• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP SELF-EFFICACY DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Mataram TP. 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP SELF-EFFICACY DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Mataram TP. 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANPROBLEM BASED

INSTRUCTIONTERHADAPSELF-EFFICACYDAN HASIL BELAJAR SISWA

(Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Semester Genap Tahun Ajaran

2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

Oleh

KADEK MELA DWITYANINGSIH

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan modelproblem based instructionterhadapself-efficacydan hasil belajar siswa.

Desain penelitian ini adalahpretest-posttestkelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIIAdan VIIESMPN 1 Seputih Mataram yang dipilih secarapurposive sampling. Data hasil belajar diperoleh dari pretes,postes, danN-gainyang dianalisis dengan uji Anova. Data kualitatif berupaself-efficacy diperoleh dari angketself-efficacysiswa yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen

berkriteria “sedang”(57,73). Peningkatanself-efficacydalam aspek pencapaian kinerja yang diamati pada kelas eksperimenberkriteria “pada umumnya” (68%). Dengan demikian, disimpulkan bahwaproblem based instructionmeningkatkan hasil belajar siswa dan berpengaruh terhadapself-efficacysiswa.

(2)

iv

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANPROBLEM BASED

INSTRUCTIONTERHADAPSELF-EFFICACYDAN HASIL BELAJAR SISWA

(Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Semester Genap Tahun Ajaran

2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

(Skripsi)

Oleh :

KADEK MELA DWITYANINGSIH Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANPROBLEM BASED INSTRUCTIONTERHADAPSELF-EFFICACYDAN HASIL

BELAJAR SISWA

(Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Semester Genap Tahun Ajaran

2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

Skripsi

Oleh

Kadek Mela Dwityaningsih

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8

2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen... 21

3. Tanggapan siswa terhadapSelf-efficacypada kelas eksperimen ... 39

4. Tanggapan siswa terhadapSelf-efficacypada kelas kontrol ... 41

5. Grafik persentaseSelf-efficacypada kelas eksperimen... 43

6. Tanggapan siswa terhadapProblem Based Instruction pada kelas Eksperimen... 45

7. Jawaban siswa pada LKS 3 ... 48

8. Jawaban siswa pada soal nomor 1 LKS 3 ... 49

9. Jawaban siswa pada soal nomor 2 LKS 3 ... 49

(5)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 6

G. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Based Instruction... 9

B. Self-efficacy ... 13

C. Hasil Balajar... 18

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

C. Desain Penelitian ... 20

D. Prosedur penelitian... 21

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 24

F. Teknik Analisis Data ... 30

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan ... 46

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 52

B. Saran ... 52

(6)

xiv LAMPIRAN

1. Silabus ... 55

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 61

3. Kisi-kisi Soal Pretest/postest... 79

4. Rubik Pretest/postest... 85

5. Lembar Kerja Siswa I Kelas Eksperimen ... 88

6. Lembar Kerja Siswa II Kelas Eksperimen ... 90

7. Lembar Kerja Siswa III Kelas Eksperimen ... 93

8. Lembar Kerja Siswa I Kelas Kontrol ... 99

9. Lembar Kerja Siswa II Kelas Kontrol ... 101

10. AngketSelf-efficacy ... 106

11. Analisis Uji Statistik dan Data Hasil Penelitian... 119

(7)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. SintakPreoblem Based Instruction... 13

2. Kriteria Ngain... 25

3. Kisi-kisi AngketSelf-efficacy... 27

4. Skor Per Jawaban AngketSelf-efficacy... 34

5. Data Angket TanggapanSelf-efficacysiswa ... 34

6. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadapSelf-efficacysiswa... 35

7. Skor Per Jawaban Angketproblem based instruction ... 36

8. Data Angket TanggapanProblem based instruction siswa ... 37

9. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap PBI siswa ... 37

10. Hasil uji normalitas, uji homogenitas,uji anova untuk data hasil belajar... 44

11. Hasil uji normalitaspretestkelas eksperimen dan kontrol ... 119

12. Hasil uji homogenitaspretestkelas eksperimen dan kontrol... 119

13. Hasil uji hipotesis Anovapretestkelas eksperimen dan kontrol ... 120

14. Hasil uji normalitaspostest kelas eksperimen dan kontrol ... 121

15. Hasil uji homogenitaspostest kelas eksperimen dan kontrol... 121

16. Hasil uji hipotesis Anovapostestkelas eksperimen dan kontrol ... 122

17. Hasil uji normalitasNgainkelas eksperimen dan kontrol ... 123

18. Hasil uji homogenitasNgain kelas eksperimen dan kontrol... 123

(8)

xvi

(9)
(10)
(11)

ix

Motto

“Mereka yang memuja Aku sendiri, merenungkan Aku selalu, kepada

mereka bawakan segala apa yang mereka tidak punya dan

Ku-lindungi segala apa yang mereka miliki”

(Bhagawadgita. IX. 22)

“Ketidak sempurnaan dan kegagalanku sama banyaknya

dengan

berkat Tuhan yang diberikan dalam bentuk sukses dan kemampuan,

dan keduanya kupersembahkan di kakiNya”

(Mahatma Gandhi)

“Apapun yang Tuhan lakukan dalam hidup kita, itulah yang terbaik

untuk kita”

(12)

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepadaMu Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat kuasaMu

skripsi ini dapat terlesaikan. Dan kebahagiaan ini saya persembahkan kepada :

Bapakku tersayang I Nyoman Kertiyasa dengan Ibuku tersayang Ni Nengah

Runingsih yang amat sangat kucintai, terima kasih atas kasih sayang dan doa

tulus yang selalu diberikan untukku. Semoga Hyang Widhi memberikan

kesempatan kepadaku untuk bisa selalu membahagiakan kalian.

