1
2008-2013)
THE INFLUENCE OF DEBT EQUITY RATIO AND CURRENT RATIO TO DIVIDEND PAYOUT RATIO (Case Study On Food and Beverage Companies Listed in Indonesian Stock Exchange Period 2008 -
2013)
Oleh :
BETHA DWI LARASATI 21111113
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ABSTRACT
Dividend payout ratio is influenced by several factors including the debt equity ratio and current ratio. There are phenomenon in 2012 and 2013 which showed that variable debt equity ratio size increased but it is not followed by increase Dividend Payout Ratio.
The purpose of this research is to determine the effect of independent variables represented by debt equity ratio (DER) and current ratio (CR) has influence on the dependent variable is Dividend Payout Ratio (DPR) case study at foods and beverages companies listed in BEI period 2008-2013.
The method is used in this research is descriptive method, verification with quantitative approach. The analytical method used is multiple regression. Besides previously also classical assumption which include normality test, test Multicollinearity, Heteroskidastity test and autocorrelation test. The results showed that there were no irregularities classical assumptions, it is shown that the available data has been qualified to use multiple linear regression models. The method of analysis used is multiple linear regression analysis with the help of analysis tools SPSS version 17.0 The result from this research indicate that debt equity ratio has no significant effect on dividend payout ratio, while current ratio has a significant effect on dividend payout.
Keywords : Debt Equity Ratio, Current Ratio, and Dividend Payout Ratio.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perusahaan dapat dinilai dari harga sahamnya. Semakin banyaknya perusahaan yang berdiri di Indonesia, membuat para investor semakin berlomba-lomba menanamkan sahamnya dengan harapan akan memperoleh pengembalian yang baik dari saham yang ditanamnya. Tandelilin (2001:183) menyatakan bahwa investor yang membeli sejumlah saham saat ini, pada hakikatnya bertujuan untuk mendapatkan dividen (bagian laba setelah pajak yang dibagikan) dan capital gain (selisih dari penjualan saham), sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut.
Perusahaan yang baik pasti mampu membagikan dividen. Dividen di suatu perusahaan menjadi pusat perhatian bagi investor, dimana kebijakan tersebut akan menjadikan seorang investor akan membeli, mempertahankan atau memutuskan untuk tidak membeli atau menjual saham yang investor miliki. Dividen berasal dari laba perusahaan. Dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham, sedangkan laba ditahan (retaining earning) merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:265).
Apabila terdapat kelebihan laba setelah digunakan untuk mendanai seluruh kesempatan investasi yang diterima, kelebihan itu akan di distribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas dan jika perusahaan memiliki proyek investasi dengan pengembalian melebihi yang diminta, perusahaan akan menggunakan laba untuk mendanai proyek tersebut (James C. Van Horne, 2002).
menyebabkan penurunan dividen sehingga sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan utang. Sebaliknya, pada tingkat penggunaan utang yang rendah perusahaan mengalokasikan dividen yang tinggi sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham. Selain itu, hutang yang tinggi juga dapat mendekatkan perusahaan terhadap risiko kebangkrutan (Kartika, 2005).
Namun pada kenyataannya, pada PT. Multi Bintang Indonesia tahun 2012 mengalami kenaikan tingkat DER diikuti dengan tingkat yang juga naik. Keadaan ini seharusnya tidak terjadi karena semakin tinggi tingkat DER, maka semakin rendah tingkat DPR. Tingginya tingkat DER, dengan semakin tingginya pula tingkat DPR disebabkan karena laba perusahaan menurun, ketika laba menurun, maka kas yang dimiliki perusahaan juga terbatas, namun di sisi lain perusahaan ingin tetap membagikan dividen, sehingga perusahaan melakukan pinjaman yang membuat tingkat utang perusahaan naik.
Selain itu, faktor lain yang juga perlu dipertimbangkan dalam besarnya pembagian dividen adalah likuiditas. Likuiditas dihitung dengan menggunakan Current Ratio. Rasio ini digunakan untuk menghitung seberapa mampu perusahaan dalam membayar hutang lancar dengan asset lancar yang dimilikinya. Perusahaan yang mampu melakukan pembayaran kewajiban jangka pendeknya berarti perusahaan dalam keadaan likuid. Keadaan perusahaan yang mampu membayar jangka pendeknya yang jatuh tempo mengindikasikan bahwa perusahaan mampu juga untuk membayar dividen. Dividen jika dikaitkan dengan likuiditas merupakan arus kas keluar, maka semakin tinggi likuiditas perusahaan berarti makin lancar kemampuannya membayar dividen (Riyanto, 2001: 202).
1.2 Identifikasi Masalah
1. Terjadinya peningkatan Debt Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio secara bersamaan disebabkan karena manajemen perusahaan memperhatikan harapan hasil dari para investor sehingga apabila perusahaan tidak membagikan dividen, perusahaan khawatir para investor akan menjual sahamnya.
2. Tingkat Debt Equity Ratio yang menurun, dengan diikuti tingkat Dividend Payout Ratio yang menurun pula disebabkan terjadi karena laba perusahaan tersebut menurun, sehingga kas perusahaan juga terbatas, oleh karena itu perusahaan membatasi pembagian dividen untuk menjaga likuiditas perusahaan.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Seberapa besar pengaruh Debt Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio. 2) Seberapa besar pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penulisan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah : 1) Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio.
2) Untuk mengetahui pengaruh besarnya Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio.
1.5 Kegunaan Peneltian 1.5.1 Kegunaan Praktis
Agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang. Serta untuk mengetahui bagaimana caranya untuk tetap mempertahankan besarnya dividen yang harus dibayarkan kepada para pemegang saham.
