UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA PT. TAKAFUL UMUM MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan oleh:
SHARA OCVITA NINGRUM 102101094
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : SHARA OCVITA NINGRUM
NIM : 102101094
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA PT.
TAKAFUL UMUM MEDAN
Tanggal :………...2013 DOSEN PEMBIMBING
(Beby Kendida Hasibuan,SE,M.Si) NIP : 19831008 201012 2 003
Tanggal :………...2013 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEUANGAN
(Dr. Yeni Absah,SE,M.Si ) NIP. 19741123 200012 2 0010
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini hingga
selesai. Penyusunan skripsi minor ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan
yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi
Program Studi Diploma III Jurusan Keuangan Universitas Sumatera Utara. Oleh
karena itu penulis memilih judul “PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA PERUSAHAAN TAKAFUL UMUM MEDAN”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi minor ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari segi isi
maupun dari segi tata bahasa yang digunakan. Semua ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis menerima
segala kritik dan saran yang diberikan dan untuk penyempurnaan skripsi minor ini
nantinya.
Dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi minor ini, penulis telah
banyak menerima bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang
senantiasa memberikan doa, perhatian dan selalu mengingatkan dan menguatkan
penulis untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi minor ini tepat pada
waktunya.
Maka pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr.dr.Syahril Pasaribu, DTM&H,M.sc,(CTM),Sp.A(K), selaku
2. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum MEc.Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dr. Yeni Absah,SE,M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Beby Kendida Hasibuan,SE,Msi, selaku Dosen Pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
membimbing dan menyarankan penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi minor ini.
6. Bapak pimpinan dan seluruh pegawai di Perusahaan Takaful Umum
Medan.
7. Khususnya penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta
Ayahanda H.Chairiadi atas motivasi untuk penulis dan Ibunda
dr.Hj.Erwita, Mkes yang telah memberikan kasih sayang, dorongan, dan
semangat yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
minor ini.
8. Abang penulis Sapta Adhitya Wibowo dan adik penulis Tasha Ningtyas
Suri yang telah memberikan kesabarannya dalam menghadapi penulis.
9. Orang yang sangat penting bagi penulis, Syahron Zulmi yang selalu setia
10. Kepada sahabat penulis Rafina, Citra Amelia, Nurhanifah Hasibuan, dan
Devi Masriani terima kasih banyak atas persahabatan yang kalian berikan.
Medan, Juli 2013
DAFTAR ISI
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 8
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 13
C. Uraian Tugas Perusahaan ... 14
D. Kinerja Terkini ... 17
BAB III PEMBAHASAN A. Pengawasan Internal ... 18
B. Kas ... 24
C. Pengawasan Internal atas Penerimaan Kas ... 26
D. Pengawasan Internal atas Pengeluaran Kas ... 30
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 35
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perusahaan/instansi (dalam hal ini perusahaan jasa asuransi) sebagai suatu
organisasi mempunyai berbagai kegiatan tertentu dalam usaha untuk mencapai
tujuan organisasi, yang pada umumnya bertujuan untuk menghasilkan laba yang
optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan serta
mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi. (google, wikipedia)
Akan tetapi, perusahaan seringkali berhadapan dengan kendala-kendala
yang berhubungan dengan pengawasan harta bendanya, khususnya masalah kas,
dimana sebagian besar transaksi yang dilakukan perusahaan/instansi selalu
melibatkan kas.Kas adalah komponen aktiva paling aktif karena mudah dicairkan
dan sangat mempengaruhi setiap transaksi yang terjadi. Hal ini dikarenakan setiap
transaksi memerlukan suatu dasar pengukuran yaitu kas. Bahkan walaupun
perkiraan kas tidak langsung terlibat dalam transaksi tersebut besarnya nilai
transaksi tetap diukur dengan kas. ”Kas terdiri dari saldo kas (cash and hand) dan
rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat
likuid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan-perubahan yang signifikan.” (IAI,
2007 : 22). Kas adalah alat pembayaran yang dapat dipakai untuk membiayai
baik langung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan dan
pengeluaran kas. Tidak hanya terbatas pada uang tunai yang tersedia didalam
perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis asset yang dapat dipergunakan
dengan segera untuk membiayai kegiatan perusahaan. Kas merupakan semua uang
kertas dan logam baik mata uang dalam negeri maupun luar negeri serta
surat-surat yang mempunyai sifat seperti mata uang yaitu sifat yang segera
dipergunakan untuk melakukan pembayaran - pembayaran pada setiap saat
dikehendaki. Kas berarti uang dan segala sesuatu yang digunakan sebagai alat
tukar yang diterima oleh bank pada nilai nominalnya. “Kas adalah segala sesuatu,
baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan
diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.” Hanafi (2004 :
320). Pengertian kas yang lain adalah: “Kas adalah jumlah uang tunai yang ada di
perusahaan dan rekening giro simpanan - simpanan di bank yang pengambilannya
tidak dibatasi baik dalam waktu maupun jumlahnya dan investasi jangka pendek
yang secara formal disebut kas dan setara kas.” Griffin ( 2002 : 242). Banyak
transaksi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
penerimaan dan pengeluaran kas, tidak hanya terbatas pada uang tunai yang
tersedia dalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis aset yang dapat
dipergunakan dengan segera untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan. Oleh
karena itu kas harus dijaga supaya jumlah kas tidak terlalu besar sehingga tidak
ada kas yang menganggur. Di samping itu kas merupakan suatu aktiva yang
paling mudah diselewengkan dan digunakan dengan tidak semestinya oleh
aktiva lainnya serta paling mudah dipindah tangankan. Apalagi dengan
perkembangan teknologi yang terjadi pada masa sekarang yang memungkinkan
terjadinya penyalahgunaan kas, dengan demikian perusahaan harus lebih aktif
dalam melakukan pengawasan terhadap kas.
