• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP

KINERJA PEGAWAI

(Studi Pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara)

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

DISUSUN OLEH :

FEBRIE SHINTA NIM : 120921016

DEPARTEMEN ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

(2)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI ( STUDI PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI

SUMATERA UTARA) Nama : Febrie Shinta

NIM : 120921016

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp

Salah satu asset penting yang dimiliki oleh organisasi tidak lepas dari kinerja

pegawai. Untuk memperoleh kinerja yang baik, maka perlu memperbaiki motivasi

kerja pegawai. Dalam mengembangkan organisasi, orang sering terfokus pada

bagaimana mengembangkan usaha, sedangkan tentang pengelolaan sumber daya

manusianya masih kurang diperhatikan. Seorang pimpinan yang baik tentunya akan

menciptakan lingkungan yang nyaman dan memotivasi pegawai dengan tujuan agar

semangat untuk bekerja dan memberikan kinerja yang maksimal. Motivasi kerja

merupakan faktor penting untuk memperoleh kinerja yang baik.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi

dan kinerja para pegawai di kantor kecamatan Siantar Utara kota Pematangsiantar.

Secara khusus untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di

kantor Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan

menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data yang diperoleh dari

(3)

responden yang menjadi sampel. Kemudian diolah dengan menggunakan

penghitungan excel dan statistic SPSS 20, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara motivasi dan kinerja. Kemudian dilanjutkan dengan koefisien determinan,

untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan motivasi terhadap kinerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi memiliki hubungan dengan kinerja

dengan taraf yang sedang. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan rxy sebesar 0,541. Ini

menunjukkan adanya hubungan yang positif antara motivasi dan kinerja. Selanjutnya

koefisien determinan diperoleh sebesar 29.3%, sisanya sebesar 70,7% dipengaruhi

oleh faktor lain diluar dari kajian penelitian ini.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan kemuliaan kepada Allah SWT, Engkaulah sumber segala

hikmat dan pengetahuan yang memberikan kasih yang kekal dan kekuatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul, “Pengaruh Motivasi Terhadap

Kinerja Pegawai (Studi Pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Provinsi Sumatera Utara)”.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih setulusnya kepada berbagai

pihak yang sudah membantu penulis selama menempuh studi dan selama penulisan

skripsi ini, baik materil maupun moral.

1. Bapak Prof. Dr Badaruddin, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku ketua jurusan Ilmu

Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp, selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia memberi bimbingan, arahan dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi

Negara.

5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen pengajar di FISIP USU yang selama ini telah

memberikan banyak hal, ilmu pengetahuan, pengalaman hidupyang luar biasa

kepada penulis selama menjadi mahasiswa FISIP USU.

6. Kepada seluruh pegawai Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi

Sumatera Utara yang telah memabantu penulis selama melakukan penelitian

(5)

7. Ibu Mega dan Ibu Dian yang selalu membantu penulis dalam penyelesaian

administrasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

8. Kepada kedua orang tua penulis mama, papa, adik-adik (ahmad, adam dan Danish)

dan tante yeni yang selalu memberikan doa, semangat dan selalu mendukung

penulis dalam pendidikan ini sehingga penulis mampu menyelesaikan pendidikan

ini dengan baik.

9. Sahabat- sahabat penulis Nega, Sari, Nopi, Rima, Ratih, Kak Helen, Kak Fatimah

yang selalu memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi terima kasih buat bantuannya.

10. Kepada semua teman-teman AN ekstensi 2012 terima kasih semua atas

kebersamaan kita selama 2 tahun ini.

Sebagaimana manusia biasa, yang tidak luput dari kekurangan maupun

kesalahan, demikian pula tulisan skripsi ini. Penulis mengharapkan masukan berupa

saran maupun kritik yang membangun untuk kemajuan penulis di masa yang akan

datang.

Medan, Agustus 2014

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……… xi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Perumusan Masalah………. 5

1.3 Tujuan Penelitian……….. 6

1.4 Manfaat Penelitian ……….. 6

1.5 Kerangka Teori……… 7

1.5.1 Motivasi ……….. 7

1.5.1.1 Pengertian Motivasi ……… 7

1.5.1.2 Manfaat Motivasi ………. 9

1.5.1.3 Tipe-tipe Motivasi ……… 10

1.5.1.4 Kendala-kendala dan Faktor Pendukung Motivasi …………. 11

1.5.1.5 Teori Motivasi Menurut Para Ahli ……….. 13

1.5.2 Kinerja ……… 17

1.5.2.1 Pengertian Kinerja………. 17

1.5.2.2 Pengukuran Kinerja……… 18

1.5.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja……….. 19

(7)

1.5.3 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai………. 21

1.6 Hipotesis………. 21

1.7 Defenisi Konsep……… 22

1.8 Defenisi Operasional………. 23

BAB II METODE PENELITIAN………. 26

2.1 Bentuk Penelitian……… 26

2.2 Lokasi Penelitian……… 26

2.3 Populasi dan Sampel……… 26

2.4 Teknik Pengumpulan Data……….. 27

2.5 Teknik Pengumpulan Skor………. 28

2.6 Teknik Analisa Data……… 29

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN……….. 33

3.1 Latar Belakang dan Sejarah Terbentuknya BPADSU……….. 33

3.2 Struktur Organisasi BPADSU……….. 35

3.3 Visi dan Misi………. 37

3.3.1 Visi……….. 37

3.3.2 Misi………. 37

3.4 Pencapaian Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksanaan Kegiatan………. 37

3.5 Sumber Daya Manusia……….. 39

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA……….. 41

4.1 Penyajian Data……… 41

1. Identitas Responden………. 41

1.1 Jenis Kelamin………. 41

1.2 Usia………. 42

(8)

1.4 Pendidikan………... 43

2. Distribusi Jawaban Responden……….. 44

2.1 Variabel X (Motivasi)……….. 44

2.2 Variabel Y (Kinerja)……… 53

4.2 Analisis Data……….. 58

1. Deskripsi Variabel Motivasi (Independen)………. 60

2. Deskripsi Variabel Kinerja (Dependen) ………. 62

3. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai ……… 62

BAB V PENUTUP………. 64

5.1 Kesimpulan……….. 64

5.2 Saran………. 65

DAFTAR PUSTAKA……….. 66

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………….. 41

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Usia………. 42

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Lama Bekeraja……….. 42

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pendidikan……….. 43

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Menjalankan Pekerjaan

dengan Senang……….. 44

Tabel 4.6 Distribusi jawaban responden Tentang Keinginan untuk Bekerja

lebih giat……… 45

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Melaksanakan

Tugas……….. 45

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kebosanan Terhadap

Pekerjaan... 46

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pernah Menunda

Pekerjaan... 46

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Suasana Kantor

Menyenangkan……….. 47

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mendapat Perhatian

dari Pimpinan... 48

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Fasilitas yang Diberikan

Mempengaruhi Motivasi……… 49

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kenaikan Pangkat Memberi

(10)

