• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Lima Kanker Tertinggi pada Anak di Beberapa Laboratorium di Daerah Kota Medan pada Tahun 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prevalensi Lima Kanker Tertinggi pada Anak di Beberapa Laboratorium di Daerah Kota Medan pada Tahun 2009."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PREVALENSI LIMA KANKER TERTINGGI PADA ANAK DI BEBERAPA LABORATORIUM DI DAERAH KOTA MEDAN

PADA TAHUN 2009

Oleh : NG JO YE NIM : 070100257

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PREVALENSI LIMA KANKER TERTINGGI PADA ANAK DI BEBERAPA LABORATORIUM DI DAERAH KOTA MEDAN

PADA TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : NG JO YE NIM : 070100257

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Prevalensi Lima Kanker Tertinggi pada Anak di Beberapa Laboratorium di Daerah Kota Medan pada Tahun 2009

NAMA : NG JO YE NIM : 070100257

Pembimbing Penguji

dr. H. Soekimin, Sp.PA(K) dr. Cut Aria Arina,Sp S NIP: 19480801 198003 1 002 NIP: 19771020 200212 2 001

dr. Yunita Sari Pane, Msi NIP:

Medan, 11 Disember 2010

19710620200212 2 001

Universitas Sumatera Utara Fakultas Kedokteran

Dekan

(4)

ABSTRAK

Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia dan jumlah penderita kanker semakin meningkat dari tahun ke tahun termasuk penderita kanker pada anak. Prognosa kanker bagi anak adalah baik dan kebanyakan bisa disembuhkan. Terdapat banyak penelitian tentang prevalensi kanker pada anak di negara maju tetapi data prevalensi kanker pada anak Indonesia masih kurang.

Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi cross sectional. Sampel diambil dari rekam medis di RSUP H. Adam Malik dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kanker pada anak di daerah kota Medan pada tahun 2009.

Sentra Diagnostik PA FK-USU. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan program computer.

Data yang diambil dari 192 sampel, didapati angka insidensi lima kanker tertinggi pada anak adalah 1.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa prevalensi kejadian kanker pada anak adalah tinggi, maka perlu dilakukan kegiatan penyuluhan dan edukasi yang lebih intensif dan berkesinambungan kepada masyarakat mengenai pencegah kanker dan tanda-tanda kanker(leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma, NPC dan lain-lain) pada anak sebagai upaya peningkatan pengetahuan masyarakat supaya mereka bisa berobat ke dokter pada fase yang lebih dini dan menurunkan angka kematian anak akibat kanker.

leukemia yaitu 86 kasus dari 192 kasus (44,8%); 2. lymphoma dengan jumlah sebanyak 17 kasus dari 192 kasus (8,9%); 3. retinoblastoma sebanyak 13 kasus dari 192 kasus (6,8%); 4. neuroblastoma dengan jumlah sebanyak 9 kasus dari 192 kasus (4,7%); 5. NPC dengan jumlah 8 kasus dari 192 kasus (4,2%).

(5)

ABSTRACT

Cancer is the leading cause of death worldwide and the number of cancer patients has increased annually, and this includes child cancer patients. Generally, the prognosis for cancer in children is good and most of these cancers are curable. There have been many studies on the prevalence of childhood cancer in developed countries. However information about the prevalence of childhood cancer in Indonesia is still lacking.

This is a descriptive study done using cross sectional design methode. Samples were taken from medical records at the RSUP H. Adam Malik and Diagnostic Center of PA-FK USU. The data are then analyzed using computer programs in order.

The purpose of this study is to determine the prevalence of childhood cancer in the city of Medan in 2009.

Out of 194 data that were found, the five most common cancers in children were leukemia (44.3%), lymphoma (9.3%), retinoblastoma (6.7%), neuroblastoma (4.6 %) and lastly nasopharyngeal carcinoma (4.1%).

Hence, it is necessary to provide counseling and educational activities intensively and continuously to the public concerning about cancer prevention and to recognize the signs of cancer (leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma, NPC, and others) in children as an effort to increase public knowledge and so that they can seek treatment at an earlier stage and reduce children mortality rate due to cancer.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada keluarga yang telah memberi dukungan baik secara moral maupun materi dalam rangka penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Penulis juga hendak menghaturkan terima kasih kepada dr. H. Soekimin, Sp.PA(K), selaku dosen pembimbing, yang telah membimbing penulis dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran. Di samping itu, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kedua dosen penguji pada sidang proposal, dr. Yunita Sari dan dr. Cut Aria Arina yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua dosen yang mengajari kuliah Community Research Programe karena telah banyak memberi informasi tentang penulisan karya tulis ilmiah. Dengan kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada teman-teman saya seperti saudara Chin Ching Peng, saudara Bong Chen Yong, saudari Goh Swee Luo dan saudari Karyn Lin, saudari Lim Ter Xiao, yang banyak membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penelitian ini berjudu l “Prevalensi Lima Kanker Tertinggi pada Anak di Beberapa Laboratorium di Daerah Kota Medan pada Tahun 2009”. Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilaksanakan dengan metode cross sectional.

(7)

Medan, November 2010

Penulis,

Ng Jo Ye

(8)

Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i

Abstrak ii

Abstract iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Table ix

Daftar Gambar xi

Daftar Lampiran xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Tujuan Penelitian 3

1.4. Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1. Kanker 4

2.1.1.Definisi 4

2.1.2.Sifat-sifat Neoplasma 5

2.1.3.Faktor Resiko dan Predisposisi Terjadinya Karsinoma 6

2.1.4.Karsinogenesis 7

2.2. Kanker pada Anak 12

2.2.1.Definisi Anak 12

(9)

2.2.3.Leukemia 13

2.2.3.1.Klasifikasi 13

2.2.3.2.Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) 14

2.2.4.Limfoma 15

2.2.4.1.Penyakit Hodgkin 15

2.2.4.2.Limfoma Non-Hodgkin (LNH) 16

2.3.Prevalensi 16

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 17

3.1.Kerangka Konsep Penelitian 17

3.2.Definisi Operasional 17

BAB 4 METODE PENELITIAN 18

4.1.Jenis Penelitian 18

4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian 18

4.2.1.Lokasi Penelitian 18

4.2.2.Waktu Penelitian 18

4.3.Populasi dan Sampel Penelitian 18

4.3.1.Populasi 18

4.3.2.Sampel 19

4.3.3.Kriteria Inklusi dan Eksklusi 19

4.4.Teknik Pengumpulan Data 19

4.5.Pengolahan dan Analisa Data 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 20

5.1. Hasil Penelitian 20

5.1.1. Prevalensi lima kanker tertinggi pada anak di RSUP H. Adam Malik dan Sentra Diagnostik

PA FK-USU pada Tahun 2009 21

5.1.2. Distribusi Penderita Kanker pada Anak

(10)

5.1.3. Distribusi Penderita Kanker pada Anak

Berdasarkan Jenis Kelamin 23

5.1.4. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak

Berdasarkan Jenis Kelamin 23

5.1.5. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak

Berdasarkan Umur 24

5.1.6. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak

Berdasarkan Tipe Leukemia 24

5.1.7. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak

Berdasarkan Jenis Kelamin 25

5.1.8. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak

Berdasarkan Umur 25

5.1.9. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak

Berdasarkan Tipe Lymphoma 26

5.1.10. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak

Berdasarkan Jenis Kelamin 26

5.1.11. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada

Anak Berdasarkan Umur 27

5.1.12. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak

Berdasarkan Jenis Kelamin 27

5.1.13. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak

Berdasarkan Umur 28

5.1.14. Distribusi Penderita NPC pada Anak Berdasarkan

Jenis Kelamin 28

5.1.15. Distribusi Penderita NPC pada Anak Berdasarkan

Umur 29

5.2. Pembahasan 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 31

6.1. Kesimpulan 31

(11)

DAFTAR PUSTAKA 33

Lampiran

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Menunjukkan Karakteristik Tumor Jinak dan Tumor Ganas. 5 2.2. Neoplasm Ganas yang Sering Ditemukan pada Masa Bayi dan

