• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Produk, Harga, Promosi, Dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro ( Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Produk, Harga, Promosi, Dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro ( Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI, DAN CUACA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH SIAP MINUM DALAM KEMASAN

MEREK TEH BOTOL SOSRO ( STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA)

OLEH

TRIA LESTARI NAHAMPUN

100502023

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ekuitas merek dan harga terhadap keputusan pembelian Teh Botol Sosro di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jenis Penelitian adalah asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang menggunakanTeh Botol Sosro. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert. Penelitian ini menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan teknik purposive sampling.

Hasil penelitian secara simultan bahwa Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan secara parsial bahwa produkdan promosi berpengaruh positif dan signifikan parsial dalam pengambilan keputusan pembelian. Harga dan cuaca berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan parsial dalam pengambilan keputusan pembelian

(3)

ABSTRACT

The Effect of Product, Price, Promotion, and Weather Toward Purchasing Decisions Teh Botol SosroFaculty Economy

at University of North Sumatera

The purpose of this research is to investigate and analyze the influence of brand equity and price on purchasing decisions of Teh Botol Sosro in Faculty Economy at University of North Sumatera. The research is assosiative.

The population of this research areall students who use smartphone Samsung in Faculty Economic University of North Sumatera. The data used were primary and secondary data which obtained through the study of documentation and questionnaires using likert scale. This study used 96 respondents in the sample which taken by purposive sampling method .

The result based on simultaneously shape should that product, price, promotion, and weather have a significant and positive effect on purchasing decisions. The partial shape showed that perceived product and promotion have a positive and significant effect on purchasing decisions. While price and weather have a positive and not significant effect on purchasing decisions.

(4)

KataPengantar

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala berkat dan karunia-Nya kepada penulis melalui kesehatan, pengetahuan,pengalaman dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro( Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara).

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bimbingan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis mengucapkan terima kasih terutama untuk kedua orang tua penulis, Maston Nahampun dan Alm. Asi Helena Manik, atas perhatian,doa , pengorbanan , dukungan , serta cinta kasih yang begitu besar selama ini tanpa mengenal lelah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,SE,M.Ec,Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE,ME Selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Marhayanie,M.si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembaca penilai penulis yang telah memberikan saran, masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

(5)

5. Bapak Dra. Ulfah,Ms selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara atas segala dediksinya selama ini

7. Adik Penulis Harianto Nahampun, Yuliana Nahampun, Sinta Debora Nahampun, dan Alfredo Nahampun yang telah memberikan semangat dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini

8. Untuk inang tua, pak tua, kak lusi, bang binsar, kak siska, Nenek untuk semua doa dan semangat untuk penulis.

9. Sahabat dan teman-teman penulis Rishe, Agnes, Ridha, Ramlah, Rini, Wiwit, Febri, Elly dan seluruh teman-teman stambuk 2010 khususnya untuk anak PMP yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan dan bantuan selama pembuatan skripsi.

10.Teman-teman Greja HKBP yang telah memberikan semangat, doa dan kebersamaan selama ini.

11.Semua pihak yang tulus dan ikhlas memberikan doa dan dukungan sehingga dapat terselesaikanya skripsi ini.

Medan, 22 April 2014 Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Faktor

ABSTRACT ………... ii

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI ………... v

2.1.2.3 Faktor Penetapan Harga……….17

2.1.3 Promosi ... 20

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Batasan Operasional Variabel ... 35

3.4 Defenisi Operasional ... 35

(7)

3.6 Populasi Dan Sampel ... 39

3.7 Jenis Dan Sumber Data ... 41

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas ... 42

3.9.1 Uji Validitas... 42

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 43

3.10 Metode Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Profil Perusahaan ... 51

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 51

4.1.2 Visi dan Misi Teh Botol Sosro ... 53

4.1.3 Teh Botol Sosro ... 53

4.1.4 Logo Teh Botol Sosro ... 55

4.2 Hasil Penelitian ... 55

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif ... 55

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 66

4.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 73

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 76

4.2.4.1Uji Signifikasi Simultan ( Uji-F) ... 76

4.2.4.2 Uji Signifikan Parsial ( Uji T) ... 77

4.2.4.3 Pengujian Koefisien Determinan (R2) ... 79

4.3 Pembahasan ... 80

4.3.1 Hasil Metode Analisis Deskriptif ... 80

4.3.2 Hasil Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Konsumsi Olahan Teh di Indonesia ... 3

Tabel 1.2 Top Brand Index………5

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ………... 37

Tabel 3.2 Instrumen skala Likert ... 39

Tabel 3.3 Uji Validitas ... 43

Tabel 3.4 Uji Reabilitas ... …… 44

Tabel 4.1 Crosstab Umur dan Jenis Kelamin ... 56

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap VariabelProduk ... 59

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga ... 60

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Promosi ... 62

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Cuaca ... 63

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 65

Tabel 4.7 Analisis Statistik ... 69

Tabel 4.8 Uji Glejser ... 71

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas ... 72

Tabel 4.11 Variables Entered/Removed ... 73

Tabel 4.11 Coefficients ... 73

Tabel 4.12Hasil Uji F ... 77

Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial ( Uji –t) ... 78

(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Tahapan Proses Pembelian…..……….. 26

2.2 Kerangka Konsep………... 33

4.1 Jenis Kemasan Teh Botol Sosro……… 54

4.2 Logo Samsung ……….. 55

4.3 Histogram ………... 67

4.4 Normal P – Plot of Regression Standardized Residual.. 68

(10)

ABSTRAK

Pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ekuitas merek dan harga terhadap keputusan pembelian Teh Botol Sosro di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jenis Penelitian adalah asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang menggunakanTeh Botol Sosro. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert. Penelitian ini menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan teknik purposive sampling.

Hasil penelitian secara simultan bahwa Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan secara parsial bahwa produkdan promosi berpengaruh positif dan signifikan parsial dalam pengambilan keputusan pembelian. Harga dan cuaca berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan parsial dalam pengambilan keputusan pembelian

(11)

ABSTRACT

The Effect of Product, Price, Promotion, and Weather Toward Purchasing Decisions Teh Botol SosroFaculty Economy

at University of North Sumatera

The purpose of this research is to investigate and analyze the influence of brand equity and price on purchasing decisions of Teh Botol Sosro in Faculty Economy at University of North Sumatera. The research is assosiative.

