BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING PADA PT. WILKEN MITRA PERKASA SURABAYA
Oleh:
Nama : SUHARTONO
NIM : 98.41010.4156
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
Halaman
ABSTRAKSI... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Inventory Control ... 5
2.2 Material Requirements Planning ... 5
2.3 Moving Average ... 11
BAB III METODE PENELITIAN ... 12
3.1 Analisa Sistem ... 12
3.2 System Flow Diagram ... 12
3.3 Diagram Berjenjang ... 17
3.4 Data Flow Diagram ... 18
3.5 Entity Relationship Diagram ... . 22
3.7 Desain Input dan Output ... 32
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ... 39
4.1 Kebutuhan dan Konfigurasi Sistem ... 39
4.2 Implementasi Input dan Output ... 41
4.3 Evaluasi ... 55
BAB V PENUTUP ... 61
5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN ... 65
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan apakah itu perusahaan perdagangan, perusahaan
produksi ataupun perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan (inventory). Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa
perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
yang memerlukan atau meminta barang atau jasa yang dihasilkan. Hal ini bisa
terjadi, karena tidak selamanya barang atau jasa yang diperlukan tersedia pada
setiap saat, yang berarti pula bahwa pengusaha akan kehilangan kesempatan
memperoleh keuntungan yang seharusnya ia dapatkan.
Secara tradisional, persediaan yang terdapat dalam perusahaan
didasarkan pada ukuran lot (lot size), yaitu persediaan yang diadakan karena
membeli atau membuat barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah
yang dibutuhkan saat itu. Jadi maksudnya pembelian atau pembuatan yang
dilakukan untuk jumlah yang besar, sedang penggunaan atau pengeluarannya
dalam jumlah kecil. Tujuan dari ukuran lot ini adalah untuk meminimumkan biaya
produksi, pengangkutan, dan memperoleh rabat dari pemasok. Padahal dengan
mengadakan pembelian secara besar-besaran akan mengakibatkan tingginya biaya
penyimpanan persediaan. Karena persediaan yang besar mencerminkan investasi
yang besar dan dapat mengakibatkan biaya penanganan yang besar seperti
asuransi, keamanan, sewa gudang dan sebagainya. Oleh karena itu setiap
perusahaan harus dapat menentukan dan mempertahankan jumlah persediaan yang
optimum bagi kelancaran kegiatan perusahaan baik dari segi jumlah dan mutu
yang tepat, serta dengan biaya yang serendah-rendahnya. Untuk dapat mengatur
tersedianya tingkat persediaan yang optimum tersebut diperlukan suatu sistem
pengendalian persediaan (inventory control) yang tepat.
PT. WILKEN MITRA PERKASA SURABAYA adalah perusahaan yang
bergerak di bidang industri kebutuhan peralatan rumah tangga yang mempunyai
produk antara lain: sendok makan dan garpu. Produksinya selain untuk
persediaan juga berdasarkan job order sehingga perusahaan merasa perlu
melakukan pengembangan produk yang dihasilkan untuk memenangkan
persaingan pasar.
Dari pengamatan selama ini penanganan informasi di bidang
pengendalian persediaan bahan baku, penjadwalan produksi masih belum
maksimal karena pengendalian persediaan bahan baku masih dilakukan dengan
menggunakan perhitungan manual, sehingga sering terjadi keterlambatan untuk
melaksanakan proses produksi karena adanya delay dalam pemesanan bahan baku yang harus tersedia.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang masalah, perumusan masalahnya adalah:
“Bagaimana merancang bangun sebuah sistem informasi pengendalian persediaan
bahan baku dengan menggunakan metode Material Requirement Planning
1.3 Batasan masalah
Dengan perumusan masalah yang ada, maka pembatasan masalahnya
meliputi:
a. Gudang sebagai tempat penyimpanan barang diasumsikan memiliki ruang
yang cukup.
b. Sistem pengendalian persediaan dilakukan dengan menggunakan metode
MRP.
c. Sistem ini hanya membahas sistem pengendalian persediaan, tidak sampai
pada sistem produksi.
d. Sistem ini tidak membahas masalah penggajian pegawai, keuangan
perusahaan, retur pembelian dan retur penjualan.
e. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft
Visual Basic 6.0 dan SQL Server 7.0 sebagai sistem databasenya.
1.4 Tujuan
Penelitian Tugas Akhir ini bertujuan untuk membuat sistem pengendalian
persediaan bahan baku dengan menggunakan metode MRP. Output dari sistem
MRP ini diharapkan dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak bahan
yang diperlukan dalam proses produksi yang akan datang dan ketepatan dalam
memenuhi permintaan konsumen. Adapun tujuan penelitian sistem ini adalah:
a. Menentukan kebutuhan kotor untuk tiap periode.
b. Menentukan saat yang tepat dalam pemesanan bahan dan berapa besar bahan
c. Menghasilkan laporan yang digunakan oleh pihak manajemen untuk
melakukan kegiatan maupun koreksi berdasarkan laporan yang dihasilkan oleh
sistem MRP.
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini secara sistematis diatur dan disusun dalam lima
bab yang di dalamnya terdapat beberapa sub bab. Secara ringkas uraian materi
dari bab pertama hingga bab terakhir adalah sebagai berikut :
Bab I tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
permasalahan yang ada, batasan masalah, tujuan, serta sistematika pembahasan
tugas akhir.
Bab II berisi tentang teori-teori yang dipakai dalam penelitian tugas akhir
ini. Teori-teori yang dipakai antara lain: Inventory Control, MRP sebagai proses perhitungan untuk menentukan kebutuhan bahan dan Moving Average digunakan untuk meramalkan jumlah permintaan.
Bab III berisi tentang metode penelitian, analisa dan desain sistem dari
System Flow, Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan perancangan input dan output dari sistem yang dibuat.
Bab IV merupakan Implementasi dan Evaluasi dari sistem, pada bab ini
dilakukan proses pengujian model dan penerapan aplikasi, apakah telah berjalan
sesuai dengan rencana atau tidak.
BAB V berisi tentang kesimpulan dari hasil pengujian sistem secara
LANDASAN TEORI
Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan
beberapa terori pendukung yang relevan.
2.1 Inventory Control
Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya suatu
tingkat persediaan barang yang optimum, yang dapat memenuhi kebutuhan
bahan-bahan dalam jumlah, mutu dan pada waktu yang tepat serta biaya yang rendah
seperti yang diharapkan. Pengawasan persediaan yang dijalankan untuk
memelihara keseimbangan antara biaya dan keuntungan serta besarnya biaya dan
modal yang dibutuhkan untuk mengadakan persediaan tersebut.
Tujuan dari pengawasan persediaan ini adalah untuk menjaga agar
terdapatnya persediaan pada tingkat yang optimal agar produksi dapat berjalan
dengan lancar dan biaya persediaan adalah minimal.
