ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH
RIGHT ISSUE
THE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE AND AFTER RIGHT ISSUE
HALAMAN JU
Disusun oleh: KHOLIFAH FIL ARDHI
20430420424
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AFTER RIGHT ISSUE
HALAMAN JU
Disusun oleh: KHOLIFAH FIL ARDHI
20130420124
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE
THE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE AND AFTER RIGHT ISSUE
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Meperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
HALAMAN JU
Disusun oleh: KHOLIFAH FIL ARDHI
20130420124
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Untuk menguji perbedaan yang signifikan antara Operation Cash Flow Ratio perusahaan sebelum dan sesudah right issue, 2) Untuk menguji perbedaan yang signifikan Debt to Equity Ratio peruusahaan sebelum dan sesudah right issue, 3) Untuk menguji perbedaan yang signigikan tingkat Return on Asset sebelum dan sesudah right issue, 4) Untuk menguji perbedaan yang signifikan Net Profit Margin sebelum dan sesudah right issue, 5) Untuk menguji perbedaan yang signifikan Asset Turnover sebelum dan sesudah right issue, 6) Untuk menguji perbedaan yang signifikan Price Earning Ratio sebelum dan sesudah right issue. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data dari laporan tahunan di Indonesia dan analisis data menggunakan uji normalitas dan uji Wilcoxon Signed Rank. Hasil menunjukkan bahwa: 1) Tidak ada perbedaan Kinerja Operating Cash Flow Ratio antara sebelum dan sesudah right issue, 2) Tidak ada perbedaan Kinerja Debt to Equity Ratio antara sebelum dan sesudah right issue, 3) Tidak ada perbedaan Kinerja Return on Asset antara sebelum dan sesudah right issue, 4) Tidak ada perbedaan Kinerja Net Profit Margin antara sebelum dan sesudah right issue, 5) Ada perbedaan Kinerja Asset Turnover antara sebelum dan sesudah right issue, 6) Tidak ada perbedaan Kinerja Price Earning Ratio antara sebelum dan sesudah right issue.
difference of Debt to Equity Ratio before and after right issue, 3) to examine the difference of Return on Asset before and after right issue, 4) to examine the the difference of Net Profit Margin before and after right issue, 5) to examine the difference of Asset Turnover before and after right issue, 6) to examine the difference of Price Earning Ratio before and after right issue. This research analysed the financial report of 49 companies which listed in Indonesia Stock Exchange. This research uses purposive sampling and data collective from financial report and hypothesis were tested using normality and Wilcoxon Signed Rank Test. The result of this research are: 1) There is no difference of Operating Cash Flow Ratio before and after right issue, 2) There is no difference of Debt Equity Ratio before and after right issue, 3) There is no difference of Return on Asset before and after right issue, 4) There is no difference of Net Profit Margin before and after right issue, 5) There is difference of Asset Turnover before and after right issue, 6) There is no difference of Price Earning Ratio before and after right issue.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis diberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Judul yang penulis ajukan adalah : “Analisis Perbedaan Sebelum Dan Sesudah Right Issue Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015)”. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masuka bagi investor untuk pengambilan keputusan, selain itu juga dapat memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Nano Pratolo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Ietje Nazaruddin, SE., M.Si., Ak selaku Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Dr. Bambang Jatmiko, SE. M.Si.. selaku dosen pembimbing yang
selalu memberikan bimbingan dan waktunya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
dapat mnyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman semua atas kebersamaan, dukungan dan bantuan selama penulisan skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan dan semangat dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada kita semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis trima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis umumnya bagi kita semua.
Yogyakarta, 30 November 2016
MOTTO
Allah akan meninggikan orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang
berilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Mujadillah:11)
’Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah ‘’ (HR.Turmudzi)
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah
Alhamdulillahirobbil`alamin ….
Dengan penuh rasa syukur dan suka cita, aku persembahkan penulisan sederhana ini untuk yang tak ada hentinya mendoakan dan mengdukungku dalam penulisan ini.
Sujud syukur kusembahkan kepada ALLAH SWT., Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tuhan yang telah mengkaruniai saya kehidupan sebagai seorang manusia yang utuh tak kurang apapun. Tuhan yang telah mengkaruniaiku akal pikiran untuk menikmati ilmu pengetahuan-Nya. Tuhan yang satu untuk disembah selamanya. Alhamdulillah, berkat semua karunia-Mu, hamba dapat menyelesaikan tugas hamba sebagai mahasiswa. Semua pertolongan serta keringanan tak lepas dari kasih sayang-Mu. Sungguh Engkau Tuhan Yang Maha Besar, Maha Suci, dan Tuhan dari semua makhluk hidup.
Shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan
Nabi Agung Muhammad SAW., yang selalu
memberikan suritauladan yang baik. Terimakasih ya Rasul atas semua bimbinganmu sehingga kami (kaum mu) memiliki koridor dalam menjalani hipup di dunia ini. Engkau yang kelak memberi cahaya bagi kaum mu dikehidupan selanjutnya, semoga nama mu selalu dijunjung dan selalu dibela sehingga terhindar dari fitnah yang keji, aamiin.
hingga saat ini. Keringat yang bercucuran, tangisan, perjuangan dan dukungan yang kalian lakukan demi
kebahagiaanku, mungkin tidak akan mampu
terbalaskan. Hanya doa yang bisa aku panjatan, semoga ibu dan bapak selalu diberi kesehatan, umur yang panjang dan dimudahkan dalam mencari risky-Nya. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan bapak bahagia, karena kusadari selama ini belum cukup perbuatan baikku untuk kalian.
Terimakasih saya ucapkan kepada Dosen Pembimbing saya, Dr. Bambang Jatmiko, S.E., M.Si yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. Tak lupa saya haturkan ucapkan terimakasih atas segala dorongan maupun motivasi. Tidak banyak yang saya bisa balaskan, hanya doa semoga selalu diberi kesehatan, kesuksesan dalam karir akademis, tetap semangat memukul raket bulutangkis dan tercapai segala cita-cita yang masih ingin diraih. Dan juga, terimakasih untuk keluarga Bapak Dr. Bambang Jatmiko. S.E., M.Si,.
Terimakasih untuk keluarga Badan Perencanaan dan
Pengembangan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta yang memberikan bimbingan dan
pengalaman.
Untuk dukungan, doa dan bimbingan, tak lupa aku ucapkan untuk Vina Yunistiyani. Hal terbesar yang aku dapat adalah motivasi yang selalu menjadi motor penggerakku untuk selalu berusaha. Semoga cita-cita mu segera teraih dan segera membahagiakan kedua orang tua.
Terimakasih untuk sahabatku; Chrisnanda Amanta, Zimzama Mubara, Abdurrohman Maulana yang menemani akhir tahun perkuliahan.
vii
sesudah right issue, 2) Untuk menguji perbedaan yang signifikan Debt to Equity Ratio peruusahaan sebelum dan sesudah right issue, 3) Untuk menguji perbedaan yang signigikan tingkat Return on Asset sebelum dan sesudah right issue, 4) Untuk menguji perbedaan yang signifikan Net Profit Margin sebelum dan sesudah right issue, 5) Untuk menguji perbedaan yang signifikan Asset Turnover sebelum dan sesudah right issue, 6) Untuk menguji perbedaan yang signifikan Price Earning Ratio sebelum dan sesudah right issue. Pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling. Teknik pengumpulan data dari laporan tahunan di Indonesia dan analisis data menggunakan uji normalitas dan uji Wilcoxon Signed Rank. Hasil menunjukkan bahwa: 1) Tidak ada perbedaan Kinerja Operating Cash Flow Ratio
antara sebelum dan sesudah right issue, 2) Tidak ada perbedaan Kinerja Debt to Equity Ratio antara sebelum dan sesudah right issue, 3) Tidak ada perbedaan Kinerja Return on Asset antara sebelum dan sesudah right issue, 4) Tidak ada perbedaan Kinerja Net Profit Margin antara sebelum dan sesudah right issue, 5) Ada perbedaan Kinerja Asset Turnover antara sebelum dan sesudah right issue, 6) Tidak ada perbedaan Kinerja Price Earning Ratio antara sebelum dan sesudah right issue.
