• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Etos Kerja, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Etos Kerja, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ETOS KERJA, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI INSTALASI

PENGOLAHAN AIR PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

NURUL KAUSAR DAULAY

087019100/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S

EK O L

A

H

P A

S C

A S A R JA

N

(2)

PENGARUH ETOS KERJA, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI INSTALASI

PENGOLAHAN AIR PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

NURUL KAUSAR DAULAY

087019100/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH ETOS KERJA, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI INSTALASI PENGOLAHAN AIR PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa : Nurul Kausar Daulay

Nomor Pokok : 087019100

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) Ketua

(Drs. Syahyunan, M.Si) Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(4)

Telah diuji pada

Tanggal 11 Februari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Paham Ginting, MS

Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si

2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

3. Dr. Yenni Absah, M.Si

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

“Pengaruh Etos Kerja, Kepuasan Kerja dan Motivasi Berprestasi terhadap

Kinerja Pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun

sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara

benar dan jelas.

Medan, Februari 2011

Yang membuat pernyataan

(6)

PENGARUH ETOS KERJA, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI INSTALASI PENGOLAHAN AIR PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Nurul Kausar Daulay, Prof. Dr. Paham Ginting, MS, dan Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRAK

Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara berfungsi untuk mengolah air baku menjadi air siap minum dengan melalui proses-proses pengolahan air yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES). Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan tentunya harus dibarengi dengan kinerja yang baik pula. Kinerja pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara belum optimal, ini terlihat dari sasaran mutu yang ditetapkan belum tercapai seperti yang ditargetkan perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai tersebut, antara lain adalah etos kerja, kepuasan kerja, dan motivasi berprestasi. Sebagian pegawai masih kurang disiplin menjalankan peraturan dan prosedur kerja yang ditetapkan perusahaan. Pegawai kurang mau bekerja keras, dan bahkan kurang jujur dalam melaporkan hasil pekerjaannya. Adanya keluhan pegawai yang merasa kurang puas dikarenakan kurangnya perhatian dan penghargaan dari kepala instalasi atas kinerja yang dicapai. Kurangnya semangat kerja serta kurangnya kemauan sebagian pegawai untuk meningkatkan kualitas dan prestasi kerjanya.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh etos kerja, kepuasan kerja, dan motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, dan bagaimana pengaruh insentif dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia, yang berkaitan tentang etos kerja, kepuasan kerja, motivasi berprestasi dan kinerja.

(7)

rumus Slovin dan diperoleh sebanyak 55 orang pegawai sebagai sampel. Data dikumpulkan dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda.

Hasil penelitian uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa etos kerja, kepuasan kerja dan motivasi berprestasi secara serempak berpengaruh sangat signifikan (highly significant) terhadap kinerja pegawai di Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, dan secara parsial kepuasan kerja lebih dominan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa insentif dan lingkungan kerja secara serempak berpengaruh sangat signifikan (highly significant) terhadap kepuasan kerja pegawai di Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, dan secara parsial insentif lebih dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja.

(8)

THE INFLUENCE OF WORK ETHIC, WORK SATISFACTION AND ACHIEVEMENT MOTIVATION, TO PERFORMANCE EMPLOYEE

JOB SATISFACTION WATER TREATMENT PLANT PDAM TIRTANADI NORTH

SUMATRA PROVINCE

Nurul Kausar Daulay, Prof. Dr. Paham Ginting, MS, and Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRACT

Water Treatment Plant PDAM Tirtanadi North Sumatra Province function to process the raw water into drinking water prepared through water treatment processes in accordance with the Regulation of the Minister of Health. To achieve the goals set by the company must be accompanied by a good performance as well. Water Treatment Plant PDAM Tirtanadi North Sumatra province employee performance is not optimal, is visible from the specified quality objectives not yet achieved such a targeted company. There are several factors that affect the performance of these employees, among others, work ethic, job satisfaction, and achievement motivation. Some employees still lack the discipline to run the rules and operating procedures established by the company. Employees less willing to work hard, and even less honest in reporting the results of his work. Employee complaints who feel less satisfied because of the lack of attention and appreciation from the head of the installation of the performance achieved. Lack of morale and lack of willingness of some employees to improve the quality and performance.

Formulation of the problem in this research is: How does the work ethic, job satisfaction, and achievement motivation to employee performance Water Treatment Plant PDAM Tirtanadi North Sumatra Province, and how the influence of incentives and work environment on employee job satisfaction Water Treatment Plant PDAM Tirtanadi North Sumatra Province.

The theory used in this study was the theories of Human Resource Management, which deals about work ethic, job satisfaction, achievement motivation and performance.

(9)

Researchers took samples by using the Slovin formula and obtained as many as 55 people, employees in the sample. Data collected by interviews, questionnaires and documentation study. Processing data using SPSS software and analyzed with descriptive analysis and hypothesis testing with multiple linear regression.

The results test the first hypothesis suggests that the work ethic, job satisfaction and achievement motivation simultaneously has a very significant to employee performance in Water Treatment Plant PDAM Tirtanadi North Sumatra Province, and more job satisfaction partially dominant effect on employee performance. Testing the second hypothesis suggests that incentives and work environment simultaneously influence is very significant impact on job satisfaction of employees in Water Treatment Plant PDAM Tirtanadi North Sumatra Province, and partially dominant incentive effects on job satisfaction.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan hidayah dan karuniaNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penelitian yang

dilakukan penulis berjudul: “Pengaruh Etos Kerja, Kepuasan Kerja dan Motivasi

Berprestasi terhadap Kinerja Pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara”.

Selama menjalani proses perkuliahan dan melakukan penelitian serta

penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari

berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc, (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan juga selaku

Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan

(11)

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan masukan hingga selesainya penulisan tesis ini.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan juga selaku

Anggota Komisi Pembanding yang telah meluangkan waktu untuk memberi

masukan dan kritikan serta saran guna kesempurnaan tesis ini.

6. Ibu Dr. Yenni Absah, M.Si, dan Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Anggota

Komisi Pembanding yang telah meluangkan waktu untuk memberi masukan dan

kritikan serta saran guna kesempurnaan tesis ini.

7. Bapak dan Ibu staf pengajar beserta pegawai di Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Ayahanda Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA, dan Ibunda Dra. Hj. Nurgaya

Pasa, MA, yang telah banyak mendoakan penulis agar berhasil menyelesaikan

pendidikan magister ini.

9. Istri tercinta Siti Marisa, MA dan anak-anakku Raisah Mumtaz Daulay dan

Amirah Saidah Daulay atas kesabaran, motivasi, dan doa yang diberikan kepada

penulis dalam menyelesaikan pendidikan magister ini.

