• Tidak ada hasil yang ditemukan

COVER HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL PADA Hubungan Pola Asuh dengan Masalah Psikososial pada Anak di SD Negeri Pajang 1 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "COVER HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL PADA Hubungan Pola Asuh dengan Masalah Psikososial pada Anak di SD Negeri Pajang 1 Surakarta."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

COVER

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL PADA ANAK DI SD NEGERI PAJANG 1 SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

NISSA ABIYYA IHWANAH

J500130053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

 

ABSTRAK

Hubungan Pola Asuh dengan Masalah Psikososial pada Anak di SD Negeri Pajang 1 Surakarta

Abstrak

Masalah psikososial merupakan masalah yang penting untuk diketahui orangtua karena mempunyai dampak yang menyebabkan anak sulit untuk menyesuaikan diri pada aktivitas sehari-hari seperti bersosialisasi, belajar atau bersekolah, masalah tidur dan masalah pada tingkah laku. Pravalensi masalah psikososial pada anak sebesar 39,8%. Ketegangan emosional atau krisis-krisis yang dialami anak pertamakali dapat meyebabkan anak mengalami masalah psikososial, oleh karenanya fungsi keluarga menjadi yang utama. Keluarga merupakan lembaga pertama anak untuk bersosialisasi dan peran orangtua sangat penting pada perkembangan psikososial anak, maka pola asuh dapat menjadi faktor yang turut terlibat dalam timbulnya masalah psikososial ini. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara pola asuh orangtua dengan masalah psikososial pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan subjek penelitian siswa SD Negeri Pajang 1 Surakarta. Dengan teknik simple random sampling didapatkan 55 sampel siswa. Data diperoleh dengan pengisian kuesioner KPAA (Kuesioner Pola Asuh Anak) dan Kuesioner PSC-17 (Pediatric Symptom Checklist-17) yang diisi oleh orangtua, dan diolah dengan menggunakan uji Pearson. Data diolah dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 23.00 for Windows. Hasil penelitian yang didapatkan Berdasarkan penelitian nilai rata-rata pola asuh 42,15 dan hasil nilai rata-rata padamasalah psiksososial adalah 10,65. Uji korelasi dengan menggunakan uji korelasi Pearson, dengan sebaran data normal. Hasil analisis hubungan antara pola asuh dengan masalah psikososial pada anak didapatkan nilai r= 0,372 dan p= 0,005. Kesimpulan, Terdapat hubungan yang bermakna dengan korelasi yang searah antara pola asuh dengan masalah psikososial pada anak di SD Negeri Pajang 1 Surakarta.

Kata Kunci : pola asuh, masalah psikososial, perkembangan psikososial.

Abstract

(6)

parenting be able to be factor that caused psychosocial problems. This research aims to analyze the correlations between parenting and psychosocial problems on children. The method of the research It is Analitical Observational studies with cross sectional approach. Based on the technique simple random sampling the sample are 54. Parents as respondent are fill the KPAA (Parenting Questionare) and PSC-17 (Pediatric Symptom Checklist-17) then the correlation analyzed by Pearson test with Statistical Product and Service Solution (SPSS) 23.00 for Windows. In the study result mean value from parenting score are 42.5 and 10.65 mean value from the psychosocial problems. The data distributions are normal then The correlations analyzed by Pearson test. The result are r= 0.372 dan p= 0.005 it means there is a correlations between parenting and psychosocial problems. Conclusion, There is a possitive correlation between parenting and psychosocial problems on children at Pajang 1 Elementary School of Surakarta.

Key words : Parenting, Psychosocial problems, Psychosocial development.

1. PENDAHULUAN

Anak adalah individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1tahun), usia bermain (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun) (Savitri, et al., 2015). Populasi kelompok usia anak di Indonesia pada tahun 2013 mencakup 37,66% dari seluruh kelompok usia atau ada 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak. Berdasarkan kelompok usia, jumlah anak kelompok usia 0-4 tahun sebanyak 22,7 juta jiwa (9,54%), kelompok usia 5-9 tahun sebanyak 23,3 juta jiwa (9,79%), kelompok usia 10-14 tahun sebanyak 22,7 juta jiwa (9,55%) (Kemenkes, 2014).

