1. KUESIONER PENELITIAN
No. Responden:
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN INTERNET HIGH SPEED
INDIHOME PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian Internet High Speed INDIHOME pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU, sangat dibutuhkan pendapat dari responden untuk melengkapi penelitian ini.
Penulis mengharapkan kesediaan Anda untuk mengisi daftar kuesioner ini. Atas bantuan Anda, saya ucapkan terimakasih.
Bagian A
Karakteristik Responden
Nama :
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Usia : a. ≤ 19 tahun
Lama Pemakaian :
Bagian B
Petunjuk Pengisian:
d. Jawablah pertanyaan ini dengan jujur dan benar.
e. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan dengan cermat sebelum anda memulai jawabannya.
f. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (x)
pada jawaban yang anda anggap paling benar.
g. Atas kesediaan anda untuk mengisi angket ini terlebih dahulu saya ucapkan terimakasih
Keterangan Skor :
Sangat Setuju (SS) : 5
Setuju (S) : 4
DAFTAR PERNYATAAN
A. KUALITAS PRODUK (X1)
No PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Produk INDIHOME memiliki kecepatan tinggi dibanding provider lainnya.
2. Produk INDIHOME tahan terhadap cuaca buruk
3. Kecepatan produk INDIHOME sesuai dengan iklan yang ditawarkan terhadap konsumen
4. Jangkauan sinyal wifi yang dihasilkan produk INDIHOME lebih meluas hingga 20 meter.
5. Produk INDIHOME dapat bertahan lebih lama dibanding provider lainnya.
B.HARGA (X2)
No PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Harga produk INDIHOME terjangkau 2. Harga produk INDIHOME sesuai dengan
kualitasnya.
C.KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)
No PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Saya membeli produk INDIHOME untuk memenuhi kebutuhan saya.
2. Saya tertarik melakukan pembelian produk INDIHOME setelah membandingkan dengan merek lainnya. 3. Saya memutuskan melakukan pembelian
JenisKelamin * Jurusan Crosstabulation
3. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
b. All requested variables entered.
Model Summary
a. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas.Produk
ANOVAa
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1,569 1,671 ,939 ,350
Kualitas.Produk ,336 ,066 ,446 5,081 ,000
Harga ,270 ,080 ,297 3,378 ,001
5. Hasil Uji Asumsi Klasik
6. Hasil Uji Heterokedastisitas dan Hasil Uji Glejser
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 93
Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation ,65088128
Most Extreme Differences
Absolute ,091
Positive ,060
Negative -,091
Kolmogorov-Smirnov Z ,874
Asymp. Sig. (2-tailed) ,429
a. Test distribution is Normal.
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
7. Hasil Analisis Data Deskriptif Variabel
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
VAR00003
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 1 1,1 1,1 1,1
4,00 56 60,2 60,2 61,3
5,00 36 38,7 38,7 100,0
Total 93 100,0 100,0
VAR00004
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 5 5,4 5,4 5,4
4,00 61 65,6 65,6 71,0
5,00 27 29,0 29,0 100,0
Total 93 100,0 100,0
VAR00005
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 3 3,2 3,2 3,2
4,00 61 65,6 65,6 68,8
5,00 29 31,2 31,2 100,0
VAR00006
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
VAR00010
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 10 10,8 10,8 10,8
4,00 65 69,9 69,9 80,6
5,00 18 19,4 19,4 100,0
Total 93 100,0 100,0
VAR00011
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3,00 2 2,2 2,2 2,2
4,00 74 79,6 79,6 81,7
5,00 17 18,3 18,3 100,0
4 4 4 3 4 19 4 4 4 12 3 4 3 10 5 4 4 4 4 21 3 4 4 11 4 4 4 12 4 4 5 4 4 21 5 4 5 14 4 4 4 12 4 4 4 4 5 21 5 4 4 13 3 4 4 11 4 4 4 4 4 20 4 4 4 12 4 4 4 12 5 4 4 4 4 21 5 5 4 14 4 4 5 13 5 4 4 4 4 21 5 4 5 14 4 5 4 13 5 4 4 4 5 22 4 4 4 12 4 4 4 12 4 5 4 5 4 22 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 5 4 4 21 5 4 4 13 4 5 4 13 4 4 4 4 4 20 4 4 5 13 3 4 4 11 4 5 5 4 4 22 4 4 5 13 4 4 4 12 4 3 4 4 4 19 4 4 4 12 3 3 4 10 4 4 5 4 4 21 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 5 4 4 21 5 4 5 14 4 5 4 13 4 5 5 4 5 23 5 4 4 13 4 5 4 13 4 4 4 4 4 20 5 4 5 14 4 4 4 12 4 4 5 5 4 22 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 5 4 4 21 4 4 5 13 4 5 4 13 5 4 4 4 4 21 4 4 4 12 4 4 4 12 5 5 4 4 5 23 5 4 4 13 4 5 4 13
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
, dan Bayu Asmara, 2014. WOW Services is Care, Cetakan Kedua, PT. Centro Inti Media, Jakarta.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 dan
Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
, Kevin L. Keller, 2008. Manajeman Pemasaran Edisi Kedua Belas Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Mangkunegara, A.A. Anwar P, 2009. Perilaku Konsumen, Cetakan Ke Empat, Refika Aditama, Bandung.