10.Bapak Direksi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan

izin atas penelitian yang dilakukan penulis.

11.Bapak Kepala Instalasi Pengolahan Air Sunggal, Deli Tua, Hamparan Perak,

Limau Manis, beserta pegawai yang telah memberikan kemudahan-kemudahan

(12)

12.Seluruh rekan-rekan Angkatan XV Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan kerjasamanya selama

penulis menempuh studi dan penyelesaian tesis ini.

13.Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam penyelesaian

tesis ini.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karuniaNya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis. Penulis

menyadari tesis ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.

Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh pembaca.

Semoga kiranya Allah SWT selalu memberikan taufik dan rahmatNya kepada kita

semua. Amin.

Medan, Februari 2011

Penulis,

(13)

RIWAYAT HIDUP

Nurul Kausar Daulay, dilahirkan di Medan pada tanggal 25 Juni 1979, anak

pertama dari empat bersaudara dari Ayahanda Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA

dan ibunda Dra. Hj. Nurgaya Pasa, MA. Menikah dengan Siti Marisa, MA, dan telah

dikaruniai dua orang anak, yaitu Raisah Mumtaz Daulay dan Amirah Saidah Daulay.

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Muhammadiyah Sapen

Yogyakarta, tamat dan lulus pada tahun 1991. Menyelesaikan pendidikan Sekolah

Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Padang Sidempuan, tamat dan lulus pada tahun

1994. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Umum di SMA Swasta

Al-Azhar Medan, tamat dan lulus pada tahun 1997. Tahun 1997 melanjutkan studi

di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, tamat dan lulus

pada tahun 2004. Pada tahun 2008 melanjutkan studi di Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 bekerja di PDAM Tirtanadi

Instalasi Pengolahan Air (IPA) Limau Manis, dan dari tahun 2010 sampai saat ini

(14)

DAFTAR ISI

II.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 18

II.4 Teori tentang Motivasi Berprestasi ... 19

II.4.1 Pengertian Motif dan Motivasi ... 19

II.4.2 Pengertian Motivasi Berprestasi ... 19

II.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi ... 21

II.4.4 Karakteristik Motivasi Berprestasi ... 21

II.5 Teori tentang Insentif ... 22

II.5.1 Pengertian Insentif ... 22

(15)

II.5.3 Program Insentif yang Efektif ... 24

II.6 Teori tentang Lingkungan Kerja ... 25

II.6.1 Pengertian Lingkungan Kerja ... 25

II.6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja .. 26

II.7 Teori tentang Kinerja ... 28

II.7.1 Pengertian Kinerja ... 28

II.7.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 28

II.5.3 Penilaian Kinerja ... 30

III.8.1 Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama... ... 42

III.8.2 Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua... ... 43

III.9 Definisi Operasional Variabel ... 43

III.9.1 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 43

III.9.1 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 45

III.10 Model Analisis Data ... 46

III.10.1 Model Analisis Data Hipotesis Pertama... 46

III.10.2 Model Analisis Data Hipotesis Kedua ... 47

III.11 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 49

III.11.1 Uji Validitas Instrumen ... 49

III.11.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 55

III.12 Pengujian Asumsi Klasik ... 56

III.12.1 Uji Normalitas ... 56

III.12.2 Uji Multikolinieritas ... 57

(16)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59 IV.1 Hasil Penelitian ... 59 IV.1.1 Gambaran Umum PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara ... 59 IV.1.2 Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara... ... 64 IV.1.3 Karakteristik Responden ... 65 IV.1.3.1 Karakteristik responden berdasarkan usia... . 65 IV.1.3.2 Karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin.. ... 66 IV.1.3.3 Karakteristik responden berdasarkan masa

kerja... ... 67 IV.1.3.4 Karakteristik responden berdasarkan

pendidikan... ... 67 IV.1.4 Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian

Hipotesis Pertama ... 68 IV.1.5 Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian

Hipotesis Kedua ... 72 IV.1.5.1 Penjelasan responden atas variabel insentif …. 72 IV.1.5.2 Penjelasan responden variabel lingkungan

kerja ... 73 IV.1.6 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 73 IV.1.6.1 Hasil uji normalitas hipotesis pertama ... 74 IV.1.6.2 Hasil uji multikolinearitas hipotesis pertama ... 76

IV.1.6.3 Hasil uji heteroskedastisitas hipotesis

(17)

IV.1.7 Pengujian Hipotesis Pertama ... ... 84

IV.1.7.1 Persamaan regresi berganda ... 84

IV.1.7.2 Koefisien determinasi (R2) ... 85

IV.1.7.3 Uji secara serempak (Uji F) ... 86

IV.1.7.4 Uji secara parsial (Uji t) ... 88

IV.1.8 Pengujian Hipotesis Kedua ... ... 89

IV.1.8.1 Persamaan regresi berganda ... 89

IV.1.8.2 Koefisien determinasi (R2) ... 90

IV.1.8.3 Uji secara serempak (Uji F) ... 91

IV.1.8.4 Uji secara parsial (Uji t) ... 92

IV.2 Pembahasan………... 93

IV.2.1 Pembahasan Hipotesis Pertama ... 93

IV.2.2 Pembahasan Hipotesis Kedua ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

V.1 Kesimpulan... 99

V.2 Saran ... 100

(18)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

I.1. Data Debit Produksi IPA PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara ... 2

I.2. Data Looses (Kehilangan Air) IPA PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara... 2

III.1. Jumlah Populasi Penelitian ... 40

III.2. Jumlah Sampel Penelitian ... 41

III.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 44

III.4. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 45

III.5. Jumlah Responden Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 49

III.6. Hasil Uji Validitas Variabel Etos Kerja ... 50

III.7. Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja ... 51

III.8. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Berprestasi... 52

III.9. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai ... 53

III.10. Hasil Uji Validitas Variabel Insentif... 54

III.11. Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja... 55

III.12. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 56

IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 65

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 67

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 67

IV.5 Penjelasan Responden atas Variabel Etos Kerja ... 68

IV.6 Penjelasan Responden atas Variabel Kepuasan Kerja ... 69

IV.7 Penjelasan Responden atas Variabel Motivasi Berprestasi ... 70

IV.8 Penjelasan Responden atas Variabel Kinerja Pegawai ... 71

(19)

