• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Identitas Program Acara STV (Studi Kasus Program Damar Parahyangan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Identitas Program Acara STV (Studi Kasus Program Damar Parahyangan)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Dalam setiap kehidupan manusia komunikasi merupakan hal yang sangat penting baik yang dilakukan secara langsung atau dengan media perantara. Informasi merupakan isi dari komunikasi yang sangat dibutuhkan manusia. Dari berbagai macam media informasi elektronik maupun cetak, bahkan media media lainnya, penyampaian informasi hanyalah sebuah proses ataupun upaya agar dapat dimengerti oleh orang lain. Penyampaian informasi merupakan penentu suksesnya sebuah acara program tv. Apabila informasi yang disampaikan tidak tepat dan akurat, maka masyarakat pun akan susah untuk menerimanya.

Tidak terlepas dari semua itu, pesatnya perkembangan televisi di indonesia menjadikan banyak bermunculan televisi-televisi swasta nasional dengan segmentasi yang beragam, ditambah lagi dengan aturan pemerintah tentang ekonomi daerah yang memberikan wewenang kepada setiap daerah untuk mengembangkan daerahnya sendiri. Keluarnya aturan pemerintah seperti itu, tidak bisa dipungkiri lagi akan banyak bermunculan televisi - televisi lokal yang sifatnya kedaerahan yang tentunya visi dan misinya tidak jauh untuk bisa mengembangkan dan memajukan daerahnya agar bisa bersaing dengan daerah lainnya baik itu dalam bidang ekonomi maupun kebudayaan.

Dengan banyak bermunculan televisi swasta nasional dan televisi lokal di Indonesia, maka akan muncul persaingan antar perusahaan televisi, baik itu televisi swasta nasional dengan televisi swasta nasional lagi. Maupun televisi swasta nasional dengan televisi lokal. Ataupun televisi lokal dengan televisi lokal lainnya.

(2)

beraneka ragam jenis dan segmentasinya yang disajikan oleh perusahaan televisi tersebut.

Tetapi dalam persaingan ini televisi televisi lokal yang sifatnya kedaerahan dan mempunyai cakupan yang sangat terbatas berusaha untuk bisa mengimbangi perusahaan televisi-televisi swasta nasional yang cakupannya lebih luas dalam hal jangkauan siaran maupun program program acara yang disajikan.

STV adalah salah satu perusahaan di bidang broadcasting. Setiap media yang digunakan untuk mempromosikan identitas STV, direncanakan dengan matang sehingga target konsumen dapat tercapai. Bumper STV salah satu bagian dari identitas visual yang ada, dan digunakan pada saat acara on air sebagai pengisi jeda antar program acara. Akan tetapi Bumper ini sering digunakan untuk memasuki atau keluar dari sebuah slot iklan.

Peranan bumper ini sangat penting untuk memandu penonton sebagai benang merah atau pengikat dari perpindahan stasiun televisi yang disebabkan oleh adanya flipping, yaitu pindah chanel dari stasiun televisi satu ke stasiun televisi lainnya dengan menggunakan remote

control, sehingga penonton tidak kehilangan focus pada waktu

menonton. Pada stasiun STV, bumper dimanfaatkan juga sebagai TV Id atau Television Identity, sehingga memberikan kontribusi pada pembangunan sebuah identitas STV yang nantinya akan diapresiasi oleh penonton.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas telah teridentifikasi beberapa masalah yaitu.

a. Kurangnya kharakteristik dan symbol symbol kota Bandung pada bumper di STV Bandung

(3)

dukasi dan QTV. 1.3 Fokus Permasalahan

Masalah yang akan di bahas bagaimana perancangan identitas program acara STV Damar Parahyangan Berita Bahasa Sunda di STV Bandung.

1.4 Tujuan Perancangan

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :

memberikan karakter dan pencitraan pada program acara STV, Damar Parahyangan Berita Bahasa Sunda di STV Bandung.

1.5 Kata Kunci

a STV : STV merupakan televisi lokal kedua yang didirikan oleh Prima Entertainment setelah PRO TV Semarang terlebih dahulu hadir di kota Semarang. STV melakukan siaran perdananya pada tanggal 3 Maret 2005. Kini STV berusaha menjadikan televisi lokal "TVna Urang Bandung". STV mulai mengudara pada tanggal 18 Maret 2005 di frekuensi 34 UHF. Tagline STV adalah One Tune Hade, bisa diartikan secara harafiah satu tune/channel yang bagus atau bisa juga diartikan secara pelafalan berani tampil bagus). Jaringan Bandung TV meliputi VH1, TV E

b. Damar Parahyangan : Adalah program acara berita berbahasa Sunda

(4)

BAB II

BUMPER PROGRAM ACARA STV

2.1 Sejarah Perusahaan

STV Bandung merupakan stasiun televisi lokal di Jawa Barat yang sebagian besar mempekerjakan sumber daya manusia lokal dan sepenuhnya di dukung oleh Manajemen Prima Entertainment. Mengorientasikan kepada program-program tayangan keluarga dan memulai tayangan perdananya pada tanggal 23 February 2005 pukul 17.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB.

Namun saat ini, setelah mengalami perkembangan luar biasa yaitu antusiasnya konsumen atau masyarakat terhadap program-program yang ditayangkan STV Bandung, maka STV Bandung memulai memperpanjang jam tayangnya dari pukul 09.00 WIB sampai dengan tengah malam yaitu pukul 00.00 WIB. Berada di frekuensi UHF Band di saluran 34 dengan kekuatan 5 Kw.

STV memiliki wilayah penyiaran di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Cianjur, sebagian Majalengka, Sumedang, Tasikmalaya, Subang, Garut, dan Sukabumi. Sebagai televisi lokal, STV Bandung sangat peduli dengan berbagai perkembangan di wilayah Jawa Barat sesuai dengan visi STV Bandung yaitu mengangkat dan menyuarakan kepentingan rakyat Jawa Barat.