Laksana, Fajar, 2008. Manajemen Pemasaran, Graha Ilmu, Yogyakarta. Setiadi, Nugroho J, 2013. Prilaku Konsumen, Edisi Revisi, Cetakan Kelima Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sugiyono, 2012. Metode penelitian Bisnis, Cetakan Keenambelas, CV. Alvabeta, Bandung.
Tjiptono, Fandy, 2009. Brand Management & Strategy, Penerbit Andi, Yogyakarta.
JURNAL
Wijayati, Utari, 2013. “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Kelompok Acuan Serta Dampaknya Pada KeputusanPembelian Tas Exsport Pada
SKRIPSI
Doloksaribu, Manna M, 2009. “Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame Pada Mahasiswa Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi USU”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara.
SITUS INTERNET
https://ozziomahasiswaonline.wordpress.com/2011/08/05/konsep-pemasaran/ (diakses pada tanggal 17 Maret 2016)
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/02/pengertian-dasar-penetapan-dan-tujuan.html (diakses pada tanggal 17 Maret 2016)
BAB III
METODE PENELITIAN
1.5 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Sugiyono, 2012:14).
1.6 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan, Jalan Prof. Dr. T. Hanafiah, SH No. 1 Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari bulan Juni sampai Juli 2016.
1.7 Batasan Operasional
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitas
Produk (X1) dan Harga (X2 ).
1.8 Definisi Operasional
1. Variabel independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2008:61). Variabel independen terdiri atas:
a. Kualitas Produk (X1) adalah kemampuan produk Internet High Speed
INDIHOME untuk melaksanakan fungsinya, meliputi kecepatan, daya tahan, keistimewaan, kesesuaian, estetika dan keandalan.
b. Harga (X1) adalah sejumlah uang yang diserahkan dalam pertukaran
untuk mendapatkan produk Internet High Speed INDIHOME.
2. Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2008:61). Variabel
independen (Y) dalam penelitian adalah Keputusan Pembelian. Keputusan
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Ukur
Kualitas Produk (X1)
Kualitas produk adalah kemampuan produk Internet High Speed INDHOME untuk melaksanakan
fungsinya, meliputi kecepatan, daya tahan, keistimewaan,
Sumber: Laksana( 2008:117), Kotler & Keller (2009:251), Kotler & Amstrong (2014
:10)
1.9 Skala Pengukuran Variabel
Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Situmorang dan Lutfi, 2014 : 6)
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
1.10 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012 :116). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU yang pernah membeli produk Internet High Speed INDIHOME yang jumlahnya tidak diketahui.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011:81). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2009:139)
No Jawaban Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang Setuju 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Metode Purposive Sampling adalah penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan kriteria bahwa mahasiswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi USU yang pernah membeli produk Internet High Speed INDIHOME.
Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63), alternatif formula yang digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui
(unidentified) adalah sebagai berikut:
(Zα)2
(p) (q) d2 Keterangan:
n : Jumlah sampel
Zα : Nilai standar normal yang besarnya tergantung α,
bila α = 0,05 maka Z = 1,67
bila α = 0,01 maka Z = 1,96
p : Estimasi proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel q : Proporsi sampel yang tidak sesuai kriteria sampel (1-p)
d : Penyimpangan yang ditolerir, yang digunakan dalam penelitian ini 10%
Dari 30 mahasiswa ada 18 orang yang pernah membeli produk Internet High Speed INDIHOME. Maka, nilai p adalah 18/30x100% = 60% dan nilai q
adalah 40%. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:
(1,96)2 (0,6) (0,4) (0,1)2
Maka, sampel untuk penelitian ini adalah 93 responden. Kriteria yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa yang berusia di atas 19 tahun dan pernah melakukan pembelian produk INDIHOME.
1.11 Jenis Data Penelitian
Peneliti menggunakan 2 (dua) jenis data di dalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:
d. Data primer
Data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan/kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU yang pernah membeli produk Internet High Speed INDIHOME.
e. Data sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian, dengan kata lain data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari sumber-sumber lain atau literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian.
1.12 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu: d. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang diberikan secara langsung kepada responden terpilih.
e. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca, dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.
1.13 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum pengambilan data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan.
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan yang mendefinisikan suatu variabel (Sugiyono, 2006:114). Kuesioner sebagai sumber data utama dalam penelitian ini harus melalui uji validitas terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik. Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS
adalah:
a. Apabila rhitung > rtabei (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid.
b. Apabila rhitung < rtabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini (kuesioner) diujicoba terlebih dahulu kepada 30 (tiga puluh) mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan agar diperoleh item/butir pernyataan angket yang valid dan reliabel. Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item/butir pertanyaan yang terdapat pada angket, dilakukan dengan cara membandingkan rhitung dengan rtabel.
Tabel 3.3
Dari 11 pernyataan yang diperoleh, semua pernyataan dinyatakan valid, karena r Hitung > r Tabel sebesar 0,361. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian realibilitas.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pernyataan yang sudah valid. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
10.Jika ralp hanegatif atau < rtabel, maka pernyataan tidak reliabel.
