PAGAR (
Jatropha curcas
L.)
CEP IIP SUTISNA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
CEP IIP SUTISNA. Pengaruh dosis pupuk NPK Kujang terhadap pertumbuhan
tiga jenis bahan tanaman jarak pagar (
Jatropha curcas
L.). Dibimbing oleh
MIFTAHUDIN dan DADANG.
Pemupukan yang sesuai sangat diperlukan oleh tanaman agar pertumbuhan
tanaman berlangsung secara optimal. Selain itu pemilihan bahan tanaman juga
merupakan faktor penting lainnya dalam meningkatkan produktivitas jarak pagar,
Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh dosis pemupukan NPK Kujang 30:6:8
dan jenis bahan tanaman terhadap komponen pertumbuhan dan produksi jarak
pagar. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan dua faktor yaitu
dosis pemupukan yang terdiri atas tiga taraf (0, 25, 50 g per tanaman) dan asal
bahan tanaman yang terdiri atas tiga taraf (biji, stek,
micro cutting
atau stek
pucuk). Masing-masing unit percobaan dilakukan tiga kali ulangan. Analisis
dengan menggunakan program SPSS 12.0 menunjukkan dosis pemupukan
mempengaruhi tinggi tanaman, dan diameter batang, sedangkan asal bahan
tanaman tidak mempengaruhi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah bunga
jantan dan betina, dan jumlah buah.
ABSTRACT
PAGAR (
Jatropha curcas
L.)
Cep Iip Sutisna
G34103022
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Nama : Cep Iip Sutisna
NRP
:
G34103022
Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Ir. Miftahudin, M. Si Dr. Ir. Dadang, M. Sc
NIP 131851281
NIP 131879337
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Dr. Drh. Hasim, DEA
NIP 131578806
Bin Halimi dan Ibu Inni, Penulis adalah anak kedua dari lima bersaudara.
Tahun 2003 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Ciwidey dan pada tahun yang sama masuk Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB melalui Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI).
Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, Sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat dan keluarganya.
Judul yang dipilih penulis dalam penelitian adalah “Pengaruh dosis pupuk NPK Kujang terhadap pertumbuhan tiga jenis bahan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Miftahudin, M. Si dan Dr.Ir. Dadang, M. Sc selaku pembimbing, yang telah sabar membimbing selama penulisan karya ilmiah ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga Jendral Suratto beserta Ibu, yang telah memberikan tempat tinggal selama melakukan penelitian ini. Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, yang telah mendidik dan telah susah payah memberikan yang terbaik, dan kasih sayang untuk anak-anaknya. Tidak lupa juga ibu Arie, ibu Carry, ibu Neny, Novi, Taufiq, Eko, Ariyanto, Deris, Fajri, Ramsi, Arip, Nirwan, Bubun, Mas Yahya, Andeng dan staf unit usaha jasa dan industri (UJI) Laboratorium Kultur Jaringan serta semua sahabatku Biologi angkatan 40, 41, 39 dan 38 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah membantu, memberi semangat dan dukungan, serta memberi warna kebersamaan yang begitu indah.
Bogor, Maret 2008
Halaman
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
PENDAHULUAN ... 1
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat ... 2
Bahan ... 2
Metode ... 2
Rancangan percobaan ... 2
Persiapan percobaan ... 2
Pemupukan NPK Kujang 30:6:8 ... 2
Pengamatan ... 2
HASIL Tinggi Tanaman ... 2
Diameter Batang Tanaman ... 2
Bunga ... 2
Buah ... 3
PEMBAHASAN ... 3
SIMPULAN ... 4
SARAN ... 5
Halaman
1 Pengaruh pemupukan terhadap pertambahan tinggi tanaman ... 3
2 Pengaruh pemupukan terhadap pertambahan diameter batang tanaman ... 3
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1 Unsur dan fungsi yang terkandung dalam pupuk NPK Kujang 30-6-8 PT Pupuk Kujang Cikampek-Jawa Barat ... 82 Kondisi lahan pertanaman jarak pagar di Puri Cikeas-Bogor ... 9
3 Data pengamatan pertambahan tinggi, diameter batang, jumlah bunga dan jumlah buah tanaman jarak pagar ... 10
4 Data suhu udara Puri Cikeas-Bogor bulan Maret sampai April 2007 ... 11
5 Data suhu udara Puri Cikeas-Bogor bulan Mei sampai Juni 2007 ... 12
PENDAHULUAN
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas
L.) dengan sinonim Jatropha acerifolia
Salisb. atau Curcas purgans Medik termasuk dalam famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet dan ubi kayu (Sudarmadji et al. 2006). Jarak pagar termasuk tanaman yang tahan kekeringan dan cukup adaptif pada berbagai kondisi. Akan tetapi ada permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan jarak pagar saat ini yaitu belum adanya varietas atau klon unggul, masih terbatasnya ketersediaan benih, belum memadainya teknik budaya, dan belum adanya standar harga serta belum memadainya sistem pemasaran. Selain itu, petani dan masyarakat yang berminat menanam jarak pagar juga menghadapi kendala akan sulit dan mahalnya transportasi bibit dari sentra pembibitan ke lokasi tanam (Haska et al. 2006).
Di Indonesia terdapat berbagai jenis tanaman jarak antara lain jarak kepyar (Ricinus communis), jarak bali (Jatropha podagrica ), jarak ulung (J. gossypifolia) dan jarak pagar (J. curcas). Di antara jenis tanaman jarak tersebut yang memiliki potensi besar dan paling prospektif untuk dikembangkan sebagai penghasil minyak bakar nabati (biodiesel) ialah jarak pagar (Hambali et al. 2006).
Secara ekonomi tanaman jarak pagar dapat dimanfaatkan seluruh bagiannya mulai dari daun, buah, getah, dan batangnya. Potensi terbesar jarak pagar terdapat pada buah yang terdiri dari biji dan kulit (cangkang). Biji yang menghasilkan minyak jarak yang nantinya digunakan sebagai sumber biodiesel.
Biodiesel merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak diesel atau solar. Bahan bakar ini ramah lingkungan dan termasuk bahan bakar yang dapat diperbaharui (renewable), memiliki sumber daya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik (Shintawaty 2006).
Sejalan dengan usaha pemanfaatan tanaman jarak sebagai sumber biodiesel, diperlukan upaya untuk meningkatkan produktifitas tanaman jarak diantaranya dengan pemilihan asal bahan tanaman (bibit) dan pemupukan. Bahan tanaman merupakan penentu keberhasilan budidaya tanaman jarak pagar. Perbanyakan jarak pagar dapat dilakukan secara generatif dengan biji,
secara vegetatif dengan stek atau kultur jaringan. Penggunaan setek pucuk adalah salah satu cara dalam memanfaatkan semua bagian tanaman untuk bahan (Mahmud etal.
2006). Stek pucuk atau micro cutting
merupakan metode perbanyakan bibit secara
ex vitro. Kultur ex vitro merupakan salah satu teknik perbanyakan yang relatif sederhana, murah dan dapat menghasilkan bibit tanaman yang sempurna dalam jumlah banyak dan relatif seragam dalam umur, tinggi tanaman, ketahanan terhadap hama dan penyakit, maupun sifat-sifat unggul lain seperti tanaman induknya (Haska et al. 2006). Keunggulan dari stek pucuk yaitu tunas-tunas yang dihasilkan dari pohon induk dapat langsung ditanam dalam media tanah dengan aplikasi zat perangsang tunas dan akar (Chalid et al. 2006).
Pemupukan merupakan kegiatan menambahkan hara ke tanah atau ke tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara (Novizan 2002). Ada dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik atau yang lebih dikenal dengan pupuk kimia yaitu pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai unsur kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang sesuai. Berdasarkan aplikasinya pupuk buatan ini dibagi menjadi dua yaitu pupuk akar dan pupuk daun (Novizan 2002). Menurut Lingga & Marsono (2002) pupuk NPK merupakan pupuk akar yang termasuk pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur, hasil gabungan pupuk tunggal N, P, dan K.
Menurut Lingga (1998), setiap tanaman memerlukan paling tidak 16 unsur atau zat untuk pertumbuhannya yang normal. Dari 16 unsur tersebut, tiga unsur (C, O, H) diperoleh dari udara, dan 13 unsur lainnya diperoleh dari tanah (N, P, K, Ca, Mg, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo). Dari ke-13 unsur tersebut, hanya enam unsur yang diambil tanaman dalam jumlah besar (unsur makro) yaitu N, P, K, S, Ca, dan Mg. Unsur hara utama yang banyak dibutuhkan tanaman tetapi namun jumlah atau ketersediaannya sering kurang atau tidak mencukupi di dalam tanah ialah N, P, dan K. Oleh karena itu ketiga unsur ini ditambahkan dalam bentuk pupuk (Soepardi 1983).
150 kg urea, 75 kg SP-36, dan 50 kg KCl per ha (www://www.ditjenbun.deptan.go.id 8 Agustus 2006).
Pada penelitan ini pupuk NPK yang digunakan merupakan komposisi yang sudah dibuat oleh PT Pupuk Kujang dengan perbandingan 30N:6P:8K. Pupuk NPK Kujang ini memiliki keunggulan yaitu merupakan campuran antara pupuk organik dan anorganik (Lampiran 1). Berdasarkan uji coba terhadap padi, pupuk NPK Kujang ini dapat meningkatkan produktivitas padi rata-rata sekitar 8 ton/ha.
Menurut Sutisna manajer produksi NPK PT Pupuk Kujang menyebutkan bahwa produksi NPK merupakan campuran antara pupuk anorganik dengan pupuk organik yang diperoleh dari sisa kotoran kelelawar yang termasuk pupuk alam jenis guano dan sisa tanaman kelapa sawit yang berfungsi untuk mempercepat daya serap pupuk ke dalam tanah, selain itu fungsi pupuk organik yang ditambahkan ke pupuk NPK Kujang tersebut ialah sebagai penyimpan air saat musim kemarau serta mampu mengurangi kejenuhan tanah yang terlalu banyak bahan kimia (http://www.Pikiran-rakyat.com/cetak /2007/032007/28/0602.htm 28 Maret 2007). Selain itu Sutisna juga menambahkan bahwa NPK Kujang ini merupakan upaya dalam memanfaatkan produk ureanya untuk diproduksi menjadi pupuk majemuk (NPK).
