• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Dengan Metode Distribution Requirement Planning (DRP) untuk Menentukan Luas Gudang Produk Jadi di PT. Mabar Feed Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perencanaan Kebutuhan Distribusi Dengan Metode Distribution Requirement Planning (DRP) untuk Menentukan Luas Gudang Produk Jadi di PT. Mabar Feed Indonesia"

Copied!
222
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN KEBUTUHAN DISTRIBUSI DENGAN

METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING

(DRP) UNTUK MENENTUKAN LUAS GUDANG

PRODUK JADI DI PT. MABAR FEED

INDONESIA

T U G A S S A R J A N A

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Teknik

Oleh

RIKA DESWANTI GINTING

NIM. 050403102

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Tugas Sarjana merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi

untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara. Penulis melakukan penelitian di PT. Mabar Feed

Indonesia, dengan judul penelitian ”Perencanaan Kebutuhan Distribusi

Dengan Metode Distribution Requirement Planning (DRP) untuk

Menentukan Luas Gudang Produk Jadi di PT. Mabar Feed Indonesia”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan luas gudang yang optimum,

tingkat persediaan yang harus ada di Central Supply Fasility (CSF), dan juga

jumlah safety stock yang ada di masing-masing Distribution Center (DC). Melalui

penelitian ini akan diperoleh permintaan konsumen berdasarkan peramalan,

persediaan yang ada di gudang berdasarkan perhitungan DRP (Distribution

Requirement Planning) dan juga luas gudang yang optimum yang dapat

menampung persediaan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam melakukan penelitian

dan penyusunan laporan Tugas Sarjana ini, karena pengetahuan dan pengalaman

penulis yang masih terbatas. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan penelitian dan

(5)

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus

Kristus yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan

mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah

membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan Tugas Sarjana

ini.

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun

administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Orang tua penulis (S. Ginting dan M Br Pinem) dan saudara-saudara penulis

(Evariana Br Ginting, Jhon Prendi Ginting dan Jeni Br Ginting) yang telah

mendukung penulis dalam doa, dana dan semangat.

2. Bapak Ir. Danci Sukatendel, selaku Dosen Pembimbing I atas waktu,

bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan penulis dalam

penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Ibu Tuti Sarma, ST,MT, selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan,

pengarahan, dan masukan yang diberikan penulis dalam penyelesaian Tugas

Sarjana ini.

4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas

(6)

5. Bapak Ir.Ukurta Tarigan, MT, Selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas

Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M. Eng, selaku Ketua Bidang

Rekayasa Sistem Manufaktur atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan

masukan yang diberikan penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

7. Bapak Aulia Ishak, ST. MT. dan Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM.

selaku Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Industri USU.

8. Bapak Hamdan, SH sebagai Manajer Umum di PT. Mabar Feed Indonesia

yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.

9. Bapak Ir. Mbela Ginting selaku pembimbing lapangan yang telah membantu

dan membimbing penulis dalam melakukan penelitian dan pengumpulan data.

10.Staff pengajar Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang

telah membimbing penulis selama di bangku perkuliahan.

11.Staff pegawai Teknik Industri Bang Bowo, Bang Mino, Kak Dina, Bang

Nurmansyah, Bang Kumis, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas

bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan Tugas Sarjana

ini.

12.Rasdiana Br Tarigan selaku rekan peneliti dalam penelitian di PT. Mabar Feed

Indonesia, sebagai teman diskusi dan berbagi informasi.

(7)

14.Rekan-rekan Stambuk’05 atas dukungan dan kerjasama yang baik.

15.Rekan – rekan Marakas ’57 yang selalu memberikan semangat dan dukungan

(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-3

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-3

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-5

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6

(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-3

2.4.Organisasi dan Manajemen Perusahaan... II-5

2.4.1. Struktur Organisasi ... II-5

2.4.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-8

2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-19

2.4.3.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-19

2.4.3.2. Jam Kerja ... II-21

2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-22

2.4.4.1. Sistem Pengupahan ... II-22

2.4.4.2. Fasilitas Pendukung ... II-23

2.5. Proses Produksi ... II-26

2.5.1. Standar Mutu Produk ... II-26

2.5.2. Bahan Yang Digunakan... II-26

2.5.2.1. Bahan Baku ... II-28

2.5.2.2. Bahan Tambahan ... II-30

2.5.2.3. Bahan Penolong ... II-31

2.5.3. Uraian Proses ... II-31

2.5.3.1. Pengeringan (Drying) ... II-31

2.5.3.2. Penggilingan (Milling) ... II-32

(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.5.3.4. Pembutiran (Pelleting) ... II-33

2.5.3.5. Pendinginan (cooler) ... II-34

2.5.3.6. Penghancuran (Crumbling)... II-34

2.5.3.7. Pengayakan (Screening) ... II-34

2.5.3.8. Pengemasan (Packing) ... II-35

2.6. Mesin dan Peralatan ... II-35

2.6.1. Mesin Produksi ... II-35

2.6.2. Peralatan Produksi... II-42

2.7. Utilitas (Utility) ... II-44

2.8. Safety and Fire Protection ... II-45

2.9. Waste Treatment ... II-46

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Persoalan Umum Dalam Sistem Distribusi Barang ... III-1

3.1.1. Logika Dasar Distribution

Requirement Planning (DRP) ... III-3

(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.1.5. Economy Order Quantity(EOQ) ... III-8

3.2. Gudang ...III-10

3.2.1. Fungsi Gudang ...III-10

3.2.2. Macam-macam Gudang ...III-11

3.2.3. Kapasitas ...III-14

3.2.3.1. Kapasitas Desain dan Kapasitas Efektif ...III-15

3.3. Peramalan ...III-15

3.3.1. Metode Peramalan ...III-18

3.3.1.1. Singel Moving Average ...III-18

3.3.1.2. Moving Average With Linear Trend ...III-19

3.3.1.3. Weigted Moving Average ...III-20

3.3.1.4. Singel Exponential Smoothing ...III-21

3.3.1.5. Double Exponential Smoothing

With Linier Trend ...III-22

3.3.1.6. Adaptive Exponential Smoothing ...III-22

3.3.1.7. Pemulusan (smoothing) Eksponensial

(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.3.1.8. Pemulusan Eksponensial Ganda

: Metode Dua Parameter dari Holt. ...III-24

3.3.2.Menghitung Kesalahan yang Terjadi

pada Metode Peramalan ...III-24

3.3.3. Memilih Metode Peramalan Terbaik ...III-25

3.3.4. Verifikasi Metode Peramalan ...III-26

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1.Objek Penelitian dan Subjek penelitian ... IV-1

4.2.Metode Penelitian ... IV-1

4.2.1. Jenis Penelitian ... IV-1

4.2.2. Metode Pengumpulan Data ... IV-1

4.2.2.1. Data primer ... IV-2

(13)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Distribution Requirements Planning ... V-1

5.1.2. Data Penjualan ... V-2

5.1.3. Lead Time Distribusi... V-2

5.1.4. Biaya Order... V-4

5.1.5. Data Harga Pokok dan Harga Penjualan ... V-4

5.1.6. Biaya Penyimpanan Persediaan ... V-5

5.1.7. Data Dimensi Gudang Produk Jadi dan Peralatan ... V-6

5.2. Pengolahan Data ... V-7

5.2.1. Peramalan Terhadap Data Penjualan Produk Pakan

Ternak Jenis Konsentrat Tepung Untuk

Masing-masing DC ... V-7

5.2.1.1. Prosedur Peramalan ... V-7

5.2.1.2. Hasil Peramalan ... V-20

5.2.2. Perhitungan Safety Stock ... V-20

5.2.3. Perhitungan EOQ pada Distribution Center ... V-23

(14)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.3.1. Penyelesaian Permasalahan DRP Untuk

Produk MCL-328 ... V-25

5.3.2. Nilai POH Pada Tiap Jenis Produk Pakan Ternak ... V-26

5.4. Perhitungan Luas Gudang Produk Jadi ... V-26

5.4.1. Perhitungan Jumlah Tumpukan Untuk

Setiap Jenis Produk ... V-26

5.4.2. Perhitungan Luas Area Untuk Slot ... V-29

5.4.3. Perhitungan Luas Area Gudang ... V-31

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis Peramalan Penjualan Produk ... VI-1

6.2. Analisis Hasil Safety Stock ... VI-1

6.3. Analisis Hasil EOQ... VI-3

6.4. Analisis Hasil DRP ... VI-3

6.5. Analisis Luas Gudang Produk Jadi Hasil Rancangan ... VI-4

(15)

DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Alokasi Tenaga Kerja ... II-21

