• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mempelajari Proses Pembuatan Sirup Gula Invert dari Nira (Arengan pinnata Merr)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mempelajari Proses Pembuatan Sirup Gula Invert dari Nira (Arengan pinnata Merr)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Vol.

9

ISSN

0126-3080

No.

20

Desembe$99rj

-.A. .._,

PENELlTlAN

DAN PENGEMBANGAN

(2)

DAFTAR I S 1

Halaman

EDITORIAL

. . . - . - . . .

i i

PENELITIAN:

PEMBUATAN BREM C A I R D A R I SINGKONG (Brem Wine Making from Cassava T u b ~ r )

Djundjung Daulay d a n Rosma B.S. S i a h a a n

. . .

MEMPELAJARI PROSES PEMBUATAN SIRUP GULA I N V E R T D A R I NIRA ( a e n g a pinnata Merr) (Study on t h e P r o c e s s i n g of Invert Sugar from Palm ( A r e n g a p i n n a t a Merr)

R i z a l S y a r i e f , H e r m a n a , dan M. Chafied

. . .

17

TULISAN ILMIAH:

PENGEMASAN DAN L I N G K U N G A N HIDUP

R i z a l Syarief d a n Sutedja Wiraatmadja

. . .

2 9

STREETFOODS: A N ASIAN PERSPECTIVE

With special reference to Indonesia

F . G . W i n a r n o

. . .

4 1

P A K E T INDUSTRI :

PEMBUATAN KERIPIK U B I JALAR SIMULASI

Tri Susilowati

. . .

59

INFO KEGIATAN PUSBANGTEPA L P - I P B :

DISAIN MESIN PENGEMAS VAKUM 4

Suted ja Wiraatmadja

. . .

63

LOKAKARYA PEGAWAI PUSBANGTEPA LP-IPB

S u h a e m i

. . .

67

i i i

(3)

MEMPELAJARI PROSES PEMBUATAN SIRUP GULA I N V E R T

DARI NIRA (Arenga p i m a t a Merr)

(Study on the ~rocessing of I n v e r t Sugar

from Palm (Arenga pianata Merr)

R i z a l ~ ~ a r i e f * ) , ~ermana"") dan M. Chaf ied

* * * )

ABSTRACT

A study

on

preventing the fermentation the collection

and storage of palm sap have been s t u d i e d . The solution of

0.1 percent calcium sorbate, 0.1 percent calcium oxide or 3 0 ppm metabisulphite were added to the s a p during the

collection and stored f o r 3 to 8 hours. T h e container used for collecting t h e palm sap was bamboo tube. T h e pre-

served palm s a p was then hydrolized using chloride a c i d at

0 . 2 2 0 percent, 0 . 4 4 2 percent or 0 . 2 6 6 4 percent. The

results showed t h a t the addition of 0 . 4 4 4 2 percent calcium sorbate or 0.1 percent calcium oxide effectively p r e v e n t e d

sap fermentation. The best i n v e r t sugar quality was ob- tained by used of 0.1 p e r c e n t calcium sorbate, or 0.2220 percent c h l o r i d e acid and hydrolized f o r 3 5 minutes (yield 12.726 percent, dry matter 7 7 . 5 9 2 percent, dextrose e q u i v a - lent 95.654 p e r c e n t , purify 65.164 percent, reducing sugar

7 4 . 2 2 1 percent).

* ) Kepala Pusat ~ e n e l i t i a n dan Pengembangan Teknologi Pa- ngan (Pusbangtepa) I P B dan S t a f Pengajar Jurusan T P G , Fateta-IPB.

* * ) Peneliti utarna pada Pusat Penelitian dan Pengembangan

G i z i

,

Departemen Kesehatan, Bogor.
(4)

PENDAHULUAN

Nira aren rnerupakan c a i r a n dihasilkan d a r i penyadapan t a n g k a i bunga jantan pohon aren (Arenga pinnatamerr). Nira

aren mempunyai rasa manis karena adanya sukrosa sekitar 15

persen (Miller, 1964). Pada umumnya masyarakat memamfaatkan

n i r a

aren untuk pembuatan gula merah, asam cuka dan minuman s e g a r

.

Penyadapan n i r a rnembutuhkan waktu yang cukup lama, kurang lebih 12 jam. Hal

ini

dapat mengakibatkan kerusakan

nira,

karena rnikroba kontaminan akan mengubah sukrosa dalam

nira

berturut-turut menjadi g u l a i n v e r t , alkohol dan asam. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu penarnbahan bahan pengawet

nira.

