• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Asi Eksklusif di Puskesmas Padang Bulan Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Asi Eksklusif di Puskesmas Padang Bulan Medan"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

CURRICULUM VITAE

Nama : Halina Julia

Tempat / tanggal lahir : Medan/ 13 juli 1991

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : jl.abdul hakim,komp. Taman kampus indah no:6

Nomor Telepon : 083199020808

Orang Tua : H. AL Ikhsan Nasution

Riwayat Pendidikan : TK

Fakultas Kedokteran USU- sekarang

(2)

Lampiran 6

Hasil Output

klasifikasiusia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-30 63 64.9 64.9 64.9

30-40 28 28.9 28.9 93.8

40-50 6 6.2 6.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

tingkatpendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMP 17 17.5 17.5 17.5

SMA 50 51.5 51.5 69.1

D3 14 14.4 14.4 83.5

S1 16 16.5 16.5 100.0

Total 97 100.0 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Ibu Rumah Tangga 72 74.2 74.2 74.2

Pegawai Swasta 4 4.1 4.1 78.4

PNS 7 7.2 7.2 85.6

(3)

wiraswasta 6 6.2 6.2 92.8

guru 7 7.2 7.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

p1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 16 16.5 16.5 16.5

1.00 81 83.5 83.5 100.0

Total 97 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 11 11.3 11.3 11.3

1.00 86 88.7 88.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 10 10.3 10.3 10.3

1.00 87 89.7 89.7 100.0

(4)

p4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 21 21.6 21.6 21.6

1.00 76 78.4 78.4 100.0

Total 97 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 39 40.2 40.2 40.2

1.00 58 59.8 59.8 100.0

Total 97 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 9 9.3 9.3 9.3

1.00 88 90.7 90.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

p7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 10 10.3 10.3 10.3

1.00 87 89.7 89.7 100.0

(5)

p8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 35 36.1 36.1 36.1

1.00 62 63.9 63.9 100.0

Total 97 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 6 6.2 6.2 6.2

1.00 91 93.8 93.8 100.0

Total 97 100.0 100.0

p10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 19 19.6 19.6 19.6

1.00 78 80.4 80.4 100.0

Total 97 100.0 100.0

p11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 13 13.4 13.4 13.4

1.00 84 86.6 86.6 100.0

(6)

p12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 46 47.4 47.4 47.4

1.00 51 52.6 52.6 100.0

Total 97 100.0 100.0

p13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 6 6.2 6.2 6.2

1.00 91 93.8 93.8 100.0

Total 97 100.0 100.0

p14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 28 28.9 28.9 28.9

1.00 69 71.1 71.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

p15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .00 46 47.4 47.4 47.4

1.00 51 52.6 52.6 100.0

(7)

Total Skor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 2 2.1 2.1 3.1

3 1 1.0 1.0 4.1

4 2 2.1 2.1 6.2

5 1 1.0 1.0 7.2

6 2 2.1 2.1 9.3

7 1 1.0 1.0 10.3

8 1 1.0 1.0 11.3

9 1 1.0 1.0 12.4

10 6 6.2 6.2 18.6

11 9 9.3 9.3 27.8

12 21 21.6 21.6 49.5

13 24 24.7 24.7 74.2

14 14 14.4 14.4 88.7

15 11 11.3 11.3 100.0

Total 97 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 78 80.4 80.4 80.4

cukup 7 7.2 7.2 87.6

kurang 11 11.3 11.3 99.0

11 1 1.0 1.0 100.0

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu; 2001, Faktor- faktor yang mempengaruhi. Available from:

http://www.canbovz.co.ee/2010/06/faktor-faktor yang

mempermaruhi.html [Accessed 20 April 2011].

Arif, N; 2009. Panduan Ibu ('erdas (ASI dan Tumbuh Kembang Bayi). Jakarta: PT. Buku Kita

Gultom, Destyna Yohana, 20JO. Faktor faktor yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memberikon ASI Eksklusif Kepada Bayi-nya di Dnsun IXDesa Sei Rot an Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahim 2010. Available from: http:/repository.usu.ac.id/handle/23456789/19509[ Accessed 6 April 2001]

Hayani, Rahma, 2010. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pemberian ASI di Klinik Raskita Binjai

Hendra, 2010, Faktor- faktor yang mempengaruhi. Available from: http://www.canboyz.co.cc/2010/06/faktor-faktor yan» mempenaaruhj. htm 1 [Accessed 20 April 2011].

Mexitalia, M; 2010. ASI Sebagai pencegah Malnutrisi pada Bayi. Dalam: Indonesia menyusui. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Notoatmodjo, S; 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S; 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S; 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Roesli, U; 200. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Suparyanto, 2010. Faktor- faktor yang mempengaruhi. Available from:

http://www.canboyz.co.ee/2010/06/faktor-faktor yang

mempengaruhi.html [Accessed 20 April 2011].

Santosa, H; 1997. Faktor- faktor Kekebalan di dalam Air Susu Ibu. Dalam: ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC

(9)

Sianturi, P; 2001. Probiotik dan ASI. Dalam: Ragam Pediatrik Praktis 50 Tahun Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU. Medan: USU Press.

Wahyuni, Arlinda Sari, 2007. Statiska Kedokteran (Disertai Ap/ikasi dengan SPSS). Jakarta: Bamboedoea Communication.

VVidodo, R: 2005. Pemberian Makanan Suplemen, dan Obai pada Anak. Jakarta: EGC.

(10)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2. Definisi Operasional 3.2.1 ASI eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada

bayi berumur 0-6 bulan.

3.2.2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif.