2.2 Material Requirements Planning
MRP adalah teknik yang digunakan untuk merencanakan pembuatan atau
pembelian komponen dan bahan baku yang dibutuhkan untuk mendukung master production schedule (MPS). Dua fungsi utama MRP adalah (1) kebutuhan item yang dikontrol oleh MRP dialokasikan dengan dasar jadwal untuk item dengan
level lebih tinggi sesuai dengan peramalan, (2) perencanaan dalam time-phased
(dibuat bertahap sesuai dengan waktu) yang menunjukkan orders release (pesanan yang secara resmi telah dikeluarkan apakah ke pabrik atau ke pemasok) dan
orders receipts (pesanan yang belum dikeluarkan secara resmi) berdasarkan periode waktu selama planning horizon.
Moto dari MRP adalah untuk memperoleh material yang tepat, dari
sumber yang tepat, untuk penempatan yang tepat dan pada waktu yang tepat.
Berdasarkan MPS yang diturunkan dari rencana produksi, suatu sistem MRP
mengidentifikasi item apa yang harus dipesan, berapa banyak kuantitas item yang
harus dipesan, dan bilamana waktu memesan item itu. Sebagai suatu sistem, MRP
membutuhkan lima input utama seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1
Umpan balik
Gambar 2.1 Proses kerja dari MRP
Keterangan:
a. MPS merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir apa yang
direncanakan perusahaan untuk diproduksi.
b. Bill of Material (BOM) merupakan daftar dari semua material dan kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk.
c. Item Master merupakan suatu file yang berisi informasi status tentang material, dan produk yang menunjukkan kuantitas on-hand (dalam
Input: ( Capacity Planning )
Proses:
1. Primary (Orders) Report
persediaan), kuantitas yang dialokasikan, waktu tunggu yang direncanakan, ukuran lot, stock pengaman dan berbagai informasi penting lainnya yang
berkaitan dengan suatu item.
d. Orders akan memberitahukan tentang berapa banyak dari setiap item yang akan diperoleh sehingga akan meningkatkan stock-on-hand.
e. Requirements akan memberitahukan berapa banyak dari masing-masing item itu dibutuhkan sehingga akan menggurangi stock-on-hand di masa mendatang. f. Primary (Orders) Report merupakan laporan utama MRP yang biasanya
menggunakan salah satu format horizontal dengan waktu dalam Buckets
(biasanya dalam periode mingguan), sedangkan format vertikal dengan waktu
dalam tanggal (Bucketless format).
g. Action Report memberikan informasi kepada perencana tentang item-item yang perlu mendapat perhatian segera dan merekomendasikan
tindakan-tindakan yang perlu diambil.
h. Pegging Report, dengan adanya pegging report akan memudahkan dalam menelusuri sumber dari kebutuhan kotor untuk suatu item.
MRP mempunyai beberapa tujuan antara lain:
a. Perencanaan produksi atau order pembelian komponen dan bahan baku yang
dibutuhkan untuk mendukung MPS.
b. Memelihara prioritas yang ada dengan memperbarui due dates (tanggal jatuh tempo) dari order sesuai dengan perubahan kondisi.
c. Menyediakan input yang mendasar bagi perencanaan kapasitas dalam
Contoh kasus penerapan MRP:
Diketahui inventori on-hand 550 unit, lot size sebesar 1000 unit, safety stock
adalah nol, planning horizon adalah 5 minggu, gross requirements : untuk periode 1 adalah 250 unit, periode 2 adalah 500 unit, periode 3 adalah 200 unit, periode 4
adalah 350 unit, periode 5 adalah 400 unit.
MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)
Lot Size : 1000 Safety Stock : 0
Lead Time: 3 weeks Time Periods (Weeks)
On Hand : 550 1 2 3 4 5
Gross Requirements 250 500 200 350 400
Scheduled Receipts 1000
Project On-Hand 300 800 600 250 -150
Project Available 300 800 600 250 850
Net Requirements 150
Planned Order Receipts 1000
Planned Order Release 1000
Gambar 2.2 Tampilan Horizontal dari MRP
Keterangan:
a. Lead Time jangka waktu yang dibutuhkan sejak MRP menyarankan suatu pesanan sampai item yang dipesan itu siap digunakan.
b. On-Hand menunjukkan kuantitas dari item yang secara fisik ada dalam range persediaan.
c. Lot Size kuantitas pesanan.
d. Safety Stock merupakan stok pengaman yang ditetapkan oleh perencana MRP untuk mengatasi fluktuasi dalam permintaan atau penawaran.
f. Scheduled Receipts adalah jadwal penerimaan barang.
g. Projected On-Hand merupakan kuantitas yang diharapkan ada dalam inventori
pada akhir periode dan tidak termasuk perencanaan pesanan.
Rumus :
Projected On-Hand = On-Hand pada awal periode + Scheduled Receipts –
Gross Requirements
Sehingga untuk periode 1 sampai periode 5 dapat dihitung sebagai berikut:
Periode 1 = 550 + 0 – 250 = 300 unit
Periode 2 = 300 + 1000 – 500 = 800 unit
Periode 3 = 800 + 0 – 200 = 600 unit
Periode 4 = 600 + 0 – 350 = 250 unit
Periode 5 = 250 + 0 – 400 = -150 unit
Dengan adanya projected on-hand yang negatif yaitu pada periode ke-5, maka dapat diperkirakan akan terjadi kekurangan item sebanyak 150 unit dalam
periode ke-5. Dengan demikian net requirements Pada periode ke-5 adalah 150 unit, dalam kasus yang dikemukakan angka lot size adalah 1000 unit, sehingga planned order receipts untuk periode ke-5 adalah 1000 unit, selanjutnya planned order release dihitung mundur ke belakang (backward) sebanyak lead time 3 minggu sehingga diperoleh : 5 – 3 = 2 yang berarti
planned order release ditempatkan dalam periode (minggu) ke-2.
Rumus :
Net requirements = Gross Requirements + Allocations + Safety Stock –
Scheduled Receipts – Projected Available (pada akhir periode lalu)
Net Requirements pada periode Ke-5 = 400 + 0 + 0 – 0 –250 = 150 unit. Catatan: Alocations adalah item atau material yang dialokasikan untuk
keperluan produksi di masa mendatang tetapi belum dipergunakan.
i. Projected Available kuantitas yang diharapkan ada dalam inventori pada akhir periode, dan tersedia untuk penggunaan dalam periode selanjutnya.
Rumus :
Projected Available = On-Hand awal periode + Scheduled Receipts periode sekarang + Planned Order Receipt periode sekarang –
Gross Requirements periode sekarang.