Untuk melakukan pengujian reliabilitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan
SPSS for Windows.
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas
Dari tabel diatas nilai Cronbach Alpha sebesar 0,862 maka dapat disimpulkan bahwa pada semua peryataan pada penelitian ini mempunyai reabilitas yang tinggi.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). (Situmorang dan Lutfi, 2014 : 114). Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :
3.10.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Dengan adanya tes normalitas maka hasil penelitian kita bisa digeneralisasikan pada populasi (Situmorang & Lufti, 2014 : 114).
Dikatakan normal apabila pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Untuk pendekatan kolmogorov-smirnov dikatakan variabel residual berdistribusi normal apabila nilai Asymp.sig.
(2-tailed) diatas nilai signifikan (0,05) dan nilai kolmogorov-smirnov < 1,97
(Situmorang & Lufti 2014:121).
3.10.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan yang seharusnya tidak terjadi maka dikatakan ada homokedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heteroskedastisitas (Situmorang & Lufti , 2014 : 121-122).
pada sumbu Y hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai (Situmorang & Lufti, 2014:125)
3.10.3 Uji Multikolinearitas
Istilah kolniearitas ganda berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah kolinearitas sendiri berarti hubungan linear tunggal, sedangkan kolinearitas ganda menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti, 2014 : 147), di mana :
a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas
b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas
3.11 Teknik Analisis Data
3.11.1 Metode Analisis Deskriptif
3.11.2 Metode Analisis Linear Berganda
Metode analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari Kualitas Produk (X1), dan Harga (X2), terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan
Pembelian.
Persamaan regresi linear berganda yang digunakan adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y : Keputusan Pembelian a : Konstanta
b1,b2 : Koefisien regresi berganda
X1 : Kualitas Produk
X2 : Harga
e : Standar error
3.12 Pengujian Hipotesis
3.12.1 Uji Fhitung (menghitung koefisien secara simultan)
ditolak, sedangkan jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika
tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3.12.2 Uji thitung (menghitung koefisien secara individu)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji t). Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima atau Ha
ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika
tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3.12.3 Uji R² (menguji koefisien determasi)
Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R²), yaitu untuk melihat besranya pengaruh variabel bebas. R-square atau nilai determinan (R²) mendekati satu berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat kuat. Identifikasi determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikansi variabel maka harus dicari koefisien determinasi (R²). Koefisien determinan menunujukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Telekomunikasi Indonesia
Telkom merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia dan karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Dengan statusnya sebagai Perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di BEI, NYSE, LSE dan Public Offering Without Listing (“POWL”) di Jepang.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menyelenggarakan jaringan dan layanan telekomunikasi, informatika serta optimalisasi sumber daya Perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, Perusahaan menjalankan kegiatan usaha yang meliputi:
Usaha Utama
telekomunikasi dan informatika dalam arti yang seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau menjual dan meningkatkan layanan jasa telekomunikasi dan informatika dalam arti yang seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Usaha Penunjang
1. Menyediakan layanan transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui jaringan telekomunikasi dan informatika.
2. Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perusahaan, antara lain pemanfaatan aset tetap dan aset bergerak, fasilitas sistem informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.
4.1.2 Visi dan Misi Visi
Misi
1. Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.
2. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.
Visi dan Misi ditetapkan berdasarkan keputusan Komisaris PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk No.09/KEP/DK/2012 pada tanggal 30 Mei 2012.
4.1.3 Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Telkom Group
Sumber: Plasa Telkom Putri Hijau Medan
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Metode Analisis Deskriptif
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden
INDIHOME. Adapun analisis deskriptif ini merupakan uraian mengenai hasil pengumpulan data primer (berupa kuesioner) yang telah diisi oleh responden. Berikut jumlah dan persentase gambaran umum responden :
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Usia * JenisKelamin Crosstabulation
Count
JenisKelamin
Total Laki-laki Perempuan
Usia < 19 tahun 8 9 17
20 - 22 tahun 18 26 44
> 23 tahun 16 16 32
Total 42 51 93
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
Pada Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa karakteristik usia dari responden yang paling banyak di teliti adalah umur 20 - 22 tahun, yaitu sebanyak 36 orang. Dan yang terendah adalah umur < 19 tahun, yaitu sebanyak 23 orang. Responden yang berusia 20 – 22 tahun adalah responden yang paling dominan karena saat peneliti menyebar kuesioner, peneliti lebih banyak menjumpai responden yang berusia 20 - 22 tahun.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan
JenisKelamin * Jurusan Crosstabulation
Count
Jurusan
Total Akuntansi Manajemen
D3
Keuangan
JenisKelamin Pria 8 24 10 42
Wanita 27 16 8 51
Total 35 40 18 93
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
Pada Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa karakteristik jurusan dari responden yang paling banyak di teliti adalah jurusan Manajemen, yaitu sebanyak 40 orang. Dan yang terendah adalah jurusan D3 Keuangan, yaitu sebanyak 18 orang. Responden jurusan Akuntansi adalah responden yang paling dominan karena saat peneliti menyebar kuesioner, peneliti lebih banyak menjumpai responden berjurusan Manajemen.
