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (baik cetak maupun elektronik)

Sebab pada awal perkembangannya saja, komuniksi massa berasal dari

pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi

massa), yaitu massa (saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern

(Nurudin, 2007 : 2).

Dalam buku (Rakhmat, 2003 : 189), mendefinisikan komunikasi massa

yaitu sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang

tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga

(27)

9

F.1.2. Fungsi Komunikasi Massa

 Menghibur

Media memberikan hiburan bagi khalayaknya, hal ini terlihat pada acara humor, irama musik, tarian, dll.

 Meyakinkan

Media dapat meyakinkan khalayak, misalnya mengubah sikap, nilai,

kepercayaan seseorang, atau dalam bentuk menggerakkan khalayak

untuk mengambil tindakan

F.2. Televisi

F.2.1. Pengertian televisi

Televisi adalah media yang begitu banyak menyita perhatian

masyarakat bila dibandingkan dengan media lainnya, Hal ini dikarenakan

televisi memiliki sejumlah kelebihan terutama kemampuannya dalam

menyatukan antara fungsi audio dan visual, ditambah kemampuannya dalam memainkan warna. Selain itu, Televisi juga mampu mengatasi jarak dan

waktu, sehingga penonton yang tinggal di tempat jauh dan terpencil sekalipun

dapat menikmati siaran televisi.

Televisi berasal dari dua buah kata yang berbeda asalnya, yaitu tele

(bahasaYunani) yang berarti jauh dan visi (Videre - Bahasa latin) yang berarti

penglihatan. Dengan demikian televisi dapat diartikan “melihat jauh“ dengan

(28)

10

dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima (televisi set)

(Wahyudi, 1986 : 49).

F.2.2. Fungsi Televisi

Dari hasil banyak penelitian dan pemikiran pakar-pakar komunikasi di

Amerika Serikat, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sekarang ini, televisi

tidak dilihat lagi sebagai sebagai sarana pendidikan (dalam arti pendidikan

formal) dan juga tidak seharusnya sebagai alat promosi perdagangan. Lima

fungsi yang pada umumnya diakui oleh media televisi, yaitu :

1. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia

Fungsi ini disebut juga sebagai fungsi informasi , namun istilah

informasi sengaja tidak dipakai supaya tidak timbul salah paham seakan-akan fungsi televisi sebagai saluran penerangan bagi penguasa

untuk memberikan kepentingan kepada pemerintah. Fungsi televisi

sebenarnya adalah mengamati kejadian di masyarakat dan

melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan.

2. Menghubungkan satu dengan yang lain

Menurut Neil Postman, televisi tidak berkesinambungan tetapi dapat

menghubungkan hasil pengawasan lain yang jauh lebih gampang

daripada dokumen tertulis.

3. Menyalurkan kebudayaan

Televisi diharapkan lebih proaktif karena televisi sendiri tidak hanya

(29)

11

yang dikembangkan oleh televisi merupakan tujuan tanpa pesan

khusus didalamnya.

4. Hiburan

Dalam kebudayaan audio visual setidaknya program acara harus

bersifat menghibur, kalau tidak maka tayangannya tidak akan

ditonton, karena sekarang ini hiburan semakin diakui sebagai

kebutuhan manusia.

5. Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat

Fungsi yang terakhir ini sering disalah artikan oleh penguasa. Akan

tetapi dalam situasi tertentu, fungsi ini cukup masuk akal. Misalnya

saja terjadi wabah penyakit di suatu daerah, maka televisi bisa memberitahukan berdasarkan fungsi pengawasan, berita ini kemudian

dapat dihubungkan dengan keterangan tentang vaksinasi.

F.3. Format acara televisi

F.3.1. Pengertian format acara televisi

Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu

konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain

produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan

(30)

12

F.3.2. Pembagian format acara televisi

Format acara televisi dibagi dalam tiga bentuk, diantaranya :

1. Drama (fiksi)

Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta

melalui proses imajinatif kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi

yang direkayasa dan dikreasi ulang. Contoh : komedi, legenda, horor,

aksi (action), dan sebagainya.