viii
ABSTRACT
The objectives of this research are: 1) to examine the difference of Operating Cash Flow Ratio before and after right issue, 2) to examine the difference of Debt to Equity Ratio before and after right issue, 3) to examine the difference of Return on Asset before and after right issue, 4) to examine the the difference of Net Profit Margin before and after right issue, 5) to examine the difference of Asset Turnover before and after right issue, 6) to examine the difference of Price Earning Ratio before and after right issue. This research analysed the financial report of 49 companies which listed in Indonesia Stock Exchange. This research uses purposive sampling and data collective from financial report and hypothesis were tested using normality and Wilcoxon Signed Rank Test. The result of this research are: 1) There is no difference of Operating Cash Flow Ratio before and after right issue, 2) There is no difference of Debt Equity Ratio before and after right issue, 3) There is no difference of Return on Asset before and after right issue, 4) There is no difference of Net Profit Margin before and after right issue, 5) There is difference of Asset Turnover before and after right issue, 6) There is no difference of Price Earning Ratio before and after right issue.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 menjelaskan
bahwa pasar modal merupakan kegiatan penawaran umum dan perdagangan
efek perusahaan publik, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Mekanisme perdagangan efek di pasar modal ditata rapi oleh sistem yang
menjaga ketertiban proses berlangsungnya perdagangan surat berharga. Pasar
modal mempertemukan pihak yang membutuhkan dana jangka panjang dan
pihak yang membutuhkan sarana investasi dimana sarana investasi ini harus
terpercaya dan prospektif. Pasar modal merupakan tempat dimana berbagai
jenis instrumen keuangan jangka panjang diperdagangkan (Darmadji dan
Fakhruddin, 2006). Kini pasar modal lebih dikenal sebagai sarana bertemunya
antara permintaan dan penawaran atas instrument keuangan jangka panjang.
2
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (Q.S. Al-Hasyr, 7)
Dalam penggalan ayat di atas mengisyaratkan tentang konsep harta
dalam Islam bahwa sesungguhnya harta harus terus berputar. Saat harta
berputar maka dapat memberikan manfat dan kemaslahatan untuk berbagai
pihak. Namun, jika harta tidak berputar maka kemaslahatan dan manfaat
tersebut tidak bisa dirasakan oleh berbagai pihak. Sehingga konsep harta
atau modal dalam Islam tidak boleh dianggurkan atau idle. Menimbun harta
juga tidak diperbolehkan karena dengan menimbun harta hanya akan
mempertambah jumlah harta yang idle.
Pasar modal hadir sebagai sarana untuk memutarkan modal yang
berasal dari kekayaan masyarakat. Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8
Tahun 1995 sudah menjelaskan tentang mekanisme perdagangan di pasar
modal. Aktivitas perdagangan surat berharga di pasar modal membuat
bergeraknya arus dana (harta) yang awalnya dimiliki oleh masyarakat.
Kegiatan transaksi tersebut akan membuat dana (harta) menjadi bergerak.
Oleh karena itu, kemanfaatan dan kemaslahatan dari harta tersebut dapat
Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.
KEP-26/PM/2003 menjelaskan Rights Issue merupakan penambahan modal
saham perusahaan yang telah melakukan Penawaran Umum saham atau
Perusahaan Publik. Kegiatan penambahan modal ini melalui Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu atau Penawaran Umum Waran atau Efek Konversi.
Perusahaan juga wajib mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) untuk mempertimbangkan dan menyetujui rencana penawaran
yang dimaksud.
Rights issue merupakan strategi pendanaan perusahaan disaat
pendanaan internal dirasa masih kurang (Fahmi dan Saputra, 2011). Dengan
melakukan right issue modal perusahaan akan meningkat. Dana yang
diperoleh dari kegiatan right issue digunakan perusahaan sesuai dengan
yang tercantum dalam prospectus. Prospectus merupakan laporan kinerja
perusahaan dan rencana penggunaan dana right issue maupun initial public
offering.
Right issue adalah hak yang diperuntukan kepada para pemegang
saham saat ini untuk membeli saham yang akan diterbitkan lagi oleh
perusahaan (Dewi dan Rahyuda, 2014). Saat investor membeli saham right
issue maka perusahaan mendapatkan modal atas penerbitan saham mereka.
Terdapat beberapa tanggal penting seputar right issue yaitu; 1) Cum date
adalah tanggal investor bisa mendaftar agar mendapatkan right issue, 2) Ex
4
Rec date merupakan tanggal pencatatan dan 4) Distribution date yaitu
tanggal right issue didistribusikan.
Kinerja perusahaan akan lebih baik jika suatu perusahaan
mendapatkan dana segar atau modal yang mana nantinya akan digunakan
untuk kepentingan ekspansi maupun memperbaiki struktur modal mereka
(Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Dengan dilakukannya right issue
diharapkan modal atau harta dapat diputar dan memberikan manfaat dan
kemaslahatan berupa meningkatnya kinerja perusahaan.
Sumber: Kustodian Sentral Efek Indonesia 2011-2015 diolah peneliti Gambar 1.1.
Grafik Perusahaan yang Melakukan Right Issue dari Tahun 2011-2015
Grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah perusahaan yang
melakukan right issue adalah bervariasi dari tahun 2011 hingga 2015. Pada 20
tahun 2011 sebanyak 27 perusahaan memilih pendanaan dengan cara
menerbitkan saham. Angka terendah dicapai pada tahun 2013 dengan
jumlah 19 perusahaan.
Garuda Indonesia merupakan salah satu dari sekian perusahaan yang
melakukan right issue. Garuda Indonesia melakukan right issue pada tahun
2014. Garuda Indonesia melakukan right issue dengan tujuan memperkuat
belanja modal. Transaksi right issue tersebut difasilitasi oleh PT Credit
Suisse Indonesia sebagai pihak broker dengan harga Rp 400 per lembar
saham.
Proses penawaran right issue Garuda Indonesia diawali dengan
cumulative date dimana investor dapat mendaftarkan diri mereka untuk
mendapatkan hak atas right issue. Tanggal cumulative date Garuda
Indonesia adalah sampai dengan 4 April 2014. Tanggal expired date adalah
tanggal 7 April 2014 dimana investor sudah tidak lagi bisa mendaftar.
Tanggal distribution date yaitu tanggal 7 April 2014 dimana efek mulai
didistribusikan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Yakobus dan Ediningsih, 2009)
menyatakan bahwa terdapat perbedaan Debt to Equity Ratio (DER) dan
Return on Assets (ROA) sebelum dan sesudah right issue namun tidak ada
perbedaan Net Profit Margin (NPM) sebelum dan sesudah right issue.
Dalam penelitian terdahulu (Yakobus dan Ediningsih, 2009) tidak
6
menambahkan rasio likuiditas berupa rasio arus kas operasi atau operation
free cash flow ratio (OCFR).
Penelitian yang dilakukan oleh (Khajar, 2010) menyatakan bahwa
tidak ada perbedaan secara signifikan Aset Turnover (ATO) sebelum dan
sesudah perusahaan melakukan right issue. Penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh (Khajar, 2010) menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan Price Earning Ratio (PER) sebelum dan sesudah right issue.