The population of this research areall students who use smartphone Samsung in Faculty Economic University of North Sumatera. The data used were primary and secondary data which obtained through the study of documentation and questionnaires using likert scale. This study used 96 respondents in the sample which taken by purposive sampling method .

The result based on simultaneously shape should that product, price, promotion, and weather have a significant and positive effect on purchasing decisions. The partial shape showed that perceived product and promotion have a positive and significant effect on purchasing decisions. While price and weather have a positive and not significant effect on purchasing decisions.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Salah satu yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pasar dalam industri makanan dan minuman adalah bisnis minuman dalam

kemasan.Pasar minum teh alam kemasan saat ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat.Tingginya minat masyarakat mengkonsumsi teh dalam kemasan

mempunyai prospek yang sangat cerah, mendorong banyak perusahaan untuk ikut terjun kedalam industri minuman teh siap minum dalam kemasan (TSMDK). Oleh karena itu perusahaan perlu menganalisis perilaku konsumen (TSMDK) untuk

mengetahui pola pembeliannya

Perusahaan yang menganut konsep pemasaran, biasanya memiliki tujuan

agar konsumen memutuskan untuk membeli sebuah produk dalam pertukarannya untuk mendapatkan laba.Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai (Kotler,2001:31). Hal ini berarti konsep pemasaran

menganjurkan bahwa perumusan strategi pemasaran sebagai suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Produk menurut Kotler (2005:187) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.Menurut

(13)

berkualitas, sehingga konsumen akan mempunyai respon positif. Maka dari itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk-produk yang

berkualitas agar mendapatkan respon yang positif dari konsumen.

Harga juga menjadi salah satu faktor penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian.Menurut Kotler (2003:139),harga adalah salah satu unsur

bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan menimbulkan biaya harga juga bersifap flexible dan dapat berubah dengan cepat.Menurut Tjiptono (2001:

151) agar sukses dalam memasarkan suatu produk, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat.

Begitu juga dengan promosi, promosi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu program pemasaran yang mampu membuat keputusan konsumen untuk membeli.Menurut Cannon (2009:69),promosi adalah

mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Menurut Tjiptono

(2002: 219). Walaupun produk tersebut berkualitas namun bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.

Trewartha (1980) mendefinisikan cuaca sebagai keadaan atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang waktu yang pendek.Dalam melakukan

(14)

Maka dari itu produk, harga, promosi dan cuaca menjadi faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam memasarkan produk ke pasar agar dapat

membuat banyak perhatian dan keputusan konsumen untuk membeli sebuah produk.

Perkembangan konsumsi produk olahan teh di Indonesia dapat dilihat pada Tabel

1.1

Tabel 1.1

Perkembangan Konsumsi Produk Olahan Teh di Indonesia 2005-2012

Tahun

Produk Olahan The Teh

Sumber : BPS,2012

(15)

tahunnya.Pertumbuhan trend yang paling tinggi adalah produk teh celup kemudian diikuti dengan teh kemasan dan teh bubuk.Hal tersebut terjadi karena

semakin lama teh dalam bentuk yang lebih praktis makin digemari oleh masyarakat.Banyaknya pilihan dan semakin mudahnya konsumen dalam mengkonsumsi teh dapat meningkatkan konsumsi teh di Indonesia.

Saat ini minuman teh yang sedang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah minuman teh siap minum. Menurut AC Nielsen 2007, dalam

setahun masyarakat Indonesia mengkonsumsi 705 juta liter minuman teh siap minum. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang sangat besar jika dilihat dari 200 juta botol minuman yang terjual setiap tahunnya.

PT. Sinar Sosro dengan merek Teh Botol sosro merupakan leader produsen teh siap minum dalam kemasan (TSMDK). Merek

sosro yang sudah terkenal di masyarakat tak lain diambil dari pengalaman nama keluarga Sosrodjojo, yang mulai merintis usaha teh wangi melati pada 1940 di slawi, Jawa tengah. Teh merek Sosro diperkenalkan pertama kali pada 1970

dengan merek teh Cap Botol soft Drink Sosrodjojo, baru pada tahun 1974 menjadi Teh Botol Sosro dengan kemasan botol seperti sekarang. Merek tersebut dipakai

untuk mendompleng merek teh seduh cap botol yang sudah sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo. Dibawah kendali sinar Sosro, teh Botol Sosro tumbuh menjadi pemimpin pasar dengan

penguasa 49,6 % dan menjadiumbrella brand SWA,2009). PT. Sinar sosro bukan saja pabrik minuman teh botol siap saji pertama di indonesia tetapi juga

(16)

menjadi kebutuhan banyak orang sehingga satu demi satu pabrik pun terus dibuka agar Teh Botol Sosro makin dekat dengan mereka.

Top Brand Index ini dipublikasikan ole

Tabel 1.2

Top Brand Index teh dalam kemasan siap Minum

Merek Top Brand Keterangan

The Botol Sosro 49,6% TOP

Frestea 14,4% TOP

Mountea 8,3%

Fruit tea 6,4%

Ultra Teh kotak 5,9%

ABC Teh kotak 4,4%

Teh Gelas 4,3%

Sumber: www.topbrand-award.com, 2013

Dari data di atas dapat dilihat Teh Botol Sosro selaku pelopor teh dalam

kemasan siap minum di Indonesia dan di dunia merupakan teh dalam kemasan siap minum nomor satu yang sering diminum oleh konsumen, dengan presentase 49,6%. Posisi kedua ditempati oleh Frestea dengan persentase 14,4%. Sedangkan,

Ultra Teh Kotak berada di posisi lima dengan persentase 5,9% setelah Mountea dan Fruit Tea. Persaingan yang ketat ini mengharuskan setiap produsen teh dalam

(17)

Dengan adanya persaingan di dalam bisnis TSMDK, maka telah menuntut teh Botol Sosro untuk tetap menjadi pilihan utama konsumen dalam membeli

TSMDK. Oleh karena itu Teh Botol Sosro telah berupaya melalui media televisi dengan menayangkan iklan-iklan unggulannya seperti : iklan televisi dengan slogan “ Apa Pun Makananya, Minumnya Teh Botol Sosro”, begitulah slogan

minuman Teh Botol Sosro yang begitu mendibenak konsumen. Slogan yang dipopulerkan PT. Sinar Sinar Sosro sejak 2002 ini menggantikan slogan

sebelumnya “Ahlinya Teh” dirilis pada 1997menandai keinginan sosro berkembang lebih besar.