Anak. 12

2.3. Klasifikasi Kelompok Kooperatif FAB mengenai Leukemia

Akut 13

2.4. Regimen Terapi yang Efektif bagi Leukemia Limfoblastik Akut

Risiko- Rendah 14

5.1. Prevalensi kanker pada anak 21

5.2. Distribusi Penderita Kanker pada Anak berdasarkan Umur 22 5.3. Distribusi Penderita Kanker pada Anak Berdasarkan Jenis

Kelamin 23

5.4. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Jenis

Kelamin 23

5.5. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Umur 24 5.6. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Tipe

Leukemia 24

5.7. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Jenis

Kelamin 25

5.8. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Umur 25 5.9. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Tipe

Lymphoma 26

5.10. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak Berdasarkan

(12)

5.11. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak Berdasarkan

Umur 27

5.12. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak Berdasarkan

Jenis Kelamin 27

5.1.13. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak Berdasarkan

Umur 28

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Skema Sederhana Dasar Molekular Kanker 9 Gambar 2.2. Peran TP53 dalam Mempertahankan Integritas Genom 11

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN 2 Surat Izin Penelitian dan Pengumpulan Data FK USU LAMPIRAN 3 Surat Ijin Penelitian RSUP H. Adam Malik (1)

LAMPIRAN 4 Surat Ijin Penelitian RSUP H. Adam Malik (2) LAMPIRAN 5 Ethical Clearance

(15)

ABSTRAK

Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia dan jumlah penderita kanker semakin meningkat dari tahun ke tahun termasuk penderita kanker pada anak. Prognosa kanker bagi anak adalah baik dan kebanyakan bisa disembuhkan. Terdapat banyak penelitian tentang prevalensi kanker pada anak di negara maju tetapi data prevalensi kanker pada anak Indonesia masih kurang.

Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi cross sectional. Sampel diambil dari rekam medis di RSUP H. Adam Malik dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kanker pada anak di daerah kota Medan pada tahun 2009.

Sentra Diagnostik PA FK-USU. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan program computer.

Data yang diambil dari 192 sampel, didapati angka insidensi lima kanker tertinggi pada anak adalah 1.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa prevalensi kejadian kanker pada anak adalah tinggi, maka perlu dilakukan kegiatan penyuluhan dan edukasi yang lebih intensif dan berkesinambungan kepada masyarakat mengenai pencegah kanker dan tanda-tanda kanker(leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma, NPC dan lain-lain) pada anak sebagai upaya peningkatan pengetahuan masyarakat supaya mereka bisa berobat ke dokter pada fase yang lebih dini dan menurunkan angka kematian anak akibat kanker.

leukemia yaitu 86 kasus dari 192 kasus (44,8%); 2. lymphoma dengan jumlah sebanyak 17 kasus dari 192 kasus (8,9%); 3. retinoblastoma sebanyak 13 kasus dari 192 kasus (6,8%); 4. neuroblastoma dengan jumlah sebanyak 9 kasus dari 192 kasus (4,7%); 5. NPC dengan jumlah 8 kasus dari 192 kasus (4,2%).

(16)

ABSTRACT

Cancer is the leading cause of death worldwide and the number of cancer patients has increased annually, and this includes child cancer patients. Generally, the prognosis for cancer in children is good and most of these cancers are curable. There have been many studies on the prevalence of childhood cancer in developed countries. However information about the prevalence of childhood cancer in Indonesia is still lacking.

This is a descriptive study done using cross sectional design methode. Samples were taken from medical records at the RSUP H. Adam Malik and Diagnostic Center of PA-FK USU. The data are then analyzed using computer programs in order.

The purpose of this study is to determine the prevalence of childhood cancer in the city of Medan in 2009.

Out of 194 data that were found, the five most common cancers in children were leukemia (44.3%), lymphoma (9.3%), retinoblastoma (6.7%), neuroblastoma (4.6 %) and lastly nasopharyngeal carcinoma (4.1%).

Hence, it is necessary to provide counseling and educational activities intensively and continuously to the public concerning about cancer prevention and to recognize the signs of cancer (leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma, NPC, and others) in children as an effort to increase public knowledge and so that they can seek treatment at an earlier stage and reduce children mortality rate due to cancer.

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia: diperhitungkan 7,4 juta kematian (sekitar 13% dari semua kematian) pada tahun 2004. Dari semua kematian akibat kanker, sekitar 70% terjadi pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kematian akibat kanker di seluruh dunia diproyeksikan akan terus meningkat, dengan perkiraan 12 juta kematian di tahun 2030 (WHO, 2009).

Setiap tahun terdapat lebih dari 200,000 kasus baru kanker anak di seluruh dunia dan 80% dari semua ini adalah dari negara berkembang (Barr et al., 2006). Di negara maju, 7 dari 10 anak penderita kanker dapat disembuhkan dengan prevalensi ketahanan hidup selama 5 tahun 95% misalnya pada penyakit Hodgkin dan Retinoblastoma (Ries et al., 2008 ; Stiller, 2007).

Prevalensi ketahanan hidup selama 5 tahun pada anak yang menderita kanker adalah 75%-80% di negara yang berpendapatan tinggi seperti Amerika Syarikat dan Eropah dan telah menunjukkan peningkatan pada angka ini berbanding dengan 25 yang lalu (Gatta et al., 2005; Jemal et al., 2009). Pada pengamatan menunjukkan bahwa hal tersebut diatas dapat terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang dengan program kerja sama dan berkongsi pengalaman (Harif et al., 2008 ; Howard et al., 2004 ; Qaddoumi et al., 2008 dan Rivera et al., 2008).

(18)

ini dipercayai adalah disebabkan oleh penolakan atau meninggalkan pengobatan yang tidak berlaku pada negara berkembang (Metzger et al., 2003; Lilleyman, 2003; Pui et al., 2004; Eden et al., 2004 dan Howard et al., 2004). Unit Onkologi Anak di negara sedang berkembang mengalami masalah yang harus ditangani. Masalah utama adalah kemiskinan dan tingkat edukasi yang rendah. Kekurangan pengetahuan dan kesadaran tentang masalah kesehatan menyebabkan penundaan dalam konsultasi ke dokter (Mostert et al., 2006).

Insiden kanker pada anak-anak di Amerika Sarikat diperhitungkan sekitar 125/1,000,000 orang anak. Dari semua jenis kanker pada anak-anak didapati Leukemia 25-26%, Limfoma 15%, tumor pada sistem saraf pusat 17%,

Di Indonesia kanker pada anak usia 0-17 tahun, dijumpai Leukemia 33,7%, Neuroblastoma 7%, Retinoblastoma 5,3%, Osteosarcoma 4,8%, dan Lyphoma Non Hodgkin 4,8%. Dari semua usia, kanker pada anak dijumpai sekitar 4,9%. Kanker pada anak laki-laki lebih banyak (53,5%) dibandingkan dengan anak-anak perempuan(46,5%) (Menkes, 2005).

(Greenlee et al., 2000; Gurney et al., 1996; Gurney et al., 1995; Moore et al., 2003; Li et al., 2008).

40% dari kematian akibat kanker dapat dicegah (WHO, 2009). Pencegahan ini dapat dilakukan bila pasien menyadari bahwa dirinya menderita kanker masih dalam stadium awal. Penemuan kanker stadium awal dapat mengurangi angka kematian secara drastis. Sehubungan dengan data-data diatas, dirasa perlu dan sangat penting untuk mengetahui pervalensi terjadinya kanker pada anak-anak di kota Medan agar masyarakat maupun klinisi dapat meningkatkan perhatiannya pada penderita kanker pada anak-anak.

1.2 Rumusan Masalah

(19)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui prevalensi kanker pada anak di daerah kota Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui prevalensi 5 kanker tertinggi pada anak di daerah kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Data dan informasi penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi dinas kesehatan kota Medan dalam mengambil kebijakan yang lebih lanjut untuk dapat menurunkan angka kematian kanak-kanak akibat kanker seperti melancarkan program-program untuk pencegahan dan pemeriksaan kanker anak, edukasi masyarakat tentang kanker anak, serta menyediakan fasilitas dan meningkatkan kualitas fasilitas untuk pengobatan kanker anak.

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker

2.1.1 Definisi

Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke organ lain.

