• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum wight) DENGAN METODE IN VIVO DAN IN SILICO PADA SENYAWA KUERSITRIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum wight) DENGAN METODE IN VIVO DAN IN SILICO PADA SENYAWA KUERSITRIN"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

xiv

INTISARI

Radang atau inflamasi adalah respon perlindungan setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan pada jaringan,penghambatan terhadap COX-2 menyebabkan reaksi tersebut tidak terjadi. Pengobatan inflamasi yang umumnya menggunakan obat sintetik memiliki kekurangan yaitu harga yang relatif mahal dan efek samping yang cukup banyak.Dalam perkembangannya di bidang medis daun salam dapat dimanfaatkan sebagai ramuan obat tradisional, Kandungan kimia daun salam diantaranya yaitu flavonoid yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skor penambatan senyawa penanda yang ada dalam daun salam (Syzygium polyanthum wight) yaitu kuersitrin sebagai antiinflamasi melalui uji in silico serta uji in vivo untuk mengetahui kesesuaian antara hasil uji in silico dengan hasil uji in vivo pada tikus terinduksi karagenan.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorissecara in silico disertai pengujian secara in vivo. Metode in silico pada penelitian ini menggunakan ligan uji kuersitrin dari daun salam (syzygium polyanthum wight), S58 native ligand 6COX serta ligan pembanding natrium diklofenak menggunakan metode molecular docking Autodock Vina, sedangkan metode in vivo menggunakan tikus jantan galur wistar sebagai hewan uji. Sebanyak 15 ekor tikus, dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok I: tanpa perlakuan. Kelompok II: senyawa pembanding Natrium Diklofenak dosis4,5 mg/Kg BB. Kelompok III, IV, V: ekstrak daun salam dengan dosis 33,3; 100 dan 300 mg/kgBB. Analisis data menggunakan uji One-Way ANOVA dan LSD test.

Hasil penelitian in silico menunjukkan bahwa ligan yang paling stabil terhadap protein 6COX adalah kuersitrin dari Syzygium polyanthum wight dengan nilai energi ikatan yaitu -8.6 kkl/mol. Secara in vivo hasil dari pemberian ekstrak daun salam dosis 300mg/KgBB memiliki persen daya antiinflamasi yaitu sebesar 26,05% sedangkan persen daya antiinflamasi kelompok kontrol positif memiliki persen daya antiinflamasi yaitu sebesar 36,82%sehingga dapat disimpulkan daya antiinflamasi yang dihasilkan dari aktivitas kuersitrin sebagai penanda dalam Syzygium polyanthum wight berpotensi sebagai agen antiinflamasi pada tikus jantan galur wistar.

(2)

xv

medication of inflammation use synthetic drugs but the cost are relatively expensive and has more side effect. Development of medical research, salam leaves can be used as traditional medicine. One of the most chemical contains in it, is flavonoid which is can be used as antiinflammatory. The aim of this research are to find out binding score of chemical marker in salam leaves or Syzygium polyanthum wight (quercitrin) as antiinflammatory through in silico and in vivo to find out conformity between in silico and in vivo in paw Rats induced carragenan. This research used experimental laboratories method (in vivo) with in silico method. In silico method used quercitrin ligand from salam leaves (Syzygium polyanthum wight), S58 as native ligand 6COX and ligand of natrium diclofenac as compared ligan through molecular docking Autodock Vina. In vivo method used Wistar male rats. 15 Rats, divided by 5 groups. Group I: without experiment. Group II: Natrium diclofenac as compared compound. Group III, IV, V: extract Syzygium polyanthum wight leaves with different doses 33,3; 100 and 300 mg/KgBB. Data analysis used One-Way ANOVA and LSD test.

The result from this research are in silico method showed quercitrin is most stable ligand to 6COX than native ligand and compared ligand with binding score -8,6 kkl/mol. In vivo method showed that extract salam leaves 300 mg/KgBB had antiinflamatory strengh is 26,05% whereas antiinflamatory strengh of positive control is 36,82% with the result that it can be conclude that antiinflammatory strengh from activity quercitrin has potential to be antiinflammatory agent in male wistar rats induced carragenan.

(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radang atau inflamasi adalah respon perlindungan setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan pada jaringan yang berfungsi untuk mengurangi, menghancurkan atau melokalisasi agen pencedera maupun jaringan yang tercedera (Dorland, 2002). Ekspresi COX-2 (cyclooksigenase-2) meningkat selama proses peradangan akut sebagai respon terhadap rangsangan sitokin dan mitogenik, peningkatan ini terjadi baik di medula spinalis maupun korteks sehingga dapat meningkatkan sensitivitas terhadap nyeri. Ekspresi COX-2 meningkat melalui mekanisme sentral yang memodulasi nyeri hiperalgesia sekunder, maupun melalui mekanisme perifer yang memodulasi nyeri hiperalgesia primer. Penghambatan terhadap COX-2 menyebabkan reaksi tersebut tidak terjadi (Schug, 2005).

(4)

satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan alternatif herba yaitu memanfaatkan tanaman yang berkhasiat obat.

Indonesia dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati yang terbesar di dunia. Sampurno (2007) dalam Drianti (2012) menyatakan bahwa terdapat sekitar 70.000 jenis tumbuhan dan 7.000 diantaranya memiliki potensi sebagai obat. Menurut Badan POM RI lebih dari 1.800 jenis tanaman telah diidentifikasi, namun pemanfaatannya belum optimal. Jumlah tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu sekitar 1.000 sampai 1.200 jenis dan yang rutin digunakan oleh industri obat tradisional baru sekitar 300 jenis salah satunya daun salam (Syzygium polyanthum wight).

Santosaningsih et al (2011) dalam Sudirman 2014 menyebutkan bahwa daun salam (Syzygium polyanthum wight) adalah salah satu jenis rempah yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat indonesia, daun salam banyak dimanfaatkan sebagai bahan pelengkap dan penyedap alami pada masakan namun selain manfaatnya sebagai penyedap, daun salam juga dapat digunakan sebagai bahan obat untuk beberapa penyakit.

(5)

3

yaitu flavonoid, dari berbagai jurnal diketahui bahwa flavonoid dapat digunakan sebagai antiinflamasi (Agustina et al, 2015).

Flavonoid diketahui memiliki beberapa golongan derivat diantaranya yaitu golongan flavonol, flavon, flavanon, flavanol, katekin, isoflavon dan antocyanin. Kuersetin merupakan contoh dari flavonoid golongan flavonol. Tipe kuersetin yang ditemukan di dalam tanamancontohnya yaitu seperti rutin dan thuljin. Rutin diketahui disebut sebagai quersetin-3-rutinoside serta thuljin diketahui disebut sebagai kuersitrin (Lakhanpal & Rai, 2007).

Dalam Farmakope Herbal Indonesia disebutkan bahwa daun salam atau Syzygium Polyanthum Wight mengandung flavonoid 0,40% dengan senyawa penanda adalah kuersitrin.

Penelitian dengan menggunakan bahan alam seperti tumbuhan akan menambah keyakinan terhadap karunia yang diberikan oleh Allah SWT seperti yang telah di jelaskan dalam penggalan ayat berikut:

(6)

Makna dari ayat diatas adalah berbagai spesies dari tumbuhan yang ada di dunia ini diciptakan dengan manfaatnya masing-masing untuk menambah keyakinan akan kuasa Allah SWT. Mengingat bahwa peran COX-2 dalam proses inflamasi dan kanker cukup besar maka berdasarkan ayat tersebut, dilakukanlah penelitian terhadap daun salam sebagai tanaman obat yang berpotensi sebagai antiinflamasi secara in silico dan in vivo.

B. Rumusan Masalah

1. Berapakah skor penghambatan kuersitrin yang berpotensi sebagai antiinflamasi melalui uji in silico?

2. Adakah kesesuaian antara hasil uji in silico dengan hasil uji in vivo pada tikus terinduksi karagenan?

C. Keaslian Penelitian

(7)

5

dan 45,60 ±7,52 % (Wijayanti, 2013). Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian yang pernah ada sebelumnya karena penelitian ini menggunakan dua metode yaitu in silico dengan melakukan penambatan senyawa penanda yang ada pada daun salam (kuersitrin) dengan protein siklooksigenase-2 (6COX) yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian secara in vivo.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui skor penghambatan senyawa kuersitrin sebagai penanda dalam daun salamyang berpotensi sebagai antiinflamasi melalui uji in silico.