Teknologi yang semakin maju mempengaruhi perkembangan pada setiap
perusahaan maupun lembaga, baik swasta ataupun pemerintah. Masalah-masalah
yang dihadapi oleh perusahaan/instansi juga semakin rumit terutama dalam
penyajian laporan keuangan. Oleh karena itu, profesi akuntan memegang peranan
yang sangat penting dalam membantu menyusun laporan keuangan. Dalam fungsi
manajemen, pengawasan merupakan tanggungjawab yang tidak dapat diabaikan.
Bagi sebuah perusahaan, penerapan pengawasan internal sangat penting.
Pengawasan internal terhadap penerimaan dan pengeluaran kas sangat diperlukan
untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dan penyelewengan kas.
Pengawasan dapat diartikan sebagai alat untuk mengkoordinasikan
aktivitas-aktivitas perusahaan/instansi agar sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya. Salah satu cara untuk melaksanakan pengawasan adalah
dengan melakukan pengawasan internal kas yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan pelaksanaannya dalam mengamankan harta suatu
perusahaan/instansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong karyawan untuk
selalu mematuhi kebijakan – kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen
sehingga kecurangan dan penyalahgunaan kas dapat diminimalisasi atau bahkan
terjadinya kesalahan dan penyelewengan ataupun pemborosan pada saat
perusahaan beroperasi. Manajemen terhadap kas juga bertanggungjawab terhadap
pembuatan perencanaan, melakukan prosedur atau menetapkan dan mengawasi
suatu kegiatan melalui pengawasan internal.
Sebagaimana diketahui bahwa definisi Pengawasan Internal yang
dikemukakan commite on Auditing Procedur American Institute of Carified
Public Accountant (ICPA) adalah sebagai berikut : Pengawasan internal
mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah
digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, memeriksa
kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi operasi,
dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan
pimpinan. (google, wikipedia)
Dengan kata lain pengawasan internal yang baik didalam suatu
perusahaan/instansi dapat menunjang keberhasilan setiap keputusan dan peraturan
yang telah ditetapkan serta dapat mendukung keberhasilan operasi suatu
perusahaan/instansi.
Adapun pengawasan internal kas yang baik adalah pengawasan yang dalam
pelaksanaannya terdapat pemisahan tugas dan fungsi – fungsi. Hal-hal yang
berkaitan dengan pengawasan internal kas antara lain adalah prosedur penerimaan
kas, prosedur pengeluaran kas, dan segala kegiatan yang yang dilakukan oleh PT.
Takaful Umum Medan yang berkaitan dengan kas yang berasal dari premi
pengawasan ini diharapkan dapat mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang
dapat merugikan perusahaan.
PT. Takaful Umum Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
jasa yaitu asuransi. Dimana mempunyai visi dan misi serta tujuan yang ingin di
capai. Sebagai suatu organisasi PT. Takaful Umum Medan pasti mempunyai kas.
Kas merupakan faktor penting dalam mendukung tercapainya visi dan misi serta
tujuan tersebut. Maka dari itu PT. Takaful Umum Medan memerlukan adanya
sistem pengawasan internal kas yang efektif. Untuk melindungi kas dan menjamin
keakuratan catatan akuntansi atas kas. Hal ini sangat diperlukan untuk mencegah
terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan kas pada PT. Takaful Umum
Medan.
Sejauh ini penulis belum menemukan permasalahan yang berarti pada kas di
PT. Takaful Umum Medan. Tetapi alangkah baiknya hal-hal tersebut dicegah,
dikendalikan dan dikontrol terus menerus, sehingga penyalahgunaan dan
penyelewengan atas kas tidak pernah terjadi di PT. Takaful Umum Medan. Dalam
tugas akhir ini, penulis akan membahas tentang pengawasan atas prosedur
penerimaan dan pengeluaran kas di PT. Takaful Umum. Sesuai dengan latar
belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan dan membahas
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi perumusan
masalah dalam tugas akhir ini adalah :
1. Apakah PT. Takaful Umum Medan telah melaksanakan pengawasan internal kas dengan efektif ?
2. Apakah pengawasan internal kas pada PT. Takaful Umum Medan dapat memperbaiki adanya kesalahan dan penyelewengan yang mungkin
terjadi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk melihat apakah PT. Takaful Umum telah melaksanakan
pengawasan internal kas dengan efektif atau tidak.
2. Untuk mengetahui apakah pengawasan internal kas pada PT. Takaful
Umum Medan dapat memperbaiki adanya kesalahan dan
penyelewengan yang mungkin terjadi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi instansi
Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan yakni memberikan
wawasan yang baru mengenai pengawasan internal kas dalam mendukung
2. Bagi penulis
Meningkatkan pengetahuan mengenai pengawasan internal kas pada
suatu perusahaan,mengenai struktur organisasi dan pembagian kerja serta
hubungan kerja yang terdapat didalam perusahaan Asuransi Takaful Umum
Medan.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak yang ingin
meneliti atau membahas lebih lanjut mengenai pengawasan internal kas
BAB II
PROFIL INSTANSI / LEMBAGA
A. Sejarah Ringkas PT. Takaful Umum
PT. Takaful Umum didirikan berdasarkan akta No. 46 Tanggal 5 Mei 1994.
Dibuat di hadapan Notari Yudo Paripurno, SH dan telah memperoleh persetujuan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor C2.
18.286.HT.01.01.T H.94 Tanggal 14 Desember 1994 dan telah diumumkan dalam
berita Negara Republik Indonesia Tanggal 12 Februari 1995, yang telah diubah
dengan akta No. 93 Tanggal 21 Juni 1996 dan telah memperoleh persetujuan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat keputusan Nomor : C2
12.327.HT.01.04.TH.97 Tnggal 27 November 1997 dan telah diumumkan dalam
berita Negara Republik Indonesia Tanggal 03 Juli 2001 Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia No. 4289 Tahun 2001. PT. Takaful Umum beroperasi
berdasarkan :
1. Surat Departemen Keuangan Republik Indonesia Nomor : S- 1081 / KMK.17 / 1994 Tanggal 19 Juli 2004 Perihal : Persetujuan prinsip PT.