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban responden Tentang Kenaikan Pangkat Sesuai dengan

Kurun Waktu yang Ditetapkan……….. 50

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan dengan

Gaji/Tunjangan/Fasilitas yang Diterima Tiap Bulan………. 50

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penghargaan yang

Diterima... 51

Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan Pernah Memberi Sanksi

Atas Kesalahan Pegawai……… 52

Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Sanksi yang Diberikan Pimpinan

Berpengaruh pada Aktifitas Pegawai……….. 52

Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Menyelesaikan Pekerjaan Tepat

Waktu... 53

Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mampu Mencapai Sasaran kerja

yang Ditetapkan……… 54

Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pernah Melakukan Kesalahan

dalam Bekerja... 54

Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penguasaan Tugas yang

Diemban... 55

Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Membuat Perencanaan yang

Matang dalam Bekerja... 55

Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Tentang Keterampilan Atau Kecakapan

Pegawai Faktor Penting Meningkatkan Kinerja... 56

Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan Pernah Menegur Hasil

(11)

Tabel 4.26 Distibusi Jawaban Responden Tentang Pernah Datang Terlambat

Kerja Tanpa Alasan yang Jelas……… 57

Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pernah Cepat Pulang Kerja Tanpa Alasan yang Jelas……… 58

Tabel 4.28 Hasil Koefisien Determinasi……… …….. 59

Tabel 4.29 Hasil Uji t………. 60

Tabel 2.1 Pedoman Interprstasi Koefisien Korelasi……….. 31

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gedung Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Gedung Perpustakaan – Jalan Brigjend. Katamso Nomor 45 K Medan)

Gambar 3.2 Gedung Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Gedung Arsip – Jalan William Iskandar Medan Estate).

(13)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI ( STUDI PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI

SUMATERA UTARA) Nama : Febrie Shinta

NIM : 120921016

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp

Salah satu asset penting yang dimiliki oleh organisasi tidak lepas dari kinerja

pegawai. Untuk memperoleh kinerja yang baik, maka perlu memperbaiki motivasi

kerja pegawai. Dalam mengembangkan organisasi, orang sering terfokus pada

bagaimana mengembangkan usaha, sedangkan tentang pengelolaan sumber daya

manusianya masih kurang diperhatikan. Seorang pimpinan yang baik tentunya akan

menciptakan lingkungan yang nyaman dan memotivasi pegawai dengan tujuan agar

semangat untuk bekerja dan memberikan kinerja yang maksimal. Motivasi kerja

merupakan faktor penting untuk memperoleh kinerja yang baik.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi

dan kinerja para pegawai di kantor kecamatan Siantar Utara kota Pematangsiantar.

Secara khusus untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di

kantor Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan

menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data yang diperoleh dari

(14)

responden yang menjadi sampel. Kemudian diolah dengan menggunakan

penghitungan excel dan statistic SPSS 20, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara motivasi dan kinerja. Kemudian dilanjutkan dengan koefisien determinan,

untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan motivasi terhadap kinerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi memiliki hubungan dengan kinerja

dengan taraf yang sedang. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan rxy sebesar 0,541. Ini

menunjukkan adanya hubungan yang positif antara motivasi dan kinerja. Selanjutnya

koefisien determinan diperoleh sebesar 29.3%, sisanya sebesar 70,7% dipengaruhi

oleh faktor lain diluar dari kajian penelitian ini.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari

sekian banyak sumber potensi yang mendukung keberhasilan organisasi,

sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci utamanya. SDM dimaksud adalah

mereka yang memiliki komitmen yang konsisten dalam memotivasi diri pada

level tertentu untuk berprestasi seduai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Motivasi pada prinsipnya merupakan kemudi yang kuat dalam membawa

seseorang melaksanakan kebijakan manajemen yang biasanya terjelma dalam

bentuk perilaku antusias, beorientasi pada tujuan, dan memiliki target kerja

yang jelas baik secara individual maupun kelompok. Motivasi dalam dunia

kerja biasanya diberikan oleh pemimpin tempat kerja itu kepada para

bawahannya. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan

terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan

(Hasibuan, 1996:20).

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja

bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua

kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Pada

dasarnya prusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu,cakap

dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan

(16)

kecakapan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau

bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan

keterampilan yang dimilikinya. Motivasi penting karena dengan motivasi ini

diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk

mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

Memotivasi ini sangat sulit, karena pemimpin sulit untuk mengetahui

kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) yang diperlukan bawahan dari hasil

pekerjaannya itu. Orang- orang mau bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan (fisik dan mental), baik itu kebutuhan yang disadari maupun

kebutuhan yang tidak disadari. Kebutuhan (needs) setiap orang adalah “sama”

misalnya setiap orang butuh makan dan minum, tetapi keinginan (wants) dari

setiap orang berbeda “tidak sama” karena dipengaruhi oleh selera, kebiasaan

dan lingkungannya. Pemimpin dalam memotivasi ini harus menyadari, bahwa

orang akan mau bekerja keras dengan harapan, ia akan dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan- keinginan dari hasil pekerjaannya.

Dalam membangun SDM yang berkualitas dalam suatu instansi atau

kantor tidaklah mudah. Diperlukan pemimpin dalam instansi tersebut yang

dapat memberikan motivasi kepada pegawainya. Badan perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu

instansi pemerintahan yang bertugas memberikan pelayanan sebagai sarana

informasi juga pendidikan kepada masyarakat, dituntut memiliki pegawai yang

dapat bekerja memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik, dan

disinilah peran pemimpin untuk dapat memotivasi pegawainya. Pemimpin

yang rendah dalam memotivasi pegawainya akan menjadi masalah internal

(17)

kinerja mereka. Indikasinya antara lain loyalitas, tanggung jawab, disiplin serta

komitmen pegawai terhadapa pekerjaan telihat masih rendah, sehingga tidak

jarang ditemukan pegawai yang datang terlambat, pulang lebih awal, tidak

terampil dan cekatan dan sebagainya. Oleh karena itu, prinsip dan budaya

kerja seperti itu sudah seharusnya diubah agar dapat memperbaiki kualitas

pelayanan yang lebih baik.

Kinerja merupakan tingkat keberhasilan individu dalam melakukan

pekerjaan tertentu, dalam hal ini disebut sebagai prestasi kerja. Kinerja sebagai

tingkat pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan. Istilah kinerja

dalam kamus Illustrated Oxford Dictionary (dalam Nasution, 2010:144)

adalah menunjukkan the execution of fulfilment of a duty (pelaksanaan atau

pencapaian dari suatu tugas) atau persons achievement under test conditions

(pencapaian hasil dari seseorang ketika diuji). Suatu organisasi/perusahaan

mempunyai tujuan dan harapan yang tinggi untuk mengembangkan dunia

usahanya agar lebih kompetitif dan siap bersaing. Hal itu harus melalui sarana

dalam bentuk sekelompok orang yang berperan aktif dan produktif sebagai

peranan penting dalam mencapai tujuan dan harapan perusahaan/organisasi.

