• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Karakteristik dan Jenis Penyakit Rematik pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Padang Bulan Medan Periode Juli 2015 – Oktober 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Karakteristik dan Jenis Penyakit Rematik pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Padang Bulan Medan Periode Juli 2015 – Oktober 2015"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Hansel Timothy Ginting

NIM : 120100363

Alamat : Jl. Mesjid no. 2, Kec. Medan Helvetia, Medan Nomor Telepon : 082165381988

Email : hanseltimothy@hotmail.com Tempat/ Tanggal Lahir : Medan / 22 Desember 1994 Warganegara : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Orang tua : Ayah – Ir. Julius Ginting Ibu – Mutiara Herlina, SH

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Methodist 6, Medan. 2. Sekolah Menengah Pertama Santo

Thomas 1, Medan.

(2)

Lampiran 2

(3)

Lampiran 3

(4)

Lampiran 4

(5)

Lampiran 5

DATA INDUK PENELITIAN

Nama Umur JenisKelamin Suku Pendidikan Pekerjaan Dx Lokasi Skala

R 46 Laki-laki Toba Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai RA Atas 6

HS 47 Perempuan Toba Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai RA Atas 6

RM 49 Perempuan Mela

yu

Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai OA Bawah 5

MU 50 Perempuan Karo Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai OA Atas 4

RP 51 Laki-laki Toba Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai OA Atas 6

NB 51 Perempuan Karo SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Bawah 5

D 53 Perempuan Toba Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai OA Atas 6

EG 53 Laki-laki Karo SMA Wiraswas

ta OA Atas 6

S 54 Perempuan Mela

yu SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Atas 5

LP 54 Perempuan Toba Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai RA Atas 6

MP 54 Perempuan Karo Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai RA Atas 6

S 55 Perempuan Mela

yu

Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai OA

Verteb

ra 4

MT 55 Perempuan Karo Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai RA Atas 6

JS 56 Perempuan Nias Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai OA Atas 3

SS 56 Perempuan Karo Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai OA Atas 6

MG 56 Perempuan Karo SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Verteb

ra 5

SP 56 Laki-laki Karo SMA Petani/Ne

(6)

uh/Pedag ang

W 56 Perempuan Mela

yu

Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai OA Atas 5

BM 56 Laki-laki Mela

yu SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Bawah 5

H 56 Perempuan Mela

yu

Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai RA Atas 7

R 57 Perempuan Karo Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai OA Atas 6

WK 57 Perempuan Pada

ng SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Verteb

ra 6

SS 58 Laki-laki Karo Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai OA Atas 5 Ny Sidabutar 58 Perempuan Toba Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai OA Atas 3

AG 58 Laki-laki Karo Akademi/Perg

uruan Tinggi

Wiraswas

ta RA Atas 6

R 59 Laki-laki Toba SMA Wiraswas

ta OA Atas 3

A 60 Perempuan Toba Akademi/Perg

uruan Tinggi Pegawai OA Bawah 6

SG 60 Perempuan Karo SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Bawah 5

RP 61 Perempuan Karo SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Atas 5

D 61 Laki-laki Toba Akademi/Perg

uruan Tinggi

Wiraswas

ta OA Bawah 5

R 61 Perempuan Karo SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Atas 4

A 61 Perempuan Mela

yu SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Bawah 6

M 61 Perempuan Mela

yu SMA

Tidak

(7)

AT 62 Perempuan Karo SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Bawah 6

RS 62 Perempuan Karo SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

RA Bawah 7

S 63 Perempuan Mela

yu

Akademi/Perg uruan Tinggi

Wiraswas

ta OA

Verteb

ra 6

AG 63 Perempuan Karo Akademi/Perg

uruan Tinggi

Wiraswas

ta OA Bawah 6

JG 63 Perempuan Karo SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Bawah 5

JI 63 Perempuan Karo SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Bawah 6

PS 63 Perempuan Karo Akademi/Perg

uruan Tinggi

Wiraswas

ta OA Bawah 4

AB 63 Laki-laki Karo SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Bawah 5

AB 65 Perempuan Karo SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Bawah 6

SP 65 Perempuan Karo SMP

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

RA Atas 6

D 66 Perempuan Toba SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Verteb

ra 6

L 66 Laki-laki Toba SMA Tidak

Bekerja OA Bawah 5

MM 66 Perempuan Toba SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

RA Bawah 7

RT 67 Perempuan Karo SMA Tidak

Bekerja OA

Verteb

(8)

R 67 Perempuan Karo SMP

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Verteb

ra 5

CY 69 Perempuan Aceh SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Bawah 6

SS 69 Laki-laki Karo SMA Tidak

Bekerja OA Bawah 5

R 69 Perempuan Karo SMP Tidak

Bekerja RA Atas 7

T 70 Perempuan Karo SMA Tidak

Bekerja OA

Verteb

ra 6

PP 70 Perempuan Karo SMP Tidak

Bekerja OA Bawah 5

JM 70 Laki-laki Toba SMA

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

RA Bawah 7

RS 70 Laki-laki Karo SMA Tidak

Bekerja RA Bawah 7

MG 71 Perempuan Karo SMA Tidak

Bekerja OA

Verteb

ra 6

PK 72 Perempuan Karo SMP

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

OA Bawah 6

T 72 Perempuan Karo SMA Tidak

Bekerja OA Bawah 6

RS 72 Perempuan Karo SMP Tidak

Bekerja OA Bawah 5

JS 72 Laki-laki Karo SMA Tidak

Bekerja OA Bawah 5

SS 72 Perempuan Karo SMA Tidak

Bekerja RA Atas 7

TL 73 Perempuan Toba SMA Tidak

Bekerja OA Bawah 6

PS 73 Laki-laki Karo SMA Tidak

Bekerja OA Bawah 4

H 73 Laki-laki Toba SMA Tidak

Bekerja OA Bawah 5

C 74 Perempuan Pada

ng SMP

Petani/Ne layan/Bur uh/Pedag ang

(9)

SG 75 Laki-laki Karo Akademi/Perg uruan Tinggi

Tidak

Bekerja OA Bawah 6

K 76 Perempuan Toba SMA Tidak

Bekerja OA Bawah 4

RS 76 Perempuan

Simal ungu n

SMA Tidak

Bekerja OA Bawah 6

Z 77 Perempuan Mela

yu SMP

Tidak

Bekerja OA Bawah 5

SB 77 Perempuan Karo SMP Tidak

Bekerja RA Bawah 5

AB 81 Perempuan Karo SMA Tidak

Bekerja RA Atas 7

A 83 Laki-laki Mela

yu

Akademi/Perg uruan Tinggi

Tidak

Bekerja OA Bawah 6

TG 84 Laki-laki Karo SMP Tidak

Bekerja OA Bawah 6

R 87 Perempuan Karo Akademi/Perg

uruan Tinggi

Tidak

Bekerja OA Bawah 7

MB 87 Laki-laki Karo SMA Tidak

Bekerja OA Bawah 3

AB 90 Perempuan Mela

yu SD

Tidak

(10)

Lampiran 6

OUTPUT KOMPUTERISASI PENELITIAN

A.Gambaran Karakteristik Berdasarkan Sosiodemografi

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 21 27.6 27.6 27.6

2 55 72.4 72.4 100.0

Total 76 100.0 100.0

Penyakit Pasien * Jenis Kelamin Pasien Crosstabulation

Jenis Kelamin Pasien Total

Laki-laki Perempuan

Penyakit

Pasien

Osteoartritis

Count 17 42 59

% within Penyakit

Pasien

28.8% 71.2% 100.0%

% within Jenis Kelamin

Pasien

81.0% 76.4% 77.6%

% of Total 22.4% 55.3% 77.6%

Artritis

Reumatoid

Count 4 13 17

% within Penyakit

Pasien

23.5% 76.5% 100.0%

% within Jenis Kelamin

Pasien

19.0% 23.6% 22.4%

% of Total 5.3% 17.1% 22.4%

Total

Count 21 55 76

% within Penyakit

Pasien

27.6% 72.4% 100.0%

% within Jenis Kelamin

Pasien

100.0% 100.0% 100.0%

(11)

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

45-54 11 14.5 14.5 14.5

55-64 30 39.5 39.5 53.9

65-74 24 31.6 31.6 85.5

75+ 11 14.5 14.5 100.0

Total 76 100.0 100.0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Umur Pasien 76 46 90 64.53 9.879