2. Mengetahui kesesuaian antara hasil uji in silico dengan hasil uji in vivo pada tikus terinduksi karagenan.

E. Manfaat Penelitian

(8)

6 Definisi

Radang atau inflamasi adalah respon fisiologis terhadap infeksi dan cedera jaringan, radang juga menginisiasi pembunuhan patogen, proses perbaikan jaringan dan membantu mengembalikan homeostasis pada tempat yang terinfeksi atau cedera. Jika respon antiinflamasi gagal beregulasi, dapat mengakibatkan cedera kronis dan membantu perkembangan penyakit yang terkait (Calder et al., 2009). Inflamasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu akut dan kronik. Inflamasi akut mempunyai onset dan durasi yang lebih cepat. Inflamasi akut terjadi dengan durasi waktu beberapa menit sampai beberapa hari, ditandai dengan adanya cairan eksudat protein plasma maupun akumulasi leukosit neutrofilik yang dominan. Inflamasi kronik memiliki durasi yang lebih lama yaitu dalam hitungan hari hingga tahun. Menurut Kumar et al (2007) dalam Utami et al (2011) tipe inflamasi kronik ditentukan oleh peningkatan jumlah limfosit dan makrofag yang berhubungan dengan proliferasi vaskular dan fibrosis.

Patofisiologi

(9)

7

melepaskan zat kimia tertentu yang menstimulasi terjadinya perubahan jaringan sebagai manifestasi dari radang, diantaranya yaitu histamin, serotonin, bradikinin, leukotrien dan prostaglandin (Lumbanraja, 2009). Cyclooxygenase (COX) merupakan enzim yang terdapat pada jalur biosintetik dari prostaglandin, tromboksan dan prostasiklin.Menurut Kujubu et al (1991) dalam Multazar et al (2012) Enzim ini ditemukan tahun 1988 oleh Dr. Daniel Simmons, peneliti dari Harvard University. Cyclooxygenase terbagi dua yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 sebagai housekeeping gen pada hampir seluruh jaringan normal, sedangkan enzim COX-2 bertanggung jawab terhadap mekanisme inflamasi dan rasa nyeri (Multazar et al., 2012). COX-2 membentuk PGE2 dan PGI2 yang dapat menyebabkan terjadinya beberapa proses biologis yaitu peningkatan permeabilitas kapiler, agen piretik dan hiperalgesia (Stables &Gilroy, 2010).

Beberapa tanda inflamasi (Muliati, 2014) : a. Rubor atau kemerahan

(10)

darah. Keadaan ini dinamakan hiperemia atau kongesti menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut. Timbulnya hyperemia merupakan permulaan reaksi peradangan diatur oleh tubuh melalui pengeluaran zat mediator seperti histamin.

b. Kalor atau peningkatan suhu tubuh

Panas merupakan reaksi pada permukaan tubuh yakni kulit yang terjadi bersamaan dengan kemerahan akibat peradangan. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, hal ini terjadi karena darah dengan suhu 37oC lebih banyak disalurkan ke permukaan daerah yang terkena radang lebih banyak dibandingkan ke daerah normal.

c. Dolor atau nyeri

Rasa sakit atau dolor dari reaksi peradangan dihasilkan dengan berbagai mekanisme. Perubahan pH lokal atau konsentrasi ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf untuk mengeluarkan zat kimia tertentu misalnya mediator histamin atau mediator lainnya yang menyebabkan pembengkakan dan peradangan pada jaringan sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dapat menimbulkan rasa sakit (Lumbanraja, 2009). d. Tumor atau pembengkakan

(11)

9

dinding kapiler serta adanya penyaluran cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan yang cedera. Pada peradangan, dinding kapiler tersebut menjadi lebih permeabel dan lebih mudah dilalui oleh leukosit dan protein terutama albumin yang diikuti oleh molekul yang lebih besar sehingga plasma jaringan mengandung lebih banyak protein yang kemudian meninggalkan kapiler dan masuk ke dalam jaringan sehingga menyebabkan jaringan menjadi bengkak.

e. Functio Laesa

Functio laesa adalah reaksi peradangan yang ditandai dengan nyeri disertai adanya sirkulasi yang abnormal akibat penumpukan dan aliran darah yang meningkat sehingga menghasilkan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal dan menjadikan jaringan yang terinflamasi tersebut tidak berfungsi normal (Dyaningsih, 2007).

B. Siklooksigenase-2 (COX-2)

(12)

mendonorkan dua molekul oksigen kepada asam arakhidonat untuk sintesis prostaglandin H2 (PGH2). Perubahan ini akan membentuk prostaglandin terutama prostaglandin E2 (PGE2). Prostaglandin E2 memiliki peran dalam proses inflamasi yaitu seperti vasodilatasi pembuluh darah, edema dan nyeri (Prasetya, 2015).

C. Obat Antiinflamasi

Menurut kamus Oxford antiinflamasi adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mengurangi peradangan, utamanya obat. Mekanisme obat antiinflamasi terbagi menjadi dua yaitu:

1. Antiinflamasi Steroid

Mekanisme kerja dari obat ini adalah dengan menghambat fosfolipase, suatu enzim yang berperan menghambat asam arakhidonat dari membran lipid. Katzung (2006) dalam Walidah (2014) Beberapa contoh obat golongan ini yaitu hidrokortison, prednison, betametason, deksametason.

2. Antiinflamasi Non Steroid (AINS)

Mekanisme kerja dari golongan ini adalah menghambat enzim COX sehingga konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin terganggu. AINS terbagi menjadi beberapa turunan diantaranya:

a. Turunan Asam propionat : ibuprofen dan ketoprofen

b. Turunan Indol : indometacin

(13)

11

e. Turunan Pirazolon : fenilbutazon

f. Klasfenamat : asam meklofenamat

g. Oksikam : piroksikam

h. Prodrug Asam naftilasetat : nabumeton (Katzung, 1998) Natrium diklofenak digunakan sebagai senyawa pembanding dengan nama kimia asam benzeneasetat, 2-[(2,6-diklorofenil)amino]-monosodium. Diklofenak adalah turunan asam fenilasetat yang secara kuat dapat menghambat siklooksigenase dengan efek antiinflamasi, analgesik dan antipiretik. Obat ini digunakan untuk peradangan kronis seperti artritis rematoid, osteoartritis serta untuk pengobatan nyeri otot rangka yang akut (Katzung, 2004). Menurut Goodman & Gilmans (1991) dalam Ekawati (2011) efek antiinflamasi natrium diklofenak sangat kuat dan memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat lain seperti indometasin, piroksikam, sehingga obat ini sering digunakan untuk nyeri, migrain dan gout. Natrium diklofenak mempunyai waktu paruh 1-3 jam. D. Daun Salam (Syzygium polyanthum wight)

Daun salam secara ilmiah bernama Syzygium polyanthum wight dan memiliki nama ilmiah lain yaitu Eugenia polyantha wight dan Eugenia lucidula Miq. Tanaman salam termasuk di dalam suku myrtaceae (Sudirman, 2014).

(14)

dapat dilakukan dengan lahan yang memiliki jumlah air di dalam tanah yang cukup serta dapat tumbuh di daerah terbuka dengan unsur hara yang seimbang (Winarto, 2004).

Farmakope Herbal Indonesia menyebutkan bahwa Syzygium Polyanthum Wight dari suku Myrtacea mengandung flavonoid total tidak kurang dari 0,40% dihitung sebagai kuersetin dengan senyawa identitas adalah kuersitrin. Kuersetin merupakan bentuk non glikosida (aglikon) dari kuersitrin.

Kuersetin maupun kuersitrin berpotensi berperan mencegah kematian sel beta melalui jalur mitokondria dan mencegah translokasi dari NFkB (Xiaoqian et al, 2012). Umumnya aktifitas anti inflamasi dari flavonoid adalah ikatan rangkap tidak jenuh, gugus hidroksil, gugus karbonil (gambar 2).

Gambar 2. Struktur kuersetin (ikatan tidak jenuh pada cincin C, nomor dan posisi dari gugus hidroksil pada cincin B, gugus karbonil pada C-4 merupakan syarat aktifitas anti inflamasi dari flavonoid

(15)

13

E. Karagenan

Karagenan adalah polimer linear yang disusun oleh sekitar 25.000 turunan galaktosa yang strukturnya tergantung pada sumber dan kondisi ekstraksi. Karagenan dikelompokkan menjadi tiga yaitu karagenan kappa, karagenan theta, dan karagenan lamda. Karagenan diberi nama dari persentase kandungan ester sulfatnya, karagenan kappa mengandung 25-30%, karagenan theta mengandung 28-35% dan karagenan lamda 32-39% (Ekawati, 2011).

