• Tidak ada hasil yang ditemukan

Word of Mouth Communication terhadap Keputusan Penggunaan Jasa” (Studi Korelasional Pada Kursus Bahasa Inggris Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Word of Mouth Communication terhadap Keputusan Penggunaan Jasa” (Studi Korelasional Pada Kursus Bahasa Inggris Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI KORELASIONAL PADA KURSUS BAHASA INGGRIS YAYASAN PENGEMBANGAN PERSAHABATAN INDONESIA-AMERIKA MEDAN)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhi Tugas Skripsi Sebagai Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S1)

OLEH

100907100

YAYAN FELIX SIMANGUNSONG

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA

Nama : Yayan Felix Simangunsong NIM : 100907100

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Humaizi, MA

Komunikasi word of mouth merupakan jenis promosi atau pemasaran yang mempunyai pengaruh substansial terhadap tindakan penggunaan jasa oleh konsumen. Promosi ini tidak memerlukan biaya dan effort besar tetapi cukup efektif untuk mempengaruhi orang lain. Pada umumnya word of mouth communication akan efektif apabila didukung oleh pengalaman real, tanpa rekayasa terhadap merek atau kualitas produk jasa. Peneliti memilih YPPIA Medan sebagai objek penelitian dikarenakan YPPIA Medan merupakan pelopor pendidikan Bahasa Inggris di Medan yang sedang mengalami penurunan penggunaan jasa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh word of mouth communication terhadap keputusan penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris di Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang berkaitan dengan word of mouth communication dan teori AIDDA. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orang yang diambil berdasarkan rumus Slovin karena jumlah populasi diketahui. Metode pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan acceptanced random sampling. Teknik pengumpulan data terdiri dari kuesioner dan wawancara serta studi kepustakaan. Teknik analisis data dengan uji instrumen (validitas dan reliabilitas), analisis data tunggal, serta metode analisis data yang terdiri dari analisis regresi linear sederhana, pengujian hipotesis (koefisien determinasi, uji signifikan individual dan uji parsial) dan korelasi produk moment.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa word of mouth communication

berpengaruh terhadap keputusan penggunaan jasa pada kursus Bahasa Inggris Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan. (1) Konsumen yang merasa puas akan membicarakan, meyakinkan, mendorong, bahkan merekomendasikan kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan kepada orang lain sehingga akan timbul perhatian, minat, hasrat, keputusan hingga tindakan untuk menggunakan jasa kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan. (2) Semakin baik word of mouth communication semakin meningkat keputusan penggunaan jasa.

(3)

ABSTRACT

WORD OF MOUTH COMMUNICATION AGAINST THE DECISION OF THE USE OF THE SERVICE

Name : Yayan Felix Simangunsong NIM : 100907100

Department : Department Administration Niaga / Business Science

Faculty :Social and Political Science Tutorship : Drs. Humaizi, MA

Communication word of mouth is a kind of promotion or marketing that have leverage substantial against the action of the use of services by the consumer.This promotion not need money and effort of great but effective enough to influence others.In general word of mouth communication would be effective if real, supported by experience without engineering against a brand or product quality services.Researchers choose yppia medan as an object of research because yppia medan was a pioneer english education in Medan that which is undergoing a decrease in the use of services.

This research aim is to figure out how to influence word of mouth of the decision of the use of communication services english courses at the foundation is the development of friendly indonesia-amerika fields.

The theory that is used in this research is the theory that is concerned with word of mouth communication and the theory of aidda.A sample in this research a total of 78 of a person taken based on the formula slovin known since the number of the population.A method of the sample use sampling and accidental acceptanced random sampling.The technique of the collection of data consists of a questionnaire and interview kepustakaan as well as study.Engineering analysis of data by test instrument ( validity and reliabilitas ), analysis of data single, as well as a method of analysis of data consisting of simple, linear regression analysis the testing of hypotheses ( a coefficient determination, test and test it significant dividual partial ) and correlations products moment.

Obtained from the results of research that word of mouth communication impact on the decision of the use of service to english courses of yayasan persahabatan Indonesia-Amerika fields.( 1 ) the consumer will discuss, were satisfied with it convincing, push, even recommended english courses yppia medan to others, and that would arise attention, interest, ardor, a decision until the act of to use the services of english courses yppia fields.( 2 ) the better word of mouth is increasing the decision of the use of communication services.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Peneliti panjatkann kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas segala rahmat, kasih dan penyertaanNya yang telah memberikan kesehatan,

dan bimbingan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik dan

penuh hikmat dalam pengerjaannya

Judul skripsi ini adalah “Word of Mouth Communication terhadap

Keputusan Penggunaan Jasa” (Studi Korelasional Pada Kursus Bahasa Inggris

Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan”, disusun

sebagai tugas akhir perkuliahan dalam memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan berkat dorongan,

bantuan, dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti dengan tulus

mengucapkan terima kasih kepada:

I. Kedua orang tua peneliti Linda Sirait Spd (Ibu) dan Patar Simangunsong

(Ayah) yang senantiasa telah mencintai saya dan memberi kasih sayang

serta dorongan kepada Peneliti untuk menyelesaikan perkuliahan terlebih

menyelesaikan skripsi ini;

II. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

(5)

III. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing MA, selaku ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara;

IV. Bapak Drs Humaizi MA, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, pikiran, kritik, serta saran kepada peneliti sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini;

V. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP, selaku Sekretaris Program

Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara;

VI. Kak Siswati Saragi S.Sos, MSP, selaku administrator Program Studi Ilmu

Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen penguji saat seminar proposal.

Beliau juga banyak berjasa yang telah banyak membantu peneliti selama

perkuliahan dalam menyelesaikan keperluan surat-menyurat serta

memberikan motivasi selama perkuliahan;

VII. Seluruh dosen departemen Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis yang telah dan

seluruh staff dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara terkhusus Departemen Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis;

VIII. Bapak Prof. Parlin Pangaribuan, Ph. D. selaku Direktur EksekutifYPPIA

Medan yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian,Ibu Julia

selaku Asisten Bapak Prof. Parlin Pangaribuan yang telah membantu Peliti

baik keperluan administratif dan informasi yang diperlukan dalam

(6)

Medan yang memberi informasi dan bantuan yang diperlukan selama

meneliti di YPPIA, berikut Siswa/ Siswi YPPIA Medan sebagai responden

yang meluangkan waktu dalam mendapatkan informasi dan data yang

diperlukan selama meneliti di YPPIA;

IX. Saudara kandung peneliti Nova Yanti Simangunsong S.IP (kakak) selaku

yang tertua yang memberi semangat dan dorongan, Ferez Markus Decueller

Simangunsong (Abang), Irfan Partogi Hamonangan Simangunsong

(Adik)dan Celvin Martin Simangunsong (Adik), dan juga kepada keluarga

dan kerabat yang ada di Medan yang turut membantu dan memberi

dukungan dalam menyelesaikan perkuliahan hingga bisa ketahap akhir

perkuliahan;

X. Sahabat baik peneliti Wyldar Mendrofa yang tulus membantu dan banyak

memberi dukungan, dorongan moral dan meluangkan waktu kepada peneliti

baik dalam menemani bimbingan, meneliti, meyusun dan menyebarkan

angket di YPPIA hingga menyelesaikan skripsi, Meriau Wita Pakpahan dan

Teti Bethesda Sagala yang juga banyak memberi dukungan, dorongan moral

dan membantu peneliti mengolah data serta meluangkan waktu terlebih Teti

yang pernah menemani peneliti pagi hingga malam untuk mengejar waktu

dalam menyelesaikan skripsi ini, sahabat-sahabat lainnya Elisabeth Turnip,

Perdamen Sembiring, Abdi Agus Herlambang, Frandi Naibaho, Jefri

Sianturi dan teman-teman seperjuangan selama 4 tahun kelas A dan B

(7)

XI. Dan kepeda teman-teman dan pihak-pihak yang tidak disebutkan yang turut

membantu dan memberi dorongan moral kepada peneliti.