Tujuan penelitian ialah untuk mempelajari pengaruh dosis pupuk NPK Kujang 30:6:8 dan jenis bahan tanaman terhadap komponen pertumbuhan dan produksi jarak pagar.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan Juni 2007 di Kebun Jarak Pagar Kompleks Perumahan Puri Cikeas,Bogor-Jawa Barat.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah tanaman jarak yang berumur 9 bulan setelah tanam dan pupuk NPK Kujang 30:6:8.
Metode
Rancangan Percobaan. Penelitian ini
menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) dengan dua faktor, yaitu asal bahan tanaman terdiri atas tiga taraf (biji, stek, micro cutting) dan dosis pemupukan terdiri atas tiga taraf perlakuan (0, 25, 50 g per tanaman). Masing-masing unit percobaan dilakukan tiga kali ulangan. Analisis data dilakukan dengan Analisis Ragam Dua Arah (Two Way Analysis of Variance) dengan menggunakan program SPSS 12.0 (Statistical Package for the Social Sciences).
Persiapan Percobaan. Meliputi
pembersihan lahan dari gulma dengan menggunakan herbisida, pembuatan piringan atau pembumbunan tanah di sekitar tanaman (sekitar kanopi), penentuan blok dan pemilihan tanaman, dari lahan seluas ± 2 ha (Lampiran 2) yang telah terdapat tanaman jarak pagarnya, ditentukan tanaman dari tiap blok lahan (biji, stek, dan micro cutting) berdasarkan sumber eksplan yang sudah tersedia. Pada setiap blok tersebut ditentukan dan dipilih tanaman yang sehat, bebas hama dan penyakit, serta belum mengalami pembungaan untuk dijadikan bahan pengamatan.
Pemupukan NPK 30:6:8. Pemberian
pupuk dilakukan pada awal percobaan setelah pembumbunan di sekitar tanaman selesai dengan cara membuat parit kecil mengelilingi tanaman tersebut sekitar ± 20 cm dari batang utama, lalu menaburkan pupuk pada lubang tersebut sesuai dosis, setelah itu parit ditutup dengan tanah. Dosis yang diberikan pada setiap tanaman yaitu 0, 25, 50 g per tanaman.
Pengamatan. Peubah yang diamati
HASIL
Tinggi Tanaman
Asal bahan tanaman yang berasal dari biji, stek, dan micro cutting tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, sedangkan dosis pemupukan berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman (Gambar 1).
Gambar 1 Pengaruh pemupukan terhadap pertambahan tinggi tanaman. Pengamatan terhadap tinggi tanaman dilakukan selama 3 minggu, sebanyak 12 kali pengukuran. Diperoleh hasil tertinggi rata-rata pertambahan tanaman yaitu sekitar 37,3 cm dengan menggunakan dosis pupuk 25 g yang berasal dari stek (Lampiran 3).
Diameter Batang Tanaman
Asal bahan tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter jarak pagar (Gambar 2). Sedangkan dosis pemupukan berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter batang. Rata-rata pertambahan diameter tertinggi 0,64 cm dari biji yang diberi pupuk 25 g (Lampiran 3).
Gambar 2 Pengaruh pemupukan terhadap pertambahan diameter batang tanaman.
Bunga
Asal bahan tanaman dan dosis pemupukan tidak berpengaruh nyata
terhadap jumlah bunga jantan maupun bunga betina.
Hasil pengamatan terhadap bunga, menunjukkan bahwa jumlah bunga jantan lebih banyak dari pada jumlah bunga betina dengan rasio antara bunga jantan dengan bunga betina sebesar 3,205 artinya bunga jantan lebih banyak tiga kali dari bunga betina (Lampiran 3).
Buah
Asal bahan tanaman jarak pagar tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah buah. Begitu pula dengan dosis pemupukan (Tabel 1).
Tabel 1 Pengaruh asal bahan tanaman dan dosis pemupukan terhadap jumlah buah
Asal bahan tanaman
Dosis pemupukan (g/tanaman) 0 25 50 Biji 7,0 ± 0,0 11,3 ± 5,8 2,0 ± 2,7
Micro
cutting 5,0 ± 0,0 8,0 ± 6,3 6,0 ± 5,0
Stek 2,0 ± 0,0 6,7 ± 8,4 11,0 ± 6,9
PEMBAHASAN
Peningkatan pertumbuhan tanaman dapat dilakukan antara lain dengan pemupukan. Tinggi rendahnya dosis pemupukan berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang menjadi parameter pada penelitian ialah pertambahan tinggi tanaman dan diameter batang tanaman. Perlakuan dosis pupuk 25 gram per tanaman memberikan pertambahan tinggi tanaman dan diameter batang tanaman yang baik jika dibandingkan dengan dosis 50 gram per tanaman. Hal ini diduga berkaitan dengan efektivitas dosis pupuk NPK Kujang. Dosis pupuk yang baik ialah dosis yang memberikan pertumbuhan terhadap tanaman yang optimal. Perlakuan dengan dosis pupuk yang terlalu tinggi belum tentu efektif terhadap tanaman bahkan dapat merugikan tanaman atau mati.
Rekomendasi kebutuhan pupuk untuk jarak pagar sampai saat ini belum ada standar. Petani melakukan pemupukan berdasarkan standar acuan pada jarak kepyar. Di Tamilnadu-India, Muthu Raj (2005) merekomendasikan pemupukan N, P, dan K 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Stek Biji Micro cutting Asal bahan tanaman
J um la h pe rt a m b a ha n ti ngg i ta na m a n (c m )
Dosis pupuk o g Dosis pupuk 25 g Dosis pupuk 50 g
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Stek Biji Micro cutting Asal bahan tanaman
P e rt a m ba ha n di a m e te r ba ta n g ta na m a n ( c m )
dengan perbandingan 46:48:24 kg/ha dengan dosis 20 g Urea, 120 g SP-36, dan 16 g KCl, sedangkan Ghos et al. (2006) menggunakan pupuk N, P, dan K dengan masing-masing dosis sebesar 140,2, 17,5 dan 458 kg/ha dan memberikan respon baik terhadap tanaman jarak pagar dengan menghasilkan biji sebanyak 3 ton per hektarnya. Siregar et al. (2005) mengasumsikan jika sama dengan jarak kepyar maka dosis pupuk untuk jarak pagar ialah sebasar 80 kg N, 18 kg P2O5, 12
kg CaO, dan 10 kg MgO per hektarnya, hal tersebut berbeda untuk jarak kepyar Romli dan Soenardi (1993) yang menyatakan bahwa dengan dosis pupuk N 45 kg/ha merupakan dosis yang optimal. Prawitasari (2005) dan Hariyadi (2005), yang memprediksi kebutuhan pupuk untuk tanaman jarak pagar pada tahun pertama sebesar 40 g Urea, 40 g SP-36, 40 g KCl, dan 10 g Kieserit/tanaman atau setara dengan 100 kg Urea, 100 kg SP-36, 100 kg KCl, dan 25 kg Kieserit/ha yang diaplikasikan dua kali dan terus meningkat sampai tahun kelima. Sudarmadji et al. (2006) menyebutkan untuk komposisi pemupukan tanaman jarak pagar yaitu 22,5 kg N, 36 kg P2O5,dan 20 kg K2O per ha, hal
tersebut hampir sama dengan Nuryati (2006) yang merekomendasikan pemupukan untuk jarak pagar yaitu 20 g Urea, 20 g SP-36, 20 g KCl, dan 2 g Kieserit per tanaman per tahun.
Dari berbagai rekomendasi di atas digunakan dosis 25 dan 50 g per tanaman, dan diharapkan dengan pemupukan 25 g per tanaman dapat menghasilkan pertumbuhan yang optimal seperti yang direkomendasikan Nuryati (2006). Selain itu juga untuk menekan biaya produksi yang tinggi terutama harga pupuk yang semakin hari semakin mahal, sehingga perbandingan antara input dan output tidak terlalu besar bahkan menghasilkan banyak input. Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa NPK Kujang 30:6:8 dengan dosis 25 gram per tanaman memberikan pertumbuhan yang optimal terhadap pertambahan tinggi dan diameter batang tanaman pada kebun percobaan di Puri Cikeas-Bogor. Hal tersebut belum dapat dijadikan acuan yang baku untuk tanaman jarak pada kondisi dan daerah yang berbeda karena perlu penyesuaian dengan kondisi lingkungan yang akan dijadikan tempat pembudidayaan tanaman jarak pagar tersebut.
Kebun Puri Cikeas-Bogor terletak pada ketinggian 190 m dpl, 106,7498o BT dan
6,5536o LS. Suhu rata-rata dari bulan Februari sampai bulan Juni yaitu sebesar 26,4o Cdengan suhu maksimum 28,3o Cdan suhu minimun 23,8o C (Lampiran 4 & 5). Sedangkan rata-rata curah hujan dari bulan Februari sampai bulan Juni yaitu sebesar 357 mm dengan rata-rata hujan sebesar 18 kali per bulannya (Lampiran 6). Jenis tanah di Puri Cikeas menurut balai penelitian dan pengembangan tanah, BPPT (1991) Bogor secara umum termasuk ke dalam jenis latosol merah. Tanah jenis ini memiliki sifat fisik tanah cukup baik, bertekstur halus sampai liat berat di seluruh lapisan, dengan drainase baik, permeabilitas baik sampai sedang, tanah jenis ini relatif lebih tahan erosi, mudah diolah dan mempunyai tingkat kesuburan yang cukup baik, pH tanah sekitar 4,7-5,6 di seluruh lapisan, serta kandungan kalsium dan nitrogen total rendah sampai sedang. Hal tersebut baik sebagai syarat tumbuh jarak pagar, seperti yang disebutkan dalam Hambali et al. (2006) bahwa jarak pagar dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl dengan pH tanah sekitar 5-6,5. Franken (2005) menyebutkan bahwa pH tanah yang kurang dari 6 (asam) atau pH tanah antara 8,0-8,5 (basa) tidak baik untuk pertumbuhan tanaman jarak pagar. Suhu rata-rata yang diperlukan yaitu sekitar 20-28o C dengan curah hujan 300-2380 mm/tahun, curah hujan optimum untuk tanaman jarak pagar yaitu 625 mm/tahun.
