• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemasan, Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Clear Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kemasan, Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Clear Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEMASAN, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SHAMPO

CLEAR PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH

DONALD HUTAGAOL 090502113

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ABSTRAK

PENGARUH KEMASAN, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SHAMPO

CLEAR PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemasan, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian shampo Clear pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif pada tahun 2009-2012. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan daftar pertanyaan yang pengukurannya menggunakan skala likert. Data diolah secara statistik dengan program SPSS 16.00 for windows, yaitu model uji t, uji F, dan koefisien determinan (R2)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan faktor kemasan, harga dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian shampo Clear pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Secara parsial, harga tidak berpengaruh secara signifikan, sedangkan kemasan dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan. Kualitas Produk merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian shampo Clear pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,359, berarti 35,9% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya (kemasan, harga, dan kualitas produk), dan 64,1% dijelaskan oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PACKAGING, PRICING AND PRODUCT QUALITY OF THE PURCHASING DECISIONS OF SHAMPOO CLEAR

ON COLLEGE STUDENTS OF ECONOMICS FACULTY UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

The purpose of this research was to determine and analyze the influence of packaging, pricing, and products quality of the purchasing decisions of shampoo Clear on college students of Economics Faculty University of North Sumatera and to know and analyze the most dominant factor to influence purchasing decisions. The research was conducted on college students of Economics Faculty University of North Sumatera.

The population in this research were the student of Faculty of Economics University of North Sumatera that are still active in 2009 until 2012. Data analyzing method is by using descriptive analyzing method and multiple linear regression. This research is study associative, and this research is using primary and secondary data which was obtained by documentation study and quesionnaire whose measurement is using likert differential scale. Data was processed statistically by using SPSS 16.00 for windows, namely T-test, F-Test, and identification of the determinant (R2).

As the result of this research, based on Simultaneous test, it is proved that the factor of packaging, price and product quality have a positive and significant influence on purchasing decision of shampoo Clear on college students of Economics Faculty University of North Sumatera. Partially, pricing does not have significant effect, where packaging and product quality have significant effects. Product quality is the most dominant variable influencing the consumer purchasing decision of shampoo Clear on college students of Economics Faculty University of North Sumatera. The value of Adjusted R Square = 0,359, mean 35,9% dependent variable can be explained by the independent variable (packaging, pricing, and product quality,) while the remaining 64,1% was explained by other factors which were not examined in this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan

limpahan kasihNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam

penulisan skripsi ini penulis menemukan beberapa kesulitan, namun berkat

bantuan, motivasi, bimbingan dan doa dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila dalam

kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Azhar SE.,MSc.Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie MSi., selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Ulfah M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

(5)

6. Ibu Prof.Dr. Rismayani M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan saya bimbingan, saran dan masukan dalam penulisan skripsi

ini.

7. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan.

9. Terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tuaku tersayang,

Ayah St. S. Hutagaol dan Ibuku N. Tinambunan. Tanpa kalian aku tidak bisa seperti sekarang. Terima kasih telah memberikan kepercayaan,

semangat, nasihat, pengertian, doa dan kasih sayang yang tiada henti.

10.Terimakasih juga buat Kakakku Melva H. Anggreani Hutagaol, Saudara

Kembarku Ronald Hutagaol, adik-adikku Heriando Fernandez Hutagaol,

Prima Rianto Hutagaol, Adi Hardinata Hutagaol. Terimakasih buat doa

dan dukungan kalian selama ini.

11.Kawan-kawan seperjuanganku dari Manajemen 2009 : Leo, Dody Radtya,

Novaria, Irene, Brando, Bara, Robi, Chibi, Olan, Jonalsal, Rieza, Surya,

Fitri, Mia, Lina dan semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan

satu persatu. Terima kasih banyak untuk semua semangat, suka duka,

dukungan, dan bantuan yang selalu kalian berikan. Ingat sobat, kelulusan

bukan untuk memisahkan persahabatan kita, tapi untuk mempertemukan

(6)

12.Terimakasih juga buat kawan-kawan sepermainanku Jan, Sam, Lae

Tumorang. Tanpa kalian skripsi ini tidak akan selesai selambat ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas

bantuannya dalam terselesaikannya skripsi ini.

14.Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh

kelalaian dan keterbatasan waktu, tenaga juga kemampuan dalam

penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila

terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Harapan penulis semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Oktober 2013

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian... 27

2.5.2 Tipe Perilaku Pembelian... 27

2.5.3 Peran Dalam Perilaku Pembelian... 29

2.6 Penelitian Terdahulu... 30

2.7 Kerangka Konseptual... 31

(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif... 43

(9)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 84 5.2 Saran... 85

(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Tabel pemenang ”Indonesia Most Favorite Youth Brand 2013″ 7

3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel... 37

3.2 Tabel Instrumen Skala Likert... 38

4.1 Jenis Produk Clear... 52

4.2 Item Total Statistics... 55

4.3 Reliability Statistics... 56

4.4 Angkatan... 57

4.5 Jurusan... 58

4.6 Usia... 58

4.7 Jenis Kelamin... 59

4.8 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kemasan ... 60

4.9 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Harga... 61

4.10 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kualitas... 62

4.11 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kep. Pembelian 64

4.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 68

4.13 Uji Glejser ... 70

4.14 Multikolinearitas... 71

4.15 Analisis Regresi Berganda... 72

4.16 Hasil F Hitung... 74

4.17 Realiability Statistics... 75

4.18 Hasil T Hitung ... 77

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 33

4.1 Logo Unilever... 51

4.2 Histogram... 66

4.3 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual... 67

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian... 90

2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 105

3 Regresi Linier Berganda... 107

4 Sebaran Jawaban Responden... 110

(13)

ABSTRAK

PENGARUH KEMASAN, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SHAMPO

CLEAR PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemasan, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian shampo Clear pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif pada tahun 2009-2012. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan daftar pertanyaan yang pengukurannya menggunakan skala likert. Data diolah secara statistik dengan program SPSS 16.00 for windows, yaitu model uji t, uji F, dan koefisien determinan (R2)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan faktor kemasan, harga dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian shampo Clear pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Secara parsial, harga tidak berpengaruh secara signifikan, sedangkan kemasan dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan. Kualitas Produk merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian shampo Clear pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,359, berarti 35,9% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya (kemasan, harga, dan kualitas produk), dan 64,1% dijelaskan oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(14)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PACKAGING, PRICING AND PRODUCT QUALITY OF THE PURCHASING DECISIONS OF SHAMPOO CLEAR

ON COLLEGE STUDENTS OF ECONOMICS FACULTY UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

The purpose of this research was to determine and analyze the influence of packaging, pricing, and products quality of the purchasing decisions of shampoo Clear on college students of Economics Faculty University of North Sumatera and to know and analyze the most dominant factor to influence purchasing decisions. The research was conducted on college students of Economics Faculty University of North Sumatera.