Pertumbuhan teh siap minum dalam kemasan yang cepat tidak lepas dari

konsumen yang menyukai kepraktisan dalam meminum teh. Teh siap minum, rasa yang enak, mudah didapat, praktis dibawa kemana-mana, dan harganya yang

terjangkau membuat konsumen seperti mahasiswa memilih produk ini. Terutama mahasiswa yang tidak mau dibuat susah untuk membuat teh terlebih dahulu sebelum dikonsumsi dan juga bagi mahasiswa yang jauh dari orang tua ( kost ) teh

siap minum menjadi pilihan utama dalam kehidupan sehari- hari. Teh Botol sosro memiliki aneka varians kemasan yang menjadi pilihan bagi mahasiswa yang dapat

dinikmati sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini berusaha mengetahui dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian teh siap minum dalam kemasan merek Teh Botol Sosro. Oleh karena itu, diambil judul penelitian ” PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI,

(18)

DALAM KEMASAN MEREK TEH BOTOL SOSRO (STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI SUMATERA UTARA)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

pemusan masalah ini adalah “ApakahProduk, Harga, Promosi, dan Cuaca berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Botol Sosro

di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk menganalisis pengaruh dari produk (X1), harga (X2), promosi (X3) dan cuaca (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) Teh Botol Sosro Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan akan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusaahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran,

informasi dan pengetahuan untuk bahan pertimbangan dan evaluasi dari produk, harga, promosi, dan cuaca terhadap keputusan pelanggan

(19)

Untuk menambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang pemasaran khususnya mengenai produk, harga, promosi, dan cuaca

dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pembelian.

3. Bagi Pihak lainnya

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Uraian Teoritis

2.1.1 Produk

2.1.1.1 Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk

memenuhi keinginan atau kebutuhan.Segala sesuatu yang termasuk kedalamnya adalah barang berujud, jasa, events, tempat, organisasi, ide, ataupun kombinasi

antara hal-hal yang baru saja disebutkan.

Produk menurut Kotler (2005:187) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.Jadi, pada

dasarnya produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat atau konsumen.Bagi perusahaan yang memproduksi suatu

produk atau jasa, produk adalah alat atau sarana untuk mencapai sasaran, yaitu keuntungan pemasaran atau tujuan tertentu.

Sutojo (2005:78) mengemukakan beberapa faktor penting yang wajib

diperhatikan perusahaan dalam menyusun produk mereka. Faktor pertama adalah strategi pemilihan segmen pasar yang pernah mereka tentukan sebelumnya.

(21)

pada tingkat seri produk dan pada tingkat kombinasi produk secara keseluruhan. Adapun faktor keempat adalah titik berat strategi pemasaran pada tiap tahap siklus

kehidupan produk.

Menurut Tjiptono (2003:258) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bias ditawarkan sebagai

usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta

daya beli.

Sebagian besar perusahaan menghasilkan lebih dari satu seri produk.Tiap seri produk sering kali terdiri lebih dari satu jenis produk. Sayangnya tidak semua

seri dan jenis produk memberikan sumbangan hasil penjualan dari keuntungan yang sama.oleh karna itu, pengelolaan tiap seri dan jenis produk juga tidak sama.

Kapasitas produk menyumbang keuntungan ditentukan oleh jumlah satuan produk yang terjual tiap masa tertentu dan besarnya contribution margin.

Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu :

1. Core benefit yaitu manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen.

2. Basic product yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.

3. Expected product yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi

(22)

4. Augmented product yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.

5. Potential produck yaitu semua argumentasi dan perubahan produk yang dialami suatu produk dimasa datang.

2.1.1.2 Kualitas Produk

Menurut Kotler (2003:243) kualitas produk adalah salah satu faktor yang paling diandalkan oleh seorang pemasar dalam memasarkan suatu produk.Sedangkan menurut Gaspersz yang (2004:4) kualitas mempunyai definisi

yang berbeda dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategis.Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari produk seperti kinerja (Performance), keandalan

(Realibility), mudah didalam penggunaan (Easy of use) dan estetika (Easthetic).

Kualitas menurut Tjiptono (2003:389) adalah totalitas dan karakteristik

suatu produk (barang dan jasa) yang menunjang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan.Kualitas sering kali diartikan sebagai segala sesuatu yang memuaskan

konsumen atau sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan.

Kualitas produk menurut Stanton (2001:243) adalah suatu jaminan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen dalam memilih suatu produk dan dalam

(23)

1. Kata “jaminan” mengandung pengertian bahwa produk yang ditawarkan terhadap konsumen benar-benar telah melalui proses pengukurn dan pengujian

yang cermat dan rasional, sehingga layak untuk disertai dengan jaminan. 2. Kata “citra rasa” yang menjadi motivasi konsumen dalam memilih produk

adalah faktor yang menjadi fokus perhatian produsen atau pemasar. Jadi siapa

yang menjadi konsumen atau pembeli itu sangat penting diketahui oleh pihak produsen atau pemasar.

3. Antara jaminan dan faktor kebutuhan terhadap rasionalisasi dan relevansi yang harus diterjemahkan secara tepat oleh pihak produsen atau pemasar.

Tujuan umum pembentukan kualitas produk itu sendiri adalah untuk meyakinkan

konsumen bahwa produk yang terbaik menurut kebutuhan konsumen.Bahkan untuk meyakinkan ada perusahaan-perusahaan yang berani memberi jaminan

ganti rugi bila produknya tidak berkualitas atau tidak sesuai dengan promosi yang disampaikan.

Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, dimana persaingan

produk semakin marak, perkara kualitas produk dan pelayanan menjadi sangat penting untuk ditonjolkan. Sebab bila hal ini tidak ditonjolkan maka konsekuensi

logisnya adalah bahwa kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan bisa tergeser oleh kualitas produk dan pelayanan lain yang sejenis, yang lebih meyakinkan konsumen.

(24)

Perusahaan yang pintar bermaksud untuk memuaskan pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat mereka berikan, kemudian memberikan lebih banyak

dari yang mereka janjikan.

Persaingan merek yang tajam belakangan ini memaksa para marketer untuk memberikan daya tarik yang lebih baik daripada pesaingnya.Maklum,

adanya berbagai merek membuat konsumen diuntungkan.Konsumen memilih suatu merek adalah kualitas produk.Kualitas produk tidak diragukan lagi

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.Kualitas produk yang dapat adalah elemen utama yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.

