• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 1999-2009 Di Kotamadya Pematang Siantar Dengan Metode Trend Non Linear

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peramalan Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 1999-2009 Di Kotamadya Pematang Siantar Dengan Metode Trend Non Linear"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PERAMALAN KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 1999-2009 DI KOTAMADYA PEMATANG SIANTAR

DENGAN METODE TREND NON LINEAR

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat

mencapai gelar Ahli Madya

KRISTINA PESTARIA SINAGA

082407083

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

▸ Baca selengkapnya: trend linear dan non linear

(2)

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 1999-2009 DI KOTAMADYA PEMATANG SIANTAR DENGAN METODE TREND NON LINIER

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : KRISTINA PESTARIA SINAGA

Nomor Induk Mahasiswa : 082407083

Program Studi : DIPLOMA III STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2011

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Dr. Tulus, M.Si Drs. Agus Salim Harahap, M.Si

(3)

PERNYATAAN

PERAMALAN KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 1999-2009 DI KOTAMADYA PEMATANG SIANTAR DENGAN METODE

TREND NON LINIER

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing - masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan dan Manfaat 3

1.5 Lokasi Penelitian 4

1.6 Metodologi Penelitian 4

1.7 Sistematika Penulisan 7

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Kependudukan 9

2.1.1 Pengertian Demografi 9

2.1.2 Pengertian Ilmu Penduduk dan kependudukan 9

2.1.3 Scoope Ilmu Kependudukan 9

2.3 Metode-metode Peramalan 13

2.4 Data Deret Waktu 15

2.4.1 Pengertian 15

2.4.2 Pengelompokan dan Jenis Deret Waktu 15

BAB 3 SEJARAH SINGKAT KOTAMADYA PEMATANG SIANTAR

3.1 Latar Belakang Terbentuknya Kotamadya pematang Siantar 17

3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis 20

3.3 Pemerintahan 21

3.4 Pegawai Negeri Sipil 21

3.5 Penduduk 21

(6)

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian 24

4.2 Pembahasan 38

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahap Implementasi 40

5.2 Hasil Implementasi 42

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan 47

6.2 Saran 48

DAFTAR PUSTAKA 49

(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komposisi penduduk Kotamadya Pematang Siantar menurut jenis kelamin dari tahun

1999-2009 merupakan data berkala yang dikumpulkan menurut waktu atau tahun

untuk menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan penduduknya pertahun. Data

tersebut dipergunakan sebagai dasar penarikan garis trend yang dapat menunjukkan

arah perkembangan dan pertumbuhan penduduk secara umum. Garis trend yang

dibuat diperoleh dapat digunakan untuk membuat ramalan yang selanjutnya data hasil

ramalan berguna untuk dasar pembuatan perancanaan pemerataan penduduk, baik

jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Semua hasil ramalan tidak 100%

tepat, namun data ramalan dapat digunakan sebagai rencana dalam membuat berbagai

kebijakan. Oleh karena itu, pengunaan ramalan memerlukan pertimbangan, terutama

yang menyangkut kesejahteraan disegala bidang kaitannya dengan pertambahan

penduduk yang terus meningkat dari tahun ketahun, maupun hubungannya dengan

pemetaan penduduk.

Metode kecenderungan (trend) digunakan berdasarkan data berkala dengan persamaan

(8)

kedalam koding, sedangkan Y menunjukkan jumlah penduduk Kotamadya Pematang

Siantar. Pada pembuatan ramalan komposisi penduduk Kotamadya Pematang Siantar

ini, difokuskan pada jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) akan dicari

peramalannya secara terpisah, setelah itu dihitung total penduduk Kotamadya

Pematang Siantar tersebut. Berdasarkan ramalan-ramalan tersebut dihasilkan suatu

garis trend.

Penggambaran trend ini dimaksudkan guna menaksir jumlah penduduk laki-laki dan

perempuaan di masa yang akan datang serta total penduduk.

Metode trend yang digunakan untuk mempermudah dalam perhitungan ramalan

masalah kependudukan. Untuk meramalkan pertumbuhan atau perkembangan yang

akan datang, memperkirakan suatu kelanjutan kecepatan pertumbuhan dari tahun ke

tahun. Suatu perencanaan kependudukan adalah menyederhanakan ejaan ilmu hitung

yang dapat melahirkan perkiraan yang pasti mengenai jarak pertumbuhan penduduk.

Tujuan perhitungan ini pada intinya untuk mengetahui kedekatan hasil ramalan

dengan hasil sesungguhnya komposisi penduduk Kotamadya Pematang Siantar

menurut jenis kelamin dengan menggunakan trend non linear. Sehingga diharapkan

metode polinom pangkat dua dapat digunakan untuk menghitung ramalan jumlah

penduduk Kotamadya Pematang Siantar.