The population in this research were the student of Faculty of Economics University of North Sumatera that are still active in 2009 until 2012. Data analyzing method is by using descriptive analyzing method and multiple linear regression. This research is study associative, and this research is using primary and secondary data which was obtained by documentation study and quesionnaire whose measurement is using likert differential scale. Data was processed statistically by using SPSS 16.00 for windows, namely T-test, F-Test, and identification of the determinant (R2).

As the result of this research, based on Simultaneous test, it is proved that the factor of packaging, price and product quality have a positive and significant influence on purchasing decision of shampoo Clear on college students of Economics Faculty University of North Sumatera. Partially, pricing does not have significant effect, where packaging and product quality have significant effects. Product quality is the most dominant variable influencing the consumer purchasing decision of shampoo Clear on college students of Economics Faculty University of North Sumatera. The value of Adjusted R Square = 0,359, mean 35,9% dependent variable can be explained by the independent variable (packaging, pricing, and product quality,) while the remaining 64,1% was explained by other factors which were not examined in this research.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan bisnis di Abad ke-21 berkembang sangat pesat dan telah

mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia

yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

ambil bagian pada persaingan bisnis. Banyak diantara mereka yang mendirikan

jenis usaha baru yang sebelumnya belum dikenal di Indonesia dan tidak sedikit

pula yang mendirikan usaha sejenis yang telah ada namun menawarkan inovasi

guna menarik minat beli konsumen.

Perkembangan dunia bisnis yang ketat di Indonesia juga disertai dengan

semakin cerdasnya konsumen untuk memilih produk. Hal ini tentunya menjadi

tantangan bagi perusahaan untuk memahami perilaku konsumen pada pasar

sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi

yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat

tergantung pada perilaku konsumennya.

Dalam era globalisasi ini, jumlah merek produk yang ditawarkan dalam

suatu negara semakin banyak dan bevariasi dengan hadirnya produk-produk luar

negeri sehingga konsumen semakin memiliki ragam pilihan dan alternatif produk

(16)

diinginkannya. Setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menempatkan orientasi

kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

Kemasan, harga dan kualitas sering menjadi faktor pertimbangan utama

konsumen dalam membeli dan menggunakan suatu produk. Pengemasan yang

menarik serta harga yang sebanding dengan kualitas merupakan hal yang harus

mendapat perhatian serius dari para pemasar jika ingin produknya laku dipasaran.

Kemasan suatu produk harus sesuai dengan karakter pasar sasaran, hal ini

dikarenakan kemasan merupakan sesuatu yang bersentuhan langsung dengan

konsumen, dapat dipegang, disentuh, dan dirasakan. Kemasan berperan efektif

dalam perilaku pembelian karena dapat menarik minat calon konsumen untuk

melakukan pembelian.

Klimchuk dan Krasovec ( 2006 : 33) menyatakan bahwa Pengemasan

suatu produk biasanya juga dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat

konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan

yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang

berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam

pasar yang sama.

Daya tarik kemasan merupakan salah satu faktor yang paling menentukan

dalam kesuksesan pemasaran. Daya tarik kemasan merupakan magnet utama yang

akan menarik minat konsumen untuk memperhatikan serta menilai produk hingga

(17)

Harga juga merupakan salah satu faktor yang paling menentukan

keputusan akhir seorang konsumen untuk memilih suatu produk. Kesuksesan

dalam penetapan harga merupakan elemen kunci dalam bauran pemasaran.

Penetapan harga dapat menjadi alat untuk bersaing secara kompetitif.

Harga merupakan sebuah atribut diantara beberapa atribut lain yang sangat

menentukan keputusan akhir konsumen untuk memilih produk yang akan

digunakannya. Untuk kalangan konsumen menengah kebawah, harga sering kali

menjadi prioritas utama dalam menentukan produk yang akan digunakan. Dengan

semakin banyaknya merek produk yang ditawarkan di pasar, konsumen akan

semakin sensitif terhadap perubahan harga dan cenderung beralih ke merek lain

yang menawarkan harga yang lebih murah.

Penentuan harga untuk sebuah produk sangat menentukan keberhasilan

penjualan suatu produk pada pasar sasaran. Jika harga sebuah produk dianggap

terlalu mahal maka besar kemungkinan bahwa produk tersebut tidak akan

diterima di pasar. Oleh karena itu penentuan harga sebuah produk harus

mempertimbangkan beberapa hal seperti manfaat serta kualitas yang baik yang

akan diperoleh konsumen jika menggunakan produk yang ditawarkan.

Selain kemasan dan harga salah satu keunggulan yang juga harus dimiliki

oleh sebuah perusahaan dalam persaingan adalah kualitas produk yang dapat

memenuhi keinginan konsumen. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi maka produk

akan ditolak. Sekalipun produk tersebut masih dalam batas toleransi yang telah

(18)

Kondisi pelanggan yang semakin kritis dalam hal kualitas juga memaksa

perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu produknya agar

terhindar dari klaim atau ketidakpuasan pelanggan sehingga dapat bersaing

dengan perusahaan yang sejenis.

Perusahaan juga dituntut untuk menawarkan produk yang berkualitas dan

mempunyai nilai lebih, sehingga tampak berbeda dengan produk pesaing. Kualitas

ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya, termasuk di dalamnya daya

tahan, ketidaktergantungan pada produk lain atau komponen lain, eksklusifitas,

kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk, pembungkusan, dan sebagainya).

(T.Hani Handoko, 2000; 49).

Kualitas produk harus diukur melalui sudut pandang konsumen terhadap

kualitas produk itu sendiri, sehingga selera konsumen disini sangat berpengaruh.