Peneliti berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan

dan jasa dari semua pihak yang membantu peneliti di perkuliahan hingga

mengerjakan skripsi ini.

Peneliti telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam

penyelesaian skripsi ini, namun Peneliti menyadari masih banyak

kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu Peneliti

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca

demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam

memperkaya khasanah dan ilmu pengetahuan.

Medan, Agustus 2013

Peneliti

Yayan Felix Simangunsong

(8)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 6

I.3 Tujuan Penelitian ... 6

I.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi Pemasaran ... 9

2.3.1Pengertian Keputusan Pembelian ... 18

2.3.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 18

(9)

2.7 Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 33

3.2 Lokasi Penelitian ... 33

3.3 Populasi dan Sampel ... 33

3.3.1Populasi ... 33

3.3.2 Sampel ... 34

3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 35

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.6 Teknik Penentuan Skor ... 36

3.7 Teknik Analisis Data ... 37

3.7.1 Metode Uji Instrumen ... 37

3.7.2 Metode Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 41

4.1.1 Profil dan Sejarah Perusahaan ... 41

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 42

4.1.3 Aktivitas Utama ... 43

4.1.4Struktur Manajemen Perusahaan ... 48

4.2 Penyajian Data ... 49

4.2.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 50

4.2.1.1 Uji Validitas ... 50

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 56

4.2.2 Analisis Data Tunggal ... 58

4.2.2.1 Karakteristik Responden ... 58

4.2.2.1.1 Jenis Kelamin ... 58

(10)

4.2.2.1.3 Pendidikan ... 61

4.2.2.1.4 Status/Pekerjaan ... 62

4.2.2.1.5 Suku ... 64

4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden terhadap Word of Mouth Communication (Variabel X) ... 66

4.2.2.2.1 Membicarakan ... 66

4.2.2.2.2 Merekemendasikan ... 69

4.2.2.2.3 Meyakinkan ... 72

4.2.2.2.4 Mendorong ... 74

4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden terhadap Keputusan Penggunaan Jasa (Variabel Y) ... 77

4.2.2.3.1 Perhatian ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 100

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ... 27

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Operasional Variabel ... 28

Tabel 4.1 Uji Validitas Membicarakan ... 51

Tabel 4.2 Uji Validitas Merekomendasikan ... 51

Tabel 4.3 Uji Validitas Meyakinkan ... 52

Tabel 4.11 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58

Tabel 4.12 Identitas Responden Beradasarkan Usia ... 60

Tabel 4.13 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ... 61

Tabel 4.14 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 63

Tabel 4.15 Identitas Responden Berdasarkan Suku ... 65

Tabel 4.16 Intensitas Mendengarkan Orang Berbicara Tentang YPPIA ... 67

Tabel 4.17 Membicarakan Hal-hal Positif Tentang YPPIA Kepada Orang Lain ... 68

Tabel 4.18 Mendapatkan Saran dari Orang Lain ... 70

Tabel 4.19 Merekomendasikan YPPIA Kepada Orang Lain ... 71

Tabel 4.20 Diyakinkan Orang Lain ... 72

Tabel 4.21 Keyakinan dan Kebenaran Hal-hal Positif ... 73

Tabel 4.22 Prestasi yang Mendorong Keputusan ... 75

Tabel 4.23 Memberikan Dorongan Terhadap Keputusan ... 76

Tabel 4.24 Memperhatikan Fasilitas dan Pelayanan ... 77

Tabel 4.25 Penilaian Terhadap Fasilitas dan Pelayanan ... 79

Tabel 4.26 Fasilitas dan Pelayanan Terhadap Semangat Belajar ... 80

(13)

Tabel 4.28 Fasilitas dan Pelayanan YPPIA Memuaskan ... 83

Tabel 4.29 Fasilitas dan Pelayanan Terhadap Pengeluaran ... 84

Tabel 4.30 Harga dan Kualitas Terhadap Keputusan ... 85

Tabel 4.31 Intensitas Menanyakan Saran ... 86

Tabel 4.32 Keputusan karena Pengaruh dari Orang Lain ... 88

Tabel 4.33 Intensitas Meyakinkan/Membuat Terhadap Keputusan . 89 Tabel 4.34 Analisis Regresi Sederhana ... 90

Tabel 4.35 Determinasi R2... 91

Tabel 4.36 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 93

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 2 : Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 3 : Surat Penugasan Dosen Pembimbing

Lampiran 4 : Kartu Seminar

Lampiran 5 : Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 : Surat Undangan Seminar Proposal untuk Dosen Pembimbing

Lampiran 7 : Surat Undangan Seminar Proposal untuk Dosen Penguji

Lampiran 8 : Surat untuk Jadwal Seminar

Lampiran 9 : Berita Acara Seminar Proposal Rencana Usulan Penelitian

Lampiran 10 : Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal

Lampiran 11 : Surat Persetujuan Izin Penelitian

Lampiran 12 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 13 : Tabulasi Jawaban Responden terhadap Variabel X

Lampiran 14 : Tabulasi Jawaban Responden terhadap Variabel Y

Lampiran 15 : Tabulasi Validitas dan Reliabilitas Variabel Penelitian

(15)

ABSTRAK

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA

Nama : Yayan Felix Simangunsong NIM : 100907100

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Humaizi, MA

Komunikasi word of mouth merupakan jenis promosi atau pemasaran yang mempunyai pengaruh substansial terhadap tindakan penggunaan jasa oleh konsumen. Promosi ini tidak memerlukan biaya dan effort besar tetapi cukup efektif untuk mempengaruhi orang lain. Pada umumnya word of mouth communication akan efektif apabila didukung oleh pengalaman real, tanpa rekayasa terhadap merek atau kualitas produk jasa. Peneliti memilih YPPIA Medan sebagai objek penelitian dikarenakan YPPIA Medan merupakan pelopor pendidikan Bahasa Inggris di Medan yang sedang mengalami penurunan penggunaan jasa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh word of mouth communication terhadap keputusan penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris di Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang berkaitan dengan word of mouth communication dan teori AIDDA. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orang yang diambil berdasarkan rumus Slovin karena jumlah populasi diketahui. Metode pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan acceptanced random sampling. Teknik pengumpulan data terdiri dari kuesioner dan wawancara serta studi kepustakaan. Teknik analisis data dengan uji instrumen (validitas dan reliabilitas), analisis data tunggal, serta metode analisis data yang terdiri dari analisis regresi linear sederhana, pengujian hipotesis (koefisien determinasi, uji signifikan individual dan uji parsial) dan korelasi produk moment.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa word of mouth communication

berpengaruh terhadap keputusan penggunaan jasa pada kursus Bahasa Inggris Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan. (1) Konsumen yang merasa puas akan membicarakan, meyakinkan, mendorong, bahkan merekomendasikan kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan kepada orang lain sehingga akan timbul perhatian, minat, hasrat, keputusan hingga tindakan untuk menggunakan jasa kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan. (2) Semakin baik word of mouth communication semakin meningkat keputusan penggunaan jasa.