Karagenan akan menginduksi cedera pada sel kemudian sel yang cedera melepaskan mediator yang mengakibatkan terjadinya proses inflamasi. Penggunaan karagenan memiliki beberapa kelebihan yaitu tidak menimbulkan kerusakan jaringan, tidak menimbulkan bekas serta karagenan memberikan respon yang lebih peka terhadap antiinflamasi. Setelah pelepasan mediator inflamasi, terjadi edema yang akan bertahan selama 6 jam dan akan berkurang secara berangsur selama 24 jam setelah injeksi karagenan dilakukan. Setelah diinjeksikan karagenan, terjadi respon yang terbagi dalam dua fase, yaitu fase awal berhubungan dengan pelepasan histamin dan serotonin sedangkan fase kedua berhubungan dengan prostaglandin serta Slow Reacting Subtances yang mencapai puncak pada 3 jam setelah perlakuan. Pemberian karagenan sublantar dapat meningkatkan kadar COX-2 (Hidayati et al, 2008).

(16)

fosfolipida membran sel mast yang terdapat pada jaringan ikat di telapak kaki tikus untuk mensekresikan asam arakidonat dengan bantuan enzim fosfolipase A2 sehingga menghasilkan berbagai mediator inflamasi (Walidah, 2014).

Karagenan yang digunakan pada penelitian ini adalah karagenan kappa karena jenis ini mudah untuk diperoleh. Karagenan juga dipilih karena dapat mempengaruhi obat antiinflamasi secara spesifik dan memiliki respon yang lebih sensitif terhadap obat–obat tersebut dibandingkan dengan iritan lain (Winter et al, 1962).

F. Penambatan Molekul (Molecular Docking)

(17)

15

Beberapa aplikasi yang umum digunakan untuk melakukan penapisan virtual dengan metode molecular docking, yaitu Protein-Ligand Ant System(PLANTS), GOLD, Molegro Virtual Docking (MVD), Molecular Operating Environment (MOE) dan Autodock (Korb et al., 2006).

Autodock Vina merupakan salah satu perangkat lunak yang tersedia untuk penambatan molekul, penemuan obat dan virtual screening. Software ini dapat dioperasikan dengan bantuan Autodock Tools (Sandeep et al, 2011). Autodock merupakan program penambatan molekuler yang efektif dalam memprediksi konformasi dan energi dari ikatan target dan ligan. Program utama Autodock terbagi dua yaitu Autodock dan Autodock grid. Autodock berfungsi melakukan penambatan molekuler protein target dan ligan dengan set grid yang telah ditetapkan. Menurut Morris et al ( 2009) dalam Apriani (2015) untuk mencari informasi Autodock membutuhkan ruang atau area pencarian dalam sistem koordinat yang memprediksiposisi terikatnya ligan.

G. Maserasi

(18)

Maserasi adalah ekstraksi yang palingsederhana. Dasar dari maserasi yaitu melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel yang rusak pada saat penghalusan. Selama maserasi atau proses perendaman dilakukan pengadukan berulang, hal ini ditujukan agar terjadi keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang lebih cepat didalam cairan. Sedangkan keadaan diam selama maserasi menyebabkan difusi bahan aktif. Voigh (1994) dalam Istiqomah (2013) semakin besar perbandingan simplisia terhadap cairan penyari, maka akan semakin banyak hasil yang didapatkan.

H. Senyawa Penanda

Menurut Swatantra et al (2010) penanda atau marker dikategorikan menjadi dua yaitu:

1. Penanda DNA

Penanda DNA digunakan untuk mendapatkan informasi polimorfisme seperti komposisi gen yang berbeda pada setiap spesies. DNA dapat diperoleh dari ekstraksi jaringan kering atau basah dari tumbuhan.

2. Penanda Kimia

(19)

17

Senyawa hasil metabolit primer contohnya karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat dan enzim. Senyawa metabolit sekunder contohnya terpenoid, alkaloid dan flavonoid (Widodo, 2007).

a. Alkaloid

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang kecil. Alkaloid mampu meningkatkan daya tahan tubuh, alkaloid akan mengaktifkan dan memperbaiki struktur maupun fungsi dari sel tubuh (Haryani, 2012).

b. Terpenoid

Terpenoid merupakan senyawa golongan hidrokarbon yang banyak ditemukan di tanaman obat. Terpenoid adalah metabolit sekunder pada tumbuhan yang memiliki efek farmakologis seperti antivirus, antibakteri, antimalaria, antiradang, serta penghambat sintesis kolesterol dan antikanker (Nassar et al., 2011).

c. Flavonoid

(20)
(21)

19

I. Kerangka Konsep Penelitian

Inflamasi

Ligan Pembanding

(Natrium Diklofenak) Ligan Kuersitrin Siklooksigenase 2

(6COX)

In Silico

Ligan Asli Protein 6COX

In Vivo

Perbandingan Hasil Uji In Silico dan In

(22)

J. Hipotesis

(23)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimental laboratoris secara in silico dari senyawa penanda daun salam (Syzygium polyanthum wight) terhadap COX-2 menggunakan aplikasi molecular docking Autodock Vina disertai dengan pengujian secara in vivo terhadap tikus terinduksi karagenan.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknologi Farmasi dan Laboratorium Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2015 - Februari 2016 D. Variabel Penelitian

Variabel Bebas :Konsentrasi ekstrak etanolik daun salam (Syzygium polyanthum wight)

Variabel Tergantung : Penurunan udem pada kaki tikus Variabel Terkendali : Tikus putih jantan galur wistar berumur

(24)

E. Definisi Operasional 1.Konformasi

Konformasi adalah bentuk perubahan rotasi pada atom-atom yang terdapat pada suatu senyawa akibat perubahan energi.

2.Skor Penambatan

Berdasarkan teori energi bebas Gibbs yaitu nilai energi bebas yang kecil menunjukkan bahwa konformasi tersebut stabil sedangkan nilai energi bebas yang besar menunjukkan kompleks yang terbentuk tidak stabil (Funkhouser, 2007). Hal itu menandakan bahwa semakin kecil nilai energinya maka ikatan tersebut akan semakin stabil senyawa tersebut.

3.Penurunan Udem

Edema atau udem adalah penimbunan cairan secara berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh. Pada penelitian ini digunakan iritan atau bahan penginduksi udem yaitu karagenan. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur penurunan atau pengurangan volume edema. Perlakuan dengan penurunan volume edema yang lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan kontrol positif (natrium diklofenak) dianggap potensial sebagai antiinflamasi.

F. Instrumen Penelitian 1. Alat Penelitian

a. Alat yang digunakan untuk penambatan molekul:

(25)

23

aplikasi pendukung. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows 7 dan aplikasi pendukung yang digunakan adalah ChemDraw 2010, AutoDock 4.2, Autodock Vina, Accelrys Discovery Studio 4.1.

b. Alat yang digunakan untuk uji in vivo:

Plethysmometer 37140 UGO BASILE yaitu alat yang digunakan untuk mengukur perubahan volume pada bagian tubuh, timbangan tikus (Lion Star), spuit injeksi untuk insulin 1,0 ml (Terumo), spuit oral ukuran 18 gauge (Terumo) untuk tikus serta SPSS versi 15 sebagai pengolah data.

c. Alat yang digunakan untuk ekstraksi:

Bejana stainless steel, penangas air (waterbath Memmert), vaccum rotary evaporator (IKA® RV 10 basic), alat–alat gelas (Iwaki Pyrex®), timbangan analitik (Mettler Toledo AL-204), cawan porselen.

2. Bahan Penelitian a. Uji in silico

Protein 6COX dalam bentuk file yang diunduh dari situs resmi protein data bank (www.rcsb.org), senyawa penanda daun salam (Syzygium polyanthum wight) dan senyawa natrium diklofenak dalam bentuk file sebagai pembanding.

(26)

Tikus putih jantan galur Wistar dengan berat badan 150 - 200 gram, karagenan kappa (Lansida), larutan saline (NaCl 0,9%), CMC Na (Lansida), ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum wight) serta Natrium Diklofenak (Voltaren) dalam bentuk sediaan tablet.

c. Ekstraksi dengan metode maserasi

Etanol 70% (Brataco), simplisia serbuk daun salam (Herbal Anugrah Alam).