Valid N (listwise) 76

Suku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Aceh 1 1.3 1.3 1.3

Karo 43 56.6 56.6 57.9

Melayu 12 15.8 15.8 73.7

Nias 1 1.3 1.3 75.0

Padang 2 2.6 2.6 77.6

Simalungun 1 1.3 1.3 78.9

Toba 16 21.1 21.1 100.0

Total 76 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

SD 1 1.3 1.3 1.3

SMP 10 13.2 13.2 14.5

SMA 39 51.3 51.3 65.8

Akademi/Perguruan Tinggi 26 34.2 34.2 100.0

(12)

Pekerjaan Pasien

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak Bekerja 27 35.5 35.5 35.5

Pegawai 18 23.7 23.7 59.2

Wiraswasta 7 9.2 9.2 68.4

Petani/Nelayan/Buruh/Peda

gang

24 31.6 31.6 100.0

Total 76 100.0 100.0

B.Gambaran Karakteristik Berdasarkan Jenis Penyakit

Penyakit Pasien

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Osteoartritis 59 77.6 77.6 77.6

Artritis Reumatoid 17 22.4 22.4 100.0

Total 76 100.0 100.0

C.Gambaran Karakteristik Berdasarkan Lokasi Nyeri

Lokasi Nyeri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Ekstremitas Atas 25 32.9 32.9 32.9

Vertebra 9 11.8 11.8 44.7

Ekstremitas Bawah 42 55.3 55.3 100.0

Total 76 100.0 100.0

Penyakit Pasien * Lokasi Nyeri Crosstabulation

Lokasi Nyeri Total

Ekstremitas

Atas

Vertebra Ekstremitas

Bawah

Penyakit Pasien

Osteoartritis

Count 14 9 36 59

% within Penyakit Pasien 23.7% 15.3% 61.0% 100.0%

% within Lokasi Nyeri 56.0% 100.0% 85.7% 77.6%

% of Total 18.4% 11.8% 47.4% 77.6%

Artritis Reumatoid Count 11 0 6 17

(13)

% within Lokasi Nyeri 44.0% 0.0% 14.3% 22.4%

% of Total 14.5% 0.0% 7.9% 22.4%

Total

Count 25 9 42 76

% within Penyakit Pasien 32.9% 11.8% 55.3% 100.0%

% within Lokasi Nyeri 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 32.9% 11.8% 55.3% 100.0%

D.Gambaran Karakteristik Berdasarkan Skala Nyeri

Skala Nyeri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Nyeri Ringan 5 6.6 6.6 6.6

Nyeri Sedang 70 92.1 92.1 98.7

Nyeri Hebat 1 1.3 1.3 100.0

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Aletaha, D., et al., 2010. Arthritis & Rheumatism. American College of Rheumatology 62 (9): 2569-2581.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kementrian Kesehatan RI.

Brooks, P., Hochberg, M., 2001. Outcome Measures and Classification Criteria for The Rheumatic Disease. British Society for Rheumatology 40:896-906. Centers for Disease Control and Prevention, 2010. Prevalence of

Doctor-Diagnosed Arthritis and Arthritis-Attributable Activity Limitation – United

States, 2007-2009. Morbidity and Mortality Weekly Report 59 (39):

1261-1265.

Cush, J.J., dan Lipsky, P.E., 2005. Approach to Articular and Muskuloskeletal Disorders. In: Harrison, T.R., Principles of Internal Medicine. McGraw-Hill Medical Publishing Division: 2029-2066.

Gunta, K.E., dan Rizzo, D.A.B., 2007. Alterations in The Skeletas System: Metabolic and Rheumatoid Disorder. In: Porth, C.M., Matfin, G., Pathophysiology: Concepts of Altered Health States. Lippincott Williams &

Wilkins: 820-834.

IASP, 1994. "Part III: Pain Terms, A Current List with Definitions and Notes on Usage" (209-214) In: Merskey, H., Bogduk, N.Classification of Chronic Pain, Second Edition. IASP Task Force on Taxonomy, IASP Press, Seattle.

Isbagio, H., Setiyohadi, B., 2010. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis Penyakit Muskuloskeletal. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Internal Publishing: 2445-2455. Isbagio, H., Setiyohadi, B., Sumariyono, Kasjmir, Y.I., Kalim, H., 2010. Nyeri. In:

Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Internal Publishing: 2483-2494.

(15)

Nainggolan, Olwin, 2009. Prevalensi dan Determinan Penyakit Rematik di Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 59, No. 12. Available from:

http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/894/8 94. [Accesed 17 Mei 2015].

National Institute of Arthritis and Muskuloskeletal and Skin Disease (NIAMS), 2014.Arthritis and Rheumatic Diseases. National Institute of Health, United States: 14-4999.

Netter, F.H., 2011. Atlas of Human Anatomy 5th ed. Saunders Elsevier.

NHS, 2015. Diagnosing Polymyalgia Rheumatica.National Health Service. Available from: http://www.nhs.uk/Conditions/Polymyalgia-rheumatica/Pages/Diagnosis.aspx. [Accesed 29 Mei 2015].

Pautex, S., Gold, G., 2006. Assessing Pain Intensity in Older Adults. Medscape. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/537058. [Accessed 19 Mei 2015].

Qing, Y.Z., 2008. Rheumatic Disease in China. Arthritis Research & Therapy, 10.1186/ar2368.

Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., Pramudiyo, R., 2010. Osteoartritis. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Internal Publishing: 2538-2549.

Suarjana, I.N., 2010. Artritis Reumatoid. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Internal Publishing: 2495-2513.

Syafei, C., 2010. Permasalahan Penyakit Rematik Dalam Sistem Pelayanan

Kesehatan. Available from:

http://usupress.usu.ac.id/files/Rheumatologi%20update_Final_bab%201.pdf. [Accesed 17 Mei 2015].

Tehupeiory, E.S., 2010. Artritis Pirai. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Internal Publishing: 2556-2560.

(16)
(17)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 5. Kerangka konsep.

3.2. Defenisi Operasional

1. Penderita rematik adalah orang yang dinyatakan menderita rematik berdasarkan diagnosa dokter dan tercatat di rekam medis

2. Sosiodemografi adalah suatu komponen variable sosial dan demografi suatu masyarakat. Dalam penelitian ini penulis menetapkan 5 kriteria faktor sosiodemografi, yaitu :

a. Umur adalah satuan waktu dipandang dari segi kronologis sepanjang waktu hidup manusia.

b. Jenis kelamin adalah setiap individu yang berdasarkan ciri-ciri tertentu yang khas di milikinya tercatat di rekam medis dan dikategorikan menjadi laki-laki dan perempuan.

c. Suku adalah etnik yang melekat pada pasien yang mengalami keluhan rematik yang tercatat di rekam medis dan dikategorikan menjadi Suku Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Nias, Jawa, Aceh, Padang, dan lain-lain.

d. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang dijalani pasien yang mengalami keluhan penyakit rematik yang tercatat di rekam medis dan dikategorikan atas:

Belum sekolah

Gambaran Karakteristik Penyakit Rematik

1. Sosiodemografi pasien 2. Distribusi lokasi sendi

yang diserang 3. Tingkat nyeri pasien Penyakit Rematik

(18)

Sekolah Dasar (SD)

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) Akademi/Perguruan Tinggi

e. Pekerjaan adalah kegiatan utama penderita rematik yang tercatat di rekam medis.

3. Jenis penyakit rematik merupakan pembagian penyakit rematik menjadi lebih spesifik. Terbagi atas:

a. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena OA. Diagnosis OA biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan radiografis (Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., Pramudiyo, R., 2010).

b. Gout Arthritis adalah kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat didalam cairan ekstraseluler. Dengan menemukan kristal urat dalam tofi merupakan diagnosis spesifik untuk gout. Akan tetapi tidak semua pasien mempunyai tofi, sehingga tes diagnostik ini kurang sensitif (Tehupeiory, E.S., 2010). c. Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama (Suarjana, I.N., 2010).

