• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mikosis Superfisial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Mikosis Superfisial"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MIKOSIS SUPERFISIAL

DISUSUN OLEH :

Dr. SRI AMELIA, M.Kes

NIP. 197409132003122001

DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ... 1

BAB II Tinjauan Pustaka Tinea versicolor... 2

Tinea nigra... 8

Piedra ... 12

BAB III Kesimpulan ... 20

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Telah dikenal ribuan spesies ragi dan jamur, tetapi hanya sekitar 100 spesies yang menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan (spesies yang lain kebanyakan menyebabkan penyakit pada tumbuhan). Infeksi yang disebabkan oleh jamur (mikosis) pada manusia dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok besar yaitu, mikosis superfisial, mikosis kutan, mikosis subkutan dan mikosis sistemik.1

Infeksi-infeksi jamur superfisial, kutan dan subkutan pada kulit, rambut dan kuku dapat menjadi kronis dan resisten terhadap pengobatan tetapi jarang mempengaruhi kesehatan umum penderita. Sedang mikosis profunda (sistemik) dapat menimbulkan gangguan sistemik yang kadang-kadang dapat berakibat fatal, biasanya jamur ini menginfeksi penderita dengan gangguan imunologi.1

Pada tulisan ini, saya akan menjelaskan sedikit tentang jamur-jamur yang dapat menimbulkan mikosis superfisial. Mikosis superfisial adalah infeksi jamur yang hanya mengenai stratum korneum dari kulit. Ada beberapa penyakit yang penting diketahui yang diakibatkan oleh infeksi jamur superfisial, antara lain Tinea versicolor yang disebabkan karena pertumbuhan Malassezia furfur yang berlebihan, Tinea nigra yang disebabkan oleh pertumbuhan Exophillia werneckii, Piedra hitam yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur Hortae piedra dan Piedra putih yang disebabkan pertumbuhan jamur jenis Tricosporon beigelii.

Penjelasan tentang mikosis superfisial ini akan meliputi etiologi penyakit, sejarah ditemukan mikosis superfisial, distribusi penyakitnya, manifestasi klinisnya, differensial diagnosa, bagaimana cara penegakkan diagnosanya baik secara hapusan langsung maupun hasil kultur dan pengobatan pilihan untuk mengatasi meluasnya perkembangan mikosis superfisial.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINEA VERSICOLOR

(Pityriasis versicolor)

Tinea versicolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi sebagai akibat tumbuhnya Malassezia furfur secara berlebihan pada stratum korneum. Malassezia furfur adalah spesies yang menyerupai ragi yang bersifat lipofilik dan merupakan flora normal di kulit. Tinea versicolor mempunyai gambaran khas lesi yang berwarna putih sampai coklat bisa tersendiri atau meluas pada kulit dengan ukuran yang tipis.7

Malassezia furfur selain menyebabkan Pityriasis versicolor juga dapat menyebabkan Pityriasis folikulitis, dermatitis seborhoic, ketombe dan fungemia yaitu infeksi jamur sistemik.4

Malassezia furfur yang menyebabkan fungemia biasanya di dapat dari kateter intravena dimana penderita membutuhkan pengobatan lemak intravena, dapat terjadi pada orang dewasa dan bayi. Kadang-kadang pada beberapa pasien dilaporkan adanya lesi emboli pada paru-paru dan organ lain.7

Sejarah

Jamur penyebab Pityriasis versicolor dideteksi pertama kali oleh Eichstedt tahun 1846 dan diamati pula oleh Sluyter 1 tahun kemudian. Tahun 1853 Robin menamakan jamur ini dengan Microsporum furfur dan menyebut penyakitnya dengan Tinea versicolor karena beliau menemukan persamaan penyakit ini dengan penyakit yang disebabkan oleh Microsporum audouinii. 7

Tahun 1874 Malassez menemukan sel yang menyerupai ragi pada lesi di kulit kepala dan ketombe dan menamakannya “spora”. Tahun 1884, Bizzozero mengamati sel yang berupa ragi berbentuk ellips pada permukaan tubuh manusia. 7

(5)

bayi yang mendapat pengobatan lemak intravena. Malassezia furfur juga dapat menimbulkan fungemia pada bayi prematur, hal ini dikemukakan oleh Shek dkk.7

