ANALISA TEKANAN MINYAK PELUMAS PADA
BANTALAN LUNCUR YANG MENGGUNAKAN MINYAK
PELUMAS OLI KEMASAN DAN MINYAK PELUMAS OLI
DRUM DENGAN VARIASI PUTARAN
SKRIPSI
YangDiajukanUntukMelengkapi
SyaratMemperolehGelarSarjanaTeknik
NIM : 080401127 NICO ALLANDA
DEPARTEMEN
TEKNIK
MESIN
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
SUMATERA
UTARA
KATA
PENGANTAR
PujiandanrasasyukurpenulisucapkankepadaTuhanYangMahaKuasa
karenaatasberkatkarunia-Nya,Skripsiinidapatselesaidenganbaik.Skripsiini
diajukanuntukmelengkapisyaratdanmelengkapistudiuntukmemperolehgelar
Sarjana Teknik pada jenjang pendidikan sarjana (S1) menurut kurikulum
DepartemenTeknikMesinFakultasTeknikUniversitasSumateraUtara.
Skripsiinimembahastentangteknikpelumasanpadabantalanluncuryang
dilumasidenganminyakpelumasOli kemasan dan Oli drum, yang
berjudul,“Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur yang Menggunakan Oli Drum
dan Oli Kemasan Tanpa Aditif dengan Variasi Putaran”.
DenganterselesainyaSkripsiini,padakesempataniniPenulis
mengucapkanterima-kasihyangsebesar-besarnyakepada :
1. OrangTuadanseluruhkeluargatercintayangtelahmemberikandukungan
baikmorilmaupunmaterilkepadapenulistanpapamrih.
2. BapakIr.H.AHalimNasution,M.Sc.selakudosenpembimbingSkripsi
yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis
dalammenyelesaikanSkripsiini.
3. BapakDr.Ing.Ir.IkhwansyahIsranuriselakuKetuaDepartemenTeknik
MesinFakultasTeknikUniversitasSumateraUtara.
4. BapakIr. M. Sahril Gultom, MTselakuSekretarisDepartemen
5. Bapak Ir.Muifi Hazwi M.Sc selaku dosen penguji 1.
6. Bapak Ir.Alfian Hamsi M.Sc selaku dosen penguji 2.
7. SeluruhStafPengajar danPegawaidiLingkunganDepartemenTeknik
MesinFakultasTeknikUniversitasSumateraUtara.
8. SemuamahasiswaTeknikMesinumumnya, dankhususnyasesama
rekan-rekanstambuk2008.
PenulistelahmencobasemaksimalmungkingunatersusunnyaSkripsiini
dengan baik. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifatmembangun.Akhirkata,PenulismengharapkansemogaSkripsiinidapat
bermanfaatbagipembaca.
Medan, 10Maret2012
Penulis
NIM:080401127
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN AGENDA : 2000 /TS/2012 FAKULTAS TEKNIK USU DITERIMA : / /2012
MEDAN PARAF :
TUGAS SARJANA
NAMA
: NICO ALLANDA
NIM
: 080401127
MATA PELAJARAN
: TEKNIK PELUMASAN
SPESIFIKASI
: ANALISA TEKANAN MINYAK
PELUMAS PADA BANTALAN
LUNCUR YANG MENGGUNAKAN
MINYAK PELUMAS OLI DRUM DAN
MINYAK PELUMAS OLI KEMASAN
DENGAN VARIASI PUTARAN
DIBERIKAN TANGGAL : 09 / 02 / 2012
SELESAI TANGGAL : 16 / 05 / 2012
KETUA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN, 16 FEBRUARI 2012
DOSEN PEMBIMBING,
KARTU BIMBINGAN
NO: 2000 / TS / 2012
TUGAS SARJANA MAHASISWA
Sub. Program Studi : Konversi Energi / Teknik Produksi Bidang Tugas : Teknik Pelumasan
Judul Tugas : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur yang Menggunakan Minyak Pelumas Oli Drum dan Minyak Pelumas Oli
Kemasan Tanpa Aditif dengan Variasi Putaran Diberikan Tgl : 09 februari 2012 Selesai Tgl :
Dosen Pembimbing : Ir.A. Halim Nasution. M.sc Nama Mhs : Nico Allanda N.I.M : 080401127
NO Tanggal KEGIATAN ASISTENSI BIMBINGAN Tanda tangan Dosen Pemb
1 16-2-2012 Acc eksperimen
2 03-3-2012 Acc Pendahuluan dan Tinjauan Pustaka
3 13-3-1212 Acc Metode Pengujian
4 16-3-2012 Acc Hasil Pengujian
5 20-3-2012 Acc Data Pengujian dan Analisa
6 26-3-2012 Acc Kesimpulan dan Saran
7 03-4-2012 Acc Diseminarkan
8
9
10
Diketahui
Catatan : Ketua Departemen Teknik Mesin
1. Kartu ini harus diperlihatkan pada dosen Pembimbing Setiap asistensi
2. Kartu ini harus dijaga bersih dan rapi 3. Kartu ini harus dikembalikan ke departemen,
bila kegiatan asistensi telah selesai
DAFTARISI
KATA PENGANTAR...i
SPESIFIKASITUGAS...iii
KARTUBIMBINGAN...iIV DAFTARISI...iV DAFTARGAMBAR...iX DAFTARTABEL...Xiii DAFTARNOTASI...XV BABI PENDAHULUAN...1
1.1 LatarBelakang...1
1.2 MaksuddanTujuan...3
1.3 BatasanMasalah...4
BABII TINJAUANPUSTAKA...5
2.1 GesekandanKeausan...5
2.2 PengertianPelumasan...5
2.3 FungsiBahanPelumas...6
2.4 Tipe-tipePelumasan...8
2.4.1 Pelumasanhidrodinamis...8
2.4.3 Pelumasanbidangbatas...10
2.4.4 Pelumasantekananekstrim...11
2.4.5 Pelumasanpadat...11
2.4.6 Pelumasanhidrostatis...13
2.5 Kekentalan(Viscosity)...14
2.5.1 Kekentalandinamikdankekentalankinematik...14
2.5.2 Klasifikasikekentalanminyakpelumas...18
2.5.3 Minyakpelumasmultigrade...21
2.5.4 Pengaruhtemperaturdantekananterhadapkekentalan...23
2.6 Pengukuran/PengujianKekentalanMinyakPelumas...26
2.6.1 Viskometerbolajatuh(FallingSphereViscometers)...26
2.6.1.1 ViscometerBolaJatuhYang MemenuhiHukum Stokes...26
2.6.1.2 ViskometerBolaJatuhMenurutHoeppler...28
2.6.2 Viskometerrotasional...29
2.6.3 Viskometerpipakapiler...30
2.6.4 Viskometerconeandplate...31
2.6.5 ViskometerTipelain...32
2.7 AditifminyakPelumas...33
2.8 BantalanLuncurdanPelumasanpadaBantalanLuncur ...36
2.8.1 BantalanLuncur...36
2.8.2 Pelumasanhidrodinamispadabantalanluncur...37
2.8.2.2 PersamaantekananSommerfelduntukpelumasan
Hidodinamispadabantalanluncur...40
BABIII METODEPENGUJIAN...43
3.1 DiagramAlirPengujian Tekanan Minyak Pelumas...43
3.2 VariabelPengujian Tekanan Minyak Pelumas...44
3.3 PeralatanPengujian Tekanan Minyak Pelumas...44
3.4 PengisianMinyakPelumasdanPemanasan...48
3.5 PengujianKarakteristikBantalanLuncur...49
3.6 PengujianKekentalanMinyakPelumas...49
3.7 MinyakPelumasdanAditifyangDigunakan...50
BABIV DATAPENGUJIANDANANALISA...51
4.1 Data pengujiankekentalanminyakpelumas...51
4.2 Datapengujiandistribusitekanan...52
4.3 Analisahasilpengujiankekentalanminyakpelumas...58
4.4 Analisa pengujiandistribusitekananpadabantalan...60
4.5 AnalisaTekananpadabantalanmenggunakanpersamaan Sommerfeld...93
4.6 AnalisaBebanBantalanLuncur...96
4.7 PembahasanTerhadapGrafikDistribusiTekanan...100
4.7.1 Pengaruh Putaran Poros Terhadap Tekanan Pada Bantalan Luncur...100
BABV KESIMPULANDANSARAN...104
5.1 Kesimpulan...104
5.2 Saran...105
DAFTARPUSTAKA...106
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1 Pelumasan hidrodinamis untuk gerakan meluncur pada
bidang rata 9
Gambar 2.2 Pelumasan hidrodinamis pada roller yang bergerak relatif
pada bidang rata 10
Gambar 2.3 Pendefinisian kekentalan dinamik menurut hukum newton
tentang aliran viskos 16
Gambar 2.4 Pengaruh tekanan terhadap kekentalan, persamaan barus
dan persamaan koeland 25
Gambar 2.5 Pengaruh temperatur terhadap minyak pelumas SAE pada
tekanan atmosfer 27
Gambar 2.6 Viskometer bola jatuh yang memenuhi hukum stokes 28
Gambar 2.7 Viskometer bola jatuh menurut hoeppler 29
Gambar 2.8 Viskometer rotasional 31
Gambar 2.9 Beberapa jenis tipe viskometer pipa kapiler 32
Gambar 2.10 Viskometer ferranti-cone and plate viskometer 33
Gambar 2.11 Prinsip kerja cone-and-palte viskometer 33
Gambar 2.12 Viskometer stormer 34
Gambar 2.13 Viskometer saybolt 34
Gambar 2.14 Viskometer mac michael 35
Gambar 2.15 Bantalan luncur 37
Gambar 2.16 Aliran hidrodinamis fluida diantara dua plat / permukaan
datar 38
Gambar 2.17 Mekanisme pulumasan hidrodinamis pada bantalan luncur 40
Gambar 2.18 Distribusi tekanan dan geometri bantalan luncur 40
Gambar 3.1 Diagram alir penguji 43
Gambar 3.2 Alat uji bantalan luncur tecaupment TM 25 45
Gambar 3.3 Pandangan asembling peralatan bantalan lucnru TM 25 46
Gambar 3.4 Viskometer bolajatuh menurut Hoppler merek
Gambar 4.1 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas arah
aksial pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas
oli kemasan SAE 20W/40 66
Gambar 4.2 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas arah