1.5.2. Kegunaan Akademis
Sebagai wawasan dan pengetahuan baru bagi pembaca sebagai wawasan baru dan pengetahuan baru ataupun tambahan ilmu pengetahuan dari minimal menjadi maksimal agar lebih paham khususnya dalam hal Debt Equity Ratio, Current Ratio, dan Dividend Payout Ratio.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Hutang
Rasio Utang terhadap Equitas=Ekuitas Pemegang SahamTotal Utang
Dividend Payout Ratio= Dividend Per ShareEarning Per Share
rasio hutang yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt Equity Ratio (Rasio Utang terhadap Ekuitas. Rumus perhitungan DER menurut James C van Horne :
2.1.2 Likuiditas
Likuiditas menurut Agus Sartono (2009:116) adalah kemampuan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Adapun rumus rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (rasio lancar). Rumus perhitungan CR menurut Irham Fahmi :
urrent ratio= urrent lia ilities urrent ssets
2.1.3 Dividen
Dividen menurut Nor Hadi (2013:74) adalah keuntungan yang diberikan pada para pemegang saham yang bersumber dari kemampuan emiten mencetak laba bersih dari operasinya. Rumus yang dipakai dalam menghitung besarnya dividen yang dibagikan adalah :
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Debt Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio
Perusahaan cenderung memanfaatkan hutang ketika memiliki keterbatasn laba (Kartika Nuringsih, 2005). Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham, termasuk dividen yang akan diterima karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembayaran dividen. Jika beban utang semakin tinggi maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan berdampak pada pembayaran dividen (Lukman, 2004:53).
Pengurangan hutang dapat dilakukan dengan membiayai investasinya dari sumber dana internal, hal tersebut berarti akan mengurangi jumlah dividen yang dibagikan pada para pemegang saham. Semakin tinggi hutang, maka akan semakin rendah tingkat pembagian dividen karena keuntungan perusahaan akan diutamakan untuk membayar hutang, daripada dibagikan sebagai dividen.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sisca Christiany Dewi (2007), Unzu Marietta dan Djoko Sampurno (2013) semakin tinggi hutang maka semakin rendah kebijakan dividen (dividend payout ratio). Ini berarti bahwa hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio).
2.2.2 Pengaruh Laba Atas Equitas (ROE) Terhadap Return Saham
keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sartono, 2012: 293).
Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar (Martono dan D. Agus Harjito, 2000: 255-256).
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizky Rurniawan Ano, Sri Murni dan Paulina Van Rate (2014) current ratio berpengaruh secara positif siginifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Hal ini, menjelaskan meningkatnya likuiditas akan meningkatkan dividen dan begitu juga sebaliknya.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian serta tinjauan pustaka seperti yang telah diuraikan tersebut diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1 : Debt Equity Ratio berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
H2 : Current Ratio berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menurut sugiyono (2011:4) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif dan metode Verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka) dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik dan untuk menguji peningkatan variabel Y melalui variabel XΌ dan X yang diteliti. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang akan diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Dalam penelitian ini objek yang akan diuji dan diambil hipotesisnya apakah diterima atau ditolak dengan menggunakan metode deskriptif dan/atau verifikatif yaitu pengaruh debt equity ratio dan current ratio
terhadap dividend payout ratio. 3.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sumadi (2013:29-30) operasionalisasi variabel definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Konsep dapat diamati atau observasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga variabel. Berdasarkan judul penelitian yang telah dijelaskan dibab sebelumnya, maka dalam penelitian ini variabel Debt Equity Ratio dan Current Ratio (X1 dan X2) sebagai variabel independen atau variabel bebas, kemudian Dividend Payout Ratio (Y) sebagai variabel dependen atau variabel terikat.
3.3 Sumber Data
3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian 3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013:80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 108 laporan keuangan tahunan dari 18 perusahaan makanan dan minuman selama 6 tahun yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan yang digunakan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan.
3.4.2 Penarikan Sampel
Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang diperoleh dapat memberikan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.(Sugiyono, 2013:81)
Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpossive sampling.
Menurut Sugiyono (2013:85) Purpossive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dengan demikian sample yang diambil oleh penulis adalah berupa laporan keuangan tahunan yang terdiri dari laporan neraca dan laporan laba rugi dengan kriteria sebagai berikut:
1. Data laporan keuangan tahunan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Membagikan dividen selama 6 tahun berturut-turut pada periode 2008-2013.
3. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 6 tahun sudah dianggap mewakili untuk dilakukan penelitian. Sehingga yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan kriteria tersebut maka perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI yang masuk ke dalam kriteria penentuan sampel terdapat 6 perusahaan dengan laporan keuangan selama 6 periode. Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 laporan keuangan. Laporan keuangan yang digunakan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan, dimana dalam laporan ini tersedia informasi keuangan mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
3.4.3 Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dimana penelitian dilakukan secara tidak langsung ke perusahaan yaitu melalui melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Bandung yang berlokasi di Jl. Veteran No.10 Bandung dan situs http://www.idx.co.id untuk mendapatkan laporan keuangan (annual report) perusahaan guna memperoleh data sekunder berupa laporan keuangan selama 6 tahun yaitu periode 2008-2013. Adapun waktu penelitian ini pada bulan Februari 2015 sampai dengan selesai.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Studi Lapangan (Field Research) a. Observasi
Pengamatan ini dilakukan dengan mendatangi langsung ke Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) dan mengamati bagian – bagian yang terkait mengenai informasi saham di Bursa Efek Indonesia.
b. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan perusahaan, seperti laporan keuangan tahunan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Studi kepustakaan (Library Research)
Sugiyono tahun 2013, Analisis Laporan Keuangan karya Kasmir tahun 2013, Manajemen Laporan Keuangan karya Lukman Syamsuddin tahun 2011. Data lainnya pun diperoleh dari jurnal terkait serta dari website yang ada seperti www.idx.co.id.
3.6 Metode Pengujian Data 3.6.1 Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:410) rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda dengan menggunakan statistik dalam program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
3.6.1.1 Uji Asumsi Klasik
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik. Beberapa asumsi Menurut Husein Umar (2011:177-182) itu diantaranya:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian.
3.6.1.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Sugiyono (2011:149) mengemukakan bahwa Analisis linier regresi digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikan/diturunkan.
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh Debt Equity Ratio dan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio.
3.6.1.3 Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Yang dimaksud analisis korelasi menurut ndi Supangat (2007:339) adalah “Tingkat hu ungan antara dua varia el atau le ih”.