Epidemiologi

Pityriasis versicolor dapat terjadi di seluruh dunia, tetapi penyakit ini lebih sering menyerang daerah yang beriklim tropis dan sub tropis. Di Mexico 50% penduduknya menderita penyakit ini. Penyakit ini dapat terjadi pada pria dan wanita, dimana pria lebih sering terserang dibanding wanita dengan perbandingan 3 : 2. 7

Penyakit ini dapat mengenai semua kelompok umur mulai dari anak-anak sampai orangtua, tetapi lebih sering mengenai dewasa muda. Pada wilayah yang beriklim sedang, penyakit ini lebih sering muncul pada bulan Mei sampai September. 7

Diduga para pekerja dengan higiene yang jelek dan keringat yang berlebihan menjadi faktor predisposisi penting timbulnya penyakit ini. Pengobatan dengan kortikosteroid sistemik dan Sindrom Cushing, diduga meningkatkan kerentanan terkena penyakit ini. Faktor predisposisi yang lain termasuk malnutrisi, tingkat kesehatan yang rendah dan kehamilan. 7

Malassezia furfur juga dipercaya sebagai penyebab Folikulitis yang sering menyerang dewasa muda. Fungemia yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau Malassezia pachydermatis dapat terjadi pada penderita terutama pada bayi yang mendapat pengobatan lemak intravena dalam waktu lama. 7

(6)

Manifestasi Klinis

Pityriasis versicolor biasanya tanpa gejala dengan munculnya makula hipo atau hiperpigmentasi, dengan berbagai ukuran, bentuk dan warna. Kebanyakan penyakit ini mengenai daerah dada, punggung, bahu, lengan atas dan perut. Dapat pula dijumpai pada leher, paha dan lengan bawah, tetapi jarang terjadi pada kulit kepala, telapak tangan dan kaki. Pada beberapa pasien pernah dilaporkan manifestasi penyakit ini pada daerah lipatan seperti lipatan paha.7

Lesi makula dengan pinggiran yang jelas, bisa dimulai dari sebuah lesi kemudian meluas menjadi lesi yang sangat banyak. Hiperpigmentasi dengan warna coklat kemerahan lebih sering dijumpai daripada lesi yang hipopigmentasi. Pada lesi akan terlihat bersisik. Penderita biasanya mendatangi dokter karena alasan kosmetik saja karena penyakit ini bersifat asimptomatis. Tetapi pada beberapa penderita mengeluhkan gatal-gatal dan rasa panas pada lesi terutama bila penderita sedang berkeringat. Bila tidak diobati, penyakit ini bisa bertahan berbulan-bulan dan bertahun-tahun.7

Pada Pityriasis follikulitis dijumpai lesi berupa papula dan pustula pada punggung, dada dan lengan atas, kadang-kadang dapat dijumpai di leher. Penderita biasanya mengeluhkan gatal terutama pada daerah yang terkena sinar matahari. Tetapi jenis ini jarang terjadi, biasanya terjadi pada penderita yang sering menggunakan antibiotika dan steroid jangka lama. Lesi bisa beberapa buah sampai ratusan buah dan dapat menimbulkan abses pada kulit. Adanya Malassezia furfur pada folikel yang diidentifikasi, menegaskan bahwa jamur ini dapat menyebabkan folikulitis.

Malassezia furfur dapat menyebabkan dermatitis seborhoic dan ketombe. Lesi pada penyakit ini berupa gambaran eritema pada kulit dan adanya sisik pada daerah yang kaya akan kelenjar minyak seperti di kepala, muka, alis mata, telinga dan dada atas. Lesi merah dilapisi sisik yang penuh lemak, disertai rasa gatal pada kepala. Faktor predisposisi penyakit ini adalah keturunan, hormonal, perubahan komposisi kelenjar keringat di kulit, dan meningkatnya alkali di kulit akibat keringat yang banyak Penderita Parkinson dan AIDS sering terserang penyakit ini. 4

(7)

biasanya menunjukkan gejala demam, pada bayi dapat dijumpai trombositopenia dan leukositosis. Dari 15 penderita 8 diantaranya menderita pneumonia interstitial, 2 diantaranya setelah dilakukan biopsi dijumpai adanya sel jamur pada dinding pembuluh arteri. Angka kesakitan pada sepsis yang disebabkan M.furfur ini sulit diketahui dengan jelas, karena biasanya pasien sudah memiliki masalah kesehatan yang kompleks, tetapi pada beberapa penderita dapat bertahan hidup sampai beberapa minggu tanpa penggantian kateter intravena.7