Takaful Umum.
2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 247 / KMK / 07 / 1995 Tentang Pemberian Izin Usaha di Bidang Asuransi Kerugian
Kepada PT. Takaful Umum Tanggal 1 Juni 1995 tentang pemberian izin
usaha di bidang Asuransi Kerugian kepada PT. Takaful Umum Tanggal
Di tahun 2004, Perusahaan melakukan restrukturisasi yang berhasil
menyatukan fungsi pemasaran Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Takaful
Umum sehingga lebih efisien serta lebih efektif dalam penetrasi pasar, juga diikuti
dengan peresmian kantor pusat, Graha Takaful Indonesia di Mampang Prapatan,
Jakarta pada Desember 2004. Selain itu, dilakukan pula revitalisasi identitas
korporasi termasuk penataan ruang kantor cabang di seluruh Indonesia, untuk
memperkuat citra perusahaan.
Untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan perusahaan dan
menjaga konsistensinya, perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 dari
SGS JAS-ANZ, Selandia Baru bagi Asuransi Takaful Umum, serta Asuransi
Takaful Keluarga memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 dari dari Det Norske
Veritas (DNV), Belanda pada April 2004. Selain itu, atas upaya keras seluruh
jajaran perusahaan, Asuransi Takaful Keluarga meraih MUI Award 2004 sebagai
Asuransi Syariah Terbaik di Indonesia, dan Asuransi Takaful Umum memperoleh
penghargaan sebagai asuransi dengan predikat Sangat Bagus dari Majalah
InfoBank secara berturut-turut pada tahun 2004 dan 2005.
Dengan dukungan pemerintah dan tenaga profesional yang berkomitmen
untuk mengembangkan asuransi syariah, Syarikat Takaful Indonesia bertekad
untuk menjadi perusahaan asuransi syariah terkemuka di Indonesia.
Visi, Misi dan Tujuan PT. Takaful Umum Medan
Dalam usahanya untuk memberikan pelayanan jasa asuransi bagi
perusahaan untuk mencapai pelayanan yang maksimal dalam melakukan kegiatan
sehari-hari.
Visi PT. Takaful Umum Medan yaitu :
Menjadi grup asuransi terkemuka yang menawarkan jasa takaful dan
keuangan syariah yng komperhensif dengan jangka signifikan di seluruh
Indonesia.
Misi PT. Takaful Umum Medan yaitu :
Bertekad memberikan solusi dan pelayanan terbaik dalam perencanaan
keuangan dan pengelolaan resiko bagi umat dengan menawarkan jasa takaful dan
keuangan syariah yang dikelola secara profesional, adil, tulus, dan amanah.
Tujuan PT. Takaful Umum Medan yaitu :
Takaful bekerja dengan konsep tolong menolong dalam kebaikan dan
ketakwaan, sebagaimana telah digariskan di dalam Al Qur’an, “Dan tolong
menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa” (Qs. Al Maidah: 2). Dengan
landasan ini, Takaful menjadikan semua peserta sebagai satu keluarga besar yang
akan saling melindungi dan secara bersama menanggung resiko keuangan dari
musibah yang mungkin terjadi di Al-Mudharabah, Al-Wakalah, dan Tabarru.
Akad-akad Takaful tidak mengandung unsur Al-Riba (bunga uang), Al-Maisir
(Judi), dan Al Gharar (untung-untungan) yang dilarang dalam akad-akad
keuangan Islami. Transaksi yang digunakan berlandaskan pada akad Tabarru’ dan
akad Tijari. Akad Tijari itu sendiri meliputi Mudharabah, Mudharabah
riba (bunga uang), maisir (judi), gharar (ketidakjelasan), dan zhulmun
(penganiayaan) yang secara tegas dilarang dalam syariat Islam.
Logo dan Makna Logo Perusahaan
Gambar 2.1. Logo Perusahaan PT.Asuransi Takaful Indonesia
Logo Asuransi Takaful berasal dari bahasa arab kafala (Menanggung,
Menjamin) Yakfulu, Kuflan seperti Qs : 3 / 44, 20 / 40. 28 / 12. Takaful (saling
menanggung) Yatakaaful, Takaafulan, Kafiil (penanggung, penjamin).
Takaful berarti tolong menolong dalm kebaikan dan ketaqwaan sebagai
mana telah digariskan didalam Al- Quran dan tolong menolonglah kamu kebaikan
dan takwa, dengan landasan ini Takaful menjadikan semua peseta sebagai satu
keluarga besar yang saling melindungi dan secara bersama menaggung resiko
keuangan dari musibah yang mungkin terjadi, Al Mudharabah, Al Wakalah, dan
Tabarru’.
Takaful adalah usaha yang tujuannya saling melindungi (Takaaful) dan
tolong menolong (Ta’aawun) diantara sejumlah orang melalui investasi dalam
tidak mengandung unsur Gharar (meragukan), maysir (perjudian), riba dzulm
(penganiayaan), risywah (sogokan), barang haram dan maksiat, aqad yang
dilakukan antara peserta dengan perusahaan terdiri atas akad Tijarah
(mudharabah) atau akad Tabarru (hiah).
Jenis Usaha/Kegiatan
PT. Takaful Umum Medan merupakan sebuah instansi yang menghasilkan
jasa asuransi yang pada umumnya bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.
PT. Takaful Umum Medan lebih berorientasi pada pelayanan jasa asuransi yang
bermutu dan berkualitas. Jenis usaha/ kegiatan PT. Takaful Umum Medan antara
lain :
1. Melakukan kegiatan pertukaran informasi antara anggota sesama
perusahaan asuransi syariah.
2. Memantau pemberitaan media massa tentang perasuransian syariah dan
kegiatan perusahaan asuransi syariah, reasuransi syariah dan perusahaan
penunjang asuransi & reasuransi syariah.
3. Mengadakan pendekatan dan hubungan baik dengan instansi pemerintah
maupun lembaga/badan non pemerintah yang ada hubungannya dengan
kegiatan usaha perusahaan asuransi syariah, reasuransi syariah dan
perusahaan penunjang asuransi & reasuransi syariah.