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel
Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor Kualitas Produk dan Harga Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Dengan tanggapan responden sebagai berikut :
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
Setuju (S) : diberi skor 4
Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
1. Kualitas Produk (X1)
Tabel 4.4
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Kualitas Produk
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa :
1) Pada butir pernyataan nomor satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk responden yang menyatakan produk INDIHOME memiliki kecepatan yang tinggi sebanyak 0% menyatakan Sangat Tidak Setuju, 0% menyatakan Tidak Setuju, 2 orang atau 2,2% menyatakan Kurang Setuju, 52 orang atau 55,9% menyatakan Setuju dan 39 orang atau 41,9% menyatakan Sangat Setuju.
menyatakan Tidak Setuju, 5 orang atau 5,4% menyatakan Kurang Setuju, 76 orang atau 81,7% menyatakan Setuju dan 12 orang atau 12,9% menyatakan Sangat Setuju.
3) Pada butir pernyataan nomor tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk responden yang menyatakan kecepatan produk INDIHOME sesuai dengan iklan yang ditawarkan terhadap konsumen sebanyak 0% menyatakan Sangat Tidak Setuju, 0% menyatakan Tidak Setuju, 1 orang atau 1,1% menyatakan Kurang Setuju, 56 orang atau 60,2% menyatakan Setuju dan 36 orang atau 38,7% menyatakan Sangat Setuju. 4) Pada butir pernyataan nomor empat dari kuesioner yang disebar dan
dianalisis, untuk responden yang menyatakan jaringan sinyal wifi yang dihsilkan produk INDIHOME lebih meluas sebanyak 0% menyatakan Sangat Tidak Setuju, 0% menyatakan Tidak Setuju, 5 orang atau 5,4% menyatakan Kurang Setuju, 61 orang atau 65,6% menyatakan Setuju dan 27 orang atau 29,0% menyatakan Sangat Setuju.
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai Kualitas Produk sebesar 3,21 yang artinya bahwa rata-rata responden setuju bahwa produk INDIHOME memiliki kualitas yang tinggi.
2. Harga (X2)
Tabel 4.5
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Harga (X2)
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa :
6) Pada butir pernyataan nomor enam dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk harga produk INDIHOME terjangkau sebanyak 0% menyatakan Sangat Tidak Setuju, 0% menyatakan Tidak Setuju, 5 orang atau 5,4% menyatakan Kurang Setuju, 49 orang atau 52,7% menyatakan Setuju dan 39 orang atau 41,9% menyatakan Sangat Setuju.
Tanggapan Responden Sangat
Setuju Sangat Setuju Rata-rata
7) Pada butir pernyataan nomor tujuh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk harga produk INDIHOME sesuai dengan kualitasnya sebanyak 0 orang atau 0% menyatakan Sangat Tidak Setuju, 0 orang atau 0% menyatakan Tidak Setuju, 3 orang atau 3,2% menyatakan Kurang Setuju, 83 orang atau 89,2% menyatakan Setuju dan 7 orang atau 7,5% menyatakan Sangat Setuju.
8) Pada butir pernyataan nomor delapan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk harga produk INDIHOME lebih murah dibanding produk dari provider lain sebanyak 0 orang atau 0% menyatakan Sangat Tidak Setuju, 0 orang atau 0% menyatakan Tidak Setuju, 3 orang atau 3,2% menyatakan Kurang Setuju, 56 orang atau 60,2% menyatakan Setuju dan 34 orang atau 36,6% menyatakan Sangat Setuju.
3. Keputusan Pembelian (Y)
Tabel 4.6
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa :
9) Pada butir pernyataan nomor sembilan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, konsumen membeli produk INDIHOME untuk memenuhi kebutuhan sebanyak 0 orang atau 0% menyatakan Sangat Tidak Setuju, 0 orang atau 0% menyatakan Tidak Setuju, 12 orang atau 12,9% menyatakan Kurang Setuju, 74 orang atau 79,6% menyatakan Setuju dan 7 orang atau 7,5% menyatakan Sangat Setuju.
atau 69,9% menyatakan Setuju dan 18 orang atau 19,4% menyatakan Sangat Setuju.
11) Pada butir pernyataan nomor sebelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, konsumen memutuskan melakukan pembelian pada produk INDIHOME sebanyak 0 orang atau 0% menyatakan Sangat Tidak Setuju, 0 orang atau 0% menyatakan Tidak Setuju, 2 orang atau 2,2% menyatakan Kurang Setuju, 74 orang atau 79,6% menyatakan Setuju dan 17 orang atau 18,3% menyatakan Sangat Setuju.
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai Keputusan Pembelian sebesar 4,07 yang artinya bahwa rata-rata responden setuju bahwa produk INDIHOME memiliki kualitas yang tinggi dan harga juga terjangkau dibandingkan dengan produk dari merek lainnya.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1 Uji Normalitas
1. Pendekatan Grafik
Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal jika berbentuk lonceng yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar grafik berikut :
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
Gambar 4.1
Pengujian Histogram Normalitas
ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng.
2. Pendekatan Grafik
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
Gambar 4.2
Pendekatan Grafik Normalitas
Pada Gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikut arah garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal.