(7)

sosial, serta anak akan mendapatkan kematangan sosial melalui lingkungan disektitarnya. Pengasuhan yang dilakukan orang tua juga akan mempengaruhi kepribadian anak (Yusuf, 2015). Kepribadian yang baik dapat diwujudkan dari peran orang tua yang sesuai dengan tuntutan perkembangan anak sehingga anak akan menumbuhkan konsep diri positif dalam menilai diri sendiri (Riandini, 2015), namun kesalahan dalam pola pengasuhan akan menimbulkan masalah pada perkembangan, hal ini berdampak pada kehidupan masa depan anak yang akan menjadikan anak sulit bersosialisasi dan berkembang sesuai batas kemampuannya, hal ini merupakan masalah psikososial anak (Utami, 2008).

Perkembangan psikososial merupakan proses seumur hidup, pada setiap tahap perkembangan psikososial terdapat berbagai tugas perkembangan yang harus diselesaikan anak. Seorang individu yang tidak berhasil menyelesaikan tugas perkembangannya akan menjadi hambatan dalam mencapai tahap selanjutya, jika tugas ini tidak terselesaikan menyebabkan masalah-masalah psikososial yang nantinya berakibat pada timbulnya psikopatologi (Prasetyo, 2010).

Sumber penyebab gangguan jiwa terdapat pada satu atau lebih dari kelima bidang yaitu badan, psikologis sosial, kultural dan spiritual, yang saling mempengaruhi hanya biasanya dititik beratkan pada unsur bio-psiko-sosial. Masalah psikososial pada anak dapat berupa masalah tidur, masalah makan, masalah bicara dan masalah bahasa, masalah afektif, enuresis dan enkopresis, menggigit kuku, ketakutan, gangguan emosional, dan gangguan tingkah laku (Widiani, et al., 2015; Maramis & Maramis, 2009).

(8)

Anak pada pengasuahan demokratis akan memiliki harga diri yang tinggi dan mandiri (Santrock, 2014). Pada dasarnya pengasuhan yang diterapan orangtua dimaksudkan agar anak tumbuh menjadi orang yang matang dan dewasa secara sosial (Utami, 2008), namun orangtua seringkali tidak menyadari bahwa pola pengasuhan yang diterapkan kepada anak adalah pola pengasuhan yang salah, dengan alasan mendidik anak terkadang orang tua atau secara tidak sadar menerapkan pola asuh yang salah terhadap anak, sehingga memberikan dampak masalah psikososial anak (Setiawan, 2015).

Berkaitan dengan uraian diatas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pola asuh terhadap masalah psikososial pada anak di SD Negeri Pajang 1 Surakarta.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik, dengan rancangan penelitan Cross Sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pajang 1 Surakarta dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Estimasi besar sampel yang didapatkan dari perhitungan adalah 55 responden. Kriteria sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Siswa-siswi SD Negeri Pajang 1 Surakarta Kelas 5 dan 6, Bersedia menjadi responden dan tinggal bersama kedua orang tua siswa yang mempunyai kelainan kondisi fisik tidak dimasukan dalam kriteria sampel. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar persetujuan, Kuesioner Pola Asuh Anak (KPAA) dan Kuesioner PSC-17 yang diisi oleh orangtua. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis Korelatif yaitu dengan uji statistik Pearson.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian

(9)

telah memenuhi kriteria sebanyak 55 siswa dan siswi. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :

1.1.1. Karakteristik Responden

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan usia

Usia Responden (Tahun)

N %

11 42 76.4 12 12 21.8 13 1 1.8 Total 55 100 Sumber data primer

[image:9.595.165.506.195.279.2]

Jumlah responden yang paling banyak dalam penelitian ini adalah responden yang berusia 11 tahun, yaitu sebanyak 42 (76%) siswa dan jumlah resonden yang paling sedikit adalah berusia 13 tahun, yaitu 1 (1,8%).