Penelitian yang dilakukan oleh (Khajar, 2010) menggunakan current ratio
(CR) sebagai pengukur likuiditas perusahaan namun penelitian ini
menggunakan operatio free cash flow (OCRF) dalam mengukur tingkat
likuiditas perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Simanullang dan Daljono, 2014)
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan price book value (PBV), current
ratio (CR), debt equity ratio (DER), return on investment (ROI) dan kinerja
saham sebelum dan sesudah pelaksanaan right issue. Namun, penelitian
(Simanullang dan Daljono, 2014) hanya menggunakan periode waktu yang
cukup singkat yaitu tahun 2008 hingga 2010 sedangkan penelitian ini
menggunakan periode waktu yang cukup panjang yaitu tahun 2011 hingga
2015.
Penelitian yang dilakukan oleh (Aprianti, 2015) menyatakan bahwa
terdapat perbedaan DER, ROE dan NPM sebelum dan sesudah right issue.
membayar kewajiban yang telah jatuh tempo. Penelitian yang dilakukan
oleh (Aprianti, 2015) mengukur variabel right issue dengan menggunakan
rumus perubahan modal perusahaan namun dalam penelitian ini mengukur
variabel right issue dengan menggunakan tanggal distribution date right
issue perusahaan.
Carslaw dan Mills (1991) dalam Pancawardani (2009) menegaskan
bahwa manfaat dari analisis arus kas yaitu 1) menilai kemampuan
perusahaan dimasa depan dalam menghasilkan future positive net cash flow,
2) menilai kemampuan perusahaan dalam membayarkan deviden, hutang
dan segala pembiayaan pihak luar, 3) analisis perbedaan net income,
penerimaan dan pengeluaran kas, serta 4) menilai kegiatan investasi yang
dilakukan oleh perusahaan.
Beberapa penelitian diatas menerangkan bahwa dana yang diperoleh
dari right issue dapat diinvestasikan oleh perusahaan guna menambahkan
kinerja perusahaan. Namun, perusahaan bisa juga menginvestasikan dana
pada investasi yang tidak menguntungkan.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis
Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Right
Issue”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari adanya
8
penelitian terdahulu ternyata terdapat ketidakonsistensian antara penelitian
terdahulu. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan
oleh Fahmi dan Saputra (2011). Kontribusi penelitian ini adalah dalam
bentuk penggunaan variabel baru dalam mengukur likuiditas sebelum dan
sesudah right issue. Dalam penelitian sebelumnya terdapat beberapa rasio
yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan diantaranya current
ratio maupun quick ratio. Namun, dalam penelitian ini rasio arus kas operasi
(operation cash flow ratio) yang digunakan untuk mengukur likuiditas
perusahaan.
B. Batasan Masalah Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel independen yang akan diuji secara empiris ada 1, yaitu Right Issue.
Variabel dependen yang akan diuji secara empiris ada 6 yaitu Operation
Cash Flow Ratio (OCFR), Debt Equity Ratio (DER), Return on Assets
(ROA), Net Profit Margin (NPM), Assets Turnover (ATO), Price Earning
Ratio (PER).
2. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang melakukan right issue pada
C. Rumusan Masalah Penelitian
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan Operation Cash Flow Ratio
perusahaan sebelum dan sesudah right issue?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan Debt to Equity Ratio perusahaan
sebelum dan sesudah right issue?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan Return on Asset sebelum dan
sesudah right issue?
4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan Net Profit Margin sebelum dan
sesudah right issue?
5. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan Asset Turnover sebelum dan
sesudah right issue?
6. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan Price Earning Ratio sebelum
dan sesudah right issue?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji perbedaan yang signifikan antara Operation Cash Flow
Ratio perusahaan sebelum dan sesudah right issue.
2. Untuk menguji perbedaan yang signifikan Debt to Equity Ratio peruusahaan
sebelum dan sesudah right issue.
3. Untuk menguji perbedaan yang signigikan tingkat Return on Asset sebelum
10
4. Untuk menguji perbedaan yang signifikan Net Profit Margin sebelum dan
sesudah right issue.
5. Untuk menguji perbedaan yang signifikan Asset Turnover sebelum dan
sesudah right issue.
6. Untuk menguji perbedaan yang signifikan Price Earning Ratio sebelum dan
sesudah right issue.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh atau diharapkan dari hasil peelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pasar modal.
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi telaah dokumentasi
bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi stakeholder
dibawah ini;
a. Bagi Pemerintah.
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan wacana bagi pemerintah
dalam menetapkan regulasi mengenai investasi di Indonesia.
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan wacana bagi investor
dalam membuat keputusan investasi. Khususnya keputusan investasi
terkait right issue perusahaan.
c. Bagi Emiten
Diharapakan penelitian ini dapat menjadi bahan wacana bagi emiten
atau perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan corporate action. Khususnya corporate
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Pecking Order Theory
Pecking Order Theory pertama kali dipresentasikan oleh Modigliani
dan Miller pada tahun 1958 (Jibran et al., 2012). Pecking Order Theory
menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasal
dari internal dibandingkan eksternal perusahaan (Ghosh, 2012:10). Dalam
teori ini dijelaskan bahwa terdapat prioritas perusahaan dalam memilih
pendanaan. Prioritas tersebut diawali dengan pendanaan internal sebagai
pilihan pertama, kemudian jika pendanaan internal masih dirasa kurang
maka pilihan kedua perusahaan adalah hutang dan pilihan terakhir jika
hutang masih dirasa kurang maka perusahaan akan menerbitkan saham.
Penerbitan saham dapat dilakukan melalui corporate action salah satunya
adalah right issue. Pilihan terakhir inilah yang menjelaskan mengapa
perusahaan melakukan penerbitan saham kembali atau right issue.
Pecking Order Theory berbeda dengan teori trade-off dimana dalam
teori trade-off dijelaskan bahwa perusahaan harus mencapai target hutang
mereka. Target hutang yaitu target keseimbangan dimana manfaat yang
dapat diberikan hutang haruslah seimbangan dengan biaya yang dikeluarkan
dengan adanya hutang tersebut. Salah satu manfaat adanya hutang yaitu
untuk menurunkan pajak perusahaan. Namun, dalam pecking order theory
hanya menjelaskan kebutuhan pendanaan berdasarkan urutan prioritas
pendanaan. Karenanya, dalam pecking order theory dapat dijelaskan
mengapa perusahaan dapat memiliki profitabilitas tinggi dengan hutang
yang rendah.
2. Teori Sinyal
Teori sinyal menurut (Mulatsih dkk, 2009 dalam Dewi dan Putra, 2013)
bahwa manajemen sebagai pihak internal perusahaan memiliki banyak
informasi nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor sebagai pihak
luar perusahaan karenanya jika informasi tersebut diketahui oleh pihak luar
maka akan direspon sebagai sinyal dan akan membuar pasar bereaksi. Berita
baik perusahaan akan diterima baik namun berita buruk akan direspon
negatif oleh pihak luar salah satunya investor. Informasi corporate action
salah satunya right issue merupakan informasi yang berasal dari pihak
internal perusahaan. Right issue akan menambah modal perusahaan guna
menunjang strategi perusahaan. Informasi seperti ini akan direspon baik
oleh investor.
3. Right Issue
Right issue adalah hak yang diperuntukan kepada para pemegang
saham saat ini untuk membeli saham yang akan diterbitkan lagi oleh
perusahaan (Dewi dan Rahyuda, 2014). Pemegang saham diperboleh
14
saham. Hak yang tidak digunakan nantinya akan dipindahkan ke investor
lain. Jika pemegang saham lama akan menukarkan hak tersebut maka
mereka harus mengeluarkan dana. Right issue dapat diartikan sebagai Hak
Memesan Terlebih Dahulu (HMETD) yang mana memeberikan hak kepada
pemegang saham perusahaan terkait untuk dapat ditukarkan menjadi saham
biasa (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 26).