3.6.1.4 Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) yaitu DER dan CR berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yaitu DPR yang dinyatakan dalam persentase.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen yaitu Debt Equity Ratio sebagai (X1) dan Current Ratio sebagai (X2) terhadap
Dividend Payout Ratio sebagai variabel dependen (Y). Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan secara parsial. Adapun hipotesisnya dirumuskan sebagai berikut :
H0 : bi = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel dependen terhadap variabel independen.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif
1. Secara keseluruhan rata-rata debt equity ratio perusahaan sektor makanan dan minuman dari tahun 2008-2013 cenderung stabil, kecuali pada tahun 2009 yang mengalami peningkatan yang paling tinggi. Akan tetapi pada tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013 rata-rata debt equity ratio perusahaan sektor makanan dan minuman cenderung stabil. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya struktur aktiva, profitabilitas, dan kondisi internal perusahaan, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mamduh (2004: 320) (gambar 5).
2. Current ratio pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama periode 2008-2010 memiliki trendline yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun akan tetapi tren peningkatan ini berbalik pada tahun 2011 dimana current ratio terus menurun hingga tahun 2013. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2010 dan penurunan terendah terjadi pada tahun 2013. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya besarnya investasi pada harta tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka panjang, volume penjualanan perusahaan, dan pengendalian harta lancar, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Riyanto (2001:32) (gambar 6).
3. Perkembangan rata-rata dividend payout ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meningkat dari tahun 2009-2012. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 21,3% dan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 18%. Secara keseluruhan penurunan terjadi pada tahun 2009 yaitu dengan adanya 4 perusahaan makanan dan minuman yang mengalami penurunan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, kemampuan meminjam, keadaan pemegang saham, dan stabilitas dividen, hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Agus Sartono (2012: 292-294) (gambar 7). 4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan softwareSPSS Statistics 17.0, maka hasil analisis verifikatif dapat dijelaskan sebagai berikut :
4.1.2.1 Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
Berdasarkan grafik 1 menunjukkan bahwa data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Multikolinieritas
Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh seperti terlihat pada tabel 1 menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel bebas, dimana nilai VIF masing-masing variabel yaitu 1,373 kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi tersebut.
3) Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 2 telihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbuh Y hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4) Uji Autokorelasi
Dari tabel 2 diperoleh nilai d sebesar 1,890. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson. Untuk α=0.05, k=2 dan n=36, diperoleh dL= 1,3537 dan dU= 1,5872. Nilai dU > dL, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat autokorelasi.
4.1.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Dari hasil perhitungan koefisien regresi linear berganda diperoleh dari persamaan dari tabel 3 sebagai berikut:
Y = 0.314-0.045 X1 + 0.118 X2
Untuk itu dari hasil perhitungan tersebut maka dapat diinterpretasikan adalah sebagai berikut: a) Nilai konstanta sebesar 0.314, menunjukan besarnya dividend payout ratio pada perusahaan
b) Arah koefisien regresi untuk DER (X1) adalah sebesar 0.045 dan bertanda negative, memiliki arti bahwa jika DER mengalami peningkatan sebesar 1 satuan sedangkan variabel bebas lainnya konstan, maka DPR akan mengalami penurunan sebesar 0.045.
c) Arah koefisien regresi untuk CR (X2) adalah sebesar 0.118 dan bertanda positif, memiliki arti bahwa jika CR mengalami peningkatan sebesar 1 satuan sedangkan variabel bebas lainnya konstan, maka DPR akan mengalami peningkatan sebesar 0.118.
4.1.2.3 Analisis Koefisien Korelasi
a) Korelasi Parsial DER dengan DPR
Berdasarkan nilai signifikan atau p-value (0.406 > 0.05), maka H0 diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara DER terhadap variabel terikat DPR jika CR tetap. Berdasarkan analisis korelasi parsial didapat nilai korelasi antara DER dengan DPR jika CR tetap adalah -0.145. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang sangat rendah antara DER
dengan DPR jika CR tetap. Sedangkan arah hubungan adalah negatif karena nilai r negatif artinya semakin tinggi DER maka semakin rendah variabel DPR.
b) Korelasi parsial CR dengan DPR
Berdasarkan nilai signifikan atau p-value (0.024 < 0.05), maka H0 ditolak, artinya Terdapat hubungan yang signifikan antara CR terhadap variabel terikat DPR jika DER tetap. Berdasarkan analisis korelasi parsial didapat nilai korelasi antara CR terhadap variabel terikat DER jika DER tetap adalah 0.382. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang rendah antara CR terhadap variabel terikat DPR jika DER tetap. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, artinya semakin tinggi CR maka semakin tinggi variabel DPR.
4.1.2.4 Analisis Koefisien Determinasi
Pada tabel 5 (lampiran) dapat dilihat bahwa nilai R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,259 atau 25,9%, artinya DER dan CR secara simultan memberikan pengaruh sebesar 25,9% terhadap DPR pada perusahaan sektor makanan dan minuman, sedangkan sebanyak (1-R2) 74,1% sisanya merupakan besar kontribusi pengaruh yang diberikan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.1.2.5 Pengujian Hipotesis
a) Pengujian Hipotesis Parsial DER terhadap DPR
Pada gambar kurva pengujian hipotesis parsial (gambar 3), terlihat bahwa nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 0,842 < ttabel (0,05;27) (2,028), nilai thitung berada di daerah penerimaan Ho (thitung < ttabel) sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menerima Ho dan menolak Ha yang berarti secara parsial DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR pada perusahaan sektor makanan dan minuman.
b) Pengujian Hipotesis Parsial CR terhadap DPR
Pada gambar kurva pengujian hipotesis parsial (gambar 4), terlihat bahwa nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 2,372 > ttabel (0,05;27) (2,028) nilai thitung berada di daerah penolakan Ho (thitung > ttabel) sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima Ha yang berarti secara parsial CR berpengaruh signifikan terhadap DPR pada perusahaan sektor makanan dan minuman.
4.2 Hasil Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Debt Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio
Terdapat hubungan antara debt equity ratio dan dividend payout ratio sebesar -0,145 yang bernilai negatif. Nilai 0,145 menurut Sugiono (2011:250) berada pada kategori korelasi sangat rendah. Artinya, debt equity ratio mempunyai hubungan yang rendah dan tidak searah antara debt equity ratio
dan dividend payout ratio.
Terdapat pengaruh antara debt equity ratio dan dividend payout ratio sebesar 2,1%, artinya
debt equity ratio hanya memberikan pengaruh sebesar 2,1% terhadap dividend payout ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa debt equity ratio memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa debt equity ratio berbanding terbalik dengan
dividend payout ratio. Dimana jika semakin besar debt equity ratio maka dividend payout ratio akan semakin kecil, begitu juga sebaliknya.
perusahaan tersebut selama penggunaan hutang selalu diiringi dengan meningkatnya laba perusahaan (Lisa Marlina dan Clara Danica, 2011).