2. Non drama (non fiksi)

Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta

melalui proses imajinatif kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari

tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Contoh : Musik, Talk show, variety show, reality show,

game show, kuis dan sebagainya.

3. Berita

Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan

informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung

pada kehidupan masyarakat sehari-hari (Naratama, 2004 : 65-66).

Dari pembagian diatas, dapat diketahui bahwa tayangan “Indonesia

Mencari Bakat” merupakan program reality show dan bertema talent

(31)

13 F.4. Program acara televisi

Perkembangan teknologi yang semakin berkembang, memunculkan

banyak stasiun televisi dan memunculkan persaingan dalam hal penyajian

program acara. Setiap stasiun televisi akan melakukan langkah-langkah baru

untuk menarik pemirsa agar menonton program acara yang mereka sajikan,

diantaranya yaitu :

a. Memberitakan peristiwa-peristiwa aktual yang terjadi dalam

masyarakat.

b. Menyajikan berita atau informasi dengan fakta-fakta yang lengkap.

c. Melakukan investigasi pemberitaan yang komprehensif.

d. Menyajikan paket-paket hiburan yang bekualitas dari segi isi pesan maupun penggarapannya (Kuswandi, 1996 : 125).

F.4.1. Pengertian program acara televisi

Program acara televisi adalah mata acara yang ditayangkan oleh stasiun

televisi, baik harian, mingguan, tengah bulanan, bulanan, triwulan, tengah

tahun dan tahunan (Wahyudi, 1994 ; 22).

Program-program acara yang akan disajikan oleh stasiun televisi

biasanya memiliki kesamaan dari segi tema, namun tetap akan berbeda

terutama dari segi konsep dan kemasan tayangannya. Hal ini sangat berkaitan

dengan keputusan stasiun televisi dalam menentukan program mana saja yang

layak tayang serta kemampuan berkreasi orang-orang yang yang terlibat di

(32)

14

Baik buruknya suatu program acara televisi akan sangat berpengaruh

pada stasiun televisi di kemudian hari. Jika acara yang ditayangkan

mempunyai mutu pengawasan yang bagus, dalam artian sesuai dengan kondisi

dan segmentasi pemirsanya dan penempatan waktu tayang yang sesuai

dengan program acaranya, tentu acara tersebut akan mendapatkan perhatian

luas dari masyarakat.

F.4.2. Dampak program acara televisi

Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari program acara televisi, yaitu:

1. Dampak kognitif

Yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan

memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Contoh : acara kuis di televisi

2. Dampak peniruan

Yaitu pemirsa dihadapkan pada trend aktual yang ditayangkan

televisi, dimana pada akhirnya apa yang ada di televisi akan menjadi

panutan dan diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Misalnya model

pakaian, model rambut terbaru dari seorang artis yang sedang digandrungi,

maka akan banyak ditiru oleh masyarakat.

3. Dampak perilaku

Yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang ditayangkan

(33)

15 F.5. Reality Show

Program acara selalu berkembang mengikuti selera audience saat ini,

salah satunya adalah reality show. Hampir semua televisi swasta

menayangkan program acara ini. Adanya keseragaman program tayangan ini

bukanlah sebuah kebetulan, namun alas an utama yang terjadi dalam

fenomena reality show ini karena adanya selera pasar. Apa saja yang

disenangi masyarakat pada masanya tentunya akan mempengaruhi stasiun

televisi dalam menyajikan program-program, karena dari hal itu akan sangat

berpengaruh pada rating share.

Reality show pencarian bakat merupakan salah satu varian reality

show di televisi. Reality show itu sendiri merupakan salah satu bentuk program acara non berita yang bersifat menghibur. Acara ini bertujuan untuk

mencari bakat-bakat terbaik yang ada di Indonesia tanpa dibatasi usia dan

jenis bakat yang ditampilkan asalkan memiliki nilai entertainment atau

menghibur.

