• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Pola Haid Saat Ujian Pada Mahasiswa Tingkat Iii Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perubahan Pola Haid Saat Ujian Pada Mahasiswa Tingkat Iii Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2011"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERUBAHAN POLA HAID SAAT UJIAN PADA MAHASISWA

TINGKAT III AKBID Dr. RUSDI MEDAN TAHUN 2011

DIAN ZUIATNA

105102091

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

3

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Dian Zuiatna

Perubahan Pola Haid Saat Ujian Pada Mahasiswa Tingkat III Akademi Kebidanan Dr. Rusdi Medan Tahun 2011

viii + 40 hal + 7 tabel + 1 skema + 8 lampiran Abstrak

Haid merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Siklus haid wanita sangat mudah dipengaruhi oleh suasana kehidupannya yang berhubungan dengan sistem saraf pusat dengan pancaindra, sistem hormonal, perubahan pada

ovarium, dan uterus, serta rangsangan estrogen dan progesterone pada panca indra

langsung pada hipotalamus dan melalui perubahan emosi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pola haid mahasiswa Akademi Kebidanan Dr. Rusdi Medan sebelum dan sesudah ujian. Desain penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan one-group pretest posttest. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 33 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampel. Analisa data yang digunakan adalah uji t-dependen. Dari hasil uji t-dependen disimpulkan ada perubahan siklus haid yang signifikan sebelum dan sesudah ujian (nilai P = 0,000). Juga dapat disimpulkan ada perubahan lamanya haid responden yang signifikan sebelum dan sesudah ujian (nilai P = 0,008). Dan ada perubahan jumlah perdarahan haid yang signifikan sebelum dan sesudah ujian (nilai P = 0,030). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa siklus haid, lamanya haid dan banyaknya perdarahan yang dialami selama haid mempengaruhi perubahan pola haid dan juga dapat diketahui bahwa ada perubahan pola haid pada mahasiswa sebelum dan sesudah ujian yang dilihat berdasarkan siklus haid, lamanya haid dan banyaknya perdarahan yang dialami selama haid. Jadi, penting bagi mahasiswa untuk lebih mengenal tanda perubahan siklus haid yang dialami agar dapat membantu mengetahui perubahan pola haid yang mungkin terjadi dan memperkirakan siklus haid yang datang.

Daftar Pustaka : 22 (1999 – 2010)

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Perubahan Pola Haid Saat Ujian Pada Mahasiswa Tingkat III Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2010”. yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan sebagai penguji I.

3. Dr. Christoffel L. Tobing, SpOG – K selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah peneliti dengan penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan dan ilmu yang bemanfaat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. dr. Isti Ilmiati Pujiati, MSc, CM-FM sebagai penguji II.

(5)

5 6. Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga besar terutama Kedua orang tua tercinta, dan adik-adikku yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan berupa moril dan material serta semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai.

9. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih memerlukan perbaikan untuk kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini di masa yang akan datang.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga segala bentuk bantuan yang telah di berikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2011 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2. Aspek Hormonal Selama Siklus Menstruasi ... 9

3. Fase-fase Dalam Siklus Menstruasi ... 10

4. Mekanisme Siklus Menstruasi ... 12

D. Gangguan Pada Siklus Haid ... 13

E. Penyebab Terganggunya Siklus Haid ... 16

F. Inervensi Yang Dilakukan Berdasarkan Perubahan Pada Lamanya Siklus Haid……….. 17

(7)

7

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep ... 21

B. Hipotesis ... 21

C. Definisi Operasional ... 22

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 29

1. Analisis Univariat... 29

2. Analisis Bivariat ... 32

B. Pembahasan ... 35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 38

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman TABEL 5.1 : Distribusi responden berdasarkan umur………...21 TABEL 5.2 : Distribusi responden berdasarkan siklus haid sebelum

dan sesudah ujian……… 28 TABEL 5.3 : Distribusi responden berdasarkan lamanya haid sebelum

dan sesudah ujian……….29 TABEL 5.4 : Distribusi responden berdasarkan jumlah perdarahan haid

sebelum dan sesudah ujian………...29

TABEL 5.5 : Perubahan pola haid berdasarkan siklus haid………..30 TABEL 5.6 : Perubahan pola haid berdasarkan Lamanya haid……….31 TABEL 5.7 : Perubahan pola haid berdasarkan jumlah perdarahan haid

(9)

9

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Kuisioner

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 4 : Lembar Pernyataan Editor Bahasa Indonesia Lampiran 5 : Master Data Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Out Put Data Penelitian

(11)

3

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Dian Zuiatna

Perubahan Pola Haid Saat Ujian Pada Mahasiswa Tingkat III Akademi Kebidanan Dr. Rusdi Medan Tahun 2011

viii + 40 hal + 7 tabel + 1 skema + 8 lampiran Abstrak

Haid merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Siklus haid wanita sangat mudah dipengaruhi oleh suasana kehidupannya yang berhubungan dengan sistem saraf pusat dengan pancaindra, sistem hormonal, perubahan pada