Diagnosa Banding

Pityriasis versicolor dapat diidentifikasi dengan cepat dengan hapusan KOH 10% dari lesi dan terlihat gambaran berupa ragi dan bentuk hypha yang menjadi ciri khas Malassezia furfur. Kebanyakan lesi akan memperlihatkan fluoresensi kuning di bawah lampu Wood. Pengerokan lesi dari folikel dapat dijadikan bahan identifikasi, tetapi dengan biopsi dan pewarnaan Gomori Methenamine Silver (GMS) pada lesi papulonodular dapat membedakan lesi ini dari lesi acne vulgaris yang diinduksi oleh pemakaian steroid. Gambaran Pityriasis versicolor yang hipopigmentasi mirip dengan vitiligo. Folikulitis hampir mirip dengan hematogenous candidiasis.7

Pityriasis versicolor juga harus dapat dibedakan dari dermatitis seborhoic, pityriasis alba dan infeksi dermatophyta.8

Laboratorium Diagnosis

Pemeriksaan langsung

(8)

menggunakan obat anti jamur topikal. Hypha akan terlihat sangat banyak pada infeksi yang tidak diobati. 7

Gambaran Malassezia furfur dengan

Kultur

Kultur Malassezia furfur diambil dari kerokan atau hapusan kulit, yang kemudian ditanam pada Sabouraud’s agar atau Malt agar yang mengandung Kloramphenikol dan Cycloheximide. Kultur jamur ini lebih sulit dibanding jamur-berupa ragi lainnya, karena jamur ini tumbuh sangat lambat dan terkadang tidak menunjukkan pertumbuhan dengan media biasa tanpa penambahan minyak. Olehkarena itu pada permukaan medium biasanya diolesi dengan minyak zaitun dan dieramkan selama 1-2 minggu dengan suhu 37°C. Leeming dan Notman melakukan modifikasi dengan menambahkan susu sapi kental pada medium, dan memberikan hasil yang lebih baik dibanding menggunakan minyak zaitun.

A. Gambaran koloni putih setelah penanaman selama 10 hari pada Sabouraud’s agar dengan minyak zaitun 1% suhu 30°C

(9)

Koloni yang dihasilkan pada Sabouraud’s agar dengan minyak zaitun adalah koloni berwarna putih sampai krem dengan teksture yang kering. Dan akan terlihat sel-sel bulat pada permukaan agar. Ukuran sel bervariasi dengan diameter sekitar 3 – 5,5 µm. Sel jamur akan mengeluarkan tunas pada satu sisi (unipolar). Tunas dibentuk pada tempat yang sama dengan sel induk. Akan terlihat gambaran seperti leher (collaret) antara sel induk dengan sel anak. Tunas yang multiple tidak pernah terjadi, yang terlihat adalah sel-sel yang berkelompok akibat pemisahan yang tidak sempurna.7

Gambaran dengan mikroskop elektron, menunjukkan adanya sel-sel bulat dengan tunas dan collarettes (leher) 7

Sel-sel bulat yang bisa menyebabkan Pityriasis versicolor dapat juga dijumpai pada kulit yang normal baik di dada, punggung, perut dan jarang pada kulit kepala. Sedang sel-sel yang berbentuk oval dan silindris biasanya dijumpai pada folikel rambut dan epidermis kulit kepala. Inilah yang dapat menyebabkan ketombe. Bentuk oval dan silindris ini dapat tumbuh pada nutrien agar tanpa penambahan asam lemak dengan temperatur 32-35°C. Jamur ini tidak dapat tumbuh di bawah suhu 25°C.

Pada fungemia, Malassezia furfur dapat diisolasi dari darah yang berasal dari kateter intravena yang sudah dicabut. Pada pemeriksaan hapusan darah akan terlihat

gambaran sel jamur.

Pengobatan

(10)

Penggunaan lotion Selenium sulfida 2,5 % merupakan pengobatan topikal yang sangat efektif. Lotion dioleskan pada daerah yang terinfeksi, kemudian biarkan dalam 10 – 20 menit, baru dicuci dengan bersih. 7

Obat lain yang dapat digunakan yaitu pengolesan 2 kali seharí Sodium thiosulfate solution 30 % , Sulfur ointment 2 %, dan Tolnaftate atau Imidazole cream. Pada penderita dengan lesi yang luas atau pada penderita yang sering kambuh, dapat diobati dengan Ketokonazole oral 200 mg perhari selama 2 minggu. Obat ini dapat menimbulkan alergi, dan mual. Tetapi obat ini sangat efektif untuk Pityriasis versicolor. 7

Pengobatan fungemia Malassezia furfur yang terjadi berkaitan dengan penggunaan kateter adalah dengan mengangkat kateter intravena yang terpasang. Setelah pengangkatan kateter tidak perlu menggunakan obat anti jamur.