Oleh karena itu, dalam mengelola kualitas suatu produk harus sesuai dengan

kriteria yang diinginkan oleh konsumen. Dalam hal ini yang penting adalah

menjaga konsistensi dari output produk pada tingkat kualitas yang diinginkan dan

diharapkan konsumen.

Menurut Anoraga (2000:175) kualitas adalah karakteristik mutu suatu

produk seperti antara lain warnanya, ukurannya, dan sebagainya. Kualitas

merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau

produsen, mengingat kualitas dari suatu produk berkaitan erat dengan masalah

keputusan pembelian konsumen.

Kemasan, harga, dan kualitas suatu produk akan menjadi faktor yang

(19)

yang akan digunakannya. Oleh karena itu perusahaan semestinya cermat untuk

mengelola atribut-atribut tersebut serta peka untuk memperhatikan setiap detil

perubahan lingkungan seperti faktor pesaing yang akan selalu menjadi musuh

pada tujuan yang sama dalam persaingan bisnis.

Keputusan pembelian tentu menjadi sebuah misteri yang harus

dipecahkan oleh setiap kalangan pebisnis. Setiap perusahaan baik besar ataupun

kecil harus mampu menerjemahkan motif calon konsumen untuk menentukan

keputusan pembelian pada sebuah produk. Perusahaan harus mengetahui terlebih

dahulu apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada sebuah produk

yang dicarinya di pasar. Hal ini akan memudahkan dalam menentukan strategi

yang tepat untuk membentuk sebuah produk sempurna yang dibutuhkan

konsumen pada pasar sasaran.

Kotler dan Armstrong (2008:129) mendefinisikan keputusan pembelian

sebagai sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari

informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik

masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian

mengarah kepada keputusan pembelian.

Jika melihat persaingan bisnis kategori produk shampo di Indonesia saat

ini, setiap perusahaan memang harus jeli dalam memutuskan segala sesuatu yang

berhubungan dengan pemasaran produknya. Terdapat banyak varian produk

shampo yang beredar dipasaran, hal ini tentunya menjadi tugas berat bagi

perusahaan untuk dapat menjaga kepercayaan konsumen serta mampu

(20)

Saat ini industri shampo di dalam negeri, dikuasai oleh dua pemain besar.

yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk dengan produk andalannya Sunsilk dan Clear

serta PT. Procter & Gamble yang memasarkan produk Pantene.

Clear telah diluncurkan di Indonesia sejak tahun 1975. Misi utamanya

adalah memberikan solusi efektif terhadap masalah Ketombe. Clear adalah merek

anti ketombe terbesar di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan kinerja

luar biasa Clear dibutuhkan adalah karena iklim tropis Indonesia yang

mengakibatkan kelembaban sehingg membuat ketombe menjadi masalah umum

masyarakat Indonesia.

Sejak kehadirannya pertama kali pada tahun 1975 penjualan Clear secara

konsisten mengalami pertumbuhan yang baik setiap tahun. Dewasa ini clear

menjadi salah satu merek sampo terbesar di Indonesia. Clear dianggap sebagai

merek “yang keren” di antara para remaja dan pekerja pemula berusia 18-25 tahun

yang merupakan pasar sasaran utama. Produk ini telah dipasarkan secara luas dan

menembus pasar nasional bahkan sampai ke pelosok.

Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2011 menempatkan Shampo Clear

menjadi salah satu dari tiga shampo terlaris di Indonesia dibawah Pantene dan

Sunsilk. Untuk kategori perawatan rambut wanita Clear memang kalah bersaing

dengan dua produk tesebut. Karena Clear memang lebih dikenal sebagai shampo

(21)

Tabel 1.1

Pemenang “Indonesia Most Favorite Youth Brand 2013″ kategori produk shampo

Kategori Peringkat I Peringkat II Peringkat III

Shampo (Male) Clear Pantene Sunsilk

Shampo (Female ) Pantene Sunsilk Dove

Conditoiner (Male) Pantene Clear Nature

Conditoiner (Female) Pantene Sunsilk Dove

Sumber : the-marketeers.com (data diolah)

Dapat dilihat bahwa Clear berada pada peringkat pertama pada kategori

Shampo Male dan peringkat kedua pada kategori Conditioner Male, namun kalah

bersaing pada kategori Shampo Female dan Conditioner Female. Hal ini

menunjukkan bahwa Clear hanya mendominasi pada pasar sasaran perawatan

rambut pria. Hal ini tentunya menjadi tugas utama Clear kedepannya untuk

menciptakan produk yang mampu menarik minat beli konsumen wanita untuk

menggunakan shampo Clear.

Tentunya terdapat banyak faktor yang mempengaruhi calon pembeli untuk

memilih produk shampo yang akan digunakannya. Sebagian dari mereka mungkin

lebih mengutamakan kualitas, harga yang relatif lebih murah, atau mungkin faktor

kebiasaan dalam menggunakan suatu merek tertentu ataupun faktor lainnya yang

mempengaruhi keputusan pembelian.

Oleh karena itu sudah semestinya Clear melakukan evaluasi terhadap

produknya yang telah beredar di pasar. Dibutuhkan analisis yang bersifat evaluatif

untuk mengetahui faktor kelemahan Clear dibandingkan dengan para kompetitor

lainnya seperti Pentene dan Sunsilk yang saat ini telah menjadi pilihan utama para

(22)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti berusaha mengetahui

dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk

Shampo Clear. Sehingga peneliti mengambil judul penelitian : “ Pengaruh

Kemasan, Harga, dan Kualitas produk terhadap Keputusan Pembelian produk Shampo Clear

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan diatas,

maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : Apakah variabel

kemasan, harga, dan kualitas shampo Clear berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian shampo Clear pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh variabel kemasan, harga dan kualitas produk terhadap

keputusan pembelian shampo Clear pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi

perusahaan, bagi peneliti dan juga bagi peneliti lain. Adapun manfaat yang

(23)

a. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan

perusahaan untuk meningkatkan daya beli konsumen melalui

variabel-variabel yang mempengaruhinya.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk melatih dan

memperluas wawasan peneliti pada bidang manajemen pemasaran

kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen.

c. Bagi peneliti lain

Penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau sumber

informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama

(24)

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang merupakan usaha untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, organisasi maaupun masyarakat

secara keseluruhan. Dengan adanya kebutuhan manusia yang harus dipenuhi,

maka perusahaan akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan

penciptaan produk pemuas kebutuhan yang disalurkan kepada konsumen melalui

proses pemasaran.