(16)

ABSTRACT

WORD OF MOUTH COMMUNICATION AGAINST THE DECISION OF THE USE OF THE SERVICE

Name : Yayan Felix Simangunsong NIM : 100907100

Department : Department Administration Niaga / Business Science

Faculty :Social and Political Science Tutorship : Drs. Humaizi, MA

Communication word of mouth is a kind of promotion or marketing that have leverage substantial against the action of the use of services by the consumer.This promotion not need money and effort of great but effective enough to influence others.In general word of mouth communication would be effective if real, supported by experience without engineering against a brand or product quality services.Researchers choose yppia medan as an object of research because yppia medan was a pioneer english education in Medan that which is undergoing a decrease in the use of services.

This research aim is to figure out how to influence word of mouth of the decision of the use of communication services english courses at the foundation is the development of friendly indonesia-amerika fields.

The theory that is used in this research is the theory that is concerned with word of mouth communication and the theory of aidda.A sample in this research a total of 78 of a person taken based on the formula slovin known since the number of the population.A method of the sample use sampling and accidental acceptanced random sampling.The technique of the collection of data consists of a questionnaire and interview kepustakaan as well as study.Engineering analysis of data by test instrument ( validity and reliabilitas ), analysis of data single, as well as a method of analysis of data consisting of simple, linear regression analysis the testing of hypotheses ( a coefficient determination, test and test it significant dividual partial ) and correlations products moment.

Obtained from the results of research that word of mouth communication impact on the decision of the use of service to english courses of yayasan persahabatan Indonesia-Amerika fields.( 1 ) the consumer will discuss, were satisfied with it convincing, push, even recommended english courses yppia medan to others, and that would arise attention, interest, ardor, a decision until the act of to use the services of english courses yppia fields.( 2 ) the better word of mouth is increasing the decision of the use of communication services.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membangun citra positif dan mendapatkan posisi strategis dalam pasar

bukanlah suatu hal yang mudah untuk meraihnya. Membutuhkan proses dan

waktu yang lama untuk mewujudkan hal tersebut, mulai dari memperkenalkan

usaha hingga mendapatkan pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat atau

konsumen. Para pelaku usaha harus mampu menarik perhatian konsumen untuk

menggunakan jasa yang ditawarkannya, berusaha memberikan pelayanan yang

terbaik, harga yang terjangkau, serta lokasi dan tempat yang menarik, dengan

demikian konsumen akan merasa puas setelah menggunakan jasa tersebut, dan hal

ini akan terekam dalam benak konsumen serta menjadi pengalaman yang akan

diceritakan kepada orang lain dan tempat tersebut akan direkomendasikan kepada

keluarga, kerabat, teman, dan kenalan lainnya.

Cerita tentang pengalaman ini tentunya akan memberikan informasi kepada

orang lain seputar keberadaan tempat usaha sehingga menimbulkan ketertarikan

untuk mengunjungi tempat tersebut, dan informasi ini terus berkembang tanpa

batas dari mulut ke mulut (word of mouth) sehingga semakin banyak orang yang

akan mengetahui dan tertarik dengan suatu usaha , sebab komunikasi dari mulut

ke mulut ini memberikan pengaruh yang cukup besar dibandingkan promosi

melalui media cetak atau media elektronik karena konsumen lebih cepat bereaksi

(18)

pengalaman dari orang lain. Tanpa disadari komunikasi yang dilakukan dengan

berbagi pengalaman dan informasi tersebut telah membantu para pelaku usaha

untuk mempromosikan atau memasarkan produk barang ataupun jasanya, dan

tentunya akan memberikan dampak positif kepada pelaku usaha karena usahanya

semakin dikenal ditandai dengan banyaknya pengguna jasa.

Komunikasi word of mouth (WOM)ini merupakan jenis promosi atau

pemasaran yang mempunyai pengaruh substansial terhadap tindakan penggunaan

jasa oleh konsumen. Promosi ini tidak memerlukan biaya dan effort besar tetapi

cukup efektif untuk mempengaruhi orang lain. Pada umumnya word of mouth

communication akan efektif apabila didukung oleh pengalaman real, tanpa

rekayasa terhadap merek atau kualitas produk jasa. Oleh karena itu, saat ini word

of mouth communication mampu dijadikan sebagai salah satu tujuan dalam

kegiatan pemasaran dengan alasan keberhasilannya dalam meningkatkan

penjualan “low budget high impact marketing” atau anggaran rendah dampak

pemasarannya tinggi (Ali Hasan, 2010:36-37).

Word of Mouth(WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah

satu strategi pemasaran handal dalam memperkenalkan suatu produk barang atau

jasa. Khususnya dalam hal ini adalah produk jasa dimana konsumen seringkali

memperhatikan dengan teliti penggunaan jasa dan kemudian menceritakan

pengalamannya pada pelanggan potensial lainnya. Fenomena perbincangan dari

inividu satu ke individu lain atau komunikasi berantai yang menyebar begitu cepat

disampaikan dari mulut ke mulut dalam konteks pemasaran oleh orang-orang

(19)

jasa dikarenakan oleh rekomendasi dari orang-orang di sekitarnya, mereka

memiliki harapan yang nyata ketika pertama kali memutuskan

untuk menggunakan jasa tersebut.

Keputusan penggunaan jasa adalah tindakan yang dilakukan konsumen

untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk dari berbagai alternatif produk

lainnya yang tersedia atas berbagai pertimbangan. Keputusan pembelian atau

penggunaan terhadap suatu produk dipengaruhi oleh berbagai banyak faktor

antara lain faktor : budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Dalam hal ini keputusan

dalam memilih lembaga kursus Bahasa Inggris adalah hal yang menarik untuk

diteliti karena semakin banyaknya peserta didik maka eksistensi dan

keuntungannya pun akan meningkat seiring bertambahnya peminat terhadap suatu

produk jasa.

Keputusan penggunaan jasa sering kali dibarengi dengan pertimbangan dan

juga rasa was was dimana ketika melakukan pembelian ada harapan akan manfaat

yang didapat sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh si konsumen terlebih lagi

dalam hal ini adalah penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris, pastinya harapan

mengacu pada manfaat jangka panjang. Oleh karena itu perusahaan harus mampu

meciptakan kondisi dimana seorang calon konsumen ketika tertarik untuk

menggunakan suatu jasa akibat dari mereka mendengar rekomendasi dari

orang-orang di sekitarnya, mereka memiliki harapan yang nyata ketika pertama kali

(20)

Konsep word of mouth dalam bisnis merupakan cara yang tepat dalam

mempromosikan sebuah usaha, terlebih jenis usaha yang menawarkan jasa

kepada masyarakat. Sebagai salah satu contoh usaha yang menawarkan layanan

jasa adalah lembaga kursus Bahasa Inggris. Lembaga Kursus Bahasa Inggris

merupakan suatu lembaga pendidikan informal yang menyediakan jasa kursus

Bahasa Inggris bagi masyarakat.Sudah tidak rahasia lagi bahwa jasa kusus Bahasa

Inggris yang ditawarkan merupakan jasa yang sangat dibutuhkan pada era

moderen seperti sekarang ini. Semua golongan membutuhkan kemampuan Bahasa

Inggris karena hampir di setiap sendi kehidupan membutuhkan kemampuan

Bahasa Inggris.