Kotler (2003:234) telah mengungkapkan adanya delapan dimensi kualitas

produk yang bisa dimainkan oleh pemasar. Performance, feature, reliability, conformance, durability, serviceability, aesthetics, dan perceived

quality merupakan kedelapan dimensi tersebut.

1. Dimensi performence atau kinerja produk

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk.Ini merupakan

manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli.Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita membeli produk.

2. Dimensi reliability atau keterandalan produk

Dimensi kedua adalah keterandalan, yaitu peluang suatu produk benas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya.

(25)

Dimensi feature merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option bagi

konsumen.Kalau manfaat utama sudah standar, fitur seringkali ditambahkan.Idenya, fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau pesaing tidak memiliki.

4. Dimensi durability atau daya tahan

Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu semakin awet. Produk yang awet akan dipresepsikan lebih berkualitas

dibandingkan produk yang cepet habis atau cepat diganti.

5. Dimensi conformance atau kesesuaian

Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan

suatu produk.Ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk.Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan standarnya.

6. Dimensi serviceability atau kemampuan diperbaiki

Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki : mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibanding produk yang tidak atau sulit diperbaiki.

(26)

Aesthetic atau keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat konsumen suka.Ini seringkali dilakukan dalam bentuk desai produk atau

kemasannya.Beberapa merek memperbaharui wajahnya supaya lebih cantik dimata konsumen.

8. Dimensi perceived quality atau kualitas yang dirasakan

Dimensi terakhir adalah kualitas yang dirasakan.Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan.Produk-produk yang bermerek

terkenal biasanya dipresepsikan lebih berkualitas dibanding merek-merek yang tidak terdengar.Itulah sebabnya produk selalu berupaya membangun mereknya sehingga memiliki brand equity yang tinggi.Tentu saja ini tidak dapa dibangun

semalam karena menyangkut banyak aspek termasuk dimensi kualitas dari kinerja, fitur, daya tahan, dan sebagainya.

2.1.2 Harga

2.1.2.1 Pengertian Harga

Menurut Kotler (2003:139) “Harga adalah salah satu unsur bauran

pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan menimbulkan biaya harga juga bersifap flexible dan dapat berubah dengan cepat.

Dari definisi yang telah dikemukakan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan mamiliki atau menggunakan suatu barang dan jasa.

(27)

kelompok-kelompok sosial yang miskin, serta pada bahanbahan pokok sehari-hari. Namun dalam dasawarsa terakhir ini, faktorfaktor lain selain harga telah

beralih menjadi relatif lebih penting dalam proses pembelian.

Harga dapat menunjukkan kualitas merek dari suatu produk, dimana konsumen mempunyai anggapan bahwa harga yang mahal biasanya mempunyai

kualitas yang baik.Pada umumnya harga mempunyai pengaruh yang positif dengan kualitas, semakin tinggi harga maka semakin tinggi kualitas. Konsumen

mempunyai anggapan adanya hubungan yang positif antara harga dan kualitas suatu produk, maka mereka akan membandingkan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya, dan barulah konsumen mengambil keputusan untuk

membeli suatu produk.

2.1.2.2. Arti penetapan harga

Menurut Sastradipoera (2009 :141)Ilmu ekonomi mengatakan bahwa harga adalah hasil pertemuan dari transaksi barang atau jasa yang dilakukan oleh

permintaan dan penawaran di pasar. Agar mempunyai makna yang lebih umum, harga pun dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang di pertukarkan dalam

penjualan, untuk memperoleh sesuatu yang lainnya. Arti harga sangatlah sederhana, akan tetapi kita perlu memahami bahwa banyak variabel yang terkandung dalam pengertian ini, termasuk diantaranya:

(28)

- Pembayaran yang akan dilakukan - Bentuk uang yang dipergunakan

- Persyaratan kredit atau potongan yang ditetapkan - Jaminan atas barang atau jasa yang dipertukarkan - Syarat penyerahan barang atau jasa

Paling tidak ada 7 variabel yang akan tercermin dalam harga barang atau jasa. Variabel-variabel tersebut disebut sebagai determinan harga yakni setiap

faktor yang mempengaruhi harga akhir bagi suatu barang atau jasa.Harga yang ditetapkan harus seimbang dengan variabel-variabel tersebut. Jika harga terlampau tinggi daripada variabel-variabel tersebut maka para konsumen akan mengalihkan

perhatiannya dan keputusannya kepada barang atau jasa yang dapat menggantikan sehingga mereka akan mendapatkan kepuasan yang kurang lebih sama.

Sebaliknya jika harga terlampau rendah maka perusahaan akan menanggungnya dalam bentuk biaya yang lebih tinggi daripada harga yang ditawarkan. Oleh karena itu perlu dicari titik keseimbangan antara harga yang ditetapkan dengan

variabel-variabel diatas. Titik itu akan ditemukan dalam kepuasan konsumen dan tertutupnya biaya oleh harga.

2.1.2.3 Faktor penetapan harga

Ada 5 faktor yang mempengaruhi penetapan harga menurut Sastradipoera

(29)

1. Faktor biaya. Metode yang berguna ketika menetapkan harga produk adalah suatu metode yang berkaitan dengan biaya tetap dan

biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang konstan untuk setiap jumlah produksi, tetapi bervariasi ketika dihitung dalam satuan produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang bervariasi

apabila dihitung dari keseluruhan produksi, tetapi mungkin konstan, progresif atau degresif jika dihitung per satuan produk

yang dihasilkan.

2. Faktor permintaan. Penentuan harga yang efektif selalu menuntut pertimbangan terhadap pola permintaan yang cermat dan

berhati-hati. Pada saat barang-barang langka dipasar, seperti terjadi pada saat perang, permintaan melebihi penawaran. Apabila terjadi

perang, maka akan berpengaruh terhadap kondisi makro suatu Negara. Selain perlu memperhatikan perekonomian makro, perlu juga dilihat elastisitas permintaan barang yang akan dijualnya.

Permintaan mungkin akan elastic, inelastic atau unitas terhadap harga.