ovarium, dan uterus, serta rangsangan estrogen dan progesterone pada panca indra

langsung pada hipotalamus dan melalui perubahan emosi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pola haid mahasiswa Akademi Kebidanan Dr. Rusdi Medan sebelum dan sesudah ujian. Desain penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan one-group pretest posttest. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 33 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampel. Analisa data yang digunakan adalah uji t-dependen. Dari hasil uji t-dependen disimpulkan ada perubahan siklus haid yang signifikan sebelum dan sesudah ujian (nilai P = 0,000). Juga dapat disimpulkan ada perubahan lamanya haid responden yang signifikan sebelum dan sesudah ujian (nilai P = 0,008). Dan ada perubahan jumlah perdarahan haid yang signifikan sebelum dan sesudah ujian (nilai P = 0,030). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa siklus haid, lamanya haid dan banyaknya perdarahan yang dialami selama haid mempengaruhi perubahan pola haid dan juga dapat diketahui bahwa ada perubahan pola haid pada mahasiswa sebelum dan sesudah ujian yang dilihat berdasarkan siklus haid, lamanya haid dan banyaknya perdarahan yang dialami selama haid. Jadi, penting bagi mahasiswa untuk lebih mengenal tanda perubahan siklus haid yang dialami agar dapat membantu mengetahui perubahan pola haid yang mungkin terjadi dan memperkirakan siklus haid yang datang.

Daftar Pustaka : 22 (1999 – 2010)

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid normal yang terjadi secara siklik. Seorang perempuan yang pertama kali mendapat haid adalah pertanda bahwa ia siap bereproduksi atau menghasilkan keturunan. Umumnya datangnya haid pertama kali sekitar 10 – 12 tahun (Admin, 2010).

Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Pada masing-masing wanita mempunyai variasi dalam siklus haidnya, yang masih dalam batas normal (Prawiroharjo, 2006). Panjang siklus haid yang normal atau dianggap siklus mentsruasi yang khas ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Siklus menstruasi tersebut bervariasi, hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari (Nantoro, 2009).

Kejadian menstruasi dipengaruhi beberapa faktor yang mempunyai sistem saraf pusat dengan pancaindranya, sistem hormonal, perubahan pada ovarium dan

uterus, serta rangsangan estrogen dan progesterone pada pancaindra langsung pada

hipotalamus dan melalui perubahan emosi. Semakin dewasa umur wanita semakin

(13)

12 Telah dilakukan penyelidikan terhadap 4000 wanita, ternyata hanya 3% diantaranya yang mempunyai siklus menstruasi yang teratur dari bulan yang satu ke bulan yang lain (Sheldon, 2000).

Wanita akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila haid menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau tidak haid sama sekali (amenorea). Penyebab gangguan haid dapat karena kelainan biologik (organik atau disfungsional) atau dapat pula karena psikologik seperti keadaan – keadaan stress dan gangguan emosi atau gangguan biologik dan psikologik. Siklus menstruasi mempunyai hubungan tertentu terhadap keadaan fisik dan psikologik wanita (Yuxie, 2008).

(14)

Kecemasan sebagai rangsangan melalui system saraf diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu bagian otak yang disebut limbic system melalui transmisi saraf. Selanjutnya melalui saraf outonom (simpatis/parasimpatis) akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) sehingga mengeluarkan sekret (cairan) Neurohormonal menuju hifofisis melalui system prontal guna mengeluarkan gonodotropin dalam bentuk FSH (Follikel Stimulazing Hormone) dan LH

(Leutinizing Hormone) untuk selanjutnya mempengaruhi terjadinya proses menstruasi

atau haid (Manuaba, 1998).

Produksi kedua hormon ini adalah di bawah pengaruh RH (Realizing Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke hifofisis. Pengeluaran RH sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik ekstrogen terhadap hipotalamus juga pengaruh dari luar seperti cahaya, bau-bauan, dan hal-hal psikologik. Bila penyaluran normal berjalan baik maka produksi gondotropin akan baik pula (Prawiroharjo,2005).

Adanya gangguan kejiwaan berupa kecemasan, syok emosional, dapat menimbulkan perubahan siklus haid (Prawiroharjo, 2005). Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut maupun kronik normal atau abnormal mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita dan pria 2 banding 1, dan diperkirakan antara 2% - 4% diantara penduduk suatu saat dalam kehidupan pernah mengalami gangguan cemas (Dadang Hawari, 2006).

(15)

14

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka penulis dapat menyimpulkan untuk membuat perumusan masalah yaitu Apakah Ada Perubahan Pola Haid Saat Ujian Pada Mahasiswa Tingkat III Akademi Kebidanan Dr. Rusdi Medan Tahun 2011.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi perubahan pola haid saat ujian pada mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan Dr. Rusdi Tahun 2011.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi siklus haid mahasiswa tingkat III Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2011 sebelum dan sesudah ujian.

b. Untuk mengidentifikasi lamanya haid mahasiswa tingkat III Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2011 sebelum dan sesudah ujian.

c. Untuk mengidentifikasi jumlah perdarahan haid mahasiswa tingkat III Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2011 sebelum dan sesudah ujian.

D . Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa

(16)

2. Bagi institusi pendidikan

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan masukan kepustakaan dan informasi serta dapat meningkatkan pengetahuan mengenai perubahan pola haid.

3. Bagi peneliti lanjut

(17)

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menstruasi Normal

Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologis-pancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen

(uterus-endometrium dan alat seks sekunder).

Pola haid merupakan suatu siklus menstruasi normal, dengan menarche sebagai titik awal. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama lebih kurang 7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang sedikit-sedikit dan tidak terasa nyeri. Jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncaknya hari ke-2 atau ke-3 dengan jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. (Manuaba, 2008).

Umumnya datangnya haid pertama kali sekitar umur 10 – 16 tahun (Jonesh, 2005). Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus (Sarwono, 2002).

(18)

Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,

hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran

pada saluran reproduksi normal. Ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Jones, 2005).