aksial pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas
oli kemasan SAE 40W 67
Gambar 4.3 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas arah
aksial pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas
oli drum SAE 20W/40 68
Gambar 4.4 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas arah
aksial pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas
oli drum SAE 40W 69
Gambar 4.5 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli kemasan
SAE 20W/50 putaran 1000 rpm 71
Gambar 4.6 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli drum
SAE 20W/40 putaran 1000 rpm 72
Gambar 4.7 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli kemasan
SAE 20W/40 putaran 1250 rpm 73
Gambar 4.8 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli drum
SAE 20W/40 putaran 1250 rpm 74
Gambar 4.9 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli kemasan
SAE 20W/40 putaran 1500 rpm 75
Gambar 4.10 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli drum
Gambar 4.11 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli kemasan
SAE 20W/40 putaran 1750 rpm 77
Gambar 4.12 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli drum
SAE 20W/40 putaran 1750 rpm 78
Gambar 4.13 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli kemasan
SAE 20W/40 putaran 2000 rpm 79
Gambar 4.14 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli drum
SAE 20W/40 putaran 2000 rpm 80
Gambar 4.15 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli kemasan
SAE 40W putaran 1000 rpm 82
Gambar 4.16 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli drum
SAE 40W putaran 1000 rpm 83
Gambar 4.17 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli kemasan
SAE 40W putaran 1250 rpm 84
Gambar 4.18 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli drum
SAE 40W putaran 1250 rpm 85
Gambar 4.19 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli kemasan
SAE 40W putaran 1500 rpm 86
Gambar 4.20 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli drum
Gambar 4.21 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli kemasan
SAE 40W putaran 1750 rpm 88
Gambar 4.22 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli drum
SAE 40W putaran 1750 rpm 89
Gambar 4.23 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli kemasan
SAE 40W putaran 2000 rpm 90
Gambar 4.24 Grafik distribusi tekanan sommerfeld hasil eksperimen pada
bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli drum
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1 Material yang digunakan sebagai bahan pelumas padat 14
Tabel 2.2 Klasifikasi kekentalan ISO minyak pelumas pada suhu 400 20
Tabel 2.3 Derajat kekentalan SAE untuk minyak pelumas mesin
(SAE J300 Engine oil visccosity clasification) 22
Tabel 2.4 Klasifikasi multigrade SAE crankcase oil viscosity 23
Tabel 4.1 Data hasil pengujian masa pengukuran minyak pelumas
oli kemasan 51
Tabel 4.2 Data hasil pengujian masa pengukuran minyak pelumas
oli drum 51
Tabel 4.3 Data hasil pengukuran kekentalan minyak pelumas oli
kemasan SAE 20W/40 52
Tabel 4.4 Data hasil pengukuran kekentalan minyak pelumas oli
kemasan SAE 40W 52
Tabel 4.5 Data hasil pengukuran kekentalan minyak pelumas oli
drum SAE 20W/40 52
Tabel 4.6 Data hasil pengukuran kekentalan minyak pelumas oli
drum SAE 40W 53
Tabel 4.7 Data pembacaan manometer pengujian distribusi tekanan
pada bantalan luncur yang menggunakan minyak pelumas
oli kemasan SAE 20W/40 54
Tabel 4.8 Data pembacaan manometer pengujian distribusi tekanan
pada bantalan luncur yang menggunakan minyak pelumas
oli kemasan SAE 40W 55
Tabel 4.9 Data pembacaan manometer pengujian distribusi tekanan
pada bantalan luncur yang menggunkan minyak pelumas
Tabel 4.10 Data pembacaan manometer pengujian distribusi tekanan
pada bantalan luncur yang menggunkan minyak pelumas
oli drum 40W 57
Tabel 4.11 Data tekanan yang terjadi disekeliling bantalan menggunakan
minyak pelumas oli kemasan SAE 20W/40 62
Tabel 4.12 Data tekanan yang terjadi disekeliling bantalan menggunakan
minyak pelumas oli kemasan SAE 40W 63
Tabel 4.13 Data tekanan yang terjadi disekeliling bantalan menggunakan
minyak pelumas oli drum SAE 20W/40 64
Tabel 4.14 Data tekanan yang terjadi disekeliling bantalan menggunakan
minyak pelumas oli drum SAE 40W 65
Tabel 4.15 Nilai dan k terhadap minyak pelumas oli kemasan
SAE 20W/40 95
Tabel 4.16 Nilai dan k terhadap minyak pelumas oli kemasan
SAE 40W 95
Tabel 4.17 Nilai dan k terhadap minyak pelumas oli drum
SAE 20W/40 95
Tabel 4.18 Nilai dan k terhadap minyak pelumas oli kemasan
SAE 40W 96
Tabel 4.19 Beban total pada bantalan luncur terhadap minyak pelumas
oli kemasan 20W/50 99
Tabel 4.20 Beban total pada bantalan luncur terhadap minyak pelumas
oli drum 40W 99
Tabel 4.21 Beban total pada bantalan luncur terhadap minyak pelumas
oli drum 20W/40 99
Tabel 4.22 Beban total pada bantalan luncur terhadap minyak pelumas
DAFTAR
NOTASI
Notasi Arti Satuan
A Luaspermukaan m2
D Diameterbantalan m
d Dimeterporos/journal m
e Eksentrisitas m
g gravitasibumi m/s2
h,dy Teballapisanminyakpelumas m
hm Tebalminimumlapisanminyakpelumas m
K KonstantabolaujiviskometerHaake
k AngkaSommerfelduntukbantalanluncur Pa
l Lebarefektifbantalan m
Ob Titikpusatbantalan
-Oj Titikpusatporos
-P Bebanpadabantalan N
p Tekananminyakpelumas Pa
po Tekanansuplai Pa
R Jari-jaribantalan m
r jari-jariporos/journal m
t Waktu detik(s)
δ Kelonggaranradial m
ε PerbandinganEksentrisitas
-τ Tegangangeserfluida N/m2
θ Sudutpengukuranradial/angular derajat(°)
θm Sudutpengukuranradial/angularpadatekanan derajat(°)
maksimum
u Kecepatanrelatifpermukaan m/s
μ Kekentalandinamik Poise(P)
ν Kekentalankinematik Stokes(S)
Rapatmassa kg/m3
ABSTRAK
Pelumasan adalah suatu cara untuk mengurangi dan memperkecil gesekan dan keausan diantara permukaan-permukaan yang bergerak relatif satu sama lain dengan menempatkan bahan pelumas diantara kedua permukaan yang bergerak tersebut.Bahan pelumas yang umum digunakan adalah berupa cairan (liquids) dan semi-liquid, tapi dapat juga berupa padat atau gas, atau kombinasi cair padat dan gas. Bahan pelumas dalam wujud cairan sering disebut dengan minyak pelumas.
Minyak pelumas banyak digunakan pada motor bakar, baik untuk jenis pembakaran dengan busi (siklus otto) maupun untuk jenis pembakaran dengan tekanan (siklus disel dan siklus dual).Minyak pelumas juga digunakan pada sektor industri, misalnya untuk bantalan, roda gigi, pompa maupun kompresor, turbin dan lain-lain.Banyak jenis-jenis minyak pelumas yang beredar di pasaran saat ini sehingga konsumen bebas memilih jenis minyak pelumas yang digunakan sebagai bahan pelumasan. Khusus pada penelitian ini digunakan dua jenis minyak pelumas yaitu minyak pelumas oli kemasan SAE 20W/40,SAE 40W dan minyak pelumas oli drum SAE 20W/40 ,SAE 40W sebagai perbandingannya. Dalam penelitian dilakukan perbandingan antara minyak pelumas oli kemasan dengan minyak pelumas oli drum untuk mengetahui pengaruh penggunaan oli drum pada bantalan luncur.
Fenomena pelumasan dapat dilihat pada hampir semua jenis bantalan luncur yang berfungsi untuk menumpu poros. Tipe yang paling umum digunakan adalah bantalan gelinding (rooler bearing) dan bantalan luncur (journal bearing), sebab konstruksinya sederhana, mudah dalam pekerjaan bongkar pasang, harga relatif murah, dan mudah dalam pengerjaannya.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam sistem perawatan elemen mesin telah dikenal luas teknik
pelumasan,yangberperanpentingdalammengendalikangesekandankeausan.