(5)

segementasi dan isi siaran programnya. Segmentasinya berorientasi pada keluarga di wilayah Jawa Barat, sedangkan target penontonnya adalah usia produktif yang berpotensial. STV Bandung menyajikan produk yang berbeda, kreatif, di wilayah Bandung Raya dibandingkan pesaing televisi lokal lainnya.

2.2 Profil Perusahaan

Sunda Televisi merupakan buah kreativitas dari Prima Entertainment yang berada dibawah naungan PT Pasundan Utama Televisi dan berdiri pada tahun 2005. Memposisikan sebagai televisi lokal di Jawa Barat yang berfokus pada seni budaya Sunda pada khususnya dan kebudayaan di Jawa pada umumnya. Pemilihan wilayah Jawa Barat sebagai wilayah penyiaran STV adalah dengan mempertimbangkan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah yang penduduknya lebih padat dibandingkan dengan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

2.3 Nilai-Nilai Luhur

(Badan Komunikasi dan Informatika 2009 : 1251) ”One Tune Hade” dan

”Bandung Berseuri” merupakan dua moto yang secara umum di

sebarluaskan kepada semua audience sebagai kata kunci yang menunjukkan jati diri STV.

Pemilik : PT. Pasundan Utama Televisi

Slogan : Tivi na urang Bandung

Berdiri : 18 Maret 2005

Alamat : Kompleks Setrasari Mal B-4 no 68-69

Telepon : (022) 2005112

Fax : (022) 2005113

2.4 Identitas Korporat

(6)

ada pada atau ditampilkan oleh perusahaan. ( Selame dalam Sutojo 2004:13 ).

Identitas korporat (corporate identity) menurut M. Linggar Anggoro ( 2000:280) adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya, Ia juga menyebutkan bahwa identitas perusahaan harus diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus yang meliputi hal-hal unik atau khas tentang perusahaan yang bersangkutan secara fisik. Rhenald Kasali ( 2003:110-114) dalam buku Manajemen Public

Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia mengatakan bahwa

identitas perusahaan atau identitas korporat disebut juga sebagai simbol perusahaan, apakah berbentuk logo perusahaan atau lambang lainnya.

Simbol selain dimaksud agar lebih mudah diingat oleh konsumen juga agar dijiwai oleh segenap karyawannya. Simbol sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di sektor jasa yang menjaga pelayanan, kredibilitas, dan keramahan manusia di dalamnya.

2.4.1 Elemen Identitas Korporat

Penulis buku Marketing Corporate Image, James R. Gregory (Gregory dalam Sutojo 2004:14) menyatakan identitas korporat atau corporate identity terdiri dari dua elemen pokok, yaitu: 1. Nama (name atau mark)

2. Logo (logos)

M. Linggar Anggoro (2000:280) dalam bukunya Teori dan

Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia menyatakan

elemen-elemen utama identitas perusahaan atau identitas korporat meliputi tipe logo, warna/bentuk bangunan, atribut, sampai dengan seragam dan pakaian resmi perusahaan.

(7)

(2004:25-27) mengemukakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan desain identitas, yaitu:

Identitas singkat tapi jelas. Identitas tidak membingungkan, tidak asal-asalan dibuat, orisinil atau karya asli buatan sendiri, tidak menjiplak, tidak mudah dilupakan. Agar mudah dimengerti dan diingat banyak orang, nama dan logo yang dipergunakan untuk menampilkan identitas harus pendek, mudah dibaca dan dimengerti.

Dalam waktu beberapa detik, audiens sasaran harus dapat menangkap arti yang dimaksudkan perusahaan dengan logo tersebut. Lebih ideal lagi apabila dengan melihat logo beberapa detik, audiens sasaran dapat mengingatnya kembali pada kesempatan lain. Logo diharapkan lebih mudah dimengerti dan diingat apabila dilengkapi dengan sebuah slogan yang menarik. Membawa arti tertentu agar target sasaran dapat menangkap arti logo atau identitas yang akan mereka pergunakan, pada saat menyiapkan desain logo banyak perusahaan melakukan survai. Logo harus dapat dipergunakan di atas semua jenis bahan atau permukaan. Logo juga harus dapat dicetak dengan baik dalam berbagai ukuran.

Agar audiens tidak cepat bosan melihat atau membacanya, desain identitas perusahaan harus dibuat menarik, tidak membosankan, mudah dibaca, dan sedap dipandang.

Tom Brannan (2004:79-80) mengatakan bahwa identitas perusahaan dapat memelihara prospek sebagaimana yang diharapkan suatu perusahaan. Logo dan tipografi dapat dirancang untuk meraih prospek tersebut.

Desainnya juga bisa membuat perusahaan kecil tampak besar. Sebuah desain yang baik adalah yang memberikan ruang dalam rancangannya dan desain tersebut akan lebih tampak menyerupai perusahaan yang sudah mapan.

(8)

Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia

sebagai berikut:

“Tipe, bentuk, warna-warna logo ternyata dapat melambangkan (atau mengundang penafsiran) nilai-nilai tertentu, tingkatan kebudayaan, serta sikap dan perilaku dari sebuah organisasi. Tipe logo ternyata dapat mengidentifikasikan (memunculkan identitas), dan pada gilirannya identitas itu akan mempersonifikasikan (membentuk sosok tertentu atas suatu lembaga atau perusahaan di mata khalayak/konsumennya).” (Anggoro 2000:291).

Terence A. Shimp (2003:307) mengungkapkan bahwa strategi terbaik untuk meningkatkan kemampuan memuaskan diri dari suatu logo adalah dengan memilih suatu desain yang secara moderat cukup teliti menampilkan lebih dari sekedar gambar yang terlalu sederhana atau terlalu kompleks.

Selain itu, desain-desain natural juga diperlukan untuk menghasilkan respons-respons konsumen yang lebih menguntungkan.