Pengertian lain dari right issue adalah hak memeli terlebih dahulu
oleh pemegang saham lama pada harga tertentu dan dalam waktu kurang
dari 6 bulan (Samsul, 2006:84). Right issue atau Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu;
a. Dengan HMETD, yaitu dimana pemegang saham perusahaan memiliki
hak dalam membeli saham baru tersebut
b. Tanpa HMETD, yaitu dimana hak hanya ditawarkan oleh beberapa
pihak saja.
Seorang investor yang mendapatkan hak atas right issue akan
memiliki beberapa opsi yang perlu dilakukan. Terdapat 3 opsi atau pilihan
bagi seorang investor yang mendapatkan ha katas right issue yaitu:
a. Menggunakan atau memanfaatkan hak dimana investor membeli saham
yang ditawarkan dalam right issue dengan cara mengisi formulir atau
mekanisme pembelian yang telah disediakan oleh pihak sekuritas.
b. Menjual hak katas right issue dimana investor tidak lagi akan memiliki
c. Investor mengabaikan hak atas right issue dimana tindakan ini akan
membuat hilangnya hak setelah distribution date berlalu.
Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang
investor dalam menghadapi right issue (Cakti, 2013). Aspe-aspek tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Banyaknya hak yang diperoleh ditentukan oleh rasio right issue. Jika
suatu right issue dilakukan dengan rasio 1:2 maka investor akan
medapatkan hak sebanyak 2 lembar saham baru untuk setiap satu lembar
saham lama yang telah dimiliki.
b. Distribution date merupakan tanggal dimana saham right issue
perusahaan diperdagangkan. Selain itu, dalam kurun waktu tersebut
merupakan waktu dimana investor dapat menebus hak mereka.
Distribution date berlaku selama satu hari perdagangan bursa.
c. Cum date atau cumulative date merupakan tanggal terakhir dimana
investor dapat mendaftarkan diri mereka untuk mendapatkan ha katas
right issue dengan cara membeli saham perusahaan terkait. Misalnya,
jika tanggal cum date PT XYZ adalah 15 Januari 201X maka hanya
investor pemilik atau pemegang saham PT XYZ sampai tanggal 15
Januari 201X saja yang mendapatkan ha katas right issue.
d. Ex date atau Expired date merupakan tanggal dimana investor sudah
tidak bisa lagi mendapatkan ha katas right issue. Misal jika tanggal cum
date PT XYZ adalah tanggal 15 Januari 201X dan tanggal ex date adalah
16
pertama investor tidak bisa lagi mendaftarkan diri mereka untuk
mendapatkan ha katas right issue.
e. Recording date merupakan tanggal pencatatat kepemilikan saham
dalam rekening efek.
f. Distribution date merupakan saham dibagi oleh investor (bagi investor
yang menebus hak right issue saja dengan cara membelinya).
4. Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam mejalankan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang telah diberikan (Nazaruddin dan Basuki, 2016:192).
Hasil kerja secara kualitas dapat disajikan dengan cara narasi atau
mendeskripsikan performanya. Hasil kerja secara kuantitas dapat dianalisis
secara matematik.
Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai hasil atau output
yang diperoleh dari adanya suatu proses (Nurlaila, 2010:71). Nilai suatu
proses dapat dilihat pada kinerja dari proses itu sendiri. Penilaian kinerja
memerlukan analisis dari suatu proses. Kinerja dalam suatu organisasi
merupakan hasil atau performance dari proses yang dilakukan oleh
organisasi tersebut. Di dalam organisasi dikenal tiga jenis kinerja yaitu;
a. Kinerja strategik merupakan hasil yang diperoleh dari strategi yang
b. Kinerja administratif berkaitan dengan hubungan antar unit kerja.
c. Kinerja operasional perusahaan berkaitan dengan efektifitas organisasi
dalam menggunakan sumber daya.
Kinerja merupakan hasil yang berupa kualitas maupun kuantitas
yang dicapai seseorang atau organisasi dalam melaksanakan tanggung
jawab yang diberikan (Mangkunagara, 2002:22). Kinerja menurut definisi
diatas dapat diartikan bahwa kinerja memiliki dua jenis, yaitu;
a. Kinerja keuangan berkaitan dengan kinerja suatu individu maupun
organisasi yang dapat diukur dari kegiatan ekonomi yang dapat
dikuantitatifkan. Misalnya perbandingan tingkat penjualan dari tahun ke
tahun.
b. Kinerja non-keuangan berkaitan dengan kinerja suatu individu maupun
organisasi yang tidak dapat diukur dengan angka. Misalnya kepuasan
pelanggan atas pelayanan yang diberkan oleh pegawai.
Dalam (Yakobus dan Ediningsih, 2009) dijelaskan bahwa kinerja
perusahaan merupakan evaluasi bagaimana perusahaan dipandang berhasil
atau tidak dalam menjalankan usahanya. Dalam mengevaluasi kinerja
keuangan perusahaan diperlukan alat yang disebut dengan rasio.
Subramanyam dan Wild (2010:44-45) menjelaskan bahwa terdapat
rasio-rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan
diantaranya rasio likuiditas, rasio struktur modal dan leverage, rasio tingkat
18
rasio ukuran pasar. Setiap rasio memiliki kegunaan dan interpretasi
masing-masing.
Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Rasio ini memiliki
manfaat untuk mengukur resiko suatu perusahaan. Semakin buruk rasio
likuiditas maka akan semakin berisiko perusahaan tersebut karena
perusahaan semakin tidak mampu dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek mereka.
Rasio struktur modal atau rasio leverage merupakan rasio yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur seberapa besar asset
perusahaan yang didanai oleh hutang. Rasio ini memberikan informasi
tentang proporsi hutang dan modal yang dimiliki oleh perusahaan.
Rasio tingkat pengembalian investasi merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat pendapatan atau earning yang
dihasilkan dari suatu investasi. Rasio ini biasa digunakan oleh investor
untuk menilai kelayakan perusahaan. Investasi yang dilakukan oleh
perusahaan dapat berupa investasi dana atau kas maupun asset tetap.
Rasio kinerja operasi merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Rasio ini berguna untuk
mengukur kegiatan inti perusahaan atau kegiatan operasional perusahaan.
Rasio pemanfaatan asset mengukur bagaimana perusahaan dalam
merupakan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan profitabilitas.
Sehingga perusahaan yang tergolong bagus adalah perusahaan yang dapat
memanfaatkan asset secara efektif dan efisien.
Rasio ukuran pasar mengukur kinerja saham perusahaan yang
dihubungkan dengan laba per lembar saham. Rasio ini mengukur kinerja
perusahaan yang dikaitkan dengan kinerja saham perusahaan sehingga
terdapat faktor fundamental dalam menilai kinerja saham perusaaan.
B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis
1. Perbedaan Operating Cash Flow Ratio Sebelum dan Sesudah Right Issue
Operating Cash Flow merupakan arus kas dihasilkan dari kegiatan
inti perusahaan (Amuzu, 2010). Rasio ini menunjukkan kas yang diterima
oleh perusahaan dari pelanggan. Kas dalam arus kas operasi merupakan arus
kas yang diterima dari pelanggan dari adanya kegiatan inti perusahaan. Tiap
perusahaan memiliki kegiatan inti yang berbeda.
Pembayaran hutang perusahaan akan meningkatkan nilai operating
cash flow ratio (Amuzu, 2010). Kas yang didapatkan dari arus kas operasi
tidak akan terlalu digunakan untuk melunasi hutang perusahaan. Operation
Cash Flow Ratio didapatkan dari jumlah arus kas operasi dibagi dengan
jumlah kewajiban lancar (Subramanyam dan Wild, 2013:259). Nilai rasio
operating cash flow didapatkan dari membagi arus kas operasi dengan
20
rasio operating cash flow akan semakin tinggi. Sukwadi dalam Simanullang
dan Daljono (2014) menyatakan bahwa perusahaan menggunakan dana
yang didapatkan dari kegiatan right issue dengan tujuan mengurangi tingkat
hutang mereka. Jika kewajiban lancar semakin sedikit maka nilai rasio
operating cash flow akan tinggi.