Cara ukur : wawancara

Alat ukur : Kuesioner sebanyak 15 pertanyaan.

Pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban

- jawaban yang benar diberi skor 1

- jawaban yang salah diberi skor 0

Hasil ukur : Pertanyaan yang diberikan sebanyak 15 pertanyaan yang berupa

kuesioner. Aspek kategori pengukuran pengetahuan yaitu:

(11)

a. Baik : Apabila responden menjawab dengan benar dengan skor 76-100 %, dengan nilai 11-15.

b. Cukup : Apabila responden menjawab dengan benar dengan skor 60-75%, dengan nilai 9-10.

c. Kurang : Apabila responden mendapat skor < 60 %, dengan nilai < 9

(12)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan potong

lintang.

4.2. Lokasi dan Waktu

4.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Padang Bulan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Waktu untuk melakukan penelitian yang digunakan dalam meneliti dimulai dari

bulan September - Oktober 2011.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu - ibu yang berkunjung ke Puskesmas

Padang Bulan.

4.3.2. Sampel

Untuk menjadi sample dalam penelitian ini, individu dalam populasi harus

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah:

a. Ibu – ibu yang menikah dan sudah memiliki anak.

(13)

Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah:

a. Tidak menjawab pertanyaan dengan lengkap.

Desarnya sampel suatu populasi dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut (Sastroasmoro

dan lsmael, 2010) :

n= Zα2TPO

d2

Dimana n = besar sampel minimum

Zα = nilai normal berdasarkan α= 0,05

P = porporsi penyakit atau keadaan yang dicari

d = tingkat ketetepan kesalahan absolute yang dapat ditolerir

Q = (1-P)

Karena P x Q mempunyai nilai paling tinggi bila P = 0,5, bila proporsi sebelumnya tidak

diketahui, maka dipergunakan P = 0,5. Bila Zα = 1,96; P = 0,50; Q = 0,5; d = 0,1; maka

besar sampel adalah

n = 1,962 x 0,5 x 0,5 = 97

(0,1)2

Dengan menggunakan rumus di atas diperoleh jumlah sampel 97 orang.

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Semua objek yang didatangi dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukan dalam penelitian sampai

jumlah subyek yang dibutuhkan terpenuhi. Consecutive sampling ini merupakan jenis nonprobability sampling yang paling baik dan sering merupakan cara termudah (Sastroasmoro dan Ismael, 2010).

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan responden dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner terlebih dahulu akan diuji validitas. Validitas menunjukan sejauh mana ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran yang akan diukur.

Sedang reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010).

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan. tahap pertama editing yaitu

mencek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua

(14)

pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis, tahap ketiga entry

yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer. Tahap ke empat adalah

melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di-entry untuk mengetahui ada

kesalahan atau tidak (Wahyuni, 2007). Untuk mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu-ibu

(15)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif yang dilakukan di Puskesmas Padang Bulan yang terletak di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, meliputi 6 (enam) Kelurahan, yaitu Titi Rante, Padang Bulan, Merdeka, Babura, Darat dan Petisah Hulu. Luas wilayah lebih kurang 540 Ha, yang terdiri dari 6 kabupaten, memiliki 64 lingkungan dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Selayang.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Ibu- ibu yang berkunjung ke Puskesmas sebanyak 97 responden. Dari keseluruhan responden yang ada, diperoleh gambaran mengenai karakteristiknya meliputi : usia, pendidikan, pekerjaan. Data lengkap mengenai karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel- tabel yang ada dibawah ini.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Umur F (frekuensi) % (persentasi)

20- 30 tahun 63 64, 9

30- 40 tahun 28 28,9

40- 50 tahun 6 6,2

(16)
[image:16.595.114.513.175.274.2]

Pada tabel 5.1. diatas didapati bahwa usia 20-30 tahun, sebanyak 63 responden (64,9 %). Yang berumur 30- 40 tahun sebanyak 28 responden (28,9 %) sedangkan yang berumur 40- 50 tahun sebanyak 6 responden (6,2 %)

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan

Pendidikan F (frekuensi) %

SMP 17 17,5

SMA 50 51,1

D3 14 14,4

S1 16 16,5

Total 97 100,0

[image:16.595.116.515.352.485.2]

Tabel 5.2. diatas menunjukkan bahwa pendidikan SMA memberikan persentasi terbesar 51,5 % sebanyak 50 responden.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan F (frekuensi) %

Ibu rumah tangga 72 74,2

Pegawai swasta 4 4,1

Petani 7 7,2

PNS 1 1,0

Wiraswasta 6 6,2

Guru 7 7,2

Total 97 100,0

Pada tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa pekerjaan Ibu rumah tangga memberikan persentasi terbesar 74,2 % sebanyak 72 responden.