Pada mesin-mesin yang yang mempunyai bagian-bagian bergerak relatif satu
sama lain dan saling bergesekan pasti selalu dibubuhkan minyakpelumaske
bagian yang bergesekantersebut untuk membuat gesekandankeausan
menjadisekecilmungkin.Gesekanyangtidakbisa dikendalikantidaksajamemberi
kerugianlangsung dalamenergidanmaterial,jugadapat berpengaruh langsung
pada kinerja mesin. Gesekan dan gerakan yang tidak terkendalikan tersebut dapat
menyebabkantemperaturbagianyangbergesekanmenjadilebihtinggi
dari lingkungan sekitar dan akan semakin tinggi. Jika gesekan tersebut tidak
dikendalikan, akan mengganggu operasi mesin dan dapat berakibat pada
kegagalan mesin. Hal tersebut mengakibatkan bertambahnya biaya yang
diperlukanuntukmereparasimesin.
Dengan mengendalikanbagian yang bergerak dan bagian yang bergesekan
tersebut diharapkan dapat memperpanjang umurdarielemenmesindanmencegah
kegagalandarielemenmesin tersebut. Olehkarena ituteknik atausistem
pelumasan harusdipertimbangkandalamsetiap perancangan mesinkhususnya
Fenomenapelumasandapatdilihatpadahampirsemuajenisbantalanyang
berfungsimenumpuporos. Tipeyangpalingumumdigunakanadalahbantalan
gelinding (roller bearing) dan bantalan luncur (journal bearing), sebab konstruksinyasederhana,mudahdalampekerjaanbongkar-pasang,hargarelatif
murahdanmudahdalampelumasannya.
Pada bantalan luncur, tipe pelumasan yang biasa dijumpai adalah
pelumasanhidrodinamis.Bantalanluncurmerupakantipebantalanhidrodinamis
yangpalingbanyakdigunakandalampraktek.
Penelitianmengenaibantalanluncurtelahbanyakdilakukan,baikanalitis
dan experimental, untuk mempelajari dan mengetahui karakteristik bantalan
luncur.Penelitipertamayangtercatatdalamsejarahyangmenelitibantalanluncur
adalah Beauchamp Tower, saat meneliti bantalan luncur roda kereta api di
laboratoriumnyapadaawaltahun1980-anuntukmengetahuimetodepelumasan
terbaikpadabantalantersebut.Bermulapadasuatukejadianerror,saatmelakukan
penelitiantersebutBeauchampTowerterkejutsaatminyakpelumaspadabantalan
menyembur keluar melalui lubang pada bagian atas yang dibuat sendiri pada
peralatan bantalan uji miliknya. Diambil kesimpulan bahwa minyak pelumas
diantaraporos(journal) danbantalan berada di bawahtekanan, dandistribusi tekanan tersebut dapat mengangkat/mendukung poros pada bantalan. Tercatat
Towermelaporkanhasilpenelitiannyaempat kali, namunyangpalingterkenal
KemudianhasileksperimenBeauchampTowerdianalisadandijelaskansecara
teoritisolehOsborneReynolds,yangkemudianmelaporkantulisannyapadatahun
1886. Didalam laporan tersebut juga dijelaskan mengenai adanya distribusi
tekananpadalapisanpelumasyangmemisahkanporosdanbantalan.
DistribusitekananyangterjadipadabantalanluncurjugatelahdianalisaA.J.W
Sommerfeld,dansolusinyadiberikandalampersamaanSommerfeld.Persamaan
tekanan Sommerfeld juga memberikan solusi dalam bentuk grafik, sehingga
mudahdalammenganalisafenomenatekananpadabantalanluncur.
Namun untuk memperoleh prediksi yang akurat tentang performa dan
karakteristik bantalan luncur di bawah berbagai kondisi operasi sangat sulit
diperoleh,haltersebutterjadiseiringdenganperkembanganteknologibantalan,
variasikecepatandanbebansertapeningkatankualitasbahanpelumas,misalnya
minyakpelumasmultigrade.
Penelitian ini adalah lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh
AmechrislerSinurat(2003),yangmengujikarakteristikbantalanluncurterhadap
minyak pelumas multigrade. Pada penelitian tersebut Amechrisler Sinurat
menggunakan3sampelpelumasmultigrade.Dariketigasampeltersebuttercatat
pelumasSAE15W/50memilikikarakteristikyanglebihbaikdariketigapelumas
tersebut. Oleh karena itu penulis terdorong untuk melakukan penelitian atau
pengujianterhadaptekanan minyak pelumas pada bantalan luncur yang
menggunakan minyak pelumas oli kemasan dan minyak pelumas oli drum.
1.2
Maksud
dan
Tujuan
Maksuddantujuandaripenelitianiniadalah:
• Mengetahuiperbedaan tekanan dan kekentalanminyakpelumasoli drum dengan
oli kemasan
• Mengetahuikarakteristikbantalanluncur,yaitudistribusitekananpada
lapisanminyakpelumasbantalanluncurterhadapperubahankecepatan
porosataujournal.
• Memperoleh karakteristik distibusi tekanan bantalan luncur terhadap
minyak pelumas oli kemasan dan minyak pelumas oli drum.
• Untuk mengetahui pengaruh peggunaan oli drum terhadap bantalan luncur
dan terhadap putarannya
•Menggambarkan kurva tekanan menurut teori tekanan atau persamaan tekanan
sommerfeld untuk bantalan luncur
1.3
Batasan
Masalah
Pembatasanmasalahpenelitianiniadalahuntukmemperolehkarakteristik
bantalan luncur terhadap perubahan kecepatan poros menggunakan minyak
pelumasoli kemasan dan oli drum sebagai perbandingan.
Karakteristikbantalanluncuryangdianalisapadapenelitianiniadalah
distribusitekananlapisanminyakpelumaspadabantalanluncur.
Sifatataukarakteristikminyakpelumasyangdiperlukandalampenelitian
iniadalahsifatfisikayaitukekentalanminyakpelumas.
Minyak pelumas yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak
Pelumas olikemasanSAE20W/40 dan SAE 40W.
Sedangkan minyak pelumas oli drum yang digunakan sebagai perbandingan adalah
SAE 20W/40 dan SAE 40W.
Putaranporosyangdipilihpadapenelitianiniadalahputaran1000rpm.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Gesekan
dan
Keausan
Ketikasuatupermukaanbergerakrelatifterhadappermukaanlainnyadi
bawah pengaruhtekanan yang diberikan maka gaya yang bekerjapada kedua
permukaan bersinggungan tersebut akan timbul tahanan tehadap gerakan,
fenomenainimenunjukkanadanyagesekan.Adatigatipedasargesekanyakni,
gesekanluncur,gesekanmenngelindingdangesekanfluida.Gesekanmeluncur
dan gesekan menggelinding adalah gesekan kering, sedangkan gesekan fluida
adalah gesekan basah. Disebut gesekan basah karena ada lapisan fluida yang
memisahkansecarasempurnapadasalahsatuataukeduapermukaanbergesekan.
Ketikaduaataulebihpermukaanmengalamigesekan,makaadakecenderungan
keduapermukaantersebutakanmengalamikeausan.Gesekanjugadapatmerusak
komponen mesin karena adanyaenergigesekan tersebut yang diubah menjadi
kalor. Fenomena tersebut banyak ditemukan pada elemen-elemen mesin, baik
yang bergerak translasi, rotasi maupun gabungan keduanya. Ring piston dan
slinder,porosdanbantalan,rodagigi,sabukdanpuliadalahcontohelemenmesin
2.2
Pengertian
Pelumasan
Gesekandankeausandalamelemenmesinharusdikendalikan,supaya
mesintersebutdapatbekerjaoptimalbaikpadasaatstasionermaupunpadasaat
beban puncak/maksimum. Dengan mengendalikan gesekan pada elemen juga
dapat memperpanjang masa hidup atau masapakaimesintersebut. Cara yang
paling efektif dan banyak digunakan untukmengendalikan gesekan tersebut
adalahdengansuatuteknikyangdisebutpelumasan.
Pelumasan adalah suatu cara untuk mengurangi dan memperkecil
gesekandankeausandiantarapermukaan-permukaanyangbergerakrelatifsatu
samalaindenganmenempatkanbahanpelumasdiantarakeduapermukaanyang
bergeraktersebut.Bahanpelumasyangumumadalahberupacairan(liquids)dan
semi-liquid, tapidapatjugaberupapadatataugas,ataukombinasicair,padatdan
gas.Bahanpelumasdalamwujudcairanseringdisebutdenganminyakpelumas.
2.3
Fungsi
Bahan
Pelumas
Bahanpelumasbanyakdigunakansepertipadamotorbakar,baikuntuk
pembakarandenganbusi(siklusOtto)maupununtukpembakarandengantekanan
(siklusDieseldansiklusDual).
Bahanpelumas juga digunakanpadasektor industri, misalnyauntuk bantalan,
rodagigipompamaupunkompresor,turbindanlain-lain.Dalamhalinitermasu
pemanasan dan pendinginan pada industribaja, pertambangan, industrikertas,
industritekstil, dan sebagai pendingin dan pelumas untuk mata pahat mesin
Padabeberapapenggunaandiperlukanminyakpelumasyangdapatbekerjapada
intervaltemperatur yang besar, dengankata laindiperlukan indekskekentalan
minyakpelumasyangbesar,misalnyapadaturbingas.