2.2. Standar Mutu Bagi Makanan Ternak Ayam Sesuai SNI... II-27

5.1. Data Penjualan Pakan Ternak Jenis Konsentrat Selama 2 Tahun ... V-3

5.2 Lead Time Distribusi ... V-2

5.3. Biaya Order Untuk Masing –masing DC ke CSF

(Untuk Sekali Pemesanan) ... V-4

5.4. Harga Pokok dan Harga Penjualan Untuk Tiap

Jenis Produk Konsentrat Tepung. ... V-5

5.5. Biaya Penyimpanan Persediaan ... V-6

5.6 . Perhitungan Peramalan Untuk Produk MCL-328

Daerah Distribusi Sumut Dengan Metode Winters... V-13

5.7. Hasil Peramalan Setiap Jenis Produk Untuk Setiap

Jenis Daerah Distibusi Dengan Metode Pemulusan

(Smoothing) Eksponensial Tripel (Winters) ... V-14

5.8. Perhitungan Peramalan Untuk Produk MCL-328

Daerah Distribusi Sumut Dengan Metode Pemulusan

(17)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.9. Hasil Peramalan Setiap Jenis Produk Untuk Setiap

Jenis Daerah Distibusi Dengan Metode Metode

Pemulusan Eksponensial Ganda :

Metode Dua Parameter dari Holt ... V-17

5.10. Kesalahan Metode Peramalan Pada Metode Winters

dan Metode Holt Untuk Semua Jenis Produk dan

Untuk Semua Daerah Distribusi. ... V-19

5.11. Perhitungan Moving Range Untuk Metode Holt Pada

Produk MCL-328 Daerah Distribusi Sumut... V-20

5.12. Hasil Peramalan Setiap Jenis Produk Untuk Setiap Jenis

Daerah Distibusi Periode April 2010 s/d Maret 2011 ... V-22

5.13. Perhitungan Safety Stock Pakan Ternak Untuk Semua

Jenis Pakan Ternak Konsentrat Tepung Pada Setiap DC ... V-24

5.14. Perhitungan EOQ Untuk Masing-masing DC ... V-26

5.15. Hasil Perhitungan EOQ untuk Setiap Jenis Produk

Pakan Ternak Jenis Konsentrat Pada setiap DC. ... V-25

(18)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.27. Jumlah Produk yang Akan Disimpan di Gudang

Selama Seminggu ... V-37

5.28. Jumlah Produk yang Akan Disimpan di Gudang

Selama 3 Hari ... V-37

5.29. Jumlah Produk yang Akan Disimpan di Gudang

Untuk Waktu Sementara ... V-37

5.30. Jumlah Slot Yang Akan Disimpan di Gudang ... V-37

2.2. Block Diagram Proses Produksi di

PT. Mabar Feed Indonesia ... II-37

4.1. Flow Chart Pengolahan Data ... IV-5

4.2. Block Diagram Metodologi Penelitian ... IV-6

5.1 Jaringan Distribusi pada PT. Mabar Feed Indonesia

Untuk Produk Konsentrat Tepung ... V-1

5.2. Prosedur Peramalan ... V-8

5.3. Diagram Pencar untuk Produk MCL-328

Daerah Distribusi Sumut. ... V-9

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Gambar Scatter Diagram Untuk Masing-masing Daerah Distribusi ... L-1

2. Perhitungan Peramalan Dengan Metode Winters Untuk

Produk Lainnya ... L-2

3. Perhitungan Peramalan Dengan Metode Holt Untuk

Produk Lainnya ... L-3

4. Perhitungan DRP ... L-4

5. Grafik Perbandingan Permintaan Masa Lalu Dengan

Hasil Peramalan ... L-5

6. Perhitungan Biaya Persediaan ... L-6

7. Kelengkapan Tugas Akhir

- Formulir Tugas Akhir

- Surat Penjajakan Pabrik

- Surat Balasan Pabrik

- Surat Keputusan Tugas Akhir

(20)

ABSTRAK

Gudang produk jadi merupakan tempat penyimpanan produk jadi sebelum produk jadi dikirim kepada konsumen. Luas gudang dapat ditentukan dengan melihat tingkat produksi perusahaan, jenis produk yang akan diproduksi, lead time distribusi produk jadi dan sebagainya. PT. Mabar Feed Indonesia merupakan suatu perusahaan yang memiliki sistem distribusi bertingkat. PT. Mabar Feed Indonesia bertindak sebagai Central Supply Facility (CSF) berfungsi memenuhi permintaan masing-masing DC yang ada di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Saat ini di gudang produk jadi CSF sering terjadi penumpukkan, hal ini menyebabkan kurangnya ruangan untuk menampung produk jadi. Kondisi inilah yang menyebabkan perlunya perencanaan luas gudang produk jadi, sehingga dapat mengintegrasikan jumlah produksi, persediaan, luas gudang produk jadi dan juga kebutuhan distribusi yang diperlukan, sehingga melalui penelitian ini akan dirancang berapa luas gudang produk jadi yang optimal dengan melihat kebutuhan distribusi yang menggunakan sistem DRP (Distribution Requirement Planning)

Pada penelitian ini hendaknya diperoleh ukuran gudang produk jadi yang optimal, yang sesuai dengan jumlah kebutuhan distribusi produk ke Distribution

Center (DC) setiap periodenya, agar tidak terjadi lagi penumpukkan produk jadi

yang sering sekali mengakibatkan kerusakan pada produk jadi, seperti sekarang ini.

Untuk mengetahui jumlah permintaan periode yang akan datang, maka dilakukan pengumpulan data permintaan tahun lalu, dimensi produk dan gudang dari perusahaan PT. Mabar Feed Indonesia, dan akan dilakukan peramalan untuk mendapatkan permintaan yang akan datang. Metode peramalan yang digunakan ialah metode Winters dan Holt. Setelah itu akan ditentukan safety stock dan juga EOQ untuk masing-masing DC.

(21)

ABSTRAK

Gudang produk jadi merupakan tempat penyimpanan produk jadi sebelum produk jadi dikirim kepada konsumen. Luas gudang dapat ditentukan dengan melihat tingkat produksi perusahaan, jenis produk yang akan diproduksi, lead time distribusi produk jadi dan sebagainya. PT. Mabar Feed Indonesia merupakan suatu perusahaan yang memiliki sistem distribusi bertingkat. PT. Mabar Feed Indonesia bertindak sebagai Central Supply Facility (CSF) berfungsi memenuhi permintaan masing-masing DC yang ada di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Saat ini di gudang produk jadi CSF sering terjadi penumpukkan, hal ini menyebabkan kurangnya ruangan untuk menampung produk jadi. Kondisi inilah yang menyebabkan perlunya perencanaan luas gudang produk jadi, sehingga dapat mengintegrasikan jumlah produksi, persediaan, luas gudang produk jadi dan juga kebutuhan distribusi yang diperlukan, sehingga melalui penelitian ini akan dirancang berapa luas gudang produk jadi yang optimal dengan melihat kebutuhan distribusi yang menggunakan sistem DRP (Distribution Requirement Planning)

Pada penelitian ini hendaknya diperoleh ukuran gudang produk jadi yang optimal, yang sesuai dengan jumlah kebutuhan distribusi produk ke Distribution

Center (DC) setiap periodenya, agar tidak terjadi lagi penumpukkan produk jadi

yang sering sekali mengakibatkan kerusakan pada produk jadi, seperti sekarang ini.

Untuk mengetahui jumlah permintaan periode yang akan datang, maka dilakukan pengumpulan data permintaan tahun lalu, dimensi produk dan gudang dari perusahaan PT. Mabar Feed Indonesia, dan akan dilakukan peramalan untuk mendapatkan permintaan yang akan datang. Metode peramalan yang digunakan ialah metode Winters dan Holt. Setelah itu akan ditentukan safety stock dan juga EOQ untuk masing-masing DC.

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Gudang produk jadi merupakan tempat penyimpanan produk jadi sebelum

produk jadi dikirim kepada konsumen. Luas gudang dapat ditentukan dengan

melihat tingkat produksi perusahaan, jenis produk yang akan diproduksi, lead time

distribusi produk jadi dan sebagainya.

PT. Mabar Feed Indonesia merupakan suatu perusahaan yang memiliki sistem

distribusi bertingkat. PT. Mabar Feed Indonesia yang bertindak sebagai Central

Supply Facility (CSF) berfungsi memenuhi permintaan masing-masing DC

(Distribution Center) yang ada di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau

dan Jambi. Produk dari setiap Distribution Center akan didistribusikan lagi ke

agen distributor ke kota-kota yang ada di setiap provinsi yang tersebut di atas,

setelah dari agen yang ada di setiap kota akan distribusikan lagi ke peternak yang

ada di setiap kota dan ada juga yang didistribusikan ke toko pakan ternak.

Kondisi persediaan yang ada pada PT. Mabar Feed Indonesia selalu

berlebih dan ini disebabkan karena permintaan konsumen yang tidak menentu.

Hal ini menyebabkan terjadinya beberapa permasalahan di gudang produk jadi,

seperti penumpukkan produk di sembarang tempat, kesemerautan di area

(23)

harus diproduksi ulang kembali. Apabila luas gudang penyimpanan produk jadi

tidak optimal, dapat menimbulkan kerugiaan bagi pihak perusahaan, baik yang

berhubungan dengan investasi dan biaya pemeliharaan gudang semakin tinggi.

