• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada PT. Hero Supermarket. Tbk Gatot Subroto, Kantor Pusat. Sesuai dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada PT. Hero Supermarket. Tbk Gatot Subroto, Kantor Pusat. Sesuai dengan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Desain Penelitian

Pengamatan dilakukan terhadap karyawan, khususnya terhadap karyawan pada PT. Hero Supermarket. Tbk Gatot Subroto, Kantor Pusat. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai penelitian ini dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan adalah asosiatif.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan penelitian Jenis penelitian Metode Penelitian

Unit analisis Time horizon • T-1 Asosiatif Survey Individu-Karyawan PT

Hero Supermarket. Tbk Gatot Subroto, Kantor Pusat

Cross Sectional

• T-2 Asosiatif Survey Individu-Karyawan PT Hero Supermarket. Tbk Gatot Subroto, Kantor Pusat

Cross Sectional

Sumber : Pengelolaan Penulis, 2011

Keterangan :

T-1 = Untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan pelatihan terhadap motivasi kerja secara simultan dan parsial pada PT. Hero Supermarket. Tbk, Gatot Subroto, Kantor Pusat.

T-2 = Untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan pelatihan terhadap motivasi kerja dan dampaknya terhadap efektifitas organisasi secara simultan dan

(2)

parsial pada PT. Hero Supermarket. Tbk, Gatot Subroto, Kantor Pusat berdasarkan pendekatan SPSS dan LISREL.

3.2 Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sekaran (2006,p15), skala adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu yang terkait dengan variabel minat yang kita pelajari. Skala pengukuran adalah serangkaian aturan yang dibutuhkan untuk menguantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel. Dalam melakukan analisis statistik, perbedaan jenis data akan sangat berpengaruh terhadap pemilihan model ataupun alat uji statistik yang akan digunakan.

Menurut Sarjono Haryadi dan Julianita Winda (2011,p3), skala ordinal merupakan skala yang menyatakan kategori sekaligus peringkat. Menurut Sekaran (2006,p17), skala ordinal tidak hanya mengategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan diantara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya ke dalam beberapa cara.

Menurut Oei (2010,p77) dalam Sarjono Haryadi dan Julianita Winda (2011,p3), skala interval adalah skala yang memiliki urutan dan interval/jarak yang sama antar kategori atau titik-titik terdekatnya, dimana antara kategori yang satu dan kategori yang lain memiliki keterkaitan, yaitu urutan seperti lebih besar atau lebih kecil daripada kategori lain dengan jarak sama dalam kategori yang terdekat. Menurut Sekaran (2006,p18) menyatakan bahwa skala interval

(3)

memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari responden.

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008,p30) dalam Sarjono Haryadi dan Julianita Winda (2011,p6), mentransformasikan data interval bertujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik, dimana data setidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana adalah dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval). MSI merupakan metode yang digunakan untuk mentransformasikan data dari ordinal menjadi interval.

Menurut Sarjono Haryadi dan Julianita Winda (2011,p6), skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu kejadian atau keadaan sosial, dimana variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun butir-butir pernyataan

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

variabel Dimensi Indikator Utama Skala

Pengukuran Model Skala Pengukuran Kompensasi (X1) (Mathis dan Jackson, 2006,p419-420) Kompensasi

Langsung •• Upah Gaji • Insentif

Ordinal-Interval Likert

Kompensasi

Tidak Langsung • Asuransi Kesehatan/ Jiwa • Cuti Berbayar • Dana Pensiun Pelatihan (X2) (Veithzal Rivai, 2004,p240)

Instruktur Kemampuan dan preferensi instruktur pelatihan

Ordinal-Interval Likert

Peserta Kemampuan dan preferensi peserta

(4)

pelatihan

Materi (bahan) Materi program yang dibutuhkan

Metode Prinsip-prinsip pembelajaran

Tujuan Pelatihan Cost effectiveness Lingkungan yang

menunjang Ketepatan dan kesesuaian fasilitas Motivasi Kerja (Y) (Frederick Herzberg dalam Masithoh, 2000, p20) Adanya beberapa atribut tertentu dapat mempengaruhi motivasi