B. Perubahan Siklus Haid

Perubahan siklus haid merupakan suatu keadaan siklus haid yang berbeda dengan yang sebelumnya, yang diukur mulai dari siklus menstruasi normal, dengan

menarche sebagai titik awal, yang dapat berkisar kurang dari batas normal sekitar

22– 35 hari (Varney, 2007).

C. Siklus Menstruasi

Ciri khas kedewasaan wanita ditandai dengan adanya perubahan-perubahan siklius pada alat kandungan sebagai persiapan untuk suatu kehamilan. Peristiwa penting tersebut ditandai dengan datangnya haid yaitu pengeluaran darah tiap bulan dari rahim. Ada pameo yang mengatakan, ketika haid, rahim menangis karena pembuahan tidak kunjung terjadi. Pendarahan akibat runtuhnya dinding lapisan dalam rahim adalah puncak dari serangkaian peristiwa saling berkaitan, yang bertujuan mempersiapkan rahim menampung sel telur yang dibuahi. Bila kehamilan tidak terjadi, dinding yang sudah dipersiapkan itu mengelupas. Siklus baru yang sama dimulai lagi.

(19)

18 haid dapat dipengaruhi oleh pikiran yang kacau, atau perjalanan, dan pindah pekerjaan. Lamanya haid terhenti tidak selalu dapat dipastikan. Ada yang dua atau tiga bulan kemudian datang kembali, dan ada pula yang sampai setahun penuh, bahkan dapat pula lebih. Wanita yang mengalami hal ini, memerlukan pemeriksaan yang cermat terhadap kemungkinan menderita penyakit yang dapat menyebabkan amenorea.

1. Gambaran Klinis Menstruasi

Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi – fase folikular – bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi. Selang waktu antara awal perdarahan menstruasi – fase

luteal − relatif konstan dengan rata-rata 14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita (Hanafi, 2002).

Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium.

(20)

ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun (Bobak, 2004).

2. Aspek Hormonal Selama Siklus Menstruasi

Mamalia, khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan berbagai organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya pengaturan koordinasi yang disebut hormon. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target. Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah :

a. Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis : - Luteinizing Hormon (LH)

- Folikel Stimulating Hormon (FSH) - Prolaktin Releasing Hormon (PRH) b. Steroid ovarium

(21)

20 3. Fase-fase dalam Siklus Menstruasi

Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus (Bobak, 2004).

Fase-fase tersebut adalah :

a. Fase menstruasi atau deskuamasi

Fase ini endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama lima hari (rentang tiga sampai enam hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progeseron, LH (Luteinizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel

Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.

b. Fase pascamenstruasi atau fase regenerasi

Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.

c. Fase intermenstum atau fase proliferasi

Fase ini merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari kelima ovulasi, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Sejak saat ini, terjadi penebalan 8-10 kali lipat, yang berakhir saat ovulasi. Fase intermenstum atau fase proliferasi tergantung pada stimulasi

(22)

Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

- Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.

- Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi.

- Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.

d. Fase pramenstruasi atau fase sekresi

Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.

Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :

- Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase

sebelumnya karena kehilangan cairan.

- Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium

berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.

Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. Akhir

(23)

22 yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi (Hanafiah, 1997).

4. Mekanisme siklus menstruasi

Selama haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari siklus yang baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai kadar 5 mg/ml (atau setara dengan 10 mUI/ml), dibawah pengaruh sinergis kedua

gonadotropin, folikel yang berkembang ini menghasilkan estradiol dalam jumlah

yang banyak. Peningkatan serum yang terus-menerus pada akhir fase folikuler akan menekan FSH dari hipofisis. Dua hari sebelum ovulasi, kadar estradiol mencapai 150-400 pg/ml. Kadar tersebut melebihi nilai ambang rangsang untuk pengeluaran gonadotropin praovulasi. Akibatnya FSH dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai puncaknya satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama pula, kadar estradiol akan kembali menurun. Kadar maksimal LH berkisar antara 8 dan 35 ng/ml atau setara dengan 30-40 mUI/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau setara dengan 15-45 mUI/ml.

Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan ini dimulailah pembentukan dan pematangan korpus luteum yang disertai dengan meningkatnya kadar progesteron, sedangkan gonadotropin mulai turun kembali. Peningkatan progesteron tersebut tidak selalu memberi arti, bahwa

ovulasi telah terjadi dengan baik, karena pada beberapa wanita yang tidak terjadi

ovulasi tetap dijumpai suhu basal badan dan endometrium sesuai dengan fase

(24)

Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi

progesteron terus menerus meningkat dan mencapai kadar antara 6 dan 20 ng/ml.

Estradiol yang dikeluarkan terutama dari folikel yang besar yang tidak

mengalami atresia, juga tampak pada fase luteal dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada selama permulaan atau pertengahan fase folikuler. Produksi

estradiol dan progesteron maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23 (Admin,

2010).