5.1.3. Gambaran Pengetahuan Responden

(17)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

No. Pengetahuan

Skorsing

Benar Salah

f % f %

1. ASI eksklusif 81 83,5 16 16,5

2. Kapan sebaiknya bayi diberikan ASI 86 88,7 11 11,3

3. Umur berapa ASI diberikan 87 89,7 10 10,3

4. Warna ASI pertama keluar (kolostrum) 76 78,4 21 21,6

5. Hari pertama sampai hari keberapa

kolostrum keluar 58 59,8 39 40,2

6. Kapan sebaiknya ASI diberikan 88 90,7 9 9,3

7. Kapan diberikan makanan pendamping ASI

(MP-ASI) 87 89,7 10 10,3

8. Resiko pemberian makanan tambahan

sebelum usia 6 bulan 62 63,9 35 36,1

9. Kelebihan kandungan ASI dibanding susu

formula 91 93,8 6 6,2

10. Manfaat pemberian ASI eksklusif bagi

ketahanan tubuh bayi 78 80,4 19 19,6

11. Kenapa ASI pertama harus diminum 84 86,6 13 13,4

12. Manfaat pemberian ASI eksklusif dalam

KB 51 52,6 46 47,4

13. Kualitas ASI tergantung dari 91 93,8 6 6,2

14. ASI cukup dapat dilihat 69 71,1 28 28,9

15. Peran ASI terhadap penyakit pernafasan

anak 51 52,6 46 47,4

(18)

5.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang ASI

No. Pengetahuan

Skorsing

Benar Salah

f % f %

2. Kapan sebaiknya bayi diberikan ASI 86 88,7 11 11,3

3. Umur berapa ASI diberikan 87 89,7 10 10,3

4. Warna ASI pertama keluar (kolostrum) 76 78,4 21 21,6

6. Kapan sebaiknya ASI diberikan 88 90,7 9 9,3

13. Kualitas ASI tergantung dari 91 93,8 6 6,2

14. ASI cukup dapat dilihat 69 71,1 28 28,9

Pada tabel 5.5 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab pertanyaan- pertanyaan yang paling banyak dijawab benar sebanyak 91 (93,8 %), sedangkan responden yang menjawab pertanyaan- pertanyaan yang paling banyak dijawab salah sebanyak 28 (28,9%).

5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Kandungan ASI

No. Pengetahuan

Skorsing

Benar Salah

f % f %

5. Hari pertama sampai hari keberapa kolostrum keluar

58 59,8 39 40,2

9. Kelebihan kandungan ASI dibanding susu formula

91 93,8 6 6,2

(19)

5.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Manfaat ASI

No. Pengetahuan

Skorsing

Benar Salah

f % f %

10. Manfaat pemberian ASI eksklusif bagi ketahanan tubuh bayi

78 80,4 19 19,6

11. Kenapa ASI pertama harus diminum 84 86,6 13 13,4

12. Manfaat pemberian ASI eksklusif dalam KB

51 52,6 46 47,4

15. Peran ASI terhadap penyakit pernafasan anak

51 52,6 46 47,4

Pada tabel 5.7. dapat diketahui bahwa responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab benar sebanyak 84 (80,4%), sedangkan responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab salah sebanyak 46 (47,4 %).

5.1.4. Gambaran Pengetahuan Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, cukup dan kurang. Tingkat pengetahuan baik apabila responden menjawab 11-15 pertanyaan dengan benar. Cukup apabila responden menjawab dengan nilai 9-10 pertanyaan dengan benar. Apabila responden hanya dapat menjawab <9 pertanyaan dengan benar.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap ibu- ibu yang yang berkunjung, maka tingkat pengetahuan ibu terhadap ASI eksklusif di Puskesmas Padang Bulan dapat dikategorikan pada tabel 5.8. di bawah ini.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan F (frekuensi) %

Baik 79 81,4

Cukup 7 7,2

Kurang 11 11,3

(20)

Dari tabel tersebut bahwa dapat dilihat bahwa pengetahuan dengan kategori baik memiliki persentase 81,4% sebanyak 79 orang, pengetahuan yang dikategorikan kurang 11,3% sebanyak 11 orang dan pengetahuan yang cukup 7,2% sebanyak 7 orang. Jadi dapat disimpulkan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Padang Bulan adalah baik.

5.2. Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian, didapatkan hasil pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Padang Bulan tergolong baik, yaitu sebanyak 79 orang (81,4%). Sementara itu, sebanyak 11 orang responden (11,3%) gambaran pengetahuan responden tergolong kurang, sedangkan untuk gambaran pengetahuan cukup sebanyak 7 orang (7,2%).

Notoadmojo (2003) mengatakan melalui pendidikan ibu diperkirakan akan lebih banyak memperoleh pengetahuan atau wawasan tentang pemberian ASI, sebab pendidikan merupakan salah satu indikator untuk menilai dan mengetahui seseorang atau sekelompok orang dalam hal tertentu.

Adapun kesimpulan peneliti ini, bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin mudah memperoleh pengetahuan atau wawasan tentang pemberian ASI.

Menurut Huclok, 1998 semakin cukup umur, tingkat kamatangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang yang belum tinggi kedewasaannya, hal ini sabagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.

(21)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan pada ibu tentang tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Padang Bulan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari 97 responden didapati bahwa pengetahuan baik sebanyak 79 responden (81,4), kategori kurang 11 responden (11,3%) serta dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (7,2%). Jadi disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Padang Bulan adalah baik.

2. Berdasarkan pengetahuan ibu tentang ASI diketahui bahwa responden yang menjawab pertanyaan- pertanyaan yang paling banyak dijawab benar sebanyak 91 (93,8 %), sedangkan responden yang menjawab pertanyaan- pertanyaan yang paling banyak dijawab salah sebanyak 28 (28,9%)

3. Berdasarkan pengetahuan ibu tentang kandungan ASI diketahui bahwa responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab benar sebanyak 91 (93,8%), sedangkan responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab salah sebanyak 39 (40,2 %)

4. Berdasarkan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI diketahui bahwa responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab benar sebanyak 84 (80,4%), sedangkan responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab salah sebanyak 46 (47,4 %)

6.2 Saran

(22)

diperoleh maka akan semakin tinggi pemahaman dan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif.