Upaya tersebut akan menghasilkan karena adanya peranan aktif dan produktif

masing-masing individu maupun kelompok dalam perusahaan , dengan kata

lain adanya peningkatan kinerja sumber daya manusia yang sesuai dengan

kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan. Kinerja pegawai menunjuk pada

kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung

jawabnya. Jika kinerja pegawai baik dan meningkat maka kinerja dari

organisasi suatu perusahaan akan meningkat juga. Setiap kinerja dalam

(18)

maupun eksternal. Kinerja pegawai harus diperhatikan setiap perusahaan

karena upaya inilah penentu keberhasilan organisasi suatu perusahaan untuk

mencapai level atas sesuai tujuan yang ditentukan.

Bekerja pada sebuah instansi pemerintahan pasti diperlukan kerja keras

yang tinggi, kediplinan dan totalitas bekerja agar mencapai tujuan instansi

tersebut. Disinilah peran seorang pemimpin sangat diperlukan. Untuk sebuah

instansi pemerintahan yang penting sebagi salah satu sarana informasi

pendidikan masyarakat, maka pegawai Badan Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Pemerintah Sumatera Utara memerlukan motivasi yang positif

agar senantiasa bekerja dengan baik. Motivasi dari pemimpin kepada

pegawainya dapat membuat pegawainya bekerja lebih baik. Semangat,

partisipasi, kepercayaan diri dalam bekerja itu bergantung pada motivasi yang

diberikan oleh pemimpinnya. Pemimpin yang memberikan motivasi kuat

kepada pegawainya dinilai akan sangat berpengaruh terhadap kinerjanya. Akan

tetapi pemimpin yang seakan mengabaikan, tidak memperhatikan dan

memperdulikan pegawainya akan sulit memberikan motivasi yang dapat

diterima oleh pegawainya, sehingga para pegawai tidak begitu bersemangat

dalam bekerja dan hal akan sangat merugikan bagi proses kerja di kantor

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara.

Sondang P. Siagian (2002:75) berpendapat bahwa pemimpinlah yang

bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan suatu pekerjaan. Oleh

karena itu, pemimpin memiliki tanggung jawab untuk memotivasi bawahannya

sehingga dapat bekerja dengan giat. Karena pegawai adalah individu yang

(19)

keterbatasan mereka sangat diperlukan. Dengan itulah diharapkan pegawai

dapat lebih giat bekerja karena adanya perhatian dari pemimpinnya. Untuk

meningkatkan kinerja pegawai, seorang pimpinan memiliki peranan dalam

memotivasi kerja pegawai. Sehingga semangat kerja mereka dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk

mengkaji lebih dalam mengenai pengaruh motivasi terhadap kinerja dengan

melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dideskripsikan di atas, maka

yang menjadi perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah : “ Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai pada

Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara?”

1.3. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan mempunyai sasaran yang hendak

dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui motivasi pegawai di kantor Badan Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui kinerja pegawai di kantor Badan Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di kantor

(20)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna dalam hal :

1. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan atau bahan referensi bagi pemerintah maupun masyarakat umum,

khususnya bagi pegawai pada Kantor Badan Perpustakaan Arsip Dan

Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.

2. Secara teoritis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan

pemahaman yang lebih baik terhadap teori motivasi dan kinerja.

1.5 Kerangka Teori

Dalam penelitian ini diperlukan adanya teori-teori yang akan menjadi

landasan teoritis dan pedoman dalam melaksanakan penelitian. Setelah masalah

penelitian dirumuskan maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan teori-teori,

konsep-konsep, generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan

teoritis untuk melaksanakan penelitian (Sugiyono, 2006:55).

1.5.1 Motivasi

1.5.1.1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang

terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berbuat. Menurut isbandi Rukminto Adi (dalam Uno, 2008:3) mengatakan bahwa

(21)

tingkah lakunya berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya

suatu tingkah laku tertentu. Menurut Hasibuan (1996: 95), motivasi adalah pemberian

daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau

bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dalam segala daya upayanya untuk

mencapai kepuasan.

Dalam Winardi (2001:4), ada defenisi yang mengatakan bahwa motivasi

berhubungan dengan:

1. Pengarahan perilaku,

2. Kekuatan reaksi (upaya kerja), setelah seorang karyawan telah memutuskan arah

tindakan-tindakan tertentu,

3. Persistensi perilaku, berapa lama orang yang bersangkutan melanjutkan

pelaksanaan perilaku dengan cara tertentu.

Stanley Vance (dalam Danim, 2004:15), mengatakan bahwa pada hakikatnya

motivasi adalah perasaan atau keinginan seseorang yang berada dan bekerja pada

kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan dilihat

dari perspektif pribadi dan terutama organisasi. Menurut Siagian (2002:102) motivasi

adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela

untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keterampilan dan keahlian, tenaga dan

waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung

jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan

berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam Gibson (1997:87) memuat beberapa pendapat tentang motivasi yaitu:

a. Menurut John P. Cambell menyatakan satu defenisi mengemukakan bahwa motivasi

(22)

memilih mengikuti tindakan tertentu, atau berapa lama orang itu terus menerus

berperilaku menurut cara tertentu.

b. Menurut J.W. Atkinson menyarankan bahwa analisis tentang motivasi harus

memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang mendorong dan mengarahkan kegiatan

seseorang.

c. Menurut M.R. Jones menyatakan bahwa motivasi adalah berhubungan kuat dengan

bagaimana perilaku itu dimulai, dikuatkan, disokong, diarahkan,

dihentikan dan reaksi subyektif seperti apakah yang timbul dalam organisasi ketika

semua itu berlangsung.

Dari pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat dinyatakan bahwa motivasi

merupakan suatu faktor pendorong atau penggerak seseorang untuk mau bertindak dan

bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan kewajibannya untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan.

1.5.1.2 Manfaat Motivasi

Motivasi menjelaskan mengapa ada orang berperilaku tertentu untuk mencapai

serangkaian tujuan. Teori motivasi berupaya merumuskan apa yang membuat orang

menyajikan kinerja yang baik.

Menurut Hasibuan (1996:97) menyatakan manfaat motivasi bagi sesorang pegawai

selain memberikan keuntungan kepada pegawai itu sendiri juga menguntungkan

organisasi seperti:

1. Mendorong gairah dan semangat kerja pegawai;

2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai;

(23)

4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai:

5. Meningkatkan kedisplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai;

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik;

7. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai;

8. Mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugasnya;

9. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

1.5.1.3 Tipe-tipe Motivasi

Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan ragamnya.

Menurut Danim (2004:17) secara umum motivasi dapat diklasifikasikan kedalam

empat jenis, yaitu:

1. Motivasi Positif

Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari

keuntungan-keuntungan tertentu. Manusia bekerja dalam organisasi jika dia merasakan bahwa

setiap upaya yang dilakukannya akan memberikan keuntungan tertentu. Dengan

demikian, motivasi positif merupakan pemberian motivasi yang diarahkan pada usaha

untuk mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara baik dan antusias dengan cara

memberikan keuntungan tertentu padanya.