Kondisi inilah yang menyebabkan perlunya perencanaan jumlah persediaan yang

sesuai dengan kebutuhan distribusi dengan metode Distribution Requirement

Planning (DRP) dan juga perancangan luas gudang produk jadi yang optimal.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang seperti tersebut di atas, yang menjadi fokus

permasalahan pada penelitian ini ialah bagaimana rancangan luas gudang produk

jadi yang optimal, yang dapat menampung persediaan produk jadi di PT. Mabar

Feed Indonesia yang digunakan untuk mendukung distribusi produk jadi ke setiap

Distribution Center (DC).

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :

a. Untuk mendapatkan ukuran gudang produk jadi yang optimal, yang sesuai

dengan jumlah kebutuhan distribusi produk ke Distribution Center (DC)

setiap periodenya.

b. Untuk mengetahui tingkat persediaan yang ada di Central Supply Facility

(CSF).

c. Mendapatkan safety stock dan Economy Order Quantity (EOQ) yang nantinya

(24)

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi pihak perusahaan

• Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak perusahaan dalam

merencanakan luas gudang penyimpanan produk jadi berdasarkan

kebutuhan distribusi produk (DRP) dan tepat waktu akan kedatangan

produk kepada setiap konsumen.

• Memberikan masukan kepada perusahaan untuk mengetahui luas gudang

yang optimal sehingga perusahaan dapat meminimkan biaya penyimpanan.

• Menjadi bahan masukan bagi perusahaan dalam menyusun rencana

peningkatan produktivitas.

b. Bagi peneliti

• Meningkatkan keterampilan bagi penulis untuk menyelesaikan masalah

yan berkaitan dengan perencanaan luas gudang penyimpanan produk jadi

berdasarkan kebutuhan distribusi produk (DRP).

• Memperoleh pengalaman untuk dapat memecahkan permasalahan

mengenai perencanaan kebutuhan akan luas gudang yang optimal dengan

menerapkan ilmu yang telah diperoleh seama menjalani perkuliahan.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Faktor yang selalu menjadi penghalang dan tidak dapat dihindari dalam

(25)

agar dapat memecahkan permasalahan dibuat pembatasan masalah dalam

merencanakan luas gudang penyimpanan produk jadi yang terdiri dari :

1. Perencanaan luas gudang yang dilakukan, hanya pada tingkat Central Supply

Facility (CSF).

2. Data yang digunakan April 2008 - Maret 2010 pada tingkat Distribution

Center (DC), sebagai acuan perhitungan peramalan jumlah permintaan yang

akan datang.

3. Perencanaan jumlah persediaan yang ada di gudang produk jadi dilakukan

dengan metode DRP.

4. Penelitian dilakukan hanya untuk produk pakan ternak ayam jenis pakan

konsentrat tepung.

5. Penelitian hanya terbatas pada masalah kebutuhan luas gudang produk jadi

yang optimal untuk menampung kebutuhan distribusi produk jenis konsentrat

tepung dan tidak membahas masalah biaya.

Asumsi yang digunakan untuk mendukung dan memudahkan pembatasan

masalah adalah sebgai berikut :

1. Tidak terjadi fluktuasi permintaan yang besar selama penelitian berlangsung.

2. Tidak terjadi perubahan spesifikasi produk selama penelitian berlangsung.

3. Tidak terjadi perubahan biaya-biaya selama penelitian berlangsung.

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai

(26)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah serta sistematika

penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi

dan manajemen serta proses produksi.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan

masalah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga

penyusunan laporan tugas akhir.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data-data primer dan sekunder yang diperoleh dari

penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan

masalah.

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Bab ini berisi analisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Mabar Feed Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang industri pakan ternak ayam petelur dan daging. Produk lain yang

dihasilkan oleh PT. Mabar Feed Indonesia berupa pakan ternak udang dan hewan

lainnya. PT. Mabar Feed Indonesia mulanya merupakan bentuk usaha perorangan

yang didirikan oleh Bapak Rachman pada tanggal 15 Maret 1976. Perusahaan ini

didirikan sesuai dengan surat izin dari Kantor Dinas Perindustrian Propinsi

Daerah Tingkat I Sumatera Utara Medan untuk mendirikan dan menjalankan

perusahaan makanan ternak dengan No.14 / PERIND / IV / 76 dengan nomor

kode 3121 / 14 / 2A tertanggal 27 Mei 1976.

Pada awalnya perusahaan ini hanya memproduksi beberapa jenis pakan

ternak untuk ayam potong dan ayam pedaging yang bentuk produk yang

dihasilkan berbentuk pellet. Sejak awal berdirinya perusahaan ini hingga tahun

1980, perusahaan ini menggunakan mesin dan peralatan yang sederhana dalam

proses produksinya. Sejak tahun 1980, perusahaan ini mulai menggunakan

mesin-mesin yang lebih canggih. Pada tanggal 23 Mei 1985, perusahaan ini berubah

nama dari bentuk usaha perseorangan menjadi bentuk Persekutuan Komenditer

(CV) dengan nama CV Mabar. Seiring dengan kemajuan perusahaan, CV Mabar

pun berubah bentuk menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT. Shrimp

(28)

Juli 1988. Pada tanggal 29 Juli 1988 PT. Shrimp Feed Indonesia akhirnya berubah

nama menjadi PT. Mabar Feed Indonesia. Perubahan status badan hukum

perusahaan pada perusahaan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri

Kehakiman RI dengan dikeluarkannya Surat Keputusan No. C2-175.HT.1.TH

1990 pada tanggal 19 Januari 1990. Pada tahun 2001, asset (aktiva) perusahaan ini

sebesar Rp. 111,72 miliar. Asset (aktiva) per 31 Desember 2005 sebesar 236,40.

Produk yang dihasilkan oleh PT. Mabar Feed Indonesia, dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan yang cukup signifinikan. Hal ini dapat dilihat dari volume

penjualan dari tahun ke tahun. Tahun pertama produksi yang dihasilkan oleh PT.

Mabar Feed Indonesia mencapai 7.200 ton per tahun. Pada tahun 1988, produksi

PT. Mabar Feed Indonesia sebesar 40.000 ton per tahun meningkat 150 %

menjadi 100.000 ton per tahun pada tahun 1996, kemudian karena pengaruh krisis

moneter produksi turun menjadi 36.000 ton pada tahun 1998. hal ini disebabkan

karena tingginya harga bahan baku dan rendahnya permintaan. Seiring dengan

pulihnya perekonomian nasional maka volume penjualan juga meningkat menjadi

97.000 ton per tahun. Pada tahun 2001 jumlah produksi yang dihasilkan sebesar

145.000 ton per tahun.

Program jangka panjang PT. Mabar Feed Indonesia adalah meningkatkan

volume penjualan hingga mencapai 20.000 ton per-bulan, dengan melaksanakan

diversifikasi produk, penambahan fasilitas produksi dan laboratorium yang

(29)

tanggal 11 Desember 2003, perusahaan ini mendapatkan sertifikat ISO 9001 :

2000 dari Tuvreinahld.

2.2. Lokasi Perusahaan

PT. Mabar Feed Indonesia berlokasi di Jl. Rumah Potong Hewan No. 44 (Jl.

Medan- Belawan KM 9) Desa Mabar Kec. Deli, Medan.

Sejak awal didirikannya hingga tahun 1993 luas tanah perusahaan seluas

11.253,5 m2, termasuk luas tanah untuk rumah pemilik yang terletak

berdampingan dengan pabrik. Namun seiring dengan perkembangan perusahaan

maka sejak tahun 1994 hingga saat ini, luas tanah PT. Mabar Feed Indonesia

mencapai 38.116,5 m2.

2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Mabar Feed Indonesia memproduksi 2 jenis produk pakan ternak utama

yaitu pakan komplit dan pakan konsentrat. Dimana dua jenis produk pakan ternak

ini diklasifikasikan berdasarkan jenis ayam petelur dan pedaging serta umur ayam

tersebut. Adapun produk yang dihasilkan antaranya :

1. Pakan komplit

Pakan ternak jenis komplit adalah pakan ternak yang dapat diberikan langsung

kepada ternak tanpa bahan tambahan dan jenis pakan ternak ini dibagi adalam

(30)

a. Jenis pakan komplit tepung terdiri dari :

- BR S-06, yaitu pakan ternak untuk ayam petelur broiler starter super yang

umurnya 1-20 hari.

- S-20, yaitu pakan ternak untuk ayam starter petelur yang umurnya 1-45 hari.

- G-16 S, yaitu pakan ternak untuk ayam grower petelur yang umurnya 1,5-4

bulan.

- L-18, yaitu pakan ternak untuk ayam layer petelur super yang umurnya 4 bulan –

dst.

- L-17 S, yaitu pakan ternak untuk ayam layer petelur yang umurnya 4 bulan-dst.

b. Jenis pakan komplit butiran (Crumbles dan Pelet).

- SUPER -1, yaitu pakan ternak untuk ayam broiler starter super yang umurnya

1-20 hari.

- SUPER -2, yaitu pakan ternak untuk ayam broiler finisher super yang umurnya

21 hari s.d. dijual.