Bli Gde (I Gede Eka Wardana, S.T.), Mb Dek (Ni Kadek Sadgunasih, AMD. Keb)

dan Putu Yuniarti yang tak bosan-bosannya mendukungku. Semoga kita selalu

dapat membahagiakan keluarga ini terutama bapak dan mama.

CMI tersayang Ucia (suci mardianti), Waliband (Welly Mentari), Cece

(Khoirunnisa), Ebon (Mega Ridni), Mb Cimex (Ismah Fatimah), Sesno (Arfiyana

D.T), Donini (Wirdona Yunisa), Nami (Helen M.A), Nene (Nia Neliana) yang

selalu menemani aku disaat susah dan bahagia selama mengejar gelar S.Pd.

(13)
(14)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak I Nyoman Kertiyasa dan Ibu Ni Nengah Runingsih yang dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 17 Agustus 1992. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Fransiskus Seputih Mataram (1997-1999), SDN 1 Dharma Agung Seputih Mataram (1999-2005), SMPN 1 Seputih Mataram (2005-2008), dan SMA Kristen BPK Penabur Bandar Lampung (2008 -2011). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur UML (ujian masuk lokal).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi aggota kewirausahaan UKM Hindu Universitas Lampung. Penulis melaksanakan Program Pengalaman

(15)

xi

SANWACANA

Puji syukur Penulis hadirat Tuhan YME, karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul”PENGARUH MODEL

PEMBELAJARANPROBLEM BASED INSTRUCTIONTERHADAP SELF-EFFICACYDAN HASIL BELAJAR SISWA”sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unila.

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembahas atas bimbingan dan masukannya. 5. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku pembimbing I atas bimbingan dan

masukannya.

6. Rini R. T. Marpaung S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing II atas motivasi, saran, dan masukannya.

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala ilmu yang telah diberikan. 8. Bapak I Nyoman Kertiyasa dan Ibu Ni Nengah Runingsih, orangtuaku

(16)

xii

9. Kakakku I Gede Eka Wardana, S.T., mbakku Ni Kadek Sadgunasih, Amd. Keb., dan adikku Putu Yuniarti atas dukungan dan doa yang selalu diberikan. 10. Rekan seperjuangan dalam penelitian Suci Mardianti, M. Samsul Huda dan

Arfiyana Destaria T. atas kerjasama dan kesabarannya.

11. Seluruh sejawat perjuangan mahasiswa Pendidikan Biologi 2011 atas kesediaannya dalam membantu dalam kelancaran penelitian ini.

12. Keluarga KKN-KT Desa Banyu Urip, Kecamatan Wonosobo : Eka Setiawati, Nengah Sekarini, Bagus Alghani, Vianasari, Agnes Tiarmi, Ayu Gita Aprilia, Iwan Nurwantoro, Okta, dan Eben Simamora. Terimakasih atas kebersamaan dan persahabatan yang terjalin. Semoga persahabatan ini tidak berakhir seiring berakhirnya masa studi kita.

13. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan kebahagiaan kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Bandar Lampung, September 2015 Penulis

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rasa percaya diri merupakan salah satu diantara aspek-aspek kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia. Rasa percaya diri sangat

membantu manusia dalam perkembangan kepribadiannya. Kerena itulah rasa kepercayaan diri sangat dibutuhkan manusia dalam menjalani hidupnya. Seseorang yang percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan baik, merasa berharga, mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta membuat keputusan sendiri (Dariyo, 2004: 78).

(18)

2

Seseorang yang memilikiself-efficacy,dapat menilai kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan progam kerja dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, dan ia berusaha menilai tingkat, keumuman, dan kekuatan dari seluruh kegiatan dan konteks. Dengan demikian, self-efficacyadalah pendapat seseorang mengenai kemampuannya dalam melakukan suatu aktivitas tertentu.Self-efficacymerefleksikan seberapa yakinnya siswa tentang kemampuannya melakukan suatu tugas tertentu, sehingga tingginyaself-efficacyseseorang pada bagian belum menjamin tingginyaself-efficacyseseorang pada bagian lainnya (Noer, 2012).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah kelas VII, terdapat permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran Biologi. Permasalahan tersebut ialah masih rendahnyaself-efficacyyang dimiliki oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Yang dapat dilihat dari enggannya siswa untuk menyelesaikan tugas dan persentasi di depan kelas, tidak aktifnya siswa dalam melontarkan pendapat ataupun

pertanyaan saat proses pembelajaran berlangsung. Rendahnyaself-afficacy membuat siswa lebih berpikir tentang kekurangan pribadi mereka daripada berpikir tentang menyelesaikan tugas, pada gilirannya akan menghambat kinerja keberhasilan menyelesaikan tugas yang akhirnya berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa (Noer, 2012). Hal tersebut juga dikarenakan ketidaksesuaian antara materi dengan model pembelajaran yang

(19)

3

siswa tidak berani mengutarakan pendapatnya selama proses pembelajaran dikelas. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan maka harus ada kesesuaian antara model pembelajaran dengan materi yang disampaikan sehingga dapat meningkatkanself-efficacyserta hasil belajar siswa, dan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran PBI.