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin N %

Laki-laki 33 60

Perempuan 22 40

Total 55 100

Sumber data primer

Jumlah responden yang paling banyak berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki sebesar 60% sedangkan jenis kelamin perempuan sebesar 40%.

1.1.2. Analisis Bivariat

Tabel 6. Hasil korelasi Pearson

Pearson r P

Pola Asuh

Masalah Psikososial 0,332 0,005

Sumber data primer

Berdasarkan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan hasil sesuai

hipotesis (p > 0,05) yaitu 0,005 dengan nilai r = 0,372 menunjukkan korelasi

[image:9.595.165.502.396.480.2]
(10)

3.2Pembahasan

Sampel yang berhasil dianalisis pada penelitian adalah 55 siswa yang merupakan siswa kelas 5 dan kelas 6. Responden penelitian yang terlibat dalam penelitian ini adalah orangtua dari siswa yang berusia

≥11 tahun yang bersekolah di SD Negeri Pajang 1 Surakarta. Dari sampel yang telah diperoleh diketahui bahwa distribusi menurut usia anak yang paling banyak berusia 11 tahun, sedangkan distribusi menurut jenis kelamin adalah laki-laki. Prevalensi masalah psikososial pada siswa-siswi di SD Negeri Pajang 1 Surakarta sebesar 29,1 %.

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji Pearson terbukti terdapat hubungan dengan kekuatan korelasi yang lemah antara pola asuh orangtua dengan masalah psikososial pada anak dengan nilai p = 0,005 dan nilai r = 0,372. Pola asuh yang memiliki skor tinggi cenderung pola asuh yang tidak diharapkan dan semakin tinggi skor PSC yang didapat maka semakin besar nilai masalah psikososialnya. Hal ini sesuai dengan arah korelasi yang searah. Penelitian ini sesuai dengan tinjauan teoritik sebelumya bahwa pola asuh yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya akan menetukan bagaimana keberhasilan dalam perkembangan psikososial anak dan tidak adekuatnya pola asuh menyebabkan terjadinya masalah psikososial. Temuan penelitian ini sesuai dengan studi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahayu bahwa terdapat pengaruh antara pola asuh dengan perkembangan psikososial pada anak yang menunjukkan adanya keterkaitan antara sikap orangtua yang tidak sesuai seperti sikap yang suka melarang dan meyalahkan akan menjadi penyebab tidak terselesaikannya perkembangan psikososial pada anak sehingga timbul masalah psikososial.

(11)

tugas-tugas yang harus diselesaikan, apabila perkembangan psikososial ini terdapat krisis yang tidak dapat terselesaikan dapat menyebabkan masalah psikososial. Dalam hal ini pola asuh sangat berpengaruh dalam perkembangan psikososial anak karena dalam masa kanak-kanak masih sangat bergantungan dengan tuntunan atau contoh dari orangtua. Anak menilai dirinya berdasarkan apa yang dialami dan didapatkan dari lingkungannya, sehingga anak akan mencontoh keluarga dalam bertindak, karena keluarga merupakan lembaga pertama dimana anak berinteraksi dan belajar menjadi mahluk sosial.