IV.10 Penjelasan Responden atas Variabel Lingkungan Kerja ... 73

IV.11. Uji Kolmogorov – Smirnov (K-S) ... 76

IV.12. Hasil Uji Multikolinearitas ... 77

IV.13. Hasil Uji Glesjer ... 79

IV.14. Uji Kolmogorov – Smirnov (K-S) ... 81

IV.15. Hasil Uji Multikolinearitas ... 82

IV.16. Hasil Uji Glesjer ... 84

IV.17. Koefisien Regresi Hipotesis Pertama ... 84

IV.18. Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama ... 86

IV.19. Hasil Uji Simultan (Uji F) Hipotesis Pertama ... 86

IV.20. Hasil Uji Parsial (Uji t) Hipotesis Pertama ... 88

IV.21. Koefisien Regresi Hipotesis Kedua ... 89

IV.22. Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua ... 90

IV.23. Hasil Uji Simultan (Uji F) Hipotesis Kedua ... 91

(20)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

II.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama dan Kedua ... 37

IV.1. Uji Normalitas ... 74

IV.2. Uji Normalitas ... 75

IV.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 78

IV.4. Uji Normalitas ... 80

IV.5. Uji Normalitas ... 80

IV.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 83

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 103

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 124

3. Tabulasi Skor Jawaban Responden ... 130

4. Deskriptif Variabel... 142

5. Uji Kolgomorov-Smirnov ... 157

6. Uji Glesjer ... 158

7. Regresi Berganda ... 160

8. Perhitungan Ftabel dan ttabel ... 169

(22)

PENGARUH ETOS KERJA, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI INSTALASI PENGOLAHAN AIR PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Nurul Kausar Daulay, Prof. Dr. Paham Ginting, MS, dan Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRAK

Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara berfungsi untuk mengolah air baku menjadi air siap minum dengan melalui proses-proses pengolahan air yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES). Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan tentunya harus dibarengi dengan kinerja yang baik pula. Kinerja pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara belum optimal, ini terlihat dari sasaran mutu yang ditetapkan belum tercapai seperti yang ditargetkan perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai tersebut, antara lain adalah etos kerja, kepuasan kerja, dan motivasi berprestasi. Sebagian pegawai masih kurang disiplin menjalankan peraturan dan prosedur kerja yang ditetapkan perusahaan. Pegawai kurang mau bekerja keras, dan bahkan kurang jujur dalam melaporkan hasil pekerjaannya. Adanya keluhan pegawai yang merasa kurang puas dikarenakan kurangnya perhatian dan penghargaan dari kepala instalasi atas kinerja yang dicapai. Kurangnya semangat kerja serta kurangnya kemauan sebagian pegawai untuk meningkatkan kualitas dan prestasi kerjanya.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh etos kerja, kepuasan kerja, dan motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, dan bagaimana pengaruh insentif dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia, yang berkaitan tentang etos kerja, kepuasan kerja, motivasi berprestasi dan kinerja.

(23)

rumus Slovin dan diperoleh sebanyak 55 orang pegawai sebagai sampel. Data dikumpulkan dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda.

Hasil penelitian uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa etos kerja, kepuasan kerja dan motivasi berprestasi secara serempak berpengaruh sangat signifikan (highly significant) terhadap kinerja pegawai di Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, dan secara parsial kepuasan kerja lebih dominan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa insentif dan lingkungan kerja secara serempak berpengaruh sangat signifikan (highly significant) terhadap kepuasan kerja pegawai di Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, dan secara parsial insentif lebih dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja.

(24)

THE INFLUENCE OF WORK ETHIC, WORK SATISFACTION AND ACHIEVEMENT MOTIVATION, TO PERFORMANCE EMPLOYEE

JOB SATISFACTION WATER TREATMENT PLANT PDAM TIRTANADI NORTH

SUMATRA PROVINCE

Nurul Kausar Daulay, Prof. Dr. Paham Ginting, MS, and Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRACT

Water Treatment Plant PDAM Tirtanadi North Sumatra Province function to process the raw water into drinking water prepared through water treatment processes in accordance with the Regulation of the Minister of Health. To achieve the goals set by the company must be accompanied by a good performance as well. Water Treatment Plant PDAM Tirtanadi North Sumatra province employee performance is not optimal, is visible from the specified quality objectives not yet achieved such a targeted company. There are several factors that affect the performance of these employees, among others, work ethic, job satisfaction, and achievement motivation. Some employees still lack the discipline to run the rules and operating procedures established by the company. Employees less willing to work hard, and even less honest in reporting the results of his work. Employee complaints who feel less satisfied because of the lack of attention and appreciation from the head of the installation of the performance achieved. Lack of morale and lack of willingness of some employees to improve the quality and performance.

Formulation of the problem in this research is: How does the work ethic, job satisfaction, and achievement motivation to employee performance Water Treatment Plant PDAM Tirtanadi North Sumatra Province, and how the influence of incentives and work environment on employee job satisfaction Water Treatment Plant PDAM Tirtanadi North Sumatra Province.

The theory used in this study was the theories of Human Resource Management, which deals about work ethic, job satisfaction, achievement motivation and performance.

(25)

Researchers took samples by using the Slovin formula and obtained as many as 55 people, employees in the sample. Data collected by interviews, questionnaires and documentation study. Processing data using SPSS software and analyzed with descriptive analysis and hypothesis testing with multiple linear regression.

The results test the first hypothesis suggests that the work ethic, job satisfaction and achievement motivation simultaneously has a very significant to employee performance in Water Treatment Plant PDAM Tirtanadi North Sumatra Province, and more job satisfaction partially dominant effect on employee performance. Testing the second hypothesis suggests that incentives and work environment simultaneously influence is very significant impact on job satisfaction of employees in Water Treatment Plant PDAM Tirtanadi North Sumatra Province, and partially dominant incentive effects on job satisfaction.

(26)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kemajuan informasi dan teknologi di era globalisasi ini menuntut perusahaan

sebagai organisasi yang mengelola sumber daya produksi, sumber daya alam, sumber

daya keuangan, dan yang paling utama adalah sumber daya manusia sebagai

penggerak dan pengelola dari sumber daya yang ada. Sumber daya manusia yang

kreatif, inovatif, dan mempunyai kompetensi akan menghasilkan suatu jaminan

kualitas, baik dalam hal produk maupun pelayanan yang pada akhirnya akan

meningkatkan kepuasan pelanggan, kesejahteraan karyawan, dan kemajuan

perusahaan.

Kinerja pegawai adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi kemajuan

perusahaan. Semakin tinggi atau semakin baik kinerja pegawai maka tujuan

perusahaan akan semakin mudah dicapai, begitu pula sebaliknya yang terjadi apabila

kinerja pegawai rendah atau tidak baik.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai tersebut, antara lain

etos kerja pegawai itu sendiri, kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai, dan

motivasi untuk berprestasi yang dimiliki pegawai.

Instalasi Pengolahan Air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu unit kerja yang ada di PDAM

(27)

air siap minum dengan melalui proses-proses pengolahan air yang sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES).