Model pembelajaran PBI dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau stimulasi; dan menjadi pelajar yang otonom, mandiri, serta percaya diri (Ibrahim dan Nur, 2002: 7). Selain itu, model pembelajaran PBI memiliki tujuan untuk

memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya berpikir yang bersifat konkret, tetapi berpikir juga terhadap ide-ide yang abstrak dan komplek sehingga peserta didik memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Serta, mendorong peserta didik dalam bekerja sama dalam menyelesaikan tugas (Trianto, 2009: 94).

Berdasarkan alasan di atas peneliti melakukan penelitian tentang

(20)

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah model pembelajaran PBI memiliki pengaruh terhadap self-efficacysiswa pada materi pokok ekosistem?

2. Apakah model pembelajaran PBI memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran PBI terhadapself-efficacy siswa pada materi pokok Ekosistem di SMP Negeri 1 Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun ajaran 2014/2015.

(21)

5

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman mengajar sebagai calon guru dengan menggunakan model pembelajaran PBI.

2. Bagi guru

Dapat mengoptimalkanself-efficacysiswa dalam belajar. 3. Bagi siswa

a. Membiasakan siswa agar memilikiself-efficacyyang tinggi dalam pembelajaran.

b. Mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses

pembelajaran dan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar di kelas.

4. Bagi Sekolah

a. Sebagai masukan untuk meningkatkanself-efficacydengan menggunakan model pembelajaran PBI dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah pada khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.

b. Sebagai masukan untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran PBI dalam kegiatan

(22)

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran pada penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran yang digunakan ialah model pembelajaran PBI dengan sintaksnya adalah orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. Aspek dari Keyakinan-sendiri (self-efficacy) dalam penelitian ini adalah pencapaian kinerja, pengalaman orang lain, persuasi verbal, dan Indeks psikologis.

3. Sampel penelitian siswa kelas VIIAsebagai kelas eksperimen dan kelas VIIE sebagai kelas kontrol.

4. Materi pokok pada penelitian ini adalah ekosistem. Dengan SK. 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekositem. Kemudian KD. 7.1 Menentukan ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen ekosistem.

F. Kerangka Pikir

(23)

7

kegiatan pembelajaran, melainkan siswalah yang aktif bekerja sehingga aspek pencapaian kinerja dapat diinterpretasikan.

Pada pembelajaran PBI ini, materi yang disampaikan tidak lagi sebagai suatu yang dihafal oleh siswa semata, namun sesuatu yang harus dipahami. Mengetahui penerapan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari maka kemampuan siswa dalam memehami materi akan lebih mudah, sehingga siswa akan lebih senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Aspek pengalaman orang lain dan persuasi verbal juga dapat diinterpretasikan pada model pembelajaran PBI karena siswa dikelas akan dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar, siswapun berpeluang untuk bekerja sama dalam sebuah tim serta siswa memiliki kesempatan untuk menemukan dan mengeksplorasi sendiri pengetahuan dan

ketrampilannya. Pada akhirnya akan berdampak positif terhadap prestasi ranah kognitif siswa dengan meningkatkan hasil belajar siswa.

(24)

8

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Keterangan : X : variabel bebas (pembelajaran berbasis masalah PBI) Y1: variabel terikat (Self-efficacy)

Y2: variabel terikat (hasil belajar)

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. H0 = Tidak ada pengaruh dari model pembelajaran PBI terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem. 2. H1 = Ada pengaruh dari model pembelajaran PBI

terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

X

Y

1

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction)

pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan

sekitarnya. Pembelajarn ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Trianto, 2009: 91)

(26)

10

yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa (Trianto, 2009: 92).

Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.

PBI memberikan dorongan kepada peseta didik untuk tidak hanya berpikir sesuai yang bersifat konkret, tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. Dengan kata lain PBI melatih kepada peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret, tetapi hanya dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) oleh peserta didik sendiri (Trianto, 2009: 94).

2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.

Model pembelajaran berdasarkan masalah sangat penting untuk menjembatani antara pembelajaran di sekolah formal dengan aktifitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Maka PBI memiliki implikasi :

 “Mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas

 Memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain.

(27)

11

fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman terhadap fenomana tersebut secara mandiri”. (Trianto, 2009: 95)

3. Menjadi pembelajar yang mandiri.

PBI berusaha membantu siswa menjadi pembelajaran yang mendiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mendiri dalam hidupnya kelak (Trianto, 2009 : 96).

Pengajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa

mengambangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom (Ibrahim dan Nur, 2002: 7).

(28)

12

Selain manfaat, model pengajaran berdasarkan masalahnya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pembelajaran berdasarkan masalahnya sebagai suatu model pembelajaran adalah :

1) “Realistic dengan kehidupan siswa 2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa 3) Memupuk sifat inquiri siswa

4) Retensi konsep kuat

5) Memupuk kemampuanproblem solving” (Trianto: 2009: 96).

Selain kelebihan tersebut permbelajaran berdasarkan masalah juga memiliki kekurangan antara lain :

1) “Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks 2) Sulitnya mencari problem yang relevan

3) Sering terjadi miss-konsepsi

4) Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan. Sehingga terkadang banyak waktu yang tersita untuk proses tersebut” (Trianto, 2009:97).

Sintaks suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Pada pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 (lima) langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan akhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan langkah-langkah pada Tabel 1.

(29)

13

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction)

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap-1

Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Tahap-2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap-3

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Tahap-4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

Tahap-5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Sumber: Ibrahim, dkk. (2000:10).