Pada reality show, pengemasan acara dibuat semenarik dan sedramatis

mungkin. Selain kita melihat para peserta menampilkan bakat mereka, kita

juga akan disuguhkan sekelumit cerita dibalik layar, juri yang terkesan

mempunyai sisi antagonis dan protagonist, sorak tawa dan tangis haru dari

para peserta, semua hal tersebut diciptakan sedemikian rupa sehingga mampu

mempengaruhi mood audience yang menyaksikan. Acara ini mengeksploitasi

(34)

emosi-16

emosi spontan, tak terkendali, di luar dugaan, yang bisa merangsang syaraf

keharuan, syaraf tawa bagi masyarakat pemirsanya (Wirodono, 2006:45).

F.6. Bakat Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa

dewasa. Pada periode ini anak mencapai kematangan fisik dan diharapkan

pula disertai dengan kematangan emosi dan perkembangan sosialnya. Masa

ini berlangsung dari usia sekitar 12/ 13 tahun sampai 18-20 tahun yaitu usia

sekolah menengah. Karena masa peralihan maka remaja pada umumnya

masih ragu-ragu akan perannya dan menimbulkan krisis identitas. Remaja

sedang mencari ”siapakah saya, apa peran saya?” Dalam usaha menemukan jati diri yakni mengetahui mengenai kebutuhan-kebutuhan pribadi serta

tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan minat dan

bakat remaja menjadi isue yang penting. Dalam mengembangkan

kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua dan

lingkungan rumah maupun sekolah.

Setiap anak memiliki kelebihan dan talenta yang sebagian sudah bisa

tampak atau ditengarai pada usia dini. Namun tidak jarang pula masih ada

kemampuan dan bakat lain yang baru muncul di usia remaja atau bahkan

pada periode perkembangan lebih lanjut. Usia remaja merupakan periode

perkembangan dengan keingintahuan yang tinggi, khususnya untuk berbagai

(35)

17

bisa menjadi awal untuk menelusuri dan mengembangkan berbagai minat

yang mungkin pada usia lebih muda belum nampak atau belum menjadi

fokus perhatiannya. Rasa ingin tahu remaja seringkali diikuti dengan

kebutuhan untuk mencoba atau melakukannya. Oleh karenanya dengan

bimbingan yang terarah, masa remaja bisa menjadi masa yang

menguntungkan untuk anak mengembangkan bakat dan kemampuan tertentu.

F.7. Eksplorasi Bakat

Eksplorasi disebut juga penjelajahan atau pencarian, yaitu tindakan

mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu.

Bakat sendiri pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai

potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud

(Munandar, 1992;17). Sehingga eksplorasi bakat berarti pencarian

kemampuan atau potensi diri yang masih perlu dikembangkan dan dilatih

agar dapat terwujud. Seperti yang telah dijelaskan diatas, eksplorasi tidak

hanya sekedar suatu pencarian, namun eksplorasi lebih pada pencarian atau penggalian yang lebih dalam tentang suatu hal. Jika dikaitkan dalam

penelitian ini, sebuah program acara reality show yang memiliki daya tarik

tersendiri dapat memberi pengaruh terhadap audience untuk melakukan

sesuatu atau melakukan hal yang sama. Yaitu penggalian secara lebih dalam

tentang bakat yang dimiliki, keberanian untuk menunjukkan bakatnya pada

orang lain, lebih mengasah atau melatih bakat yang dimiliki dengan

(36)

18 F.8. Remaja

F.8.1. Batasan remaja menurut WHO (World Health Organization)

Remaja adalah suatu masa dimana :

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan

tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan

seksual.

2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi

dari kanak-kanak menjadi dewasa.

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan social-ekonomi yang penuh

kepada keadaan yang relative lebih mandiri (Muangman, 1980:9)

Dari definisi remaja diatas, WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja. WHO membagi kurun usia tersebut dalam 2

bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Selain itu

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia

remaja. Di Indonesia, batasan remaja yang mendekati batasan PBB tentang

pemuda adalah kurun usia 14-24 tahun yang dikemukakan dalam Sensus

penduduk 1980.