Hal itu membuktikan bahwa debt equity ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lisa Marlina dan Clara Danica yang menyatakan bahwa debt equity ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
dividend payout ratio bedasarkan uji parsial (uji statistik t). 4.2.2 Pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio
Terdapat hubungan antara current ratio dan dividend payout ratio sebesar 0,382 yang bernilai positif. Nilai 0,382 menurut Sugiono (2011:250) berada pada kategori korelasi sangat rendah. Artinya, debt equity ratio mempunyai hubungan yang rendah dan searah dengan dividend payout ratio.
Terdapat pengaruh antara current ratio dan dividend payout ratio sebesar 14,59%, artinya
current ratio memberikan pengaruh sebesar 14,59% terhadap dividend payout ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa current ratio memiliki pengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa current ratio berbanding searah dengan dividend payout ratio. Dimana jika current ratio meningkat maka dividend payout ratio juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizky Kurniawan Ano, Sri Murni, dan Paulina Van Rate (2014) menunjukan bahwa current ratio memberikan pengaruh positif terhadap dividend payout ratio, demikian juga pada penelitian Ririn Astuti dan Khoirul Hikmah yang menunjukan bahwa current ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Debt Equity Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2013, dimana setiap debt equity ratio mengalami kenaikan, akan diikuti oleh turunnya Dividend Payout Ratio perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2013.
2. Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2013, dimana setiap kenaikan current ratio maka akan menaikan Dividend Payout Ratio perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2013.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
5.2.1 Saran Praktis / Operasional
1. Bagi perusahaan yang sudah berkomitmen untuk selalu membagikan dividen di tiap tahunnya menjadikan naik turunnya hutang tidak menjadi masalah bagi perusahaan tersebut selama penggunaan hutang selalu diiringi dengan meningkatnya laba perusahaan. Namun, bagi perusahaan yang memiliki tingkat debt equity ratio yang tinggi agar dapat menurunkannya dengan cara mengurangi ketergantungan kebutuhan modal dari hutang jangka panjang, misalnya memenuhi kebutuhan modal dengan menggunakan laba ditahan atau menerbitkan saham baru.
2. Bagi perusahaan yang tingkat current ratio nya rendah agar dapat meningkatkannya dengan cara menekan jumlah hutang lancarnya dan menaikkan aktiva lancarnya, dengan cara menjual aktiva tetap perusahaan atau menaikkan tingkat volume penjualan perusahaan. 5.2.2 Saran Akademis
1. Bagi Pengembang Ilmu
Diharapkan agar dapat lebih memberikan bukti empiris dari konsep yang telah dikaji bahwa
2. Bagi Peneliti Lain
Disarankan pada penelitian berikutnya untuk melakukan penelitian berikutnya dengan metode yang sama tetapi dengan variable, unit analis dan sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung teori dan konsep diterima secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Apikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE
Anjar Wibisono. 2010. Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi pada Perusahaan Go-Public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol.8 no.3 Agustus 2010.
Bambang Riyanto. 2009. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE UGM. Brigham dan Houston. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih bahasa: Ali Akbar Yulianto.
Jakarta: Salemba Empat.
Deni Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Rosda.
Djarwanto. 2004. Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Eduardus Tandelilin. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE UGM. Harmono. 2011. Manajemen Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Husein Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Irham Fahmi. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Irham Fahmi. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
James C. Van Horne dan John M. Wachowicz. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE
Kartika Nuringsih. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Juli-Desember 2005.Vol.2 Nomor.5 pp 103-123.
Kieso, D. E. and W. Jerry J. 2002. Akuntasi Intermediate. Edisi 9. Jakarta. Erlangga
Lukman Syamsuddin. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan Edisi Baru, Cetakan 8. Jakarta: PT Raja Grafindo. Mamduh M. Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. BPFE.
Marlina L dan C. Danica. 2009. Analisis pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis. Volume 2. Nomor 1. Januari 2009: 1-6.
Martono dan D.Agus Harjito. 2000. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Mursyidi. 2010. Akuntansi Dasar. Bandung: Ghalia Indonesia. Nor Hadi. 2013. Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rahayuningtyas, Septi. 2014. Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) (Studi pada perusahaan yang listing di BEI periode 2009-2011). Universitas Brawijaya Malang: Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.7 No.2, Januari 2014, pp. 1-9.
Ririn Astuti dan Khoirul Hikmah. 2013. Growth Of Sales, Investment, Liquidity, Profitability, Dan Size Of Firm Terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Akuntansi Volume 2, Nomor 1, April 2013.
Rizky Rurniawan Ano, Sri Murni dan Paulina Van Rate. 2014. Pengaruh Likuditas dan Profotabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Subsektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal 884-894.
Sisca Christiana Dewi. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.10, No.1, April 2008, pp 47-58.
Sofyan Syafri Harahap. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sunarto dan Andi, Kartika. 2003. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (online), Vol. 3.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tony Wijaya. 2013. Metode Peneleitian Ekonomi dan Bisnis, Teori dan Praktik. Jakarta: Graha Ilmu. Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal menyusun Skripsi dan Tugas Akhir.
Jakarta: Genesis
Unzu Marietta dan Djoko Sampurno. 2013. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio, Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011). Jurnal Manajemen Dipenogoro Vol.2 No.3 Tahun 2013 hal 1-11.
Lampiran Tabel 1
Hasil Pengujian Multikolineritas
Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constan
t)
DER .729 1.373
CR .729 1.373
Tabel 2
Analisis Regresi Linier Berganda antara Debt Equity Ratio dan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficie
nts
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .314 .175 1.796 .082
DER -.045 .054 -.148 -.842 .406
CR .118 .050 .416 2.372 .024
Tabel 3
Korelasi antara DER dan DPR Correlations
Control Variables DER DPR
CR DER Correlation 1.000 -.145
Significance (2-tailed) . .406
df 0 33
DPR Correlation -.145 1.000
Significance (2-tailed) .406 .