(23)

BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil kata dasar "tahu" dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Notoatmodjo (2007), mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru, maka terlebih dahulu akan terjadi beberapa proses, yaitu awareness (menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus), interest (merasa tertarik terhadap stimulus), evaluation (mempertimbangkan baik dan buruknya stimulus), trial (mencoba melakukan sesuai yang diinginkan oleh stimulus) dan adoption (berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yakni:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, "tahu" ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

(24)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam

komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata

kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. misalnya:

dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Lukman, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:

a. Umur

Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses

perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses

perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahum. Selain itu Abu Ahmadi

(2001), juga mengemukakan bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh

umur. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur dapat berpengaruh pada

pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau

menjelang usia lanjut, kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan

berkurang.

(25)

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak menyesuaikan

diri secara mental dan situasi baru. Intetegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir

dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan

(Khayan, 1997), dalam (Hendra). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan

inteiegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.

c. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari

hal-hai yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam

lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir

seseorang.

d. Sosial Budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu

kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami

suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.

e. Pendidikan

Menurut notoatmodjo (1997), pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Wied Hary A (1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin baik pula pengetahuannya.

f. Informasi

Menurut Wied Hary A (1996), informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

g. Pengalaman

(26)

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 1997).

2.2. Definisi Ibu Menyusui

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu dari payudara ibu. Bayi menggunakan reflex menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu (Suparyanto, 2010).

Ibu menyusui adalah seseorang wanita yang terkait penikahan dan telah melahirkan dan menyusui dengan proses alamiah (Roesli, 2000).

2.3. Persiapan Menyusui

Sebagai persiapan menyongsong kelahiran sang bayi, perawatan payudara yang dimulai dari

kehamilan bulan ke 7-8 memegang peranan penting dalam menentukan berhasilnya menyusui

bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.

Begitu pula dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya

akan cepat berubah sehingga kurang menarik. Juga dengan perawatan payudara yang baik puting

tidak akan lecet sewaktu dihisap bayi (Suraatmaja, 1997).

2.4. Langkah-langkah Menyusui yang Benar

1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola

sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban

puting susu.

2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara, ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk

lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu

bersandar pada sandaran kursi. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada

lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan bayi tidak boleh tertengadah dan

bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan di belakang

badan ibu, dan yang satu di depan. Perut bayi mcnempel badan ibu, kepala bayi menghadap

payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan bayi terletak pada

satu garis lurus. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

3. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan

menekan putting susu atau areolanya saja.

4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara: Menyentuh

(27)

5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan

puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk

ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan

menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah

bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi (Suparyanto, 2010).

2.5. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

1. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan 10 langkah menuju

keberhasilan menyusui dan melarang promosi PASI.

2. Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya.

3. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan langkah keberhasilan menyusui.

4. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir (30-60 menit setelah lahir).

5. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan

pelekatan mulut bayi pada payudara.

6. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman tambahan Iain sejak lahir.

7. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi.

8. Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi. 9. Tidak memberikan dot atau kempeng.

10. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan kesehatan (Suparyanto,

2010).

2.6. Definisi ASI 2.6.1. Pengertian

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam

anorganik yang disekresi oleh kelenjar air susu ibu (Sianturi, 2001).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan cairan lain seperti susu

formula, jeruk; madu, air teh. air putih, dan tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,

bubur susu, biskuit. bubur nasi, dan tim setidaknya sampai usia 4 bulan, tetapi bila mungkin

sampai 6 bulan (Roesli, 2000).

2.6.2. Tujuan Pemberian ASI

1. ASI nilai gizinya, baik dalam jumlah maupun macamnya, sesuai dengan kebutuhan

bayi.

2. Tidak memberatkan kerja pencemaan dan ginjal bayi

(28)

4. Memberikan kehangatan hubungan bayi dengan ibunya (Widodo, 2003).

2.7. Manfaat Pemberian ASI Bagi Bayi

1. ASI sebagai nutrisi

2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh

3. ASI meningkatkan kecerdasan

4. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang Bagi Ibu

1. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan

2. Mengurangi terjadinya anemia

3. Menjarangkan kehamilan

4. Mengecilkan rahim

5. Lebih cepat langsing kembali

6. Mengurangi kemungkinan menderita kanker

7. Lebih ekonomis/murah

8. Tidak merepotkan dan hemat waktu

9. Portable dan praktis

10. Memberi kepuasan bagi ibu

Bagi Negara

Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran negara karena:

1. Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta

biaya menyiapkan susu.

2. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret dan sakit

saluran nafas.

3. Penghematan obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan.

4. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk

membangun bangsa.

5. Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari terjadinya generasi yang

hilang khususnya bagi Indonesia.

ASI Sayang Lingkungan

1. ASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di dunia. dengan hanya

memberi ASI manusia tidak memerlukan kaleng susu, karton dan kertas

pembungkus. botol plastik dan dot karet.

2. ASI juga tidak menambah polusi udara, karena untuk membuatnya tidak

(29)

yang mengeluarkan asap, juga tidak perlu menebang hutan untuk membangun pabrik

susu yang besar-besaran (Roesli, 2000).

2.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Memberikan ASI pada Bayi 1. Perubahan sosial budaya

- Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya.

- Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yamg memberikan susu botol

- Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya.

2. Faktor psikologis

- Takut kehilangan daya tarik sebagai wanita

- Tekanan batin

3. Faktor flsik ibu

- Ibu sakit apabila menyusui bayinya karena payudaranya terasa nyeri apabila

digunakan untuk menyusui.