Pola asuh asuh menurut Braumind ada 3 tipe dan masing-masing pola asuh mempunyai dampak terhadap perkembangan anak. Pada pola asuh otoritatif yaitu pola asuh yang memberikan batasan dan juga kontrol kepada anak sehingga pada pengasuhan jenis ini anak tumbuh menjadi anak mandiri. Pola pengasuhan permisif orangtua kurang memberikan batasan dan kendali, selalu menuruti kemauan yang diinginkan anak, anak dengan pola pengasuhan ini cenderung kurang percaya diri. Pola asuh yang memberikan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi tanpa adanya negosiasi dengan anak merupakan pola asuh otoriter, dimana anak akan merasa kurang bahagia dan cemas. Pola asuh orangtua yang diterapkan kepada anak masing-masing mempunyai perbedaan sehingga menimbulkan konsep diri pada anak yang berbeda pula (Riandini, 2015). Menurut Irawati pola asuh yang adekuat merupakan pola asuh otoritatif namun sebaliknya pola asuh yang tidak adekuat yaitu pola asuh permisif, otoriter dan pengabaian (Ismail, 2015). Jenis pola asuh yang diterapkan oleh orangtua terhadap anaknya menentukan keberhasilan perkembangan psikososial anak. Dalam hal ini orangtua perlu memperhatikan peyesuaian diri dan sosial anak sehingga tidak menimbulkan masalah psikososial pada anak (Utami, 2008).

(12)

masalah psikososial. Masalah psikososial dapat terjadi karena adanya stresor psikososial. Stresor psikososial pada hal ini merupakan pola asuh. Masalah psikososial dapat mempengaruhi mental, perilaku dan sosialisasi. Mental pada anak yang mengalami masalah psikososial seperti depresi dan kecemasan. Masalah psikososial juga dapat mempengaruhi perilaku anak menunjukan perilaku yang tidak sesuai dengan permintaan dan kebiasaan dengan teman-teman sebayanya. Dan sosialisasi terhadap lingkungan seperti kesulitan dalam berteman, kesulitan dalam belajar, mogok sekolah, dan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Manifestasi tersebut dapat muncul karena adanya ketegangan dan perkembangan psikososial yang tidak dapat terselesaikan dikarenakan pola asuh yang tidak sejalan dengan perkembangan psikososial anak.

4. PENUTUP

Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah terdapat hubungan positif dengan korelasi yang lemah antara pola asuh orangtua dengan masalah psikososial pada anak di SD Negeri Pajang 1 Surakarta (r= 0,332; p= 0,005; p < 0,05).

PERSANTUNAN

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, B., 2000. Profil Keluarga Anak-Anak Bermasalah. Jurnal Psikologi,

Volume 1, pp. 10-22.

Andayani, B., 2004. Tinjauan Pendekatan Ekologi Tentang Perilaku Pengasuhan Orangtua. Buletin Psikologi, Volume 1, pp. 44-60.

Andayani, B. & Koentjoro, 2012. Peran Ayah Menuju Coparenting. Sidoarjo: Laros.

Boeree, G., 2006. Personality Theories. Shippensburg: Psychology Department Shippensburg University.

Bruns, D. & Mark, J., 2005. Chronic Pain and Biopsychosocial Disorders.

Partical pain management, 5(7), pp. 1-10.

Damayanto, A. & Maria, R., 2013. Perkembangan Psikososial pada Anak Prasekolah yang mengikuti dan tidak mengikuti PAUD Kelurahan Jatirahayu Bekasi, Depok: FIK UI.

Fahrudin, A. & Mulyani, 2011. Reaksi Psikososial Terhadap Penyakit Di Kalangan Penderita Talasemia Mayor Di Kota Bandung. Informasi,

Volume 16, pp. 157-176.

Gardner , W. & Kelleher, K., 1999. Pediatric Symptom Checklist-17 (PSC-17),

s.l.: Columbus Children’s Research Institute. 

Gardner, W., Lucas, A., Kolko, D. & Campo, J., 2007. Comparison of the PSC-17 and Alternative Mental Health Screens in an At-Risk Primary Care Sample. JAACAP, 46(5), pp. 611-618.

Hassan, R. & Alatas, H., 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: INFOMEDIKA JAKARTA.

Hastuti, D., Alfiasari & Chandriyani, 2010. Nilai Anak, Stimulasi Psikososial, Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia 2-5 Tahun Pada Keluarga Rawan Pangan Di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Jur. Ilm. Kel. & Kons.,

Volume 3, pp. 27-34.