D. Gangguan pada Siklus Haid

Menstruasi pada awalnya terjadi secara tidak teratur sampai mencapai umur 18 tahun setelah itu harus sudah teratur. Menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan interval 22-35 hari (dari hari pertama menstruasi sampai pada permulaan periode menstruasi berikutnya) dan pengeluaran darah menstruasi berlangsung 1-8 hari. Jumlah rata-rata hilangnya darah selama menstruasi adalah 50 ml (rentang 20-80 ml), atau 2-5 kali pergantian pembalut/hari. (Manuaba, 1999)

Gangguan menstruasi paling umum terjadi pad awal dan akhir masa reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas 39 tahun. Gangguan ini mungkin berkaitan dengan lamanya siklus haid, atau jumlah dan lamanya menstruasi. Seorang wanita dapat mengalami kedua gangguan itu (Jones, 2002). Gangguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :

1. Perubahan pada siklus haid

a. Polimenorea

(25)

24 Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, akan menjadi pendeknya masa luteal. Penyebabnya ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometritis, dan sebagainya.

b. Oligomenorea

Yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang. Penyebabnya adalah gangguan hormonal, ansietas dan stress, penyakit kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di tempat kerja dan lingkungan, status penyakit nutrisi yang buruk, olah raga yang berat, penurunan berat badan yang signifikan.

c. Amenorea

Merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam sebagian besar siklus menstruasi wanita dewasa. Sepanjang kehidupan individu, tidak adanya menstruasi dapat berkaitan dengan kejadian hidup yang normal seperti kehamilan, menopause, atau penggunaan metode pengendalian kehamilan. Selain itu, terdapat beberapa keadaan atau kondisi yang berhubungan dengan amenorea yang abnormal.

Amenorea dibagi menjadi dua bagian besar :

- Amenorea primer di mana seorang wanita tidak pernah mendapatkan

sampai umur 18 tahun. Terutama gangguan poros hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan tidak terbentuknya alat genitalia.

- Amenorea sekunder, pernah beberapa kali mendapat menstruasi sampai

(26)

waktu 3 bulan atau lebih. Penyebabnya sebagian besar bersumber dari penyebab yang mungkin dapat ditegakkan.

Sebab terjadinya amenorea: a. Fisiologis :

- sebelum menarche - hamil dan laktasi - menopause senium b. Kelainan congenital c. Didapatkan :

- infeksi genitalia - tindakan tertentu - kelainan hormonal

- tumor pada poros hipotalamus-hipofisis atau ovarium - kelainan dan kekurangan gizi

(Manuaba, 2008). 2. Perubahan jumlah darah haid

- Hipermenorea atau menoragia

Hipermenorea adalah pendarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih

dari 8 hari). Terjadinya pada masa haid yang mana haid itu sendiri teratur atau tidak. Pendarahan semacam ini sering terjadi dan haidnya biasanya anovoasi penyebab terjadinya menoragia kemungkinan terdapat mioma uteri, polip

endometrium atau hyperplasia endometrium (penebalan dinding rahim, dan

(27)

26 - Hipomenorea

Hipomenorea adalah pendarahan haid yan lebih pendek dari biasa dan/atau

lebih kurang dari biasa penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita dengan penyakit tertentu.

3. Gangguan pada siklus dan jumlah darah haid

Pada keadaan ini terdapat gangguan siklus menstruasi, perdarahan terjadi dengan interval yang tidak teratur, dengan jumlah darah menstruasi bervariasi, pola menstruasi ini disebut metrorargia. (Jones, 2002)

E. Penyebab Terganggunya Siklus Haid

Banyak penyebab kenapa siklus haid menjadi panjang atau sebaliknya. Penanganan kasus dengan siklus haid yang tidak normal, tidak berdasarkan kepada panjang atau pendeknya sebuah siklus haid, melainkan berdasarkan kelainan yang dijumpai :

1. Fungsi hormon terganggu

Haid terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar

hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk

memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini terganggu, otomatis siklus haid pun akan terganggu.

2. Kelainan Sistemik

(28)

3. Stress

Stress akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh, karena stress, wanita akan menjadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan sakit-sakitan, sehingga metabolisme terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus haid pun ikut terganggu.

4. Kelenjar Gondok

Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bias menjadi penyebab idak teraturnya siklus haid. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipertiroid), yang dapat mengakibatkan sistem hormonal tubuh ikut terganggu.

5. Hormon prolakin berlebih

Hormon prolaktin dapat menyebabkan seorang wanita tidak haid, karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan. Pada wanita yang tidak sedang menyusui hormone prolaktin juga bisa tinggi, buasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala (Sahara, 2009).

F. Intervensi yang dilakukan berdasarkan perubahan pada lamanya siklus haid

a. Polimenorea

Pemberian kontrasepsi oral yang dapat mengatur periode menstruasi.

b. Oligomenorea

(29)

28

c. Amenorea

Menetapkan gangguan penyebab amenorea karena kelainan hormonal 1. Memberikan progestin

2. Kemungkinan gangguan ovarium

3. Dilakukan induksi ovulasi dangan pemeriksaan hormonal 4. Prolaktin

5. Pada disfungsi karena hiperprolaktikemia menstrual dapat diobati dengan

bromokprit (pardoled).

6. Bila gagal menentukan sebab amenorea, dilakukan : - Laparoskopi

- Foto kepala untuk mencari penyebab sentral

G. Gangguan yang Berhubungan dengan Haid

a. Sindrom prmenstruasi (pre-menstrual syndrom/ PMS)

Merupakan keluhan-keluhan yang biasanya terjadi mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid yang menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Penyebab terjadinya tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada premenstrual syndrom terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesterone.

(30)

yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.

Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dsb. Sedang pada kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala tersebut di atas (Manuaba, 2002).

b. Dismenorea

Dismenorea adalah nyeri atau rasa sakit yang menyertai menstruasi

(31)
(32)

31

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian mengenai perubahan pola haid saat ujian pada mahasiswa tingkat III Akademi kebidanan Dr. Rusdi Medan Tahun 2011 yaitu :

Skema 1 : Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yaitu ada perubahan pola haid pada mahasiswa saat ujian.