TINEA NIGRA

(Keratomycosis nigricans palmaris, ladosporiosis epidermica, pityriasis

nigra, microsporosis nigra)

Tinea nigra adalah penyakit jamur yang mengenai daerah superficial dari kulit, biasanya bersifat asimptomatis dengan karakteristik lesi berupa makula berwarna coklat sampai kehitaman dengan pinggir yang jelas. Lesi sebagian besar dijumpai pada telapak tangan, sedang pada telapak kaki dan daerah lain di kulit jarang terjadi.

Etiologi

Tinea nigra ini disebabkan oleh Exophiala werneckii, yang merupakan jamur saprofit yang sering dijumpai pada tanah, kompos, humus dan kayu atau batang pohon di daerah tropis dan sub tropis. Stenelle araguata juga pernah dilaporkan sebagai penyebab tinea nigra walaupun hanya satu kasus. 5,7

Sejarah

(11)

tangan. Tetapi keratomycosis nigricans palmaris ini baru dikenal di Brazil tahun 1916, ketika anak dari A.Cerqueira , Cerqueira-Pinto melaporkan hasil temuan ayahnya tersebut. 7

Epidemiologi

Tinea nigra termasuk ke dalam golongan penyakit tropis, karena penyakit ini biasanya dijumpai pada wilayah yang beriklim tropis dan meluas sampai wilayah yang beriklim subtropis. Penyakit ini dilaporkan terjadi dari selatan sampai utara Amerika, Afrika dan Asia serta Australia. Di Asia, Tinea nigra pernah dilaporkan terjadi di India, Birma, Cina Selatan, Jawa, Sumatera dan daerah tropis lainnya di Asia. 5,7

Penyakit ini dapat terjadi di semua kelompok umur, tetapi paling sering terjadi pada dewasa muda yang berumur di bawah 20 tahun. Dan wanita lebih sering menderita Tinea nigra, dengan perbandingan pada wanita 3-5 kali lebih sering dibanding kaum pria. 7

Faktor predisposisi dari penyakit ini sampai saat ini tidak diketahui dengan jelas. Begitu pula dengan cara penyebarannya juga tidak diketahui dengan pasti. Pada suatu percobaan dimana Exophilia werneckii ditanamkan pada manusia, maka akan timbul lesi berupa makula kecoklatan pada telapak tangan yang dapat bertahan sampai 20 tahun kemudian. 7

Gambaran tinea nigra pada telapak tangan 7

Manifestasi Klinis

(12)

mengenai satu telapak tangan saja dan jarang mengenai kedua telapak tangan. Lesi juga bisa dijumpai pada telapak kaki, diantara jari-jari tangan, telapak tangan disepanjang jari. Lesi ini biasanya hanya 1 buah, dengan diameter 1-5 cm, bentuk tidak teratur, dengan pinggir jelas. Lesi kadang-kadang terlihat seperti bintik-bintik yang berkelompok membentuk makula yang berwarna kecoklatan sampai hitam, coklat kehijauan atau hitam. Tidak dijumpai adanya sisik dan tanda-tanda peradangan seperti indurasi, eritema dan peninggian permukaan atau pembengkakan.7

Makula terisi oleh hifa yang bercabang, bersepta, dan sel-sel yang sedang bertunas dari Exophiala werneckii. Meluasnya tinea nigra sangat lambat bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. 1,7

Diagnosa Banding

Tinea nigra harus bisa dibedakan dari melanoma ganas dan nevus, dimana tidak perlu dilakukan eksisi untuk mengobatinya. Pada Melanoma dan nevus biasanya akan terjadi indurasi atau pengerasan dari kulit yang terinfeksi, dijumpai adanya peninggian permukaan kulit atau dijumpai kedua-duanya. Pada melanoma dan nevus biasanya terdapat warna kemerahan pada lesi yang hitam atau coklat kehitaman.7

Diagnosa Laboratorium

Pemeriksaan kerokan kulit dengan potassium hydroxide (KOH) smear dan kultur dapat digunakan untuk mengenali tinea nigra dengan cepat. Dimana akan kita lihat adanya pertumbuhan jamur E.werneckii yang sangat banyak. Biopsi tidak danjurkan untuk menegakkan diagnosa tinea nigra.