2.4.3 Logo STV

(9)

Gambar 2.1 Sumber : arsip STV

Logo di atas menggambarkan ciri khas dari STV, lambang warna biru membentuk seperti oval di tambah dengan huruf “S” yang terbalik membuat khas icon STV sendiri.

Warna karena biru melambangkan kesejukan, disini STV ingin menyejukan para penontonnya dengan sajian-sajian yang di suguhkan. Sedangkan huruf “S” pada tulisan STV berwarna merah yang artinya STV harus tetap semangat memberikan informasi kepada penonton yang ada di Jawa Barat.

Warna hijau pada huruf “T” maksudnya adalah mengenai Jawa Barat itu sendiri, bersih, hijau, berbunga. Jadi, secara keseluruhan logo STV itu dapat diartikan mampu memberikan tontonan yang berwawasan, teraktual, dan tidak melupakan budaya di Jawa Barat.

2.5 Visi Dan Misi

(Badan Komunikasi dan Informatika 2009 : 1251).

Visi

Membangun dan menyuarakan kepentingan masyarakat Jawa Barat

Misi

1. Membangun dan mengembangkan industri televisi lokal yang sehat dan berdaya guna bagi Jawa Barat

(10)

karakter dan kondisi sosial ekonomi, budaya dan politik masyarakat Jawa Barat, sehingga dapat mendorong terciptanya masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta beriman dan bertaqwa.

3. Membangun dan memotifasi masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang guna mewujudkan Jawa Barat menjadi propinsi yang aman dan termaju.

4. Menggali dan mengangkat berbagai potensi daerah Jawa Barat sebagai materi utama siaran.

2.6 Tujuan STV Bandung

Tujuan STV di dalam industri broadcast Jawa Barat diantaranya adalah 1. To be a Well Established Regional Terrestrial TV Broadcaster

2. To gain Faithful & Dedicated audience

3. To be the Best Channel to advertise your product

4. Creating New Attitude for Bandung Youngster & make the city

more bright full

2.7 Sejarah Divisi Produksi STV Bandung Format acara yang dimiliki STV beragam, hal ini dipengaruhi oleh

audience STV Bandung yang beragam, mulai dari anak kecil, remaja sampai orang dewasa. Untuk program acara STV Bandung kebanyakan program in house production.

(11)

2.7.1 Program - Program Stasiun Televisi STV Bandung

Presentase program STV Bandung dalam penyampaian informasi adalah sebesar 20%, sedangkan untuk sumbangan program pendidikan adalah sebesar 15%, program hiburan sebesar 60% dan program lainnya adalah sebesar 5%. Beberapa format acara yang ditayangkan di STV Bandung meliputi acara :

Setelah lima tahun lebih memberikan warna dalam indutri pertelevisian lokal di Indonesia, STV Bandung seantiasa memberikan sajian-sajian program yang berkualitas dengan membidik pasar segmentasi yang bersifat kekeluargaan, diantaranya adalaah sebagai berikut:

1. Program Hiburan a. Bandung Teaa b. Teraz

c. Lima

d. Mammam Yuuk.. e. Raos

f. Gentra Irama Pasundan g. Studio Musik Sunda h. Ziggy Wiggy

2. Program Berita a. Daily Report

b. Damar Parahyangan c. Wilujeng Enjing 3. Program Olahraga a. Persib Aing b. Piriwit Biru 4. Program Rohani

(12)

2.7.2 Program Acara Damar Parahyangan

Damar Parahyangan adalah program berita bahasa Sunda yang meliput tentang serba - serbi Bandung Raya, Damar Parahyangan ditayangkan setiap Senin - Sabtu jam 20.30.

2.7.3 Susunan Program Acara STV Bandung

Program acara di STV hanya berlangsung dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 23.30 saja, mengingat STV merupakan televisi lokal yang ada di Jawa Barat. Berikut susunan jadwal acara STV Bandung :

Table 2.1 Jadwal Acara

No Jam Jadwal Acara

1 07.00 Saat damai

2 09.00 Lejel home shooping 3 10.30 Bentang-bentang top hits

4 11.00 Local genius

5 11.30 Bandung tea

6 12.00 Studio music sunda 7 13.00 Kita & syariah

8 14.00 Invent

9 14.30 American backroads 10 15.00 Klip teraz

11 15.30 Teropong sains 12 16.00 GIP pilihan 13 16.30 Henry amazing 14 17.00 Lejel home shooping

15 17.30 Imah

(13)

18 19.30 Mamam yuu

19 20.00 Sinemania

20 20.30 Dammar Parahyangan 21 21.00 Persib aing

22 22.00 Omdor (Orkes Melayu Dorong)

23 23.00 Godain

24 23.30 Klip teraz Sumber : arsip STV

2.7.4 Struktur Organisasi STV Bandung

(14)
[image:14.595.118.526.112.473.2]

Gambar 2.2 Struktur Organisasi STV

2.7.5 Job Description STV Bandung

a. Pengarah Acara (Program Director)

Bertanggung jawab terhadap hasil produksi sebuah program acara.

b. Pimpinan Produksi (Producer)

(15)

program acara siaran dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan faktor ekonomi (keuntungan).

c. Penata Artistic (Art Director)

Orang yang bertanggung jawab terhadap desain kreatif (artistik) dari program materi tayangan berupa desain set, set lokasi, art grafis, program ID, title yang sesuai dengan pendekatan artistik

d. Pimpinan Teknik (Technical Director)

Orang yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan dan menyetel semua perlatan yang digunakan, supaya alat yang satu dengan yang lainya bisa singkron, bertugas mengawasi crew teknis dan peralatan teknis lainnya

e. Penata Kamera (Cameraman)

Orang yang bertanggung jawab dan membantu sutradara dalam menterjemahkan skenario kedalam bahasa visual agar tercapai hasil yang sesuai dengan konsep desain produksi. Selain itu, sebagi perekam unsur visual dengan cine camera baik magnetik maupun elektronik, serta bertanggung jawab atas kualitas teknik, artistik dari rekaman tersebut.

f. Penata Suara (Audioman)

Orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas audio dan scoring music pada setiap program acara.

g. Para Pemeran (Performers)

Orang yang menjadi pengisi acara dalam suatu proses produksi dan juga salah satu yang menentukan suksesnya suatu program yang dapat dinikmati penonton.