G. Cara Kerja Uji In Silico

a. Penyiapan senyawa penanda

Senyawa penanda dibuat dalam bentuk berkas dengan menggambar ligan secara manual menggunakan aplikasi ChemDraw 2010 kemudian disimpan dengan format file .cdx. b. Penyiapan Protein dan Ligan Uji

Sebelum dilakukan uji penambatan molekul, protein dan ligan pembanding terlebih dahulu diunduh dalam berkas .pdb pada situs www.rcsb.org untuk protein dan situs www.drugbank.ca untuk ligan pembanding. Pada penelitian ini protein yang diunduh adalah protein COX-2 (6COX) yang dimana penghambatan protein ini mengakibatkan tidak timbulnya reaksi inflamasi.

(27)

25

ChemDraw yang kemudian disimpan dalam bentuk berkas .cdx.Dalam penelitian ini ligan yang digunakan untuk pembanding adalah ligan dari senyawa natrium diklofenak. Ligan diunduh pada situs resmi yaitu http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/ atau http://www.drugbank.ca/ dalam bentuk konformasi 3D dengan berkas SDF. Hasil dari unduhan tersebut dibuka dengan menggunakan DS Visualizer kemudian berkas tersebut diubah dalam bentuk format file .pdb.

c. Seleksi dan Validasi Protein

1) Preparasi Protein Uji dan Ligan Asli

(28)

berkas.pdb sehingga target dan ligan harus dengan format file.pdb.

2) Menjalankan Proses Penambatan Molekul

Setelah berkas ligan asli, ligan dan protein target sudah disiapkan, berkas tersebut dikumpulkan ke dalam satu folder. Aplikasi Autodock vina dijalankan pada windows melalui terminal dengan mengetik “cd ../../vina” kemudian

pada terminal diketik perintah “vina –config conf.txt –log log.txt”dan ditekan “enter” pada keyboard.

Maserasi Simplisia Daun Salam (Syzygium polyanthum wight)

Sebelum dilakukan maserasi, simplisia terlebih dahulu diidentifikasi untuk memastikan bahwa bahan yang digunakan terbukti murni. Identifikasi dilakukan oleh Laboran yang terpercaya di Laboratorium Biologi Farmasi Universitas Gadjah Mada.

(29)

27

menggunakan etanol 1:2,5 atau etanol sisa sebanyak 1,25 L selama 2 hari dengan tetap melakukan pengadukan setiap hari, setelah itu campuran tersebut disaring kembali. Ekstrak dikentalkan dengan menguapkan ekstrak cair dengan waterbath 50°C agar kandungan senyawa tidak rusak (Anief,2000).

Uji In Vivo

a. Penyiapan Hewan Uji

Tikus dikondisikan terlebih dahulu dengan lingkungan baru, kurang lebih 7 hari dalam kandang Laboratorium Hewan Uji Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY. Selama masa pengkondisian, dilakukan pemberian makanan dan dilakukan penimbangan berat badan rutin. Tikus yang kondisinya menurun (sakit) memiliki ciri-ciri bulu berdiri, kurang aktif dan warna mata gelap/ tidak jernih tidak digunakan dalam penelitian.

b. Penetapan Dosis Bahan Uji

Berdasarkan penelitian sebelumnya, dosis ekstrak etanol daun salam yang digunakan yaitu 100 mg/kgbb, dosis ini sudah cukup menurunkan inflamasi pada tikus sebesar 20-30% (Sugarlini et al, 2001). Sehingga berdasarkan penelitian tersebut, pada penelitian ini dosis ekstrak daun salam yang digunakan dibuat dalam tiga perlakuandengan dosis berbeda.

(30)

Sejumlah 0,1 gram karagenan ditimbang lalu dilarutkan dalam 10 ml larutan Natrium Klorida 0,9% steril di dalam beaker glass. Kemudian diaduk dengan vortex selama ± 5 menit untuk menghomogenkan suspensi.

d. Pembuatan Suspensi CMC Na 0,5%

Sebanyak 0,5 gram CMC Na ditimbang kemudian suspensikan dengan larutan NaCl 0,9% sebanyak 100 ml. Kemudian diaduk dengan vortex selama ± 5 menit untuk menghomogenkan suspensi. e. Pembuatan Suspensi Natrium Diklofenak

Untuk pembuatan suspensi natriumdiklofenak, digunakan dosis sekali pemberian sebagai acuan yaitu 50 mg/70 KgBB. Langkah perhitungan yaitu dosis yang ditetapkan sebesar 50 mg dikalikan dengan konversi dosis manusia ke hewan uji dalam hal ini tikus mempunyai konversi sebesar 0,018/200 gram bobot Tikus sehingga didapatkan dosis sebesar 0,9 mg/200 gram yaitu 0,0045 mg/gram atau 4,5 mg/KgBB.

f. Perlakuan Terhadap hewan uji

Pada awalnya hewan uji dipuasakan selama 68 jam. Pengosongan lambung bermanfaat terhadap proses absorbsi, adanya makanan dalam gastrik dapat mengganggu proses absorbsi sehingga dapat membuat terjadinya manipulasi obat. Perlakuan yang diberikan kepada masing- masing kelompok yaitu:

(31)

29

2) Kontrol Positif Natrium Diklofenak 4,5 mg/KgBB 3) Ekstrak Etanol Daun Salam 33,3 mg/KgBB 4) Ekstrak Etanol Daun Salam 100 mg/KgBB 5) Ekstrak Etanol Daun Salam 300 mg/KgBB

(32)

H. Skema Langkah Kerja

Uji In Silico

Kelompok Perlakuan 2

(Dosis 2 ekstrak) Ligan Syzygium

Polyanthum wight (Kuersitrin)

Maserasi

Uji In Vivo

Kelompok Kontrol Positif (Na Diklofenak)

Kelompok Perlakuan 1

(Dosis 1 ekstrak) Kelompok

Kontrol Negatif

Kelompok Perlakuan 3

(Dosis 3 Ekstrak)

Pengukuran Volume Udem

selama 6 jam Ligan Asli Protein

6COX (S58)

(33)

31

I. Analisis Data

1. Analisis Skor Penambatan Senyawa Uji dan Senyawa Pembanding Data yang didapat pada uji in silico dari senyawa penanda daun salam (Syzygium polyanthum wight) yaitu kuersitrin dan senyawa pembanding berupa skor penambatan senyawa terhadap protein 6COX. Hasil penambatan dari kuersitrin dianggap lebih baik dan berpotensi sebagai inhibitor COX-2 jika skor penambatan lebih rendah dibandingkan dengan skor penambatan senyawa pembanding dalam hal ini natrium diklofenak.

2. Analisis Data In Vivo

Data yang diperoleh dari uji in vivo tikus galur Wistar terinduksi karagenan yaitu berupa waktu penurunan udema pada kaki tikus yang sudah diberi perlakuan sesuai dengan kelompoknya. Data tersebut akan dianalisis menggunakan aplikasi Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 15, jika data tersebut terdistribusi normal maka akan dilanjutkan dengan uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dan uji LSD untuk melihat perbedaan antar kelompok (Destyka, 2012).

(34)
(35)

33 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina

Sebelum dilakukan proses seleksi ligan pada penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58) pada reseptor asal (6COX). 6COX.pdb merupakan kompleks kode protein antara native ligand/ ligan asli dan enzim COX-2. Parameter yang digunakan yaitu RMSD (Root Mean Square Deviation), metode docking

dikatakan valid jika memiliki nilai RMSD ≤ 2Å (Ruswanto,2015).

Tabel 1. Hasil Validasi Ligan Asli terhadap Protein 6COX

Nilai RMSD dihitung dari konformasi ligan-protein yang terbaik, dua tipe dari RMSD yaitu RMSD l.b (lower bound) dan RMSD u.b (upper bound). RMSD u.b menjelaskan perbedaan nilai dari jarak antara setiap atom pada satu konformasi dengan konformasi yang lainnya, sedangkan RMSD l.b dapat didefinisikan sebagai RMSD/lb(c1,c2)=

(36)

nilai jarak atom pada satu konformasi dengan atom terdekat yang memiliki tipe yang sama dengan atom tersebut pada konformasi lain (Ferencz & Muntean, 2015).