2. Motivasi Negatif

Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa takut

misalnya, jika seorang pegawai tidak bekerja maka akan muncul rasa takut

(24)

berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuan. Personalia

organisasi menjadi tidak kreatif, serba takut, dan serba terbatas geraknya.

3. Motivasi dari Dalam

Motivasi dari dalam timbul timbul pada diri pegawai saat dia melaksanakan

tugas-tugasnya dan bersumber dari dalam diri pegawai itu sendiri. Dengan demikian

berarti juga bahwa kesenangan pegawai muncul pada saat dia bekerja dan dia sendiri

yang menyenangi pekerjaan itu.

4. Motivasi dari Luar

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya

pengaruh yang ada diluar pekerjaan dan dari luar diri pegawai itu sendiri. Motivasi

dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan, kesehatan, cuti, program rekreasi

perusahaan, dan lain-lain. Pada konteks ini, manusia organisasional ditempatkan pada

subjek yang dapat oleh faktor luar. Manusia bekerja karena semata-mata didorong

oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai dan dapat pula bersumber dari faktor-faktor

diluar subjek.

1.5.1.4 Kendala-kendala dan Faktor pendukung Motivasi

A. Kendala-kendala motivasi (Hasibuan, 1996:102) yaitu:

1. Untuk menentukan alat motivasi yang paling tepat sulit, karena keinginan setiap

individu tidak sama.

2. Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan insentif.

3. Manajer sulit mengetahui motivasi kerja individu pegawai.

(25)

B. Faktor pendukung pemberian motivasi

Walaupun setiap individu pegawai mempunyai keinginan yang berbeda-beda,

tetapi ada kesamaan dalam kebutuhan (needs)-nya,yaitu setiap manusia ingin hidup

dan untuk hidup perlu makan dan manusia normal mempunyai harga diri. Jadi setiap

pegawai mengharapkan kompensasi dari setiap prestasi yang diberikannya serta ingin

memperoleh pujian, perilaku yang baik dari atasannya.

Secara garis besar ada enam indikator yang mempengaruhi motivasi (Ishak, 2003:15),

yaitu:

a. Faktor kebutuhan manusia; mencakup kebutuhan dasar (ekonomis), kebutuhan rasa

aman (psikologis) dan kebutuhan social.

b. Faktor kompensasi; mencakup upah, gaji, balas jasa.

c. Faktor komunikasi; mencakup hubungan antar manusia, baik hubungan

atasan-bawahan, hubungan sesama bawahan dan hubungan sesama atasan.

d. Faktor pelatihan; mencakup pelatihan dan pengembangan serta kebijakan

manajemen dalam mengembangkan pegawai.

e. Faktor kepemimpianan, mencakup gaya kepemimpinan.

f. Faktor prestasi kerja; mencakup prestasi dan kondisi serta lingkungan kerja yang

mendorong prestasi kerja tersebut.

Adapun bentuk motivasi yang dapat diberikan kepada instansi pemerintah

menurut Yusdiana dalam Arep (2003:46) antara lain:

1. Peluang pegawai untuk menyalurkan kemampuan dan keahliannya.

(26)

3. Peluang dalam karir.

4. Sistem administrasi dan berbagai kebijakan.

5. Kondisi lingkungan kerja yang baik secara fisik maupun non fisik.

6. Pengelolaan kompensasi

1.5.1.5 Teori-teori Motivasi Menurut Para Ahli

Secara umum teori motivasi dibagi dalam dua kategori, yaitu Teori Kepuasan

yang memusatkan perhatian pada kebutuhan dan sasaran tujuan, dan Teori Proses

yang banyak berkaitan dengan bagaimana orang berperilaku dan mengapa mereka

berperilaku dengan cara tertentu (Uno, 2008:39).

A. Teori Kepuasan

a. Hierarki Kebutuhan Maslow

Hierarki ini didasarkan pada anggapan bahwa pada saat seseorang telah

memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ketingkat yang

lebih tinggi. Maslow mengemukakan lima tingkat kebutuhan, yaitu:

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, seperti makanan,

perumahan, pakaian, udara untuk bernafas dan sebagainya.

2. Kebutuhan akan Rasa Aman

Ketika kebutuhan fisiologis seseorang terpenuhi, perhatian dapat diarahkan

kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu termasuk merasa aman dari

setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.

(27)

Cinta kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin

disadari melalui hubungan-hubungan antar pribadi yang mendalam, tetapi juga yang

dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial. Dalam

kaitannya dengan pekerjaan, sementara orang mungkin bekerja karena kebutuhan

mendapatkan uang, tetapi mereka juga menilai pekerjaan dengan dasar hubungan

sosial yang ditimbulkannya.

4. Kebutuhan akan Penghargaan

Percaya diri dan harga diri maupun pengakuan orang lain. Dalam kaitannya

dengan pekerjaan, hal ini berarti memiliki pekerjaan yang dapat diakui bermanfaat

menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta pengakuan umum dan kehormatan

didunia luar.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan ini ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan berkaitan

dengan kegiatan pemenuhan diri. Ketika kebutuhan lain sudah terpenuhi, seseorang

ingin mencapai secara penuh potensinya.

b. Teori ERG Aldefer

Aldefer merumuskan kembali hierarki Maslow dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Kebutuhan akan keberadaan (existence) adalah semua kebutuhan yang berkaitan

dengan keberadaan manusia yang dipertahankan dan berhubungan dengan kebutuhan

fisiologis dan rasa aman pada hierarki Maslow.

2. Kebutuhan keterkaitan (relatednes) adalah yang berkaitan dengan hubungan

kemitraan.

3. Kebutuhan Pertumbuhan (growth) adalah kebutuhan yang berhubungan dengan

perkembangan potensi perorangan dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri

(28)

c. Teori Motivasi Kesehatan (dua faktor) Herzberg

Teori dua faktor dikemukakan oleh federick Herzberg, Bernard mausner, dan

Barbara synderman. Herzberg berpendapat bahwa ada faktor intrinsik dan ekstrinsik

yang mempengaruhi seseorang dalam bekerja. Termasuk faktor intrinsik adalah

prestasi yang dicapai, pengakuan, dunia kerja, tanggung jawab dan kemajuan.

Termasuk dalam ekstrinsik adalah hubungan interpersonal antara atasan dan bawahan,

teknik supervisi, kebijakan administratif, kondisi kerja dan kehidupan pribadi.

Baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik berpengaruh besar terhadap motivasi

seseorang. Meskipun demikian bukanlah sesuatu yang mutlak dapat dikualifikasikan,

karena motivasi berhubungan dengan berbagai komponen yang kompleks.

d. Teori Motivasi Berprestasi Mc Clelland

Davis C. Mc Clelland bersama kolega atau asosiasinya dari Harvard

Univercity di Amerika Serikat melakukan penelitian mengenai dorongan berprestasi

karyawan selama lebih dari 20 tahun. Menurut Mc Clelland ada tiga kebutuhan pokok

manusia yaitu:

1. Kebutuhan berprestasi

2. Kebutuhan berafiliasi

3. Kebutuhan akan kekuasaan

Kebutuhan berprestasi merupakan motif yang secara kontras dapat dibedakan dengan

kebutuhan lainnya. Kebutuhan berafiliasi hampir sama akan kebutuhan diikutsertakan,

cinta, aktifitas yang dikemukakan Maslow. Kebutuhan akan kekuasaan merupakan

dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk duduk pada posisi saling dominan

(29)

B. Teori Proses

a. Teori Pengharapan (Expectancy Theory)

Teori pengharapan dikembangkan oleh Victor H. vroom dalam Uno (2008)

mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu produk dari bagaimana seseorang

melakukan sesuatu, penaksiran seseorang memungkinkan aksi tertentu yang akan

menuntunnya.

Produk dari valensi dan harapan adalah motivasi yang meningkatkan dorongan

dalam diri pegawai untuk melakukan aksi dalam mencapai tujuannya. Aksinya dapat

dilakukan pegawai dengan cara berusaha lebih besar atau mengikuti kursus pelatihan.

Hasil yang akan dicapai secara primer adalah promosi jabatan dan gaji lebih tinggi.

Hasil sekundernya, antara lain status menjadi lebih tinggi, pengenalan kembali.

Dengan demikian, semakin besar dorongan pegawai dalam mencapai kinerja.

b. Teori Keadilan (Equity Theory)

Asumsi dasar teori keadilan menyatakan bahwa faktor utama dalam motivasi

adalah evaluasi individu atas keadilan dari penghargaan yang diterima. Artinya

bawahan akan membanding-bandingkan usaha dan imbalan mereka dengan yang

diterima orang lain dalam iklim kerja yang sama. Kunci utamanya adalah kepuasan

memperoleh perlakuan yang sama.

c. Teori Penetapan Tujuan

Teori ini dikembangkan oleh Edwin Locke, menyatakan bahwa penetapan

suatu tujuan tidak hanya berpengaruh pada pekerjaan saja, tetapi juga merangsang

(30)

demikian penetapan tujuan merupakan strategi pemotivasian yang krusial dalam upaya memotivasi pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.

1. 5.2 Kinerja

1.5.2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari kata performance. Sementara performance itu sendiri

diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja merupakan implementasi dari

perancanaan yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber

daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan

(Wibowo, 2007:4). Menurut Widodo (2005:78) kinerja adalah melakukan suatu

kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil

seperti yang diharapkan, atau suatu hasil karya yang dapat dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal

tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.

Selanjutanya Suntoro (dalam Tika, 2006:121) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka

mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Dalam Mahsun (2006:25)

kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi

organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

Menurut Mangkunegara (2000:67) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya

Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja yaitu sebagai hasil kerja

(31)

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya. Kinerja

merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang

dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat

dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil

yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu

tertentu. Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai

tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Kinerja suatu

jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi pegawai

atau kegiatan yang dilakukan.

1.5.2.2 Pengukuran Kinerja

Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Supervisi (2003:355) mengatakan

“hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut”:

a. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

b. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya).

c. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.

Adapun aspek-aspek standar kinerja menurut Mangkunegara (2009:18) terdiri

dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi:

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan.

2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan.

3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan.

(32)

Sedangkan aspek kualitatif meliputi:

1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan.

2. Tingkat kemampuan dalam bekerja.

3. Kemampuan menganalisis data/informasi dan kemampuan menggunakan mesin/

peralatan.

4. Kemampuan mengevaluasi.

1.5.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2009:16-17), faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja

atau kinerja individu dalam organisasi adalah sebagai berikut:

1. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki

integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan

adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut

memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal

utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi

dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari

dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam

mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain

(33)

efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier

dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

1.5.2.4 Peningkatan Kinerja

Dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, menurut Mangkunegara

(2009:22), terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja.

2. Mengenal kekurangan dan tingkat keseriusan.

3. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan, baik

yang berhubungan dengan sistem maupun yang berhubungan dengan pegawai itu

sendiri.

4. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab kekurangan

tersebut.

5. Melakukan rencana tindakan tersebut.

6. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum.

7. Mulai dari awal, apabila perlu.

Bila langkah-langkah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka kinerja pegawai

dapat ditingkatkan.

1.5.3Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Kinerja

Kinerja individu adalah hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun

(34)

tercapai bila didukung oleh beberapa faktor seperti kemampuan, motivasi, atribut

individu, dan lingkungan organisasi (Mangkunegara, 2009:13).

Salah satu usaha yang dapat dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja

pegawai adalah dengan pemberian motivasi kepada pegawai. Motivasi adalah

penggerak dan kinerja tinggi hanya bisa dicapai dalam tindakan. Sementara kualitas

dan kuantitas berbanding lurus dengan tindakan. Dengan adanya motivasi, seorang

pegawai akan merasa punya dorongan khusus untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

sehingga kinerja pun meningkat. Namun, ketika seseorang menganggap bahwa

melaksanakan pekerjaan hanya rutinitas maka mereka cenderung statis dalam bekerja.

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana

kebenarannya perlu untuk diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,

belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data

(Sugiyono, 2006:70). Adapun hipotesis yang dikemukakan penulis sebagai berikut:

a. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di kantor Badan Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.

b. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di kantor Badan Perpustakaan,

(35)

1.7 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (1997:33) konsep adalah istilah dan definisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau

individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya

interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Untuk mendapatkan batasan yang jelas

dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan

definisi dari konsep yang dipergunakan, yaitu:

1. Motivasi adalah suatu faktor pendorong atau penggerak seseorang untuk mau

bertindak dan bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan kewajibannya untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil yang diharapkan

dalam rangka mencapai tujuan organiasi dalam periode tertentu.

1.8 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur-unsur yang memberitahukan bagaimana

mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui

indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel tersebut

(Singarimbun, 1997:46)

Berikut ini akan diuraikan variabel yang diteliti beserta indikator-indikator yang

(36)

1. Motivasi sebagai variabel X, indikatornya sebagai berikut:

a. Kesenangan yang muncul pada diri pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya

yaitu:

1. Rasa senang dalam melaksanakan pekerjaan

2. Kepuasan telah melaksanakan pekerjaan dengan baik

3.Semangat kerja tinggi untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan.

b. Kekuatan atas keinginan atas beberapa aspek kebutuhan baik material maupun

non material yaitu:

1. Perasaan aman dalam mengembangkan kreatifitas bekerja

2. Kesempatan membuktikan kemampuan

c. Harapan diamana pegawai berfikir secara subjektif terhadap suatu imbalan jika

melakukan pekerjaan dengan baik seperti:

1. Promosi jabatan.

2. Jaminan kerja yang lebih baik.

3. Kompensasi.

4. Penghargaan

d. Peraturan atau ketentuan bagi pegawai dalam menjalankan tugasnya yaitu:

1. Taat kepada peraturan yang berlaku

(37)

2. Kinerja sebagai variabel Y, indikatornya sebagai berikut:

a. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan.