B. Keyakinan-sendiri (self-efficacy)

Menurut Bandura (1986) definisikan dari keyakinan-sendiri (self-efficacy) sebagai“pertimbangan-pertimbangan manusia tentang kemampuan-kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melakukan sekumpulan kegiatan yang dibutuhkan umtuk mendapatkan kinerja-kinerja yang direcanakan. Ini berhubungan bukan dengan keahlian-keahlian yang dimiliki seseorang tetapi lebih kepertimbangan-pertimbangan apa yang seseorang dapat melakukan dengan keahlian-keahlian apapun yang

dimilikinya.” (“People’s judgments of their capabilities to organize and

execute courses of action required to attain designated types of

performances. It is concerned not with skills one has but with judgments of what one can do with whatever skills one possesses.”)(Jogiyanto, 2007: 296).

(30)

14

dan mengeksekusi tindakan. Sebagai contoh ilustrasi dalam mendiskusikan self-efficacymengemudikan mobil. Bandura memisahkan komponen keahlian-keahlian (seperti misalnya menyetir, mengerem, mensinyal) dan perilaku-perilaku yang seseorang dapat menyelesaikan (misalnya

mengemudikan di trafik jalan bebas hambatan, menavigasi jalan-jalan pegunungan yang berkelok-kelok). Dengan demikian, keyakinan-sendiri (self-efficacy) mewakili persepsi-persepsi individual tentang

kemampuannya untuk menggunakan sesuatu alat dalam menyelesaikan suatu tugas, bukannya merefleksikan komponen kealian-keahlian (Jogiyanto, 2007: 267-268).

Dalam mendefinisikan keyakinan-sendiri (self-efficacy), juga sangat penting untuk meninjau dimensi-dimensi dari pertimbangan keyakinan-sendiri (self-efficacy) yang relevan. Pertimbangan-pertimbangan

keyakinan berbeda dalam tiga aspek, tetapi mempunyai dimensi-dimensi yang berkaitan. Tiga dimensi dari keyakinan-sendiri (self-efficacy) adalah 1) besaran (magnitude), 2) kekuatan (strength) dan 3) generalisabilitas (generalizability) (Jogiyanto, 2007: 268-269).

1) “Besaran (magnitude)

Besaran (magnitude) dari keyakinan-sendiri (Self-efficacy)

berhubungan dengan tingkat kesulitan tugas yang seseorang percaya dapat melakukannya. Individual-individual yang mempunyai

keyakinan-sendiri (self-efficacy) dengan suatu besaran (magnitude) yang tinggi, akan melihat dirinya sendiri mampu untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang rumit, sedang mereka yang mempunyai suatu besaran (magnitude) yang rendah, akan melihat dirinya sendiri hanya mampu melakukan tugas-tugas yang sederhana dari perilaku-perilaku.

2) Kekuatan (strength)

(31)

15

(judgment) yang ada dilakukan. Kekuatan (strength) keyakinan-sendiri (self-efficacy) juga merefleksikan penolakan terhadap

informasi yang belum yakin (disconforming information). Individual-individual dengan kekuatan lemah dari keyakinan-sendiri (self-efficacy) akan lebih mudah frustasi karena adanya halangan-halangan yang menghambat kinerja mereka dan akan merespon dengan persepsi kemepuannya yang menurun. Kebalikannya, individual-individual dengan kekuatan kuat dari keyakinan-sendiri (self-efficacy) tidak akan gentar dengan permasalahan-permasalahan sulit dan akan

mempertahankan keyakinan-dirinya sendiri, dengan hasilnya mereka akan tetap melanjutkan persistensinya dan kemungkinan besar akan mampu memecahkan semua permasalahan-permasalahan apapun yang terjadi.

3) Generalisabilitas (generalizability)

Generalisabilitas (generalizability) dari keyakinan-sendiri (self-efficacy) menunjukkan seberapa jauh persepsi dari keyakinan-sendiri (self-efficacy) terbatas pada situasi-situasi tertentu. Beberapa

individual-individual ini dikatakan mempunyai generalisabilitas (generalizability) dari keyakinan-sendiri (self-efficacy) yang rendah. Sebaliknya, individual-individual yang lainnya mungkin merasa mampu melakukan perilaku dibawah kondisi-kondisi dan situasi-situasi apapun dan dapat melakukan perilaku-perilaku yang berbeda-beda. Individual-individual ini dikatakan mempunyai generalisabilitas (generalizability) dari keyakinan-sendiri (self-efficacy) yang tinggi.”

(Jogiyanto, 2007: 269-270).

Menurut Bandura, persepsiself-efficacydapat dibentuk dengan menginterpretasi informasi dari empat sumber yaitu:

a. Pencapaian kinerja merupakan kemampuan yang didasarkan kinerja pada pengalaman sebelumnya.

b. Pengalaman orang lain merupakan bukti yang didasarkan pada kompetisi dan perbandingan informatif dengan hasil yang dicapai orang lain.

c. Persuasi verbal merupakan umpan balik langsung/kata-kata dari guru atau orang yang lebih dewasa.