Definisi mengenai pemasa ran yang dikemukakan oleh Kotler dan

Amstrong (2001:6) adalah suatu proses manajerial dimana individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan, dan mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Pengertian tersebut bertumpu pada konsep pokok tentang kebutuhan,

keinginan dan permintaan, produk, nilai, pertukaran dan transaksi pasar,

pemasaran dan pemasar.

2.1.2 Manajemen Pemasaran

Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa

(25)

Manajemen Pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan,

mengkoordinasikan, dan mengendalikan program-program yang mencakup

pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa

dangagasan yang dirancang untuk menciptakan serta memelihara pertukaran

yangmenguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

(Boyd dkk, 2000:18)

Dari kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen

pemasaran merupakan analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian

terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan

mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar

sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

2.2 Kemasan

2.2.1 Pengertian Kemasan

Klimchuk dan Krasovec ( 2006 : 33) menyatakan bahwa kemasan adalah

desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi

dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat

dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim,

mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di

pasar. Pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan

mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

Pengemasan suatu produk biasanya juga dilakukan oleh produsen untuk

(26)

memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model

kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi

produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

2.2.2 Daya Tarik Kemasan

Daya tarik kemasan merupakan salah satu faktor yang paling menentukan

dalam kesuksesan pemasaran. Daya tarik kemasan merupakan magnet utama yang

akan menarik minat konsumen untuk memperhatikan serta menilai produk hingga

mempengaruhinya untuk melakukan pembelian.

Klimchuk dan Krasovec ( 2006 : 82) menyatakan bahwa terdapat beberapa

unsur-unsur penting dalam sebuah kemasan produk seperti warna, tipografi,

struktur dan citra.

1. Warna

Warna adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh dari desain

kemasan. Konsumen lebih mengidentifikasi warna kemsan atau produk sebelum

fitur visual lainnya. Warna membedakan kepribadian, menarik perhatian ke

atribut-aribut lainnya, dan memungkinan untuk membuat perbedaan dari

kompetitor dalam lingkungan ritel yang ramai. Keputusan pembelian sering

dibuat berdasarkan hal tersebut.

Warna dapat mengidentifikasikan budaya, jenis kelamin, usia, etnis,

daerah lokal dan harga, atau membedakan elemen visual dan

(27)

produk dan mendiferensiasi ragam produk, komposisi, rasa, atau bau dalam suatu

lini produk.

Banyak produk konsumsi yang dikenali dari warna desain kemasannya.

Warna merupakan segi penting suatu kepribadian produk atau citra merek. Jika

warna “mempunyai karakter yang unik” atau memiliki arti sekunder (konsumen

segera mengaitkan desain dengan merek tertentu). Warna bisa menjadi suatu

merek dagang dan menjadi “pembungkus dagang” suatu kemasan. Ukuran,

bentuk, konfigurasi grafis, warna dan komponen-komponen, nonfungsional desain

yang lain, bisa menjadi merek dagang.

Pemakaian satu warna yang konsisten dalam satu desain kemasan atau

dalam suatu lini produk dapat menetapkan warna sebagai alat pengidentifikasi

merek. Konsistensi pemakain warna dapat mencegah produk pesaing untuk

meniru bungkus dagang produk secara sengaja. Karena desain kemasan

diidentifikasi dari warnanya.

2. Tipografi

Dalam desain kemasan, tipografi adalah medium utama untuk

mengko-munikasikan nama, fungsi, dan fakta produk bagi konsumen luas. Pemilihan

tipografi, tata letak, dan penerapan huruf dan kata-kata mempengaruhi bagaimana

cetakan dibaca. Akhirnya tipografi pada desain kemasan menjadi salah satu

elemen paling penting dari ekspresi visual produk.

Tipografi diturunkan dari kata-kata Yunani typos (“impresi’) dan graphein

(28)

-kasikan secara visual suatu bahasa lisan. Oleh karena huruf dibentuk oleh budaya

asal huruf, penggunaan huruf sebagai sarana tipografi adalah bagian dari bahasa

visual suatu budaya.

Bentuk tipografi bisa berupa huruf atau karakter individual, kata-kata,

bentuk-bentuk, atau simbol-simbol. Kemudahan untuk dibaca, mudah dikenali,

waktu bacaan, (berapa lama waktu yang diperlukan seseorang untuk

membacanya), ukuran, bentuk, dan gaya, semuanya merupakan karakteristik

tipografi yang mempengaruhi komunikasi. Secara khusus, baik mekanika cara

pembacaan, (misalnya, dari kiri ke kanan dan sebaliknya) maupun persepsi

individual mempunyai pengaruh penting pada komunikasi tipografi.

Aturan tipografi yang dapat diaplikasikan pada medium cetak lainnya

seperti ukuran huruf, penggunaan huruf besar, penggunaan tipe huruf dekoratif,

urutan tipografi, spasi, kerning, dan tanda sambung bukan merupakan aturan yang

diharuskan sama dalam kemasan. Karena tipografi dalam kemasan digunakan

untuk mengkomunikasikan pesan pemasaran pada media tiga dimensi dan

awalnya terlihat dari kejauhan oleh konsumen masyarakat dari berbagai latar

budaya, sosial dan etnis yang berbeda, dalam waktu yang singkat, aturan tipografi

diarahkan oleh masing- masing individu.

Tipografi untuk Desain Kemasan haruslah :

1. Dapat dibaca dan mudah dibaca dari jarak beberapa kaki jauhnya.

2. Didesain pada skala dan bentuk struktur tiga dimensi

3. Dapat dimengerti oleh sejumlah pengamat yang berbeda-beda latar

(29)

4. Dapat dipercaya dan informatif dalam mengkomunikasikan informasi

produk.

3. Struktur dan Material

Dalam pikiran konsumen, kemasan adalah produk. Bagi banyak produk,

konfigurasi fisik mewujudkan identitas visual suatu merek. Struktur dan material

digunakan sebagai tempat penyimpanan, perlindungan dan transportasi produk

dan menyediakan permukaan fisik bagi desain kemasan.