Dalam kasus yang dikemukakan, projected available untuk setiap periode dapat dihitung sebagai berikut:
pada akhir periode 1 = 550 + 0 + 0 – 250 = 300 unit
pada akhir periode 2 = 300 + 1000 + 0 – 500 = 800 unit
pada akhir periode 3 = 800 + 0 + 0 – 200 = 600 unit
pada akhir periode 4 = 600 + 0 + 0 – 350 = 250 unit
pada akhir periode 5 = 250 + 0 + 1000 – 400 = 850 unit
j. Planned Order Receipts merupakan kuantitas pesanan pengisian kembali (pesanan pembelian) yang telah direncanakan oleh MRP untuk diterima pada
k. Planned Order Release merupakan kuantitas planned orders yang ditempatkan atau dikeluarkan dalam periode tertentu, agar item yang dipesan
itu akan tersedia pada waktu dibutuhkan.
l. Perencanaan Produksi merupakan aktivitas pada hierarki tertinggi (level 1)
yang dilakukan oleh manajemen puncak. Formula untuk perencanaan produksi
Rencana Produksi = ( Permintaan Total – Inventori Awal ) + Inventori Akhir
2.3 Moving Average
Model peramalan rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual
permintaan yang baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan masa
yang akan datang. Metode rata-rata bergerak akan efektif diterapkan apabila kita
dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar terhadap produk akan tetap stabil
sepanjang waktu. Metode rata-rata bergerak n periode mengunakan formula
berikut
∑
( permintaan dalam n-periode terdahulu) Rata-rata bergerak n-Periode =n
Keterangan:
∑
= Jumlah permintaanBAB III
METODE PENELITIAN
Langkah sistematika dalam rumusan masalah yang diuraikan pada sub
bab 1.2 diperlukan supaya pemecahan masalah selesai dengan berhasil.
3.1 Analisa Sistem
Sistem pengendalian persediaan adalah salah satu sub sistem yang ada
dalam rangkaian sub sistem dari SIM Produksi PT. WILKEN MITRA PERKASA
SURABAYA. Sub sistem ini sangat erat hubungannya dengan rangkaian sub
sistem lain dalam perusahaan ini. Sehingga sub sistem lain yang diuraikan disini
hanya digunakan sebagai penjelasan alur atau rangkaian sistem yang sebenarnya
dan tidak akan dibahas secara detil.
Sub sistem pengendalian persediaan ini sendiri mempunyai beberapa
rangkaian proses, antara lain:
a. Proses penerimaan order.
b. Proses pembuatan master order.
c. Proses pengendalian persediaan.
d. Proses pembuatan laporan.
3.2 System Flow Diagram 3.2.1 System Flow Lama
Sistem flow manual adalah suatu sistem yang menggambarkan alur kerja
dari suatu permasalahan atau media yang sedang diamati. Pada PT. WILKEN
MITRA PERKASA SURABAYA alur kerjanya masih menggunakan sistem
manual, dan dapat digambarkan seperti pada gambar 3.1
Data penjualan
Input transaksi penjualan dan transaksi pembelian, kemudian dilakukan proses
penyimpanan data transaksi pembelian dan penjualan, dari kedua proses tersebut
dapat dihasilkan data laporan pembelian, laporan penjualan, dan laporan stock
barang.
Dari gambar 3.2 System flow pengendalian persediaan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Proses penjualan
Customer melakukan order barang pada bagian penjualan, kemudian bagian
penjualan melakukan input data pesanan dan laporan pemesanan serta
membuat surat jalan yang diserahkan pada bagian gudang untuk dikirimkan
b. Proses pembelian
Bagian pembelian malakukan pemesanan bahan pada supplier, dengan adanya
pesanan supplier membuat faktur pembelian dan melakukan pengiriman
barang pada bagian gudang dan bagian pembelian memasukkan data
pembelian untuk malakukan update stok barang.
c. Proses produksi
Dengan adanya laporan permintaan barang, manajemen produksi mambuat
surat perintah produksi yang diserahkan pada bagian produksi untuk dilakukan
proses produksi.
Supplier Gudang Material Manajemen Produksi Gudang Barang Jadi
Penerimaan
Gambar 3.2 Sistem flow pengendalian persediaan
3.2.2 Sistem Flow Baru
Alur kerja dari sistem baru mengembangkan sistem manajeman yang
DATA SUPPLIER DATA CUSTOMER DATA MATERIAL SATUAN PRODAK
ENTRY DATA ENTRY DATA ENTRY DATA ENTRY DATA ENTRY DATA
SUPPLIER
DTAT CUSTOMER
MATERIAL
DATA SUPPLIER
DATA MATERIAL
PRODAK
DATA PRODAK DATA
SATUAN
CUSTOMER SATUAN
Gambar 3.3 Sistem Flow Entry Data Master
Pada proses ini dilakukan input semua data master yaitu:
a. Data master supplier
b. Data master customer
c. Data master material
d. Data master produk
e. Data master satuan
Dari sistem flow pengendalian persediaan pada gambar 3.4 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Proses penjualan
Customer melakukan order barang pada bagian penjualan, kemudian bagian
penjualan melakukan input data pesanan dan laporan pemesanan serta
membuat surat jalan yang diserahkan pada bagian gudang untuk dikirimkan
b. Proses pembelian
Bagian pembelian melakukan pemesanan bahan pada supplier, pihak supplier
membuat faktur pembelian dan melakukan pengiriman barang pada bagian
gudang sedangkan bagian pembelian memasukkan data pembelian untuk
malakukan update stok barang.
c. Proses produksi dan MRP
Dengan adanya laporan permintaan barang, stok barang dan stok material,
manajemen produksi mambuat surat perintah produksi yang berisi jadwal
produksi dan jumlah barang yang harus diproduksi yang diserahkan pada
bagian produksi untuk dilakukan proses produksi serta laporan kebutuhan
material yang diserahkan pada bagian pembelian untuk dilakukan proses
pembelian.
Penyerahan Barang Supplier Gudang Material Manajemen Produksi
Faktur
3.3 Diagram Berjenjang
Diagram berjenjang merupakan penurunan proses yang ada dalam
context diagram menjadi proses-proses yang lebih terinci. Gambar 3.5 berikut ini
merupakan tampilan diagram berjenjang dari sistem pengendalian persediaan.
0
Gambar 3.5 adalah diagram berjenjang sistem pengendalian persediaan yang
terdiri dari 5 sub sistem yaitu:
a. Sistem Pembelian yang terdiri dari:
1. Pemesanan material.
2. Penerimaan material.
3. Posting pembelian
b. Sistem Produksi barang yang terdiri dari:
1. Pembuatan barang.
2. Rekam hasil produksi.
c. Sistem penjualan yang terdiri dari:
1. Pencatatan order barang.
2. Pembuatan surat jalan.
3. Penjualan barang.
4. Posting penjualan
d. pembauatan laporan
3.4 Data Flow Diagram
Setelah melakukan pembuatan alur dokumen untuk memberikan
gambaran jalannya dokumen dilapangan, langkah berikutnya adalah membuat
diagram alur data yang disebut data flow diagram. Tujuannya adalah sebagai
acuan langkah mulai dari input data kemudian dilakukan proses untuk
menghasilkan output berupa informasi yang diinginkan.