4. Kurangnya petugas kesehatan

- Sedikitnya jumlah petugas kesehatan membuat masyarakat kurang mendapatkan

penerangan atau dorongan tentang manfaat memberikan ASI.

5. Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI

6. Keterangan yang salah

- Keterangan yang salah datangnya dari petugas kesehatan yang menganjurkan

penggantian ASI dengan susu kaleng (Suraatmaja, 1997).

2.9. Komposisi ASI

ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak,

karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah

putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya.

Komposisi ASI ternyata tidak tetap dan tidak sama dari waktu ke waktu. Jadi,

disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu. Diantara faktor yang mempengaruhi komposisi ASI

adalah stadium laktasi yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu:

1. Kolostrum

Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti-infeksi dan

berprotein tinggi yang keluar dari han pertama sampai hari ke-4/ke-7. "cairan emas" yang encer

dan sering kali bewarna kuning atau jernih lebih menyerupai darah dari pada susu, sebab

mengandung sel hidup yang menyerupai "sel darah putih" yang dapat membunuh kuman penyakit

dan sebagai pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang

baru lahir. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matang.

Mengandung zat anti Infeksi 10-17 kali lebih banyak dibanding ASI yang matang. Kadar

(30)

dibandingkan dengan susu matang. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam. Kolostrum

hams diberikan pada bayi.

2. ASI Transisi/Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI

yang matang, yang keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14. Beberapa karakteristik

ASI peralihan meiiputi, kadar protein makin merendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak

makin tinggi dibandingkan kolostrum serta volume ASI peralihan lebih tinggi dibandingkan

dengan kolostrum.

3. ASI Matang (Mature)

ASI mature merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya.

Komposisi ASI masa ini relatif konstan (Roesli, 2000).

2.10. Volume ASI

Produksi ASI akan meningkat segera setelah lahir sampai usia 4 sampai 6 minggu dan

setelah itu produksinya menetetap. Produksi ASI pada hari pertama dan kedua sangat sedikit

tetapi akan meningkat menjadi ± 500 mL pada hari ke-5, 600 sampai 690 mL pada minggu kedua,

dan kurang lebih 750 mL pada bulan ke-3 sampai ke-5. Produksi ASI ini akan menyesuaikan

kebutuhan bayi. Jika saat itu bayi mendapat tambahan makanan dari luar (misalnya susu formula),

maka kebutuhan bayi akan ASI berkurang dan berakibat produksi ASI akan turun. ASI sebanyak

750-1000 mL/hari menghasilkan energi 500-700 kkal/hari, yaitu setara dengan energi yang

diperlukan bayi dengan berat badan 5-6 kg (Mexitalia, 2010).

2.11. Tanda-tanda Bahwa Bayi Mendapat Cukup ASI

1. Produksi ASI akan "berlimpah" pada hari ke-2 sampai ke-4 setelah melahirkan, nampak

dengan payudara bertambah besar, berat, lebih hangat dan sering kali ASI menetes dengan

spontan.

2. Bayi menyusu 8-12 kali sehari, dengan pelekatan yang benar pada setiap payudara dan

menghisap secara teratur selama minimal 10 menit pada setiap payudara.

3. Bayi akan tampak puas setelah menyusu dan seringkali tertidur pada saat menyusui,

terutama pada payudara yang kedua.

4. Frekuensi buang air kecil (BAK) bayi > 6 kali sehan. Urin bewarna jernih, tidak kekuningan.

Butiran halus kemerahan (yang mungkin berupa kristal urat pada urin) merupakan salah satu

tanda ASI kurang.

(31)

6. Feses bewarna kekuningan dengan butiran-butiran bewarna putih susu diantaranya, setelah bayi berumur 4 sampai 5 hari. Apabila setelah bayi berumur 5 hari, fesesnya masih berupa mekoneum (bewarna hitam), atau transisi antara bayi kurang mendapat ASI.

7. Puting payudara akan terasa sedikit sakit pada hari-hari pertama menyusui. Apabila sakit ini bertambah dan menetap setelah 5-7 hari, lebih-lebih apabila disertai dengan lecet, hal ini merupakan tanda bahwa bayi tidak melekat dengan baik saat menyusu. Apabila tidak segera ditangani dengan membetulkan posisi dan pelekatan bayi maka hal ini akan menurunkan produksi ASI.

8. Berat badan bayi tidak turun lebih dari 10% dibanding berat lahir.

(32)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada awal bayi dilahirkan, empat sampai enam bulan sistem pencernaannya masih

belum sempurna sehingga paling tepat diberikan air susu ibu (ASI). Secara fisik, ASI yang lembut

dan hangat pada masa tersebut sangat cocok dengan kondisi fisiologis bayi. Kandungan ASI juga

memiliki keunggulan yang paling baik bagi perkembangan bayi (Widodo, 2003).

Sejak seorang wanita memasuki kehidupan berkeluarga, harus sudah tertanam suatu

keyakinan: "saya harus menyusui bayi saya, karena menyusui adalah realisasi dari tugas yang

wajar dan mulia dari seorang ibu". Sayang sekali keyakinan di atas, khususnya di perkotaan,

kelihatannya sudah mulai luntur. Di Indonesia, terutama di perkotaan, terlihat adanya tendensi

penurunan pemberian ASI di negara berkembang atau di pedesaan terjadi karena adanya

kecenderungan dari masyarakat untuk meniru sesuatu yang dianggapnya modern yang datang dan

negara yang telah maju atau yang datang dari kota besar (Suraatmaja, 1997).