4. Melakukan kegiatan lain yang terkait dengan kepentingan para anggota
B. Struktur Organisasi PT. Asuransi Takaful Umum Medan
Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang
dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk
mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini
dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
dicapai.
Struktur Organisasi PT. Takaful Umum Medan Kepala Cabang : Budi Nugrahanto, SE, AAAIK
Assisten Manajer Bagian Teknik (Underwriting) : Hanif Acep Nur Adhi
Klaim : Jony Sahmulia, ST
Underwriting : Ir. Hermansyah
BAO(Business Analyst Online) : Ahmad Syahfitri, ST
Keuangan : Supriadi, SE
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Takaful Umum Medan
C. Uraian Pekerjaan
Berikut ini adalah uraian pekerjaan dari setiap bagian pada struktur
organisasi PT. Takaful Umum Medan yang tediri dari :
1. Kepala Cabang
Tugas dari Kepala Cabang ialah:
a. Memimpin pelaksanaan pekerjaan cabang sebagaimana digariskan
b. Mengajukan usul kepada direksi mengenai keperluan penambahan
pegawai dan lain-lain hal yang berhubungan dengan usaha
memajukan perusahaan, maupun kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
c. Mampu menilai prestasi kerja dan mengusulkan promosi pegawai
cabang kepada direksi perusahaan.
d. Menyampaikan laporan-laporan bulanan kepada direksi perusahaan
mengenai pelaksanaan kegiatan usaha cabang
e. Memimpin penyusunan usulan anggaran cabang dan mengajukan
kepada panitia anggaran.
f. Bertindak atas nama perusahaan untuk cabang yang dipimpinnya
dalam urusan dengan pihak ketiga, sesuai dengan wewenang yang
diberikan direksi perusahaan.
g. Melaksanakan tugas-tugas lain sebagaimana ditentukan atasan.
h. Mengadakan koordinasi yang baik dengan kedua direktur bidang dan
para Kepala Bagian dalam pelaksanaan tugas-tugas yang prinsipil.
i. Menyusun rencana kerja sesuai dengan program kerja Perusahaan.
j. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada
bawahan.
k. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka peningkatan
produktifitas dan pengembangan karir bawahan.
2. Assisten Manajer Bagian Teknik/Underwriting Tugasnya ialah :
1. Sebagai koordinator dan bertanggung jawab penuh terhadap
kelancaran kegiatan yang bersifat teknis.
2. Merumuskan kebijaksanaan strategis dalam bidang teknik
pengembangan kawasan dan usaha lain.
3. Membuat polis asuransi
a. Klaim :
a) Melakukan verifikasi atas pengajuan klaim asuransi kesehatan
dengan ketentuan yang terdapat dalam polis;
b) Melakukan proses pembayaran atas pengajuan klaim;
c) Membuat surat penolakan klaim berikut penjelasan kepada
pemegang polis sesuai ketentuan yang terdapat dalam polis;
b. Underwriting :
i. Melakukan penginputan dan pembebanan biaya yang terjadi
dalam aktivitas sehari–hari dan biaya–biaya transaksi yang
terkait dengan rekening antar bagian umum
ii. Melakukan pemeriksaan terhadap laporan security setiap awal
hari kerja
iii. Memeriksa kesiapan dan keberadaan kantor setiap hari kerja
iv. Melakukan pengawasan terhadap kondisi kebersihan kantor
3. Keuangan
Tugasnya ialah :
a. Mengirimkan aplikasi asli, copy polis individu dan lampirannya ke
kantor pusat paling lambat 3 hari setelah tanggal terima polis
b. Mengirimkan aplikasi kumpulan dan kelengkapannya kekantor pusat.
c. Mencetak surat medical, surat pengantar medical dan surat
penambahan tabarru, serta menyampaikannya kepada agen / BAO
d. Mendistribusikan endortsemen perubahan polis individu non material
ke peserta atau melalui kolektor atau agen
e. Mengirimkan pengajuan klaim beserta kelengkapan datanya yang
penyelesaiannya klaimnya bukan menjadi kewenangan kantor
pemasaran ke kantor pusat
f. Mengirim persetujuan klaim beserta dokumen pendukungnya ke
kantor agen dan kolektor.
g. Mencetak kwitansi titipan premi dan premi lanjut berdasarkan
permintaan
h. Menyetorkan premi lanjutan individu kekantor pos terdekat
i. Membuat dan mengirimkan formulir Cash In Transit (CIT)
j. Mengambil rekening koran dan membuat laporan saldo bulanan untuk
dikirimkan ke data control.
k. Mengirimkan dokumen keuangan dilengkapi dengan bukti kwitansi
l. Mengarsipkan dokumen–dokumen terkait dengan penerbitan polis,
pengajuan klaim dan transaksi keuangan.
4. Assisten Manajer Bagian Marketting :
a. Membuat laporan penjulan dan laporan pembelian secara berkala.
b. Bertanggung jawab atas kelancaran penjualan produk.
c. Melakukan rapat untuk melakukan perencanakan terhadap promosi
dari penjualan dan pembelian produk.
D. Kinerja Terkini
Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai
dengan
tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada PT.
Takaful Umum Medan, perusahaan terus berupaya agar tujuan yang telah
digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu
semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin dan loyalitas
dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal
diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang
dijalankan PT. Takaful Umum Medan adalah membangun sinergi yang kokoh
melalui konsolidasi jaringan pemasaran dan sentralisasi fungsi pendukung
operasi guna mendukung upaya pengembangan bisnis serta peningkatan
efektivitas dan efisiensi operasi, demi meraih kinerja dan prestasi yang lebih
kepada nasabah, melakukan penajaman sinergi, pengembangan jaringan
BAB III
TOPIK PEMBAHASAN
A. Pengawasan Internal
1. Pengertian Pengawasan Internal
Secara umum, pengawasan internal berarti pengecekan/pemeriksaan yang
meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk melaksanakan
pengawasan. Pengawasan internal mencakup struktur organisasi dan seluruh
metode serta prosedur yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan. Sistem ini
digunakan untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan, mengetahui
seberapa jauh keakuratan data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan kepatuhan
terhadap kebijakan perusahaan.