Dalam lingkungan ritel struktur kemasan mendukung umur penyimpanan

produk dan menyediakan kualitas nyata dan fitur protektif yang kesemuanya

mempengaruhi ketertarikan awal konsumen terhadap produk. Pemilihan struktur

pada akhirnya ditentukan oleh keputusan pengguna akhir, dimana stuktur

melakukan tugas ergonomisnya termasuk membuka dan menutup dengan baik,

mengeluarkan dan beberapa kasus menyimpan produk. Pertimbangan material dan

keunggulan serta kelemahannya harus dipertimbangkan diawal setiap tugas desain

kemasan.

Keputusan struktural dan material bisa menjadi isu yang paling penting

karena keputusan ini mengarah pada perlindungan dan transportasi produk yang

efektif, dan pada akhirnya kepuasan konsumen. Struktur dan material mungkin

ditentukan oleh apa yang telah tersedia di pasar atau oleh teknologi dan penemuan

baru. Apapun itu, dasar desain kemasan ditentukan oleh faktor desain struktural.

Pengetahuan dasar mengenai berbagai tipe material dan struktur yang

sesuai untuk desain kemasan adalah merupakan hal yang penting. Struktur dan

(30)

a. Kardus

Kardus bisa menjadi kemasan yang fungsional, murah dan dapat didaur

ulang. Sifat fungsional kardus memunginkan kreativitas struktural dan

bahkan karton lipat sederhana bisa menjadi solusi yang baik karena

permukaannya yang luas dan datar dapat berfungsi sebagai tempat untuk

membangun billboarding bagi identitas merek.

b. Plastik

Terdapat banyak variasi plastik yang menawarkan kualitas dan properti

yang berbeda-beda yang melayani serangkaian kebutuhan penyimpanan.

Variasi plastik tersebut bisa kaku atau fleksibel, bening, putih, atau

berwarna, transparan, ataupun opaq dan dapat dicetak kedalam berbagai

bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Struktur kemasan plastik

digunakan dalam hampir semua kategori produk, termasuk tempat susu,

botol soda, tempat mentega, mangkuk pasta, atau nasi yang dapat

dimasukkan dalam micro wave, shampo, obat-obatan beku, sabun, dan

lain-lain. Desain kemasan plastik dengan kontur atau bentuk yang khas

akan mudah diidentifikasi dan memberikan karakter bagi suatu kategori

produk.

c. Karton Lipat

Karton lipat biasanya didesain dengan konstruksi selembar kardus atau

kardus gelombang yang di press, kemudian diberi alur untuk dilipat, dan

(31)

d. Kotak Jadi

Kotak jadi adalah struktur kaku yang telah dicetak dengan bagian atas dan

bagian bawah. Kotak jadi umumnya dibuat dari kardus yang berat atau

papan yang terbuat dari serpihan kayu dan dilaminasi dengan kertas

dekoratif, material dekoratif atau material lainnya. Sering digunakan untuk

bahan kosmetik, permen, perhiasan, dan produk kelas atas lainnya.

Struktur ini merupakan struktur rumit yang memberikan kesan mewah dan

menambah daya tarik visual bagi produk.

e. Kaleng

Kaleng logam telah dipakai sebagai kemasan sejak awal 1800,

dikembangkan untuk menyuplai makanan kepada militer Inggris dan

kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat, mengawali diproduksinya

kaleng besi lapis timah pertama. Saat ini kaleng logam sangat ringan dan

seringkali dilapisi dengan material yang mencegah interaksi dengan

produk. Kaleng merupakan benda yang kuat, hemat ruang, dan dapat

didaur ulang.

f. Logam

Kemasan logam dibuat dari timah, aluminium dan baja. Ketersediaan

bahan baku produksi telah membuat material kemasan ini sebagai struktur

berbiaya rendah untuk dapat di produksi. Makanan hasil olahan, aerosol,

cat, bahan kimia dan produk-produk otomotif adalah beberapa produksi

(32)

seringkali digunkan dalam kategori produk minuman berkarbonasi serta

kategori kesehatan dan kecantikan.

g. Kaca

Kontainer kaca dikenalkan dalam bentuk, ukuran dan warna yang sangat

bervariasi dan merupakan struktur yang umum dalam hampir semua

kategori produk konsumsi. Kaca dapat dicetak menjadi bentuk yang

beraneka ragam dengan bagian bukaan dan ornamen yang bervariasi.

Desain botol yang inovatif menggunakan pelabelan dan teknik cetak yang

berbeda-beda adalah sarana untuk mencapai desain kemasan yang sesuai.

Secara alamiah, sifat kaca yang inert (tidak bereaksi dengan isi yang

dikandungnya ) membuatnya lebih sesuai dibandingkan material lainnya

yang cenderung berinteraksi dan mempengaruhi makanan, obat-obatan dan

beberapa produk lain.

h. Kemasan Siap Pakai

Kemasan siap pakai adalah istilah yang digunakan untuk struktur dan

material yang tidak dibuat secara khusus namun tersedia di pasar. Kaca,

plastik dan logam adalah beberapa material yang digunakan untuk

membuat struktur kemasan dan penutup siap pakai. Struktur kemasan siap

pakai tidak dikhususkan untuk satu merek atau perusahaan, yang berarti

kemasan tersebut tersedia untuk semua orang. Dengan desain dan

pembuatan struktur dan penutup baru yang terus menerus, pilihan kemasan

(33)

4. Citra

Persepsi mengenai suatu citra berbeda dari suatu budaya dengan budaya

lainnya. Tidak seperti warna, citra mempunyai interpretasi standar yang lebih

sedikit dan mewakili hal yang berbeda bagi orang yang berbeda. Bila digunakan

secara efektif dalam desain kemasan, citra baik berupa foto maupun ilustrasi dapat

memberikan impresi visual yang kuat. Konsumen melihat gambar sebelum

membaca teks. Bila digunakan secara benar, citra bisa menjadi alat desain yang

efektif. Ilustrasi, foto, ikon, simbol dan karakter bisa dibuat dalam berbagai gaya

yang menciptakan bahasa visual yang kaya dan memberikan rangsangan visual.