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2003, hanya 3,7%

bayi memperoleh ASI pada hari pertama, sedangkan pemberian ASI pada usia 2 bulan pertama

64%, yang kemudian menurun pada periode berikutnya umur 3 bulan 45.5%, pada umur 4-5

bulan 13,9% dan umur 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu ada peningkatan penggunaan pengganti air

susu ibu (PASI) yang biasa disebut dengan.formula atau susu formula tiga kali lipat dalam kurun

waktu 1997 dari 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002, hal ini mungkin diakibatkan kurangnya

pemahaman, dukungan keluarga dan lingkungan akan pemberian ASI secara eksklusif (Sianturi,

2001).

Banyak faktor yang menyebabkan penurunan penggunaan ASI. Misalnya, di perkotaan

banyak ibu-ibu ikut bekerja untuk mencari nafkah, sehingga tidak dapat menyusui bayinya dengan

baik dan teratur. Selain itu faktor yang memperkuat penggunaan susu formula antara lain adalah

gengsi supaya kelihatan lebih “modern” dan tidak kalah pentingnya ialah pengaruh dari iklan

(Santosa, 1997).

Beberapa produk susu formula menyatakan bahwa produknya meniru beberapa

komponen yang terkandung dalam ASI, namun sampai sekarang penelitian terhadap ASI yang

membandingkan pengaruh ASI dan susu formula terhadap tumbuh-kembang bayi. Semuanya

menunjukkan bahwa ASI lebih baik dari susu fomula apapun (Sianturi, 2001).

Sebenarnya menyusui, khususnya secara eksklusif merupakan cara pemberian makan

bayi yang alamiah. Namun, seringkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi bahkan seringkali

(33)

yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui. Menyusui akan

menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyususi

sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang

sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan

spiritual yang positif. serta perkembangan sosial yang lebih baik (Roesli, 2000).

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang ASI.

2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kandungan ASI.

3. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang manfaat ASI

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

1. Salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Kedokteran dan menambah wawasan,

ilmu pengetahuan bagi penulis dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh selama

pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk melatih penulis mengadakan penelitian langsung kemasyarakat sehingga

penulis memiliki pengetahuan seberapa besar pengetahuan ibu tentang pentingnya

ASI eksklusif bagi bayi.

1.4.2 Bagi Ibu

Sebagai suatu masukan dan bahan penambahan wawasan dan pengetahuan bagi para ibu

(34)

ABSTRAK

Latar belakang : Pada awal bayi dilahirkan, sampai empat sampai enam bulan

sistem pencernaannya masih belum sempurna sehingga paling tepat diberikan air susu ibu (ASI) (Widodo, 2003)Berdasarkan hasil survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2003, hanya 3,7% bayi memperoleh ASI pada hari pertama, sedangkan pemberian ASI pada usia 2 bulan pertama 64% yang kemudian menurun pada periode berikutnya umur 3 bulan 45,5%, pada umur 4-5 bulan 13,9% dan umur 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu ada peningkatan penggunaan pengganti air susu ibu (PASI) yang biasa disebut dengan formula atau susu formula tiga kali lipat dalam kurun waktu 1997 dari 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002, hal ini mungkin diakibatkan kurangnya pemahaman, dukungan keluarga dan lingkungan akan pemberian ASI secara eksklusif (Sianturi,2001)

Tujuan : untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

Metode :Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan potong lintang.

Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner. Analisa data yang dilakukan secara deskriptif frekuensi, yang dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian berdasarkan teori dan kepustakaan yang ada.

Hasil :Hasil penelitian pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas

Padang Bulan, ibu yang berpengetahuan baik terdapat 79 responden (81,4%). Distribusi berdasarkan umur mayoritas umur 20-30 tahun sebanyak 63 responden (64,9%). Distribusi berdasarkan pendidikan mayoritas SMA sebanyak 50 responden (51,1%).

Kesimpulan :Dari hasil diatas penulis menyimpulkan bahwa ibu-ibu di

Puskesmas Padang Bulan memiliki pengetahuan baik tentang ASI eksklusif.

(35)

ABSTRACT

Background:At the beginningbabiesare born, untilfour tosixmonths ofthe

digestive system isstill not perfectso themost appropriategivenbreast milk (ASI)

(Widodo,2003)

Based on theresults ofIndonesiaDemographic HealthSurvey(IDHS) 2003, only

3.7% of infants breastfedon the first daywhilebreastfeeding inthe first2 months of

age64%which thendeclined inthe next period of3 months or45.5%, at age

4-5months of13.9%and7.8%aged6-7 months. Meanwhile,there is an increaseduse

ofbreast milksubstitutes(PASI) iscommonly referred to asformulamilk or

formulathree timesin the period1997 from10.8%to 32.4% in 2002, this may bedue

toa lack of understanding, support familiesand theenvironment will beexclusive

breastfeeding(Sianturi,2001)

Objective:toknow themothersknowledgeaboutexclusivebreastfeeding

Methods:The studywas descriptivecross-sectionalapproach. Data is

collectedbydirectinterviewwith respondentsusing a questionnaire. The data

analysisconductedbydescriptivefrequencies, whichwas continuedby discussingthe

results ofresearchbased ontheoryandexistingliterature.

Results: The results of maternal knowledge aboutexclusivebreastfeedingin

thehealth centerPadang Bulan, there aregoodmothers

whoknowledgeable79respondents(81.4%). Distributionbyage ofmajorityage20-30

yearswere 63respondents(64.9%). Distributionbased onthe majority ofhigh

schooleducationas much as 50respondents(51.1%).

Conclusion:From theaboveresultsthe authorsconcludedthatmothers in thehealth

centerPadang Bulanhas agoodknowledgeaboutexclusive breastfeeding.