4. Distribusi lokasi sendi yang diserang adalah lokasi-lokasi pada bagian tubuh pasien yang mengalami keluhan-keluhan penyakit rematik. Lokasi sendi yang diserang terbagi atas:

a. Ekstremitas atas b. Vertebra

c. Ekstremitas bawah

5. Tingkat nyeri pasien adalah tingkat keparahan yang dirasakan penderita dan bersifat subyektif. Diukur dengan menggunakan Visual Analogue Scale

(19)

a. Skala <4 : nyeri ringan b. Skala 4-7 : nyeri sedang c. Skala >7 : nyeri hebat

Alat ukur : Rekam medik

Cara ukur : Melihat status rekam medik terkait dengan penyakit rematik Hasil ukur : Gambaran karakteristik dan jenis penyakit rematik

Skala ukur : Nominal (jenis kelamin, suku, pekerjaan, lokasi keluhan) Ordinal (pendidikan)

(20)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan desain cross-sectional (studi potong lintang), dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik dan jenis penyakit rematik pada pasien yang dirawat jalan di Puskesmas Padang Bulan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Bulan. Adapun pertimbangan pemilihan lokasi ini karena belum pernah dilakukan penelitian gambaran karakteristik dan jenis penyakit rematik pada pasien yang dirawat jalan di Puskesmas Padang Bulan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2015 sampai Oktober 2015. Pemilihan waktu penelitian dengan mempertimbangkan waktu, dana, dan sumber daya.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien yang didiagnosa menderita penyakit rematik dan dirawat jalan di Puskesmas Padang Bulan pada bulan Juli 2015 sampai Oktober 2015

4.3.2. Sampel

(21)

4.3.3. Besar Sampel Penelitian

Besar sampel ditentukan dengan teknik pengambilan sampel total sampling dimana sampelnya adalah seluruh pasien yang didiagnosa menderita penyakit rematik.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti mendatangi Puskesmas Padang Bulan 2 kali seminggu dan mengambil data sekunder penderita rematik dari kartu status bagian rekam medis. Data sekunder ini diambil dari Puskesmas Padang Bulan periode Juli 2015 sampai Oktober 2015.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

(22)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan selama empat bulan yaitu mulai bulan Juli sampai Oktober 2015 di bagian rekam medik Puskesmas Padang Bulan Medan. Dari 159 buah rekam medik pasien dengan penyakit rematik yang diperiksa, ditemukan 76 buah rekam medik pasien dengan penyakit rematik yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan sebagai sampel penelitian dengan pasien osteoarthritis (OA) sebanyak 59 orang dan pasien rheumatoid artritis (RA) sebanyak 17 orang. Akan tetapi tidak ditemukan pasien dengan penyakit gout artritis (GA) yang dirawat jalan pada Puskesmas Padang Bulan selama bulan Juli sampai Oktober 2015. Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data rekam medik, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Bulan Medan yang berlokasi di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel

(23)

Tabel 5.1. Distribusi Pasien Rematik Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Penyakit

Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

N % N % N %

1 Osteoartritis 17 22,4 42 55,3 59 77,6

2 Reumatoid Artritis 4 5,3 13 17,1 17 22,4

Total 21 27,6 55 72,4 76 100,0

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui prevalensi sampel pasien rematik jenis osteoarthritis (OA) berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 17 (22,4%) orang laki-laki dan 42 (55,3%) orang perempuan. Prevalensi sampel pasien rematik jenis reumatoid artritis (RA) berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 4 (5,3%) orang laki-laki dan 13 (17,1%) orang perempuan. Dapat disimpulkan bahwa pasien rematik paling banyak menderita osteoarthritis (OA) dengan jenis kelamin perempuan dengan persentase keseluruhan sebesar 77,6%.

Pada penelitian ini, penderita terbanyak berdasarkan kelompok umur berada dalam rentang usia 61–70 tahun, sebanyak 27 (35,5%) orang, diikuti oleh kelompok umur 51-60 tahun, sebanyak 24 (31,6%) orang. Selanjutnya kelompok umur >71 tahun, sebanyak 21 (27,6%) orang dan kelompok umur 41-50 tahun, sebanyak 4 (5,3%) orang. Didapatkan mean umur sampel sebesar 64,53 dengan standar deviasi sebesar 9,879. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2. berikut:

Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur Umur

Sampel Frekuensi Persentase Mean ±SD

41-50 4 5,3

51-60 24 31,6

61-70 27 35,5

>71 21 27,6

(24)

Berdasarkan tabel di bawah, dapat dilihat bahwa sampel yang paling banyak adalah suku Batak Karo yaitu sebanyak 43 (56,6%) orang, diikuti oleh suku Batak Toba yaitu sebanyak 16 (21,1%) orang, dan suku Melayu yaitu sebanyak 7 (9,2%) orang. Selanjutnya suku Jawa sebanyak 5 (6,6%) orang, diikuti oleh suku Padang sebanyak 2 (2,6%) orang. diikuti oleh suku Aceh, Nias, dan Simalungun yang masing-masing sebanyak 1 (1,3%) orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut:

Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Suku

Suku Frekuensi Persentase

Aceh 1 1,3

Batak Karo 43 56,6

Batak Simalungun 1 1,3

Batak Toba 16 21,1

Jawa 5 6,6

Melayu 7 9,2

Nias Padang

1 2

1,3 2,6

Total 76 100,0

(25)

Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan tabel di bawah dapat dilihat bahwa sampel yang paling banyak adalah tidak bekerja/pensiunan yaitu sebanyak 27 (35,5%) orang, diikuti oleh sampel yang bekerja sebagai petani/nelayan/buruh/pedagang yaitu sebanyak 24 (31,6%)orang dan sampel yang bekerja sebagai pegawai yaitu sebanyak 18 (23,7%) orang. Sementara sampel yang bekerja sebagai wiraswasta berjumlah paling sedikit, yaitu 7 (9,2%) orang.

Tabel 5.5. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Tidak Bekerja/Pensiunan 27 35,5

Pegawai 18 23,7

Wiraswasta 7 9,2

Petani/Nelayan/Buruh/Pedagang 24 31,6

Total 76 100,0

Dari 76 orang pasien rematik yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel, sebanyak 59 (77,6%) orang menderita osteoartritis (OA) dan 17 (22,4%) orang menderita reumatoid artritis. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.6. berikut:

Tabel 5.6. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Penyakit

Penyakit Frekuensi Persentase

Osteoartritis 59 77,6

Reumatoid Artritis 17 22,4

Total 76 100,0

Pendidikan Frekuensi Persentase

SD 1 1,3

SMP 10 13,2

SMA 39 51,3

Akademi/Perguruan Tinggi 26 34,2

(26)

Berdasarkan tabel di bawah dapat dilihat bahwa sampel yang paling banyak adalah sampel yang mengalami nyeri pada ekstremitas bawah, yaitu sebanyak 42 (55,3%) orang, diikuti oleh sampel yang mengalami nyeri pada ekstremitas atas, yaitu sebanyak 25 (32,9%) orang. Sementara sampel yang mengalami nyeri pada vertebra memiliki jumlah yang paling sedikit, yaitu sebanyak 9 (11,8%) orang.

Tabel 5.7. Distribusi Pasien Rematik Berdasarkan Lokasi Nyeri

No. Jenis Penyakit

Lokasi Nyeri

Total Ekstremitas

Atas Vertebra

Ekstremitas Bawah

N % N % N % N %

1 Osteoartritis 14 18,4 9 11,8 36 47,4 59 77,6

2 Reumatoid

Artritis 11 14,5 0 0 6 7,9 17 22,4

Total 25 32,9 9 11,8 42 55,3 76 100,0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat prevalensi pasien rematik jenis osteoarthritis (OA) berdasarkan lokasi nyeri terdiri dari 14 (18,4%) orang mengalami nyeri di ekstremitas atas, 9 (11,8%) orang mengalami nyeri di vertebra, dan 36 (47,4%) orang mengalami nyeri di ekstremitas bawah.

Prevalensi pasien rematik jenis reumatoid artritis (RA) berdasarkan lokasi nyeri terdiri dari 11 (14,5%) orang mengalami nyeri di ekstremitas atas, dan 6 (7,9%) orang mengalami nyeri di ekstremitas bawah. Dapat disimpulkan bahwa pasien rematik paling banyak mengalami nyeri di ekstremitas bawah dengan persentase keseluruhan sebesar 55,3.