Bahasa Inggris merupakan alat komunikasi yang sangat penting pada era

globalisasi saat ini. Menguasai Bahasa Inggris secara efektif merupakan salah satu

hal penting dalam mengikuti perkembangan zaman. Bahasa Inggris akan

memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan orang-orang dari negara manapun

baik dalam bidang akademik, bisnis, maupun interaksi sosial yang terjadi di

tengah masyarakat, karena Bahasa Inggris sudah merupakan Bahasa universal

yang digunakan dalam segala bidang. Di Eropa sebagian besar negara-negaranya

menggunakan Bahasa Inggris sebagai Medium of Instruction ataupun menjadikan

Bahasa Inggris sebagai Bahasa kedua setelah Bahasa nasional di negara tersebut.

Begitu juga beberapa negara di Asia seperti India, Filipina, Malaysia dan

Singapura Bahasa Inggris sebagai Bahasa kedua setelah Bahasa nasional di negara

(21)

YPPIA atau Lembaga Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika

merupakan sebuah institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan

pengabdian kepada masyarakat dalam meningkatkan mutu dan kualitas sumber

daya manusia. Yayasan ini berada di jalan Dr. Mansyur no.1-A Medan yang

sekarang dipimpin oleh Bapak Prof. Parlin Pangaribuan Ph. D. selaku Direktur

Eksekutif YPPIA Medan. YPPIA sudah berdiri sejak tahun 1971 di Medan,

dulunya YPPIA ini adalah cabang dari LIA (Lembaga Indonesia-Amerika) Jakarta

yang didirikan oleh 5 Board pada tahun 1959. Terhitung pada bulan Juli 2014

terdapat 358peserta didik YPPIA. YPPIA mampu untuk terus bertahan

ditengah-tengah banyaknya kursus Bahasa Inggris baru yang bermunculan di Medan.

Kualitas pelayanan yang dimiliki YPPIA dan stategi yang di tetapkan membuat

kursus belajar Bahasa ini diminati meskipun biaya yang dikeluarkan untuk dapat

bergabung mengikuti kursus Bahasa Inggris di YPPIA tergolong mahal untuk

kelas ekonomi menengah ke bawah.

Penelitian ini penting supaya suatu badan usaha dapat diketahui sejauh

mana pengaruhword of mouth communication terhadap keputusan penggunaan

jasa di tempat kursus Bahasa Inggris tersebut. Maka dari itu, peneliti tertarik

untuk meneliti dengan judul “Word Of Mouth Communication Terhadap

Keputusan Penggunaan Jasa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Word Of

Mouth Communication Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Pada Kursus

Bahasa Inggris Yayasan PengembanganPersahabatan Indonesia-Amerika

(22)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : “Apakah word of mouth communication berpengaruh

terhadap keputusan penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris pada Yayasan

Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan?”

1.3Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui

bagaimana pengaruh word of mouth communication terhadap keputusan

penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris di Yayasan Pengembangan Persahabatan

Indonesia-Amerika Medan.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para

peneliti di masa mendatang, sebagai referensi penelitian yang

berhubungan dengan pemasaran, terkhusus tentang word of mouth

communication.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti, dapat meningkatkan wawasan dan juga pengetahuan

di bidang pemasaran, khususnya tentang word of mouth

(23)

meneliti fenomena pemasaran yang nyata terjadi ditengah-tengah

masyarakat.

b. Bagi lembaga kursus Bahasa Inggris YPPIA, diharapkan penelitian

ini dapat menjadi bahan masukan, khususnya dalam bidang

pemasarannya terkait word of mouth communication terhadap

(24)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana di mana

perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen

secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual.

Komunikasi pemasaran mempresentasikan "suara" perusahaan dan mereknya serta

merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun

hubungan dengan konsumen.

Komunikasi pemasaran bagi konsumen, dapat memberitahu atau

memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa suat

digunakan, oleh orang macam apa, serta di mana dan kapan. Komunikasi

pemasaran berkontribusi pada ekuitas

ingatan dan menciptak

mempengaruhi nilai pemegang saham. Menurut Tjiptono (2005:226) ada dua

saluran komunikasi pemasaran antara lain:

1. Saluran komunikasi pribadi (personal communication channels)

Komunikasi langsung antara dua orang atau lebih. Komunikasi dapat

melalui tatap muka, lewat telepon, lewat surat, via e-mail, chatting lewat

internet dan juga bahkan presentasi. Saluran komunikasi pribadi efektif

karena di dalamnya terjadi pertemuan dan umpan balik pribadi. Saluran

(25)

a. Advocate channels yaitu pemasar yang menghubungi

konsumen.

b. Expert channels yaitu pakar independen yang membuat

pernyataan tertentu kepada konsumen sasaran.

c. Social channels yaitu tetangga, teman, keluarga dan rekan

kerja.

Dari antara ketiga bentuk komunikasi pribadi tadi, yang paling

efektif adalah social channels yang sering disebut sebagai word of mouth.

Word of mouth Marketing merupakan komunikasi pribadi mengenai suatu

produk yang dilakukan oleh calon konsumen dengan tetangga, teman,

anggota keluarga ataupun rekan kerja.

2. Saluran komunikasi nonpribadi (nonpersonal communication channels)

Media yang membawa pesan tanpa kontak pribadi atau umpan balik,

meliputi media, atmosfer dan acara-acara penting (events). Media meliputi

media cetak (koran, majalah dan surat); media siaran (radio dan televisi);

media elektronik (auudiotape, videotape, videodisc, CD-ROM, dan

Webpage)dan media tampilan (billboard, papan iklan dan poster).

Atmosfer adalah lingkungan yang dirancang secara khusus demi

menciptakan atau meningkatkan pembelajaran konsumen untuk pembelian

produk. Acara (events)adalah acara-acara atau peristiwa-peristiwa yang

dirancang untuk mengkomunikasikan pesan tertentu agar sampai kepada

(26)

2.2 Komunikasi dari Mulut ke Mulut atau Word of Mouth (WoM) 2.2.1 Pengertian Word of Mouth

Word of mouth dalam bahasa Indonesia disebut juga berita dari mulut ke

mulut. Word of mouth merujuk pada komunikasi lisan mengenai berbagai produk

dengan teman, keluarga, dan rekan sejawat. Word of mouth merupakan salah satu

cara menyebarkan desas-desus (buzz)(Rosen, 2004:328).

Menurut Lupiyoadi (2006:238), word of mouth adalah suatu bentuk promosi

yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan dalam suatu

produk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa word of mouth merupakan

komunikasi yang dilakukan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian dan

menceritakan pengalamanya tentang produk atau jasa tersebut kepada orang lain

sehingga secara tidak langsung konsumen tersebut telah melakukan promosi yang

dapat menarik minat konsumen lain yang medengarkan pembicaraan tersebut.

Menurut Word of mouth Marketing Association (WOMMA)dalam MIX,

word of mouth merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk

membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk atau

merek kepada pelanggan serta calon konsumen lain.

