PREVALENSI LIMA KANKER TERTINGGI PADA ANAK DI BEBERAPA LABORATORIUM DI DAERAH KOTA MEDAN
PADA TAHUN 2009
Oleh : NG JO YE NIM : 070100257
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PREVALENSI LIMA KANKER TERTINGGI PADA ANAK DI BEBERAPA LABORATORIUM DI DAERAH KOTA MEDAN
PADA TAHUN 2009
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh : NG JO YE NIM : 070100257
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Prevalensi Lima Kanker Tertinggi pada Anak di Beberapa Laboratorium di Daerah Kota Medan pada Tahun 2009
NAMA : NG JO YE NIM : 070100257
Pembimbing Penguji
dr. H. Soekimin, Sp.PA(K) dr. Cut Aria Arina,Sp S NIP: 19480801 198003 1 002 NIP: 19771020 200212 2 001
dr. Yunita Sari Pane, Msi NIP:
Medan, 11 Disember 2010
19710620200212 2 001
Universitas Sumatera Utara Fakultas Kedokteran
Dekan
ABSTRAK
Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia dan jumlah penderita kanker semakin meningkat dari tahun ke tahun termasuk penderita kanker pada anak. Prognosa kanker bagi anak adalah baik dan kebanyakan bisa disembuhkan. Terdapat banyak penelitian tentang prevalensi kanker pada anak di negara maju tetapi data prevalensi kanker pada anak Indonesia masih kurang.
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi cross sectional. Sampel diambil dari rekam medis di RSUP H. Adam Malik dan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kanker pada anak di daerah kota Medan pada tahun 2009.
Sentra Diagnostik PA FK-USU. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan program computer.
Data yang diambil dari 192 sampel, didapati angka insidensi lima kanker tertinggi pada anak adalah 1.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa prevalensi kejadian kanker pada anak adalah tinggi, maka perlu dilakukan kegiatan penyuluhan dan edukasi yang lebih intensif dan berkesinambungan kepada masyarakat mengenai pencegah kanker dan tanda-tanda kanker(leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma, NPC dan lain-lain) pada anak sebagai upaya peningkatan pengetahuan masyarakat supaya mereka bisa berobat ke dokter pada fase yang lebih dini dan menurunkan angka kematian anak akibat kanker.
leukemia yaitu 86 kasus dari 192 kasus (44,8%); 2. lymphoma dengan jumlah sebanyak 17 kasus dari 192 kasus (8,9%); 3. retinoblastoma sebanyak 13 kasus dari 192 kasus (6,8%); 4. neuroblastoma dengan jumlah sebanyak 9 kasus dari 192 kasus (4,7%); 5. NPC dengan jumlah 8 kasus dari 192 kasus (4,2%).
ABSTRACT
Cancer is the leading cause of death worldwide and the number of cancer patients has increased annually, and this includes child cancer patients. Generally, the prognosis for cancer in children is good and most of these cancers are curable. There have been many studies on the prevalence of childhood cancer in developed countries. However information about the prevalence of childhood cancer in Indonesia is still lacking.
This is a descriptive study done using cross sectional design methode. Samples were taken from medical records at the RSUP H. Adam Malik and Diagnostic Center of PA-FK USU. The data are then analyzed using computer programs in order.
The purpose of this study is to determine the prevalence of childhood cancer in the city of Medan in 2009.
Out of 194 data that were found, the five most common cancers in children were leukemia (44.3%), lymphoma (9.3%), retinoblastoma (6.7%), neuroblastoma (4.6 %) and lastly nasopharyngeal carcinoma (4.1%).
Hence, it is necessary to provide counseling and educational activities intensively and continuously to the public concerning about cancer prevention and to recognize the signs of cancer (leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma, NPC, and others) in children as an effort to increase public knowledge and so that they can seek treatment at an earlier stage and reduce children mortality rate due to cancer.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada keluarga yang telah memberi dukungan baik secara moral maupun materi dalam rangka penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Penulis juga hendak menghaturkan terima kasih kepada dr. H. Soekimin, Sp.PA(K), selaku dosen pembimbing, yang telah membimbing penulis dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran. Di samping itu, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kedua dosen penguji pada sidang proposal, dr. Yunita Sari dan dr. Cut Aria Arina yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua dosen yang mengajari kuliah Community Research Programe karena telah banyak memberi informasi tentang penulisan karya tulis ilmiah. Dengan kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada teman-teman saya seperti saudara Chin Ching Peng, saudara Bong Chen Yong, saudari Goh Swee Luo dan saudari Karyn Lin, saudari Lim Ter Xiao, yang banyak membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penelitian ini berjudu l “Prevalensi Lima Kanker Tertinggi pada Anak di Beberapa Laboratorium di Daerah Kota Medan pada Tahun 2009”. Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilaksanakan dengan metode cross sectional.
Medan, November 2010
Penulis,
Ng Jo Ye
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Abstrak ii
Abstract iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Table ix
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Manfaat Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1. Kanker 4
2.1.1.Definisi 4
2.1.2.Sifat-sifat Neoplasma 5
2.1.3.Faktor Resiko dan Predisposisi Terjadinya Karsinoma 6
2.1.4.Karsinogenesis 7
2.2. Kanker pada Anak 12
2.2.1.Definisi Anak 12
2.2.3.Leukemia 13
2.2.3.1.Klasifikasi 13
2.2.3.2.Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) 14
2.2.4.Limfoma 15
2.2.4.1.Penyakit Hodgkin 15
2.2.4.2.Limfoma Non-Hodgkin (LNH) 16
2.3.Prevalensi 16
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 17
3.1.Kerangka Konsep Penelitian 17
3.2.Definisi Operasional 17
BAB 4 METODE PENELITIAN 18
4.1.Jenis Penelitian 18
4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian 18
4.2.1.Lokasi Penelitian 18
4.2.2.Waktu Penelitian 18
4.3.Populasi dan Sampel Penelitian 18
4.3.1.Populasi 18
4.3.2.Sampel 19
4.3.3.Kriteria Inklusi dan Eksklusi 19
4.4.Teknik Pengumpulan Data 19
4.5.Pengolahan dan Analisa Data 19
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 20
5.1. Hasil Penelitian 20
5.1.1. Prevalensi lima kanker tertinggi pada anak di RSUP H. Adam Malik dan Sentra Diagnostik
PA FK-USU pada Tahun 2009 21
5.1.2. Distribusi Penderita Kanker pada Anak
5.1.3. Distribusi Penderita Kanker pada Anak
Berdasarkan Jenis Kelamin 23
5.1.4. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak
Berdasarkan Jenis Kelamin 23
5.1.5. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak
Berdasarkan Umur 24
5.1.6. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak
Berdasarkan Tipe Leukemia 24
5.1.7. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak
Berdasarkan Jenis Kelamin 25
5.1.8. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak
Berdasarkan Umur 25
5.1.9. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak
Berdasarkan Tipe Lymphoma 26
5.1.10. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak
Berdasarkan Jenis Kelamin 26
5.1.11. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada
Anak Berdasarkan Umur 27
5.1.12. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak
Berdasarkan Jenis Kelamin 27
5.1.13. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak
Berdasarkan Umur 28
5.1.14. Distribusi Penderita NPC pada Anak Berdasarkan
Jenis Kelamin 28
5.1.15. Distribusi Penderita NPC pada Anak Berdasarkan
Umur 29
5.2. Pembahasan 29
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 31
6.1. Kesimpulan 31
DAFTAR PUSTAKA 33
Lampiran
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Menunjukkan Karakteristik Tumor Jinak dan Tumor Ganas. 5 2.2. Neoplasm Ganas yang Sering Ditemukan pada Masa Bayi dan
Anak. 12
2.3. Klasifikasi Kelompok Kooperatif FAB mengenai Leukemia
Akut 13
2.4. Regimen Terapi yang Efektif bagi Leukemia Limfoblastik Akut
Risiko- Rendah 14
5.1. Prevalensi kanker pada anak 21
5.2. Distribusi Penderita Kanker pada Anak berdasarkan Umur 22 5.3. Distribusi Penderita Kanker pada Anak Berdasarkan Jenis
Kelamin 23
5.4. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Jenis
Kelamin 23
5.5. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Umur 24 5.6. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Tipe
Leukemia 24
5.7. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Jenis
Kelamin 25
5.8. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Umur 25 5.9. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Tipe
Lymphoma 26
5.10. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak Berdasarkan
5.11. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak Berdasarkan
Umur 27
5.12. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak Berdasarkan
Jenis Kelamin 27
5.1.13. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak Berdasarkan
Umur 28
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1. Skema Sederhana Dasar Molekular Kanker 9 Gambar 2.2. Peran TP53 dalam Mempertahankan Integritas Genom 11
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup
LAMPIRAN 2 Surat Izin Penelitian dan Pengumpulan Data FK USU LAMPIRAN 3 Surat Ijin Penelitian RSUP H. Adam Malik (1)
LAMPIRAN 4 Surat Ijin Penelitian RSUP H. Adam Malik (2) LAMPIRAN 5 Ethical Clearance
ABSTRAK
Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia dan jumlah penderita kanker semakin meningkat dari tahun ke tahun termasuk penderita kanker pada anak. Prognosa kanker bagi anak adalah baik dan kebanyakan bisa disembuhkan. Terdapat banyak penelitian tentang prevalensi kanker pada anak di negara maju tetapi data prevalensi kanker pada anak Indonesia masih kurang.