3.4.1 Context Diagram
Diagram ini menggambarkan rancangan global/keseluruhan dari proses
Surat Jalan Material Yang Harus Dibeli
Faktur Pengeluaran Material
Gambar 3.6 Context Diagram Sistem Pengendalian Persediaan
Sistem pengendalian persediaan terdiri dari 5 entity yaitu: Supplier, Customer, Gudang Material, Gudang Barang, Manajemen Produksi. Setiap entity mempunyai satu atau beberapa relasi dengan sistem, misal:
a. Sistem melakukan order barang pada Supplier sedangkan supplier melakukan
pengiriman barang.
b. Sistem melakukan permintaan material pada gudang, sedangkan gudang
memberikan informasi stok material.
3.4.2 DFD Level 0 Sistem Pengendalian Persediaan
Dari Context diagram sistem pengendalian persediaan dilaksanakan
dekomposisi yang terdiri dari 7 proses yaitu: Proses pembelian, Proses
penjualan dan Proses pembuatan laporan dan menghasilkan DFD level 0 seperti
pada gambar 3.7
Ambil Material
Data Produksi
Kebutuhan Material
Jadwal Produksi Dan Kebutuhan Material Barang Jadi
[Material Yang Harus Dibeli]
[laporan Pembelian]
3.4.3 DFD Level 1 Proses Pembelian
Dari DFD level 0 proses pembelian dilaksanakan dekomposisi ke DFD
level 1 terdiri dari 3 sub proses yaitu: sub proses pemesanan material, pencatatan
[Si mpan Data]
[Deti l Pembel i an]
[Data Pembel i an] Data POrder
Data Deti l POrder Deti l POrder
Data POrder [Data suppl i er]
[Data materi al ]
[Materi al Yang Di order]
[Materi al Yang Di bel i ] [Pengi ri man Materi al ]
[Surat Jal an]
[Order Materi al ] Suppl i er
Gambar 3.8 DFD Level 1 proses pembelian
3.4.4 DFD Level 1 Proses Penjualan
Dari DFD level 0 proses penjualan dilaksanakan dekomposisi ke DFD
level 1 terdiri dari 4 sub proses yaitu: sub proses pembuatan order, sub proses
pembuatan surat jalan, pencatatan penjualan dan sub proses pengiriman barang
seperti pada gambar 3.9
[Si m pan Data]
Data Order Data COrder Deti l COrder
[Data Penj ual an]
[Deti l Penj ual an]
[Pengi ri m an Barang] [Order Barang] 20 Deti l _Jual
3.4.5 DFD Level 1 Proses Produksi
Sedangkan dari DFD level 0 proses produksi dilaksanakan dekomposisi
ke DFD level 1 terdiri dari 2 sub proses yaitu: sub proses pembuatan produk,
rekam hasil produksi seperti pada gambar 3.10
[Ambil Material]
[Data Produksi] [Kebutuhan Material]
Data Produk [Jadwal Produksi Dan Kebutuhan Material]
[Barang Jadi] Gudang Barang Jadi Perencanaan Produksi
9.1
Buat Produk
9.2
Rekam Hasil Produksi Gudang
Material
27 Produksi 16 Material
Gambar 3.10 DFD Level 1 proses produksi
Pada proses produksi dibutuhkan data material dan data barang untuk menyimpan
hasil proses produksi.
3.5 Entity Relationship Diagram
ERD merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk
merepresentasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan untuk sistem
pemrosesan database. ERD juga menyediakan bentuk untuk menunjukkan struktur
keseluruhan dari database. Dalam perancangan sistem ini telah dibuat ERD
Kode Customer
Setelah dilaksanakan proses generate pada gambar 3.11 dihasilkan
Physical Data Modeling seperti pada gambar 3.12 yang akan dipakai dalam penyusunan database.
Kode Customer = Kode Customer
Kode Satuan = Kode Satuan
Kode Supplier = Kode Supplier
NoCo = NoCo
NoPo = NoPo
Kode Satuan = Kode Satuan
Kode Produk = Kode Produk
NoBukti = NoBukti Kode Produk = Kode Produk
No Bukti = No Bukti Kode Material = Kode Material
NoPo = NoPo
Kode Material = Kode Material NoCo = NoCo
Kode Produk = Kode Produk
Kode Material = Kode Material Kode Produk = Kode Produk
Kode Produk = Kode Produk No Bukti Produk = No Bukti Produk
COrder
No Bukti Produk varchar(10) StatusProd numeric(2) No Bukti Produk varchar(10) Kode Produk varchar(10)
3.6 Struktur Database
Struktur database merupakan kumpulan dari data-data beserta tipenya
yang merupakan komponen penting dalam membuat suatu program. Struktur
database tersebut merupakan struktur data yang saling berhubungan satu sama lain
sehingga sangat diperlukan dalam menjalankan program dan juga menyimpan
data dalam suatu sistem database seperti dibawah ini :
a. Struktur Tabel Supplier
Nama tabel : Supplier
Primary key : Kode Supplier
Foreign key : -
Fungsi : Menyimpan data supplier
Tabel 3.1 Supplier
Field Key Type Length Keterangan
Kode Supplier PK Varchar 10 Kode Supplier
Nama Supplier Varchar 50 Nama Supplier
Alamat_Supp Varchar 50 Alamat Supplier
Kota_Supp Varchar 50 Kota
No Telpon Varchar 15 Telepon
No Fax Varchar 15 No Fax
Contact Person Varchar 50 Contact Person
b. Struktur Tabel Satuan
Nama tabel : Satuan
Primary key : Kode Satuan
Foreign Key :
Tabel 3.2 Satuan
Field Key Type Length Keterangan
Kode Satuan PK Varchar 10 Kode Satuan
Satuan Varchar 50 Satuan
c. Struktur Tabel Customer
Nama tabel : Customer
Primary key : Kode Customer
Foreign key : -
Fungsi : menyimpan data customer
Tabel 3.3 Customer
Field Key Type Length Keterangan
Kode Customer PK Varchar 10 Kode Customer
Nama Customer Varchar 50 Nama Customer
Alamat_Cust Varchar 50 Alamat
Kota_Cust Varchar 50 Kota
No Telp Varchar 15 No Telepon
NoFax Varchar 15 No fax
d. Struktur Tabel Material
Nama tabel : Material
Primary key : Kode Material
Foreign key : Kode Satuan
Fungsi : menyimpan data material
Tabel 3.4 Material
Field Key Type Length Keterangan