Word of mouth sebagai sesuatu hal yang dibicarakan banyak orang,

pembicaraan terjadi dikarenakan ada kontroversi yang membedakan dengan

hal-hal yang biasa dan normal dilihat orang. Menurut Hutabarat (2008, beberapa hal-hal

(27)

1. Hal yang tabu

2. Hal yang tidak biasa

3. Hal yang sedikit di luar batas

4. Hal yang menggembirakan

5. Hal yang luar biasa

6. Pengungkapan rahasia

Sedangkan menurut Word of mouth Marketing Association

(WOMMA)dalam MIX terdapat dua kategori word of mouth yaitu:

1. Organic word of mouth

Terjadi ketika seorang konsumen merasa sangat puas dengan kinerja dari

produk ataupun layanan sehingga berkeinginan untuk berbagi pengalaman

dan informasi kepada teman-temannya. Ini menandakan pentingnya

kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

2. Amplified word of mouth

Terjadi ketika pemasar merencanakan dan merancang suatu kampanye

pemasaran yang ditunjukkan untuk mempercepat word of mouth baik pada

komunitas yang telah ada maupun yang baru.

Word of mouth berawal dari suatu bentuk yang timbul secara alamiah dan

tidak didesain oleh perusahaan juga pemasar. Word of mouth tersebut timbul

karena keunggulan produk. Belakangan word of mouth ditujukan untuk

menggantikan program komunikasi pemasaran konvensional seperti iklan yang

kian kehilangan kredibilitasnya. Rahasia sukses word of mouth(Odelio, 2009:29):

1. Percakapan Langsung

Riset membuktikan bahwa manusia akan lebih tergerak dengan adanya

rangsangan audio jika dibandingkan dengan rangsangan visual. Seseorang

(28)

apa yang dilihat. Karena alasan inilah sehingga percakapan langsung

dengan konsumen akan memberikan rangsangan yang baik jika

dibandingakn dengan penyampaian secara visual.

2. Kredibilitas dan Komunikasi Informal

Konsumen akan lebih percaya mengenai kualitas suatu produk atau merek

jika yang mengatakan adalah kerabat atau sahabatnya karena mereka tidak

berbicara dalam kapasitas seorang profesional perusahaan, tetapi

cenderung sebagai teman. Ini berlangsung dalam bentuk komunikasi

informal. Kerabat ataupun sahabat selalu berupaya menjaga nama baik

mereka sehingga informasi yang mereka berikan cenderung jujur, relevan

dan dapat dipercaya.

Menurut Rosen (2004:16) tiga alasan yang membuat word of mouth menjadi

begitu penting:

1. Kebisingan (noise)

Para calon konsumen hampir tidak dapat mendengar karena banyaknya

kebisingan yang dilihatnya di berbagai media setiap hari. Mereka bingung

sehingga untuk melindungi diri, mereka menyaring sebagian besar pesan

yang berjejalan dari media massa. Sebenarnya mereka cenderung lebih

mendengarkan apa yang dikatakan orang atau kelompok yang menjadi

rujukan seperti teman-teman atau keluarga.

2. Keraguan (skepticism)

Para calon konsumen umumnya bersikap skeptis ataupun meragukan

(29)

kekecewaan yang dialami konsumen saat harapannya ternyata tidak sesuai

dengan kenyataan di saat mengkonsumsi produk. Dalam kondisi ini

konsumen akan berpaling ke teman ataupun orang yang bisa dipercaya

untuk mendapatkan produk yang mampu memuaskan kebutuhannya.

3. Keterhubungan (connectivity)

Kenyataan bahwa para konsumen selalu berinteraksi dan berkomunikasi

satu dengan yang lain, mereka saling berkomentar mengenai produk yang

dibeli ataupun bahkan bergosip mengenai persoalan lain. Dalam interaksi

ini sering terjadi dialog tentang produk seperti pengalaman mereka

menggunakan produk.

Word of mouth belakangan mengalami perkembangan yang luar biasa

disebabkan oleh beberapa faktor(Odelio, 2009:31) antara lain:

1. Pertumbuhan kekuatan konsumen (the growth of consumer power)

a. Konsumen memiliki posisi yang semakin kuat dan semakin mudah

dalam hal pencarian informasi dengan semakin banyaknya media

yang dapat dipergunakan seperti internet dan telepon genggam.

b. Konsumen juga semakin mudah mengutarakan opini atas produk

baik keluhan maupun rasa kecewa kepada masyarakat umum

melalui berbagai media.

2. Keramaian media (cluttered media)

Ramainya kehadiran media cetak maupun elektronik menimbulkan

(30)

a. Pemasar semakin sulit menentukan media mana yang paling

efektif.

b. Calon konsumen semakin sulit untuk menemukan sumber

informasi yang relevan.

3. Tuntutan akuntabilitas perusahaan (pressure to marketing accountability)

Semakin banyak perusahaan yang menagih pertanggungjawaban bagian

pemasaran berkenaan alokasi dan efektivitas anggaran iklan seperti

melalui pengukuran Return on Marketing Investment (ROMI) (MIX).

Tiga tahapan word of mouth menurut perspektif strategi dan fungsi

komunikasi pemasaran(Odelio, 2009:32):

1. Word of mouth membuat konsumen membicarakan produk/merek.

2. Word of mouth membuat konsumen mempromosikan produk/merek.

3. Word of mouth membuat konsumen menjual produk/merek.

Penyaluran word of mouth biasanya secara viral ataupun tradisional.

Secara tradisional word of mouth dapat terjadi di rumah, sekolah, kampus, dan

kafe. Secara viral dapat melalui saluran media berteknologi seperti internet dan

telepon genggam. Dalam word of mouth, perbincangan membentuk saluran

pribadi (personal channel)yang berarti si penerima pesan mengetahui jelas siapa

yang menyampaikan informasi. Semakin menarik informasi yang diterima calon

konsumen dari seseorang atau kelompok rujukan maka akan semakin meningkat

kecenderungan untuk mengadopsi produk.

(31)

1. Membicarakan

Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau

aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan

orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi word of mouth.

2. Mempromosikan

Seseorang mungkin menceritakan produk yang pernah di konsumsinya

tanpa sadar ia mempromosikan produk kepada orang lain (teman atau

keluarganya).

3. Merekomendasikan

Seseorang mungkin akan merekomendasikan suatu produk yang pernah di

belinya kepada orang lain (teman atau keluarganya).

4. Menjual

Menjual tidak berarti harus mengubah konsumen menjadi salesman

layaknya agen MLM tetapi konsumen kita berhasil mengubah (transform)

konsumen lain yang tidak percaya, memiliki persepsi negatif dan tidak mau

mencoba merek kita menjadi percaya, persepsi positif dan akhirnya

mencoba.

2.2.2 Konsep Kerja Word Of Mouth Dalam Mempengaruhi Keputusan Penggunaan Jasa

Word of mouth berperan dalam tiga hal, arus informasi, arus pengaruh dan

karakteristik tertentu yang dapat memainkan peran lebih besar dalam tahap awal,

(32)

keputusan konsumen sampai pada tahap pembelian (tahap akhir) dalam WoM

marketing adalah sebagai berikut:

1. Awareness, Konsumen tahu ada alternatif, tetapi mungkin tidak memiliki

kepentingan baik di dalamnya atau informasi yang cuku untuk memahami

kemungkinan keuntungan.

2. Intrest, Konsumen sadar, mengembangkan minat, dan karenanya

memutuskan untuk mempelajari lebih lanjut tentang produk (harga,

kualitas, manfaat, probabilitas kepentingan, probabilitas tindakan positif

dan asal usul informasi).

3. Costandbenefit, Keputusan yang dibuat oleh penerima e-mail atau

mengadopsi layanan yang disarankan, umumnya akan terjadi proses

evaluasi dan analisis rentang biaya dan manfaat berdasarkan informasi

yang tersedia dipengaruhi oleh interaksi pengirim dan penerima e-mail.