2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan.

3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjan.

4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja

b. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya).

1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan

2. Tingkat kemampuan dalam bekerja

3. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan menggunakan

mesin/ peralatan, dan

4. Kemampuan mengevaluasi.

(38)

BAB II

METODELOGI PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif,

dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen (X) dengan

variabel dependen (Y) yang menggunakan rumus statistik (Arikunto, 1996: 5).

Dengan motode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan

data dan fakta yang diperoleh .

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Badan Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara di Jalan Sultan Ma’mun Arrasyid (Jl. Brigjend

Katamso) No. 45 Medan 20159.

2.3 Populasi dan Sampel

Sebelum melakukan penelitian, penulis harus menentukan terlebih dahulu

populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2006:

90). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Negeri Sipil yang ada di

kantor Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

sebanyak 123 orang.

Menurut Hidayat (2000: 2), sampel adalah kelompok kecil yang kita amati dan

(39)

sampel. Mengutip dari pendapat Arikunto (1996: 104) yang menyatakan bahwa

apabila populasi kurang dari 100 orang maka sampel diambil dari keseluruhan,

sedangkan populasi di atas 100 orang maka sampel diambil 10% - 15% atau 20% -

25% dari populasi. Karena populasi dalam penelitian ini sebanyak 123 orang maka

jumlah sampel adalah 15% dari 123 yaitu sebanyak 20 orang .

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan, atau

fakta-fakta yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut;

1. Pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian

secara langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti. Hal ini

dilakukan dengan penyebaran kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan alternatif

jawaban yang telah disediakan.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data dan informasi yang

diperlukan atau diperoleh melalui catatan-catatan tertulis lainnya yang tentunya

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan melalui studi kepustakaan

(library research) yaitu mengumpulkan buku-buku, karya ilmiah, makalah yang

memiliki relevansi dengan masalah yang sedang diteliti. Studi dokumentasi adalah

dilakukan dengan menelaah catatan tertulis, dokumen, dan arsip yang menyangkut

(40)

2.5 Teknik Pengukuran Skor

Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan yang akan

diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Teknik

pengukuran skor yang dilakukan dalam penelitian ini memakai Skala Likert untuk

menilai jawaban Kuesioner (Sugiyono, 2006:107). Penentuan ini dihitung berdasarkan

alternatif jawaban (a,b,c,d dan e), akan diberi skor sebagai berikut:

1. Untuk pilihan jawaban ”a” diberi nilai/skor 5

2. Untuk pilihan jawaban ”b” diberi nilai/skor 4

3. Untuk pilihan jawaban ”c” diberi nilai/skor 3

4. Untuk pilihan jawaban ”d” diberi nilai/skor 2

5. Untuk pilihan jawaban ”e” diberi nilai/skor 1

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing

variabel tergolong tinggi, sedang atau rendah maka ditentukan skala intervalnya

dengan cara sebagai berikut:

Banyaknya Bilangan Skor tertinggi – Skor terendah

Maka diperoleh : 5 – 1

5

= 0,8

Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden

masing-masing variabel yaitu:

(41)

2. Skor untuk kategori tinggi = 3,3 - 4,1

3. Skor untuk kategori sedang = 2,4 - 3,2

4. Skor untuk kategori rendah = 1,5 - 2,3

5. Skor untuk kategori sangat rendah = 0,8 - 1,4

Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah, sangat rendah maka jumlah jawaban responden akan ditentukan

rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut akan

dapat diketahui jawaban responden termasuk kategori yang mana.

2.6. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang

digunakan untuk menguji pengaruh variabel terikat. Adapun metode statistik yang

digunakan adalah:

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan tinggi rendahnya hubungan

antara variabel bebas (motivasi) dengan variabel terikat (kinerja). Adapun rumus

Koefisien Korelasi Product Moment sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y, yaitu bilangan yang menunjukkan besar

(42)

X = variabel bebas

Y = variabel terikat

N = jumlah bilangan (populasi/sampel)

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat memberikan tiga

kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu;

- Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan

nilai variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain.

- Nilai r yang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negatif, artinya

menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang

lain

- Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai

hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.

Untuk mengitung adanya hubungan atau tinggi rendahnya tingkat hubungan kedua

variabel berdasarkan nilai rxy (Koefisien Korelasi) digunakan penafsiran atau

interpretasi dilihat dari angka-angka, dan Sugiyono (2006: 149) menyatakan sebagai

berikut;

Tabel 2.1 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

(43)

Dengan nilai rxy yang kita peroleh, dapat kita lihat secara langsung melalui tabel

korelasi yang menguji apakah nilai rxy yang kita peroleh tersebut berarti atau tidak.

Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas rxy yang signifikan. Ketentuannya

apabila nilai rhitung lebih besar dari rtabel (thitung > rtabel) maka Ha diterima, dan

apabila rhitung lebih kecil dari rtabel ( t hitung < t-tabel) maka Ha ditolak.

2. Uji Signifikan

Uji signifikan adalah uji yang dilakukan untuk menentukan arah hipotesa

diterima atau ditolak. uji signifikan ini dilakukan terhadap hipotesa nilai Ho, yang

berbunyi “tidak ada korelasi antara variabel x dengan variabel y”. Ho ditolak apabila

nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (t hitung > t tabel) dan dapat diterima apabila

nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (t hitung< t tabel), dengan rumusan sebagai

berikut:

t hitung =r

3. Koefisien Determinan

Teknik ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai

koefisien korelasi dan dikaitkan dengan 100%. Dengan rumus sebagai berikut:

D= r2 x 100%

dimana:

D = koefisien determinan

(44)

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1LATAR BELAKANG DAN SEJARAH TERBENTUKNYA BPAD-SU

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara (

BPAD-SU ) berada di Jalan Brigjend Katamso Nomor 45 K Medan atau tepatnya di

depan Istana Maimon, salah satu bangunan bersejarah di Kota Medan.

Pada awalnya BPAD-SU bernama Perpustakaan Negara Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan

Pengajaran dan Kebudayaan RI No. 09103/S/1956 tanggal 23 Mei 1956. Sesuai

dengan perubahan sistem pemerintahan sehingga pada 23 Juni 1978 nama

perpustakaan Negara berubah menjadi Perpustakaan Wilayah melalui Surat Keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0199/0/1978. Pada

saat ini Kepala Perpustakaan Wilayah dijabat oleh pejabat eselon IV/A. Berselang

kurun waktu lebih kurang 10 tahun terjadi lagi perubahan terhadap Perpustakaan di

seluruh Indonesia termasuk di Sumatera Utara sehingga lahir nama baru bagi

Perpustakaan Wilayah dengan sebutan Perpustakaan Daerah Sumatera Utara

berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres ) nomor 11 tahun 1989 tepatnya tanggal 8

Maret 1989 dan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor

001/ORG/9/1990 tanggal 21 September 1990.