Citra bisa sederhana, memberikan pengenalan konsep yang cepat, atau bisa juga

rumit atau menyimpang, membuat orang harus melihatnya lebih lama agar dapat

memahami arti citra itu. Citra harus tepat dan langsung mengena sasaran dalam

mengkomunikasikan kepribadian merek dan atribut produk tertentu.

Pengkomunikasian pembangkit selera dalam desain kemasan makanan, konotasi

gaya hidup, sugesti, mood, dan instruksi penggunaan produk adalah cara-cara

pembentukan citra atau desain kemasan.

2.2.3 Tujuan kemasan

Berikut ini adalah tujuan dari penggunaan kemasan menurut Tjiptono (2001:106).

1. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya

seperti tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya,

(seperti obat nyamuk, parfum) dan lain-lain.

2. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi

(34)

3. Memberikan daya tarik (promotion) yaitu seperti aspek artistik, warna,

bentuk, maupun desainnya.

4. Sebagai identitas (image) produk, misalnya agar berkesan kokoh atau

awet, lembut dan mewah.

5. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, mudah dihitung, dan

mudah ditangani.

6. Informasi (labeling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas.

7. Sebagai inovasi produk berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur

ulang.

8. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan,

berkurangnya kadar atau isi kemasan.

2.2.4 Etika Kemasan

Dalam menentukan kebijakan dalam pengemasan suatu produk produsen

hendaknya memperhatikan etika pemasaran yaitu dengan membuat kemasan yang

dapat di pertanggung jawabkan secara sosial misalnya dengan membuat kemasan

yang dapat di daur ulang atau kemasan yang dapat dipakai kembali sehingga tidak

merusak lingkungan. Disamping itu produsen dalam kemasannya harus

mencantumkan tanggal kadaluwarsa produk tersebut agar konsumen tidak di

rugikan oleh barang-barang yang tidak ia perlukan dan berbahaya bagi merek dan

perlu juga di cantumkan tentang informasi harga barang tersebut pada konsumen

(35)

2.3 Harga

2.3.1 Pengertian Harga

Menurut kamus besar bahasa Indonesia harga adalah jumlah uang atau alat

tukar lain yang senilai yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa, pada waktu

tertentu dan di pasar tertentu.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:345) pengertian harga didefinisikan

sebagai sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk melakukan

pembelian, dan metode pembayaran. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai

yang ditukarkan konsumen untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau

menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan

konsumen saat melakukan pembelian. Sebagian konsumen bahkan

mengidentifikasikan harga dengan nilai.

Dari berbagai sudut pandang, harga adalah elemen yang paling tidak

umum dari bauran pemasaran. Didalam ekonomi teori pengertian harga, nilai dan

utility merupakan konsep yang saling berhubungan, yang dimaksud dengan utility

adalah suatu atribut yang melekat pada suatu barang yang memungkinkan barang

tersebut dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan memuaskan konsumen

2.3.2 Penetapan Harga

Menurut Kotler (2005:32) strategi penetapan harga dapat digolongkan

menjadi lima bagian yaitu penetapan harga geografis, discount atau potongan

harga, penetapan harga diskriminatif, penetapan harga bauran produk, penetapan

(36)

1. Penetapan harga geografis

Penerapan harga geografis mengharuskan perusahaan untuk memutuskan

bagaimana menetapkan harga produknya untuk pelanggan di berbagai

lokasi dan negara.

2. Discount atau potongan harga

Perusahaan umumnya akan memodifikasi harga dasar mereka untuk

menghargai pelanggan atas tindakan-tindakannya seperti pembayaran

awal, volume pembelian, dan pembelian di luar musim. Bentuk

penghargaan ini berupa pembelian discount.

3. Penetapan harga diskriminatif

Penetapan harga ini terjadi jika perusahaan menjual produk dan jasa

dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya

secara proporsional. Penetapan harga seperti ini, mempertimbangkan pada

segmen pelanggan, bentuk produk, citra, lokasi, waktu.

4. Penetapan harga bauran produk

Logika penetapan harga harus dimodifikasi jika produk tersebut

merupakan bagian dari bauran produk. Dalam hal ini, perusahaan mencari

sekumpulan harga yang memaksimumkan laba keseluruhan bauran

produk. Penetapan harga itu sulit karena berbagai produk memiliki

permintaan dan biaya yang saling terkait dan dipengaruhi oleh berbagi

(37)

5. Penetapan harga promosi

Dalam kondisi-kondisi tertentu perusahaan akan menetapkan harga

sementara untuk produksinya di bawah daftar dan kadang-kadang di

bawah biayanya. Penetapan harga promosi menilai beberapa bentuk antara

lain harga kerugian, harga peristiwa khusus, perjanjian garansi, pelayanan

dan discount psikologis.

2.3.3 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Swastha (2002:149) adapun tujuan ditetapkan besaran harga yaitu:

1. Mendapatkan laba maksimum

Terjadinya harga ditentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar daya

beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk

menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual

mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai

dengan konidsi yang ada.

2. Mendapat pengambilan investasi yang ditargetkan atau pengambilan pada penjualan bersih.

Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula untuk

menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk

mengembalikan investasi hanya dapat diambilkan dari laba perusahaan

dan laba hanya dapat diperoleh bila harga jual lebih besar dari jumlah

(38)

3. Mencegah atau mengurangi persaingan

Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui

kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual

menawarkan barang dengan harga yang sama.

4. Mempertahankan atau memperbaiki market share

Memperbaiki market share hanya mungkin dilaksanakan bilamana

kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar, di

samping juga kemampuan di bidang lain sperti pemasaran, keuangan dan

sebagainya.

2.4 Kualitas Produk

2.4.1 Pengertian Kualitas Produk

Salah satu keunggulan dalam persaingan bisnis adalah kualitas produk

yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi

maka produk akan ditolak. Sekalipun produk tersebut masih dalam batas toleransi

yang telah ditentukan maka kualitask produk tersebut sebaiknya perlu menjadi

catatan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar diwaktu yang

akan datang.