2.7.6 Head Officer dan Studio STV Bandung

(16)

pemasaran STV Bandung di Jawa Barat dibagi menjadi empat bagian, diantaranya adalah untuk wilayah bagian utara meliputi daerah Lembang dan dan sebagian wilayah Subang, wilayah bagian selatan meliputi Soreang, Ciwidey, Dayeuh Kolot,, Pameungpeuk, Pangalengan, wilayah bagian barat meliputi Cimahi, Cianjur sebagian Sukabumi, Batujajar, Padalarang, sedangkan untuk wilayah timur meliputi daerah Tasikmalaya, Ciparay, Cicalengka, Majalaya, sebagian Majalengka dan Sumedang.

2.7.7 Sarana dan Prasarana

Peralatan bidang produksi bertempat di Setrasari Mall B-4 No. 68 Bandung. Berikut Tabel Peralatan pendukung Bidang Produksi

Tabel 2.2

Sarana dan Prasarana STV Bandung No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi

1 Komputer 20 Unit Baik dan terhubung dengan Internet

2 Meja Rapat 2 Buah Baik dan Bersih

3 Meja Kerja 30 Baik dan Bersih

4 Kursi 50 Baik dan bersih

(17)

6 Kamera Film 12 Baik

7 Televisi 10 Baik

8 White Board 2 Baik dan Bersih

9 Telepon 8 Baik dan Bersih

10 Faksimili 3 Baik dan Bersih

11 Dispenser 2 Baik dan Bersih

12 Mobil Operasional 4 Baik

13 Motor Operasional 2 Baik

14 Dapur Bersih 1 Baik dan Bersih

15 Kamar mandi 4 Baik dan Bersih

16 Kursi Penerima Tamu 12 Baik dan Bersih

2.8 Pengertian Bumper

(18)

bumper terdiri atas tiga macam antara lain "

1. Bumper atau potongan dalam bagian dan berdurasi 5-10 detik, yang

biasanya ditampilkan sebelum atau sesudah break show.

2. Opening bumper atau bagian pembuka acara dan berdurasi 25-30

detik, bumper ini biasanya ditampilkan pada awal acara.

3. Promotion bumper sesuai dengan namanya bumper ini dikemas

dalam bentuk promosi acara dan ditayangkan pada jam dan acara yang telah di tentukan, dan berdurasi 10-15 detik.

Bumper ini sering digunakan untuk memasuki atau keluar dari sebuah

slot iklan. Peranan bumper ini sangat penting untuk memandu

penonton sebagai benang merah atau pengikat dari perpindahan stasiun televisi yang disebabkan oleh adanya flipping, yaitu pindah chanel dari stasiun televisi satu ke stasiun televisi lainnya dengan menggunakan remote tv, sehingga penonton tidak kehilangan orientasi pada waktu menonton (Primadi Tabrani (1996:25).

Bumperadalah : bumper is short clips of animation which are broadcast at the end of a program segment, but before a commercial, or at the

beginning of a program segment, but after a commercial. These

element effectively create a bumper between programs and commercial

spots (Melanie Goux (2003:153) dalam bukunya yang berjudul “ On

Screen in time : Transitions in motion graphic design for television and

new media ).

Terjemahan

(19)

dibutuhkan pembatas (jeda) agar pendengar dapat mengetahui perbatasan atau akhir dari sebuah lagu atau iklan, dan juga untuk mengingatkan stasiun televisi atau radio yang sedang didengarkan atau dilihat.

Pemunculan bumper dilakukan secara berulang dan periodik Pada umumnya bumper ini hanya muncul dalam hitungan detik antara 3-10 detik. Istilah bumper ini sangat relatif dalam penggunaannya, karena dibeberapa broadcast seperti radio, istilahnya lebih dikenal smash (Melanie Goux (2003:153) dalam bukunya yang berjudul “ On Screen in time : Transitions in motion graphic design for television and new media

2.8.1 Bumper In dan Out

Menurut Melanie Goux (2003:153) dalam bukunya yang berjudul

On Screen in time : Transitions in motion graphic design for

television and new mediam, Bumper in and out adalah

" Biasanya berdurasi 5-7 detik sebagai penutup segmen atau

pembuka setelah jeda iklan ".

Bumper adalah animasi pendek yang berada pada akhir sebuah program, sebelum masuk ke sebuah iklan atau bagian awal pada sebuah program saat pergantian dari iklan menuju program

2.9 Motion Design

Menurut penjelasan pada (asiaaudiovisualexc09agusnugraha)

Sebelum dimulai, mungkin perlu diketahui dahulu seperti apa pengertian motion design. Pengembangan dari seni graphic design yaitu motion design, konteksnya adalah motion graphic sebagai film, video atau computer animation.

(20)

televisi. Apapun yang muncul sebagai graphic design dalam media elektronik audio visual adalah pekerjaan yang dilakukan oleh motion designer.

Secara tidak disadari oleh pemirsa awam, bahwa karya motion design muncul di media elektronik dengan porsi yang cukup besar. Program umumnya berdurasi 24 menit, dengan slot untuk jeda iklan 6 menit. Dalam 24 menit program porsi yang dikerjakan oleh seorang motion designer adalah opening program, bumper in/out, closing program, belum termasuk elemen-elemen pendukung seperti titles, graphic data, virtual set, backgroud dan lain sebagainya.