Beban kerja Ordinal-Interval Likert Waktu kerja Pengaruh kepemimpinan Kondisi yang menggerakan karyawan agar mampu mencapai tujuannya Harapan prestasi Kesempatan berkembang Efektivitas Organisasi (Z) (Hutapea dan Thoha, 2008,p59) Sasaran

Organisasi Tercapainya sasaran yang telah ditetapkan atas hasil kontribusi anggota organisasi Ordinal-Interval Likert Perusahaan melibatkan karyawan dalam proses penetapan sasaran

Proses Internal Adanya semangat kerja sama dan loyalitas semua anggota

Perusahaan bisa minimalisasi konflik internal

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Dalam kuisioner variabel kompensasi, penulis tidak mengambil pertanyaan indikator upah, dikarenakan kuisioner hanya ditujukan kepada karyawan tetap di PT. Hero Supermarket .Tbk, Gatot Subroto , Kantor Pusat. Para karyawan tetap, upah tidak termasuk kedalam kompensasi yang diberikan oleh perusahaan.

(5)

peserta indikator kemampuan dan preferensi peserta pelatihan dikarenakan kedua indikator tersebut ditujukan untuk perusahaan bukan untuk karyawan dimana penulis hanya menganalisis sumber daya manusia didalam perusahaan tersebut.

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif maupun kuantitatif dan sumber data berasal dari data primer maupun sekunder.

Tabel 3.3

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data Jenis Data Sumber Data

Profil Perusahaan Kualitatif Sekunder-Company Profile

Kompensasi Kualitatif-Kuantitatif Primer-Kuesioner Pelatihan Kualitatif-Kuantitatif Primer-Kuesioner Motivasi Kerja Kualitatif-Kuantitatif Primer-Kuesioner

Efektifitas Organisasi Kualitatif-Kuantitatif Primer-Kuesioner Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

3.4 Populasi dan Sampel

Menurut Sekaran (2006, p121-123), populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin diketahui oleh peneliti, sedangkan sampel adalah subkelompok atau sebagian dari populasi.

Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel merupakan teknik penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini

(6)

menggunakan teknik probability sampling untuk pengambilan sampel yaitu simple random sampling.

Menurut Sarjono Haryadi dan Julianita Winda (2011,p23), simple random sampling adalah cara pengambilan sampel secara acak dari anggota populasi tanpa mempedulikan tingkatan.

Populasi dalam karyawan ini adalah seluruh karyawan PT. Hero Supermarket, Tbk, Gatot Subroto, Kantor Pusat yang berjumlah 700 orang. Ukuran dari sampel yang dijadikan objek penelitian ditentukan dengan pendekatan rumus slovin dengan presentasi sampling eror yang ditoleransi 10%.

Rumus slovin adalah sebagai berikut:

Dimana : n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = batas ketelitian yang diinginkan

700

1 700 0,1

87.5 88

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang harus diambil adalah sebanyak 88 orang (minimum).

(7)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metodologi penelitian yang dilakukan dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

A. Studi kepustakaan berupa:

Penelitian ini dilakukan di perpustakaan dengan menggunakan buku-buku yang menunjang dalam penulisan ini, untuk mengumpulkan data dan keterangan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

B. Studi lapangan berupa:

• Wawancara, yaitu penulis melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan (atasan dan karyawan), untuk memperoleh informasi mendalam tentang berbagai hal yang berkaitan dengan data-data yang diperlukan.

• Kuisioner, yaitu penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden.

Penelitian ini dibuat dengan skala likert dengan pemberian bobot seperti berikut:

Sangat Setuju (SS) = 4

Setuju (S) = 3

Kurang Setuju (KS) = 2

(8)

Skala likert memiliki banyak keuntungan sehingga skala ini cukup popular. Skala ini mudah dipakai, baik untuk penelitian yang berfokus pada responden dan yang berfokus pada objek. Kita dapat mempelajari respon berbeda dari satu orang ke orang lain dan bagaimana respon berbeda antara berbagai objek.