3. Pendekatan Kolmogorov Smirnov
Untuk lebih memastikan, dapat dilakukan uji Kolmogorov Smirnov, dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal, dengan keputusan : 1. Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05 maka tidak mengalami gangguan
distribusi normal.
Asymp. Sig. (2-tailed) ,429
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,429 dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal dan nilai Kolmogrov-Smirnov Z yaitu 0,874 lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiric atau dengan kata lain data dikatakan normal.
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Prinsip pengujian Heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah adanya gangguan yang ada pada suatu penelitian. Metode untuk menguji penelitian untuk mencari keberadaan heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode grafik dan statistik, yang menggunakan uji Glejser.
1. Pendekatan Grafik
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
Gambar 4.3
Pendekatan Grafik Heterokedastisitas
2. Pendekatan Statistik
Pendekatan statistik dilakukan dengan uji Glejser. Berikut adalah hasil dari pengolahannya :
Tabel 4.10 Uji Glejser Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2,214 ,900 2,461 ,016
Kualitas.produk -,060 ,036 -,176 -1,697 ,093
Harga -,030 ,043 -,072 -,695 ,489
a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dari Tabel 4.10, dapat dilihat probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan, yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
4.2.2.3 Uji Multikolinearitas
menjelaskan dari model regresi. Dasar untuk melihat suatu model yang tidak terkena multikolinearitas adalah dengan melihat besar Variance Inflation Factor (VIF) dan tingkat Tolerance. Jika VIF > 5 dan Tolerance < 0,1, maka terkena multikolinearitas, tetapi jika VIF < 5 dan Tolerance > 0,1, maka tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam penelitian ini. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1,569 1,671 ,939 ,350
Kualitas.Produk ,336 ,066 ,446 5,081 ,000 ,993 1,008
Harga ,270 ,080 ,297 3,378 ,001 ,993 1,008
a. Dependent Variable: Keputusan.Pembelian Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari Kualitas Produk (X1), Harga (X2),
terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian.
Tabel 4.12 b. All requested variables entered.
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
Pada Tabel 4.12 dapat dilivhat bahwa seluruh variabel independen dimasukkan dalam analisis ini, atau dengan kata lain tidak ada variabel independen yang tidak digunakan, atau yang disebut dengan metode enter.
Tabel 4.13
Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.13, dapat dirumuskan model persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Y= 2,748 + 0,550 X1 + 0,222 X2 + e
Keterangan :
Y = variabel keputusan pembelian a = konstanta
b1..b3 = koefisien regresi
X1 = variabel Kualitas Produk
X2 = variabel Harga
e = standard error
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Konstanta (a) = 1,569. Ini menunjukkan tingkat konstan, dimana jika variabel Kualitas Produk (X1), Harga (X2) adalah konstan, maka Keputusan
Pembelian (Y) Internet High Speed INDIHOME pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU akan meningkat sebesar 1,569
b. Koefisien b1X1 = 0,336. Ini menunjukkan bahwa variabel Kualitas Produk
(X1) berpengaruh secara positif terhadap Keputusan Pembelian, atau
Keputusan Pembelian Internet High Speed INDIHOME pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU akan meningkat sebesar 0,336.
c. Koefisien b2X2 = 0,270. Ini menunjukkan bahwa variabel Harga (X2)
berpengaruh secara positif terhadap Keputusan Pembelian, atau dengan kata lain, jika variabel Harga ditingkatkan, maka Keputusan Pembelian Internet High Speed INDIHOME pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU akan meningkat sebesar 0,270.
4.2.4 Pengujian Hipotesis
4.2.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari Kualitas Produk dan Harga yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian.
1. Model hipotesis yang digunakan adalah :
Ho : b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari : Kualitas Produk dan Harga secara serentak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari : Kualitas Produk dan Harga secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
2. Ftabeldapat dilihat dari pada α = 0,05
Derajat penyebut : n – k = 93 – 3 = 90 Jadi, Ftabel 0,05 (3,097) = 40,445
Mencari Fhitung dengan menggunakan Tabel ANOVA sebagai hasil
pengolahan penelitian dengan alat bantu SPSS, seperti sebagai berikut :
Tabel 4.14
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 17,541 2 8,770 20,252 ,000b
Residual 38,975 90 ,433
Total 56,516 92
a. Dependent Variable: Keputusan.Pembelian
b. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas.Produk Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS for Windows, 2016
Pengujian hipotesis dapat dilihat dari Tabel 4.14 yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung (40,445) > Ftabel (3,097). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kualitas
Produk dan Harga secara serentak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Internet High Speed INDIHOME pada mahasiwa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.