F.8.2. Tahap Perkembangan Remaja

Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap

perkembangan remaja yaitu :

a. Remaja Awal (early adolescence)

(37)

19

yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan

pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah

terangsang secara erotic.

b. Remaja Madya (middle adolescence)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang

kalau benyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan

narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai

teman-teman yang punya sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu ia

dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang

mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau

pesimis, idealis atau matrealis dsb. c. Remaja Akhir (late adolescence)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju peeriode dewasa dan

ditandai dengan pencapaian 4 hal, yaitu :

 Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang

lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

 Terbentuk identitas seksual yang akan berubah lagi.

Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

dibanding keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

 Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private

(38)

20 G. Kajian Teori

G.1. Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Albert Bandura yang menyatakan bahwa

belajar terjadi dengan cara menunjukkan tanggapan (response) dan

mengalami efek-efek yang timbul. Penentu utama dalam belajar adalah

peneguhan (reinforcement), dimana tanggapan akan diulangi (jadi dipelajari)

jika organisme mendapat hukuman (punishment) atau bila tanggapan tidak

memimpinnya ke tujuan yang dikehendaki. Jadi, perilaku diatur secara

eksternal oleh kondisi stimulus yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi

peneguhan (Effendy, 2003:281).

Titik permulaan dari proses belajar adalah peristiwa yang bisa diamati, baik langsung maupun tidak langsung, oleh seseorang. Peristiwa tersebut

mungkin terjadi pada kegiatan si orang itu sehari-hari, dapat pula disajikan

secara langsung oleh televisi, buku, film, dan media massa lain. Peristiwa itu

bisa merupakan penunjukan nyata suatu perilaku atau ilustrasi pola pikir.

Perilaku nyata dipelajari dari observasi perilaku tersebut, sedangkan sikap,

nilai, pertimbangan moral, dan persepsi terhadap kenyataan sosial dipelajari

melalui abstract modelling (Effendy, 2003:282).

Bandura berpendapat empat proses dasar pembelajaran sosial yang

(39)

21

a. Attentional process (proses atensi/perhatian)

Perhatian kepada suatu peristiwa ditentukan oleh karakteristik

peristiwa itu (atau rangsangan yang dimodelkan) dan karakteristik si

pengamat.

b. Retention process (proses retensi)

Peristiwa yang menarik perhatian dimasukkan ke dalam benak dalam

bentuk lambang secara verbal atau imaginal sehingga menjadi ingatan

(memory).

c. Motor reproduction process (proses reproduksi motor)

Hasil ingatan tadi akan meningkat menjadi bentuk perilaku.

Kemampuan kognitif dan kemampuan motorik pada langkah ini berperan penting. Reproduksi yang saksama biasanya merupakan

produk ”trial and error” dimana umpan balik turut mempengaruhi.

d. Motivational process (proses motivasional)

Motivational process, menunjukkan bahwa perilaku akan berwujud

apabila terdapat nilai peneguhan. Peneguhan dapat berbentuk ganjaran

eksternal, pengamatan yang menunjukkan bahwa bagi orang lain

ganjaran disebabkan perilaku yang sama, serta ganjaran internal,

(40)

22 G.2. Teori Proses Selektif

Teori proses selektif (selective processes theory) mengatakan bahwa

penerimaan selektif media massa mengurangi sejumlah dampak media. Teori

ini menilai orang-orang cenderung melakukan selective exposure (terpaan

selektif). Mereka menolak pesan yang berbeda dengan kepercayaan mereka

(Komala, 2007:61).

H. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah pengertian atau batasan tentang suatu

konsep, yang dipilih atau ditetapkan oleh peneliti. Untuk itu perlu diuraikan

beberapa istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini, agar menghindari kemungkinan terjadinya interpretasi yang salah.

a. Variabel bebas : Daya Tarik Program Reality Show

Pada reality show, pengemasan acara dibuat semenarik dan sedramatis

mungkin. Selain kita melihat para peserta menampilkan bakat mereka, kita

juga akan disuguhkan sekelumit cerita dibalik layar, juri yang terkesan

mempunyai sisi antagonis dan protagonist, sorak tawa dan tangis haru dari

para peserta, semua hal tersebut diciptakan sedemikian rupa sehingga

mampu mempengaruhi mood audience yang menyaksikan. Acara ini

mengeksploitasi munculnya moment dramatic obyek permainan. Moment

dramatic ini akan menjadi tontonan yang mengasyikkan (exiting) karena

(41)

23

bisa merangsang syaraf keharuan, syaraf tawa bagi masyarakat pemirsanya

(Wirodono, 2006:45).

Daya tarik adalah kemampuan menarik (memikat) perhatian. Dalam

penelitian ini yang menjadi daya tarik adalah program acara reality show

”Indonesia Mencari Bakat” di Trans TV. Karena acara ini memberikan

sesuatu yang berbeda di pertelevisian Indonesia.

b. Variabel terikat : Eksplorasi Bakat

Eksplorasi Bakat terdiri dari 2 kata yaitu eksplorasi dan bakat. Eksplorasi,

disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau

melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu. Bakat (aptitude)

pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud

(Munandar, 1992;17).

Sehingga eksplorasi bakat berarti pencarian kemampuan atau potensi diri

yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.

I. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variable

diukur, yaitu dengan menetapkan jenis dan jumlah indikator variable tersebut

berdasarkan definisi konseptual (Hamidi, 2007 : 142). Dalam penelitian ini

(42)

24

1. Variable Bebas (X)

Variable bebas merupakan variable yang bertindak sebagai penyebab atau

mempengaruhi. Dalam penelitian ini yang merupakan variable bebas

adalah daya tarik program reality show ”Indonesia Mencari Bakat” di

Trans TV.

Indikator yang menjadi ukuran variable tersebut adalah :

a. Daya tarik kontestan

 Personal appearance : proporsional, menarik, modis, sederhana,

ekspresif, modern, cantik dan tampan.

 Kualitas penampilan

 Kesesuain kostum

b. Daya tarik dari konsep acara

 Penataan panggung

 Penataan lighting

 Penampilan bintang tamu

 Penampilan Host/MC

 Teknik penilaian via SMS oleh pemirsa

 Komentar dan penilaian oleh dewan juri

 Penampilan komentator

 Susunan dan tatanan acara

2. Variable Terikat (Y)

Variable terikat merupakan variable yang dipengaruhi. Dalam penelitian

(43)

25

timbulnya dorongan yang berasal dari dalam individu untuk menggali atau

mencari potensi diri (bakat), menyalurkannya dan mengasah bakat yang

ada dalam diri setelah menonton acara reality show Indonesia Mencari

Bakat.

Indikator yang menjadi ukuran variable tersebut adalah :

a. Kesadaran Diri (self awareness)

Keadaan kesadaran diri muncul ketika kita mengarahkan perhatian

kita ke dalam untuk memfokuskan pada isi dari diri sendiri

(Hudaniah,2003:85). Kesadaran diri dapat diukur dengan indikator:

 Kesadaran diri responden terhadap bakat yang dimiliki

 Kesadaran diri responden untuk melatih dan

mengeksplorasi bakat

b. Kreatifitas

Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu

yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah

ada, yang belum pernah ada sebelumnya dengan menekankan

kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk

mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan

cerminan kemampuan operasional anak kreatif. (

(44)

26

c. Presentasi Diri (self-presentation)

Dalam proses presentasi diri biasanya individu melakukan proses

dimana dia akan menseleksi dan mengontrol perilaku mereka

sesuai dengan situasi dimana perilaku itu dihadirkan serta

memproyeksikan pada orang lain suatu image yang diinginkannya.

J. Metode Penelitian

J.1. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 04 Malang pada tanggal 18-19

Februari 2011. Dimana usia remaja masih melakukan pencarian dan

pengembangan potensi dalam diri.