Pemeriksaan langsung

(13)

Gambaran Exophilia werneckii dibawah mikroskop 5

Kultur

Kerokan epidermis dari lesi tinea nigra setelah dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian dapat ditanam pada media Sabouraud’s Dextrose Agar yang ditambah dengan antibiotik, lalu dieramkan dalam suhu 25 - 30°C. 7

Exophiala werneckii tumbuh lambat pada Sabouraud’s agar atau Malt agar , dengan suhu 25°C selama 1 minggu akan terlihat koloni berdiameter 0,9 – 1,5 µm. Pada keadaan lembab, akan terlihat koloni berupa ragi yang berwarna putih kotor sampai kelabu dan dijumpai gambaran konidia dan sel tunas pada pembiakan kurang dari 1 minggu. Koloni akan berubah menjadi hitam setelah pembiakan 2-3 minggu. Kadang-kadang koloni hitam jamur ini menghasilkan warna seperti kilatan logam (metalic sheen). 5,7

Hypha pada awalnya berwarna coklat yang kemudian menjadi gelap dan menebal. Dari isolat akan dihasilkan konidia yang sangat banyak Konidia merupakan hyalin yang berwarna coklat muda sampai gelap tergantung dari umur sel. Konidia terlihat halus, berbentuk ellips dengan ukuran 5 – 9,5 x 2,4 – 5 µm pada satu sel dan 7-10 x 3,5 – 4,5 µm pada sel yang kedua. 7

Pengobatan

(14)

Griseofulvin oral, amphotericin B dan tolnaftat topikal tidak efektif untuk pengobatan tinea nigra. Golongan azole seperti ketokonazole, econazole dan oxiconazole efektif untuk menghambat pertumbuhan dari Exophiala werneckii.

Pengobatan topikal dengan Whitfield’s ointment (komponen asam benzoat) atau Imidazole dua kali sehari selama 3-4 minggu memberikan hasil yang memuaskan.5

PIEDRA

Kata Piedra berasal dari bahasa Spanyol yang berarti batu. Piedra merupakan infeksi jamur yang terbatas hanya mengenai rambut , dengan karakteristik adanya nodul yang irreguler yang berisi komponen dari jamur. Ada 2 jenis Piedra yaitu Piedra Hitam dan Piedra Putih, kedua jenis ini disebabkan oleh 2 spesies jamur yang berbeda.7

PIEDRA HITAM

Etiologi

Piedra hitam disebabkan oleh Piedraia hortae, merupakan jamur golongan

Ascomycetes.

Sejarah

Magelheins menemukan Piedra hitam pada tahun 1911. Kemudian Horta

melakukan percobaan yang membedakan antara Piedra hitam dengan Piedra putih. Dan akhirnya Horta menyimpulkan bahwa Piedra hitam disebabkan oleh spesies Trichosporon. Brumpt pada tahun 1913 menamakan jamur tersebut dengan Trichosporon hortai. Kemudian tahun 1928, Fonseca dan Area Leao menamakan jamur penyebab Piedra hitam dengan Piedraia hortae setelah mereka mengetahui bahwa penyebab Piedra hitam adalah golongan Ascomycetes. 7

Epidemiologi

(15)

terlihat perbedaan. Biasanya menyerang kelompok umur dewasa muda. Sering terjadi dalam satu keluarga, diduga saling bertukar sisir rambut dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya penyakit ini. 5

Piedraia hortae biasanya hidup pada tumbuhan yang tumbuh di daerah yang beriklim lembab. Penyakit ini sering dijumpai pada orang-orang yang rutin berenang di sungai atau di danau. Air yang tidak mengalir diduga menjadi sumber Piedraia hortae. Dan rambut yang basah sangat sensitif terhadap jenis jamur ini.