- BR I-01, yaitu pakan ternak untuk ayam broiler starter yang umurnya 1- 20 hari.

- BR II-02, yaitu pakan ternak untuk ayam broiler finisher yang umurnya 21 hari

s.d. dijual.

- CA-03, yaitu pakan ternak untuk ayam starter petelur yang umurnya 1-45 hari.

- PB-04, yaitu pakan ternak untuk ayam grower petelur yang umurnya 1,5 – 4

bulan.

(31)

2. Pakan konsentrat

Pakan konsentrat merupakan pakan ternak yang harus ditambahkan lagi dengan

jagung, dedak dan tepung batu dengan komposisi tertentu. Pakan ternak jenis

konsentrat ini berbentuk tepung. Pakan ternak yang termasuk jenis konsentrat

yaitu :

- B-422, yaitu pakan ternak untuk ayam grower yang umurnya 1.5-4 bulan.

- C-424, yaitu pakan ternak untuk ayam layer petelur yang umurnya 4 bulan –dst.

- C-138, yaitu pakan ternak untuk ayam layer petelur yang umurnya 4 bulan –dst.

- MCL- 496, yaitu pakan ternak untuk ayam layer petelur super untuk semua

umur.

- MCL-338, yaitu pakan ternak untuk layer petelur untuk semua umur.

- MCL- 328, yaitu pakan ternak untuk layer petelur untuk semua umur.

Setiap jenis pakan ternak diatas memiliki kandungan nutrisi tersendiri sesuai

dengan formula yang telah ditentukan.

2.5. Organisasi dan Manajemen Perusahaan

2.5.1. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan sekumpulan orang yang bekerja untuk mencapai

satu tujuan yang sama dan diantara mereka diberikan pembagian tugas untuk

pencapaian tujuan tersebut. Struktur organisasi merupakan gambaran skematis

tentang hubungan-hubungan dan kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian

(32)

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perusahaan yang terdiri dari beberapa

bagian aktivitas yang berbeda-beda harus dikoordinasikan sedemikian rupa

sehingga dapat mencapai target dan sasaran perusahaan. Dalam hal

pengorganisasian dari bagian-bagian yang berbeda diperlukan suatu struktur

organisasi yang dapat mempersatukan sumber daya dengan cara yang teratur.

Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel dalam arti

hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi oleh

perusahaan.

Struktur organisasi bagi suatu perusahaan mempunyai peranan yang

penting di dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan.

Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta keselarasan hubungan

satu bagian dengan bagian yang lain dapat digambarkan dalam suatu struktur

organisasi. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan

koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing karyawan dapat

mengetahui dengan jelas darimana perintah itu datang dan kepada siapa harus

dipertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka struktur

organisasi yang digunakan oleh PT. Mabar Feed Indonesia adalah hubungan

(33)

karena anggota-anggota staff yang ahli dalam bidangnya yang dapat memberi

nasehat dan mengerjakan perencanaan yang teliti, koordinasi dapat dengan mudah

dikerjakan karena sudah ada pembidangan masing-masing. Struktur organisasi

PT. Mabar Feed Indonesia dapat dilihat pada gambar 2.1.

Struktur organisasi yang berbentuk hubungan campuran antara garis dan

staf dan fungsional dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dalam hubungan garis dan staf, bawahan hanya mengenal seorang atasan.

Bawahan tersebut hanya menerima tugas, tanggung jawab, wewenang serta

haknya dari atasannya tersebut. Bentuk staf dapat dilihat antara Direktur

dengan skretari direksi dan internal auditor dan bentuk garis dapat dilihat

antara Direktur dengan Kepala-Kepala Bagian (Logistik, Teknik,Pengawasan

Mutu, Desain PengembanganProduk, Produksi, PPIC, Marketing, Keuangan,

Akuntansi dan Umum).

2. Bentuk hubungan fungsional dijumpai pada Kelompok, Staff, dan Karyawan.

Untuk urusan kepegawaian/personalia, karyawan dapat berhubungan langsung

dengan Kepala Sub Bagian Personalia dan untuk urusan perawatan fasilitas

produk, karyawan dapat berhubungan langsung dengan Kepala Sub Bagian

Perawatan (maintenance). Begitu juga dengan urusan Administrasi, Keuangan

dan Akuntansi, Marketing, PPIC, Pengawasan Mutu, Desain Pengembangan

Produk, Teknik, dan lain-lain, telah ditetapkan pejabat-pejabat yang mengurusi

dan bertanggung jawab atas fungsi yang dipikulnya. Setiap tingkat dapat saling

(34)

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

SEKRETARIS

DIREKSI INTERNAL AUDITOR

DIREKTUR OPERASIONAL WK. DIREKTUR OPERASIONAL DIREKTUR KOMERSIAL MANAJER LOGISTIK MANAJER TEKNIK MANAJER PENGAWASAN MUTU MANAJER DESAIN PENGEMBANGAN PRODUK MANAJER

PRODUKSI MANAJER PPIC

MANAJER MARKETING MANAJER KEUANGAN MANAJER AKUNTANSI MANAJER UMUM KABAG GUDANG BAHAN BAKU KABAG GUDANG NON BAHAN BAKU STAF LOGISTIK STAF IMPOR KABAG PERAKITAN & PEMELIHARAAN KABAG PEMELIHARAN OTOMOTIF KABAG LISTRIK & KOMUNIKASI STAF LABORATORIUM KABAG PRODUKSI P.UDANG & IKAN

KABAG PRODUKSI P. TERNAK KABAG GUDANG PRODUK JADI

STAF PPIC COUNTER SALES STAF MARKETING KREDIT KONTROL LINGKUNGAN HIDUP STAF

KEUANGAN AKUNTANSISTAF

[image:34.842.104.769.77.372.2]

STAF PERPAJAKAN KABAG HUMAS RUMAH TANGGA KEAMANAN KASIR KABAG PERSONALIA KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT.Mabar Feed Indonesia

Keterangan gambar :

= Memiliki derajat hubungan yang sama

(35)

2.5.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Organisasi perusahaan merupakan wadah perusahaan yang

mendayagunakan sumber-sumbernya. Wadah ini menetapkan kegiatan yang perlu

dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam

menjalankan suatu organisasi diperlukan personil-personil yang menduduki

jabatan tertentu di dalam organisasi tersebut, dimana masing-masing personil

diberi tugas dan tanggungjawab sesuai dengan jabatannya. Dalam melaksanakan

tugasnya, setiap jabatan diberi gambaran dan batasan tugas serta tanggung jawab

pada masing-masing struktur organisasi.

Pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan dalam

struktur organisasi PT. Mabar Feed Indonesia, diantaranya:

1. Direktur Utama

a. Memimpin direktur-direktur lain dan mengkoordinir pekerjanya dalam

memajukan perusahaan.

b. Merencanakan strategi perusahaan, memimpin aktivitas-aktivitas

pembelian, pemasaran, administrasi, serta pengkoordiniran tugas-tugas

tersebut.

c. Mewakili Dewan Komisaris di dalam dan luar perusahaan, berwenang

untuk mengarahkan serta menjalankan perusahaan dengan manajemen

yang baik.

d. Mengesahkan rencana kerja perusahaan secara keseluruhan.

(36)

f. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja/operasi perusahaan pada bidang

PPIC.

g. Bertanggung jawab atas perkembangan dan kemajuan perusahaan.

2. Sekretaris Direksi

a. Mengurus jadwal pertemuan/kegiatan pimpinan

b. Menerima panggilan sebelum disampaikan kepada pimpinan ataupun

karyawan lainnya

c. Menyusun jadwal pertemuan perusahaan

d. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama

3. Internal Auditor

a. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama atas implementasi

tentang penerapan ISO 9001-2000

b. Melaksanakan aktivitas untuk memelihara dan meningkatkan standar

ransum mutu.

4. Direktur Operasional

a. Mengadakan perencanaan terhadap pencapaian tujuan perusahaan pada

Departemen Logistik, Teknik, Pengawasan Mutu, Desain Pengembangan

Produk dan Produksi.

b. Mengangkat dan mengganti setiap kepala bagian, staff, pegawai dan

karyawan pada Departemen Logistik, Teknik, Pengawasan Mutu, Desain

(37)

c. Mengawasi pelaksanaan rencna kerja/operasi perusahaan pada

Departemen Logistik, Teknik, Pengawasan Mutu, Desain Pengembangan

Produk dan Produksi.

d. Meminta dan menilai pertanggungjawaban tiap kepala bagian atas

tugas-tugas yang dibebankan kepada Departemen Logistik, Teknik, Pengawasan

Mutu, Desain Pengembangan Produk dan Produksi.

e. Bertanggung jawab atas perkembangan dan kemajuan perusahaan.

f. Bertanggungjawab kepada Direktur Utama.