Berdasarkan latarbelakang atas uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “PERAMALAN KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT

(9)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil peramalan komposisi penduduk di Kotamadya Pematang

Siantar pada tahun 2011-2012 menggunakan Trend Non Linear dengan metode

polinom pangkat dua/ metode kuadratik.

2. Berapakah komposisi penduduk di Kotamadya Pematang Siantar tahun

2011-2012 dengan metode polinom pangkat dua/ metode kuadratik.

1.3 Batasan Masalah

Agar dalam pembatasan masalah nanti tidak terlalu luas dan hasilnya dapat mendekati

pokok permasalahan tersebut, maka digunakan data komposisi penduduk Kotamadya

Pematang Siantar sedangkan dalam analisis data digunakan trend non linear dengan

metode polinom pangkat dua.

1.4 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui seberapa besar ramalan komposisi penduduk Kotamadya

Pematang Siantar menurut jenis kelamin.

2. Memberi masukan kepada BPS tentang penggunaan metode polinom pangkat

dua dalam menghitung komposisi penduduk di Kotamadya Pematang Siantar.

(10)

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dengan cara mengapliksikan

pengetahuan teoritis yang diperoleh di bangku kuliah dengan praktik sebenarnya.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

Sebagai sarana informasi bagi pembaca dan sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak

yang membutuhkan.

1.5 Lokasi Penelitian

Penelitian atau pengumpulan data mengenai Komposisi Penduduk Menurut Jenis

Kelamin Tahun 1999-2009 Kotamadya Pematang Siantar diperoleh dari Badan Pusat

Statistik (BPS) Kotamadya Pematang Siantar, Jl. Porsea No.5 Pematang Siantar.

1.6 Metodologi Penelitian

Beberapa metode penelitian yang dilakukan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir

ini adalah:

1. Metode penelitian kepustakaan (studi literature)

Melalui metode ini, pengumpulan data serta keterangan-keterangan yang mendukung

Tugas Akhir ini, dilakukan dengan membaca serta mempelajari buku-buku literature

yang didapat dari perkuliahan ataupun dari buku-buku yang tersedia di perpustakaan.

Selain itu, kutipan-kutipan atau informasi yang relevan dengan judul diambil dari

(11)

2. Metode Pengumpulan Data.

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis melakukan riset di Badan Pusat

Statistik Kota Pematang Siantar dengan mengambil data sekunder Jumlah Penduduk

Kotamadya Pematang Siantar Menurut Jenis Kelamin dari Tahun 1999-2009.

3. Metode Analisa

Adapun pengolahan data dalam menganalisa data kependudukan di Kotamadya

Pematang Siantar adalah dengan menggunakan Trend Non Linear : Metode Polinom

Pangkat Dua (trend parabola).

Garis trend pada dasarnya adalah garis regresi di mana variabel bebas X merupakan

variabel waktu. Baik garis regresi maupun trend dapat berupa garis lurus (linear

regression/trend) maupun bukan lurus (non linear regression/trend). Persamaan garis

Trend Parabola adalah sebagai berikut:

(X = waktu)

Perhatikan, bahwa untuk bentuk persamaan garis regresi linear berganda

di mana b2 = b, b3 = c, X2 = X dan X3 = X2. Dengan demikian cara

menghitung koefisien a, b dan c sama seperti menghitung b1, b2 dan b3, yaitu

(12)

=

A B C

Untuk lebih menyederhanakan perhitungan, maka dapat dilakukan pada peubah X

sedemikian rupa sehingga dan . Jika serta ,

maka persamaan normal menjadi:

I.

II.

III.

Penyelesaian persamaan (I) dan (III) akan mendapatkan nilai a dan c, sedangkan nilai

b ditentukan dari persamaan (II).

Hasilnya adalah:

Di mana :

n = banyak tahun

(13)

X = variabel waktu ( tahun-tahun ditransformasikan menjadi bilangan-bilangan…, -3,

-2, -1, 0, 1, 2, 3,… kalau banyak tahun ganjil…, -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5,…

kalau banyak tahun genap).

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penuliisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari

tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah dan Batasan Masalah,

Maksud dan Tujuan, Metode Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Didalam bab ini dikemukakan konsep-konsep yang dijadikan Landasan Teori sebagai

berikut: Kependudukan, Peramalan dan Deret Waktu.

BAB 3 SEJARAH SINGKAT KOTAMADYA PEMATANG SIANTAR

Bab ini berisikan tentang Sejarah Singkat Perkembangan Kotamadya Pematang

Siantar, Lokasi dan Keadaan Geografis, Pemerintahan, serta Uraian Singkat Tentang

Data Kependudukan.