Berdasarkan pengamatan di lapangan terlihat bahwa kinerja pegawai IPA

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara belum optimal, sehingga sasaran mutu

yang diinginkan belum tercapai seperti yang ditargetkan perusahaan. Ini dapat dilihat

pada Tabel I.1 dan Tabel I.2.

Sasaran AGST SEPT OKT NOV

Mutu 2010 2010 2010 2010

(L/Dtk) (L/Dtk) (L/Dtk) (L/Dtk) (L/Dtk)

1 IPA Sunggal 1500 1492,88 1490,75 1495,34 1498,68

2 IPA Deli Tua 1400 1398,97 1390,52 1388,14 1396,39

3 IPA Hamparan Perak 200 175,64 188,15 190,36 192,83

4 IPA Limau Manis 500 495,58 498,81 492,34 495,46

Sumber: IPA PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara (2010)

Tabel I.1. Data Debit Produksi IPA PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Unit Kerja No.

Sasaran AGST SEPT OKT NOV

Mutu 2010 2010 2010 2010

(%) (%) (%) (%) (%)

1 IPA Sunggal Max. 6 6,95 7,04 7,12 6,81

2 IPA Deli Tua Max. 6 7,15 7,08 7,2 6,93

3 IPA Hamparan Perak Max. 6 6,44 6,92 6,75 6,32

4 IPA Limau Manis Max. 6 6,75 6,38 6,8 6,24

Sumber: IPA PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara (2010)

Tabel I.2. Data Looses (Kehilangan Air) IPA PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Unit Kerja No.

Dari Tabel I.1 dapat dilihat bahwa debit air yang diproduksi masing-masing

Instalasi Pengolahan Air (IPA) mulai bulan Agustus 2010 sampai dengan November

(28)

tentunya akan mempengaruhi jumlah pengiriman air bersih yang dikirim ke

reservoir-reservoir penampungan air untuk diteruskan ke pelanggan, sehingga

pasokan air bersih kepada pelanggan juga menjadi berkurang.

Kekurangan debit produksi sangat besar pengaruhnya kepada pemenuhan

kebutuhan air bersih pelanggan. Misalnya pada Bulan Agustus 2010 jumlah

kekurangan debit produksi yang dihasilkan ke-4 (empat) Instalasi Pengolahan Air

tersebut adalah sebesar 36,93 liter/detik atau sama dengan 98.913.312,00 liter/bulan

atau sama 98.913,31 m3/bulan.

Demikian juga dengan tingkat kehilangan air (Tabel I.2) yang ditetapkan

perusahaan maksimal sebesar 6% untuk masing-masing Instalasi Pengolahan Air

tidak juga tercapai pada bulan Agustus 2010 sampai dengan November 2010. Hal ini

mengakibatkan semakin besarnya biaya produksi terutama pemakaian bahan baku

kimia.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai Instalasi

Pengolahan Air (IPA) PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara tersebut, antara lain

adalah etos kerja.

Etos kerja pegawai belum seperti yang diharapkan, ini terlihat dari masih

banyaknya pegawai yang kurang disiplin menjalankan peraturan dan prosedur kerja

yang ditetapkan perusahaan. Pegawai kurang mau bekerja keras, dan bahkan kurang

jujur dalam melaporkan hasil pekerjaannya. Keadaan yang demikian itu dapat

(29)

Motivasi berprestasi juga turut mempengaruhi kinerja pegawai IPA PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Sebagian pegawai masih menganggap pekerjaan

yang dilakukan sebagai suatu hal yang membebani diri, pekerjaan dilakukan sebagai

bentuk keterpaksaan, dan pekerjaan dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas semata.

Ini terlihat dari kurangnya semangat kerja sebagian pegawai dalam melaksanakan

pekerjaannya, kurangnya kemauan sebagian pegawai untuk meningkatkan kualitas

dan prestasi kerjanya.

Kepuasan kerja juga memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai. Adanya

keluhan pegawai yang merasa kurang puas dikarenakan kurangnya perhatian dari

kepala instalasi atas kinerja yang dicapai, kurangnya perhargaan terhadap pegawai

yang memiliki kinerja yang baik.

Lingkungan kerja merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan

kerja pegawai IPA PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Suara bising yang

ditimbulkan oleh mesin-mesin pompa mengganggu konsenstrasi pegawai dalam

bekerja, kurang baiknya penerangan di beberapa tempat, dan kurang sesuainya

temperatur/suhu udara di area tertentu. Hal ini tentunya mengakibatkan pegawai

merasa kurang nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya.

Selain itu faktor insentif juga mempengaruhi kepada kepuasan kerja pegawai.

Masih adanya sebagian pegawai, terutama pegawai operator yang menganggap

bahwa besaran jumlah tunjangan operator yang diterima dirasakan kurang adil dan

layak dikarenakan jenis pekerjaan yang mereka lakukan jika dibandingkan dengan

(30)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh etos kerja, kepuasan kerja, dan motivasi berprestasi

terhadap kinerja pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara?

2. Bagaimana pengaruh insentif dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja

pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh etos kerja, kepuasan kerja, dan

motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh insentif dan lingkungan kerja

terhadap kepuasan kerja pegawai Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Kepala Instalasi Pengolahan Air

(31)

meningkatkan etos kerja, kepuasan kerja, dan motivasi berprestasi serta kinerja

pegawai

2. Untuk menambah khasanah dan memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya di Program Studi Magister

Ilmu Manajemen.

3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang ilmu

manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai pengaruh etos kerja,

kepuasan kerja, dan motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai.

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Zulham (2008) meneliti dengan judul “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi

dan Etos Kerja terhadap Kinerja Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara Medan”. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri sipil dan

pegawai honorer Fakultas Ekonomi USU yang berjumlah 65 orang. Penentuan

sampel adalah sampel jenuh (sensus), sehingga jumlah sampel sama dengan jumlah

populasi yaitu 65 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi

linier berganda (multiple linier regression). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

budaya organisasi dan etos kerja secara serempak dan parsial berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

untuk mengetahui pengaruh etos kerja terhadap kinerja pegawai. Perbedaannya

adalah variabel lain yang diteliti (faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai

seperti motivasi berprestasi dan kepuasan kerja), tempat, waktu, populasi dan sampel

penelitian.

Lubis (2009) meneliti dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan”.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Khusus

(33)

sehingga jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yaitu 66 orang. Metode

analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda (multiple linier

regression). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan

kepuasan kerja secara serempak dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. Perbedaannya

adalah variabel lain yang diteliti (faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai

seperti etos kerja dan motivasi berprestasi), tempat, waktu, populasi dan sampel

penelitian.