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi cross sectional. Sampel diambil dari rekam medis di RSUP H. Adam Malik dan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kanker pada anak di daerah kota Medan pada tahun 2009.
Sentra Diagnostik PA FK-USU. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan program computer.
Data yang diambil dari 192 sampel, didapati angka insidensi lima kanker tertinggi pada anak adalah 1.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa prevalensi kejadian kanker pada anak adalah tinggi, maka perlu dilakukan kegiatan penyuluhan dan edukasi yang lebih intensif dan berkesinambungan kepada masyarakat mengenai pencegah kanker dan tanda-tanda kanker(leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma, NPC dan lain-lain) pada anak sebagai upaya peningkatan pengetahuan masyarakat supaya mereka bisa berobat ke dokter pada fase yang lebih dini dan menurunkan angka kematian anak akibat kanker.
leukemia yaitu 86 kasus dari 192 kasus (44,8%); 2. lymphoma dengan jumlah sebanyak 17 kasus dari 192 kasus (8,9%); 3. retinoblastoma sebanyak 13 kasus dari 192 kasus (6,8%); 4. neuroblastoma dengan jumlah sebanyak 9 kasus dari 192 kasus (4,7%); 5. NPC dengan jumlah 8 kasus dari 192 kasus (4,2%).
ABSTRACT
Cancer is the leading cause of death worldwide and the number of cancer patients has increased annually, and this includes child cancer patients. Generally, the prognosis for cancer in children is good and most of these cancers are curable. There have been many studies on the prevalence of childhood cancer in developed countries. However information about the prevalence of childhood cancer in Indonesia is still lacking.
This is a descriptive study done using cross sectional design methode. Samples were taken from medical records at the RSUP H. Adam Malik and Diagnostic Center of PA-FK USU. The data are then analyzed using computer programs in order.
The purpose of this study is to determine the prevalence of childhood cancer in the city of Medan in 2009.
Out of 194 data that were found, the five most common cancers in children were leukemia (44.3%), lymphoma (9.3%), retinoblastoma (6.7%), neuroblastoma (4.6 %) and lastly nasopharyngeal carcinoma (4.1%).
Hence, it is necessary to provide counseling and educational activities intensively and continuously to the public concerning about cancer prevention and to recognize the signs of cancer (leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma, NPC, and others) in children as an effort to increase public knowledge and so that they can seek treatment at an earlier stage and reduce children mortality rate due to cancer.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia: diperhitungkan 7,4 juta kematian (sekitar 13% dari semua kematian) pada tahun 2004. Dari semua kematian akibat kanker, sekitar 70% terjadi pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kematian akibat kanker di seluruh dunia diproyeksikan akan terus meningkat, dengan perkiraan 12 juta kematian di tahun 2030 (WHO, 2009).
Setiap tahun terdapat lebih dari 200,000 kasus baru kanker anak di seluruh dunia dan 80% dari semua ini adalah dari negara berkembang (Barr et al., 2006). Di negara maju, 7 dari 10 anak penderita kanker dapat disembuhkan dengan prevalensi ketahanan hidup selama 5 tahun 95% misalnya pada penyakit Hodgkin dan Retinoblastoma (Ries et al., 2008 ; Stiller, 2007).
Prevalensi ketahanan hidup selama 5 tahun pada anak yang menderita kanker adalah 75%-80% di negara yang berpendapatan tinggi seperti Amerika Syarikat dan Eropah dan telah menunjukkan peningkatan pada angka ini berbanding dengan 25 yang lalu (Gatta et al., 2005; Jemal et al., 2009). Pada pengamatan menunjukkan bahwa hal tersebut diatas dapat terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang dengan program kerja sama dan berkongsi pengalaman (Harif et al., 2008 ; Howard et al., 2004 ; Qaddoumi et al., 2008 dan Rivera et al., 2008).
ini dipercayai adalah disebabkan oleh penolakan atau meninggalkan pengobatan yang tidak berlaku pada negara berkembang (Metzger et al., 2003; Lilleyman, 2003; Pui et al., 2004; Eden et al., 2004 dan Howard et al., 2004). Unit Onkologi Anak di negara sedang berkembang mengalami masalah yang harus ditangani. Masalah utama adalah kemiskinan dan tingkat edukasi yang rendah. Kekurangan pengetahuan dan kesadaran tentang masalah kesehatan menyebabkan penundaan dalam konsultasi ke dokter (Mostert et al., 2006).
Insiden kanker pada anak-anak di Amerika Sarikat diperhitungkan sekitar 125/1,000,000 orang anak. Dari semua jenis kanker pada anak-anak didapati Leukemia 25-26%, Limfoma 15%, tumor pada sistem saraf pusat 17%,
Di Indonesia kanker pada anak usia 0-17 tahun, dijumpai Leukemia 33,7%, Neuroblastoma 7%, Retinoblastoma 5,3%, Osteosarcoma 4,8%, dan Lyphoma Non Hodgkin 4,8%. Dari semua usia, kanker pada anak dijumpai sekitar 4,9%. Kanker pada anak laki-laki lebih banyak (53,5%) dibandingkan dengan anak-anak perempuan(46,5%) (Menkes, 2005).
(Greenlee et al., 2000; Gurney et al., 1996; Gurney et al., 1995; Moore et al., 2003; Li et al., 2008).
40% dari kematian akibat kanker dapat dicegah (WHO, 2009). Pencegahan ini dapat dilakukan bila pasien menyadari bahwa dirinya menderita kanker masih dalam stadium awal. Penemuan kanker stadium awal dapat mengurangi angka kematian secara drastis. Sehubungan dengan data-data diatas, dirasa perlu dan sangat penting untuk mengetahui pervalensi terjadinya kanker pada anak-anak di kota Medan agar masyarakat maupun klinisi dapat meningkatkan perhatiannya pada penderita kanker pada anak-anak.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui prevalensi kanker pada anak di daerah kota Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui prevalensi 5 kanker tertinggi pada anak di daerah kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Data dan informasi penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi dinas kesehatan kota Medan dalam mengambil kebijakan yang lebih lanjut untuk dapat menurunkan angka kematian kanak-kanak akibat kanker seperti melancarkan program-program untuk pencegahan dan pemeriksaan kanker anak, edukasi masyarakat tentang kanker anak, serta menyediakan fasilitas dan meningkatkan kualitas fasilitas untuk pengobatan kanker anak.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker
2.1.1 Definisi
Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke organ lain.