Disebut juga invisible art karena komponen-komponen ini terlihat tapi tidak disadari oleh pemirsa di dalam sebuah program. Lalu slot iklan dengan durasi 6 menit, komponennya diisi oleh motion designer dalam pembuatan titles, logo animation, product animation, visual effects dan lainnya.

Tetapi perkembangan dunia motion design ternyata sangatlah pesat diimbangi dengan pesatnya teknologi yang mendukung baik software maupun hardware nya. Jika banyak menonton televisi atau menonton film maka akan terlihat bahwa tipografi, visual effects di media ini semakin menarik karena terus berkembang.

2.9.1 Prinsip Praktis

Secara tehnik saat seseorang menggunakan aplikasi motion

graphic design, aplikasinya berorientasi pada objek. Medianya

berupa still images dengan format pixel atau vector, data video

dan audio. Di dalam aplikasinya dapat membuat sebuah

komposisi yang di dalamnya terdapat timeline, resolusi, hitungan jumlah frame per detik dan ukuran. Saat membuat komposisi, bisa dimasukan satu atau lebih media, yang lalu muncul di dalam composition window dan juga di timeline.

(21)

posisi (x, y dan terkadang z), putaran, ukuran, opacity dan lainnya. Layer-layer dapat digabungkan satu sama lain dalam komposisi. Setiap perubahan atau manipulasi yang dilakukan dapat dibuat keyfame untuk menentukan nilai dari tiap waktu yang ditentukan untuk dimanipulasi. Ini berlaku untuk program komposisi maupun animasi.

2.9.2 Software untuk Motion Design dan Compositing

Untuk pengenalan lebih mudah, bisa dicari software-software yang terkait dengan motion design dan compositing baik film,

video maupun animasi, seperti Adobe After Effects

Autodesk Combustion

Autodesk Flint or Flame

Apple Motion or Shake

Maxon Cinema 4D

Softimage XSI

Autodesk Maya or 3D Studio Max

NewTek Lightwave

Blender

Electric Image

Mungkin untuk sekedar pengenalan cukup diketahui tentang apa itu Motion Design sebagai bagian dari seni graphic design yang semakin berkembang di era digital sekarang ini.

2.10 Motion Graphic

Menurut yang dikutip (wikipedia.org/wiki/motion_graphic) menjelaskan bahwa :

Motion Graphic adalah grafis yang menggunakan unsur video dan

(22)

dengan audio yang digunakan untuk proyek multimedia. Dan biasanya juga diayangkan melalui media elektronik, tapi mungkin juga dapat ditayangkan secara teknologi manual. seperti pada masanya digunakan untuk membedakan grafis dari perubahan yang terlihat sepanjang waktu tanpa menetapkan sebuah bentuk".

2.11 Televisi

Pengertian televisi seperti yang dikutip oleh penulis dari wikipedia/wiki/televisi adalah :

“ Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision : yang mempunyai arti masing masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disamakan dengan penemuan roda, karena mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia televisi secara tak formal terkadang disebut tivi, teve dan tipi”.

2.12 Format Acara Televisi

Menurut Naratama dalam bukunya yang berjudul menjadi sutradara televisi dijelaskan tentang format televisi :

(23)

Gambar 2.3 Format Acara Televisi

Penjelasan dari susunan format acara televisi menurut Naratama dalam buku Menjadi Sutradara Televisi sebagai berikut :

1. Fiksi (Drama)

Format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinatif kreatif dari kisah kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita.

Dalam sebuah adegan. adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya, seperti drama percintaan (love Story), Tragedy, komedi, legenda, aksi (actin) dan sebagainya.

2. Non fiksi (Non Drama)

(24)

Non drama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik seperti Talkshow, Konser musik, dan variety show. 3. Berita dan Olah Raga

Format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari har, format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen seperti berita ekonomi, liputan siang dan laporan olah raga pada perkembangan lebih lanjut program televisi tidak hanya terbatas pada yang tertulis pada tabel saja.

Tapi para produsen program televisi pada umumnya pada sekarang ini malah menggabungkan dua jenis program televisi atau malah lebih, untuk membuat sebuah program acara yang baru.

Secara bahasa program adalah sebuah perancangan dasar atas segala sesuatu yang akan berjalan kedepan ataupun sedang berjalan.

Dengan menggabungkan dengan penjarahan tabel diatas ditambah dengan pengertian dari televisi, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa program televisi adalah : Rancangan dasar sebuah tayangan audio visual yang akan ditayangkan pada televisi yang memuat berbagai unsur seperti cerita, informasi, dan lain lain tergantung dari tujuan dan target pemirsa dari program acara tersebut.

2.12.1 Berita News

Menurut yang dikutip dalam (wikipedia.org/wiki/program_ berita), berita adalah :

(25)

yang diproduksi secara lokal oleh statiun radio atau televisi, atau oleh suatu jaringan penyiaran. Program berita juga bisa berisi materi tambahan seperti liputan olahraga, prakiran cuaca, laporan lalulintas, komentar serta bahan lain yang oleh penyiar berita dianggap relevan dengan pendengar ataupun pemirsanya “.

2.13 Target Audience

Berdasarkan maksud dan tujuan dari pembuatan bumper ini, target yang ingin dicapai oleh penulis adalah bisa menggambarkan karakter sebuah program acara televisi. Dimana bumper ini menjadi sebuah daya tarik pertama seperti apa program acara itu disujuhkan.

Adapun segmentasi yang dimiliki program berita ini adalah :

a. Segmentasi Demografi

Sasaran program berita ini adalah semua umur, baik itu dewasa atau orang tua, pria atau pun wanita dari berbagai golongan.

b. Segmentasi Geografis

Berdasarkan segi geografis keberadaan STV (sejahtera televisi) yang berada di bandung maka sebagai target sasaran utamanya adalah masyarakat yang berada pada ruang lingkup Kota Bandung maupun Kab. Bandung.

c. Segmentasi Psikografi

Pencapaian tujuan ke arah sasaran yang dituju mengacu juga pada aspek Psikologi sasaran yang ada dengan klasifikasi masayarakat Bandung yang bersifat heterogen.