(37)

35

B. Hasil Uji In Silico Senyawa Penanda Daun Salam (Kuersitrin) dengan

Senyawa Pembanding dan Native Ligand Protein 6COX dengan Metode

Molekular Docking Autodock Vina

Tabel 2. Energi Interaksi Ikatan Ligan dan Protein

(38)

kkl/mol. Posisi kuersitrin ketika berikatan dengan protein 6COX dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Posisi Kuersitrin ketika terikat dengan protein 6COX

Kuersitrin diduga memiliki efek inhibisi inflamasi akut (Taguchi et al, 1993) juga diketahui kuersitrin dapat melepaskan kuersetin dalam mekanismenya sebagai antiinflamasi melalui inhibisi jalur NFkB (Monica et al, 2005).

Natrium diklofenak merupakan AINS yang tidak selektif dikarenakan menghambat COX-1 dan COX-2. Pada hasil uji in silico yang telah dilakukan, diprediksi energi ikatan natrium diklofenak terhadap COX-2 sebesar -7.6 kkl/mol (gambar 4).

Gambar 4. Posisi Natrium Diklofenak ketika terikat dengan protein 6COX

(39)

37

sedangkan natrium diklofenak berikatan dengan residu His388, His214 dan kuersitrin berikatan dengan residu His214, His207, Val447, His386, His388, Trp387, Tyr385 (Tabel 2). Sehingga dapat diketahui bahwa aktivitas kuersitrin sebagai penghambat inflamasi terhadap protein 6COX dapat diprediksi melalui residu asam amino penting yang sama pada kantung ikatan His388 dan His214 sebagaimana ikatan antara protein 6COX dengan natrium diklofenak.

Gambar 5. Posisi Ligan Asli ketika terikat pada protein 6COX

(40)

Gambar 6. Visualisasi overlay antara ligan asli, kuersitrin dan natrium diklofenak. Keterangan: ligan asli divisualisasikan dengan warna kuning

C. Hasil Uji In Vivo Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum wight)

Pengujian in vivo pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil dari uji in silico dapat dibuktikan secara nyata dengan melakukan pengukuran volume udem terhadap kaki tikus yang diberi karagenan secara sublantar sebagai agen induksi iritan.

Berdasarkan data hasil pengukuran volume udem pada setiap perlakuan (lampiran 1) dapat dihitung persen radang tiap interval waktu untuk mengetahui peningkatan radang pada telapak kaki tikus di setiap pengukuran. Rumus Perhitungan Persen Radang dan AUC yaitu sebagai berikut:

Dalam Utami (2011) persentase radang tiap interval waktu ditentukan dengan persamaan1 berikut (Mansjoer,1997):

%radang = Ut−U0

U0 x 100% (1)

Keterangan:

(41)

39

Setelah diperoleh kurva persen radang terhadap waktu, kemudian dihitung AUC (Area Under Curve)0-360 setiap individu dengan persamaan 2:

AUC = ��−1 + ��

2 x (tt - tt-1) (2)

Keterangan:

Rt-1 = persen radang pada waktu t-1 R t = persen radang pada waktu ke-t

Dari harga AUC0-360 pada masing - masing kelompok dapat dihitung nilai persen daya antiinflamasi dengan persamaan 3 (Hidayati, 2008):

%Daya Anti inflamasi = (���k−AUCp )

���� x 100% (3)

Keterangan:

AUCk = luas daerah dibawah kurva persentase radang terhadap waktu kelompok kontrol

AUCp = luas daerah di bawah kurva persentase radang terhadap waktu kelompok perlakuan rata rata

Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus tersebut, untuk mengetahui perbedaan persen radang pada setiap perlakuan digunakan uji statistik (One Way) ANOVA. Uji (One Way) ANOVA memiliki kriteria yaitu data yang diuji harus independen, terdistribusi normal dan homogen.

(42)

Hasil uji statistik (One Way) ANOVA (lampiran 4) pada menit ke 30 hingga menit ke 360 terjadi perbedaan terhadap persen radang telapak kaki tikus yang bermakna antar kelompok dengan nilai Sig 0,03 atau (p<0,05) atau pada tingkat kepercayaan 95%. Untuk mengetahui kelompok yang memiliki persamaan atau perbedaan efek dari yang paling kecil ataupun yang paling besar antar kelompok yaitu digunakan uji LSD (Oktiwilianti et al., 2015).

Hasil Uji LSD (lampiran 5) memperlihatkan bahwa persen radang antara kelompok kontrol negatif dan kontrol positif berbeda signifikan (0,003<0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol negatif dibandingkan dengan perlakuan dosis ekstrak 33,3 mg/KgBB dan dosis 100 mg/KgBB tidak berbeda signifikan yaitu (p>0,05) namun pada dosis 300 mg/KgBB memiliki beda signifikan yaitu (0,032<0,05), hal ini menunjukkan bahwa persen radang antara kontrol positif atau natrium diklofenak dengan dosis 50 mg tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan pemberian dosis ekstrak daun salam 300 mg/KgBB (0,395>0,05).

(43)

41

ekstrak daun salam dosis 300 mg/KgBB tidak berbeda signifikan (0,372>0,05). Sehingga dapat diketahui pada pemberian ekstrak daun salam dosis 300 mg/KgBB memiliki AUC yang tidak berbeda atau mirip dengan kontrol positifnya yaitu pemberian natrium diklofenak 50 mg.

Dari hasil uji tersebut dapat diketahui bahwa penambahan dosis ekstrak daun salam memiliki efek yang berbeda, untuk pemberiandosis ekstrak daun salam sebanyak 300 mg/kgBB memiliki efek yang tidak berbeda signifikan dengan kontrol positifnya sehingga ekstrak daun salam 300 mg/KgBB dianggap cukup untuk menurunkan radang akut yang diinduksi oleh karagenan pada tikus jantan galur wistar.

Gambar 7. Grafik Persen Radang berdasarkan Perlakuan Perkelompok Uji

Dapat dilihat pada gambar 7 bahwa pada kelompok kontrol negatif, injeksi karagenan secara sublantar menghasilkan edema lokal yang meningkat pada menit ke 30 dan terus meningkat pada menit ke 360, hal ini disebabkan pada kelompok perlakuan kontrol negatif tidak dilakukan pemberian agen antiinflamasi.

(44)

terakhir pengamatan. Persentase radang pada kelompok kontrol positif lebih kecil dibandingkan dengan kelompok negatif karena AINS seperti natrium diklofenak diketahui dapat menekan respon pada fase akhir yaitu fase PG, yang dapat menekan migrasi leukosit mononuklear ke jaringan yang mengalami peradangan (Hidayatiet al., 2008)

Persen radang kelompok perlakuan dosis 300 mg/KgBB secara statistik tidak berbeda signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol positif, persen radang terus meningkat hingga menit ke 150 dan mengalami penurunan perlahan hingga menit akhir pengamatan (gambar 7).

Tabel 3. Harga AUC dan Persen Daya Antiinflamasi tiap Perlakuan

Nilai AUC (Area Under Curve) dapat digunakan untuk mengetahui informasi potensi aktivitas kuersitrin dalam daun salam untuk menurunkan edema. Apabila AUC semakin besar maka efek penurunan volume edema menjadi semakin kecil begitu juga sebaliknya yaitu apabila AUC semakin kecil maka efek penurunan volume edema menjadi semakin besar (Wenny, 2008).

Diketahui bahwa AUC pemberian ekstrak daun salam dosis 300 mg/Kg BB secara statistik melalui uji LSD tidak berbeda signifikan dari perlakuan

Kelompok Harga AUC (ml/jam) (x + SE)

% Daya Antiinflamasi Kontrol Negatif 19,65 ± 1,49 0% Kontrol Positif 12,41 ± 1,10 37% Ekstrak Daun Salam

33,3 mg/KgBB 17,50 ± 1,29 10,9% Ekstrak Daun Salam

100 mg/KgBB 17,49 ± 1,60 11,0% Ekstrak Daun Salam

(45)

43

kontrol positif (tabel 3) sehingga dapat diketahui bahwa penurunan volume edema pada pemberian ekstrak daun salam dapat dikatakan setara dengan pemberian perlakuan kontrol positif yaitu natrium diklofenak 50 mg.

(46)

44

1. Dari hasil uji in silico dapat diprediksi bahwa daun salam (Syzygium polyanthum wight) dengan senyawa identitas kuersitrin memiliki aktivitas interaksi ikatan yang lebih stabil sebagai inhibitor siklooksigenase-2 dengan nilai energi ikatan -8,6 kkl/mol.