Menurut National Cancer Institute(2009), kanker adalah suatu istilah untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya.
Proses ini disebut metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama kematian akibat kanker (WHO, 2009).
Kanker adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma ganas, dan ada banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker (Price et al., 2006).
Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”. Suatu neoplasma, sesuai definisi Wills, adalah “massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti” (Kumar et al., 2007).
gumpalan, dan kadang-kadang istilah “ tumor sejati” dipakai untuk membedakan neoplasma dengan gumpalan lainnya. Neoplasma dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya; ada yang jinak, ada pula yang ganas (Price et al., 2006).
2.1.2 Sifat-sifat Neoplasma
Table 2.1 Menunjukkan Karakteristik Tumor Jinak dan Tumor Ganas.
Karakteristik Tumor Jinak Tumor Ganas
Diferensiasi / anaplasia Berdiferensiasi baik; struktur mungkin khas jaringan asal
Sebagian tidak memperlihatkan
diferensiasi disertai anaplasia; struktur sering tidak khas
Laju pertumbuhan Biasanya progresif dan lambat; mungkin berhenti tumbuh atau menciut; gambaran mitotik jarang dan normal
Tidak terduga dan mungkin cepat atau lambat; gambaran mitotik mungkin banyak dan abnormal
Invasi lokal Biasanya kohesif dan
ekspansil, massa berbatas tegas yang tidak menginvasi atau menginfiltrasi jaringan normal di sekitarnya
Invasif lokal, menginfiltrasi jaringan
normal di sekitarnya; kadang-kadang mungkin tampak kohesif dan ekspansil tetapi dengan invasi mikroskopik
Metastasis Tidak ada Sering ditemukan;
kemungkinan metastasis (Kumar et al., 2007)
2.1.3 Faktor Risiko dan Predisposisi Terjadinya Karsinoma Faktor predisposisi terjadinya carcinoma:
a. Faktor geografik dan lingkungan
Karsinogen lingkungan banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Contohnya seperti sinar matahari, dapat ditemukan terutama di perkotaan, atau terbatas pada pekerjaan tertentu. Hal tertentu dalam makanan dilaporkan mungkin merupakan faktor predisposisi. Termasuk diantaranya merokok dan konsumsi alkohol kronik.
b. Usia
Secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring pertambahan usia. Hal ini terjadi akibat akumulasi mutasi somatik yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma ganas. Menurunnya kompetensi imunitas yang menyertai penuaan juga mungkin berperan.
c. Hereditas
Saat ini terbukti bahwa pada banyak jenis kanker, terdapat tidak saja pengaruh lingkungan, tetapi juga predisposisi herediter. Bentuk herediter kanker dapat dibagi menjadi tiga kategori.
Kanker familial, kanker ini tidak disertai fenotipe penanda tertentu. Contohnya mencakup karsinoma kolon, payudara, ovarium, dan otak. Kanker familial tertentu dapat dikaitkan dengan pewarisan gen mutan. Contohnya keterkaitan gen BRCA1 dan BRCA2 dengan kanker payudara dan ovarium familial.
Sindrom resesif autosomal gangguan perbaikan DNA. Selain kelainan prakanker yang diwariskan secara dominan, sekelompok kecil gangguan resesif autosomal secara kolektif memperlihatkan ciri instabilitas kromosom atau DNA (Kumar et al., 2007).
2.1.4 Karsinogenesis
Dalam kondisi normal, pembelahan, poliferasi, dan diferensiasi sel dikontrol secara ketat (Price et al., 2006). Kerusakan genetik nonletal merupakan hal sentral dalam karsinogenesis. Kerusakan atau mutasi genetik semacam ini mungkin didapat akibat pengaruh lingkungan, seperti zat kimia, radiasi, atau virus, atau diwariskan dalam sel germinativum (Kumar et al., 2007; Price et al., 2006).
Telah diidentifikasi empat golongan gen yang memainkan peranan penting dalam mengatur sinyal mekanisme faktor pertumbuhan dan siklus sel itu sendiri, termasuk protoonkogen yang mendorong pertumbuhan, gen penekan kanker ( tumor suppressor gene) yang menghambat pertumbuhan ( antionkogen), gen yang mengatur kematian sel terencana ( programmed cell death), atau apoptosis dan gen yang mengatur perbaikan DNA yang rusak (Kumar et al., 2007; Price et al., 2006).
Karsinogenesis adalah suatu proses banyak tahap, baik pada tingkat fenotipe maupun genotype. Suatu neoplasma ganas memiliki beberapa sifat fenotipik, misalnya pertumbuhan berlebihan, sifat invasi lokal, dan kemampuan metastasis jauh. Sifat ini diperoleh secara bertahap, suatu fenomena yang disebut tumor progression. Pada tingkat molekular, progresi ini terjadi akibat akumulasi
pada perbaikan DNA. Perubahan genetik yang mempermudah tumor progression melibatkan tidak saja gen yang mengendalikan angiogenesis, invasi, dan metastasis. Sel kanker juga harus melewatkan proses penuaan normal yang membatasi pembelahan sel (Kumar et al., 2007).
Dalam kondisi fisiologis normal, mekanisme sinyal sel yang memulai proliferasi sel dapat dibagi menjadi langkah- langkah sebagai berikut: (1) faktor pertumbuhan, terikat pada reseptor khusus pada permukaan sel; (2) reseptor faktor pertumbuhan diaktifkan yang sebaliknya mengaktifkan beberapa protein transduser; (3) sinyal ditransmisikan melewati sitosol melalui second messenger menuju inti sel; (4) faktor transkripsi inti yang memulai pengaktifan transkripsi asam deoksiribonukleat (DNA).
Ketika keadaan menguntungkan untuk pertumbuhan sel, sel terus melalui fase replikasi sel, Siklus sel tersebut dibagi menjadi empat fase: G1 (gap 1), S (sintesis), G2 (gap 2), dan M (mitosis). Sel tidak aktif yang terdapat dalam keadaan tidak membelah disebut G0 (Price et al., 2006).
Banyak yang telah diketahui tentang gen RB karena merupakan gen penekan tumor yang pertama kali ditemukan. Produk gen RB adalah suatu protein pengikat-DNA yang diekspresikan pada semua sel yang diteliti; protein tersebut berada dalam bentuk terhipofosforilasi aktif dan terhiperfosforilasi tidak aktif. Pada keadaan aktif, RB berfungsi sebagai rem untuk menghambat melajunya sel dari fase G1 ke S pada siklus sel. Apabila sel dirangsang oleh faktor pertumbuhan, protein RB diinaktifkan melalui fosforilasi, rem dilepas, dan sel melewati tahap G1 ke S. saat masuk fase S, sel bertekad (committed) untuk membelah tanpa memerlukan stimulasi faktor pertumbuhan tambahan. Selama fase M berikutnya, gugus fosfat dikeluarkan dari RB oleh fosfat selular sehingga kembali dihasilkan bentuk RB terdefosforilasi.
mengikat, dan mungkin menyebabkan sekuestrasi, family E2F dari faktor transkripsi. Apabila sel yang tenang ini dirangsang oleh faktor pertumbuhan, konsentrasi siklin D dan E meningkat, dan aktivasi siklin D/CDK4, siklin D/CDK6, dan siklin E/CDK2 yang terjadi menyebabkan fosforilasi RB. RB bentuk terhiperfosforilasi membebaskan faktor transkripsi E2F dan mengaktifkan transkripsi beberapa gen sasaran. Apabila tidak terdapat protein RB, atau apabila kemampuannya untuk menyingkirkan faktor transkripsi terganggu akibat mutasi, rem molecular terhadap siklus sel akan lepas, dan sel berpindah secara bersemangat ke dalam fase S.