2.14 Analisa STP (Segmentation, Targeting,Positioning)

(26)

sebagai berikut :

a. Segmentation (Segmentasi)

Sebagai segmentasi pasar untuk bumper program program acara yang ada di stv ini adalah mulai dari umur 16-40 tahun ke atas, yaitu seperti kalangan pelajar sampai pada orang tua. Dengan segmentasi demikian setiap target sudah dapat dimengerti dan memahami maksud dari informasi yang ditayangkan dalam bumper program acara- acara di STV.

b. Targeting (Target)

Target yang ingin dicapai Bumper program acara STV adalah memberikan informasi yang jelas, singkat padat kepada semua masyarakat bandung dan selalu ingin memberikan inovasi dan pembaharuan - pembaharuan dalam setiap penyajiannya agar tetap menarik untuk disimak.

a. Positioning (Posisi)

(27)
(28)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Komunikasi

Komunikasi yang akan dibangun adalah komunikasi visual melalui audio visual berupa sebuah bumper. Tujuan komunikasi dari media ini adalah menyampaikan, Damar Parahyangan adalah program acara berita di STV yang mempunyai karakteristik Bandung/Sunda .

Pesan utamanya adalah menginformasikan bahwa Damar Parahyangan adalah program acara berita yang berbahasa sunda dan meliput tentang serba serbi Kota Bandung Raya . Sedangkan pesan yang ingin disampaikan berupa informasi bahwa dengan melihat visualisasi bumper Damar Parahyangan orang akan tahu kalau damar parahyangan adalah program acara yang ada di tv lokal Bandung.

3.2 Strategi Kreatif

Dalam perancangan ini pendekatan komunikasi berupa tampilan bumper STV Bandung yang berisi penyampaian gagasan kreatif yang merupakan dasar dari sebuah solusi visual tugas akhir dimana diperlukan adanya keselarasan bumper damar parahyangan yang baru dengan karakter Sunda / Bandung. Sehingga bumper dapat mewakili kota bandung di benak masyarakat umum.

Penyampaian pesan dalam sebuah identitas dibutuhkan visualisasi yang sederhana dan mudah dimengerti, karena pada umumnya masyarakat melihat sebuah bumper sebagai identitas sebuah acara program televisi.

(29)

3.3 Strategi Media

[image:29.595.208.485.526.710.2]

Media yang digunakan adalah media audio visual berupa sebuah bumper, alasan memilih bumper karena di dalamnya terdapat unsur audio visual dan kita dapat memasukan sebuah gambar maupun suara karena mudah diingat oleh masyarakat umum dibandingkan dengan gambar saja dan bumper ini sangat efektif sebagai media promosi dan identitas.

3.4 Strategi Distribusi

Strategi distribusi merupakan strategi yang harus dipersiapkan dalam upaya penyebaran untuk mendukung tercapainya tingkat sasaran. Adapun yang menjadi bagian dari strategi distribusi media. Yaitu distribusi media berdasarkan kebutuhan dan tempatnya.

Sebagai media promosi dan identitas visual maka bumper STV ini dipasang atau ditayangkan pada awal atau akhir sebuah program acara Damar Parahyangan dan saat masuk iklan atau setelah iklan supaya mudah dilihat dan diingat. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan tercapai atau tepat sasaran.

3.5 Konsep Visual

(30)

harus bisa memberikan gambaran seperti apa karakter dari sebuah program, acara itu nantinya. Pembentukan nilai-nilai estetika visual yang akan dilengkapi oleh audio, yang mengacu pada karakter program acara yang diangkat.

Melihat karakteristik program acara ini, maka pemilihan elemen-elemen visual mengikuti citra dari karakteristik program berita itu sendiri. Penambahan visual effect sebagai dramatisasi bentuk yang akan memberikan pengaruh pada hasilnya.

3.5.1 Konsep Warna

(31)
[image:31.595.150.498.113.252.2]

Gambar 3.1 Warna Warna yang dipakai dalam pembuatan Bumper Damar Parahyangan.

3.5.2 Konsep Tipografi

Pembuatan bumper Damar Parahyangan ini penulis menggunakan font sangkuriang cursive dan Aksara Sundanese Latin menggambarkan karakter dari masyarakat Bandung yang sederhana ramah dan berkarakter budaya sunda yang kuat dari font tersebut. Penulis juga menggunakan font Indonesiana Serif selain mudah dibaca font ini mempunyai kesamaan dengan sangkuriang Cursive dan French Script MT, yaitu pada tiap ujung sudut huruf melebar seperti kaki sehingga mempunyai kesan modern, kontentporer dan efisien.

Sedangkan untuk pemakaian huruf arial sebagai penegasan karena memiliki karakter kaku dan tebal kemudian mudah di baca.

Sangkuriang Cursive

z b c x n m s k d j f h g a l q p o w i e u r y t

Q W E R T Y U I O P A S D F G H J K L Z X C V B N M

Aksara Sundanese Latin (sundanese latin) q w er t y uio p a s d f g h j k l ; ' z x c v b n m ,./

(32)

Indonesiana Serif

q w e r t y u i o p a l dj h f h b v c n m x,,z

QWERTYUIOPASDFGHJKLZXCVBNM

Arial

q w e r t y u i o p l k j h g f d s a z x c v b n m,

Q W E R T Y U I O P A S D F G H J K L Z X C V B N M

French Script MT

q w e r t y u i o p a s d f g h j k l z x c v b n m

Q W E R T Y U I O A S D F G H J K L Z X C V B N M

3.5.3 Konsep Layout

Untuk layout pembuatan bumper Damar Parahyangan penulis menggunakan layout standar televisi dengan ukuran widht 720 dan height 576, pixel aspect ratio D1/ DV PAL (1.07) Frame Rate 25 frames per second dan resolution full, dengan format tersebut bumper sudah bisa layak tayang.