3. Faktor persaingan. Ketika menetapkan harga, kita perlu membuat suatu pertimbangan khusus terhadap derajat persaingan yang terjadi di pasar barang dan jasa yang dipasarkannya. Pasar

(30)

4. Faktor hukum. Ketika seseorang merencanakan dan menetapkan harga, ia harus memperhatikan undang-undang dan peraturan yang

berlaku pada suatu Negara, baik pusat maupun daerah. Pada keadaan perekonomian tertentu pemerintah dapat menetapkan harga maksimum. Harga maksimum dibuat jika barang-barang

tersebut langka sekaligus untuk melindungi konsumen atas harga yang terlalu tinggi. Disamping penetapan harga maksimum,

pemerintah juga dapat menetapkan harga minimum. Misalnya penetapan upah minimum regional. Selain itu pemerintah juga memberlakukan pajak. Pajak dikenakan kepada mereka yang telah

memenuhi persyaratan wajib pajak.

5. Faktor pertanggung jawaban sosial. Social responsibility

(pertanggungjawaban sosial) menjadi hal terakhir yang harus di perhatikan oleh marketing ketika hendak menentukan harga barang yang akan dijualnya dipasar. Seorang marketing melayani banyak

masyarakat, diluar konsumen yang menjadi sasarannya. Mereka meliputi pemasok, lembaga pemerintah, lembaga swadaya

masyarakat, lembaga keagamaan, dll.penetapan harga yang efektif perlu memahami kebutuhan masyarakat di luar konsumen tersebut. dengan kata lain, manajer marketing yang dalam hal ini si penjual,

bukanlah satu-satunya yang dapat mempengaruhi tingkat harga. Semua kepentingan itu perlu diperhatikan sehingga diperoleh titik

(31)

2.1.3 Promosi

2.1.3.1 Pengertian Promosi

Menurut Cannon (2009:69)Promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk

mempengaruhi sikap dan perilaku. Bagian promosi dalam bauran pemasaran melibatkan pemberitahuan kepada pelanggan target bahwa produk yang tepat tersedia di Tempat dan pada Harga yang tepat. Seperti halnya harus disesuaikan

untuk pasar target spesifik. Promosi juga harus sesuai dengan variabel- variabel lainnya dalam bauran pemasaran serta menegaskan diferensiasi dan pemosisian

strategi tersebut.

Kotler (2005:264-312), mengatakan bahwa unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat utama, yaitu :

- Advertising : merupakan semua penyajian non personal, promosi ide ide, promosi produk atau jasa yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar.

- Sales Promotion : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

- Public relation and publicity : berbagai program untuk mempromosikan

(32)

- Personal Selling : Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan suatu presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan.

- Direct marketing : penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara dengan atau

mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

2.1.3.2Beberapa Metode Promosi Tersedia

Ada beberapa metode promosi yang tersedia Menurut Perreault (2009:71)

Penjualan Personal – Fleksiblitas merupakan kekuatannya

Penjualan personal (personal selling) melibatkan komunikasi lisan secara

langsung antara penjual dan eplanggan potensial. Tenaga penjualan mendapatkan umpan balik secara segera, melibatkan mereka untuk beradaptasi. Meskipun

sejumlah penjualan personal dimasukan dalam sebagian besar bauran pemasaran, cara ini dapat berbiaya sangat mahal. Jadi, mengkombinasikan penjualan personal

dengan penjualan massal dan promosi penjualan acap kali lebih disukai.

Penjualan missal melibatkan pengiklanan dan publisitas

Penjualan massal (mass selling) adalah berkomunikasi dengan pelanggan

potensial dalam jumlah yang banyak, pada waktu yang bersamaan.Pengiklanan adalah bentuk utama dari penjualan masal.Pengiklanan (advertising) adalah semua bentuk presentasi non personal atas ide, barang atau jasa oleh sebuah sponsor

(33)

Publisitas menghindari biaya media

Publisitas (publicity) adalah semua bentuk presentasi non personal atas ide, barang

atau jasa yang tidak dibayar.Orang – orang publisitas memperoleh bayaran. Namun mereka berusaha untuk menarik perhatian perusahaan dan apa yang ditawarkannya dengan tanpa harus membayar biaya media.

2.1.4 Cuaca

Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja.

Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbedabeda untuk setiap tempat serta setiap jamnya(andina, 2009: 67)

Menurut World Climate Conference (1979: 25) cuaca adalah keadaan secara keseluruhan pada suatu saat termasuk perubahan, perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena.

Trewartha (1980: 12) mendefinisikan cuaca sebagai keadaan atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang waktu yang pendek.

Cuaca menurut Gibbs (1987: 23) adalah keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu tempat atau wilayah selama

(34)

Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika

(BMG), Departemen Perhubungan. Untuk negara Negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat).

Ada beberapa unsur yang mempengaruhi cuaca, yaitu (andina, 2009:67):

1. Suhu Udara

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara.Alat untuk

mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer.Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator)dan

makin ke kutub, makin dingin. 2. Kelembapan udara

Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang utama).Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang

dapat dikandungnya.Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut. Ada dua macam kelembaban udara:

a. Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yangterdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m³ udara. b. Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara

(35)

3. Curah Hujan

Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu

tertentu.Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam

harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh diwilayah Indonesia

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a. Bentuk medan/topografi

b.Arah lereng medan

c.Arah angin yang sejajar dengan garis pantai d.Jarak perjalanan angin di atas medan datar

Dalam melakukan keputusan pembelian konsumen tidak lepas dari faktor cuaca.Seperti pada saat cuaca dingin konsumen cenderung mengkonsumsi produk

makanan dan minuman yang bersifat panas, misalnya mengkonsumsi teh hangat, kopi, wedang jahe, mie rebus, bakso, dll. Sebaliknya pada saat cuaca panas konsumen cenderung mengkonsumsi produk makanan dan minuman yang bersifat

(36)

2.1.5 Keputusan Pembelian

2.1.5.1 Perilaku Konsumen

Menurut Mangkunegara (2002:4), Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.

Menurut Engel (1968) dalam buku Mangkunegara (2001:3) , Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barabng-barang jasa

ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

Menurut Loudon dan Della bitta (1984:6) dalam buku Mangkunegara (2001:3), perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi,

memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.