Perubahan pola haid - Sebelum ujian - Sesudah ujian

- Siklus haid

- Lamanya siklus haid - Jumlah perdarahan

(33)

32

C. Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

1. Siklus Haid Rangkaian peristiwa haid secara siklik yang dialami responden (dihitung sejak hari pertama haid sampai hari pertama haid

Lamanya haid yang dialami responden (dihitung dari hari pertama datangnya haid sampai hari terakhir selesai haid). dari jumlah pembalut yang digunakan selama haid).

Kuesioner Wawancara ... kali ganti pembalut

(34)

33

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan

one-group pretest posttest untuk melihat perubahan pola haid pada mahasiswa

Akademi Kebidanan Dr. Rusdi Medan Tahun 2010 sebelum dan sesudah ujian.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekelompok subjek yang menjadi objek atau sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2010 yaitu sebanyak 85 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewaklili populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan atau pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti yaitu dengan cara memilih sampel diantara populasi yang sesuai dengan pertimbangan peneliti dan sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sesuai dengan pendapat Dewi (2009) bahwa pada wanita yang masih sekolah atau kuliah terjadinya perubahan pola

(35)

34 menjelang masa-masa ujian sehingga peneliti mengambil sampel dengan kriteria inklusi sebagai berikut :

1. Mahasiswa yang hari pertama haidnya dan telah selesai sejak tanggal 1 - 13 Februari 2011 (sebelum ujian berlangsung).

2. Mahasiswa yang mengingat siklus haidnya dan mencatat pada lembar yang disediakan.

Sesuai dengan kriteria inklusi maka jumlah sampel yang didapat dalam penelitian ini sebanyak 33 orang mahasiswa.

C. Tempat Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di Akademi Kebidanan Dr. Rusdi dengan pertimbangan bahwa mahasiswa di Akbid tersebut belum perrnah ada yang melakukan penelitian tentang perubahan pola haid saat ujian.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari September 2010 – Juni 2011.

E. Etika Penelitian

(36)

Penelitian ini tidak menimbulkan tekanan bagi responden baik secara fisik maupun psikis. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri.

F. Alat Pengumpulan Data

Data responden diperoleh dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan kerangka konsep, tinjauan pustaka dan konsultasi kepada pembimbing. Kuesioner terdiri dari 2 bagian berisi data demografi dan perubahan pola haid.

G. Validitas dan Realibilitas

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan mengacu pada kerangka konsep dan literatur dan telah dikonsultasikan pada dosen pembimbing sehingga tidak dilakukan uji validitas dan realibilitas.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan yaitu :

1. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara Medan.

(37)

36 3. Setelah memperoleh izin selanjutnya peneliti menemui responden untuk memberitahu agar mencatat tanggal hari pertama haid, tanggal selesainya haid, dan banyak pembalut yang dipakai selama haid agar memudahkan dalam mengisi kuesioner yang akan diberikan selanjutnya dan peneliti selalu mengingatkan agar para responden tidak lupa mencatat.

4. Satu hari sebelum ujian peneliti menggumpulkan lembar catatan responden dan melihat siklus haidnya sehingga didapatkan 33 orang responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.

5. Seminggu setelah ujian berlangsung peneliti mengumpulkan responden dan menyebarkan kuesioner untuk mengisi kuesioner bagian B yaitu pola haid sebelum ujian, dalam pengisian kuesioner peneliti memberi arahan dan membawa catatan pola haid responden untuk dihitung bersama-sama agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan.

6. Setelah selesai mengisi kuesioner, peneliti kembali memberi lembar catatan responden untuk mengisi kembali dan mencatat kembali siklus haid, lamanya haid dan jumlah perdarahan selama haid berikutnya atau setelah ujian berlangsung, peneliti selalu mengingatkan untuk tidak lupa mencatat baik secara langsung maupun dibantu oleh ibu asrama dan salah satu dosen.

7. Untuk mengisian kuesioner berikutnya yaitu kuesioner bagian C yang berisi pola haid sesudah ujian peneliti menunggu sampai semua responden selesai haid.

(38)

haid yang terjadi dengan menggunakan catatan yang dibawa oleh masing-masing responden, lalu mengumpulkan kembali kuesioner yang telah disebarkan.

I. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisis data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah jawaban sudah lengkap dan benar (editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisis data dilakukan menggunakan bantuan program yang disesuaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Analisis ini adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan data dalam bentuk tabel, meliputi data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan persentasenya yakni data demografi berupa umur, sedangkan data yang bersifat numerik dicari mean dan standar deviasinya yakni siklus haid, lamanya haid dan jumlah perdarahan haid.

2. Bivariat

(39)
(40)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang perubahan pola haid yang dilakukan pada mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan Dr. Rusdi Medan Tahun 2011 dengan jumlah responden sebanyak 33 orang.

1. Analisa Univariat

Analisa univariat pada penelitian ini akan menggambarkan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Meliputi data yang bersifat kategori dicari frekwensi dan persentase. Data yang bersifat numerik dicari mean dan standar deviasinya.

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh bahwa mayoritas umur responden adalah 20 - 21 tahun sebanyak 19 orang ( 57,6% ) dan umur responden > 21 tahun sebanyak 14 orang (42,4 %).