3.5.4 Konsep Grafis

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari bumper. elemen-elemen grafis yang penulis buat pada bumper ini sengaja dibuatkan elemen elemen grafis yang sederhana tetapi tepat dengan karakter dari program acara yang akan dibuat oleh penulis, karena dengan dengan memberikan bentuk- bentuk yang sederhana akan menimbulkan kesan yang dinamis, agar konsep modern yang penulis inginkan bisa tercapai.

(33)

3.6 Konsep Desain

Program acara-acara dalam perkembangan saat ini, telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun kebudayaan. Pengolahan pembuatan bumper ini memadukan unsur-unsur audio-visual secara efektif mengacu pada karakteristik tema dan tujuan yang akan disampaikan, baik dari segi konsep visual maupun konsep audio serta cara penyajiannya, Unsur visual akan diwakili oleh bentuk 3 dimensi dan 2 dimensi dan, Animation yang menggabungkan beberapa unsur yang berhubungan dengan karakter program acara yang ada. Mengacu pada karakter program acara yang memiliki sifat kedaerahan, maka dalam gaya menggambarkannya disini penulis berusaha menggambarkan sebuah karakter program acara yang bersifat kebudayaan atau symbol suatu daerah yang dikemas secara modern.

Dimana modern yang dimaksud adalah dengan memberikan elemen elemen grafis dan gerakan yang dinamis pada bumper yang penulis buat.

Oleh karena itu akan diutamakan penyampaiannya sesederhana mungkin agar mudah diterima oleh audience-nya dengan melalui elemen video audio-visual sebagai media aplikasinya.

3.7 Konsep Teknik

Teknik pembuatan bumper ini menggunakan animasi 3 dimensi dan 2 dimensi dengan mengkobinasikan antara unsur grafis, visual, dan

audio. Dalam pengaplikasiannya penulis menggunakan software,

cinema 4D 11,5, adobe photoshop CS 3, Adobe After Effect CS 3, corel

draw 13, Particell Illusion dan Adobe Premiere Pro CS 3.

3.8 Konsep Animasi 3D

(34)

Konsep animasi 3D yang penulis tentukan adalah untuk bumper damar Parahyangan dimana pembuatannya lebih menekankan pada gerakan-gerakan yang dinamis yang menandakan sebuah gerak yang modern dan unsur budaya atau symbolic daerahnya tidak hilang.

3.9 Konsep Audio

Peran utama audio sebagai pelengkap dan penambah daya tarik dalam mengikuti unsur visual, audio merupakan bentuk ilustrasi suara yang mempertegas suasana dari visual. Dalam bumper ini audio berfungsi sebagai penutur cerita yang ingin disampaikan, dan pembentukan irama bisa membantu dalam perpindahan visual untuk membentuk suatu pola yang dinamis.

(35)

BAB IV

MEDIA TEKNIS PRODUKSI

4.1 Media Utama

Media adalah alat atau sarana komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan atau informasi tertentu kepada target audience, media utama yang penulis bikin adalah pembuatan bumper opening Damar Parahyangan dan template nama, media yang dibuat lebih menuju ke arah informasi tentang damar parahyangan sendiri, untuk itu penulis lebih menekankan pada media BTL ( below The Line) diantaranya backdrop, baju, pin, poster, id-card, t-shirt, x-banner, obivan, sticker, kalender, kemeja, facebook, dikarenakan damar parahyangan adalah program acara berita jadi harus lebih menekankan kepada identitas Damar Parahyangan, tayangnya bumper Damar Parahyangan di televisi setiap masuk dan keluar acara program sudah cukup untuk media promosi dan informasi karena lebih effesian dan praktis.

(36)

dalam proses pembuatan bumper Damar Parahyangan ini penulis memasukan beberapa unsur image / simbol dengan Kota Bandung/Sunda.

Gambar 4.2 Deskripsi Bunga Pada Bumper

Karena Bandung dikenal sebagai Kota Kembang maka penulis memasukan beberapa unsur bunga kedalam bumper dengan artian Bunga kalau sudah mekar pasti indah, keindahannya dapat menyinari alam semesta.

Bunga yang berusaha keras untuk hidup itulah akan terlihat indah dan bercahaya. Bunga yang tidak terlihat indah, dikarenakan tidak ada yang mengerti kalau dia hidup. sama halnya dengan damar parahyangan selalu bekerja keras memberikan berita yang terbaik untuk warga Bandung, meskipun persaingan dunia broadcasting di bandung semakin ketat dan damar parahyangan akan selalu tetap menjadi program acara berita orang Bandung / Sunda.

(37)

Dalam Pembuatan bumper Damar Parahyangan ini penulis memasukan unsur motif damar parahyangan karena mempunyai karakter yang sama dengan orang Bandung / Sunda yaitu berkiwa terbuka dan muda bersosialisasi dengan pengaruh dari luar asing, Batik Mega Mendung ini berasal dari Cirebon dan masih dalam 1 ruang lingkup Jawa Barat,

Gambar 4.4 Deskripsi Cahaya Pada Bumper Damar Parahyangan Penulis menggunakan cahaya pada bumper Damar Parahyangan karena ingin seperti sifat damar berfungsi sebagai penerang / memberikan cahaya supaya tidak gelap, bisa diartikan juga Damar Parahyangan selalu ingin memberikan berita berita tentang serba serbi Kota Bandung kepada masyarakat agar tidak buta atau gelap dengan kondisi atau informasi tentang Bandung.

(38)

4.2 Bumper Template Grafis

Biasa dipakai untuk tempat memasukan nama pembawa berita atau judul program acara dan biasanya mucul sesekali

4.3 Jenis Media Dan Produksinya

Pada jenis media pendukung dan teknis produksi, akan dijelaskan mulai dari pemilihan media, ukuran media, budget , dan teknis produksinya.