(27)

Tabel 5.8. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Skala Nyeri

5.2. Pembahasan

5.2.1 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian (Tabel 5.1.) diketahui bahwa mayoritas sampel penderita rematik adalah perempuan yaitu sebanyak 55 (72,4%) orang, sedangkan laki-laki hanya sebanyak 21 (27,6%) orang. Menurut Brandt (2005), perempuan mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi terkena rematik dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki. Mengapa perempuan lebih banyak terkena rematik, disebutkan belum diketahui secara pasti, namun diduga karena adanya kaitannya dengan faktor genetik dan hormonal. Menurut Cush (2005), gout artritis,

ankylosing spondylitis, dan Reiter’s syndrome sering terjadi pada laki-laki, sementara itu reumatoid artritis, osteoarthritis, dan fibromyalgia sering terjadi pada perempuan. Dapat disimpulkan bahwa sampel penderita paling banyak adalah perempuan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 yang menyatakan prevalensi rematik lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

5.2.2 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Usia

Dari hasil penelitian (Tabel 5.2.) sampel yang paling banyak menderita penyakit rematik adalah sampel dalam rentang usia 61-70 tahun (35,5%). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Olwin (2009) yang menyatakan bahwa semakin bertambah usia, resiko rematik juga semakin meningkat. Menurut Cush

(2005) penyakit rematik seperti SLE, demam rematik, dan Reiter’s syndrome sering

Skala Frekuensi Persentase Mean ± SD

Nyeri Ringan <4 5 6,6 Nyeri Sedang 4–7 70 92,1

Nyeri Hebat >7 1 1,3

(28)

terjadi pada usia muda, dimana fibromyalgia sering terjadi pada usia menengah, dan penyakit osteoarthritis dan polymyalgia rheumatica sering terjadi pada usia lanjut. Diperoleh mean umur sampel pada penelitian ini adalah 64,53 tahun dengan standard deviasi sebesar 9,879.

5.2.3 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Suku

Dari hasil penelitian (Tabel 5.4.) sampel yang paling banyak menderita rematik adalah sampel yang bersuku Batak Karo. Hal ini dikarenakan lokasi penelitian yang berada di kawasan Padang Bulan, dimana berdasarkan data dari Kelurahan Padang Bulan, penduduk di kawasan Padang Bulan mayoritas adalah suku Batak Karo yaitu sebesar 6172 (53,3%) orang. Terbanyak kedua diduduki oleh sampel yang bersuku Batak Toba. Sampel yang paling sedikit adalah suku Aceh.

5.2.4 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Pendidikan Terakhir Dari hasil penelitian (Tabel 5.5.) dapat dilihat bahwa sampel yang paling banyak menderita penyakit rematik adalah sampel yang mengikuti pendidikan sampai jenjang SMA, diikuti oleh sampel yang mengikuti pendidikan sampai jenjang Akademik/Perguruan Tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yekti (2009) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin berpotensi mengidap penyakit sendi dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perubahan pola makan dan gaya hidup.

5.2.5 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Pekerjaan

(29)

Terbanyak kedua diduduki oleh sampel yang bekerja sebagai petani/buruh/petani/pedagang, yaitu sebanyak 24 (31,6%) orang. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan rematik sering berkaitan dengan profesi seseorang. Seorang buruh/pedagang yang sering memikul beban berat tidak jarang terserang rasa pegal di daerah beban pikulan dan sendi-sendi yang menahan berat badan seperti lutut, panggul, dan tangan.

Terbanyak ketiga diduduki oleh sampel yang bekerja sebagai pegawai, yaitu sebanyak 18 (23,7%). Hal ini mungkin terjadi dikarenakan sampel tersebut selalu bekerja dengan sikap badan yang salah. Sikap duduk dan sikap menulis atau mengetik yang salah yang dilakukan berulang kali dalam waktu bertahun-tahun dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit rematik.

5.2.6 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Jenis Penyakit

Dari hasil penelitian (Tabel 5.7.) jenis rematik yang paling banyak diderita sampel adalah osteoarthritis (OA), yaitu sebanyak 59 (77,6%) orang. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan mayoritas sampel bekerja sebagai petani/buruh/pedagang yang sering memikul beban berat sehingga menambah resiko terjadinya penyakit osteoarthritis. Dari 59 orang sampel penelitian ini, 42 (71,2%) orang adalah perempuan. Hal ini dapat disebabkan karena perempuan lebih beresiko terkena penyakit osteoarthritis dibandingkan laki-laki dimana menurut Brandt (2005), menyatakan bahwa osteoarthritis (OA) lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki, terutama osteoarthritis lutut. Sementara 17 (28,8%) orang sampel adalah laki-laki.

(30)

5.2.7 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Lokasi Nyeri

Dari hasil penelitian (Tabel 5.8.) dapat dilihat prevalensi pasien rematik jenis osteoarthritis (OA) berdasarkan lokasi nyeri terdiri dari 14 (18,4%) orang mengalami nyeri di ekstremitas atas, 9 (11,8%) orang mengalami nyeri di vertebra, dan 36 (47,4%) orang mengalami nyeri di ekstremitas bawah. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan mayoritas sampel adalah perempuan, dimana perempuan lebih beresiko terkena osteoarthritis lutut dibandingkan dengan laki-laki.

Prevalensi pasien rematik jenis reumatoid artritis (RA) berdasarkan lokasi nyeri terdiri dari 11 (14,5%) orang mengalami nyeri di ekstremitas atas, dan 6 (7,9%) orang mengalami nyeri di ekstremitas bawah. Dapat disimpulkan bahwa pasien rematik paling banyak mengalami nyeri di ekstremitas bawah dengan persentase keseluruhan sebesar 55,3%.

5.2.8 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Skala Nyeri

(31)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Pasien rematik terbanyak adalah perempuan sebanyak 55 (72,4%) orang. 2. Pasien yang mengalami penyakit rematik terbanyak berada pada rentang 61-70

tahun, yaitu sebanyak 27 (35,5%) orang.

3. Pasien yang mengalami penyakit rematik terbanyak adalah suku Batak Karo, yaitu sebanyak 43 (56,6%) orang.

4. Pendidikan terakhir pasien terbanyak yang mengalami penyakit rematik adalah SMA, yaitu sebanyak 39 (51,3%) orang.

5. Pekerjaan pasien terbanyak yang mengalami penyakit rematik adalah tidak bekerja/pensiun, yaitu sebanyak 27 (35,5%) orang.

6. Pasien yang mengalami penyakit rematik mengeluhkan nyeri terbanyak pada ekstremitas bawah, yaitu sebanyak 42 (55,3%) orang.

7. Pasien penyakit rematik terbanyak menderita osteoarthritis (OA) 59 (77,6%) orang.

8. Pasien rematik yang berobat jalan di Puskesmas Padang Bulan paling banyak mengalami nyeri sedang, yaitu sebanyak 70 (92,1%) orang.

9. Pada pasien yang mengalami penyakit rematik jenis osteoarthritis, lokasi nyeri terbanyak berada di ekstremitas bawah, yaitu sebanyak 36 (61,0%) orang. 10. Pada pasien yang mengalami penyakit rematik jenis reumatoid artritis, lokasi

(32)

6.2. Saran

Dari seluruh proses yang telah dijalani oleh peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, maka muncul beberapa saran dari peneliti, yaitu:

1. Perlunya dilakukan konseling kesehatan mengenai rematik terhadap lansia di daerah Puskesmas Padang Bulan untuk mengurangi angka kejadian rematik di daerah tersebut.

2. Untuk lebih meningkatkan variasi data, pencatatan rekam medik sebaiknya dilakukan selengkap mungkin sehingga semakin banyak data yang dapat dijadikan variabel penelitian.

(33)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Sendi

[image:33.595.153.503.219.647.2]

2.1.1. Sendi Jari-Jari Tangan

(34)
[image:34.595.113.518.137.676.2]

2.1.2. Sendi Lutut

(35)
[image:35.595.117.541.125.656.2]

2.1.3. Sendi Jari-Jari Kaki

(36)

2.2. Reumatik

2.2.1. Definisi Reumatik

Arthritis atau biasa disebut rematik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur di sekitarnya. Rematik merupakan penyakit yang dikarakteristikkan oleh inflamasi (kemerahan, bengkak, dan gejala-gejala seperti nyeri) dan hilangnya fungsi salah satu atau lebih jaringan ikat ataupun jaringan pendukung tubuh. Penyakit ini menyebabkan inflamasi, kekakuan, pembengkakan, dan rasa sakit pada sendi, otot, tendon, ligamen, dan tulang. Beberapa penyakit reumatik juga dapat melibatkan organ internal (NIAMS, 2014).

Terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik, di antaranya adalah, osteoartritis, rheumatoid artritis, spondiloartritis, goutartritis, lupus eritematosus sistemik, scleroderma, fibromyalgia, dan lain-lain.

2.2.2. Faktor Resiko

Penyebab dari rematik hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa faktor resiko untuk timbulnya rematik antara lain adalah (NIAMS, 2014):

1. Umur.

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya penyakit reumatik, faktor umur adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya penyakit reumatik semakin meningkat dengan bertambahnya umur.

2. Jenis Kelamin.

Penyakit lupus, rheumatoid arthritis, scleroderma, dan fibromyalgia lebih sering terjadi pada wanita. Spondyloarthropathies dan gout lebih sering terjadi pada pria. Akan tetapi setelah menopause, insidensi terkena gout pada wanita mulai meningkat.

3. Genetik

(37)

4. Suku

Prevalensi penyakit Systemic Lupus Erythematosus lebih sering dan lebih parah terjadi pada ras Afrika, Amerika, dan Hispanik daripada ras Kaukasia.

5. Kegemukan

Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria.

2.2.3. Klasifikasi Reumatik

Reumatik dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan (Gunta, K.E. dan Rizzo, D.A.B., 2007):

1. Systemic Autoimmune Rheumatic Diseases a. Rheumatoid Arthritis

b. Systemic Lupus Erythematosus c. Systemic Sclerosis

2. Seronegative Spondyloarthropathies a. Ankylosing Spondylitis b. Reactive Arthritis c. Psoriatic Arthritis 3. Osteoarthritis

4. Crystal-Induced Arthropathies a. Gout

5. Penyakit Reumatik Pada Anak

a. Juvenile Rheumatoid Arthritis b. Juvenile Spondyloarthropathies 6. Penyakit Reumatik Pada Lansia

a. Polymyalgia Rheumatica b. Pseudogout

1. Systemic Autoimmune Rheumatic Diseases

Systemic autoimmune rheumatic diseases merupakan gangguan rheumatik

(38)

rheumatoid arthritis, systemic lupus erythematosus, dan systemic sclerosis (Gunta, K.E. dan Rizzo, D.A.B., 2007).

a. Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris dan pada beberapa kasus disertai keterlibatan jaringan ekstraartikular. Sebagian besar kasus perjalanannya kronik fluktuatif yang mengakibatkan kerusakan sendi yang progresif, kecacatan dan bahkan kematian dini. Secara klinis gejalanya dapat berupa kelemahan, kelelahan, anoreksia, demam ringan, nyeri, deformitas dan kaku sendi.

b. Systemic Lupus Erythematosus

Systemic lupus erythematosus (SLE) merupakan penyakit kronik inflamatif autoimun yang belum diketahui etiologinya. Secara klinis gejalanya dapat berupa ruam malar, ruam discoid, fotosensitifitas, ulserasi di mulut atau nasofaring, artritis, pleuritis, perikarditis, kejang-kejang, dan antibodi antinuklear positif.

c. Systemic Sclerosis

Systemic sclerosis (scleroderma) adalah penyakit jaringan ikat yang tidak diketahui penyebabnya yang ditandai oleh fibrosis kulit dan organ visceral serta kelainan mikrovaskular

2. Seronegative Spondyloarthropathies

Seronegative spondyloarthropathies merupakan gangguan inflamasi yang

umumnya terjadi pada tulang aksial seperti tulang vertebra dan tidak memiliki rheumatoid factor (Gunta, K.E. dan Rizzo, D.A.B., 2007).

a. Ankylosing Spondylitis

(39)

Reactive arthritis (ReA) merupakan salah satu bentuk atau varian dari spondiloartropati seronegatif. ReA didefinisikan sebagai suatu kondisi inflamasi yang steril, setelah adanya infeksi ekstraartikular, terutama infeksi urogenital dan enteric. Chlamydia sp merupakan penyebab yang paling sering dan juga paling sering diamati.

c. Psoriatic Arthritis

Psoriatic arthritis terjadi pada kira-kira 5% sampai 7% orang dengan psoriasis. Secara klinis gejalanya dapat berupa berbagai bentuk, termasuk monoarthritis, asymmetric oligoarthritis, atau symmetric polyarthritis. 3. Osteoarthritis

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan

dengan kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena OA. Secara klinis gejalanya dapat berupa nyeri sendi, kaku pagi, hambatan gerak sendi, krepitasi dan deformitas (Gunta, K.E. dan Rizzo, D.A.B., 2007).

4. Crystal-Induces Arthropathies a. Gout

Artritis pirai (gout) adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar di seluruh dunia. Artritis pirai merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi Kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat didalam cairan ekstraselular. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi artritis gout akut, akumulasi kristal pada jaringan yang merusak tulang (tofi), batu asam urat dan yang jarang adalah kegagalan ginjal (gout nefropati) (Gunta, K.E. dan Rizzo, D.A.B., 2007).

5. Penyakit Reumatik Pada Anak a. Juvenile Rheumatoid Arthritis

(40)

b. Juvenile Spondyloarthropathies

Merupakan spondyloarthropathies yang terjadi pada anak. Tanda dan gejalanya berbeda dengan yang terjadi pada dewasa. Nyeri punggung bawah jarang terjadi, artritis pada panggul dan perifer, dengan enthesitis (Gunta, K.E. dan Rizzo, D.A.B., 2007).

6. Penyakit Reumatik Pada Lansia a. Polymyalgia Rheumatica

Keadaan yang melibatkan tendon, otot, ligament, dan jaringan ikat disekitar sendi yang mengakibatkan nyeri, dan kaku sendi pada bahu, panggul, leher, dan punggung bawah.

b. Pseudogout

Pseudogout merupakan sinovitis mikrokristalin yang dipicu oleh penimbunan kristal CPPD, dan dihubungkan dengan kalsifikasi hialin serta fibrokartilago. Ditandai dengan gambaran radiologis berupa kalsifikasi rawan sendi di mana sendi lutut dan sendi-sendi besar lainnya merupakan predileksi untuk terkena radang (Gunta, K.E. dan Rizzo, D.A.B., 2007).

2.2.4. Tanda Dan Gejala Reumatik

Tanda dan gejala reumatik dibagi atas (Isbagio, H. dan Setiyohadi, B., 2010):

1. Nyeri Sendi

(41)

2. Kaku Sendi

Kaku sendi merupakan rasa seperti diikat, pasien merasa sukar untuk menggerakkan sendi (worn off). Keadaan ini biasanya akibat desakan cairan yang berada di sekitar jaringan yang mengalami inflamasi (kapsul sendi, synovia, atau bursa). Kaku sendi makin nyata pada pagi hari atau setelah istirahat. Setelah digerak-gerakkan, cairan akan menyebar dari jaringan yang mengalami inflamasi dan pasien merasa terlepas dari ikatan (wears off). Lama dan beratnya kaku sendi pada pagi hari atau setelah istirahat

biasanya sejajar dengan beratnya inflamasi sendi. 3. Bengkak Sendi

Bengkak sendi dapat disebabkan oleh cairan, jaringan lunak atau tulang. Cairan sendi yang terbentuk biasanya akan menumpuk di sekitar daerah kapsul sendi yang resistensinya paling lemah dan mengakibatkan bentuk yang khas pada tempat tersebut.

Bulge sign ditemukan pada keadaan efusi sendi dengan jumlah

cairan yang sedikit dalam rongga yang terbatas. Misalnya pada efusi sendi lutut bila dilakukan pijatan pada cekungan medial maka cairan akan berpindah sendiri ke sisi medial. Baloon sign ditemukan pada keadaan efusi dengan jumlah cairan yang banyak. Bila dilakukan tekanan pada satu titik akan menyebabkan penggelembungan di tempat lain. Keadaan ini sangat spesifik pada efusi sendi. Pembengkakan kapsul sendi merupakan tanda spesifik sinovitis.