Berikut ini terdapat pengertian Pengawasan Internal menurut beberapa ahli
& lembaga keuangan :
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2002 : 29) : “Pengawasan internal
meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut
dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, memeriksa
kecermatan dan keandalan data akuntansi. Meningkatkan efisiensi usaha dan
mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan”.
Menurut Griffin (2002 : 172) “Pengawasan keuangan merupakan
pengendalian atas sumber daya keuangan seiring sumber daya ini mengalir ke
perusahaan misalnya pendapatan, dipegang oleh organisasi, dan mengalir keluar
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Pengawasan Internal di
definisikan sebagai berikut: “Sistem Pengawasan Internal meliputi organisasi serta
semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu
perusahaan untuk melindungi harta miliknya, memeriksa kecermatan dan
keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong di
taatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.”
Dari definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pengawasan
internal adalah suatu kegiatan untuk mencari kebenaran dari pelaksanaan
pekerjaan. Pengawasan internal bukan hanya mencari kesalahan. Pengawasan ini
dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan dan
penyelewengan yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah
ditentukan.
Selanjutnya apabila unsur-unsur yang terdapat pada pengawasan internal
yang telah sesuai dengan definisi dikelompokkan dua sub sistem yang terdiri dari
sub sistem “Pengawasan Administrasi (Administrative Control) dan “Pengawasan
Akuntansi” (Accounting Control). Jadi dalam arti yang luas, Sistem Pengawasan
Internal mencakup pengawasan yang dibedakan atas pengawasan internal yang
bersifat accounting dan administrasi. (google, wikipedia)
Pengawasan internal (Internal Control) adalah langkah-langkah yang
diambil perusahaan guna memastikan keandalan data akuntansinya, melindungi
aset-asetnya dari pencurian dan penyalahgunaan, meyakinkan bahwa para
mengevaluasi kinerja para karyawan, departemen, divisi, dan perusahaan secara
keseluruhan.
2. Tujuan Pengawasan Internal
Menurut Mulyadi ( 2001:163 ) ada empat tujuan pengawasan internal, yaitu:
1. Menjaga Harta Perusahaan
Adanya pengawasan internal untuk menghindari kemungkinan
penyelewengan harta dari kekayaan perusahaan dan memisahkan harta dengan
biaya-biaya lainnya. Dengan cara mempertanggungjawabkan transaksi yang
berkaitan dengan pembelian dan penjualan, melindungi harta melalui sistem
pengawasan internal yang melekat dan menetapkan bagian harta yang
dikonsumsikan.
2. Memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi
Tujuan dari internal check adalah untuk mencegah kesalahan dalam
pekerjaan akuntansi baik yang disengaja atau tidak disengaja. Jika suatu kesalahan
dapat dihindari maka dianggap bahwa laporan akuntansi menyajikan informasi
yang dapat diandalkan. Oleh karna itu transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai
dengan persetujuan dengan atau wewenang pimpinan, dan juga transaksi-transaksi
tersebut dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan dibuatnya laporan
keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.
3. Mendorong efisiensi
Efisiensi didalam perusahaan dapat dilakukan dengan adanya pembagian
melaksanakan semua tahapan-tahapan transaksi. Pembagian tanggung jawab
tersebut harus memisahkan operasi, penyimpanan dan pembukuan. Maka dengan
adanya pembagian tanggung jawab dapat meningkatkan kecermatan tanpa
memerlukan duplikasi atau pemborosan tenaga.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Jika manajemen telah menetapkan tujuan dan menyusun organisasi yang
tepat maka haruslah ada wewenang dan prosedur pembukuan yang sesuai untuk
memastikan tugas itu dilaksnakan dengan cara memuaskan. Sistem merupakan
alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan
transaksi-transaksi, dilakukan melalui prosedur yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Supaya prosedur-prosedur tersebut dapat dipahami oleh karyawan
perusahaan, maka dibuat pedoman prosedur yang menunjukkan arus dokumen
dalam prosedur, pekerjaan yang harus dilakukan dalam masing-masing prosedur
dan rekening - rekening yang akan dipakai dalam mencatat transaksi-transaksi
tersebut.
Audit kepatuhan (Compliance audit) juga merupakan salah satu tujuan
pengawasan internal. Griffin (2002 : 6), “audit kepatuhan berkaitan dengan
kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah
kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan,
ketentuan atau peraturan tertentu”.
Penulis menyimpulkan bahwa tujuan pengawasan internal adalah untuk
dilakukan oleh pihak didalam maupun diluar perusahaan, dan juga harus
memudahkan pelacakan kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak sehingga
memperlancar proses audit jika dilaksanakan. Dan tujuan pengawasan internal kas
di PT. Takaful Umum Medan belum tercapai secara maksimal karena di PT.
Takaful Umum Medan jumlah karyawannya masih sangat terbatas. Hal itu terlihat
dari jumlah karyawan masing-masing divisi yang hanya terdiri dari 1 orang saja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka perlu adanya syarat-syarat
tertentu untuk mencapainya, yaitu unsur-unsur yang mendukungnya.