Demikian juga konsumen dalam dalam membeli suatu produk konsumen

selalu berharap agar barang yang dibelinya dapat memuaskan segala keinginan

dan kebutuhannya. Untuk itu perusahaan harus dapat memahami keinginan

konsumen, sehingga perusahaan dapat menciptakan produk yang sesuai dengan

(39)

yang harus dipenuhi oleh perusahaan, karena kualitas produk yang baik

merupakan kunci perkembangan produktivitas perusahaan.

Menurut Anoraga (2000:175) kualitas adalah karakteristik mutu suatu

produk seperti antara lain warnanya, ukurannya, dan sebagainya. Kualitas

merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan / produsen,

mengingat kualitas dari suatu produk berkaitan erat dengan masalah keputusan

pembelian konsumen.

Terdapat beberapa strategi tingkatan kualitas bila dikaitkan dengan harga produk:

1. Kualitas rendah dengan harga sangat murah.

2. Kualitas sedang dengan harga sedang.

3. Kualitas baik dengan harga mahal.

4. Kualitas sangat baik dengan harga sangat mahal.

Dalam perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan

ikut menentukan pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut. Dalam

situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk

akan semakin besar dalam perkembangan perusahaan. Selain itu konsumen akan

menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan pelengkap inovatif

(40)

2.4.2 Dimensi Kualitas Produk

Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008:25) antara lain :

1. Kinerja (Performance) merupakan karakteristik operasi dan produk inti

(core product) yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan dan

kenyamanan dalam penggunaan

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap.

3. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) yaitu sejauh

mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah

ditetapkan sebelumnya. Misalnya pengawasan kualitas dan desain, standar

karakteristik operasional.

4. Keandalan (Realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan atau gagal pakai. Misalnya pengawasan kualitas dan desain,

standar karakteristik operasional

5. Daya tahan (Durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut

dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur

ekonomis.

6. Estetika (Esthetica) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misal

keindahan desain produk, keunikan model produk, dan kombinasi

7. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) merupakan persepsi

konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk.

Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri

(41)

aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara

pembuatnya.

8. Dimensi kemudahan perbaikan (Serviceability) meliputi kecepatan,

kemudahan, penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang

diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama

proses penjualan hingga purna jual yang mencakup pelayanan reparasi dan

ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

2.5 Keputusan Pembelian

2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Kotler dan Armstrong (2008:129) mendefinisikan keputusan pembelian

sebagai sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari

informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik

masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian

mengarah kepada keputusan pembelian.

2.5.2 Tipe Perilaku Pembelian

Perilaku konsumen untuk melakukan suatu keputusan pembelian memiliki

jenis dan pertimbangan yang berbeda dalam memilih suatu merek. Semakin

kompleks keputusan pembelian biasanya akan semakin melibatkan banyak pihak

yang terkait dan semakin banyak membutuhkan pertimbangan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:219), terdapat tipe-tipe perilaku

pembelian berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di

(42)

1. Perilaku membeli yang kompleks

Konsumen melakukan perilaku membeli yang kompleks (complex buying

behavior) ketika konsumen terlibat dalam pembelian dan perilaku

membeli yang kompleks perilaku membeli yang mencari variasi perilaku

membeli yang mengurangi ketidakcocokan perilaku membeli karena

kebiasaan adanya perbedaan pandangan yang signifikan diantara merek

yang satu dengan merek yang lain.

2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Perilaku membeli konsumen dalam situsi ini bercirikan keterlibatan

konsumen yang tinggi dengan pembelian yang mahal, jarang, atau

beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan di antara merekmerek

yang ada. Setelah pembelian konsumen mungkin mengalami

ketidakcocokan pasca pembelian ketika mereka

menemukankelemahan-kelemahan tertentu dari merek yang mereka beli ataupunkarena

mendengar hal-hal yang bagus mengenai merek karpet yang tidak mereka

beli.

3. Perilaku membeli karena kebiasaan

Perilaku membeli karena kebiasaan terjadi dalam kondisi keterlibatan

konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang dirasakan di antara

merek-merek yang ada.

(43)

Pelanggan melakukan perilaku pembelian yang mencari variasi dalam

situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen namun

perbedaan merek dianggap cukup berarti.

2.5.3 Peran Dalam Perilaku Pembelian

Menurut Simamora (2004 : 15) terdapat lima peran yang terjadi dalam

keputusan membeli, yaitu :

1. Pemrakarsa (inisiator)

Yaitu orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau

jasa tertentu.

2. Pemberi Pengaruh (influencer )

Yaitu orang yang pandangan atau nasihatnya memberi bobot dalam

pengambilan keputusan akhir.

3. Pengambil Keputusan (decider)

Yaitu orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan

pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli,

dengan bagaimana cara membeli dan di mana akan membeli.

4. Pembeli (buyer)

Yaitu orang yang melakukan pembelian nyata.

5. Pemakai (user)

(44)

2.6 Penelitian Terdahulu

Femy (2012) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Iklan,

Kualitas, dan Harga Shampo Dove terhadap Keputusan Membeli Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara “. Penelitian tersebut bertujuan

untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel iklan, kualitas, dan harga

terhadap keputusan membeli produk shampo Dove pada mahasiswa Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Hasil dari analisis data primer dengan

menggunakan metode analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel

iklan, kualitas, dan harga secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan membeli Shampo Dove pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

Rosvita Dua Lembang (2010) melakukan penelitian dengan judul

Pengaruh faktor Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca terhadap Keputusan

Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro Pada

Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Reguler II Universitas Diponegoro. Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Kualitas Produk, Harga,

Promosi, dan Cuaca terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam

Kemasan Merek Teh Botol Sosro. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar

kuesioner dan metode analisis data dilakukan dengan regresi linier berganda

menggunakan software SPSS. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variable

kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

terhadap Teh Botol Sosro. Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan

(45)

signifikan terhadap keputusan pembelian.Variabel cuaca berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian.

.

2.7 Kerangka Konseptual

Kemasan adalah semua jenis bentuk pengemasan yang digunakan untuk

membungkus suatu produk serta label yang menyertainya. Bungkus atau kemasan

yang menarik akan memberikan nilai plus pada konsumen yang sedang

membedakan beberapa produk yang bentuk dan mutunya hampir sama. Perbedaan

tersebut akan terlihat dari label yang biasanya dalam kemasan produk.