(32)

16

Menurut Bandura (1997) Keyakinan-sendiri (self-Efficacy) didapatkan, ditingkatkan, atau berkurang melalui salah satu atau kombinasi dari empat sumber : (1) Pengalaman menguasai sesuatu(mastery axperiences),(2) Modeling sosial, (3) pesuasi diri, serta (4) Kondisi fisik. Dengan setiap metodenya, informasi mengenai diri sendiri dan lingkungan akan diproses secara kognitif daan bersama-sama dengan kumpulan pengalaman

sebelumnya, akan mengubah persepsi mengenai efikasi diri. 1. “Pengalaman menguasai sesuatu

Sumber yang paling berpengaruh dari efikasi diri adalah pengalaman menguasai sesuatu, yaitu performa masa lalu. Secara umum, performa yang berhasil akan meningkatkan ekspektasi mengenai kemampuan; kegagalan cenderung akan menurunkan hal tersebut. Pernyataan umum ini mempunyai enam dampak.

Dampak yang pertama, performa yang berhasil akan meningkatkan efikasi diri secara proporsional dengan kesulitan dari tugas tersebut. Sebagai contoh, pemain tenis dengan keterampilan yang tinggi akan mengalami peningkatan efikasi diri yang sedikit saat mengalahkan lawan yang jelas-jelas inferior, tetapi pemain tersebut akan lebih mengalami peningkatan efikasi diri dengan menunjukkan performa yang baik menghadapi lawan yang lebih superior. Yang kedua, tugas yang dapat diselesaikan dengan baik oleh diri sendiri akan lebih efektif dari pada yang diselesaikan dengan bantuan dari orang lain. Sebagai contoh, dalam olahraga pencapaian daalam tim tidak meningkatkan efikasi personal dari pada pencapaian individu. Yang ketiga, kegagalan sangat mungkin untuk menurunkan efikasi diri saat mereka tahu bahwa mereka telah memberikan usaha terbaik mereka. Kegagalan yang terjadi ketika kita tidak sepenuhnya berusaha, tidak lebih mempengaruhi efikasi dibandingkan kegagalan saat kita memberikan usaha terbaik kita. Keempat, kegagalan dalam kondisi rangsangan atau tekanan emosi yang tinggi tidak terlalu merugikandiri dibandingkan kegagalan dalam kondisi maksimal. Kelima, kegagalan sebelum mengukukan rasa menguasai sesuatu akan lebih berpengaruh buruk pada rasa efikasi diri dari pada kegagalan setelahnya. Dampak keenam dan yang berhubungan adalah kegagalan yang terjadi kadang-kadang mempunyai dampak yang sedikitterhadap efikasi diri,

terutama pada mereka yang mempunyai ekspektasiyang tinggi terhadap kesuksesan.

2. Modeling sosial

(33)

17

berkurang saat kita melihat rekan sebaya kita gagal. Saat orang lain tersebut berbeda dari kita, modelin sosial akanmemiliki efek yang sedikit dalam efikasi diri kita. Seorang pengecut tua yang tidak aktif yang melihat seorang pemain sirkus muda yang aktif dan pemberani berhasil berjalan diatas tambang tinggi, akan diragukan untuk mempunyai peningkatan ekspetasi daalam melakukan ulang hal tersebut.

Secara umum, dampak dari modeling sosial tidak sekuat dampak dampak yang diberikan oleh performa pribadi dalam meningkatkan level efikasi diri, tetapi dapat mempunyai dampak yang kuat saat memperhatikan penurunan efikasi diri. Melihat seorang perenang dengan kemampuan yang setara gagal untuk melewati sungai yang bergejolak akan membuat orang yang mengobservasi mengurungkan niat untuk melakukan hal yang sama. Dampak dari pengalaman tidak langsung ini, bahkan mungkin dapat bertahan seumur hidup.

3. Pesuasi diri

Efikasi diri dapat juga diperoleh atau dilemahkan melalui persuasi sosial. Dampak dari sumber ini cukup terbatas, tetapi dibawah kondisi yang tepat, persuasi dari orang lain dapat meningkatkan atau

menurunkan efikasi diri. Kondisi pertama adalah bahwa orang tersebut harus mempercayai pihak yang melakukan persuasi. Kata-kata atau kritik dari sumber yang terpercaya mempunyai daya yang lebih efektif dibandingkan dengan hal yang sama dari sumber yang tidak terpercaya. Meningkakan efikasi diri melalui persuasi sosial, dapat menjadi efektif hanya bila kegiatan yang ingin didukung untuk dicoba berada dalam jangkauan perilaku seseorang. Sebanyak apapun persuai verbal dari orang lain tidak dapat mengubah penilaian

seseorang mengenai kemampuan dirinya untuk berlari 100 meter dalam waktu di bawah 8 detik.

4. Kondisi fisik dan emosional

Sumber terakhir dari efikasi diri adalah kondisi fisiologis dan

emosional dari seseorang. Emosi yang kuat biasanya akan mengurangi performa; saat seseorang mengalami ketakutan yang kuat, kecemasan akut, atau tingkay stress yang tinggi, kemungkinan akan mempinyai ekspektasi efikasi diri yang rendah. Seorang aktor dalam drama sekolah mengetahui semua dialognya saat gladi resik, namun

menyadari bahwa ketakutan yang ia rasakan pada malam pembukaan dramalah yang akhirnya membuatnya tidak dapat mengingatnya. Walaupun begitu, dalam beberapa kondisi, jika rangsangan emosional tidak terlalu intens, maka dapat diasosiasikan dengan peningkatan performa sehingga kecemasan normal yang dirasakan aktor tersebut pada malam pembukaan, mungkin dapat meningkatkan ekspetasi

(34)

18

C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

a. “Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna

tentang hal yang dipelajari.

c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,

menggunakan prinsip.

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Misalnya kemampuan menyusun suatu program.

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan”.

(35)

19

(36)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2015 di SMP Negeri 1 Seputih Mataram.

B. Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 1 Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 yang terdiri atas 5 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIIA(sebagai kelompok eksperimen) dan kelas VIIIE(sebagai kelompok kontrol) yang dipilih dengan teknikpurposive samplingatau sampel berkelompok (Noor, 2011:153).

C. Desain Penelitian

(37)

21

kelompok diberi tes berupa soal essay yang sama di awal dan akhir kegiatan pembelajaran (pretes-postes).

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X O2

II O1 C O2

Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen Keterangan:

I = Kelompok eksperimen (kelas VIIA) II = Kelompok kontrol (kelas VIIE)

X = Perlakuan di kelas eksperimen dengan PBI C = Perlakuan di kelas kontrol dengan non PBI O1 = Pretes

O2 = Postes D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu:

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan.

(38)

22

materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk setiap pertemuan.

e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif siswa, beserta kisi-kisi soal.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan modelProblem Based Instructionuntuk kelas eksperimen dan menggunakan metode diskusi untuk kelas kontrol.

a. Pendahuluan

1) Siswa diberikan pretest materi pelajaran tentang ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.

2) Guru menyampikan tujuan pembelajaran. 3) Guru memberikan apersepsi kepada siswa.

Pertemuan I: “Apa yang terjadi kalau di dunia ini tidak ada air? Pasti

segala aktivitas akan terganggu. Oleh sebeb itu air sangat penting bagi manuasia dan makhluk hidup lainnya. Untuk itu air termasuk

komponen apakah pada suatu ekosistem?”

4) Pertemuan II: Guru bertanya kepada siswa: “siapa diantara kalian

(39)

23

satu pola intekasi organisme untuk terus menjaga kelangsungan hidupnya. Untuk itu termasuk jenis pola interaksi apakah cara kutu

tersebut?” (Tahap I. Orientasi pada masalah)

5) Guru memberikan motivasi kepada siswa.

Pertemuan I: “Hari ini kita akan memepelajari tentang satuan makhluk

hidup dan komponen penyusun ekosistem. Dengan mempelajari satuan makhluk hidup dan komponen penyusun ekosistem kalian dapat mengetahui apa saja yang termasuk komponen biotik dan komponen abiotik yang ada di lingkungan sekitar kita. Selain itu

kalian dapat membedakan apa individu, populasi dan komunitas.” Pertemuan II: “Pada pertemuan kita hari ini akan mempelajari tentang

pola interaksi antarorganisme dan saling hubungan antarkomponen biotik. Dengan mempelajari ini kalian dapat mengetahui dan

membedakan pola interaksi yang dilakukan oleh makhluk hidup dan kalian dapat menyadari bahwa semua makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan bantuan dari makhluk hidup yang lain. Selain itu kalian dapat membedakan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan.”

b. Kegiatan Inti

1) Siswa duduk dalam kelompoknya yang terdiri dari 5 siswa. (Tahap II. Mengorganisasi siswa untuk belajar)

(40)

24

3) Siswa mencari informasi untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). (Tahap III. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok)

4) Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya. (Tahap IV. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya).

5) Siswa mengumpulkan LKS yang telah mereka kerjakan.

6) Guru membahas soal-soal dalam LKS yang belum dapat dipecahkan oleh siswa (Tahap V. Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah). c. Kegiatan Penutup

1) Siswa diberikan postest materi pelajaran tentang ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Jenis Data

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif yang diuraikan sebagai berikut:

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa hasil belajar siswa pada materi

Keterkaitan antara Kegiatan Manusia dengan Perusakan/Pencemaran Lingkungan yang diperoleh dari nilaipre testdanpost tes.Kemudian dihitung nilai N-gain, lalu dianalisis secara statistik dengan

(41)

25

N–Gain = X 100

Keterangan : X = Nilai Postes Y= Nilai pretes Z= Skor Maksimum

Tabel 2. KriteriaN-gain

N-gain Kriteria

%g> 70 70 > %g> 30

%g< 30

Tinggi Sedang Rendah (Loranz, 2008:2)

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data angket tanggapan siswa terhadap Self-efficacysiswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknikpengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pretes dan Postes

Hasil belajar berupa nilai pretes diambil pada pertemuan ke I dan postes diambil pada pertemuan ke II. Nilai pretes diambil sebelum

pembelajaran pertemuan pertama pada setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai potes diambil diakhir pertemuan kedua pada setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol.

Teknik penskoran pretes dan postes yaitu :

(42)

26

Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 :112).

b. AngketTanggapan Siswa 1. GeneralSelf-efficacy

a). Definisi Konseptual

Self-efficacydidefinisikan sebagai keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Sehingga manusia yang yakin bahwa mereka dapat melakukan sesuatu yang mempunyai potensi untuk dapat mengubah kejadian di lingkungannya, akan lebih mungkin untuk bertindak dan lebih mungkin untuk menjadi sukses daripada manusia yang mempunyai efikasi diri yang rendah.

b). Definisi Operasional

(43)

27

2. Penyusunan Angket

AngketSelf-efficaccysiswa pada penelitian ini menggunakan skala Likertyang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu “sangat setuju”, “setuju”, “kurang setuju”, “tidak setuju, dan “sangat tidak setuju”.