Bahanpelumasumumnyamempunyaikekentalanyangrelatiftinggi,karenanya
fluiditas atau kemampuannya untuk mengalir relatifrendah. Dengan demikian
sifatinidapatdimanfaatkanuntukmelindungisistemdarikontaminasiudaraluar.
Dengankatalain,bahan pelumasdapatberperansebagaipaking(seal).
2.4
Tipe-Tipe
Pelumasan
2.4.1
Pelumasan
Hidrodinamis
Pelumasan hidrodinamis (Hydrodynamic Lubrication) adalah tipe pelumasandimanagerakanrelatifdarigerakanmeluncurpadasebuahpermukaan
menyebabkan formasi tekanan lapisan pelumas memisahkan sepenuhnya
permukaanyangbergesekan.Dengankatalainlapisantipispelumasdibangkitkan
oleh gerakan relatif dari salah satu atau kedua permukaan itu sendiri.
Penggambarandariprinsippelumasanhidrodinamisdapatdilihatpadagambar2.1.
Padagambar2.1,salahsatupermukaan(slider)bergerakrelatifterhadapsuatu permukaan yang diam, gerakannya disebut gerakan meluncur. Lapisan tipis
minyakpelumas(oilfilm)terbentukakibatadanyagerakanmeluncurdarislider
terhadap permukaan yang diam yang membangkitkan pressure wedge. Begitu juga halnya dengan roller yang bergerak pada relatif pada permukaan rata
Pelumasanhidrodinamisumumnyadiaplikasikanpadapermukaanbidangdengan
gerakanmeluncur,misalnyaporosyangmenggunakanbantalanluncur(journal
bearing).
Teoripelumasanhidrodinamisyangsekarangberkembang adalahhasilpenelitian
BeauchampTowerpadaawaltahun1880-andiInggris,yangmenyelidikigesekan
padabantalanluncurpadarodakeretaapidanmempelajaritipepelumasanyang
terbaik pada bantalan luncur tersebut. Hasil yang diperoleh oleh Beauchamp
Tower mempunyai keteraturan dan kesamaan karakteristik seperti yang
disimpulkan Osborne Reynolds bahwa harus ada persamaan defenitif yang
terbatasdalamhubungangesekan,tekanandankecepatan.Berdasarkanpenelitian
BeauchampTowertersebut,OsborneReynoldsmengembangkanteorimatematis
untuk menjelaskan eksperimen yang dilakukan Beauchamp Tower, dan
dipublikasikanpadatahun1886.
Gambar2.2 Pelumasanhidrodinamispadarolleryangbergerakrelatifpadabidangrata
2.4.2
Pelumasan
Elastohidrodinamis
Pelumasanelastohidrodinamis(ElastohydrodynamicLubrication) juga merupakan bentuk dari pelumasan hidrodinamis, tetapi pada pelumasan
elastohidrodinamis deformasi elastis dari permukaan yang dilumasi menjadi
sangatbesar.Artinyaterjadikontakbidangpermukaanyangbergesekansangat
kecil,sehingga timbultekananyangdemikianbesarpada lapisantipisminyak
pelumasyangmembatasikeduapermukaanitu. Misalnyapadabantalangelinding
2.4.3
Pelumasan
Bidang
Batas
Pelumasanbidangbatas(BoundaryLubrication)mengacupadasituasi kombinasi geometri kontak, beban relatif besar, kecepatan rendah , kuantitas
pelumasyangtidakcukupsehinggatidakdimungkinkanuntukmembangkitkan
lapisantipisminyakpelumasyangsempurnapadabagianyangbersinggungan.
Pada beberapa kasus pelumasan bidang batas masih terjadi kontak asperity
(permukaankasarpadasuatupermukaanyangdilihatdibawahmikroskop). Pada situasinormal,asperity setiaplogamdilapisiolehlapisanoksida,misalnyabesi oksida pada besi atau baja, aluminium oksida (alumina) pada aluminium dan
sebagainya. Ketika asperities tersebut saling bergesekan, kecenderungan
asperities tersebut untuk melekat relatif lembut. Namun, bila lapisan oksida tersebutaus/habis akibatgesekanyangberatmakapermukaan-permukaanyang
bersinggunganmemilikikecenderunganuntukmelakukankontaklangsung.Maka
sangat penting untuk mempertahankan lapisan oksida tersebut, agar terjadi
gesekan yang relatif lembut. Dan jika permukaan logam tersebut kehilangan
lapisanoksidanyamakaakanterjadigesekandankeausanyangparah.Danpada
kasus tersebut diatas pelumasan bidang batas dapat mengurangi gesekan dan
keausan yang terjadi. Mekanisme dari pelumasan bidang batas sendiri adalah
2.4.4
Pelumasan
Tekanan
Ekstrim
Pelumasantekananekstrimmengacupadakondisiapabilakontakyang
terjadidibawahpengaruhkerjapalinghebat/ekstrim,sepertipadapemotongan
logamataurodagigiyangmengalamibebankejut,sehinggaaditiftekananekstrim
(EPadditive) digunakanuntukmelumasi.EP (ExtreemPressure)additive ini
merupakan sennyawa minyak yang dapat larut dan biasanya mengandung zat
belerang, chlorin atau fosfor yang bereaksi dengan permukaan bantalan pada
temperatur tinggi yang timbul dimana lapisan tipis minyak pelumas pecah,
membentuk zat lapisan tipis yang titik cairnya tinggi antara
permukaan-permukaanyangberkontak.
2.4.5
Pelumasan
Padat
Pelumasanpadat(SolidLubrication)adalahsistempelumasandimana diantara permukaan kontak saling melumasi sendiri oleh bahan padat yang
dilapisidan kadangmenyatupadaelementersebut.
Pelumasanpadat dapat dipahamimisalnyapadasebuahcontoh,misalnyadebu
pasirdankerikilpada permukaanjalandapatmenyebabkankendaraantergelincir
karenadebu,pasir dankerikil mengurangigesekanantarabandanpermukaan
jalan. Teknisnya, debu, pasir dan kerikil tersebut bertindak sebagai pelumas,
namun tentu saja tidak ada yang merekomendasikan debu, pasir dan kerikil
Walaupuntelahbanyakdikembangkanbahaninorganikuntukpelumasanpadat,
seperti misalnya mica, talc, dan chalk namun sangat sedikit yang digunakan secara umum untuk permesinan. Bahan-bahan yang umumdan paling banyak
digunakansebagaipelumaspadat adalahgrafit danmolybdenumdisulfidadan
PTFE(Polytetrafluoroethylene)/teflon.
Adapunkarakterisitikbahanyangbaikdigunakansebagaipelumaspadatadalah
sebagaiberikut:
• Mempunyaikoefisiengesekrendahnamunkonstandanterkendali
• Memilikistabilitaskimiayangbaiksepanjangtemperaturyangdiperlukan
• Tidakmemilikikecenderunganuntukmerusakpermukaanbantalan
• Lebih diutamakan yang memiliki daya adhesi yang kuat terhadap
permukaan bantalan, sehingga tidak mudah hilang/aus dari permukaan
bantalan.
• Memilikidayatahanterhadapkeausandanumuryangrelatifpanjang
• Mudahdiaplikasikanpadapermukaanyangbergesekanterutamabantalan
• Tidakberacundanekonomis
Bahaninorganiksepertigrafitdanmolybdenumdisulfidamemilikisifatmampu
membentuklapisantipispadapermukaanlogamyangbergeserdenganmudahdan
menahanpenetrasiolehpermukaan-permukaanyangbergesek.Senyawa-senyawa
demikiandapatdigunakansendiri-sendiriataudisuspensikandalamtempatcairan
atauminyakgemuk.Jenisplastik/polimersepertiPTFEdapatdigunakansebagai
permukaanbantalan yang dalam penggunaan tidakmenggunakan atau
Beberapabahanyangdigunakasebagaipelumaspadatdapatdilihatpadatabel2.1
(sumber:LubricationandLubricantSelection:APracticalGuide,ThirdEditionbyA.R.Lansdow)
2.4.6
Pelumasan
Hidrostatis
Padapelumasanhidrodinamis,sepertipadapenjelasandiataspermukaan
yangbergesekandipisahkansecarasempurnaolehlapisantipispelumas.Lapisan
tipis pelumasntersebutdicapaidengan akibat gerakan luncuran yang
membangkitkan lapisan baji minyak pelumas (oil-wedge) untuk membangkitkan tekananminyak pelumasdidalambantalanmisalnya.Namunpada mesin-mesin
yang mempunyai beban besardankecepatanputaranrendahtidakdimungkinkan
lagiterjadipelumasanhirodinamispadasaatstart.Untukitudiperlukantekanan
yang lebih besar agar terjadi lapisan tipis minyak pelumas diantaraporos dan
bantalan misalnya. Tekanan demikian diperoleh dengan menggunakan pompa
tekanantingiyangakanmenekanminyakpelumaskebagian-bagianyangbergesek,
bukansekedarpompatekananrendahyangberfungsihanyasebagaipendistribusi
Kelompok
Bahan
Nama
Bahan
Layer-latticecompounds
Molybdenumdisulphide Graphite
Tungstendiselenide Tungstendisulphide Niobiumdiselenide Tantalumdisulphide Calciumfluoride Graphitefluoride
Polymers
PTFE Nylon PTFCE Acetal PVF2 Polyimide
FEP Polyphenylenesulphide PEEK
Metals Lead Tin
Gold Silver Indium
OtherInorganics Molybdicoxide Borontrioxide
atau pensirkulasi minyak pelumas. Pelumasan sedemikian disebut pelumasan
hidrostatis(HidrostaticLubrication).