4.2.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Dengan kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika thitung < ttabelpada α = 5%
Ha diterima jika thitung > ttabelpada α = 5%
Nilai ttabeldapat dilihat pada α = 5% yang diperoleh dari n – k
n = jumlah sampel yaitu 93 responden
k = jumlah variabel yang digunakan adalah 5, maka nilai ttabel 5% (90)
adalah 1,98
Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.13. Berdasarkan Tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Variabel Kualitas Produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Internet High Speed INDIHOME pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang terlihat dari nilai thitung
(5,081) > ttabel (1,98) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sedangkan pada
nilai signifikan (0,000 < 0,05) maka hipotesis diterima. Artinya jika variabel Kualitas Produk ditingkatkan, maka Keputusan Pembelian akan meningkat.
b. Variabel Harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Internet High Speed INDIHOME pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang terlihat dari nilai thitung (3,378) > ttabel (1,98) berarti Ho ditolak
hipotesis diterima. Artinya jika Harga ditingkatkan, maka Keputusan Pembelian akan meningkat.
Dari hasil pengujian hipotesis ini secara parsial menunjukkan bahwa Kualitas Produk merupakan variabel yang paling dominan diantara variabel lainnya untuk mempengaruhi Keputusan Pembelian Internet High Speed INDIHOME pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
4.2.4.3 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien Determinasi berkisar dari 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R2≤ 1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa semakin kecil pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian.
Tabel 4.15
Koefisien Determinasi (R2) Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,557a ,310 ,295 ,65807
Berdasarkan Tabel 4.15 menunjukkan bahwa :
a. R = 0,557 berarti hubungan variabel Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian sebesar 55,7%. Artinya memiliki hubungan yang erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.16
Hubungan antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat
0.4 – 0,59 Cukup Erat
0,6 – 0,79 Erat
0,8 – 0,99 Sangat Erat Sumber : Situmorang (2014 : 170)
b. R Square sebesar 0,310 berarti 31,0% faktor-faktor Keputusan Pembelian
Internet High Speed INDIHOME pada mahasiswa Fakultas Eonomi dan Bisnis USU dapat dijelaskan oleh Kualitas Produk dan Harga. Sedangkan sisanya 52,7% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
c. Ajusted R Square sebesar 0,295 berarti 29,5% faktor-faktor Keputusan
d. Standard Error of Estimated adalah 0,65087 semakin kecil standar deviasi
berarti model semakin baik.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hasil Analisis Deskriptif
4.3.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden
a. Crosstab Jenis Kelamin
Berdasarkan data crosstab jenis kelamin pada Tabel 4.1, responden yang paling dominan adalah responden Perempuan dengan jumlah 51 responden atau sebesar 53,7%. Hal ini menunjukkan bahwa responden Perempuan lebih Perempuan lebih bersedia menjawab kuisoner dibandingkan dengan responden Laki-laki dengan jumlah 42 responden atau sebesar 46,2%.
b. Crosstab Usia
c. Crosstab Jurusan
Berdasarkan data crosstab jurusan perbulan pada Tabel 4.3, jumlah responden yang paling dominan adalah responden jurusan Akuntansi dengan rincian responden Laki-laki yang berjumlah 8 responden dan responden Perempuan dengan jumlah 27 responden.
4.3.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel
a. Variabel Kualitas Produk
b. Harga
Berdasarkan hasil analisis deksriptif mengenai Harga, sesuai dengan Tabel 4.5 diperoleh dari 93 responden yang ditanya sebanyak 39 (41,9%) responden menyatakan sangat setuju bahwa harga produk INDIHOME terjangkau, 7 (7,5%) responden menyatakan sangat setuju bahwa harga produk INDIHOME terjangkau dan 34 (36,6%) responden menyatakan sangat setuju bahwa harga produk INDIHOME lebih murah dibanding produk dari provide lainnya. Berdasarkan hal tersebut, responden setuju tentang harga produk INDIHOME sudah sesuai dengan kualitas yang diharapkan konsumen.
c. Variabel Keputusan Pembelian
tidak begitu memuaskan, tetapi mereka selalu menggunakan produk INDIHOME.
4.3.2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Hipotesis
a. Pengaruh Kuualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan uji t variabel Kualitas Produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Internet High Speed INDIHOME pada mahasiswa Fakultas Eknomi dan Bisnis USU. Artinya jika variabel Kualitas Produk ditingkatkan, maka Keputusan Pembelian akan meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat (Kotler & Amstrong,2008:347) tentang Kualitas Produk merupakan kemampuan produk INDIHOME melaksanakan fungsinya, meliputi kecepatan, daya tahan, keistimewaan, kesesuaian, estetika dan atribut bernilai lainnya.
Dengan kata lain, sebuah kualitas yang sudah diakui memiliki kemungkinan bisa diandalkan dan dipertanggungjawabkan kualitasnya.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Raihana Kaplale (2014) dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap
Keputusan Pembelian Yamaha MIO (Studi Kasus Pada PT.HASJRAT ABADI CAB.AMBON)” dalam penelitian ini menunjukkan Kualitas Produk Yamaha MIO berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Berdasarkan hasil penelitian uji t Kualitas Produk mempunyai pengaruh terhadap variabel Keputusan Pembelian.
b. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan uji t variabel Harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Internet High Speed INDIHOME pada mahasiswa Fakultas Eknomi dan Bisnis USU. Artinya jika variabel Harga ditingkatkan, maka Keputusan Pembelian akan meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat (Laksana,2008:117) harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan atau pelayanan yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.
dilakukan oleh konsumen (mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU) dikarenakan produk INDIHOME menciptakan informasi yang padat bagi pelannggannya mengenai harga yang terjangkau beserta promosi tiap tahunnya. Informasi seperti ini dapat diingat oleh konsumen terutama pada saat pengambilan keputusan pembelian.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Melly (2013) dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek TOSHIBA Pada Mahasiswa di Kota Padang”. Dalam penelitian ini menunjukkan Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Berdasarkan hasil penelitian uji t Harga mempunyai pengaruh terhadap variabel Keputusan Pembelian.
c. Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah didapatkan, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :
3.1Kesimpulan
1. Hasil uji F, menunjukkan bahwa Kualitas Produk dan Harga secara serentak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Internet High Speed INDIHOME pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.