BAB 4 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Dalam bab ini dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi analisis

penggunaan metode trend untuk peramalan komposisi penduduk di Kotamadya

(14)

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN SISTEM

Bab ini menguraikan tentang program atau software yang dipakai sebagai analisis

terhadap data yang diperolleh yaitu dengan menggunakan Program SPSS.

BAB 6 PENUTUP

(15)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Kependudukan

2.1.1. Pengertian Demografi

Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk dalam suatu wilayah

dengan faktor-faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas, migrasi dan distribusi).

Secara umum Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan

keadaan-keadaan perubahan penduduk atau dengan kata lain segala hal yang berhubungan

dengan komponen-komponen perubah tersebut seperti kelahiran, kematian, dan

migrasi sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur

dan jenis kelamin tertentu.

2.1.2. Pengertian Ilmu Penduduk dan Kependudukan

Ilmu Penduduk adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal tentang penduduk.

Sedangkan Ilmu Kependudukan adalah studi tentang penduduk di dalam kerangka

sosiologi dan ada jalinannya dengan ekonomi, biologi dan ilmu sosial yang lain.

2.1.3. Scoope Ilmu Kependudukan

Scoope ilmu kependudukan ada dua yaitu:

(16)

Penduduk adalah semua orang yang biasanya tinggal di suatu tempat atau rumah

tangga 6 bulan dan lebih atau yang belum 6 bulan namun berniat untuk menetap.

b. Masyarakat

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut adat istiadat

tertentu secara kontinu dan terikat dengan identitas.

2.1.4. Teori-teori Penduduk

Teori-teori penduduk dibagi menjadi beberapa teori yaitu:

a. Teori Pertumbuhan Penduduk

1. Teori Natural

Teori ini mengemukakan bahwa hewan dan tumbuhan dipengaruhi oleh

temperatur, curah hujan, kesuburan tanah (Ruslan H. Prawiro, 1983: 27)

2. William Gadwin

Mengemukakan bahwa kemelaratan adalah orang atau struktur masyarakat

yang salah dan dapat diperbaiki dengan prinsip sama rata sama rasa (Ruslan H.

Prawiro, 1983: 27)

3. Thomas Robert Malthus

Mengemukakan bahwa kemelaratan adalah tidak imbangnya pertambahan

penduduk dengan pertambahan bahan makanan (Ruslan H. Prawiro, 1983: 25)

b. Teori Fisiologi

(17)

Teori ini mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh

keadaan biologi dan geografi (Ruslan H. Prawiro, 1983: 28)

2. Teori Cassado Gini

Teori ini mengemukakan tentang statistik biologi ( Ruslan H. Prawiro, 1983:

28)

c. Teori Sosial Ekonomi

1. Teori Carr Saunders

Mengatakan bahwa negara dalam keadaan optimum bila jumlah penduduk dan

bahan pangan seimbang (Riningsih, 1990: 31)

2. Teori Dumont

Mengemukakan tentang teori kapilaritas sosial. Kapilaritas sosial mudah

berlaku di dalam masyarakat yang memungkinkan perpindahan dengan mudah

dari klas ke klas yang lebih tinggi (Ruslan H. Prawiro, 1983: 32)

2.1.5. Komposisi Penduduk

a. Biologi: umur, jenis kelamin

b. Sosial: pendidikan, status

c. Ekonomi: jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan, tingkat pendapatan

d. Geografi: tempat tinggal

e. Budaya: agama, adat istiadat, dan lain sebagainya

(18)

1. Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai

kesatuan masyarakat dan termasuk dalam satu kesatuan hukum yang

mempunyai organisasi pemerintahan yang terendah langsung di bawah camat

dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri di dalam ikatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

2. Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang

mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat, yang

tidak berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri.

2.1.7. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk merupakan indicator daripada tekanan penduduk di suatu

daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luasa tanah yang ditempati

dinyatakan dengan dengan banyaknya penduduk perkilometer persegi.

Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh

penduduk diwilayah tersebut, atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti: penduduk

daerah perdesaan atau penduduk yang bekerja di sector pertanian, sedangkan sebagai

penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah, luas daerah pertanian, atau luas daerah

perdesaan.

(19)

1. Kepadatan penduduk kasar (crude density of population) atau sering pula

disebut dengan kepadatan penduduk aritmatika.