Menurut Hawkins (1995) yang terdapat dalam buku Suryani (2008:7),

Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan

(37)

Menurut Supranto dan Limakrisna, Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai,

mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

2.1.5.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi (2003:16) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan

kejadian berikut :

Lima Tahap Proses pembelian :

Gambar 2.1 Tahap proses pembelian

Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan membeli

(38)

pada tahap-tahap itu. Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi

sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya.Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari

kebutuhan normal seseorang atau rangsangan eksternal seseorang. b. Pencarian Informasi

Seseorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong

untuk mencari informasi yang lebih banyak. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang

dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan pembelian. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)

kelompok yaitu :

- Sumber Pribadi : Keluarga, teman, tetangga,dan kenalan

- Sumber Komersil : Iklan, tenaga penjual, penyalur, kemasan, pameran

- Sumber Umum : Media massa, organisasi konsumen

-Sumber Pengalaman: Pernah menangani, menguji, menggunakan produk

(39)

Ada beberapa proses evaluasi alternatif keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif,

yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pertimbangan yang sadar dan rasional.

d. Keputusan Membeli

Ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi tujuan membeli dan

keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap atau pendirian orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada 2 (dua) hal yaitu :

-Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen.

- Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Faktor yang kedua adalah situasi yang tidak dapat diantisipasi. Konsumen membentuk suatu maksud pembelian, atas dasar

faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapakan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Ketika

konsumen akan bertindak, faktor situasi yang tidak diantisipasi mungkin terjadi unutk mengubah maksud pembelian tersebut.

d. Perilaku Pasca Pembelian

Pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan, konsumen akan

(40)

tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat

pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa

dekatharapan pembeli atas produk tersebut dengan daya guna yang dirasakan dari produk tersebut. Jika daya guna produk produk tersebut

dibawah harapan pelanggan, pelanggan tersebut akan merasa dikecewakan. Tetapi, jika memenuhi harapan, pelanggan tersebut akan merasa puas, dan jika melebihi harapan, maka pelanggan

tersebut akan merasa sangat puas.

2.2 Penelitian Terdahulu

Budi parlindungan (2011) judul penelitian : pengaruh Diferensiasi Produk terhadap minat beli konsumen pada Produk Extra joss. Penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel diferensiasi produk (X) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel minat beli konsumen (Y) yang

ditunjukkan melalui pengolahan data yang memaparkan nilai t hitung yang lebih besar dari pada t (t hitung sebesar 7,485 dan t tabel sebesar 2,011).

(41)

Dwi wahyuni Megawati (2010) judul penelitian : Pengaruh Brand Equity terhadap Keputusan pembelian Donat kemasan paket pada J.CO Donuts & Cofee

Cabang Sun Plaza Medan.Metode yang analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilities, metote deskritif da uji regresi linear berganda yang terdiri uji-t, uji-F dan koefisien determinan (R2).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen brand equity yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian donat kemasan paket pada J.CO Donuts & Cofee Cabang Medan.

Deka(2012) meneliti dengan judul “Pengaruh Poduct, Price, Place, Promotion Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Indonesia Seller Perusahaan E-Commerce Ebay).” Teknik dalam pengumpulan data menggunakan

kuesioner dan diberikan kepada 97 sample buyer Indonesia pada website E-bay.. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif, yaiut uji

reliabilitas dan uji validitas, uji asumsi klasik, uji t dan uji F, koefision determinasi serta analisis regresi linear berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel produk, place dan promosi

memiliki pengaruh positif dan signifikan pada keputusan pembelian.Sedangkan variabel harga mempunyai pengaruh negative dan signifikan pada keputusan

(42)

2.3 Kerangka Konseptual

Keputusan pelanggan dipengaruhi oleh variabel independen, yaitu produk,

harga, promosi, dan cuaca.. Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai (Kotler,2001:31).

Produk menurut Kotler (2005:187) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.Menurut Nugroho (2001: 197) pemasar diharuskan menawarkan produk yang benar-benar

berkualitas, sehingga konsumen akan mempunyai respon positif. Maka dari itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk-produk yang

berkualitas agar mendapatkan respon yang positif dari konsumen.

Harga juga menjadi salah satu faktor penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian.Menurut Kotler (2003:139), harga adalah salah satu unsur

bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan menimbulkan biaya harga juga bersifap flexible dan dapat berubah dengan cepat.Menurut Tjiptono (2001: 151) agar sukses dalam memasarkan suatu produk, setiap perusahaan harus

menetapkan harganya secara tepat.

Begitu juga dengan promosi, promosi merupakan salah satu faktor yang

menentukan keberhasilan suatu program pemasaran yang mampu membuat keputusan konsumen untuk membeli.Menurut Cannon (2009:69),promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang

(43)

pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.

Trewartha (1980) mendefinisikan cuaca sebagai keadaan atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang waktu yang pendek.Dalam melakukan keputusan pembelian konsumen tidak lepas dari faktor cuaca.Seperti pada saat

cuaca dingin konsumen cenderung mengkonsumsi produk makanan dan minuman yang bersifat panas dan sebaliknya.

Maka dari itu produk, harga, promosi dan cuaca menjadi faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam memasarkan produk ke pasar agar dapat membuat banyak perhatian dan keputusan konsumen untuk membeli sebuah

produk.

Dari definisi di atas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat

(44)

Harga (X2) Produk ( X1)

Sumber: Kotler (2005), diolah

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diberikan, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian Teh Botol Sosro di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”

Keputusan Pembelian (Y)

Produk (X1)

Cuaca (X4)

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian menurut tingkat eksplanasi, dimana penelitian ini datat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan pada tujuan

objek-objeknya (sugiono 2006: 10).Pada tingkat eksplanasi, penelitian termasuk ke dalam penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui dan menganalisis pengaruh produk, harga, promosi, dan cuaca terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. 2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan aktivitas penelitian ini dilakukan diFakultas

EkonomiUniversitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Dr. T. Mansur No. 9 Kampus USU, Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

(46)

3.3 Batasan Operasional

1. Variabel independen (variabel bebas)

Dalam penelitian ini variabel independen yang ditentukan ada 4 , yaitu: produk (X1), harga (X2), promosi (X3) dan Cuaca (X4).

2. Variabel dependen (variabel terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen (Y)

3. Penelitian ini hanya dibatasi pada Mahasiswa/MahasiswiFakultas Ekonomi Universitas Sumatera UtaraProgram studi S1Reguler dan Diploma III yang

pernah membeli Teh Botol Sosro.