4. Power, Kekuatan interpersonal adalah “kombinasi dari jumlah waktu,

intensitas emosional, keintiman dan layanan timbal balik “sebagai faktor

yang paling signifikan menjelaskan pengaruh WoM. Kekuatan ini dapat

dibentuk berdasarkan sumber-sumber informasi.

5. Persepsi affinity, Proses penggabungan kesamaan sikap, nilai, gaya hidup

antara dua orang, suka, ketidaksukaan dan pengalaman, menjadi

pendorong kedekatan hubungan dalam kelompok target, maka WoM akan

menghasilkan antusiasme yang lebih besar.

6. Kesamaan demografis, Kesamaan demografis antara sumber dan target

untuk menjadi penting untuk menjelaskan terjadinya pengaruh WoM, dan

(33)

pekerjaan atau tingkat pendidikan memfasilitasi arus informasi lebih

sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan lebih mudah terutama

dalam hal usia, jenis kelamin dan status sosial. Kesamaan demografis akan

memiliki pengaruh positif pada berbagai tahap proses pengambilan

keputusan.

7. Final decision, Pada tahap akhir ini konsumen mengambil tindakan yang

dapat diamati, pembelian barang atau jasa atau adopsi yang berkelanjutan

sebagai konsekuensi tahapan sebelumnya, pada tahapan ini juga muncul

sebuah keputusan untuk menjadi pendistribusi – penyebar (spreaders)

informasi bagi yang lain.

2.3Keputusan Pembelian

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan pembelian yang rumit sering melibatkan beberapa

keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif

tindakan (perilaku). Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa

perilaku yang berbeda.

Menurut Nugroho (2003 : 425) pengambilan keputusan konsumen adalah

proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi

dua atau lebih perilaku alternative, dan memilik salah satu diantaranya. Hasil dari

proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan, dan disajikan secara kognitif

(34)

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (1999 : 231) adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian adalah:

1. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan merupakan hal yang kompleks, yang meliputi ilmu

pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan, dan norma-norma

yang paling berlaku pada masyarakat. Faktor budaya mempunyai

pengaruh yang paling meluas dan mendalam dalam perilaku konsumen.

Kita akan melihat peranan yang dimainkan oleh kebudayaan, sub

kebudayaan dan kelas sosial pembeli.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status

sosial terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung

atau tidak langsung terhadap pendirian maupun perilaku seseorang di

tempat orang tersebut berinteraksi. Posisi orang dalam setiap kelompok

dapt didefenisikan dalam istilah peran atau status dalam banyak kelompok

seperti keluarga, klub dan organisasi.

3. Fakor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi,

yaitu usia pembeli dan tahap siklus pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya

hidup serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli.

4. Faktor Psikologis

Pilihan membeli seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis

(35)

2.3.3 Proses Keputusan Pembelian

Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara perilaku yang berbeda.

Adapun inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian

yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001 : 224) proses pengambilan keputusan

konsumen ada beberapa tahapan yakni:

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan, pembeli mengenali

permasalahan atau kebutuhan, pembeli merasakan adanya perbedaan

keadaan yang aktual dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu

dapat dipicu oleh stimultan internalketika salah satu kebutuhan normal

naik ke tempat yang lebih tinggi sehingga menjadi pendorong. Kebutuhan

juga dipicu oleh rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tergerak mungkin akan mencari atau mungkin pula tidak

mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk

yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, maka akan

cenderung mebelinya. Konsumen dapat memperoleh informasi dalam

beberapa sumber, yakni antara lain meliputi sumber pribadi (keluarga,

teman, tetangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer,

(36)

pemberi perangkat) dan sumber berdasarkan pengalaman (memegang,

meneliti dan menggunakan produk).

3. Pengevaluasian Alternatif

Sikap konsumen terhadap sejumlah merek tertentu terbentuk melalui

beberapa prosedur evaluasi. Cara konsumen terbentuk melalui usaha

mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual

dan situasi pembelian tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek

membentuk kecenderungan (niat) pembelian. Secara umum keputusan

pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada

dua faktor yang muncul kecenderungan dan keputusan pembelian.

5. Perilaku Setelah Pembelian

Pekerjaan pemasar tidak berhenti saat produk dibeli, saat membeli produk

konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk kepada

perilaku setelah pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar.

Semakin besar beda harapan dan kinerja semakin besar tingkat ketidak

puasan konsumen. Oleh sebab itu penjual harus memberikan janji yang

benar-benar sesuai dengan kinerja produk agar pembeli merasa puas.

Beberapa penjual bahkan menyatakan janji tingkatan kinerja yang lebih

rendah dibandingkan kinerja yang sebenarnya agar kepuasan konsumen

(37)

2.3.4 Teori AIDDA

Dalam berkomunikasi, untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan,

seorang komunikator harus memiliki strategi komunikasi yang baik. Adanya

proses pendekatan merupakan awal yang baik dalam berkomunikasi. Proses

pendekatan dapat dilakukan dengan menerapkan A-A Procedure atau from

Attention to Action Procedure.

Teori AIDDA disebut A-A Prosedur atau from attention to action

procedure, yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Menurut Effendy (2003:

305) AIDDA merupakan akronim dari kata-kata sebagai berikut:

1. Attention: dalam tahap ini konsumen mempunyai perhatian atau minat

terhadap suatu produk.

2. Interest: kemudian konsumen merasakan tertarik dan berusaha untuk

memahami apakah produk tersebut berguna atau tidak baginya.

3. Desire: tahap selanjutnya konsumen tersebut menunjukkan perasaan suka

atau tidak suka.

4. Decision: langkah yang diambil seseorang dalam menetapkan suatu hal

yang diinginkannya.

5. Action : merupakan tahapan terakhir yang mencerminkan tindakan yang

diambil konsumen, membeli atau tidak.

Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Teori ini

mengajukan bahwa para konsumen memberi respon kepada pesan pemasaran

dalam urutan kognitif (berpikir), affektif (perasaan), dan konatif (melakukan).

(38)

pertama-tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention) sebagai awal suksesnya

komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, maka disusul

dengan upaya menumbuhkan minat (interst), yang merupakan derajat yang lebih

tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik

tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang

diharapkan komunikatornya. Hasrat saja pada diri komunikasi, bagi komunikator

belum berarti apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan

(decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan (action) sebagaimana yang

diharapkan komunikator (Effendy, 2003:305).

Teori AIDDA (Djatnika 2007:149) yang mendalilkan bahwa pengambilan

keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen

atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention)

terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke

tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan

produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke

tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai

dengan kebutuhan-kebutuhan-nya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik

karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen

akan mengambil keputusannya (Decision), setelah konsumen atau pembeli

mengambil keputusan yang telah dipikirkannya, maka konsumen atau pembeli

tersebut akan mengambil tindakan untuk membeli (Action).

Menurut Gazali (Slameto, 2010:56), perhatian adalah keaktifan jiwa yang

dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau

(39)

hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat. Minat merupakan

kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk

melakukan suatu kegiatan, lalu dilanjutkan dengan timbulnya keputusan, yakni

keputusan untuk melakukan kegiatan atau tindakan.