4. Deformitas

Walaupun deformitas mudah tampak jelas pada keadaan diam, tetapi akan lebih nyata pada keadaan gerak. Perlu dibedakan apakah deformitas tersebut dapat dikoreksi (misalnya disebabkan gangguan jaringan lunak) atau tidak dapat dikoreksi (misalnya restriksi kapsul sendi atau kerusakan sendi).

5. Disabilitas dan Handicap

(42)

mengganggu aktivitas sehari-hari, aktivitas sosial atau mengganggu pekerjaan pasien. Disabillitas yang nyata belum tentu menyebabkan handicap.

6. Krepitus

Krepitus merupakan bunyi berderak yang dapat diraba sepanjang gerakan struktur yang terserang. Krepitus halus merupakan krepitus yang dapat di dengar dengan menggunakan stetoskop dan tidak dihantarkan ke tulang di sekitarnya. Keadaan ini ditemukan pada radang sarung tendon, bursa atau synovia. Pada krepitus kasar, suaranya dapat terdengar dari jauh tanpa bantuan stetoskop dan dapat diraba sepanjang tulang. Keadaan ini disebabkan oleh kerusakan rawan sendi atau tulang.

7. Atrofi dan Penurunan Kekuatan Otot

Atrofi otot merupakan tanda yang sering ditemukan. Pada sinovitis segera terjadi hambatan refleks spinal lokal terhadap otot yang bekerja untuk sendi tersebut. Pada artropati berat dapat terjadi atrofi periartikular yang luas. Sedangkan pada jepitan saraf, gangguan tendon atau otot terjadi atrofi lokal. Perlu dinilai kekuatan otot, karena ini lebih penting dari besar otot.

8. Gangguan Mata

Gangguan mata meliputi:

a) Episkleritis dan skleritis pada artritis rheumatoid, vasculitis dan polikondritis.

b) Iritis pada spondylitis ankilosis dan penyakit Reiter kronik. c) Irdosklitis pada artritis juvenile kronik jenis pausiartikular d) Konjungtivitis pada penyakit Reuter akut dan sindrom sika. 9. Nodul

(43)

2.2.5. Patofisiologi Reumatik

Akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi (proteoglikan dan kolagen) maka terjadi kerusakan setempat secara progresif dan memicu terbentuknya tulang baru pada dasar lesi sehingga terbentuk benjolan yang disebut osteolit. Proteoglikan adalah suatu zat yang membentuk daya lentur tulang rawan, sedangkan kolagen adalah serabut protein jaringan ikat. Osteolit yang terbentuk akan mempengaruhi fungsi sendi atau tulang dan menyebabkan nyeri jika sendi atau tulang tersebut digerakkan (Priyatno, 2009).

2.2.6. Penatalaksanaan Reumatik

Penatalaksanaan untuk penyakit reumatik bervariasi tergantung pada penyakit dan kondisi; bagaimanapun, penatalaksanaan pada umumnya adalah (NIAMS, 2014):

a. Olahraga

Aktivitas fisik dapat mengurangi nyeri dan kekakuan pada sendi dan meningkatkan fleksibilitas, kekuatan dan ketahanan otot. Olahraga juga dapat membuat penurunan berat badan dimana penurunan berat badan ini dapat mengurangi tekanan pada sendi yang nyeri. Olahraga yang baik untuk penderita artritis adalah olahraga yang paling sedikit menimbulkan tekanan pada persendian, seperti berjalan, stretching, sepeda stasioner, dan berenang. Pasien yang menderita artritis harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai suatu program olahraga yang baru.

b. Diet

(44)

makanan yang tinggi purin, seperti jeroan (hati, ginjal), ikan sarden dan ikan teri.

c. Obat-obatan

Berbagai obat digunakan untuk mengobati penyakit reumatik. Jenis obat tergantung pada penyakitnya secara spesifik. Pada umunya obat yang digunakan untuk mengobati penyakit reumatik tidak menyembuhkan tetapi lebih kepada mengurangi atau meringankan gejala-gejala penyakit reumatik. Beberapa contoh jenis obat yang sering digunakan dalam penatalaksanaan penyakit reumatik:

 Analgesik oral  Analgesic topical

 Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)  Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs)  Janus kinase inhibitor

 Kortikosteroid

Meskipun semua obat tersebut berpotensial untuk mengobati penyakit reumatik, tetapi semuanya berpotensial memiliki efek samping yang berbahaya. Ketika meresepkan obat, dokter harus mempertimbangkan resiko dan keuntungannya terhadap pasien.

d. Terapi Panas dan Dingin

Panas dan dingin, keduanya dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi pada arthritis. Terapi panas meningkatkan aliran darah, meringankan nyeri dan meningkatkan fleksibilitas. Terapi dingin mengurangi nyeri, meringankan inflamasi dan spasme otot. Terapi panas dapat dilakukan dengan meletakkan handuk hangat pada persendian yang inflamasi, atau dengan berendam pada air hangat. Terapi dingin dapat dilakukan dengan merendamkan sendi yang nyeri pada air es, atau dengan menyemprotkan (mengoleskan) ointment yang membuat dingin kulit dan sendi.

(45)

Seorang penderita arthritis dapat menggunakan berbagai jenis alat untuk meringankan nyeri. Misalnya, menggunakan tongkat ketika berjalan dapat mengurangi beban yang tertumpu pada lutut atau panggul yang terkena arthritis.

f. Operasi

Operasi mungkin dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan sendi, mengembalikan fungsi atau meringankan nyeri pada sendi yang terkena arthritis. Berbagai jenis operasi dapat dilakukan pada penderita arthritis. Salah satunya adalah total joint replacement, yaitu membuang sendi yang rusak dan menggantinya dengan sendi artifisial (NIAMS, 2014).

2.2.7. Pencegahan Reumatik

1. Hindari kegiatan tersebut apabila sendi sudah terasa nyeri, sebaiknya berat badan diturunkan, karena kegemukan mengakibatkan beban pada sendi lutut atau tulang pinggul terlalu berat.

2. Istrahat yang cukup, dan kurangi aktivitas berat secara perlahan lahan. 3. Hindari makanan yang dapat mencetus terjadinya penyakit rematik,

misalnya: daging, jeroan (seperti kikil), usus, hati, ampela dan lain-lain.

2.3. Nyeri

2.3.1. Definisi Nyeri

Menurut The International Association for The Study of Pain (IASP), nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial akan menyebabkan kerusakan jaringan. Reseptor neurologik yang dapat membedakan antara rangsang nyeri dengan rangsang lain disebut nosiseptor. Nyeri dapat mengakibatkan impairment dan disabilitas. Impairment adalah abnormalitas atau hilangnya struktur atau fungsi

(46)

2.3.2. Klasifikasi Nyeri

Nyeri terbagi atas (Setiyohadi, B., Sumariyono, Kasjmir, Y.I., Isbagio, H. dan Kalim, H., 2010):

a. Nyeri nosiseptif

Nyeri yang timbul sebagai akibat perangsangan pada nosiseptor (serabut a-delta dan serabut-c) oleh rangsang mekanik, termal atau kemikal. b. Nyeri somatik

Nyeri yang timbul pada organ non viseral, misal nyeri pasca bedah, nyeri metastatic, nyeri tulang, nyeri artritik.

c. Nyeri viseral

Nyeri yang berasal dari organ viseral, biasanya akibat distensi organ yang berongga, misalnya usus, kandung empedu, pankreas, jantung. Nyeri viseral seringkali diikuti referred pain dan sensasi otonom, seperti mual dan muntah.

d. Nyeri neuropatik

Nyeri yang timbul akibat iritasi atau trauma pada saraf. Nyeri seringkali persisten, walaupun penyebabnya sudah tidak ada. Biasanya pasien merasakan rasa seperti terbakar, seperti tersengat listrik atau alodinia dan disestesia.

e. Nyeri psikogenik

Nyeri yang tidak memenuhi kriteria nyeri somatik dan nyeri neuropatik, dan memenuhi kriteria untuk depresi atau kelainan psikosomatik

2.3.3. Mekanisme Nyeri

(47)

transmisi, modulasi dan persepsi (Setiyohadi, B., Sumariyono, Kasjmir, Y.I., Isbagio, H. dan Kalim, H., 2010).

a. Transduksi

Mekanisme nyeri dimulai dari stimulasi nociceptor oleh stimulus noxiuos pada jaringan, yang kemudian akan mengakibatkan stimulasi nosiseptor dimana disini stimulus noxiuos tersebut akan dirubah menjadi potensial aksi. Proses ini disebut transduksi atau aktivasi reseptor.

b. Transmisi

Tahap pertama transmisi adalah konduksi impuls dari neuron aferen primer ke kornu dorsalis medulla spinalis, pada kornu dorsalis ini neuron aferen primer bersinap dengan neuron susunan saraf pusat. Dari sini jaringan neuron tersebut akan naik keatas di medulla spinalis menuju batang otak dan thalamus.

c. Modulasi

Terdapat proses modulasi sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat modulasi sinyal yang paling diketahui adalah pada kornu dorsalis medula spinalis.

d. Persepsi

Proses dimana pesan nyeri di relai ke otak dan menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan (nyeri).