J.2. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan

kuantitatif, karena hendak mengukur variabel-variabel dan tingkat hubungan

pengaruh variable daya tarik program reality show ”Indonesia Mencari Bakat”

di Trans TV terhadap variable eksplorasi bakat pada remaja.

Instrument dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan survey

berupa angket/kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama.

(45)

27 J.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono,1999:73). Penelitian ini dilakukan di SMKN 4

Malang, dengan kriteria yang dapat dijadikan populasi yaitu :

a. Siswa-siswi kelas X SMKN 4 Malang.

b. Pernah menonton program reality show ”Indonesia Mencari Bakat” di

Trans TV minimal 3x.

SMKN 4 Malang mempunyai 6 jurusan keahlian. Setiap jurusan memiliki jumlah kelas yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang diperoleh

jumlah siswa kelas X SMKN 4 sebesar 1129 orang yang tersebar dalam 28

(46)

28 Tabel 1.1

Jumlah Penggolongan Siswa Perjurusan

No. Jurusan Jumlah %

1. Multimedia (MM) 240 21,26%

2. Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) 122 10,80%

3. Teknik Komputer Jaringan (TKJ) 117 10,37%

4. Animasi (ANI) 80 7,09%

5. Persiapan (PS) 282 24,98%

6. Produksi (PD) 288 25,50%

Total 1129 100%

Sumber : TU SMKN 4 tahun 2010

Adapun populasi dari penelitian ini adalah 685 orang siswa-siswi kelas

X SMKN 4 Malang yang pernah menonton program reality show ”Indonesia

Mencari Bakat” di Trans TV. Jumlah tersebut didapat setelah melakukan pra

survey (bertanya secara langsung) pada 1129 orang siswa-siswi kelas X

SMKN 4 Malang. Peneliti memberi batasan berdasarkan strata yang ada

(47)

29 Tabel 1.2

Jumlah Populasi

No. Jurusan Jumlah

Kelas

Jumlah

Siswa

1. Multimedia (MM) 3 120

2. Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) 3 122

3. Teknik Komputer Jaringan (TKJ) 3 117

4. Animasi (ANI) 2 80

5. Persiapan (PS) 3 122

6. Produksi (PD) 3 124

Total 17 685

Sumber : TU SMKN 4 tahun 2010

Dari tabel tersebut dapat diketahui populasi yang akan dijadikan

responden sebanyak 685 orang.

Setelah menentukan populasi, langkah berikutnya adalah menentukan

sampel. Untuk menentukan jumlah besaran sampel, peneliti menggunakan

rumus Taro Yamane (Hamidi,2007:131) yaitu :

Keterangan : n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

d = nilai presisi (tigkat kesalahan)

(48)

30

Dalam penelitian ini teknik samplingnya menggunakan probability

sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik yang

digunakan dalam Probability sampling yaitu proportionatestratified random

sampling. Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata

secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya

heterogen atau tidak sejenis (Riduwan, 2005:58).

Pengambilan sampel secara proporsional random sampling memakai

rumus Alokasi Proportional yaitu :

Dimana : ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah populasi seluruhnya

Diketahui jumlah populasi siswa kelas X SMKN 4 Malang sebesar N =

685 siswa dan presisi yang ditetapkan = 5%. Berapakah jumlah sampelnya?

N 685 685 685

n= = = = = 251,83 = 252

(49)

31

Jadi jumlah sampel sebesar 252 responden (siswa).

Kemudian dicari sampel berstrata dengan rumus : ni = (Ni : N).n

K. Uji Validitas dan Reliabilitas

K.1. Uji Validitas

Hasil penelitian yang valid adalah bila terdapat kesamaan antara data

yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang

diteliti. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Dalam penelitian ini untuk mencari validitas, peneliti menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Yaitu dengan mencari koefisien

skor korelasi tiap-tiap butir dengan skor total dan mencari koefisien yang

diperoleh dari penjumlahan skor item, dengan rumus sebagai berikut :

(50)

32

Menurut Sugiyono (1999:110), instrument yang reliable adalah

instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur untuk menguji reliabilitas

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik pengukuran alpha.