5. Direktur Komersial

a. Mengadakan perencanaan terhadap pencapaian tujuan perusahaan pada

Departemen Marketing, Keuangan, Akuntansi dan Umum.

b. Mengangkat dan mengganti setiap kepala bagian, staff, pegawai dan

karyawan pada Departemen Marketing, Keuangan, Akuntansi dan Umum.

c. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja/operasi perusahaan pada

Departemen.

d. Meminta dan menilai pertanggungjawaban tiap kepala bagian atas

tugas-tugas yang dibebankan kepada Departemen Marketing, Keuangan,

Akuntansi dan Umum.

e. Bertanggung jawab atas perkembangan dan kemajuan perusahaan.

(38)

6. Wakil Direktur Operasional

a. Membantu Direktur Operasional untuk mengadakan perencanaan terhadap

pencapaian tujuan perusahaan pada Departemen Logistik, Teknik,

Pengawasan Mutu, Desain Pengembangan Produk dan Produksi.

b. Membantu Direktur Operasional untuk mengangkat dan mengganti setiap

kepala bagian, staff, pegawai dan karyawan pada Departemen Logistik,

Teknik, Pengawasan Mutu, Desain Pengembangan Produk dan Produksi.

c. Membantu Direktur Operassional untuk mengawasi pelaksanaan rencana

kerja/operasi perusahaan pada Departemen Logistik, Teknik, Pengawasan

Mutu, Desain Pengembangan Produk dan Produksi.

d. Membantu Direktur Operasional untuk meminta dan menilai

.pertanggungjawaban tiap Kepala Bagian atas tugas-tugas yang

dibebankan kepada Departemen Logistik, Teknik, Pengawasan Mutu,

Desain Pengembangan Produk dan Produksi.

e. Bertanggung jawab atas perkembangan dan kemajuan perusahaan.

f. Bertanggungjawab kepada Direktur Utama.

7. Manajer Logistik

a. Membuat penjadwalan pemesanan bahan baku.

b. Menentukan jumlah bahan baku yang dipesan.

c. Bertanggung jawab kepada Direktur Komersial.

(39)

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perbaikan mesin dan peralatan

untuk kegiatan produksi.

c. Menetapkan jadwal perawatan (maintenance) mesin dan peralatan

produksi.

d. Bertanggung jawab kepada Direktur Komersial.

9. Manajer Pengawasan Mutu

a. Memeriksa dan mengawasi kondisi bahan-bahan sebelum diolah, pada saat

proses produksi berlangsung sampai pada produk jadi agar

didapatkanproduk yang memenuhi standar.

b. Memantau dan mengawasi kegiatan laboratorium dan bertanggung jawab

atas pengembangan dan kelangsungan kegiatan laboratorium.

c. Membuat laporan hassil pemeriksaan dan pengujian bahan baku seperti

kadar protein, lemak, air dan debu dan juga produk jadi secara periodik.

d. Bertanggung jawab kepada Direktur Operasional.

10.Manajer Desain Pengembangan Produk

a. Mengembangkan dan meningkatkan penampilan produk dengan

memperbaiki desain dan warna sesuai dengan selera konsumen.

b. Melakukan diversifikassi produk.

c. Bertanggung jawab kepada Direktur Operasional.

11.Manajer Produksi

a. Merencanakan dan mengatur kegiatan produksi perusahaan agar sesuai

(40)

b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui

kekurangan dan penyimpangan yang terjadi.

c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan produksi sesuai dengan

jadwal produksi.

d. Bertanggung jawab kepada Direktur Operasional.

12.Manajer PPIC

a. Bertugas dalam mengendalikan proses produksi yang berlebih.

b. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

13.Manajer Marketing

a. Menganalisis kegiatan pasar guna mendapatkan tingkat kebutuhan

konsumen dan tingkat persaingan serta melakukan pengembangan

pemasaran dari hasil riset pasar yang telah ditetapkan.

b. Menentukan rencana kebijakan dan bekerja sama dengan distributor dalam

menentukan strategi pemasaran yang mencakup jumlah dan jenis produk

yang akan dipasarkan, melakukan penetapan harga, distribusi dan promosi.

c. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran.

d. Bertanggung jawab kepada Direktur Komersial.

14.Manajer Keuangan

a. Menyiapkan dan mengelola sumber-sumber keuangan yang ada secara

efektif.

(41)

c. Memelihara hubungan kerja yang baik dengan bank atau badan-badan lain

yang berhubungan dengan aspek keuangan perusahaan.

d. Bertanggung jawab kepada Direktur Komersial.

15.Manajer Akuntansi

a. Merumuskan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana keuangan dan

anggaran belanja, pelaporan akuntansi perusahaan, pengolahan dana dan

penaksiran, serta pajak dan asuransi.

b. Menyiapkan data aplikasi untuk kebutuhan kredit.

c. Meminta pertanggungjawaban bagian kas dan pembukuan atas tugas-tugas

yang dilimpahkan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan kas dan

pembukuan.

d. Bertanggung jawab kepada Direktur Komersial.

16.Manajer Umum

a. Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan dalam bidang umum dan

personalia.

b. Menyeleksi dan menempatkan para pegawai sesuai dengan kemampuan

dan kebutuhan perusahaan.

c. Mewakili perusahaan dalam menghadapi masalah perburuhan.

d. Bertanggung jawab kepada Direktur Komersial.

17.Kepala Bagian Gudang Bahan Baku

a. Melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang di gudang.

b. Melakukan perencanaan order pembelian barang yang diketahui oleh

(42)

c. Bertanggung jawab atas keamanan barang-barang yang ada dalam gudang.

d. Bertanggung jawab langsung kepada Manajer Logistik.

18.Kepala Bagian Gudang Non Bahan Baku

a. Melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang di gudang.

b. Melakukan perencanaan order pembelian barang yang diketahui oleh

Manajer Logistik dan Pembelian.

c. Bertanggung jawab atas keamanan barang-barang yang ada dalam gudang.

d. Bertanggung jawab langsung kepada Manajer Logistik.

19.Kepala Bagian Perakitan dan Pemeliharaan Mesin

a. Mengkoordinir dan menjadwalkan pelaksanaan pemeliharaan mesin-mesin

produksi dan fasilitas lainnya.

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan mesin-mesin dan faslitas lainnya.

c. Bertanggung jawab kepada Manager Teknik.

20.Kepala Bagian Pemeliharaan Otomotif

a. Melakukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk memelihara

alat-alat kendaraan.

b. Bertanggung jawab dalam pengurutan, pengangkatan, pemindahan dan

pemberhentian karyawan pada bagiannya.

c. Bertanggung jawab kepada Manajer Operasional.

21.Kepala Bagian Listrik dan Telekomunikasi

(43)

b. Memeriksa dan mengawasi pengadaan listrik untuk kelancaran seluruh

kegiatan perusahaan.

c. Melaksanakan kegiatan perbaikan sarana perusahaan.

d. Bertanggung jawab kepada Manager Teknik.

22.Staff Laboratorium

a. Kepala Bagian Laboratorium bertanggung jawab atas segala hasil

penelitian sampel dari produk yang akan dipasarkan sehingga dapat

diketahui apakah produk tersebut sesuai dengan standar mutu yang

diinginkan dan para konsumen nantinya merasa puas.

23.Kepala Bagian Produksi Pakan Udang dan Ikan

a. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

produksi pada produk pakan udang dan ikan.

b. Bertanggung jawab kepada Manajer Produksi.

24.Kepala Bagian Produksi Pakan Ternak

a. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

produksi pada produk pakan ternak.

b. Bertanggung jawab kepada Manajer Produksi.

25.Kepala Bagian Gudang Produk Jadi

a. Melakukan penerimaan, pemeriksaan, penyimpanan dan pengeluaran

barang pada gudang produk jadi.

b. Bertanggung jawab kepada Manajer Produksi.

26.Staff Logistik

(44)

b. Merencanakan jumlah order permintaan bahan baku yang disetujui oleh

Manajer Logistik.

c. Bertanggung jawab terhadapa Manajer Logistik.

27.Staff Impor

a. Bertanggung jawab terhadap jumlah bahan yang akan dibeli.

b. Bertanggung jawab terhadapa Manajer Logistik.

28.Staff PPIC

a. Membantu Manajer Produksi dalam mengendalikan proses produksi.

b. Bertanggung jawab terhadap Manajer PPIC.

29.Kasir

a. Membantu fungsi tugas Manajer Marketing seperti penerimaan order,

pengiriman barang dan pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan

marketing.

b. Bertanggung jawab kepada Manajer Marketing.

30.Staff Marketing

a. Melakukan hubungan dengan rumah tangga, keamanan dan lingkungan

hidup.

b. Bertanggung jawab terhadap Manajer Umum.

31.Staff Keuangan

a. Membukukan setiap transaksi dan mencatat seluruh penerimaan dann

(45)

32.Kasir

a. Melakukan transaksi pembelian dengan konsumen.

b. Bertanggung jawab terhadapa Manajer Keuangan.

33.Kredit Kontrol

a. Menyiapkan data aplikasi untuk kebutuhan kredit.

b. Bertanggung jawab terhadapa Manajer Keuangan.

34.Staff Akuntansi

a. Membantu Manajer Akuntansi dalam mengadakan penerimaan dan

pengeluaran kas serta menutup kas setiap hari.

b. Menyimpan bukti-bukti transaksi dan dokumen-dokumen keuangan

perusahaan.

c. Bertanggung jawab terhadapa Manajer Keuangan.