(36)

ABSTRAK

Latar belakang : Pada awal bayi dilahirkan, sampai empat sampai enam bulan

sistem pencernaannya masih belum sempurna sehingga paling tepat diberikan air susu ibu (ASI) (Widodo, 2003)Berdasarkan hasil survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2003, hanya 3,7% bayi memperoleh ASI pada hari pertama, sedangkan pemberian ASI pada usia 2 bulan pertama 64% yang kemudian menurun pada periode berikutnya umur 3 bulan 45,5%, pada umur 4-5 bulan 13,9% dan umur 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu ada peningkatan penggunaan pengganti air susu ibu (PASI) yang biasa disebut dengan formula atau susu formula tiga kali lipat dalam kurun waktu 1997 dari 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002, hal ini mungkin diakibatkan kurangnya pemahaman, dukungan keluarga dan lingkungan akan pemberian ASI secara eksklusif (Sianturi,2001)

Tujuan : untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

Metode :Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan potong lintang.

Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner. Analisa data yang dilakukan secara deskriptif frekuensi, yang dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian berdasarkan teori dan kepustakaan yang ada.

Hasil :Hasil penelitian pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas

Padang Bulan, ibu yang berpengetahuan baik terdapat 79 responden (81,4%). Distribusi berdasarkan umur mayoritas umur 20-30 tahun sebanyak 63 responden (64,9%). Distribusi berdasarkan pendidikan mayoritas SMA sebanyak 50 responden (51,1%).

Kesimpulan :Dari hasil diatas penulis menyimpulkan bahwa ibu-ibu di

Puskesmas Padang Bulan memiliki pengetahuan baik tentang ASI eksklusif.

(37)

ABSTRACT

Background:At the beginningbabiesare born, untilfour tosixmonths ofthe

digestive system isstill not perfectso themost appropriategivenbreast milk (ASI)

(Widodo,2003)

Based on theresults ofIndonesiaDemographic HealthSurvey(IDHS) 2003, only

3.7% of infants breastfedon the first daywhilebreastfeeding inthe first2 months of

age64%which thendeclined inthe next period of3 months or45.5%, at age

4-5months of13.9%and7.8%aged6-7 months. Meanwhile,there is an increaseduse

ofbreast milksubstitutes(PASI) iscommonly referred to asformulamilk or

formulathree timesin the period1997 from10.8%to 32.4% in 2002, this may bedue

toa lack of understanding, support familiesand theenvironment will beexclusive

breastfeeding(Sianturi,2001)

Objective:toknow themothersknowledgeaboutexclusivebreastfeeding

Methods:The studywas descriptivecross-sectionalapproach. Data is

collectedbydirectinterviewwith respondentsusing a questionnaire. The data

analysisconductedbydescriptivefrequencies, whichwas continuedby discussingthe

results ofresearchbased ontheoryandexistingliterature.

Results: The results of maternal knowledge aboutexclusivebreastfeedingin

thehealth centerPadang Bulan, there aregoodmothers

whoknowledgeable79respondents(81.4%). Distributionbyage ofmajorityage20-30

yearswere 63respondents(64.9%). Distributionbased onthe majority ofhigh

schooleducationas much as 50respondents(51.1%).

Conclusion:From theaboveresultsthe authorsconcludedthatmothers in thehealth

centerPadang Bulanhas agoodknowledgeaboutexclusive breastfeeding.

(38)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN

Oleh :

HALINA JULIA 080100231

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(39)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

HALINA JULIA 080100231

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(40)

ABSTRAK

Latar belakang : Pada awal bayi dilahirkan, sampai empat sampai enam bulan

sistem pencernaannya masih belum sempurna sehingga paling tepat diberikan air susu ibu (ASI) (Widodo, 2003)Berdasarkan hasil survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2003, hanya 3,7% bayi memperoleh ASI pada hari pertama, sedangkan pemberian ASI pada usia 2 bulan pertama 64% yang kemudian menurun pada periode berikutnya umur 3 bulan 45,5%, pada umur 4-5 bulan 13,9% dan umur 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu ada peningkatan penggunaan pengganti air susu ibu (PASI) yang biasa disebut dengan formula atau susu formula tiga kali lipat dalam kurun waktu 1997 dari 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002, hal ini mungkin diakibatkan kurangnya pemahaman, dukungan keluarga dan lingkungan akan pemberian ASI secara eksklusif (Sianturi,2001)

Tujuan : untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

Metode :Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan potong lintang.

Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner. Analisa data yang dilakukan secara deskriptif frekuensi, yang dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian berdasarkan teori dan kepustakaan yang ada.

Hasil :Hasil penelitian pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas

Padang Bulan, ibu yang berpengetahuan baik terdapat 79 responden (81,4%). Distribusi berdasarkan umur mayoritas umur 20-30 tahun sebanyak 63 responden (64,9%). Distribusi berdasarkan pendidikan mayoritas SMA sebanyak 50 responden (51,1%).

Kesimpulan :Dari hasil diatas penulis menyimpulkan bahwa ibu-ibu di

Puskesmas Padang Bulan memiliki pengetahuan baik tentang ASI eksklusif.