2. Kepadatan penduduk fisiologis (physiological density)

3. Kepadatan penduduk agraris (agricultural density)

4. Kepadatan penduduk ekonomi (economical density of population)

2.2. Peramalan

Peramalan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk mengetahui peristiwa-peeristiwa

yang akan terjadi pada waktu yang akan datang mengenai objek tertentu dengan

menggunakan pertimbangan, pengalaman-pengalaman ataupun data historis. Dari

defenisi tersebut terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan pengertiannya, antara

lain:

1. Peristiwa

Peristiwa adalah kejadian tentang suatu objek yang merupakan hasil suatu proses atau

kegiatan; misalnya baik/buruk, turun/naik, atau mendatar dan lain sebagainya.

2. Waktu yang akan datang

Maksudnya peristiwa yang diramal itu adalah kejadian masa datang.

3. Pertimbangan ataupun data historis

(20)

Dengan memperhatikan uraian diatas, maka peramalan merupakan proses atau

metode dalam meramal suatu peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan dating

dengan berdasarkan pada variabel-variabel tertentu.

2.3. Metode-metode Peramalan

Peramalan dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Melakukan peramalan

secara kuantitatif, artinya menggunakan data angka, sebab variabel yang diramal itu

hanya terbatas pada variabel-variabel yang dapat diukur secara kuantitatif. Jelas

bahwa variabel-variabel yang digunakan untuk melakukan peramalan itu adalah

benar-benar secara teoritis.

Pada umumnya, peramalan kuantitatif dapat dikelompokkan dalam 2 model,

yaitu:

1. Model Deret Berkala (time-series)

Pendugaan masa depan dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel

dan/atau kesalahan masa lalu. Tujuan utama metode peramalan deret berkala seperti

itu adalah menemukan pola dalam deret historis mengekstrapolasikan pola tersebut ke

masa depan.

2. Model Regresi (causal)

Mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan menunjukkan suatu hubungan

sebab-akibat dengan satu atau lebih variabel bebas. Misalnya, penjualan = f (pendapatan,

harga, iklan, persaingan, dan lain-lain).

Kedua model tersebut hanya dapat diterapkan apabila terpenuhi beberapa kondisi,

(21)

b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.

c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pada masa lalu akan terus berlanjut di

masa mendatang.

Metode peramalan kualitatif atau teknologis, di lain pihak, tidak memerlukan data

yang serupa seperti metode kuantitatif. Input yang dibutuhkan tergantung pada metode

tertentu dan biasanya merupakan hasil dari pemikiran intuitif, pertimbangan dan

pengetahuan yang telah di dapat.

2.4. Data Deret Waktu 2.4.1. Pengertian

Deret waktu merupakan serangkaian pengamatan/observasi yang dilakukan pada

waktu-waktu tertentu, biasanya dengan interval-interval yang sama (Murray R.

Spiecel; 1972: 301).

Deret waktu adalah waktu sekumpulan hasil observasi yang diatur dan didapat

menurut urutan kronologis, biasanya dalam interval waktu yang sama (Sudjana,

1981:240).

Dari pengalamn dengan banyak contoh deret berkala ternyata terdapat

gerakan-gerakan khas tertentu atau variasi-variasi (variations) yang beberapa

diantaranya atau seluruhnya terdapat dalam berbaga tingkat yang berbeda. Analisis

dari gerakan-gerakan ini sangat penting dalam berbagai hal, salah satu diantaranya

(22)

tidak mengherankan bahwa banyak industri dan badan-badan pemerintah sangat

berkepentingan dalam subjek ini.

2.4.2. Pengelompokan dan Jenis Deret Waktu

Dengan memperhatikan olah atau gerak dari munculnya atau terjadinya peristiwa

tersebut ditinjau dari segi waktu maka kita mengenal gerak beraturan dan gerak tidak

beraturan.

a. Gerak Beraturan

Gerak Beraturan adalah gerak yang berhubungan dengan berubahnya waktu,

menunjukkan ordinat yang berubah besarnya secar teratur.

Gerak ini dibagi menjadi dua bagian Trend:

1. Trend Linear

Trend Linear adalah ukuran kecenderungan data deret waktu apabila menunjukkan

menaik atau menurun melalui suatu peningkatan atau penurunan yang konstan.

2. Trend Non Linear

Trend Non Linear adalah ukuran kecenderungan yang mempunyai model dengan

persamaan pangkat dua, pangkat tiga dan seterusnya.

Metode-metode trend non linear yang banyak dikenal diantaranya adalah:

a. Logistik

b. Eksponensial

(23)

e. Polinom

b. Gerak tak beraturan

gerak tak beraturan adalah gerak yang tiada berketentuan bentuk gambarnya bila

(24)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT KOTAMADYA PEMATANG SIANTAR

3.1. Latar Belakang Terbentuknya Kotamadya Pematang Siantar

Sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Pematang Siantar merupakan

daerah kerajaan. Pematang Siantar yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja

terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sang Nawaluh

Damanik yang memegang kekuasaan sebagai raja tahun 1906.

Disekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat

tinggal penduduk diantaranya kampong Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi Kahean,

Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi

daerah hukum Kota Pematang Siantar yaitu:

1. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang

2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota

3. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu,

Martoba, Sukadame, dan Bane

4. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan

Martimbang.

(25)

berakhirlah kekuasaan raja-raja. Kontroler Belanda yang semula berkedudukan di

Perdagangan, pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematang Siantar. Sejak itu Pematang

Siantar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, Bangsa

Cina mendiami kawasan Timabng Galung dan Kampung Melayu.

Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematang Siantar. Kemudian

pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No.285, Pematang Siantar berubah

menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan

Stad Blad No.717 berubah menjadi gemente yang mempunyai Dewan. Pada zaman

Jepang berubah menjadi Siantar State dan Dewan dihapus. Setelah Proklamasi

Kemerdekaan, Pematang Siantar kembali menjadi daerah otonomi. Berdasarkan

Undang-undang No.22/1948 Status Gemente menjadi Kota Kabupaten Simalungun

dan Walikota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai tahun 1957.

Berdasarkan UU No.1/1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan

keluarnya Undang-undang No.18/1965 berubah menjadi kota, dan dengan keluarnya

UU No.5/1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di daerah berubah menjadi Kota

Daaerah Tingkat II Pematang Siantar sampai sekarang. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No.35/1981 Kota Daerah Tingkat II Pematang Siantar terbagi atas empat

wilayah kecamatan yang terdiri atas 29 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 12,48

KM2 yang peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal

17 Maret 1982. Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

1. Kecamatan Siantar Barat

2. Kecamatan Siantar Timur

(26)

4. Kecamatan Siantar Selatan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.15/1986, tanggal 10 Maret 1986 Kota

Daerah Tingkat II Pematang Siantar diperluas menjadi enam wilayyah kecamatan,

diamana 9 Desa/kelurahan dari wilayah kabupaten Simalungun masuk menjadi

wilayah Kota Pematang Siantar, sehinggga Kota Pematang Siantar terdiri dari 38

desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 Km2. Kecamatan- kecamatan

tersebut yaitu:

1. Kecamatan Siantar Barat

2. Kecamatan Siantar Timur

3. Kecamtan Siantar Utara

4. Kecamtan Siantar Selatan

5. Kecamatan Siantar Marihat, dan

6. Kecamatan Siantar martoba

Selanjutnya pada tanggal 23 Mei 1994 dikeluarkan kesepakatan bersama

Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematang Siantar dan

Kabupaten Simalungun demean SKB bersama No: 136/3140/1994 dan

136/4620/1994. Adapun hasil kesapakatan tersebut adalah wilayah Kota Pematang

Siantar menjadi seluas 79,9706 Km2.

Pada tahun 1997 Wilayah Administrasi di kota Pematang Siantar mengalami

perubahan status sesuai dengan SK yang meliputi:

1. SK Gubsu No.140.050.K/97 tertanggal 13 Februari 1997 dan direalisasikan

(27)

tertanggal 15 April 1997 tentang: Pembentukan Lima Kelurahan Persiapan Di

Kecamatan Siantar Martona.

2. SK Gubsu No.140/2610.K/95 tertanggal 4 Oktober 1995 serta direalisasikan

oleh SK Walikota KDH Tk II Kota Pematang Siantar No.140/1961/Pem/97

tertanggal 2 Juli 1997 tentang Perubahan Status Sembilan Desa menjadi

Kelurahan.

Sehingga pada tahun 1997 wilayah administrasi Kota Pematang Siantar

menjadi 43 Kelurahan. Perihal urusan rumah tangga daerah, sampai saat ini di Kota

Daerah Tingkat II Pematang Siantar terdapat 13 daerah otonom.

3.2. Lokasi dan Keadaan Geografis

Kota Pematang Siantar terletak pada garis 3001’ 09 -2054’ 40” LU dan 9906’

23”-9901’ 10” BT, berada di tengah-tengah Wilayah Kabupaten Simalungun.

Luas daratan Kota Pematang Siantar adalah 79,971 Km2 terletak 400 meter di

atas permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan, kecamatan yang

terluas adalah Kecamatan Siantar Marihat dengan luas wilayah 25,831 Km2 atau sama

dengan 32,30% dari luas wilayah Kota Pematang Siantar.

Secara administrasi wilayah Kota Pematang Siantar terbagi menjadi tujuh

kecamatan yaitu:

1. Kecamatan Siantar Marihat

(28)

3. Kecamatan Siantar Barat

4. Kecamatan Siantar Utara

5. Kecamatan Siantar Timur

6. Kecamatan Siantar Martoba

7. Kecamatan Siantar Sitalasari

3.3 Pemerintahan

Administrasi pemerintahan Kota Pematang Siantar pada tahun 2007 terdiri atas tujuh

kecamatan dan 43 kelurahan, dengan tipe Swasembada.