Pelumasanhidrostatisdisebutjugapelumasantekananluar(externallypressurize) karenatekananyang timbuldiakibatkanpengaruhkerjadariluarsistem.Dalam
beberapakasus,setelahporosberputardengankecepatantinggibiasanyapompa
tekanantinggiyangdigunakandapatdihentikansementarapompatekananrendah
sebagaipensuplaiminyakpelumastetapdifungsikan.Dalamkasusini,padaoperasi
normal yang terjadi bukan pelumasan hidrostatis lagi, melainkan pelumasan
hidrodinamis.
2.5
Kekentalan
Minyak
Pelumas(
Viscosity
)
2.5.1
Kekentalan
Dinamik
dan
Kekentalan
Kinematik
Dalamindustriperminyakankhususnyaminyakpelumasdikenalistilah
kekentalan, karena kekentalan merupakan sifat paling penting bagi minyak
pelumaskhususnyadanbahanpelumasumumnya,karenasifatinimenunjukkan
kemampuan untuk melumasi sesuatu dan kemampuan suatu fluida untuk
mengalir. Pada gambar 2.3 menunjukkan pendefenisian kekentalan dinamik
menurutHukumNewtontentangaliranviskos.Suatupermukaanbergerakrelatif
dengankecepatanuterhadappermukaanlaindimanadiantarakeduapermukaan
ditempatkansuatulapisantipisfluida.Kekentalandidefenisikansebagaibesarnya
tahanan
fluida
untuk
mengalir
di
bawah
pengaruh
tekanan
yang
dikenakan
dan besarnya
harga
kekentalan
merupakan
perbandingan
antara
tegangan
u
u
h
yGambar2.3PendefenisiankekentalandinamikmenuruthukumNewtontentangaliranviskos
Darigambar2.3secaramatematisdapatditulis:
h u dy du µ
µ
τ = = (2.1)
Dimana : τ = tegangan geser fluida (N/m2)
µ = kekentalan dinamik (Poise, P)
u = kecepatan relatif permukaan (m/det)
h = tebal lapisan pelumasan (m)
Sehinggakekentalandinamikdapatditulis
dy du
τ
µ= (2.2)
(Sumber : Matakuliah Teknik Pelumasan, Ir. A.Halim Nasution M.Sc, Departemen Teknik
Kekentalan dinamik disebut juga dengan kekentalan absolut, sementara kadar
geseranadalahdu/dy.Jikakekentalandinamikdibagidenganrapatmassapada
temperaturyangsamahasilnyadisebutkekentalankinematik.Secaramatematis
ditulis:
ρ µ =
v
Dimana : v = kekentalan kinematik (Stoker, S)
ρ= rapat massa (gram/cm3)
Satuan tegangan geser adalah dalam dyne/cm2 dan kadar geseran
dalamdet-1,makasatuankekentalandinamikadalahpoisedisingkatP.Sedangkan
satuanrapatmassagram/cm3sehinggasatuankekentalankinematiadalahstokes
disingkatSt.
Satuan yang paling umum dalam industri perminyakan adalah centipoise
disingkatcPdancentistokedisingkatcSt,dimana1P=100cPdan1St=100cSt.
DalamsatuanSI,untukkekentalandinamisadalahNdet/m2ataukg/mdet dan
satuankekentalankinematikadalahm2/det.Dengandemikiandiperolehhubungan
satuan-satuan:
1P =10-1Ndet/m2
1Cp =10-3Ndet/m2
1St =10-4m2/det
DalamsatuanBritishuntukkekentalandinamikdikenalsatuanlbf.s/in2(pound-
forcesecondpersquareinch) yangdisebut jugadenganreyn, yang diberikan
untukpenghormatanterhadapSirOsborneReynolds.
Hubunganantarareyndancentipoise:
1reyn =1lbf.s/in2 =7,03kgf.s/m2
1reyn =6,9.106cP
Kekentalanjugadapat/pernah dinyatakandenganunitsebagaiberikut:
• KekentalanRedwood(Redwoodviscosity)
Secara teknis Redwood viscosity bukanlah satuan untuk kekentalan melainkan waktu alir. Itu adalah jumlah waktu yang diperlukan50 ml
minyak untuk mengalir melalui cerobong saluran berbentuk mangkuk
(cup-shapedfunnel)akibatgayaberatnyasendiri.
• KekentalanSaybolt(Sayboltviscosity)
Sayboltviscosity secarateknisadalahwaktualirdanhaltersebutjuga
bukansatuankekentalan,karenamemilikicarayangsamadalam
pengukurannyadenganRedwoodviscosity. Metodeinipernahmenjadi metodestandarpadaASTM.
• KekentalanEngler(Englerviscosity)
Englerviscosity jugamerupakanwaktualirdenganmetodehampirsama
dengan Redwood viscosity, tetapi hasilnya dinyatakan dengan derajat, waktu alir sampel minyak terhadap yang diukur air pada temperatur
yangsama.HaliniditerapkanhanyadihampirseluruhEropa,tetapisecara
2.5.2
Klasifikasi
Kekentalan
Minyak
Pelumas
Kekentalanminyakpelumasperludistandarkandandiklasifikasikanagar
penggunaannya sesuai dengan kebutuhan. Kekentalan minyak pelumas untuk
keperluan teknik dan industri telah diklasifikasikan oleh beberapa organisasi
standarisasi seperti ISO, SAE, ASTM, DIN, AGMA, dan lain sebagainya.
Klasifikasiyangpalingbanyakdigunakandalamduniaindustriadalahklasifikasi
menurutISOdanSAE.
1.Klasifikasi
Kekentalan
Menurut
ISO
Sistemklasifikasi kekentalan minyak pelumas menurut ISO
(InternationalStandardOrganization)adalahberdasarkankekentalankinematik,
dalamsatuancentistokes(cSt),padadaerah(range)kekentalanpadatemperatur 40°C .SetiapdaerahkekentalandiidentifikasidenganangkaISOVG(Viscosity Grade) atau derajat kekentalan ISO, dimana kekentalan tersebut merupakan
kekentalan kinematik rata-rata pada daerah tersebut (midpoint kinematic
viscosity).Untukmendapatkannilaikekentalannya,harusdihitung10%darinilai
rata-ratakekentalankinematiknya.MisalnyaISOVG100mempunyaikekentalan
rata-rata100cSt,dimanabataskekentalannyaadalah90cStuntukminimumdan
110cStuntukmaksimum.
NilaikekentalanmenurutISOuntukminyakpelumasdapatdilihatpadagambar
grafikdantabelberikut,yangdikutipdaridokumenISO3448”IndustrialLiquid
Nilai kekentalan standar ISO dapat dilihat pada tabel di bawah, untuk nilai
kekentalan pada suhu 40 °C. Nilai untuk harga kekentalan kinematik minyak
pelumaspada40°CmenurutdokumenISO3448.
Tabel 2.2 KlasifikasikekentalanISOminyakpelumaspadasuhu40°C
(sumber:Prinsippelumasandanminyakpelumasmineral,Ir.A.HalimNasution M.Sc )
Angkaderajat kekentalanISO
Hargatengah kekentalan,cSt pada40°C
Bataskekentalankinematik,cStpada40
[image:38.595.84.491.211.715.2]2.Klasifikasi
Kekentalan
Menurut
SAE
Sistem klasifikasi ini disusun oleh SAE (Society of Automotive
Engineers),dalamSAEJ300SEP80pertamakalidilaporkanDivisiAnekaragam
(Miscellaneous Division), disetujui pada Juni 1911, dan direvisi kembali oleh suatukomiteSeptember1980.WalaupunsistemkekentalaninidisusunolehSAE,
klasifikasikekentalanminyakpelumasbukanhanyauntukotomotif,melainkan
ssemua tipe penggunaan minyak pelumas termasuk industri, kapal laut dan
pesawat udara. Klasifikasi SAE merupakan klasifikasi untuk minyak pelumas
mesin-mesinsecararheologisaja.Karakteristiklaindariminyakpelumastidak
termasuk.Praktekyangdianjurkaniniditujukanuntukpenggunaanolehpabrik
pembuat mesin-mesin dalam menentukan derajat kekentalan minyak pelumas
yang akandirekomendasikanuntuk penggunaan mesin-mesin yang diproduksi,
dan oleh perusahaan minyak dalam merumuskan dan memberi label produksi
mereka.
Dua seri derajat kekentalan diberikan pada tabel 2.2, dimana salah satu
mengandung letter W dan lainnya tidak. Derajat kekentalan dengan letter W didasarkanataskekentalan maksimumpada temperaturrendahdantemperatur
pemompaanbatasmaksimum,sebagaimanakekentalanminimumpada100 °C.