Menurut National Cancer Institute(2009), kanker adalah suatu istilah untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya.

Proses ini disebut metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama kematian akibat kanker (WHO, 2009).

Kanker adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma ganas, dan ada banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker (Price et al., 2006).

Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”. Suatu neoplasma, sesuai definisi Wills, adalah “massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti” (Kumar et al., 2007).

(21)

gumpalan, dan kadang-kadang istilah “ tumor sejati” dipakai untuk membedakan neoplasma dengan gumpalan lainnya. Neoplasma dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya; ada yang jinak, ada pula yang ganas (Price et al., 2006).

2.1.2 Sifat-sifat Neoplasma

Table 2.1 Menunjukkan Karakteristik Tumor Jinak dan Tumor Ganas.

Karakteristik Tumor Jinak Tumor Ganas

Diferensiasi / anaplasia Berdiferensiasi baik; struktur mungkin khas jaringan asal

Sebagian tidak memperlihatkan

diferensiasi disertai anaplasia; struktur sering tidak khas

Laju pertumbuhan Biasanya progresif dan lambat; mungkin berhenti tumbuh atau menciut; gambaran mitotik jarang dan normal

Tidak terduga dan mungkin cepat atau lambat; gambaran mitotik mungkin banyak dan abnormal

Invasi lokal Biasanya kohesif dan

ekspansil, massa berbatas tegas yang tidak menginvasi atau menginfiltrasi jaringan normal di sekitarnya

Invasif lokal, menginfiltrasi jaringan

normal di sekitarnya; kadang-kadang mungkin tampak kohesif dan ekspansil tetapi dengan invasi mikroskopik

Metastasis Tidak ada Sering ditemukan;

(22)

kemungkinan metastasis (Kumar et al., 2007)

2.1.3 Faktor Risiko dan Predisposisi Terjadinya Karsinoma Faktor predisposisi terjadinya carcinoma:

a. Faktor geografik dan lingkungan

Karsinogen lingkungan banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Contohnya seperti sinar matahari, dapat ditemukan terutama di perkotaan, atau terbatas pada pekerjaan tertentu. Hal tertentu dalam makanan dilaporkan mungkin merupakan faktor predisposisi. Termasuk diantaranya merokok dan konsumsi alkohol kronik.

b. Usia

Secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring pertambahan usia. Hal ini terjadi akibat akumulasi mutasi somatik yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma ganas. Menurunnya kompetensi imunitas yang menyertai penuaan juga mungkin berperan.

c. Hereditas

Saat ini terbukti bahwa pada banyak jenis kanker, terdapat tidak saja pengaruh lingkungan, tetapi juga predisposisi herediter. Bentuk herediter kanker dapat dibagi menjadi tiga kategori.

(23)

Kanker familial, kanker ini tidak disertai fenotipe penanda tertentu. Contohnya mencakup karsinoma kolon, payudara, ovarium, dan otak. Kanker familial tertentu dapat dikaitkan dengan pewarisan gen mutan. Contohnya keterkaitan gen BRCA1 dan BRCA2 dengan kanker payudara dan ovarium familial.

Sindrom resesif autosomal gangguan perbaikan DNA. Selain kelainan prakanker yang diwariskan secara dominan, sekelompok kecil gangguan resesif autosomal secara kolektif memperlihatkan ciri instabilitas kromosom atau DNA (Kumar et al., 2007).

2.1.4 Karsinogenesis

Dalam kondisi normal, pembelahan, poliferasi, dan diferensiasi sel dikontrol secara ketat (Price et al., 2006). Kerusakan genetik nonletal merupakan hal sentral dalam karsinogenesis. Kerusakan atau mutasi genetik semacam ini mungkin didapat akibat pengaruh lingkungan, seperti zat kimia, radiasi, atau virus, atau diwariskan dalam sel germinativum (Kumar et al., 2007; Price et al., 2006).

Telah diidentifikasi empat golongan gen yang memainkan peranan penting dalam mengatur sinyal mekanisme faktor pertumbuhan dan siklus sel itu sendiri, termasuk protoonkogen yang mendorong pertumbuhan, gen penekan kanker ( tumor suppressor gene) yang menghambat pertumbuhan ( antionkogen), gen yang mengatur kematian sel terencana ( programmed cell death), atau apoptosis dan gen yang mengatur perbaikan DNA yang rusak (Kumar et al., 2007; Price et al., 2006).

Karsinogenesis adalah suatu proses banyak tahap, baik pada tingkat fenotipe maupun genotype. Suatu neoplasma ganas memiliki beberapa sifat fenotipik, misalnya pertumbuhan berlebihan, sifat invasi lokal, dan kemampuan metastasis jauh. Sifat ini diperoleh secara bertahap, suatu fenomena yang disebut tumor progression. Pada tingkat molekular, progresi ini terjadi akibat akumulasi

(24)

pada perbaikan DNA. Perubahan genetik yang mempermudah tumor progression melibatkan tidak saja gen yang mengendalikan angiogenesis, invasi, dan metastasis. Sel kanker juga harus melewatkan proses penuaan normal yang membatasi pembelahan sel (Kumar et al., 2007).

Dalam kondisi fisiologis normal, mekanisme sinyal sel yang memulai proliferasi sel dapat dibagi menjadi langkah- langkah sebagai berikut: (1) faktor pertumbuhan, terikat pada reseptor khusus pada permukaan sel; (2) reseptor faktor pertumbuhan diaktifkan yang sebaliknya mengaktifkan beberapa protein transduser; (3) sinyal ditransmisikan melewati sitosol melalui second messenger menuju inti sel; (4) faktor transkripsi inti yang memulai pengaktifan transkripsi asam deoksiribonukleat (DNA).

Ketika keadaan menguntungkan untuk pertumbuhan sel, sel terus melalui fase replikasi sel, Siklus sel tersebut dibagi menjadi empat fase: G1 (gap 1), S (sintesis), G2 (gap 2), dan M (mitosis). Sel tidak aktif yang terdapat dalam keadaan tidak membelah disebut G0 (Price et al., 2006).

Banyak yang telah diketahui tentang gen RB karena merupakan gen penekan tumor yang pertama kali ditemukan. Produk gen RB adalah suatu protein pengikat-DNA yang diekspresikan pada semua sel yang diteliti; protein tersebut berada dalam bentuk terhipofosforilasi aktif dan terhiperfosforilasi tidak aktif. Pada keadaan aktif, RB berfungsi sebagai rem untuk menghambat melajunya sel dari fase G1 ke S pada siklus sel. Apabila sel dirangsang oleh faktor pertumbuhan, protein RB diinaktifkan melalui fosforilasi, rem dilepas, dan sel melewati tahap G1 ke S. saat masuk fase S, sel bertekad (committed) untuk membelah tanpa memerlukan stimulasi faktor pertumbuhan tambahan. Selama fase M berikutnya, gugus fosfat dikeluarkan dari RB oleh fosfat selular sehingga kembali dihasilkan bentuk RB terdefosforilasi.

(25)

mengikat, dan mungkin menyebabkan sekuestrasi, family E2F dari faktor transkripsi. Apabila sel yang tenang ini dirangsang oleh faktor pertumbuhan, konsentrasi siklin D dan E meningkat, dan aktivasi siklin D/CDK4, siklin D/CDK6, dan siklin E/CDK2 yang terjadi menyebabkan fosforilasi RB. RB bentuk terhiperfosforilasi membebaskan faktor transkripsi E2F dan mengaktifkan transkripsi beberapa gen sasaran. Apabila tidak terdapat protein RB, atau apabila kemampuannya untuk menyingkirkan faktor transkripsi terganggu akibat mutasi, rem molecular terhadap siklus sel akan lepas, dan sel berpindah secara bersemangat ke dalam fase S.

Gambar 2.1 Skema Sederhana Dasar Molekular Kanker. (Kumar et al., 2007).