2. Hasil dari uji in vivo memiliki kesesuaian dengan hasil uji in silico yaitu ekstrak daun salam dosis 300 mg/KgBB memiliki daya antiinflamasi yang tidak berbeda signifikan dengan natrium diklofenak dosis 50 mg, yang berarti bahwa aktivitas kuersitrin sebagai senyawa penanda di dalam ekstrak daun salam memiliki potensi sebagai antiinflamasi pada tikus jantan galur Wistar.

B. Saran

(47)

KARYA TULIS ILMIAH

UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium

polyanthum wight) DENGAN METODE IN VIVO DAN IN SILICO PADA

SENYAWA KUERSITRIN

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

NAZILA AYU MUTHMAINNAH 20120350055

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(48)

45

Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat, Cetakan ke sembilan, 169, Gadjah Mada UI Press, Yogyakarta.

Apriani, F., 2015, Studi Penambatan Molekul Senyawa-Senyawa Amidasi Etil Para Metoksinamat pada Peroxisome Proliferator-Activated Receptor-Gamma (PPARγ), Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Apriyono Ari., Abdullah T., 2013, Analisis Overreaction pada saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2009.

Calder, P.,C., Alberts, R., Antoine, J.,M., Blum, S.,S., Bourded S., R., Ferns, G.,A, et al,2009, Inflammatory disease proccesses and interactions with nutrition . Brit. J. Nutr, 101,S1-45.

Camuesco, D., Comalada, M., Rodríguez-Cabezas, M. E., Nieto, A., Lorente, M. D., Concha, A., Zarzuelo, A. and Gálvez, J. (2004), The intestinal anti-inflammatory effect of quercitrin is associated with an inhibition in iNOS expression. British Journal of Pharmacology, 143: 908–918. doi:10.1038/sj.bjp.0705941

Dany. P., Lattimer. J. M., Prakash. M., Steiner. A.W., 2013, Stellar Superfluids, Inspire, INT-PUB-009.

Destyka.. F., 2012, Uji Antiinflamasi Ekstrak Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) padaKaki Tikus Wistar Jantan yang Diinduksi Karagen, Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.

Dorland, 2002, Kamus Kedokteran. Jakarta: EGC

(49)

46

Dyaningsih, D.,M., 2007, Pengaruh Pemaparan Entamoeba gingivalis Terhadap Jumlah Polimorfonuklear Neutrofil pada Tikus Wistar Jantan dengan Radang Gingiva, Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Jawa Timur.

Ekawati, G., 2011, Uji Efek Antiinflamasi Infus Rambut Jagung (Zea Mays L) ditinjau dari Penurunan Udem pada Telapak Kaki Tikus Putih Jantan yang Diinduksi Karaginan, Skripsi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Jakarta.

Ferencz, L., Muntean Daniella L., 2015, Identification of new superwarfarin-type rodenticides by structural similiarity The docking of ligands on the vitamin K epoxide reductase enzyme’s active site, ACTA Universitatis Sapientiae Agriculture and Environtment, DOI: 10.1515/ausae-2015-0010.

Funkhouser, T., 2007, Protein-Ligand Docking Methods. Princeton, New Jersey, U.S.A: Princeton University.

Haryani, A., Grandiosa, R., Buwono Ibnu, D., Santika, A., 2012, Uji Efektivitas daun Pepaya (Carica Papaya) untuk Pengobatan Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Mas Koki (Carassius auratus), Jurnal Perikanan dan Kelautan, ISSN:2088-3137.

Hidayati N.A., Shanti. L., Ahmad. D. S., 2008, Kandungan Kimia Dan Uji Antiinflamasi Ekstrak Etanol Lantana Camaral Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus L) Jantan, Bioteknologi, 5 (1):10-17,

ISSN:0216-6887.

http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/anti-inflammatory., Diakses pada Juli 2015.

Huey, Ruth, Garrett M. Morris, Arthur J. Olson, and David S. Goodsell., 2007, “A Semiempirical Free Energy Force Field with Charge -Based Desolvation.” Journal of Computational Chemistry 28, no. 6: 1145–52. doi:10.1002/jcc.20634.

Istiqomah, 2013, Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi terhadap Kadar Piperin Buah Cabe Jawa (Piperis retrofracti fructus), Skripsi, Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

(50)

Katzung, B. G., (1998), Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi VI , Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Katzung, B. G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta cit Setiawan, W.,R., 2014, Sintesis Asam 2-(2-(4-Bromo-N-(2,6-Diklorofenil)Benzamida)Fenil) Asetat sebagai Kandidat Obat Penghambat COX, Skripsi,Fakultas Farmasi Universitas Jember.

Korb, O., Stutzel, T., Exner, T.E, 2006. PLANTS:Application of Ant Colony Optimization to Structure-Based Drug Design, LNCS 4150, pp.247-258, 2006.

Kroemer, R.T., 2007, Structure-Based Drug Design: Docking and Scoring. Current Protein and Peptide Science, 8, 312-328.

Kurniawan B., Carolia N., Sukohar A., Thamrin APY., 2012, Jurnal Antiinflammatory Effectiveness of Binahong Leaves Extracts (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) in Male Sprague Dawley Rats Induced by Carrageenan, Medical Faculty of Lampung University, ISSN 2337-3776.

Lakhanpal P., Rai D.K., 2007, Quercetin: A Versatile Flavonoid, Internet Journal Medical

Lin, J.H., Lu, A.Y.H., 1997, Role of Pharmacokinetics and Metabolism in Drugs Discovery and Development. The American Society for Pharmacology and Experimental Therapeutic.

Lumbanraja, L. B., 2009, Skrining Fitokimia dan Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus arvenis L.) terhadap Radang pada Tikus, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatra Utara.

Manuel G.F., Miguel A. P.O., Maria C.F.C., Alba C., Maria L.G.M., Marta Monjo., Joana M.R, 2016, Quercitrin-nanocoated titanium surfaces favour gingival cells against oral bacteria, Sci Rep. 2016; 6: 22444. Published online 2016 Mar 1. doi: 10.1038/srep22444.

(51)

48

Monica. C., Desiree. C., Sierra. S., Ballester. I., Jordi. X., Galves. J., Antonio. Z., 2005, In vivo quercitrin anti-inflammantory effect involves release of quercitin, which inhibits inflammation thorugh down-regulation of the NF-kB Pathway, WILEY-VCH Verlag GmbH & Co KgaA, Weinheim.

Mukesh, B., & Rakesh, K. (2011). Molecular Docking : A Review. IJRAP. Mukhtasyam Z., Muhammad A., dan Subehan, 2012, Kajian Beberapa Senyawa Antiinflamasi : Docking Terhadap Siklooksigenase-2 secara in silico, Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol.16, No.1, pp 37-44.

Muliati, F., 2014, Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Paku Pyrrocia lanceolata (L.) Farw. Terhadap Penghambatan Denaturasi Protein Secara In Vitro, Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Multazar, A., Nursiah, S., Rambe, A., Harahap Ida, S., 2012, Ekspresi cycloocygenase-2 (COX-2) pada Penderita Rinosinusitis Kronis, Laporan Penelitian, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, Medan.

Oktiwilianti winda., Umi Yurniarni., Ratu Choerisna, 2015, Uji Aktivitas Antiinflamasi dari Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus Indica L) terhadap Tikus Wistar Jantan, UNISBA, P2U-LPPM). Prasetya, R., C., 2015, Ekspresi dan Peran Siklooksigenase-2 dalam

Berbagai Penyakit di Rongga Mulut, Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol.12 No.1: 16-19.

Prasetya, R.,C., Hasniastuti, T., Purwanti, N., 2013, Ekspresi COX-2 setelah pemberian Ekstrak Etanolik Kulit Manggis (Garcinia mangostana Linn) pada Tikus Wistar, Dental Journal, Vol.46 No.4.

Rezi R.S., 2012, Penapisan Virtual Basis Data Senyawa Tanaman Obat di Indonesia Sebagai Inhibitor Enzim–Enzim HIV, Tesis, Universitas Indonesia., Jakarta.

Ruswanto, 2015, Molecular docking empat turunan isonicotino hydrazide pada mycobacterium tuberculosis enoyl-acyl carrier protein reductase (InhA). Vol13, No 1 (2015).

(52)

Schug SA, 2005, Clinical Pharmachology of non-opioid and opioid Analgesics. Pain 2005 An Update Review. Seattle: IASP Press,h.34-6.