3. Unsur-unsur Pengawasan Internal
Dalam konsep dan pengertian pengawasan intern yang baru atau menurut
Mulyadi (2001 : 226), terdapat lima unsur pengawasan internal. Kelima unsur
pengawasan internal tersebut yaitu:
a. Lingkungan pengawasan (Contol Environment )
Lingkungan pengawasan terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang
mencerminkan keseluruhan sikap manajemen puncak dan pemilik perusahaan
terhadap pengawasan internal perusahaan. Lingkungan pengawasan merupakan
kombinasi pengaruh dari berbagai faktor yang membentuk, memperkuat atau
memperlemah efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu didalam perusahaan.
b. Penilaian resiko (Risk Assessment)
Penilaian resiko adalah identifikasi, analisis dan manajemen resiko entitas
harus memperhatikan keadaan serta kejadian internal dan eksternal yang dapat
sangat mempengaruhi kemampuannya dalam mencatat, memproses dan
laporan keuangan, contoh-contoh resiko seperti itu adalah sistem informasi yang
baru atau diperbaiki, teknologi baru dan operasi luar negeri yang baru.
c. Informasi dan komunikasi (Information and Communication)
Sistem Informasi Pelaporan Keuangan, yang mencakup sistem akuntansi,
terdiri dari metode dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi,
menyatukan, menganalisis, mengklarifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi
entitas (kejadian dan kondisi) serta untuk mempertahankan akuntabilitas atas
aktiva dan kewajiban yang berkaitan.
d. Aktivitas Pengawasan (Control Activities)
Aktivitas pengawasan merupakan kebijakan dan prosedur yang diciptakan
untuk mencapai tujuan perusahaan selain dari sistem akuntansi dan unsur-unsur
lingkungan pengawasan. Pada dasarnya aktivitas pengawasan terdiri dari :
1. Prosedur otorisasi yang seharusnya dan jelas
2. Pembagian tugas yang jelas
3. Perancangan dan penggunaan dokumen yang seharusnya
4. Pengamanan yang cukup atas akses penggunaan aktiva dan catatannya
5. Pengecekan pekerjaan secara independent atas jumlah yang dicatat.
Berdasarkan uraian diatas, jelas terlihat bahwa pengawasan internal
mengalami suatu hal yang penting bagi manajemen perusahaan dalam mencapai
tujuan perusahaan. Dengan adanya pengawasan internal, maka tujuan perusahaan
dapat dilaksanakan dengan cepat. Hal-hal yang dapat menghambat laju
kehandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, ketaatan atas
ketentuan dan peraturan yang berlaku, dan menjaga kekayaan perusahaan.
e. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan merupakan kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk
membantu menjamin bahwa arahan manajemen telah dijalankan dengan tepat dan
benar. Ada banyak pemantauan potensial yang bisa digunakan oleh perusahaan.
Salah satunya adalah pemantauan akuntansi yang dirancang untuk memberikan
jaminan yang masuk akal bahwa tujuan aktivitas pengawasan telah dipenuhi
sebagaimana mestinya.
Kelima unsur tersebut sudah diterapkan dengan baik di PT. Takaful Umum
karena lingkungan pengawasan yang sudah efektif dijalankan dengan prosedur
yang jelas, penilaian resiko yang teridentifikasi oleh perusahaan, informasi dan
komunikasi yang cukup jelas dan terarah, keefektifan aktivitas pengawasan dan
melalui pemantauan yang memberikan arahan manajemen dijalankan dengan
benar.
B. Kas
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal kas sebagai uang, yang salah
satufungsinya dalam perekonomian sebagai alat pembayaran yang paling likuid.
Berikut ini beberapa pengertian kas dari para ahli & lembaga keuangan :
Menurut Warren (2005 : 21) : “ Kas meliputi koin, cek, wesel, dan uang yang disimpan di Bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari Bank yang
pernyataan Standar Akuntansi no. 9 (2002 : 54) yang berbunyi : “Kas terdiri dari
saldo kas (cash on hand) dan rekening giro, dengan kata lain kas adalah investasi
yang sifatnya berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko”.
Dari beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa kas bukan
hanya uang tunai yang ada dalam perusahaan, namun juga mencakup simpanan
perusahaan yang ada di bank. Simpanan ini dapat ditarik setiap saat guna
membiayai kegiatan perusahaan. Kas merupakan harta perusahaan yang paling
likuid.
Kas berfungsi sebagai berikut, yaitu :
a. Sebagai alat tukar atau alat bayar dalam jumlah besar/kecil.
b. Alat yang diterima sebagai setoran oleh bank sebesar nilai nominalnya.
c. Kas juga digunakan untuk investasi baru dalam aktiva tetap.
Selain fungsi yang disebutkan diatas, Hanafi (2004 : 537) seorang ekonom
mengemukakan beberapa tujuan perusahaan memegang kas yaitu :
a. Motif Transaksi
Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan transaksi. Transaksi yang
dilakukan perusahaan diantaranya membayar gaji pegawai, membeli
perlengkapan dan transaksi lainnya.
b. Motif berjaga – jaga
Alasan memegang kas lainnya adalah untuk berjaga-jaga menghadapi
perusahaan tiba-tiba harus mengeluarkan kas yang cukup besar lembaga
tersebut sudah mempunyai kas yang cukup.
c. Kebutuhan di masa mendatang
Kebutuhan kas dapat meningkat pada saat kejadian-kejadian tertentu di
masa mendatang. Contohnya jika sebuah perusahaan ingin
mengeluarkan program baru, maka akan membutuhkan kas yang cukup
besar.
d. Saldo kas minimal.
Setiap perusahaan/lembaga harus memiliki saldo kas minimal. Saldo kas
tidak boleh nol.
C. Pengawasan internal atas penerimaan kas
Melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan, perusahaan harus
mengawasi kas mulai dari diterimanya hingga disetorkan ke bank. Prosedur
semacam ini disebut pengawasan preventif. Prosedur yang dirancang untuk
mendeteksi pencurian atau penyalahgunaan kas disebut pengawasan detektif.
Dalam pengertian tertentu, pengawasan detektif juga bersifat preventif
(mencegah) karena para karyawan akan berupaya menghindarkan pencurian atau
penyalahgunaan bila mereka mengetahui bahwa hal semacam itu kemungkinan
besar mereka akan tertangkap.
Pembuatan dan pemeliharaan pengawasan internal adalah kewajiban pihak
manajemen. Aspek mendasar dari tanggung jawab penyediaan informasi pihak
bahwa perusahaan diawasi dengan baik. Selain itu, pihak manajemen tanggung
jawab untuk melengkapi pemegang saham serta calon investor dengan informasi
keuangan yang andal secara tepat waktu. Pengawasan internal yang memadai
penting bagi pihak manajemen untuk melakukan kewajiban ini.