Manifestasi Klinis

Piedra hitam hanya dijumpai pada rambut kepala. Tetapi ada literatur yang menyebutkan bahwa Piedra hitam dapat terjadi pada kumis, jambang dan rambut pubis. Rambut kepala dengan Piedra hitam terlihat normal, tetapi bila disentuh rambut akan terasa kasar, seperti berpasir atau berbutir-butir. Infeksi ini tidak menimbulkan gejala, nodul fusiform yang keras akan membungkus rambut. Diameter nodul dapat berubah dari mikrometer sampai beberapa milimeter. Ketebalannya biasanya lebih terlihat jelas pada satu ujung dan semakin menipis pada ujung yang berlawanan. Beberapa nodul akan terlihat penebalan pada daerah sentral dan semakin menipis ke daerah perifer.7

Bagian rambut yang tebal tersebut mengandung banyak lapisan sel jamur, sedangkan bagian yang menipis akan dijumpai satu lapis sel jamur. Pada daerah yang tipis akan terlihat untaian hypha yang lurus dan arthrospora, sedang pada daerah yang tebal, nodul-nodul akan melekat satu sama lain membentuk massa yang menyerupai pseudoparenkim dari jaringan. 7

Pada pembelahan nodul dari yang tipis sampai yang tebal akan terlihat satu atau beberapa lapis arthrospora diantara kutikula dan korteks rambut. Piedraia hortae tidak menyerang bagian korteks dari rambut. Dibawah kutikula, jamur berkembang biak, akibat pertumbuhan jamur ini akan menekan kutikula sehingga kutikula menjadi rusak. Massa jamur akan meluas sampai keluar dari kutikula dan akhirnya membungkus rambut.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan langsung

(16)

KOH 10% atau lactophenol cotton blue untuk kemudian dilihat di bawah mikroskop. Piedra hitam akan dijumpai nodul yang hitam dan keras yang saling melekat membentuk massa dari sel jamur. Dari pemotongan nodul akan terlihat beberapa asci yang terdiri dari 2-8 sel jamur, fusiform dan terdapat ascospora pada salah satu ujung . Hypha berwarna coklat tua dan mempunyai segmen membentuk gambaran persegi panjang arthrospora dengan ukuran 4-8 µm.

A. Gambaran nodul hitam yang mengelilingi rambut dimana nodul menebal pada salah satu ujung dan semakin menipis pada ujung yang berlawanan

B. Rambut yang dibelah menunjukkan komponen dari jamur. Pada perifer terlihat asci dan ascospora. Korteks tampak normal. 7

Kultur

Rambut yang terinfeksi di kultur pada media Sabouraud’s agar dengan kloramphenikol atau antibiotik jenis lain, tetapi tidak dengan cycloheximide. Piedraia hortae tumbuh sangat lambat pada kebanyakan media pada suhu 25°C.

(17)

PIEDRA PUTIH

Etiologi

Piedra putih disebabkan oleh infeksi jamur Trichosporon beigelii, jamur berupa ragi. T. beigelii masuk ke dalam golongan Basidiomycetes. Trichosporon beigelii juga dapat menimbulkan infeksi yang lebih dalam. Tetapi fisiologis, morfologis dan genetikanya berbeda antara T.beigelii pada Piedra dengan T.beigelii yang menginfeksi lebih dalam, karena mereka menginfeksi tempat yang berbeda.7

Sejarah

Piedra putih pertama kali diamati oleh Beigel pada tahun 1865 di London dan menyebutnya dengan “piedra nostra”. Beliau menemukan nodul pada rambut dan menceritakan penemuannya itu dalam bukunya yang berjudul “ The Human Hair: Its Structure, Growth, and Disease.”7

Tahun 1971 Kreger-van Rij dan Veenhuis menemukan bahwa Trichosporon beigelii mempunyai sifat Basidiomycetes.

Epidemiologi

Piedra putih biasanya terjadi pada wilayah yang beriklim tropis dan subtropis, termasuk wilayah Eropa, Asia Tenggara, India dan Amerika Selatan. Kasus pertama di Amerika Utara ditemukan pertama kali oleh Scott tahun 1951. 6

Trichosporon beigelii biasanya kita jumpai di tanah, air danau, dan tumbuhan. Jamur ini kadang-kadang dapat dijumpai sebagai flora normal di kulit manusia dan mulut. Jamur ini juga dijumpai pada binatang seperti kuda, monyet dan anjing. 7

(18)

Gambaran Piedra putih pada rambut kepala 2

Transmisi

Cara infeksi penyakit ini tidak diketahui dengan jelas. Benson et al menduga hygiene yang buruk seperti mandi di air yang tergenang dapat menyebabkan Piedra putih. Hubungan seksual diduga juga merupakan faktor predisposisi Piedra putih genitalia.