Tabel 5. 1

Distribusi responden berdasarkan umur mahasiswa tingkat III Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2011

Umur Frekwensi Persentase (%)

20 -21 tahun 19 57,6

> 21 tahun 14 42,2

Jumlah 33 100

(41)

40 Siklus haid terpendek sebelum ujian adalah 20 hari dan siklus haid terpanjang adalah 38 hari. Sedangkan rata-rata siklus haid responden sesudah ujian adalah 29,61 hari, dengan

standar deviasi 4,16 hari dan median 29 hari. Siklus haid terpendek sesudah ujian adalah

22 hari dan yang terpanjang adalah 38 hari.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Siklus Haid Sebelum dan Sesudah ujian Mahasiswa Tingkat III Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2011

Kelompok Mean SD Median Min - Maks Siklus haid sebelum ujian 26,18 3,45 26,00 20 - 38 Siklus haid sesudah ujian 29,61 4,16 29,00 22 - 38

Berdasarkan tabel 5.3 dapat digambarkan rata-rata lamanya haid responden sebelum ujian adalah 5,42 hari dengan standar deviasi 1,17 hari dan median 5 hari. Lamanya haid terpendek sebelum ujian adalah 3 hari dan lamanya haid terpanjang adalah 8 hari. Sedangkan rata-rata lamanya haid responden sesudah ujian adalah 5,79 dengan standar deviasi 1,13 hari dan median 6 hari. Lamanya haid terpendek sesudah ujian adalah 3 hari dan lamanya haid terpanjang adalah 8 hari.

Tabel 5.3

(42)

Kelompok Mean SD Median Min -Maks Lamanya haid sebelum ujian 5,42 1,17 5,00 3 – 8 Lamanya haid sesudah ujian 5,79 1,13 6,00 3 – 8

Berdasarkan tabel 5.4 dapat digambarkan rata-rata jumlah perdarahan haid responden sebelum ujian adalah 11,85 kali ganti pembalut selama haid dengan standar

deviasi 3,79 kali ganti pembalut dan median 11,00. Jumlah perdarahan haid terpendek

adalah 5 kali ganti pembalut selama haid dan jumlah perdarahan haid terpanjang adalah 20 kali ganti pembalut selama haid. Sedangkan rata-rata jumlah perdarahan haid responden sesudah ujian adalah 12,67 kali ganti pembalut selama haid dengan standar deviasi 3,66 kali ganti pembalut selama haid dan median 12,00. Jumlah perdarahan haid terpendek adalah 8 kali ganti pembalut selama haid dan junlah perdarahan haid terpanjang adalah 22 kali ganti pembalut selama ujian.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Perdarahan Selama Haid Sebelum dan Sesudah Ujian Mahasiswa Tingkat III Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2011

Kelompok Mean SD Median Min - Maks Jumlah perdarahan selama haid

sebelum ujian

11,85 3,79 11,00 5 - 20

Jumlah perdarahan selama haid sesudah ujian

12,67 3,66 12,00 8 - 22

2. Analisis Bivariat

(43)

42 (α = 0,05).

Berdasarkan tabel 5.5 diperoleh rata-rata siklus haid responden sebelum ujian adalah 26,18 hari dengan standar deviasi 3,45 hari. Rata-rata siklus haid responden sesudah ujian adalah 28,61 hari, dengan standar deviasi 4,16 hari, dan diperoleh beda mean siklus haid sebelum dan sesudah ujian adalah 3,42. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perubahan siklus haid yang signifikan pada responden sebelum dan sesudah ujian.

Tabel 5.5

Perubahan Pola Haid Pada Mahasiswa Tingkat III Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2011 Berdasarkan Siklus Haid

Kelompok Mean SD Beda Mean Nilai P N

Siklus haid sebelum ujian 26,18 3,45

3,42 0,000 33

Siklus haid sesudah ujian 29,61 4,16

Berdasarkan tabel 5.6 diperoleh rata-rata lamanya haid responden sebelum ujian adalah 5,42 hari dengan standar deviasi 1,17 hari. Rata-rata lamanya haid responden sesudah ujian adalah 5,79 hari, dengan standar deviasi 1,13 hari dan diperoleh beda mean lamanya haid sebelum dan sesudah ujian adalah 0,36. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,008. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perubahan pola haid yang signifikan berdasarkan lamanya haid pada responden sebelum dan sesudah ujian.

(44)

Perubahan Pola Haid pada Mahasiswa Tingkat III Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2011 Berdasarkan Lamanya Haid

Kelompok Mean SD Beda Mean Nilai P n Lamanya haid sebelum

ujian

5,42 1,17

0, 36 0,008 33 Lamanya haid sesudah

ujian

5,79 1,13

(45)

44 Tabel 5.7

Perubahan Pola Haid Pada Mahasiswa Tingkat III Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2011 Berdasarkan Jumlah Perdarahan Haid

Kelompok Mean SD Beda Mean

Nilai P n

Jumlah perdarahan haid sebelum ujian

11,85 3,67

0,81 0,030 33

Jumlah perdarahan haid sesudah ujian

(46)

45

A. Pembahasan

Pada pembahasan akan diuraikan tentang hasil penelitian dan membandingkan hasil penelitian ini dengan literatur yakni ada perubahan pola haid pada mahasiswa sebelum dan sesudah ujian.

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

a. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian data demografi responden didapat bahwa mayoritas responden berumur 20 -21 tahun sebanyak 18 orang ( 57,6 % ).

Berdasarkan siklus haid diperoleh rata-rata siklus haid responden sebelum ujian adalah 26,18 hari dengan standar deviasi 3,45 hari dan median 26 hari. Siklus haid terpendek sebelum ujian adalah 20 hari dan siklus haid terpanjang adalah 38 hari. Sedangkan rata-rata siklus haid responden sesudah ujian adalah 29,61 hari, dengan standar deviasi 4,16 hari dan median 29 hari. Siklus haid terpendek sesudah ujian adalah 22 hari dan yang terpanjang adalah 38 hari.