Anggota Legislatif (DPRD) Kota Pematang Siantar adalah sebanyak 30 orang

yang terdiri atas 15 orang dari Fraksi PDI Kebangsaan, 8 orang dari Fraksi Demokrat,

5 orang dari Fraksi Barisan Nasional, sedangkan 2 orang drai Fraksi PDI-P

Kebangsaan dan masih dalam proses penggantian antar waktu.

3.4. Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Pematangsiantar ada sebanyak

5,841 orang, yang terdiri dari Golongan IV 1,409 orang, Golongan III 3,124 orang,

(29)

3.5. Penduduk

Pada dasarnya penduduk adalah merupakan modal dasara pembangunan, oleh karena

itu data statistik kependudukan mutlak diperlukan untuk kepentingan perencanaan

pembangunan dengan segala aspeknya. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang

dengan pertumbuhan kesempatan kerja, mengakibatkan meningkatnya jumlah

pengganguran.

Pada tahun 2007 penduduk Kota Pematang siantar mencapai 248.825 jiwa

dengan kepadatan penduduk 3.111 jiwa/Km2, sedangkan laju pertumbuhan penduduk

kota Pematang Siantar pada tahun 2007 sebesar 0,40 %.

Penduduk perempuan di Kota Pematang Siantar lebih banyak dari penduduk

laki-laki. Pada tahun 2007 penduduk Kota Pematang Siantar yang berjenis kelamin

perempuan berjumlah 126.277 jiwa dan penduduk laki-laki 122.548 jiwa. Dengan

demikian sex ratio penduduk Kota Pematang Siantar sebesar 97,05.

3.6. Tenaga Kerja

Pertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematang Siantar sejalan dengan perumbuhan

penduduk. Namun pertmbuhan ini tidak sebanding dengan pertumbuhan lapangan

pekerjaan sehingga mengakibatkan tingginya jumlah pengangguran.

Pada tahun 2007, jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja

Kota Pematang Siantar sebanyak 3.013 orang, dimana pencari kerja terbesar dari

(30)

Jumlah buruh yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kota Pematang Siantar ada

(31)
(32)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Data penduduk Kotamadya Pematang Siantar, diolah menggunakan analisis trend non

linier dengan metode polinom pangkat dua. Di sini dalam menganalisis, penulis

membagi data penduduk berdasarkan jenis kelamin yaitu jenis kelamin laki-laki dan

perempuan.

Adapun keadaan jumlah penduduk kotamadya Pematang Siantar

Tabel 4.1 Penduduk Kotamadya Pematang Siantar Menurut Jenis Kelamin Tahun 1999-2009

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

1999 117934 120584 238518

Sumber: Badan Pusat Statistik Pematang Siantar

(33)

2012

1. Langkah-langkah dalam analisis penduduk dengan jenis kelamin perempuan:

a. Membuat diagram garis dari data deret waktu dengan mengambil sumbu datar

menyatakan tahun dan sumbu tegak menyatakan jumlah penduduk perempuan

(data terdapat pada tabel 4.1)

Dari grafik di atas nampak titik-titik berada tidak disekitar garis lurus, maka dapat

disimpulkan menggunakan trend non linear.

b. Memilih trend yang tepat

(34)

Dari grafik di atas dapat dilihat trend non linear tersebut berbentuk polinom.

c. Menentukan persamaan trend

Tabel 4.2 Analisis Data Penduduk perempuan

Tahun X

(35)

2012

Sehingga persamaan trend kuadratik adalah:

2. Langkah-langkah dalam analisis penduduk jenis kelamin laki-laki:

a. Membuat diagram garis dari data deret waktu dengan mengambil sumbu datar

menyatakan tahun dan sumbu tegak menyatakan jumlah penduduk laki-laki (data

terdapat pada tabel 4.1)

__

Dari grafik di atas nampak titik-titik berada tidak disekitar garis lurus, maka dapat

(36)

6

b. Memilih trend yang tepat

__

c. Menentukan persamaan trend

4.3 Analisis Data Penduduk Laki-laki

Tahun

1999 -5 117934 -589670 25 -125 625 2948350

2000 -4 118126 -472504 16 -64 256 1890016

2001 -3 119667 -359001 9 -27 81 1077003

2002 -2 119985 -239970 4 -8 16 479940

2003 -1 120369 -120369 1 -1 1 120369

2004 0 120453 0 0 0 0 0

2005 1 121354 121354 1 1 1 121354

2006 2 122098 244196 4 8 16 488392

2007 3 122548 367644 9 27 81 1102932

2008 4 122986 491944 16 64 256 1967776

2009 5 123481 617405 25 125 625 3087025

(37)