4.3.1 Kemeja

Sebagai media indentitas dan informasi , maka kemeja untuk tugas/ kerja sangat diperlukan agar citra atau identitas Damar Parahyangan tetap terjaga.

Media : Kemeja Ukuran : All Size

Harga : 75000/kemeja teknis : Jahit dan bordir

4.3.2 T-Shirt

Sebagai media indentitas dan informasi , t-shirt juga sangat penting bisa digunakan untuk menanam image kepada yang memakainya. Selain itu T-shirt juga dibagikan kepada karyawan/kru program Damar Parahyangan saja

Media : T-Shirt Ukuran : All Size Harga : 45000/kaos Teknis : Sablon

4.3.3 Pin

(39)

Media : Pin

Ukuran : 5 cm x 5 cm Harganya : 2000/ buah Teknis : Offset printing

4.3.4 Id Card

Untuk media informasi dan identitas Id Card sangat penting sekali, karena bisa menanamkan image damar parahyangan tersebut ke dalam dirinya selama dia memakai id card tersebut, harga produksinya pun murah tidak mahal.

Media : Id Card Ukuran : 10 cm x 6 cm Harga : 7000/buah Teknis : Offset printing

4.3.5 Backdrop

Untuk media informasi dan identitas backdrop juga sangat penting digunakan saat mengadaakan acara live outdoor maupun indor, harganya pun cukup mahal tergantung ukuran. Media : Backdrop

Ukuran : 2m x 2m Harga : 350.000/buah Teknis : Offset printing

4.3.6 X-Banner

Sebagai media informasi dan identitas Banner biasanya X-banner dipasang di depan pintu atau depan ruang tunggu supaya orang yang datang bisa melihatnya, harganya cukup mahal tergantung ukuran juga.

(40)

Teknis : Offset printing + laminasi

4.3.7 Notebook

Sebagai Media pendukung notebook juga bisa dijadikan media promosi dan identitas, karena notebook bentuknya kecil , mudah dibawa kemana mana dan bisa dijadikan alat untuk menulis saat wawancara berita dengan narasumber. Notebook ini dibagikan kepada semua karyawan dan kru Damar Parahyangan.

Media : Notebook Ukuran : 14 cm x 21 cm Harga : 8000/buah

Teknis : Offset printing + ring

4.3.8 Kendaraan Operasional

Sebagai media informasi dan identitas kendaraan operasional sangat penting, sekali karena kendaraan operasional sifatnya

mobile dan sering digunakan saat meliput Live Dari tempat

kejadian atau acara-acara tertentu. Harga produksinya pun mahal. Biasa dipasang di mobil mobil dinas tiap televisi.

Media : Kendaraan Operasional Ukuran : Tergantung ukuran mobil Harga : 3000.000/mobil

teknis : Offset printing

4.3.9 Poster

Sebagai media informasi dan Identitas untuk penempatannya bervariatif lebih bebas dan biaya relatif lebih murah juga. dan memiliki segmen yang luas karena masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang untuk melihatnya.

(41)

Teknis : Offset printing

4.3.10 Kalender

Sebagai media informasi dan Identitas penempatan kalender juga mudah karena berguna untuk melihat tanggal,bulan,tahun dan pastinya akan selalu dilihat dan dipakai dalam jangka waktu lama, untuk penyebarannya kalender di bagikan kepada karyawan dan kru Damar Parahyangan/ kru STV.

Media : Kalender Ukuran : 42 cm x 29 cm Harga : 10000/buah Teknis : Offset printing

2.3.11 Sticker

Alasan pemilihan sticker dikarenakan selain harganya murah penempatan sticker juga lebih bervariatif.

Media : Sticker

Ukuran : 15 cm x 10 cm Harga : 1000/buah teknis : Offset printing

2.3.12 Facebook

Alasan pemilihan facebook, selain cara membuatnya gratis

facebook juga sangat efektif dan praktis dalam hal

menyampaikan informasi dan promosi karena akan dilihat jutaan pengguna facebook.

Media : Facebook Ukuran : 30 cm x 22 cm Harga : Gratis

(42)

2.3.13 Web Banner

Alasan Pemilihan web banner, karena sangat efektif dan praktis dalam hal menyampaikan informasi dan promosi,

Media : Web Banner Ukuran : 30 cm x 22 cm Harga : Gratis

Gambar

Struktur Organisasi STVGambar 2.2
gambar saja dan bumper  ini sangat efektif sebagai media promosi dan
Gambar 3.1  Warna Warna yang dipakai dalam pembuatan Bumper                      Damar Parahyangan

Referensi

Dokumen terkait

Skor Morning Sickness Setelah Akupresur pada Ibu Hamil Trimester I Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen adalah pemberian terapi akupresur pada titik pericardium 6

Dari keseluruhan dimensi yang dilibatkan dalam variabel input, yakni: program sekolah, kurikulum, sumber daya manusia, siswa, sarana dan prasarana, keuangan, semuanya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Karakteristik industri rumah tangga caping; 2) Proses pembuatan caping; 3) Peta persebaran pemasaran industri rumah tangga caping;

bahwa menurut Majelis, Surat Tergugat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013 bukanlah objek gugatan sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (2) huruf c

tidak melakukan sesuatu). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dijelaskan kebijakan publik yang berkaitan dengan pemerintahan, apapun yang dilakukan atau tidak

Berdasarkan prakiraan beban Sistem dan Kesiapan pembangkit, dalam 1 Minggu kedepan pada Waktu Beban Puncak Malam di Sistem Khatulistiwa diperkirakan mengalami 0

Dari urian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh peristiwa yang terjadi pada seseorang (locus of control), pengetahuan

Jumlah pendamping kp yang meningkat daya saingnya dalam rangka pemberdayaan masyarakat mendukung peningkatan produksi usaha perikanan