Amelia (2008) meneliti dengan judul “Pengaruh Motivasi Berprestasi

terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa

di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan”. Populasi penelitian ini

adalah seluruh pegawai Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara yang

berjumlah 59 orang. Penentuan sampel adalah sampel jenuh (sensus), sehingga

jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yaitu 59 orang. Hasil penelitian

berdasarkan uji regresi linier berganda menunjukkan, dari lima sub variabel motivasi

berprestasi ada empat variabel yang berpengaruh terhadap kinerja perawat yaitu

promosi, tantangan, imbalan, dan pengakuan, sedangkan variabel prestasi kerja tidak

berpengaruh terhadap kinerja perawat.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

(34)

Perbedaannya adalah variabel lain yang diteliti (faktor lain yang mempengaruhi

kinerja pegawai seperti etos kerja dan kepuasan kerja), tempat, waktu, populasi dan

sampel penelitian.

II.2. Teori tentang Etos Kerja

II.2.1. Pengertian Etos Kerja

Istilah Inggris ethos diartikan sebagai watak atau semangat fundamental suatu

budaya, berbagai ungkapan yang menunjukkan kepercayaan, kebiasaan, atau perilaku

suatu kelompok masyarakat. Jadi, etos kerja berkaitan erat dengan budaya kerja.

Sebagai dimensi budaya, keberadaan etos kerja dapat diukur dengan tinggi rendah,

kuat (keras) atau lemah.

Sinamo (2005) menyatakan bahwa “Etos kerja adalah seperangkat perilaku

kerja positif yang berakar pada kedasaran yang kental, keyakinan yang fundamental,

disertai komitmen yang total pada paradigma kerja yang integral. Istilah paradigma

di sini berarti konsep utama tentang kerja itu sendiri yang mencakup idealisme yang

mendasari, prinsip-prinsip yang mengatur, nilai-nilai yang menggerakkan,

sikap-sikap yang dilahirkan, standar-standar yang hendak dicapai; termasuk karakter utama,

pikiran dasar, kode etik, kode moral, dan kode perilaku bagi para pemeluknya”.

Berpijak pada pengertian bahwa etos kerja menggambarkan suatu sikap, maka

dapat ditegaskan bahwa etos kerja mengandung makna sebagai aspek evaluatif yang

dimiliki oleh individu (kelompok) dalam memberikan penilaian terhadap kegiatan

(35)

Mengingat makna yang ada dalam pengertian etos kerja adalah unsur

penilaian, maka secara garis besar dalam penilaian itu dapat digolongkan menjadi

dua, yaitu penilaian positif dan negatif.

Berpangkal tolak dari uraian itu, maka suatu individu atau kelompok

masyarakat dapat dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi, apabila menunjukkan

tanda-tanda sebagai berikut:

a. Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia.

b. Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur bagi

eksistensi manusia.

c. Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan manusia.

d. Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekaligus

sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita.

e. Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah.

Sedangkan bagi individu atau kelompok masyarakat yang memiliki etos kerja

yang rendah, maka akan menunjukkan ciri-ciri yang sebaliknya, yaitu:

a. Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri.

b. Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja manusia.

c. Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memperoleh kesenangan.

d. Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan.

e. Kerja dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas hidup.

Etos kerja yang dimiliki seseorang atau kelompok masyarakat, akan menjadi

(36)

Apabila dikaitkan dengan situasi kehidupan manusia yang sedang

membangun, maka etos kerja yang tinggi akan dijadikan sebagai prasyarat yang

mutlak, yang harus ditumbuhkan dalam kehidupan itu. Karena hal itu akan membuka

pandangan dan sikap kepada manusianya untuk menilai tinggi terhadap kerja keras

dan sungguh-sungguh, sehingga dapat mengikis sikap kerja yang asal-asalan, tidak

berorientasi terhadap mutu atau kualitas yang semestinya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan etos kerja adalah

sikap mental yang tumbuh dari dalam diri yang mendasari perilaku pegawai dalam

menjalankan tugasnya.

Jika seseorang, suatu organisasi atau suatu kelompok menganut paradigma

kerja tertentu, percaya padanya secara tulus dan serius, serta berkomitmen pada

paradigma kerja tersebut, maka kepercayaan itu akan melahirkan sikap kerja dan

perilaku kerja mereka secara khas. Itulah etos kerja mereka.

Pegawai yang memiliki etos kerja yang tinggi tercermin dalam perilakunya,

seperti suka bekerja keras, bersikap adil, tidak membuang-buang waktu selama

bekerja, keinginan memberikan lebih dari sekedar yang disyaratkan, mau bekerja

sama, hormat terhadap rekan kerja, dan sebagainya. Tentu saja perusahaan

mengharapkan para pegawai memiliki etos kerja yang tinggi agar dapat memberikan

kontribusi bagi perkembangan perusahaan secara keseluruhan.

II.2.2. Aspek-aspek Etos Kerja

Menurut Sinamo (2005) setiap manusia memiliki spirit/roh keberhasilan, yaitu

(37)

menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras, disiplin, teliti, tekun, integritas,

rasional, bertanggung jawab dan sebagainya melalui keyakinan, komitmen, dan

penghayatan atas paradigma kerja tertentu. Dengan ini maka orang berproses menjadi

manusia kerja yang positif, kreatif, dan produktif. Dari ratusan teori sukses yang

beredar di masyarakat sekarang ini, Sinamo (2005) menyederhanakannya menjadi

empat pilar teori utama. Keempat pilar inilah yang sesungguhnya bertanggung jawab

menopang semua jenis dan sistem keberhasilan yang berkelanjutan (sustainable

success system) pada semua tingkatan. Keempat elemen itu lalu dia konstruksikan

dalam sebuah konsep besar yang disebutnya sebagai Catur Dharma Mahardika

(Bahasa Sanskerta) yang berarti empat darma keberhasilan utama, yaitu:

1. Mencetak prestasi dengan motivasi superior.

2. Membangun masa depan dengan kepemimpinan visioner.

3. Menciptakan nilai baru dengan inovasi kreatif.

4. Meningkatkan mutu dengan keunggulan insani.

Keempat darma ini kemudian dirumuskan pada delapan aspek etos kerja

sebagai berikut:

1. Kerja adalah rahmat, sehingga seseorang mau bekerja dengan tulus dan penuh

syukur.

2. Kerja adalah amanah, sehingga seseorang memiliki komitmen untuk bekerja benar

dan penuh tanggung jawab.