35.Staff Perpajakan

a. Bertanggung jawab dalam menghitung pajak penghasilan perusahaan.

b. Bertanggung jawab langsung kepada Manajer Akuntansi.

36.Kepala Bagian Humas

a. Bertanggung jawab dalam menjalin hubungan baik dengan masyarakat,

rumah tangga dan keamanan perusahaan.

b. Bertanggung jawab kepada Manajer Umum.

37.Kepala Bagian Personalia

a. Bertanggung jawab dalam penerimaan karyawan.

b. Bertanggung jawab dalam melatih dan memberi pendidikan khusus kepada

(46)

c. Bertanggung jawab kepada Manajer Umum.

38. Bagian Rumah Tangga

a. Bertanggung jawab kepada Manajer Umum

39. Bagian Keamanan

Bertugas dalam mengawasi keamanan di kawasan pabrik. Memperhatikan

keluar masuknya truk yang mengangkut pakan ternak serta tamu yang datang

dari luar pabrik.

40. Bagian Lingkungan Hidup

Bertanggung jawab terhadap hubungan perusahaan dengan masyarakt

setempat dengan memperhatikan kondisi lingkungan hidup setempat yang

dipengruhi oleh perusahaan.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

Dalam menjalankan tugasnya, PT. Mabar Feed Indonesia mempekerjakan

tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung

adalah tenaga kerja yang bekerja di lantai produksi pakan ternak di dalam pabrik.

Tenaga kerja tidak langsung adalah pekerja yang bekerja di luar pabrik. Jumlah

tenaga kerja pada PT. Mabar Feed Indonesia adalah 216 orang. Alokasi tenaga

(47)
[image:47.595.108.535.134.757.2]

Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja

No. Jabatan Jumlah(Orang)

1. Direktur Utama 1

2. Sekretaris Direksi 1

3. Internal Auditor 1

4. - Direktur Operasional 1

- Wakil Direktur Operasional 1

5. Direktur Komersial 1

6. Departemen Logistik 1

- Kabag Gudang Bahan Baku 1

- Kabag Gudang Non Bahan Baku 1

- Staff Logistik 1

- Staff Impor 1

- Karyawan 6

7. Departemen Teknik

- Kabag. Perakitan dan Pemeliharaan Mesin 1

- Kabag. Pemeliharaan Otomotif 1

- Kabag. Listrik dan Telekomunikasi 1

- Karyawan 12

8. Departemen Desain Pengembangan Produk

- Manajer Desain Pengembangan Produk 1

- Karyawan 5

9. Departemen Produksi

- Manajer Produksi 1

- Kabag. Produksi Pakan Udang dan Ikan 1

- Kabag. Produksi Pakan Ternak 1

- Kabag. Gudang Produk Jadi 1

- Karyawan 108

10. Departemen PPIC

- Manajer PPIC 1

- Staff PPIC 1

- Karyawan 9

11. Departemen Marketing

- Manajer Marketing 1

- Counter 1

- Staff Marketing 1

- Karyawan 15

12. Departemen Keuangan

- Manajer Keuangan 1

- Staff Keuangan 1

- Kasir 3

- Kredit Kontrol 2

(48)

Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja (Lanjutan)

No. Jabatan Jumlah(Orang)

- Manajer Akuntansi 1

- Staff Akuntansi 1

- Staff Perpajakan 1

- Karyawan 5

14. Departemen Personalia dan Umum

- Manajer Umum 1

- Kabag. Humas Hubungan Rumah Tangga 1

- Kabag. Humas Hubungan Keamanan 1

- Kabag. Humas Hubungan Lingk. Hidup 1

- Kabag. Personalia 1

15. Keamanan/Satpam 8

Total 216

Sumber: PT. Mabar Feed Indonesia

2.5.3.2. Jam Kerja

Jam kerja di PT. Mabar Feed Indonesia untuk semua karyawan adalah

sama, baik karyawan kantor, produksi dan petugas satpam/keamanan yang terdiri

dari satu shift kerja. Adapun rician jam kerja tersebut sebagai berikut:

1. Hari Senin s/d Jumat

− Pukul 08.00-12.00 WIB : Kerja Aktif

− Pukul 12.00-13.00 WIB : Istirahat

− Pukul 13.00-16.00 WIB : Kerja Aktif

− Pukul 16.00-18.00 WIB : Jam Kerja Lembur

2. Hari Sabtu

(49)

− Pukul 14.00-18.00 WIB : Jam Kerja Lembur.

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

2.5.4.1. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan di PT. Mabar Feed Indonesia dibedakan atas tiga jenis,

yaitu:

1. Upah Bulanan

Upah bulanan diberikan kepada karyawan kantor dan petugas

keamanan/satpam. Dalam hal ini upah dibayar setiap akhir bulan.

2. Upah Harian

Upah harian diberikan kepada karyawan lantai produksi, kecuali bagian

pencampuran (mixing). Upah dibayarkan setiap hari pada saat jam kerja aktif

berakhir.

3. Upah Borongan

Upah borongan hanya diberikan kepada karyawan di bagian pencampuran

(mixing). Para pekerja borongan membentuk kelompok-kelompok kerja terdiri

dari sepuluh orang setiap kelompok. Upah dibayarkan dua kali sebulan yaitu,

awal bulan dan pertengahan bulan. Jika terjadi hari libur maka upah dibayarkan

(50)

2.5.4.2. Fasilitas Pendukung

Fasilitas-fasilitas lainnya yang diberikan perusahaan kepada karyawan,

diantaranya:

1. Upah Lembur

Upah lembur diberikan kepada karyawan kantor dan karyawan lantai produksi

yang bekerja melebihi batas jam kerja aktif.

2. Tunjangan Jabatan

Tunjangan jabatan diberikan sebagai pelengkap gaji pokok untuk karyawan

yang memiliki jabatan tertentu karena memegang peranan dan tanggung jawab

yang khusus.

3. Tunjangan Hari Raya (THR)

THR (Tunjangan Hari Raya) diberikan setiap tahun kepada karyawan yang

telah bekerja selama satu tahun dalam rangka merayakan hari raya dan tahun

baru. THR (Tunjangan Hari Raya) dibayar sebesar gaji satu bulan.

4. Uang Transportasi

Uang transportasi diberikan kepada karyawan pada saat menerima gaji di

akhir bulan. Besar uang transportasi tergantung kepada kedudukan karyawan

di perusahaan.

5. Fasilitas Pengobatan

Bagi karyawan-karyawan yang mengalami kecelakaan kerja, maka pihak

(51)

6. Cuti

Cuti diberikan kepada karyawan untuk menghilangkan rasa jenuh selama

bekerja di perusahaan. Cuti dapat diambil setiap tahun dan jika cuti tidak

diambil dalam setahun maka cuti tersebut akan dianggap hangus.

7. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

Jaminan social tenaga kerja yang dikenal dengan Asuransi Tenaga Kerja

(ASTEK) merupakan suatu bentuk asuransi yang dibuat oleh pemerintah untuk

melindungi tenaga kerja. ASTEK terdiri dari empat jenis jaminan, yaitu:

a. Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan kecelakaan kerja diberikan jika tenaga kerja mengalami

kecelakaan ketika sedang bekerja. Jaminan kecelakaan kerja diberikan

dalam bentuk sumbangan oleh pemerintah sebesar 0,89% dari gaji satu

bulan.

b. Jaminan Hari Tua

Jaminan hari tua diberikan kepada tenaga kerja yang pension pada umur

55 tahun. Besarnya dana pension yang diberikan tergantung kepada masa

tenaga kerja di perusahaan.

c. Jaminan Kematian

Jaminan kematian diberikan apabila tenaga kerja meninggal dunia sewaktu

melakukan pekerjaan atau tidak melakukan pekerjaan.

d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan diberikan oleh perusahaan kepada

(52)

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah 3% dari gaji satu bulan,

sedangkan bagi yang sudah berkeluarga (maksimal tiga orang anak) adalah

6% darri gaji satu bulan. Pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja

dilaksanakan di rumah sakit yang ditunjuk oleh perusahaan.

8. SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia)

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) merupakan wadah untuk

menampung keluhan dan aspirasi tenaga kerja, seperti tuntutan kenaikan gaji,

masalah jam kerja yang tidak sesuai dengan besarnya gaji, kebijakan

perusahaan yang merugikan tenaga kerja, dan lain-lain. SPSI akan

menampung semua keluhan dan aspirasi tenaga kerja dan mengusahakan

mencari solusinya dengan bekerja sama dengan pimpinan perusahaan dan

Departemen Tenaga Kerja.