Bahan tanaman merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam budidaya tanaman jarak pagar. Akibat permintaan yang terus meningkat terhadap bahan tanaman ini maka di lapangan masih digunakannya bahan tanaman yang tidak jelas secara genetik, tidak ada jaminan kesehatan tanaman (dari hama penyakit tanaman atau HPT), serta kemampuan tumbuh dan potensi produksinya. Penggunaan bahan tanaman jarak pagar dapat berasal dari perbanyakan generatif (biji), vegetatif (stek batang, stek cabang, okulasi, penyambungan dan micro cutting
atau stek pucuk), maupun secara kultur jaringan (in vitro) dapat dijadikan sebagai sumber bibit.
karena itu, ketiga bahan tanaman tersebut dapat dijadikan alternatif dalam penyediaan bahan tanaman.
Keterbatasan bahan tanaman jarak pagar sebagai sumber biji yang akan menghasilkan minyak jarak pagar dapat diatasi dengan penggunaan semua bagian tanaman baik bahan tanaman yang berasal dari hasil generatif (biji) maupun vegetatif (stek dan
micro cutting) hal itu tentu saja dapat mengatasi keterbatasan jumlah produksi biji jarak pagar.
Penggunaan bahan tanaman yang berasal dari biji dapat digunakan untuk budidaya jarak pagar dalam jangka panjang karena memiliki struktur akar yang kuat sehingga tidak mudah roboh (Syufri 2007). Selain itu penggunaan bahan tanaman yang berasal dari biji baik digunakan sebagai tanaman reboisasi karena mampu mereklamasi lahan yang sudah kritis sehingga mampu hidup di lahan-lahan yang sudah terkontaminasi, berbatu, kering dan lahan yang tandus. Penggunaan bahan tanaman dari biji, kalau dibudidayakan dengan baik dapat mencapai umur sekitar 25-30 tahun (Hambali et al. 2006). Penggunaan bahan tanaman dari biji memerlukan waktu yang lama agar sampai siap jadi bibit. Maka penggunaan bahan tanaman dari stek dapat menjadi alternatif. Bahan tanaman yang berasal dari stek memiliki keunggulan diantaranya umur pembibitan relatif pendek, tingkat keberhasilan tinggi, lebih cepat berproduksi, serta pemeliharaannya mudah. Sehingga penggunaan bahan tanaman dari stek dapat digunakan untuk skala industri karena dapat digunakan juga untuk meningkatkan skala produksi biji jarak pagar dalam jumlah banyak akibat persediaan bahan tanaman yang terbatas serta memperoleh bahan tanaman stek lebih mudah dan pertumbuhan yang cepat. Tetapi penggunaan stek untuk produksi minyak jarak pagar memiliki kelemahan karena sistem perakaran yang serabut sehingga apabila tanaman tersebut ditanam pada lahan yang tanahnya mudah tererosi air hujan atau mudah terbawa angin sehingga akan mengakibatkan tanaman tersebut mudah roboh. Hal tersebut sama halnya dengan penggunaan bahan tanaman dari stek pucuk. Di samping itu penggunaan bahan tanaman dari stek pucuk dapat menjadi solusi lain dalam memanfaatkan semua bagian tanaman jarak pagar.
Berdasarkan pengamatan di lapangan jumlah bunga betina yang dihasilkan lebih
sedikit dibandingkan dengan bunga jantan. Hal ini tentu saja mempengaruhi produktivitas biji jarak yang dihasilkan. Seperti yang dilakukan para peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITBANG) Perkebunan di Kebun Induk Jarak Pagar Pakuwon, Sukabumi, Jawa Barat pada awal bulan April 2006 menunjukkan bahwa persentase bunga betina per rangkaian bunga sangat rendah, rata-rata hanya ditemukan 1-3 bunga betina di antara lebih dari 10 bunga jantan. Hal tersebut berkaitan dengan genetik yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Sifat genetik bibit yang baik sangat berpengaruh terhadap jumlah bunga baik jantan maupun bunga betina. Seperti dalam penelitian Hartati et al. (2006 ) dikatakan bahwa kebanyakan tanaman, produksi benih jarak pagar dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Fenotip dari tanaman jarak pagar merupakan hasil interaksi kedua faktor tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi faktor genetik dan lingkungan yang signifikan pada tanaman jarak pagar. Faktor genetik yang mempengaruhi di antaranya potensi tanaman membentuk bunga jantan dan betina, sedangkan faktor lingkungan diantaranya ketersediaan air, cahaya, kesuburan tanah, angin, hujan, dan serangga.
Faktor genetik dapat diatasi dengan melakukan seleksi tanaman yang dipilih adalah tanaman yang memiliki persentase bunga betina cukup besar. Faktor lingkungan dapat diatasi dengan memperbaiki kondisi lingkungan yang kurang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti kecukupan akan air, hara, dan penyinaran. Di samping itu bila diperlukan memberikan perlakuan terhadap tanaman seperti pemangkasan. Semua faktor penentu tersebut perlu diperhatikan lebih jauh agar target produksi benih jarak pagar dapat tercapai (Hartati et al. 2006).
bunga jantan (Mahmud et al. 2006 & Nuryati 2006).
Hasil observasi di lapangan menunjukkan selain bunga betina yang relatif sedikit juga bunga relatif mudah gugur misalnya karena terpaan angin atau goyangan serta guyuran air hujan sehingga berpengaruh terhadap produksi biji jarak pagar yang dihasilkan, hal ini tentu saja akan mengurangi produktivitas dari jarak pagar sebagai bahan baku biodiesel. Sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mempelajari hal tersebut kalau tidak maka produktivitas biji jarak pagar akan rendah.
SIMPULAN
Dosis pemupukan NPK kujang 25 gram per tanaman memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan jarak pagar pada Kebun Jarak Pagar di Puri Cikeas-Bogor. Bahan tanaman yang berasal dari stek, biji, dan micro cutting memiliki kemampuan pertumbuhan yang tidak berbeda.
SARAN
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai aspek fisiologi tanaman jarak pagar yang mendapat pemupukan NPK Kujang karena hasil dari penelitian ini terdapat jumlah bunga jantan yang lebih banyak dibandingkan dengan bunga betina, dan bunga mudah gugur sehingga berakibat terhadap produksi buah.
DAFTAR PUSTAKA
[BPPT] Balai Penelitian dan Pengembangan Tanah. 1991. Laporan Akhir Penelitian Tanah daerah JABOTABEK III (Jawa Barat).
Bogor : Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian-Pusat Penelitian Tanah
Chalid M, Romli M, Istiana H. 2006.
Regenerasi tunas jarak pagar
(Jatropha curcas L.) melalui micro cutting. Bogor : Balai Penelitian Tanaman dan serat.
Franken YJ. 2006. Jatropha curcas plantation. [Terhubung Berkala]. http://www.fact-fuels.org/media_en
/FACT_newsletter_4. [23 Maret 2008].
Ghos A, et al. 2006. Respon of Jatropha curcas under different spacing to Jatropha de-oiled cake. [Terhubung Berkala]. http://www.fact-fuels.org/ Media_en/jatropha_presscake_as_fer tilizer. [20 Maret 2008].
Hambali E, et al. 2006. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel. Jakarta : Penebar Swadaya.
Hartati S. 2006. Persentase bunga betina sebagai salah satu faktor penentu produksi benih jarak pagar (Jatropha curcas L.). Info tek jarak pagar. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pekebunan.
Hariyadi. 2005. Sistem Budidaya Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn). Di dalam : Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn) untuk Biodiesel dan Minyak Bakar; Bogor, 22 Desember 2005 : Pusat Penelitian dan Bioenergi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Haska N, Novita L, Minaldi, Tajuddin T. 2006. Penyediaan Bibit Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dengan Metode Ex Vitro. Bogor : Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT.
Lingga P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk Ed. 15. Jakarta : Penebar Swadaya.
Lingga P, Marsono. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta : Penebar Swadaya.
Mahmud Z, Rivaie AA, Allorerung D. 2006.
Budi Daya Tanaman Jarak Pagar. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Marsono, Sigit P. 2001. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Muthu Raj S. 2005. The Cultivation Aspects of Jatropha curcas. [Terhubung Berkal].http://www.jatrophacurcasin dia.com/cultivation.ht. [20 Maret 2008].
Novizan. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk Yang Efektif. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Nuryati S. 2006. Biologi Bunga. [Terhubung Berkala].http://www.ditjenbun.depta n.go.id/web/tahunanbun/index.php? [8 Agustus 2006].
Prawitasari T. 2005 Teknologi perbanyakan bibit jarak pagar (Jatropha curcas
Linn) secara konvensional dan kultur jaringan. Di dalam : Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn)
untuk Biodiesel dan Minyak Bakar;
Bogor. 22 Desember 2005 : Pusat Penelitian dan Bioenergi, Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Romli M, Soenardi. 1993. Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk N terhadap pertumbuhan dan hasil pada dua galur jarak. Bogor : Balai Penelitian Tembakau dan Serat.
Romli M, Hariyono B, Machfud M. 2006. Pengaruh dosis pupuk N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan hasil jarak pagar (Jatropha curcas L.) Di dalam : Karmawati E, editor.
Prosiding Lokakarya II status Teknologi tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.); Bogor, 29 November 2006, Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian-Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Hal 30-35.
Siregar H, Herianto, Achsani NA. 2005. Analisis usahatani dan skala usaha
tanaman jarak. Di dalam : Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn)
untuk Biodiesel dan Minyak Bakar;
Bogor, 22 Desember 2005 : Pusat Penelitian dan Bioenergi, Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Sutisna. 2007. Untuk mengatasi menumpuknya pupuk urea PKC mengintensifkan NPK. [Terhubung Berkala]. http:// www. Pikiran-rakyat.com/cetak/2007/032007/28/0 602.htm. [28 Maret 2007].