3. Kerja adalah panggilan, sehingga seseorang bisa bekerja tuntas dan penuh

(38)

4. Kerja adalah aktualisasi, maka seseorang harus bekerja keras dan penuh semangat.

5. Kerja adalah ibadah, sehingga seseorang memiliki komitmen untuk bekerja

dengan serius dan penuh kecintaan.

6. Kerja adalah seni, sehingga seseorang akan bekerja cerdas dan penuh kreativitas.

7. Kerja adalah kehormatan, sehingga seseorang akan bekerja tekun dan penuh

keunggulan.

8. Kerja adalah pelayanan, sehingga seseorang akan bekerja paripurna dan penuh

kerendahan hati.

II.3. Teori tentang Kepuasan Kerja

II.3.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pertumbuhan

dan perkembangan suatu organisasi, karena pegawai merupakan ujung tombak bagi

keberhasilan suatu organisasi, perlu dipuaskan agar lebih tanggap terhadap

lingkungannya.

Mangkunegara (2004) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu

perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan

dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan

dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima,

kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan

(39)

perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan,

kemampuan, pendidikan.

Menurut Sedarmayanti (2007) kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para pegawai memandang pekerjaan

mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Ini nampak dalam sikap positif pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang

dihadapi di lingkungan kerjanya. Departemen personalia atau manajemen harus

senantiasa memonitor kepuasan kerja, karena hal itu mempengaruhi tingkat absensi,

perputaran tenaga kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan dan masalah personalia

vital lainnya.

Sedangkan Robbins (2002) menyatakan bahwa “kepuasan kerja merujuk ke

sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya”.

Kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Menurut Sedarmayanti

(2007) pegawai yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai

kemantapan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Pegawai seperti

ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah dan

bosanan, emosi tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada

hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Sedangkan pegawai yang

mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran

yang lebih baik, kurang aktif dalam kegiatan serikat pegawai, dan (kadang-kadang)

berprestasi kerja lebih baik daripada pegawai yang tidak memperoleh kepuasan kerja.

(40)

organisasi, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan

pekerjaan.

II.3.2. Teori-teori Kepuasan Kerja

Di bawah ini dikemukakan teori-teori tentang kepuasan kerja, yaitu:

1. Discrepancy Theory (Teori Perbedaan)

Locke (dalam Mangkunegara, 2004) mengemukakan bahwa kepuasan kerja

pegawai bergantung pada perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang

diharapkan oleh pegawai. Apabila yang didapat pegawai ternyata lebih besar daripada

apa yang diharapkan maka pegawai tersebut menjadi puas. Sebaliknya, apabila yang

didapat pegawai lebih rendah daripada yang diharapkan, akan menyebabkan pegawai

tidak puas.

Berdasarkan pandangan tersebut, maka dapat dikatakan seseorang akan

merasa puas apabila tidak ada perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya

terhadap kenyataan yang ada, karena batas minimum yang diinginkan telah dipenuhi.

Apabila yang didapat ternyata lebih besar dari pada yang diinginkan, maka orang

akan menjadi lebih puas lagi walaupun terdapat (discrepancy). Perbedaan yang terjadi

disini adalah perbedaan yang positif. Sebaliknya, makin jauh kenyataan yang

dirasakannya itu di bawah standar minimum (negative discrepancy), maka makin

besar pula ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaannya.

2. Equity Theory (Teori Keseimbangan)

Mangkunegara (2004) mengemukakan komponen dari teori ini adalah input,

(41)

Wexley dan Yukl (dalam Mangkunegara, 2004) mengemukakan bahwa input

adalah semua nilai yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja.

Misalnya, pendidikan, pengalaman, skill, usaha, peralatan pribadi, jumlah jam kerja.

Outcome adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai. Misalnya, upah,

keuntungan tambahan, status simbol, pengenalan kembali (recognition), kesempatan

untuk berprestasi atau mengekspresikan diri. Sedangkan comparison person adalah

seorang pegawai dalam organisasi yang sama, seseorang pegawai dalam organisasi

yang berbeda atau dirinya sendiri dalam pekerjaan sebelumnya.

Menurut Mangkunegara (2004) puas atau tidak puasnya pegawai merupakan

hasil dari membandingkan antara outcome dirinya dengan perbandingan

input-outcome pegawai lain (comparison person). Jadi, jika perbandingan tersebut

dirasakan seimbang (equity) maka pegawai tersebut akan merasa puas. Tetapi, apabila

terjadi tidak seimbang (inequity) dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu

ketidakseimbangan yang menguntungkan dirinya dan, sebaliknya ketidakseimbangan

yang menguntungkan pegawai lain yang menjadi pembanding.

3. Teori Dua Faktor dari Hezberg

Menurut Hezberg (dalam Mangkunegara, 2004) dua faktor yang dapat

menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas yaitu faktor pemeliharaan dan

faktor pemotivasian. Faktor pemeliharaan disebut pula dissatisfiers, hygiene factors,

job context, extrinsic factors yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan,

kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawas, hubungan dengan subordinate,

(42)

disebut pula satisfiers, motivators, job content, intrinsic factors yang meliputi

dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan, work it self, kesempatan berkembang,

dan tanggung jawab.

4. Teori Pemenuhan Kebutuhan

Mangkunegara (2004) mengatakan bahwa kepuasan kerja pegawai tergantung

pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pegawai. Pegawai akan merasa puas apabila

ia mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan pegawai terpenuhi,

maka makin puas pula pegawai tersebut. Begitu pula sebaliknya apabila kebutuhan

pegawai tidak terpenuhi, maka pegawai itu akan merasa tidak puas.

5. Teori Pandangan Kelompok

Menurut Mangkunegara (2004) bahwa kepuasan kerja pegawai bukanlah

bergantung pada pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat bergantung pada

pandangan dan pendapat kelompok yang oleh para pegawai dianggap sebagai

kelompok acuan. Kelompok acuan tersebut oleh pegawai dijadikan tolok ukur untuk

menilai dirinya maupun lingkungannya. Jadi, pegawai akan merasa puas apabila hasil

kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan oleh kelompok acuan.

6. Teori Pengharapan

Teori pengharapan dikembangkan oleh Victor H. Vroom. Kemudian teori ini

diperluas oleh Porter and Lawler. Mangkunegara (2004) mengemukakan bahwa

Vroom menjelaskan bahwa motivasi merupakan suatu produk dari bagaimana

seseorang menginginkan sesuatu, dan penaksiran seseorang memungkinkan aksi

(43)

Selanjutnya Mangkunegara (2004) mengemukakan bahwa pengharapan

merupakan kekuatan keyakinan pada suatu perlakuan yang diikuti dengan hasil

khusus. Hal ini menggambarkan bahwa keputusan pegawai yang memungkinkan

mencapai suatu hasil dapat menuntun hasil lainnya.