Tabel 4
Korelasi antara CR dan DPR Correlations
Control Variables DPR CR
DER DPR Correlation 1.000 .382
Significance (2-tailed) . .024
df 0 33
CR Correlation .382 1.000
Significance (2-tailed) .024 .
df 33 0
Tabel 5
Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .509a .259 .214 .37720 1.890
a. Predictors: (Constant), CR, DER b. Dependent Variable: DPR
Tabel 6
Hasil Uji-t Variabel DER dan CR terhadap DPR Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .314 .175 1.796 .082
DER -.045 .054 -.148 -.842 .406 .729 1.373
CR .118 .050 .416 2.372 .024 .729 1.373
Gambar 1 Grafik Normalitas
Gambar 3
Grafik Penolakan dan Penerimaan H0 Pada Uji t DER Terhadap DPR
Gambar 4
Grafik Penolakan dan Penerimaan H0 Pada Uji t CR Terhadap DPR
Daerah
penolakan
thitung 0,842
Daerah Penerimaan Ho
0 Daerah
penolakan
ttabel -2,028 ttabel 2,028
Daerah
penolakan
thitung 2,372
Daerah Penerimaan Ho
0 Daerah
penolakan
Gambar 5
Perkembangan Debt Equity Ratio
Gambar 6
Perkembangan Current Ratio
1.63
2.56
1.98
1.097
1.325 1.311
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Per ke m b an g an R ata -R ata D E R
Debt Equity Ratio
1.768 1.925
2.418 2.388
2.278 1.988 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 7
Perkembangan Dividend Payout Ratio
0.71
0.53
0.37
0.437
0.65
0.613
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Perusahaan dapat dinilai dari harga sahamnya. Semakin banyaknya
perusahaan yang berdiri di Indonesia, membuat para investor semakin
berlomba-lomba menanamkan sahamnya dengan harapan akan memperoleh pengembalian yang
baik dari saham yang ditanamnya. Tandelilin (2001:183) menyatakan bahwa investor
yang membeli sejumlah saham saat ini, pada hakikatnya bertujuan untuk
mendapatkan dividen (bagian laba setelah pajak yang dibagikan) dan
capital gain
(selisih dari penjualan saham), sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait
dengan investasi tersebut.
Hanya perusahaan dengan tingkat kemampuan laba yang tinggi yang mampu
untuk membagikan dividen. Perusahaan yang membagikan dividen secara stabil dan
konsisten, memberikan tanda pada pasar bahwa perusahaan tersebut memiliki
prospek kedepan yang cerah dan mampu untuk mempertahankan tingkat kebijakan
dividen yang telah ditetapkan pada periode sebelumnya (James C Van Horne, 2012).
Perusahaan yang baik pasti mampu membagikan dividen. Dividen di suatu
perusahaan menjadi pusat perhatian bagi investor, dimana kebijakan tersebut akan
menjadikan seorang investor akan membeli, mempertahankan atau memutuskan
2
laba perusahaan. Dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang
saham, sedangkan laba ditahan (
retaining earning)
merupakan salah satu sumber
dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan (Riyanto,
2001:265).
Apabila terdapat kelebihan laba setelah digunakan untuk mendanai seluruh
kesempatan investasi yang diterima, kelebihan itu akan di distribusikan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen kas dan jika perusahaan memiliki
proyek investasi dengan pengembalian melebihi yang diminta, perusahaan akan
menggunakan laba untuk mendanai proyek tersebut (James C. Van Horne, 2002).
Kebijakan dividen perusahaan tercermin dalam
dividen payout ratio
(DPR)
yang merupakan tingkat pengembalian investasi pada investor.
Dividen payout ratio
memperlihatkan perbandingan antara dividen dan laba ditahan dari laba bersih
perusahaan. Penentuan rasio pembayaran dividen merupakan keputusan penting yang
nantinya akan menunjukkan presentase laba suatu perusahaan yang akan dibayarkan
kepada pemegang saham (Septi Rahayuningtyas, 2014). Apabila dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham telah maksimal, maka langkah yang sebaiknya
diambil oleh para investor adalah mempertahankan saham perusahaan.
Dalam pembagian dividen, hutang merupakan salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan. Biasanya hutang timbul karena perusahaan kekurangan dana untuk
investasi atau untuk melakukan aktivitas usahanya, sedangkan di sisi lain perusahaan
ingin membagikan dividen pada para pemegang saham. Besarnya hutang perusahaan
3
Debt to Equity Ratio (DER)
merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio
ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi
nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Sartono
2001: 66). Semakin besar DER (
Debt Equity Ratio
) menandakan struktur permodalan
usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap modal. Ketika
perusahaan memilih menggunakan hutang sebagai modal untuk investasinya, hutang
tersebut harus diperhatikan karena penggunaan utang yang terlalu tinggi akan
menyebabkan penurunan dividen sehingga sebagian besar keuntungan dialokasikan
sebagai cadangan pelunasan utang. Sebaliknya, pada tingkat penggunaan utang yang
rendah perusahaan mengalokasikan dividen yang tinggi sehingga sebagian besar
keuntungan digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham. Selain itu, hutang yang
tinggi juga dapat mendekatkan perusahaan terhadap risiko kebangkrutan (Kartika,
2005).
Sebenarnya, pengurangan hutang dapat dilakukan dengan membiayai
investasinya dengan sumber dana internal sehingga pemegang saham merelakan
dividennya untuk membiayai investasinya (Dewi, 2008). Di sisi lain, kebanyakan
investor menginginkan tingkat pengembalian investasi (
return
) baik berupa laba yang
dibagikan dalam bentuk dividen maupun pendapatan untuk penambahan modal
(
capital gain
).
Selain itu, faktor lain yang juga perlu dipertimbangkan dalam besarnya
4
faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk
menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham.
Likuiditas dihitung dengan menggunakan
Current Ratio
. Rasio ini digunakan
untuk menghitung seberapa mampu perusahaan dalam membayar hutang lancar
dengan asset lancar yang dimilikinya. Perusahaan yang mampu melakukan
pembayaran kewajiban jangka pendeknya berarti perusahaan dalam keadaan likuid.
Keadaan perusahaan yang mampu membayar jangka pendeknya yang jatuh tempo
mengindikasikan bahwa perusahaan mampu juga untuk membayar dividen. Dividen
jika dikaitkan dengan likuiditas merupakan arus kas keluar, maka makin kuatnya
likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen
(Riyanto, 2001: 202).