Salah satu pemarnfaatar~ nira aren ialah pembuatan sirup gula invert. Sirup gula invert merupakan larutan kental

hasil

hidrolisis sukrosa dengan komponen utama glukosa dan

fruktosa. Ada dua cara untuk menghasilkan sirup gula invert y a i t u dengan menghidrolisis sukrosa dengan asam d a n secara e n z i m a t i s menggunakan invertase (Junk dan P a n c o a s t , 1980).

Penelitian

ini

dilakukan dengan t u j u a n mencegah kerusakan nira selarna penyadapan dan sebelum pengolahan, serta mempelajari proses pembuatan sirup gula invert dari

nira

dengan cara hidrolisis menggunakan asarn.

B A H A H DAN METODE

Bahan

Nira aren d i p e r o l e h dari Desa Tugu Jaya, Kecamatan

Cijeruk, Kabupaten Bogor. Bahan pengawet n i r a yang

digunakan adalah kalium sorbat, kalium oksida dan natrium

metabisulfit. Hidrolisis asam menggunakan asam k l o r i d a pekat ( 3 7 persen).

18

(5)

Metode

Pada penelitian t a h a p awal dilakukan pengawetan n i r a

dengan menggunakan bahan pengawet k i m i a . Bahan pengawet

yang digunakan yaitu ~ a l i u r n s o r b a t 0.1 persen, kalsium

oksida 0.1 persen dan n a t r i u r n r n e t a b i s u l f i t 3 0 ppm. Proses pengawetan

nira

a d a l a h sebagai berikut, bumbung tempat n i r a dicuci dan d i b e r s i h k a n , kemudian dilakukan p e n g a s a p a n . Bahan pengawet dimasukan ke dalam bumbung sebelum bumbung dipasang d i pohon (penyadapan). ~fektivitas masing-masing

bahan pengawet ditentukan dengan pengukuran pH

nira

s e t e l a h

d i s h p a n 3

-

8 jam.

Pada penelitian selanjutnya dilakukan proses pembuatan

sirup gula invert dari n i r a aren (Gambar 1). Hidrolisis menggunakan

asam

k l o r i d a dengan konsentrasi 0.2220 persen

0 . 2 4 4 2 persen dan 0 . 2 6 6 4 persen. 'Konsentrasi tersebut dibuat dengan cara melarutkan masing-masing 6 0 ml, 6 6 r n l

dan 7 2 m l asam klorida pekat (37 persen) yang t e l a h

diencerkan dengan

air

suling ( 1 : lo), ke dalam satu liter larutan nira. Waktu hidrolisis yang digunakan 2 5 dan 3 5

menit.

fengamatan yang dilakukan terhadap sirup gula invert

meliputi rendemen, kadar abu (Fardiaz et a l - , 1986), kadar bahan k e r i n g (metode oven vakum), kadar g u l a pereduksi

(spektrofotometri, metode N e l s o n Somogy), ekuivalen dekstrosa dan kejernihan (spektrofotometri),

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengawetan N i r a

Hasil pengamatan menunjukan penggunaan kaliurn s o r b a t 0.1 persen efektif untuk mengawetkan n i r a aren. Nira aren

masih mempunyai PH tinggi ( > 6 ) setelah penyimpanan 8 jam.

H a l

i n i

karena kalium sorbat memberikan efektivitas optimum
(6)

Nira aren

.L

P e n y a r ingan

L

Pendidihan sekitar 2 5 m e n i t

.L

Pemanasan pada suhu s e k i t a r 8 5 ° C

I

J,

Pengadukan dengan sirer

I

5L

Penetralan dengan Na2C03 I

4

Penjernihan dengan arang aktif 2 % ( W / V )

J

P e n y a r i n g a n

I

I

Pengentalan sampai t o t a l padatan terlarut 70-80 %

[image:6.618.86.473.80.307.2]

I

Gambar 1. Diagram a l i r pembuatan sirup gula invert dari nira aren.

(Furia, 1975). Nira aren segar mempunyai PH s e k i t a r 7 - 8 .

Penggunaan k a l s i u m o k s i d a 0.1 persen juga memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap pengawetan n i r a . Setelah

penyimpanan 6 j a m PH n i r a masih r e l a t i f tinggi ( > 6 ) . Hal

ini

karena kalsium o k s i d a bila dilarutkan dalam a i r akan

t e r b e n t u k kalsium hidroksida yang bersifat desinfektan

(Pelczar et., 1997).