II.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2004), ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan

kerja, yaitu faktor pegawai dan faktor pekerjaannya. Faktor pegawai, yaitu

kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan,

pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap

kerja. Sedangkan faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat

(golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi

jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.

Menurut Rivai (2006), secara teoritis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kepuasan kerja, seperti gaya kepemimpinan, produktivitas kerja, perilaku, locus of

control, pemenuhan pengharapan penggajian dan efektivitas kerja. Faktor-faktor yang

biasa digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai adalah; a) isi

pekerjaan, b) supervisi, c) organisasi dan manajemen, d) kesempatan untuk maju,

e) gaji dan keuntungan dalam finansial lainnya seperti adanya insentif, f) rekan kerja,

(44)

II.4. Teori tentang Motivasi Berprestasi

II.4.1. Pengertian Motif dan Motivasi

Stanton (dalam Mangkunegara, 2004) mendefinisikan bahwa suatu motif

adalah kebutuhan yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu dalam

mencapai rasa puas.

Stanford (dalam Mangkunegara, 2004) mengemukakan bahwa motivasi

adalah sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan

tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas, Mangkunegara (2004) menyimpulkan bahwa

motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi

agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan

motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan

dari motifnya.

II.4.2. Pengertian Motivasi Berprestasi

McClelland (dalam Robbins, 2002) mengartikan motivasi berprestasi sebagai

dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar

dan berusaha untuk mendapatkan keberhasilan. Jadi, bisa dikatakan bahwa individu

yang memiliki motivasi berprestasi adalah individu yang berorientasi pada tugas,

menyukai bekerja dengan tugas-tugas yang menantang di mana penampilan individu

pada tugas tersebut dapat dievaluasi dengan berbagai cara, bisa dengan

(45)

McClelland (dalam Mangkunegara, 2004) mengemukakan adanya tiga macam

kebutuhan yang dapat memotivasi gairah bekerja, yaitu:

1. Need of Achievement (kebutuhan akan prestasi)

Yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan

tanggung jawab untuk pemecahan masalah. Seorang pegawai yang mempunyai

kebutuhan akan berprestasi tinggi cenderung untuk berani mengambil resiko.

Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih

baik daripada sebelumnya, selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih

tinggi.

2. Need for Affiliation (kebutuhan akan afiliasi)

Yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk berinteraksi

dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang

merugikan orang lain.

3. Need for Power (kebutuhan akan kekuasaan)

Yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari dorongan untuk

mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain.

Mangkunegara (2004) mengemukan bahwa motivasi berprestasi dapat

diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau

mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi

dengan predikat terpuji.

Berdasarkan definisi motivasi berprestasi di atas, maka dapat diambil

(46)

individu untuk mengungguli, mendapatkan prestasi yang dihubungkan dengan

seperangkat standar dan berusaha untuk mendapatkan kesuksesan atas kegiatan yang

dilakukannya.

II.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi

Mangkunegara (2004) berpendapat ada 2 (dua) faktor yang sangat

mempengaruhi motivasi berprestasi dan pencapaian prestasi, yaitu tingkat kecerdasan

(IQ) dan kepribadian. Artinya, orang yang mempunyai motivasi prestasinya tinggi

bila memiliki kecerdasan yang memadai dan kepribadian yang dewasa akan mampu

mencapai prestasi maksimal. Hal ini karena IQ merupakan kemampuan potensi, dan

kepribadian merupakan kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan fungsi

psiko-fisiknya yang sangat menentukan dirinya dalam menyesuaikan diri terhadap

lingkungan.

II.4.4. Karakteristik Motivasi Berprestasi

McClelland (dalam Mangkunegara, 2004) mengemukakan 6 (enam)

karakteristik motivasi berprestasi tinggi, yaitu:

1. Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.

2. Berani mengambil dan memikul resiko.

3. Memiliki tujuan yang realistik.

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan.

5. Memanfaatkan umpan balik yang konkret dalam semua kegiatan yang dilakukan.

(47)

Sedangkan karakteristik motivasi berprestasi rendah, menurut Mangkunegara

(2004) adalah sebagai berikut:

1. Kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan suatu pekerjaan atau

kegiatan.

2. Memiliki program kerja tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang

realistik, serta lemah melaksanakannya.

3. Bersikap apatis dan tidak percaya diri.

4. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

5. Tindakannya kurang terarah pada tujuan.

II.5. Teori tentang Insentif

II.5.1. Pengertian Insentif

Pemberian insentif yang adil dan layak merupakan daya penggerak yang

merangsang terciptanya pemeliharaan karyawan. Karena dengan pemberian insentif

karyawan merasa mendapat perhatian dan pengakuan terhadap prestasi yang

dicapainya, sehingga semangat kerja dan loyalitas karyawan akan menjadi lebih baik.

Pelaksanaan pemberian insentif dimaksudkan perusahaan terutama untuk

meningkatkan prestasi kerja karyawan dan mempertahankan karyawan yang

mempunyai produktivitas tinggi untuk tetap berada di dalam perusahaan. Insentif itu

sendiri merupakan rangsangan yang diberikan kepada karyawan dengan tujuan untuk

(48)

Hal ini berarti insentif merupakan suatu bentuk motivasi bagi karyawan agar dalam

diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi perusahaan.

Ada beberapa definisi yang dikemukakan para ahli mengenai insentif, antara

lain:

1. Hasibuan (2005) memberikan definisi sebagai berikut: “Insentif adalah daya

perangsang yang diberikan kepada karyawan tertentu berdasarkan prestasi

kerjanya agar karyawan terdorong meningkatkan prestasi kerjanya”.

2. Adapun definisi menurut Terry dan Leslie (2003) adalah:

Incentive an important actuating tool. Human being tend to strive more itensely

when the reward for accomplishing satisfies their personal demand”.

Artinya: Insentif adalah suatu alat penggerak yang penting. Manusia cenderung

untuk berusaha lebih giat apabila balas jasa yang diterima memberikan kepuasan

terhadap apa yang diminta.

3. Menurut Mangkunegara (2004), pemberian insentif adalah suatu penghargaan

dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi kepada

karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam

mencapai tujuan-tujuan organisasi.

4. Harianja (2002) menyatakan: “Insentif diartikan sebagai bentuk pembayaran

langsung yang didasarkan atau dikaitkan langsung dengan kinerja dan gain

sharing yang juga dikaitkan dengan kinerja dan diartikan sebagai pembagian

keuntungan bagi karyawan akibat peningkatan produktivitas atau penghematan

(49)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa insentif adalah

salah satu bentuk rangsangan yang diberikan kepada pegawai agar dalam diri mereka

timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi perusahaan.