Dimana: ∑ : Nilai total responden Xi : Nilai pernyataan Yi : Jumlah responden N : Jumlah total responden

3.6 Metode Analisis

Tabel 3.4 Metode Analisis

Tujuan Penelitian Metode Analisis

Jenis Penelitian Teknik Analisis

T-1 Asosiatif Path Analysis dan pearson Correlation T-2 Asosiatif Path Analysis dan pearson Correlation Sumber: Pengelola Penulis, 2011

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengunakan path analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan pelatihan terhadap motivasi kerja dan dampak terhadap efektifitas organisasi. Semua data yang ada nantinya akan diolah menggunakan komputer dengan menggunakan bantuan software SPSS dan LISREL.

(9)

3.6.1 SPSS

3.6.1.1 Path Analysis

Model path analysis (analisis jalur) digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel. Model ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen) (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p2 dalam Sarjono Haryadi dan Julianita Winda 2011,p117).

3.6.1.1.1 Asumsi-asumsi Path Analysis

Asumsi-asumsi path analysis antara lain(Sarjono Haryadi dan Julianita Winda 2011,p117).

1. Hubungan di antar variabel bersifat linier dan adaptif (mudah menyesuaikan diri).

2. Data yang digunakan berdistribusi normal, valid, dan reliable.

3. Adanya recurivitas, yaitu suatu keadaan di mana anak panah mempunyai hubungan satu arah dan tidak boleh terjadi pemutaran kembali (looping). 4. Variabel terikat (endogen) setidaknya/ minimal dalam ukuran interval dan

rasio.

5. Menggunakan sampel probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

(10)

3.6.1.1.2 Model dan Persamaan Struktural Path Analysis

Model struktural yaitu bila setiap variabel endogen (Y) secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen (X). Diagram jalur berikut menunjukkan hubungan kausal antar variabel.

Sumber : Sarjono Haryadi dan Julianita Winda, 2011,p139. Gambar 3.1

Diagram Jalur

Persamaan strukturalnya adalah sebagai berikut.

Y pYX1 pYX2 ε (Persamaan Sub-Struktural 1)

1 2 (Persamaan Sub-Struktural 2) Keterangan:

p = koefisien jalur (path coefficient), yang menunjukkan pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen

ε = faktor residual, yaitu menunjukkan pengaruh variabel lain yang tidak dapat diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel

X1 

Y Z

ε1  ε

(11)

Kategori pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen dalam path analysis.

Tabel 3.5

kategori hubungan pengaruh variabel yang diteliti.

Koefisien Path Daya/Pengaruh

0,05-0,09 Lemah 0,10-0,29 Sedang >0,30 Kuat Sumber: Suwarno dalam Sarjono Haryadi dan Julianita Winda,(2011,p117)

Tabel 3.6

Bukti Empiris Penggunaan Metode analisis jalur (Path Analysis)

No. Nama Jurnal Pengarang Judul Ket

1 Journal of Business ethics12 771-778, 1993 , Steve Motowidlo and Bruce D.Fisher, Steve Werner

Effects of Gender and Other Factor on

Rank of Law Professors in College of Business : Evidence of Glass CeilingOf the 21 assistant professors in our sample,

10 (48%) are women; of the 28 associate professors, 5 (18%) are women; and of the 16 full

professors, none was a woman.

2

Journal of Management and Business Review, Vol.6,No.2, July 2009 : 68

- 79

Andryanie Subrata and Luis Reinaldo Ruay

Hubungan Risk Awarness dengan

Self-Confidence, work Climate dan Job Characteristic menggunakan

Metode Path Analysis

Data yang terkumpul dalam penelitiamn ini sejumlah 37 data dari karyawan PT.Bank Central Asia,Tbk yang terletak di jln.Sudirman

Jakarta

3 Vol.13, No.2, Mei 2010 Jurnal Penelitian 169 - 198 Y.M.V Mudayen Pengaruh Kompensasi, Pengembangan karir, lingkungan dan pengalaman terhadap motivasi dan prestasi kerja