Pengawetan natrium ~ e t a b i s u l p i t 30 ppm kurang efektif mencegah kerusakan n i r a karena bentuk efektifnya sebagai bahan pengawet y a i t u asam s u l f i t yang t i d a k terdisosiasi

terutama terbentuk pada pH d i bawah 3 (Winarno, 1986). Oleh

karena natrium metabisulfit kurang efektif mencegah

kerusakan nira maka pada penelitian selanjutnya hanya

digunakan kalium sorbat 0.1 persen dan kalsium oksida 0.1

(7)

K-sor 0.1%

C a O 0 . 1 %

3

4

5

6

7

8

Waktu penyimpanan (jam)

Garnbar 2 . Histogram pengaruh waktu penyimpanan

terhadap pH nira aren.

Rendemen

Rendemen sirup gula invert yang d i h a s i l k a n berkisar

antara 9.620

-

12.850 persen. Penggunaan kalium sorbat 0.1 persen sebagai pengawet nira, rata-rata menghasilkan rende-

men sirup g u l a invert yang l e b i h tinggi y a i t u 12.178 persen dibandingkan kalsium oksida 0.1 p e r s e n hanya menghasilkan rendemen 11.281 persen. H a l

ini

karena pengawet kalium sorbat 0.1 persen l e b i h efektif rnencegah kerusakan n i r a ,

sehingga sukrosa dalam nira belurn banyak yang terfermentasi dan kadarnya masih t i n g g i dalam nira. Kadar s u k r o s a awal yang lebih tinggi akan menghasilkan rendemen sirup g u l a invert yang l e b i h b e s a r . Konsentrasi asam pada proses

(8)

hidrolisis dan w a k t u hidrolisis tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen.

Kadar Abu

Kadar abu sirup g u l a invert berkisar a n t a r a 2 . 5 2 2

-

3.822 p e r s e n . ~ i n g g i n y a kadar abu diduga karena kadar abu nira c u k u p tinggi y a i t u 0.24 persen, setelah mengalami

proses pengentalan maka prosentasenya dalam sirup gula

invert makin tinggi.

Pada Gambar 3 terlihat kadar abu dalam sirup lebih tinggi jika menggunakan pengawet kalium s o r b a t . Hal

i n i

disebabkan kalium sorbat lebih l a r u t dariphda kalsium oksida di dalam nira, sehingga akan menambah mineral

(garam) dan rneningkatkan kadar abu sirup gula invert.

Kadar abu cenderung meningkat dengan meningkatnya

k o n s e n t r a s i asam, Hal i n i karena makin t i n g g i konsentrasi asam pada proses hidrolisis makin banyak n a t r i u m karbonat

yang dibutuhkan untuk menetralkannya, sehingga garam N a C l

yang terbentuk makin banyak dan kadar abunya meningkat.

Waktu hidrolisis tidak bcrpengaruh terhadap kadar abu. K a d a r Bahan Kering

Kadar bahan k e r i n g sirup g u l a invert r a t a - r a t a 7 4 . 9 0 6

persen, dengan kisaran antara 68.962

-

7 7 . 5 9 2 persen. Kadar

bahan kering yaitu semua komponen yang dikandung s i r u p g u l a

i n v e r t , kecuali air atau senyawa yang mudah menguap.

Kadar bahan kering sangat dipengaruhi oleh

kesempurnaan proses hidrolisis, Makin sempurna proses hidrolisis makinb banyak sirup gula i n v e r t yang t e r b e n t u k , padatan terlarutnya makin t i n g g i , sehingga kadar bahan k e r i n g dalam s i r u p makin t i n g g i . Konsentrasi asam dan waktu hidrolisis yang b e r l e b i h a n a k a n rnenurunkan kadar bahan

k e r i n g karena dapat merusak g u l a invert yang t e l a h

t e r b e n t u k . Hasil pengamatan menunjukkan konsentrasi asam

(9)

P e r l a k u a n

Keterangan : A 1

=

pengawet kalsium oksida 0 . t %

A 2 = pengawet k a l i u m s o r b a t 0 . 1 %

B I

=

konsentrasi asam 0.2220 %

6 2

=

k o n s z n t r a s i asan 0 . 2 4 4 2 %

83

=

konsentrasi asarn 0 . 2 6 6 4 %

21 = waktu hidrolisis 25 m e n i t

[image:9.561.96.488.75.593.2]

C2

=

w a k t u hidrolisis 35 menit

Gambar 3. Histogram hubungan antara j e n i s bahan penga-

w e t ( A ) , konsentrasi asam (B) dan waktu hid- r o l i s i s ( C ) terhadap kadar abu sirup gula invert.