Angket berisi 36 pernyataan dan siswa memilih pendapat yang sesuai dengan kondisi yang ia rasakan saat itu dengan memberikan

tanda “X” padapilihan jawaban. Setiap pernyataan sudah

dipersiapkan jawaban dengan ketentuan, pada pernyataan favourable

untuk jawaban “sangat setuju” diberi skor 5, “setuju” diberi skor 4

“kurang setuju” diberi skor 3, “tidak setuju” diberi skor 2, dan “sangat tidak setuju” diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan

unfavourable untuk jawaban “sangat setuju” diberi skor 1, “setuju”

diberi skor 2, “kurang setuju” diberi skor 3, “tidak setuju” diberi skor 4, dan “sangat tidak setuju” diberi skor 5.Penyususnan instrumen yang berbentuk angket dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: (a)menentukan indikator variabel dan (b) membuat butir-butir pertanyaan. Butir-butir angket disusun berdasarkan kisi-kisi seperti pada tabel 3.

Tabel 3. Kisi-kisi angketSelf-efficacy

No. Dimensi Indikator Favourab

(44)

28

3. Uji Coba Angket

Sebelum angket digunakan, diuji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk memeriksa kesahihan (Validitas), baik isi maupun validitas konstruk serta kehandalan (reliabilitas), sehingga angket tersebut memenuhi syarat untuk digunakan. Pengujian ini dilakukan pada SMP sebanyak 30 orang. Setelah melakukan uji coba,

selanjutnya dilakukan analisis item untuk memeriksa validitas dan reliabilitas dari masing-masing item.

a). Validitas Angket

(45)

29

item meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi dilakukan dengan analisis rasional, yaitu dengan cara

mengkonsultasikan dengan penimbang ahli. Untuk menguji validitas konsturk setiap item dalam indikatornya dilakukan analsis dengan rumus korelasiproduct momentdengan

menggunakan alat bantu SPSS versi 17.00 (Sugiyono, 2014: 352). Angket uji coba terdiri dari 36 item dimana setelah dilakukan uji validitas, rhitungdikonsultasikan terhadap harga rtabelpada taraf signifikan 5% dimana rtabeladalah 0,361 didapatkan 36 buah item yang valid sehingga dapat digunakan untuk uji sesungguhnya. b). Reliabilitas Angket

pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keandalan instrumen. Pengujian realibilitas dengan teknikAlfa Cronbachdilakukan untuk jenis data interval/essay.

Rumus koefesien reliabilitasAlfa Cronbach:

ri=

( 1) 1 S2 S2

Keterangan :

ri = Nilai Reliabilitas

K = mean kuadrat antara subyek S 2 = mean kuadrat kesalahan S = varians total

Rumus untuk varians total dan varians item: S = 2-(

2)2

(46)

30

Keterangan:

JKi= jumlah kuadrat seluruh skor item JKs= jumlah kuadrat subyek

Data dikatakan reliabel apabila harga rhitunglebih besar dari harga rtabelsecara teoritis atau bisa ditulis (ri> rtabel) pada taraf

signifikansi 0,005).

Jika ri >rtabelberarti reliabel Jika ri< rtabelberarti tidak reliabel

Angket uji coba terdiri dari 36 item dimana setelah dilakukan uji realibilitas harga rhitungdikontruksikan terhadap rtabelsebesar 0,367 pada taraf signifikan 0,05 maka semua item dinyatakan reliabel. F. Teknik Analisis Data

1. Data Kuantitatif

Hasil Belajar oleh Siswa

Data hasil belajar penelitian ini berupa nilai pretes, postes, dan N-gain. Untuk mendapatkan N-gainmenggunakan rumus Hake (dalam Rolanz, 2008: 3) yaitu:

N–Gain = X 100

Keterangan :

X = Nilai Postes;Y= Nilai pretes; Z= Skor Maksimum

(47)

31

Nilai pretes, postest, dan N-gainpada kelas eksperimen dan kontrol selanjutnya dianalisis menggunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang sama (homogen). Jika homogen selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji ANOVAsatu jalur. Namun apabila data tidak berdistribusi normal dan data tidak homogen maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji U atau ujiMann-Whitneydengan program SPSS versi 17.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan ujiKolmogrov-Smirnov Z dengan program SPSS versi 17, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Z = Keterangan :

Xi= angka pada data. x = rata-rata data, S = standar deviasi, FT= Probabilitas komulatif normal, Fs= Probabilitas komulatif empiris

Dengan signifikasi uji,│ FT - Fs│ terbesar dibandingkan dengan nilai tabelKolmogorov Smirnov Z.

a. Hipotesis

(48)

32

b. Kriteria Pengujian

Terima H0jika Lhitung< Ltabelataup-value> 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Siregar, 2014: 153).

2. Uji Homogenitas

Uji atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah ujiFisher. Dengan rumus yang digunakan, yaitu homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua keadaan:

F = = / ( )

/ ( )= 2

Keterangan : F = Homogenitas

= Varian antar kelompok = Varian dalam kelompok

Adapun kriteria pengujiannya adalah : 1. Terima H0jika harga Fhitung< Ftabel

2. Tolak H0jika harga Fhitung> Ftabel= 0,05 dan derajat kebebasan (Susetyo, 2012: 258).

3. Pengujian Hipotesis

Setelah prasyarat terpenuhi maka dilakukan uji lanjutan, yakni

(49)

33

Apabila data yang didapatkan berdistribusi normal, maka dilakukan ujiAnovaSatu Jalur

1) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 :Kedua sampel mempunyai varians berbeda

2) Kriteria Uji

Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

b)Uji Mann-Whitney U

Apabila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji Mann-Whitney U

1) Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

2) Kriteria Uji

- Jikap-value> 0,05 maka terima Ho

- Jikap-value< 0,05 maka tolak Ho(Pratisto. 2004:36). 2. Data Kualitatif

a. Angket Tanggapanself-efficacysiswa

(50)

34

(STS).Angket berisi 38pernyataan, yang terdiri dari 8 pernyataan positif dan 8 pernyataan negatif. Siswa memilih pendapat yang sesuai dengan

kondisi yang ia rasakan saat itu dengan memberikan tanda “X” pada

jawaban pada angket. Angket diberikan kepada siswa yang mengikuti Pembelajaran PBI dan pembelajaran konvensional sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapat perlakuan.