Kode Material PK Varchar 10 Kode Material
Nama Material Varchar 50 Nama Material
JmlAwal Numeric 10 Jumlah Awal
Kode Satuan FK Varchar 10 Kode Satuan
LT Numeric 2 Lead Time
Field Key Type Length Keterangan
JmlKeluar Numeric 10 Jumlah Keluar
Savety Stok Numeric 10 Stok Pengaman
Reorder point Date - Tanggal pemesanan kembali
e. Struktur Tabel Produk
Nama tabel : Produk
Primary key : Kode Produk
Foreign key : Kode Satuan
Fungsi : menyimpan data produk
Tabel 3.5 Produk
Field Key Type Length Keterangan
Kode Produk PK Varchar 10 Kode Produk
Nama Produk Varchar 50 Nama Produk
LeadTime Numeric 2 Lead Time
Jml_Produk Numeric 10 Jumlah
Hrg_Produk Numeric 12 Harga
Ket Number 50 Keterangan
Kode Satuan FK Varchar 10 Kode Satuan
Jml_Masuk Numeric 10 Jumlah Masuk
Jml_Keluar Numeric 10 Jumlah Keluar
Sisa Numeric 10 Sisa
Savety Stok Numeric 10 Stok Pengaman
Reorder point Date - Tanggal pemesanan kembali
f. Struktur Tabel Produk Detail
Nama tabel : Produk Detail
Primary Key : -
Foreign Key : Kode Produk, Kode Material
Fungsi : menyimpan data detil produk
Tabel 3.6 Produk Detail
Field Key Type Length Keterangan
Field Key Type Length Keterangan
Kode Material FK Varchar 10 Kode Material
Level Numeric 2 Level
Jml_Produk Numeric 12 Jumlah
g. Struktur Tabel Produksi
Nama tabel : Produksi
Primary key : No Bukti
Foreign key : -
Fungsi : menyimpan data Produksi
Tabel 3.7 Produksi
Field Key Type Length Keterangan
No Bukti PK Varchar 10 No Bukti Produksi
TglProduksi DateTime - Tangal Produksi
StatusProd Numeric 2 Status
h. Struktur Tabel Produksi Detail
Nama tabel : Produksi Detail
Primary key : -
Foreign key : No Bukti, Kode Produk
Fungsi : menyimpan data detail produksi
Tabel 3.8 Produksi Detail
Field Key Type Length Keterangan
No Bukti FK Varchar 10 No Bukti Produksi
Kode Produk FK Varchar 10 Kode Produk
Jml_Produksi Numeric 10 Jumlah Produksi
i. Struktur Tabel Purchase Order
Nama tabel : POrder
Foreign key : Kode Supplier
Fungsi : menyimpan data purchase order
Tabel 3.9 POrder
Field Key Type Length Keterangan
NoPo PK Varchar 10 No Purchase Order
Tgl Po DateTime - Tanggal Po
Kode Supplier FK Varchar 10 Kode Supplier
Nilai_Po Numeric 12 Nilai
Status_Po Numeric 10 Status
j. Struktur Tabel Purchase Order Detail
Nama tabel : Porder Detail
Primary key : -
Foreign key : NoPo, Kode Material
Fungsi : menyimpan data detil purchase order
Tabel 3.10 Porder Detail
Field Key Type Length Keterangan
NoPo FK Varchar 10 No Purchase Order
Kode Material FK Varchar 10 Kode Material
Jml_Po Numeric 10 Jumlah Order
Harga_Po Numeric 12 Harga
Sisa Numeric 10 Sisa
k. Struktur Tabel Pembelian
Nama tabel : Pembelian
Primary key : No Bukti
Foreign key : Kode Supplier, NoPo
Tabel 3.11 Pembelian
Field Key Type Length Keterangan
No Bukti PK Varchar 10 No Bukti
Kode Supplier FK Varchar 10 Kode supplier
Tanggal_Beli DateTime - Tangal Pembelian
NoSJ Varchar 10 No Surat Jalan
NoPo FK Varchar 10 No Purchase Order
NilaiPo Numeric 12 Nilai
Ket Char 50 Keterangan
Tanggal Posting DateTime - Tanggal Posting
StatusBeli Numeric 2 Status
l. Struktur Tabel Pembelian Detail
Nama tabel : Pembelian Detail
Primary key : -
Foreign key : No Bukti, Kode Material
Fungsi : menyimpan data detil pembelian
Tabel 3.12 Detil_Pembelian
Field Key Type Length Keterangan
No Bukti FK Varchar 10 No Bukti
Kode Material FK Varchar 10 Kode Material
Tanggal Posting Date - DateTime
Jml_Beli Numeric 12 Jumlah Beli
Harga_Beli Numeric 12 Harga Beli
m. Struktur Tabel Customer Order
Nama tabel : COrder
Primary key : NoCo
Foreign key : Kode Customer
Tabel 3.13 Corder
Field Key Type Length Keterangan
NoCo PK Varchar 10 No Customer Order
Kode Customer FK Varchar 10 Kode Customer
TglCo DateTime - Tanggal Co
Tgl Selesai DateTime - Tanggal Selesai
NilaiCo Numeric 12 Nilai
StatusCo Numeric 2 Status
n. Struktur Tabel Customer Order Detail
Nama tabel : Corder Detail
Primary key : -
Foreign key : NoCo, Kode Produk
Fungsi : menyimpan data detil customer order
Tabel 3.14 Corder Detail
Field Key Type Length Keterangan
NoCo FK Varchar 10 No Customer Order
Kode Produk FK Varchar 10 Kode Produk
Jml_Co Numeric 12 Jumlah Order
Harga_Co Numeric 12 Harga Produk
SubTot_Co Numeric 12 Sub Total
o. Struktur Tabel Penjualan
Nama tabel : Penjualan
Primary key : No Bukti
Foreign key : Kode Customer, NoCo
Fungsi : menyimpan data penjualan
Tabel 3.15 Penjualan
Field Key Type Length Keterangan
No Bukti PK Varchar 10 No Bukti
Kode Customer FK Varchar 10 Kode Customer
Field Key Type Length Keterangan
NilaiJual Numeric 12 Total Nilai Penjualan
NoCo FK Varchar 10 No Customer Order
No_Sj Varchar 10 No Surat Jalan
TglPosting DataTime - Tanggal Posting
Status_Jual Numeric 2 Status
p. Struktur Tabel Penjualan Detail
Nama tabel : Penjualan Detail
Primary key : -
Foreign key : No Bukti, Kode Produk
Fungsi : menyimpan data detil penjualan
Tabel 3.16 Detil_Penjualan
Field Key Type Length Keterangan
No Bukti FK Varchar 10 No Bukti
Kode Produk FK Varchar 10 Kode Produk
Jml_Jual Numeric 10 Jumlah
Harga_Jual Numeric 12 Harga
SubTot_Jual Numeric 12 Sub Total
TglPosting DateTime - Tanggal Posting
3.7Desain Input dan Output
Menggambarkan hubungan antara menu yang terdapat dalam Sistem
Informasi Pengendalian Persediaan Pada PT. WILKEN MITRA PERKASA
SURABAYA.