Gambar 2.1 Skema Sederhana Dasar Molekular Kanker. (Kumar et al., 2007).
tertentu yang serupa dengan gen lain. TP53 dapat menimbulkan efek anti proliferasi, tetapi yang tidak kalah penting, gen ini juga mengendalikan apoptosis. secara mendasar, TP53 dapat dipandang sebagai suatu monitor sentral untuk stress, mengarahkan sel untuk memberikan tanggapan yang sesuai, baik berupa penghentian siklus sel maupun apoptosis. Berbagai stress dapat memicu jalur respons TP53, termasuk anoksia, ekspresi onkogen yang tidak sesuai, dan kerusakan pada integritas DNA. Dengan mengendalikan respons kerusakan DNA, TP53 berperan penting dalam mempertahankan integritas genom.
TP53 normal di dalam sel yang tidak mengalami stress memiliki waktu paruh yang pendek (20 menit). Waktu paruh yang pendek ini disebabkan oleh ikatan dengan MDM2, suatu protein yang mencari TP53 untuk menghancurkannya. TP53 mengalami modifikasi pascatranskripsi yang membebaskannya dari MDM2 dan meningkatkan waktu-paruhnya. Selama proses pembebasan dari MDM2, TP53 juga menjadi aktif sebagai suatu faktor transkripsi. Sudah ditemukan lusinan gen yang transkripsinya dipicu oleh TP53. Gen tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kategori umum-gen yang menyebabkan penghentian siklus sel dan gen yang menyebabkan apoptosis.
TP53 normal mengarahkan sel ke “liang kubur” dengan memicu apoptosis. Protein ini melakukannya dengan memicu gen pencetus seperti BAX.
Gambar 2.2 Peran TP53 dalam Mempertahankan Integritas Genom. (Kumar et al., 2007).
2.2 Kanker pada Anak 2.2.1 Definisi Anak
seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
2.2.2 Kanker yang tersering
Table 2.2 Neoplasma Ganas yang Sering Ditemukan pada Masa Bayi dan Anak
0 – 4 tahun 5 – 9 tahun 10 – 15 tahun
Leukemia Retinoblastoma Neuroblastoma Tumor Wilms Hepatoblastoma
Sarkoma jaringan lunak (terutma rabdomiosarkoma) Teratoma
Tumor sistem saraf pusat
Leukemia Retinoblastoma Neuroblastoma
Hepatokarsinoma
Sarkoma jaringan lunak
Tumor sistem saraf pusat
Tumor Ewing Limfoma
Hepatokarsinoma
Sarkoma jaringan lunak
Sarkoma osteogenik Karsinoma tiroid Penyakit Hodgkin (Maitra et al., 2007)
2.2.3 Leukemia
dari leukemia. Leukemia sisanya adalah berbentuk kronis (LLK) (William et al., 2000; Smith et al., 1999 ).
2.2.3.1 Klasifikasi
Leukemia, mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai “darah putih”, adalah penyakit yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoietik yang secara maligna melakukan transformasi, yang menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang normal.
[image:30.595.107.516.428.755.2]Klasifikasi yang paling sering digunakan adalah klasifikasi dari FAB ( French-American-British). Klasifikasi ini klasifikasi morfologi dan didasarkan pada diferensiasi dan maturasi sel leukemia yang dominan dalam sumsum tulang, serta pada penelitian sitokimia (Baldy, 2006).
Tabel 2.3 Klasifikasi Kelompok Kooperatif FAB mengenai Leukemia Akut Leukemia Limfoblastik Akut
L- 1
L- 2
L- 3
Leukemia limfositik akut anak-anak; Populasi sel homogen
Leukemia limfositik akut pada dewasa; Populasi sel heterogen
Leukemia jenis limfoma Burkitt: sel besar, Populasi sel homogen
Leukemia Mieloblastik Akut M- 0 M- 1 M- 2 M- 3 M- 4 Berdiferensiasi minimal
Diferensiasi granulositik tanpa maturasi
Diferensiasi granulositik dengan maturasi sampai stadium promielositik
Diferensiasi granulositik dengan promielosit hipergranular, dihubungkan dengan koagulasi intravascular diseminata
M- 5a M- 5b M- 6 M- 7
Leukemia monosit akut; berdiferensiasi buruk Leukemia monosit akut; berdiferensiasi baik
Eritroblastosis yang menonjol dengan diseritropoiesis berat Leukemia megakariosit
(Baldy, 2006).
2.2.3.2 Leukemia Limfoblastik Akut(LLA)
LLA anak adalah kanker tersebar yang pertama terbukti dapat disembuhkan dengan kemoterapi dan radiasi.
Gejala pertama biasanya nonspesifik dan meliputi anoreksia, iritabel, dan letargi. Kegagalan sumsum tulang yang progresif sehingga timbul anemia, perdarahan(trombositopenia), dan deman (neutropenia, keganasan). Pada pemeriksaan inisial, lebih kurang 50% menunjukkan petekie atau perdarahan mukosa. Limfoadenopati biasanya nyata dan spenomegali dijumpai.
Diagnosis leukemia dikesankan oleh adanya sel blas pada preparat apus darah tepi tetapi dipastikan dengan pemeriksaan sumsum tulang, yang biasanya sama sekali oleh limfoblas leukemia. Terapi LLA diringkas pada Table 2.4 (William et al., 2000).
Table 2.4 Regimen Terapi yang Efektif bagi Leukemia Limfoblastik Akut Risiko- Rendah
Induksi Remisi ( 4-6 minggu)
Vinkristin 1,5 mg/m³ (maks. 2mg) IV/ minggu Prednison 40 mg/m² (maks. 60mg) PO/ hari
Asparaginase (E.coli) 10,000 U/m²/hari 2 mingguan IM. Terapi Intratekal
Terapi tripel: MTX* HC* Ara- C*
[image:31.595.106.512.111.210.2]Terapi Lanjutan Sistemik 6- MP 50 mg/ m²/ hari PO
MTX 20 mg/ m²/ minggu PO, IV, IM
Atur MTX ± 6- MP diberikan dengan dosis tinggi Penambahan ( Reinforcement)
Vinkristin 1,5 mg/m² (maks. 2mg) IV tiap 4 minggu Prednison 40mg/ m²/ hari PO x 7 hari tiap 4 minggu
MTX = metotreksat; HC = hidrokortison; Ara-C = sitarabin; IV = intravena; PO
= oral; IM = intramuscular; 6- MP = 6- merkaptopurin
*Dosis pengobatan intratekal disesuaikan dengan umur
Umur MTX HC Ara- C ≤ 1 thn 10 mg 10 mg 20 mg 2 – 8 thn 12,5 mg 12,5 mg 25 mg ≥ 9 thn 15 mg 16 mg 30 mg (William et al., 2000)
2.2.4 Limfoma
Limfoma merupakan keganasan sistem limfatik.(Price et al., 2006). Dua kategori besar limfoma, yaitu penyakit Hodgkin dan limfoma non- Hodgkin (LNH), mempunyai manifestasi klinis, terapi dan prognosis yang berbeda.
2.2.4.1 Penyakit Hodgkin
[image:32.595.107.515.104.419.2]Sel Reed- Sternberg adalah sel yang besar (berdiameter 15- 45 μm) dengan multipel atau multilobulated nuclei. Sel ini merupukan hallmark penyakit Hodgkin.
2.2.4.2 Limfoma Non- Hodgkin (LNH)
LNH merupakan proliferasi klonal yang ganas limfosit T dan B yang terdapat bersama berbagai tingkat beban tumor. LNH masa kanak-kanak, berbeda dengan pada orang dewasa, biasanya difus, ekstranodal, tumor stadium tinggi (Sandlund, 2000) .
2.3 Prevalensi
Menurut Notoatmodjo (2003), prevalensi adalah jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.
Prevalensi adalah jumlah kasus yang ada dalam suatu populasi pada waktu yang ditetapkan. (Kupfer, 2009)
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Dari kerangka pemikiran di atas dapat dibuat dengan kerangka konsep sebagai berikut:
3.2 Definisi Operasional a) Definisi:
Kanker - suatu istilah untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya.
Prevalensi - jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah.