Berdasarkan lamanya siklus haid diperoleh rata-rata lamanya haid responden sebelum ujian adalah 5,42 hari dengan standar deviasi 1,17 hari dan median 5 hari. Lamanya haid terpendek sebelum ujian adalah 3 hari dan lamanya haid terpanjang adalah 8 hari. Sedangkan rata-rata lamanya haid responden sesudah ujian adalah 5,79 dengan standar deviasi 1,13 hari dan median 6 hari. Lamanya haid terpendek sesudah ujian adalah 3 hari dan lamanya haid terpanjang adalah 8 hari.

(47)

46 terpanjang adalah 20 kali ganti pembalut selama haid. Sedangkan rata-rata jumlah perdarahan haid responden sesudah ujian adalah 12,67 kali ganti pembalut selama haid dengan standar deviasi 3,66 kali ganti pembalut selama haid dan median 12,00. Jumlah perdarahan haid terpendek adalah 8 kali ganti pembalut selama haid dan junlah perdarahan haid terpanjang adalah 22 kali ganti pembalut selama ujian.

Penelitian ini sesuai dengan pernyataan bahwa pola haid merupakan siklus perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Umumnya siklus haid yang terjadi berkisar antara 21-40 hari. Lama rata-rata aliran menstruasi adalah lima hari (dengan rentang tiga sampai enam hari) dan jumlah darah rata-rata yang hilang ialah 50 ml (rentang 20 sampai 80 ml), namun hal ini sangat bervariasi dan berbeda pada setiap orang ( Prawiharjo,1999).

b. Perubahan Pola Haid Sebelum dan Sesudah Ujian

Dari hasil uji stasistik t-dependen dapat disimpulkan bahwa ada perubahan pola haid yang signifikan berdasarkan siklus haid responden sebelum dan sesudah ujian dengan nilai P = 0,000 ( < 0,05 ). Berdasarkan lamanya haid juga dapat disimpulkan bahwa ada perubahan pola haid yang signifikan sebelum dan sesudah ujian dengan nilai P = 0,008 ( < 0,05 ). Berdasarkan jumlah perdarahan haid dapat disimpulkan bahwa ada perubahan yang signifikan dengan nilai P = 0,030 (< 0,05 ).

(48)

penebalan dinding rahim, yang biasanya terjadi pada ketegangan psikologi. Ketegangan psikolgi dalam hal ini mungkin terjadi pada responden yang akan mengalami ujian sehingga mempengaruhi dan mengakibatkan terjadinya perubahan pola haid. Selain itu perubahan pola haid mahasiswa termasuk dalam jenis hipomenorea yaitu perdarahan haid yang lebih pendek dari biasa dan atau lebih kurang dari biasa penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal.

Hal ini sesuai dengan pendapat Yuxie (2008) bahwa remaja putri kadang mengalami haid yang tidak teratur. Haid yang tidak teratur ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar hormon akibat stres atau sedang dalam keadaan emosi. Selain itu kecemasan dan kelelahan juga dapat mempengaruhi status hormonal dan keadaan umum tubuh, dan siklus haid dipengaruhi oleh perubahan hormon. (Nantoro, 2009).

Menurut Dewi (2009) bahwa pada wanita yang masih sekolah atau kuliah terjadinya perubahan pola haid penyebabnya bisa karena terlalu lelah belajar atau belajar yang tiba-tiba menjadi terlalu keras.

Dalam hal ini keadaan-keadaan diatas dialami oleh responden sehingga dalam menghadapi ujian pola haid menjadi terganggu.

(49)

48

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakteristik demografi responden dapat digambarkan sebagai berikut: berdasarkan umur yaitu responden yang berumur 20 – 21 tahun sebanyak 19 orang ( 57,6% ) sedangkan mahasiswa yang berumur > 21 tahun sebanyak 14 orang (42,4 %).

2. Rata - rata siklus haid sebelum ujian adalah 26,18 hari dengan standar deviasi 3,45 hari dan median 26 hari. Siklus haid terpendek sebelum ujian adalah 20 hari dan siklus haid terpanjang adalah 38 hari. . Sedangkan rata-rata siklus haid responden sesudah ujian adalah 29,61 hari, dengan standar deviasi 4,16 hari dan median 29 hari. Siklus haid terpendek sesudah ujian adalah 22 hari dan yang terpanjang adalah 38 hari.

3. Rata-rata lamanya haid responden sebelum ujian adalah 5,42 hari dengan

standar deviasi 1,17 hari dan median 5 hari. Lamanya haid terpendek sebelum

ujian adalah 3 hari dan lamanya haid terpanjang adalah 8 hari. Sedangkan rata-rata lamanya haid responden sesudah ujian adalah 5,79 dengan standar deviasi 1,13 hari dan median 6 hari. Lamanya haid terpendek sesudah ujian adalah 3 hari dan lamanya haid terpanjang adalah 8 hari.

(50)

pembalut selama haid dan jumlah perdarahan haid terpanjang adalah 20 kali ganti pembalut selama haid. Sedangkan rata-rata jumlah perdarahan haid responden sesudah ujian adalah 12,67 kali ganti pembalut selama haid dengan

standar deviasi 3,66 kali ganti pembalut selama haid dan median 12,00.

Jumlah perdarahan haid terpendek adalah 8 kali ganti pembalut selama haid dan jumlah perdarahan haid terpanjang adalah 22 kali ganti pembalut selama ujian.