Data yang digunakan untuk menghitung operating cash flow ratio
diperoleh di laporan keuangan. Informasi mengenai arus kas operasi
perusahaan dapat diperoleh dalam laporan keuangan perusahaan di bagian
laporan arus kas. Sedangkan, informasi mengenai kewajiban lancar dapat
diperoleh dalam laporan keuangan perusahaan di bagian laporan posisi
keuangan konsolidasian.
Jika arus kas dari aktivitas operasi meningkat maka angka operation
cash flow ratio akan semakin baik dengan catatan kewajiban tetap. Jika
right issue digunakan oleh perusahaan untuk melunasi kewajiban sehingga
jumlah kewajiban perusahaan berkurang maka angka operation cash flow
ratio akan semakin baik dengan catatan arus kas operasi tetap.
Peneliti telah melakukan survei jurnal online dan offline
internasional maupun nasional, namun belum menemukan riset-riset yang
menggunakan rasio operation cash flow sebagai pengukur kinerja keuangan
perusahaan yang melakukan right issue. Pengembangan teori dari variabel
ini menggunakan teori yang berasal dari Subramanyam dan Wild (2013),
Dengan pertimbangan teori yang dijelaskan oleh Amuzu (2010) dan
logika pemikiran menjadikan hipotesis memiliki satu arah. Dari uraian
diatas, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut;
H1: Terdapat perbedaan Operating Cash Flow Ratio sebelum dan sesudah Right Issue
2. Perbedaan Debt to Equity Ratio (DER) Sebelum dan Sesudah
Distribution Date Right Issue
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur
struktur modal perusahaan yang didapat dari total kewajiban dibagi dengan
ekuitas pemegang saham (Subramanyam dan Wild, 2013;44). Rasio ini
menunjukkan perbandingan antara kewajiban dan ekuitas perusahaan. Aset
yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari modal sendiri dan hutang atau
pinjaman. Dengan adanya rasio DER proporsi antara modal dan hutang akan
terlihat dengan jelas.
Teori lain menyebutkan hubungan antara hutang dengan right issue.
Penelitian yang dilakukan oleh Sukwadi dalam Simanullang dan Daljono
(2014) menyatakan bahwa perusahaan cenderung menggunakna dana yang
diperoleh dari kegiatan right issue dengan tujuan unutk mengurangi tingkat
22
menggunakan dana dari right issue untuk melunasi hutang saja, namun juga
untuk melakukan eksansi atau membeli asset.
Penelitian yang dilakukan oleh (Yakobus dan Ediningsih, 2009)
menyatakan bahwa terdapat perbedaan DER sebelum dan sesudah Right
Issue. Sampel yang digunakan oleh penelitian tersebut adalah sebanyak 14
perusahaan yang melakukan Right Issue. Dalam penelitian tersebut nilai
signifikan untuk variabel DER adalah sebesar 0.023 atau dibawah 0.05
tingkat alpha. Penelitian yang dilakukan oleh (Simanullang dan Daljono,
2014) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan Debt to
Equity Ratio sebelum dan sesudah right issue. Populasi dari penelitian
tersebut menggunakan perusahan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
tahun 2008-2010.
Penelitian yang dilakukan oleh (Aprianti, 2015) menyatakan bahwa
terdapat perbedaan DER sebelum dan sesudah right issue. Hal ini
mengindikasikan bahwa dana yang diperoleh dari right issue digunakan
untuk melunasi kewajiban perusahaan.
Pelunasan hutang yang dilakukan oleh perusahaan akan
mempengaruhi nilai dari Debt to Equity Ratio. Hutang yang semakin sedikit
akan memperbesar proporsi modal terhadap hutang. Karenanya, jika
perusahaan cenderung menggunakan kas yang didapatkan dari kegiatan
right issue untuk melunasi hutang perusahaan, maka nilai DER akan
Dari uraian diatas, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut;
H2: Terdapat perbedaan Debt to Equity Ratio sebelum dan
sesudah Right Issue
3. Perbedaan Return on Assets (ROA) Sebelum dan Sesudah Right Issue
Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan yang digunakan
untuk mengukur hubungan antara laba dengan investasi asset yang
dibutuhkan untuk menghasilkan laba (Lindo dalam Diminica et al, 2012).
Perusahaan menggunakan asset mereka untuk menghasilkan
pendapatan/laba. Asset yang digunakan dapat berupa mesin, bangunan,
maupun asset tak berwujud seperti merk.
Return on Assets (ROA) didapatkan dari laba bersih yang dibagi
dengan rata-rata total asset perusahaan (Subramanyam dan Wild, 2013;44).
Angka ROA akan semakin tinggi jika nilai penyebut (laba bersih) semakin
besar dibandingkan dengan nilai pembilang (rata-rata total asset).
Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menghitung rasio
24
dapat ditemukan dalam dalam Laporan Laba Rugi. Nilai asset perusahaan
dapat ditemukan dalam Laporan Posisi Keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Yakobus dan Ediningsih, 2009)
menyatakan bahwa nilai ROA berbeda signifikan antara sebelum dan
sesudah right issue. Penelitian tersebut menggunakan populasi perusahaan
yang tercatat di Bursa Efek Indoensia pada tahun 2001-2003.
Dari uraian diatas, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut;
H3: Terdapat perbedaan Return on Assets sebelum dan sesudah
Right Issue
4. Perbedaan Net Profit Margin Sebelum dan Sesudah Right Issue
Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat kinerja operasi suatu perusahaan yang didapatkan dari
laba bersih dibagi dengan penjualan (Subramanyam dan Wild, 2013;45).
Rasio ini mengungkapkan seberapa banyak laba bersih yang dapat
dihasilkan dari penjualan/pendapatan yang didapatkan oleh perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Yakobus dan Ediningsih, 2009)
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan Net Profit Margin
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 1997 hingga 2001.
Penelitian yang dilakukan oleh (Khajar, 2010) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan rasio Net Profit Margin sebelum dan sesudah
adanya right issue. Penelitian yang dilakukan oleh (Aprianti, 2015)
menyatakan bahwa terdapat perbedaan NPM sebelum dan sesudah right
issue.
Dari uraian diatas, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut;
H4: Terdapat perbedaan Net Profit Margin sebelum dan sesudah Right Issue
5. Perbedaan Asset Turnover Sebelum dan Sesudah Right Issue
Asset Turnover atau Total Assets Turnover Ratio merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam
menggunakan asset mereka (Hofstrand, 2013). ATO menilai kemampuan
perusahaan dalam memanfaatkan asset untuk menghasilkan penjualan.
Sedangkan, ROA menilai kembalian investasi atas asset yang dilihat dari
laba bersih.
Assets Turnover (ATO) merupakan rasio yang menunjukkan
aktivitas perusahaan yang diperoleh dari membagi penjualan dengan total
aktiva (Khajar, 2010). Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
26
menjelaskan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan asset mereka
untuk menghasilkan pendapatan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Khajar, 2010) menyatakan bahwa
tidak ada perbedaan secara signifikan aset turnover sebelum dan sesudah
perusahaan melakukan right issue. Penelitian tersebut menguji perbedaan
kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan dua periode sebelum
dan sesudah untuk mengukur perbedaan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Aprianti, 2015) menyatakan bahwa
tidak ada perbedaan ATO sebelum dan sesudah right issue. Hal ini
disebabkan karena dana yang diperoleh dari right issue tidak diinvestasikan
untuk membeli asset namun digunakan untuk melunasi kewajiban
perusahaan.