Apabila ditinjau dari segi psikologisnya, maka komponen perubahan yang

terjadi pada teori AIDDA juga bisa ditinjau dari komponen perubahan sikap yang

terjadi pada diri manusia akibat terpaan pesan (Rakhmat, 2004:14):

1. Cognitive : Pesan yang disampaikan dan ditujukan pada pikiran

komunikan. Hal ini dilakukan agar komunikan tahu dan paham atas pesan

yang disampaikan. Hal ini sama dengan attention pada teori AIDDA.

2. Afektif : Pada tahap ini tidak hanya agar komunikan tergerak hatinya agar

segera timbuk perasaan tertentu seperti minat yang timbul yang muncul

akibat adanya perhatian.

3. Behavior : Dampak yang timbul adalah berupa tindakan atau kegiatan.

Hal ini dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini telah

dilakukan oleh Ika Lestari Pujiana (2012) mengenai : “Pengaruh word of mouth

communications terhadap proses pengambilan keputusan pembelian (Survei pada

pelanggan klinik kecantikan Auraku Skin Solution Ruko Perumahan Taman

Mutiara M - 8 Cimahi)”,sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti,

dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Ika Lestari Pujiana diperoleh bahwa

(40)

proses pengambilan keputusan pembelian pelanggan, hal ini sesuai dengan hasil

analisis peneliti yaitu word of mouth communication memiliki hubungan yang

positif dan signifikan terhadap keputusan penggunaan jasa YPPIA Medan yang

diperoleh melalui uji hipotesis dengan uji korelasi. Teori yang sesuai yang

digunakan oleh peneliti terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

sekarang yaitu komunikasi pemasaran dan word of mouth.

Pada penelitian terdahulu berikutnya yang dilakukan oleh Rico Silitonga

(2010) dengan judul “Promosi pemasaran dan tindakan membeli (Studi

Korelasional Tentang Pengaruh Promosi Pemasaran ’’Susu Dancow Instant

Enriched’’ Terhadap Tindakan Membeli Masyarakat Jl. Bunga Cempaka,

Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)”. Peneliti

melihat kesesuaian antara metode penelitian yang dilakukan oleh Rico Silitonga

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yakni menggunakan metode

korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara

variabel-variabel dan melihat sejauhmana variasi-variasi antara satu variabel pada

suatu faktor yang berkaitan dengan variabel faktor lain, yang berdasarkan pada

koefisien korelasi, dalam hal ini menemukan ada tidaknya hubungan. Berdasarkan

hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa : “terdapat hubungan yang rendah tapi

pasti antara pengaruh Promosi Pemasaran ’’Susu Dancow Instant Enriched’’

Terhadap Tindakan Membeli Masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa

Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan ”, sesuai dengan hasil analisis

yang telah dilakukan oleh peneliti, yakni terdapat hubungan antara word of mouth

communication terhadap keputusan penggunaan jasa Bahasa Inggris YPPIA

(41)

dengan yang diteliti peneliti sekarang adalah teori yang digunakan dalam

penelitian yaitu teori AIDDA.

Selanjutnya penelitian dilakukan oleh M. Ardiansyah (2010) berjudul

“Analisis Karakteristik Yang Mempengaruhi Terciptanya Word Of Mouth Pada

Usaha Es Dawet Cah Mbanjar Medan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fisip Usu)”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat

dilihat rata-rata responden setuju karakteristik mempengaruhi word of mouth pada

Usaha Es Dawet Cah Mbanjar pada mahasiswa FISIP USU, sedangkan dari

Analisis Kuantitatif dengan metode regresi linear berganda, hasil penelitian

menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel delight

effect, inspirational, dan satisfied, sedangkan variabel emotional reaction

berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap worth of mouth.

Selanjutnya penelitian dilakukan oleh ERVINNA R. SIREGAR (2011)

berjudul ”Analisis Keunikan Produk Yang Mempengaruhi Terciptanya Word of

Mouth Pada Produk Es krim Magnum Classic (Studi Kasus Pada Mahasiswa

FISIP USU)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif

dapat dilihat rata-rata responden setuju Keunikan Produk mempengaruhi Word of

Mouth pada produk es krim Magnum Classic pada mahasiswa FISIP USU,

sedangkan dari Analisis Statistik dengan metode regresi linear sederhana, hasil

penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel

Keunikan Produk terhadap Word of Mouth.

Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Toman Lambok Purba (2010)

(42)

Marketing) dan Persepsi Kualitas (Perceived Quality) Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen pada Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus Mahasiswa

Politeknik Negeri Medan)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel

bebas, yaitu word of mouth marketing (X1) dan perceived quality (X2) secara

bersama- sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

terciptanya keputusan pembelian konsumen pada pasta gigi Pepsodent pada

mahasiswa Politeknik Negeri Medan (Y). Hasil penelitian ini juga menunjukkan

bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi terciptanya keputusan

pembelian konsumen pada pasta gigi Pepsodent adalah variabel word of mouth

marketing (X1)\.Sementara variabel perceived quality (X2) tidak berpengaruh

siginifikan terhadap terciptanya keputusan pembelian pada pasta gigi Pepsodent

pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan (Y).

2.5 Kerangka Konsep

Menurut Nawawi(2001:40) , kerangka konsep merupakan hasil pemikiran

rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan

dicapai yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa dalam penelitian.

Agar konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus

dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau

pendahulu dari variabel variabel lain (Rakhmat, 2001:12). Yang termasuk

(43)

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang diduga atau dipengaruhi oleh

variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2001:12). Yang termasuk

variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan penggunaan jasa.

Maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Sumber : Data Diolah Peneliti (2014)

2.6 Operasional Variabel

Variabel merupakan fenomena yang dapat diukur atau diamati karena

memiliki nilai atau kategori (Silalahi, 2009:114). Berdasarkan kerangka teori dan

kerangka konsep sebelumnya, maka operasional variabel yang berfungsi untuk

kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:

Word of mouth (variabel independen, X)

1.Membicarakan

2.Merekomendasikan

3.Meyakinkan

4.Mendorong

Keputusan penggunaan jasa(variabel dependen,Y)

1.Perhatian

2.Minat

3.Hasrat

4.Keputusan

(44)

Tabel 2.1 Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel bebas (X)

Sumber : Data Diolah Peneliti (2014)

Variabel operasional pada word of mouth communication (variabel bebas)

digunakan berdasarkan teori terjadinya word of mouth oleh Budi Wiyono, yaitu

membicarakan, mempromosikan, mendorong, serta menjual. Menilik defenisi

antara mempromosikan dan merekomendasikan yang hampir sama, maka peneliti

mereposisi variabel mempromosikan dengan meyakinkan. Peneliti juga

mereposisi variabel menjual dengan mendorong karena dipersepsi masyarakat

menjual memiliki makna berdagang layaknya seorang pedagang atau sales, jadi

untuk menghilangkan makna yang ambigu, peneliti mereposisi menjual dengan

(45)

Variabel operasional pada tindakan pengguna jasa (variabel terikat)

digunakan berrdasarkan teori AIDDA, yaitu Attention (Perhatian), Interest

(Minat), Desire (Hasrat), Decision (Keputusan), Action (Tindakan).

2.7 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1995:46). Definisi

operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara – cara untuk

mengukur variabel – variabel. Defenisi variabel operasional dalam penelitian ini

adalah:

1. Variabel bebas (X), yang terdiri dari:

a. Membicarakan: Kemauan konsumen dalam membicarakan hal-hal

positif tentang kualitas perusahaan kepada orang lain.

b. Merekomendasikan: Kemauan konsumen untuk memberikan

rekomendasi tentang kualitas perusahaan kepada orang lain.

c. Meyakinkan: Kemauan konsumen untuk memberitahukan hal-hal yang

positif tentang kualitas suatu perusahaan kepada orang lain.

d. Mendorong: Kemauan konsumen untuk melakukan dorongan kepada

orang lain untuk melakukan tindakan penggunaan jasa suatu

perusahaan.