Stables M.,J., Derek W. Gilroy, Old and new generation lipid mediators in acute inflammation and resolution, Progress in Lipid Research, Volume 50, Issue 1, January 2011, Pages 35-51, ISSN 0163-7827, http://dx.doi.org/10.1016/j.plipres.2010.07.005.

Stables MJ, Gilroy DW., 2011, Old and new generation lipid mediators in acute inflammation and resolution. Prog Lipid Res, 50 (1):35-51. Sudirman Azhari, T., 2014, Uji Efektivitas Ekstrak Daun Salam (Eugenia

polyantha) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Secara In Vitro, Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sugarlini, Soediro I., Soekrasno., Maria I., 2001, Telaah Fitokimia Bahan Aktif Antiradang Dari Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp., Myrtaceae) [Abstrak], Sekolah Farmasi ITB http://bahan-alam.fa.itb.ac.iddiakses pada juli 2015.

Sujono Azizah, T., Patimah, R., Yuliani, R.,2012, Efek Antiinflamasi Infusa Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoaria (Berg)Roscoe) Pada Tikus Yang Diinduksi Karagenin, Biomedika, Vol: 4, No: 2. Swatantra, K., S., K., Neelottama, K., Neeleshwar, M., A.,K., Rai., 2010,

Role of Markers in the Standardization of Herbal Drugs: A Review, Scholars Research Library, ISSN 0975-508X.

Taguchi K., et al.(1993). Pharmacological Studies of Houttuyniae herba: the anti-inflammatory effect of Quercitrin [Abstrack]. Yakugaku Zasshi; 113(4);327-32.

Tutik Wresdiati.,Made Astawan., dan I Ketut Mudite Adnyane, 2003, Aktifitas Anti Inflamasi Oleoresin jahe (Zingiber Officinale) pada ginjal tikus yang mengalami perlakuan stres, Jurnal Teknologi dan Indutri Pangan, Vol.XIV No.2 Th 2003.

(53)

50

Vyas, V., Jain A., Gupta, A., 2008, Virtual Screening: A Fast Tool for Drug Design. Sci Pharm.

Walidah, C., 2014, Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati Mastigosphora diclados secara In Vivo, Skripsi,Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Waszkowycz.B., Perkins T.D.J., Sykes R.A., Li J, 2001, Large-scale virtual screening for discovering leads in the postgenomic era, IBM Systems Journal, Vol 40, No 2.

Wenny. A., 2008, Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Widodo, N., 2007, Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid yang

terkandung dalam Jamur Tiram Putih, Tugas Akhir II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Wijayanti, D., 2013, Efek Analgetik Ekstrak Air Daun Salam (Syzygium polyanthum) pada Mencit dengan Metode Geliat, Naskah Publikasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

(54)

i

SENYAWA KUERSITRIN

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

NAZILA AYU MUTHMAINNAH 20120350055

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(55)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nazila Ayu Muthmainnah

NIM : 2012 035 0055

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau kutipan dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, November 2016 Yang membuat pernyataan

(56)

iv MOTTO

Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan

(Imam Syafi’i)

A person who never made mistake never tried anything new (Albert Einstein)

Khoirunnas anfa’ uhum linnas

“Sebaik-baiknya manusia diantaramu adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain”

(57)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

(58)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam yang telah meridhoi dan memberikan kemudahan kepada hamba-Nya dalam menyelesaikan pembuatan karya tulis ilmiah yang berjudul “UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum wight) DENGAN METODE IN VIVO DAN IN SILICO PADA SENYAWA KUERSITRIN”. Sholawat serta salam untuk Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa istiqamah di jalan-Nya. Karya tulis ini dibuat sebagai salah satu persyaratan kelulusan mahasiswa Program Sarjana S1 Universitas muhammadiyah Yogyakarta. Namun, sebaik apapun karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini dibuat atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Ardi Pramono Sp.An., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Ibu Sabtanti Harimurti, S.Si., M.Sc., Ph.D., Apt. selaku Ketua Program

Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(59)

vii

4. Bapak Hari Widada, M.Sc.,Apt selaku dosen pembimbing penulis. Terimakasih untuk kesabaran dalam memberikan bimbingan dan saran selama penelitian dan penulisan karya tulis ini.

5. Bapak/Ibu dosen pengajar yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan.

6. Sahabatku, Eka, Wanti, Resita, Aida, Linda, Imas, Mustika yang selalu memberikan dukungan dan semangat

7. Part of my life Endah dan Ciki terimakasih untuk tahun-tahun yang menyenangkan

8. Anakanak kos yang selalu memberi dukungan

9. Mas Satria dan Mbak Zelmi yang selalu bersedia membantu selama proses penelitian.

10.Teman seperjuangan Ratih, Indah, Tamam, Adit yang saling membantu serta bahu membahu dalam berjuang menyelesaikan penelitian

11.Ayin, Waralita yang telah bersedia berdiskusi dan selalu memberi semangat.

12.ASPARTIC Farmasi 2012 yang selama 4 tahun ini telah bersama dalam menempuh pendidikan.

(60)

viii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan KTI ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dan mendukung kemanfaatan hasil penelitian ini.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 02 November 2016

Penulis

(61)

ix DAFTAR ISI

(62)

x

J. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III... Error! Bookmark not defined. A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Tempat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Waktu Penelitian... Error! Bookmark not defined. D. Variabel Penelitian... Error! Bookmark not defined. E. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. F. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Cara Kerja ... Error! Bookmark not defined. 1. Uji In Silico ... Error! Bookmark not defined. 2. Maserasi Simplisia Daun Salam (Syzygium polyanthum wight) ... Error! Bookmark not defined.

3. Uji In Vivo ... Error! Bookmark not defined. H. Skema Langkah Kerja ... Error! Bookmark not defined. I. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina ... Error! Bookmark not defined.

(63)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Validasi Ligan Asli terhadap Protein 6COX Error! Bookmark not defined.

(64)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kuersitrin ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. Struktur kuersetin (ikatan tidak jenuh pada cincin C, nomor dan posisi

dari gugus hidroksil pada cincin B, gugus karbonil pada C-4 merupakan syarat aktifitas anti inflamasi dari flavonoid ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3. Posisi Kuersitrin ketika terikat dengan protein 6COX ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. Posisi Natrium Diklofenak ketika terikat dengan protein 6COX . Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. Posisi Ligan Asli ketika terikat pada protein 6COX . Error! Bookmark not defined.

Gambar 6. Visualisasi overlay antara ligan asli, kuersitrin dan natrium diklofenak. Keterangan: ligan asli divisualisasikan dengan warna kuning ... Error! Bookmark not defined.

(65)

xiii LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengukuran Volume Edema Pada Kelompok Kontrol Negatif, Kontrol Positif dan Ekstrak Etanol Daun Salam 33,3 mg, 100 mg dan 300 mg ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 2. Hasil Perhitungan Persen Radang ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas Data Persen Radang ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 4. Hasil Uji One way ANOVA Persen Radang ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 5. Hasil Uji LSD untuk Data Persen Radang ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 6. Data Rerata AUC Total setiap Perlakuan ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas untuk Rerata AUC ... Error! Bookmark not defined.

(66)
(67)

52

(68)

Lampiran 2. Hasil Perhitungan Persen Radang

Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas Data Persen Radang

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

60 ,5569 ,22084 ,067 ,047 -,067 ,520 ,950 N

Mean

Std. Dev iat ion Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Hasil

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom data. b.

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

2,395 3 44 ,081

Lev ene

(69)

54

Lampiran 4.Hasil Uji One way ANOVA Persen Radang

Lampiran 5. Hasil Uji LSD untuk Data Persen Radang

ANOVA

Squares df Mean Square F Sig.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Hasil LSD

,25939* ,08488 ,003 ,0893 ,4295 ,07730 ,08488 ,366 -,0928 ,2474 ,07992 ,08488 ,351 -,0902 ,2500 ,18624* ,08488 ,032 ,0161 ,3563 -,25939* ,08488 ,003 -,4295 -,0893 -,18209* ,08488 ,036 -,3522 -,0120 -,17947* ,08488 ,039 -,3496 -,0094 -,07315 ,08488 ,393 -,2433 ,0970 -,07730 ,08488 ,366 -,2474 ,0928 ,18209* ,08488 ,036 ,0120 ,3522 ,00262 ,08488 ,976 -,1675 ,1727 ,10894 ,08488 ,205 -,0612 ,2790 -,07992 ,08488 ,351 -,2500 ,0902 ,17947* ,08488 ,039 ,0094 ,3496 -,00262 ,08488 ,976 -,1727 ,1675 ,10632 ,08488 ,216 -,0638 ,2764 -,18624* ,08488 ,032 -,3563 -,0161 ,07315 ,08488 ,393 -,0970 ,2433 -,10894 ,08488 ,205 -,2790 ,0612 -,10632 ,08488 ,216 -,2764 ,0638 (J) Perlakuan

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interv al

(70)

Lampiran 6. Data Rerata AUC Total setiap Perlakuan

Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas untuk Rerata AUC

Lampiran 8. Hasil Uji Homogenitas AUC

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

60 16,3169 6,12112 ,074 ,051 -,074 ,571 ,900 N

Mean

Std. Dev iat ion Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Hasil

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom data. b.