(26)

tertentu yang serupa dengan gen lain. TP53 dapat menimbulkan efek anti proliferasi, tetapi yang tidak kalah penting, gen ini juga mengendalikan apoptosis. secara mendasar, TP53 dapat dipandang sebagai suatu monitor sentral untuk stress, mengarahkan sel untuk memberikan tanggapan yang sesuai, baik berupa penghentian siklus sel maupun apoptosis. Berbagai stress dapat memicu jalur respons TP53, termasuk anoksia, ekspresi onkogen yang tidak sesuai, dan kerusakan pada integritas DNA. Dengan mengendalikan respons kerusakan DNA, TP53 berperan penting dalam mempertahankan integritas genom.

TP53 normal di dalam sel yang tidak mengalami stress memiliki waktu paruh yang pendek (20 menit). Waktu paruh yang pendek ini disebabkan oleh ikatan dengan MDM2, suatu protein yang mencari TP53 untuk menghancurkannya. TP53 mengalami modifikasi pascatranskripsi yang membebaskannya dari MDM2 dan meningkatkan waktu-paruhnya. Selama proses pembebasan dari MDM2, TP53 juga menjadi aktif sebagai suatu faktor transkripsi. Sudah ditemukan lusinan gen yang transkripsinya dipicu oleh TP53. Gen tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kategori umum-gen yang menyebabkan penghentian siklus sel dan gen yang menyebabkan apoptosis.

(27)

TP53 normal mengarahkan sel ke “liang kubur” dengan memicu apoptosis. Protein ini melakukannya dengan memicu gen pencetus seperti BAX.

(28)

Gambar 2.2 Peran TP53 dalam Mempertahankan Integritas Genom. (Kumar et al., 2007).

2.2 Kanker pada Anak 2.2.1 Definisi Anak

(29)

seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

2.2.2 Kanker yang tersering

Table 2.2 Neoplasma Ganas yang Sering Ditemukan pada Masa Bayi dan Anak

0 – 4 tahun 5 – 9 tahun 10 – 15 tahun

Leukemia Retinoblastoma Neuroblastoma Tumor Wilms Hepatoblastoma

Sarkoma jaringan lunak (terutma rabdomiosarkoma) Teratoma

Tumor sistem saraf pusat

Leukemia Retinoblastoma Neuroblastoma

Hepatokarsinoma

Sarkoma jaringan lunak

Tumor sistem saraf pusat

Tumor Ewing Limfoma

Hepatokarsinoma

Sarkoma jaringan lunak

Sarkoma osteogenik Karsinoma tiroid Penyakit Hodgkin (Maitra et al., 2007)

2.2.3 Leukemia

(30)

dari leukemia. Leukemia sisanya adalah berbentuk kronis (LLK) (William et al., 2000; Smith et al., 1999 ).

2.2.3.1 Klasifikasi

Leukemia, mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai “darah putih”, adalah penyakit yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoietik yang secara maligna melakukan transformasi, yang menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang normal.

[image:30.595.107.516.428.755.2]

Klasifikasi yang paling sering digunakan adalah klasifikasi dari FAB ( French-American-British). Klasifikasi ini klasifikasi morfologi dan didasarkan pada diferensiasi dan maturasi sel leukemia yang dominan dalam sumsum tulang, serta pada penelitian sitokimia (Baldy, 2006).

Tabel 2.3 Klasifikasi Kelompok Kooperatif FAB mengenai Leukemia Akut Leukemia Limfoblastik Akut

L- 1

L- 2

L- 3

Leukemia limfositik akut anak-anak; Populasi sel homogen

Leukemia limfositik akut pada dewasa; Populasi sel heterogen

Leukemia jenis limfoma Burkitt: sel besar, Populasi sel homogen

Leukemia Mieloblastik Akut M- 0 M- 1 M- 2 M- 3 M- 4 Berdiferensiasi minimal

Diferensiasi granulositik tanpa maturasi

Diferensiasi granulositik dengan maturasi sampai stadium promielositik

Diferensiasi granulositik dengan promielosit hipergranular, dihubungkan dengan koagulasi intravascular diseminata

(31)

M- 5a M- 5b M- 6 M- 7

Leukemia monosit akut; berdiferensiasi buruk Leukemia monosit akut; berdiferensiasi baik

Eritroblastosis yang menonjol dengan diseritropoiesis berat Leukemia megakariosit

(Baldy, 2006).

2.2.3.2 Leukemia Limfoblastik Akut(LLA)

LLA anak adalah kanker tersebar yang pertama terbukti dapat disembuhkan dengan kemoterapi dan radiasi.

Gejala pertama biasanya nonspesifik dan meliputi anoreksia, iritabel, dan letargi. Kegagalan sumsum tulang yang progresif sehingga timbul anemia, perdarahan(trombositopenia), dan deman (neutropenia, keganasan). Pada pemeriksaan inisial, lebih kurang 50% menunjukkan petekie atau perdarahan mukosa. Limfoadenopati biasanya nyata dan spenomegali dijumpai.

Diagnosis leukemia dikesankan oleh adanya sel blas pada preparat apus darah tepi tetapi dipastikan dengan pemeriksaan sumsum tulang, yang biasanya sama sekali oleh limfoblas leukemia. Terapi LLA diringkas pada Table 2.4 (William et al., 2000).

Table 2.4 Regimen Terapi yang Efektif bagi Leukemia Limfoblastik Akut Risiko- Rendah

Induksi Remisi ( 4-6 minggu)

Vinkristin 1,5 mg/m³ (maks. 2mg) IV/ minggu Prednison 40 mg/m² (maks. 60mg) PO/ hari

Asparaginase (E.coli) 10,000 U/m²/hari 2 mingguan IM. Terapi Intratekal

Terapi tripel: MTX* HC* Ara- C*

[image:31.595.106.512.111.210.2]
(32)

Terapi Lanjutan Sistemik 6- MP 50 mg/ m²/ hari PO

MTX 20 mg/ m²/ minggu PO, IV, IM

Atur MTX ± 6- MP diberikan dengan dosis tinggi Penambahan ( Reinforcement)

Vinkristin 1,5 mg/m² (maks. 2mg) IV tiap 4 minggu Prednison 40mg/ m²/ hari PO x 7 hari tiap 4 minggu

MTX = metotreksat; HC = hidrokortison; Ara-C = sitarabin; IV = intravena; PO

= oral; IM = intramuscular; 6- MP = 6- merkaptopurin

*Dosis pengobatan intratekal disesuaikan dengan umur

Umur MTX HC Ara- C ≤ 1 thn 10 mg 10 mg 20 mg 2 – 8 thn 12,5 mg 12,5 mg 25 mg ≥ 9 thn 15 mg 16 mg 30 mg (William et al., 2000)

2.2.4 Limfoma

Limfoma merupakan keganasan sistem limfatik.(Price et al., 2006). Dua kategori besar limfoma, yaitu penyakit Hodgkin dan limfoma non- Hodgkin (LNH), mempunyai manifestasi klinis, terapi dan prognosis yang berbeda.

2.2.4.1 Penyakit Hodgkin

[image:32.595.107.515.104.419.2]

Sel Reed- Sternberg adalah sel yang besar (berdiameter 15- 45 μm) dengan multipel atau multilobulated nuclei. Sel ini merupukan hallmark penyakit Hodgkin.

(33)

2.2.4.2 Limfoma Non- Hodgkin (LNH)

LNH merupakan proliferasi klonal yang ganas limfosit T dan B yang terdapat bersama berbagai tingkat beban tumor. LNH masa kanak-kanak, berbeda dengan pada orang dewasa, biasanya difus, ekstranodal, tumor stadium tinggi (Sandlund, 2000) .

2.3 Prevalensi

Menurut Notoatmodjo (2003), prevalensi adalah jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.

Prevalensi adalah jumlah kasus yang ada dalam suatu populasi pada waktu yang ditetapkan. (Kupfer, 2009)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

(34)

Dari kerangka pemikiran di atas dapat dibuat dengan kerangka konsep sebagai berikut:

3.2 Definisi Operasional a) Definisi:

Kanker - suatu istilah untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya.

Prevalensi - jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah.

Anak - adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

b) Cara pengukuran: mengambil data dari rekam medik pada tahun 2009.

c) Skala pengukuran: Nominal

Anak Prevalensi 5 kanker

(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah survey cross sectional yang bersifat deskriptif yang dilakukan untuk menentukan lima kanker tertinggi pada anak di beberapa laboratorium di daerah kota Medan pada tahun 2009.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah kota Medan dengan mengambil data rekam medik dari laboratorium Patologi Anatomi dan Bagian Hematologi Anak di rumah sakit seperti Rumah Sakit Haji Adam Malik, dan Departmen Patologi Anatomi di Fakultas Kedokteran USU.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penenlitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Oktober 2010.