3.7.1 Desain Input
Input atau masukan data merupakan dasar dari suatu informasi yang akan
digunakan kemudian. Pada sistem informasi pengendalian persediaan ini terdapat
beberapa interface dimana user perlu memasukkan data. Adapun interface yang
a. Form master supplier
Form master supplier berfungsi untuk maintenance data supplier
Kode Supplier
Gambar 3.13 Form Master Supplier
Fungsi Dari tombol yang ada:
Tombol Tambah untuk menambah data baru.
Tombol Hapus untuk menghapus data.
Tombol Ubah untuk merubah data.
Tombol Cari untuk melakukan pencarian data supplier.
Tombol Daftar untuk menampilkan semua data.
Tombol Keluar untuk keluar dari form supplier
b. Form master customer
Form master customer berfungsi untuk maintenance data customer.
Fungsi Dari tombol yang ada:
Tombol Tambah untuk menambah data baru.
Tombol Hapus untuk menghapus data.
Tombol Ubah untuk merubah data.
Tombol Cari untuk melakukan pencarian data customer.
Tombol Daftar untuk menampilkan semua data.
Tombol Keluar untuk keluar dari form customer.
c. Form master satuan
Form master satuan berfungsi untuk maitenance data satuan
Kode Prodak
FORM SATUAN
Nama Prodak
Tambah Ubah Hapus Keluar
Gambar 3.15 Form Master Satuan
Fungsi Dari tombol yang ada:
Tombol Tambah untuk menambah data.
Tombol Ubah untuk merubah data.
Tombol Hapus untuk menghapus data.
d. Form master material
Form master material berfungsi untuk maitenance data material
Kode Material
FORM MATERIAL
Nama Material
Satuan
Tambah Ubah Hapus Daftar Keluar
Jumlah Stock
Gambar 3.16 Form Master Material
Fungsi Dari tombol yang ada:
Tombol Tambah untuk menambah data.
Tombol Ubah untuk merubah data.
Tombol Hapus untuk menghapus data.
Tombol Daftar untuk menampilkan data material.
Tombol Keluar untuk keluar dari form.
e. Form master produk
Form master produk berfungsi untuk maitenance data produk
Kode Produk Satuan
Master Produk
Nama Produk
Tanbah Ubah Hapus
Kode Material Nama Material Guanity Daftar Tambah
Ubah Hapus
Cetak Jumlah
Harga
Tutup
Fungsi Dari tombol yang ada:
Tombol Tambah untuk menambah data.
Tombol Ubah untuk merubah data.
Tombol Hapus untuk menghapus data.
Tombol Daftar untuk menampilkan data material.
Tombol Keluar untuk keluar dari form.
f. Form transaksi pembelian
Form transaksi pembelian digunakan untuk melakukan transaksi pembelian
Nota Beli
Nama Supplier
Pembelian
Kode Supplier
Tanggal Beli
Harga Beli
Ubah Hapus Keluar
Kode Material Nama Material Merk Jumlah Beli Total
Total Beli
Tambah
Satuan
Gambar 3.18 Form Transaksi Pembelian
Fungsi Dari tombol yang ada:
Tombol Tambah untuk menambah data transaksi.
Tombol Hapus untuk menghapus data.
Tombol Ubah untuk merubah transaksi.
g. Form transaksi penjualan
Form Transaksi penjualan digunakan untuk melakukan transaksi penjualan
Nota Beli Nama Customerr
Penjualan
Kode Customer
Tanggal Jual
Harga Jual
Ubah Hapus Daftar
Kode Prodak Nama Prodak Merk Jumlah Jual Total
Total Jual Tambah
Satuan
Keluar
Gambar 3.19 Form Transaksi Penjualan
Fungsi Dari tombol yang ada:
Tombol Tambah untuk menambah data transaksi.
Tombol Hapus untuk menghapus data.
Tombol Ubah untuk merubah transaksi.
Tombol Keluar untuk keluar dari transaksi.
h. Form proses MRP
Form MRP digunakan untuk menentukan Gross Requirement.
Proses MRP Periode Demand 3 Periode (MA) Error
1
Kode prodak 3
4 3
Gambar 3.20 Form Proses MRP
3.7.2 Desain Output
a. Form laporan penjualan
Form ini berfungsi untuk menampilkan data laporan penjualan.
Nota Jual
kode barang Nama Barang Jumlah Sub Total
Total Satuan
Gambar 3.21 Laporan Penjualan
b. Form laporan pembelian
Form ini berfungsi untuk menampilkan data laporan pembelian.
Nota Jual
Kode Material Nama Material Jumlah Sub Total
Total Satuan
Gambar 3.22 Laporan Pembelian
c. Form laporan MRP
IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi dan uji coba dari
aplikasi Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Material
Requirement Planning Pada PT. WILKEN MITRA PERKASA SURABAYA.
Implementasi sistem menjelaskan bagaimana perancangan sistem yang telah
dibuat pada bab sebelumnya diimplementasikan menjadi program aplikasi
4.1 Kebutuhan dan Konfigurasi Sistem
Sebelum menjalankan program, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu kebutuhan sistem dan konfigurasi dari sistem. Tujuan dari sistem komputer
adalah mengolah data untuk menghasilkan informasi. Dalam melaksanakan tujuan
pokok tersebut diperlukan adanya elemen–elemen yang mendukung. Elemen dari
sistem tersebut antara lain adalah hardware (perangkat keras komputer) dan
software (perangkat lunak komputer).
4.1.1 Kebutuhan Sistem
Dalam aplikasi Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan
Metode Material Requirement Planning Pada PT. WILKEN MITRA PERKASA
SURABAYA. Ada beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang dalam
menjalankan program, yaitu :
a. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
Hardware merupakan komponen-komponen fisik peralatan yang membentuk
suatu sistem komputer, serta peralatan-peralatan lain yang mendukung
komputer dalam menjalankan tugasnya. Sifat yang umum dari hardware
adalah dapat dilihat dan dipegang bentuk fisiknya. Adapun hardware yang
dibutuhkan adalah :
1. Komputer dengan prosesor Pentium atau lebih
2. Memori RAM 128 MB
3. VGA Card 8 MB
4. Keyboard
5. Mouse
6. Harddisk dengan kapasitas 10 G atau lebih
7. Printer Canon BJ-256SP
b. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Software merupakan kebalikan dari hardware dimana sifatnya adalah
mempunyai bentuk fisik yang tidak dapat dipegang. Software merupakan
program yang diperlukan untuk menjalankan hardware komputer. Adapun
software-software yang dibutuhkan adalah :
1. Microsoft Windows 98 sebagai OS
2. Sql Server 7.0 sebagai databasenya
3. Visual Basic 6.0 sebagai bahasa pemrogramannya
4. Power Designer 6.5
4.1.2 Instalasi Program dan Pengaturan Sistem
Pengembangan aplikasi sistem informasi pengendalian persediaan
membutuhkan perangkat lunak yang sudah terinstalasi, adapun tahapan-tahapan
instalasi dan pengaturan sistem, yaitu:
a. Instal sistem operasi Windows 98/Me/2000/Xp.
b. Instal aplikasi program Microsoft Visual Basic 6.0.
c. Instal aplikasi database Microsoft SQL Server 7.0.
d. Instal aplikasi crystal Report.