Sehubungan dengan hal tersebut maka PT. Takaful Umum Medan
memerlukan adanya pengawasan internal kas, karena kas merupakan komponen
yang paling penting didalam melaksanakan aktivitas usahanya. Dan sejauh ini PT.
Takaful Umum Medan telah melakukan prosedur penerimaan kas dengan benar
dan dimanfaatkan atau digunakan dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut dapat
dilihat dari prosedur penerimaan kas yang diterapkan PT. Takaful Umum Medan.
1. Prosedur Penerimaan Kas pada PT. Takaful Umum
Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan PT. Takaful Umum Medan
meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, pembayaran sampai
dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas serta
pertanggungjawaban kembali, proses ini dapat dilakukan secara manual ataupun
menggunakan sistem terkomputerisasi.
Adapun prosedur yang dilaksanakan oleh PT. Takaful Umum Medan secara
lebih rinci meliputi :
1. Sistem penerimaan kas secara langsung (melalui kasir/bank)
Sistem penerimaan kas melalui bank berasal dari pusat (Jakarta) dikirim ke
rekening cabang. Dana tersebut digunakan untuk antara lain :
c. pembayaran bagi hasil
d. penerimaan premi melalui bank
2. Sistem penerimaan kas dari piutang melalui penagihan
Sistem penerimaan kas dari piutang premi melalui penagihan dijelaskan
sebagai berikut :
a.) Bagian piutang (Bagian Keuangan) PT. Takaful Umum Medan
memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada bagian
penagihan/agen. Di samping melakukan penerimaan premi secara
langsung juga melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur
melalui penagih/agen perusahaan atau melalui pos, fungsi penagihan
bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur
perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih
b.) Bagian penagihan mengirimkan dokumen penagihan melalui
karyawan
penagih atau melalui pos, untuk melakukan penagihan kepada
debitur.
c.) Berdasarkan Dokumen Penagihan/Debit Penagihan, maka nasabah
dapat langsung melakukan pembayaran utang premi atas kepesertaan
asuransi PT. Takaful Umum Medan melalui Bank Mitra PT. Takaful
Umum Medan yaitu Bank Muamalat Indonesia.
d.) Berdasarkan bukti transaksi tersebut (kuitansi bukti penerimaan/bukti
setor bank) kemudian dibuatlah Daftar Cetakan Kuitansi Premi.
yang berisi identitas kuitansi premi yang tercatat dalam setiap hari
transaksi di PT. Takaful Umum Medan. Detailnya isi dari Daftar
Cetakan Kuitansi Premi antara lain kantor, nomor polis, bulan
kuitansi, tanggal cetak kuitansi, tanggal BK, besar premi, status
kuitansi, nomor BK, identitas penerima dan yang menyerahkan. Setiap
akhir bulan setiap transaksi penerimaan kas dari piutang melalui
penagihan dicatat dalam neraca lajur oleh Divisi Internal
Audit/Keuangan khususnya pada Bagian Keuangan PT. Takaful
Umum Medan.
Dalam Tugas Akhir ini penulis membahas lebih dalam mengenai prosedur
penerimaan kas yang berasal dari premi nasabah dan pembayaran operasional dari
kantor pusat. Karena sumber ini bersifat rutin setiap bulan.
Prosedur penerimaan kas dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian
rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang
seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur
penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, menerima, dan
mencatat penerimaan uang.
b. Setiap penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana
adanya. Untuk dapat memenuhi prinsip-prinsip pengawasan internal
dalam hal penerimaan kas perlu pemisahan fungsi seperti pemisahan
Jenis-jenis penerimaan kaspada PT. Takaful Umum Medan bersumber dari :
a. Premi nasabah
b. Droping dari kantor pusat (operasional, pembayaran klaim,
pembayaran bagi hasil)
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas pada PT. Takaful
Umum Medan antara lain :
1. Daftar Persetujuan Penerbitan Polis
2. Dokumen Penagihan/Debit Penagihan
3. Kuitansi/Bukti Penerimaan
4. Bukti Setor Bank
5. Daftar Cetakan Kuitansi Premi
D. Pengawasan Internal atas Pengeluaran Kas
Pengawasan internal atas pengeluaran kas harus memberikan jaminan yang
memadai bahwa pengeluaran dilakukan hanya untuk transaksi yang diotorisasi.
Disamping itu, pengawasan harus memastikan bahwa kas digunakan secara
efisien. Pengeluaran kas dalam dalam perusahaan dilakukan dengan
menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek,
biasanya karena jumlah uang yang relatif kecil. PT. Takaful Umum Medan telah
melakukan prosedur pengeluaran kas dengan baik karena semua pengeluaran kas
harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pusat dan telah dijalankan
dengan baik oleh bagian keuangan perusahaan dengan melaksanakan prosedur
Prosedur Pengeluaran Kas pada PT. Takaful Umum Medan
Prosedur pengeluaran kas pada PT. Takaful Umum Medan meliputi
serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan,
transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada PT. Takaful
Umum Medan.
Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh PT.
Takaful Umum Medan meliputi:
a) Semua pengeluaran harus dapat persetujuan dari pejabat yang
berwenang, yaitu kepala cabang
b) Harus dipisahkan antara pejabat operasional dan penyimpanan
pencatatan.
c) Semua pengeluaran dengan menggunakan cek, kecuali pengeluaran
rutin yang jumlahnya kecil.
d) Dibentuk dana kas kecil untuk membayar pengeluaran yang
jumlahnya kecil-kecil.
e) Pembayaran klaim tidak boleh kas, langsung transfer dari rekening ke
rekening.
f) Pembayaran bagi hasil juga tidak boleh kas, melalui transfer dari
rekening ke rekening
g) Biaya diatas Rp.250.000,- bayar melalui rekening dan biaya dibawah
h) Dipisahkan antara karyawan yang mengumpulkan bukti-bukti
pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang
mencatat dalam pengeluaran kas.
i) Penarikan dana operasional melalui bank harus tanda tangan 2 orang
yang ditunjuk , yaitu kepala cabang dan bagian keuangan.