Sudarmadji, Suwarso, Heliyanto B, Sudarmo H. 2006. Aksesi Potensial Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Bogor : Balai Penelitian Tembakau dan Serat. Shintawaty A. 2006. Prospek pengembangan
biodiesel dan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif di Indonesia. [Terhubung Berkala]. http:// www. Prn2.usm.my/mainsite/plant/jatropha. htm [29 Juni 2006]
Syufri A. 2007. Bertanam jarak pagar. Singgalang : 20. [Harian Independen singgalang].http://www.sumbar.litba ng.deptan.gi.id/Sing08042007 as.pdf. [18 Februari 2008].
Soepardi G. 1983. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Departeman Tanah – Fakultas Pertanian. Bogor : Institut Petanian Bogor.
Lampiran 1 Unsur dan fungsi yang terkandung dalam pupuk NPK Kujang 30-6-8 PT Pupuk Kujang Cikampek-Jawa Barat
Sumber : Kantor pusat PT Pupuk Kujang, Cikampek-Jawa Barat, November 2006
1 Unsur hara makro primer : N-P-K
a). Nitrogen (N), fungsinya :
¾ Merangsang pertumbuhan vegetatif
¾ Membentuk tanaman lebih hijau
¾ Menambah kandungan protein
¾ Mempercepat perbanyakan sel-sel tumbuhan
b). Posfor (P), fungsinya :
¾ Merangsang pertumbuhan akar
¾ Membentuk titik tumbuh tanaman
¾ Mempercepat masa panen
¾ Merangsang pertumbuhan bunga
¾ Meningkatkan bunga menjadi buah
c). Kalium (K), fungsinya :
¾ Merangsang pertumbuhan fase awal
¾ Memperkuat tegaknya batang
¾ Meningkatkan kualitas gabah, buah, dan umbi
¾ Menambah daya tahan terhadap hama dan penyakit
2 Unsur hara makro sekunder : Ca-Mg-S
¾ Sebagai regulator dalam penyerapan unsur lain seperti P dan K
¾ Sebagai aktivator berbagai enzim tanaman
¾ Membantu menetralisir pH tanah
¾ Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan gulma
¾ Membantu translokasi pati dan distribusi posfor di dalam tanaman
3 Unsur hara mikro : Zn-Fe-Mn-Cu-B-Mo-Cl-Si
¾ Merangsang enzim pertumbuhan sehingga unsur-unsur makro menjadi lebih
efektif
¾ Membantu tanaman dalam transpor energi untuk pertumbuhan sel
¾ Meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit
4 Unsur Organik dalam pupuk anorganik
¾ Mengandung unsur makro danmikro yang lengkap sehingga memperkaya
unsur hara yang diserap tanaman
¾ Mempengaruhi fisik tanah menjadi lebih gembur, proses oksidasi menjadi
lebih baik sehingga unsur hara menjadi lebih baik
¾ Mencegah kehilangan unsur hara, karena unsur organik mampu
meningkatkan kapasitas tukar kation
¾ Menaikkan daya serap tanah terhadap air, sehingga menjaga ketersediaan air
dalam tanah
¾ Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme tanah, sehingga terjadi
keseimbangan sistem ekologi
L
Lampiran 2 K
Keteranga
Kondisi lahan
(b)
n : (a) kondi (d) area st
n pertanaman
si penampaka tek.
kebun jarak p
(a
(c)
an keseluruha
pagar di Puri C
a)
an lahan; (b) a
Cikeas-Bogor
area micro cu
r
(d)
Lampiran 3 Data pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah bunga dan buah tanaman jarak pagar
Asal bahan tananam
Dosis (g/tanaman)
Pengukuran minggu ke (cm)
Pertambahan tinggi tanaman (cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Stek
0 45,0 45,2 53,0 54,5 61,0 63,0 65,0 65,0 66,0 66,0 66,0 66,0 21,0
25 60,2 62,3 71,7 72,7 76,3 79,0 86,0 87,0 91,0 92,7 95,5 98,0 37,3
50 62,7 63,7 67,0 67,3 70,2 71,7 73,1 74,2 77,5 79,2 82,2 84,0 20,8
Biji
0 58,5 61,0 66,0 67,5 70,5 72,0 73,5 75,5 75,5 76,0 76,0 76,5 18,0
25 69,7 71,2 74,3 74,7 78,3 79,5 83,5 84,0 89,3 94,0 97,8 101,0 31,7
50 61,9 62,7 64,9 64,9 67,5 67,8 69,0 70,2 72,7 73,7 76,0 79,0 17,1
Micro cutting
0 21,5 24,0 30,0 31,0 38,0 40,0 41,0 41,5 42,0 42,0 42,0 42,5 21,0
25 28,5 31,0 36,9 37,7 40,2 41,5 45,7 46,3 49,3 50,2 53,5 59,0 30,0
50 52,3 53,5 56,5 57,2 59,6 60,7 62,5 63,5 66,8 67,7 69,8 71,0 18,5
Asal bahan tananam
Dosis (g/tanaman)
Pengukuran minggu ke (cm)
Pertambahan diameter
batang tanaman (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Stek
0 1,60 1,60 1,63 1,63 1,67 1,67 1,67 1,67 1,67 1,67 1,67 1,67 0,07
25 1,73 1,79 1,89 1,90 2,09 2,13 2,17 2,20 2,20 2,23 2,30 2,27 0,54
50 1,62 1,66 1,71 1,74 1,82 1,90 1,93 2,00 2,00 1,96 2,00 1,96 0,34
Biji
0 1,60 1,67 1,67 1,70 1,70 1,70 1,70 1,73 1,79 1,79 1,79 1,83 0,23
25 1,91 1,99 2,07 2,10 2,26 2,33 2,40 2,40 2,50 2,46 2,50 2,55 0,64
50 1,91 1,92 1,93 1,95 2,07 2,09 2,12 2,10 2,20 2,17 2,20 2,19 0,28
Micro cutting
0 1,13 1,15 1,19 1,19 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 1,38 0,25
25 1,42 1,42 1,46 1,52 1,64 1,70 1,72 1,80 1,80 1,77 1,80 1,80 0,38
50 1,38 1,40 1,43 1,45 1,59 1,63 1,65 1,70 1,70 1,68 1,70 1,70 0,32
Asal
bahan
tanaman
Dosis
(g/tanaman)
Malai bunga ke-1 Malai bunga ke-2
Rata-rata Rata-rata
∑♂ ∑♀ ∑ buah ∑♀ ∑♂ ∑ buah
Biji
0
75,0 6,0 5,0 110,0 2,0 2,025
129,0 9,7 6,7 98,0 5,0 4,750
14,7 1,0 0,0 34,7 2,7 3,0Stek
0
98,0 3,0 0,0 72,0 3,0 2,025
58,7 3,7 3,0 50,0 5,3 5,550
119,0 11,0 6,0 114,0 6,0 5,0Micro
cutting
0
95,0 8,0 2,0 69,0 4,0 3,025
150,0 7,3 4,3 124,0 5,7 3,750
178,0 7,3 4,0 100,0 5,3 2,0Lampiran 4 Data suhu udara Puri Cikeas-Bogor bulan Maret sampai April 2007
Lintang : 6,5536o LS
Bujur : 106,7498o BT
Ketinggian : 190 m dpl
Tgl Suhu bulan Maret (
o
C) Suhu bulan April (oC)
07.00 13.00 18.00 Rataan MAX MIN 07.00 13.00 18.00 Rataan MAX MIN
1 23,0 30,5 25,0 25,4 31,0 22,4 22,7 30,6 25,0 25,3 32,3 22,3
2 23,6 26,0 25,0 24,6 28,4 22,8 23,8 31,6 27,7 26,7 32,3 23,2
3 24,2 28,2 28,0 26,2 29,4 22,6 22,9 31,8 23,8 25,4 32,8 22,5
4 24,2 24,6 24,5 24,4 29,7 23,1 22,9 29,3 26,8 25,5 31,6 22,6
5 22,6 30,6 23,7 24,9 31,5 22,3 24,2 29,5 26,3 26,1 30,9 23,7
6 22,8 28,8 25,6 25,0 29,2 22,1 23,9 27,3 24,3 24,9 30,5 23,5
7 23,3 26,2 24,3 24,3 27,4 22,7 22,1 31,5 25,1 25,2 32,1 21,7
8 23,2 28,8 27,6 25,7 29,3 22,6 23,6 31,6 25,4 26,1 31,8 23,2
9 24,8 28,6 26,6 26,2 30,4 24,4 23,0 31,0 24,5 25,4 31,9 22,4
10 23,6 28,2 27,8 25,8 30,0 23,2 23,4 30,8 23,8 25,4 31,8 23,2 11 23,0 30,0 28,8 26,2 30,6 22,4 23,6 28,4 26,8 25,6 30,0 22,8 12 23,0 30,7 29,7 26,6 31,7 22,5 23,2 31,2 25,4 25,8 31,7 22,9 13 23,8 27,7 24,8 25,0 29,7 23,4 23,2 31,4 25,9 25,9 31,6 22,7 14 22,7 31,6 23,9 25,2 32,8 22,6 24,0 31,2 25,4 26,2 31,7 23,4 15 22,4 31,6 25,0 25,4 32,2 22,2 23,7 30,5 27,8 26,4 31,0 22,7 16 23,6 31,4 25,0 25,9 31,6 23,4 24,0 30,4 26,5 26,2 32,2 23,8 17 23,4 30,7 28,4 26,5 31,6 23,1 24,7 27,0 26,9 25,8 30,4 24,4 18 22,8 29,0 26,8 25,4 30,6 22,3 23,2 32,0 24,8 25,8 32,6 22,9
19 23,4 32,0 24,2 25,8 32,2 22,8 24,3 30,6 25,2 26,1 30,6 23,6
20 23,0 28,5 26,7 25,3 30,0 22,6 22,5 31,2 29,0 26,3 32,0 22,2 21 23,4 30,5 27,5 26,2 30,9 23,1 23,5 31,6 27,2 26,5 32,6 23,3 22 24,3 30,3 26,2 26,3 30,6 23,0 24,2 30,9 26,0 26,3 30,9 23,8 23 23,4 29,4 27,3 25,9 30,5 23,4 22,7 31,0 25,6 25,5 31,6 22,4 24 24,0 31,6 29,2 27,2 32,5 23,8 22,9 26,4 24,7 24,2 31,9 22,7 25 23,9 30,9 26,6 26,3 31,4 23,4 23,1 30,6 25,8 25,7 32,2 22,8