Anak - adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
b) Cara pengukuran: mengambil data dari rekam medik pada tahun 2009.
c) Skala pengukuran: Nominal
Anak Prevalensi 5 kanker
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah survey cross sectional yang bersifat deskriptif yang dilakukan untuk menentukan lima kanker tertinggi pada anak di beberapa laboratorium di daerah kota Medan pada tahun 2009.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah kota Medan dengan mengambil data rekam medik dari laboratorium Patologi Anatomi dan Bagian Hematologi Anak di rumah sakit seperti Rumah Sakit Haji Adam Malik, dan Departmen Patologi Anatomi di Fakultas Kedokteran USU.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penenlitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Oktober 2010.
Penderita kanker di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU dan laboratorun Patologi Anatomi dan bagian Hematologi Anak di rumah sakit seperti Rumah Sakit Haji Adam Malik Rumah Sakit di kota Medan pada tahun 2009.
4.3.2 Sampel
Penderita kanker di Sentra Diagnostik Bagian Patologi Anatomi FK-USU dan RSUP Haji Adam Malik, Medan.Teknik pengambilan sampel : pengambilan seluruh sampel/ kasus anak dari beberapa sentra diagnostik yang disebut di atas.
4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi : Penderita kanker yang usia < 18 tahun.
Kriteria eksklusi : Penderita kanker dengan data yang tidak lengkap.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil data rekam medik dari RSUP H. Adam Malik dan Sentra Diagnostik PA FK-USU.
4.5 Pengolahan dan Analisa Data
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Prevalensi lima kanker tertinggi pada anak di RSUP H. Adam Malik dan Sentra Diagnostik PA FK-USU pada Tahun 2009
Tabel 5.1. Prevalensi kanker pada anak
Jenis Kanker Jumlah(n) Presentase(%)
1. Leukemia 86 44,8
2. Lymphoma 17 8,9
3. Tumor Abdomen 14 7,3
4. Retinoblastoma 13 6,8
5. Neuroblastoma 9 4,7
6. NPC 8 4,2
7. Wilm’s Tumor 6 3,1
8. Teratoma 6 3,1
9. Fibrosarcoma 5 2,6
10.Dysgerminoma 5 2,6
11.Rhabdomyosarcoma 4 2,1
12.Osteochondroma 4 2,1
13.Medulablastoma 4 2,1
14.Ca. Ovarium 3 1,6
15.Ameloblastoma 2 1,0
16.Ca. Paru 2 1,0
17.Rectal Adenocarcinoma 1 0,5
18.Ca. Uterus 1 0,5
19.Thymoma 1 0,5
20.Soft Tissue Sarcoma 1 0,5
Berdasarkan Tabel 5.1. di atas, lima kanker yang terbanyak pada anak adalah leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma dan NPC ( Nasopharygeal Carcinoma). Kanker yang terbanyak adalah leukemia yaitu 86 kasus dari 192
kasus (44,8%), diikuti dengan lymphoma dengan jumlah sebanyak 17 kasus dari 192 kasus (8,9%), seterusnya diikuti dengan retinoblastoma sebanyak 13 kasus dari 192 kasus (6,8%), pada tempat keempat adalah neuroblastoma dengan jumlah sebanyak 9 kasus dari 192 kasus (4,7%) dan kanker kelima terbanyak pada anak adalah NPC dengan jumlah 8 kasus dari 192 kasus (4,2%) .
[image:39.595.111.511.382.492.2]5.1.2. Distribusi Penderita Kanker pada Anak berdasarkan Umur Tabel 5.2. Distribusi Penderita Kanker pada Anak berdasarkan Umur
Umur Kelompok Jumlah (n) Persentase (%)
0-6 86 44,8
7-12 63 32,8
13-17 43 22,4
Jumlah 192 100,0
5.1.3. Distribusi Penderita Kanker pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.3. Distribusi Penderita Kanker pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)
Laki-laki 115 59,9
Perempuan 77 40,1
[image:40.595.110.512.237.326.2]Jumlah 192 100,0
Tabel 5.3. memperlihatkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, penderita kanker pada anak lebih banyak dijumpai pada laki-laki yaitu 115 kasus (59,9%).
5.1.4. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.4. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)
Laki-laki 60 69,8
Perempuan 26 30,2
[image:40.595.109.512.492.581.2]Jumlah 86 100,0
5.1.5. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Umur Tabel 5.5. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Umur
Umur Jumlah (n) Persentase (%)
0-6 43 50,0
7-12 36 41,9
13-17 7 8,1
Jumlah 86 100,0
Berdasarkan Tabel 5.5., penderita leukemia pada anak paling banyak pada umur 0-6 tahun dengan jumlah 43 dari 86 kasus yaitu 50,0%.. Leukemia paling jarang terjadi pada umur kelompok 13-17 tahun dengan persentase 8,1%.
5.1.6. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Tipe Leukemia
Tabel 5.6. Distribusi Penderita Leukemia pada Anak Berdasarkan Tipe Leukemia
Jenis Leukemia Jumlah (n) Persentase (%)
Acute Lymphoblastic Leukemia 73 84,9
Acute Myeloid Leukemia 10 11,6
Chronic Myelogenous Leukemia 3 3,5
[image:41.595.114.512.554.664.2]Jumlah 86 100,0
Leukemia (ALL) 73 kasus (84,9%) dan yang paling sedikit adalah tipe Chronic
Myelogenous Leukemia sebanyak 3 kasus (3,5%).
5.1.7. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.7. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)
Laki-laki 10 58,8
Perempuan 7 41,2
[image:42.595.111.512.279.368.2]Jumlah 17 100,0
Tabel 5.7. memperlihatkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, penderita lymphoma pada anak lebih banyak dijumpai pada laki-laki yaitu 10 kasus dari 17
kasus (58,8%).
[image:42.595.111.513.535.642.2]5.1.8. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Umur Tabel 5.8. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Umur
Umur Jumlah (n) Persentase (%)
0-6 4 23,5
7-12 10 58,8
13-17 3 17,6
Jumlah 17 100,0
5.1.9. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Tipe Lymphoma
Tabel 5.9. Distribusi Penderita Lymphoma pada Anak Berdasarkan Tipe Lymphoma
Jenis Lymphoma Jumlah (n) Persentase (%)
Hodgkin Lymphoma 2 11,8
Non Hodgkin Lymphoma 15 88,2
[image:43.595.111.513.278.369.2]Jumlah 17 100,0
Tabel 5.9. memperlihatkan distribusi penderita lymphoma berdasarkan tipe, dimana tipe yang paling banyak dijumpai adalah tipe Non Hodgkin Lymphoma (NHL) 15 kasus (88,2%) sementara tipe Hodgkin Lymphoma
sebanyak 2 kasus (11,8%).
[image:43.595.109.512.594.683.2]5.1.10. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.10. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)
Laki-laki 6 46,2
Perempuan 7 53,8
Tabel 5.10. memperlihatkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, penderita retinoblastoma pada anak lebih banyak dijumpai pada perempuan yaitu 7 kasus dari 13 kasus (53,8%).
[image:44.595.111.512.300.409.2]5.1.11. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak Berdasarkan Umur Tabel 5.11. Distribusi Penderita Retinoblastoma pada Anak Berdasarkan Umur
Umur Jumlah (n) Persentase (%)
0-6 11 84,6
7-12 2 15,4
13-17 0 0,0
Jumlah 13 100,0
Berdasarkan Tabel 5.11., penderita retinoblastoma pada anak paling banyak pada umur 0-6 tahun dengan jumlah 11 dari 13 kasus yaitu 84,6%.. Retinoblastoma tidak dijumpai pada umur kelompok 13-17 tahun.
[image:44.595.111.515.628.715.2]5.1.12. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.12. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)
Laki-laki 8 88,9
Perempuan 1 11,1
Tabel 5.12. memperlihatkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, penderita neuroblastoma pada anak lebih banyak dijumpai pada laki-laki yaitu 8 kasus dari 9 kasus (88,9%).