2. Hasil uji t, menunjukkan Kualitas Produk dan Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Berdasarkan Uji t Kualitas Produk merupakan yang paling dominan dalam penelitian ini.
3.2Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Internet High Speed INDIHOME. Internet High Speed INDIHOME merupakan produk dari PT.Telkom Indonesia yang memiliki kualitas dan kecepatan tinggi. Tetapi disisi lain masih ada yang harus ditingkatkan seperti, produk INDIHOME sebaiknya meningkatkan daya tahan terhadap cuaca buruk, seperti pada saat hujan dan adanya petir biasanya produk ini sering terganggu (offline). Apabila daya tahan sudah ditingkatkan, hal ini juga dapat meningkatkan nilai kualitas dimata pesaing dari provider lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.4 Landasan Teoritis
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Menurut (Tjiptono,2008:5) pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Pemasaran bertujuan untuk menarik pembeli dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi.
Menurut (Sunarto,2006:4), Pemasaran adalah pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan dengan dua tujuan utama pemasaran yaitu menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain, dengan menggunakan bauran pemasaran untuk memperkenalkan produk maupun jasa yang akan dipasarkan.
pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain”. Persaingan yang
semakin ketat dan berkembangnya pengetahuan konsumen akan kebutuhan dan keinginan yang lebih tinggi dari konsumen, menyebabkan munculnya konsep baru di bidang pemasaran yaitu konsep pemasaran. Menurut (Swastha dan Irawan, 2005 : 10) mendefinisikan konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda.
2.1.2 Produk
(Laksana,2008:67) mendefinisikan produk sebagai “segala sesuatu baik yang
bersifat fisik maupun non-fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan atas tiga tingkatan (Assauri, 2007:202), yaitu:
1. Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang sesunguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.
2. Produk formal (formal product), yang merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.
3. Produk tambahan (augemented product) adalah tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasaran (instalasi), pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara cuma-cuma.
2.1.3 Kualitas Produk
konsumen yang harus dipenuhi oleh perusahaan, karena kualitas produk yang baik adalah kunci kunci perkembangan produktivitas perusahaan.
2.1.3.1 Pengertian Kualitas Produk
Produk yang dipasarkan merupakan senjata yang bagus dalam memenangkan persaingan apabila memenuhi mutu yang tinggi, dalam hal ini terdapat ungkapan “quality first’ atau kualitas sebagai yang utama. Menurut Lovelock (Laksana, 2008:88) kualitas adalah “tingkat mutu yang diharapkan, dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen”. Dengan demikian, maka kualitas merupakan faktor
kunci sukses bagi suatu organisasi atau perusahaan, seperti yang dikemukakan Welch (Laksana, 2008:88), kualitas merupakan “jaminan terbaik atas kesetiaan pelanggan, pertahanan terkuat dalam menghadapi persaingan dan satu-satunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng”.
Menurut (Kotler & Amstrong,2008:347), kualitas produk adalah kemampuan produk menjalankan semua fungsinya meliputi kinerja, keistimewaan, keandalan, daya tahan, kemudahan, operasi dari perbaikan serta atribut bernilai lainnya.
2.1.3.2 Dimensi Kualitas Produk
dibeli serta kemampuan dalam menjalankan fungsi dari produk tersebut. 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Feature), yaitu aspek performasi yang
berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
3. Keandalan (Reliability), yaitu kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Daya tahan (Durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan produk.
6. Pelayanan (Serviceability) yaitu layanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga puma jual, yang juga mencakup layanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.
7. Estetika (Esthetic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera dan merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berhubungan dengan bagaimana konsumen mengharapkan mutu atau kualitasnya.
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan suatu produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi.
2.1.4 Perilaku Konsumen
Perilaku pembelian tidak pernah sederhana tetapi memahaminya merupakan tugas yang sangat penting bagi manajemen pemasaran. Perilaku pembelian konsumen mengacu pada perilaku pembelian akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi (Kotler dan Amstrong, 2008 : 158).
2.1.4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar- benar diperhitungkan ( Setiadi, 2003:11-15):
1. Faktor-faktor Kebudayaan a. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang.
b. Sub-budaya
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.
c. Kelas Sosial
Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.
2. Faktor-faktor Sosial a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
b. Keluarga
Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga orientasi yaitu orangtua seseorang. Kedua, keluarga prokreasi yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga, merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat.
c. Peran dan Status
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya, seperti keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.