26 23,7 30,2 27,0 26,2 30,6 23,4 23,1 30,0 25,2 25,4 30,4 22,8
27 23,3 30,0 24,8 25,4 30,1 22,8 23,0 30,6 23,0 24,9 31,2 22,7 28 23,2 30,5 26,0 25,7 30,5 22,9 22,5 30,7 29,2 26,2 31,5 22,0 29 23,3 31,8 28,5 26,7 32,1 23,0 23,3 31,4 29,3 26,8 32,2 22,8 30 24,2 26,6 25,1 25,0 30,8 23,7 23,4 29,5 25,5 25,5 30,2 23,1
31 22,4 30,8 24,6 25,1 31,2 22,1
Jumlah 725,5 916,3 814,2 795,4 950,5 710,1 700,6 911,6 777,9 772,7 946,5 688,1
Lampiran 5 Data suhu udara Puri Cikeas-Bogor bulan Mei sampai Juni 2007
Lintang : 6,5536o LS
Bujur : 106,7498o BT
Ketinggian : 190 m dpl
Tgl
Suhu bulan Mei (oC) Suhu bulan Juni (oC)
07.0 0
13.0 0
18.0 0
Rataa n
MA
X MIN
07.0 0
13.0 0
18.0 0
Rataa n
MA
X MIN
1 22,4 31,0 27,1 25,7 31,5 22,0 23,6 31,0 24,3 25,6 31,5 23,4 2 24,3 24,4 24,5 24,4 29,3 24,0 24,5 30,4 25,8 26,3 31,4 23,5 3 22,5 31,0 27,9 26,0 31,3 22,2 22,5 31,1 28,4 26,1 32,0 22,4 4 23,0 31,7 28,6 26,6 32,4 22,8 22,6 31,7 28,5 26,4 32,3 22,4 5 23,6 30,8 24,2 25,6 32,0 23,5 23,5 25,9 24,0 24,2 29,5 23,4
6 23,0 31,9 25,8 25,9 32,3 22,6 21,4 29,7 25,1 24,4 30,6 21,2
7 23,2 32,0 29,2 26,9 32,8 22,8 23,0 30,9 26,3 25,8 31,5 21,0 8 24,5 32,2 27,6 27,2 32,8 24,3 24,0 31,7 24,5 26,1 32,2 23,9 9 23,6 31,8 23,9 25,7 33,0 23,2 23,3 30,6 27,6 26,2 32,2 22,6 10 23,2 31,6 25,2 25,8 32,0 22,8 23,0 31,3 28,0 26,3 32,2 22,6 11 23,0 29,1 26,4 25,4 31,0 22,6 22,5 30,4 27,0 25,6 31,6 22,2 12 23,5 29,9 27,2 26,0 30,9 22,9 20,7 30,6 27,9 25,0 31,4 20,0
13 23,5 31,2 27,4 26,4 31,7 23,2 20,8 31,2 28,0 25,2 32,0 20,5
14 23,5 26,4 25,3 24,7 27,7 23,2 22,4 32,0 28,4 26,3 32,8 22,0 15 23,5 29,8 27,0 26,0 30,5 23,2 23,0 31,4 28,9 26,6 32,3 22,8 16 24,2 27,8 25,8 25,5 29,4 23,9 23,4 31,6 25,4 26,0 32,4 23,0 17 22,6 31,8 24,6 25,4 32,3 22,4 23,8 31,0 23,6 25,6 31,4 23,4 18 22,9 31,6 24,8 25,6 31,7 22,6 21,9 30,9 28,3 25,8 31,8 21,2 19 22,5 31,6 28,9 26,4 33,0 22,1 23,9 27,4 25,1 25,1 28,7 23,2 20 23,4 31,6 26,1 26,1 32,9 23,2 24,0 26,6 24,0 24,7 27,6 23,5 21 22,9 31,6 27,7 26,3 32,7 22,7 22,6 31,1 23,6 25,0 31,2 22,5 22 23,6 31,4 26,0 26,2 32,8 22,5 21,5 31,2 28,2 25,6 32,4 21,2 23 23,4 30,7 28,2 26,4 32,0 23,0 22,2 31,6 28,8 26,2 32,4 22,0 24 22,8 31,3 28,9 26,5 32,6 22,6 22,2 31,4 28,9 26,2 32,0 22,1 25 23,7 31,8 28,5 26,9 32,7 23,4 21,1 30,7 28,4 25,3 31,5 20,8 26 23,0 31,8 28,4 26,6 32,2 22,7 23,1 31,0 28,6 26,5 31,7 22,7 27 22,8 31,3 27,9 26,2 31,6 22,2 23,0 30,0 26,4 25,6 31,0 22,6 28 23,0 31,8 28,8 26,7 32,4 22,8 23,2 23,4 24,8 23,7 28,2 23,0 29 23,0 32,0 26,6 26,2 32,4 22,8 21,7 30,4 27,5 25,3 31,8 21,4 30 22,9 31,6 24,0 25,4 32,4 22,4 22,6 31,2 25,2 25,4 31,4 22,4
31 23,2 28,0 25,5 25,0 31,2 23,0
JML 720,
2
952, 5
828,
0 805,2 985,
5
709, 6
681, 0
909, 4
799,
5 767,7 941,
0
668, 9 Rataa
n 23,2 30,7 26,7 26,0 31,8 22,9 22,7 30,3 26,7 25,6 31,4 22,3 MAX 24,5 32,2 29,2 27,2 33,0 24,3 24,5 32,0 28,9 26,6 32,8 23,9
MIN 22,4 24,4 23,9 24,4 27,7 22,0 20,7 23,4 23,6 23,7 27,6 20,0
Sumber : Badan Klimatologi tingkat I daerah Jawa Barat, Bogor 2008
Lampiran 6 Data curah hujan Puri Cikeas-Bogor bulan Februari sampai bulan Juni 2007
Tanggal Curah hujan (mm)
Februari Maret April Mei Juni
1 18 - 6 21 39
2 76 6 4 - 31
3 74 4 1 -
-4 71 7 - - 8
5 26 2 - 39 71
6 19 21 48 48 2
7 24 19 61 - -
8 1 18 39 34 -
9 2 4 27 1 -
10 10 - 34 - 1
11 - - 9 - - 12 21 - - - - 13 4 - 16 - - 14 2 31 - 2 - 15 60 2 - - - 16 29 4 1 4 - 17 19 - 8 - 3 18 18 - 19 47 - 19 - 31 8 - - 20 - 6 29 - -
21 - 8 39 13 2
22 26 - 28 - -
23 42 - 1 42 1
24 2 - 19 - - 25 4 2 11 - - 26 12 - 3 2 - 27 16 1 6 - 30
28 7 - - - 69
29 7 - - 4 -
30 - - 51 2
31 41 2
Jumlah 590 207 417 310 259 Jumlah hari
hujan 25 17 22 14 12
Sumber : Badan klimatologi tingkat I daerah Jawa Barat, Bogor 2008 Keterangan : tanda – artinya tidak ada hujan
PAGAR (
Jatropha curcas
L.)
CEP IIP SUTISNA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
tiga jenis bahan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.). Dibimbing oleh
MIFTAHUDIN dan DADANG.
Pemupukan yang sesuai sangat diperlukan oleh tanaman agar pertumbuhan
tanaman berlangsung secara optimal. Selain itu pemilihan bahan tanaman juga
merupakan faktor penting lainnya dalam meningkatkan produktivitas jarak pagar,
Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh dosis pemupukan NPK Kujang 30:6:8
dan jenis bahan tanaman terhadap komponen pertumbuhan dan produksi jarak
pagar. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan dua faktor yaitu
dosis pemupukan yang terdiri atas tiga taraf (0, 25, 50 g per tanaman) dan asal
bahan tanaman yang terdiri atas tiga taraf (biji, stek, micro cutting atau stek
pucuk). Masing-masing unit percobaan dilakukan tiga kali ulangan. Analisis
dengan menggunakan program SPSS 12.0 menunjukkan dosis pemupukan
mempengaruhi tinggi tanaman, dan diameter batang, sedangkan asal bahan
tanaman tidak mempengaruhi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah bunga
jantan dan betina, dan jumlah buah.
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas
L.) dengan sinonim Jatropha acerifolia
Salisb. atau Curcas purgans Medik termasuk dalam famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet dan ubi kayu (Sudarmadji et al. 2006). Jarak pagar termasuk tanaman yang tahan kekeringan dan cukup adaptif pada berbagai kondisi. Akan tetapi ada permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan jarak pagar saat ini yaitu belum adanya varietas atau klon unggul, masih terbatasnya ketersediaan benih, belum memadainya teknik budaya, dan belum adanya standar harga serta belum memadainya sistem pemasaran. Selain itu, petani dan masyarakat yang berminat menanam jarak pagar juga menghadapi kendala akan sulit dan mahalnya transportasi bibit dari sentra pembibitan ke lokasi tanam (Haska et al. 2006).
Di Indonesia terdapat berbagai jenis tanaman jarak antara lain jarak kepyar (Ricinus communis), jarak bali (Jatropha podagrica ), jarak ulung (J. gossypifolia) dan jarak pagar (J. curcas). Di antara jenis tanaman jarak tersebut yang memiliki potensi besar dan paling prospektif untuk dikembangkan sebagai penghasil minyak bakar nabati (biodiesel) ialah jarak pagar (Hambali et al. 2006).
Secara ekonomi tanaman jarak pagar dapat dimanfaatkan seluruh bagiannya mulai dari daun, buah, getah, dan batangnya. Potensi terbesar jarak pagar terdapat pada buah yang terdiri dari biji dan kulit (cangkang). Biji yang menghasilkan minyak jarak yang nantinya digunakan sebagai sumber biodiesel.