Populasi dari penelitian ini adalah 30 karyawan dan merupakan seluruh karyawan penerbit dan pencetakan Kanisius,

teknik penelitian ini menggunakan regresi

(12)

linier berganda dan Analisis Jalur (Path

Analysis)

4

Jurnal Aplikasi Manajemen Vol.3, No.3, Desember

2005 222 - 227

Wening Patmi Rahayu

Pengaruh Kuantitas & Kualitas Kerja

terhadap Kompensasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada PT.Sasana Artha Finance (SAF) Cabang Malang

Dalam penelitian ini adalah Analisis Jalur (Path Analysis) dan teknik

pengambilan sampel dilakukan dengan semua anggota dijadikan sampel,

mengingat jumlah populasi dalam penelitian

ini hanya 65 orang (kurang dari 100 orang)

3.6.1.2 Corelation Pearson

Berdasarkan Sugiarto (2000,p29), koefisien corelation pearson digunakan untuk mengetahui tingkat (derajat) keeratan hubungan linier antara dua atau lebih variabel yang minimal berskala ukur interval. Bila variabel yang terlibat lebih dari dua, disebut analisis korelasi berganda.

Teknik korelasi Pearson Product Moment (PPM) termasuk teknik statistic parametric yang menggunakan data interval dan rasio dengan persyaratan tertentu, misalnya data dipilih secara random, datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama (Riduwan dan Kuncoro, 2007,p61).

Berdasarkan Supranto Jilid 2 (2001,p201), koefisien korelasi pearson dapat dihitung sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

(13)

Dimana : r : koefisien kolerasi

n : jumlah data

x : variabel bebas

y : variabel terikat

∑ : kuadrat jumlah shor total x

∑ : kuarat jumlah shor total y

∑ : kuarat jumlah shor total x

∑ : kuarat jumlah shor total y

Korelasi pearson dilambangkan (r) dengan ketentuan r ≥ -1 dan r ≤ +1. Bila nilai r = -1, maka korelasinya negative sempurna, sebaliknya, bila nilai r = +1, maka korelasinya positive sempurna, sedangkan apabila nilai r = 0, maka artinya tidak ada korelasi. Arti harga r akan diperlihatkan pada tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7 Arti Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80-1,000 Sangat Kuat

0,60-0,799 Kuat

0,40-0,599 Cukup Kuat

0,20-0,399 Rendah

0,00-0,199 Sangat Rendah

Sumber: Riduwan dan Kuncoro, 2007,p62

Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p62).

(14)

100%

Dimana: KP = nilai koefisien determinasi

r = nilai koefisien korelasi

3.6.2 LISREL

Menurut Sugiarto (2006, p4) dalam Sarjono Haryadi dan Julianita Winda, (2011, p114), secara umum analisis dalam LISREL dapat dipilah dalam dua bagian. Pertama, yang terkait dengan model pengukuran (measurement model) dan kedua yang terkait dengan model struktural (structural equation model). Model pengukuran adalah gambaran hubungan pokok yang ditunjukan untuk mengukur dimensi-dimensi yang membentuk sebuah faktor atau variabel. Menurut Wijanto (2008,p12) dalam Sarjono Haryadi dan Julianita Winda (2011,p114), model struktural adalah model yang menggambarkan hubungan-hubungan yang ada di antara variabel-variabel laten.

Peneliti menggunakan pendekatan LISREL dapat menganalisis struktur convariance (struktur yang menunjukkan hubungan linier antar variabel) yang rumit, variabel latin, saling ketergantungan antar variabel, dan sebab akibat yang timbal balik di mana dapat ditangani dengan mudah dengan menggunakan model pengukuran dan persamaan terstruktur. Menurut Ghozali (2008,p5) dalam Sarjono Haryadi dan Julianita Winda (2011,114), variabel laten adalah variabel yang tidak bisa diukur secara langsung dan memerlukan beberapa indikator.