Radar Gula Pereduksi

Kadar gula pereduksi sirup gula invert b e r k i s a r antara

6 3 . 8 9 5

-

74.221 persen. Pengawet kalium s o r b a t 0.1 persen menghasilkan kadar gula pereduksi lebih tinggi d a r i p a d a

pengawet kalsium oksida 0.1 persen. Hal ini karena pengawet

(10)

nira, sehingga kadar sukrosa nira rnasih cukuP t i n g g i *

l a h dihidrolisis k a d a r sukrosa a w a l nira yanq l e b i h t i n g q i akan menghasilkan kadar q u l a pereduksi lebih b e s a r .

K a d a r gula pereduksi s i r u p g u l a invert d i t e n t u k a n oleh

kesempurnaan proses hidrolisis. ~ p a b i l a konsentrasi asam

d a n waktu hidrolisis berlebihan maka k a d a r gula

pereduksinya akan turun. Hal i n i karena glukosa dan

fruktosa yang telah terbentuk selama hidrolisis pada

suasana asam dan suhu tinggi d a p a t t e r u r a i menjadi senyawa

lain yang t i d a k diinginkan yaitu Hidroksimetil f u r f u r a l ,

sehingga akan menurunkan kadar gula pereduksi (Hall, 1973).

I n t e r a k s i yang menghasilkan kadar gula pereduksi tertinggi

yaitu konsentrasi asam 0.2220 persen dan w a k t u hidrolisis 35 menit (Gambar 4 ) .

Ekuivalen D e k s t r o s a

Ekuivalen d e k s t r o s a i a l a h kadar gula pereduksi t o t a l yang d i h i t u n g sebaqai dekstrosa dan dlnyatakan s e b a g a i prosentase d a r i bahan kering (Winarno, 1983). Ekuivalen s i r u p gula invert berkisar a n t a r a 86,048

-

92.135 p e r s e n .

Penggunaan pengawet kalium sorbat 0.1 persen

menghasilkan ekuivalen dekstrosa l e b i h t i n g g i daripada

k a l s i u m oksida 0.1 persen, karena kadar gula pereduksinya

lebih tinggi. Hidrolisis yang lebih sempurna dan tidak

b e r l e b i h a n akan menghasilkan kadar gula pereduksi t i n q g i sehingga e k u i v a l e n dekstrosa sirup gula i n v e r t juga tinggi

(Gambar 5).

Ke j ernihan

Kejernihan sirup g u l a invert berkisar antara 38.455

-

6 7 . 0 6 8 persen transmisi. Penggunaan pengawet kalsium oksida 0.1 persen rata-rata menghasilkan k e j e r n i h a n yang lebih

rendah daripada kalium sorbat 0.1 persen, Hal i n i d i d u g a

karena penambahan k a l s i u m oksida akan mendorong pernbentukan

koloid s e p e r t i pentosan dan protein (Goutara dan W i j a n d i ,

1975). Dengan terbentuknya koloid maka persen transmisi

2 4

(11)

Per lakuan

Keterangan :

at

=

konsentrasi asam 0.2220 p e r s e n

82

=

konsentrasi asam 0 . 2 4 4 2 p e r s e n

a3

=

konsentrasi asam 0 . 2 6 6 4 persen

C l

=

waktu h i d r o j i s i s 2 5 m e n i t

22

=

waktu hidrolisis 35 m a n i t

Garnbar 4 . Histogram pengaruh interaksi konsentrasi

asam dan w a k t u hidrolisis terhadap kadar

gula pereduksi sirup g u l a invert.

. -

kejernihan akan menurun.

Makin tinggi k o n s e n t r a s i asam yang d i g u n a k a n dan makin

lama waktu pemanasan pada proses hidrolisis kejernihan sirup g u l a invert akan menurun (Gambar 6 ) .

H a l i n i diduga karena pada kondisi asam d a n suhu tinqgi

(12)

S:C1 8tC2 62C:

EZC2

5

x

1

-2

P e r lakuan

Keterangan : 81

=

konsentrasi asam 0 . 2 2 2 0 X 8 2

=

k o n s e n t r a s i ssam 0 . 2 4 4 2 % 02

=

konsentrasi asam 0 . 2 6 6 4 %

C 1

=

waktu hidrolisis 25 menit [image:12.622.82.489.85.506.2]

C2

=

~ a k t u hidrol isis 35 menit

Gambar 5 . Histogram hubungan antara konsentrasi asam dan waktu hidrolisis terhadap ekuivalen d e k s t r o s a s i r u p g i l a invert.

(13)

3

.-.