2.5. Proses Produksi

2.5.1. Standar Mutu Produk

Produk yang dihasilkan PT. Mabar Feed Indonesia harus mengikuti syarat

yang telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian yaitu Standar Ransum

berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar mutu bagi makanan ternak

(53)
[image:53.842.55.797.111.454.2]

Tabel 2.2. Standar Mutu Bagi Makanan Ternak Ayam Sesuai SNI

No Jenis Komoditi Kadar Air Maks (%) Protein Kasar (%) Lemak Kasar Maks (%) Serat Kasar Maks (%) Abu (%) Calsium (%) Phosphor (%) Altoksin Maks (ppb) ME Min (Kka/kg)

Asam Amino (Min %) Kode SNI

Total Tersedia Lisin Metionin Metionin

* Sistin A 1. 2. 3. B 1. 2. C 1. 2. 3. D 1. 2. 3. AYAM RASA PETELUR Anak (Layer Grower) Dewasa (Layer Grower) Layer AYAM RAS PEDAGING Anak (Boiler Starter) Broiler (Finisher) PUYUH PETELUR Pemula (Starter) Dara (Grower) Layer ITIK PETELUR Meri (Starter)

- Gol A - Gol B Dara (Grower) Layer 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 18.5-20.0 13.5-16.0 15.0-18.0 18.0-23.0 18.0-22.0 Min 24 Min 20 Min 22 Min 22 Min 18 Min 15 Min 18 2.5-7.0 2.5-7.0 2.5-7.0 2.5-7.0 2.0-7.0 Min 2.80 Min 2.80 Min 3.96 Min 3.50 Min 3.50 Min 3.50 Min 3.50 6.5 7.0 7.0 5.0 5.5 4.5 5.0 6.0 5.5 5.5 7.0 7.5 5.0-8.0 5.0-8.0 10.0-14.0 5.0-8.0 5.0-8.0 Maks 8.0 Maks 8.0 Maks 10.0 Maks 8.0 Maks 8.0 Maks 8.0 Maks 14.0 0.90-1.20 0.90-1.20 3.25-4.00 0.90-1.20 0.90-1.20 0.80-1.00 0.80-1.00 3.25-4.00 0.60-1.06 0.60-1.06 0.60-1.06 3.25-4.00 0.65-0.90 0.65-0.90 0.65-0.90 0.70-1.00 0.70-1.00 Min 0.60 Min 0.60 Min 0.60 Min 0.60 Min 0.60 Min 0.60 Min 0.60 - - - - - Min 0..40 Min 0..40 Min 0..40 Min 0..40 Min 0.35 Min 0..40 Min 0..40 50 50 60 50 60 40 40 40 20 20 20 20 - - - - - 2900 2700 2900 3000 3000 2700 2600 0.90 0.65 0.78 1.10 0.90 1.15 1.00 0.86 0.96 0.90 0.75 0.70 0.40 0.30 0.38 0.50 0.10 0.40 0.35 0.30 0.41 0.36 0.35 0.35 - - - - - 0.80 0.70 0.65 0.80 0.75 0.65 0.65 SNI 01-3927-1995 SNI 01-3928-1995 SNI 01-3930-1995 SNI 01-3931-1995 SNI 01-3905-1995 SNI 01-3906-1995 SNI 01-3907-1995 SNI 01-3908-1995 SNI 01-3909-1995 SNI 01-3910-1995 SNI 01-3911-1995 SNI 01-3912-1995

(54)

2.5.2. Bahan Yang Digunakan

Dalam menghasilkan produk pakan ternak ayam dengan mutu yang baik

digunakan bahan-bahan yang mengandung zat-zat makanan yang diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan ternak yang mengkonsumsinya. Untuk menghasilkan

produk tersebut, dibutuhkan bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong.

Bahan baku ialah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan

berperan dalam penentuan mutu produk. Bahan tambahan adalah bahan yang

ditambahkan untuk meningkatkan kualitas produk dan digunakan sebagai

pelengkap pada produk akhir, biasanya untuk pengemasan produk. Bahan

penolong digunakan untuk mendukung proses produksi agar proses produksi

berjalan lancar, tetapi tidak tampak pada produk akhir.

2.5.2.1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pakanternak di PT.

Mabar Feed Indonesia adalah :

1. Jagung

Jagung merupakan sumber bahan baku utama dalam pakan ternak karena

memberikan energi metabolisme terbesar. Jenis jagung yang dipakai adalah

(55)

2. Bungkil Kacang Kedelai

Bungkil Kacang Kedelai merupakan hasil ikutan dari proses pengambilan

minyak kacang mengandung sumber protein nabati terbesar bagi hewan.

Bungkil kacanng kedelai yang digunakan sebanyak 18-38%

3. Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa adalah hasil ikutan dari proses pengambilan minyak kelapa.

Bungkil Kelapa sebagai bahan baku makanan ternak dapat menghasilkan energi

yamg timggi. Diantara bahan baku, bungkil kelapa yang mempunyai kadar

protein paling rendah dan kandungan serat kasar yang cukup tinggi sehingga

diketahui bahan baku ini sangat potensial untuk meningkatkan kualitas ayam

pedaging. Bungkil kelapa digunakan kurang dari 15%.

4. Dedak Halus

Dedak halus yang dimaksud adalah campuran pecahan kulit gabah/padi dan

sedikit pecahan kulit beras. Dedak halus mengandung kalori yang cukup tinggi,

serat kasar, dan sedikit protein. Dedak halus digunakan sekitar 10-20%.

5. Tepung Ikan

Tepung ikan mengandung protein, lemak, dan kalsium yang sangat tinggi.

Bahan baku ini termasuk bahan baku yang diimpor karena di Indonesia sendiri

masih belum mampu. Tepung ikan digunakan sekitar 4-11%.

6. Tepung Batu Kapur

Tepung batu kapur berfungsi sebagai alat pembantu didalam pencernaan dan

sumber kalsium (Ca) bagi ternak. Bahan baku ini berasal dari kulit kerang atau

(56)

7. Dikalsium Fospat (Dicalsium Phospate / DPC)

DCP merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium dan phosphate

bagi ternak. DCP yang dibutuhkan adalah 1-2%.

8. Corn Gluten Meal

Corn Gluten Meal merupakan hasil fermentasi jagung, dimana kadar proteinnya

sangat tinggi mencapai 61%. Corn Gluten Meal yang digunakan sekitar 2-4%.

9. CPO (Crude Palm Oil)

CPO digunakan sebagai bahan pembantu untuk menambah kalori bagi ternak.

10.Tepung Bulu

Bulu unggas memiliki kandungan sebagai sumber protein hewani dan kaya

akan asam amino esensial. Bulu unggas yang digunakan dalam peroses

produksi disuplasi dalam bentuk tepung dan siap digunakan.

11. Tepung Daging

Tepung daging di gunakan sebagai pengganti tepung ikan karena memiliki

kandungan protein kasar yang sebanding dengan tepung ikan. Tepung daging

juga disuplai dalam bentuk tepung dan siap digunakan.

12. Tepung Sawi

Tepung sawi mengandung protein yang cukup tinggi. Tepung sawi digunakan

sekitar 2-5%.

13. Vitamin dan Mineral

(57)

yang digunakan mangan, besi sulfat, tembaga, magnesium, seng, iodine,

selenium dan kolbalt.

14. Obat-obatan seperti anti oksidan, anti jamur dan toksin serta antibiotik.

15. CPO (Crude Palm Oil) yang akan ditambahkan bersamaan dengan

obat-obatan.

2.5.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi pakan ternak di

PT. Mabar Feed Indonesia adalah karung plastik untuk membukus produk jadi

dan benang jahit untuk menutup kemasan produk jadi.

2.5.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi pakan ternak di

PT. Mabar Feed Indonesia adalah air yang dipanaskan menjadi uap panas dan

dialirkan untuk mengepres bahan hasil pencampuran agar padat untuk selanjutnya

dibentuk menjadi pellet.

2.5.3. Uraian Proses

Urutan proses pembuatan pakan ayam yang terjadi PT. Mabar Feed

Indonesia adalah pengeringan (drying), penggilingan (milling), pencampuran

(mixing), pembutiran (pelleting), pendinginan (cooling), penghancuran

(58)

2.5.3.1. Pengeringan (Drying)

Dari semua jenis bahan baku yang ada, yang mengalami proses

pengeringan hanya jagung. Bahan baku lain tidak mengalami proses pengeringan

karena dipasok dengan kadar air yang telah sesuai dengan yang dibutuhkan.

Dalam keadaan normal, umumnya jagung memiliki kadar air 17-20 %.

Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air jagung ≤ 16%. Jagung

berkadar air ≥ 16% tidak tahan lama disimpan karena terjadi proses penjamuran.

Untuk jagung memiliki proses yang lain dari jika dibandingkan dengan

bahan baku yang lain sebelum masuk ke dalam penampungan sementara pada

proses produksi di lantai produksi. Sebelum dikeringkan, terlebih dahulu jagung

ditimbang di bagian penerimaan (receiving), untuk mengetahui berapa jumlah

bahan baku jagung yang masuk dan petugas pengawas mutu (quality control)

mengambil sampel yang akan diperiksa kadar airnya di laboratorium. Selanjutnya

jagung diayak di mesin pengayak jagung basah untuk memisahkan biji jagung

dengan sampah-sampah, seperti tungkul jagung, batu, pasir, tali plastik dan

kotoran lainnya. Kemudian diteruskan ke penampungan jagung basah (chamber)

sementara dengan conveyor dan elevator untuk selanjutnya dikeringkan.