II.5.2. Bentuk-bentuk Pemberian Insentif

Menurut Hasibuan (2005) menyatakan bahwa bentuk-bentuk insentif adalah

1. Nonmaterial Insentif

Nonmaterial insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan

berbentuk penghargaan atau pengukuhan berdasarkan prestasi kerjanya. Misalnya

piagam, piala, medali.

2. Sosial Insentif

Sosial insentif adalah daya perangsang yang diberikan pada karyawan berdasarkan

prestasi kerjanya, berupa fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan

kemampuannya, seperti promosi, mengikuti pendidikan atau naik haji.

3. Material Insentif

Material insentif, adalah daya perangsang yang diberikan pada karyawan

berdasarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang dan barang. material insentif ini

bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan dan

keluarganya.

II.5.3. Program Insentif yang Efektif

Sebuah sistem insentif biasanya akan memiliki kesempatan sukses yang lebih

besar jika semua karyawan di dalam organisasi diberi kesempatan berpartisipasi. Jika

(50)

orang-orang yang memiliki kesempatan memperoleh bayaran insentif ekstra, dan

akibatnya akan kurang mau bekerjasama sampai maksimal.

Program insentif yang dirancang dengan baik akan berjalan karena program

tersebut didasarkan pada dua prinsip psikologis yang diterima dengan baik, yaitu:

motivasi yang meningkat menyebabkan melejitnya kinerja dan pengakuan merupakan

faktor utama dalam motivasi. Sayangnya, banyak program insentif yang dirancang

secara tidak tepat, dan program tersebut akhirnya tersendat-sendat.

Menurut Handoko (2000) ada beberapa prinsip lain yang perlu diperhatikan

dalam pemberian insentif, yaitu:

1. Program insentif karyawan hendaknya memuaskan kebutuhan nyata.

2. Insentif hendaknya sesuai dengan kegiatan-kegiatan di mana pendekatan

kelompok lebih efisien daripada perseorangan.

3. Insentif hendaknya disusun atas dasar cakupan kegunaan seluas mungkin.

4. Adanya program komunikasi yang terencana baik dan mempunyai jangkauan luas,

agar program pelayanan karyawan bermanfaat bagi perusahaan.

5. Biaya-biaya program insentif hendaknya dapat dihitung dan dikelola dengan

kebijaksanaan pembelanjaan yang baik

II.6. Teori tentang Lingkungan Kerja

II.6.1. Pengertian Lingkungan Kerja

Sedarmayanti (2007) mendifinisikan Lingkungan kerja adalah keseluruhan

(51)

bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan

maupun sebagai kelompok.

Menurut Nitisemito (2000) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada

di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang diembankan.

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan

manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam

suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap para

karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang

memadai bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan

kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan

motivasi kerja karyawan.

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia

dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian

lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh

lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan

waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja

yang efisien.

II.6.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga

dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi

(52)

manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman.

Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang

lama. Lebih jauh lagi, Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga

dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem

kerja yang efisien. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi

lingkungan kerja.

Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2007) yang dapat

mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan

kemampuan karyawan, diantaranya adalah:

1. Penerangan/cahaya di tempat kerja.

2. Temperatur/suhu udara di tempat kerja.

3. Kelembaban di tempat kerja.

4. Sirkulasi udara di tempat kerja.

5. Kebisingan di tempat kerja.

6. Getaran mekanis di tempat kerja.

7. Bau tidak sedap di tempat kerja.

8. Tata warna di tempat kerja.

9. Dekorasi di tempat kerja.

(53)

II.7. Teori tentang Kinerja

II.7.1. Pengertian Kinerja

Mangkunegara (2004) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Sedangkan Soeprihanto (2001) menyatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja

seorang pegawai pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang pegawai selama periode

tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau

kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Dari pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja adalah hasil yang

dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.

Menurut Robbins (2002), tingkat sejauhmana keberhasilan seseorang dalam

menyelesaikan pekerjaannya disebut “level of performance”. Biasanya orang yang

level of performance-nya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya

orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau

berperformance rendah.

II.7.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara

satu pegawai dengan pegawai lainnya yang berada di bawah pengawasannya.

Walaupun pegawai-pegawai bekerja pada tempat yang sama namun produktivitas

(54)

Menurut Rivai (2006), secara garis besar perbedaan kinerja ini disebabkan

oleh 3 (tiga) faktor, yaitu:

1. Variabel individual, terdiri dari: kemampuan dan keterampilan, mental dan fisik,

latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian, demografis, umur, asal usul,

jenis kelamin.

2. Variabel organisasional, terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, imbalan,

struktur, desain pekerjaan.

3. Variabel psikologis, terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi.

Menurut Soeprihanto (2001), ada dua variabel yang dapat mempengaruhi

kinerja, yaitu:

1. Faktor kemampuan, yaitu:

a) Pengetahuan: pendidikan, pengalaman, latihan dan minat.

b) Keterampilan: kecakapan dan kepribadian.

2. Faktor motivasi, yaitu:

a) Kondisi sosial: organisasi formal dan informal, kepemimpinan.

b) Serikat kerja kebutuhan individu: fisiologi, sosial dan egoistik.

c) Kondisi fisik: lingkungan kerja.

Mangkunegara (2004) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan motivasi (motivation).

Dharma (2006) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Gambar

Gambar II.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama dan Kedua
Tabel III.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Tabel III.4. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
Tabel III.6. Hasil Uji Validitas Variabel Etos Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa secara serempak variabel kecerdasan emosional dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: (1) Ada hubungan positif yang signifikan antara kepuasan kerja dengan motivasi berprestasi pada pegawai Balai PSDA (Pengelolaan Sumber

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: (1) Ada hubungan positif yang signifikan antara kepuasan kerja dengan motivasi berprestasi pada pegawai Balai PSDA (Pengelolaan Sumber

Pengaruh Kepuasan kerja ( X 2 ) Terhadap Kinerja Karyawan ( Y ) Hipotesis kedua menyatakan kepuasan kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

Untuk rnengetahui dan menganalisa apakah pengembangan karir berpengaruh secara tidak langsung terhadap motivasi berprestasi melalui kepuasan

Secara serempak motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Badan Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Sumatera

interpersonal guru mempengaruhi motivasi berprestasi dan kepuasan kerja guru serta untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap kepuasan kerja guru. Berdasarkan

Dari penjelasan mengenai pengaruh motivasi berprestasi dan kepuasan kerja yang dilakukan oleh tanggapan responden terhadap kinerja pegawai kantor pelayanan pajak