2. Variabel terikat (Y), yang terdiri dari:

a. Perhatian (Attention) : Keinginan seseorang untuk melihat dan

mencari sesuatu. Menimbulkan perhatian bagi konsumen berarti

(46)

b. Minat (Interest) : Pesan yang disampaikan menimbulkan perasaan

ingin tahu, ingin mengamati, dan ingin mendengar serta melihat lebih

seksama. Hal tersebut terjadi karena adanya minat yang menarik

perhatian konsumen akan pesan yang ditunjukkan.

c. Hasrat (Desire) : Kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang

menarik perhatian. Pemikiran terjadi dari adanya hasrat. Hal ini

berkaitan dengan motif dan motivasi konsumen dalam membeli suatu

produk.

d. Keputusan (Decision) : Tahap dimana konsumen membuat keputusan

untuk membeli suatu produk.

e. Tindakan (Action) : Suatu kegiatan terjadi dengan adanya keinginan

kuat konsumen sehingga terjadi pengambilan keputusan dalam

melakukan pembeli produk yang ditawarkan.

3. Karakteristik responden, terdiri dari:

a. Jenis kelamin : Jenis kelamin dari responden (laki-laki atau

perempuan)

b. Usia : Umur responden saat mengisi kuisioner

c. Pendidikan : pendidikan terakhir dari responden saat mengisi

kuisioner

d. Pekerjaan/ Status : status atau pekerjaan responden saat mengisi

kuisioner

(47)

2.8 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak kejadian, keadaan kelompok, atau indvidu yang menjadi pusat

perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan

menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti (Singarimbun

1995 : 37). Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari

masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi konsep

dari penelitian, adalah sebagai berikut:

1. Konsep Word Of Mouth Communication

Menurut Kotler di terjemaahkan Benyamin Molan (2004:615) Word Of

Mouth Communication adalah komunikasi pribadi tentang sebuah produk

antara pembeli sasaran dan para tetangga, teman, anggota keluarga, serta

rekanya.

2. Konsep Keputusan

Keputusan adalah suatu kegiatan terjadi dengan adanya keinginan kuat

konsumen sehingga terjadi pengambilan keputusan dalam penggunaan jasa

yang ditawarkan.

3. Konsep Penggunaan Jasa

Penggunaan Jasa adalah orang atau kelompok yang melakukan setiap

tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada

pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible(tidak berwujud fisik)

(48)

2.9 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka

dirumuskan hipotesis penelitian yaitu:

1. H0: tidak terdapat pengaruhword of mouth communication terhadap

tindakan penggunaan jasa pada kursus bahasa Inggris YPPIA Medan.

2. Ha: terdapat pengaruhword of mouth communication terhadap keputusan

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian assositi

dengan pendekatan kuantitatif yaitu untuk melihat adanya pengaruh antara

variabel dependen dengan variabel independen . Metode deskriptif merupakan

uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang

telah diisi oleh sejumlah responden penelitian sehingga mendapat gambaran

umum tentang penelitian.

Analisis kuantitatif menurut (Sugiyono, 2007:13) merupakan suatu metode

analisis di mana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan

diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran

mengenai masalah yang diteliti dengan perhitungan statistik.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Yayasan Pengembangan Persahabatan

Indonesia-Amerika (YPPIA) Jl. Dr. Mansyur no. 1-A Medan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:73).Adapun yang menjadi

(50)

Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika(YPPIA) yang berjumlah

sebanyak 358 orang peserta didik per Juli 2014.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Penentuan jumlah sample dalam penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003: 120).

n=

� 1+��2

1 = konstanta

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e2 = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang dapat ditolerir

n

=

358 1+358(10%)2

=

78,16

Maka penulis menggunakan sampel sebanyak 78 orang. Penelitian ini

menggunakan teknik simple random sampling atau sampel acak.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

(51)

1) Accidental Sampling

Accidental Sampling ialah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor

spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan

peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut

dapat digunakan sebagai sampel (responden). Setelah 89 responden

terpenuhi, maka pengambilan sampel secara spontan dihentikan.

2) Acceptanced Random Sampling yaitu metode penarikan sampel kepada

konsumen yang memang mempunyai kemampuan dan kemauan mengisi

kuisioner.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berdasarkan jenis

datanyaadalah ;

1. Data Primer, merupakan jenis data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari objek penelitian. Dalam penelitian ini data diperoleh

langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan

di kalangan siswa/peserta didik YPPIA Medan dan observasi atau melihat

suatu kondisi secara langsung terhadap objek yang diteliti.

2. Data Sekunder, merupakan data penelitian yang diperoleh oleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari buku, artikel, internet,

catatan dan laporan historis.

3.6 Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

(52)

seseorang atau sekelompok tentang varibel penelitian. Dalam penelitian ini akan

menggunakan empat tipe alternatif jawaban yaitu sebagai berikut :

1. Untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 4

2. Untuk pilihan jawaban Setuju (S) diberi skor 3

3. Untuk pilihan jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 2

4. Untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 1

Untuk mengetahui kategori dari jawaban masing- masing variabel tersebut

akan ditentukan dengan skala interval sebagai berikut :

Interval = skor tertinggi – skor terendah

Banyak Bilangan

Interval = 4 – 1

4

= 0,75

Dengan interval 0,75 maka kategori jawaban responden masing- masing

variabel dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Skor untuk kategori sangat tinggi : 3,28 – 4,03

2. Skor untuk kategori tinggi : 2,52 –3,27

3. Skor untuk kategori rendah : 1,76 – 2,51

4. Skor untuk kategori sangat rendah : 1,00 – 1,75

Dari hasil pembagian atau klasifikasi tersebut, maka akan dapat diketahui

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Tabel 2.1
Gambar 4.1
Tabel 4.2 Uji Validitas Merekomendasikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Buyer acknowledges and agrees that it is solely responsible for compliance with all legal, regulatory and safety-related requirements concerning its products, and any use of

Panitia telah melakukan evaluasi dokumen kualifikasi dan pembuktian kualifikasi terhadap 2 (dua) calon perusahaan yang diusulkan sebagai calon pemenang, serta

2014 melalui pelelangan sederhana pasca kualifikasi metode satu sampul yang bertempat di Ruang Bidang KS-PK Perwakilan BKKBN Provinsi Banten pukul 08.30 WIB s.d selesai

dalam Pasal 50 ayat (1) huruf b dilakukan oleh Rektor untuk. mendapatkan 2 (dua) nama calon

Dalam menampilkan Webapps ada dua pilihan untuk membukanya, pilihan pertama seperti berikut, buka browser http://tanahair.indonesia.go.id/portal/landingpage , kemudian

dimaksud pada ayat (5) diatur dengan Peraturan Rektor..

Dewan Pengurus Pusat HPJI bekerja sama dengan Dewan Pengurus Daerah HPJI Provinsi Sulawesi Selatan dan PIARC/World Road Association akan mengadakan Konferensi Regional Teknik

(2) Masa jabatan wakil direktur sebagaimana dimaksud pada. ayat (1) selama 4 (empat) tahun dan dapat