Melalui Keppres Nomor 50 tahun 1997 tanggal 29 Desember 1997 dan

Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI nomor 44 Tahun 1998 tanggal 23 Juli

1998 kembali berubah menjadi Perpustakaan Daerah sampai pada diberlakukannya

(45)

dan Arsip Daerah bernama Badan Perpustakaan, Arsip Daerah Provinsi Sumatera

Utara berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2001 tanggal 31 Juli 2001.

Namun sejak diberlakukannya Perda Nomor 8 tahun 2008 bertambah fungsi untuk

mengelola dokumentasi sehingga akhirnya bernama Badan Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara (BPAD-SU).

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi memiliki 2 gedung yaitu:

1. Gedung Perpustakaan, Jalan Brigjend. Katamso Nomor 45 K Medan

2. Gedung Arsip, Jalan William Iskandar Medan Estate

Gambar 3.1 Gedung Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

(46)

Gambar 3.2 Gedung Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

(Gedung Arsip – Jalan William Iskandar Medan Estate).

3.2STRUKTUR ORGANISASI BPAD-SU

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara.

BPAD-SU adalah unsur wajib Pemerintah Provinsi dipimpin oleh seorang

Kepala yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur

Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah.

BPAD-SU dipimpin oleh Kepala Badan (pejabat struktural eselon II.a)

(47)

1. Sekretaris, yang membawahi 3 Sub Bagian yaitu:

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Program;

2. Bidang Pelayanan Perpustakaan dan Teknologi Informasi, membawahi 2

Sub Bidang yaitu:

a. Sub Bidang Layanan Perpustakaan;

b. Sub Bidang Teknologi Informasi;

3. Bidang Pengolahan Bahan Pustaka dan Deposit Daerah membawahi 2 Sub

Bidang yaitu:

a. Sub Bidang pengolahan Bahan Pustaka;

b. Sub Bidang Deposit Daerah;

4. Bidang Pembinaan SDM dan Kelembagaan Perpustakaan, membawahi 2

Sub Bidang yaitu:

a. Sub Bidang Sumber Daya Manusia;

b. Sub Bidang Kelembagaan Perpustakaan;

5. Bidang Arsip Daerah, membawahi 2 Sub Bidang yaitu:

a. Sub Bidang Pengolahan Arsip dan Dokumentasi;

(48)

3.3Visi dan Misi 3.3.1 Visi

Visi dari pada BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI

PROVINSI SUMATERA UTARA adalah: “Menjadi Lembaga Pembina dan

Pengembang Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi yang Profesional”

3.3.2 Misi

Misi dari pada BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI

PROVINSI SUMATERA UTARA adalah:

a. Mengumpulkan dan menyelamatkan karya cetak, karya rekam, karya tulis

dan naskah-naskah / dokumen sebagai hasil karya budaya bangsa

b. Meningkatkan promosi gemar budaya baca dan masyarakat sadar arsip

c. Meningkatkan pelayanan bagi pemustaka, pengguna arsip yang berbasis

teknologi informasi guna mendukung kegiatan menulis, meneliti,

berdiskusi dan wisata baca.

d. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan semua jenis perpustakaan

dan kearsipan pada instansi pemerintah, BUMD, Swasta dan masyarakat.

e. Mendorong pengembangan kualitas sumber daya manusia guna

mendukung tata pemerintahan yang baik.

3.4. Pencapaian Tugas Pokok dan Fungsi serta Pelaksanaan Kegiatan

Badan Perpustakaan,Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera memiliki

bidang layanan perpustakaan dan teknologi informasi yang berfungsi memberikan

layanan yang memuaskan bagi pemustaka baik dari segi layanan perpustakaan

maupun sarana dan prasarana penunjang untuk kenyamanan pemustaka.Adapun

(49)

1. Memberikan layanan yang memuaskan bagi pemustaka baik dari segi layanan

perpustakaan maupun sarana dan prasarana penunjang untuk kenyamana

pemustaka.

2. Melaksanakan bimbingan dan arahan kepada pegawai pada sub bidang layanan

perpustakaan dan TI terutama bagaimana melayani pemustaka.

3. Menyajikan laporan/statistik kegiatan bidang layanan perpustakaan danTI yang

meliputi pengunjung, buku yang dipinjam, anggota perpustakaan, dan layana

internet.

4. Mempromosikan perpustakaan untuk menjaring pemustaka khususnya di sekitar

kota Medan.

5. Melaksanakan layana terpadu perpustakaan sekolah (LTPS) di 35 titik layanan

selama 1 tahun.

6. Melaksanakan layana perpustakaan keliling di 22 kecamatan 47 titik layanan

selama 1 tahun.

7. melaksanakan pembinaan kepada PNS di bidang layanan dan teknologi

informasi untuk peningkatan displin apel pagi.

Adapun kegiatan yang dilaksanka Bidang Layanan dan Teknologi Informasi

yang menunjang dalam tugas pokok dan fungsi adalah :

a. Pengadaan Koleksi Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah (LPTS)

b. Pengadaan koleksi perpustakaan keliling.

c. Penataan sistem informasi dan pangkalan data literatur.

d. Promosi perpustakaan

e. Gelar buku, budaya, dan teknologi.

f. Fumigasi bahan pustaka.

(50)

h. Pelayanan perpustakaan keliling.

i. Peningkatan pelayanan informasi melalui perpustakaan digital.

j. Peningkatan layanan perpustakaan diluar jam dinas/lembur.

k. Shelving buku sesuai klasifikasi.

l. Workshop otomatisasi perpustakaan dan jaringan perpustakaan di Sumatera

Utara.

m. Layanan keanggotaan perpustakaan elektronik.

3.5SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah Pegawai Negeri Sipil keadaan bulan Desember 2011 untuk mendukung

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Provinsi Sumatera Utara adalah sebanyak 123 orang.

Tabel 3.1. Jumlah pegawai BPAD SU

Divisi / Bidang Jumlah

Bidang Sekretariatan 31 orang

Bidang Pengolahan Bahan Pustaka dan Deposit Daerah 19 orang

Bidang Layanan Perpustakaan dan Teknologi Informasi 35 orang

Bidang Pembinaan Sumber Daya Manusia 11 orang

Bidang Kearsipan 24 orang

(51)

Gambar 3.3 Struktur Organisasi BPAD PROVSU

KEPALA BPAD PROVSU Hasangapan Tambunan, S.Pd, M.Si

SEKRETARIAT Dra. Hj. Nurjani, M.Si

(52)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 Penyajian Data

Pada bab ini, Penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama peneltian

pada kantor Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.

Penyajian data meliputi identitas data responden, pendapat pegawai atas beberapa

pertanyaan yang diajukan kemudian jawaban dari setiap pertanyaan akan diuraikan

dalam bentuk tabel frekuensi. Dan juga analisis datanya.