Berdasarkan formula di depan, dapat dihitung a, b, dan c berikut:

(38)

3. Langkah-langkah menghitung komposisi penduduk tahun 2011-2012

Berdasarkan persamaan trend di atas di dapat komposisi jumlah penduduk sebagai

berikut:

a. Membuat diagram garis dari data deret waktu dengan mengambil sumbu datar

menyatakan tahun dan sumbu tegak menyatakan jumlah penduduk laki-laki (data

terdapat pada tabel 4.1)

6 3

0 -3

-6

Tahun

124000

122000

120000

118000

Fit for Lakilaki with Tahun from CURVEFIT, MOD_1 QUADRATIC

(39)

2012

Dari grafik di atas nampak titik-titik berada tidak disekitar garis lurus, maka dapat

disimpulkan menggunakan trend non linear.

(40)

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: Jumlah

.599 5.975 2 8 .026 235573.5 6235.000 1935.450

Equation

The independent variable is Tahun.

Dari grafik di atas dapat dilihat trend non linear tersebut berbentuk polinom.

c. Menentukan persamaan trend

Dari hasil output SPSS diatas, maka didapat persamaan trend kuadratik adalah:

Berdasarkan persamaan trend diatas, sehingga hasil ramalan komposisi penduduk

Kotamadya Pematang Siantar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Ramalan Jumlah Penduduk Kotamadya Pematang Siantar Tahun 1999-2012

Dari tabel 4.2 dapat diketahui ramalan penduduk tahun 2012 mendatang adalah

sebesar 409322 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki adalah sebesar 124825 jiwa

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

(41)

dan jumlah penduduk perempuan adalah sebesar 284497 jiwa. Jika dibandingkan

dengan jumlah penduduk pada tahun-tahun sebelumnya, dapat dilihatbahwa sampai

pada tahun 2012 yang akan datang jumlah penduduk di Kotamadya Pematang Siantar

akan mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat terjadi apabila tingkat kelahiran

tinggi, dan juga semakin meningkatnya jumlah penduduk yang melakukan migrasi ke

(42)
(43)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1. Tahap Implementasi

Alat analisis yang saya gunakan dalam meramal komposisi penduduk Pematang

Siantar adalah software SPSS, yaitu sebagai berikut:

1. jalankan program SPSS, pada bagian variable view, buatlah variabel dengan

properti sebagai berikut

2. Buka program SPSS, ketikkan angka komposisi pematang Siantar tersebut pada

(44)

3. Selanjutnya klik Analyze > Regression > Curve Estimation. Akan muncul tampilan berikut:

(45)

6 Pada Save Variables, conteng pilihan Predicted values dan Residuals. Klik Continue dan OK.

5.2 Hasil Implementasi

Output SPSS untuk proses tadi diberikan sebagai berikut (hanya bagian terpenting

yang ditampilkan):

a. untuk penduduk laki-laki

Model Summary and Parameter Estimates

(46)

6

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: Perempuan

.575 5.417 2 8 .033 114675.4 5680.191 1943.437

Equation

The independent variable is Tahun.

Dependent Variable: Lakilaki The independent variable is Tahun.

b. Untuk penduduk perempuan

R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2

Quadrati

c .979 189.984 2 8 .000

120898.14

(47)

6

Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable: Jumlah

.599 5.975 2 8 .026 235573.5 6235.000 1935.450

Equation

(48)
(49)
(50)

BAB 6

PENUTUP

6.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kegiatan pada Bab 4, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Data hasil ramalan sudah dapat mewakili data sebenarnya, artinya data ramalan

tak jauh beda dengan data sebenarnya. Dimana antara data sebenarnya dengan data

ramalan mempunyai standard error yang (Se) yang kecil yaitu untuk penduduk

laki-laki 298.757 dan untuk penduduk perempuan adalah 25034.213 sedangkan

untuk penduduk total standard errornya adalah 25036.787. pada data sebenarnya

pada tahun 1999 jumlah penduduk laki-laki yaitu 117934 jiwa dan penduduk

perempuan yaitu 120584 jiwa, sedangkan pada tahun yang sama data penduduk

ramalan penduduk laki-laki adalah 117924 jiwa dan penduduk perempuan adalah

134849 jiwa.