Seperti kasus pada PT. Adaro Energy Tbk (ADRO), perusahaan ini
membukukan penurunan laba bersih sepanjang 2013 sebesar 40 persen. Laba bersih
perseroan tercatat hanya sebesar US$ 229 juta, padahal tahun sebelumnya, laba bersih
perseroan sudah mencapai US$ 383 juta. Menurut manajemen perseroan,
penurunan
laba bersih ini disebabkan penurunan pendapatan usaha akibat harga jual rata-rata
yang lebih rendah. Pendapatan usahanya memang tercatat turun 12 persen menjadi
US$ 3,28 miliar, dibandingkan pada 2012 sebesar US$ 3,72 miliar.
Adaro masih bisa memanjakan pemegang sahamnya dengan memberikan
dividen dengan rasio yang lebih besar, meski membukukan penurunan laba. Jumlah
5
(
pay out ratio
) dividen yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya 30,38
persen,
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui pembagian
dividen tunai final sebesar US$ 75,17 juta, atau sekitar Rp 873,63 miliar (Rp 11.622
per US$). "Sejak IPO di tahun 2008 sampai dengan saat ini, kami selalu melakukan
pembayaran dividen kepada para pemegang saham," ujar Presiden Direktur Adaro
Garibaldi Thohir, dalam keterangannya
(Katadata.com).
Dari perusahaan tersebut dapat diketahui bahwa laba perusahaan turun karena
pendapatan usaha yang turun, pada umumnya dari laba yang turun, perusahaan akan
memiliki masalah likuiditas karena terbatasnya uang kas yang dimiliki. Pada kasus ini
meskipun laba perusahaan turun perusahaan tetap membagi dividen, bahkan dalam
jumlah yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Perusahaan diindikasikan tetap untuk
membagikan dividen karena tidak mau mengecewakan para investor yang sudah
menanamkan investasinya di perusahaan tersebut, apalagi perusahaan ini tidak pernah
absen dalam membagikan dividen tiap tahunnya.
Beberapa tahun belakangan ini sektor makanan dan minuman adalah sektor
yang cukup diminati oleh para investor. Adapun industri yang menyumbang
pertumbuhan tertinggi, antara lain industri makanan dan minuman sebesar 9,62
persen, industri barang kayu dan hasil hutan lainnya sebesar 6,35 persen, serta
industri alat angkut dan mesin sebesar 4,52 persen (Tempo.com).
Aktivitas yang paling pokok dari perusahaan industri makanan dan minuman
6
dapat mengasilkan laba dan pencapaian tujuan perusahaan baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Salah satu upaya yang dilakukan agar mampu mencapai
tujuan dan memenangkan persaingan, perusahaan perlu merumuskan strategi yang
tepat. Keunggulan-keunggulan yang sudah dimiliki harus terus dipertahankan dan
ditingkatkan, sementara kelemahan yang ada harus terus diperbaiki.
Pada perusahaan makanan dan minuman ini yang akan diteliti adalah tingkat
Debt to Equity Ratio
(DER) dan
Dividend Payout Ratio
(DPR), yang akan disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Perbandingan tingkat DER dan DPR pada PT. Multi Bintang Indonesia,
PT. Mayora Indah dan PT. Indofood Sukses Makmur.
NO KODE
EMITEN
TAHUN
DER
DPR
1.
MLBI
PT. Multi Bintang
Indonesia
2008
1,73
-
14,20%
-
2009
8,44
↑
99%
↑
2010
1,41
↓
0,10%
↓
2011
1,30
↓
10%
↑
2012
2,49
↑
32,30%
↑
2013
1,24
↓
100%
↑
2.
MYOR PT. Mayora Indah
2008
1,32
-
19%
-
2009
1,02
↓
20%
↑
2010
1,18
↑
23,25%
2011
1,72
↑
20,60%
↓
2012
1,71
↓
28%
↑
7
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat DER (
Debt Equity Ratio
)
pada PT. Multi Bintang Indonesia tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 1,19%,
diikuti dengan tingkat DPR (
Dividend Payout Ratio
) yang juga naik sebesar 32,2%.
Keadaan ini seharusnya tidak terjadi karena semakin tinggi tingkat DER (
Debt Equity
Ratio
), maka semakin rendah tingkat DPR (
Dividen Payout Ratio
). Tingginya tingkat
DER (
Debt Equity Ratio
), dengan semakin tingginya pula tingkat DPR (
Dividen
Payout Ratio
) disebabkan karena laba perusahaan menurun, ketika laba menurun,
maka kas yang dimiliki perusahaan juga terbatas, namun di sisi lain perusahaan ingin
tetap membagikan dividen, sehingga perusahaan melakukan pinjaman yang membuat
tingkat utang perusahaan naik.
Dividend payout ratio
seringkali dikaitkan dengan signaling theory.
Dividend
payout ratio
yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang makin
berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan bahwa
perusahaan kekurangan dana. Sehingga perusahaan akan selalu berupaya untuk
mempertahankan
dividend payout ratio
meskipun terjadi penurunan jumlah laba yang
diperolehnya (Jogiyanto, 2008:115).
Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 PT. Mayora
Indah mengalami penurunan tingkat DER (
Debt Equity Ratio
) dan DPR (
Dividen
Payout Ratio
) secara bersamaan. Pada tahun 2013, tingkat DER (
Debt Equity Ratio
)
menurun sebesar 0,27%, dan tingkat DPR (
Dividen Payout Ratio
) juga menurun
sebesar 0,52%. Dalam kasus ini, tingkat dividen pada tahun 2013 pada PT. Mayora
8
Payout Ratio
) akan naik. Pada kenyataannya, ketika DER (
Debt Equity Ratio
) turun,
DPR (
Dividen Payout Ratio
) juga turun, hal ini disebabkan karena laba perusahaan di
distribusikan perusahaan untuk membayarkan pinjaman perusahaan dan kegiatan
perusahaan lainnya, sehingga hal tersebut mempengaruhi besarnya dividen yang
dibagikan perusahaan menjadi menurun.