Biodiesel merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak diesel atau solar. Bahan bakar ini ramah lingkungan dan termasuk bahan bakar yang dapat diperbaharui (renewable), memiliki sumber daya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik (Shintawaty 2006).
Sejalan dengan usaha pemanfaatan tanaman jarak sebagai sumber biodiesel, diperlukan upaya untuk meningkatkan produktifitas tanaman jarak diantaranya dengan pemilihan asal bahan tanaman (bibit) dan pemupukan. Bahan tanaman merupakan penentu keberhasilan budidaya tanaman jarak pagar. Perbanyakan jarak pagar dapat dilakukan secara generatif dengan biji,
secara vegetatif dengan stek atau kultur jaringan. Penggunaan setek pucuk adalah salah satu cara dalam memanfaatkan semua bagian tanaman untuk bahan (Mahmud etal.
2006). Stek pucuk atau micro cutting
merupakan metode perbanyakan bibit secara
ex vitro. Kultur ex vitro merupakan salah satu teknik perbanyakan yang relatif sederhana, murah dan dapat menghasilkan bibit tanaman yang sempurna dalam jumlah banyak dan relatif seragam dalam umur, tinggi tanaman, ketahanan terhadap hama dan penyakit, maupun sifat-sifat unggul lain seperti tanaman induknya (Haska et al. 2006). Keunggulan dari stek pucuk yaitu tunas-tunas yang dihasilkan dari pohon induk dapat langsung ditanam dalam media tanah dengan aplikasi zat perangsang tunas dan akar (Chalid et al. 2006).
Pemupukan merupakan kegiatan menambahkan hara ke tanah atau ke tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara (Novizan 2002). Ada dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik atau yang lebih dikenal dengan pupuk kimia yaitu pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai unsur kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang sesuai. Berdasarkan aplikasinya pupuk buatan ini dibagi menjadi dua yaitu pupuk akar dan pupuk daun (Novizan 2002). Menurut Lingga & Marsono (2002) pupuk NPK merupakan pupuk akar yang termasuk pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur, hasil gabungan pupuk tunggal N, P, dan K.
Menurut Lingga (1998), setiap tanaman memerlukan paling tidak 16 unsur atau zat untuk pertumbuhannya yang normal. Dari 16 unsur tersebut, tiga unsur (C, O, H) diperoleh dari udara, dan 13 unsur lainnya diperoleh dari tanah (N, P, K, Ca, Mg, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo). Dari ke-13 unsur tersebut, hanya enam unsur yang diambil tanaman dalam jumlah besar (unsur makro) yaitu N, P, K, S, Ca, dan Mg. Unsur hara utama yang banyak dibutuhkan tanaman tetapi namun jumlah atau ketersediaannya sering kurang atau tidak mencukupi di dalam tanah ialah N, P, dan K. Oleh karena itu ketiga unsur ini ditambahkan dalam bentuk pupuk (Soepardi 1983).
150 kg urea, 75 kg SP-36, dan 50 kg KCl per ha (www://www.ditjenbun.deptan.go.id 8 Agustus 2006).
Pada penelitan ini pupuk NPK yang digunakan merupakan komposisi yang sudah dibuat oleh PT Pupuk Kujang dengan perbandingan 30N:6P:8K. Pupuk NPK Kujang ini memiliki keunggulan yaitu merupakan campuran antara pupuk organik dan anorganik (Lampiran 1). Berdasarkan uji coba terhadap padi, pupuk NPK Kujang ini dapat meningkatkan produktivitas padi rata-rata sekitar 8 ton/ha.
Menurut Sutisna manajer produksi NPK PT Pupuk Kujang menyebutkan bahwa produksi NPK merupakan campuran antara pupuk anorganik dengan pupuk organik yang diperoleh dari sisa kotoran kelelawar yang termasuk pupuk alam jenis guano dan sisa tanaman kelapa sawit yang berfungsi untuk mempercepat daya serap pupuk ke dalam tanah, selain itu fungsi pupuk organik yang ditambahkan ke pupuk NPK Kujang tersebut ialah sebagai penyimpan air saat musim kemarau serta mampu mengurangi kejenuhan tanah yang terlalu banyak bahan kimia (http://www.Pikiran-rakyat.com/cetak /2007/032007/28/0602.htm 28 Maret 2007). Selain itu Sutisna juga menambahkan bahwa NPK Kujang ini merupakan upaya dalam memanfaatkan produk ureanya untuk diproduksi menjadi pupuk majemuk (NPK).
Tujuan penelitian ialah untuk mempelajari pengaruh dosis pupuk NPK Kujang 30:6:8 dan jenis bahan tanaman terhadap komponen pertumbuhan dan produksi jarak pagar.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan Juni 2007 di Kebun Jarak Pagar Kompleks Perumahan Puri Cikeas,Bogor-Jawa Barat.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah tanaman jarak yang berumur 9 bulan setelah tanam dan pupuk NPK Kujang 30:6:8.
Metode
Rancangan Percobaan. Penelitian ini
menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) dengan dua faktor, yaitu asal bahan tanaman terdiri atas tiga taraf (biji, stek, micro cutting) dan dosis pemupukan terdiri atas tiga taraf perlakuan (0, 25, 50 g per tanaman). Masing-masing unit percobaan dilakukan tiga kali ulangan. Analisis data dilakukan dengan Analisis Ragam Dua Arah (Two Way Analysis of Variance) dengan menggunakan program SPSS 12.0 (Statistical Package for the Social Sciences).
Persiapan Percobaan. Meliputi
pembersihan lahan dari gulma dengan menggunakan herbisida, pembuatan piringan atau pembumbunan tanah di sekitar tanaman (sekitar kanopi), penentuan blok dan pemilihan tanaman, dari lahan seluas ± 2 ha (Lampiran 2) yang telah terdapat tanaman jarak pagarnya, ditentukan tanaman dari tiap blok lahan (biji, stek, dan micro cutting) berdasarkan sumber eksplan yang sudah tersedia. Pada setiap blok tersebut ditentukan dan dipilih tanaman yang sehat, bebas hama dan penyakit, serta belum mengalami pembungaan untuk dijadikan bahan pengamatan.
Pemupukan NPK 30:6:8. Pemberian
pupuk dilakukan pada awal percobaan setelah pembumbunan di sekitar tanaman selesai dengan cara membuat parit kecil mengelilingi tanaman tersebut sekitar ± 20 cm dari batang utama, lalu menaburkan pupuk pada lubang tersebut sesuai dosis, setelah itu parit ditutup dengan tanah. Dosis yang diberikan pada setiap tanaman yaitu 0, 25, 50 g per tanaman.
Pengamatan. Peubah yang diamati
150 kg urea, 75 kg SP-36, dan 50 kg KCl per ha (www://www.ditjenbun.deptan.go.id 8 Agustus 2006).
Pada penelitan ini pupuk NPK yang digunakan merupakan komposisi yang sudah dibuat oleh PT Pupuk Kujang dengan perbandingan 30N:6P:8K. Pupuk NPK Kujang ini memiliki keunggulan yaitu merupakan campuran antara pupuk organik dan anorganik (Lampiran 1). Berdasarkan uji coba terhadap padi, pupuk NPK Kujang ini dapat meningkatkan produktivitas padi rata-rata sekitar 8 ton/ha.
Menurut Sutisna manajer produksi NPK PT Pupuk Kujang menyebutkan bahwa produksi NPK merupakan campuran antara pupuk anorganik dengan pupuk organik yang diperoleh dari sisa kotoran kelelawar yang termasuk pupuk alam jenis guano dan sisa tanaman kelapa sawit yang berfungsi untuk mempercepat daya serap pupuk ke dalam tanah, selain itu fungsi pupuk organik yang ditambahkan ke pupuk NPK Kujang tersebut ialah sebagai penyimpan air saat musim kemarau serta mampu mengurangi kejenuhan tanah yang terlalu banyak bahan kimia (http://www.Pikiran-rakyat.com/cetak /2007/032007/28/0602.htm 28 Maret 2007). Selain itu Sutisna juga menambahkan bahwa NPK Kujang ini merupakan upaya dalam memanfaatkan produk ureanya untuk diproduksi menjadi pupuk majemuk (NPK).
Tujuan penelitian ialah untuk mempelajari pengaruh dosis pupuk NPK Kujang 30:6:8 dan jenis bahan tanaman terhadap komponen pertumbuhan dan produksi jarak pagar.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan Juni 2007 di Kebun Jarak Pagar Kompleks Perumahan Puri Cikeas,Bogor-Jawa Barat.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah tanaman jarak yang berumur 9 bulan setelah tanam dan pupuk NPK Kujang 30:6:8.
Metode
Rancangan Percobaan. Penelitian ini
menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) dengan dua faktor, yaitu asal bahan tanaman terdiri atas tiga taraf (biji, stek, micro cutting) dan dosis pemupukan terdiri atas tiga taraf perlakuan (0, 25, 50 g per tanaman). Masing-masing unit percobaan dilakukan tiga kali ulangan. Analisis data dilakukan dengan Analisis Ragam Dua Arah (Two Way Analysis of Variance) dengan menggunakan program SPSS 12.0 (Statistical Package for the Social Sciences).
Persiapan Percobaan. Meliputi
pembersihan lahan dari gulma dengan menggunakan herbisida, pembuatan piringan atau pembumbunan tanah di sekitar tanaman (sekitar kanopi), penentuan blok dan pemilihan tanaman, dari lahan seluas ± 2 ha (Lampiran 2) yang telah terdapat tanaman jarak pagarnya, ditentukan tanaman dari tiap blok lahan (biji, stek, dan micro cutting) berdasarkan sumber eksplan yang sudah tersedia. Pada setiap blok tersebut ditentukan dan dipilih tanaman yang sehat, bebas hama dan penyakit, serta belum mengalami pembungaan untuk dijadikan bahan pengamatan.