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

2,393 4 55 ,062

Lev ene

(71)

56

Lampiran 9. Hasil Uji One Way ANOVA AUC

Lampiran 10. Hasil Uji LSD untuk Rerata AUC

ANOVA

Hasil

387,439 4 96,860 2,922 ,029

1823,182 55 33,149

Squares df Mean Square F Sig.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Hasil LSD

7,23480* 2,35049 ,003 2,5243 11,9453 2,15147 2,35049 ,364 -2,5590 6,8620 2,16309 2,35049 ,361 -2,5474 6,8736 5,11875* 2,35049 ,034 ,4083 9,8292 -7,23480* 2,35049 ,003 -11,9453 -2,5243 -5,08333* 2,35049 ,035 -9,7938 -,3729 -5,07171* 2,35049 ,035 -9,7822 -,3612 -2,11606 2,35049 ,372 -6,8265 2,5944 -2,15147 2,35049 ,364 -6,8620 2,5590 5,08333* 2,35049 ,035 ,3729 9,7938 ,01162 2,35049 ,996 -4,6989 4,7221 2,96728 2,35049 ,212 -1,7432 7,6778 -2,16309 2,35049 ,361 -6,8736 2,5474 5,07171* 2,35049 ,035 ,3612 9,7822 -,01162 2,35049 ,996 -4,7221 4,6989 2,95566 2,35049 ,214 -1,7548 7,6661 -5,11875* 2,35049 ,034 -9,8292 -,4083 2,11606 2,35049 ,372 -2,5944 6,8265 -2,96728 2,35049 ,212 -7,6778 1,7432 -2,95566 2,35049 ,214 -7,6661 1,7548 (J) Perlakuan

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interv al

(72)
(73)

[NASKAH PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH]

NAZILA AYU M 20120350055 FARMASI UMY P a g e | 1 UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum wight) DENGAN METODE IN VIVO DAN IN SILICO PADA

SENYAWA KUERSITRIN

*Hari Widada, **Nazila Ayu Muthmainnah Lecturer, Muhammadiyah University of Yogyakarta* Undergraduated, Muhammadiyah University of Yogyakarta**

nazilamuthmainnah@gmail.com

ABSTRACT

Inflammation is a local protection responses which develop from injury or tissue damage, that responses will not occur by inhibition of COX-2. Generally, medication of inflammation use synthetic drugs but the cost are relatively expensive and has more side effect. Development of medical research, salam leaves can be used as traditional medicine. One of the most chemical contains in it, is flavonoid which is can be used as antiinflammatory. The aim of this research are to find out binding score of chemical marker in salam leaves or Syzygium polyanthum wight (quercitrin) as antiinflammatory through in silico and in vivo to find out conformity between in silico and in vivo in paw Rats induced carragenan. This research used experimental laboratories method (in vivo) with in silico method. In silico method used quercitrin ligand from salam leaves (Syzygium polyanthum wight), S58 as native ligand 6COX and ligand of natrium diclofenac as compared ligan through molecular docking Autodock Vina.In vivo method used Wistar male rats. 15 Rats, divided by 5 groups. Group I: without experiment. Group II: Natrium diclofenac as compared compound. Group III, IV, V: extract Syzygium polyanthum wight leaves with different doses 33,3; 100 and 300 mg/KgBB. Data analysis used One-Way ANOVA and LSD test.

The result from this research are in silico method showed quercitrin is most stable ligand to 6COX than native ligand and compared ligand with binding score -8,6 kkl/mol. In vivo method showed that extract salam leaves 300 mg/KgBB ohad antiinflamatory strengh is 26,05% whereas antiinflamatory strengh of positive control is 36,82% with the result that it can be conclude that antiinflammatory strengh from activity quercitrin has potential to be antiinflammatory agent in male wistar rats induced carragenan.

(74)

NAZILA AYU M 20120350055 FARMASI UMY P a g e | 2 Radang atau inflamasi adalah respon perlindungan setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan pada jaringan,penghambatan terhadap COX-2 menyebabkan reaksi tersebut tidak terjadi. Pengobatan inflamasi yang umumnya menggunakan obat sintetik memiliki kekurangan yaitu harga yang relatif mahal dan efek samping yang cukup banyak. Dalam perkembangannya di bidang medis daun salam dapat dimanfaatkan sebagai ramuan obat tradisional, Kandungan kimia daun salam diantaranya yaitu flavonoid yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skor penambatan senyawa penanda yang ada dalam daun salam (Syzygium polyanthum wight) yaitu kuersitrin sebagai antiinflamasi melalui uji in silico serta uji in vivo untuk mengetahui kesesuaian antara hasil uji in silico dengan hasil uji in vivo pada tikus terinduksi karagenan.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories secara in silico disertai pengujian secara in vivo. Metode in silico pada penelitian ini menggunakan ligan uji kuersitrin dari daun salam (syzygium polyanthum wight), S58 native ligand 6COX serta ligan pembanding natrium diklofenak menggunakan metode molecular docking Autodock Vina, sedangkan metode in vivo menggunakan tikus jantan galur wistar sebagai hewan uji. Sebanyak 15 ekor tikus, dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok I: tanpa perlakuan. Kelompok II: senyawa pembanding Natrium Diklofenak dosis4,5 mg/Kg BB. Kelompok III, IV, V: ekstrak daun salam dengan dosis 33,3; 100 dan 300 mg/kgBB. Analisis data menggunakan uji One-Way ANOVAdan LSD test.

Hasil penelitian in silico menunjukkan bahwa ligan yang paling stabil terhadap protein 6COX adalah kuersitrin dari Syzygium polyanthum wight dengan nilai energi ikatan yaitu -8.6 kkl/mol. Secara in vivo hasil dari pemberian ekstrak daun salam dosis 300mg/KgBB memiliki persen daya antiinflamasi yaitu sebesar 26,05% sedangkan persen daya antiinflamasi kelompok kontrol positif memiliki persen daya antiinflamasi yaitu sebesar 36,82% sehingga dapat disimpulkan daya antiinflamasi yang dihasilkan dari aktivitas kuersitrin sebagai penanda dalam Syzygium polyanthum wight berpotensi sebagai agen antiinflamasi pada tikus jantan galur wistar.

Gambar

Gambar 1.Gambar 2. Struktur Kuersitrin  Kuersitrin
Tabel 1. Hasil Validasi Ligan Asli terhadap Protein 6COX
Tabel 2. Energi Interaksi Ikatan Ligan dan Protein
Gambar 3. Posisi Kuersitrin ketika terikat dengan protein 6COX
+7

Referensi

Dokumen terkait

Based on the calculation of the t test (Table 4), it indicates that thesignificance values among all variables are &lt;0.05, which mean that SERVPERF dimensions including

 Angka kecukupan protein (AKP) dengan umur, profil orang tua, pengetahuan gizi, dan status gizi..  Angka kecukupan lemak (AKL)dengan umur, profil orang tua, pengetahuan gizi,

Menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “Hubungan antara Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji ( fast food ) dengan Resiko Obesitas pada Siswa Kelas X dan XI di SMA Kristen

o Metropolitan Area Network (MAN) : jaringan kecepatan tinggi untuk node yang terdistribusi dalam jarak jauh (biasanya untuk satu kota atau suatu daerah besar).. o Wide Area

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

a) Permasalahan pada aspek budidaya adalah hama penggerek yang sangat mempengaruhi produktifitas kakao. Hal ini sudah menjadi konsentrasi dinas dalam beberapa

Anda diminta oleh pimpinan untuk membuat surat dalam bahasa Indonesia kepada salah satu relasi perusahaan yaitu PT. Mayora, beralamat di Jl. Raya Serang KM 30 Balaraja -

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: 1) Untuk mengetahui ada