5. Dari hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada perubahan pola haid yang signifikan berdasarkan siklus haid responden sebelum dan sesudah ujian dengan taraf signifikansi 0.000 (P < 0.05 ).

6. Berdasarkan lamanya haid dari hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada perubahan pola haid responden sebelum dan sesudah ujian dengan taraf signifikansi 0.008 (P < 0,05 ).

7. Berdasarkan jumlah perdarahan haid dari hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada perubahan pola haid responden sebelum dan sesudah ujian dengan taraf signifikansi 0.030 ( P< 0,05 ).

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

(51)

50 2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan pada institusi pendidikan untuk menambah referensi buku dan memperbaharui informasi mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan pola haid.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Admin, (2010). Mengapa Menstruasi Bisa Tak Teratur. Diambil 22 September 2010, dari

Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta

_______ (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, edisi V. Jakarta : Rineka Cipta

Balai Penerbit FK UI. (2008). Masalah Gangguan Haid. Jakarta Bobak, at all. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Hidayat, A.A. (2010). Metode penelitian kebidanan teknik analisa data. Jakarta : Salemba Medika

Jones, Llewellyn Derek, (2005). Setiap Wanita. Jakarta : Delapratasa

Manuaba, Ida Ayu. (2008). Obstetri-ginekologi sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida Bagus. (1999). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan Nantoro, (2010). Haid Terus Menerus. diambil 23 September 2010, dari

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Pinem, Saroha. (2009). Kesehatan Reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta : TIM

Poltekkes Depkes RI. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika

Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu Kebidanan.Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka

Salamah, Ummi dan Suyato. (2009). Riset Kebidanan ; Metodologi dan Aplikakasi. Yogyakarta : Mitra Cendikia

(53)

52 Tim Penyusun Program D-IV USU. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Medan : tidak dipublikasikan

Widyastuti, Yani. (2009). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya Walsh, V. (2007). Buku Ajar KebidananKomunitas.Jakarta : EGC

Yuxie, (2008). Remaja Putri dan Siklus Menstruasi, Diambil 22 September 2010, dari

YPKP bekerjasama dengan pusat pendidikan tenaga kesehatan Depkes RI. (2004).

(54)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Dian Zuiatna/ 105102091 adalah mahasiswa Program Sudi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumaera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang “ Perubahan Pola Haid Saat Ujian Pada Mahasiswa Tingkat III Akbid Dr. Rusdi Medan Tahun 2011 “.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan mahasiswa untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kepada mahasiswa untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan mahasiswa.

Partisipasi mahasiswa dalam penelitian ini bersifat suka rela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi mahasiswa dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian.

Terima kasih atas partisipasi mahasiswa dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, Februari 2011 Responden

(55)

54 KUESIONER

PERUBAHAN POLA HAID SAAT UJIAN PADA MAHASISWA TINGKAT III AKBID DR. RUSDI MEDAN TAHUN 2011

A. Data Demografi No. Responden :

Umur :

B. Pola Haid Sebelum Ujian:

1. Bagaimanakah siklus haid anda sebelum ujian ?

2. Berapa lama haid yang anda alami ?

3. Berapa doek yang dipakai selama haid?

C. Pola Haid Sesudah Ujian

1. Bagaimanakah siklus haid anda sesudah ujian?

2. Berapa lama haid yang anda alami?

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Dian Zuiatna

Tempat / Tanggal Lahir : Aek Kota Batu, 18 Juli 1998

Agama : Islam

Alamat : Aek Kota Batu, Kec. Na IX-X, Kab. Labuhanbatu Utara Anak ke : 1 dari 4 bersaudara

DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Khairuddin Zuhri Munthe

Pekerjaan : PNS

Nama Ibu : Ratna Bulan Sitompul

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1994 – 2000 : SD Negeri 112320 Aek Kota Batu Tahun 2000 – 2003 : SLTP Negeri 1 Aek Kota Batu Tahun 2003 – 2006 : SMA Negeri 1 Aek Kota Batu Tahun 2006 – 2009 : Politeknik Kesehatan Depkes Medan

Referensi

Dokumen terkait

Keluhan yang sangat sering diungkapkan pada kondisi ini adalah kaku kuduk (neck stiffness) atau rasa nyeri, yang timbul akibat kapsul sendi yang mengandung serabut saraf

&#34;sesmen termasuk pemeriksaan dan evaluasi pada perorangan atau kelompok, nyata atau &#34;sesmen termasuk pemeriksaan dan evaluasi pada perorangan atau kelompok, nyata atau

Peneliti akan memberikan pelatihan tambahan yang bersifat inovatif kepada TKHI dengan materi geriatri dikaitkan dengan hal-hal di Arab Saudi yang dapat membahayakan status

Hasil pensejajaran menggunakan BLAST terhadap bagian terkonservasi (conserved domain), tingkat homologi cDNA JJ3 dengan tanaman lain baik berdasarkan sekuen DNA atau asam

Bergaul dengan orang seperti itu adalah bertemu dengan waktu atau kesempatan yang tidak menguntungkan (kàlavipatti) ketika karma baik tidak mendukung dan karma buruk

Mari berfokus pada kesantunan berbahasa di lingkungan sekolah atau dunia pendidikan, penelitian (Kurniadi, 2017) menyatakan masih banyak dan maraknya penggunaan

Toba Pulp Lestari Porsea yang telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan telah mendapat sertifikat dan bendera emas, telah berhasil

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan kuat lentur dan beban batas yang terjadi pada panel sirip bambu dengan takikan pada permukaan panel