Dalam praktek tidak semua pengeluaran uang dapat dilakukan dengan cek.
Pengeluaran dalam jumlah kecil misalnya tidak dapat dapat dilakukan dengan cek,
oleh karena tidak praktis untuk mengatasi pengeluaran-pengeluaran semacam itu
perusahan menyisihkan sejumlah uang tertentu yang disebut dana kas kecil (Petty
cash). Mulyadi (1999: 55), ”Salah satu bagian dari pengawasan dan pengendalian
kas yang baik adalah dengan membentuk dana kas kecil sistem Imprest, sistem ini
menghendaki adanya saldo rekening kas yang selalu berjumlah tetap dan
pengeluaran-pengeluaran rutin dilakukan dengan mengisi saldo dana kas kecil”.
Jika perusahaan menggunakan sistem ini, maka pengawasan terhadap
pengeluaran kas dimulai sejak terjadinya kewajiban yang kelak harus dibayar.
Hanya karyawan bagian keuangan yang diberi kewenangan oleh pihak pusat
perusahaan untuk mengesahkan transaksi yang menimbulkan kewajiban. Ada
kemungkinan kewenangan tersebut dibatasi jumlahnya, sehingga ada otorisasi
bertingkat untuk setiap pengeluaran perusahaan. Limit itu sendiri harus ditentukan
terlebih dahulu dari pihak manajemen, misalnya untuk pengeluaran Rp. 250.000,-
dapat diotorisasi/disetujui oleh manajer operasional, sedangkan untuk pengeluaran
diatas Rp.250.000,- maka harus disetujui oleh bagian keuangan kantor
pengeluaran kas maka akan meminimalisasi adanya penyelewengan/
penyalahgunaan penggunaan kas perusahaan.
Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur pengeluaran
kas pada PT. Takaful Umum Medan terdiri atas :
1. Bukti kas keluar
2. Cek
3. Permintaan cek ( check request )
Jenis-jenis pengeluaran kas pada PT. Takaful Umum Medan :
a. Terkait dengan bagian Sumber Daya Manusia
terdiri dari :
1) Biaya perjalanan dinas : biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
perjalanan dinas/kerja karyawan perusahaan dalam upaya
meningkatkan kinerja perusahaan
2) Biaya training : biaya yang dikeluarkan selama proses
rekrutmen/pelatihan karyawan baru
3) Biaya upah magang : biaya untuk upah karyawan magang
4) Biaya rekrutmen berupa iklan, jasa psikotes, tes kesehatan, dan
lain-lain
5) Biaya pembinaan karyawan : biaya pembinaan pegawai untuk
meningkatkan kinerja karyawan
7) Biaya pemeliharaan alat kantor seperti : service printer, komputer, AC
dan kendaraan dinas
8) Pembelian inventaris : biaya pembelian peralatan-peralatan
pendukung kinerja perusahaan, seperti : komputer, printer, kertas, dan
lain-lain
9) Beban PBB(Pajak Bumi Bangunan)
b. Terkait dengan Bagian Pemasaran
Terdiri dari :
1) Biaya entertain : seperti jamuan makan untuk relasi perusahaan atau
nasabah, biaya hiburan untuk nasabah dan lain-lain
2) Biaya promosi
Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengawasan yang baik,
prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Semua pengeluaran dilakukan dengan cek, pengeluaran-pengeluaran
dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil.
b. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang
berwenang terlebih dahulu.
c. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran
kas, yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah disusun terhadap sistem pengawasan internal
kas pada PT. Takaful Umum Medan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Struktur organisasi pada PT. Takaful Umum Medan dinilai sudah cukup
baik karena dapat menunjang terbentuknya kesatuan perintah yang terarah
dan pembagian tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab yang jelas.
Hal ini sangat membantu dalam pelaksanaan pengawasan internal kas yang
efektif di PT. Takaful Umum Medan.
2. Pengawasan internal merupakan suatu sistem yang meliputi semua cara
yang dipakai dalam suatu perusahaan/instansi untuk mengawasi kegiatan
perusahaan yang tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kecurangan
dari penyelewengan, agar semua rencana yang telah ditetapkan dapat
berjalan secara baik. Prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas pada PT.
Takaful Umum Medan sudah cukup baik dengan adanya bukti-bukti yang
dilaporkan & disimpan oleh pihak yang berwenang serta telah dilakukan
pencatatan langsung dari penerimaan dan pengeluaran kas. Hal ini
membuktikan bahwa pengawasan internal kas pada PT. Takaful Umum
B.SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan
saran-saran yang mungkin bermanfaat kepada pihak PT. Takaful Umum Medan dalam
memajukan PT. Takaful Umum Medan adalah sebagai berikut :
1. Sistem pengawasan internal kas yang telah efektif harus tetap di
pertahankan agar PT. Takaful Umum Medan dapat mencapai sasaran atau
tujuan yang diharapkan.
2. PT. Takaful Umum Medan sebaiknya membentuk sebuah divisi keuangan
yang terdiri dari kepala bagian dan beberapa staf sehingga bagian keuangan
PT. Takaful Umum Medan tidak hanya mempercayakan pada 1 orang pada
bagian keuangan. Jika memungkinkan sebaiknya dilakukan pemeriksaan
secara berkala terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas di PT.
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, Ricky W., 2002, Manajemen, Jakarta ; Erlangga.
Hanafi, Mahmud M., 2005, Manajemen Keuangan, Yogyakarta ; BPFE Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta ; Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta ; Salemba Empat.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan ketiga, Salemba Empat, Jakarta.
Warren, James M. Reeve dan Philip E. Fess, 2005, Accounting, Jakarta ; Salemba Empat.
pukul 15.00 wib.