4.2 Implementasi Input dan Output
Implementasi input dan output menggambarkan program yang sudah jadi
dan siap pakai sehingga dapat digunakan untuk mengolah data yang ada. Aplikasi
ini dimulai dengan menu Login. Adapun tampilan menu Login tersebut terdiri dari
isian User dan Password.
Gambar 4.1 Menu Login
Jika login tidak berhasil maka akan keluar dari program aplikasi
sedangkan jika login berhasil dilakukan maka akan muncul halaman menu yang
terdiri dari enam menu utama yaitu: menu Master, Transaksi, Posting Data,
Gambar 4.2 Halaman Menu Utama
4.2.1 Tampilan Menu Form Master
Menu Master berfungsi untuk melakukan maintenance data master, menu
ini memiliki Sub-sub menu antara lain : Satuan, Material, Produk, Supplier, dan
Customer.
A Form Master Satuan
Form Satuan berfungsi untuk menginputkan, mengubah dan menghapus
data satuan barang.
Gambar 4.4 Form Master Satuan
B Form Master Material
Form material berfungsi untuk maintenance data material, yaitu input
data, merubah data material dan menghapus data material.
C Form Master Produk
Form Produk berfungsi untuk menginputkan, mengubah dan menghapus
data produk.
Gambar 4.6 Form Master Produk
D Form Master Customer
Form Customer berfungsi untuk menginputkan, mengubah dan
menghapus data customer
E Form Master Supplier
Form Supplier berfungsi untuk menginputkan, mengubah dan menghapus
data Supplier.
Gambar 4.8 Form Master Supplier
4.2.2 Tampilan Menu Form Transaksi
Menu transaksi ini dipergunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan transaksi kegiatan pada bagian persediaan. Menu ini
terdiri dari transaksi : Purchase Order, Pembelian, Customer Order, Penjualan,
Hasil Produksi.
A Form Transaksi Purchase Order
Form purchase order ini berfungsi untuk mencatat setiap transaksi
purchase order sebelum dilakukan proses pencatatan pembelian.
Gambar 4.10 Form Transaksi Purchase Order
B Form Transaksi Pembelian
Form transaksi pembelian ini berfungsi untuk mencatat setiap transaksi
pembelian material dari purchase order.
C Form Transaksi Customer Order
Form customer order ini berfungsi untuk mencatat setiap transaksi
customer order sebelum dilakukan proses penjualan.
Gambar 4.12 Form Transaksi Customer Order
D Form Transaksi Penjualan
Form penjualan ini berfungsi untuk mencatat setiap transaksi penjualan
dari transaksi customer order.
4.2.3 Tampilan Menu Proses Data
Menu proses data ini dipergunakan untuk melakukan proses data
pembelian, penjualan, dan hasil produksi. Menu ini terdiri dari 3 sub menu yaitu:
Posting Pembelian, Posting Penjualan, Posting Hasil Produksi.
Gambar 4.14 Tampilan Menu Proses Data
A Form Posting Pembelian
Form posting pembelian ini berfungsi untuk memproses data pembelian
sehingga akan mengupdate data stok material. Setelah dilakukan proses ini data
pembelian tidak dapat dirubah atau dihapus, sebelum melakukan proses ini
pastikan data sudah benar.
B Form Posting Penjualan
Form posting penjualan ini berfungsi untuk memproses data penjualan
sehingga akan mengupdate data stok produk. Setelah dilakukan proses ini data
penjualan tidak dapat dirubah atau dihapus, sebelum melakukan proses ini
pastikan data sudah benar.
Gambar 4.16 Form Posting Penjualan
C Form Posting Hasil Produksi
Form posting hasil produksi berfungsi untuk memproses data hasil
produksi. Setelah dilakukan proses ini secara otomatis menambah stok produk.
4.2.4 Menu Proses MRP
Form ini digunakan untuk menentukan kebutuhan kotor dari order pada
tiap periode, untuk menentukan kebutuhan kotor dipakai teknik peramalan
rata-rata bergerak ( Moving Average ).
Gambar 4.18 Form Peramalan
Pilih kode atau nama produk dan periode yang ingin diproses, kemudian
lakukan proses, setelah dilakukan proses maka hasilnya akan tampak seperti pada
gambar 4.19
Jika dilakukan proses GR pada gambar 4.19 akan dihasilkan data seperti
pada gambar 4.20 Form Proses MRP
Gambar 4.20 Form Proses MRP
Jika dilakukan proses pada gambar 4.20 akan dihasilkan data seperti pada
gambar 4.21
4.2.5 Menu Form Laporan
Menu form laporan dipergunakan untuk memberikan informasi mengenai
data-data yang diinginkan. Menu ini terdiri dari 6 sub menu yaitu: Pembelian,
Penjualan, Purchase Order, Customer Order, Stok Material, dan Stok Produk.
A Form Laporan Pembelian
Form laporan pembelian berfungsi untuk memberikan informasi
mengenai data transaksi pembelian.
Gambar 4.22 Laporan Pembelian
B Laporan Penjualan
Form laporan penjualan dipergunakan untuk memberikan informasi
mengenai data transaksi penjualan.
C Laporan Purchase Order
Form laporan purchase order dipergunakan untuk memberikan informasi
mengenai data transaksi purchase order.
Gambar 4.24 Laporan Purchase Order
D Laporan Customer Order
Form laporan customer order dipergunakan untuk memberikan informasi
mengenai data transaksi customer order.
E Laporan Stok Material
Form laporan stok material dipergunakan untuk memberikan informasi
mengenai data material beserta jumlah stok yang ada saat ini.
Gambar 4.26 Laporan Stock Material
F Sub Menu Laporan Stok Produk
Form laporan stok produk dipergunakan untuk memberikan informasi
mengenai data produk beserta jumlah stok produk yang ada saat ini.
4.3 Evaluasi
Dampak kemajuan teknologi dewasa ini mempengaruhi perkembangan
penggunaan komputer dalam perusahaan. Untuk menghadapi tantangan ini
perusahaan mengembangkan sistem informasi pengendalian persediaan bahan
baku berbasis komputer (Computer Based), yaitu suatu sistem pengendalian persediaan yang memberikan informasi secara terperinci tentang persediaan.