[image:45.595.111.513.322.429.2]5.1.13. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak Berdasarkan Umur Tabel 5.13. Distribusi Penderita Neuroblastoma pada Anak Berdasarkan Umur
Umur Jumlah (n) Persentase (%)
0-6 6 66,7
7-12 1 11,1
13-17 2 22,2
Jumlah 9 100,0
Berdasarkan Tabel 5.13., penderita neuroblastoma pada anak paling banyak pada umur 0-6 tahun dengan jumlah 6 dari 9 kasus yaitu 66,7%.
[image:45.595.109.513.586.675.2]5.1.14. Distribusi Penderita NPC pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.14. Distribusi Penderita NPC pada Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)
Laki-laki 7 87,5
Perempuan 1 12,5
Jumlah 8 100,0
5.1.15. Distribusi Penderita NPC pada Anak Berdasarkan Umur Tabel 5.15. Distribusi Penderita NPC pada Anak Berdasarkan Umur
Umur Jumlah (n) Persentase (%)
0-6 0 0,0
7-12 3 37,5
13-17 5 62,5
Jumlah 8 100,0
Berdasarkan Tabel 5.15., penderita NPC anak paling banyak pada umur 13-17 tahun dengan jumlah 5 dari 8 kasus yaitu 62,5%. NPC tidak dijumpai pada anak yang berusia 0-6 tahun.
5.2 Pembahasan
Tumor abdomen tidak dimasukkan ke lima kanker yang tersering pada anak adalah karena tumor abdomen tidak spesifik karena daerah abdomen mengandung banyak organ seperti hepar, ginjal, usus, kolon, dan lain-lain. Maka tidak dimasukkan ke lima kanker tersering pada anak.
Dari tabel 5.1 didapat lima jenis kanker yang terbanyak pada anak yaitu leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma dan NPC ( Nasopharygeal Carcinoma). Kanker yang terbanyak adalah leukemia yaitu 86 kasus dari 192
sebanyak 9 kasus dari 192 kasus (4,7%) dan kanker kelima terbanyak pada anak adalah NPC dengan jumlah 8 kasus dari 192 kasus (4,2%) .Hal ini sesuai dengan literature bahwa kanker yang sering pada anak adalah leukemia, lymphoma, retinoblastoma dan neuroblastoma. (Greenlee et al., 2000; Gurney et al., 1996; Gurney et al., 1995; Moore et al., 2003; Li et al., 2008; Menkes, 2005). NPC juga merupakan lima kanker yang terbanyak pada penelitian ini karena prevalensi NPC yang tinggi di Negara Indonesia.(Susworo R., 2004)
Dari table 5.3. didapati bahwa kanker pada anak lebih sering terjadi pada laki-laki 115 dari 192 kasus yaitu 59,9%. Hal ini adalah karena kebanyakan kanker seperti leukemia (ALL), lymphoma dan neuroblastoma insidensi pada laki-laki lebih banyak disbanding dengan perempuan.(Satake N., 2010; Lacayo N.J., 2010; Johnston J.M., 2010 )
Dari table 5.6. didapati bahwa leukemia yang paling banyak terjadi pada anak adalah ALL, hal ini sesuai dengna literature bahwa ALL lebih sering terjadi pada anak berbanding dengan dewasa dan lebih sering terjadi pada laki-laki ( tabel 5,4). Insidensi leukemia paling banyak terjadi pada umur 0-6 tahun, hal ini didukung oleh literature bahwa ALL paling sering terjadi antara usia 3-5 tahun.( Satake N., 2010)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan pada penderita kanker anak di Instalasi Patologi Anatomi RS. H. Adam Malik Medan dan Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU di Medan pada tahun 2009, didapatkan:
1. Lima kanker yang terbanyak pada anak menurut urutan paling tinggi adalah: leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma dan nasopharygngeal carcinoma.
2. Berdasarkan umur, penderita kanker pada anak paling banyak dijumpai pada kelompok umur 0-6 tahun yaitu 115 dari 192 kasus (59,9%).
3. Pada penderita leukemia, tipe leukemia yang paling banyak adalah tipe Acute Lymphoblastic Leukemia(ALL) yaitu 73 kasus dari 86 kasus
(84,9%). Insidensi paling banyak terjadi pada laki-laki (69,8%) dan pada kelompok umur 0-6 tahun (50%).
4. Pada penderita lymphoma, tipe yang paling banyak adalah non-hodgkin lymphoma(NHL) yaitu 15 kasus dari 17 kasus (88,2%) dan lebih banyak
terjadi pada laki-laki yaitu 10 kasus dari 17 kasus (58,8%).
5. Pada penderita retinoblastoma, insidensi paling banyak terjadi pada anak yang berusia 0-6 tahun dengan jumlah 11 dari 13 kasus yaitu 84,6%.. 6. Pada penderita neuroblastoma, insidensi paling banyak terjadi pada
laki-laki yaitu 8 kasus dari 9 kasus (88,9%) dan lebih tinggi pada kelompok usia 0-6 tahun dengan jumlah 6 dari 9 kasus yaitu 66,7%.
6.2. Saran
1. Deteksi awal yang cermat terhadap gejala dini terhadap kanker yang sering pada anak sangat diperlukan, karena sebagai contoh leukemia pada anak mempunyai prognosa yang bagus jika ditemui pada fase awal.
2. Perlu dilakukan kegiatan penyuluhan yang lebih intensif dan
berkesinambungan mengenai pencegahan kanker dan tanda-tanda
kanker(leukemia, lymphoma, retinoblastoma, neuroblastoma, NPC dan
kanker lainnya) pada anak sebagai upaya peningkatan pengetahuan
masyarakat dan supaya mereka bisa berobat ke dokter pada fase yang
DAFTAR PUSTAKA
Baldy C.M., 2006. Bab 18 Gangguan Sel Darah Putih dan Sel Plasm. In: Price S.A., Wilson L.M., 2006. Patofisiologi. Ed 6. Jakarta: EGC, 271-284.
Barr R. et al., 2006. Pediatric Oncology in Countries with Limited Resources. In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009; 46 (4): 264.
Cairo M.S., Bradley M.B., 2007. Lymphoma. In: Kliegman R.M., Behrman R.E., Jenson H.B., Stanton B.F., 2007 Nelson Texbook of Pediatrics. 18th
Eden T. et al., 2004. All children have a right to full access to treatment for cancer. In: Mostert S., Sitaresmi M.N., Gundy C.M., Sutaryo, Veerman A.J.P.,
2006. Influence of Sociaeconomic Status on Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia Treatment in Indonesia. Pediatrics 2006; 118(6): e1601.
ed. USA:
Saunders, 2123-2129.
Gatta G. et al., 2005. Childhood Cancer Survival Trends in Europe: A EUROCARE Working Group Study. Journal of Clinical Oncology; 23(16):
3742-3744.
Greenlee R.T., Murray T., Bolden S., Wingo P.A., et al., 2000. Cancer statistics, 2000. In: Kupfer G.M.,2009. Childhood Cancer, Epidemiology. Yale School
of Medicine. Available from:
Medicine. Available from:
Gurney J.G., Severson R.K., Davis S., Robison L.L., 1995. Incidence of cancer in children in the United States. Sex-, race-, and 1-year age-specific rates by
histologic type. In: Kupfer G.M., 2009. Childhood Cancer, Epidemiology.
Yale School of Medicine. Available
from:
Mar 12, 2009].
Harif M. et al., 2008. Treatment of B-cell lymphoma with LMB modified protocols in Africa. In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of
childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009;
46 (4): 264.
Howard S.C. et al., 2004. Establishment of a pediatric oncology program and outcomes of childhood acute lymphoblastic leukemia in a resource-poor area.
In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of childhood
cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009; 46 (4):
264.
Howard S.C. et al., 2004. Establishment of a pediatric oncology program and outcomes of childhood acute lymphoblastic leukemia in a resource-poor area.
In: Mostert S., Sitaresmi M.N., Gundy C.M., Sutaryo, Veerman A.J.P., 2006.