Teknik pengukuran alpha ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, yaitu dengan rumus sebagai berikut :

r11 = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

(51)

33

L. Teknik Pengumpulan Data

L.1. Angket/Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.

L.2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi maksudnya adalah cara pengumpulan data yang

diperoleh dari catatan (data) yang telah tersedia atau telah dibuat oleh pihak

lain. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan sebagai pelengkap dalam

penggunaan data yang tersedia secara tertulis, menyangkut jumlah siswa-siswi

SMKN 4 Malang serta data lainnya.

M. Teknik Analisis Data

M.1. Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap

item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari

sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono,1999:86).

Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan

sikap yang menggunakan data interval dengan nilai pengukuran sebagai

berikut :

Sangat Setuju (SS) = skor 5

(52)

34

Netral (N) = skor 3

Tidak Setuju (TS) = skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1

M.2. Korelasi Pearson Product Moment

Korelasi Pearson Product Moment (r) digunakan untuk mengetahui

derajad hubungan antara variable bebas (independent) dengan variable terikat

(dependent). Yaitu dengan rumus sebagai berikut :

xy

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai

berikut :

KP = r2 x 100%

Dimana : KP = Nilai Koefisien Determinan

(53)

35

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebagai jawaban pada

hipotesis yang diajukan maka digunakan alat uji statistik yaitu uji F. Adapun

rumusnya adalah sebagai berikut :

MReg

Freg = 

MRes

Dimana :

Freg = Koefisien regresi

MReg = Rata-rata kuadrat regresi

MRes = Rata-rata kuadrat residu

Setelah diketahui Fhitung selanjutnya akan di bandingkan dengan nilai

Ftabel. Sebagai perbandingan, menggunakan uji kesalahan sebesar 5%

dengan rumus : n-2 .

Kriteria Pengujian :

Jika F hitung < F tabel maka H1 ditolak artinya ada pengaruh daya tarik

program “Indonesia mencari Bakat” yang tidak signifikan terhadap

eksplorasi bakat pada remaja.

Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak artinya ada pengaruh daya tarik

program “Indonesia mencari Bakat” yang signifikan terhadap eksplorasi

(54)

36 M.3. Regresi Sederhana

Teknik ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pola perubahan nilai

variable dependent yang disebabkan oleh berubahnya nilai variable

independent. Bentuk umum persamaan sederhana yang menunjukkan

hubungan antara dua variabel adalah:

Keterangan :

Y = nilai variable terikat

X = nilai variabel bebas

a = nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = kemiringan (slope) kurva linear yang menunjukkan

besarnya perubahan nilai sebagai akibat dari perubahan

setiap unit nilai X

Gambar

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Tabel 1.1
Tabel 1.2

Referensi

Dokumen terkait

Begitu pula dengan cara kerja remote control, apabila tombol buka pada remote control ditekan, maka mikrokontroler akan mengirimkan perintah untuk mengaktifkan motor

• Transpos dari matriks A adalah matriks baru yang disusun dengan cara menuliskan baris pertama matriks A menjadi kolom pertama matriks baru, baris kedua matriks A menjadi kolom

transaksional lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait nama hari, bulan, nama waktu dalam hari, waktu

1) Disipin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Pandangan dalam konsep ini menyatakan bahwa seorang anak dikatakan mempunyai tingkat disiplin yang tinggi

Beny Yusrial adalah salah satu kontestan dalam pemilu legislatif DPRD Kota Bukittinggi yang telah di laksanakan, Beny Yusrial yang baru bergabung dengan Partai

Proses analisis dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) karena KLT merupakan teknik yang efektif untuk melakukan pemisahan secara.. cepat dan

Pada penelitian Masnarivan dkk (2014) ditemukan lebih dari separuh 56,4% responden tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe 69,1% mempunyai pola konsumsi tidak baik dan 58,2%

Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa semua makanan yang dikemas harus mempunyai label yang memuat keterangan mengenai isi, jenis dan jumlah bahan-bahan yang