2.3.4. Nyeri Inflamasi

(48)

trimolekuler tersebut akan mencetuskan rangkaian reaksi imunologik dengan pelepasan berbagai sitokin (IL-1, IL-2) sehingga terjadi aktifasi, mitosis dan proliferasi sel T tersebut. Sel T yang teraktifasi juga akan menghasilkan berbagai limfokin dan mediator inflamasi yang bekerja merangsang makrofag untuk meningkatkan aktivitas fagositosisnya dan merangsang proliferasi dan aktivasi sel B untuk memproduksi antibodi.

Setelah berikatan dengan antigen, antibodi yang dihasilkan akan membentuk kompleks imun yang akan mengendap pada organ target dan mengaktifkan sel radang untuk melakukan fagositosis yang diikuti oleh pembebasan metabolit asam arikidonat, radikal oksigen bebas, enzim protease yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan pada organ target tersebut.

Dalam proses inflamasi, berbagai jenis prostaglandin seperti PGE1, PGE2, PGI2, PGD2 dan PGA2, dapat menimbulkan vasodilatasi dan demam. Di antara berbagai jenis prostaglandin tersebut, PGI2, merupakan vasodilator terkuat.

Peranan prostaglandin dalam menimbulkan nyeri pada proses inflamasi ternyata lebih kompleks. Pemberian PGE pada binatang percobaan tidak terbukti dapat memprovokasi nyeri secara langsung, tetapi harus ada kerjasama sinergistik dengan mediator inflamasi yang lain seperti histamin dan bradykinin (Setiyohadi, B., Sumariyono, Kasjmir, Y.I., Isbagio, H. dan Kalim, H., 2010).

2.3.5. Kajian Awal Terhadap Rasa Nyeri

Terdapat beberapa hal penting yang menjadi dasar kajian awal terhadap rasa nyeri yang dikeluhkan seorang pasien (Setiyohadi, B., Sumariyono, Kasjmir, Y.I., Isbagio, H. dan Kalim, H., 2010) yaitu:

a. Lokasi Nyeri

(49)

diperhatikan bahwa lokasi anatomik ini belum tentu sebagai sumber rasa nyeri yang dikeluhkan pasien.

b. Intensitas Nyeri

[image:49.595.124.505.363.539.2]

Pada umumnya dipakai rating scale dengan analogi visual atau dikenal sebagai Visual Analogue Scale (VAS). Mintalah pasien membuat rating terhadap rasa nyerinya (0-10) baik yang dirasakan saat ini, kapannyeri yang paling buruk dirasakan atau yang paling ringan dan pada tingkatan mana rasa nyeri masih dapat diterima. Pengukuran dengan VAS pada nilai di bawah 4 dikatakan sebagai nyeri ringan; nilai antara 4-7 dinyatakan sebagai nyeri sedang dan di atas 7 dianggap sebagai nyeri hebat.

Gambar 4. Visual Analogue Scale. Sumber: Medscape

c. Kualitas Nyeri

Gunakan terminologi yang dikemukakan oleh pasien itu sendiri seperti nyeri tajam, seperti terbakar, seperti tertarik, nyeri tersayat dan sebagainya.

d. Awitan Nyeri, Variasi Durasi dan Ritme

(50)

intensitas nyeri. Apakah nyeri tetap berada pada lokasi yang diceritakan pasien? Apakah nyeri menetap atau hilang timbul?

e. Faktor Pemberat dan yang Meringankan Nyeri

Apa saja yang dapat memperberat rasa nyeri yang diderita pasien dan faktor apa yang meringankan nyeri hendaklah ditanyakan kepada pasien tersebut.

f. Pengaruh Nyeri

Dampak nyeri yang perlu ditanyakan adalah seputar kualitas hidup atau terhadap hal-hal yang lebih spesifik seperti pengaruhnya terhadap pola tidur, selera makan, enerji, aktivitas keseharian, hubungan dengan sesama manusia atau bahkan terhadap mood, kesulitan berkonsentrasi pada pekerjaan atau pembicaraan dan sebagainya.

g. Gejala Lain yang Menyertai

(51)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arthritis atau biasa disebut rematik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur di sekitarnya. Terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik, di antaranya adalah, osteoartritis, rheumatoid artritis, spondiloartritis, gout, lupus eritematosus sistemik, scleroderma, fibromyalgia, dan lain-lain. Penyakit ini menyebabkan inflamasi, kekakuan, pembengkakan, dan rasa sakit pada sendi, otot, tendon, ligamen, dan tulang. Berdasarkan penelitian oleh Centers for Disease Control and Prevention, menunjukkan bahwa 33% (69.9 juta) daripada populasi

Amerika Serikat mengeluhkan penyakit artritis atau penyakit sendi (Cush, J.J. dan Lipsky, P.E., 2005).

Penyakit rematik merupakan suatu penyebab sering terjadinya keterbatasan aktivitas jika dibandingkan dengan penyakit jantung, kanker, atau diabetes. Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Qing, Y.Z., (2008) prevalensi nyeri rematik di beberapa negara Asean adalah, 26.3% Bangladesh, 18.2% India, 23.6-31.3% Indonesia, 16.3% Filipina, dan 14.9% Vietnam. Dari data yang diperoleh, bisa dikatakan bahwa negara Indonesia mempunyai prevalensi nyeri rematik yang cukup tinggi dimana keadaan seperti ini dapat menurunkan produktivitas negara akibat dari keterbatasan fungsi fisik penderita yang mengefek kualitas hidupnya.

(52)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran karakteristik penyakit di kota Medan, terutama di Puskesmas Padang Bulan sehingga peneliti merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Gambaran Karakteristik Individu dengan Penyakit Rematik di Puskesmas Padang Bulan?”

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran karakteristik dan jenis penyakit rematik pada pasien rawat jalan di Puskesmas Padang Bulan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui diagnosa penyakit rematik berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku, pendidikan). 2. Untuk menilai lokasi sendi yang diserang pada pasien penyakit rematik

yang dirawat jalan di Puskesmas Padang Bulan.

3. Untuk mengetahui tingkat nyeri pada penderita rematik rawat jalan di Puskesmas Padang Bulan.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Pihak Puskesmas

Sebagai bahan masukan bagi pihak Puskesmas Padang Bulan khususnya praktisi medis tentang gambaran karakteristik penyakit rematik sehingga praktisi medis lebih cermat dan teliti dalam menangani ataupun melakukan rujukan pada pasien yang menderita penyakit rematik sehingga pasien-pasien tersebut memiliki outcome yang optimal serta standar pelayanan kesehatan pada pasien penderita

(53)

1.4.2. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis secara langsung tentang gambaran karakteristik dan jenis penyakit rematik.

b. Sabagai salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.4.3. Bagi Pembaca Karya Tulis

(54)

ABSTRAK

Rematik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur di sekitarnya. Rematik merupakan penyakit yang dikarakteristikkan oleh inflamasi (kemerahan, bengkak, dan gejala-gejala seperti nyeri) dan hilangnya fungsi salah satu atau lebih jaringan ikat ataupun jaringan pendukung tubuh. Semua jenis rematik menimbulkan rasa nyeri yang menganggu. Kemampuan gerak seseorang dapat terganggu oleh adanya penyakit rematik. Penyakit yang kronis dapat mengakibatkan gangguan gerak, hambatan dalam bekerja maupun melaksanakan kegiatan sehari-hari sehingga dapat menimbulkan frustasi atau gangguan psikososial penderita dan keluarganya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran karakteristik dan jenis penyakit rematik pada pasien rematik di Puskesmas Padang Bulan Medan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional (studi potong lintang). Populasi penelitian adalah pasien yang didiagnosa terkena penyakit rematik oleh dokter puskesmas dan dirawat jalan di Puskesmas Padang Bulan Medan periode Juli 2015 – Oktober 2015. Sampel penelitian ini berjumlah 76 orang yang diperoleh dengan metode total sampling.