Pemupukan NPK 30:6:8. Pemberian
pupuk dilakukan pada awal percobaan setelah pembumbunan di sekitar tanaman selesai dengan cara membuat parit kecil mengelilingi tanaman tersebut sekitar ± 20 cm dari batang utama, lalu menaburkan pupuk pada lubang tersebut sesuai dosis, setelah itu parit ditutup dengan tanah. Dosis yang diberikan pada setiap tanaman yaitu 0, 25, 50 g per tanaman.
Pengamatan. Peubah yang diamati
HASIL
Tinggi Tanaman
Asal bahan tanaman yang berasal dari biji, stek, dan micro cutting tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, sedangkan dosis pemupukan berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman (Gambar 1).
Gambar 1 Pengaruh pemupukan terhadap pertambahan tinggi tanaman. Pengamatan terhadap tinggi tanaman dilakukan selama 3 minggu, sebanyak 12 kali pengukuran. Diperoleh hasil tertinggi rata-rata pertambahan tanaman yaitu sekitar 37,3 cm dengan menggunakan dosis pupuk 25 g yang berasal dari stek (Lampiran 3).
Diameter Batang Tanaman
Asal bahan tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter jarak pagar (Gambar 2). Sedangkan dosis pemupukan berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter batang. Rata-rata pertambahan diameter tertinggi 0,64 cm dari biji yang diberi pupuk 25 g (Lampiran 3).
Gambar 2 Pengaruh pemupukan terhadap pertambahan diameter batang tanaman.
Bunga
Asal bahan tanaman dan dosis pemupukan tidak berpengaruh nyata
terhadap jumlah bunga jantan maupun bunga betina.
Hasil pengamatan terhadap bunga, menunjukkan bahwa jumlah bunga jantan lebih banyak dari pada jumlah bunga betina dengan rasio antara bunga jantan dengan bunga betina sebesar 3,205 artinya bunga jantan lebih banyak tiga kali dari bunga betina (Lampiran 3).
Buah
Asal bahan tanaman jarak pagar tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah buah. Begitu pula dengan dosis pemupukan (Tabel 1).
Tabel 1 Pengaruh asal bahan tanaman dan dosis pemupukan terhadap jumlah buah
Asal bahan tanaman
Dosis pemupukan (g/tanaman) 0 25 50 Biji 7,0 ± 0,0 11,3 ± 5,8 2,0 ± 2,7
Micro
cutting 5,0 ± 0,0 8,0 ± 6,3 6,0 ± 5,0
Stek 2,0 ± 0,0 6,7 ± 8,4 11,0 ± 6,9
PEMBAHASAN
Peningkatan pertumbuhan tanaman dapat dilakukan antara lain dengan pemupukan. Tinggi rendahnya dosis pemupukan berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang menjadi parameter pada penelitian ialah pertambahan tinggi tanaman dan diameter batang tanaman. Perlakuan dosis pupuk 25 gram per tanaman memberikan pertambahan tinggi tanaman dan diameter batang tanaman yang baik jika dibandingkan dengan dosis 50 gram per tanaman. Hal ini diduga berkaitan dengan efektivitas dosis pupuk NPK Kujang. Dosis pupuk yang baik ialah dosis yang memberikan pertumbuhan terhadap tanaman yang optimal. Perlakuan dengan dosis pupuk yang terlalu tinggi belum tentu efektif terhadap tanaman bahkan dapat merugikan tanaman atau mati.
Rekomendasi kebutuhan pupuk untuk jarak pagar sampai saat ini belum ada standar. Petani melakukan pemupukan berdasarkan standar acuan pada jarak kepyar. Di Tamilnadu-India, Muthu Raj (2005) merekomendasikan pemupukan N, P, dan K 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Stek Biji Micro cutting Asal bahan tanaman
J um la h pe rt a m b a ha n ti ngg i ta na m a n (c m )
Dosis pupuk o g Dosis pupuk 25 g Dosis pupuk 50 g
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Stek Biji Micro cutting Asal bahan tanaman
P e rt a m ba ha n di a m e te r ba ta n g ta na m a n ( c m )
HASIL
Tinggi Tanaman
Asal bahan tanaman yang berasal dari biji, stek, dan micro cutting tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, sedangkan dosis pemupukan berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman (Gambar 1).
Gambar 1 Pengaruh pemupukan terhadap pertambahan tinggi tanaman. Pengamatan terhadap tinggi tanaman dilakukan selama 3 minggu, sebanyak 12 kali pengukuran. Diperoleh hasil tertinggi rata-rata pertambahan tanaman yaitu sekitar 37,3 cm dengan menggunakan dosis pupuk 25 g yang berasal dari stek (Lampiran 3).
Diameter Batang Tanaman
Asal bahan tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter jarak pagar (Gambar 2). Sedangkan dosis pemupukan berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter batang. Rata-rata pertambahan diameter tertinggi 0,64 cm dari biji yang diberi pupuk 25 g (Lampiran 3).
Gambar 2 Pengaruh pemupukan terhadap pertambahan diameter batang tanaman.
Bunga
Asal bahan tanaman dan dosis pemupukan tidak berpengaruh nyata
terhadap jumlah bunga jantan maupun bunga betina.
Hasil pengamatan terhadap bunga, menunjukkan bahwa jumlah bunga jantan lebih banyak dari pada jumlah bunga betina dengan rasio antara bunga jantan dengan bunga betina sebesar 3,205 artinya bunga jantan lebih banyak tiga kali dari bunga betina (Lampiran 3).
Buah
Asal bahan tanaman jarak pagar tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah buah. Begitu pula dengan dosis pemupukan (Tabel 1).
Tabel 1 Pengaruh asal bahan tanaman dan dosis pemupukan terhadap jumlah buah
Asal bahan tanaman
Dosis pemupukan (g/tanaman) 0 25 50 Biji 7,0 ± 0,0 11,3 ± 5,8 2,0 ± 2,7
Micro
cutting 5,0 ± 0,0 8,0 ± 6,3 6,0 ± 5,0
Stek 2,0 ± 0,0 6,7 ± 8,4 11,0 ± 6,9
PEMBAHASAN
Peningkatan pertumbuhan tanaman dapat dilakukan antara lain dengan pemupukan. Tinggi rendahnya dosis pemupukan berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang menjadi parameter pada penelitian ialah pertambahan tinggi tanaman dan diameter batang tanaman. Perlakuan dosis pupuk 25 gram per tanaman memberikan pertambahan tinggi tanaman dan diameter batang tanaman yang baik jika dibandingkan dengan dosis 50 gram per tanaman. Hal ini diduga berkaitan dengan efektivitas dosis pupuk NPK Kujang. Dosis pupuk yang baik ialah dosis yang memberikan pertumbuhan terhadap tanaman yang optimal. Perlakuan dengan dosis pupuk yang terlalu tinggi belum tentu efektif terhadap tanaman bahkan dapat merugikan tanaman atau mati.
Rekomendasi kebutuhan pupuk untuk jarak pagar sampai saat ini belum ada standar. Petani melakukan pemupukan berdasarkan standar acuan pada jarak kepyar. Di Tamilnadu-India, Muthu Raj (2005) merekomendasikan pemupukan N, P, dan K 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Stek Biji Micro cutting Asal bahan tanaman
J um la h pe rt a m b a ha n ti ngg i ta na m a n (c m )
Dosis pupuk o g Dosis pupuk 25 g Dosis pupuk 50 g
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Stek Biji Micro cutting Asal bahan tanaman
P e rt a m ba ha n di a m e te r ba ta n g ta na m a n ( c m )
dengan perbandingan 46:48:24 kg/ha dengan dosis 20 g Urea, 120 g SP-36, dan 16 g KCl, sedangkan Ghos et al. (2006) menggunakan pupuk N, P, dan K dengan masing-masing dosis sebesar 140,2, 17,5 dan 458 kg/ha dan memberikan respon baik terhadap tanaman jarak pagar dengan menghasilkan biji sebanyak 3 ton per hektarnya. Siregar et al. (2005) mengasumsikan jika sama dengan jarak kepyar maka dosis pupuk untuk jarak pagar ialah sebasar 80 kg N, 18 kg P2O5, 12
kg CaO, dan 10 kg MgO per hektarnya, hal tersebut berbeda untuk jarak kepyar Romli dan Soenardi (1993) yang menyatakan bahwa dengan dosis pupuk N 45 kg/ha merupakan dosis yang optimal. Prawitasari (2005) dan Hariyadi (2005), yang memprediksi kebutuhan pupuk untuk tanaman jarak pagar pada tahun pertama sebesar 40 g Urea, 40 g SP-36, 40 g KCl, dan 10 g Kieserit/tanaman atau setara dengan 100 kg Urea, 100 kg SP-36, 100 kg KCl, dan 25 kg Kieserit/ha yang diaplikasikan dua kali dan terus meningkat sampai tahun kelima. Sudarmadji et al. (2006) menyebutkan untuk komposisi pemupukan tanaman jarak pagar yaitu 22,5 kg N, 36 kg P2O5,dan 20 kg K2O per ha, hal
tersebut hampir sama dengan Nuryati (2006) yang merekomendasikan pemupukan untuk jarak pagar yaitu 20 g Urea, 20 g SP-36, 20 g KCl, dan 2 g Kieserit per tanaman per tahun.
Dari berbagai rekomendasi di atas digunakan dosis 25 dan 50 g per tanaman, dan diharapkan dengan pemupukan 25 g per tanaman dapat menghasilkan pertumbuhan yang optimal seperti yang direkomendasikan Nuryati (2006). Selain itu juga untuk menekan biaya produksi yang tinggi terutama harga pupuk yang semakin hari semakin mahal, sehingga perbandingan antara input dan output tidak terlalu besar bahkan menghasilkan banyak input. Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa NPK Kujang 30:6:8 dengan dosis 25 gram per tanaman memberikan pertumbuhan yang optimal terhadap pertambahan tinggi dan diameter batang tanaman pada kebun percobaan di Puri Cikeas-Bogor. Hal tersebut belum dapat dijadikan acuan yang baku untuk tanaman jarak pada kondisi dan daerah yang berbeda karena perlu penyesuaian dengan kondisi lingkungan yang akan dijadikan tempat pembudidayaan tanaman jarak pagar tersebut.