Influence of Sociaeconomic Status on Childhood Acute Lymphoblastic
Leukemia Treatment in Indonesia. Pediatrics 2006; 118(6): e1601.
Isidro M.A., 2010. Retinoblastoma. Santo Tomas University Hospital of Manila. Available from: [Updated: Sept 21, 2010]
Johnston J.M., 2010. Non-Hodgkin Lymphoma. Mercer University School of Medicine. Available from:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Aktivitas Fisik dan Diet
Seimbang Mencegah Kanker. Availabe
from:
Kumar V., Cotran R.S., Robbins S.L., 2007. Buku Ajar Patologi: Bab 6 Neoplasma. Ed 7. Jakarta: EGC, 186- 213.
Kupfer G.M.,2009. Childhood Cancer, Epidemiology. Yale School of Medicine. Available from: [Updated: Mar 12, 2009].
Lacayo N.J., 2010. Neuroblastoma. Stanford University. Available from: 20, 2010]
Li J., et al., 2008. Cancer Incidence Among Children and Adolescents in the United States, 2001-2003. Pediatrics 2008; 121(6): e1472.
Lilleyman J., 2003. Simple deliverable therapy needed for childhood leukemia. In: Mostert S., Sitaresmi M.N., Gundy C.M., Sutaryo, Veerman A.J.P., 2006. Influence of Sociaeconomic Status on Childhood Acute Lymphoblastic
Leukemia Treatment in Indonesia. Pediatrics 2006; 118(6): e1601.
Maitra A., Kumar V., 2007. Bab 7 Penyakit Genetik dan Anak. In: Kumar V., Cotran R.S., Robbins S.L., 2007. Buku Ajar Patologi. Ed 7. Jakarta: EGC, 284- 285.
Metzger M.L. et al., 2003. Outcome of childhood acute lymphoblastic leukemia in resource-poor countries. In: Mostert S., Sitaresmi M.N., Gundy C.M., Sutaryo,
Lymphoblastic Leukemia Treatment in Indonesia. Pediatrics 2006; 118(6):
e1601.
Moore S.W., Satge D., Sasco A.J., Zimmermann A., Plaschkes J., 2003. The epidemiology of neonatal tumours. In: Kupfer G.M., 2009. Childhood Cancer,
Epidemiology. Yale School of Medicine. Available
from:
Mar 12, 2009].
Mostert S., Sitaresmi M.N., Gundy C.M., Sutaryo, Veerman A.J.P., 2006. Influence of Sociaeconomic Status on Childhood Acute Lymphoblastic
Leukemia Treatment in Indonesia. Pediatrics 2006; 118(6): e1601.
Notoatmodjo S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Bab II Epidemiologi. Jakarta: Pt Rineka Cipta, 27-28.
Price et al., 2006. Bab 8 Gangguan Pertumbuhan, Proliferasi, dan Diferensiasi Sel. In:. Price et al., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Ed 6. Jakarta: EGC, 150-158.
Pui C.H., Relling M.V., Downing J.R., 2004. Acute lymphoblastic leukaemia. In: Mostert S., Sitaresmi M.N., Gundy C.M., Sutaryo, Veerman A.J.P., 2006. Influence of Sociaeconomic Status on Childhood Acute Lymphoblastic
Leukemia Treatment in Indonesia. Pediatrics 2006; 118(6): e1601.
Qaddoumi I. et al., 2008. Closing the survival gap: Implementation of medullablastoma protocols in a low-income country through a twinning
program. In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of
childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009;
46 (4): 264.
Ries L. et al,. 2008. Cancer Incidence and survival among children and adolescents. In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of
childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009;
Rivera G.K. et al., 2008. Transfer of complex frontline anticancer therapy to a developing country: The St. Jude osteosarcoma experience in Chile. In: Arora
R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009; 46 (4): 264.
Sandlund J.T., 2000. Limfoma non-Hodgkin. In: Berhrman R.E., Kliegman R.M., Arvin A.M. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Ed 15. Jakarta: EGC, 1780-1781.
Satake N.,2010. Acute Lymphoblastic Leukemia. University of California Davis.
Available from:
[Updated: Apr 6, 2010]
Smith M.A., Gurney J.G., Ries G., Ross J.A., 1999. Leukemia. In: SEER Pediatric Monograph. National Cancer Institute: 17-21.
Stiller C., 2007. Childhood cancer in Britain: Incidence survival, mortality. In: Arora R.S., Eden T.O.B., Kapoor G., 2009. Epidemiology of childhood cancer in India. Indian Journal of Cancer October-December 2009; 46 (4): 264.
Susworo R., 2004. Kanker Nasofaring Epidemiologi dan Pengobatan Mutakhir. In: Cermin Dunia Kedokteran; No 144 : 16.
William M.C., Ching H.P., 2000. Leukemia. Dalam: Berhrman R.E., Kliegman R.M., Arvin A.M. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Ed 15. Jakarta: EGC, 1772- 1777.
World Health Organization (WHO), 2009. Cancer: Fact Sheets. Available
from:
LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ng Jo Ye
Tempat/ tanggal lahir : Kuala Lumpur, Malaysia/ 11 November 1987
Agama : Agama Buddha
Alamat : Jalan Dr. Mansyur, Gang Sehat, No. 10, 20154 – Medan Sumatera Utara, Indonesia.
Riwayat Pendidikan : 1. SJK (C) Taman Rasna, Klang (1994-1998)
2. SJK (C) Pandamaran B, Pelabuhan Klang ( 1998-1999) 3. SMK Kwang Hua, Klang ( 2000-2004)
4. SM Tinggi Klang (2005-2006)
5. Universitas Sumatera Utara (2007- sekarang) Riwayat Pelatihan : -
LAMPIRAN 6
Wiranda 12 Perempuan Dysgerminoma Vira Savira 2 Perempuan Retinoblastoma
Rezi Fahreza 3 Laki-laki Leukemia
Isayadi/Yopie 12 Laki-laki lymphoma
Doni Elisua
Hutapea 7 Laki-laki Leukemia
Ulya Raghib 7 Laki-laki Leukemia
Hafiz Arief
Mubarak 11 Laki-laki Leukemia
M. Risky Pramana 8 Laki-laki Leukemia
Ahmad Kautsar 5 Laki-laki Leukemia
M. Iksan 10 Laki-laki lymphoma
Reza Fahmi 16 Laki-laki NPC
Khirunisa N. 4 Perempuan Leukemia
Cyndi 5 Perempuan Leukemia
Rian Franz 3 Laki-laki Leukemia
Paulus Situmorang 14 Laki-laki Leukemia
Trikandes 6 Laki-laki Leukemia
Adek Azra 12 Perempuan Soft Tissue Sarcoma Ribka 9 Perempuan Retinoblastoma
Mangara Tua 9 Laki-laki Leukemia
Julin 4 Laki-laki Leukemia
Febriansyah 4 Laki-laki Leukemia
Fransisko 4 Laki-laki Neuroblastoma
Evyola 9 Perempuan Tumor Abdomen
Freddy S 4 Laki-laki Tumor Abdomen
Doni Hutapea 7 Laki-laki Leukemia
Senia Nurlita 6 Perempuan Leukemia
Sri Nirwana 5 Perempuan Leukemia
Anju 2 Perempuan Retinoblastoma
Anggi Sahputra 6 Laki-laki Tumor Abdomen
Valeri 3 Perempuan Leukemia
Hikmah 4 Laki-laki Leukemia
Reji Alfalen 3 Laki-laki Leukemia
Bobby Darlis 6 Laki-laki Leukemia
Sarifuddin 15 Laki-laki Leukemia Yunus 10 Laki-laki Leukemia
Ahmad Kautsar 5 Laki-laki Leukemia
Alwan Zaim 4 Laki-laki Leukemia
Edwin/Juli Siagian 5 Laki-laki Leukemia
Halimatussadiah 3 Perempuan Tumor Abdomen
M.Muzzamil 11 Laki-laki Leukemia
Indri Natasya 7 Perempuan Leukemia
Rian Rinaldi 5 Laki-laki Leukemia
Topel Pakpahan 3 Laki-laki Tumor Abdomen
Febriansyah 1 Laki-laki Leukemia
M. Akmal 8 Laki-laki Wilm's Tumor Khairunisa 11 Perempuan Leukemia Lijah 10 Perempuan Leukemia
Wilda Nabila 9 Perempuan Leukemia
Valeria Yasmin 3 Perempuan Leukemia
Agam 2 Perempuan Retinoblastoma
M. Dafa Hanafis 12 Laki-laki Leukemia
Revan Dwi. M 1 Laki-laki Neuroblastoma
Jerry D. Chen 4 Laki-laki Tumor Abdomen
Aini Kosasih 7 Perempuan Leukemia
Anggi 1 Perempuan Retinoblastoma
Nita Saputri 9 Perempuan Leukemia
M. Ridha 14 Laki-laki Leukemia
M. Yus Fadhlan 1 Laki-laki Tumor Abdomen
Debi 4 Perempuan Leukemia
Juli Siagian 4 Laki-laki Leukemia
Nurul Husna 2 Perempuan Retinoblastoma
Radiansyah Putra 2 Laki-laki Retinoblastoma
Trikandis 6 Laki-laki Leukemia
M. Jamil Ikhsan 2 Laki-laki Retinoblastoma
Iyona (Apriani) 7 Perempuan Leukemia
Hafiz 11 Laki-laki Leukemia Reyvan 1 Laki-laki Neuroblastoma
Ester 4 Perempuan Leukemia
Welli 10 Perempuan Tumor Abdomen Clinton 13 Laki-laki Tumor Abdomen
Fikri Ramadan 5 Laki-laki Leukemia
Andrean M 12 Laki-laki Leukemia
Raihan 3 Laki-laki Tumor Abdomen
Khairil 2 Laki-laki Retinoblastoma
Novita Sinuhaji 8 Perempuan Tumor Abdomen
Angga Nova 5 Laki-laki Leukemia
Ikhlas A. Purba 10 Laki-laki Leukemia
Fitri 3 Perempuan Fibrosarcoma
Andrean Maulana 12 Laki-laki Leukemia
Reji Alfa Reza 3 Laki-laki Leukemia
Rian Rinaldi 4 Laki-laki Leukemia
Senia Nurlita 6 Perempuan Leukemia
Sri Wahyuni 11 Perempuan Tumor Abdomen
Puput
Apriani/Jenifer 5 Perempuan Leukemia
Syahwaldi 1 Laki-laki Retinoblastoma
Wawan 9 Laki-laki lymphoma
Butet 3 Perempuan Leukemia
Anggi Andreas 12 Perempuan Leukemia
Muliastari 14 Perempuan Leukemia
Syahwaldi Sinaga 1 Laki-laki Retinoblastoma
M. Zawil Hasan 2 Laki-laki Leukemia
Fitri 12 Perempuan Tumor Abdomen
Febriansyah 4 Laki-laki Leukemia
Pandapontan 5 Laki-laki Wilm's Tumor
Sahrul Nazar 7 Laki-laki Leukemia
Furkan Elfriansyah 1 Laki-laki Neuroblastoma
July Siagan 5 Laki-laki Leukemia
M. Rizki
Ramadhan 2 Laki-laki Leukemia
Elon Abadi
Simtpng 2 Laki-laki Wilm's Tumor
Kurniawan 9 Laki-laki Leukemia
Aini Kosasi 8 Perempuan Leukemia
Iklas Alkaci Purba 10 Laki-laki Leukemia
Angga Sembiring 17 Laki-laki Leukemia
Kelpin 5 Laki-laki Leukemia
Rehan 4 Laki-laki Leukemia
Roni 12 Laki-laki Leukemia Nurnian 6 Perempuan Teratoma Siti Rahmatun
Aulia 14 Perempuan Dysgerminoma
M. Zawil Hasan 2 Laki-laki Leukemia
Andrean Maulana 12 Laki-laki Leukemia
Nikel Rahmat
Sirait 14 Laki-laki Fibrosarcoma
Nurul Hasanah 13 Perempuan Leukemia
Suci Wulandari 13 Perempuan lymphoma
Ahmad Kautsar 5 Laki-laki Leukemia
Febriansyah
Tmpbln 4 Laki-laki Leukemia
Ulya Raqib 7 Laki-laki Leukemia
Kurniawan 9 Laki-laki Leukemia
Roni 12 Laki-laki Leukemia
Supriadi/ Fadil 5 Laki-laki Leukemia Hafiz Arief
Mubarak 11 Laki-laki Leukemia
M. Yolanda 12 Laki-laki Leukemia
Erisa Irawan 8 Perempuan Leukemia
Solahuddin 9 Laki-laki Leukemia
Amiratul Diniyah 3 Perempuan Wilm's Tumor
Siti Aisyah 10 Perempuan lymphoma
Mikel Rahmad 14 Laki-laki Fibrosarcoma
Fikri 6 Laki-laki Leukemia
Nurul Ishlawiyah 2 Perempuan Leukemia
Julia Ardila 6 Perempuan Rhabdomyosarcoma
M. Ridho 11 Laki-laki NPC
Erisa Irawan 8 Perempuan Leukemia
Pandapotan 5 Laki-laki Wilm's Tumor
Ahmad Suhaimi 4 Laki-laki Tumor Abdomen
Deova Ekklyn
Sena 12 Perempuan Leukemia
Pram Affian 3 Perempuan lymphoma
Asyita 3 Perempuan
Rectal
Adenocarcinoma Nuapida 16 Perempuan Dysgerminoma
M. Syahputra 5 Laki-laki Medulablastoma
Josafat Simanjuta 17 Laki-laki Osteochondroma
Kepi Napitu 12 Laki-laki Neuroblastoma
Erva Ervianna 16 Perempuan NPC
Rahib 15 Laki-laki Medulablastoma
Lola 6 Perempuan lymphoma
Eva Maya 16 Perempuan Rhabdomyosarcoma
Mahmud Ali 9 Laki-laki Ameloblastoma
Imam 17 Laki-laki Ca Paru Joshinta Clara 14 Perempuan Ca Ovarium Ade S 4 Perempuan Ca Uterus Indah 17 Perempuan Ca Ovarium Joshinta 14 Perempuan Dysgerminoma Anjani 16 Perempuan Osteochondroma
Samsul Amri 9 Laki-laki lymphoma
Putra 10 Laki-laki NPC
Wawan 9 Laki-laki lymphoma
Deston 17 Laki-laki NPC
Khairil 2 Laki-laki lymphoma May 13 Perempuan Teratoma Bebby 13 Perempuan Fibrosarcoma M. Azhari 10 Laki-laki lymphoma Tina 5 Perempuan Wilm's Tumor
Nur Mabun 16 Perempuan Dysgerminoma
Ika 16 Perempuan Ameloblastoma Rasuli 17 Perempuan Teratoma
Abd Rahman 12 Laki-laki Teratoma
Anggi 11 Perempuan lymphoma M. Reza 16 Laki-laki NPC Sutan Merlo 16 Laki-laki NPC Nani 16 Perempuan thymoma Clara 0.5 Perempuan Teratoma
M. Fredi 7 Laki-laki lymphoma
Widia 9 Perempuan Retinoblastoma Buju 16 Perempuan Ca Paru
Maisaroh 15 Perempuan Osteochondroma Anju 11 Laki-laki Medulablastoma Gusrtiani 10 Perempuan lymphoma Fitriah 13 Perempuan Neuroblastoma
Siti 17 Perempuan Rhabdomyosarcoma
Ripan 1 Laki-laki Neuroblastoma
Dharma Satria 11 Laki-laki NPC
Suci 13 Perempuan lymphoma Julia 6 Perempuan Medulablastoma
Sabda Krisna 17 Laki-laki Rhabdomyosarcoma