Jika perusahaan dapat memanfaatkan aset secara efektif untuk
menghasilkan penjualan maka nilai dari ATO akan membaik. Perusahaan
dengan aset yang banyak belum tentu dapat menghasilkan penjualan yang
layak jika dibandingkan dengan kepemilikan aset mereka.
Dari uraian diatas, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut;
H5: Terdapat perbedaan Asset Turnover sebelum dan sesudah Right Issue
6. Perbedaan Price Earning Ratio Sebelum dan Sesudah Right Issue
Price Earning Ratio (PER) menunjukkan harga saham yang investor
harga saham perusahaan untuk laba per saham perusahaan. Price Earning
Ratio (PER) merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kinerja
saham suatu perusahaan yang diperoleh dari harga saham dibagi dengan
laba per lembar saham (Khajar, 2010). Semakin besar nilai PER maka
semakin mahal harga suatu saham.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Khajar, 2010)
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan Price Earning Ratio
sebelum dan sesudah Right Issue. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
perbedaan kinerja saham perusahaan.
Jika harga saham perusahaan tinggi sedangkan laba per saham
rendah, maka akan menghasilkan nilai PER yang tinggi. Nilai PER yang
tinggi menandakan nilai saham perusahaan yang mahal dengan kata lain
investor tidak menyukainya. Jika harga perusahaan rendah dengan nilai laba
per saham tinggi, maka akan menghasilkan nilai PER yang rendah.
Dari uraian diatas, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut;
28
C. Model Penelitian
Gambar 2.1.
Model Penelitian
Berdasarkan model penelitan diatas dapat dijelaskan bahwa fokus
dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan kinerja keuangan
sebelum dan sesudah distribution date right issue. Dalam penelitian ini,
menggunakan Operasting Cash Flow Ratio (OCFR), Debt to Equity
Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan
Price Earning Ration (PER). Kinerja Keuangan
(sebelum right issue)
Y1: OCFR (sesudah right issue)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
melakukan right issue.
B. Jenis Data
Jenis data penelitian ini menurut cara memperolehnya adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang berasal dari dokumentasi atau
arsip-asrip resmi. Penelitian ini menggunakan data yang telah
didokumentasikan dalam laporan keuangan perusahaan dan website
www.idx.co.id serta www.ksei.co.id.
Jenis data penelitian ini menurut sifatnya adalah data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka dan dapat dikalkulasi.
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data dalam laporan keuangan
seperti laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas, serta
catatan atas laporan keuangan.
30
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambillan sampel yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan salah satu
teknik pengambilan sampel yang menggunakan dasar-dasar pertimbangan
atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2010;122). Kriteria yang digunakan dalam
teknik ini adalah sebagai berikut;
a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2010-2015.
b. Perusahaan yang melakukan right issue antara tahun 2010-2015. Selama
periode pengamatan perusahaan tidak melakukan right issue lebih dari
satu kali.
c. Perusahaan tidak melakukan coporate action selain right issue selama
periode pengamatan.
d. Perusahaan yang menerbikan laporan keuangan selama periode
penelitian dan tersaji data yang lengkap sesuai dengan yang akan
dibutuhkan dalam penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan
cara mengumpulkan, mencatat dan menghitung data-data yang
Data yang diambil adalah data perusahaan tahun 2009 sampai 2015.
Perusahaan yang diamati adalah perusahaan yang melakukan right issue
antara tahun 2010 hingga 2015. Sedangkan periode pengamatan sebelum
right issue adalah 1 tahun sebelum dan sesudah tahun right issue. Jadi
jumlah periode yang diambil yaitu tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013,
2014 dan 2015. Metode pengamatan seperti ini sudah diterapkan pada
penelitan terdahulu yang dilakukan oleh (Fahmi dan Saputra, 2013). Dalam
penelitian tersebut, Fahmi dan Saputra mengamati pengaruh right issue
terhadap kinerja perusahaan yang melakukan right issue pada tahun 1999.
Sedangkan periode pengamatan pada penelitian tersebut adalah dua tahun
sebelum tahun 1999 dan dua tahun sesudah tahun 1999.
E. Definisi Operasional
a. Operating Cash Flow Ratio (OCFR)
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam memenuhi hutang jangka pendeknya. Rasio yang akan digunakan
yaitu Operating Cash Flow Ratio (OCFR) dengan rumus sebagai
berikut;
Operating Cash
Flow Ratio (OCFR) =
Jumlah arus kas operasi
32
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Right issue akan mempengaruhi struktur modal perusahaan
karena masuknya aliran dana berupa kas. Rasio ini akan menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang kepada pihak ketiga.
Rasio yang akan digunakan yaitu rasio total utang terhadap total aset
dengan rumus sebagai berikut;
Debt to Equity
Ratio (DER) =
Total kewajiban
Ekuitas pemegang saham
c. Return on Assets (ROA)
Rasio ini bertujuan untuk menunnjukkan tingkat pengembalian
modal yang diinvestasikan dalam bentuk asset perusahaan. Dalam
penelitian ini rasio yang akan digunakan adalah rasio Return on Assets
(ROA), dengan rumus sebagai berikut;
Return on Assets
(ROA) =
Laba bersih
d. Net Profit Margin (NPM)
Rasio ini bertujuan untuk menunjukkan tingkat profitabilitas
perusahaan. Sedangkan rasio yang akan digunakan untuk penelitian ini
adalah rasio Net Profit Margin dengan rumus sebagai berikut;
Net Profit Margin
(NPM) =
Laba bersih
Penjualan
e. Asset Turnover Ratio (ATO)
Rasio ini bertujuan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan asset mereka. Dalam penelitian ini rasio yang
digunakan adalah Assets Turnover Ratio (ATO), dengan rumus sebagai
berikut;
Asset Turnover
Ratio (ATO) =
Penjualan
Total asset
f. Price Earning Ratio (PER)
Rasio pasar bertujuan untuk mengukur kinerja laba yang
dibandingkan dengan kinerja value of the firm. Rasio yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah rasio Price Earning Ratio (PER)
34
Price
Earning
Ratio (PER) =
Harga saham
per lembar saham
Laba per saham
Harga saham yang digunakan adalah harga penutupan pada akhir
perdagangan tanggal 31 Desember 2015.
F. Uji Kualitas Data
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan data tanpa bermaksud membuat
kesimpulan (Sugiyono, 2010:206). Di dalam statistik deskriptif terdapat
penyajian data menggunakan tabel, grafik, diagram lingkaran,
pictogram, perhitungan mean, median, modus, perhitungan desil,
persentil, perhitungan penyebaran data melalui standar deviasi, serta
perhitungan porsentase.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji kualitas data yang menentukan
apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak
(Nazaruddin dan Basuki, 2016). Dalam uji ini data dikatakan
G. Uji Hipotesis
1. Uji Wilcoxon Signed Ranks
Uji Wilcoxon Signed Ranks bertujuan untuk menguji perbedaan dua
sampel berpasangan yang telah dilakukan treatment dengan asumsi data
tidak berdistribusi normal (Sugiyono, 2010). Kualifikasi pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks bahwa Ho
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran hasil dari penelitian beserta
hipotesis dengan pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan
ditampilkan secara sendiri-sendiri. Adapun penjelasan hasil penelitian dan
pembahasan masing-masing sebagai berikut:
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal dimana terdapat
berbagai jenis perusahaan yang terdaftar untuk menjual surat berharga.