(36)

Penderita kanker di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU dan laboratorun Patologi Anatomi dan bagian Hematologi Anak di rumah sakit seperti Rumah Sakit Haji Adam Malik Rumah Sakit di kota Medan pada tahun 2009.

4.3.2 Sampel

Penderita kanker di Sentra Diagnostik Bagian Patologi Anatomi FK-USU dan RSUP Haji Adam Malik, Medan.Teknik pengambilan sampel : pengambilan seluruh sampel/ kasus anak dari beberapa sentra diagnostik yang disebut di atas.

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi : Penderita kanker yang usia < 18 tahun.

Kriteria eksklusi : Penderita kanker dengan data yang tidak lengkap.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil data rekam medik dari RSUP H. Adam Malik dan Sentra Diagnostik PA FK-USU.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

(37)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

(38)
[image:38.595.118.514.237.701.2]

5.1.1. Prevalensi lima kanker tertinggi pada anak di RSUP H. Adam Malik dan Sentra Diagnostik PA FK-USU pada Tahun 2009

Tabel 5.1. Prevalensi kanker pada anak

Jenis Kanker Jumlah(n) Presentase(%)

1. Leukemia 86 44,8

2. Lymphoma 17 8,9

3. Tumor Abdomen 14 7,3

4. Retinoblastoma 13 6,8

5. Neuroblastoma 9 4,7

6. NPC 8 4,2

7. Wilm’s Tumor 6 3,1

8. Teratoma 6 3,1

9. Fibrosarcoma 5 2,6

10.Dysgerminoma 5 2,6

11.Rhabdomyosarcoma 4 2,1

12.Osteochondroma 4 2,1

13.Medulablastoma 4 2,1

14.Ca. Ovarium 3 1,6

15.Ameloblastoma 2 1,0

16.Ca. Paru 2 1,0

17.Rectal Adenocarcinoma 1 0,5

18.Ca. Uterus 1 0,5

19.Thymoma 1 0,5

20.Soft Tissue Sarcoma 1 0,5

(39)

Berdasarkan Tabel 5.1. di atas, lima kanker yang terbanyak pada anak adalah leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma dan NPC ( Nasopharygeal Carcinoma). Kanker yang terbanyak adalah leukemia yaitu 86 kasus dari 192

kasus (44,8%), diikuti dengan lymphoma dengan jumlah sebanyak 17 kasus dari 192 kasus (8,9%), seterusnya diikuti dengan retinoblastoma sebanyak 13 kasus dari 192 kasus (6,8%), pada tempat keempat adalah neuroblastoma dengan jumlah sebanyak 9 kasus dari 192 kasus (4,7%) dan kanker kelima terbanyak pada anak adalah NPC dengan jumlah 8 kasus dari 192 kasus (4,2%) .

[image:39.595.111.511.382.492.2]

5.1.2. Distribusi Penderita Kanker pada Anak berdasarkan Umur Tabel 5.2. Distribusi Penderita Kanker pada Anak berdasarkan Umur

Umur Kelompok Jumlah (n) Persentase (%)

0-6 86 44,8

7-12 63 32,8

13-17 43 22,4

Jumlah 192 100,0

(40)

5.1.3. Distribusi Penderita Kanker pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.3. Distribusi Penderita Kanker pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-laki 115 59,9

Perempuan 77 40,1

[image:40.595.110.512.237.326.2]

Jumlah 192 100,0

Tabel 5.3. memperlihatkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, penderita kanker pada anak lebih banyak dijumpai pada laki-laki yaitu 115 kasus (59,9%).

5.1.4. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.4. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-laki 60 69,8

Perempuan 26 30,2

[image:40.595.109.512.492.581.2]

Jumlah 86 100,0

(41)
[image:41.595.112.512.218.326.2]

5.1.5. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Umur Tabel 5.5. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Umur

Umur Jumlah (n) Persentase (%)

0-6 43 50,0

7-12 36 41,9

13-17 7 8,1

Jumlah 86 100,0

Berdasarkan Tabel 5.5., penderita leukemia pada anak paling banyak pada umur 0-6 tahun dengan jumlah 43 dari 86 kasus yaitu 50,0%.. Leukemia paling jarang terjadi pada umur kelompok 13-17 tahun dengan persentase 8,1%.

5.1.6. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Tipe Leukemia

Tabel 5.6. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Tipe Leukemia

Jenis Leukemia Jumlah (n) Persentase (%)

Acute Lymphoblastic Leukemia 73 84,9

Acute Myeloid Leukemia 10 11,6

Chronic Myelogenous Leukemia 3 3,5

[image:41.595.114.512.554.664.2]

Jumlah 86 100,0

(42)

Leukemia (ALL) 73 kasus (84,9%) dan yang paling sedikit adalah tipe Chronic

Myelogenous Leukemia sebanyak 3 kasus (3,5%).

5.1.7. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.7. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-laki 10 58,8

Perempuan 7 41,2

[image:42.595.111.512.279.368.2]

Jumlah 17 100,0

Tabel 5.7. memperlihatkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, penderita lymphoma pada anak lebih banyak dijumpai pada laki-laki yaitu 10 kasus dari 17

kasus (58,8%).

[image:42.595.111.513.535.642.2]

5.1.8. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Umur Tabel 5.8. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Umur

Umur Jumlah (n) Persentase (%)

0-6 4 23,5

7-12 10 58,8

13-17 3 17,6

Jumlah 17 100,0

(43)

5.1.9. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Tipe Lymphoma

Tabel 5.9. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Tipe Lymphoma

Jenis Lymphoma Jumlah (n) Persentase (%)

Hodgkin Lymphoma 2 11,8

Non Hodgkin Lymphoma 15 88,2

[image:43.595.111.513.278.369.2]

Jumlah 17 100,0

Tabel 5.9. memperlihatkan distribusi penderita lymphoma berdasarkan tipe, dimana tipe yang paling banyak dijumpai adalah tipe Non Hodgkin Lymphoma (NHL) 15 kasus (88,2%) sementara tipe Hodgkin Lymphoma

sebanyak 2 kasus (11,8%).

[image:43.595.109.512.594.683.2]

5.1.10. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.10. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-laki 6 46,2

Perempuan 7 53,8

(44)

Tabel 5.10. memperlihatkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, penderita retinoblastoma pada anak lebih banyak dijumpai pada perempuan yaitu 7 kasus dari 13 kasus (53,8%).

[image:44.595.111.512.300.409.2]

5.1.11. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak Berdasarkan Umur Tabel 5.11. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak Berdasarkan Umur

Umur Jumlah (n) Persentase (%)

0-6 11 84,6

7-12 2 15,4

13-17 0 0,0

Jumlah 13 100,0

Berdasarkan Tabel 5.11., penderita retinoblastoma pada anak paling banyak pada umur 0-6 tahun dengan jumlah 11 dari 13 kasus yaitu 84,6%.. Retinoblastoma tidak dijumpai pada umur kelompok 13-17 tahun.

[image:44.595.111.515.628.715.2]

5.1.12. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.12. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-laki 8 88,9

Perempuan 1 11,1

(45)

Tabel 5.12. memperlihatkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, penderita neuroblastoma pada anak lebih banyak dijumpai pada laki-laki yaitu 8 kasus dari 9 kasus (88,9%).

[image:45.595.111.513.322.429.2]

5.1.13. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak Berdasarkan Umur Tabel 5.13. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak Berdasarkan Umur

Umur Jumlah (n) Persentase (%)

0-6 6 66,7

7-12 1 11,1

13-17 2 22,2

Jumlah 9 100,0

Berdasarkan Tabel 5.13., penderita neuroblastoma pada anak paling banyak pada umur 0-6 tahun dengan jumlah 6 dari 9 kasus yaitu 66,7%.