(15)

Menggunakan pendekatan LISREL, maka akan diketahui hasil analisis korelasi dan analisis jalur. Berdasarkan correlation matrix menampilkan korelasi atau hubungan di antara variabel. Korelasi yang positif menunjukkan bahwa hubungan di antara variabel adalah searah. Korelasi yang negatif menunjukkan bahwa hubungan di antara variabel adalah berlawanan. Korelasi nol menunjukkan tidak adanya hubungan diantara variabel.

Output matriks PSI menampilkan mengenai measurement error (kesalahan pengukuran) pada variabel endogen (variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain), dimana nilainya telah distandardisasi (R2=0,604). Pada persamaan variabel

Y yang ditunjukkan oleh matriks Structural Equations, sebenarnya hasil dari perhitungan rumus 1-R2. Sedangkan variabel lain yang mempengaruhi variabel Y dapat dihitung dengan rumus √1 .

Berdasarkan matriks BETA menunjukkan hubungan di antara sesama variabel endogen. Bagian kolom adalah variabel endogen (independen) dan bagian baris adalah variabel endogen (dependen). Hasil output tersebut, dapat diketahui bahwa nilai standardized pengaruh variabel Y terhadap Z. Matriks GAMMA menunjukkan pengaruh variabel eksogen (independen) terhadap variabel endogen (dependen). Standarlized Total Effects menunjukkan besarnya pengaruh langsung atau tidak langsung di antara variabel yang sudah distandarisasikan.

(16)

Tabel 3.8

Perbedaan Analisis Jalur dengan Menggunakan SPSS dan LISREL 8.80

Keterangan Analisis Jalur dengan SPSS Analisis Jalur dengan LISREL Cara

menginput data

Data langsung di input di

dalam SPSS Data di-import dari SPSS atau Excel

Cara mencari hubungan antarvariabel

Memasukkan variabel independen ke dalam kotak independen yang tersedia di masing-masing sub menu didalam SPSS yang diperuntukkan untuk pencarian hubungan, seperti korelasi dan regresi.

Membuat simplis syntax dan menuliskan hubungan yang ingin di cari.

Catatan : Simplis merupakan bahasa perintah yang digunakan dalam LISREL menggunakan bahasa Internasional (Inggris).

Analisis jalur Dibutuhkan dua sampai dengan tiga langkah dalam perhitungan hasil analisis jalur. Sebagai contoh, analisis jalur X →Y → Z

Membuat simplis syntax dan menuliskan hubungan yang ingin ditentukan.

Sebagai contoh, untuk menentukan analisis jalur X→Y→Z, kita cukup menulis dengan syntax persamaan sebagai berikut:

Y=X Z=XY

Dimana persamaan Y=X merupakan substruktural satu dan persamaan Z=XY merupakan substruktural dua.

Hasil analisis

jalur Berupa tabel Hanya menampilkan hasil koefisien jalur 1 dalam pencarian substruktrual satu dan koefisien jalur 2 dalam pencarian substruktural dua. SPSS tidak menampilkan pengaruh tidak langsung diantara dua variabel yang melalui intervening. Misalnya, hubungan antara variabel X dan Y, serta dampaknya terhadap Z

Tampilan hasil di SPSS berupa bahasa statistic sehingga kita perlu melakukan interpretasi yang medalam terhadap hasil SPSS

Berupa matriks

LISREL mampu menampilkan semua hasil analisis jalur hanya dengan dengan membuat syntax hubungan. Hasil analsis jalur secara sekaligus memberikan koefisien jalur 3 (untuk model path analysis dengan tiga substruktural). LISREL juga akan menampilkan korelasi antarvariabel secara sekaligus.

LISREL menampilkan hasil pengaruh tidak langsung sehingga kita tidak perlu menghitung sendiri.

Tampilan hasil di LISREL menggunakan bahasa Internasional yang umum digunakan sehingga memudahkan dalam melakukan interpretasi hasil, seperti menggunakan kata indirect effect atau kata-kata lainnya.

(17)

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang dibagikan terdiri dari empat bagian, pada bagian pertama meliputi pertanyaan yang berhubungan dengan kompensasi, sedangkan pada bagian kedua yang berhubungan dengan pelatihan, bagian ketiga mengenai motivasi kerja dan terakhir bagian efektifitas organisasi.