Kebun Puri Cikeas-Bogor terletak pada ketinggian 190 m dpl, 106,7498o BT dan
6,5536o LS. Suhu rata-rata dari bulan Februari sampai bulan Juni yaitu sebesar 26,4o Cdengan suhu maksimum 28,3o Cdan suhu minimun 23,8o C (Lampiran 4 & 5). Sedangkan rata-rata curah hujan dari bulan Februari sampai bulan Juni yaitu sebesar 357 mm dengan rata-rata hujan sebesar 18 kali per bulannya (Lampiran 6). Jenis tanah di Puri Cikeas menurut balai penelitian dan pengembangan tanah, BPPT (1991) Bogor secara umum termasuk ke dalam jenis latosol merah. Tanah jenis ini memiliki sifat fisik tanah cukup baik, bertekstur halus sampai liat berat di seluruh lapisan, dengan drainase baik, permeabilitas baik sampai sedang, tanah jenis ini relatif lebih tahan erosi, mudah diolah dan mempunyai tingkat kesuburan yang cukup baik, pH tanah sekitar 4,7-5,6 di seluruh lapisan, serta kandungan kalsium dan nitrogen total rendah sampai sedang. Hal tersebut baik sebagai syarat tumbuh jarak pagar, seperti yang disebutkan dalam Hambali et al. (2006) bahwa jarak pagar dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl dengan pH tanah sekitar 5-6,5. Franken (2005) menyebutkan bahwa pH tanah yang kurang dari 6 (asam) atau pH tanah antara 8,0-8,5 (basa) tidak baik untuk pertumbuhan tanaman jarak pagar. Suhu rata-rata yang diperlukan yaitu sekitar 20-28o C dengan curah hujan 300-2380 mm/tahun, curah hujan optimum untuk tanaman jarak pagar yaitu 625 mm/tahun.
Bahan tanaman merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam budidaya tanaman jarak pagar. Akibat permintaan yang terus meningkat terhadap bahan tanaman ini maka di lapangan masih digunakannya bahan tanaman yang tidak jelas secara genetik, tidak ada jaminan kesehatan tanaman (dari hama penyakit tanaman atau HPT), serta kemampuan tumbuh dan potensi produksinya. Penggunaan bahan tanaman jarak pagar dapat berasal dari perbanyakan generatif (biji), vegetatif (stek batang, stek cabang, okulasi, penyambungan dan micro cutting
atau stek pucuk), maupun secara kultur jaringan (in vitro) dapat dijadikan sebagai sumber bibit.
karena itu, ketiga bahan tanaman tersebut dapat dijadikan alternatif dalam penyediaan bahan tanaman.
Keterbatasan bahan tanaman jarak pagar sebagai sumber biji yang akan menghasilkan minyak jarak pagar dapat diatasi dengan penggunaan semua bagian tanaman baik bahan tanaman yang berasal dari hasil generatif (biji) maupun vegetatif (stek dan
micro cutting) hal itu tentu saja dapat mengatasi keterbatasan jumlah produksi biji jarak pagar.
Penggunaan bahan tanaman yang berasal dari biji dapat digunakan untuk budidaya jarak pagar dalam jangka panjang karena memiliki struktur akar yang kuat sehingga tidak mudah roboh (Syufri 2007). Selain itu penggunaan bahan tanaman yang berasal dari biji baik digunakan sebagai tanaman reboisasi karena mampu mereklamasi lahan yang sudah kritis sehingga mampu hidup di lahan-lahan yang sudah terkontaminasi, berbatu, kering dan lahan yang tandus. Penggunaan bahan tanaman dari biji, kalau dibudidayakan dengan baik dapat mencapai umur sekitar 25-30 tahun (Hambali et al. 2006). Penggunaan bahan tanaman dari biji memerlukan waktu yang lama agar sampai siap jadi bibit. Maka penggunaan bahan tanaman dari stek dapat menjadi alternatif. Bahan tanaman yang berasal dari stek memiliki keunggulan diantaranya umur pembibitan relatif pendek, tingkat keberhasilan tinggi, lebih cepat berproduksi, serta pemeliharaannya mudah. Sehingga penggunaan bahan tanaman dari stek dapat digunakan untuk skala industri karena dapat digunakan juga untuk meningkatkan skala produksi biji jarak pagar dalam jumlah banyak akibat persediaan bahan tanaman yang terbatas serta memperoleh bahan tanaman stek lebih mudah dan pertumbuhan yang cepat. Tetapi penggunaan stek untuk produksi minyak jarak pagar memiliki kelemahan karena sistem perakaran yang serabut sehingga apabila tanaman tersebut ditanam pada lahan yang tanahnya mudah tererosi air hujan atau mudah terbawa angin sehingga akan mengakibatkan tanaman tersebut mudah roboh. Hal tersebut sama halnya dengan penggunaan bahan tanaman dari stek pucuk. Di samping itu penggunaan bahan tanaman dari stek pucuk dapat menjadi solusi lain dalam memanfaatkan semua bagian tanaman jarak pagar.
Berdasarkan pengamatan di lapangan jumlah bunga betina yang dihasilkan lebih
sedikit dibandingkan dengan bunga jantan. Hal ini tentu saja mempengaruhi produktivitas biji jarak yang dihasilkan. Seperti yang dilakukan para peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITBANG) Perkebunan di Kebun Induk Jarak Pagar Pakuwon, Sukabumi, Jawa Barat pada awal bulan April 2006 menunjukkan bahwa persentase bunga betina per rangkaian bunga sangat rendah, rata-rata hanya ditemukan 1-3 bunga betina di antara lebih dari 10 bunga jantan. Hal tersebut berkaitan dengan genetik yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Sifat genetik bibit yang baik sangat berpengaruh terhadap jumlah bunga baik jantan maupun bunga betina. Seperti dalam penelitian Hartati et al. (2006 ) dikatakan bahwa kebanyakan tanaman, produksi benih jarak pagar dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Fenotip dari tanaman jarak pagar merupakan hasil interaksi kedua faktor tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi faktor genetik dan lingkungan yang signifikan pada tanaman jarak pagar. Faktor genetik yang mempengaruhi di antaranya potensi tanaman membentuk bunga jantan dan betina, sedangkan faktor lingkungan diantaranya ketersediaan air, cahaya, kesuburan tanah, angin, hujan, dan serangga.
Faktor genetik dapat diatasi dengan melakukan seleksi tanaman yang dipilih adalah tanaman yang memiliki persentase bunga betina cukup besar. Faktor lingkungan dapat diatasi dengan memperbaiki kondisi lingkungan yang kurang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti kecukupan akan air, hara, dan penyinaran. Di samping itu bila diperlukan memberikan perlakuan terhadap tanaman seperti pemangkasan. Semua faktor penentu tersebut perlu diperhatikan lebih jauh agar target produksi benih jarak pagar dapat tercapai (Hartati et al. 2006).
bunga jantan (Mahmud et al. 2006 & Nuryati 2006).
Hasil observasi di lapangan menunjukkan selain bunga betina yang relatif sedikit juga bunga relatif mudah gugur misalnya karena terpaan angin atau goyangan serta guyuran air hujan sehingga berpengaruh terhadap produksi biji jarak pagar yang dihasilkan, hal ini tentu saja akan mengurangi produktivitas dari jarak pagar sebagai bahan baku biodiesel. Sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mempelajari hal tersebut kalau tidak maka produktivitas biji jarak pagar akan rendah.
SIMPULAN
Dosis pemupukan NPK kujang 25 gram per tanaman memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan jarak pagar pada Kebun Jarak Pagar di Puri Cikeas-Bogor. Bahan tanaman yang berasal dari stek, biji, dan micro cutting memiliki kemampuan pertumbuhan yang tidak berbeda.
SARAN
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai aspek fisiologi tanaman jarak pagar yang mendapat pemupukan NPK Kujang karena hasil dari penelitian ini terdapat jumlah bunga jantan yang lebih banyak dibandingkan dengan bunga betina, dan bunga mudah gugur sehingga berakibat terhadap produksi buah.
DAFTAR PUSTAKA
[BPPT] Balai Penelitian dan Pengembangan Tanah. 1991. Laporan Akhir Penelitian Tanah daerah JABOTABEK III (Jawa Barat).
Bogor : Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian-Pusat Penelitian Tanah
Chalid M, Romli M, Istiana H. 2006.
Regenerasi tunas jarak pagar
(Jatropha curcas L.) melalui micro cutting. Bogor : Balai Penelitian Tanaman dan serat.
Franken YJ. 2006. Jatropha curcas plantation. [Terhubung Berkala]. http://www.fact-fuels.org/media_en
/FACT_newsletter_4. [23 Maret 2008].
Ghos A, et al. 2006. Respon of Jatropha curcas under different spacing to Jatropha de-oiled cake. [Terhubung Berkala]. http://www.fact-fuels.org/ Media_en/jatropha_presscake_as_fer tilizer. [20 Maret 2008].
Hambali E, et al. 2006. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel. Jakarta : Penebar Swadaya.
Hartati S. 2006. Persentase bunga betina sebagai salah satu faktor penentu produksi benih jarak pagar (Jatropha curcas L.). Info tek jarak pagar. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pekebunan.
Hariyadi. 2005. Sistem Budidaya Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn). Di dalam : Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn) untuk Biodiesel dan Minyak Bakar; Bogor, 22 Desember 2005 : Pusat Penelitian dan Bioenergi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Haska N, Novita L, Minaldi, Tajuddin T. 2006. Penyediaan Bibit Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dengan Metode Ex Vitro. Bogor : Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT.
Lingga P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk Ed. 15. Jakarta : Penebar Swadaya.
Lingga P, Marsono. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta : Penebar Swadaya.
Mahmud Z, Rivaie AA, Allorerung D. 2006.
Budi Daya Tanaman Jarak Pagar. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Marsono, Sigit P. 2001. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Jakarta : Penebar Swadaya.
bunga jantan (Mahmud et al. 2006 & Nuryati 2006).
Hasil observasi di lapangan menunjukkan selain bunga betina yang relatif sedikit juga bunga relatif mudah gugur misalnya karena terpaan angin atau goyangan serta guyuran air hujan sehin