3. Faktor-faktor Pribadi
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
b. Pekerjaan
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelpompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan, tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap pengeluaran.
d. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. 4. Faktor-faktor Psikologi
a. Motivasi
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
c. Proses Belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
d. Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli berbeda-beda untuk masing-masing pembeli di samping produk yang dibeli (Swastha dan Handoko, 2000:111). Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Lokasi penjual yang strategis
Dari segi lokasi ini, pembeli akan memilih lokasi yang benar-benar strategis dan tidak membutuhkan terlalu banyak waktu, tenaga, dan biaya seperti: mudah dijangkau, dekat dengan fasilitas-fasilitas umum, atau mungkin dekat dengan jalan raya, sehingga lokasi ini dapat mendukung yang lain.
2. Pelayanan yang baik
yang dirasakan oleh konsumen yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat penjualan pada waktu selanjutnya.
3. Kemampuan tenaga penjualnya
Dalam suatu kegiatan usaha (penjualan), tidak terlepas dari tenaga kerja baik tenaga kerja mesin maupun tenaga kerja manusia. Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam perusahaan sehingga diperlukan sejumlah tenaga kerja yang berkemampuan dan mempunyai keterampilan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk mendukung kegiatan dalam pemasaran. 4. Iklan dan promosi
Iklan dan promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya.
5. Penggolongan barang
Penggolongan barang akan menjadi faktor pertimbangan oleh konsumen yang melakukan kegiatan pembelian. Penggolongan barang secara tepat dan rapi akan memudahkan konsumen di dalam melakukan pembelian.
2.1.5 Harga
2.1.5.1 Pengertian Harga
yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan perutukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Menurut (Tjiptono,2007:151), harga merupakan “satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa”.
(Amirullah dan Hardjanto,2005:145), mendefinisikan harga merupakan penentuan dari suatu produk yang merupakan titik pertemuan dari produk yang ditawarkan dengan permintaan akan produk yang dimaksud.
Menurut (Laksana,2008:117) harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan atau pelayanan yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasiproduk dan jasa, karena suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam–macam barang atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.
2.1.5.2 Tujuan Penetapan Harga
Penjual barang dalam menetapkan harga dapat mempunyai tujuan yang
1. Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi. Biasanya besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan prosentasenya dan untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang dihasilkannya.
2. Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun.
3. Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya dalam pasar. Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan luas tertentu, maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan usaha mempertahankan atau mengembangkan bagian pasar tersebut.
4. Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan. Apabila perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui pada harga berapa ia akan menetapkan penjualan. Ini berarti bahwa ia belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut.
memerlukan laba. Memang secara teoritis harga bisa berkembang tanpa batas.
2.1.5.3 Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penetapan
Harga
Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada keadaan persaingan yang semakin tajam dan perkembangan permintaan yang terbatas. Dalam keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini, yang terutama sangat terasa dalam pasar pembeli, peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam market share perusahaan, di samping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen (Assauri, 2007:223-224).
Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua faktor yang harus dipertimbangkan (Tjiptono, 2008:152), yaitu:
1. Faktor internal perusahaan
Faktor ini berasal dari dalam perusahaan, terdiri dari: a. Tujuan pemasaran perusahaan
yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain.
b. Strategi bauran pemasaran
Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.
c. Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan biaya variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya.
2. Faktor eksternal perusahaan
Merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan, yaitu: a. Sifat pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya ialah elastisitas permintaan.
b. Persaingan
Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang berbeda-beda.
meliputi:
1. Demand for the product, perusahaan perlu memperkirakan permintaan
terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga sebuah produk.
2. Target share of market, yaitu market share yang ditargetkan oleh perusahaan.
3. Competitive reactiones, yaitu reaksi dari pesaing.
4. Use of creams-skimming pricing of penetration pricing, yaitu
mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar baik dengan harga yang tinggi ataupun dengan harga yang rendah.
5. Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan
kebijakan marketing mix (kebijakan produk, kebijakan promosi, dan saluran distribusi).
6. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk.
7. Produk line pricing, yaitu penetapan harga terhadap produk yang saling
berhubungan dalam biaya, permintaan maupun tingkat persaingan. 8. Berhubungan dengan permintaan:
a. Elastisitas silang yang positif, yaitu kedua macam produk merupakan barang substitusi atau pengganti.
b. Elastisitas silang yang negatif, yaitu kedua macam produk merupakan barang yang komplamenter atau berhubungan satu sama lain.
berhubungan.
9. Berhubungan dengan biaya: penetapan harga di mana kedua macam produk mempunyai hubungan dalam biaya.
10. Mengadakan penyesuain harga : a. Potongan harga
Dalam hal ini pembeli memperoleh harga yang lebih rendah dari harga yang seharusnya dibayar.
b. Diskriminasi harga
Perusahaan juga dapat melakukan modifikasi harga untuk menyesuaikan harga karena langganan, produk maupun lokasi.
c. Harga psikologis
Suatu harga dapat berbicara bagi produknya serta dapat menunjukkan citra produknya. Contohnya, suatu produk dengan harga tinggi dapat memberikan image pada kualiatas yang tinggi pula.
2.1.6 Keputusan Pembelian