3.4 Definisi Operasional 1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung dari variabel lain, terdiri dari :

a. Produk (X1)

Produk adalah Teh Botol Sosro yang ditawarkan dipasar untuk

mendapatkan perhatian, permintaan pemakaian dan konsumsi. b. Harga (X2)

Harga adalah Jumlah uang yang dibayarkan kosumen untuk mendapatkan

(47)

c. Promosi (X3)

Promosi adalah Kegiatan yang dilakukan oleh Teh Botol Sosro dalam

mempengaruhi atau memperbanyak konsumen untuk membeli. d. Cuaca (X4)

Keadaan udara pada saat tertentu untuk menarik konsumen membeli Teh

Botol Sosro 2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas, terdiri dari:

Keputusan Pembelian (Y)adalahtahap dalam proses pengambilan keputusan

pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

(48)

Tabel 3.1 Berikut menyajikan oprasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi operasional Indikator Skala

Produk (X1) Teh Botol Sosro yang ditawarkan dipasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan

pemakaian dan konsumsi

1. Teh Botol Sosro aman untuk kesehatan

2. Teh Botol sosro adalah merek yang pertama kali diingat 3. Teh Botol Sosro cocok untuk

banyak jenis makanan 4. Desain kemasan Teh Sosro menarik

5. Teh Botol Sosro terbuat dari bahan-bahan alami

likert

Harga (X2) Jumlah uang yang dibayarkan kosumen untuk mendapatkan produk Teh Botol Sosro

1. Harga Teh Botol Sosro dengan manfaat yang dirasakan

2. Harga Teh Botol Sosro terjangkau

3. Harga yang kompetitif

4. Harga yang sesuai dengan kualitasnya

likert

Promosi (X3) Kegiatan yang

dilakukan oleh Teh Botol Sosro dalam mempromosikan

produknya

1. Melakukan promosi melalui surat kabar, media elektronik, dll

2. Kuantitas penayangan iklan 3. Kualitas penyampaian pesan

dalam penayangan iklan di media promosi

(49)

saat tertentu untuk menarik konsumen membeli Teh Botol Sosro

2. Cuaca Dingin 3. Hujan

Keputusan pembelian (Y)

Kegiatan atau perilaku yang muncul sebagai respon terhadap Teh Botol Sosro

1. Membeli teh btol sosro karena adanya kebutuhan

2. Pencarian informasi sebelum membeli Teh Botol Sosro

3. Telah membandingkan dengan Teh dalam kemasan yang lain 4. Yakin membeli Teh Botol Sosro karena kealamiannya

Likert

Sumber : Tjiptono, 2001 (diolah)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Adapun yang menjadi skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:132).

Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat dilihat pada Tabel

(50)

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2008:132)

3. 6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2008:133).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi program S1 reguler dan D3 (Diploma) angkatan 2010 sampai 2013 yang pernah

mengkonsumsi Teh Botol Sosro di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang tidak diketahui Jumlahnya.

(51)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi terebut Sugiyono (2008:132). Kriteria sampel yang digunakan dalam

penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi yang pernah mengkonsumsi Teh Botol Sosro diFakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sehingga untuk menentukan sampel digunakan rumus ( Supramono, 2003:62)

(Za)2( p) ( q) n =

d2

Keterangan :

n = jumlah sampel

(Za)2 = nilai tabel Z berdasarkan tingkat signifikan tertentu (a)

Bila a=0,05 maka Z=1,96 Bila a=0,01 maka Z= 1,96

p = estimasi proporsi populasi yang sesuai criteria sampel q = proporsi populasi tidak sesuai kriteria sempal (1-p)

d = penyimpangan yang ditolerir

Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p yang belum

diketahui, maka dapat digunakan p=0,5. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

(52)

0,12 = 96,04

Berdasarkan uraian diatas maka jumlah responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 96 orang.

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling,

yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu (Sugiono, 2005:78). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang melakukan pembelian Teh

Botol sosro di Fakultas Ekonomi USU minimal dua kali.

3. 7 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah: a. Data primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber

pertama di lapangan (Bungin, 2001:127).

a. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder (Bungin, 2001). Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber

pustaka seperti buku-buku, jurnal-jurnal, dan dokumen lain yang berhubungan dengan materi kajian.

3.8 Metode Pengumpulan Data

(53)

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2008:199).Kuesioner penelitian ini deilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kepada

pembeli yang telah ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data dari buku-buku, jurnal-jurnal

penelitian, majalah dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.

3.9Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data valid dengan alat ukur yang telah disediakan

(kuesioner).Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian Validitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0 for windows, dengan kriteria sebagai berikut :

(54)

Tabel 3.3 Uji Validitas

No Variabel Pertanyaan Corrected Item-Total Correlation(rHitung)

1

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (diolah)

2 . Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apa bila digunakan berulang kali

(55)

Untuk melakukan uji ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0.for windows, dengan kriteria sebagai berikut:

1.Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel. 2.Jika r alpha negatif dan lebih kecil dari r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel.

Pengujian validitas dan reliabilitas ini dilakukan terhadap 30 responden

di luar sampel, tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel yang dikonsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

yang merupakan responden yang dijadikan sebagai uji validitas dan reliabilitas dan menggunakan bantuan Software SPSS versi. 18.00 dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini:

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

No Variabel Crobach's alpha N of Items

1 Produk (X1) .729 5

2 Harga (X2) .718 4

3 Promosi (X3) .798 3

4 Lokasi (X4) .667 3

5

Keputusan Pembelian (X5)

.639

5

Sumber: Hail Penelitian, 2014 (diolah)

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa Cronbach’s Alpha > 0,60. Reliabilitas suatu

(56)

3.10 Metode Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang

dikumpulkan adalah: 1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang

termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi

normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmograv Smirnov.Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 % maka jika nilai Asymp.sig.(2-tailed) diatas

signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Muslich, Syafrizal, 2012:100).

b. Uji Heterokedastisitas

Adanya varians variabel independent adalah konstan untuk setiap nilai

(57)

statistik mempengaruhi variabel dependen, maka akan ada nilai indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan

5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. (Muslich,

Syafrizal, 2012:108).

c. Uji Multikolinearitas

Istilah kolineritas ganda (multicollinearity) diciptakan oleh Ragner Frish di dalam bukunya :Statistical Confluence Analysis By Means Of Complete Regression Sistem. Aslinya istilah ini berarti adanya hubungan linear yang

sempurna atau eksak (perfect or exact) diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi multikolinear sempurna muncul ketika jumlah obervasi nol,

sedangkan multikolinear tak sempurna muncul ketika jumlah observasi lebih kecil dari jumlah parameter yang akan ditaksir. (Muslich, Syafrizal 2012:133).

2. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan,

penyusunan dan penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek yang diteliti.

3. Metode Analisis Regresi Berganda

(58)

metode analisis regresi berganda yang digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen (X1, X2, X3,dan X4) terhadap variabel dependen (Y). Analisis data menggunakan bantuan Software SPSS versi

17.0.for windows dengan rumus:

Y = a + b1+ b2+ bX3+ bX4+ e

Keterangan :

Y = Keputusan pembelian

a = Konstanta

b1-2 = Koefisien arah regresi

X1 = Produk

X2 =Harga

X3 =Promosi

X4 =Cuaca

E = Variabel pengganggu (standart error )

4. Pengujian Hipotesis

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara stastistik disebut

(59)

statistiknya berada dalam daerah Ho diterima. Dalam analisisnya ada beberapa kriteria ketepatan, yaitu:

a. Uji Signifikan Parsial ( Uji- t)

Yaitu menemukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

Ho : b1 = 0

Artinya secara parsial tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel

bebas (X1, X2, X3 dan X4) yaitu berupa Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terikat (Y).

Ha : b1 ≠ 0,

Artinya secara parsial ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) yaitu berupa Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca terhadap

keputusan pembelian sebagai variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

Ho diterima jika Thitung < Ttabel pada � = 5%

Ha diterima jika Thitung > Ttabel pada � = 5%

b. Uji Signifikan Simultan ( Uji-F)

Yaitu untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara serentak (simultan) terhadap variabel terikat.

(60)

Artinya secara serentak (simultan) tidak dapat berpengaruh yang positif dan tidak signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3,dan X4) yaitu berupa Produk, Harga,

Promosi, dan Cuaca terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terikat (Y).

Ha : b1. b2, b3,b4 ≠ 0,

Artinya secara serentak (simultan) terdapat pengaruh yang positif dari variabel bebas (X1, X2, X3,dan X4) yaitu berupa Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca

terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

Ho tidak ditolak jika Fhitung < Ftabel pada � = 5%

Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel pada � = 5%

c. Koefisien Determinasi (��)

Koefisien Determinasi (�2) pada intinya digunakan untuk mengukur

seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika koefisien

determinasi (�2) semakin besar nilainya atau mendekati satu maka kontribusi

variabel bebas (X1, X2, X3,dan X4) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh

variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaiknya koefisien determinasi (�2) semakin kecil nilainya atau mendekati nol maka dapat dikatakan

(61)
(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama SOSRO diambil dari nama keluarga pendirinya yakni

SOSRODJOJO.

Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil

bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah Jawa Tengah.

Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal didaerah Jawa Tengah.

Perjalanan memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai dengan melakukan strategi CICIP RASA (product sampling) ke beberapa pasar di kota Jakarta.

Awalnya, datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan menyeduh teh langsung di tempat.Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi cara ini

(63)

penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.

Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh

yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan

belum sebagus sekarang

Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor,

dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlumenunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.

Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol, dan pada tahun 1974 didirikan PT SINAR SOSRO yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di

Indonesia dan di dunia.

Dasar atau Filosofi PT. Sinar Sosro adalah Niat Baik yang di jabarkan dalam 3K

(64)

• Peduli terhadap KUALITAS

• Peduli terhadap KEAMANAN

• Peduli terhadap KESEHATAN

• Serta RAMAH LINGKUNGAN

4.1.2 Visi dan Misi Teh Botol Sosro

Visi dari PT Sinar Sosro adalah Menjadi perusahaan minuman kelas dunia

yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta memberikan nilai tambah untuk semua pihak terkait.Sedangkan misi Teh Botol

Sosro adalah Membangun merk Sosro sebagai merk yang alami, berkualitas, & unggul.

4.1.3 Teh Botol Sosro

Salah satu produk unggulan PT. SINAR SOSRO adalah Tehbotol Sosro kemasan botol beling atau sering disebut RGB (Returnable Glass Bottle).Tehbotol

Sosro kemasan botol beling merupakan produk teh siap minum yang pertama di Indonesia dan di Dunia yang sudah diluncurkan sejak Tahun 1974.

Untuk memenuhi kebutuhan pencintanya dimanapun berada,Tehbotol Sosro dengan inovasinya sampai dengan saat ini telah memiliki banyak pilihan kemasan produk yaitu :

 Kemasan botol beling ( Returnable Glass Bottle ) dengan volume 220ml

(65)

 Kemasan pouch dengan volume 150ml

 Kemasan PET dengan volume 500ml

Inovasi terbaru dari produk Tehbotol Sosro adalah Tehbotol Sosro Less Sugar yang telah diluncurkan pada tanggal 20 Agustus 2008.Produk ini tersedia dalam kemasan PET volume 500ml dan kemasan kotak ( Tetra Pak ) volume 250ml. Dan

untuk Tehbotol Sosro regular kini hadir dalam kemasan baru yaitu kemasan PET 500ml.

Gambar 4.1

(66)

4.1.4 Logo Teh Botol Sosro

Gambar 4.2 Logo Teh Botol Sosro

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran

yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga dapat diketahui gambaran umum perusahaan yang sedang diteliti.

1. Analisis Deskriptif Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Gambar

Tabel 1.2
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

jawaban yang paling tepat sesuai kondisi Bapak/Ibu/Saudara dalam lembar kuesioner. yang

Siswa mampu menyebutkan informasi yang terdapat dalam undangan tertulis dengan cara menjawab pertanyaan yang sesuai dengan teks undangan!. Siswa mampu menyebutkan ekspresi

Perkembangan pendapatan daerah sebagaimana yang terjadi selama lima tahun ke belakang merupakan sebuah capaian yang baik dimana dalam lima tahun tersebut porsi PAD

[r]

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian lanjutan uji efek diuretik ekstrak etanol 70% herba selasih ( Ocimum basilicum L.) berdasarkan volume urin dan jumlah

Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen Direktorat Jenderal Bina Marga dan/atau rencana keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sesuai dengan

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya

Dalam pembentukan portofolio dengan menggunakan Single Index Model dapat juga dilakukan penyeleksian atas saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam portofolio