Ismail, R. I., 2015. Kuisoner Pola Asuh Anak dan Remaja, Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

K. R., 2014. Kondisi Pencapaian Program Kesehatan Anak Indonesia, s.l.: Kemenkes RI.

(14)

Notoatmojdo, P. D. S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novack, D. Cameron, O., Waldstein, S & Levenstein, S., 2007. Psychosomatic medicine: The Scientific Founation Of The Biopsychosocial Model.

Academi Psychiatry, Volume 31, pp. 338-401.

Prasetyo, J., 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Pujiastuti, E., Fadlyana, E. & Garna, H., 2013. Perbandingan Masalah Psikososial pada Remaja Obes dan Gizi Normal Menggunakan Pediatric Symptom Checklist (PSC)-17. Sari Pediatri, Volume 15, pp. 201-106.

Putra, A., 2012. Distribusi Masalah Psikososial dan Lingkungan Pada Pasien Gangguan Bipolar. Medan, USU.

Rakhmawati, I., 2015. Peran Keluarga Dalam Pengasuhan Anak. KONSELING RELIGI: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Volume 6, pp. 1-18.

Riandini, S., 2015. Pengaruh Pola Pengasuhan dengan Perkembangan Komunikasi Anak Autis kepada Orang Tua. Majority, Volume 4, pp. 99-106.

Sadock, B. J. & Sadock, V. A., 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta: EGC. Santrock, J. W., 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

Setiawan, H. H., 2015. Pola Pengasuhan Keluarga Dalam Proses Perkembangan Anak. INFORMASI, Volume 19, pp. 284-300.

Suryanagara, M., Rachmadi, D. & Setiabudiawan, B., 2014. Hubungan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan Orangtua, Status Sosioekonomi Keluarga, dan Dosis Kumulatif Prednison dengan Masalah Psikososial Pasien Sindrom Nefrotik Idioptik. Sari Pediatri , Volume 15, pp. 415-419.

Utami, R. B., 2008. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Tipe Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikososial Anak Prasekolah Di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah II Nganjuk. Surakarta, UNS.

Waldstein, S. R., Serina, N. A., Drossman, D. A. & Novack, D. H., 2001. Teaching Psychosomatic (Biopsychosocial) Medicine In United State Medical School : Survey Findings. Psychosomatic Medicine, Volume 63, pp. 335-343.

(15)

Wiguna, T., Manengkei, P. S. K. & Pamela, C., 2010. Masalah Emosi dan Perilaku pada Anak dan Remaja di Poliklinik Jiwa Anak dan Remaja RSUPN dr. Ciptomangunkusumo (RSCM), Jakarta. Sari pediatri, Volume 12, pp. 270-277.

Windiani, I. G. A. T., 2011. Study Guide B lock Growth and Development,

Denpasar: Udayana University Faculty of Medicine, MEU.

Yusuf, S., 2015. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Rosdakarya.

 

Gambar

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Referensi

Dokumen terkait

Adapun metode pengumpulan data yang harus dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu dengan melakukan Wawancara untuk mendapatkan informasi dengan

tanggung jawab mitra II adalah menerima dan melaksanakan order yang diberikan oleh mitra I baik melalui aplikasi android maupun call centre atau yang diatur oleh

Sejumlah tugas yang berbeda set-tugas, tonggak, produk kerja, dan jaminan kualitas poin-mengaktifkan kegiatan kerangka kerja disesuaikan dengan karakteristik proyek perangkat lunak

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan

Improving Students’ Reading Comprehension Using Know Want Learn (KWL) Strategy For the Second Grade Students of SMP NU Suruh in Academic Year 2015/2016.. A Graduating

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial menunjukan bahwa pemberian kompos ecenggondok dan biourine sapi

Variabel terikat dari penelitian ini adalah motivasi belajar dan model Teams Games Tournament (TGT) matematika dengan pokok bahasan keliling dan luas daerah persegi, persegi

Pengujian tersebut didapatkan akurasi aksi gerak robot dengan mengimplementasikan teknik enkoding digital sebesar 98% dengan rata-rata waktu komputasi sekitar 0,16 detik