Minyakpelumastanpaletter Wdidasarkanataskekentalanpada100°C.Minyak yang diklasifikasikan kekentalannya pada temperatur rendah dan temperatur
pemompaan memenuhi persyaratan untuk derajat W, danyang mana
kekentalannyapada100°C beradadalamdaerahyangtelahditentukandarisalah
Kekentalanpadatemperaturrendahdiukursesuaidengan prosedur tertentu.
Prosedur ini merupakan versi multi-temperatur dari ASTM D 2602.
Metode Pengujian Kekentalan Nyata Minyak Pelumas Mesin
padaTemperaturRendahdenganmnggunakanSimulatorPengengkolanDingin
(MethodofTestforApparentViscosityof MotorOilsatLowTemperatureUsing
the Cold Crancing Simulator), dan hasilnya dilaporkan dalamcentipoise (cP).
Kekentalan diukur dengan metode ini dan telah ditemui hubungannya dengan
kecepatanputaranyangdiberikanselamapengengkolantemperaturrenda
[image:40.595.155.483.391.628.2]
Tabel 2.3 Derajat kekentalan SAE untuk minyak pelumas mesin (SAE J300 Engine Oil Viscosity Clasification).
SAE Viscosity
Grade
Viscosity(cP)a
at temp (°C) max.
Borderlineb
pumping
temp(°C)
max.
c
Viscosity (cSt) at100°C.
min max 0W 5W 10W 15W 20W 25W 20W 30W 40W 50W 60W
3250 at -30 3250 at -30 3250 at -30 3250 at -30 3250 at -30
2.5.3
Minyak
Pelumas
Multigrade
Minyak pelumas multigrade sering menimbulkan keraguan. Pada
dasarnyajenisinimerupakansalahsatuyangmempunyaiindekskekentalanyang
bersesuaiandenganpersyaratanpada100°C dan-18°C .
Tabel2.4KlasifikasiMultigardeSAECrankcaseOilViscosity
MinyakpelumasmesinotomotifdiklasifikasikanolehSAEsepertitercantumpada
tabel2.4. Tabel2.4khususmenunjukkankekentalanminyakpelumasmultigrade. Ternyata bahwa minyak pelumas jenis ini mempunyai indeks kekntalan yang
tinggi.
SepertidiungkapkansebelumnyabahwanomorSAEyangdiikutidenganletter W (Winter) ditunjukkan sebagai minyak pelumas yang dimaksudkan untuk
kemudahandalammenghidupkanmesinselamakondisicuacadingin.Misalnya
SAE20W/50,artinyabahkanpadasaatmusimdingin(ataupadapagiharisaat
bukanmusimdingin)nilaikekentalannyaakansamasepertiSAE20,danpada
saat udara panas (kondisi operasi) atau bukan musim dingin kekentalan
maksimalnyaadalahakansamasepertiSAE50.
NomorSAEGanda IndeksKekentalan
10W/30 10W/40 10W/50 20W/40 20W/50
Minyak pelumas multigrade pada awalnya dibuat khusus untuk daerah yang
memiliki empat musim (iklim) dalam satu tahun, termasuk didalamnya musim
dingin, agar memudahkan pemilihan minyak pelumas untuk pengoperasian mesin
pada keempat musim tersebut. Namun dalam perkembangannya penggunaan
minyak pelumas multigrade tidak hanya digunakan pada wilayah yang memiliki
musim dingin, tetapi juga yang beriklim tropis, sehingga sering menimbulkan
keragu-raguan bagi pengguna. Secara teori minyak pelumas SAE 20W/50 tersebut
dapat diaplikasikan/digunakan pada sistem yang memerlukan minyak pelumas
SAE 20, SAE 30, SAE 40 dan SAE 50.
2.5.4 PengaruhTekanandanTemperaturTerhadapKekentalan
Tekanan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kekentalan pelumas.
Hal ini sangat penting dalam pelumasan tipe elastohidrodinamis dan bidang
hidrolika. Minyak pelumas yang menunjukkan perubahan kekentalan yang besar
terhadap temperatur juga akan menunjukkan perubahan yang besar dengan
perubahan tekanan.
Persamaan Barus memberikan solusi hubungan kekentalan dan tekanan, yaitu:
p
p e
α
µ
µ = 0. (2.4)
(sumber: Literatur1,bab4,hal29)
Dimana µ0. dan p
eα adalahkekentalanmasing-masingpadatekananpdantekanan
atmosfir, adalahkoefisientekananuntukkekentalan.
indeks viskositas rendah dan menengah lebih tinggi daripada untuk minyak
pelumasdenganindeksviskositastinggi.
Persamaan kekentalan-tekanan Roeland merupakan persamaan alternatif untuk
menentukan kekentalan minyak pelumas terhadap perubahan tekanan yang
dinyatakandengan:
Log (1,200+log µ) = log (1,200 + log µ0) + z log (1 + 2000
P
) (2.5)
Dimana
µ = kekentalan pada tekanan p(cP)
0
µ = kekentalan dalam tekanan atmosfer
[image:43.595.131.464.431.670.2]z = konstanta yang harganya bergantung pada jenis minyak pelumas
Gambar.2.4 Pengaruhtekananterhadap ,persamaanBarusdanPersamaanRoeland
Temperatur memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kekentalan
minyak pelumas. Pada temperatur rendah molekul-molekul pada cairan sangat
rapatsekalisatusamalain;dengankatalainvolumebebasterbatas.Padadaerah
ini tahanan cairan untuk mengalir (kekentalan) bergantung secara kritis pada
ukuran,bentukdanfleksibilitasdarimolekul-molekuldangayatarik
molekul-molekultersebut. Pada temperaturtinggi volumebebas bertambah, kekentalan
fluidaturundanukuran,bentuk,molekul-molekuldansebagainyatidak begitu
penting.
PersamaanRoeland,BlokdanVlugtermemberikanhubunganantarakekentalan
minyakpelumasdengantemperatur,dinyatakansebagaiberikut:
Log (1,200+log µ) = log b - S log (1 + 135
t
) (2.6)
(sumber:Literatur1,bab4,hal.36)
Dimana :
µ = kekentalan (cP)
Gambar2.5 pengaruh tempratur terhadap minyak pelumas pada tekananatmosfer.
(sumber:LubricationandReliabilityHandbook,byM.J.Neale)
2.6
Pengukuran/Pengujian
Kekentalan
Minyak
Pelumas
Kekentalanfluida/minyakpelumasdapatdiukurdenganberbagaimetode
denganprinsip-prinsip yang berbeda.Misalnyadenganprinsipbolajatuh yang
memenuhi hukum Stokes atau menurut Hoeppler. Pengujian minyak pelumas
biasanya dilakukan pada temperatur yang konstan misalnya 40°C. Alat untuk
[image:45.595.133.487.70.437.2]2.6.1
Viskometer
Bola
Jatuh
(
Falling
Sphere
Viscometer
)
2.6.1.1
Viskometer
Bola
Jatuh
Yang
Memenuhi
Hukum
Stokes
Menurut hukumStokes,sebuahboladenganjari-jarir yang bergerak
dengankecepatanrendahvdidalamfluidaakanmengalamigayagesekanyang
melawan arah gerakannya akibat kekentalan fluida, dengan suhu dan tekanan
konstandigambarkansepertipadagambardibawah.
Dalam metode bola jatuh sebuah bola jatuh dijatuhkan ke dalam tabung
transparan yang berisi fluida. Kecepatan bola jatuh mula-mula rendah, tetapi
percepatangravitasimenyebabkankecepatanbertambahsehinggagayagesekan
fluidasemakinbesar.Gayayangdialamibolaadalahgayagravitasigayaapung
(arahnya ke atas), dan gaya gesekan (arahnya ke atas). Pada suatu kecepatan
terentuakanterjadikeseimbangan.
Tabungatauslinderyangdigunakandalampengujianbolajatuhyangmemenuhi
hukum Stokes ini haruslah tabung transparan, sehingga dapat dengan mudah
diamatidandicatatwaktujatuhbolauji.
Makadiperolehkekentalandinamik(μ)minyakpelumas(fluida)yangdiuji:
g v
r
f b r
). (
9
2 2 ρ ρ
µ = − (2.7)
Dimana :
µ = kekentalan dinamik (N.s/m2)
v r2
= perbandingan kuadrat jari-jari bola baja dengan kecepatan rata-rata (m/det).
b
ρ = rapat massa bola baja (kg/m3)
f
ρ = rapat massa fluida (kg/m3)
g = gaya gravitasi = 9,81 (m/s2)
(sumber : fisika untuk universitas edisi ke -7 jilid 1)
2.6.1.2
Viskometer
Bola
Jatuh
Menurut
Hoeppler
[image:47.595.115.486.504.718.2]Viskometer bola jatuh menurut Hoeppler dapat dilihat pada gambar
diatas. Pengaturan suhu dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan
selimut air (water bath) pada tabung viskometer. Formula untuk pengukuran viskositasmenurutHoeppleradalah:
µ =K(ρ1−ρ2).t (2.8)
Dimana : µ = kekentalan dinamik (Poise)
1
ρ = massa jenis bola uji (kg/m3)
2
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
K = Konstanta bola uji viskometer
t
. = waktu rata-rata
(Sumber : Fisika untuk Universitas edisi ke-7 jilid 1)
2.6.2
Viskometer
Rotasional
Viskometerrotasional(RotationalCylindricalViscometer)sepertipada gambar2.2terdiridariduaslinderkonsentrisdenganfluidayangterdapatdiantara
keduanya.Slinderterluardiputardantorsidiukurpadaslinderyangterdapatdi
dalam.