Dari gambaran karakteristik pasien rematik, peneliti menyimpulkan bahwa perempuan lebih banyak terkena penyakit rematik dibandingkan dengan laki-laki, dengan rentang usia 55–64 tahun, dimana jenis penyakit yang paling banyak diderita pasien adalah osteoarthritis.

(55)

ABSTRACT

Arthritis is a disease that attacks the joints and other structures around it. Arthritis is a disease characterized by inflammation (redness, swelling, and symptoms such as pain) and loss of function of one or more connective tissue or supporting tissue of the body. This disease causes pain that may result in disability. Sometimes patients feel frustrated or suffering from other psychological problems due to this disease.

The purpose of this study is to determine the characteristic and types of rheumatic disease in arthritic patients in Puskesmas Padang Bulan Medan. This is a descriptive study with cross-sectional study design. The population of this study was patients diagnosed with arthritis by doctor at Puskesmas Padang Bulan Medan period July 2015 – October 2015. Sample size was 76 people and collected by using total sampling method.

From the characteristic of arthritic patients we can concluded that women are more affected by rheumatic disease compared to men, with age between 55 – 64 years, where the most common type is osteoarthritis.

(56)

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN JENIS PENYAKIT REMATIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS PADANG BULAN

MEDAN PERIODE JULI 2015 – OKTOBER 2015

Oleh:

HANSEL TIMOTHY GINTING 120100363

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(57)

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN JENIS PENYAKIT REMATIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS PADANG BULAN

MEDAN PERIODE JULI 2015 – OKTOBER 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

HANSEL TIMOTHY GINTING 120100363

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(58)
(59)

ABSTRAK

Rematik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur di sekitarnya. Rematik merupakan penyakit yang dikarakteristikkan oleh inflamasi (kemerahan, bengkak, dan gejala-gejala seperti nyeri) dan hilangnya fungsi salah satu atau lebih jaringan ikat ataupun jaringan pendukung tubuh. Semua jenis rematik menimbulkan rasa nyeri yang menganggu. Kemampuan gerak seseorang dapat terganggu oleh adanya penyakit rematik. Penyakit yang kronis dapat mengakibatkan gangguan gerak, hambatan dalam bekerja maupun melaksanakan kegiatan sehari-hari sehingga dapat menimbulkan frustasi atau gangguan psikososial penderita dan keluarganya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran karakteristik dan jenis penyakit rematik pada pasien rematik di Puskesmas Padang Bulan Medan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional (studi potong lintang). Populasi penelitian adalah pasien yang didiagnosa terkena penyakit rematik oleh dokter puskesmas dan dirawat jalan di Puskesmas Padang Bulan Medan periode Juli 2015 – Oktober 2015. Sampel penelitian ini berjumlah 76 orang yang diperoleh dengan metode total sampling.

Dari gambaran karakteristik pasien rematik, peneliti menyimpulkan bahwa perempuan lebih banyak terkena penyakit rematik dibandingkan dengan laki-laki, dengan rentang usia 55–64 tahun, dimana jenis penyakit yang paling banyak diderita pasien adalah osteoarthritis.

(60)

ABSTRACT

Arthritis is a disease that attacks the joints and other structures around it. Arthritis is a disease characterized by inflammation (redness, swelling, and symptoms such as pain) and loss of function of one or more connective tissue or supporting tissue of the body. This disease causes pain that may result in disability. Sometimes patients feel frustrated or suffering from other psychological problems due to this disease.

The purpose of this study is to determine the characteristic and types of rheumatic disease in arthritic patients in Puskesmas Padang Bulan Medan. This is a descriptive study with cross-sectional study design. The population of this study was patients diagnosed with arthritis by doctor at Puskesmas Padang Bulan Medan period July 2015 – October 2015. Sample size was 76 people and collected by using total sampling method.

From the characteristic of arthritic patients we can concluded that women are more affected by rheumatic disease compared to men, with age between 55 – 64 years, where the most common type is osteoarthritis.

(61)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan pemulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul “Gambaran Karakteristik dan Jenis Penyakit Rematik pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Padang Bulan Medan Periode Juli 2015 – Oktober 2015”. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. dr. Blondina Marpaung, Sp.PD-KR selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.

3. dr. Henny Syahrini, Sp.PD selaku dosen penguji I serta dr. Alfansuri Kadri, Sp.S selaku dosen penguji II yang telah bersedia menguji, memberikan masukan, dan saran kepada penulis.

4. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama saya mengikuti pendidikan sarjana kedokteran.

5. Ir. Julius Ginting dan Mutiara Herlina, SH. selaku orang tua dan Filbert Samuel Ginting selaku saudara kandung penulis yang telah banyak memberikan semangat, petunjuk dan motivasi dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini 6. Komisi Etik dan Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara yang telah menyetujui Pelaksanaan penelitian ini.

(62)

8. Sahabat-sahabat penulis yang berjuang bersama dan mendukung penuh dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini, Rendy C.G.S., Reza Hakim, Louis Hutahuruk, Samuel Pasaribu, Rama Dhanianda dan Stephanie Jane.

9. Teman seperjuangan Hemalatha A/P Yesonazan yang bersama dengan penulis di bawah bimbingan Dr. dr. Blondina Marpaung, Sp.PD-KR.

Demikian ucapan terima kasih ini disampaikan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, dan penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Medan, 8 Desember 2015 Penulis

(63)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Singkatan ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Anatomi Sendi ... 4

2.1.1. Sendi Jari-Jari Tangan ... 4

2.1.2. Sendi Lutut ... 5

2.1.3. Sendi Jari-Jari Kaki ... 6

2.2. Rematik ... 7

2.2.1. Definisi Rematik ... 7

2.2.2. Faktor Resiko ... 7

2.2.3. Klasifikasi Rematik ... 8

2.2.4. Tanda dan Gejala Rematik ... 11

2.2.5. Patofisiologi Rematik ... 14

2.2.6. Penatalaksanaan Rematik ... 14

2.2.7. Pencegahan Rematik ... 16

2.3. Nyeri ... 17

2.3.1. Definisi Nyeri ... 17

2.3.2. Klasifikasi Nyeri ... 17

2.3.3. Mekanisme Nyeri ... 18

2.3.4. Nyeri Inflamasi ... 19

(64)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 23

3.1. Kerangka Konsep ... 23

3.2. Definisi Operasional ... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 26

4.1. Jenis Penelitian ... 26

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 26

4.2.2. Waktu Penelitian ... 26

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

4.3.1. Populasi ... 26

4.3.2. Sampel ... 26

4.3.3. Besar Sampel Penelitian ... 27

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 27

4.5. Pengolahan Data dan Analisa Data ... 27

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1. Hasil Penelitian ... 28

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 28

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel ... 28

5.2. Pembahasan ... 33

5.2.1. Karak

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Pasien Rematik Berdasarkan Jenis Kelamin  Jenis Kelamin
Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Suku
Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 5.7. Distribusi Pasien Rematik Berdasarkan Lokasi Nyeri Lokasi Nyeri
+6

Referensi

Dokumen terkait

Uang Lembur PNS,Belanja Alat Tulis Kantor, Belanja Perangko, Materai dan Benda Pos Lainnya, Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas, Belanja Jasa Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber Non

Testing the model on real world data, a spherical mirror was placed inside a box with three surrounding vertical planes cov- ered by a checkerboard pattern. Measurement of the

It was also very interesting to test a UAV equipped also with a low-cost multispectral sensor instead of always using the same camera mounted on the DJI Phantom 2; indeed the

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia.

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W6, 2017 International Conference on Unmanned Aerial Vehicles

Individual Kolektif Umum Khusus Individual Kolektif Umum

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W6, 2017 International Conference on Unmanned Aerial Vehicles

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse