• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Penyakit Invaginasi pada Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan Periode 2006 – 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prevalensi Penyakit Invaginasi pada Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan Periode 2006 – 2009"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Prevalensi Penyakit Invaginasi pada Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan

Periode 2006 – 2009

Oleh:

Peny Mulyaningrum 070100373

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Prevalensi Penyakit Invaginasi pada Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan

Periode 2006 – 2009

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

Peny Mulyaningrum 070100373

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Prevalensi Penyakit Invaginasi pada Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan

Periode 2006 – 2009

Nama : Peny Mulyaningrum NIM : 070100373

Pembimbing

NIP. 19730721 200912 1 001 dr. Iqbal Pahlevi A. Nasution, SpBA

Penguji I

NIP. 19780330 200501 1 003 dr. Mustafa Mahmud Amin, SpKJ

Penguji II

NIP. 19751023 200812 1 001 dr. Muara Panusunan Lubis, SpOG

Medan, 18 Desember 2009 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIP. 19540220 198011 1 001

(4)

ABSTRAK

Invaginasi pada anak dan bayi masih sering ditemukan dibandingkan dengan invaginasi pada orang dewasa. Penderita biasanya bayi sehat, meneteki, gizi baik, dan dalam pertumbuhan optimal. Penyebab invaginasi pada anak dan bayi 70%-90% belum diketahui. Dari Pengamatan data bahwa penyakit invaginasi pada anak di Indonesia terus menunjukkan kenaikan pada beberapa tahun terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah prevalensi penderita invaginasi pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan periode 2006-2009.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah anak berusia 1 bulan-11 tahun. Data diperoleh dengan melihat semua kartu status penderita invaginasi pada anak yang berasal dari rekam medik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa invaginasi pada anak berdasarkan jenis kelamin yang paling sering pada 21 (63,6%) kasus laki-laki dan 12 (36,4%) kasus perempuan, berdasarkan umur yang paling sering pada 13 (63,6%) kasus 5-8 bulan, diikuti 9 (27,3%) kasus 1-4 bulan, 6 (15-8,2%) 9-11 bulan, 3 (9,1%) kasus 1-4 tahun, dan 2 (6,1%) kasus 9-11 tahun, berdasarkan status gizi yang paling banyak pada 25 (75,8,6%) kasus status gizi baik dan 8 (24,2%) kasus status gizi buruk. Sedangkan jenis invaginasi yang paling sering 23 (69,7%) kasus Ileo-colica, diikuti 6 (18,2%) kasus ileoIleo-colica, dan sisanya 2 (6,1%) kasus ileo-ileal dan colo-colica.

Kepada petugas kesehatan lebih aktif dalam memberikan penyuluhan tentang penyakit invaginasi, agar tidak ada keterlambatan dalam tatalaksana yang dapat menimbulkan komplikasi ataupun kematian.

(5)

ABSTRACT

Invagination on children and babies is still many found cases compared to the invagination as occurred to adult. The patient mostly as healthy babies, breasting, in good nutrition, and when the growth is optimal condition. The causes of invagination on children and babies noted 70%-90% not known yet. In investigation with the data known that the invagination illness in Indonesia go to increase up continuously recently. The objective of this study is to know total prevalence of invagination patient on children noted on Haji Adam Malik Medan Hospital and on Dokter Pirngadi Hospital period of 2006-2009.

This research adopted a descriptive with cross-sectional retrospective method. The sample of this research are all patient of children aged 1 month – 11 years old. Data obtained through all card status of patient with invagination on children originated by medical record.

The result of research showed that invagination illness on children based on their sex mostly found the case on age 21 (61,6%) on boy and the cases with 12 (36,4%) girl, whereas based on aged mostly found with the case of 13 (63,6%) cases 5-8 month, followed 9 (27,3%) cases 1-4 months, 6 (18,2%) 9 – 11 months, and 3 cases (9,1%) cases of 1-4 years old, and 2 (6,1%) cases of 9-11 years old, still bases on status of nutrition mostly found with 25 (75,8%) cases with good nutrient and 8 (24,2%) cases with bad nutrient. Whereas for invagination type with mostly cases is 23 (69,7%) cases Ileo-colica, followed 6 (18,2%) cases with ileo-ielocolica, and the rest 2 (6,1%) cases with ileo-ileal and colo-colica.

It is suggested to medical worker is urged to take part and more actively in guiding them with counseling regarding the invagination illness, for releasing them away lateness in handling their care and avoid them from complicated and death any way.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, karya tulis ilmiah yang berjudul Prevalensi Penyakit

Invaginasi pada Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan Periode 2006-2009 dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Iqbal Nasution,

SpBA, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Pantas Hasibuan, SpPA(K), selaku Penasehat Akademik.

3. Bapak dr. Mustafa Mahmud Amin, SpKJ dan dr. Muara Panusunan Lubis,

SpOG, selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh Dosen dan Pegawai di FK USU.

5. Para Petugas Rekam Medik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan yang telah banyak membantu penulis dalam mengambil data penelitian selama di lokasi penelitian.

(7)

semangat, dan kebersamaan selama ini yang tiada hentinya kepada penulis untuk terus mengejar cita-cita.

7. Teman-teman seperjuangan dan seangkatan 2007 yang telah memberikan

bantuan dan dukungan.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu telah banyak

membantu, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, dan penulis berharap semoga karya tulis ini dapat diterima dan memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak.

Medan, Desember 2010 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... .... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Prevalensi ... 4

2.2. Invaginasi ... 4

2.2.1. Definisi Invaginasi ... 4

2.2.2. Epidemiologi Invaginasi ... 4

2.2.3. Etiologi Invaginasi ... 4

2.2.4. Klasifikasi Invaginasi ... 5

2.2.5. Manifestasi Klinis Invaginasi ... 5

2.2.6. Patologi Invaginasi ... 6

2.2.7. Diagnosis Invaginasi ... 6

2.2.8. Pemeriksaan Penunjang Invaginasi ... 7

2.2.9. Penatalaksanaan Invaginasi ... 8

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 9

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 9

3.2. Definisi Operasional... 9

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 11

4.1. Rancangan Penelitian ... 11

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 11

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 12

4.5. Metode Analisa Data ... 12

(9)

5.2 Pembahasan ... 15

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...……….. ... 17

6.1 Kesimpulan ... 17

6.2 Saran ... 17

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin... 14

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur... 14

Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi... 15

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Riwayat Hidup Peneliti 2. Lembar Penelitian 3. Surat Izin Penelitian 4. Ethical Committee 5. Data Induk Penelitian

(13)

ABSTRAK

Invaginasi pada anak dan bayi masih sering ditemukan dibandingkan dengan invaginasi pada orang dewasa. Penderita biasanya bayi sehat, meneteki, gizi baik, dan dalam pertumbuhan optimal. Penyebab invaginasi pada anak dan bayi 70%-90% belum diketahui. Dari Pengamatan data bahwa penyakit invaginasi pada anak di Indonesia terus menunjukkan kenaikan pada beberapa tahun terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah prevalensi penderita invaginasi pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan periode 2006-2009.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah anak berusia 1 bulan-11 tahun. Data diperoleh dengan melihat semua kartu status penderita invaginasi pada anak yang berasal dari rekam medik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa invaginasi pada anak berdasarkan jenis kelamin yang paling sering pada 21 (63,6%) kasus laki-laki dan 12 (36,4%) kasus perempuan, berdasarkan umur yang paling sering pada 13 (63,6%) kasus 5-8 bulan, diikuti 9 (27,3%) kasus 1-4 bulan, 6 (15-8,2%) 9-11 bulan, 3 (9,1%) kasus 1-4 tahun, dan 2 (6,1%) kasus 9-11 tahun, berdasarkan status gizi yang paling banyak pada 25 (75,8,6%) kasus status gizi baik dan 8 (24,2%) kasus status gizi buruk. Sedangkan jenis invaginasi yang paling sering 23 (69,7%) kasus Ileo-colica, diikuti 6 (18,2%) kasus ileoIleo-colica, dan sisanya 2 (6,1%) kasus ileo-ileal dan colo-colica.

Kepada petugas kesehatan lebih aktif dalam memberikan penyuluhan tentang penyakit invaginasi, agar tidak ada keterlambatan dalam tatalaksana yang dapat menimbulkan komplikasi ataupun kematian.

(14)

ABSTRACT

Invagination on children and babies is still many found cases compared to the invagination as occurred to adult. The patient mostly as healthy babies, breasting, in good nutrition, and when the growth is optimal condition. The causes of invagination on children and babies noted 70%-90% not known yet. In investigation with the data known that the invagination illness in Indonesia go to increase up continuously recently. The objective of this study is to know total prevalence of invagination patient on children noted on Haji Adam Malik Medan Hospital and on Dokter Pirngadi Hospital period of 2006-2009.

This research adopted a descriptive with cross-sectional retrospective method. The sample of this research are all patient of children aged 1 month – 11 years old. Data obtained through all card status of patient with invagination on children originated by medical record.

The result of research showed that invagination illness on children based on their sex mostly found the case on age 21 (61,6%) on boy and the cases with 12 (36,4%) girl, whereas based on aged mostly found with the case of 13 (63,6%) cases 5-8 month, followed 9 (27,3%) cases 1-4 months, 6 (18,2%) 9 – 11 months, and 3 cases (9,1%) cases of 1-4 years old, and 2 (6,1%) cases of 9-11 years old, still bases on status of nutrition mostly found with 25 (75,8%) cases with good nutrient and 8 (24,2%) cases with bad nutrient. Whereas for invagination type with mostly cases is 23 (69,7%) cases Ileo-colica, followed 6 (18,2%) cases with ileo-ielocolica, and the rest 2 (6,1%) cases with ileo-ileal and colo-colica.

It is suggested to medical worker is urged to take part and more actively in guiding them with counseling regarding the invagination illness, for releasing them away lateness in handling their care and avoid them from complicated and death any way.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Invaginasi merupakan suatu keadaan, bagian saluran cerna dimasuki oleh segmen bagian bawahnya sehingga menimbulkan obstruksi intestinum (Pickering, 2000).

Invaginasi pada anak dan bayi masih sering ditemukan dibandingkan invaginasi pada orang dewasa. Penderita biasanya bayi sehat, meneteki, gizi baik,

dan dalam pertumbuhan optimal. Penyebab invaginasi pada anak dan bayi 70%-90% belum diketahui (Husain, 1993).

Masih diduga bahwa terjadinya invaginasi akibat infeksi adenovirus, perubahan cuaca ataupun perubahan pola makan. Sedangkan invaginasi pada

orang dewasa sekitar 5-10% penderita dan dapat dikenali hal-hal pendorong untuk terjadinya invaginasi, seperti apendiks yang terbalik, divertikulum Meckelli, polip usus, atau kistik fibrosis (Pickering, 2000).

Manifestasi klinis invaginasi pada anak mulai tampak 3-24 jam setelah terjadinya invaginasi. Gejala-gejala khas sebagai tanda obstruksi intestinum yaitu nyeri abdomen, muntah, dan perdarahan rektum. Nyeri abdomen bersifat serangan setiap 15-30 menit dengan durasi 1-2 menit, di antara 2 serangan bayi terlihat sehat. Persentase nyeri abdomen pada anak < 1 tahun (60,7%), 1-2 tahun (81,8%), dan > 2 tahun (91%) yang menunjukkan gejala yang mencolok (Sapan, 1987). Biasanya nyeri di susul oleh muntah, pada bayi muntah dapat sebagai gejala pertama. Muntah paling sering pada anak berumur < 2 tahun (73%) dan > 2 tahun (52%) mula-mula terdiri atas sisa-sisa makanan yang ada dalam lambung kemudian berisi cairan empedu. Setelah nyeri kolik yang pertama tinja masih normal kemudian disusul oleh defekasi darah bercampur lendir pada awal penyakit (currant jelly stool) pada penderita (59%) perdarahan terjadi dalam waktu 12 jam, kemudian berangsur-angsur bercampur jaringan nekrosis (terry

(16)

Dari hasil pengamatan jenis invaginasi, paling banyak terjadi ileo-colica (75%), ileo-ileocolica (15%), dan sisanya (10%). Angka kejadian invaginasi pada anak dan bayi dijumpai pada usia di < 2 tahun dan terbanyak ditemukan pada usia 5-9 bulan. Prevalensi penyakit diperkirakan 1-3 per 1000 kelahiran hidup dengan perbandingan laki-laki berbanding perempuan adalah 3:1 (Sapan, 1987) kemudian terjadi peningkatan terhadap prevalensi penyakit invaginasi menjadi 1-4 per 1000 kelahiran hidup dengan perbandingan laki-laki berbanding perempuan adalah 4:1 (Pickering, 2000).

Hasil laporan World Health Organization yang dikeluarkan pada tahun 2002

di 3 kota besar di Indonesia menunjukan angka invaginasi pada anak yang terjadi di kota Medan sebanyak 29 kasus, dijumpai pada usia 2 bulan–2 tahun dan paling banyak di temukan pada anak usia di < 1 tahun (95 %) dengan perbandingan laki– laki dan perempuan 2:1. Sedangkan di kota lain seperti Jakarta dan Yogyakarta

angka kejadian invaginasi yang terjadi masing–masing adalah sebanyak 103 (86%) kasus dan 35 (61%) kasus anak dengan perbandingan laki–laki dan perempuan masing–masing sebanyak 2:1 dan 1:1.

Pengamatan data bahwa penyakit invaginasi pada anak di Indonesia terus menunjukkan kenaikan pada beberapa tahun terakhir yang penyebarannya kebanyakan pada anak dibandingkan orang dewasa, maka saya merasa perlu untuk mendapatkan data mengenai prevalensi penyakit invaginasi pada anak di Indonesia, yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan:

1. Bagaimana prevalensi penyakit invaginasi pada anak di Rumah Sakit

(17)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah prevalensi penderita invaginasi pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan periode 2006-2009.

1.3.2 Tujuan Khusus :

Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

Mengetahui prevalensi kejadian penyakit invaginasi pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan periode 2006-2009 yang dilihat berdasarkan jenis kelamin, tingkat umur, status gizi, dan jenis invaginasi.

1.4. Manfaat Penelitan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Bagi pemerintah dapat memberikan gambaran prevalensi invaginasi

pada anak khususnya di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan periode 2006-2009.

2. Bagi masyarakat dapat memberikan pengetahuan mengenai penyakit invaginasi pada anak sehingga diharapkan dapat menurunkan angka morbilitas dan mortalitas.

3. Bagi peneliti dapat dijadikan bahan informasi sebagai penambah latihan

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prevalensi

Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu penyakit atau kondisi pada waktu tertentu; pembilang dari angka ini adalah jumlah kasus yang ada dengan kondisi pada waktu tertentu dan penyebutnya adalah populasi total (Dorland, 2002).

2.2 Invaginasi 2.2.1 Definisi

Invaginasi merupakan suatu keadaan, bagian saluran cerna dimasuki oleh segmen bagian bawahnya sehingga menimbulkan obstruksi intestinum (Pickering, 2000).

2.2.2. Epidemiologi

Invaginasi merupakan penyebab obstruksi intestinum dijumpai pada umur antara 3 bulan sampai 6 tahun, kelainan ini jarang pada anak < 3 bulan dan frekuensi menurun setelah 36 bulan. Insiden bervariasi dari 1-4 per 1.000 kelahiran hidup dengan perbandingan laki-laki berbanding perempuan adalah 4:1 (Pickering, 2000).

2.2.3. Etiologi

(19)

2.2.4. Klasifikasi

Menurut (Pickering, 2000). Berdasarkan lokasi dibagi dalam 5 tipe, yaitu: 1. Ileo-ileal

2. Ileo-colica 3. Ileo-ileocolica

4. Colo-colica 5. Appendical-colica

2.2.5. Manifestasi Klinis

Pada kasus-kasus yang khas, nyeri kolik hebat yang timbul mendadak, hilang timbul, sering kumat dan disertai dengan rasa tersiksa yang menggelisahkan serta menangis keras pada anak yang sebelumnya sehat. Pada awalnya, bayi mungkin dapat dihibur tetapi jika invaginasi tidak cepat di reduksi bayi menjadi semakin lemah dan lesu. Akhirnya terjadi keadaan seperti syok dengan kenaikan suhu tubuh sampai 41 C, nadi menjadi lemah-kecil, pernafasan menjadi dangkal, dan nyeri dimanifestasikan hanya dengan suara rintihan. Muntah

terjadi pada kebanyakan kasus dan biasanya pada bayi lebih sering pada fase awal. Pada fase lanjut, muntah disertai dengan empedu, tinja dengan gambaran normal dapat dikeluarkan pada beberapa jam pertama setelah timbul gejala kemudian pengeluaran tinja sedikit atau tidak ada, dan kentut jarang atau tidak ada. Darah

umumnya keluar pada 12 jam pertama, tetapi kadang-kadang tidak keluar sampai 1-2 hari. Pada bayi 60% mengeluarkan tinja bercampur darah berwarna merah serta mukus (Mansoer, 2001) dan (Pickering, 2000).

2.2.6. Patologi

Invaginasi paling sering adalah ileo-colica, diikuti ileo-ileocolica, colo-colica, dan appendical-colica. Bagian atas usus yang disebut intususeptum

(20)

(lendir). Puncak dari invaginasi dapat terbentang hingga kolon tranversum desendens dan sigmoid bahkan ke anus pada kasus yang terlantar. Setelah suatu invaginasi idiopatis dilepaskan, maka bagian usus yang membentuk puncaknya tampak edema dan menebal, sering disertai suatu lekukan pada permukaan serosa yang menggambarkan asal dari kerusakan tersebut. Kebanyakan invaginasi tidak menimbulkan strangulasi usus dalam 24 jam pertama, tetapi selanjutnya mengakibatkan gangren usus dan syok (Pickering, 2000).

2.2.7. Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis invaginasi dapat dilakukan anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan rontgen, dan reposisi enema barium (Jong, 2004) dan (Pickering, 2000) :

1. Anamnese

Anamnese dengan keluarga dapat diketahui gejala-gejala yang timbul dari riwayat pasien sebelum timbulnya gejala, misalnya sebelum sakit, anak ada riwayat dipijat, diberi makanan padat padahal umur anak

dibawah 4 bulan. 2. Pemeriksaan fisik

Pada inspeksi sukar sekali membedakan prolapsus rektum dari invaginasi. Invaginasi didapatkan invaginatum bebas dari dinding

anus, sedangkan prolapsus berhubungan secara sirkuler dengan dinding anus.

Pada palpasi teraba sausage shape, suatu massa yang posisinya mengikuti garis usus colon ascendens sampai ke sigmoid dan rektum. Massa tumor sukar diraba bila berada di belakang hepar atau pada dinding yang tegang.

Pada perkusi pada tempat invaginasi terkesan suatu rongga kosong. Pada auskultasi bising usus terdengar meninggi selama serangan kolik menjadi normal kembali di luar serangan.

(21)

disebut pseudoporsio. Pada sarung tangan terdapat lendir dan darah. Harus dibedakan dengan prolapsus rektum.

3. Pemeriksaan Rontgen

Foto polos abdomen dapat menunjukkan padatan di daerah invaginasi. Dibuat dalam 2 arah, posisi supine dan lateral dekubitus kiri. Posisi lateral dekubitus kiri ialah posisi penderita yang dibaringkan dengan bagian kiri di atas meja dan sinar dari arah mendatar. Dengan posisi ini, selain untuk mengetahui invaginasi juga dapat mendeteksi adanya perforasi. Gambaran X-ray pada invaginasi ileo-coecal

memperlihatkan daerah bebas udara yang fossa iliaca kanan karena terisi massa. Pada invaginasi tingkat lanjut kelihatan air fluid levels. 4. Reposisi barium enema:

Reposisi hidrostatik dengan cara memasukkan barium melalui anus

menggunakan kateter dengan tekanan hidrostatik tidak boleh melewati satu meter air dan tidak boleh dilakukan pengurutan atau penekanan manual di perut sewaktu dilakukan reposisi hidrostatik, dapat dikerjakan sekaligus sewaktu diagnosis Rontgen ditegakkan, syaratnya adalah keadaan umum mengizinkan, tidak ada gejala dan tanda rangsangan peritoneum, anak tidak toksik, dan tidak terdapat obstruksi tinggi. Pengelolaan berhasil jika barium kelihatan masuk ileum.

2.2.8. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, yaitu foto polos abdomen dan reposisi barium enema (Latief, dkk., 2005).

1. Foto polos abdomen memperlihatkan bagian proksimal invaginasi

banyak udara sedangkan bagian kanan kosong.

2. Reposisi barium enema di bawah fluoroskopi didapati gambaran

(22)

Penatalaksaan

Penatalaksaan dapat dilakukan dengan reposisi barium enema dan reposisi operatif (Pickering, 2000) dan (Jong, 2004):

1. Pertama kali dibawa ke rumah sakit, bayi kemungkinan mengalami

dehidrasi dan memerlukan terapi cairan intravena secepatnya. Nasofaringeal Tube bisa digunakan pada bayi dengan perut yang

kosong.

2. Reduksi invaginasi dilakukan dengan barium enema yang menggunakan prinsip hidrostatik. Reduksi dengan barium enema

hanya dilakukan bila tidak ada distensi yang hebat, tanda peritonitis, dan demam tinggi. Akan tampak gambaran cupping dan coiled spring yang menghilang bersamaan dengan terisinya ileum oleh barium. Reduksi dengan barium enema dikatakan berhasil bila sudah mencapai

ileus terminal.

3. Selain barium enema, terdapat reduksi manual pada operasi. Reduksi

ini dilakukan bila terjadi perforasi, peritonotis dan tanda- tanda obstruksi dan biasanya pada invaginasi yang sudah berlangsung 48 jam.

4. Kebanyakan anak yang dirawat sebelum dari 24 jam sembuh dari

(23)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran bagaimana prevalensi penyakit invaginasi pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan pada periode 2006-2009.

Tabel 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional

Penyakit invaginasi adalah penderita yang dikatakan sakit berdasarkan hasil diagnosa dokter dan tercatat pada rekam medis.

Prevalensi adalah jumlah keseluruhan orang yang sakit invaginasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan yang menggambarkan kondisi pada waktu tertentu.

Prevalensi penyakit invaginasi adalah penggambaran besarnya angka kejadian invaginasi pada anak yang terjadi pada suatu periode.

Umur adalah jumlah hari, bulan, tahun dilalui sejak lahir sampai waktu tertentu dan apakah berdasarkan tingkatan umur membedakan angka prevalensi penyakit invaginasi.

Jenis kelamin adalah istilah yang membedakan antara laki-laki dan perempuan secara biologis dan dibawa sejak lahir dan apakah berdasarkan

Penyakit invaginasi Prevalensi penyakit invaginasi

Berdasarkan:

- Jenis kelamin - Umur

(24)

karakteristik laki-laki dan perempuan membedakan angka prevalensi penyakit invaginasi.

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun, dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan) dan apakah berdasarkan tingkat status gizi mempengaruhi angka prevalensi penyakit invaginasi.

Jenis invaginasi yang dibedakan dalam 5 tipe yaitu, ileo-ileal, ileo-colica, ileo-ileocolica, colo-colica, dan appendical-colica. Namun masih belum jelas

(25)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional retrospektif, yaitu untuk mengetahui gambaran bagaimana prevalensi penyakit invaginasi pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan periode 2006-2009.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan November 2010, dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita invaginasi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan periode 2006-2009.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah subyek yang diambil dengan metode total sampling dari populasi yang memenuhi kriteria sebagai berikut (Sastroasmoro,

2008):

1. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah semua penderita invaginasi

pada anak dengan data rekam medik mencakup jenis kelamin, umur, status gizi, dan jenis invaginasi.

2. Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah data rekam medik tidak

(26)

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperoleh dengan melihat semua kartu status penderita invaginasi pada anak yang berasal dari rekam medik Sub Unit Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan pada periode 2006-2009. Setelah didapatkan berapa jumlah sampel yang termasuk dalam kriteria inklusi, kemudian peneliti mengisi lembar penelitian yang dilihat pada data rekam medik yang tersedia.

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Semua data yang terkumpul diolah dan disusun dalam bentuk tabel. Data yang di peroleh di analisis secara statistik dengan bantuan program (Statistical Package for the Social Science, version 17).

(27)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Lokasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas

A sesuai dengan SK Menkes No. 355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990. Dengan predikat rumah sakit kelas A, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan juga

merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

b. Lokasi Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan

(28)

5.2. Karakteristik Sampel

Dalam penelitian ini, jumlah kasus invaginasi pada anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan tercatat 49 kasus. Dari 49 kasus tersebut hanya 33 kasus yang memenuhi kriteria inklusi. Hal ini dikarenakan ketidaklengkapan rekam medis, ketidaksesuaian No. rekam medis yang tercantum pada data manual maupun sistem komputer, dan adanya orang tua dari pasien yang tidak bersedia melakukan tindakan bedah.

Berdasarkan Tabel 5.1, ditemukan 33 kasus invaginasi anak yang terdiri

dari 21 (63,6%) kasus laki-laki dan 12 (36,4%) kasus perempuan .

Tabel 5. 1. Distribusi sampel berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N (%)

Laki-laki 21 (63,6) Perempuan 12 (36,4) Total 33 (100,0)

Berdasarkan Tabel 5.2, ditemukan 33 kasus invaginasi anak, yang terdiri dari 9 (27,3%) kasus 1-4 bulan, 13 (63,6%) kasus 5-8 bulan, 6 (18,2%) 9-11 bulan, 3 (9,1%) kasus 1-4 tahun, dan 2 (6,1%) kasus 9-11 tahun.

Tabel 5.2. Distribusi sampel berdasarkan Umur Umur N (%) 1–4 bulan

5–8 bulan 9–11 bulan

1–4 tahun 5–8 tahun 9–11 tahun

9 (27,3) 13 (39,4) 6 (18,2) 3 ( 9,1) -

2 ( 6,1) Total 33 (100,0)

(29)

Tabel 5. 3. Distribusi sampel berdasarkan Status Gizi Status Gizi N (%)

Baik 25 (75,8) Buruk 8 (24,2) Total 33 (100,0)

Berdasarkan Tabel 5.4, ditemukan 33 kasus invaginasi anak yang terdiri dari 2 (6,1%) kasus ileal, 23 (69,7%) kasus colica, 6 (18,2%)

ileo-ileocolica dan sisanya 2 (6,1%) kasus ileo-ileal dan colo-colica.

Tabel 5. 4. Distribusi sampel berdasarkan Jenis Invaginasi Jenis Invaginasi N (%)

Ileo-ileal

Ileo-colica Ileo-ileocolica

Colo-colica Appendical-colica

2 ( 6,1) 23 (69,7) 6 (18,2) 2 ( 6,1) - Total 33 (100,0)

5.3. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah prevalensi penderita invaginasi pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan periode 2006-2009. Dengan melakukan analisa data menggunakan Statistical Package for the Social Science, version 17.

Berdasarkan jenis kelamin, dijumpai laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan perempuan pada kasus invaginasi anak dengan perbandingan 63,6% berbanding 36,4% (1,75:1). Kondisi hampir serupa ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Sapan (1987), dimana perbandingan jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah (3:1). Hal tersebut juga dilaporkan oleh World Health Organization pada tahun 2002 di Medan 2:1 tetapi Yogyakarta 1:1, artinya

(30)

Berdasarkan umur, dijumpai paling banyak kasus invaginasi pada anak di bawah 1 tahun 63,6% (5-8 bulan), kemudian 27,3% (1-4 tahun), 18,2% (9-11 bulan), 9,1% (1-4 tahun), dan 6,1% (9-11 tahun) . Hal yang sama dijumpai pada laporan World Health Organization (2002) dimana paling banyak pada kelompok < 1 tahun, yaitu Medan (95 %), Jakarta (86%), dan Yogyakarta (61%).

Berdasarkan status gizi, dijumpai status gizi baik lebih dominan daripada status gizi buruk dengan persentase (75,8%). Hal tersebut sesuai menurut Pickering (2000) penderita biasanya mempunyai status gizi baik.

Berdasarkan jenis invaginasi, dijumpai paling banyak jenis invaginasi pada

(31)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Prevalensi invaginasi pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode 2006-2009 yang dilihat berdasarkan jenis

kelamin yang paling sering pada 21 (63,6%) kasus laki-laki dan 12 (36,4%) kasus perempuan, berdasarkan umur yang paling sering pada 13 (63,6%) kasus 5-8 bulan, diikuti 9 (27,3%) kasus 1-4 bulan, 6 (18,2%) 9-11 bulan, 3 (9,1%) kasus 1-4 tahun, dan 2 (6,1%) kasus 9-11

tahun, berdasarkan status gizi yang paling banyak pada 25 (75,8%) kasus status gizi baik dan 8 (24,2%) kasus status gizi buruk. Sedangkan jenis invaginasi yang paling sering 23 (69,7%) kasus ileo-colica, diikut i 6 (18,2%) kasus ileo-ileocolica, dan sisanya 2 (6,1%) kasus ileo-ileal dan colo-colica.

6.2 Saran

1. Diharapkan kepada Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan pada bagian rekam medik, agar dapat memasukkan data ke sistem komputer untuk dapat mempermudah dalam pencarian data dan tidak ada penggandaan rekam medik.

2. Diharapkan kepada petugas kesehatan lebih aktif dalam memberikan

(32)

3. Masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, oleh karena itu bagi

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29, Jakarta:EGC,1765.

Husain, M., Mantu, F.M., 1993. Invaginasi pada Anak dan Bayi. Cermin Dunia Kedokteran, 86.

Jong, W.D., Sjamsuhidayat, R., 2004. Usus halus, Apendiks, Kolon, dan Anorektum. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah.. Edisi 2. Jakarta: EGC

627-629.

Latief, A., dkk., 2005. Invaginasi. Hassan, R., Alatas, H. Jilid 1. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI, 204-205.

Mansoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W., Setiowulan, W., 2001. Kapita Selekta Kedokteran.Edisi 3 Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius,

381-382.

Pickering, L.K., Snyder, J.D., 2000. Ileus, Adhesi, Intususepsi, dan Obstruksi Lingkar-Tertutup. In: Behrman, R.E., Kliegman, R.M., Arvin, Ann.M.,

Ilmu Kesehatan Anak Nelson ed 15, jilid 2. Jakarta: EGC,1319-1321.

Sapan, Arifin., Abbas, nassir., Tanra, Azis., 1987. Invaginasi. Cermin Dunia Kedokteran, 43.

Sastroasmoro, S., 2008. Pemilihan Subyek Penelitian. In : Sadstroasmoro,

Sudigdo. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis ed 3. Jakarta: Sagung

Seto, 78-89.

World Health Organization, 2002. Acute intussusception in infants and children . Available from :

(34)

Lampiran 1.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Peny Mulyaningrum

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 12 Mei 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bunga Cempaka 1 No. 32 F Medan 20131

Riwayat Pendidikan : 1. TK Nurul Aulia (1993-1994)

(35)

Lampiran 2.

LEMBAR PENELITIAN

Data Rekam Medik Penyakit Invaginasi Pada Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan

Periode 2006-2009

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Status Gizi :

Jenis Invaginasi :

(36)

Lampiran 5.

DATA INDUK PENELITIAN No. Tahun No.

Rekam Medik

Nama Jenis kelamin

Umur Status gizi

Jenis invaginasi

1. 2006 29.70.14 Edward Maruba Manurung

L 7 bulan Baik Ileo-colica

2. 2006 30.79.91 Giomos Pasaribu

L 4 bulan Baik Ileo-colica 3. 2006 44.86.35 Robi

Armada

L 4 bulan Baik Ileo-colica 4. 2006 44.95.09 M. Iqbal

Farabi

L 2 tahun 5 tahun

Baik Ileo-ileocolica 5. 2006 45.12.88 Gilang L 8 bulan Baik

Ileo-colica 6. 2006 47.38.77 Dicky

Wahyudi

L 4 bulan Baik Ileo-colica 7. 2007 31.99.32 Yudistira

Harahap

L 1 tahun 6 bulan

Buruk Ileo-colica 8. 2007 32.47.10 Emprimsa

Tarigan

P 5 bulan Baik Ileo-ilecolica 9. 2007 32.60.60 Yudi Evi

Syahputra

L 11

tahun

Buruk Ileo-colica 10. 2007 56.49.60 Roni

Anggara

L 10

tahun

Buruk Ileo-colica 11. 2007 57.68.30 M. Ricky

Danvarta

L 1 bulan Buruk Ileo-colica 12. 2008 34.57.22 M. Jamil L 5 bulan Baik

Ileo-colica 13. 2008 34.90.31 Rafi

Fairus Aditya

L 1 tahun 2 bulan

Baik Ileo-colica

14. 2008 35.72.14 Andika L 7 bulan Baik Ileo-colica 15. 2008 35.83.47 Andri

Syahputra

L 4 bulan Baik Ileo-colica 16. 2008 36.80.28 Nazwa

Safitri

P 10

bulan

Baik Ileo-ileal

(37)

Ileo-bulan

19. 2008 62.64.48 Aulia L 3 tahun Baik Ileo-ileocolica 20. 2008 62.86.68 Rizky

Sinaga

L 6 bulan Baik Ileo-colica 21. 2008 63.28.75 Ratna Sari

Dewi

P 9 bulan Buruk Ileo-ileocolica

22. 2009 38.07.09 Zahra P 11

bulan

Baik Colo-colica 23. 2009 38.78.42 Hamdan

Yumandan

L 10

bulan

Baik Ileo-colica 24. 2009 38.92.82 Natasya P 5 bulan Buruk

Ileo-ilecolica 25. 2009 39.02.57 Sri

Wahyuni

P 5 bulan Baik Ileo-ilecolica 26. 2009 39.06.60 Novi

Abdillah

P 5 bulan Baik Ileo-colica 27. 2009 40.03.29 Riskan

Saragih

L 5 bulan Buruk Ileo-colica 28. 2009 40.89.30 Dewa

Bagas Khara

L 4 bulan Baik Ileo-colica

29. 2009 41.01.99 Ira Irwani P 7 bulan Baik Ileo-colica 30. 2009 41.32.69 Triana

Dewi

P 3 bulan Baik Ileo-colica 31. 2009 64.86.06 Bayu

Nirwana

L 2 tahun 2 bulan

Baik Ileo-colica 32. 2009 64.87.19 Rizki

Manalu

L 4 bulan Baik Ileo-colica 33. 2009 69.92.44 Dewi

Sapani

(38)

Lampiran 6.

OUTPOUT Statistical Package for the Social Science, version 17

Frequency Table

JENIS KELAMIN PENDERITA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 21 63.6 63.6 63.6

PEREMPUA N

12 36.4 36.4 100.0

Total 33 100.0 100.0

UMUR PENDERITA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1- 4 BULAN 9 27.3 27.3 27.3

5 - 8 BULAN 13 39.4 39.4 66.7

9 - 11

BULAN

6 18.2 18.2 84.8

1 - 4 TAHUN 3 9.1 9.1 93.9

9 - 11

TAHUN

2 6.1 6.1 100.0

(39)

STATUS GIZI PENDERITA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 25 75.8 75.8 75.8

BURUK 8 24.2 24.2 100.0

Total 33 100.0 100.0

JENIS INVAGINASI PENDERITA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ILEO - ILEAL 2 6.1 6.1 6.1

ILEO - COLICA 23 69.7 69.7 75.8

ILEO -

ILEOCOLICA

6 18.2 18.2 93.9

COLO - COLICA 2 6.1 6.1 100.0

Gambar

Tabel 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.2. Distribusi sampel berdasarkan Umur
Tabel 5. 3. Distribusi sampel berdasarkan Status Gizi

Referensi

Dokumen terkait

• Taxes are compulsory government-imposed charges levied on citizens and their property.. • Progressive income tax is the tax

To obtain well-distributed, stable and quantity controllable features, UR-SIFT algorithm is adopted in source image, meanwhile, SIFT with lower contrast threshold

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ).. BANK BANK PEMBANGUNAN DAERAH

The CIDOC CRM game consist of decks of cards and game boards that allow players to engage with the concepts of a formal ontology in relation to real data in an

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata

Yorguc Pasa Mansion is a good example to observe the different impacts of partite usage on a historic timber frame structure. It is essential to visualize this

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 62.. Lainnya