Jika : ri = jari-jarislinderbagiandalam
ro = jari-jarislinderbagianluar
la = panjangtabung/slinder
= radialclearence
Didapatkekentalandinamik/absolut:
a i o q o l r r t 2 2πϖ δ
µ = (2.9)
Gambar2.8.ViskometerRotasional
2.6.3
Viskometer
Pipa
Kapiler
Pengukuran kekentalan pada viskometer pipa kapiler (Capillary
Viscometers)didasarkanpadapengukuranrata-rataaliranfluidamelaluitabung
berdiameterkecil/pipakapiler.
Ada banyak tipe/varian viskometer yang menggunakan prinsip aliran fluida
melaluipipa kapiler, dan viskometer pipakapiler merupakanviskometer yang
memilikivarianpalingbanyakdibandingkandengantipeviskometeryanglain.
Gambar2.9Beberapajenistipeviskometerpipakapiler
Jika µk,o=
o o
ρ µ
adalah kekentalan kinematik pada ρ = 0 dan tempratur tetap,
Serta A* = 8 4 a g
lt
π , dan mengingat q t
1
α , maka
B t
q A
ht o
k *
*
, = =
µ
DimanaB*adalahkonstantadarifungsialatujitersebut.
[image:50.595.105.505.84.378.2]2.6.4
Viskometer
Cone
and
Plate
Gambar 2.10 ViskometerFerranti-ConeandPlateViscometers
[image:51.595.209.396.136.398.2]2.6.5
Viskometer
tipe
lain
Selaindariviscometerdiatas,masihbanyak lagiviscometertipe lain,
beberapadiantaranyadapatdilihatpadagambardibawahini.
Gambar 2.12 ViskometerStormer
Gambar 2.14 Viskometer MacMichael
2.7
Aditif
minyak
pelumas
Aditif minyak pelumas (oil additives) atau bahan tambahan minyak pelumas,yangseringdisebutjugaoiltreatment,adalahsejeniszatkimiayangjika ditambahkankedalamminyakpelumasbaikyangmemilikibahandasar(baseoil) minyakbumimaupunsintetisakanmempertinggiataumemperbaikisifat yang
adadariminyakpelumastersebut.Ataudapatjugamemberikansifatyangbaru
padaminyakpelumas,yangtidakdimilikisebelumnya.
Minyakpelumasawalnyaadayangdiberikanaditif,namundalamjumlahyang
sangatsedikit,agarterjagakeseimbangankomposisikimiadalampelumas.
Penambahan aditif haruslah dalam takaran yang sesuai dengan rekomendasi
2.8
Bantalan
Luncur
dan
Pelumasan
pada
Bantalan
Luncur
2.8.1
Bantalan
Luncur
Bantalan luncur (journal bearings) sangat luas penggunaannya pada mesin-mesinyangmemilikielemenberputar(rotatingmachines),sepertiturbin uap,generator,blower,kompresor,motorbakar,poroskapallaut,bahkansebagai
bantalanpadaelemenyangseharusnyamenggunakanbantalangelinding(rolling
elementsbearing).Haltersebutkarenabantalanluncurlebihbaikdaribantalan
gelinding (pada parameter yang dapat dianggap sama) dalam hal penyerapan
getaran, tahanan terhadap gaya kejut, relatif tidak bising, dan umurnya lebih
panjang. Semua karakteristik ini disebabkan oleh prinsip pelumasan bantalan
luncur yang menggunakan lapisan tipis minyak pelumas saat menumpu
poros,misalnya. Tentu saja hal tersebut tidak lepas dari teknik desain dan
pemilihanmaterialyangterusdikembangkan.
Bantalanluncurtermasukdarijenisbantalanyang arah pembebanan normalnya
padaarahradialataulebihbanyakmengarahtegakluruspadagarissumbuporos.
Makabantalanluncurtermasukkedalamjenisplainbearing ataukadangdisebut denganslidingbearing.
Disebutbantalanluncur(dalambahasaIndonesia)adalahkarenaadanya gesekan
luncurdangerakanluncuran(sliding)yangterjadipadabantalan,akibatadanya lapisanfluidatipisdiantarabantalandanporostersebut.Dapatjugadibandingkan
sepertiatlet selancar air yang berselancar/meluncurbebasdiatasair, demikian
jugadenganporosyang dapat meluncur dengan mudahpada bantalandengan
Dalam bahasa Inggris disebut journal bearings karena poros ditumpu oleh bantalanpadatempat/daerahyangdinamakantap-porosatauleher-poros(neck), dandaerahleher-porostersebutdinamakan journal.
Gambar2.15 Bantalanluncur
2.8.2
Pelumasan
hidrodinamis
pada
bantalan
luncur
Adaberbagaijenisbantalanluncur,danbantalan-bantalantersebutdapat
dilumasidenganminyakpelumas,gasbahkandenganminyakgemuk.Namuntipe
pelumasan yang paling efektif dan paling banyak digunakan adalah dengan
minyakpelumasdengantipepelumasanhidrodinamis.
Sepertiyangtelahdijelaskandiatas,teoripelumasanhidrodinamisiniberasaldari
2.8.2.1 Teorialiranhidrodinamisfluidadiantaraduaplat/permukaandatar
Gambar 2.16 Aliranhidrodinamisfluidadiantaraduaplat/permukaandatar
LihatlapisanminyakpelumasdiantaraduaplatABdanCD,salahsatupermukaan
bergerakdengankecepatanV,danpermukaanyangsatunya(CD)diam,seperti
padagambar2.14.KecepatanminyaksaatkontakdenganCDadalahnolsaatCD
diam.Gayapadaminyakyangdigambarkandalamelemenkubusdx.dy.dzpada
setiap titik (xyz) seperti pada diagram, dimana F adalah gaya yang terjadi pada
gesekan internal dan p adalah tekanan pada titik tersebut (xyz).
Berdasarkan hukum Newton:
y v F
δ µδ
= (2.11)
Dimanaµ=koefisienkekentalandanv=kecepatanpadaarahx
Anggapelemendx.dy.dzberadadalamgerakanseragampadaarahxdan
(padalahindependentterhadapy),sehinggasolusigaya: 0 . , ( . , = − + + −
+ dx dxdz
x p p p dz dx F dy y F F δ δ δ δ (2.12) y F δ δ = x p δ δ
SubstitusinilaiF:
y F
δ δ
= 2 = 2 y v δ µ x p δ δ (2.13)
Integralpersamaan(2.10)terhadapy:
(2.14)
Lalukitatentukankondisiv=Vketikay=0 dan v=0ketikay=h,didapat:
hy h y x p h y V v − − − = 1 2 1 1 µδ δ (2.15)
catatan:KondisiyangditerapkanuntukmenentukankonstantaC1danC2adalah
karenaydiukurberlawanandenganarahyangdiindikasikan.
Dari sini fungsi internalpada persamaan (2.9) harus bernilai
2 1 2 2 1 C y C y x p
v= + +
µδ δ
Atau tanda y F
δ δ
dibuat negatif dan persamaan kecepatan menjadi :
hy h y x p h y V v − + − = 1 2 1 1 µδ δ (2.16)
2.8.2.2 PersamaantekananSommerfelduntukpelumasanhidrodinamispada
bantalanluncur
Mekanismepelumasanhidrodinamispadabantalanluncurdapatdilihat
padagambardibawahini:
Gambar2.17 Mekanismepelumasanhidrodinamispadabantalanluncur
Pada tahun 1904, A.J.W. Sommerfeld (1869-1951) menemukan suatu
persamaanyangdapatmenganalisatekananpadalapisantipisminyakpelumas
padabantalanluncur,yangdikenaldenganpersamaanSommerfeld,yaitu:
0 2 2 2 2 ) cos 1 )( 2 ( cos 2 ( sin 6 P r
p +
+ + + = θ ε ε θ ε θ ε δ ϖ µ (2.17)
Dapatjugaditulis:
+ + + =
− 22 2 2
) cos 1 )( 2 ( ) cos 2 ( sin 6 θ ε ε θ ε θ ε δ ϖ µr p
p o (2.18)
Dimana:
p0 =tekanansuplai(Pa)
ω=kecepatanputaranporos/journal (rpm)
R=radiusbantalan(m)
r=radiusporos(m)
δ=kelonggaranradial(R-r)
e= eksentrisitas
ε =perbandinganeksentrisitas
= e δ
μ=viskositasminyakpelumas
h=teballapisanminyakpelumas
θ=posisiangular(°)
(sumber : Matakuliah Teknik Pelumasan,Ir.A.Halim Nasution.M.Sc. Departemen Teknik Mesin
dimanalapisanfilmminyakpelumasminimumadalah:
hm =δ −(1 ε.cosθ)
Sommerfeldjugamemberikansolusiuntukbebantotal(P)disepanjang
bantalan,yaitusebagaiberikut:
)
1
(
)
2
(
.
.
.