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

a. Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 3.

Tabel 4. Skor per jawaban angket

Sifat

Keterangan: SS= sangat setuju; S = setuju; C = Cukup; TS = tidak setuju; STS= sangat tidak setuju

b. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 5. Data angket tanggapan siswa terhadapself-efficacy

(51)

35

c. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69).

d. Menafsirkan persentase angket tanggapan siswa terhadap self-efficacy

Tabel 6. kriteria persentase tanggapan siswa terhadap Self-efficacysiswa

(52)

36

b. Angket tanggapanProblem Based InstructionSiswa

Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat siswa mengenai PBI siswa di kelas. Pada penelitian ini menggunakan skalaLikert yang terdiri dari dua pilihan jawaban, setuju (S) dan tidak sesuai (TS) . Angket berisi 10 pernyataan, yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Siswa memilih pendapat yang sesuai dengan kondisi yang ia rasakan saat itu

dengan memberikan tanda “X” pada jawaban pada angket. Angket

diberikan kepada siswa yang mengikuti Pembelajaran PBI setelah mendapat perlakuan.

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: a. Menghitung skor angket pada setiap jawaban

Tabel 7. Skor per jawaban angket

Sifat Pernyataan

Skor 1 2 Positif TS S Negatif S TS

Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju;

(53)

37

Tabel 8. Data angket tanggapan siswa terhadap PBI

No. Pertanyaan

c. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69).

d. Menafsirkan persentase angket tanggapan siswa terhadapPBI Tabel 9. kriteria persentase tanggapan siswa terhadap PBI

(54)

51

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaranproblem based instructionberpengaruh dalam meningkatkanself-efficacysiswa pada materi Ekosistem.

2. Penerapan model pembelajaranproblem based instructionmemiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Ekosistem.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Siswa sebaiknya membiasakan diri untuk percaya diri, berperan aktif

dalam setiap pembelajaran di kelas, sehingga dapat mengurangi kejenuhan dalam belajar, serta optimalkan hasil belajar melalui meningkatkan self-efficacysiswa.

2. Sekolah disarankan mengoptimalkan penggunaan berbagai macam model pembelajaran, sehingga dapat mengoptimalkanself-efficacydalam kegiatan pembelajaran di sekolah pada khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006.Statistik untuk Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta.

Dariyo, Agoes. 2004.Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Daryanto, H. 1999.Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyanti dan Mujiono, 1994.Belajar dan Pembelajaran. Ditjen PT : Jakarta.

Dimyanti Dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rhineka Cipta.

Feist, Jess., dan Gregory J. Feist. 2011.Teori Kepribadian Edisi 7. Salemba Humanika. Jakarta.

Jogiyanto, Hartono. 2007.Sistem Informasi Keperilakuan.Yogyakarta: Andi.

Himmah, Nurul. 2014.Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Self-efficacy dan Matematika Siswa. (Skripsi). FKIP Unila. Bandar Lampung.

Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., dan Ismono. 2000.Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Ibrahim, M., dan Nur, M., 2002.Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press.

Loranz, D. 2008.Gain Skor. (online). http://www.tmcc.edu./vp/acstu/

(56)

54

Noer, Sri Hastuti. 2012. Self-efficacy Mahasiswa Terhadap Matematika. (Online). http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10098. Diakses 15 Maret 2015 pukul 09.15 WIB.

Noor, J. 2011.Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Bandung. Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 17. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008.Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Siregar, S. 2014.Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara. Jakarta.

Sudjana. 2002.Metoda Stastitika. Tarsito. Bandung.

Sudjana, Nana. 2009.Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suwandi, T. 2012.Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah oleh Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Sugiyono. 2014.Stastika Untuk Penelitian.Alfabeta. Bandung

Susetyo, B. 2012.Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. PT Refika Aditama. Bandung.

Gambar

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen
Tabel 3. Kisi-kisi angket Self-efficacy
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan teknologi perlakuan karantina perlu dilakukan untuk mengeliminasi OPTK yang terbawa umbi sekaligus menghilangkan daya tumbuh (devitalisasi) umbi bawang

Secara umum indikasi klinis terapi oksigen diberikan pada pasien yang menderita ketidakadekuatan oksigenasi jaringan yang terjadi akibat sumbatan jalan nafas,

• Aplikasi dapat mempermudah pengguna dalam melihat informasi dengan pengkategorian. • Aplikasi dapat mempermudah pengguna dalam melihat informasi dengan pencarian

Angka kematian ibu di puskesmas mengalami peningkatan sebesar 5 kasus pada tahun 2013, meskipun demikian program ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

Teks &amp; Foto: Hadi Susilo Arifin... Teks &amp; Foto: Hadi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga, dan promosi baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan konsumen dalam

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republic Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Oraganisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan

Aplikasi berbasis web dengan tampilan grafis sangat bermanfaat untuk menampilkan beberapa model data yang perlu dianalisa, lebih jauh lagi bahwa aplikasi berbasis web yang bisa