[image:45.595.109.513.586.675.2]

5.1.14. Distribusi Penderita NPC pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.14. Distribusi Penderita NPC pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-laki 7 87,5

Perempuan 1 12,5

Jumlah 8 100,0

(46)
[image:46.595.111.513.301.409.2]

5.1.15. Distribusi Penderita NPC pada Anak Berdasarkan Umur Tabel 5.15. Distribusi Penderita NPC pada Anak Berdasarkan Umur

Umur Jumlah (n) Persentase (%)

0-6 0 0,0

7-12 3 37,5

13-17 5 62,5

Jumlah 8 100,0

Berdasarkan Tabel 5.15., penderita NPC anak paling banyak pada umur 13-17 tahun dengan jumlah 5 dari 8 kasus yaitu 62,5%. NPC tidak dijumpai pada anak yang berusia 0-6 tahun.

5.2 Pembahasan

Tumor abdomen tidak dimasukkan ke lima kanker yang tersering pada anak adalah karena tumor abdomen tidak spesifik karena daerah abdomen mengandung banyak organ seperti hepar, ginjal, usus, kolon, dan lain-lain. Maka tidak dimasukkan ke lima kanker tersering pada anak.

Dari tabel 5.1 didapat lima jenis kanker yang terbanyak pada anak yaitu leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma dan NPC ( Nasopharygeal Carcinoma). Kanker yang terbanyak adalah leukemia yaitu 86 kasus dari 192

(47)

sebanyak 9 kasus dari 192 kasus (4,7%) dan kanker kelima terbanyak pada anak adalah NPC dengan jumlah 8 kasus dari 192 kasus (4,2%) .Hal ini sesuai dengan literature bahwa kanker yang sering pada anak adalah leukemia, lymphoma, retinoblastoma dan neuroblastoma. (Greenlee et al., 2000; Gurney et al., 1996; Gurney et al., 1995; Moore et al., 2003; Li et al., 2008; Menkes, 2005). NPC juga merupakan lima kanker yang terbanyak pada penelitian ini karena prevalensi NPC yang tinggi di Negara Indonesia.(Susworo R., 2004)

Dari table 5.3. didapati bahwa kanker pada anak lebih sering terjadi pada laki-laki 115 dari 192 kasus yaitu 59,9%. Hal ini adalah karena kebanyakan kanker seperti leukemia (ALL), lymphoma dan neuroblastoma insidensi pada laki-laki lebih banyak disbanding dengan perempuan.(Satake N., 2010; Lacayo N.J., 2010; Johnston J.M., 2010 )

Dari table 5.6. didapati bahwa leukemia yang paling banyak terjadi pada anak adalah ALL, hal ini sesuai dengna literature bahwa ALL lebih sering terjadi pada anak berbanding dengan dewasa dan lebih sering terjadi pada laki-laki ( tabel 5,4). Insidensi leukemia paling banyak terjadi pada umur 0-6 tahun, hal ini didukung oleh literature bahwa ALL paling sering terjadi antara usia 3-5 tahun.( Satake N., 2010)

(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan pada penderita kanker anak di Instalasi Patologi Anatomi RS. H. Adam Malik Medan dan Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU di Medan pada tahun 2009, didapatkan:

1. Lima kanker yang terbanyak pada anak menurut urutan paling tinggi adalah: leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma dan nasopharygngeal carcinoma.

2. Berdasarkan umur, penderita kanker pada anak paling banyak dijumpai pada kelompok umur 0-6 tahun yaitu 115 dari 192 kasus (59,9%).

3. Pada penderita leukemia, tipe leukemia yang paling banyak adalah tipe Acute Lymphoblastic Leukemia(ALL) yaitu 73 kasus dari 86 kasus

(84,9%). Insidensi paling banyak terjadi pada laki-laki (69,8%) dan pada kelompok umur 0-6 tahun (50%).

4. Pada penderita lymphoma, tipe yang paling banyak adalah non-hodgkin lymphoma(NHL) yaitu 15 kasus dari 17 kasus (88,2%) dan lebih banyak

terjadi pada laki-laki yaitu 10 kasus dari 17 kasus (58,8%).

5. Pada penderita retinoblastoma, insidensi paling banyak terjadi pada anak yang berusia 0-6 tahun dengan jumlah 11 dari 13 kasus yaitu 84,6%.. 6. Pada penderita neuroblastoma, insidensi paling banyak terjadi pada

laki-laki yaitu 8 kasus dari 9 kasus (88,9%) dan lebih tinggi pada kelompok usia 0-6 tahun dengan jumlah 6 dari 9 kasus yaitu 66,7%.

(49)

6.2. Saran

1. Deteksi awal yang cermat terhadap gejala dini terhadap kanker yang sering pada anak sangat diperlukan, karena sebagai contoh leukemia pada anak mempunyai prognosa yang bagus jika ditemui pada fase awal.

2. Perlu dilakukan kegiatan penyuluhan yang lebih intensif dan

berkesinambungan mengenai pencegahan kanker dan tanda-tanda

kanker(leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma, NPC dan

kanker lainnya) pada anak sebagai upaya peningkatan pengetahuan

masyarakat dan supaya mereka bisa berobat ke dokter pada fase yang

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Baldy C.M., 2006. Bab 18 Gangguan Sel Darah Putih dan Sel Plasm. In: Price S.A., Wilson L.M., 2006. Patofisiologi. Ed 6. Jakarta: EGC, 271-284.

Barr R. et al., 2006. Pediatric Oncology in Countries with Limited Resources. In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009; 46 (4): 264.

Cairo M.S., Bradley M.B., 2007. Lymphoma. In: Kliegman R.M., Behrman R.E., Jenson H.B., Stanton B.F., 2007 Nelson Texbook of Pediatrics. 18th

Eden T. et al., 2004. All children have a right to full access to treatment for cancer. In: Mostert S., Sitaresmi M.N., Gundy C.M., Sutaryo, Veerman A.J.P.,

2006. Influence of Sociaeconomic Status on Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia Treatment in Indonesia. Pediatrics 2006; 118(6): e1601.

ed. USA:

Saunders, 2123-2129.

Gatta G. et al., 2005. Childhood Cancer Survival Trends in Europe: A EUROCARE Working Group Study. Journal of Clinical Oncology; 23(16):

3742-3744.

Greenlee R.T., Murray T., Bolden S., Wingo P.A., et al., 2000. Cancer statistics, 2000. In: Kupfer G.M.,2009. Childhood Cancer, Epidemiology. Yale School

of Medicine. Available from:

(51)

Medicine. Available from:

Gurney J.G., Severson R.K., Davis S., Robison L.L., 1995. Incidence of cancer in children in the United States. Sex-, race-, and 1-year age-specific rates by

histologic type. In: Kupfer G.M., 2009. Childhood Cancer, Epidemiology.

Yale School of Medicine. Available

from:

Mar 12, 2009].

Harif M. et al., 2008. Treatment of B-cell lymphoma with LMB modified protocols in Africa. In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of

childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009;

46 (4): 264.

Howard S.C. et al., 2004. Establishment of a pediatric oncology program and outcomes of childhood acute lymphoblastic leukemia in a resource-poor area.

In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of childhood

cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009; 46 (4):

264.

Howard S.C. et al., 2004. Establishment of a pediatric oncology program and outcomes of childhood acute lymphoblastic leukemia in a resource-poor area.

In: Mostert S., Sitaresmi M.N., Gundy C.M., Sutaryo, Veerman A.J.P., 2006.

Influence of Sociaeconomic Status on Childhood Acute Lymphoblastic

Leukemia Treatment in Indonesia. Pediatrics 2006; 118(6): e1601.

Isidro M.A., 2010. Retinoblastoma. Santo Tomas University Hospital of Manila. Available from: [Updated: Sept 21, 2010]

(52)

Johnston J.M., 2010. Non-Hodgkin Lymphoma. Mercer University School of Medicine. Available from:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Aktivitas Fisik dan Diet

Seimbang Mencegah Kanker. Availabe

from:

Kumar V., Cotran R.S., Robbins S.L., 2007. Buku Ajar Patologi: Bab 6 Neoplasma. Ed 7. Jakarta: EGC, 186- 213.

Kupfer G.M.,2009. Childhood Cancer, Epidemiology. Yale School of Medicine. Available from: [Updated: Mar 12, 2009].