(41)

ABSTRACT

Background:At the beginningbabiesare born, untilfour tosixmonths ofthe

digestive system isstill not perfectso themost appropriategivenbreast milk (ASI)

(Widodo,2003)

Based on theresults ofIndonesiaDemographic HealthSurvey(IDHS) 2003, only

3.7% of infants breastfedon the first daywhilebreastfeeding inthe first2 months of

age64%which thendeclined inthe next period of3 months or45.5%, at age

4-5months of13.9%and7.8%aged6-7 months. Meanwhile,there is an increaseduse

ofbreast milksubstitutes(PASI) iscommonly referred to asformulamilk or

formulathree timesin the period1997 from10.8%to 32.4% in 2002, this may bedue

toa lack of understanding, support familiesand theenvironment will beexclusive

breastfeeding(Sianturi,2001)

Objective:toknow themothersknowledgeaboutexclusivebreastfeeding

Methods:The studywas descriptivecross-sectionalapproach. Data is

collectedbydirectinterviewwith respondentsusing a questionnaire. The data

analysisconductedbydescriptivefrequencies, whichwas continuedby discussingthe

results ofresearchbased ontheoryandexistingliterature.

Results: The results of maternal knowledge aboutexclusivebreastfeedingin

thehealth centerPadang Bulan, there aregoodmothers

whoknowledgeable79respondents(81.4%). Distributionbyage ofmajorityage20-30

yearswere 63respondents(64.9%). Distributionbased onthe majority ofhigh

schooleducationas much as 50respondents(51.1%).

Conclusion:From theaboveresultsthe authorsconcludedthatmothers in thehealth

centerPadang Bulanhas agoodknowledgeaboutexclusive breastfeeding.

(42)

KATA PENGANTAR

Kata yang terucap pertama kali ketika penulis meyelesaikan karya tulis ilmiah ini adalah Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkankepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan Hidayah-Nyakepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya TulisIlmiahdengan judul“Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif di PUSKESMAS

Padang Bulan Medan”.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini tentu memiliki tujuan yaitu memenuhi tugas dari matakuliah Metodologi Penelitiandimana mata kuliah tersebut sebagai wahana untuk membimbing para mahasiswa program S1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara agar memiliki kemampuan dalam menyusun karya tulis ilmiah sebagai salah satu tugas akhir mahasiswa.

Seperti kita ketahui karya tulis ilmiah ini merupakan suatu kewajiban bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD.KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,

2. dr. Lily Irsa, Sp.A(K) selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

3. Semua dosen danstaf/pegawai di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Orang tua penulis, Alm. Dra.Rita Nanny Syabrina dan H. AL Ikhsan Nasution SH, yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi selama proses penulisan proposal karya tulis ilmiah ini.

(43)

disebutkan satu persatu, yang juga telah memberi saran, kritik, dan dukungan materi dan moril dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun, demi perbaikan karya tulis ilmiah ini, dari berbagai pihak.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 12 Januari 2012 Penulis

(44)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1. Bagi Penulis ... 3

1.4.2. Bagi Ibu ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Pengetahuan ... 4

2.1.1. Definisi Pengetahuan ... 4

2.1.2. Tingkat Pengetahuan ... 4

2.1.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .... 6

2.2. Definisi Ibu Menyusui ... 8

2.3. Persiapan Menyusui ... 8

2.4. Langkah – langkah Menyusui yang Benar ... 8

2.5. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui ... 9

2.6. Definisi ASI ... 10

2.6.1. Pengertian... 10

(45)

2.7. Manfaat Pemberian ASI ... 10

2.8. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Ibu Memberikan ASI pada Bayi ... 11

2.9. Komposisi ASI ... 12

2.10. Volume ASI ... 13

2.11. Tanda- tanda bahwa Bayi Mendapat Cukup Bayi ... 13

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 15

3.1. Kerangka Konsep ... 15

3.2. Definisi Operasional ... 15

3.2.1. ASI Eksklusif ... 15

3.2.2. Pengetahuan ... 15

BAB 4. METODE PENELITIAN ... 17

4.1. Rancangan Penelitian ... 17

4.2. Lokasi dan Waktu ... 17

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 17

4.2.2. Waktu Penelitian ... 17

4.3. Populasi dan Sampel ... 17

4.3.1. Populasi ... 17

4.3.2. Sampel ... 17

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 18

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 19

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20

5.1. Hasil Penelitian ... 20

5.1.1. Lokasi Penelitian ... 20

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 20

5.1.3. Gambaran Pengetahuan Responden ... 21

5.1.4. Gambaran Pengetahuan Responden Berdasarkan Pengetahuan ... 24

5.2. Pembahasan ... 25

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

6.1. Kesimpulan ... 26

(46)

DAFTAR PUSTAKA ... 28

lAMPIRAN DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ... 20

5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 21

5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 21

5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 22

5.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang ASI ... 23

56. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Kandungan ASI ... 23

5.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang ASI ... 24

(47)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Formulir Penelitian 3. Ethical Clearence

4. Surat Izin Penelitian 5. Data Induk

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan Daerah Tertinggal membutuhkan pendekatan perwilayahan (regional development approach) yang bersinergi antar lintas pelaku (sektor), karena itu diperlukan program

Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) adalah strategi mengajar membaca yang memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan

Alarm 220 volt merupakan alat untuk memberi peringatan kepada kita akan adanya gangguan pada tegangan listrik kita sehingga kita tidak terlambat mengatasi peralatan-peralatan

[r]

Status Byte adalah 8 bit data yang menentukan jenis proses pada synthesizer, dikirimkan pertama kali diikuti oleh data yang akan diproses, yaitu Data Byte. Jumlah Data Byte

berjalan dengan cara dikayuh dari belakang lat angkut itu

Registry merupakan suatu database besar berhirarki yang berisi bermacam-macam pengaturan untuk sistem operasi Windows, seperti pengaturan-pengaturan untuk tampilan, kinerja,

[r]