1. Identitas Responden 1.1 Jenis kelamin

Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh bahwa pegawai

yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan pegawai yang berjenis

kelamin laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Laki-laki 5 25,0 25,0 25,0

Perempuan 15 75,0 75,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Sumber: kuesioner 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pegawai yang berjenis kelamin

laki-laki berjumlah 5 orang dengan persentase 25%. Sementara itu pegawai yang

berjenis kelamin perempuan berjumlah 15 orang dengan persentase 75%.

1.2 Usia

Usia pegawai di kantor Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi

(53)

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

21-30 4 20,0 20,0 20,0

31-40 5 25,0 25,0 45,0

41-50 11 55,0 55,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Sumber: Kuesioner Penelitian 2014

Dari Tabel diatas dapat diketahui usia dari responden adalah usia 41-50 tahun

(55%) atau sebanyak 11 orang, usia 31-40 tahun (25%) atau sebanyak 5 orang, usia

21-30 tahun (20%) atau sebanyak 4 orang. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa usia

pegawai Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

beragam namun usia yang lebih tua lebih banyak dibanding dengan usia yang lebih

muda.

1.3 Lama Bekerja

Dalam hal penyesuaian kerja baik itu berkaitan dengan lingkungan, tugas dan

situasi kantor, pegawai memerlukan waktu yang cukup agar meraka memahami semua

faktor-faktor tersebut dengan baik.

Tabel 4.3 Distribusi responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1-15 9 45,0 45,0 45,0

16-30 11 55,0 55,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

(54)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pegawai bekerja adalah

antara 16-30 tahun berjumlah 11 orang dengan persentase 55%, kemudian antara 1-5

tahun berjumlah 9 orang dengan persentase 45%. Dapat disimpulkan bahwa para

pegawai di kantor kecamatan Siantar Utara mayoritas sudah lama bekerja dikantor

tersebut.

1.4 Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan Intelektualitas,

Emosional dan Spiritual Question seseorang, sehingga dengan semakin tingginya

tingkat pendidikan diharapkan semakin tinggi pula kinerja pegawai.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

SMA 6 30,0 30,0 30,0

D3 5 25,0 25,0 55,0

S1 9 45,0 45,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Sumber: Kuesioner Penelitian 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat mayoritas pegawai berpendidikan

terakhir S1 berjumlah 9 orang dengan persentase 45% dan untuk tingkat SMA

berjumlah 6 orang dengan persentase 30% dan D3 berjumlah 5 orang dengan

persentase 25% . Dari sini dapat diketahui mayoritas pegawai dikantor Badan

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara berpendidikan strata

1, seperti yang kita ketahui semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan semakin

(55)

2. Distribusi Jawaban Responden 2.1 Variabel X (Motivasi)

Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban

responden untuk variable X sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Menjalankan pekerjaan dengan Senang

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Senang 6 30

2 Kurang Senang 12 60

3 Cukup Senang 2 10

4 Senang 0 0

5 Sangat Senang 0 0

Total 20 100

Sumber: Kuesioner Penelitian 2014

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jawaban mayoritas responden adalah

kurang senang (60%) atau sebanyak 12 orang para pegawai kurang senang dalam

menjalankan pekerjaannya. Sementara yang menjawab tidak senang (30%) atau

sebanyak 6 orang sedangkan yang menjawab cukup senang hanya 10% atau sebanyak

(56)

Tabel 4.6 Distribusi jawaban responden Tentang Keinginan untuk Bekerja Lebih Giat

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Ingin 10 50

Dari tabel diatas dapat diketahui jawaban responden tentang keinginan untuk

bekerja lebih giat adalah seimbang yaitu sebanyak 10 orang (50%) menjawab tidak

ingin, sedangkan yang menjawab kurang ingin yaitu sebanyak 10 orang (50%).

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Melaksanakan Tugas.

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Puas 8 40

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jawaban tentang kepuasaan

melaksanakan tugas mayoritas berimbang. Sebanyak 8 orang dengan persentase 40%

masing-masing menjawab tidak puas dan kurang puas, sedangkan sebanyak 2 orang

(57)

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kebosanan Terhadap Pekerjaan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Bosan 2 10

Sumber: Kuesioner Penelitian 2014

Rasa bosan ditempat kerja merupakan hal yang sering timbul karena banyak hal

diantaranya situasi kerja yang tidak nyaman, tugas yang berat dan lain lain.

Dari tabel diatas dapat diketahui jawaban mayoritas responden adalah sangat

bosan (85%) atau sebanyak 17 orang terhadap pekerjaannya saat ini. Sedangkan sisa

jawaban menyatakan tidak bosan (10%) dan kurang bosan (5%).

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pernah Menunda Pekerjaan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Pernah 2 10

Sumber: Kuesioner Penelitian 2014

Hal menunda pekerjaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu karena

keasikan bercerita-cerita dengan rekan kerja, tidak mengerti dengan pekerjaan, bosan

(58)

Dari tabel diatas dapat diketahui jawaban mayoritas responden adalah jarang

(30%) dan kadang-kadang (30%) yang menyatakan tentang pernah menunda

pekerjaan. Sedangkan sisa jawaban yang menyatakan sangat sering (20%), pernah

(10%) dan tidak pernah (10%) dalam menuda pekerjaannya.

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Suasana Kantor Menyenangkan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Menyenangkan 4 20

2 Kurang Menyenangkan 13 65

3 Cukup Menyenangkan 3 15

4 Menyenangkan 0 0

5 Sangat Menyenangkan 0 0

Total 20 100

Sumber: Kuesioner 2014

Dari tabel diatas dapat diketahui mayoritas jawaban responden adalah kurang

menyenangkan (65%) yang meyatakan tentang suasana kantor yang kurang

menyenangkan. Sedangkan sisanya menyatakan jawaban tidak menyenangkan (20%)

Gambar

Tabel 2.1 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Gambar 3.2 Gedung Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Gambar 3.3 Struktur Organisasi BPAD PROVSU
Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah TA 2012 akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi

The extended calibration laboratory in Graz, Austria and its 3D Structure is the basis for calibration all camera heads of the UltraCam Osprey (left and right oblique and nadir).. One

Koordinasi teknis pembangunan antara kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian dan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Menteri dengan menteri

Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa para pelaksana Penelitian Hibah Bersaing, Fundamental, Pekerti, Pasca Sarjana, Desertasi Doktor, Unggulan Perguruan Tinggi (Penelitian

[r]

Mayoritas ritel di Kota Bogor menggunakan tipe desain tata letak toko yang manakah.. Sebutkan fungsi Pencahayaan (lighting)

Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa para pelaksana Penelitian Hibah Bersaing, Fundamental, Pekerti, Pasca Sarjana, Desertasi Doktor, Unggulan Perguruan Tinggi (Penelitian

Uraikan alasan Anda m enyat akan Usaha Besar t ersebut m em iliki lokasi bisnis yang paling st rat egis?. Petunjuk Pengerjaan