Lacayo N.J., 2010. Neuroblastoma. Stanford University. Available from: 20, 2010]

Li J., et al., 2008. Cancer Incidence Among Children and Adolescents in the United States, 2001-2003. Pediatrics 2008; 121(6): e1472.

Lilleyman J., 2003. Simple deliverable therapy needed for childhood leukemia. In: Mostert S., Sitaresmi M.N., Gundy C.M., Sutaryo, Veerman A.J.P., 2006. Influence of Sociaeconomic Status on Childhood Acute Lymphoblastic

Leukemia Treatment in Indonesia. Pediatrics 2006; 118(6): e1601.

Maitra A., Kumar V., 2007. Bab 7 Penyakit Genetik dan Anak. In: Kumar V., Cotran R.S., Robbins S.L., 2007. Buku Ajar Patologi. Ed 7. Jakarta: EGC, 284- 285.

Metzger M.L. et al., 2003. Outcome of childhood acute lymphoblastic leukemia in resource-poor countries. In: Mostert S., Sitaresmi M.N., Gundy C.M., Sutaryo,

(53)

Lymphoblastic Leukemia Treatment in Indonesia. Pediatrics 2006; 118(6):

e1601.

Moore S.W., Satge D., Sasco A.J., Zimmermann A., Plaschkes J., 2003. The epidemiology of neonatal tumours. In: Kupfer G.M., 2009. Childhood Cancer,

Epidemiology. Yale School of Medicine. Available

from:

Mar 12, 2009].

Mostert S., Sitaresmi M.N., Gundy C.M., Sutaryo, Veerman A.J.P., 2006. Influence of Sociaeconomic Status on Childhood Acute Lymphoblastic

Leukemia Treatment in Indonesia. Pediatrics 2006; 118(6): e1601.

Notoatmodjo S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Bab II Epidemiologi. Jakarta: Pt Rineka Cipta, 27-28.

Price et al., 2006. Bab 8 Gangguan Pertumbuhan, Proliferasi, dan Diferensiasi Sel. In:. Price et al., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit Ed 6. Jakarta: EGC, 150-158.

Pui C.H., Relling M.V., Downing J.R., 2004. Acute lymphoblastic leukaemia. In: Mostert S., Sitaresmi M.N., Gundy C.M., Sutaryo, Veerman A.J.P., 2006. Influence of Sociaeconomic Status on Childhood Acute Lymphoblastic

Leukemia Treatment in Indonesia. Pediatrics 2006; 118(6): e1601.

Qaddoumi I. et al., 2008. Closing the survival gap: Implementation of medullablastoma protocols in a low-income country through a twinning

program. In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of

childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009;

46 (4): 264.

Ries L. et al,. 2008. Cancer Incidence and survival among children and adolescents. In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of

childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009;

(54)

Rivera G.K. et al., 2008. Transfer of complex frontline anticancer therapy to a developing country: The St. Jude osteosarcoma experience in Chile. In: Arora

R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009; 46 (4): 264.

Sandlund J.T., 2000. Limfoma non-Hodgkin. In: Berhrman R.E., Kliegman R.M., Arvin A.M. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Ed 15. Jakarta: EGC, 1780-1781.

Satake N.,2010. Acute Lymphoblastic Leukemia. University of California Davis.

Available from:

[Updated: Apr 6, 2010]

Smith M.A., Gurney J.G., Ries G., Ross J.A., 1999. Leukemia. In: SEER Pediatric Monograph. National Cancer Institute: 17-21.

Stiller C., 2007. Childhood cancer in Britain: Incidence survival, mortality. In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009; 46 (4): 264.

Susworo R., 2004. Kanker Nasofaring Epidemiologi dan Pengobatan Mutakhir. In: Cermin Dunia Kedokteran; No 144 : 16.

William M.C., Ching H.P., 2000. Leukemia. Dalam: Berhrman R.E., Kliegman R.M., Arvin A.M. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Ed 15. Jakarta: EGC, 1772- 1777.

World Health Organization (WHO), 2009. Cancer: Fact Sheets. Available

from:

(55)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ng Jo Ye

Tempat/ tanggal lahir : Kuala Lumpur, Malaysia/ 11 November 1987

Agama : Agama Buddha

Alamat : Jalan Dr. Mansyur, Gang Sehat, No. 10, 20154 – Medan Sumatera Utara, Indonesia.

Riwayat Pendidikan : 1. SJK (C) Taman Rasna, Klang (1994-1998)

2. SJK (C) Pandamaran B, Pelabuhan Klang ( 1998-1999) 3. SMK Kwang Hua, Klang ( 2000-2004)

4. SM Tinggi Klang (2005-2006)

5. Universitas Sumatera Utara (2007- sekarang) Riwayat Pelatihan : -

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

LAMPIRAN 6

(61)

Wiranda 12 Perempuan Dysgerminoma Vira Savira 2 Perempuan Retinoblastoma

Rezi Fahreza 3 Laki-laki Leukemia

Isayadi/Yopie 12 Laki-laki lymphoma

Doni Elisua

Hutapea 7 Laki-laki Leukemia

Ulya Raghib 7 Laki-laki Leukemia

Hafiz Arief

Mubarak 11 Laki-laki Leukemia

M. Risky Pramana 8 Laki-laki Leukemia

Ahmad Kautsar 5 Laki-laki Leukemia

M. Iksan 10 Laki-laki lymphoma

Reza Fahmi 16 Laki-laki NPC

Khirunisa N. 4 Perempuan Leukemia

Cyndi 5 Perempuan Leukemia

Rian Franz 3 Laki-laki Leukemia

Paulus Situmorang 14 Laki-laki Leukemia

Trikandes 6 Laki-laki Leukemia

Adek Azra 12 Perempuan Soft Tissue Sarcoma Ribka 9 Perempuan Retinoblastoma

Mangara Tua 9 Laki-laki Leukemia

Julin 4 Laki-laki Leukemia

Febriansyah 4 Laki-laki Leukemia

Fransisko 4 Laki-laki Neuroblastoma

Evyola 9 Perempuan Tumor Abdomen

Freddy S 4 Laki-laki Tumor Abdomen

Doni Hutapea 7 Laki-laki Leukemia

Senia Nurlita 6 Perempuan Leukemia

Sri Nirwana 5 Perempuan Leukemia

Anju 2 Perempuan Retinoblastoma

Anggi Sahputra 6 Laki-laki Tumor Abdomen

Valeri 3 Perempuan Leukemia

Hikmah 4 Laki-laki Leukemia

Reji Alfalen 3 Laki-laki Leukemia

Bobby Darlis 6 Laki-laki Leukemia

Sarifuddin 15 Laki-laki Leukemia Yunus 10 Laki-laki Leukemia

Ahmad Kautsar 5 Laki-laki Leukemia

Alwan Zaim 4 Laki-laki Leukemia

Edwin/Juli Siagian 5 Laki-laki Leukemia

Halimatussadiah 3 Perempuan Tumor Abdomen

M.Muzzamil 11 Laki-laki Leukemia

(62)