Selim et al menduga lingkungan yang lembab sebagai faktor predisposisi Piedra putih pada kepala. Pada penelitian Kiken et al mengemukakan adanya hubungan semakin panjang rambut dengan meningkatnya resiko terkena Piedra putih. 6

Manifestasi Klinis

Piedra putih mempunyai karakteristik, lembut, berlendir, putih, nodul kuning kehijauan sampai coklat terang. Piedra putih dapat menyerang semua rambut di bagian tubuh manusia, tetapi lebih sering dijumpai pada rambut pubis, jambang, rambut axilla, dan kumis dibanding pada rambut kepala, bulu mata dan alis mata. Pada bagian tengah nodul terlihat lebih tebal, dan semakin mengecil ke ujung, dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi. Seluruh rambut akan terbungkus oleh nodul tersebut. Ukuran nodul pada piedra putih lebih kecil dibanding pada piedra hitam 6,7

(19)

Gambaran Piedra putih pada rambut 2

Diagnosa Banding

Nodul pada piedra putih pada rambut pubis sulit dibedakan dengan pediculosis atau trichomycosis axillaris. Di bawah mikroskop, rambut dengan trichomycosis axillaris menunjukkan gambaran kokus dan batang pendek yang ukurannya lebih kecil dibanding dengan sel jamur piedra, yang berbentuk bujur sangkar atau kadang-kadang poligonal. Tidak seperti Trichomycosis, komponen jamur pada piedra putih tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan gram.

Di bawah mikroskop Piedra putih dapat dengan mudah dibedakan dengan Pediculosis, dengan ditemukannya hypha. Piedra putih dan Piedra hitam dapat dibedakan berdasarkan pigmentasi, bentuk dan ukuran dari sel jamur yang mengelilingi korteks rambut. Berbeda dengan Piedra hitam, pada Piedra putih tidak dijumpai nodul yang berwarna coklat tua sampai hitam, dan tidak mempunyai asci dan ascospora. 7

Diagnosa Laboratorium

(20)

Pemeriksaan langsung

Rambut yang terinfeksi di letakkan pada objek glass dan ditetesi dengan 10% potassium hydroxide (KOH) atau lactophenol cotton blue untuk kemudian dilihat di bawah mikroskop. Dengan pemeriksaan langsung ini, tidak hanya dapat membedakan 2 jenis Piedra, juga dapat membedakan dari Trichomycosis axillaris dan Pediculosis.

Di bawah mikroskop akan terlihat gambaran nodul berwarna terang dengan hypha yang bersegmen. Nodul lebih lembut, bentuk irreguler, pada bagian tengah nodul lebih tebal dan semakin mengecil pada ujungnya . Pada nodul yang telah dibelah akan terlihat

arthrospora dengan diameter 2-4µm dan blastospora dengan bentuk poligonal yang berkelompok. 7

Kultur

Jamur yang terinfeksi dikultur pada Sabouraud’s agar dengan kloramphenikol atau antibiotik jenis lain, tetapi tidak dengan cycloheximide. Trichosporon beigelii sensitif dengan cycloheximide. 7

Pada Sabouraud’s agar, koloni akan terlihat menyerupai ragi dengan warna krem dan terlihat seperti lipatan-lipatan (kerutan) yang terang atau bersinar pada permukaan agar. Koloni akan berubah menjadi kuning kelabu setelah penanaman 2-4 minggu.

Gambaran koloni T.beigelii pada Sabouraud’s agar dengan Kloramfenikol setelah diinkubasi 2 minggu. 7

(21)

cellobiosa, trehalosa dan laktosa. Trichosporon beigelii memperlihatkan adanya aktivitas urease. 7

Gambar belahan rambut yang terinfeksi dimana terlihat rambut dikelilingi oleh berlapis-lapis arthrospora. Korteks dan medulla rambut terlihat normal.7

Pengobatan

Pengobatan Piedra hitam dan Piedra putih adalah dengan menggunting rambut atau mencukur semua rambut-rambut yang terinfeksi. Angka kekambuhan dari penyakit ini sangat tinggi. Dianjurkan pengobatan topikal, dengan menggunakan clotrimazole cream, amphotericin B lotion, larutan mercury bichloride (1:2000) atau ointment 5% ammoniated mercury, econazole nitrate cream 1%, 5% sulfur ointment, dan imidazole. Pengobatan dengan anti jamur oral golongan azole selama 3 minggu sampai 1 bulan dikombinasi dengan topikal azole selama 2-3 bulan memberikan hasil yang memuaskan tanpa perlu mencukur rambut.6,7

Pernah dilaporkan Piedra putih dijumpai pada scrotum dan tidak meluas ke daerah sekitarnya, pada kasus ini pengobatan dengan menggunakan clotrimazole lotion memberikan hasil yang memuaskan.8

(22)

BAB III

KESIMPULAN

Mikosis superfisialis adalah infeksi jamur yang menyerang stratum korneum dari kulit.