Bursa Efek Indonesia melalui divisi riset dan pengembangan menerbitkan
buku Fact Book setiap tahunnya yang berisikan ringkasan perdagangan
bursa selama satu tahun. Buku tersebut menjelaskan juga bahwa terdapat
sembilan sektor perusahaan. Kesembilan sektor tersebut diantaranya adalah
agrikultur; pertambangan; indsutri dasar dan kimia; industri lainnya;
industri barang konsumen; property, real estate dan konstruksi;
infrastruktur, utilitas dan transportasi; keuangan dan perdagangan, jasa dan
investasi. Berikut adalah tabel yang berisikan kesemilan sektor perusahaan
di Bursa Efek Indonesia:
Tabel 4.1
Sektor Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
Tahun Berakhir 2015
No Sektor Jumlah Nama Perusahaan
1 Agrikultur 21 Bisi Internatioanl; Astra Agro Lestari; Bakrie Sumatera Plantations; PP London Sumatra Indonesia dan sebagainya
2 Mining 48 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero); Adaro Energy; Bumi Resources dan sebagainya
3 Industri Dasar dan
Kimia 65 Holcim Indonesia; Krakatau Steel (Persero); Indo Acidamata dan sebagainya 4 Industri Lainnya 48 Astra Otoparts; Nipress; Agro Pantes;
Selamat Sempurna dan sebagainya 5 Industri Barang
Konsumen 39 Delta Djakarta; Ultrajaya Milk Industry & Trading; Kimia Farma dan sebagainya
6 Property, Real
Estate dan
Konstruksi
56 Adhi Karya; Sentul City; PP Proterty; Acset Indonusa; Wijaya Karya dan sebagainya
7 Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
51 Bali Towerindo Sentra; Trada Maritime; Steady Safe dan sebagainya
8 Keuangan 86 Bank Ekonomi Raharja; Bank CIMB Niaga; Bank Negara Indonesia dan sebagainya
9 Perdagangan, Jasa
dan Investasi 112 Sugih Energy; Pool Advista Indonesia; Ramayana Lestari Sentosa dan sebagainya
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Tahun penelitian mencakup tahun 2010-2015,
hal ini dimaksudkan agar lebih mencerminkan kondisi saat ini.
Berdasarkan metode purposive sampling yang telah ditetapkan pada
bab III, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 49 perusahaan yang
memenuhi kriteria. Adapun prosedur pemilihan sampel adalah sebagai
38
Tabel 4.2
Prosedur Pemilihan Sampel
No Kriteria Sampel Jumlah
1 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2010-2015 516 2 Perusahaan yang tidak melakukan right issue
antara tahun 2010-2015. Selama periode pengamatan perusahaan tidak melakukan right
issue lebih dari satu kali.
(459)
3 Perusahaan melakukan right issue namun melakukan corporate action selama periode pengamatan.
(0)
4 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan selama periode pengamatan (3) 5 Perusahaan yang tidak menyajikan data secara
lengkap sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian
(5)
4 Total perusahaan yang dijadikan sampel 49
6 Jumlah data sampel yang diolah 49
Sumber: Data diolah peneliti
Setelah melakukan purposive sampling data yang tersisa untuk penelitian
adalah sebanyak 49. Komposisi sampel perusahaan dalam penelitian ini
Gambar 4.1
Komposisi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Sektor Bisnis
Gambar diatas menunjukkan komposisi sampel penelitian digolongkan
berdasarkan sektor bisnis. Sektor bisnis industri barang konsumen
sebanyak 2 perusahaan atau 4%; sektor bisnis industri lainnya sebayak 1
perusahaan atau 2%; sektor bisnis infrastruktur, utilitas dan transportasi
sebanyak 7 perusahaan atau 15%; sektor bisnis property, real estate dan
konstruksi sebanyak 7 perusahaan atau 14%; sektor bisnis industri dasar
dan kimia adalah sebanyak 2 perusahaan atau 4%; sektor industry
perdagangan dan jasa investasi sebanyak 6 perusahaan atau 12%; sektor
bisnis pertambangan sebanyak 3 perusahaan atau 6%; sektor bisnis
agrikultur sebanyak 2 perusahaan atau 4%; dan sektor bisnis keuangan
sebanyak 19 perusahaan atau 39%.
4%
Property, Real Estate dan Konstruksi
Industri Dasar dan Kimia
Perdagangan dan Jasa Investasi
Pertambangan
40
B. Uji Kualitas Data
1. Analisis Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Wijaya (2011) menjelaskan statistik deskriptif sebagai
kumpulan data-data yang diringkas dengan baik dan teratur yang mana
disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik. Statistik deskriptif kinerja
keuangan perusahaan ini membahas mengenai gambaran kinerja
keuangan yang disajikan dalam bentuk grafik garis.
Gambar 4.2
Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Right Issue
Kinerja Operating Cash Flow Ratio sebelum right issue tertinggi
dimiliki oleh PT Barito Pasific sebesar 4,5973 dan kinerja Operating
Cash Flow Ratio terendah dimiliki oleh PT Tri Banyan Tirta sebanyak
-1,8188. Kinerja Operating Cash Flow Ratio sesudah right issue
tertinggi dimiliki oleh PT Indoritel Makmur International sebesar
-400
6.6503 dan kinerja Operating Cash Flow Ratio terendah dimiliki oleh
PT Pasific Strategic Financial sebesar -7.3874.
Kinerja Debt to Equity Ratio sebelum right issue tertinggi dimiliki
oleh PT Bank CIMB Niaga 83,6194. Kinerja Debt to Equity Ratio
sesudah right issue tertinggi dimiliki oleh PT Bank CIMB Niaga sebesar
108.3950 dan kinerja Debt to Equity Ratio terendah dimiliki oleh PT
Delta Dunia Makmur sebesar -0.3346.
Kinerja Return on Asset sebelum right issue tertinggi dimiliki oleh
PT Lippo Securities sebesar 0.2267 dan kinerja Return on Asset terendah
dimiliki oleh PT Trimegah Sekuritas Indonesia sebanyak -0.2606.
Kinerja Return on Asset sesudah right issue tertinggi dimiliki oleh PT
Inti Bangun Sejahtera sebesar 0.2834 dan kinerja Return on Asset
terendah dimiliki oleh PT Mitra Investindo sebesany -0.7213.
Kinerja Net Profit Margin sebelum right issue tertinggi dimiliki oleh
PT Astra International sebesar 122.8394 dan kinerja Net Profit Margin
terendah dimiliki oleh PT Trimegah Sekuritas Indonesia sebanyak
-0.8785. Kinerja Net Profit Margin sesudah right issue tertinggi dimiliki
oleh PT Lippo Securities sebesar 243.1051 dan kinerja Net Profit
Margin terendah dimiliki oleh PT Inti Bangun Sejahtera sebesany
-5.7230.
Kinerja Asset Turnover sebelum right issue tertinggi dimiliki oleh
42
sesudah right issue tertinggi dimiliki oleh PT Enseval Putera
Megatrading sebesar 27.0070.
Kinerja Price Earning Ratio sebelum right issue tertinggi dimiliki
oleh PT Pan Brothers sebesar 984.3346 dan kinerja Price Earning Ratio
terendah dimiliki oleh PT Centratama Telekomunikasi Indonesia
sebanyak -115.6788. Kinerja Price Earning Ratio sesudah right issue
tertinggi dimiliki oleh PT Hotel Mandarine Regency sebesar 616.6667
dan kinerja Price Earning Ratio terendah dimiliki oleh Sekawan
Intipratama sebesany -77.5701.