Indri Natasya 7 Perempuan Leukemia

Rian Rinaldi 5 Laki-laki Leukemia

Topel Pakpahan 3 Laki-laki Tumor Abdomen

Febriansyah 1 Laki-laki Leukemia

M. Akmal 8 Laki-laki Wilm's Tumor Khairunisa 11 Perempuan Leukemia Lijah 10 Perempuan Leukemia

Wilda Nabila 9 Perempuan Leukemia

Valeria Yasmin 3 Perempuan Leukemia

Agam 2 Perempuan Retinoblastoma

M. Dafa Hanafis 12 Laki-laki Leukemia

Revan Dwi. M 1 Laki-laki Neuroblastoma

Jerry D. Chen 4 Laki-laki Tumor Abdomen

Aini Kosasih 7 Perempuan Leukemia

Anggi 1 Perempuan Retinoblastoma

Nita Saputri 9 Perempuan Leukemia

M. Ridha 14 Laki-laki Leukemia

M. Yus Fadhlan 1 Laki-laki Tumor Abdomen

Debi 4 Perempuan Leukemia

Juli Siagian 4 Laki-laki Leukemia

Nurul Husna 2 Perempuan Retinoblastoma

Radiansyah Putra 2 Laki-laki Retinoblastoma

Trikandis 6 Laki-laki Leukemia

M. Jamil Ikhsan 2 Laki-laki Retinoblastoma

Iyona (Apriani) 7 Perempuan Leukemia

Hafiz 11 Laki-laki Leukemia Reyvan 1 Laki-laki Neuroblastoma

Ester 4 Perempuan Leukemia

Welli 10 Perempuan Tumor Abdomen Clinton 13 Laki-laki Tumor Abdomen

Fikri Ramadan 5 Laki-laki Leukemia

Andrean M 12 Laki-laki Leukemia

Raihan 3 Laki-laki Tumor Abdomen

Khairil 2 Laki-laki Retinoblastoma

Novita Sinuhaji 8 Perempuan Tumor Abdomen

Angga Nova 5 Laki-laki Leukemia

Ikhlas A. Purba 10 Laki-laki Leukemia

Fitri 3 Perempuan Fibrosarcoma

Andrean Maulana 12 Laki-laki Leukemia

Reji Alfa Reza 3 Laki-laki Leukemia

Rian Rinaldi 4 Laki-laki Leukemia

(63)

Senia Nurlita 6 Perempuan Leukemia

Sri Wahyuni 11 Perempuan Tumor Abdomen

Puput

Apriani/Jenifer 5 Perempuan Leukemia

Syahwaldi 1 Laki-laki Retinoblastoma

Wawan 9 Laki-laki lymphoma

Butet 3 Perempuan Leukemia

Anggi Andreas 12 Perempuan Leukemia

Muliastari 14 Perempuan Leukemia

Syahwaldi Sinaga 1 Laki-laki Retinoblastoma

M. Zawil Hasan 2 Laki-laki Leukemia

Fitri 12 Perempuan Tumor Abdomen

Febriansyah 4 Laki-laki Leukemia

Pandapontan 5 Laki-laki Wilm's Tumor

Sahrul Nazar 7 Laki-laki Leukemia

Furkan Elfriansyah 1 Laki-laki Neuroblastoma

July Siagan 5 Laki-laki Leukemia

M. Rizki

Ramadhan 2 Laki-laki Leukemia

Elon Abadi

Simtpng 2 Laki-laki Wilm's Tumor

Kurniawan 9 Laki-laki Leukemia

Aini Kosasi 8 Perempuan Leukemia

Iklas Alkaci Purba 10 Laki-laki Leukemia

Angga Sembiring 17 Laki-laki Leukemia

Kelpin 5 Laki-laki Leukemia

Rehan 4 Laki-laki Leukemia

Roni 12 Laki-laki Leukemia Nurnian 6 Perempuan Teratoma Siti Rahmatun

Aulia 14 Perempuan Dysgerminoma

M. Zawil Hasan 2 Laki-laki Leukemia

Andrean Maulana 12 Laki-laki Leukemia

Nikel Rahmat

Sirait 14 Laki-laki Fibrosarcoma

Nurul Hasanah 13 Perempuan Leukemia

Suci Wulandari 13 Perempuan lymphoma

Ahmad Kautsar 5 Laki-laki Leukemia

Febriansyah

Tmpbln 4 Laki-laki Leukemia

Ulya Raqib 7 Laki-laki Leukemia

Kurniawan 9 Laki-laki Leukemia

Roni 12 Laki-laki Leukemia

(64)

Supriadi/ Fadil 5 Laki-laki Leukemia Hafiz Arief

Mubarak 11 Laki-laki Leukemia

M. Yolanda 12 Laki-laki Leukemia

Erisa Irawan 8 Perempuan Leukemia

Solahuddin 9 Laki-laki Leukemia

Amiratul Diniyah 3 Perempuan Wilm's Tumor

Siti Aisyah 10 Perempuan lymphoma

Mikel Rahmad 14 Laki-laki Fibrosarcoma

Fikri 6 Laki-laki Leukemia

Nurul Ishlawiyah 2 Perempuan Leukemia

Julia Ardila 6 Perempuan Rhabdomyosarcoma

M. Ridho 11 Laki-laki NPC

Erisa Irawan 8 Perempuan Leukemia

Pandapotan 5 Laki-laki Wilm's Tumor

Ahmad Suhaimi 4 Laki-laki Tumor Abdomen

Deova Ekklyn

Sena 12 Perempuan Leukemia

Pram Affian 3 Perempuan lymphoma

Asyita 3 Perempuan

Rectal

Adenocarcinoma Nuapida 16 Perempuan Dysgerminoma

M. Syahputra 5 Laki-laki Medulablastoma

Josafat Simanjuta 17 Laki-laki Osteochondroma

Kepi Napitu 12 Laki-laki Neuroblastoma

Erva Ervianna 16 Perempuan NPC

Rahib 15 Laki-laki Medulablastoma

Lola 6 Perempuan lymphoma

Eva Maya 16 Perempuan Rhabdomyosarcoma

Mahmud Ali 9 Laki-laki Ameloblastoma

Imam 17 Laki-laki Ca Paru Joshinta Clara 14 Perempuan Ca Ovarium Ade S 4 Perempuan Ca Uterus Indah 17 Perempuan Ca Ovarium Joshinta 14 Perempuan Dysgerminoma Anjani 16 Perempuan Osteochondroma

Samsul Amri 9 Laki-laki lymphoma

Putra 10 Laki-laki NPC

Wawan 9 Laki-laki lymphoma

Deston 17 Laki-laki NPC

(65)

Khairil 2 Laki-laki lymphoma May 13 Perempuan Teratoma Bebby 13 Perempuan Fibrosarcoma M. Azhari 10 Laki-laki lymphoma Tina 5 Perempuan Wilm's Tumor

Nur Mabun 16 Perempuan Dysgerminoma

Ika 16 Perempuan Ameloblastoma Rasuli 17 Perempuan Teratoma

Abd Rahman 12 Laki-laki Teratoma

Anggi 11 Perempuan lymphoma M. Reza 16 Laki-laki NPC Sutan Merlo 16 Laki-laki NPC Nani 16 Perempuan thymoma Clara 0.5 Perempuan Teratoma

M. Fredi 7 Laki-laki lymphoma

Widia 9 Perempuan Retinoblastoma Buju 16 Perempuan Ca Paru

Maisaroh 15 Perempuan Osteochondroma Anju 11 Laki-laki Medulablastoma Gusrtiani 10 Perempuan lymphoma Fitriah 13 Perempuan Neuroblastoma

Siti 17 Perempuan Rhabdomyosarcoma

Ripan 1 Laki-laki Neuroblastoma

Dharma Satria 11 Laki-laki NPC

Suci 13 Perempuan lymphoma Julia 6 Perempuan Medulablastoma

Sabda Krisna 17 Laki-laki Rhabdomyosarcoma

Gambar

berhenti tumbuh atau menciut; gambaran lambat; gambaran mitotik mungkin banyak
Gambar 2.1 Skema Sederhana Dasar Molekular Kanker.
Gambar 2.2 Peran TP53 dalam Mempertahankan Integritas Genom.
Table 2.2 Neoplasma Ganas yang Sering Ditemukan pada Masa Bayi dan Anak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan hal tersebut di atas, maka Pokja akan melakukan verifikasi terhadap semua data dan informasi yang ada dalam formulir isian kualifikasi dengan memperlihatkan dokumen

[r]

Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dengan hormat kami mengundang saudara untuk menghadiri acara pembuktian kualifikasi yang akan dilaksanakan pada :. Diharapkan

Rencana besar ini tentu butuh dana dan SDM yang besar, maka atas dasar itu kami mengajak semua lapisan masyarakat untuk mendukung rencana besar ini agar terlaksana sehingga

Penelitian tanaman obat: Tersedia tan.unggul, artemisinin tinggi Tersedia tan.unggul, artemisinin tinggi Tan.ungg ul, hasil metaboli tinggit Tan.ungg ul, hasil metaboli

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang masih terdapat keberagaman hasil penelitian dalam menjelaskan pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi

[r]

The dataset considered here represents the test and training site of the Technical Center in Meppen , Northern Germany. A DSM sampled with a resolution of 0.5m from an ALS point