Klimchuk dan Krasovec ( 2006 : 33) menyatakan bahwa kemasan adalah

desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi

dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat

dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim,

mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di

pasar. Pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan

mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

Manfaat kemasan pada sebuah dapat juga digunakan sebagai media

pengungkapan informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi

cara penggunaan produk, komposisi produk, dan informasi khusus seperti efek

samping atau frekuensi pemakaian yang optimal dan sebagainya.

Harga merupakan salah satu faktor yang paling menentukan keputusan

(46)

penetapan harga merupakan elemen kunci dalam bauran pemasaran. Penetapan

harga dapat menjadi alat untuk bersaing secara kompetitif.

Harga merupakan salah satu faktor penentu yang mempengaruhi pilihan

pembelian oleh konsumen. Harga dapat menunjukkan kualitas merek dari suatu

produk, dimana konsumen mempunyai anggapan bahwa harga yang mahal

biasanya mempunyai kualitas yang baik. Pada umumnya harga mempunyai

pengaruh yang positif dengan kualitas, semakin tinggi harga maka semakin tinggi

kualitas.

Kotler (1997 : 108) menjelaskan bahwa suatu perusahaan harus

menetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan tersebut mengembangkan

atau memperoleh suatu produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk

regulernya ke seluruh distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan

mengikuti lelang atas suatu kontrak kerja baru. Perusahaan harus memutuskan

dimana akan memposisikan produknya berdasarkan kualitas dan harga.

Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap

perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar.

Kondisi pelanggan yang semakin kritis dalam hal kualitas memaksa perusahaan

untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu produknya agar terhindar

dari klaim atau ketidakpuasan pelanggan perusahaan sehingga dapat bersaing

dengan perusahaan yang sejenis.

Menurut Anoraga (2000:175) kualitas adalah karakteristik mutu suatu

produk seperti antara lain warnanya, ukurannya, dan sebagainya. Kualitas

(47)

mengingat kualitas dari suatu produk berkaitan erat dengan masalah keputusan

pembelian konsumen.

Setiap perusahaan baik besar ataupun kecil harus mampu menerjemahkan

motif calon konsumen untuk menentukan keputusan pembelian pada sebuah

produk. Perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi

kebutuhan dan keinginan konsumen pada sebuah produk yang dicarinya di pasar

sehingga memudahkan untuk menentukan strategi yang tepat untuk membentuk

sebuah produk sempurna yang dibutuhkan konsumen pada pasar sasaran.

Kotler dan Armstrong (2008:129) mendefinisikan keputusan pembelian

sebagai sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari

informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik

masing-masing alternative tersebut dapat memecahkan masalahnya yang

kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

Kerangka Konseptual untuk penelitian ini dapat dlilihat pada gambar 2.1

di bawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.

Kemasan (X1)

Keputusan Pembelian (Y) Harga (X2)

(48)

2.8 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang sudah

diuraikan peneliti sebelumnya, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut : variabel kemasan, harga dan kualitas mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Shampo Clear pada

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian asosiatif. Menurut

Sugiyono (2006:11), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Adapun

variabel-variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel-variabel kemasan (X1),

variabel harga (X2), variabel kualitas (X3), terhadap variabel keputusan

pembelian (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus hingga September 2013.

3.3 Batasan Operasional

Batasan Operasional Penelitian adalah batasan atau spesifikasi dari

variabel-variabel penelitian yang secara konkret berhubungan dengan realitas

yang akan diukur dan merupakan manifestasi dari hal-hal yang akan diamati

peneliti berdasarkan sifat yang didefinisikan dan diamati sehingga terbuka untuk

diuji kembali oleh orang atau peneliti lain. Adapun batasan operasional variabel

(50)

1. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah : variabel kemasan

(X1), variabel harga (X2), variabel kualitas (X3) dan keputusan

pembelian (Y).

2. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara angkatan 2009 – 2012.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari variabel – variabel yang akan diteliti adalah :

a. Variabel Kemasan (X1)

Kemasan adalah semua jenis dan bentuk pengemasan yang digunakan

untuk membungkus produk Shampo Clear serta label yang menyertainya

sehingga dikenal oleh masyarakat.

b. Variabel Harga (X2)

Didefinisikan sebagai sejumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen,

dalam hal ini Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

untuk mendapatkan manfaat dari penggunaan produk Shampo Clear.

c. Variabel Kualitas (X3)

Variabel kualitas merupakan kemampuan produk Shampo Clear dalam

menjalankan fungsi-fungsinya sebagaimana yang diharapakan oleh

konsumen. Kemampuan ini meliputi manfaat nyata bagi konsumen, daya

(51)

d. Keputusan Pembelian (Y)

Merupakan keputusan yang diambil oleh konsumen untuk membeli suatu

produk atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian

yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen untuk melakukan

pembelian.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Pengukuran Skala

(52)

Keputusan

Pengukuran indikator variabel penelitian ini menggunakan Skala Likert,

yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-masing item

diberi range skor dalam Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial.

Dengan Skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan

(Sugiyono, 2007:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai

(53)

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2007:105)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6. 1 Populasi

Menurut Kuncoro (2009 : 118) Populasi adalah kelompok elemen yang

lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita

tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, maka yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara yang berjumlah 7.530 orang dari seluruh departemen dan program

studi.

3.6.2 Sampel

Dalam penelitian ini sampel diambil dengan rancangan sampel

nonprobabilitas dengan teknik pengambilan Purposive sampling, yaitu teknik

penentuan sampel dipilih dengan menggunakan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2003:78).

Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara angkatan

2009- 2012 yang masih aktif.

2. Mahasiswa tersebut pernah membeli dan menggunakan produk Shampo

Gambar

Tabel pemenang ” Indonesia Most Favorite Youth Brand 2013″             7
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan adalah
                             Tabel 3.4                          Reliability Statistics
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Produk Teh Kotak Ultra pada mahasiswa

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk dan kualitas harga terhadap keputusan pembelian produk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian produk Teh Pucuk Harum pada Mahasiswa Program

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian produk Teh Pucuk Harum pada Mahasiswa Program

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Galaxy pada Mahasiswa Universitas Sumatera

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk dan kualitas harga terhadap keputusan pembelian produk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian Kalkulator Merek Karce pada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian Kalkulator Merek Karce pada