6.1 6 2 3 3

--

& A

-

< L I

P e r l a k u a n

K e t z r h n g a n : A t

=

P e n g a w e t k ~ l s i u m okziida 0 . 1 %

A S = pt?rlgahet k s ; ium s o l - b a t 0 . ; %

B t

=

konsentrasi asam 0 . 2 2 2 0 %

6 2

=

konsentrasi asam 0 . 2 3 4 2 %

a3 = konsentrasi asam 0.2664 %

C 1

=

w a k t u hidrolisis 25 m e n i t

C 2 = w a k t u hidrolisis 35 menit

Garnbar 6 . Histogram hubungan antara jenis bahan penga- wet (A), konsentrasi asarn (B) d a n waktu

hidrolisis ( C ) terhadap kejernihan s i r u p g u l a invert.

KESIMPULAN

Penggunaan penqawet kalium s o r b a t 0.1 p e r s e n atau

(14)

nira selama penyadapan dan sebelum pengolahan (penyimpanan)

.

Berdasarkan e v a l u a s i t e r h a d a p mutu sirup gula invert

yang dihasilkan perlakuan t e x b a i k i a l a h penggunaan pengawet

n i r a kalium sorbat 0 , l p e r s e n , konsentrasi asam klorida

pada proses hidrolisis 0.2220 persen dan waktu hidrolisis

3 5 menit. Sirup gula invert yang dihasilkan dari perlakuan tersebut mempunyai rendemen 12.726 persen, kadar bahan kering 7 7 . 5 9 2 p e r s e n , kadar g u l a pereduksi 74.221 persen,

ekuivalen d e k s t r o s a 95.654 p e r s e n d a n kejernihan 65.164 persen.

DAFTAR PUSTAKA

F a r d i a z , D., A . Apriyantono, S. Y a s n i , S . Budiyanto dan N.L. Puspitasari. 1986. Penuntun Praktikum Analisa Pangan. Jurusan T e k n o l o g i Pangan dan G i z i , Fateta IPB, Bogor.

Furia, T . E . 1975. Handbook of Food Additives. T h e Chemical Rubber Co, Ohio.

Goutara dan S. Wijandi. 1975. Dasar P e n g o l a h a n Gula I. :

Agro Industri Press. Jurusan Teknologi Industri Perta n i a n , Fateta IPB, Bogor.

Hall, M.N.A. 1973. The Small Scale Manufacture of High and Low Boiled S w e e t and Toffees. T r o p i c a l Product Insti tute, London.

Junk, W.R. dan H. Pancoast. 1980. Handbook of Sugar. The AVI Publishing Co., Inc. Westport, Connecticut.

Miller, R . H . 1964. The versatile s u g a r palm (Arenga

p i n n a t a ) . Journal of the P a l m S o c i e t y , 8(4):115.

~ i n a r n o , F.G. 1 9 8 3 . Enzim P a n g a n . PT Gramedia, J a k a r t a .

Winarno, F . G . 1986. K i m i a Pangan d a n G i z i . PT Gramedia, Jakarta.

28

Gambar

Gambar 1. Diagram a l i r  pembuatan sirup gula invert dari nira aren.
Gambar 3. Histogram hubungan antara j e n i s  bahan penga-
Gambar 5 .  Histogram hubungan antara konsentrasi asam

Referensi

Dokumen terkait

Penundaan nira segar selama 4 jam menyebabkan menu- runnya kekerasan gula merah yang dihasilkan jika diban- dingkan dengan kekerasan gula merah yang dibuat dari nira segar..

Kebutuhan bahan bakar bioetanol dari bahan nabati yaitu nira aren akan. bersaing dengan kebutuhan pangan

Campuran hasil(magma) di-sentrifugasi untuk memisahkan kristal dari sirup sehingga kotoran dapat dipisahkan dari gula dan dihasilkan kristal yang siap untuk dilarutkan sebelum proses

Penelitian ini bertujuan mempelajari pemanfaatan nira sorgum untuk dibuat etanol dengan proses fermentasi dan mempelajari pengaruh waktu dan % volume starter serta variabel

Kon- disi yang terbaik dalam pembuatan gula merah adalah nira yang mengandung kadar gula di atas 12% dan pH 6-7.. Untuk menghindari kerusakan nira saat penampungan dapat

L.52 Foto Analisis Kadar Gula Nira Aren dengan Refraktometer. Gambar L.52 Foto Analisis Kadar Gula Nira Aren

Hal ini disebabkan pada nira dengan pH &lt;6 (4,96) sebelum dimasak telah terjadi kerusakan sukrosa oleh mikroorganisme (yeast dan bakteri asam asetat) menjadi gula

Pembuatan Gula Kristal Putih | 178 Dari Tabel 1, 2, dan 3 maka dapat dilihat bahwa nira encer yang digunakan oleh Pabrik Gula Sei Semayang untuk proses pengolahan tebu hingga