Dalam penelitian ini, hutang diukur dengan rasio DER (
Debt Equity Ratio
)
untuk mengukur seberapa besar modal yang diperoleh untuk mendanai perusahaan
melalui hutang, likuiditas diukur dengan CR (
Current Ratio)
untuk menghitung
seberapa mampu perusahaan dalam membayar hutang lancar dengan asset lancar
yang dimilikinya, sedangkan dividen diukur dengan DPR (
Dividend Payout Ratio
)
yang dapat digunakan untuk menghitung tingkat persentase besarnya dividen yang
dibagikan perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul
“
Pengaruh
Debt Equity Ratio
Dan
Current Ratio
Terhadap
Dividend Payout
Ratio
”
.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi
masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan
Debt Equity Ratio
dan
Current Ratio
terhadap
Dividend Payout Ratio
adalah sebagai berikut:
1)
Terjadinya peningkatan
Debt Equity Ratio
dan
Dividend Payout Ratio
secara
9
hasil dari para investor sehingga apabila perusahaan tidak membagikan
dividen, perusahaan khawatir para investor akan menjual sahamnya.
2)
Tingkat
Debt Equity Ratio
yang menurun, dengan diikuti tingkat
Dividend
Payout Ratio
yang menurun pula disebabkan terjadi karena laba perusahaan
tersebut menurun, sehingga kas perusahaan juga terbatas, oleh karena itu
perusahaan membatasi pembagian dividen untuk menjaga likuiditas
perusahaan.
1.3
Rumusan Masalah
Adapun masalah dalam penelitian ini adalah :
1)
Seberapa besar pengaruh
Debt Equity Ratio
terhadap
Dividend Payout
Ratio
.
2)
Seberapa besar pengaruh
Current Ratio
terhadap
Dividend Payout Ratio.
1.4
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4.1
Maksud Penelitian
Penelitian dimaksudkan untuk mencari kebenaran dan memberikan
penyelesaian mengenai pengaruh
Debt Equity Ratio
dan
Current Ratio
terhadap
Dividend Payout Ratio
.
1.4.2
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penulisan dari penelitian yang
10
1)
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Debt Equity Ratio
terhadap
Dividend Payout Ratio.
2)
Untuk mengetahui pengaruh besarnya
Current Ratio
terhadap
Dividend
Payout Ratio.
1.5
Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian terbagi menjadi dua, yaitu kegunaan praktis dan
akademis. Berikut kegunaan dari hasil penelitian ini :
1.5.1
Kegunaan Praktis
Agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk
memecahkan masalah seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang. Serta untuk
mengetahui bagaimana caranya untuk tetap mempertahankan besarnya dividen yang
harus dibayarkan kepada para pemegang saham.
1.5.2
Kegunaan Akademis
Sebagai wawasan dan pengetahuan baru bagi pembaca sebagai wawasan baru
dan pengetahuan baru ataupun tambahan ilmu pengetahuan dari minimal menjadi
maksimal agar lebih paham khususnya dalam hal
Debt Equity Ratio
,
Current Ratio,
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Debt Equity Ratio
berpengaruh tidak signifikan terhadap
Dividend Payout
Ratio
pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2008-2013, dimana setiap
debt equity ratio
mengalami kenaikan
,
akan diikuti oleh turunnya
Dividend Payout Ratio
perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008
–
2013.
2.
Current Ratio
berpengaruh signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio
pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2008-2013, dimana setiap kenaikan
current ratio
maka akan menaikan
Dividend Payout Ratio
perusahaan sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008
–
2013.
5.2
Saran
Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang
pengaruh
Debt Equity Ratio
dan
Current Ratio
terhadap
Dividend Payout Ratio
,
maka penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh
5.2.1 Saran Operasional
1.
Bagi perusahaan yang sudah berkomitmen untuk selalu membagikan
dividen di tiap tahunnya menjadikan naik turunnya hutang tidak menjadi
masalah bagi perusahaan tersebut selama penggunaan hutang selalu
diiringi dengan meningkatnya laba perusahaan. Namun, bagi perusahaan
yang memiliki tingkat
debt equity ratio
yang tinggi agar dapat
menurunkannya dengan cara mengurangi ketergantungan kebutuhan
modal dari hutang jangka panjang, misalnya memenuhi kebutuhan modal
dengan menggunakan laba ditahan atau menerbitkan saham baru.
2.
Bagi perusahaan yang tingkat
current ratio
nya rendah agar dapat
meningkatkannya dengan cara menekan jumlah hutang lancarnya dan
menaikkan aktiva lancarnya, dengan cara menjual aktiva tetap perusahaan
atau menaikkan tingkat volume penjualan perusahaan.
5.2.2 Saran Akademik
1.
Bagi Pengembang Ilmu
Diharapkan agar dapat lebih memberikan bukti empiris dari konsep yang
telah dikaji bahwa
debt equity ratio
dan
current ratio
terhadap
dividend
payout ratio.
2.