Pengeringan dapat berlangsung karena adanya udara panas yang

disemburkan oleh blower secara merata di dalam mesin pengering PT. Mabar

Feed Indonesia menggunakan mesin pengering yang semi otomatis dan

(59)

jagung dibawa ke silo jagung kering sebagai tempat penyimpanan sementara agar

kadar air tetap terjaga.

2.5.3.2. Penggilingan (Milling)

Proses penggilingan dilakukan terhadap bahan baku berbentuk butiran,

yaitu jagung, bungkil kelapa dan bungkil kacang kedelai untuk diolah menjadi

tepung halus. Sebelum digiling bahan disaring dengan scanner yang di dalamnya

dipasang magnet untuk memisahkan bahan dari benda-benda logam halus yang

dapat mengakibatkan rusaknya mesin giling.

Bahan-bahan halus hasil penggilingan kemudian disimpan sementara di

dalam Bin (chamber) dengan conveyor dan elevator untuk proses selanjutnya.

2.5.3.3. Pencampuran (Mixing)

Pencampuran bertujuan untuk mencampur semua bahan baku dan bahan

tambahan dengan komposisi tertentu untuk menjadi pakan. Pencampuran

dilakukan berdasarkan formula atau ramuan pakan ternak yang akan diproduksi.

Sebelum dicampur semua bahan ditimbang dengan timbangan otomatis yang

terdapat diatas mesin pencampur dan kemudian dicurahkan ke dalam mesin

pencampur (mixer) untuk dicampur dan diaduk dengan CPO (Crude Palm Oil),

(60)

2.5.3.4. Pembutiran (Pelleting)

Pembutiran bertujuan untuk membetuk hasil pencampuran menjadi bentuk

pellet, hasil pencampuran terlebih dahulu dipanaskan dengan uap panas bersuhu

980 yang dialirkan ke dalam chamber pellet sehingga bentuk bahan tersebut

menajadi bubur panas. Bubur panas ini kemudian dialirkan menuju hygieneser

yang suhunya 920 dan bertujuan untuk menghigieniskan pakan, kemudian

dialirkan menuju cetakan berbentuk lingkaran dengan saringan berdiameter 3-5

mm disisinya yang terdapat di ujung mesin pellet dan ditekan/dipress keluar

melalui saringan tersebut. Hasil pengepresan adalah pakan berbentuk bulat

memanjang dengan diameter yang sesuai dengan diameter saringan pellet.

Selanjutnya, pakan dipotong sesuai ukuran oleh pisau-pisau yang bergerak secara

otomatis. Hasil dari proses ini berbentuk butiran-butiran yang disebut pellet.

Pellet kemudian dialirkan melalui pipa ke mesin pendinginan (cooler).

2.5.3.5. Pendinginan (cooler)

Pendinginan bertujuan untuk mendinginkan pellet dan mengurangi

kelembaban pada pellet akibat dipanaskan dengan uap panas di chamber pellet.

Karena pellet yang masih panas dan mengandung kadar air tinggi akan mudah

terserang jamur sehingga produk tidak tahan lama.

Pellet didinginkan di mesin pendingin (cooler) dengan bantuan dua

(61)

debu (cyclone) yang terdapat pada mesin pendingin dan dialirkan kembali ke

chamber pellet untuk diproses ulang.

2.5.3.6. Penghancuran (Crumbling)

Proses ini khusus digunakan untuk produk crumble. Penghancuran

bertujuan untuk menghancurkan pellet menjadi butiran-butiran yang lebih kecil

dan halus yang disebut crumble. Selanjutnya crumble dibawa ke mesin pengayak

dengan elevator.

2.5.3.7. Pengayakan (Screening)

Proses pengayakan untuk memisahkan crumble yang sesuai dengan ukuran

dengan yang melebihi ukuran. Ukuran saringan yang digunakan pada mesin

pengayak adalah 4 dan 6 mesh. Pakan yang sesuai ukurannya langsung

dicurahkan ke penampungan untuk dikemas, sedangkan yang melebihi ukuran

dibawa kembali ke chamber pellet untuk diproses ulang.

2.5.3.8. Pengemasan (Packing)

Produk jadi, baik berupa tepung maupun butiran (pellet), dicurahkan dari

tempat penampungan (bin) masing-masing ke dalam karung plastik sambil

ditimbang di timbangan manual dengan berat 50kg tiap karung. Kemasan produk

jadi kemudian dijahit dengan mesin jahit secara otomatis dan diangkut ke gudang

(62)

Block diagram proses produksi PT. Mabar Feed Indonesia dapat dilihat

pada gambar 2.2.

2.6. Mesin dan Peralatan

2.6.1. Mesin Produksi

Mesin mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah :

1.Mesin Pengayak Jagung

a. Fungsi : Memisahkan jagung basah dari sampah-sampah, seperti tungkul

jagung, batu, pasir, tali plastik dan kotoran lain.

b.Spesifikasi Teknik

-Kapasitas : 15 ton/jam

-Ukuran mesh :

Spesifikasi Pendukung

- Elektromotor

Daya : 2 hp

Tegangan : 380 v

Arus : 3 A

2.Mesin Pengering

a. Fungsi : Menurunkan kadar air jagung hingga ≤ 16%.

b. Spesifikasi Teknik :

(63)

Pengeringan

Penggilingan

Pencampuran

Pembutiran

Pendinginan

Penghancuran

Pengayakan

[image:63.595.158.463.143.683.2]

Pengemasan

(64)

c. Spesifikasi Pendukung :

- Elektromotor

Daya : 22 kw

Tegangan : 43 A

Kecepatan : 1450 rpm

Arus : 380 V

Jumlah : 1 unit

3.Mesin Penggiling

a Fungsi : Menggiling jagung, bungkil kelapa dan bungkil kacang kedelai

menjadi tepung halus.

b. Spesifikasi teknik :

. - Merek : Muyang Shuidi King 968

Kecepatan: 1468 rpm

Kapasitas : 10 ton/ jam

Jumlah : 2 unit

- Merek : Qing Jiang

Kecepatan : 2970 rpm

Kapasitas : 10 ton/ jam

Jumlah : 2 unit

c. Spesifikasi pendukung

(65)

Tegangan : 235 A

- Daya : 75 kw

Arus : 380 V

Tegangan : 140 A

4.Mesin Pencampur

a. Fungsi : Mencampur/mengaduk semua bahan baku dan tambahan menjadi

pakan.

b. Spesifikasi teknik :

Merek : LOCAL

Kapasitas : 40 ton/ jam

Waktu yang dibutuhkan : ±3 menit

c. Spesifikasi pendukung :

- Elektromotor

Daya : 37 kw

Tegangan : 380 v

Arus : 56,2 A

Jumlah : 2 unit

5.Mesin Pembutiran

a. Fungsi : Membentuk hasil pencampuran menjadi pellet.

b. Spesifikasi teknik :

Merek : CPM dan NORVIDAN

Kapasitas : 10 ton/ jam

(66)

Ukuran saringan : 3-5 mm

c. Spesifikasi pendukung :

- Elektromotor

Daya : 160 kw

Tegangan : 380 v

Arus : 296 A

Jumlah : 3 unit

6.Mesin Pendingin

a. Fungsi : Mendinginkan pellet dan menghilangkan kelembaban pada pellet.

b. Spesifikasi teknik :

Merek

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT.Mabar Feed Indonesia
Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja
Tabel 2.2. Standar Mutu Bagi Makanan Ternak Ayam Sesuai SNI
Gambar 2.2. Block Diagram Proses Produksi di PT. Mabar Feed Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jarak perjalanan total, kebutuhan luas gudang, dan merancang tata letak usulan gudang produk jadi yang dapat mempermudah

Untuk meningkatkan efisiensi dari penggunaan material handling maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan kebutuhan luas area yang dibutuhkan untuk gudang barang

Bahan pembantu ( supplies material ), yaitu barang-barang yang diperlukan dalam proses pembuatan atau perakitan barang, namun bukan merupakan komponen barang jadi. Persediaan

Jika sekarang terdapat banyak gudang ataupun distribusi persediaan, DRP akan mencoba untuk menyeimbangkan persediaan mereka dengan membagi unit yang tersedia

Data-data yang diperlukan untuk perencanaan sistem distribusi antara lain data struktur jaringan pemasaran, data permintaan penjualan periode lalu, catatan persediaan dan

Oleh kart'lla itu perusahaan perlu melakukan perencanaan distribusi yang baik sehingga dapat mengalokasikan kebutuhan produk pada masing-masing agen.. Salah satu

Sistem pendistribusian perusahaan pada saat ini belum memberikan sebuah perencanaan atau gambaran untuk permintaan pada masa yang akan datang, sehingga permintaan

Tujuan umum penelitian adalah untuk menganalisis perencanaan kebutuhan distribusi dengan menggunakan metode Distribution Resources Planning (DRP) agar tidak terjadi