Sesudah semua kuesioner disebarkan, akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan yang ada pada kuesioner tersebut dapat mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu kuesioner dikatakan handal (reliable) apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu.

Analisis dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan uji reliabilitas. Jika sebuah pertanyaan tidak valid, maka otomatis pertanyaan tersebut akan dihilangkan dan tidak akan digunakan untuk pengujian. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid kemudian secara bersamaan diukur reliabilitasnya.

Menggunakan aplikasi SPSS 16, maka dapat diperoleh nilai-nilai yang diperlukan untuk menguji validitas dan reliabilitas. Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada lampiran tentang analisis reliabilitas.

Menguji validitas ditentukan terlebih dahulu nilai tabel dengan df= jumlah responden -2, keputusan valid atau tidak diambil dengan membandingkan r tabel dengan r hitung (r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation). Ketentuan dalam pengambilan keputusan tentang validitas:

(18)

• Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka butir tersebut valid. • Jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel, maka butir tersebut tidak valid. • r hitung dilihat pada kolom (corrected item total correlation).

Nilai df yang digunakan pada perhitungan ini adalah df = 58 – 2 = 56. Tingkat signifikan digunakan 10% (0,1) berarti tingkat kepercayaannya adalah 90% (0,9). Selanjutnya dibuat tabel t dengan SPSS yang menggunakan rumus IDF.T (0,9.df), kemudian dilanjutkan dengan membuat tabel r yang menggunakan rumus t/sqrt(df+t**2).

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai keandalan konsistensi internal apabila item penyusunnya konsisten mengukur hanya variabel yang dikehendaki dan ini menunjukkan item-item tersebut mempunyai rata-rata korelasi antar item yang tinggi. Hal ini menjelaskan bahwa reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama.

Uji reliabilitas ini menggunakan koefisien alpha cronbach, yang menggunakan perhitungan koefisien keandalan (α), yang menetapkan batas minimum α sebesar 0,1.

Rumus : 1 1

Keterangan:

(19)

r = rata-rata korelasi antar variabel manifest (item).

n = jumlah variabel manifest atau dasar yang membentuk variabel laten.

3.8Uji Normalitas

Distibusi normal merupakan salah satu distribusi yang sering digunakan dalam statistik. Distribusi ini sangat penting, karena banyak sekali uji statistic yang memerlukan data berdistribusi normal. Menguji normalitas data gunanya untuk memenuhi sebagian syarat analisis parametrik. Normalitas suatu variabel umumnya dideteksi dengan grafik atau uji statistik.

Adanya plot dan statistik khusus yang lebih mudah untuk memeriksa kenormalan, yaitu dengan menggunakan Q-Q plot. Apabila ditemukannya data berdistribusi normal, maka titik-titik tersebut membentuk huruf S yang artinya data kita menjulur (skew) (Rochaety 2007,p99).

3.9Tranformasi Data

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008) dalam Haryadi Sarjono dan Winda Julianita (2011, p.12), mentransformasikan data interval bertujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik, dimana data setidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana adalah dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval). MSI merupakan metode yang digunakan untuk mentransformasikan data dari ordinal menjadi interval dengan langkah-langkah sebagai berikut.

(20)

1. Perhatikan setiap butir jawaban koresponden dari angket yang disebarkan.

2. Pada setiap butir, ditentukan jumlah orang yang mendapat skor 1, 2, 3, dan 4; yang disebut sebagai frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.

4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan per kolom skor.

5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel tinggi densitas).

7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :

8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus :

1 | |

3.10 Uji Hipotesis

• Ho diterima jika tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan dependen (p value ≥ 0.05).

(21)

• Ha diterima jika terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan dependen (p value ≤ 0.05).