Bagi Peneliti Lain
Disarankan pada penelitian berikutnya untuk melakukan penelitian
berikutnya dengan metode yang sama tetapi dengan variable, unit analis
dan sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung
TERHADAP
DIVIDEND PAYOUT RATIO
(Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2008-2013)
THE INFLUENCE OF DEBT EQUITY RATIO
AND CURRENT RATIO
TO DIVIDEND PAYOUT RATIO
(Case Study on Food and Beverage companies listed in Indonesia Stock Exchange
Period 2008-2013)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Program Strata 1
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
Oleh :
Nama : Betha Dwi Larasati
Nim : 21111113
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ...i
ABSTRACK ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ...xii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...8
1.3 Rumusan Masalah ...9
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ...9
1.5 Kegunaan Penelitian ...10
1.5.1 Kegunaan Praktis ...10
1.5.2 Kegunaan Akademis ...10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS ...11
vii
2.1.1 Hutang ...11
2.1.1.1 Pengertian Hutang ...11
2.1.1.2 Klasifikasi Hutang ...11
2.1.1.3 Rasio Hutang ...15
2.1.1.4 Faktor yang mempengaruhi hutang ...16
2.1.2 Likuiditas ...18
2.1.2.1 Pengertian Likuiditas ...18
2.1.2.2 Rasio Likuiditas ...19
2.1.2.3 Faktor Penentu Likuditas ...20
2.1.3 Dividen ...22
2.1.3.1 Pengertian Dividen ...22
2.1.3.2 Jenis-jenis Dividen ...22
2.1.3.3 Prosedur Pembayaran Dividen ...24
2.1.3.4 Teori Kebijakan Dividen ...25
2.1.3.5 Rasio Dividen ...27
2.1.3.6 Faktor yang
Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
30
2.2 Kerangka Pemikiran ...32
2.2.1 Keterkaitan
Debt Equity Ratio
Terhadap
Dividend Payout
Ratio
...32
2.2.2 Keterkaitan
Current Ratio
terhadap
Dividend Payout Ratio
32
2.3 Hipotesis ...34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...35
viii
3.2 Operasionaisasi Variabel ...37
3.3 Sumber Data dan Pengumpulan Data ...39
3.3.1 Sumber Data ...39
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ...39
3.4 Populasi,Sample serta Tempat dan Waktu Penelitian ...40
3.4.1 Populasi ...40
3.4.2 Penarikan Sample ...41
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ...44
3.5 Metode Pengumpulan Data ...45
3.6 Metode Pengujian Data ...54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...58
4.1 Hasil Penelitian ...58
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif ...58
4.1.1.1 Analisis
Debt Equity
...59
4.1.1.2 Analisis
Current Ratio
...65
4.1.1.3 Analisis
Dividend Payout Ratio
...70
4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif ...76
4.1.2.1 Analisis Pengaruh
DER dan CR terhadap DPR
...76
4.1.2.2 Uji Asumsi Klasik ...76
4.1.2.3 Analisis Linier Berganda ...82
4.1.2.4 Analisis Koefisien Korelasi ...84
4.1.2.5 Analisis Koefisien Determinasi ...86
ix
4.2 Hasil Pembahasan ...90
4.2.1 Pengaruh
debt equity ratio
terhadap
dividend payout ratio
.90
4.2.2 Pengaruh
Current ratio
terhadap
Dividend Payout Ratio
...92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...94
5.1 Kesimpulan ...94
5.2 Saran ...95
5.2.1 Saran Praktis ...95
5.2.1 Saran Akademis ...95
x
DAFTAR TABEL
No
Judul
Halaman
Tabel 3.1 Operasional Variabel ...38
Tabel 3.2 Jumlah Populasi
...
41
Tabel 3.3 Jumlah Sampel ...43
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ...44
Tabel 3.5 Autokorelasi ...51
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi ...53
Tabel 4.1
Debt Equity Ratio
Perusahaan Makanan dan Minuman ...59
Tabel 4.2 Rata-rata Perkembangan Debt Equity Ratio ...74
Tabel 4.3 Current Ratio Perusahaan Makanan dan Minuman ...65
Tabel 4.4 Rata-rata Perkembangan Current Ratio ...69
Tabel 4.5 Dividend Payout Ratio Perusahaan Makanan dan Minuman ...71
Tabel 4.6 Rata-rata perkembangan Dividend Payout Ratio ...75
Tabel 4.7 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov ...78
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Multikolinearitas
...
79
Tabel 4.9 Kriteria Keputusan Menurut Uji Durbin Watson ...81
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Autokorelasi ...82
Tabel 4.11 Analisis Regresi Linier Berganda DER dan CR terhadap DPR ...83
Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi Parsial DER terhadap DPR ...84
xi
Tabel 4.14 Hasil Determinasi antara DER dan CR terhadap DPR ...86
Tabel 4.15 Pengujian Hipotesis Parsial antara DER terhadap DPR ...88
xii
DAFTAR GAMBAR
No
Judul
Halaman
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ...34
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ...63
Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata
Debt Equity Ratio
...64
Gambar 4.2 Grafik Rata-Rata
Current Ratio
...69
Gambar 4.3 Grafik Rata-Rata
Dividend Payout Ratio
...75
Gambar 4.4 Grafik Normalitas Residual ...77
Gambar 4.5 Grafik
Scatterplot
Uji Heterokedastisitas ...80
Gambar 4.6 Kurva Pengujian Hipotesis DER terhadap DPR ...88
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lampiran Laporan Keuangan ...99
Lampiran 2 Lampiran Perhitungan ...147
Lampiran 3 Lampiran Output SPSS ...152
Lampiran 4 Lampiran Berita Acara Bimbingan Skripsi ...156
Lampiran 5 Lembar Permohonan Izin Permintaan Data Skripsi ...157
Lampiran 6 Lembar Balasan Izin Permintaan Data Skripsi ...158
Lampiran 7 Lembar Revisi Sidang Usulan Penelitian ...159
Lampiran 8 Lembar Revisi Skipsi ...160
Lampiran 9 Lembar Publikasi ...161
Lampiran 10 Lembar Bebas Pinjam Perpustakaan ...162
96
Agus Sartono. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Apikasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE
Anjar Wibisono. 2010. Pengaruh Rasio Likuiditas
, Leverage
, dan Profitabilitas
Terhadap
Dividend Payout Ratio
(Studi pada Perusahaan Go-Public di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol.8 no.3 Agustus 2010.
Bambang Riyanto. 2009. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4.
Yogyakarta: BPFE UGM.
Brigham dan Houston. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih bahasa:
Ali Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba Empat.
Deni Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Rosda.
Djarwanto. 2004. Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE.
Eduardus Tandelilin. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta: BPFE UGM.
Harmono. 2011. Manajemen Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Husein Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Irham Fahmi. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Irham Fahmi. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
James C. Van Horne dan John M. Wachowicz. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: BPFE
97
Lukman Syamsuddin. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan Edisi Baru,
Cetakan 8. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Mamduh M. Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. BPFE.
Marlina L dan C. Danica. 2009. Analisis pengaruh
Cash Position
,
Debt To Equity
Ratio
Dan
Return On Assets
Terhadap
Dividend Payout Ratio
. Jurnal
Manajemen Bisnis. Volume 2. Nomor 1. Januari 2009: 1-6.
Martono dan D.Agus Harjito. 2000. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Ekonisia.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Mursyidi. 2010. Akuntansi Dasar. Bandung: Ghalia Indonesia.
Nor Hadi. 2013. Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rahayuningtyas, Septi. 2014. Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap
Dividend
Payout Ratio
(DPR) (Studi pada perusahaan yang listing di BEI periode
2009-2011). Universitas Brawijaya Malang: Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB) Vol.7 No.2, Januari 2014, pp. 1-9.
<