2. ramalan penduduk untuk tahun 2011, untuk penduduk laki-laki berjumlah 124390

jiwa dan untuk penduduk perempuan berjumlah 249665 jiwa. Sehingga didapatkan

(51)

6.2. SARAN

Untuk meramalkan penduduk dapat digunakan analisis trend non linear dengan

metode poinom pangkat dua, karena demean metode tersebut hasil ramalan mendekati

harapan pada data sebenarnya.

Pada tahun 2011 dan 2012 di Kotamadya Pematang Siantar mempunyai

jumlah penduduk yang agak banyak. Meskipun terjadi penurunan, diharapkan

Kotamadya pematang siantar juga harus siap apabila tahun-tahun berikutnya nanti

terjadi kenaikan penduduk. Jika kotamadya Pematang Siantar tidak siap demean

kenaikan jumlah penduduk yang kemungkinan terjadi pada tahun-tahun berikutnya,

ini akan sangat membahayakan karena akan terjadi kesenjangan-kesenjangan sosial

yang akhirnya akan memperburuk keadaan di Kotamadya Pematang Siantar. Untuk itu

Kotamadya Pematang Siantar dituntut untuk lebih memperhatikan penduduknya

terutama masalah tentang pemanfaatan sumber daya alam dan pengembangan potensi

sumber daya manusianya dapat mengelola demean baik sumber daya alam yang

dimiliki oleh Kotamadya pematang Siantar sehingga tidak akan terjadi kesenjangan

(52)

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 1999. Kotamadya Pematang Siantar dalam angka 1999. Pematang Siantar: BPS Kotamadya Pematang Siantar.

BPS. 2000. Kotamadya Pematang Siantar dalam angka 2000. Pematang Siantar: BPS Kotamadya Pematang Siantar.

BPS. 2001. Kotamadya Pematang Siantar dalam angka 2001. Pematang Siantar: BPS Kotamadya Pematang Siantar.

BPS. 2002. Kotamadya Pematang Siantar dalam angka 2002. Pematang Siantar: BPS Kotamadya Pematang Siantar.

BPS. 2003. Kotamadya Pematang Siantar dalam angka 2003. Pematang Siantar: BPS Kotamadya Pematang Siantar.

BPS. 2004. Kotamadya Pematang Siantar dalam angka 2004. Pematang Siantar: BPS Kotamadya Pematang Siantar.

BPS. 2005. Kotamadya Pematang Siantar dalam angka 2005. Pematang Siantar: BPS Kotamadya Pematang Siantar.

BPS. 2006. Kotamadya Pematang Siantar dalam angka 2006. Pematang Siantar: BPS Kotamadya Pematang Siantar.

BPS. 2007. Kotamadya Pematang Siantar dalam angka 2007. Pematang Siantar: BPS Kotamadya Pematang Siantar.

BPS. 2008. Kotamadya Pematang Siantar dalam angka 2008. Pematang Siantar: BPS Kotamadya Pematang Siantar.

BPS. 2009. Kotamadya Pematang Siantar dalam angka 2009. Pematang Siantar: BPS Kotamadya Pematang Siantar.

Gasperaz. Vincent, Ir, M. Si. 1989. Statistika. Bandung: CV. Armico.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1998. Dasar – Dasar Demografi. Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

(53)

Prawiro, Ruslan H. 1983. Kependudukan , Teori, Fakta dan Masalah. Bandung: Alumni.

Rusli, Said. 1983. Kepadatan Penduduk dan Peledakannya. Jakarta: Balai Pustaka.

Saladi, Riningsih. 1990. Pengantar Kependudukan. Yogyakarta: UGM Press.

Gambar

Tabel 4.1 Penduduk Kotamadya Pematang Siantar Menurut Jenis Kelamin Tahun 1999-2009
Tabel 4.2 Analisis Data Penduduk perempuan perempuan
Tabel 4.2 Ramalan Jumlah Penduduk Kotamadya Pematang Siantar Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa setelah diadakan Evaluasi Administrasi, Teknis, Harga dan Evaluasi Kualifikasi serta Pembuktian Kualifikasi oleh Pokja Pengadaan Barang ULP Lapan menurut

[r]

[r]

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai tertinggi variabel Sikap adalah sebesar. 48 daan nilai terendah sebesar

• pada primata yang didalamnya termasuk manusia, mata sudah sepenuhnya terlindungi → mata menjadi organ yang sangat penting1. • mata yang semula menghadap ke

Atribut-atribut yang berada pada kuadran II merupakan atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen madu di Kota Bengkulu, serta secara umum telah memiliki kinerja

(1) Bupati melalui Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah atau pejabat yang ditunjuk melakukan inspeksi ke seluruh pembangunan pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan

Pedoman pembuatan kuesioner survei kepuasaan stakeholder ini mengacu pada borang akreditasi, dengan aspek penilaian pengguna lulusan yang digunakan sangat umum dan kurang