2. Analisis Statistik Deskriptif Data Penelitian
Menurut Wijaya (2011) menjelaskan statistik deskriptif sebagai
kumpulan data-data yang diringkas dengan baik dan teratur yang mana
disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik. Statistik deskriptif dalam
penelitian ini menyajikan jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum,
nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviation) dari
variabel dependen yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil statistik
Tabel 4.3. SSDHDER 49 -.3346 108.3950 11.082802 20.0025529 SBLMROA 49 -.2606 .2267 .021533 .0755215 SSDHROA 49 -.7213 .6850 .034947 .1672964 SBLMNPM 49 -.8758 122.8394 3.838290 19.1955929 SSDHNPM 49 -5.7230 243.1051 9.338992 44.8088945 SBLMATO 49 .0039 3.2213 .577845 .7256748 SSDHATO 49 .0003 27.0070 .896547 3.8278850 SBLMPER 49 -115.6788 984.3346 38.721843 150.3154424 SSDHPER 49 -77.5701 616.6667 35.757827 103.6478782 Valid N
(listwise) 49 Sumber: Output SPSS 15.0
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sampel dalam penelitian ini
sebanyak 49, adapun hasil statistik deskriptif sebagai berikut: Variabel
SBLMOCFR memiliki nilai minimum -1.8188; nilai maksimum sebesar
4.5973; nilai rata-rata (mean) sebesar 0.226020 dan simpangan baku
(standar deviation) sebesar 0.8176698.
Variabel SSDHOCFR memiliki nilai minimum -7.3874; nilai
maksimum sebesar 6.6503; nilai rata-rata (mean) sebesar 0.085912 dan
simpangan baku (standar deviation) sebesar 1.8644761. Variabel
SBLMDER memiliki nilai minimum 0.090; nilai maksimum 83.619;
nilai rata-rata (mean) 11.73239 dan simpangan baku (standar deviation)
-44
0.3346; nilai maksimum 108.3950; nilai rata-rata (mean) 11.082802;
nilai simpangan baku (standar deviation) sebesar 20.0025529. Variabel
SBLMROA memiliki nilai minimum -0.2606; nilai maksimum 0.2267;
nilai rata-rata (mean) 0.021533 dan simpangan baku (standar deviation)
sebesar 0.0755215. Variabel SSDHROA memiliki nilai minimum
-0.7213; nilai maksimum sebesar 0.6850; nilai rata-rata (mean) 0.034947
dan nilai simpangan baku (standar deviation) sebesar 0.1672964.
Variabel SBLMNPM memiliki nilai minimum -0.8758; nilai maksimum
sebesar 122.8394; nilai rata-rata (mean) 3.838290 dan simpangan baku
(standar deviation) sebesar 19.1955929. Variabel SSDHNPM memiliki
nilai minimum -5.7230; nilai maksimum sebesar 243.1051; nilai
rata-rata (mean) 9.338992 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar
44.8088945. Variabel SBLMATO memiliki nilai minimum 0.0039;
nilai masimum sebesar 3.2213; nilai rata-rata (mean) sebesar 0.577845
dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 3.8278850. Variabel
SSDHATO memiliki nilai minimum 0.0003; nilai maksimum sebesar
27.0070; nilai rata-rata (mean) 0.896547 dan simpangan baku (standar
deviation) sebesar 3.8278850.
3. Analisis Uji Kualitas Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam sampel
Kolmogorov-Smirnov > 0.05 maka data menyebar normal dan jika
nilai signifikansi pada Shapiro-Wilk > 0.05 maka data menyebar
normal (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Uji normalitas yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov dan
Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini ditunjukkan
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4.
Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic DF Sig.
Sumber: Output SPSS 15.0
Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa nilai sig
Kolmogorov-Smirnov masing-masing variabel < 0.05 dan nilai sig
Shapiro-Wilk < 0.05. Variabel SBLMOCFR memiliki nilai sig
Kolmogorov-Smirnov 0.00 dan nilai sig Shapiro-Wilk 0.00.
Variabel SSDHOCFR memiliki nilai sig Kolmogorov-Smirnov 0.00
dan nilai sig Shapiro-Wilk 0.00. SBLMDER memiliki nilai sig
46
Variabel SSDHDER memiliki nilai sig Kolmogorov-Smirnov 0.00
dan nilai sig Shapiro-Wilk 0.00. Variabel SBLMROA memiliki nilai
sig Kolmogorov-Smirnov 0.00 dan nilai sig Shapiro-Wilk 0.00.
Variabel SSDHROA memiliki nilai sig Kolmogorov-Smirnov 0.00
dan nilai sig Shapiro-Wilk 0.00. Variabel SBLMNPM memiliki nilai
sig Kolmogorov-Smirnov 0.00 dan nilai sig Shapiro-Wilk 0.00.
Variabel SSDHNPM memiliki nilai sig Kolmogorov-Smirnov 0.00
dan nilai sig Shapiro-Wilk 0.00. Variabel SBLMATO memiliki nilai
sig Kolmogorov-Smirnov 0.00 dan nilai sig memiliki nilai sig
Shapiro-Wilk 0.00. Variabel SSDHATO memiliki nilai sig
Kolmogorov-Smirnov 0.00 dan nilai sig Shapiro-Wilk 0.00.
Variabel SBLMPER memiliki nilai sig Kolmogorov-Smirnov 0.00
dan nilai sig Shapiro-Wilk 0.00. Variabel SSDHPER memiliki nilai
sig Kolmogorov-Smirnov 0.00 dan nilai sig Shapiro-Wilk 0.00. Jadi,
dapat disimpulkan data penelitian kinerja keuangan perusahaan
berdistribusi tidak normal.
Hasil uji normalitas sejalan dengan hasil uji normalitas yang
dilakukan oleh Fahmi dan Saputra (2011). Penelitian yang dilakukan
oleh Fahmi dan Saputra (2011) menyatakan bahwa data kinerja
keuangan perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
melakukan right issue di tahun 2008 adalah tidak berdistribusi
normal. Pengujian normalitas dalam penelitian Fahmi dan Saputra
variabel memiliki nilai p-value < 0.05. Variabel likuiditas sebelum
right issue memiliki nilai p-value 0.0105. Variabel likuiditas
sesudah right issue memiliki nilai p-value 0.0497. Variabel
solvabilitas sebelum right issue memiliki nilai p-value 0.0001.
Variabel solvabilitas sesudah right issue memiliki nilai p-value
0.0009. Variabel profitabilitas sebelum right issue memiliki nilai
p-value 0.0097. Variabel profitabilitas sesudah right issue memiliki
nilai p-value 0.0000.
Statistik yang akan digunakan guna menguji hipotesis adalah
statistik non parametrik. Hal ini dikarenakan hasil uji normalitas
menyatakan bahwa data dalam penelitian ini tidak berdistribusi
normal. Penelitian harus tetap dilanjutkan dengan menggunakan
statistik non parametrik dengan memakai uji Wilcoxon Signed
Rank.
C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)
1. Uji Wilcoxon Signed Ranks
Uji Wilcoxon Signed Ranks bertujuan untuk menguji perbedaan dua
sampel berpasangan yang telah dilakukan treatment dengan asumsi data
tidak berdistribusi normal (Sugiyono, 2010). Kualifikasi hipotesis
dengan melihat probabilitas dapat dilakukan dengan cara
48
tingkat signifikansi 0.05. Kualifikasi hipotesis juga dapat dilakukan
dengan statistik hitung dengan statistik tabel. Hasil uji Wilcoxon Signed
Ranks dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Statistik tabel dari data penelitian ini adalah 447. Angka ini didapat
dari melihat tabel nilai kritis Wilcoxon dimana sampel penelitian
sebanyak 49 perusahaan dan nilai sig 0.05.
Tabel 4.5.
Ranking Perbandingan Uji Wilcoxon Signed Rank
N Mean
Rank Sum of Ranks
SSDHOCFR-SBLMOCFR Negative Ranks Positive Ranks Ties
SSDHDER-SBLMDER Negative Ranks Positive Ranks
SSDHROA-SBLMROA Negative Ranks Positive Ranks
SSDHNPM-SBLMNPM Negative Ranks Positive Ranks
SSDHATO-SBLMATO Negative Ranks Positive Ranks