Tabel 3.9 Uji Hipotesis

T-1 Untuk mengetahui pengaruh kompensasi (X1) dan pelatihan (X2) terhadap motivasi kerja (Y) secara simultan dan parsial pada PT. Hero Supermarket. Tbk Gatot Subroto, Kantor Pusat

T-2 Untuk mengetahui pengaruh kompensasi (X1) dan pelatihan (X2) terhadap motivasi kerja (Y) dan dampaknya terhadap efektifitas organisasi (Z)secara simultan dan parsial pada PT. Hero Supermarket. Tbk Gatot Subroto, Kantor Pusat berdasarkan pendekatan SPSS dan LISREL

Sumber : Pengelolaan Penulis, 2011

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

• T-1

Ho = variabel kompensasi(X1) dan pelatihan (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi kerja (Y) secara simultan dan parsial pada PT. Hero Supermarket. Tbk, Gatot Subroto, Kantor Pusat.

Ha = variabel kompensasi(X1) dan pelatihan (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi kerja (Y) secara simultan dan parsial pada PT. Hero Supermarket. Tbk, Gatot Subroto, Kantor Pusat.

• T-2

Ho = variabel kompensasi(X1) dan pelatihan(X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi kerja(Y) dan dampaknya terhadap efektifitas organisasi(Z) secara simultan dan parsial pada PT. Hero

(22)

Supermarket. Tbk, Gatot Subroto, Kantor Pusat berdasarkan pendekatan SPSS dan LISREL.

Ha = variabel kompensasi(X1) dan pelatihan(X2) berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi kerja(Y) dan dampaknya terhadap efektifitas organisasi(Z) secara simultan dan parsial pada PT. Hero Supermarket. Tbk, Gatot Subroto, Kantor Pusat berdasarkan pendekatan SPSS dan LISREL.

Dasar pengambilan keputusan

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 90%, sehingga tingkat kesalahan (α) sebesar 10% atau 0,1.

• Jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0.1 ≤ sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak singnifikan. • Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau

(0.1 ≥ sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya singnifikan.

3.11 Implikasi Hasil Penelitian

Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah semua data dan hasil analisis selesai dilakukan, maka selanjutnya dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada karyawan PT. Hero Supermarket. Tbk, Gatot Subroto, Kantor Pusat, akan didapatkan gambaran mengenai variabel kompensasi dan pelatihan terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan.

(23)

Setelah itu data yang diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada karyawan PT. Hero Supermarket. Tbk, Gatot Subroto, Kantor Pusat, maka dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh, untuk mengetahui apakah kompensasi dan pelatihan mempengaruhi motivasi kerja serta berdampak pada efektifitas organisasi. Bila didapatkan ternyata variabel-variabel tersebut berkontribusi terhadap motivasi kerja pada PT. Hero Supermarket. Tbk, Gatot Subroto, Kantor Pusat, maka perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan motivasi kerja dan kemudian efektivitas organisasi melalui faktor-faktor tersebut, dilihat dari aspek-aspek yang merupakan indikator dari setiap variabel.

Gambar

Tabel 3.1   Desain Penelitian  Tujuan  penelitian  Jenis  penelitian  Metode  Penelitian
Diagram Jalur
Tabel 3.7 Arti Nilai r

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) menyatakan bahwa salah satu SKL pada mata pelajaran matematika

Saudara diundang untuk berpartisipasi dalam studi pengaruh sosialisasi dan konseling tentang infeksi menular seksual (IMS) HIV/AIDS terhadap pengetahuan dan sikap waria di

Nurzaitun Purwasih, 2009 Sistem Peringkas Teks Otomatis untuk Dokumen Tunggal Berita Berbahasa Indonesia dengan Menggunakan Graph-based.. Summarization Algorithm

bahwa untuk meningkatkan kapasitas usaha Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Gas Negara Tbk, perlu melakukan penarnbahan penyertaan modal Negara Republik

(2) Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk masing-masing satuan organisasi Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah

Jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali disatu wilay ah tertentu pada kurun tertentu. Jumlah seluruh anak balita disatu

Hasil: Dari 83 ibu yang menjadi responden, responden memiliki pengetahuan yang baik tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat sebanyak 46 orang (55,4%)

Ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Listrik dan pemanfaatan Energi Nomor 192-12l4ot6oo.112006 tentang Kriteria pembangkit Tenaga Listrik di sekitar Mulut Tambang,