12
3 2 2 3ε
ε
δ
ε
µ
ϖ
µ
−
+
=
r
l
P
Jika : ; ) 2 ( . . . 6 2 2 ε δ π ϖ µ + = r k Maka : ) 1 ( . . 2 2 ε π −
=k lr
P (2.19)
(Sumber : Matakuliah Teknik Pelumasan,Ir.A.Halim Nasution.M.Sc. Departemen Teknik
Mesin USU)
Minyak Pelumas
Pengujian Karakteristik Bantalan Luncur Pengisian Minyak dan Pemanasan (Warm up)
Putaran 1500 rpm
Putaran 1750 rpm
Putaran 2000 rpm Putaran
1250 rpm Putaran
1000 rpm
Pencatat Data
Analisa Hasil
Pengujian
Pengujian Kekentalan minyak
pelumas
BAB
III
METODE
PENGUJIAN
3.1
Diagram
Alir
Pengujian
3.2
Variabel
Pengujian
Padapengujianinivariabelpengujianuntukmendapatkankarakteristik
tekananbantalanluncuradalahkekentalanminyakpelumas(
µ
)dankecepatan putaranporos(ω
).3.3
Peralatan
Pengujian
Pengujian dilakukan di Laboratorium Mesin Fluida Departemen
TeknikMesinFakultasTeknikUniversitasSumateraUtara.Alatyangdigunakan
adalahAlatUjiBantalanLuncurTM25buatanTecQuipmentLtd,Inggris.
SpesifikasiAlatUjiBantalanLuncuradalahsebagaiberikut:
•DimensiAlatUji:
990mmx970mmx2850mmdan68kg
•Kondisioperasi:
Padatemperatur+5°Csampai+40°C
Padajangkauankelembabanrelatifsetidaknya80%padatemperatur
<31°Cdan50%padatemperatur 40°C.
•Suplaienergilistrik:
Single-phase 230VAC50Hz atau110VAC60Hz.
•SpesifikasiBantalanLuncur:
Diameterjournal : 50mm
Diameterbantalan : 55mm
Lebarefektifbantalan : 70mm
Lebarbantalansepenuhnya : 80mm
Keterangangambar3.3:
A : Poros/journal
B : Porosmotorpenggerak
C : Bantalanluncur
D : Karetdiafragma(Flexiblerubberdiaphragm) E : Piringanpenutupbantalan
F : Penunjukkesimbanganbantalan
G : Fixedframe
H : Beban
I : Batangbeban
Peralatan pengujian TM25 memiliki bantalan acrylic dan papan
manometeryang besar,sehinggatekananminyakpelumaspadabantalandapat
diobservasidenganjelas.Porosmotorpenggerakdanjournal memilikiputaran yangsama. Peralataninijugadilengkapidenganvariabelkecepatanputaranpada
unitkontroldansensorkecepatanpadamotoruntukmelakukanpercobaanpada
kecepatanyangbervariasi.
Padabantalanterdapat16(enambelas)titikobservasiuntukmengukur
besarnya tekanan pada bantalan luncur. Dua belas titik berada di sekeliling
(equispaced)bantalan,yangmasing-masingberjarak/membentuksudut30°,yaitu
titik observasi yang bernomor 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16.
Sedangkanempattitikberadapadaarahaksial(lebarbantalan),yaitutitik1,2,4
Masing-masing titik pengujiandihubungkanketabung padapapan manometer
denganpipaplastikfleksibel,sehinggadistribusitekananpadasekelilingbantalan
dapatdiobservasipadamanometertersebut.Padapapanmanometerterdapat16
tabung/pipayangmenunjukkannilaitekananuntukmasing-masingtitiktersebut,
dannilainyadalamsatuanmmoil.
3.4
Pengisian
Minyak
Pelumas
dan
Pemanasan
Peralatan pengujian bantalan luncur TecQuipment TM25 memiliki
reservoir sebagaipenampung minyak pelumas. Reservoir dihubungkandengan
duasaluransebagaipintu masukminyakpelumaskedalambantalan.Resrvoir
juga dilengkapi dengan keran untuk membuka dan menutup aliran minyak
pelumaskebantalan.
Sebelum melakukan pengujian tekanan pada enam belas titik pengujian harus
samaagarterjadikeseimbangantekanan.Caranyadenganmembukakeranmasuk
minyakpelumas.
Saat pengujian gelembung-gelembung udara harus dikeluarkan agar
tidakterjadikesalahanpembacaantekanan.Salahsatucaranyaadalahdengancara
melakukanpemanasanatau warm up.Pemanasandilakukandengan
menghidupkan motor dan meningkatkan kecepatan putaran secara bertahap
sampai 1500 rpm, kemudian dibiarkan sampai satu jam. Setelah satu jam
kecepatanputarandikurangi hinggastabilpada 1000 rpmselama kira-kira10
3.5
Pengujian
Karakteristik
(Distribusi
Tekanan)
Bantalan
Luncur
Pengujian untukmendapatkan karakteristikbantalanluncurini
menggunakan minyak pelumas oli kemasan SAE 20W/40 dan SAE 40W, serta
minyak pelumas oli drum dengan SAE 20W/40W dan SAE 40W tanpa penambahan
adatif. Padapengujianiniditetapkanlimavariasikecepatanputaran,
yaitu: 1000 rpm, 1250 rpm, 1500 rpm, 1750 rpm, 2000 rpm. Putaran poros
ditetapkansearahjarumjam(clockwise).
Setelahdilakukanpemanasan(warmup),kemudianputaranporosditetapkanpada kecepatanputaranpengujianterendah,yaitu1000rpm,laludibiarkanstabilpada
putarantersebutselama10(sepuluh)menit,kemudiandilakukanpembacaanpada
papanmanometer.Demikianjugauntukputaran1250,1500,1750dan2000rpm
untukmasing-masingminyakpelumas.
3.6
Pengujian
Kekentalan
Minyak
Pelumas
Pengujiankekentalankekentalan minyak pelumaspadapercobaan ini
menggunakanviskometerbolajatuhmenurutHoeppler,merekHAAKEFissons,
buatan Jerman, yang terdapat pada Laboratorium Fisika Lanjutan Universitas
SumateraUtara.Pengujiankekentalandilakukanpadatemperaturruang28°Cdan
pada40°C.Namundalamanalisanilaikekentalanyangdigunakanadalahdata
percobaanpadatemperatur40°C,karenakondisitemperaturoperasiperalatan
bantalanadalahberkisar40°C.
MenurutbukumanualHAAKEFissons,pengujiankekentalaninisesuaidengan
Gambar3.4 Viskometer Bola Jatuh Menurut Hoepper Merek HAAKEFISSONS
3.7
Minyak
Pelumas Yang
Digunakan
Sampel minyak pelumas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
minyakpelumaskemasan SAE 20W/40 danSAE40W.
Gambar
![Tabel 2.2 Klasifikasi kekentalan ISO minyak pelumas pada suhu 40 °C](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/212613.17851/38.595.84.491.211.715/tabel-klasifikasi-kekentalan-iso-minyak-pelumas-pada-suhu.webp)
![Tabel 2.3 Derajat kekentalan SAE untuk minyak pelumas mesin (SAE J300 Engine Oil Viscosity Clasification)](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/212613.17851/40.595.155.483.391.628/tabel-derajat-kekentalan-minyak-pelumas-engine-viscosity-clasification.webp)
![Gambar. 2.4 Pengaruh tekanan terhadap , persamaan Barus dan Persamaan Roeland](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/212613.17851/43.595.131.464.431.670/gambar-pengaruh-tekanan-persamaan-barus-persamaan-roeland.webp)
![Gambar 2.5 pengaruh tempratur terhadap minyak pelumas pada tekanan atmosfer.](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/212613.17851/45.595.133.487.70.437/gambar-pengaruh-tempratur-minyak-pelumas-tekanan-atmosfer.webp)
Dokumen terkait
Hyaline Membrane Disease (HMD) disebut juga respiratory distress syndrome (RDS) atau Sindroma Gawat Nafas yaitu gawat napas pada bayi kurang bulan atau premature yang
Menilai hasil penelitian atau hasil pemikiran dosen yang diterbitkan pada Majalah llmiah Nasional dan lnternasional.. Menilai'hasil penelitian'atau hasil pemikiran berdasarkan
Pada percobaan ini, diperoleh data bahwa suatu monosakarida dapat dibedakan dengan disakarida yang dapat diamati dari terbentuknya endapan merah bata pada senyawa glukosa,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ketahanan pangan rumah tangga di Kelurahan Rejosari Kecamatan Pangkal Balam Kota Pangkalpinang, mengetahui tingkat
"...dengan langkah gemulai, perempuan langsing berbaju seksi itu melewati jembatan yang diujungnya banyak ditongkrongi an& muda.. dara manis warga bypasss itu
Yield 10-years US Treasury note pada Senin, 01 Oktober ditutup naik ke level 3,09% akibat pindahnya investor ke pasar saham yang didorong oleh meredanya tensi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa target penerimaan pajak dengan pajak yang diterima oleh KPP Rungkut untuk pajak orang pribadi pada tahun 2010
Hasil analisis menunjukkan gambit dalam naskah teks drama inggris yang berjudul “Fenomena Perbedaan Gaya Mengajar” terdapat tipe dari gambit yaitu: ekpresi Opening gambit