4 penyakit penting pada mikosis superficial : Tinea versicolor, Tinea nigra, Piedra hitam dan Piedra putih.

Mikosis superficial merupakan yeast-like cells. Merupakan penyakit di daerah tropis dan sub tropis.

Tinea versicolor disebabkan Malassezia furfur, mengenai daerah dada, punggung, lengan atas, perut. Lesi berupa makula yang hipo sampai hiperpigmentasi. Asimptomatis. Pada KOH 10% smear terlihat sel-sel bulat berkelompok, bertunas, hifa bersegmen, pendek dan bengkok. Dengan lampu Wood’s fluoresensi kuning. Koloni putih sampai krem dengan textura kering. Budding (+). Collarettes (+) Tinea nigra disebabkan oleh Exophilia werneckii. Dijumpai pada telaak tangan dan telapak kaki. Lesi berupa makula coklat sampai kehitaman. Sisik (-). Tanda-tanda peradangan (-). Koloni putih kotor sampai kelabu. Conidia (+). Budding (+).

Piedra hitam disebabkan oleh Piedraia hortae. Menyerang rambut kepala. Trdapat nodul hitam keras yang melekat pada rambut. Pada pembelahan nodul dijumpai asci dan ascospora.

Piedra putih disebabkan oleh Trichosporon beigelii. Mengenai rambut di seluruh tubuh. Nodul lebih lembut berwarna putih sampai coklat terang. Pembelahan nodul dijumpai arthrospora dan blastospora.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

1. Brooks, Butel, Ornston. Medical Microbiology. Appleton & lange.

2. Ellis David. White Piedra. Mycology Online. The University of Adelaide. 4 Juli 2006.

http://www.mycology.adelaide.edu.au/mycosis/superficial/white_piedra 3. Ellis David. Black Piedra. Mycology Online. The University of Adelaide.

2 Februari 2007.

http://www.mycology.adelaide.edu.au/mycosis/superficial/black_piedra 4. Ellis David. Malassezia furfur. Mycology Online. The University of

Adelaide. 4 Juli 2006.

http://www.mycology.adelaide.edu.au/mycosis/superficial/malassezia_furf ur

5. Ellis David. Tine nigra. Mycology Online. The University of Adelaide. 2 februari 2007.

http://www.mycology.adelaide.edu.au/mycosis/superficial/tinea_nigra 6. Kiken David et al. Journal of the American Academy of Dermatology.

Volume 55. Desember 2006. Copyright America Academy of Dermatology

7. Kwon-chung & Bennet. Medical Mycology. Lea & Febiger. 1992. 8. Steinman, Pappenfort. White_Piedra a case report and review literature.

Gambar

Gambaran Exophilia werneckii dibawah mikroskop 5
Gambar belahan rambut yang terinfeksi dimana terlihat rambut dikelilingi oleh berlapis-lapis arthrospora

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Faktor lain yang mempengaruhi atau berhubungan dengan motivasi. intrinsik karyawan adalah

Kesadaran akan merek bukan hanya suatu daya ingat, namun juga merupakan proses pembelajaran bagi konsumen terhadap suatu merek yang pada akhirnya daya ingat tersebut dapat

Dari desain tersebut dan dengan menggunakan spesifikasi energi proton 13 MeV dan arus berkas proton 40 µA kemudian dihitung yield 18 F, diperoleh hasil volume target air

Praktik Pengalaman Lapangan meliputi semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sabagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Pada DFD level 0 gambaran mengenai sistem informasi akuntansi Toko Aneka Ragam digambarkan secara keseluruhan. Dapat dilihat siapa saja yang terlibat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa erosi pada lahan yang terbuka tanpa tutupan kanopi labu siam menunjukkan angka erosi dengan nilai yang lebih tinggi, yang

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Indian Bagian Selatan, kadar AFP pada pasien hepatoma dipengaruhi oleh infeksi virus, dan bahkan cenderung lebih tinggi nilainya

Dalam tulisan ini akan dibahas beberapa faktor yang menyebabkan wanita berisiko mengalami penyakit kardiovaskular diantaranya faktor preeklampsia, pertumbuhan janin