Dalam pembuatan software sistem pengendalian persediaan bahan baku
dengan metode MRP untuk menentukan nilai kebutuhan kotor (Gross Requirements) diperlukan satu teknik peramalan. Peramalan tersebut menggunakan metode rata-rata bergerak (Moving Average). Sebelum melakukan proses perhitungan MRP yang pertama kali dilakukan adalah:
a. Memasukkan data master
Memasukkan data awal yang akan dipergunakan dalam proses perhitungan
MRP.
b. Memasukkan beberapa transaksi yang ada, selanjutnya akan diproses untuk
keperluan proses perhitungan MRP.
c. Memproses hasil peramalan.
Hasil peramalan tersebut diperlukan untuk mencari kebutuhan kotor (Gross Requirements) yang akan diolah selanjutnya ke dalam proses MRP.
Dalam evaluasi ini akan diterangkan analisa proses perhitungan MRP.
Sebagai contoh diambil data produk sebagai berikut:
Kode Produk : MP0001
Gambar 4.28 Form Peramalan
Setelah dilakukan proses klik tombol Proses_GR pada gambar 4.28 akan
dihasilkan data seperti pada gambar 4.29
Dari Contoh diketahui kebutuhan kotor untuk tiap periode(harian) adalah
sebagai berikut:
Periode 1 = 49 unit, periode 2 = 49 unit, periode 3 = 49 unit, periode
ke-4 = ke-49 unit, periode ke-5 = ke-49 unit dan periode ke-6 = ke-49 unit
Persediaan ( On-Hand) = 200 unit
Setelah dilakukan proses klik tombol Proses_MRP pada gambar 4.29
akan dihasilkan data seperti pada gambar 4.30
Gambar 4.30 Form Hasil Proses MRP
a. Projected On-Hand merupakan persediaan yang ada dalam stok pada saat itu. Rumus untuk menentukan Projected On-Hand :
Projected On-Hand = On-Hand Awal Periode + Scheduled Receipts – Gross Requirements
Projected On-Hand Periode 1 = 200 + 0 – 49 = 151 unit
Projected On-Hand Periode 2 = 151 + 0 – 49 = 102 unit
Projected On-Hand Periode 4 = 53 + 0 – 49 = 4 unit
Projected On-Hand Periode 5 = 4 + 0 – 49 = -45 unit
Projected On-Hand Periode 6 = -45 + 0 – 49 = -94 unit
Dari proses diketahui bahwa pada periode ke-5 menjadi negatif yang berati
telah terjadi kekurangan item sebanyak 45 unit dalam periode ke-5. Dengan
demikian maka net requirement pada periode ke-5 adalah 45 unit. Net requirement dapat dipenuhi melalui planned order receipts yang dapat dimasukkan untuk periode yang sama menggunakan angka lot size.
b. Projected available merupakan kuantitas yang diharapkan ada dalam inventori pada akhir periode dan tersedia untuk penggunaan dalam periode selanjutnya.
Rumus untuk menentukan Projected available:
Projected available : On-Hand awal periode + Scheduled Receipts periode sekarang + Planned Order Receipts periode sekarang –
Gross Requirements periode sekarang
Projected availablePeriode 1 = 200 + 0 + 0 - 49 = 151 unit
Projected availablePeriode 2 = 151 + 0 + 0 - 49 = 102 unit
Projected availablePeriode 3 = 102 + 0 + 0 - 49 = 53 unit
Projected availablePeriode 4 = 53 + 0 + 0 - 49 = 4 unit
Projected availablePeriode 5 = 4 + 0 + 1000 - 49 = 955 unit
Projected availablePeriode 6 = 955 + 0 + 0 - 49 = 906 unit
Rumus untuk menentukan Net Requirements:
Net Requirements = Gross Requirements + Allocations + Safety Stock – Scheduled Receipts–Projected Available periode sebelumnya.
Net Requirements periode 5 = 49 + 0 + 0 – 0 – 4 = 45 unit.
Setelah dilakukan uji coba untuk data peramalan periode 1 bulan, 2 bulan,
3 bulan dan 4 bulan dihasilkan data seperti pada gambar 4.32
Peramalan Periode 1 Bulan Peramalan Periode 2 Bulan
Periode Demand Peramalan Error Periode Demand Peramalan Error
1 1100 0 0 1 1100 0 0
Peramalan Periode 3 Bulan Peramalan Periode 4 Bulan
Periode Demand Peramalan Error Periode Demand Peramalan Error
1 1100 0 0 1 1100 0 0
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uji coba sistem pada gambar 4.32 didapatkan bahwa hasil peramalan
untuk periode 1 bulan lebih baik daripada peramalan periode 2 bulan, 3 bulan dan
4 bulan, hal ini dapat dilihat dari rata-rata kesalahan untuk tiap periode peramalan.
Dari uji coba peramalan tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata kesalahan untuk
periode 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan lebih besar dari rata-rata kesalahan periode 1
bulan . Hasil dari peramalan tersebut dipakai oleh bagian persediaan sebagai dasar
dalam menentukan kebutuhan bersih untuk tiap periode. Dengan adanya output
yang dihasilkan oleh sistem akan memudahkan bagian persediaan dalam
mengontrol kebutuhan bahan, serta akan membantu manajemen dalam proses
pengambilan keputusan.
5.2 Saran
Dalam pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Pengendalian
Persediaan Bahan Baku PT. WILKEN MITRA PERKASA SURABAYA tidak
menutup kemungkinan adanya suatu kekurangan dalam implementasi di lapangan
baik dari sisi pelaksana, pengguna maupun bagian yang lebih lanjut termasuk
teknologi yang digunakan. Adapun saran yang dapat disampaikan untuk
pengembangan sistem ini adalah:
a. Sistem dapat dikembangkan pada sistem produksi yang melibatkan faktor
tenaga kerja, modal, kapasitas mesin dan waktu.
b. Pembuatan proses routing yang mencatat alur produksi dari bahan mentah
menjadi produk akhir, sehingga proses dalam menghasilkan suatu produk
dapat di telusuri apabila terjadi kemacetan dalam proses produksi.
c. Sistem dapat dikembangkan menjadi sistem yang berbasis web, sehingga akan
DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, Vincent, 2002, Production Planning And Inventory Control, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hoffer, Jeffrey A, Joey F. George, Joseph S. Valacich, 2002, Modern System Analysis And Design, Third Edition, by Pearson Education, Upper Saddle River, New Jersey.
Kendall, and Kendall, Copyright © 2002, 1999, 1995, 1992, System Analisys and Design, Fifth edition, by Pearson Education, Upper Saddle River, New Jersey.
McLeod, Raymond, Jr, 1996, Sistem Informasi Manajemen, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Ramalho, Jose, 1999, SQL Server 7.0, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Siebold, Dianne, 2001, Visual Basic Developer’s Guide To SQL Server, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Tersine, J, Richard, 1994, Principles Of Inventory And Materials Management,